Upload
nonnie-lagalanti
View
366
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Final Pemerintah Kab. Probolinggo
Citation preview
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 1 - 43
BAB IV
TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH
4.1. TUJUAN PEMBANGUNAN DAERAH
Untuk merealisasikan pelaksanaan Misi Pemerintah Kabupaten Probolinggo, perlu
ditetapkan tujuan pembangunan daerah (goal) yang akan dicapai dalam kurun waktu lima
tahun ke depan. Tujuan pembangunan daerah ini ditetapkan untuk memberikan arah
terhadap pembangunan kabupaten secara umum. Disamping itu juga dalam rangka
memberikan kepastian operasionalisasi dan keterkaitan terhadap peran misi yang telah
ditetapkan.
Dalam melaksanakan Misi Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui
Peningkatan Daya Saing Daerah, Pertumbuhan Ekonomi Yang Berbasis Kerakyatan,
Dan Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Yang Berkelanjutan, ditetapkan 3 (tiga)
tujuan untuk lima tahun kedepan sebagai berikut :
a. Meningkatnya Perekonomian Daerah
Meningkatnya perekonomian daerah akan mendorong stabilitas perekonomian daerah.
Ketidakstabilan perekonomian daerah akan menyebabkan ekonomi biaya tinggi yang
pada akhirnya akan memberikan efek terhadap tingginya pengangguran dan
kemampuan daya beli masyarakat. Tantangan terbesar pemerintah daerah ke depan
adalah terciptanya kemampuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
yang diikuti dengan pemerataan pendapatan di masyarakat.
Untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan ini diukur dengan indikator :
1. PDRB.
PDRB Kabupaten Probolinggo dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan
diperkirakan meningkat. Pada tahun 2007, PDRB di Kabupaten Probolinggo
sebesar Rp. 5.742.265.630.000,00. Sedangkan pada tahun 2013, PDRB
diharapkan meningkat menjadi Rp. 7.796.877.320.000,00.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 2 - 43
2. PDRB Per Kapita.
Dengan asumsi laju inflasi dalam kurun waktu 5 tahun ke depan rata-rata sebesar
8 % dan rata-rata pertumbuhan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku sebesar
13,83 % per tahun, maka PDRB per kapita pada tahun 2013 diperkirakan sebesar
Rp 16.000.000,00.
3. Pengembangan usaha sektor riil.
a. Volume Usaha Koperasi
Dalam rangka pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),
maka dalam lima tahun akan ditingkatkan melalui fasilitasi promosi, pelatihan,
teknologi produksi, pusat informasi dan perijinan yang didukung dengan
fasilitasi permodalan bekerja sama dengan lembaga keuangan. Khusus untuk
Pemberian Kredit Modal Kerja Bagi UMKM dari Pemerintah Kabupaten
Probolinggo, diharapkan 5 tahun kedepan volume usaha koperasi menjadi
sebesar Rp 368.595.009.000,00.
Beberapa aset daerah yang sudah dibangun untuk mendukung
pengembangan ekonomi kerakyatan antara lain pasar daerah, sub terminal
agroindustri, rumah potong hewan, pasar ikan dan pusat jajan dan oleh-oleh
direncanakan pada akhir tahun 2010 sudah dapat dioperasionalkan secara
optimal dan profesional.
Revitalisasi pasar daerah yang mencakup rehabilitasi, pemeliharaan,
perawatan kebersihan, kualitas sarana prasarana, keamanan dan ketertiban
terus dilakukan sehingga dalam lima tahun ke depan pasar daerah yang ada
dapat melayani masyarakat lebih profesional.
b. Nilai Investasi Sektor Industri.
Salah satu indikator meningkatnya kondisi ekonomi suatu daerah adalah nilai
investasi industri, dengan melaksanakan program dan kegiatan dalam rangka
peningkatan investasi dimaksud, maka pada tahun 2013 diharapkan nilai
investasi sektor industri di Kabupaten Probolinggo sebesar
Rp. 320.742.000,00.
Selanjutnya Tujuan Pembangunan ini akan dijabarkan dalam sasaransasaran yang
tergabung dalam fungsi ekonomi, serta pariwisata dan budaya.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 3 - 43
b. Meningkatnya Daya Saing Daerah
Peningkatan daya saing daerah merupakan salah satu amanah dalam era otonomi
daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004. Indikator
keberhasilan tujuan Meningkatnya Daya Saing Daerah adalah peningkatan
Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Pada
tahun 2007, Penanaman Modal Asing (PMA) di Kabupaten Probolinggo sebesar
140.279.370 US$, dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar
Rp. 275.515.320.000,00. Dengan melaksanakan program dan kegiatan dalam rangka
peningkatan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN), maka pada tahun 2013 diharapkan nilai Penanaman Modal Asing (PMA) dan
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) masing-masing sebesar 222.605.730 US$
dan Rp. 459.529.113.437,00.
Tujuan ini selanjutnya akan dijabarkan dalam sasaransasaran yang tergabung dalam
fungsi ekonomi, perumahan dan fasilitas umum.
c. Meningkatnya Pengelolaan Sumber Daya yang Berkelanjutan.
Pengelolaan sumber daya daerah yang berkelanjutan ditujukan dalam rangka
memperbaiki pengelolaan pelaksanaan pembangunan yang dapat menjaga
keseimbangan antara pemanfaatan dan keberlanjutan keberadaan dan kegunaan SDA
dan lingkungan hidup, dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung dan daya tampung,
kenyamanan dalam kehidupan di masa kini dan masa depan, melalui pemanfaatan
ruang yang serasi; pemanfaatan ekonomi SDA dan lingkungan yang
berkesinambungan; pengelolaan SDA dan lingkungan hidup untuk mendukung kualitas
kehidupan, memberikan keindahan dan kenyamanan kehidupan; dan pemeliharaan
dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan.
Indikator keberhasilan tujuan Meningkatnya Pengelolaan Sumber Daya Yang
Berkelanjutan adalah penghijauan lahan kritis. Lahan kritis dapat terjadi karena faktor
alam dan manusia. Lahan kritis dapat berupa tanah tandus ataupun hutan yang gundul.
Kondisi ini dapat mengakibatkan kurang produktifnya lahan dan pada tingkat yang lebih
parah dapat menimbulkan bencana, baik longsor maupun banjir. Sebagian besar lahan
kritis terjadi akibat adanya alih fungsi hutan yang yang tidak sesuai dengan
peruntukannya. Dengan melaksanakan program dan kegiatan dalam rangka
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 4 - 43
penghijauan lahan kritis, maka diharapkan pada tahun 2013 di Kabupaten Probolinggo
dapat dilakukan penanganan Lahan Kritis seluas 1.517,2 Ha.
Sedangkan untuk melaksanakan Misi Mewujudkan Masyarakat Yang Berakhlak Mulia
Dan Meningkatkan Pelaksanaan Otonomi Daerah Dalam Penyelenggaraan
Kepemerintahan Yang Baik Dan Bersih, ditetapkan 2 (dua) tujuan untuk lima tahun ke
depan sebagai berikut :
a. Meningkatnya Kualitas Kehidupan Masyarakat yang Berlandaskan Nilai-Nilai
Sosial dan Agama.
Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai sosial dan
agama merupakan tugas utama Pemerintah Kabupaten. Kualitas hidup masyarakat,
oleh UNDP diukur dengan menggunakan indeks pembangunan manusia (IPM} yang
terdiri dari indeks pendidikan, indeks kesehatan dan indeks paritas daya beli. Untuk
mencapai peningkatan kualitas hidup masyarakat diperlukan adanya sinkronisasi dan
harmonisasi program dari seluruh satuan kerja yang ada.
Untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan ini diukur dengan indikator :
1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu indikator yang
digunakan untuk menilai tingkat kesejahteraan masyarakat. IPM mengukur
kesejahteraan masyarakat melalui tiga indikator, yaitu indeks harapan hidup,
indeks pendidikan dan indeks daya beli. Pada tahun 2007 angka IPM di
Kabupaten Probolinggo sebesar 58,37. Melalui peningkatan pendidikan,
peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat serta peningkatan pendapatan
perkapita, diharapkan pada tahun 2013 IPM Kabupaten Probolinggo menjadi
sebesar 59,98.
2. Pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Probolinggo tahun 2007 adalah sebesar 1.081.063
orang, dengan pertumbuhan 1,02 %, maka pada tahun 2010 diproyeksikan jumlah
penduduk menjadi 1.114.482 orang. Apabila pertumbuhan penduduk ditekan
menjadi 1 %, maka pada tahun 2013 diproyeksikan jumlah penduduk menjadi
sebesar 1.148.252 orang dengan kepadatan penduduk sebesar 676 orang per
km2.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 5 - 43
3. Penurunan jumlah Keluarga Pra Sejahtera.
Keluarga Pra Sejahtera pada tahun 2007 di Kabupaten Probolinggo sebanyak
115.338 Kepala Keluarga (KK) atau sebesar 36,23 %. Diharapkan pada tahun
2013, prosentase keluarga pra sejahtera menjadi 32,5 %.
Tujuan Ini selanjutnya akan dijabarkan dalam sasaran-sasaran yang tergabung dalam
fungsi ekonomi, perumahan dan pemukiman, kesehatan, pendidikan dan perlindungan
sosial.
b. Meningkatnya Penyelenggaraan Kepemerintahan yang Baik dan Bersih.
Penyelenggaraan tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih merupakan
kebutuhan bersama yang harus dicapai oleh Pemerintah Kabupaten. Untuk
mewujudkan tata kelola yang baik terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan
pembenahan. Pertama, mengupayakan semaksimal mungkin peran masyarakat dalam
proses pembuatan keputusan. Kedua, menegakkan rule of law (kekuasaan hukum)
secara adil. Ketiga, menciptakan transparansi dalam hal arus informasi. Keempat,
membangun akuntabilitas publik dengan berusaha agar setiap keputusan harus
dipertanggung jawabkan kepada publik dan lembaga-lembaga stake holder. Kelima,
mengupayakan agar semua lembaga dan prosedur siaga dan tanggap dalam melayani
setiap kebutuhan stakeholder/warga negara. Keenam, seluruh komponen
pemerintahan harus mempunyai komitmen bersama untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dengan memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh komponen
masyarakat. Ketujuh, mengelola lembaga pemerintah secara efektif dan efisien
sehingga produk lembaga dan prosesnya dilaksanakan tepat sasaran dan hemat. Dan
kedelapan, setiap pimpinan mempunyai visi yang strategis dalam mencapai good
governance dengan mengembangkan kualitas SDM di semua bidang.
Untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan ini diukur dengan indikator :
1. Pengembangan Pelayanan Prima (Profesionalisme Birokrasi)
Pelayanan publik yang didukung dengan teknologi informasi dan komunikasi
semakin berkembang, sehingga pelayanan publik semakin tepat waktu, lengkap
dan mudah diakses oleh masyarakat.
Peningkatan aspek kualifikasi teknis, aspek motivasi dan aspek koordinasi dalam
menunjang peningkatan birokrasi yang efektif, efisien, bersih dan berwibawa
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 6 - 43
didukung dengan peningkatan kesejahteraan, sehingga diharapkan dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun ke depan sumber daya manusia yang dimiliki (birokrat) dapat
berkategori mampu dan profesional.
Peningkatan sarana prasarana pemerintahan beserta fasilitas pendukung dalam
upaya mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat sehingga diharapkan pada
tahun 2013 sarana prasarana sesuai dengan standar kelayakan.
2. Penurunan tindakan penyimpangan aparatur terhadap ketentuan yang berlaku
Pada tahun 2007, jumlah penyimpangan aparatur terhadap ketentuan yang
berlaku sebanyak 7 kasus. Dengan adanya peningkatan kapasitas SDM Aparatur
dalam rangka profesionalisme birokrasi, diharapkan jumlah penyimpangan yang
dilakukan aparatur terhadap ketentuan perundang-undangan mengalami
penurunan.
Tujuan ini selanjutnya akan dijabarkan dalam sasaransasaran yang tergabung dalam
fungsi pelayanan umum pemerintahan dan ketertiban dan ketentraman.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 7 - 43
Tabel 4.1
Indikator dan Target Tujuan RPJM
D Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 2013
TAHUN DASAR
TARGET
NO
TUJU
AN
INDIKATOR KINERJA
2007
Satuan
2013
1 Meningkatnya Perekonomian Daerah
1. Peningkatan PDRB
2. Peningkatan PDRB per kapita
3. Pengembangan usaha sektor riil
a. Volume Usaha Koperasi
b. Investasi Sektor Industri
5.742.265,63
9.585.982,00
275.051.271.000,00
280.000.000,00
Juta Rp
Rp
Rp
Rp
7.796.877,32
16.000.000,00
368.595.009.000,00
320.742.938,00
2 Meningkatnya Daya Saing Daerah
1. Peningkatan Penanaman Modal
Asing (PMA)
140.279.370,00
US$
2. Peningkatan Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN)
275.515.320.000,00
Rp
222.605.730,00
459.529.113.437,00
3 Meningkatnya Pengelolaan Sumber Daya Yang
Berkelanjutan
1. Penghijauan Lahan Kritis
1.210,00
Ha
1.517,00
4 Meningkatnya Kualitas Kehidupan Masyarakat
Yang Berlandaskan Nilai-Nilai Sosial Dan Agama
1. Indeks Pembangunan Manusia
(IPM)
58,37
2. Pengendalian Laju Pertumbuhan
Penduduk
1,02
%
3. Penurunan Jumlah Keluarga Pra
Sejahtera
36,23
%
59,98
1,00
32,50
5 Meningkatnya Penyelenggaraan Kepemerintahan
Yang Baik Dan Bersih
1. Penurunan tindakan
penyimpangan aparatur terhadap
ketentuan yang berlaku
7,00
Kasus
1,00
2. Jumlah SKPD yg menyusun
Standart pelayanan publik
3,00
SKPD
53,00
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 8 - 43
4.2. SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH
Sasaran (objective) yang merupakan penjabaran dari tujuan, adalah kondisi yang ingin
dicapai setiap tahunnya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Sasaran pembangunan daerah
yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Probolinggo selama kurun waktu lima tahun
sesuai dengan tujuan pembangunan yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten
Probolinggo Tahun 2008 - 2013 adalah sebagai berikut :
4.2.1. Sasaran Meningkatnya Ketahanan Pangan Melalui Optimalisasi Produksi
Pertanian/Perkebunan, Peternakan dan Perikanan.
Meningkatnya Ketahanan Pangan Melalui Optimalisasi Produksi
Pertanian/Perkebunan, Peternakan Dan Perikanan merupakan sasaran yang
pertama dari Tujuan Meningkatnya Perekonomian Daerah yang meliputi
pertanian tanaman pangan dan perkebunan, peternakan, serta kelautan dan
perikanan. Dalam era otonomi daerah, pemerintah Kabupaten Probolinggo selalu
berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai bidang
pembangunan salah satunya melalui peningkatan ketahanan pangan daerah untuk
menunjang ketahanan pangan nasional. Bidang Pertanian selama ini mempunyai
peran yang cukup strategis dalam perekonomian dan mempunyai multiplier effect
yang besar, karena di sektor ini sebagian besar masyarakat Kabupaten
Probolinggo menggantungkan hidupnya.
Permasalahan
Pembangunan di bidang Pertanian kedepan menghadapi masalah antara lain
semakin terbatas dan menurunnya daya dukung lahan dan kelangkahan sumber
daya alam pertanian ditengah kondisi adanya kecenderungan peningkatan
kuantitas dan kualitas kebutuhan pangan. Pada sisi lain kesempatan usaha
pertanian sebagai upaya penanggulangan krisis ekonomi belum menunjukkan
efektivitasnya dan belum mendorong terwujudnya sistem dan usaha agribisnis
yang berdaya saing, berkerakyatan dan berkelanjutan. Pengembangan kawasan
agropolitan terutama dengan Program Agrobisnis dan Agroindustri mempunyai
peluang/potensi pengembangan yang sangat besar serta berkemampuan dalam
menciptakan lapangan kerja, tetapi pelatihan dan penanganan proses produksi
serta informasi pasar dan penerapan teknologi tepat guna belum optimal.
Permasalahan kelangkaan pupuk pada saat tanam serta rendahnya harga pada
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 9 - 43
saat panen raya merupakan permasalahan klasik yang perlu penanganan terpadu
antar sektor, sehingga kebutuhan pupuk dalam jumlah, jenis, lokasi dan waktu
harus selalu terpantau sehingga pendistribusian secara tepat dapat terlaksana.
Adapun permasalahan ketahanan pangan meliputi:
1. Nilai Tukar Petani (NTP) masih rendah berarti pendapatan dan kesejahteraan
petani masih rendah, menyebabkan rendahnya kemampuan ketahanan
pangan keluarga
2. Masih rendahnya kualitas dan kuantitas konsumsi pangan yang bergizi
3. Belum optimalnya pengembangan sistem pengamanan pangan
4. Ketrampilan petani masih rendah
5. Distribusi dan ketersediaan pangan yang tidak merata, serta distribusi (waktu
dan Lokasi) harga pangan yang tidak merata, serta keberadaan dan fungsi
lumbung pangan masyarakat sebagai bagian dari penyangga pangan dan
sudah dikenal di kalangan petani belum berjalan secara optimal
6. Prasarana dan sarana distribusi pangan untuk menjangkau seluruh wilayah
konsumen belum memadai, sehingga arus lalu lintas pangan antar wilayah
dan antar waktu kurang lancar
7. Kelembagaan petani yang belum sepenuhnya berfungsi secara optimal.
Arah Kebijakan
Untuk mengatasi permasalahan urusan pertanian yang meliputi pertanian tanaman
pangan, peternakan, perkebunan dan perikanan di Kabupaten Probolinggo, maka
arah kebijakan pembangunan adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan dalam pengamanan ketahanan pangan diarahkan untuk:
a). Mempertahankan tingkat produksi pangan di Kabupaten Probolinggo
b). Melakukan penganekaragaman pangan untuk menurunkan
ketergantungan pada beras dengan rekayasa sosial terhadap pola
konsumsi masyarakat.
2. Kebijakan dalam peningkatan efisiensi, produktivitas, produksi, daya saing dan
nilai tambah produk pertanian dan perikanan diarahkan untuk:
a). Pengembangan usaha pertanian dengan pendekatan terpadu
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 10 - 43
b). Peningkatan daya saing produk pertanian dan perikanan melalui dorongan
untuk peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian dan
perikanan, peningkatan standar mutu komoditas pertanian dan keamanan
pangan serta mengupayakan perlindungan petani/nelayan dari persaingan
yang tidak sehat
c). Penguataan sistem pemasaran dan manajemen usaha untuk mengatasi
resiko usaha pertanian maupun dalam mendukung pengembangan
agroindustri
d). Peningkatan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan untuk
mendukung ekonomi dan tetap menjaga kelestariannya.
3. Kebijakan dalam peningkatan kemampuan petani dan nelayan serta pelaku
pertanian dan perikanan lain beserta penguatan lembaga pendukungnya,
diarahkan:
a). Penyuluhan dan pendampingan petani, termasuk peternak, nelayan, dan
pembudidaya ikan
b). Menghidupkan dan memperkuat lembaga pertanian dan perdesaan untuk
meningkatkan akses petani dan nelayan terhadap sumberdaya produktif
c). Peningkatan kemampuan/kualitas SDM pertanian/perikanan
d). Penerapan standar mutu produk
e). Peningkatan penganekaragaman pangan asal hewani dan ikani
f). Meningkatkan ketersediaan data dan informasi yang dapat
dipertanggungjawabkan, kontinyu dan tepat waktu
g). Mengembangkan infrastruktur pendaratan ikan
h). Meningkatkan pengamanan lingkungan budidaya peternakan dan
perikanan terhadap penyakit hewan menular dan penyakit ikan.
Indikator Kinerja Sasaran
Untuk menilai keberhasilan pencapaian (indikator kinerja) sasaran meningkatnya
ketahanan pangan melalui optimalisasi produksi pertanian, perkebunan,
peternakan dan perikanan adalah:
a. Prosentase peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura
b. Prosentase peningkatan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 11 - 43
c. Prosentase ketersediaan bahan kebutuhan pokok
d. Prosentase peningkatan produksi perkebunan
e. Prosentase peningkatan produksi perikanan
f. Prosentase peningkatan produksi sumber daya kelautan
g. Prosentase konsumsi ikan perkapita
h. Prosentase peningkatan populasi peternakan
i. Prosentase peningkatan produksi peternakan
4.2.2. Sasaran Meningkatnya Perekonomian Daerah Melalui Optimalisasi Usaha
Sektor Riil.
