43
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013 IV/ 1 - 43 BAB IV TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH 4.1. TUJUAN PEMBANGUNAN DAERAH Untuk merealisasikan pelaksanaan Misi Pemerintah Kabupaten Probolinggo, perlu ditetapkan tujuan pembangunan daerah (goal) yang akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Tujuan pembangunan daerah ini ditetapkan untuk memberikan arah terhadap pembangunan kabupaten secara umum. Disamping itu juga dalam rangka memberikan kepastian operasionalisasi dan keterkaitan terhadap peran misi yang telah ditetapkan. Dalam melaksanakan Misi Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Peningkatan Daya Saing Daerah, Pertumbuhan Ekonomi Yang Berbasis Kerakyatan, Dan Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Yang Berkelanjutan“, ditetapkan 3 (tiga) tujuan untuk lima tahun kedepan sebagai berikut : a. Meningkatnya Perekonomian Daerah Meningkatnya perekonomian daerah akan mendorong stabilitas perekonomian daerah. Ketidakstabilan perekonomian daerah akan menyebabkan ekonomi biaya tinggi yang pada akhirnya akan memberikan efek terhadap tingginya pengangguran dan kemampuan daya beli masyarakat. Tantangan terbesar pemerintah daerah ke depan adalah terciptanya kemampuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, yang diikuti dengan pemerataan pendapatan di masyarakat. Untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan ini diukur dengan indikator : 1. PDRB. PDRB Kabupaten Probolinggo dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan diperkirakan meningkat. Pada tahun 2007, PDRB di Kabupaten Probolinggo sebesar Rp. 5.742.265.630.000,00. Sedangkan pada tahun 2013, PDRB diharapkan meningkat menjadi Rp. 7.796.877.320.000,00.

BAB IV Final Pemerintah Kab. Probolinggo

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Final Pemerintah Kab. Probolinggo

Citation preview

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 1 - 43

    BAB IV

    TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

    4.1. TUJUAN PEMBANGUNAN DAERAH

    Untuk merealisasikan pelaksanaan Misi Pemerintah Kabupaten Probolinggo, perlu

    ditetapkan tujuan pembangunan daerah (goal) yang akan dicapai dalam kurun waktu lima

    tahun ke depan. Tujuan pembangunan daerah ini ditetapkan untuk memberikan arah

    terhadap pembangunan kabupaten secara umum. Disamping itu juga dalam rangka

    memberikan kepastian operasionalisasi dan keterkaitan terhadap peran misi yang telah

    ditetapkan.

    Dalam melaksanakan Misi Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui

    Peningkatan Daya Saing Daerah, Pertumbuhan Ekonomi Yang Berbasis Kerakyatan,

    Dan Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Yang Berkelanjutan, ditetapkan 3 (tiga)

    tujuan untuk lima tahun kedepan sebagai berikut :

    a. Meningkatnya Perekonomian Daerah

    Meningkatnya perekonomian daerah akan mendorong stabilitas perekonomian daerah.

    Ketidakstabilan perekonomian daerah akan menyebabkan ekonomi biaya tinggi yang

    pada akhirnya akan memberikan efek terhadap tingginya pengangguran dan

    kemampuan daya beli masyarakat. Tantangan terbesar pemerintah daerah ke depan

    adalah terciptanya kemampuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi,

    yang diikuti dengan pemerataan pendapatan di masyarakat.

    Untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan ini diukur dengan indikator :

    1. PDRB.

    PDRB Kabupaten Probolinggo dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan

    diperkirakan meningkat. Pada tahun 2007, PDRB di Kabupaten Probolinggo

    sebesar Rp. 5.742.265.630.000,00. Sedangkan pada tahun 2013, PDRB

    diharapkan meningkat menjadi Rp. 7.796.877.320.000,00.

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 2 - 43

    2. PDRB Per Kapita.

    Dengan asumsi laju inflasi dalam kurun waktu 5 tahun ke depan rata-rata sebesar

    8 % dan rata-rata pertumbuhan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku sebesar

    13,83 % per tahun, maka PDRB per kapita pada tahun 2013 diperkirakan sebesar

    Rp 16.000.000,00.

    3. Pengembangan usaha sektor riil.

    a. Volume Usaha Koperasi

    Dalam rangka pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),

    maka dalam lima tahun akan ditingkatkan melalui fasilitasi promosi, pelatihan,

    teknologi produksi, pusat informasi dan perijinan yang didukung dengan

    fasilitasi permodalan bekerja sama dengan lembaga keuangan. Khusus untuk

    Pemberian Kredit Modal Kerja Bagi UMKM dari Pemerintah Kabupaten

    Probolinggo, diharapkan 5 tahun kedepan volume usaha koperasi menjadi

    sebesar Rp 368.595.009.000,00.

    Beberapa aset daerah yang sudah dibangun untuk mendukung

    pengembangan ekonomi kerakyatan antara lain pasar daerah, sub terminal

    agroindustri, rumah potong hewan, pasar ikan dan pusat jajan dan oleh-oleh

    direncanakan pada akhir tahun 2010 sudah dapat dioperasionalkan secara

    optimal dan profesional.

    Revitalisasi pasar daerah yang mencakup rehabilitasi, pemeliharaan,

    perawatan kebersihan, kualitas sarana prasarana, keamanan dan ketertiban

    terus dilakukan sehingga dalam lima tahun ke depan pasar daerah yang ada

    dapat melayani masyarakat lebih profesional.

    b. Nilai Investasi Sektor Industri.

    Salah satu indikator meningkatnya kondisi ekonomi suatu daerah adalah nilai

    investasi industri, dengan melaksanakan program dan kegiatan dalam rangka

    peningkatan investasi dimaksud, maka pada tahun 2013 diharapkan nilai

    investasi sektor industri di Kabupaten Probolinggo sebesar

    Rp. 320.742.000,00.

    Selanjutnya Tujuan Pembangunan ini akan dijabarkan dalam sasaransasaran yang

    tergabung dalam fungsi ekonomi, serta pariwisata dan budaya.

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 3 - 43

    b. Meningkatnya Daya Saing Daerah

    Peningkatan daya saing daerah merupakan salah satu amanah dalam era otonomi

    daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004. Indikator

    keberhasilan tujuan Meningkatnya Daya Saing Daerah adalah peningkatan

    Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Pada

    tahun 2007, Penanaman Modal Asing (PMA) di Kabupaten Probolinggo sebesar

    140.279.370 US$, dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar

    Rp. 275.515.320.000,00. Dengan melaksanakan program dan kegiatan dalam rangka

    peningkatan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri

    (PMDN), maka pada tahun 2013 diharapkan nilai Penanaman Modal Asing (PMA) dan

    Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) masing-masing sebesar 222.605.730 US$

    dan Rp. 459.529.113.437,00.

    Tujuan ini selanjutnya akan dijabarkan dalam sasaransasaran yang tergabung dalam

    fungsi ekonomi, perumahan dan fasilitas umum.

    c. Meningkatnya Pengelolaan Sumber Daya yang Berkelanjutan.

    Pengelolaan sumber daya daerah yang berkelanjutan ditujukan dalam rangka

    memperbaiki pengelolaan pelaksanaan pembangunan yang dapat menjaga

    keseimbangan antara pemanfaatan dan keberlanjutan keberadaan dan kegunaan SDA

    dan lingkungan hidup, dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung dan daya tampung,

    kenyamanan dalam kehidupan di masa kini dan masa depan, melalui pemanfaatan

    ruang yang serasi; pemanfaatan ekonomi SDA dan lingkungan yang

    berkesinambungan; pengelolaan SDA dan lingkungan hidup untuk mendukung kualitas

    kehidupan, memberikan keindahan dan kenyamanan kehidupan; dan pemeliharaan

    dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan.

    Indikator keberhasilan tujuan Meningkatnya Pengelolaan Sumber Daya Yang

    Berkelanjutan adalah penghijauan lahan kritis. Lahan kritis dapat terjadi karena faktor

    alam dan manusia. Lahan kritis dapat berupa tanah tandus ataupun hutan yang gundul.

