Upload
yuliati-wahab
View
224
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tentang metodologi penelitian yg berisi sampel, populasi, variabeldll
Citation preview
BAB IV
METODOLOGI
4.1 Rancangan PenelitianRancangan penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui perbedaan antara dua variabel atau lebih dan penelitian
dilakukan dalam satu waktu. Dalam penelitian ini variabel yang akan diuji
perbedaannya adalah susu ubi jalar oranye dan susu ubi jalar ungu.
4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh varietas
ubi jalar di Kabupaten Malang.
4.2.2 Sampel Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti. Sampel
dalam penelitian ini adalah ubi jalar varietas ubi jalar oranye dan ubi
jalar ungu di Kabupaten Malang. Dalam pemilihan sampel, peneliti
membuat kriteria untuk sampel yang akan diambil. Adapun kriteria
inklusinya adalah
a. Ubi jalar varietas oranye dan ungu yang didapatkan dari
Balitkabi di Kabupaten Malang
b. Umur panen 3-4 bulan
Sedangkan kriteria eksklusi sampel pada penelitian ini adalah
a. Ubi jalar mengalami kebusukan
b. Apabila ditekan, umbi tidak keras
c. Kondisi umbi tidak utuh
1
4.3 Variabel Penelitian4.3.1 Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Susu ubi jalar
oranye dan ungu.
4.3.2 Variabel TerikatVariabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar karbohidrat,
protein, lemak, kalsium dan fosfor serta daya terima terhadap susu
ubi jalar.
4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian4.4.1 Lokasi
Untuk proses pembuatan sampel dan uji daya terima akan
dilakukan di Laboratorium Penyelenggaraan Makanan (Lab. Diet)
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Sedangkan untuk
pengujian kadar Karbohidrat, Protein, Lemak Kalsium dan Fosfor
akan dilakukan di Laboratorium Pengujian Mutu dan Keamanan
Pangan (Laboratorium PMKP) Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Brawijaya.
4.4.2 Waktu Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret selama kurang
lebih 3 bulan.
4.5 Instrumen PenelitianInstrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah susu ubi jalar
oranye dan susu ubi jalar ungu yang diolah secara mandiri. Serta kuisioner
yang digunakan untuk pengujian daya terima terhadap susu ubi jalar.
4.6 Definisi Operasional VariabelBerikut adalah tabel definisi operasional variabel yang dapat dilihat
pada tabel 4.6.
2
Tabel 4.6 Definisi Operasional Variabel
Variabel DefinisiOperasional
CaraUkur
AlatUkur
HasilUkur
SkalaUkur
Kadar karbohidrat
Jumlah kandungan karbohidrat dalam susu ubi jalar
Menggunakan metode by difference
% karbohidrat = 100% - (kadar air + kadar protein + kadar abu + kadar lemak)%
Hasil berupa gambaran dalam presentase tentang besarnya kandungan karbohidrat pada susu ubi jalar
Interval
Kadar protein
Jumlah kandungan protein dalam susu ubi jalar
Menggunakan metode Kjeldahl
Spektrofotometer
Hasil berupa angka yang tertera pada alat dan menggambarkan jumlah kandungan protein pada susu ubi jalar
Interval
Kadar lemak
Jumlah kandungan lemak dalam susu ubi jalar
Menggunakan metode Sokhlet
Alat Soxhlet Hasil berupa gambaran dalam presentase tentang besarnya kandungan lemak pada susu ubi jalar
