Upload
lydung
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Unilever Indonesia, Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
produksi sabun, deterjen margin, minyak sayur makanan yang terbuat dari susu, es krim,
makanan ringan dan minuman dari teh, dan prodik-produk kosmetik. Merek merek perawatan
pribadi telah dikenal dan di akui diseluruh dunia. Produk produk tersebut membentu para
konsumen menjadi tampak sehat dan merasa sehat dan mendapatkan nilai lebih dalam hidup
ini. Produk tersebut yaitu Axe, citra, pepsodent, Lifebuoy, Clear, Lux, Rexona, Ringso,
Sunsilk, Sunlight, Bango, Blue Band, Royko, Sariwaangi, Taro, Walls.
PT. Unilever Indonesia, Tbk didirikan pada 5 Desember 1933 dengan nama awal
Zeepfebriken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn, A. H Van Ophuijen, di
Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jendral Van Negerlandsch-Indie dengan surat No.
14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Read Van Justice di Batavia dengan No.302
pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Jevasche Courant pada tanggal 9
Januari 1934 tambahan NO. 3
Pada Tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT.
Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru PT. Anugrah Lever (PT. AL)
yang bergerak dibidang pembuatan, pengembangan, pemasaran, dan penjualan kecap, saus
cabe dan saus-saus lainya dengan merek dagang bango, pariket, dan sakura dan merek merek
lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT. AL.
Pada Tahun 2007, PT. Unilever Indonesia,Tbk. (Unilever) telah menandatangani
perjanjian bersyarat dengan PT. Ultra Jaya Milk Industri & Treading Company Tbk ( Ultra)
sehubungan dengan pengambil alih industri minuman sari buah melalui pengalihan merek
“Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever.
4.1.2 Visi Dan Misi PT. Unilever Indonesia Tbk.
Visi PT. Unilever Indonesia: “Menjadi pilihan utama bagi konsumen, pelangan dan
komunitas.”
Misi PT. Unilever Indonesia: “Meningkatkan Vitalitas dan Kehidupan.”
Untuk lebih mendetail misi Unilever diuraikan sebagai berikut:
1. Menjadi yang pertama dan terbaik dikelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi
konsumen.
2. Menjadi rekan yang utama bagi pelangan, konsumen dan komunitas.
3. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses
4. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi
5. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikan
imbalan diatas rata-ratta karyawan dan pemegang saham
6. Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat dan
lingkungan hidup.
4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Bentuk badan usaha PT. Unilever Indonesia adalah perseroan multi atau trans nasional
(multinational/transnational comparation), dimana operasinya telah melampaui batas-batas
dari negara, dan telah disesuaikan dengan negara tempat ia beroperasi. PT. Unilever
Indonesia, Tbk dipimpin oleh seorang chairman dan memiliki sepuluh direktur (director)
sebagai berikut:
1) Chief Financial Officer
2) Home Care Directur
3) Personal Care Director
4) Ice Cream Director
5) Food Director
6) Supply Chain Director
7) Development Director
8) Customer Care Director
9) Humen Reseources director
10) Corporete Relation Director
Bentuk organisasi PT. Unilever Indonesia, Tbk adalah organisasi garis/ lini, dimana
terdapat departemen-departemen yang secara langsung berhubungan dengan produk dan
penjualan dari setiap produk. Secara imim bagan organisasi PT. Unilever Indinesia, Tbk
dapat dilihat pada lampiran.
Setiap jabatan pada Coldstore, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Coldstore Master
Coldstore Master memiliki beberapa tanggung jawab atas beberapa kegiatan
didalam Coldstore, diantaranya:
a. Bertanggung jawab untuk semua operational di Coldstore dan NH3 Refrigerator
Utility.
b. Mengatur kebutuhan manpower / manning untuk kebutuhan operasional dan
administrasi
c. Berkoordinasi dengan team lain (Planner, Production, QC, Sales dan Marketing) untuk
mencapai target-target perusahaan (customer order fullfill)
d. Mengatur kebutuhan operasional khususnya untuk MHE /Material Handling
Equipment.
