Upload
hoangdung
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
23
BAB IV
GAMBARAN UMUM
4.1. Realitas Multikultural di Salatiga
Kehidupan masyarakat kota Salatiga yang sangat multikultural ini
disebabkan oleh latar belakang etnisitas yang dimiliki oleh anggota masyarakat.
Dari total 33 latar belakang etnis yang ada di Salatiga sebagian besarnya yakni 21
latar belakang etnis hadir di Salatiga dikarenakan terdapatnya lembaga pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang terkenal dengan sebutan
“Indonesia mini” yang disebabkan oleh latar belakang etnis yang dimiliki oleh
mahasiswa yang mewakili hampir seluruh wilayah Indonesia. Faktanya juga
karena dalam proses pendiriannya UKSW didukung oleh sebanyak 18 sinode
gereja pendukung yang terletak di berbagai tempat di Indonesia, itu sebabnya pula
potret mahasiswa UKSW menjadi beragam.
Seperti yang telah dipaparkan di atas, bahwa di UKSW terdapat
mahasiswa yang memiliki latar belakang etnis berbeda-beda. Berdasarkan pada
data Biro Kemahasiswaan UKSW, terdapat 21 etnis yang berada di UKSW. Hal
tersebut tentunya merepresantasikan keragaman yang ada di Salatiga. Namun, hal
yang mungkin perlu dipahami bersama mengenai kondisi etnis mahasiswa di
Salatiga yang sangat beragam adalah sering terjadinya konflik antar paguyuban
etnis mahasiswa. Walaupun sebenarnya hanya masalah personal tetapi atas dasar
solidaritas kelompok seringkali konflik ini menjadi besar dan luas. Selain itu,
berdasarkan pada pengamatan penulis selama berkuliah di UKSW sejak tahun
2009, kebiasaan yang dilakukan oleh mahasiswa di Salatiga adalah bergerombol
sesuai dengan etnis atau sesuai dengan daerah asal. Bahkan, menurut penelitian
sebelumnya juga dikatakan bahwa kebiasaan mahasiswa UKSW bergerombol
sesuai dengan etnis mereka masing-masing juga tidak menutup kemungkinan
untuk menjadi penyebab terjadinya konflik antar paguyuban etnis mahasiswa. Itu
sebabnya pada latar belakang dikatakan bahwa keberagaman yang sangat
24
multikultural hendaknya harus mampu dikelola dengan baik, karena jika tidak
maka tidak luput untuk terjadinya konflik antar kelompok.
Kelompok-kelompok etnis di atas tidak saja berkelompok secara bebas
tetapi juga memiliki organisasi etnis yang menaungi anggotanya yang berasal dari
daerah yang sama. Berikut ini adalah asal daerah dan nama organisasi etnis yang
ada di Salatiga :
Tabel 4.1.
Etnis dan Organisasi Etnis di Salatiga
NO ETNIS ORGANISASI NO ETNIS ORGANISASI
1 Papua HIMPAR 12 Kalimantan PERKASA
2 Lampung KEMPLANG 13 Batak Toba BATAK TOBA
3 Timor
(Kupang,
Flores,
Sabu, Alor,
Rote)
IKMASTI 14 Batak Karo BATAK KARO
4 Sumba PERWASUS 15 Batak
Simalungun
BATAK
SIMALUNGUN
5 Kalimantan
Tengah
PAMPAKAT 16 Talaud PORADISA
6 Ambon HIPMMA 17 Nias IKAONI
7 Poso IKMAPOS 18 Toraja PKMST
8 Ternate KEMAMORA 19 Jawa IKMASJA
9 Minahasa PINAESAAN 20 Bali KBBS
10 Sangir SANGIHE 21 Timor Leste TIMOR LESTE
11 Palembang PALEMBANG
Sumber : Pengelolaan Data Primer, 2016
25
Adapun organisasi etnis diatas dibentuk dengan asas kekeluargaan sebagai
wadah bagi berkumpul dan berkembangnya semua anggota yang berasal dari etnis
yang sama. Keseluruhan organisasi diatas adalah yang terdaftar di UKSW dan
selalu dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan kultural yang dilakukan oleh pihak
kampus seperti Indonesian International Culture Festival (IICF) yang rutin
dilakukan setiap tahunnya. Setiap organisasi diatas mempunyai struktur, aturan
main (AD/ART), program dan kegiatan yang dilakukan sebagaimana layaknya
organisasi pada umumnya.