Interval
Kadar kalsium
Jumlah kandungan kalsium dalam susu ubi jalar
Menggunakan metode spektrofotometri serapan atom (AAS)
Spektrofotometer
Hasil berupa angka yang tertera pada alat dan menggambarkan jumlah kandungan
Interval
3
kalsium pada susu ubi jalar
Kadar fosfor
Jumlah kandungan fosfor dalam susu ubi jalar
Menggunakan metode Vanadat-Molibdat atau disebut juga Metode Fardiaz
Spektrofotometer
Hasil berupa angka yang tertera pada alat dan menggambarkan jumlah kandungan kalsium pada susu ubi jalar
Interval
Daya terima
Tingkat kesukaan panelis terhadap susu ubi jalar
Menggunakan Uji Hedonik
Kuisioner Hasil ukur dilihat berdasarkan nilai rata-rata dari jumlah total skor.Menggunakan 5 Skala penilaian, yaitu: Sangat
suka = 5 Suka = 4 Agak suka
= 3 Tidak
suka = 2 Sangat
tidak suka = 1
Interval
4.7 Prosedur Penelitian4.7.1 Pembuatan Susu Ubi Jalar
Cara pembuatan susu ubi jalar mengacu pada hasil penelitian
Eka Sakti et al. (2009) dan Tari et al. (2011). Alat dan Bahan yang
dibutuhkan dalam pembuatan susu ubi jalar adalah:
Alat Bahan
Pisau
Talenan
Ubi jalar oranye dan ungu
Air
4
Timbangan
Panci
Kompor
Blender
Baskom
Gelas
Sendok
Saringan
Gula
Susu kental manis
Cara pembuatannya adalah sebagai berikut :
1. Ubi jalar dicuci sampai bersih
2. Ubi jalar dikupas
3. Ubi jalar dicuci kembali sampai bersih
4. Ubi jalar dipotong kecil (ukuran 5x5 cm)
5. Ubi jalar dikukus selama 5 menit
6. Ubi jalar di blender dengan perbandingan ubi : air = 1:4
7. Campuran ubi jalar dan air yang sudah di blender
kemudian di rebus hingga mendidih selama 20 menit
8. Setelah mendidih kemudian disaring dan ditambahkan gula
(sukrosa) 5% serta susu kental manis 8%
4.7.2 Alur Penelitian
5
Analisis Data
Ubi Jalar Ungu dan Oranye dan umur panen 3-4 bulan
Uji Daya Terima
Produk Susu Ubi Jalar
Uji Kandungan Gizi
Produk Susu Ubi Jalar
Pembuatan Produk Susu Ubi Jalar
Gambar 4.7.2 Alur Penelitian4.7.3 Uji Kadar Karbohidrat
Penentuan kadar karbohidrat menurut Winarno (2004) adalah
menggunakan by difference dengan rumus sebagai berikut :
4.7.4 Uji Kadar Protein Analisis kadar protein dilakukan dengan metode kjeldahl.
Prinsipnya adalah oksidasi bahan-bahan berkarbon dan konversi
nitrogen menjadi amonia oleh asam sulfat, selanjutnya amonia
bereaksi dengan kelebihan asam membentuk amonium sulfat.
Amonium sulfat yang terbentuk diuraikan dan larutan dijadikan basa
dengan NaOH. Amonia yang diuapkan akan diikat dengan asam
borat. Nitrogen yang terkandung dalam larutan ditentukan jumlahnya
dengan titrasi menggunakan larutan baku asam (AOAC, 2005).
a. Alat dan bahan
Alat Bahan
Spektrofotometer Visible
(Labo)
Tabung reaksi
Tabung Kjeldahl
Pemanas Kjeldahl
Alat distilasi
Buret 50 ml
Erlenmeyer 250 ml
Spatula
Kertas timbang
Batu didih
Gelas ukur 25 ml
Pipet tetes
Corong gelas
Lar. H2SO4 pekat
Garam Kjeldahl
Lar. Asam Borat
Susu ubi jalar oranye
Susu ubi jalar ungu
Lar. Protein standar
Aquades
Lar.HCl 0,02 N
6
% karbohidrat = 100% - (kadar air + kadar protein + kadar abu + kadar lemak)%
b. Cara Kerja
1. Menimbang sample sebanyak 1 gram lalu memindahkannya
kedalam labu kjeldahl.