2. Admin supervisor
Admin supervisor memiliki beberapa tanggung jawab atas beberapa kegiatan didalam
Coldstore, diantaranya:
a. Menarik data material/stock secara keseluruhan, dari sistem SAP untuk tiap-tiap
harinya. (Namun aktifitas ini, lebih terfokus dilakukan diawal minggu)
b. Memperbaiki data-data yang tidak akurat, seperti:
- Status suatu stock di Coldstore yang seharusnya Block namun terlewat oleh Bagian
Quality (Quality Dept.), sehingga masih Release. Dalam hal ini, Admin supervisor
harus melepas stock tersebut dari sistem, sehingga tidak terjadi kesalahan pada
Bagian Penjualan di MBAU yang menangani pemesanan (Sales order) untuk
GT dan MT, serta di Head Office (HO) yang menangani pemesanan (Sales order)
untuk export (RSE) dalam memperkirakan material yang tersedia untuk membuat
Delivery plan.
- Barcode/Pallet id pada stock yang berasal dari Palletizing (Bagian Produksi) dan
sudah berupa pallet di Despatch area, tidak dapat di-scan oleh Radio frequency
(RF), sehingga tidak bisa dihasilkan alamat untuk meletakkan stock.
- Transaksi - transaksi seleksi produk, yang berasal dari Bagian Quality dan Bagian
Produksi. Bagian Quality dan Bagian Produksi, akan membuat dan memberikan
BON Permintaan Seleksi kepada Admin supervisor, sehingga stock yang sudah
berada ataupun baru masuk di BOF, diminta dikeluarkan kembali. Situasi
tersebut, mengharuskan Admin supervisor untuk mengurangi stock pada sistem.
c. Berdasarkan permintaan Bagian Quality, yang telah menyeleksi stock-stock apa saja
yang dapat digolongkan pada export (RSE) ataupun local, maka terdapat
kemungkinan untuk stock-stock (berupa pallet-pallet yang telah ditentukan) dari local
dipindahkan ke Export. Otorisasi pemindahan tersebut dimiliki oleh Admin
supervisor.
d. Menarik data-data Sales order, dari Bagian Penjualan (MBAU) untuk tujuan export.
e. Yang menarik data-data yang diperlukan untuk aktivitas Stock Take, sekaligus
sebagai penanggung jawab kegiatan.
f. Menentukan jatah planning transporter, pada dokumen Delivery plan yang telah
dibuat sebelumnya oleh Bagian Penjualan (MBAU) pada tiap-tiap minggu.
3. Operational Supervisor
Operator Supervisor memiliki beberapa tanggung jawab atas beberapa kegiatan
didalam Coldstore, diantaranya:
a. Penanggung jawab, kegiatan operasional mulai dari aktifitas Penerimaan Produksi
sampai Pengeluaran Stock untuk siap dikirim, dan juga apabila terdapat
pengembalian (retur) pada proses Modern trade (MT).
b. Penanggung jawab, pada beberapa aktifitas, pengecekkan stock yang akan dikirim,
diantaranya:
- Pallet id yang tidak dapat discan.
- Pemindahan barang dari High Rack ke Pick face (curah/receh).
- Memastikan terpenuhinya kebutuhan Pick face, untuk memudahkan team
Assembling.
c. Membuat Delivery note untuk Concess.
4. Despatch checker
Despatch checker bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait
dengan aplikasi SAP R/3 khususnya untuk aktifitas Picking General Trade (GT) mulai
dari aktifitas Order Management Processing, Delivery Order Processing, Shipment
Processing, hingga Transfer order Processing.
5. Admin clerk
Admin clerk bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait dengan
aplikasi SAP R/3 khususnya untuk aktifitas Picking General Trade (GT) mulai dari
aktifitas Order Management Processing, Delivery Order Processing, Shipment
Processing, hingga Transfer order Processing.
6. Reach Truck Driver (Forklift Operator)
Reach Truck Driver memiliki beberapa tanggung jawab atas beberapa kegiatan
didalam Coldstore, diantaranya:
a. Menaikkan dan menurunkan stock (berupa pallet) dari Rack, untuk proses Good
Receipt dan Good Issue dengan menggunakan RF.
b. Menarik data produksi di tiap akhir shift, untuk mengecek stock hasil produksi
dengan yang diterima di BOF sama.