4.2. Sejarah Berdirinya Forum PANTAS
Berdirinya forum Persaudaraan Antar Etnis Salatiga (PANTAS) pada
tahun 2015 tidak terlepas oleh kehadiran forum Persaudaraan Antar Etnis
Nusantara (PERANTARA) yang sudah terlebih dahulu dibentuk pada tahun 2013
dan berkedudukan di provinsi Jawa Tengah. Forum PERANTARA dibentuk
adalah dengan tujuan sebagai wadah berhimpunnya organisasi etnis dan
kedaerahn yang ada dalam wilayah Jawa Tengah, adapun usaha-usaha yang
dilakukan oleh forum ini adalah : a) Membina dan mejalin komunikasi intensif
diantara berbagai komponen etnis nusantara yang tergabung dalam organisasi
etnis dan kedaerahan; b) Meningkatkan rasa persaudaraan antar etnis dan
kedaerahan melalui pengembangan budaya bangsa; c) Mengembangkan kualitas
sumber daya pemuda melalui kegiatan yang terintegrasi dan tersinkronisasi, guna
mewujudkan pemuda yang berkarakter, mandiri dan berbudaya; d)
Mengembangkan wawasan kebangsaan, sikap mental yang tangguh, semangat
patriotisme, serta jiwa pembaharu di kalangan pemuda daerah sebagai pewaris
masa depan bangsa melalui rangkaian program pemberdayaan pemuda etnis dan
kedaerahan; e) Melaksanakan upaya-upaya artikulasi dan agregasi terhadap
berbagai aspirasi pemuda melalui pokok-pokok program yang berorientasi
manifestasi gerakan budaya sebagai basis kemandirian bangsa; f) Menggalang dan
mengembangkan kebudayaan bangsa dalam mempertahankan aset peradaban7.
7 Anggaran Dasar forum PERANTARA Pasal 5 dan 6
26
Dalam pelaksanaan usaha dan programnya forum PERANTARA
melibatkan organisasi etnis dan kedaerahan yang berada di kota Semarang,
Salatiga dan Solo yang memiliki tingkat kemultikulturan masyarakat tinggi.
Program seperti seminar menjadi hal yang paling sering dilakukan oleh forum
PERANTARA dengan secara bergantian ketiga kota tersebut menjadi tuan rumah
pelaksanaan program.
Meskipun forum PERANTARA baru berjalan lebih dari satu tahun tetapi
melihat dampak positif yang ditimbulkan oleh forum ini karena mampu mewadahi
organisasi etnis dan kedaerahan untuk duduk bersama dan berinteraksi, maka
sejak tahun 2014 utusan organisasi etnis yang berasal dari Salatiga sudah mulai
berpikir untuk membentuk forum yang nantinya diharapkan dapat menjadi wadah
berhimpun dan berkomunikasinya organisasi etnis dan kedaerahan yang ada di
Salatiga sehingga organisasi etnis tidak lagi ekslusif satu dengan yang lainnya
seperti yang dikatakan oleh Ramli Tomagola, SH:
“Rencana pembentukan forum ini sebenarnya sudah dimulai
dari tahun 2014 tetapi karena memiliki hambatan maka
rencana ini baru dapat dijalankan pada tahun 2015. Proses
pembentukan forum ini melibatkan sepuluh organisasi etnis
yaitu etnis Batak Toba, Simalungun, Karo, Minahasa,
Kalimantan, Jawa, Ikmasti, Sumba, Maluku Utara dan Maluku
yang aktif mengikuti kegiatan forum PERANTARA. Adapun
tujuan dibentuknya forum ini adalah hanya sebagai media
jaringan, media komunikasi yang menjembatani semua etnis
yang ada di Salatiga dengan kedudukan forum ini sama
dengan kedudukan organisasi enis yang sudah ada.
Berdirinya forum PANTAS tidak terlepas dari adanya
masukan dan bantuan dari forum PERANTARA Jawa Tengah
sehingga forum ini berdiri. Memang dari pertamanya mau
dinamakan PERANTARA juga tapi ada beberapa pihak yang
tidak setuju, mereka mengatakan kita pake nama kita sendiri
tetapi forum ini akan tetap bertanggung jawab kepada forum
PERANTARA. Karena mereka lingkupnya provinsi
sedangkan kita lingkupnya dibawah yaitu kota8”.
