15
Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Proses Bisnis Pelatihan Proses pemanggilan peserta untuk mengikuti pelatihan dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 4.1 Proses Bisnis Pelatihan 36

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6660/4/T1_682011705_BAB IV.pdf · menerima saran dan kritik dari peserta yang lain, saran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6660/4/T1_682011705_BAB IV.pdf · menerima saran dan kritik dari peserta yang lain, saran

Bab IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Proses Bisnis Pelatihan Proses pemanggilan peserta untuk mengikuti pelatihan

dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.1 Proses Bisnis Pelatihan

36

Page 2: Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6660/4/T1_682011705_BAB IV.pdf · menerima saran dan kritik dari peserta yang lain, saran

37

Gambar proses bisnis pemanggilan peserta di atas dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Sebelum pelatihan dimulai, JCLEC akan mengirimkan

surat kepada Mabes Polri dan instansi lainnya (KPK, Bea

Cukai, Kementrian Keuangan, dan Akademi Kepolisian)

untuk memberitahukan mengenai pelaksaaan pelatihan,

dan meminta agar semua instansi tersebut mengirimkan

personilnya.

2. Mabes Polri melalui divisi Sumber Daya Manusia

akan bersurat kepada seluruh Kepolisian Daerah agar

melakukan proses seleksi anggota untuk mengikuti

pelatihan dimaksud. Setiap Kepolisian Daerah juga

diwajibkan untuk menyiapkan cadangan peserta. Setelah

proses seleksi di wilayah selesai, maka nama peserta

kemudian dikirim oleh Polda ke SDM Polri dan

diteruskan ke pihak JCLEC untuk kemudian dilakukan

clearing process untuk mengetahui apakah personil yang

dikirim sudah pernah mengikuti pelatihan yang sama

dalam kurun waktu 2 tahun terakhir. Jika ya, maka

JCLEC akan meminta nama personil baru kepada SDM,

jika tidak, maka personil tersebut dinyatakan lolos dan

berhak mengikuti pelatihan. Proses permintaan nama

peserta yang baru tidak bisa sekaligus dikirimkan karena

di dalam birokrasi kepolisian, jika seorang personil

ditugaskan untuk mengikuti pelatihan, mereka diwajibkan

Page 3: Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6660/4/T1_682011705_BAB IV.pdf · menerima saran dan kritik dari peserta yang lain, saran

38

untuk memiliki surat perintah dari Kapolri yang dibuat

melalui SDM. Jika masih berada dalam posisi cadangan,

maka personil yang bersangkutan harus menunggu

kepastian mengenai keikutsertaannya dahulu sebelum

SDM membuat surat perintah baru, yang menegaskan

bahwa peserta cadangan sudah resmi bisa menggantikan

posisi peserta sebelumnya.

Page 4: Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6660/4/T1_682011705_BAB IV.pdf · menerima saran dan kritik dari peserta yang lain, saran

39

1.2 Proses Bisnis Evaluasi Sistem evaluasi yang dijalankan dalam pelatihan

investigasi keuangan dapat dijabarkan sebagai berikut:

Gambar 4.2 Proses Bisnis Evaluasi

Page 5: Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6660/4/T1_682011705_BAB IV.pdf · menerima saran dan kritik dari peserta yang lain, saran

40

Gambar proses bisnis pelatihan tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Peserta datang dan mengikuti pelatihan selama 2

minggu

2. Selama mengikuti pelatihan, peserta akan

mendapatkan materi pelatihan dalam bentuk hard copy

sebagai bahan pelajaran dan diskusi

3. Selama mengikuti pelatihan, peserta akan

mendiskusikan satu atau beberapa studi kasus dan

pemecahannya, sesuai dengan pengalaman masing-

masing.

4. Selama pelatihan, setiap akhir sebuah sesi, peserta

akan mengisi lembar evaluasi, yang nantinya akan

digunakan oleh JCLEC sebagai bahan evaluasi sebuah

pelatihan.

5. Pada akhir pelatihan peserta akan mengisi lembar pre

and post test yang akan digunakan JCLEC sebagai

parameter keberhasilan sebuah kursus. Dari sebuah pre

and post test dapat diketahui sejauh mana pengetahuan

dan keterampilan seorang peserta bertambah.