7. Coldstore Technition
Coldstore Technition memiliki beberapa tanggung jawab atas beberapa kegiatan didalam
Coldstore, diantaranya: Menangani kerusakkan yang sifatnya teknis dan urgent.
8. Pallet Ridder Operator (Loader)
Pallet Ridder Operator memiliki beberapa tanggung jawab atas beberapa kegiatan
didalam Coldstore, diantaranya: Menarik dan mendekatkkan stock untuk memudahkan
Forklift Operator menaikkan ke High Rack atau menurunkan dari High Rack.
9. Despatch Assembling
Despatch Assembling memiliki dua tanggung jawab atas beberapa kegiatan didalam
Coldstore, diantaranya:
a. Menangani aktifitas pick face.
Pemuatan untuk proses Loading.
4.1.4 Produk PT. Unilever Indonesia
Hingga saat ini, PT. Unilever Indonesia, Tbk. telah memproduksi dan memasarkan
kurang lebih sebanyak 43 jenis produk. Dalam memasarkan produkproduknya, perusahaan
membagi dalam 3 divisi, dimana setiap divisi bertanggung jawab untuk memasarkannya.
1. Divisi Produk Makanan (Food Products)
Dimulai sejak tahun 1937, perusahaan ini mulai memproduksi margarine dengan
merek Blue Band dan memutuskan untuk menjadikannya sebagai produk margarine
nomor satu. Sejak itulah merek tersebut merupakan awal dari usaha perusahaan ini
memproduksi makanan.
2. Divisi Produk Perawatan Pribadi (Persona Care Products)
Usaha divisi personal dimulai dengan pengakuisisian pabrik Colibri di Surabaya,
saat itu perusahaan hanya memproduksi pasta gigi merek Pepsodent dan tidak
berminat untuk memperluas usahanya dengan memproduksi produk - produk
toiletries. Selain karena perusahaan tidak memiliki pengalaman yang cukup untuk
usaha itu, hal ini juga karena kualitas material baku dan konsumen saat itu lebih
tertarik pada produk produk import dari Inggris. Sejak tahun 1977, kemampuan
daya beli masyarakat Indonesia meningkat dan perusahaan melihat bahwa produk
yang dianggap saat itu masih terjangkau oleh kemampuan masyarakat, mulai saat
itu perusahaan meluncurkan produk-produk Perawatan Pribadi seperti minyak rambut,
deodorant, shampoo, lotion, skin care, bedak, dan pasta gigi.
3. Divisi Produk Perawatan Rumah Tangga (Household Products)
Hingga saat ini detergent merupakan produk terbesar perusahaan dan telah membuktikan
volume penjualan yang meyakinkan. Pada tahun 1970-an, divisi detergent berhasil
melipatgandakan penjualannya dan sampai saat ini sabun pencuci pertama di Indonesia
yang menggunakan material NSP (Non Soap Detergent) yang berhasil menjadi nomor
satu dipasaran adalah Rinso. Divisi ini juga menghasilkan produk – produk Dishwasher,
Fabric 95 softeners, Household cleaner, Mosquito coil, Fabric wash. Adapun jenis dan
kategori produk-produk yang dihasilkan divisi-divisi tersebut sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jenis - Jenis Produk Unilever
4.1.5 Fasilitas Produksi
PT. Unilever Indonesia, Tbk yang berkantor pusat di Graha Unilever, Jl. Jenderal
Gatot Subroto Kav. 15, Jakarta Selatan, memiliki fasilitas – fasilitas produksi (pabrik-
pabrik) salah satunya terletak di Rungkut, Surabaya yang memproduksi material
perawatan dan kosmetik. Serta di Cikarang, Bekasi. Antara lain: Ice cream, Deterjen cair,
Deterjen bubuk, dan Produk Makanan.