    Kondisi ini dapat mengakibatkan kurang produktifnya lahan dan pada tingkat yang lebih

    parah dapat menimbulkan bencana, baik longsor maupun banjir. Sebagian besar lahan

    kritis terjadi akibat adanya alih fungsi hutan yang yang tidak sesuai dengan

    peruntukannya. Dengan melaksanakan program dan kegiatan dalam rangka

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 4 - 43

    penghijauan lahan kritis, maka diharapkan pada tahun 2013 di Kabupaten Probolinggo

    dapat dilakukan penanganan Lahan Kritis seluas 1.517,2 Ha.

    Sedangkan untuk melaksanakan Misi Mewujudkan Masyarakat Yang Berakhlak Mulia

    Dan Meningkatkan Pelaksanaan Otonomi Daerah Dalam Penyelenggaraan

    Kepemerintahan Yang Baik Dan Bersih, ditetapkan 2 (dua) tujuan untuk lima tahun ke

    depan sebagai berikut :

    a. Meningkatnya Kualitas Kehidupan Masyarakat yang Berlandaskan Nilai-Nilai

    Sosial dan Agama.

    Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai sosial dan

    agama merupakan tugas utama Pemerintah Kabupaten. Kualitas hidup masyarakat,

    oleh UNDP diukur dengan menggunakan indeks pembangunan manusia (IPM} yang

    terdiri dari indeks pendidikan, indeks kesehatan dan indeks paritas daya beli. Untuk

    mencapai peningkatan kualitas hidup masyarakat diperlukan adanya sinkronisasi dan

    harmonisasi program dari seluruh satuan kerja yang ada.

    Untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan ini diukur dengan indikator :

    1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

    Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu indikator yang

    digunakan untuk menilai tingkat kesejahteraan masyarakat. IPM mengukur

    kesejahteraan masyarakat melalui tiga indikator, yaitu indeks harapan hidup,

    indeks pendidikan dan indeks daya beli. Pada tahun 2007 angka IPM di

    Kabupaten Probolinggo sebesar 58,37. Melalui peningkatan pendidikan,

    peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat serta peningkatan pendapatan

    perkapita, diharapkan pada tahun 2013 IPM Kabupaten Probolinggo menjadi

    sebesar 59,98.

    2. Pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk

    Jumlah penduduk Kabupaten Probolinggo tahun 2007 adalah sebesar 1.081.063

    orang, dengan pertumbuhan 1,02 %, maka pada tahun 2010 diproyeksikan jumlah

    penduduk menjadi 1.114.482 orang. Apabila pertumbuhan penduduk ditekan

    menjadi 1 %, maka pada tahun 2013 diproyeksikan jumlah penduduk menjadi

    sebesar 1.148.252 orang dengan kepadatan penduduk sebesar 676 orang per

    km2.

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 5 - 43

    3. Penurunan jumlah Keluarga Pra Sejahtera.

    Keluarga Pra Sejahtera pada tahun 2007 di Kabupaten Probolinggo sebanyak

    115.338 Kepala Keluarga (KK) atau sebesar 36,23 %. Diharapkan pada tahun

    2013, prosentase keluarga pra sejahtera menjadi 32,5 %.

    Tujuan Ini selanjutnya akan dijabarkan dalam sasaran-sasaran yang tergabung dalam

    fungsi ekonomi, perumahan dan pemukiman, kesehatan, pendidikan dan perlindungan

    sosial.

    b. Meningkatnya Penyelenggaraan Kepemerintahan yang Baik dan Bersih.

    Penyelenggaraan tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih merupakan

    kebutuhan bersama yang harus dicapai oleh Pemerintah Kabupaten. Untuk

    mewujudkan tata kelola yang baik terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan

    pembenahan. Pertama, mengupayakan semaksimal mungkin peran masyarakat dalam

    proses pembuatan keputusan. Kedua, menegakkan rule of law (kekuasaan hukum)

    secara adil. Ketiga, menciptakan transparansi dalam hal arus informasi. Keempat,

    membangun akuntabilitas publik dengan berusaha agar setiap keputusan harus

    dipertanggung jawabkan kepada publik dan lembaga-lembaga stake holder. Kelima,

    mengupayakan agar semua lembaga dan prosedur siaga dan tanggap dalam melayani

    setiap kebutuhan stakeholder/warga negara. Keenam, seluruh komponen

    pemerintahan harus mempunyai komitmen bersama untuk mewujudkan kesejahteraan

    masyarakat dengan memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh komponen

    masyarakat. Ketujuh, mengelola lembaga pemerintah secara efektif dan efisien

    sehingga produk lembaga dan prosesnya dilaksanakan tepat sasaran dan hemat. Dan

    kedelapan, setiap pimpinan mempunyai visi yang strategis dalam mencapai good

    governance dengan mengembangkan kualitas SDM di semua bidang.

    Untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan ini diukur dengan indikator :

    1. Pengembangan Pelayanan Prima (Profesionalisme Birokrasi)

    Pelayanan publik yang didukung dengan teknologi informasi dan komunikasi

    semakin berkembang, sehingga pelayanan publik semakin tepat waktu, lengkap

    dan mudah diakses oleh masyarakat.

    Peningkatan aspek kualifikasi teknis, aspek motivasi dan aspek koordinasi dalam

    menunjang peningkatan birokrasi yang efektif, efisien, bersih dan berwibawa

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 6 - 43

    didukung dengan peningkatan kesejahteraan, sehingga diharapkan dalam kurun

    waktu 5 (lima) tahun ke depan sumber daya manusia yang dimiliki (birokrat) dapat

    berkategori mampu dan profesional.

    Peningkatan sarana prasarana pemerintahan beserta fasilitas pendukung dalam

    upaya mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat sehingga diharapkan pada

    tahun 2013 sarana prasarana sesuai dengan standar kelayakan.

    2. Penurunan tindakan penyimpangan aparatur terhadap ketentuan yang berlaku

    Pada tahun 2007, jumlah penyimpangan aparatur terhadap ketentuan yang

    berlaku sebanyak 7 kasus. Dengan adanya peningkatan kapasitas SDM Aparatur

    dalam rangka profesionalisme birokrasi, diharapkan jumlah penyimpangan yang

    dilakukan aparatur terhadap ketentuan perundang-undangan mengalami

    penurunan.

    Tujuan ini selanjutnya akan dijabarkan dalam sasaransasaran yang tergabung dalam

    fungsi pelayanan umum pemerintahan dan ketertiban dan ketentraman.

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 7 - 43

    Tabel 4.1

    Indikator dan Target Tujuan RPJM

    D Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 2013

    TAHUN DASAR

    TARGET

    NO

    TUJU

    AN

    INDIKATOR KINERJA

    2007

    Satuan

    2013

    1 Meningkatnya Perekonomian Daerah

    1. Peningkatan PDRB

    2. Peningkatan PDRB per kapita

    3. Pengembangan usaha sektor riil

    a. Volume Usaha Koperasi

    b. Investasi Sektor Industri

    5.742.265,63

    9.585.982,00

    275.051.271.000,00

    280.000.000,00

    Juta Rp

    Rp

    Rp

    Rp

    7.796.877,32

    16.000.000,00

    368.595.009.000,00

    320.742.938,00

    2 Meningkatnya Daya Saing Daerah

    1. Peningkatan Penanaman Modal

    Asing (PMA)

    140.279.370,00

    US$

    2. Peningkatan Penanaman Modal

    Dalam Negeri (PMDN)

    275.515.320.000,00

    Rp

    222.605.730,00

    459.529.113.437,00

    3 Meningkatnya Pengelolaan Sumber Daya Yang

    Berkelanjutan

    1. Penghijauan Lahan Kritis

    1.210,00

    Ha

    1.517,00

    4 Meningkatnya Kualitas Kehidupan Masyarakat

    Yang Berlandaskan Nilai-Nilai Sosial Dan Agama

    1. Indeks Pembangunan Manusia

    (IPM)

    58,37

    2. Pengendalian Laju Pertumbuhan

    Penduduk

    1,02

    %

    3. Penurunan Jumlah Keluarga Pra

    Sejahtera

    36,23

    %

    59,98

    1,00

    32,50

    5 Meningkatnya Penyelenggaraan Kepemerintahan

    Yang Baik Dan Bersih

    1. Penurunan tindakan

    penyimpangan aparatur terhadap

    ketentuan yang berlaku

    7,00

    Kasus

    1,00

    2. Jumlah SKPD yg menyusun

    Standart pelayanan publik

    3,00

    SKPD

    53,00

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 8 - 43

    4.2. SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH

    Sasaran (objective) yang merupakan penjabaran dari tujuan, adalah kondisi yang ingin

    dicapai setiap tahunnya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Sasaran pembangunan daerah

    yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Probolinggo selama kurun waktu lima tahun

    sesuai dengan tujuan pembangunan yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten

    Probolinggo Tahun 2008 - 2013 adalah sebagai berikut :

    4.2.1. Sasaran Meningkatnya Ketahanan Pangan Melalui Optimalisasi Produksi

    Pertanian/Perkebunan, Peternakan dan Perikanan.