Meningkatnya Perekonomian Daerah Melalui Optimalisasi Usaha Ekonomi Sektor
Riil merupakan sasaran yang kedua dari Tujuan Meningkatnya Perekonomian
Daerah yang meliputi perindustrian dan perdagangan, bidang koperasi dan UKM
serta bidang pariwisata.
A. Bidang Perindustrian dan Perdagangan
Pengembangan usaha dan penguatan perekonomian sektor riil menjadi
indikator keberhasilan pembangunan daerah. Bidang perindustrian dan
perdagangan, bidang pariwisata merupakan tulang punggung sektor riil yang
perlu terus dikembangkan. Sementara itu di sektor jasa dan keuangan peran
bidang koperasi dan UKM sangat dibutuhkan untuk mendukung permodalan
usaha dari pelaku ekonomi riil tersebut.
Sebagai bagian dari penggerak pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya saing
industri menempati posisi yang strategis. Perkembangan industri ditinjau dari
aspek kelembagaan mengalami kenaikan yang disebabkan oleh kondisi
keamanan yang kondusif dan akibat penyederhanaan prosedur perijinan
investasi serta upaya merangsang masuknya investasi industri. Di samping itu
dilakukan pula langkah-langkah strategis yang meliputi, kegiatan promosi
potensi, presentasi dan konsultasi ke beberapa Departemen dan Lembaga
terkait di tingkat Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi Jawa Timur.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 12 - 43
Permasalahan
Upaya peningkatan daya saing industri, masih menghadapi berbagai
permasalahan meliputi: (1) panjangnya mata rantai distribusi dan terbatasnya
jaringan informasi pasar dalam negeri maupun global; (2) Belum optimalnya
perlindungan HAKI, Standarisasi produk IKM; (3) Keterkaitan antar pengusaha
kecil dengan besar/BUMN; (4) Belum optimalnya kualitas sumber daya dan
lembaga pendukung pasar; (5) Belum optimalnya Industri Kecil Menengah
menggunakan bahan baku potensi unggulan daerah serta masih tingginya
ketergantungan sebagian produk pada komponen bahan baku import; (6)
Belum optimalnya penggunaan teknologi tepat guna dalam pengembangan
industri; (7) Masih terbatasnya sarana promosi industri kecil dan menengah.
Arah Kebijakan
Dalam rangka mewujudkan sasaran di atas, arah kebijakan pembangunan
Industri dan Perdagangan di Kabupaten Probolinggo adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan nilai tambah dan produktivitas melalui pengembangan Industri
dalam rangka pengembangan rantai nilai untuk membentuk industri-industri
yang kuat, meningkatkan nilai tambah dari setiap produk yang dibuat baik
pada industri ataupun pada rantai nilainya, memperpanjang rantai nilai baik
dengan meningkatkan inovasi maupun penguasaan pasar, meningkatkan
efisiensi rantai nilai untuk meningkatkan keseluruhan produktivitas
2. Mengembangkan IKM agar perannya setara dengan industri besar
sehingga merupakan fondasi perekonomian yang kokoh dan mewujudkan
IKM yang mandiri serta mendukung industri besar dalam satu kerangka
kerjasama yang sederajat dan saling menguntungkan
3. Mendorong investasi industri baru.
B. Bidang Koperasi dan UKM
Pembangunan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan
langkah strategis karena sektor tersebut memiliki peranan yang besar dalam
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi daerah serta sebagai upaya dalam penciptaan lapangan kerja baru.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 13 - 43
Hal ini ditunjukkan melalui keberadaan UKM yang merupakan bagian terbesar
dari kegiatan ekonomi-sosial penduduk.
Pemberdayaan UKM menjadi tugas bersama antara pemerintah, dunia usaha
dan masyarakat, sehingga mampu menjadi pilar utama ekonomi daerah yang
tangguh dan mampu menggerakkan sektor riil, serta secara bertahap
diharapkan dapat mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkualitas dan
berkesinambungan.
Permasalahan
Pemberdayaan Koperasi dan UKM belum bisa optimal karena dihadapkan
kepada berbagai permasalahan:
1. Belum optimalnya fungsi dan peran kelembagaan Koperasi dan UKM
2. Kualitas SDM Koperasi belum memadai untuk tugas-tugas bidang teknis
perkoperasian
3. Belum optimalnya pelaksanaan kemitraan usaha antar usaha kecil mikro,
koperasi dan UKM dengan pelaku usaha lainnya
4. akses usaha kecil mikro, koperasi dan UKM terhadap sumber-sumber
pembiayaan dan permodalan masih lemah
5. Belum optimalnya jaringan antar koperasi dan UKM
6. Promosi dan pemasaran Usaha Kecil Mikro, Koperasi dan UKM belum
optimal serta keterbatasan informasi pasar tentang produk-produk
unggulan daerah.
Arah Kebijakan
Berdasarkan permasalahan umum yang dihadapi oleh Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah, maka arah kebijakan yang akan dilaksanakan dalam
tahun-tahun mendatang adalah:
1. Mengembangkan UKM yang diarahkan untuk memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, penciptaan lapangan
kerja, peningkatan produktivitas dan daya saing. Sedangkan
pengembangan usaha skala mikro diarahkan untuk memberikan kontribusi
dalam peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat
berpenghasilan rendah
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 14 - 43
2. Memperkuat kelembagaan melalui penerapan prinsip-prinsip tata
kepemerintahan yang baik (good governance) dan berwawasan gender
3. Memperluas basis dan kesempatan berusaha serta
menumbuhkembangkan wirausaha baru berkeunggulan prima untuk
mendorong pertumbuhan, peningkatan ekspor dan penciptaan lapangan
kerja
4. Mengembangkan Koperasi dan UMKM untuk lebih berperan sebagai
penyedia barang dan jasa dipasar domestik yang semakin berdaya saing
dengan produk impor
5. Membangun tatanan kelembagaan dan organisasi Koperasi, meningkatkan
kepedulian dan dukungan pemangku kepentingan (stakeholders) dan
meningkatkan kemandirian gerakan koperasi.
C. Bidang Pariwisata
Pembangunan pariwisata mempunyai peranan penting karena disamping
sebagai penggerak perekonomian, juga diharapkan meningkatkan kesempatan
kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Kabupaten Probolinggo
dengan geomorfologis terdiri dari pegunungan dan dataran serta perairan
pantai, memungkinkan pengembangan pariwisata yang ditunjang oleh sumber
daya alam komoditi unggulan seperti pertanian tanaman pangan dan
hortikultura, perternakan, perikanan, industri dan pertambangan.
Pengembangan pariwisata dapat ditempuh melalui pengadaan paket wisata,
pengembangan jalur wisata, pengadaan sarana dan prasarana penunjang
seperti hotel dan penginapan serta peningkatan aksesibilitas dengan
meningkatkan kondisi jalan dan menyediakan sarana transportasi menuju
obyek wisata.
Permasalahan
Secara umum permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi pada
masing-masing obyek wisata dalam pengembangannya memiliki kesamaan,
yakni sebagai berikut:
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 15 - 43
1. Sarana dan prasarana transportasi untuk menjangkau obyek masih
mengalami kesulitan terutama kondisi jalan yang rusak
2. Kurangnya keterpaduan perencanaan antar obyek wisata
3. Kurangnya peran serta masyarakat dalam mengembangkan obyek
pariwisata
4. Promosi tentang keunikan obyek sangat terbatas
5. Terbatasnya sarana dan prasarana penginapan.
Arah Kebijakan
Arah Kebijakan untuk mencapai sasaran tersebut adalah:
1. Meningkatkan dan menumbuhkan potensi pariwisata yang ada, dengan
tetap memperhatikan kelestarian lingkungan serta pelestarian budaya
leluhur
2. Meningkatkan kuantitas dan varietas potensi unggulan pariwisata dan
diversifikasi produk pelayanan pariwisata yang standar, berdaya saing
serta memenuhi rasa aman dan nyaman
3. Memberdayakan pengembangan pemasaran pariwisata terpadu agar tepat
sasaran dan efisien serta menggalang peran serta masyarakat dengan
cara memposisikan masyarakat sebagai subyek pengembangan
pariwisata, sehingga dapat mewujudkan iklim usaha pariwisata yang
kooperatif dan dinamis
4. Meningkatkan kualitas SDM pariwisata yang profesional dalam rangka
mewujudkan kinerja pelayanan.
Indikator Kinerja Sasaran
Adapun untuk menilai keberhasilan pencapaian (indikator kinerja) sasaran
adalah:
a. Prosentase peningkatan volume usaha koperasi
b. Peningkatan koperasi aktif
c. Prosentase peningkatan UKM yang di bina
d. Prosentase peningkatan jumlah industri kecil dan menengah
e. Prosentase peningkatan unit usaha perdagangan
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 16 - 43
f. Prosentase peningkatan jumlah Ukur, Takar, Timbang dan Peralatannya
(UTTP) tera ulang
g. Prosentase peningkatan kunjungan wisata
4.2.3. Sasaran Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Daerah.
Pembangunan Infrastruktur Daerah dan investasi daerah merupakan sasaran dari
Tujuan Meningkatnya Daya Saing Daerah yang meliputi Infrastruktur Sumber
daya Air; Transportasi dan Perhubungan; Perumahan dan Pemukiman; Energi dan
Ketenagalistrikan serta Tata Ruang.
A. Sumber daya Air
Air merupakan kebutuhan pokok manusia untuk melangsungkan kehidupan
dan meningkatkan kesejahteraannya. Pembangunan di bidang sumber daya air
pada dasarnya adalah upaya untuk memberikan akses secara adil kepada
seluruh masyarakat untuk mendapatkan air agar mampu berperikehidupan
yang sehat, bersih, dan produktif. Selain itu, pembangunan di bidang sumber
daya air juga ditujukan untuk mengendalikan daya rusak air agar tercipta
kehidupan masyarakat yang aman. Secara umum sumber air di wilayah
Kabupaten Probolinggo bersumber dari air permukaan dan air tanah.