Seluruh produk Unilever diproduksi dengan menggunakan peralatan modern
berteknologi tinggi. Sebagai perwujudan dari komitmen perusahaan untuk menjamin
standard mutu produk bertaraf internasional, pabrik-pabrik Unilever telah Produk-produk
Perawatan Rumah Tangga (Household products) Dishwash (Sunlight) ; Fabric softeners
(Molto) ; Fabric wash (Omo, Rinso, Surf, Superbusa) ; Mosquito coil (Domestos nomos) ;
Household cleaner (Super pell, Vixal, Domestos Wipol). Produk-produk Makanan (Foods
Products) Beverages (Lipton, Sariwangi) Food (Tara Nasiku) Jam (Skippy, Knorr
mayonaise ) Snack (Taro) ; Seasoning (Royco, Bango) ; Margarine (Blue - band) ; Ice
cream (Wall’s products) 97 mendapatkan sertifikat ISO 14001, ISO 9001, dan Safety and
Occupational Health. Selain itu, Unilever Indonesia juga memperoleh penghargaan
Special Award in Total Productive Maintenance.
4.1.6 Nilai – Nilai Perusahaan
PT. Unilever Indonesia mempunyai nilai-nilai dan bangga terhadap nilai-nilai
tersebut serta menjalankannya dalam aktivitas sehari-hari.
a. Fokus kepada pelanggan, konsumen & masyarakat
Kita memusatkan perhatian untuk memenangkan hati para pelanggan (internal dan
eksternal) dan membuat konsumen dan masyarakat merasa senang dengan selalu
memahami dan mengantisipasi kebutuhan mereka serta memberikan jawaban secara
kewirausahaan.
b. Kerjasama
Kita mengakui adanya ketergantungan satu sama lain dan kita bekerja bersama-sama
guna mencapai tujuan yang sama, dengan semangat untuk menang, dan saling
percaya.
c. Integritas
Kita bersikap jujur, berpegang teguh pada prinsip, konsisten, dan terpercaya dalam
semua transaksi yang kita lakukan. Kita percaya diri dalam mempertahankan keyakinan
kita, bahkan dalam situasi sulit. Kita melaksanakan apa yang kita katakan.
d. Membuat sesuatu terjadi
Kita bersikap positif dalam mengambil keputusan yang cepat berdasarkan fakta
yang ada dan dalam membuat sesuatu terjadi. Kita mengadopsi semangat
perusahaan kecil sehingga dapat memberikan fleksibilitas, ketangkasan dan imajinasi
yang ktia perlukan agar berhasil.
e. Berbagi kegembiraan
Kita harus berhasil bersama-sama. Semangat kita yang melimpah menandakan
bahwa kita berbagi penghargaan atas hasil kerja keras kita. Kita melaksanakan
tugas dengan gembira sehingga kita mendapatkan energi dan membantu kita meraih
sukses.
f. Excellence
Kita bersemangat untuk melampaui harapan pelanggan, konsumen dan masyarakat melalui
produk dan cara kerja kita. Kita memiliki kebebasan untuk berkarya di dala suatu kerangka
kerja.
4.2. Gambaran Variabel Penelitian
Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah net profit margin dan harga saham
dari PT. Unilever selama periode 2007-2011. Data yang digunakan berupa data kuartalan.
Gambaran masing-masing variabel dijabarkan sebagai berikut :
4.2.1. Variabel Net Profit Margin
Perhitungan nilai net profit margin diperoleh dari perbandingan antara laba bersih
setelah pajak dengan nilai penjualan bersih yang berhasil dicapai oleh perusahaan. Kedua
indikator ini diperoleh dari laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesie
dalam ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Karena data laporan berupa data
tahunan maka sebelum diolah lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan interpolasi data dari data
tahunan ke data kuartalan.
Teknik interpolasi menggunakan teknik interpolasi linear (Insukindro, 2000) yang
dirumuskan sebagai berikut :
1 1
2 1
3 1
4 1
4,514 12
1,514 12
1,514 12
4,514 12
t t t
t t t
t t t
t t t
Q Y Y Y
Q Y Y Y
Q Y Y Y
Q Y Y Y
Setelah diinterpolasi kemudian dihitung nilai NPM untuk setiap kuartalan.