8 Ramli Tomagola, SH adalah salah satu pendiri forum PANTAS asal Maluku.Juga pernah
menjabat sebagai ketua organisasi etnis HIPMA (Maluku). Dilakukan di Cafetaria UKSW tanggal
5 September 2016.
27
Forum PANTAS yang pada saat masih dalam tahap perencanaan
diharapkan menjadi wadah yang mampu menjadi ruang bagi semua organisasi
etnis di Salatiga dalam berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lainnya.
Penekanan bahwa kedudukan forum komunikasi antar etnis ini tidak boleh
melebihi organisasi etnis agar kedudukan antara forum PANTAS dan organisasi
etnis dapat setra sehingga memudahkan forum untuk leluasa berkomunikasi
dengan organisasi etnis yang ada di Salatiga. Dalam rencana pembentukan forum
komunikasi antar organisasi etnis dimulai dengan beberapa kali diskusi dengan
melibatkan sepuluh utusan organisasi etnis sehingga pada tanggal 22 Mei 2015
secara sepakat para utusan etnis sepakat untuk menamai forum komunikasi ini
dengan nama Persaudaraan Antar Etnis Salatiga yang kemudian disingkat
PANTAS. Tanggal tersebut kemudian juga ditetapkan sebagai hari lahirnya forum
PANTAS di kota Salatiga. Meskipun nama forum PANTAS berbeda dengan
forum PERANTARA tetapi dalam hal koordinasi dan kedudukan forum PANTAS
adalah bagian dari PERANTARA yang bertanggung jawab secara aras provinsi,
hal ini seperti yang disampaikan oleh Kresna Umbu Haingu S.IP ketua
forumPERANTARA periode 2016-2017 berikut ini :
“Kami sangat menyadari bahwa Salatiga memiliki keunikan
tersendiri dengan banyaknya organisasi etnis yang ada dan
ruang lingkupnya kecil, ada hal positif dan negatif yang
disebabkan. Hal negatifnya yang jadi sorotan forum
PERANTARA pada saat itu yaitu konflik yang sering terjadi.
Makanya kami juga ikut menggagas hadirnya forum PANTAS
karena kami sadar bahwa tidak mungkin kami yang ada di
provinsi mampu mengontrol semua kota di Jawa tengah
sehingga kami merasa bahwa perlu adanya forum yang sama
seperti PERANTARA, yaitu forum PANTAS yang sekarang
ada khusus di Salatiga agar mampu menjadi wadah
komunikasi dari banyaknya etnis yang ada di Salatiga9”.
9 Kresna Umbu Haingu S.IP adalah ketua forumPERANTARA periode 2016 – 2017 dan pada
periode sebelumnya adalah Sekretaris forum PERANTARA. Wawancara dilakukan di kos Kemiri
Barat pada tanggal 20 September 2016.
28
Persiapan yang dilakukan dalam angka melahirkan forum PANTAS tidak
hanya sampai pada kesepakatan nama dan tujuan forum, tetapi sejak lahirnya
forum PANTAS persiapan-persiapan seperti pembentukan struktur, pembuatan
AD/ART, persiapan pelantikan, koordinasi dan komunikasi dengan pihak yang
mempunyai wewenang yaitu KESBANGPOL kota Salatiga, PR III UKSW bidang
kemahasiswaan dan FPBI mulai dibangun kemudian dilakukan oleh pendiri
PANTAS dibantu oleh PERANTARA agar forum ini dapat berjalan dengan baik
yaitu. Seperti yang dikatakan oleh Landy Arion Noya yang juga merupakan
pendiri forum PANTAS asal Maluku :
“Setelah terbentuknya PANTAS pada tanggal 22 Mei 2015
maka kembali diadakan diskusi bersama etnis pendiri forum
ini dengan maksud membentuk tim kerja yang Saya sendiri
yang membawahi empat tim kerja yang mempunyai tugas
masing-masing. Setelah tim kerja ini dibentuk dengan
melibatkan sepuluh etnis pendukung maka dimulailah proses
kerja dengan dibantu oleh forum PERANTARA untuk
membentuk kepengurusan dan AD/ART PANTAS.
Bersamaan dengan itu forum PANTAS juga kemudian mulai
membangun komunikasi dengan melakukan audiensi dengan
FPBI (Forum Persaudaraan Bangsa Indonesia) Salatiga yang
diketuai oleh Pak Amin, KESBANGPOL (Kesatuan Bangsa
dan Politik) Salatiga dan PR III UKSW Pak Arief tentang
keberadaan dan tujuan forum PANTAS dan akhirnya kami
bersepakat pada tanggal 25 September 2015 diadakan
pelantikan kepengurusan PANTAS yang diketuai oleh Sadra
Barus sebagi ketua dan Widya Eka sebagai wakil Ketua yang
terpilih dalam pemilihan yang diadakan sebelumnya yang
dihadiri oleh duapuluh organisasi etnis yang berhasil
diundang10
.