6. 4-6 bulan setelah pelatihan selesai pihak JCLEC akan

menghubungi peserta via surat elektronik, untuk

menanyakan apakah hasil dari pelatihan sudah pernah

diimplementasikan dalam penanganan sebuah kasus. Jika

Page 6: Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6660/4/T1_682011705_BAB IV.pdf · menerima saran dan kritik dari peserta yang lain, saran

41

ya, peserta akan diminta untuk mengirimkan data

mengenai kasus tersebut.

1.3 Analisa Proses Pelatihan Berdasarkan Proses

Spiralisasi Ilmu Pengetahuan Setelah mengamati dan menjalankan proses penelitian

deskriptif kualitatif, didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Sosialiasi (Socialization)

Konsep Sosialisasi menurut Nonaka adalah proses

pengubahan tacit knowledge menjadi tacit knowledge

yang lain, proses ini dilakukan melalui proses diskusi.

Pada proses ini, didapatkan hasil bahwa pada semester

pertama tahun 2012, mulai bulan Januari sampai dengan

Juni, sudah dilaksanakan 3 kali pelatihan yaitu pada

tanggal 16 – 27 Januari 2012, 19 – 30 Maret 2012, dan 30

April – 11 Mei 2012. Setiap pelatihan diikuti oleh 24

peserta dari 16 kepolisian daerah (Polda) yang berbeda,

personil KPK, dan Bea Cukai. Setiap periode pelatihan

dilaksanakan selama 2 minggu, 5 hari belajar setiap

minggunya. Pada hari pertama minggu pertama pelatihan,

peserta dibagikan jadwal pelatihan, agar peserta

mendapatkan gambaran mengenai kegiatan pelatihan dan

materi apa saja yang akan mereka dapatkan selama

mengikuti pelatihan.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan, pada tahapan

Page 7: Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6660/4/T1_682011705_BAB IV.pdf · menerima saran dan kritik dari peserta yang lain, saran

42

ini proses sosialisasi berlangsung dengan sangat baik, hal

ini disebabkan karena peserta memiliki rasa ketertarikan

yang tinggi terhadap proses pelatihan. Selain itu,

kebanyakan dari peserta juga merasa tidak sabar untuk

saling berbagi pengalaman dengan para pelatih. Hal ini

dikarenakan pelatih yang memberikan materi kepada

mereka tidak hanya berasal dari instansi yang berbeda,

tetapi juga dari negara yang berbeda, sehingga proses

diskusi dan berbagi pengalaman menjadi semakin

menarik. Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di

dalam kelas selama hari pertama dan kedua pelatihan,

dapat dilihat antusiasme peserta yang begitu besar

terhadap pelatihan tersebut, terutama pada pelatihan

pertama dan ketiga. Pada pelatihan kedua, peserta terlihat

kurang begitu antusias dalam membagikan

pengalamannya. Hal ini disebabkan karena peserta pada

pelatihan kedua kebanyakan adalah petugas dengan

pangkat yang setara, sehingga keanekaragaman pangkat

dari peserta tersebut tidak terlalu banyak.

Analisa penulis adalah pada tahap ini, proses masih

mudah untuk dilakukan karena belum melibatkan proses

menulis tacit knowledge yang dimiliki setiap individu.

Maksudnya adalah, tidak semua orang memiliki

kemampuan untuk bisa menuangkan tacit knowledge

yang dimiliki kedalam bentuk tulisan, apalagi kebanyakan

Page 8: Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6660/4/T1_682011705_BAB IV.pdf · menerima saran dan kritik dari peserta yang lain, saran

43

dari peserta adalah orang yang melakukan pekerjaan di

lapangan (taktis), sehingga mengawali pelatihan dengan

metode diskusi adalah sebuah awalan yang baik untuk

memancing peserta untuk mengeluarkan ide-ide yang

mereka miliki untuk dibagikan kepada peserta lainnya.

2. Eksternalisasi (Externalization)

Konsep proses eksternalisasi adalah adalah proses

mengubah tacit knowledge yang dimiliki oleh seorang

individu, untuk menjadi explicit knowledge.