Perkembangan NPM unilever selama periode yang diamati adalah sebagai berikut:
Gambar 1.1
Perkembangan NPM PT. Unilever Selama Periode 2007-2011
Sumber :
data diolah
Dari grafik diatas terlihat bahwa nilai NPM yang berhasil dicapai oleh perusahaan
Unilever memperlihatkan tren peningkatan pada setiap periode. Selama tahun 2008, nilai net
profit margin yang diperoleh Unilever sempat mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Penurunan ini diakibatkan penurunan laba bersih akibat menurunnya penjualan yang
disebabkan oleh melemahnya ekonomi dunia akibat imbas krisis AS pada tahun 2008.
Pada periode selanjutnya Unilever kembali memperoleh peningkatan laba yang
ditandai dengan tren peningkatan NPM pada setiap periode pengamatan.
13.5%
14.0%
14.5%
15.0%
15.5%
16.0%
16.5%
17.0%
17.5%
18.0%
18.5%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2007 2008 2009 2010 2011
4.2.2. Variabel Harga Saham
Untuk harga saham pada setiap kuartalan, dalam penelitian ini harga yang diambil
adalah harga penutupan perdagangan saham pada hari terakhir untuk setiap kuartalan. Jadi
harga yang diambil adalah harga saham pada hari terakhir perdagangan di bulan Maret
(kuartal 1), bulan Juni (kuartal 2), bulan September (kuartal 3) dan Desember (kuartal 4).
Gambaran perkembangan harga saham Unilever selama periode 2007-2011 adalah
sebagai berikut:
Gambar 1.2
Perkembangan Harga Saham PT. Unilever Selama Periode 2007-2011
Sumber : data diolah
Dari grafik diatas terlihat bahwa harga saham Unilever mengalami tren peningkatan
dari tahun ke tahun. Harga saham Unilever pada akhir tahun 2011 mencapai Rp 18.800 per
lembar saham meningkat sangat pesat dibandingkan dengan harga saham unilever pada awal
tahun 2007 yang hanya sebesar Rp. 5.700 per lembar saham.
Meningkatnya harga saham Unilever dari tahun ke tahun didorong oleh kepercayaan
investor atas kinerja dari perusahaan ini. Sebagai pemimpin pasar dalam industri consumer
goods menjadikan saham Unilever menjadi incaran para investor. Banyaknya peminat
terhadap saham Unilever ini pad akhirnya mendorong kenaikan harga dari saham tersebut.
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
20000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2007 2008 2009 2010 2011
4.3. Analisis Regresi
Untuk mengetahui pengaruh dari nilai NPM terhadap harga saham PT. Unilever
Indonesia, Tbk selama periode 2007-2011 digunakan analisis regresi sederhana. Adapun
model analisis regresi yang dipakai adalah model regresi semi log. Pemilihan model ini
didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai dari proses analisis ini yakni untuk mengetahui
besarnya persentase perubahan harga saham akibat adanya perubahan nilai NPM. Karena
salah satu kegunaan dari model semi log adalah untuk mengetahui pertunbuhan variabel Y
akibat adanya perubahan variabel X (Gujarati, 2010 : 208).
Dengan demikian, model analisis yang akan dibangun dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut ;
0 1Ln Y X
4.3.1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang
digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah
data yang memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut :
1. Penentuan Hipotesis
Ho : data variabel dependen berdisribusi normal
H1 : data variabel dependen tidak berdistribusi normal
2. Penentuan tingkat signifikansi
Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau
dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha) sebesar 5%.
3. Penentuan Statistik Uji
Dalam melakukan uji nprmalitas terdapat tiga metode yang lazim digunakan yakni metode
lilliefors dengan menggunakan indiktor chi-square ; metode kolmogorov smirnov dengan
menggunakan indikator Z ; dan metode Jarque Berra yang mendasarkan pada indikator
skwness dan dan kurtosis dari kurva data. Dalam penelitian ini metode yang akan
digunakan adalah metode Kolmogorov Smirnov.
4. Penentuan Kriteria uji
Karena menggunakan metode kolmogorov smirnov, maka pengambilan keputusan
didasarkan pada perbandingan antara nilai Z-hitung dengan Z tabel. Jika nilai Z hitung
lebih kecil dari nilai Z tabel maka Ho diterima. Penentuan hasil uji juga dapat dilakukan
dengan melihat signifkansi yang dihasilkan dengan kriteria terima H0 jika nilai
signifikansi yang diperoleh lebih besar dari nilai alpha
5. Kesimpulan
Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan bantuan SPSS adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2
Hasil analisis diatas menunjukkan nilai koefisien Kolmogorov Smirnov (KS) sebesar
0.833. Sedangkan nilai Z pada tingkat signifikansi 5% adalah sebesar 1.96. Karena nilai KS
lebih kecil dari nilai Z-tabel maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
data variabel dependen (harga saham) berdistribusi normal.