Pembentukan forum PANTAS yang dilakukan banyak mendapatkan
respon positif baik dari organisasi etnis, Pembantu Rektor III bidang
Kemahasiswaan UKSW, Forum Persaudaraan Bangsa Indonesia (FPBI) Salatiga
dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL) kota Salatiga. Seperti
yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Susilastuti, M.Pd Ketua bidang ketahanan seni,
10 Landy Arion Noya merupakan pendiri forum PANTAS asal Maluku Wawancara di Cafetaria
UKSW tanggal 5 September 2016.
29
budaya,agama, kemasyarakatan dan ketahanan ekonomi KESBANGPOL kota
Salatiga :
“Lahirnya forum PANTAS didukung oleh kepala badan,
karena pendiri PANTAS sebelum terbentuknya pengurus
sudah melakukan audiensi ke Kita dan Kita mendukung
karena itu memang menjadi wadah bagi para etnis mahasiswa
dengan tujuan agar mereka tidak bergolak. Kita kan Indonesia
mini, salatiga ini,segala macam suku ada. Misalnya ada
gerakan – gerakan dapat kita atasi lewat PANTAS ini karena
gampang dikoordinir, kami mendukung sepenuhnya
keberadaan PANTAS di Salatiga11
”.
4.3. Tujuan, Usaha dan Fungsi forum PANTAS
Berdirinya forum Persaudaraan Antar Etnis Salatiga (PANTAS) tentunya
memiliki tujuan. Berkaca kembali kepada realitas masyarakat Salatiga yang kaya
akan kesukuan yang melekat pada individu masyarakatnya sehingga menjadi latar
belakang hadirnya forum ini dalam kehidupan masyarakat Salatiga khususnya
“masyarakat UKSW”.
Adapun tujuan utama lahirnya forum PANTAS yang termuat dalam
Anggaran Dasar (AD) PANTAS adalah Mewujudkan generasi muda yang
nasionalis, berintelektual dan berbudaya wawasan nusantara, sebagai dasar
semangat untuk menjalin persaudaraan antar suku, bangsa dan negara. Demi
terciptanya keharmonisan antar etnis di Kota Salatiga, serta ikut berpartisipasi
aktif, terhadap pelesatarian budaya sebagai warisan bangsa12
. Dalam mewujudkan
tujuannya tersebut usaha-usaha yang dilakukan oleh forum PANTAS adalah : a)
Membina dan menjalin komunikasi antar etnis di Kota Salatiga yang tergabung
dalam Forum PANTAS melalui program komunikasi dan kerjasama yang
intensif; b) Menjalin persaudaraan antar etnis, baik di tingkat lokal, regional
maupun nasional, melalui pengembangan budaya bangsa; c) Berpartisipasi aktif
untuk menjaga dan melestarikan budaya sebagai warisan bangsa dan bentuk
11
Dra. Susilastuti, M.Pd adalah Ketua bidang ketahanan seni, budaya,agama, kemasyarakata ndan
ketahanan ekonomi KESBANGPOL kota Salatiga. Wawancara ini dilakukan di Kantor
KESBANGPOL Tanggal 15 September 2016 12 Anggaran Dasar forum PANTAS Bab IV Pasal 5 tentang Tujuan dan Latar Belakang
30
tanggung jawab selaku generasi muda yang sadar akan peran dan tanggung
jawab13
.
Selain tujuan dan usaha forum PANTAS dalam dinamikanya memiliki
fungsi dalam kehidupan bermasyarakat di kota Salatiga yaitu sebagai berikut : a)
Sebagai forum kekeluargaan perekat antar etnis di Kota Salatiga dalam rangka
meningkatkan persaudaraan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara guna
menjaga persatuan, kesatuan; b) Ikut serta dan turut bertanggung jawab dalam
kemajuan kota salatiga, baik secara sumbangsi pikiran maupun dukungan dalam
program-program pemerintah; c) Menjaga stabilitas keamanan antar sesama etnis
maupun masyarakat, guna mendukung terciptanya ketertiban, keharmonisan
dalam kehidupan bermasyarakat14
.