2. Menambahkan 1,9±0,1gr K2SO4, 40±10mg HgO, dan 12,0±0,1ml
H2SO4, serta 20 ml H2O.
3. Menambahkan beberapa butir batu didih, lalu memanaskannya
sampai mendidih selama 15 menit dan larutan menjadi jernih
kehijau-hijauan.
4. Melakukan percobaan dilemari asam menggunakan alat destruksi
dengan unit penghisapan uap.
5. Mendinginkan campuran, lalu menambahkan sejumlah air sekitar
30ml (sambil membilas labu Kjeldahl).
6. Memindahkan isi tabung kedalam alat distilasi. Mencuci dan
membilas labu 5-6 kali dengan 1-2ml air lalu dipindahkan dalam
labu distilasi.
7. Meletakkan erlenmeyer yang berisi 5ml larutan H3BO3 dan 2 tetes
indicator di bawah condenser. Ujung tabung condenser harus
terendam dalam larutan H3BO3.
8. Menambahkan 8-10ml larutan NaOH-Na2S2O3, kemudian
melakukan distilasi sampai tertampung kira-kira 15ml distilat
dalam Erlenmeyer.
9. Membilas tabung condenser dengan air dan menampung
bilasannya dalam Erlenmeyer yang sama.
10. Mengencerkan isi Erlenmeyer sampai kira-kira 50ml, kemudian
dititrasi dengan HCl 0,02N sampai terjadi perubahan warna
menjadi abu-abu.
11. Melakukan langkah yang sama untuk blanko.
4.7.5 Uji Kadar Lemak Analisis kadar lemak dilakukan dengan metode sokhlet.
Prinsipnya adalah lemak yang terdapat dalam sampel diekstrak
dengan menggunakan pelarut lemak non Polar (AOAC, 2005).
7
a. Alat dan bahan
Alat Bahan
Neraca Analitik sampai ket
elitian 0,1 g
Labu lemak 250 ml
Alat soxhlet
Pemanas listrik
Oven listrik 105 ° C
Penangas air
Petroleum Benzene
Thimble bebas lemak
Kapas bebas lemak
Batu didih
Sampel susu ubi jalar oranye
Sampel susu ubi jalar ungu
b. Cara Kerja
1. Sampel dihaluskan sampai cukup halus (<1 mm).
2. Timbang dengan teliti 2-4 g sampel, masukkan ke dalam thimble
atau dan tutup rapat dengan kapas dijaga jangan sampai bocor.
3. Ekstrak dengan petroleum benzen dalam alat soxhlet
selama 4 jam.
4. Atur suhu penangas air dimana labu
didih dipanaskan pada suhu 60-70 ° C.
5. Masukkan thimble berisi contoh ke dalam soxhlet.
6. Labu lemak berisi batu didih yang digunakan sebelumnya telah
diketahui bobot tetap (W1).
7. Sulingkan dan keringkan labu lemak yang berisi residu lemak atau
minyak dalam oven pada suhu 105° C sampai tidak berbau pelarut
selama 3 jam.
8. Dinginkan dalam desikator selama 30-45 menit
9. Timbang labu berisi minyak
10. Kerjakan blanko
11. Perhitungan
8
W1-W2 - Blk Kadar lemak = ------------------ x 100 % W
Keterangan :
W = bobot contoh dalam (g)
W1 = bobot labu + residu minyak telah
sekstaksi dalam (g)
W2 = bobot labu sebelum ekstaksi dalam (g)
Blk = Berat blanko (g)
4.7.6 Uji Kadar Kalsium
Perhitungan kadar kalsium dilakukan untuk mengetahui
persentase kadar kalsium yang terkandung dalam sampel. Prinsip
pengujian kadar kalsium dengan menggunakan metode Atonomic
Absorptio Spectrophotometer (AAS) adalah abu sampel yang
dilarutkan dalam asam ditambahkan dengan Lanthanum Oksida untuk
mencegah terbentuknya ion selain Ca pada saat penetapan dengan
menggunakan alat AAS (AOAC, 2005).