4.3.2. Hasil Analisis Regresi
One-Sam ple Kolm ogor ov-Sm irnov Test
20
9.2365
.40442
.186
.186
-.172
.833
.491
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parameters a,b
Absolute
Positive
Negative
Most Extreme
Dif ferences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Harga Saham
Test dis tribution is Normal.a.
Calculated f rom data.b.
Setelah persyaratan normalitas data dipenuhi maka selanjutnya dilakukan analisis
regresi antara net profit margin dengan harga saham. Hasil analisis regresi dengan
menggunakan bantuan SPSS adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3
Berdasarkan hasil analisis diatas maka model regresi antara net profit margin dengan
harga saham adalah sebagai berikut :
2.545 0.405Y
Interpretasi dari model analisis regresi diatas adalah sebagai berikut :
1. Jika pengaruh NPM dinaikkan maka rata-rata pertumbuhan harga saham unilever
adalah sebesar 2,545%
2. Terdapat pengaruh positif dari nilai NPM terhadap harga saham. Semakin tinggi
NPM maka harga saham juga akan semakin tinggi. Setiap peningkatan satu persen
NPM akan meningkatkan harga saham sebesar 0.405 persen.
4.3.3. Pengujian Model Regresi
Analisis regresi selain digunakan untuk melihat pengaruh juga digunakan untuk
membuat model prediksi dari variabel-variabel yang diamati. Untuk itu sebelum digunakan
dalam pengambilan keputusan, model yang diperoleh terlebih dahulu harus diuji kebaikannya
(goodness of fit). Tahapan pengujian kebaikan model regresi adalah sebagai berikut :
1. Penentuan Hipotesis
Ho : seluruh koefisien regresi tidak signifikan (model regresi tidak signfikan)
Coefficientsa
2.545 .570
.405 .034
(Constant)
Net Prof it Margin
Model
1
B Std. Error
Unstandardized Coef ficients
Dependent Variable: Harga Sahama.
H1 : minimal satu koefisien regresi signifikan (model regresi signfikan)
2. Penentuan tingkat signifikansi
Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau
dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha) sebesar 5%.
3. Penentuan Statistik Uji
Dalam melakukan uji kebaikan model digunakan uji F.
4. Penentuan Kriteria uji
Penentuan kriteria uji didasarkan pada perbandingan antara nilai F-hitung yang diperoleh
dengan F-tabel. Jika nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel maka Ho ditolak, dan jika nilai
F-hitung lebih kecil dari nilai F-tabel maka Ho diterima.
5. Kesimpulan
Hasil pengujian dengan menggukan SPSS adalah sebagai berikut :
Dari hasil diatas didapat nilai F-hitung sebesar 138,036. Adapun nilai F-tabel pada
tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas pembilang (df1) sebesar k = 1 dan derajat bebas
penyebut (df2) sebesar N-k-1 = 20-1-1 = 18 adalah sebesar 4,4139. Jika keduan nilai F ini
dibandingkan, maka nilai F-hitung yang diperoleh jauh lebih besar F-tabel sehingga Ho
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan sudah
sesuai dengan data.
4.3.4. Pengujian Hipotesis
Setelah pengujian model dilakukan selanjutnya akan dilaksanakan pengujian
signfikansi pengaruh dari variabel X (NPM) terhadap harga saham. Adapun pengujian yang
akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Penentuan Hipotesis
Ho : tidak terdapat pengaruh NPM terhadap harga saham Unilever selama
periode 2007-2011
H1 : terdapat pengaruh NPM terhadap harga saham Unilever selama periode
2007-2011
2. Penentuan tingkat signifikansi
Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau
dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha) sebesar 5%
3. Penentuan Statistik Uji
Dalam melakukan uji signfikansi pengaruh dalam model regresi akan digunakan uji t.