Permasalahan
Berdasarkan telaah dan pengamatan terhadap kondisi sumber daya air di
Kabupaten Probolinggo, maka dapat dirumuskan tentang berbagai
permasalahan yang terkait dengan sumber daya air ini. Permasalahan-
permasalahan tersebut adalah:
1. Ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan sumber daya air dalam
perspektif ruang dan waktu
2. Meningkatnya ancaman terhadap keberlanjutan daya dukung sumber daya
air, baik air permukaan maupun air tanah
3. Menurunnya kemampuan penyediaan Air
4. Kurang optimalnya tingkat layanan jaringan irigasi
5. Lemahnya koordinasi, Kelembagaan, dan Ketatalaksanaan
6. Rendahnya kualitas pengelolaan data dan sistem informasi.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 17 - 43
Arah Kebijakan
Arah Kebijakan untuk mencapai sasaran tersebut adalah:
1. Pengelolaan sumber daya air dilaksanakan dengan memperhatikan
keserasian antara konservasi dan pendayagunaan, antara hulu dan hilir,
antara pemanfaatan air permukaan dan air tanah, antara pengelolaan
demand dan supply, serta antara pemenuhan kepentingan jangka pendek
dan kepentingan jangka panjang
2. Pendekatan vegetatif dalam rangka konservasi sumber-sumber air adalah
hal yang sangat perlu dilakukan karena begitu penting fungsi vegetatif
dalam konteks lingkungan
3. Pendayagunaan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi
pada lima tahun ke depan difokuskan pada upaya peningkatan fungsi
jaringan irigasi yang sudah dibangun tapi belum berfungsi, rehabilitasi pada
areal irigasi berfungsi yang mengalami kerusakan, dan peningkatan kinerja
operasi dan pemeliharaan
4. Operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi diselenggarakan dengan
berbasis partisipasi masyarakat dalam seluruh proses kegiatan. Untuk
mengendalikan kecenderungan meningkatnya alih fungsi lahan, akan
dikembangkan berbagai skema insentif kepada petani agar bersedia
mempertahankan lahan sawahnya
5. Pendayagunaan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air baku
diprioritaskan pada pemenuhan kebutuhan pokok rumah tangga terutama
di wilayah rawan defisit air, wilayah tertinggal, dan wilayah strategis
6. Penanggulangan banjir diutamakan pada wilayah berpenduduk padat dan
wilayah strategis. Pengamanan pantai-pantai dari abrasi terutama
dilakukan pada daerah pusat kegiatan ekonomi. Pengembangan dan
pengelolaan sumber daya air memerlukan penataan kelembagaan melalui
pengaturan kembali kewenangan dan tanggung jawab masing-masing
pemangku kepentingan
7. Penataan dan penguatan sistem pengolahan data dan informasi sumber
daya air dilakukan secara terencana dan dikelola secara
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 18 - 43
berkesinambungan sehingga tercipta basis data yang dapat dijadikan dasar
acuan perencanaan pengembangan dan pengelolaan sumber daya air.
B. Transportasi dan Perhubungan
Transportasi secara umum berfungsi sebagai katalisator dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah. Pada umumnya
infrastruktur transportasi mengemban fungsi pelayanan publik dan sebagai
industri jasa. Transportasi merupakan sarana yang membantu pergerakan
manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya, oleh karena itu perlu adanya
suatu pengelolaan yang terpadu sehingga membantu kelancaran bagi manusia
untuk melakukan pergerakan interaksi fungsional antar pusat kegiatan satu
dengan yang lainnya. Sistem jaringan jalan mempunyai pengaruh yang sangat
kuat terhadap pola perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah. Tumpuan
pergerakan regional dilayani oleh jaringan pergerakan kendaraan bermotor di
jalan raya dan sebagian kereta api.
Sistem jaringan jalan di Kabupaten Probolinggo secara keseluruhan didominasi
oleh transportasi jalan raya dengan sarana dan prasarana yang telah
menjangkau seluruh wilayah kecamatan yang ada. Dalam perkembangannya
sampai saat ini prasarana transportasi telah ditingkatkan melalui program-
program pembangunan jalan dan jembatan serta rehabilitasi jalan dan
jembatan yang ada. Melalui pembangunan dan peningkatan prasarana jalan
akan terbentuk suatu sistem jaringan yang mampu melayani pendistribusian
barang secara efektif serta upaya mengeliminir permasalahan-permasalahan
dalam transportasi.
Ruas jalan yang ada di Kabupaten Probolinggo terbagi dalam 3 kategori yaitu :
jalan negara panjangnya 38,21 km dalam kondisi baik, jalan Propinsi
sepanjang 54 km. Sedangkan jalan Kabupaten sepanjang 785,82 km. Menurut
kondisinya, jalan kabupaten terbagi dalam kondisi baik sepanjang 604,55 km,
kondisi sedang sepanjang 69,55 km dan kodisi rusak sepanjang 51,70 km serta
kondisi rusak parah sepanjang 60,02 km.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 19 - 43
Permasalahan
Berdasarkan telaah dan pengamatan terhadap kondisi prasarana jalan di
Kabupaten Probolinggo, maka dapat dirumuskan berbagai permasalahan yang
terkait dengan prasarana jalan ini. Permasalahan-permasalahan tersebut
adalah :
1. Belum optimalnya pengelolaan prasarana jalan dan jembatan
2. Masih rendahnya jumlah jalan dan jembatan yang mantap
3. Masih rendahnya jumlah kapasitas jalan
4. Masih kurangnya layanan telekomunikasi
5. Kurangnya sarana dan prasarana transportasi desa miskin yang mantap
6. Kurang optimalnya kualitas kerja dan kualitas tingkat kompetensi aparatur
7. Masih rendahnya aksesibilitas sarana dan prasarana jalan yang
mendukung sektor Pariwisata.
Arah Kebijakan
Arah kebijakan pembangunan prasarana Jalan, Jembatan dan Sarana
Telekomunikasi di Kabupaten Probolinggo diarahkan pada:
1. Meningkatkan kelancaran pelayanan angkutan jalan
2. Meningkatkan keselamatan trasportasi
3. Meningkatkan pengelolaan prasarana jalan dan jembatan
4. Penanganan seluruh ruas Jalan dan Jembatan dengan mengutamakan
pemeliharaan rutin dan berkala
5. Meningkatkan daya dukung dan kapasitas Jalan dan Jembatan untuk
mengatasi pertumbuhan lalu lintas
6. Membangun prasarana transportasi yang medukung pengembangan
daerah terpencil dan perbatasan
7. Meningkatkan profesionalisme dan SDM bidang penyelenggara prasarana
Jalan dan Jembatan
8. Membangun sistem jaringan Jalan yang menunjang kawasan strategis
potensial dan pariwisata
9. Meningkatkan pelayanan telekomunikasi di seluruh wilayah kecamatan
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 20 - 43
C. Perumahan dan Permukiman
Urusan perumahan dan permukiman meliputi pelayanan pengembangan
perumahan dan permukiman mencakup prasarana dasar dan prasarana
penunjang yang dapat menunjang kualitas hidup meliputi : perumahan, air
bersih dan air limbah, persampahan, drainase, ruang terbuka hijau,
pertamanan dan pemakaman serta penerangan jalan umum.
Adapun permasalahan urusan perumahan dan pemukiman Pemerintah
Kabupaten Probolinggo sebagai berikut:
1. Masih kecilnya investasi perumahan untuk masyarakat (perumnas dan real
estate) sedangkan kebutuhan akan rumah semakin meningkat
2. Terbatasnya kemampuan pemerintah daerah untuk mendukung
penyediaan perumahan beserta sarana dan prasarananya
3. Masih banyaknya rumah tidak layak huni, dan terbatasnya kemampuan
masyarakat berpenghasilan rendah akan tempat tinggal dan lingkungan
hunian yang sehat
4. Menurunnya kondisi prasarana publik dan bangunan Pemerintah
5. Pelayanan air bersih belum optimal, disebabkan rendahnya kualitas
pengelolaan pelayanan air minum oleh PDAM, meningkatnya tingkat
kebocoran dan tingkat pendapatan masyarakat rendah serta terbatasnya
jaringan pipa
6. Pengelolaan sampah belum dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Arah Kebijakan
Arah Kebijakan pembangunan perumahan dan pemukiman di Kabupaten
Probolinggo diarahkan pada :
1. Meningkatan penyediaan prasarana dan sarana perumahan & permukiman
2. Meningkatkan kondisi fasum dan fasos serta prasarana publik lainnya dan
bangunan Pemerintah
3. Mengoptimalkan pelayanan air bersih dengan mengurangi tingkat
kebocoran dan menambah jaringan pipa
4. Meningkatkan pengelolaan persampahan.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 21 - 43
D. Investasi Daerah
Dalam rangka menuju kemandirian daerah sebagai realisasi semangat dan
kebijakan otonomi daerah antara lain kemandirian dalam pembiayaan
pembanguan daerah. Salah satu cara yang ditempuh dengan peningkatan
investasi daerah. Keberhasilan bidang investasi/penanaman modal akan
memberikan kontribusi pada kegiatan riil dan pertumbuhan ekonomi.
Upaya untuk meningkatkan investasi di Kabupaten Probolinggo dihadapkan
pada berbagai permasalahan, yaitu :
1. Belum optimalnya jaringan promosi sebagai sarana pengembangan
investasi/penanaman modal
2. Belum optimalnya pelayanan dan rendahnya kepastian hokum dalam
investasi/penanaman modal
3. Kurangnya insentif investasi dan keterbatasan infrastrukutr serta rendahya
kualitas SDM.