Pada proses ini, dari hasil pengamatan yang dilakukan

oleh penulis, didapatkan hasil bahwa selama pelatihan

berlangsung, peserta menuliskan apa yang sudah mereka

sampaikan pada proses sebelumnya. Jika pada proses

pertama peserta saling berbagi dan bertukar pengalaman

serta pengetahuan mereka secara lisan, maka pada proses

ini, peserta belajar untuk menuliskan apa yang sudah

mereka sebutkan tadi. Setelah proses ini selesai, peserta

kembali mendapatkan materi dari para pelatih sebelum

dibagi menjadi empat sindikat / kelompok, untuk

mendiskusikan pengalaman-pengalaman mereka dengan

anggota kelompoknya.

Analisa penulis pada tahap ini, peserta sudah mulai bisa

menuliskan ide yang mereka miliki, tidak hanya ide yang

sudah mereka miliki, tetapi juga hasil diskusi dari proses

Page 9: Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6660/4/T1_682011705_BAB IV.pdf · menerima saran dan kritik dari peserta yang lain, saran

44

pertama. Pada tahap ini, peserta juga masih belajar untuk

menuangkan ide yang mereka miliki ke dalam bentuk

tulisan (dokumen), hal ini bertujuan untuk meng-capture

pengetahuan yang mereka miliki agar nanti dapat

dikembangkan melalui proses-proses selanjutnya.

3. Kombinasi (Combination)

Konsep proses kombinasi adalah proses memanfaatkan

explicit knowledge yang ada untuk diimplementasikan

menjadi explicit knowledge lain.

Pada proses ini, peserta pelatihan dibagi menjadi enam

kelompok yang masing-masing memiliki empat anggota,

kelompok diskusi ini disebut sebagai sindikat. Setiap

sindikat akan menempati sebuah ruang diskusi. Di ruang

diskusi ini, setiap peserta akan menuliskan satu contoh

kasus mengenai kejahatan keuangan yang pernah

diselesaikan di daerah penugasan masing-masing beserta

dengan langkah apa saja yang sudah diambil dan

dilaksanakan dalam penyelesaian kasus tersebut. Setelah

selesai menuliskan pengalamannya tersebut, setiap peserta

akan mempresentasikan hasil pemecahan kasusnya di

depan anggota sindikat yang lain, hal ini bertujuan agar

anggota tersebut mendapat kritik, saran, maupun evaluasi

dari anggota yang lain. Setelah setiap anggota selesai

mempresentasikan kasusnya, setiap anggota akan

Page 10: Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6660/4/T1_682011705_BAB IV.pdf · menerima saran dan kritik dari peserta yang lain, saran

45

menuliskan, apa saja yang mereka dapatkan dari hasil

presentasi dan diskusi tersebut.

Analisa penulis pada tahap ini, peserta belajar untuk

menerima saran dan kritik dari peserta yang lain, saran

dan kritik akan sangat berguna bagi pengembangan

metode penyelesaian kasus yang ditangani oleh peserta

yang bersangkutan.

4. Internalisasi (Internalization)

Konsep proses internalisasi adalah proses mengubah

explicit knowledge sebagai inspirasi datangnya tacit

knowledge.

Pada proses ini, setiap sindikat akan diberikan sebuah

studi kasus oleh pelatih yang harus diselesaikan melalui

proses diskusi antar anggota sindikat. Studi kasus yang

diberikan meliputi kasus kejahatan keuangan. Metode

penyelesaian kasus adalah dengan metode diskusi antar

anggota sindikat. Setelah kasus tersebut diselesaikan,

maka setiap sindikat akan mempresentasikan hasilnya di

depan kelas agar dapat diberikan masukan oleh anggota

sindikat lain maupun pelatih. Proses ini hampir sama

dengan proses sebelumnya (proses

kombinasi/combination). Perbedaannya adalah pada

proses ini, peserta menyelesaikan contoh kasus secara

bersama-sama, sedangkan pada proses sebelumnya, setiap

Page 11: Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6660/4/T1_682011705_BAB IV.pdf · menerima saran dan kritik dari peserta yang lain, saran

46

peserta menuliskan contoh kasus yang sudah pernah

diselesaikan, kemudian didiskusikan dengan peserta lain

dalam satu sindikat yang sama. Tujuan dari kedua proses

pun hampir sama, yaitu memunculkan ide maupun

pemikiran baru.