    Meningkatnya Ketahanan Pangan Melalui Optimalisasi Produksi

    Pertanian/Perkebunan, Peternakan Dan Perikanan merupakan sasaran yang

    pertama dari Tujuan Meningkatnya Perekonomian Daerah yang meliputi

    pertanian tanaman pangan dan perkebunan, peternakan, serta kelautan dan

    perikanan. Dalam era otonomi daerah, pemerintah Kabupaten Probolinggo selalu

    berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai bidang

    pembangunan salah satunya melalui peningkatan ketahanan pangan daerah untuk

    menunjang ketahanan pangan nasional. Bidang Pertanian selama ini mempunyai

    peran yang cukup strategis dalam perekonomian dan mempunyai multiplier effect

    yang besar, karena di sektor ini sebagian besar masyarakat Kabupaten

    Probolinggo menggantungkan hidupnya.

    Permasalahan

    Pembangunan di bidang Pertanian kedepan menghadapi masalah antara lain

    semakin terbatas dan menurunnya daya dukung lahan dan kelangkahan sumber

    daya alam pertanian ditengah kondisi adanya kecenderungan peningkatan

    kuantitas dan kualitas kebutuhan pangan. Pada sisi lain kesempatan usaha

    pertanian sebagai upaya penanggulangan krisis ekonomi belum menunjukkan

    efektivitasnya dan belum mendorong terwujudnya sistem dan usaha agribisnis

    yang berdaya saing, berkerakyatan dan berkelanjutan. Pengembangan kawasan

    agropolitan terutama dengan Program Agrobisnis dan Agroindustri mempunyai

    peluang/potensi pengembangan yang sangat besar serta berkemampuan dalam

    menciptakan lapangan kerja, tetapi pelatihan dan penanganan proses produksi

    serta informasi pasar dan penerapan teknologi tepat guna belum optimal.

    Permasalahan kelangkaan pupuk pada saat tanam serta rendahnya harga pada

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 9 - 43

    saat panen raya merupakan permasalahan klasik yang perlu penanganan terpadu

    antar sektor, sehingga kebutuhan pupuk dalam jumlah, jenis, lokasi dan waktu

    harus selalu terpantau sehingga pendistribusian secara tepat dapat terlaksana.

    Adapun permasalahan ketahanan pangan meliputi:

    1. Nilai Tukar Petani (NTP) masih rendah berarti pendapatan dan kesejahteraan

    petani masih rendah, menyebabkan rendahnya kemampuan ketahanan

    pangan keluarga

    2. Masih rendahnya kualitas dan kuantitas konsumsi pangan yang bergizi

    3. Belum optimalnya pengembangan sistem pengamanan pangan

    4. Ketrampilan petani masih rendah

    5. Distribusi dan ketersediaan pangan yang tidak merata, serta distribusi (waktu

    dan Lokasi) harga pangan yang tidak merata, serta keberadaan dan fungsi

    lumbung pangan masyarakat sebagai bagian dari penyangga pangan dan

    sudah dikenal di kalangan petani belum berjalan secara optimal

    6. Prasarana dan sarana distribusi pangan untuk menjangkau seluruh wilayah

    konsumen belum memadai, sehingga arus lalu lintas pangan antar wilayah

    dan antar waktu kurang lancar

    7. Kelembagaan petani yang belum sepenuhnya berfungsi secara optimal.

    Arah Kebijakan

    Untuk mengatasi permasalahan urusan pertanian yang meliputi pertanian tanaman

    pangan, peternakan, perkebunan dan perikanan di Kabupaten Probolinggo, maka

    arah kebijakan pembangunan adalah sebagai berikut:

    1. Kebijakan dalam pengamanan ketahanan pangan diarahkan untuk:

    a). Mempertahankan tingkat produksi pangan di Kabupaten Probolinggo

    b). Melakukan penganekaragaman pangan untuk menurunkan

    ketergantungan pada beras dengan rekayasa sosial terhadap pola

    konsumsi masyarakat.

    2. Kebijakan dalam peningkatan efisiensi, produktivitas, produksi, daya saing dan

    nilai tambah produk pertanian dan perikanan diarahkan untuk:

    a). Pengembangan usaha pertanian dengan pendekatan terpadu

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 10 - 43

    b). Peningkatan daya saing produk pertanian dan perikanan melalui dorongan

    untuk peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian dan

    perikanan, peningkatan standar mutu komoditas pertanian dan keamanan

    pangan serta mengupayakan perlindungan petani/nelayan dari persaingan

    yang tidak sehat

    c). Penguataan sistem pemasaran dan manajemen usaha untuk mengatasi

    resiko usaha pertanian maupun dalam mendukung pengembangan

    agroindustri

    d). Peningkatan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan untuk

    mendukung ekonomi dan tetap menjaga kelestariannya.

    3. Kebijakan dalam peningkatan kemampuan petani dan nelayan serta pelaku

    pertanian dan perikanan lain beserta penguatan lembaga pendukungnya,

    diarahkan:

    a). Penyuluhan dan pendampingan petani, termasuk peternak, nelayan, dan

    pembudidaya ikan

    b). Menghidupkan dan memperkuat lembaga pertanian dan perdesaan untuk

    meningkatkan akses petani dan nelayan terhadap sumberdaya produktif

    c). Peningkatan kemampuan/kualitas SDM pertanian/perikanan

    d). Penerapan standar mutu produk

    e). Peningkatan penganekaragaman pangan asal hewani dan ikani

    f). Meningkatkan ketersediaan data dan informasi yang dapat

    dipertanggungjawabkan, kontinyu dan tepat waktu

    g). Mengembangkan infrastruktur pendaratan ikan

    h). Meningkatkan pengamanan lingkungan budidaya peternakan dan

    perikanan terhadap penyakit hewan menular dan penyakit ikan.

    Indikator Kinerja Sasaran

    Untuk menilai keberhasilan pencapaian (indikator kinerja) sasaran meningkatnya

    ketahanan pangan melalui optimalisasi produksi pertanian, perkebunan,

    peternakan dan perikanan adalah:

    a. Prosentase peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura

    b. Prosentase peningkatan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 11 - 43

    c. Prosentase ketersediaan bahan kebutuhan pokok

    d. Prosentase peningkatan produksi perkebunan

    e. Prosentase peningkatan produksi perikanan

    f. Prosentase peningkatan produksi sumber daya kelautan

    g. Prosentase konsumsi ikan perkapita

    h. Prosentase peningkatan populasi peternakan

    i. Prosentase peningkatan produksi peternakan

    4.2.2. Sasaran Meningkatnya Perekonomian Daerah Melalui Optimalisasi Usaha

    Sektor Riil.

    Meningkatnya Perekonomian Daerah Melalui Optimalisasi Usaha Ekonomi Sektor

    Riil merupakan sasaran yang kedua dari Tujuan Meningkatnya Perekonomian

    Daerah yang meliputi perindustrian dan perdagangan, bidang koperasi dan UKM

    serta bidang pariwisata.