Arah Kebijakan
Kebijakan peningkatan investasi di Kabupaten Probolinggo, diarahkan pada :
1. Penuntasan deregulasi dan pemangkasan birokrasi, peraturan dan
prosedur perijinan serta pengembangan kapasitas lembaga publik
pelaksananya. Sehingga diharapkan dapat mengurangi biaya transaksi dan
praktek ekonomi biaya tinggi
2. Upaya peningkatan kualitas pelayanan investasi harus dilaksanakan
secara konsisten dan berkelanjutan dengan memperhatikan kebutuhan dan
harapan masyarakat dan pengusaha serta dilaksanakan secara cepat,
tepat, murah, terbuka, sederhana, mudah dan tidak diskriminatif
3. Memperbaiki kebijakan investasi dengan membuat cetak biru
pengembangan kebijakan investasi yang menitik beratkan pada
peningkatan partisipasi aktif pemerintah, pengusaha dan masyarakat,
merumuskan sistem insentif dan kebijakan investasi, meningkatkan fasilitas
penyediaan informasi dan promosi investasi serta menggalang kerjasama
pengembangan investasi antar daerah.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 22 - 43
Indikator Kinerja Sasaran
Adapun untuk menilai keberhasilan pencapaian (indikator kinerja) sasaran
Percepatan pembangunan infrastruktur dan investasi daerah adalah:
a. Prosentase peningkatan rasio jalan kabupaten yang baik
b. Prosentase peningkatan rasio jembatan yang baik
c. Prosentase jumlah ruas jalan yang dilengkapi rambu lalu lintas dibanding
yang seharusnya
d. Prosentase persimpangan jalan yg dipasang lampu traffic light (TL)
dibanding dengan yang seharusnya
e. Prosentase terpenuhinya kebutuhan halte, fasilitas utama dan penunjang
terminal penumpang dan barang
f. Tercukupinya SDM penyelenggaraan pelayanan transportasi dibanding
dengan kebutuhan
g. Prosentase terpenuhinya sarana dan prasarana uji KIR kendaraan
bermotor
h. Prosentase prosentase area lahan parkir di tepi jalan umum yang dikelola
i. Prosentase peningkatan jaringan irigasi utama yang baik
j. Prosentase peningkatan rasio kondisi jaringan irigasi pedesaan yang baik
k. Prosentase pencapaian target perbaikan sungai
l. Prosentase pencapaian target pembangunan bangunan pengendali banjir
m. Prosentase pencapaian target pembinaan organisasi pengelola air
n. Prosentase tersedianya data aset pertambangan daerah
o. Prosentase pengembangan jaringan listrik pedesaan
p. Prosentase peningkatan pemenuhan kebutuhan air bersih
q. Prosentase peningkatan jumlah Fasum dan Fasos terbangun
r. Prosentase peningkatan IKM yang memiliki ijin
4.2.4. Sasaran Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup dan Pencegahan Bencana
Pelestarian fungsi lingkungan hidup dan pencegahan bencana merupakan
sasaran dari Tujuan Meningkatnya Pengelolaan Sumber Daya Yang
Berkelanjutan yang meliputi bidang lingkungan hidup.
Konstitusi mengamanatkan bahwa Sumber Daya Alam dimanfaatkan sebesar-
besarnya untuk kemakmuran rakyat dan dalam pengelolaan Sumber Daya Alam
ini tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Fungsi perlindungan
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 23 - 43
lingkungan hidup meliputi pelayanan daerah terhadap manajemen limbah, air
limbah, penanggulangan polusi, konservasi sumber daya alam, tata ruang dan
pertanahan, penelitian dan pengembangan perlindungan lingkungan hidup serta
perlindungan lingkungan hidup lainnya.
Kawasan pantai secara umum merupakan kawasan lindung yang harus dijaga
kelestariannya. Kawasan yang harus dilindungi tersebut berupa hutan mangrove.
Mangrove selain berfungsi sebagai penangkis ombak yang dapat merusak pantai
juga berfungsi sebagai tempat hidup organisme laut. Apabila kegiatan
pengrusakan ini tidak segera dikendalikan maka dikhawatirkan akan terjadi
kerusakan lingkungan pantai yang lebih parah lagi.
Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi dalam Pelestarian fungsi Lingkungan Hidup Dan
Pencegahan Bencana Alam, yaitu :
1. Adanya kecenderungan peningkatan pencemaran lingkungan Hidup
2. Semakin rusaknya habitat ekosistem pesisir dan laut, panjang pantai yang
terkena Abrasi mencapai 14 Km dan hutan Mangrove seluas 712 ha tersebar
di 7 (tujuh) kecamatan yang menyebabkan perubahan garis pantai,
pencemaran laut, dan rusaknya habitat ikan.
3. Belum optimalnya pendayagunaan potensi kelautan
4. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan ligkungan
5. Adanya keterbatasan data dan informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Arah Kebijakan
1. Peningkatan kelestarian hutan untuk keseimbangan tata air dan lingkungan
hidup dengan melibatkan masyarakat sekitar hutan
2. Peningkatan kegiatan penghijauan, Rehabilitasi lahan kritis dan Rehabilitasi
hutan lindung
3. Penegakkan hukum dan peningkatan koordinasi antar daerah dalam rangka
pengamanan hutan dan peredaran hasil hutan
4. Mengelola dan mendayagunakan potensi sumber daya laut, pesisir secara
lestari berbasis kemasyarakatan
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 24 - 43
5. Meningkatkan upaya konservasi laut, pesisir serta merehabilitasi ekosistem
yang rusak (terumbu karang dan mangrove)
6. Mengendalikan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup wilayah pesisir,
laut dan perairan tawar
7. Meningkatkan peran aktif masyarakat dan swasta dalam pengelolaan
sumberdaya laut dan pesisir
8. Pengelolaan lingkungan alam dengan penekanan pengendalian kerusakan
dan pencemaran lingkungan
9. Pengelolaan lingkungan buatan dengan penekanan pengendalian kegiatan
yang berakibat kerusakan dan pecemaran lingkungan
10. Pengelolaan lingkungan buatan yang penekanan pada kapasitas
kelembagaan, sumberdaya manusia, peran pengusaha dan peran masyarakat
11. Penegakkan hokum lingkungan agar masyarakat mematuhi peraturan
lingkungan yang berlaku
12. Perbaikan manajemen dan sistem informasi Lingkungan Hidup.
Indikator Kinerja Sasaran
Adapun untuk menilai keberhasilan pencapaian (indikator kinerja) sasaran ini
adalah:
a. Prosentase peningkatan rata-rata baku mutu kualitas (kadar PH, BOD, COD
dan TSS) air sungai dan air tanah.
b. Prosentase peningkatan kualitas udara ambient.
c. Prosentase peningkatan volume sampah yang terangkut.
d. Prosentase penurunan luas areal lahan kritis.
e. Prosentase penghijauan luas areal lahan kritis.
f. Prosentase peningkatan kelestarian kawasan pesisir pantai.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 25 - 43
4.2.5. Sasaran Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan, Sosial Keagamaan dan
Kesehatan.
Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, sosial keagamaan dan kesehatan
merupakan sasaran pertama dari Tujuan Meningkatnya Kualitas Kehidupan
Masyarakat Yang Berlandaskan Nilai-Nilai Sosial Dan Agama yang meliputi
pendidikan, sosial keagamaan dan kesehatan.
A. Pendidikan
Dunia pendidikan menghadapi tiga tantangan besar: pertama, sebagai akibat
dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut untuk dapat mempertahankan
hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai. Kedua, dalam
menghadapi era global dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan
sumber daya manusia yang kompeten agar output-nya mampu bersaing dalam
pasar kerja global. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah,
perlu dilakukan penyesuaian untuk mewujudkan proses pendidikan yang lebih
demokratis, memperhatikan keberagaman kebutuhan/keadaan daerah dan
peserta didik, serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat.
Permasalahan
Pembangunan bidang pendidikan di Kabupaten Probolinggo masih dihadapkan
pada berbagai permasalahan, yaitu:
1. Kurangnya pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang
bermutu
2. Rendahnya kualitas pembelajaran
3. Kurangnya relevansi pendidikan
4. Masih banyak sarana dan prasarana utamanya gedung SD mengalami
rusak berat
5. Tidak meratanya penempatan dan kebutuhan tenaga pengajar serta masih
kurangnya jumlah tenaga pengajar
6. Belum jelasnya pembagian kewenangan dan tanggung jawab antar
pemerintah daerah dengan pemerintah propinsi terhadap lembaga
pendidikan setingkat SMP dan SMA dalam hal pembangunan dan
perbaikan prasarana pendidikan
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 26 - 43
Arah Kebijakan
Adapun arah kebijakan pembangunan bidang pendidikan adalah sebagai
berikut:
1. Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan.
Meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan secara terarah, terpadu dan
menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh
komponen melalui:
a). Peningkatan kualitas pendidikan dengan cara peningkatan
profesionalisme yang bermuara pada peningkatan kualitas
kelembagaan, ketenagakerjaan, sarana dan prasarana kualitas
pembelajaran
b). Meningkatkan kompetensi pendidikan kejuruan dan pendidikan non
formal untuk meningkatkan kualitas lulusan dalam rangka memasuki
dunia kerja
c). Meningkatkan layanan pendidikan ketrampilan bagi anak luar biasa
agar dapat hidup mandiri
d). Mengintrodusir model sekolah unggulan di setiap kecamatan.
2. Kebijakan Pemerataan
Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu dengan:
a). Penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
b). Peningkatan sarana prasarana
c). Peningkatan pelayanan Pendidikan Luar Sekolah.
B. Sosial Keagamaan
Guna meningkatkan pelayanan dan kemudahan bagi umat bergama dalam
melaksanakan ajaran agama, mendorong dan meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam kegiatan pelayanan kehidupan beragama serta
meningkatkan pemahaman nilai-nilai ajaran agama dan mendorong
dilaksanakannya ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 27 - 43
Permasalahan
Tingkat kualitas pelayanan dan pemahaman agama serta kehidupan beragama
di Kabupaten Probolinggo masih dihadapkan pada berbagai permasalahan,
yaitu:
1. Rendahnya kualitas pelayanan bagi umat beragama dalam melaksanakan
ajaran agama
2. Rendahnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama dalam
kehidupan bermasyarakat
Arah kebijakan
Adapun arah kebijakan dari permasalahan tersubut diatas sebagai berikut:
1. Peningkatan kualitas pelayanan bagi umat beragama dalam melaksanakan
ajaran agama
2. Peningkatan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai ajaran agama bagi
setiap individu, keluarga dalam kehidupan bermasyarakat
C. Kesehatan
Upaya mencapai keberhasilan pembangunan manusia seutuhnya adalah
terciptanya masyarakat yang sehat baik fisik maupun mental. Selama ini
apresiasi masyarakat terhadap kesehatan masih relatif rendah, utamanya bagi
keluarga-keluarga miskin. Tingginya angka kematian yang disebabkan oleh
penyakit menular ataupun faktor ketidaktahuan masyarakat dalam menyikapi
kesehatan, harus menjadi perhatian utama semua pihak khususnya pemerintah
Kabupaten Probolinggo.