Analisa penulis pada tahap ini, peserta dilatih untuk

mengembangkan konsep yang sudah didapat dari proses

sebelumnya. Konsep baru yang dimiliki kemudian

diimplematasikan ke dalam sebuah studi kasus yang

diberikan oleh pelatih. Hal ini melatih peserta untuk

mengkombinasikan pengtahuan yang dimiliki oleh setiap

individu untuk menyelesaikan sebuah studi kasus.

1.4 Hasil Rangkuman Proses Evaluasi Per Sesi Pada proses ini, semua data kuesioner yang diisi oleh

peserta selama mengikuti pelatihan investigasi keuangan diproses

oleh staff divisi program. Kuesioner sudah diisi kemudian di-scan

ke dalam bentuk pdf file lalu diolah menjadi sebuah data statistik

dengan bantuan perangkat lunak yang disebut Optical Mark

Recognition (OMR). Perangkat lunak ini mengubah data

kuesioner yang diisi oleh peserta yang sudah diubah menjadi

dokumen pdf menjadi hasil survey yang disajikan dalam bentuk

grafik. Seluruh grafik hasil evaluasi kemudian dirangkum secara

terpisah dengan hasil rangkuman pre & post test. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui persentase evaluasi setiap topik yang

Page 12: Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6660/4/T1_682011705_BAB IV.pdf · menerima saran dan kritik dari peserta yang lain, saran

47

diberikan kepada peserta, dan rangkuman hasil akhir pelatihan.

Gambar 4.3 Proses Merangkum Hasil Evaluasi Per Sesi

Gambar 4.4 Hasil Akhir Rangkuman Evaluasi Per Sesi

Page 13: Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6660/4/T1_682011705_BAB IV.pdf · menerima saran dan kritik dari peserta yang lain, saran

48

Gambar 4.3 dan 4.4 menunjukkan hasil rangkuman proses

evaluasi per sesi. Pada proses ini, semua data kuesioner

yang diisi oleh peserta selama mengikuti pelatihan

investigasi keuangan diproses oleh staff divisi program.

Kuesioner sudah diisi kemudian di-scan ke dalam bentuk

pdf file lalu diolah menjadi sebuah data statistik dengan

bantuan perangkat lunak yang disebut Optical Mark

Recognition (OMR). Perangkat lunak ini mengubah data

kuesioner yang diisi oleh peserta yang sudah diubah

menjadi dokumen pdf menjadi hasil survey yang disajikan

dalam bentuk grafik. Seluruh grafik hasil evaluasi

kemudian dirangkum secara terpisah dengan hasil

rangkuman pre & post test. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui persentase evaluasi setiap topik yang

diberikan kepada peserta, dan rangkuman hasil akhir

pelatihan

Page 14: Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6660/4/T1_682011705_BAB IV.pdf · menerima saran dan kritik dari peserta yang lain, saran

49

Gambar 4.5 Proses Merangkum Hasil Pre and Post Test

Gambar 4.5 menunjukkan proses merangkum pre & post

course test yang dilakukan pada hari terakhir pelatihan

berlangsung. Tujuan dari proses ini adalah untuk

mengetahui seberapa besar peningkatan pengetahuan dan

keterampilan yang dimiliki peserta, sebelum dan sesudah

mengikuti pelatihan. Lembar evaluasi ini tidak diberikan

kepada peserta di awal kursus untuk menghindari peserta

yang terlalu tinggi menilai pengetahuan dan keterampilan

yang dimiliki. Hal ini bisa saja terjadi mengingat peserta

datang dari tempat penugasan yang berbeda, dan

keberagaman pangkat yang tinggi.

Page 15: Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6660/4/T1_682011705_BAB IV.pdf · menerima saran dan kritik dari peserta yang lain, saran

50

Gambar 4.6 Rangkuman Hasil Akhir Pelatihan

Gambar 4.6 menunjukkan contoh rangkuman hasil akhir

pelatihan yang disajikan dalam bentuk word document

yang berisi semua data pelatihan dan hasil akhirnya.

Keseluruhan data diselesaikan maksimum setelah 6 bulan

pelatihan dan minimum setelah 4 bulan pelatihan. Hal ini

dikarenakan pada bagian akhir rangkuman juga harus

disertakan hasil survey yang dilakukan melalui survey

monkey link. Rangkuman hasil akhir pelatihan inilah yang

akan dijadikan materi utama dalam laporan akhir program

JCLEC kepada negara donor setiap tahunnya.