    A. Bidang Perindustrian dan Perdagangan

    Pengembangan usaha dan penguatan perekonomian sektor riil menjadi

    indikator keberhasilan pembangunan daerah. Bidang perindustrian dan

    perdagangan, bidang pariwisata merupakan tulang punggung sektor riil yang

    perlu terus dikembangkan. Sementara itu di sektor jasa dan keuangan peran

    bidang koperasi dan UKM sangat dibutuhkan untuk mendukung permodalan

    usaha dari pelaku ekonomi riil tersebut.

    Sebagai bagian dari penggerak pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya saing

    industri menempati posisi yang strategis. Perkembangan industri ditinjau dari

    aspek kelembagaan mengalami kenaikan yang disebabkan oleh kondisi

    keamanan yang kondusif dan akibat penyederhanaan prosedur perijinan

    investasi serta upaya merangsang masuknya investasi industri. Di samping itu

    dilakukan pula langkah-langkah strategis yang meliputi, kegiatan promosi

    potensi, presentasi dan konsultasi ke beberapa Departemen dan Lembaga

    terkait di tingkat Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi Jawa Timur.

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 12 - 43

    Permasalahan

    Upaya peningkatan daya saing industri, masih menghadapi berbagai

    permasalahan meliputi: (1) panjangnya mata rantai distribusi dan terbatasnya

    jaringan informasi pasar dalam negeri maupun global; (2) Belum optimalnya

    perlindungan HAKI, Standarisasi produk IKM; (3) Keterkaitan antar pengusaha

    kecil dengan besar/BUMN; (4) Belum optimalnya kualitas sumber daya dan

    lembaga pendukung pasar; (5) Belum optimalnya Industri Kecil Menengah

    menggunakan bahan baku potensi unggulan daerah serta masih tingginya

    ketergantungan sebagian produk pada komponen bahan baku import; (6)

    Belum optimalnya penggunaan teknologi tepat guna dalam pengembangan

    industri; (7) Masih terbatasnya sarana promosi industri kecil dan menengah.

    Arah Kebijakan

    Dalam rangka mewujudkan sasaran di atas, arah kebijakan pembangunan

    Industri dan Perdagangan di Kabupaten Probolinggo adalah sebagai berikut:

    1. Peningkatan nilai tambah dan produktivitas melalui pengembangan Industri

    dalam rangka pengembangan rantai nilai untuk membentuk industri-industri

    yang kuat, meningkatkan nilai tambah dari setiap produk yang dibuat baik

    pada industri ataupun pada rantai nilainya, memperpanjang rantai nilai baik

    dengan meningkatkan inovasi maupun penguasaan pasar, meningkatkan

    efisiensi rantai nilai untuk meningkatkan keseluruhan produktivitas

    2. Mengembangkan IKM agar perannya setara dengan industri besar

    sehingga merupakan fondasi perekonomian yang kokoh dan mewujudkan

    IKM yang mandiri serta mendukung industri besar dalam satu kerangka

    kerjasama yang sederajat dan saling menguntungkan

    3. Mendorong investasi industri baru.

    B. Bidang Koperasi dan UKM

    Pembangunan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan

    langkah strategis karena sektor tersebut memiliki peranan yang besar dalam

    meningkatkan taraf hidup rakyat banyak untuk mendukung pertumbuhan

    ekonomi daerah serta sebagai upaya dalam penciptaan lapangan kerja baru.

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 13 - 43

    Hal ini ditunjukkan melalui keberadaan UKM yang merupakan bagian terbesar

    dari kegiatan ekonomi-sosial penduduk.

    Pemberdayaan UKM menjadi tugas bersama antara pemerintah, dunia usaha

    dan masyarakat, sehingga mampu menjadi pilar utama ekonomi daerah yang

    tangguh dan mampu menggerakkan sektor riil, serta secara bertahap

    diharapkan dapat mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkualitas dan

    berkesinambungan.

    Permasalahan

    Pemberdayaan Koperasi dan UKM belum bisa optimal karena dihadapkan

    kepada berbagai permasalahan:

    1. Belum optimalnya fungsi dan peran kelembagaan Koperasi dan UKM

    2. Kualitas SDM Koperasi belum memadai untuk tugas-tugas bidang teknis

    perkoperasian

    3. Belum optimalnya pelaksanaan kemitraan usaha antar usaha kecil mikro,

    koperasi dan UKM dengan pelaku usaha lainnya

    4. akses usaha kecil mikro, koperasi dan UKM terhadap sumber-sumber

    pembiayaan dan permodalan masih lemah

    5. Belum optimalnya jaringan antar koperasi dan UKM

    6. Promosi dan pemasaran Usaha Kecil Mikro, Koperasi dan UKM belum

    optimal serta keterbatasan informasi pasar tentang produk-produk

    unggulan daerah.

    Arah Kebijakan

    Berdasarkan permasalahan umum yang dihadapi oleh Koperasi, Usaha Mikro,

    Kecil dan Menengah, maka arah kebijakan yang akan dilaksanakan dalam

    tahun-tahun mendatang adalah:

    1. Mengembangkan UKM yang diarahkan untuk memberikan kontribusi yang

    signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, penciptaan lapangan

    kerja, peningkatan produktivitas dan daya saing. Sedangkan

    pengembangan usaha skala mikro diarahkan untuk memberikan kontribusi

    dalam peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat

    berpenghasilan rendah

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 14 - 43

    2. Memperkuat kelembagaan melalui penerapan prinsip-prinsip tata

    kepemerintahan yang baik (good governance) dan berwawasan gender

    3. Memperluas basis dan kesempatan berusaha serta

    menumbuhkembangkan wirausaha baru berkeunggulan prima untuk

    mendorong pertumbuhan, peningkatan ekspor dan penciptaan lapangan

    kerja

    4. Mengembangkan Koperasi dan UMKM untuk lebih berperan sebagai

    penyedia barang dan jasa dipasar domestik yang semakin berdaya saing

    dengan produk impor

    5. Membangun tatanan kelembagaan dan organisasi Koperasi, meningkatkan

    kepedulian dan dukungan pemangku kepentingan (stakeholders) dan

    meningkatkan kemandirian gerakan koperasi.

    C. Bidang Pariwisata

    Pembangunan pariwisata mempunyai peranan penting karena disamping

    sebagai penggerak perekonomian, juga diharapkan meningkatkan kesempatan

    kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Kabupaten Probolinggo

    dengan geomorfologis terdiri dari pegunungan dan dataran serta perairan

    pantai, memungkinkan pengembangan pariwisata yang ditunjang oleh sumber

    daya alam komoditi unggulan seperti pertanian tanaman pangan dan

    hortikultura, perternakan, perikanan, industri dan pertambangan.

    Pengembangan pariwisata dapat ditempuh melalui pengadaan paket wisata,

    pengembangan jalur wisata, pengadaan sarana dan prasarana penunjang

    seperti hotel dan penginapan serta peningkatan aksesibilitas dengan

    meningkatkan kondisi jalan dan menyediakan sarana transportasi menuju

    obyek wisata.

    Permasalahan

    Secara umum permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi pada

    masing-masing obyek wisata dalam pengembangannya memiliki kesamaan,

    yakni sebagai berikut:

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 15 - 43

    1. Sarana dan prasarana transportasi untuk menjangkau obyek masih

    mengalami kesulitan terutama kondisi jalan yang rusak

    2. Kurangnya keterpaduan perencanaan antar obyek wisata

    3. Kurangnya peran serta masyarakat dalam mengembangkan obyek

    pariwisata

    4. Promosi tentang keunikan obyek sangat terbatas

    5. Terbatasnya sarana dan prasarana penginapan.

    Arah Kebijakan

    Arah Kebijakan untuk mencapai sasaran tersebut adalah:

    1. Meningkatkan dan menumbuhkan potensi pariwisata yang ada, dengan

    tetap memperhatikan kelestarian lingkungan serta pelestarian budaya

    leluhur

    2. Meningkatkan kuantitas dan varietas potensi unggulan pariwisata dan

    diversifikasi produk pelayanan pariwisata yang standar, berdaya saing

    serta memenuhi rasa aman dan nyaman

    3. Memberdayakan pengembangan pemasaran pariwisata terpadu agar tepat

    sasaran dan efisien serta menggalang peran serta masyarakat dengan

    cara memposisikan masyarakat sebagai subyek pengembangan

    pariwisata, sehingga dapat mewujudkan iklim usaha pariwisata yang

    kooperatif dan dinamis

    4. Meningkatkan kualitas SDM pariwisata yang profesional dalam rangka

    mewujudkan kinerja pelayanan.