4. Penentuan Kriteria uji
Penentuan kriteria uji didasarkan pada perbandingan antara nilai t-hitung yang diperoleh
dengan t-tabel. Jika nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel maka Ho ditolak, dan jika nilai
F-hitung lebih kecil dari nilai F-tabel maka Ho diterima.
5. Kesimpulan
Hasil pengujian dengan menggukan SPSS adalah sebagai berikut :
Coefficientsa
2.545 .570 4.461
.405 .034 11.749
(Constant)
Net Prof it Margin
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coef f icients
t
Dependent Variable: Harga Sahama.
Dari hasil analisis diatas diketahui nilai t-hitung untuk variabel Net Profit Margin
yaitu sebesar 11,749. Sedangkan nilai t-tabel pada tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas
18 sebesar 2.101. Jika dibandingkan dengan nilai t-hitung yang diperoleh maka nilai t-tabel
masih lebih kecil dari t-hitung sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan
terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel NPM terhadap harga saham Unileber selama
periode 2007-2011 pada tingkat kepercayaan 5%.
4.3.5. Interpretasi Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel bebas
dalam menjalankan perubahan pada variabel tidak bebas secara bersama-sama, dengan tujuan
untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variable dalam model yang
digunakan. Besarnya nilai R2 berkisar antara 0< R
2 <1. Jika nilai R
2 semaikn mendekati satu
maka model yang diusulkan dikatakan baik karena semakin tinggi variasi variabel dependen
yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.
Nilai koefisien determinasi untuk model regresi antara NPM denga harga saham
unilever selama periode 2007-2011 adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan diatas
diperoleh nilai koefisien determinasi R2
sebesar 0.885. Nilai ini berarti bahwa sebesar 88,5%
perubahan harga saham Unilever selama periode 2002-2011 dipengaruhi oleh net profit
margin yang diperoleh, sedangkan sisanya sebesar 11,5% dipengaruhi oleh variabel lain
4.4. Pembahasan
Model Summ ary
.941a .885 .878 .14112
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), Net Prof it Margina.
Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan.
Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan
meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap
penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan antara laba bersih sesudah pajak dan
penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengemudikan perusahaan
secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi
pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko. Hasil dari perhitungan
mencerminkan keuntungan netto per rupiah penjualan. Para investor pasar modal perlu
mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan mengetahui hal
tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu profitable atau tidak.
Dari pendapat yang dikemukakan diatas, NPM merupakan sebuah alat ukur bagi
perusahaan dalam mengelola kegiatan operasional bisnisnya yang pada akhirnya dapat
memprediksi berapa besar perusahaan tersebut mampu mendapatkan laba dari kegiatan
operasionalnya. Dari laba ini, kita dapat mengetahui berapa banyak dividen yang dapat
dibagikan kepada para investor. Semakin besar dividen yang akan dibagikan dari hasil laba
bersih perusahaan, semakin banyak investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya di
perusahaan tersebut, dan hal ini tercermin dalam besar kecilnya harga saham.
Hasil analisis menunjukkan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari net
profit margin terhadap harga saham Unilever selama periode 2007-2011. Dengan
menggunakan analisis regresi diketahui bahwa besar pengaruh net profit margin terhadap
harga saham sebesar 88,5%. Jika nilai net profit margin naik sebesar 1% maka harga saham
akan meningkat sebesar 0.405%. Jadi semakin tinggi net profit margin yang dimiliki oleh
perusahaan maka harga saham akan semakin meningkat pula.
Laba yang diwakili NPM mempunyai korelasi positif terhadap harga saham.
Analisis ini dapat dijelaskan sebagai berikut: apabila NPM naik mengindikasikan laba
perusahaan meningkat, dan investor akan tertarik dengan kenaikan laba bersih perusahaan,
maka akibatnya permintaan saham perusahaan tersebut akan meningkat sehingga akan
menaikan harga saham karena jumlah permintaan saham tersebut lebih besar dibandingkan
jumlah penawarannya.
Begitu juga sebaliknya, apabila laba menurun, akan menyebabkan permintaan saham
turun yang akhirnya harga saham juga akan turun.