a. Alat dan bahan
Alat Bahan
Gelas Beker 100 mL (1)
Gelas Ukur 5 (2) mL dan 10
mL (1)
Labu Ukur 10 (6) mL, 50 mL
(1) dan 100 mL (1)
Pipet Volume 1mL (1), 5 mL
(1) dan 10 mL (1)
AAS (Atomic Absorption
Spectrometry)
Corong (1)
Kaca Arloji (1)
Pipet Tetes (5)
Ball Pipet (2)
Kertas Saring (1)
Asam Nitrat (HNO3) pekat
Asam Klorida (HCl) pekat
Larutan SrCl2 1000 ppm
Larutan Induk Ca2+ 1000
ppm
Aquades
Sampel Susu ubi jalar
oranye
Sampel susu ubi jalar ungu
9
b. Cara Kerja
1. Pembuatan Larutan Standar Ca 2+
a. Mengambil sebanyak 1 mL larutan induk Ca2+ 1000 ppm
menggunakan pipet volume.
b. Lalu mengencerkannya ke dalam labu ukur 10 mL
menggunakan akuades menjadi larutan Ca2+ 100 ppm.
c. Mengambil sebanyak 5 mL larutan Ca2+ 100 ppm, lalu
mengencerkannya dalam labu ukur 50 mL menggunakan
akuades menjadi larutan Ca2+ 10 ppm.
d. Membuat larutan standar Ca2+ berbagai konsentrasi dengan
menggunakan perhitungan :
N1 x V1 = N2 x V2
Larutan Standar Ca2+ 2 ppmN1 x V1 = N2 x V2
V1 = 2 x 10
V1 = 2 mL
Larutan Standar Ca2+ 4 ppmN1 x V1 = N2 x V2
10 x V1 = 4 x 10
V1 = 4 mL
Larutan Standar Ca2+ 6 ppmN1 x V1 = N2 x V2
10 x V1 = 6 x 10
V1 = 6 mL
Larutan Standar Ca2+ 8 ppmN1 x V1 = N2 x V2
10 x V1 = 8 x 10
V1 = 8 mL
Larutan Standar Ca2+ 10 ppmN1 x V1 = N2 x V2
100 x V1 = 10 x 10
V1 = 1 mL
e. Lalu ditambahkan larutan SrCl2 sebanyak 1 mL pada masing-
masing labu ukur, selanjutnya diencerkan dengan
menggunakan akuades sampai tanda batas 10 mL.
2. Preparasi Sampel
a. Memipet larutan sampel dengan menggunaknan pipet volume
5 mL.
b. Lalu dilarutkan dalam air raja 10 mL (7,5 HCl pekat : 2,5 mL
HNO3 pekat).
c. Lalu dipanaskan di atas hotpalte dan menutup gelas beker
dengan menggunakan kaca arloji.
10
d. Lalu dipanaskan hingga volume tinggal setengahnya lalu hasil
campuran tersebut disaring menggunakan kertas saring
e. Dimasukkan dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan larutan
SrCl2 1 mL lalu diencerkan dengan akuades sampi tanda
batas.
f. Kemudian diambil 1 mL dan diencerkan dengan akuades
hingga volume 10 mL.
3. Persiapan alat
a. Menyalakan kompresor
b. Menyalakan AA
c. Memeriksa spektrum AAS
d. Melengkapi parameter
e. Memilih lampu katoda Ca
4. Pengukuran absorbansi sampel dengan AAS
a. Awalnya dilakukan pengukuran dengan blanko terlebih dahulu.
b. Kemudian baru dilakukan pengukuran larutan standar dari
konsentrasi terendah ke konsentrasi tertinggi.