    Indikator Kinerja Sasaran

    Adapun untuk menilai keberhasilan pencapaian (indikator kinerja) sasaran

    adalah:

    a. Prosentase peningkatan volume usaha koperasi

    b. Peningkatan koperasi aktif

    c. Prosentase peningkatan UKM yang di bina

    d. Prosentase peningkatan jumlah industri kecil dan menengah

    e. Prosentase peningkatan unit usaha perdagangan

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 16 - 43

    f. Prosentase peningkatan jumlah Ukur, Takar, Timbang dan Peralatannya

    (UTTP) tera ulang

    g. Prosentase peningkatan kunjungan wisata

    4.2.3. Sasaran Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Daerah.

    Pembangunan Infrastruktur Daerah dan investasi daerah merupakan sasaran dari

    Tujuan Meningkatnya Daya Saing Daerah yang meliputi Infrastruktur Sumber

    daya Air; Transportasi dan Perhubungan; Perumahan dan Pemukiman; Energi dan

    Ketenagalistrikan serta Tata Ruang.

    A. Sumber daya Air

    Air merupakan kebutuhan pokok manusia untuk melangsungkan kehidupan

    dan meningkatkan kesejahteraannya. Pembangunan di bidang sumber daya air

    pada dasarnya adalah upaya untuk memberikan akses secara adil kepada

    seluruh masyarakat untuk mendapatkan air agar mampu berperikehidupan

    yang sehat, bersih, dan produktif. Selain itu, pembangunan di bidang sumber

    daya air juga ditujukan untuk mengendalikan daya rusak air agar tercipta

    kehidupan masyarakat yang aman. Secara umum sumber air di wilayah

    Kabupaten Probolinggo bersumber dari air permukaan dan air tanah.

    Permasalahan

    Berdasarkan telaah dan pengamatan terhadap kondisi sumber daya air di

    Kabupaten Probolinggo, maka dapat dirumuskan tentang berbagai

    permasalahan yang terkait dengan sumber daya air ini. Permasalahan-

    permasalahan tersebut adalah:

    1. Ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan sumber daya air dalam

    perspektif ruang dan waktu

    2. Meningkatnya ancaman terhadap keberlanjutan daya dukung sumber daya

    air, baik air permukaan maupun air tanah

    3. Menurunnya kemampuan penyediaan Air

    4. Kurang optimalnya tingkat layanan jaringan irigasi

    5. Lemahnya koordinasi, Kelembagaan, dan Ketatalaksanaan

    6. Rendahnya kualitas pengelolaan data dan sistem informasi.

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 17 - 43

    Arah Kebijakan

    Arah Kebijakan untuk mencapai sasaran tersebut adalah:

    1. Pengelolaan sumber daya air dilaksanakan dengan memperhatikan

    keserasian antara konservasi dan pendayagunaan, antara hulu dan hilir,

    antara pemanfaatan air permukaan dan air tanah, antara pengelolaan

    demand dan supply, serta antara pemenuhan kepentingan jangka pendek

    dan kepentingan jangka panjang

    2. Pendekatan vegetatif dalam rangka konservasi sumber-sumber air adalah

    hal yang sangat perlu dilakukan karena begitu penting fungsi vegetatif

    dalam konteks lingkungan

    3. Pendayagunaan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi

    pada lima tahun ke depan difokuskan pada upaya peningkatan fungsi

    jaringan irigasi yang sudah dibangun tapi belum berfungsi, rehabilitasi pada

    areal irigasi berfungsi yang mengalami kerusakan, dan peningkatan kinerja

    operasi dan pemeliharaan

    4. Operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi diselenggarakan dengan

    berbasis partisipasi masyarakat dalam seluruh proses kegiatan. Untuk

    mengendalikan kecenderungan meningkatnya alih fungsi lahan, akan

    dikembangkan berbagai skema insentif kepada petani agar bersedia

    mempertahankan lahan sawahnya

    5. Pendayagunaan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air baku

    diprioritaskan pada pemenuhan kebutuhan pokok rumah tangga terutama

    di wilayah rawan defisit air, wilayah tertinggal, dan wilayah strategis

    6. Penanggulangan banjir diutamakan pada wilayah berpenduduk padat dan

    wilayah strategis. Pengamanan pantai-pantai dari abrasi terutama

    dilakukan pada daerah pusat kegiatan ekonomi. Pengembangan dan

    pengelolaan sumber daya air memerlukan penataan kelembagaan melalui

    pengaturan kembali kewenangan dan tanggung jawab masing-masing

    pemangku kepentingan

    7. Penataan dan penguatan sistem pengolahan data dan informasi sumber

    daya air dilakukan secara terencana dan dikelola secara

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 18 - 43

    berkesinambungan sehingga tercipta basis data yang dapat dijadikan dasar

    acuan perencanaan pengembangan dan pengelolaan sumber daya air.

    B. Transportasi dan Perhubungan

    Transportasi secara umum berfungsi sebagai katalisator dalam mendukung

    pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah. Pada umumnya

    infrastruktur transportasi mengemban fungsi pelayanan publik dan sebagai

    industri jasa. Transportasi merupakan sarana yang membantu pergerakan

    manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya, oleh karena itu perlu adanya

    suatu pengelolaan yang terpadu sehingga membantu kelancaran bagi manusia

    untuk melakukan pergerakan interaksi fungsional antar pusat kegiatan satu

    dengan yang lainnya. Sistem jaringan jalan mempunyai pengaruh yang sangat

    kuat terhadap pola perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah. Tumpuan

    pergerakan regional dilayani oleh jaringan pergerakan kendaraan bermotor di

    jalan raya dan sebagian kereta api.

    Sistem jaringan jalan di Kabupaten Probolinggo secara keseluruhan didominasi

    oleh transportasi jalan raya dengan sarana dan prasarana yang telah

    menjangkau seluruh wilayah kecamatan yang ada. Dalam perkembangannya

    sampai saat ini prasarana transportasi telah ditingkatkan melalui program-

    program pembangunan jalan dan jembatan serta rehabilitasi jalan dan

    jembatan yang ada. Melalui pembangunan dan peningkatan prasarana jalan

    akan terbentuk suatu sistem jaringan yang mampu melayani pendistribusian

    barang secara efektif serta upaya mengeliminir permasalahan-permasalahan

    dalam transportasi.

    Ruas jalan yang ada di Kabupaten Probolinggo terbagi dalam 3 kategori yaitu :

    jalan negara panjangnya 38,21 km dalam kondisi baik, jalan Propinsi

    sepanjang 54 km. Sedangkan jalan Kabupaten sepanjang 785,82 km. Menurut

    kondisinya, jalan kabupaten terbagi dalam kondisi baik sepanjang 604,55 km,

    kondisi sedang sepanjang 69,55 km dan kodisi rusak sepanjang 51,70 km serta

    kondisi rusak parah sepanjang 60,02 km.

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 19 - 43

    Permasalahan

    Berdasarkan telaah dan pengamatan terhadap kondisi prasarana jalan di

    Kabupaten Probolinggo, maka dapat dirumuskan berbagai permasalahan yang

    terkait dengan prasarana jalan ini. Permasalahan-permasalahan tersebut

    adalah :

    1. Belum optimalnya pengelolaan prasarana jalan dan jembatan

    2. Masih rendahnya jumlah jalan dan jembatan yang mantap

    3. Masih rendahnya jumlah kapasitas jalan

    4. Masih kurangnya layanan telekomunikasi

    5. Kurangnya sarana dan prasarana transportasi desa miskin yang mantap

    6. Kurang optimalnya kualitas kerja dan kualitas tingkat kompetensi aparatur

    7. Masih rendahnya aksesibilitas sarana dan prasarana jalan yang

    mendukung sektor Pariwisata.