Forum PANTAS diharapkan mampu menjawab tantangan eksklusitifitas
organisasi etnis yang ada di Salatiga dimana itu hanya akan mampu menciptakan
jarak antara satu organisasi etnis dengan organisasi etnis yang lainnya. Kehadiran
forum PANTAS diharapkan mampu menjangkau semua organisasi etnis yang ada
di Salatiga sehingga dapat terjalinnya komunikasi, interaksi dan terciptanya tujuan
bersama. Seperti yang diungkapkan oleh Sadra Tuahta Barus, S.Si-Teol Ketua
forum PANTAS periode 2015/2016, mengatakan bahwa :
“Tujuan berdirinya forum PANTAS adalah sebagai media
komunikasi antar etnis, Perantara antara etnis yang menjadi
sistem jaringan bagi semua organisasi etnis yang ada sehingga
kegiatan-kegiatan yang ada selama ini tidak hanya sebatas
etnis intern dalam masing-masing organisasi etnis melainkan
dapat membentuk kegiatan bersama. Sehingga Sayang bila
organisasi etnis yang “dalam ruang lingkup UKSW” tidak
bergabung dalam forum PANTAS. Sehingga kenyataan yang
ada bahwa UKSW adalah Indonesia mini yang terdiri dari
mahasiswa yang berlatar belakang etnis yang berbeda dapat
terakomodir dengan baik lewat forum PANTAS. Forum
PANTAS sendiri juga mempunyai tanggung jawab Moral
13 Anggaran Dasar forum PANTAS Bab V Pasal 6 tentang Usaha
14 Anggaran Dasar forum PANTAS Bab VII Pasal 8 tentang Status dan fungsi.
31
dalam memediasi dan mendamaikan gesekan-gesekan atau
konflik antar etnis yang sering terjadi di kota Salatiga15
.
Ekslusifnya aktifitas organisasi etnis di Salatiga adalah tantangan yang
berusaha dihadapi oleh forum PANTAS. Setiap organisasi etnis yang ada di
Salatiga diharapkan dapat menjalin kehidupan harmonis antar etnis lewat program
yang dilakukan bersama dan diakomodir oleh forum PANTAS. Forum PANTAS
sebagai wadah komunikasi antar etnis di Salatiga juga merasa bahwa mempunyai
tanggung jawab moral dalam menyelesaikan konflik yang terjadi antar organisasi
etnis sebagai tantangan kehidupan masyarakat yang multikultural.
4.4. Struktur Kepengurusan Forum PANTAS
Dalam menjalankan tugasnya sebagai wadah komunikasi antar organisasi
etnis di Salatiga sudah tentu forum PANTAS memiliki kelengkapan yaitu salah
satunya kepengurusan. Adapun jangka waktu kepengurusan tersebut adalah satu
tahun. Kepengurusan forum PANTAS yang diatur dalam AD/ART adalah
memuat unsur-unsur sebagai berikut : a) Dewan Pembina : Suatu badan atau
struktur yang memberikan masukan dan kepedulian terhadap Forum PANTAS
yang ditentukan oleh Semiloka Nasional dan tidak memiliki kepentingan yang
bersifat politis; b) Dewan Penasehat : Berasal dari unsur budayawan dan tokoh
masyarakat yang dipilih setelah penilaian dan pengesahan melalui Rapat
Koordinasi Pengurus; c) Pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas Ketua Umum,
Sekertaris Umum, dan Bendahara Umum; d) Susunan kepengurusan dapat bersifat
keadilan atau kebutuhan.
Adapun susunan/bagan kepengurusna forum PANTAS periode 2015-2016
adalah sebagai berikut :
15 Sadra Tuahta Barus, S.Si-Teol adalah pendiri forum PANTAS berasal dari Batak Karo dan pada
periode 2015/2016 menjabat sebagai ketua forum PANTAS. Wawancara dilakukan di Cafetaria
UKSW tanggal 5 September 2016.