Dalam bidang kesehatan, kondisi umum pembangunan kesehatan antara lain
dapat dilihat dari status kesehatan dan gizi masyarakat serta pola penyakit.
Status kesehatan masyarakat antara lain dapat dinilai melalui berbagai
indikator kesehatan seperti usia harapan hidup, angka kematian bayi, angka
kematian balita, angka kematian ibu melahirkan dan keadaan gizi masyarakat.
Usia harapan hidup untuk lima tahun kedepan usia harapan hidup masyarakat
ditargetkan terus mengalami kenaikan. Salah satu faktor yang mempengaruhi
peningkatan peluang hidup ini adalah perhatian masyarakat terhadap
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 28 - 43
pentingnya kesehatan dan ditunjang dengan kemudahan mengakses sarana
dan prasarana kesehatan.
Kondisi umum kesehatan seperti dijelaskan di atas antara lain dipengaruhi oleh
berbagai faktor yaitu lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan.
Selanjutnya, pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain
ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan
kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan.
Fasilitas pelayanan kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang diperkuat dengan
Puskesmas Pembantu dan Puskesmas keliling, telah didirikan di seluruh
kecamatan di Kabupaten Probolinggo. Meskipun fasilitas pelayanan kesehatan
dasar seperti Puskesmas terdapat di semua kecamatan dan ditunjang oleh
Puskesmas Pembantu, namun pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan masih menjadi kendala. Fasilitas ini belum sepenuhnya dapat
dijangkau oleh masyarakat, karena masalah biaya dan jarak transportasi.
Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya adalah rumah sakit.
Permasalahan
Masalah pembangunan kesehatan yang masih dihadapi saat ini adalah:
1. Belum meratanya jangkauan pelayanan kesehatan khususnya bagi
masyarakat miskin di pedesaan.
2. Masih kurangnya mutu pelayanan kesehatan baik pelayanan kesehatan
dasar maupun rujukan.
3. Kecenderungan meningkatnya beberapa penyakit menular dan tidak
menular.
4. Adanya beberapa penyakit menular dan bencana yang berpotensi menjadi
masalah luas pada kesehatan masyarakat.
5. Masih rendahnya pola hidup masyarakat dalam berperilaku hidup bersih
dan sehat.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 29 - 43
Arah Kebijakan
kebijakan pembangunan kesehatan diarahkan pada:
1. Peningkatan kualitas pelayanan pada setiap strata pelayanan
2. Penyediaan jaminan kesehatan bagi penduduk terutama keluarga miskin
3. Peningkatan kualitas, kuantitas dan pendayagunaan tenaga kesehatan
4. Mendorong pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan
sehat.
5. Pemerataan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana kesehatan
6. Pemantapan manajemen bidang kesehatan yang transparan dan
akuntabel.
Indikator Kinerja Sasaran
Adapun untuk menilai keberhasilan pencapaian (indikator kinerja) sasaran
Peningkatan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan adalah:
a. Prosentase penurunan kematian bayi
b. Prosentase penurunan kematian Ibu melahirkan
c. Umur harapan hidup
d. Prosentase penduduk yang berkunjung ke sarana pelayanan kesehatan
e. Prosentase rumah tangga berprilaku hidup bersih dan sehat
f. Prosentase Posyandu Purnama dan Mandiri
g. PUS yang menjadi peserta KB aktif
h. Prosentase penurunan rata-rata angka kelahiran (TFR)
i. Prosentase peningkatan jumlah perempuan terlatih
j. Prosentase penanganan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak
k. Prosentase peningkatan peran kader perempuan
l. Prosentase Angka Partisipasi Murni (APM)
m. Prosentase Rasio jumlah siswa per jumlah sekolah
n. Prosentase Rasio Jumlah siswa per jumlah guru
o. Prosentase meningkatnya minat baca masyarakat
p. Prosentase peningkatan pembinaan masyarakat
q. Prosentase rasio tempat ibadah per satuan penduduk
r. Prosentase peningkatan even seni dan budaya
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 30 - 43
s. Prosentase pembinaan kelompok seni dan budaya
t. Prosentase cabang olah raga yg berpretasi dan pemasalan olah raga
u. Prosentase pengembangan dan keserasian kebijakan pemuda
v. Prosentase peningkatan peran serta kepemudaan
w. Prosentase terpenuhinya sarana dan prasarana olahraga
4.2.6. Sasaran Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran
Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran merupakan sasaran kedua dari
Tujuan Meningkatnya Kualitas Hidup Masyarakat yang meliputi kemiskinan dan
ketenagakerjaan, serta sosial.
A. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah kompleks sebagai akibat dari berbagai faktor
yang saling berhubungan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan,
pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan
kondisi lingkungan. Dengan demikian Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya
sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak
dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam
menjalani kehidupan secara bermartabat.
Kompleksitas masalah kemiskinan tentu tidak bisa dijawab melalui program
pembangunan yang bersifat parsial apalagi kontradiktif, tetapi diperlukan
sebuah rumusan kebijakan yang bersifat holistik, dimana ada keterkaitan satu
sama lain meskipun tidak bisa menghindari pendekatan sektoral. Rumusan
kebijakan pembangunan hendaknya disatukan oleh dua isu sentral dan
mendasar yaitu penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja.
Program yang khusus ditujukan untuk mengatasi masalah kemiskinan
diorientasikan pada upaya peningkatan pendapatan dan pengurangan beban
masyarakat miskin melalui pendekatan pemberdayaan usaha, pemberdayaan
manusia dan pemberdayaan lingkungan. Implementasi pendekatan program
disesuaikan dengan kondisi potensi dan masalah yang dihadapi oleh
masyarakat miskin setempat dengan menghindari penyeragaman program.
Variabel makro ekonomi mempunyai andil yang sangat besar. Tingginya laju
inflasi, rendahnya investasi, disparitas pertumbuhan ekonomi antar daerah dan
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 31 - 43
antara desa dengan perkotaan serta aksesibilitas sumber-sumber ekonomi,
secara langsung akan mempengaruhi kerawanan tingkat kemiskinan.
Untuk mengetahui besarnya tingkat kemiskinan di Kabupaten Probolinggo
dapat dilihat dari hasil pendataan keluarga sejahtera yang dilakukkan setiap
tahun oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. Pada
tahun 2003 terdapat Keluarga Pra Sejahtera sebanyak 118.529 Keluarga atau
40,60 %, dan tahun 2007 menjadi 115.338 Keluarga atau 36,23 %.
Kemiskinan selalu berkorelasi positif dengan jumlah pengangguran, semakin
tinggi jumlah masyarakat miskin maka semakin tinggi pula angka
penggangguran di suatu wilayah.
Permasalahan
Sejumlah permasalahan mendasar lain yang terjadi dalam penanganan
masyarakat miskin adalah belum tersedianya data base yang jelas dan selalu
diperbaharui. Program-program pengentasan kemiskinan terlalu bergantung
pada program pemerintah Propinsi dan atau Pusat karena program-program
yang disebutkan di atas belum dapat diukur efektivitasnya dalam upaya
pengentasan kemiskinan.
Berbagai permasalahan dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan
pengganguran di Kabupaten Probolinggo masih dihadapkan pada diantaranya:
1. Keterbatasan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin;
2. Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap para penyandang cacat, fakir
miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya;
3. Terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha serta kurangnya sarana dan
prasarana pelatihan kerja;
4. Banyaknya tenaga kerja yang bekerja dilapangan usaha yang kurang
produktif;
5. Lemahnya partisipasi masyarakat dalam perumusan pelaksanaan
kebijakan/program di wilayahnya terutama wilayah perdesaan;
6. Belum optimalnya pelaksanaan pengarusutamaan gender.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 32 - 43
Arah Kebijakan
Dengan memahami kompleksitas masalah kemiskinan dan kerentanan yang
ada pada setiap proses upaya pengentasannya, menyadarkan kita betapa
pemecahan masalah ini tidak bisa dilakukan secara sektoral, tetapi multi
dimensi dalam program lintas pembangunan yang menyangkut sinergitas
peran pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Secara umum kebijakan
pembangunan Pemerintah Kabupaten Probolinggo diarahkan pada:
1. Mendorong partisipasi masyarakat dan dunia usaha melalui kebijakan yang
mampu mengentaskan kemiskinan
2. Peningkatan akses dan layanan permodalan dan pengembangan usaha
bagi masyarakat miskin dengan memberikan skim khusus (bunga rendah)
tetapi tetap memperhatikan mekanisme pasar yang ada
3. Pemeliharaan dan pengembangan kesempatan kerja yang didukung oleh
tenaga kerja yang terampil dalam suasana hubungan kerja yang harmonis
antar pelaku produksi, adanya perlindungan keselamatan dan kesehatan
kerja serta peningkatan upah buruh berdasarkan standar kebutuhan hidup
minimal
4. Pengembangan potensi wilayah baik pada daerah pesisir, sekitar hutan,
persawahan, pertambakan, dan daerah-daerah sekitar kawasan industri
dengan mengembangkan produk unggulan yang spesifik dan kompetitif
serta mempunyai dampak langsung terhadap percepatan pertumbuhan
ekonomi dan penciptaan lapangan kerja
5. Pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar dan sarana ekonomi sesuai
dengan karakteristik kebutuhan, sehingga mampu membuka akses dan
meningkatkan peluang kelompok masyarakat miskin untuk meningkatkan
produktivitas sesuai dengan basis mata pencahariannya.
B. Pengangguran dan Ketenagakerjaan
Stabilitas ekonomi yang semakin membaik dari tahun ke tahun memang dapat
mendorong kinerja bidang lainnya. Namun demikian hal tersebut tidak
seimbang dengan ketersediaan lapangan kerja bagi para angkatan kerja di
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 33 - 43
Kabupaten Probolinggo. Akibatnya peningkatan angka pertumbuhan ekonomi
diikuti dengan peningkatan jumlah pengangguran.
Dalam mengatasi masalah meningkatnya jumlah angkatan kerja Pemerintah
Kabupaten Probolinggo telah melakukan beberapa upaya khususnya untuk
menstimulasi munculnya lapangan pekerjaan baru dan mempersiapkan pencari
kerja agar siap pakai, dengan cara menempatkan tenaga kerja melalui program
Antar Kerja Lokal (AKL), program Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) dan
program Antar kerja Antar Negara (AKAN).