    Arah Kebijakan

    Arah kebijakan pembangunan prasarana Jalan, Jembatan dan Sarana

    Telekomunikasi di Kabupaten Probolinggo diarahkan pada:

    1. Meningkatkan kelancaran pelayanan angkutan jalan

    2. Meningkatkan keselamatan trasportasi

    3. Meningkatkan pengelolaan prasarana jalan dan jembatan

    4. Penanganan seluruh ruas Jalan dan Jembatan dengan mengutamakan

    pemeliharaan rutin dan berkala

    5. Meningkatkan daya dukung dan kapasitas Jalan dan Jembatan untuk

    mengatasi pertumbuhan lalu lintas

    6. Membangun prasarana transportasi yang medukung pengembangan

    daerah terpencil dan perbatasan

    7. Meningkatkan profesionalisme dan SDM bidang penyelenggara prasarana

    Jalan dan Jembatan

    8. Membangun sistem jaringan Jalan yang menunjang kawasan strategis

    potensial dan pariwisata

    9. Meningkatkan pelayanan telekomunikasi di seluruh wilayah kecamatan

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 20 - 43

    C. Perumahan dan Permukiman

    Urusan perumahan dan permukiman meliputi pelayanan pengembangan

    perumahan dan permukiman mencakup prasarana dasar dan prasarana

    penunjang yang dapat menunjang kualitas hidup meliputi : perumahan, air

    bersih dan air limbah, persampahan, drainase, ruang terbuka hijau,

    pertamanan dan pemakaman serta penerangan jalan umum.

    Adapun permasalahan urusan perumahan dan pemukiman Pemerintah

    Kabupaten Probolinggo sebagai berikut:

    1. Masih kecilnya investasi perumahan untuk masyarakat (perumnas dan real

    estate) sedangkan kebutuhan akan rumah semakin meningkat

    2. Terbatasnya kemampuan pemerintah daerah untuk mendukung

    penyediaan perumahan beserta sarana dan prasarananya

    3. Masih banyaknya rumah tidak layak huni, dan terbatasnya kemampuan

    masyarakat berpenghasilan rendah akan tempat tinggal dan lingkungan

    hunian yang sehat

    4. Menurunnya kondisi prasarana publik dan bangunan Pemerintah

    5. Pelayanan air bersih belum optimal, disebabkan rendahnya kualitas

    pengelolaan pelayanan air minum oleh PDAM, meningkatnya tingkat

    kebocoran dan tingkat pendapatan masyarakat rendah serta terbatasnya

    jaringan pipa

    6. Pengelolaan sampah belum dilaksanakan secara efektif dan efisien.

    Arah Kebijakan

    Arah Kebijakan pembangunan perumahan dan pemukiman di Kabupaten

    Probolinggo diarahkan pada :

    1. Meningkatan penyediaan prasarana dan sarana perumahan & permukiman

    2. Meningkatkan kondisi fasum dan fasos serta prasarana publik lainnya dan

    bangunan Pemerintah

    3. Mengoptimalkan pelayanan air bersih dengan mengurangi tingkat

    kebocoran dan menambah jaringan pipa

    4. Meningkatkan pengelolaan persampahan.

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 21 - 43

    D. Investasi Daerah

    Dalam rangka menuju kemandirian daerah sebagai realisasi semangat dan

    kebijakan otonomi daerah antara lain kemandirian dalam pembiayaan

    pembanguan daerah. Salah satu cara yang ditempuh dengan peningkatan

    investasi daerah. Keberhasilan bidang investasi/penanaman modal akan

    memberikan kontribusi pada kegiatan riil dan pertumbuhan ekonomi.

    Upaya untuk meningkatkan investasi di Kabupaten Probolinggo dihadapkan

    pada berbagai permasalahan, yaitu :

    1. Belum optimalnya jaringan promosi sebagai sarana pengembangan

    investasi/penanaman modal

    2. Belum optimalnya pelayanan dan rendahnya kepastian hokum dalam

    investasi/penanaman modal

    3. Kurangnya insentif investasi dan keterbatasan infrastrukutr serta rendahya

    kualitas SDM.

    Arah Kebijakan

    Kebijakan peningkatan investasi di Kabupaten Probolinggo, diarahkan pada :

    1. Penuntasan deregulasi dan pemangkasan birokrasi, peraturan dan

    prosedur perijinan serta pengembangan kapasitas lembaga publik

    pelaksananya. Sehingga diharapkan dapat mengurangi biaya transaksi dan

    praktek ekonomi biaya tinggi

    2. Upaya peningkatan kualitas pelayanan investasi harus dilaksanakan

    secara konsisten dan berkelanjutan dengan memperhatikan kebutuhan dan

    harapan masyarakat dan pengusaha serta dilaksanakan secara cepat,

    tepat, murah, terbuka, sederhana, mudah dan tidak diskriminatif

    3. Memperbaiki kebijakan investasi dengan membuat cetak biru

    pengembangan kebijakan investasi yang menitik beratkan pada

    peningkatan partisipasi aktif pemerintah, pengusaha dan masyarakat,

    merumuskan sistem insentif dan kebijakan investasi, meningkatkan fasilitas

    penyediaan informasi dan promosi investasi serta menggalang kerjasama

    pengembangan investasi antar daerah.

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 22 - 43

    Indikator Kinerja Sasaran

    Adapun untuk menilai keberhasilan pencapaian (indikator kinerja) sasaran

    Percepatan pembangunan infrastruktur dan investasi daerah adalah:

    a. Prosentase peningkatan rasio jalan kabupaten yang baik

    b. Prosentase peningkatan rasio jembatan yang baik

    c. Prosentase jumlah ruas jalan yang dilengkapi rambu lalu lintas dibanding

    yang seharusnya

    d. Prosentase persimpangan jalan yg dipasang lampu traffic light (TL)

    dibanding dengan yang seharusnya

    e. Prosentase terpenuhinya kebutuhan halte, fasilitas utama dan penunjang

    terminal penumpang dan barang

    f. Tercukupinya SDM penyelenggaraan pelayanan transportasi dibanding

    dengan kebutuhan

    g. Prosentase terpenuhinya sarana dan prasarana uji KIR kendaraan

    bermotor

    h. Prosentase prosentase area lahan parkir di tepi jalan umum yang dikelola

    i. Prosentase peningkatan jaringan irigasi utama yang baik

    j. Prosentase peningkatan rasio kondisi jaringan irigasi pedesaan yang baik

    k. Prosentase pencapaian target perbaikan sungai

    l. Prosentase pencapaian target pembangunan bangunan pengendali banjir

    m. Prosentase pencapaian target pembinaan organisasi pengelola air

    n. Prosentase tersedianya data aset pertambangan daerah

    o. Prosentase pengembangan jaringan listrik pedesaan

    p. Prosentase peningkatan pemenuhan kebutuhan air bersih

    q. Prosentase peningkatan jumlah Fasum dan Fasos terbangun

    r. Prosentase peningkatan IKM yang memiliki ijin

    4.2.4. Sasaran Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup dan Pencegahan Bencana

    Pelestarian fungsi lingkungan hidup dan pencegahan bencana merupakan

    sasaran dari Tujuan Meningkatnya Pengelolaan Sumber Daya Yang

    Berkelanjutan yang meliputi bidang lingkungan hidup.

    Konstitusi mengamanatkan bahwa Sumber Daya Alam dimanfaatkan sebesar-

    besarnya untuk kemakmuran rakyat dan dalam pengelolaan Sumber Daya Alam

    ini tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Fungsi perlindungan

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 23 - 43

    lingkungan hidup meliputi pelayanan daerah terhadap manajemen limbah, air

    limbah, penanggulangan polusi, konservasi sumber daya alam, tata ruang dan

    pertanahan, penelitian dan pengembangan perlindungan lingkungan hidup serta

    perlindungan lingkungan hidup lainnya.