32
Bagan 4.1. Struktur Pengurus Forum PANTAS 2015-2016
Pembina : Drs. Susanto (Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik) Salatiga
Amin Siahaan SE. M.Si. ( Ketua Forum Persatuan Bangsa Indonesia )
Salatiga
Penasehat : Arief Sadjiarto SE. M.Pd. ( Pembantu Rektor III ) Universitas Kristen
Satya Wacana
Sumber : Struktur Kepengurusan Forum PANTAS 2015-2016
Dalam kepengurusan forum PANTAS periode 2015-2016 dewan
pembinanya adalah Drs. Susanto kepala KESBANGPOL kota Salatiga dan ketua
KETUA UMUM
Sadrah Tuahta Barus
Widya Eka
WAKIL KETUA
BENDAHARA
Noor Yahya
KABID SENI
BUDAYA
KABID OLAHRAGA
Natan nael
Ni Kadek
Satria A. Tuppang
Lebby Pattiasiana
Adit Salomo
Carisa Sitompul
Sya Villa
Angel Patihawean
ANGGOTA ANGGOTA
Yuda A. Sitepu
ANGGOTA
Amel Amelia
Andre
androikel
KABID EKSTERNAL
INTERNAL
KABID EKSTERNAL
INTERNAL
Ari Sinuhaji
Aristo antade
Derry
Dody Tomagola
Freinto Kalumata
ANGGOTA
Mansix Gea
SEKRETARIS UMUM
Hillery Pelletimu
33
FPBI bapak Amin Siahaan sedangkan penasehat forum adalah bapak Arief
Sadjiarto, SE., M.Pd pembantu rektor III UKSW bidang kemahasiswaan.
Sedangkan dalam kepengurusan forum PANTAS berisi representasi dari anggota
organisasi etnis yang tergabung didalamnya. Hal ini seperti yang diungkapkan
oleh Landy Arion Noya :
“Representasi etnis yang sudah bergabung secara resmi di
forum PANTAS dalam kepungurusan adalah merata. Dari 14
etnis anggota forum PANTAS masing-masing organisasi etnis
tersebut diwakilkan oleh dua orang yang duduk dalam struktur
kepengurusan forum PANTAS 2015-201616
”.
4.5. Program-Program Forum PANTAS
Setelah kurang lebih satu tahun kepengurusan forum PANTAS sudah
dilakukan beberapa kegiatan baik yang terstruktur maupun tidak terstruktur.
Adapun yang diakui oleh pengurus forum PANTAS periode 2015-2016 bahwa
kegiatan yang selama setahun ini dilakukan adalah sebatas perkenalan forum
PANTAS pada organisasi etnis sehingga tidak ada kegiatan yang tergolong besar
pada tahun ini tetapi secara bertahap kemudian kegiatan yang sekarang ini untuk
mengundang minat organisasi etnis untuk bergabung kedepannya dapat menjadi
semakin besar sehingga tujuan hadirnya forum ini dapat tercapai.
Adapun program yang telah dilakukan dan akan dilakukan dalam
periodesasi kepengurusan PANTAS tahun ini adalah sebagai berikut : Natal
bersama, PANTAS cup, diskusi rutin, makrab PANTAS dan buka puasa bersama
sedangkan kegiatan yang sedang dalam persiapan untuk dilakukan adalah gebyar
nusantara. Selain program terstruktur diatas forum PANTAS juga melakukan
kegiatan non terstruktur yang bersifat visitasi dan olahraga bersama seperti yang
diungkapkan oleh Sadra Tuahta Barus S.Si-Teol berikut ini :
“Selain kegiatan terstruktur tersebut forum PANTAS juga
selalu melakukan kegiatan yang tidak terstruktur seperti futsal
bersama yang rutin diadakan setiap bulan, kunjungan etnis
berupa visitasi juga merupakan program kerja yang tidak
terstruktur.Untuk sementara kegiatan forum PANTAS baru
seperti itu, karena forum PANTAS sendiri baru dalam tahap
16
Wawancara bersama Landy Arion Noya di Cafetaria UKSW tanggal 5 September 2016.
34
perkenalan. Sehingga kegiatan yang dilakukan tidak terlalu
besar. Tetapi itu sudah menjadi fondasi awal bagi program-
program yang akan dilakukan selanjutnya.
Dalam kegiatan forum PANTAS selalu melibatkan organisasi
etnis baik ke empat belas (14) etnis yang sudah menjadi
anggota PANTAS maupun Tujuh (7) etnis lainnya yang masih
bersifat partisipan17
”.
Kegiatan non terstruktur seperti futsall bersama yang dilakukan dengan
rutin setiap minggunya merupakan kegiatan yang diharapkan mampu
menumbuhkan nilai kebersamaan antar setiap anggota organisasi etnis yang ada di
Salatiga dan mampu menjadi sarana untuk saling mengenal satu sama lainnya.
Visitasi yang dilakukakn oleh pengurus PANTAS kepada organisasi etnis juga
diharapkan mampu membangun hubungan komunikasi yang intensif antara forum
PANTAS dan setiap organisasi etnis yang ada di Salatiga.
17 Wawancara bersama Sadra Tuahta Barus S.Si-Teol di Cafetaria UKSW tanggal 5 September
2016