4.7.7 Uji Kadar FosforKadar fosfor akan diuji menggunakan metode Vanadat-Molibdat atau
disebut juga Metode Fardiaz. Prinsipnya Sampel diperlakukan dengan
asam nitrat untuk mengubah semua metafosfat dan pirofosfat menjadi
ortofosfat. Kemudian sampel diperlakukan dengan asam vanadat dan
asam molibdat sehingga ortofosfat akan bereaksi dengan pereaksi
tersebut membentuk komplek vanadimolibdifosfat yang berwarna
kuning orange (Sulaeman 2009).
a. Alat dan bahan
Alat Bahan
Botol semprot
Batang pengaduk
Larutan standar phspat
100ppm
Larutan ammonium
molibdat (25g
11
Corong pendek
Gelas kimia 400ml
Labu takar 100ml
Spektrofotometer
Pipet tetes
ammonium molibdat
dalam 175ml aqua dm)
tambahkan larutan
H2SO4 (200ml dalam
400ml aquadest) lalu
encerkan hingga 1L
Larutan SnCl2 (2,5g
SnCl2.2H2O dalam
100ml gliserol
Sampel susu ubi jalar
oranye
Sampel susu ubi jalar
ungu
b. Cara Kerja
1. Ambil 50ml contoh (asli atau yang telah diencerkan)
2. Tambah 2ml larutan ammonium molibdat
3. Tambahkan 0,25ml larutan SnCl2 , kocok dan biarkan selama 10
menit
4. Ukur absorbansinya dengan panjang gelombang 660nm
5. Sebelumnya buat deret standar posfat dengan cara memipet dari
larutan posfat 100 ppm berturut – turut , 2,4,6,8dan 10. Masukkan
di labu takar 100ml
6. Tambah 4ml larutan ammonium molibdat dan 0,5 larutan SnCl2,
kocok encerkan hingga tanda batas , diamkan 10 menit. Ukur
absorbansinya pada panjang gelombang 660nm
7. Buat kurva hubungan antara absorbansi phosfat standar pada
sumbu y dan konsentrasi phospat standar pada sumbu x
8. Masukkan nilai absorbansi phospat sampel, dan akan diperoleh
kadar phospat dari sampel
9. Hitung kadar phosfat dari sampel dikalikan dengan
pengencerannya jika ada
12
4.7.8 Uji Daya Terima Uji daya terima dilakukan dengan cara uji Hedonik (Soekarto, 2008)
a. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Gelas piala
Gelas ukur
Baki
Pengaduk gelas
Gelas organoleptik
Tisu
Kuisioner
Sampel susu ubi jalar
Air putih/mineral
b. Cara Kerja
1. Jumlah panelis : Panelis agak terlatih sebanyak 25 orang
2. Cara penyajian sampel :
a. Sampel susu ubi jalar oranye dan ungu masing-masing
dimasukkan ke dalam gelas organoleptik yang sudah diberi
kode
b. Setiap gelas berisi sebanyak 50 ml susu ubi
c. Selanjutnya sample disusun berdampingan.
d. Letakkan formulir uji hedonik dan air minum (untuk kumur)
di atas baki.
3. Cara penilaian : Panelis diminta untuk mengisi formulir
penilaian organoleptik (lampiran).
4. Cara analisis :
a. Hasil uji Mutu Hedonik ditabulasi menurut parameter mutu
organoleptik yang diuji.
b. Lakukan analisis statistik data apabila terdistribusi normal
dianalisa menggunakan One-way Anova sedangkan jika
data tidak terdistribusi normal menggunakan Kruskal
Wallis.
4.8 Analisa Data
13
Hasil pengukuran kadar karbohidrat, protein, lemak, kalsium dan
fosfor pada kedua sampel dapat dianalisis secara statistik menggunakan
software spss 17.0 for windows dengan tingkat signifikansi 0,05 (p=0,05) dan
derajat kepercayaan 95% (α=0,05). Data kadar karbohidrat, protein, lemak,
kalsium dan fosfor yang diperoleh kemudian dilakukan uji normalitas data
(saphiro wilks). Jika data normal maka dilakukan uji Independent t-test dan
jika data tidak normal maka dilakukan uji Mann Whitney. Sedangkan untuk
hasil data daya terima apabila data terdistribusi normal maka dianalisa
menggunakan Anova sedangkan jika data tidak terdistribusi normal
menggunakan Kruskal Wallis.