    Kawasan pantai secara umum merupakan kawasan lindung yang harus dijaga

    kelestariannya. Kawasan yang harus dilindungi tersebut berupa hutan mangrove.

    Mangrove selain berfungsi sebagai penangkis ombak yang dapat merusak pantai

    juga berfungsi sebagai tempat hidup organisme laut. Apabila kegiatan

    pengrusakan ini tidak segera dikendalikan maka dikhawatirkan akan terjadi

    kerusakan lingkungan pantai yang lebih parah lagi.

    Permasalahan

    Permasalahan yang dihadapi dalam Pelestarian fungsi Lingkungan Hidup Dan

    Pencegahan Bencana Alam, yaitu :

    1. Adanya kecenderungan peningkatan pencemaran lingkungan Hidup

    2. Semakin rusaknya habitat ekosistem pesisir dan laut, panjang pantai yang

    terkena Abrasi mencapai 14 Km dan hutan Mangrove seluas 712 ha tersebar

    di 7 (tujuh) kecamatan yang menyebabkan perubahan garis pantai,

    pencemaran laut, dan rusaknya habitat ikan.

    3. Belum optimalnya pendayagunaan potensi kelautan

    4. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan ligkungan

    5. Adanya keterbatasan data dan informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

    Arah Kebijakan

    1. Peningkatan kelestarian hutan untuk keseimbangan tata air dan lingkungan

    hidup dengan melibatkan masyarakat sekitar hutan

    2. Peningkatan kegiatan penghijauan, Rehabilitasi lahan kritis dan Rehabilitasi

    hutan lindung

    3. Penegakkan hukum dan peningkatan koordinasi antar daerah dalam rangka

    pengamanan hutan dan peredaran hasil hutan

    4. Mengelola dan mendayagunakan potensi sumber daya laut, pesisir secara

    lestari berbasis kemasyarakatan

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 24 - 43

    5. Meningkatkan upaya konservasi laut, pesisir serta merehabilitasi ekosistem

    yang rusak (terumbu karang dan mangrove)

    6. Mengendalikan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup wilayah pesisir,

    laut dan perairan tawar

    7. Meningkatkan peran aktif masyarakat dan swasta dalam pengelolaan

    sumberdaya laut dan pesisir

    8. Pengelolaan lingkungan alam dengan penekanan pengendalian kerusakan

    dan pencemaran lingkungan

    9. Pengelolaan lingkungan buatan dengan penekanan pengendalian kegiatan

    yang berakibat kerusakan dan pecemaran lingkungan

    10. Pengelolaan lingkungan buatan yang penekanan pada kapasitas

    kelembagaan, sumberdaya manusia, peran pengusaha dan peran masyarakat

    11. Penegakkan hokum lingkungan agar masyarakat mematuhi peraturan

    lingkungan yang berlaku

    12. Perbaikan manajemen dan sistem informasi Lingkungan Hidup.

    Indikator Kinerja Sasaran

    Adapun untuk menilai keberhasilan pencapaian (indikator kinerja) sasaran ini

    adalah:

    a. Prosentase peningkatan rata-rata baku mutu kualitas (kadar PH, BOD, COD

    dan TSS) air sungai dan air tanah.

    b. Prosentase peningkatan kualitas udara ambient.

    c. Prosentase peningkatan volume sampah yang terangkut.

    d. Prosentase penurunan luas areal lahan kritis.

    e. Prosentase penghijauan luas areal lahan kritis.

    f. Prosentase peningkatan kelestarian kawasan pesisir pantai.

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 25 - 43

    4.2.5. Sasaran Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan, Sosial Keagamaan dan

    Kesehatan.

    Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, sosial keagamaan dan kesehatan

    merupakan sasaran pertama dari Tujuan Meningkatnya Kualitas Kehidupan

    Masyarakat Yang Berlandaskan Nilai-Nilai Sosial Dan Agama yang meliputi

    pendidikan, sosial keagamaan dan kesehatan.

    A. Pendidikan

    Dunia pendidikan menghadapi tiga tantangan besar: pertama, sebagai akibat

    dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut untuk dapat mempertahankan

    hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai. Kedua, dalam

    menghadapi era global dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan

    sumber daya manusia yang kompeten agar output-nya mampu bersaing dalam

    pasar kerja global. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah,

    perlu dilakukan penyesuaian untuk mewujudkan proses pendidikan yang lebih

    demokratis, memperhatikan keberagaman kebutuhan/keadaan daerah dan

    peserta didik, serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat.

    Permasalahan

    Pembangunan bidang pendidikan di Kabupaten Probolinggo masih dihadapkan

    pada berbagai permasalahan, yaitu:

    1. Kurangnya pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang

    bermutu

    2. Rendahnya kualitas pembelajaran

    3. Kurangnya relevansi pendidikan

    4. Masih banyak sarana dan prasarana utamanya gedung SD mengalami

    rusak berat

    5. Tidak meratanya penempatan dan kebutuhan tenaga pengajar serta masih

    kurangnya jumlah tenaga pengajar

    6. Belum jelasnya pembagian kewenangan dan tanggung jawab antar

    pemerintah daerah dengan pemerintah propinsi terhadap lembaga

    pendidikan setingkat SMP dan SMA dalam hal pembangunan dan

    perbaikan prasarana pendidikan

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 26 - 43

    Arah Kebijakan

    Adapun arah kebijakan pembangunan bidang pendidikan adalah sebagai

    berikut:

    1. Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan.

    Meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan secara terarah, terpadu dan

    menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh

    komponen melalui:

    a). Peningkatan kualitas pendidikan dengan cara peningkatan

    profesionalisme yang bermuara pada peningkatan kualitas

    kelembagaan, ketenagakerjaan, sarana dan prasarana kualitas

    pembelajaran

    b). Meningkatkan kompetensi pendidikan kejuruan dan pendidikan non

    formal untuk meningkatkan kualitas lulusan dalam rangka memasuki

    dunia kerja

    c). Meningkatkan layanan pendidikan ketrampilan bagi anak luar biasa

    agar dapat hidup mandiri

    d). Mengintrodusir model sekolah unggulan di setiap kecamatan.

    2. Kebijakan Pemerataan

    Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh

    pendidikan yang bermutu dengan:

    a). Penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun

    b). Peningkatan sarana prasarana

    c). Peningkatan pelayanan Pendidikan Luar Sekolah.

    B. Sosial Keagamaan

    Guna meningkatkan pelayanan dan kemudahan bagi umat bergama dalam

    melaksanakan ajaran agama, mendorong dan meningkatkan partisipasi

    masyarakat dalam kegiatan pelayanan kehidupan beragama serta

    meningkatkan pemahaman nilai-nilai ajaran agama dan mendorong

    dilaksanakannya ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 27 - 43

    Permasalahan

    Tingkat kualitas pelayanan dan pemahaman agama serta kehidupan beragama

    di Kabupaten Probolinggo masih dihadapkan pada berbagai permasalahan,

    yaitu:

    1. Rendahnya kualitas pelayanan bagi umat beragama dalam melaksanakan

    ajaran agama

    2. Rendahnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama dalam

    kehidupan bermasyarakat

    Arah kebijakan

    Adapun arah kebijakan dari permasalahan tersubut diatas sebagai berikut:

    1. Peningkatan kualitas pelayanan bagi umat beragama dalam melaksanakan

    ajaran agama

    2. Peningkatan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai ajaran agama bagi

    setiap individu, keluarga dalam kehidupan bermasyarakat

    C. Kesehatan

    Upaya mencapai keberhasilan pembangunan manusia seutuhnya adalah

    terciptanya masyarakat yang sehat baik fisik maupun mental. Selama ini

    apresiasi masyarakat terhadap kesehatan masih relatif rendah, utamanya bagi

    keluarga-keluarga miskin. Tingginya angka kematian yang disebabkan oleh

    penyakit menular ataupun faktor ketidaktahuan masyarakat dalam menyikapi

    kesehatan, harus menjadi perhatian utama semua pihak khususnya pemerintah

    Kabupaten Probolinggo.