Permasalahan
Bidang Ketenagakerjaan di Kabupaten Probolinggo masih dihadapkan pada
berbagai permasalahan mendasar yang memerlukan perhatian dan
keterpaduan penanganan antara lain: (1) Masih banyaknya jumlah penganggur
dan setengah penganggur; (2) Terbatasnya kesempatan kerja; (3) Belum
optimalnya pelayanan pencari kerja di kecamatan; (4) Belum optimalnya
informasi Pasar kerja (IPK) dan Bursa kerja; (5) Relatif redahnya kualitas dan
produktivitas tenaga kerja; (6) Pelatihan kerja dan standar kualifikasi tenaga
kerja belum memenuhi kebutuhan pasar kerja; (7) Terbatasnya pengelolaan
sumberdaya pelatihan dan lembaga pelatihan kerja baik Pemerintah maupun
swasta.
Arah Kebijakan Pembangunan
Arah Kebijakan yang ditempuh untuk menciptakan lapangan kerja formal dan
meningkatkan produktivitas tenaga kerja dilaksanakan dengan:
1. Menciptakan kesempatan kerja melalui investasi. Dalam hal ini Pemerintah
akan menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan peningkatan
investasi. Iklim usaha yang kondusif memerlukan stabilitas ekonomi, politik
dan keamanan, biaya produksi yang rendah, kepastian hukum serta
peningkatan ketersediaan infrastruktur
2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang dilakukan antara lain
dengan pelatihan ketrampilan yang berbasis kompetensi
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 34 - 43
3. Mengoptimalkan program-program perluasan kesempatan kerja yang
dilakukan oleh pemerintah, antara lain adalah program Padat Karya
Produktif, pengembangan UKM dan sektor informal produktif, koordinasi
dengan PJTKI untuk penempatan tenaga kerja ke luar negeri, serta
program-program pengentasan kemiskinan
4. Peningkatan fungsi Lembaga Bipartit dan Tripartit
5. Mendukung pelaksanaan transmigrasi.
C. Sosial
Kesejahteraan sosial merupakan tujuan akhir dari berbagai pembangunan di
suatu daerah. Indikasi suatu masyarakat dikatakan sejahtera secara sosial,
adalah apabila di daerah tersebut sudah tidak dijumpai lagi persoalan-
persoalan yang berkaitan dengan keberadaan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) antara lain: keterlantaran baik anak maupun
lanjut usia, ketunasosialan, bencana alam dan konflik sosial, penyandang
cacat, gelandangan dan pengemis, anak nakal dan korban narkotika, anak
jalanan, wanita rawan sosial ekonomi, dan fakir miskin.
Permasalahan
1. Masih adanya jumlah penyandang PMKS di Kabupaten Probolinggo
2. Belum optimalnya penyandang PMKS yang melaksanakan usaha sosial
ekonomi produktif (USEP)
3. Terbatasnya bantuan dan perhatian pada korban bencana alam, terutama
penanganan pasca bencana
4. Terbatasnya bantuan dan perhatian terhadap keluarga pra-sejahtera dan
Gakin.
Arah Kebijakan
Bila kita lihat kompleksitas PMKS dan kerentanan yang ada pada setiap proses
upaya penanganannya maka akan kita sadari bahwa pemecahan masalah ini
tidak bisa dilakukan secara sektoral. Tetapi multi dimensi dalam program lintas
pembangunan yang menyangkut sinergitas peran pemerintah, lembaga Sosial
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 35 - 43
Masyarakat (LSM). Secara umum kebijakan pembangunan Pemerintah Daerah
Kabupaten Probolinggo bidang kesejahteraan sosial diarahkan pada upaya
penurunan PMKS. Sedangkan secara spesifik kebijakan yang berkenaan
dengan PMKS diarahkan pada:
1. Penampungan sementara terhadap para PMKS dan melakukan
pembinaan serta memberikan keterampilan.
2. Mendorong partisipasi masyarakat dan lembaga sosial yang ada di daerah
dalam pembinaan USEP.
3. Mendorong partisipasi masyarakat dan lembaga sosial di daerah untuk
meringankan dan mengatasi penderitaan para korban bencana alam
4. Mendorong partisipasi masyarakat dan lembaga sosial untuk mencegah
dan mengatasi permasalahan sosial
5. Peningkatan pemenuhan dan aksesibilitas masyarakat terhadap
ketersediaan dana-dana bantuan
Indikator Kinerja Sasaran
Adapun untuk menilai keberhasilan pencapaian (indikator kinerja)
penanggulangan kemiskinan dan pengangguran adalah:
a. Prosentase Penurunan Keluarga Pra sejahtera
b. Prosentase Penurunan masyarakat penyandang masalah kesejahteraan
sosial
c. Prosentase Peningkatan jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) yang dibina.
d. Prosentase tingkat kesempatan kerja.
e. Prosentase peningkatan Upah Minimum Kabupaten (UMK).
f. Peningkatan jumlah transmigran terkirim dibanding dengan calon
transmigran.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 36 - 43
4.2.7. Sasaran Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dan Pelaksanaan Otonomi
Daerah.
Peningkatan kualitas pelayanan publik dan pelaksanaan otonomi daerah
merupakan sasaran dari Tujuan Meningkatnya Penyelenggaraan
Kepemerintahan Yang Baik dan Bersih meliputi penyelenggaraan pelayanan
umum dan administrasi pemerintahan.
Desentralisasi dan otonomi daerah memiliki dampak pada penyelenggaraan
Pemerintahan dan pembangunan di daerah. Sementara dampak terhadap
birokrasi adalah harapan atas penyediaan pelayanan publik akan menjadi lebih
sederhana dan cepat serta lebih baik. Setelah lima tahun usia desentralisasi dan
otonomi daerah ternyata masih ditemukan berbagai permasalahan antara lain:
aparat birokrasi belum melaksanakan fungsi dengan optimal yang sesuai dengan
perannya dalam memberikan pelayanan publik dan sebagai dinamisator
pembangunan.
Sejalan dengan peningkatan pelayanan publik, kualitas dan kapabilitas aparat
sebagai pelaku birokrasi seyogyanya sesuai dengan kebutuhan. Keberadaan
pegawai pemerintah Kabupaten Probolinggo tercatat sejumlah 17.371 orang
dengan komposisi sebagai berikut: golongan I sebanyak 290 orang, golongan 2
sebanyak 3.088 orang, golongan 3 sebanyak 11.250 orang dan golongan 4
sebanyak 2.743 orang. Lebih lanjut jika dikompilasi berdasarkan status, untuk
fungsional sebesar 12.375 orang, struktural 4.996 orang dan pegawai tidak
tetap/tenaga kontrak sebanyak 1.456 orang.
Pemerintah sebagai public service harus mewujudkan tugas pelayanan tersebut
dalam kinerja pemerintah daerah. Masyarakat yang dilayani harus merasakan
pelayanan yang optimal dalam wujud pelayanan prima dengan prinsip
mengutamakan pelanggan, sistem yang efektif, melayani dengan hati nurani,
perbaikan berkelanjutan dan memberdayakan pelanggan. Pelayanan prima juga
harus mencerminkan karakteristik pelayanan umum yang sederhana, kejelasan
dan kepastian, keamanan, keterbukaan, efisien, ekonomis, keadilan dan ketepatan
waktu.
Untuk mengimplementasikan pelayanan prima harus ada kesungguhan
(komitmen), penguasaan dan konsistensi yang sangat tinggi, oleh karena itu
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 37 - 43
pemberdayaan aparatur sangat penting guna meningkatkan kompetensi
pelayanan sektoral agar tidak mengecewakan masyarakat.
Dengan spirit otonomi daerah Pemerintah Kabupaten Probolinggo menata kembali
kelembagaan maupun sumber daya manusia, sehingga diharapkan pelayanan
publik akan lebih optimal. Upaya ini diperkuat dengan ditetapkannya Peraturan
Daerah Kabupaten Probolinggo Nomor 10 Tahun 2007 tentang Penataan
Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Probolinggo.
Dengan penekanan pelayanan publik yang berkualitas dan sesuai dengan tuntutan
dan harapan masyarakat.
Permasalahan
Dalam mewujudkan pelaksanan otonomi daerah yang sesuai dengan prinsip good
governance dan kualitas pelayanan publik yang lebih baik di Kabupaten
Probolinggo, masih menghadapi beberapa permasalahan, antara lain yaitu:
1. Menurunnya nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa pada sebagian
masyarakat
2. Menurunnya kesadaran masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
3. Belum optimalnya jaminan rasa aman dan tentram bagi masyarakat
4. Belum optimalnya kemampuan aparat dalam penanganan bencana dan
gangguan lingkungan
5. Pengelolaan dan kemampuan keuangan daerah belum optimal
6. Perencanaan pembangunan daerah belum optimal
7. pelaksanaan pelayanan publik belum optimal
8. Pengawasan pelaksanaan pembangunan daerah belum optimal.
Arah Kebijakan
Untuk lebih meningkatkan pelaksanaan otonomi daerah dan pelayanan publik
maka kebijakan pembangunan diarahkan pada:
1. Meningkatkan kemampuan mencegah, menangkal dan menindak kejahatan
terutama melalui deteksi dini dan keterlibatan para tokoh masyarakat
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 38 - 43
2. Meningkatkan profesionalisme aparat Satuan Polisi Pamong Praja melalui
pembinaan kinerja dengan meningkatkan sumber daya organisasi dan
manajemen
3. Mewujudkan kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh mempertegas tugas,
wewenang dan tanggungjawab
4. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM aparatur
5. Menyederhanakan prosedur pelayanan publik/peningkatan pelayanan prima
6. Melakukan Sosialisasi jenis pelayanan melalui leaflet, media elektronik dan IT
7. Meningkatkan sarana dan prasarana guna meningkatkan pelayanan dan
mendekatkan pelayanan sampai wilayah kecamatan/desa/kelurahan
8. Mengadakan evaluasi tahunan guna perbaikan yang berkelanjutan.
Indikator Kinerja Sasaran
Adapun untuk menilai keberhasilan pencapaian (indikator kinerja) sasaran
peningkatan kualitas pelayanan publik dan pelaksanaan otonomi daerah adalah:
a. Prosentase peningkatan kuantitas sarana prasarana aparatur
b. Prosentase peningkatan kualitas sarana prasarana aparatur
c. Prosentase tingkat pelayanan pengaduan masyarakat
d. Prosentase jumlah peraturan daerah yang disusun
e. Prosentase ketepatan laporan pelaksanaan pembangunan
f. Prosentase penyelesaian kegiatan sesuai waktu dan mutu yang direncanakan
g. Prosentase tingkat kelengkapan administrasi kearsipan
h. Prosentase tingkat penerapan teknologi informasi dalam administrasi
kearsipan
i. Prosentase tingkat pelayanan informasi kearsipan daerah bagi masyarakat
j. Prosentase perkembangan penerbitan akta kelahiran
k. Prosentase ber penduduk KTP
l. Prosentase ketepatan penerbitan dokumen dan laporan keuangan
m. Prosentase peningkatan pajak daerah
n. Prosentase peningkatan retribusi daerah
o. Prosentase peningkatan hasil penjualan daerah dan pengelolaan kekayaan
daerah
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 39 - 43
p. Prosentase peningkatan pendapatan daerah lainnya
q. Rasio jumlah kegiatan yg dilaksanakan per jumlah direncanakan
r. Prosentase tersusunnya Rencana/Study Tata Ruang sesuai kebutuhan
daerah
s. Prosentase peningkatan Swadaya Murni Masyarakat
t. Prosentase penurunan kasus pelanggaran hukum oleh aparatur pemerintah
kabupaten
u. Prosentase penurunan kasus penyalahgunaan keuangan daerah
v. Prosentase penurunan jumlah aparatur yang diberikan sangsi
w. Prosentase penurunan jumlah pelanggaran Tramtib
x. Prosentase penurunan jumlah pelanggaran penegakan PERDA
y. Rasio jumlah pamong praja per 10.000 penduduk
z. Prosentase organisasi masyarakat, orpol, pemuda, organiasi kemasyarakatan
yg dibina
. Rasio jumlah linmas per 10.000 penduduk
. Rasio pos siskamling per jumlah desa/kelurahan
. Prosentase jumlah pegawai sesuai dengan kebutuhan riil pemerintah
kabupaten
aa. Prosentase jumlah pengiriman pegawai untuk mengikuti pendidikan dan
latihan (struktural, fungsional, teknis)
bb. Prosentase penyelesain dokumen kepegawain yang tepat waktu
cc. Prosentase jumlah penyelenggaraan pendidikan dan latihan (struktural,
fungsional, teknik)
dd. Prosentase tingkat kelulusan peserta pendidikan dan latihan (Struktural,
fungsional dan teknis)
ee. Prosentase jumlah SKPD yang melaksanakan analisa jabatan
ff. Prosentase jumlah SKPD yang melaksanakan ISO
gg. Prosentase jumlah SKPD yang menyusun standard pelayanan publik
hh. Prosentase jumlah SKPD yang menyusun IKM.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 40 - 43
4.3. STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH
Strategi pembangunan daerah merupakan kebijakan-kebijakan yang diambil dalam rangka
mengimplementasikan program-program prioritas pembangunan kepala daerah
disesuaikan dengan visi misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang ditetapkan.
Untuk mencapai sasaran pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kabupaten Probolinggo tahun 2008 - 2013, strategi pembangunan daerah diberupakan
dalam bentuk tema prioritas pembangunan yang akan dilaksanakan setiap
tahunnya.Tema prioritas pembangunan yang ditetapkan mencerminkan urgensi
permasalahan yang hendak diselesaikan setiap tahunnya, tanpa mengabaikan
permasalahan lainnya. Oleh karena itu, tekanan akan skala prioritas dalam setiap
tahunnya berbeda-beda dan dalam rangka mewujudkan sasaran RPJMD. Tema prioritas
pembangunan dalam setiap tahunnya menggambarkan makna urgensi pemecahan
permasalahan strategis. Konsekuensi logis dari adanya tahapan dan prioritas
pembangunan dalam RPJMD ini adalah, dalam penyusunan rencana anggaran
pembangunan daerah komposisi anggaran belanja program kegiatan perlu disesuaikan
dengan prioritas bidang pembangunan pada masing-masing tahapan. Hal ini mengandung
makna bahwa, anggaran belanja program kegiatan yang mendukung prioritas tersebut
perlu mendapat porsi lebih guna tercapainya sasaran yang ditetapkan.
Perlu dijelaskan dalam sub bab ini, bahwa tema prioritas pembangunan tahunan RPJMD
dimulai pada tahun 2009 dan diakhiri pada tahun 2012. Hal ini perlu disampaikan karena
untuk pelaksanaan Tahun Anggaran 2008 masih menggunakan dasar hukum RPJMD
Transisi Tahun 2007 - 2009. Sedangkan untuk tahun 2013 merupakan tahun transisi berisi
program-program transisi disebabkan pergantian kepala daerah.
Atas dasar tersebut, tahapan dan prioritas pembangunan dapat disusun sebagai berikut :
1. Tema Prioritas Pembangunan Tahun 2009
Pembangunan bidang kesehatan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
terhadap upaya pelayanan kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Pembangunan di bidang kesehatan selalu terkait dengan peningkatan
peran keluarga dan lembaga masyarakat. Oleh karena itu pembangunan kesehatan
juga merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan
berperan terhadap penanggulangan kemiskinan, sehingga dikatakan pembangunan
kesehatan adalah suatu investasi bagi pembangunan masyarakat.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 41 - 43
Berlandaskan pelaksanaan dan pencapaian pembangunan bidang kesehatan yang
telah dilaksanakan melalui berbagai program dan kegiatan, serta dalam rangka
menyongsong Indonesia sehat 2010, maka tahapan dan prioritas pembangunan pada
tahun 2009, sesuai dengan sasaran peningkatan kualitas kesehatan serta sasaran
penanggulangan kemiskinan, adalah Peningkatan derajat kesehatan bagi
masyarakat melalui perkuatan kelembagaan, infrastruktur dan peran serta
masyarakat/keluarga dengan didukung kondisi lingkungan yang sehat.
2. Tema Prioritas Pembangunan Tahun 2010
Pembangunan bidang pendidikan merupakan prioritas pembangunan nasional dengan
demikian secara otomatis juga merupakan prioritas pembangunan di daerah.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia mengandung makna, bahwa peningkatan
kualitas sumber daya manusia merupakan faktor penentu bagi pemantapan kesiapan
menyongsong tantangan kedepan yang semakin berat dan komplek. Dalam rangka
meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa, setiap warga negara berhak
mendapatkan layanan pendidikan. Sebagai konsekuensi dari komitmen tersebut,
setiap warga negara tanpa mengenal latar belakang, baik yang normal maupun yang
berkelainan, serta yang berkemampuan cerdas maupun yang rendah, memiliki hak
yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu setidak-tidaknya selama 9
tahun.
Berlandaskan pelaksanaan dan pencapaian pembangunan bidang pendidikan yang
telah dilaksanakan melalui berbagai program dan kegiatan, maka tahapan dan prioritas
pembangunan pada tahun 2010, sesuai dengan sasaran peningkatan kualitas
pendidikan serta sasaran penanggulangan pengangguran, adalah peningkatan mutu
pendidikan bagi masyarakat melalui perkuatan kelembagaan, infrastruktur dan
partisipasi aktif masyarakat.
3. Tema Prioritas Pembangunan Tahun 2011
Pembangunan bidang perekonomian di Kabupaten Probolinggo diarahkan untuk dua
sasaran pokok yaitu peningkatan produksi dan cadangan pangan untuk kestabilan dan
kesinambungan penyediaan pangan masyarakat serta pengembangan usaha sektor
riil, melalui pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kedua sasaran
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 42 - 43
tersebut akan dapat dicapai apabila didukung adanya perbaikan iklim investasi daerah
serta ketersediaan infrastruktur daerah yang memadai.
Upaya untuk mendorong peningkatan investasi dilakukan melalui penciptaan iklim
investasi yang kondusif dan promosi serta kerja sama investasi. Disamping itu kondisi
infrastruktur daerah dan lingkungan masyarakat juga menjadi bagian penting dalam
mendukung peningkatan investasi. Dengan meningkatkan investasi diharapkan dapat
mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah yang pada gilirannya dapat meningkatkan
perekonomian daerah.
Berlandaskan pelaksanaan dan pencapaian pembangunan bidang investasi,
infrastruktur dan lingkungan hidup yang telah dilaksanakan melalui berbagai program
dan kegiatan, sesuai dengan sasaran meningkatnya ketahanan pangan melalui
optimalisasi produksi pertanian/ perkebunan, peternakan dan perikanan; meningkatnya
perekonomian Daerah melalui optimalisasi usaha ekonomi sektor riil serta Optimalisasi
percepatan pembangunan infrastruktur dan investasi daerah, maka tahapan dan
prioritas pembangunan pada tahun 2011 Peningkatan ketersediaan bahan pangan
bagi masyarakat dengan didukung oleh peningkatan produksi hasil
pertanian/perkebunan, peternakan dan perikanan serta perkuatan ekonomi
sektor riil, investasi dan infrastruktur daerah.
4. Tema Prioritas Pembangunan Tahun 2012
Salah satu agenda pembangunan nasional adalah menciptakan tata pemerintahan
yang bersih, dan berwibawa. Agenda tersebut merupakan upaya untuk mewujudkan
tata pemerintahan yang baik, dengan tidak meninggalkan prinsip-prinsip dasar
managemen mulai Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan
yang diwarnai dengan prinsip transparansi akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi,
menjunjung tinggi supremasi hukum, dan membuka partisipasi masyarakat yang dapat
menjamin kelancaran, keserasian dan keterpaduan tugas dan fungsi penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan. Untuk itu diperlukan langkah-langkah kebijakan
yang terarah pada sistem perencanaan pembangunan, perubahan kelembagaan dan
sistem ketatalaksanaan; kualitas sumber daya manusia aparatur; dan sistem
pengawasan dan pemeriksaan yang efektif.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
IV/ 43 - 43
Berlandaskan pelaksanaan dan pencapaian pembangunan bidang pemerintahan dan
pelaksanaan otonomi daerah, maka tahapan dan prioritas pembangunan pada tahun
2012 Peningkatan pelayanan prima bagi masyarakat didukung oleh tata kelola
dan tata pemerintahan yang partisipatif, akuntabel dan transparan.