14
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
AOAC. 2005. Official Method of Analysis of the Association of Official Analitycal
Chemists. 18th ed. Maryland: AOAC International. William Harwitz (ed).
United States of America.
Apriliyanti, Tina. 2010. Kajian Fisikokimia dan Sensori Tepung Ubi Jalar Ungu
(Ipomoea batatas blackie) dengan Variasi Proses Pengeringan.
Univerrsitas Sebelas Maret.
Chayati, Ichda. 2011. Peningkatan Karoten dalam Roti Manis dengan Subtitusi
Puree Ubi Jalar Oranye pada Tepung Terigu. Jurnal Penelitian Saintek,
Vol. 16, Nomor 2, Oktober 2011
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 2005. Daftar Komposisi Bahan
Makanan. Jakarta: Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI).
Fikawat, Sandra dan Syafiq, Ahmad et al., 2005. Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Asupan Kalsium pada Reamaja di Kota Bandung.
Uiversitas Indoesia.
Hi’miyah, D.A. dan Martini, S., 2013. Hubungan Antara Obesitas dengan
Osteoporosis Studi di Rumah Sakit Husada Utama Surabaya. Jurnal
Berkala Epidemiologi, 1(2), pp.172–181.
15
ILO, PCdP2 & UNDP, 2012. Kajian Ubi Jalar dengan Pendekatan Rantai Nilai
dan Iklim Usaha di Kabupaten Jaya Wijaya, Available at:
http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-
jakarta/documents/publication/wcms_342931.pdf.
IOF. 2010. Osteoporosis Fact Sheet. Switzerland: International Osteoporosis
Foundation.
Kemal, Nathania-Niwedya et al. 2012. Analisa Kandungan β-Karoten dan
Vitamin C dari Berbagai Vrietas Ubi Jalar (Ipomoea batatas). Universitas
Hasanuddin.
Kosnayani, Ai sri. 2007. Hubungan Asupan Kalsium, Aktifitas Fisik, Paritas,
Indeks Massa Tubuh dan Kepadatan Tulang pada Wanita Pasca
menopouse. Universitas Diponegoro.
Koswara, S., 2005. Teknologi Pengolahan Umbi-umbian Bagian 5 : Pengolahan
Nordin.B. E. C. 1997. Calcium in Health and Disease.Department of Pathology:
Adelaide University.
Peters, Barbara Santarosa Emo dan Martini. 2010. Nutrition Aspect of the
Preventation and Treatment of Osteoporosis. Ard Bras Endocrinol Metab.
2010; 54 (2): 179-85
Puslitbangtan, 2010. Prospek Pengembangan Ubi Jalar Mendukung Diversifikasi
Pangan dan Ketahanan Pangan. , (83). Available at:
16
Saleh, Eniza. 2004. Dasar Pengelolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Soekarto, S.T. dan M. Hubets. 2008. Metodologi Penelitian Organoleptik. Pusat
Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Tari, a I.N., Handayani, C.B. & Hartati, S., 2011. Ipoviola ( Ubi Jalar Ungu )
sebagai Susu Prebiotik : Kajian Penambahan Jenis Susu terhadap Sifat
Kimia-Organoleptiknya. , 1(1).
Theobald. H. E. 2005. Dietary Calcium and Health. British Nutrition Foundation.
Wardana, Agung Setya. 2012.Teknologi Pengolahan Susu. Universitas Slamet
Riyadi: Surakarta.
W. Lash, Robert et al. 2011. Osteoporosis: Preventation and Treatment.
University of Michigan Health System.
Yuliasari, Shannora dan Hamdan. 2012. Peluang Pemanfaatan Ubi Jalar sebagai
Pangan Fungsional dan Mendukung Diversifikasi Pangan. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu.
17