    Dalam bidang kesehatan, kondisi umum pembangunan kesehatan antara lain

    dapat dilihat dari status kesehatan dan gizi masyarakat serta pola penyakit.

    Status kesehatan masyarakat antara lain dapat dinilai melalui berbagai

    indikator kesehatan seperti usia harapan hidup, angka kematian bayi, angka

    kematian balita, angka kematian ibu melahirkan dan keadaan gizi masyarakat.

    Usia harapan hidup untuk lima tahun kedepan usia harapan hidup masyarakat

    ditargetkan terus mengalami kenaikan. Salah satu faktor yang mempengaruhi

    peningkatan peluang hidup ini adalah perhatian masyarakat terhadap

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 28 - 43

    pentingnya kesehatan dan ditunjang dengan kemudahan mengakses sarana

    dan prasarana kesehatan.

    Kondisi umum kesehatan seperti dijelaskan di atas antara lain dipengaruhi oleh

    berbagai faktor yaitu lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan.

    Selanjutnya, pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain

    ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan

    kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan.

    Fasilitas pelayanan kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang diperkuat dengan

    Puskesmas Pembantu dan Puskesmas keliling, telah didirikan di seluruh

    kecamatan di Kabupaten Probolinggo. Meskipun fasilitas pelayanan kesehatan

    dasar seperti Puskesmas terdapat di semua kecamatan dan ditunjang oleh

    Puskesmas Pembantu, namun pemerataan dan keterjangkauan pelayanan

    kesehatan masih menjadi kendala. Fasilitas ini belum sepenuhnya dapat

    dijangkau oleh masyarakat, karena masalah biaya dan jarak transportasi.

    Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya adalah rumah sakit.

    Permasalahan

    Masalah pembangunan kesehatan yang masih dihadapi saat ini adalah:

    1. Belum meratanya jangkauan pelayanan kesehatan khususnya bagi

    masyarakat miskin di pedesaan.

    2. Masih kurangnya mutu pelayanan kesehatan baik pelayanan kesehatan

    dasar maupun rujukan.

    3. Kecenderungan meningkatnya beberapa penyakit menular dan tidak

    menular.

    4. Adanya beberapa penyakit menular dan bencana yang berpotensi menjadi

    masalah luas pada kesehatan masyarakat.

    5. Masih rendahnya pola hidup masyarakat dalam berperilaku hidup bersih

    dan sehat.

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 29 - 43

    Arah Kebijakan

    kebijakan pembangunan kesehatan diarahkan pada:

    1. Peningkatan kualitas pelayanan pada setiap strata pelayanan

    2. Penyediaan jaminan kesehatan bagi penduduk terutama keluarga miskin

    3. Peningkatan kualitas, kuantitas dan pendayagunaan tenaga kesehatan

    4. Mendorong pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan

    sehat.

    5. Pemerataan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana kesehatan

    6. Pemantapan manajemen bidang kesehatan yang transparan dan

    akuntabel.

    Indikator Kinerja Sasaran

    Adapun untuk menilai keberhasilan pencapaian (indikator kinerja) sasaran

    Peningkatan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan adalah:

    a. Prosentase penurunan kematian bayi

    b. Prosentase penurunan kematian Ibu melahirkan

    c. Umur harapan hidup

    d. Prosentase penduduk yang berkunjung ke sarana pelayanan kesehatan

    e. Prosentase rumah tangga berprilaku hidup bersih dan sehat

    f. Prosentase Posyandu Purnama dan Mandiri

    g. PUS yang menjadi peserta KB aktif

    h. Prosentase penurunan rata-rata angka kelahiran (TFR)

    i. Prosentase peningkatan jumlah perempuan terlatih

    j. Prosentase penanganan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak

    k. Prosentase peningkatan peran kader perempuan

    l. Prosentase Angka Partisipasi Murni (APM)

    m. Prosentase Rasio jumlah siswa per jumlah sekolah

    n. Prosentase Rasio Jumlah siswa per jumlah guru

    o. Prosentase meningkatnya minat baca masyarakat

    p. Prosentase peningkatan pembinaan masyarakat

    q. Prosentase rasio tempat ibadah per satuan penduduk

    r. Prosentase peningkatan even seni dan budaya

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 30 - 43

    s. Prosentase pembinaan kelompok seni dan budaya

    t. Prosentase cabang olah raga yg berpretasi dan pemasalan olah raga

    u. Prosentase pengembangan dan keserasian kebijakan pemuda

    v. Prosentase peningkatan peran serta kepemudaan

    w. Prosentase terpenuhinya sarana dan prasarana olahraga

    4.2.6. Sasaran Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran

    Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran merupakan sasaran kedua dari

    Tujuan Meningkatnya Kualitas Hidup Masyarakat yang meliputi kemiskinan dan

    ketenagakerjaan, serta sosial.

    A. Kemiskinan

    Kemiskinan merupakan masalah kompleks sebagai akibat dari berbagai faktor

    yang saling berhubungan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan,

    pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan

    kondisi lingkungan. Dengan demikian Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya

    sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak

    dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam

    menjalani kehidupan secara bermartabat.

    Kompleksitas masalah kemiskinan tentu tidak bisa dijawab melalui program

    pembangunan yang bersifat parsial apalagi kontradiktif, tetapi diperlukan

    sebuah rumusan kebijakan yang bersifat holistik, dimana ada keterkaitan satu

    sama lain meskipun tidak bisa menghindari pendekatan sektoral. Rumusan

    kebijakan pembangunan hendaknya disatukan oleh dua isu sentral dan

    mendasar yaitu penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja.

    Program yang khusus ditujukan untuk mengatasi masalah kemiskinan

    diorientasikan pada upaya peningkatan pendapatan dan pengurangan beban

    masyarakat miskin melalui pendekatan pemberdayaan usaha, pemberdayaan

    manusia dan pemberdayaan lingkungan. Implementasi pendekatan program

    disesuaikan dengan kondisi potensi dan masalah yang dihadapi oleh

    masyarakat miskin setempat dengan menghindari penyeragaman program.

    Variabel makro ekonomi mempunyai andil yang sangat besar. Tingginya laju

    inflasi, rendahnya investasi, disparitas pertumbuhan ekonomi antar daerah dan

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 31 - 43

    antara desa dengan perkotaan serta aksesibilitas sumber-sumber ekonomi,

    secara langsung akan mempengaruhi kerawanan tingkat kemiskinan.

    Untuk mengetahui besarnya tingkat kemiskinan di Kabupaten Probolinggo

    dapat dilihat dari hasil pendataan keluarga sejahtera yang dilakukkan setiap

    tahun oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. Pada

    tahun 2003 terdapat Keluarga Pra Sejahtera sebanyak 118.529 Keluarga atau

    40,60 %, dan tahun 2007 menjadi 115.338 Keluarga atau 36,23 %.

    Kemiskinan selalu berkorelasi positif dengan jumlah pengangguran, semakin

    tinggi jumlah masyarakat miskin maka semakin tinggi pula angka

    penggangguran di suatu wilayah.

    Permasalahan

    Sejumlah permasalahan mendasar lain yang terjadi dalam penanganan

    masyarakat miskin adalah belum tersedianya data base yang jelas dan selalu

    diperbaharui. Program-program pengentasan kemiskinan terlalu bergantung

    pada program pemerintah Propinsi dan atau Pusat karena program-program

    yang disebutkan di atas belum dapat diukur efektivitasnya dalam upaya

    pengentasan kemiskinan.

    Berbagai permasalahan dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan

    pengganguran di Kabupaten Probolinggo masih dihadapkan pada diantaranya:

    1. Keterbatasan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin;

    2. Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap para penyandang cacat, fakir

    miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya;

    3. Terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha serta kurangnya sarana dan

    prasarana pelatihan kerja;

    4. Banyaknya tenaga kerja yang bekerja dilapangan usaha yang kurang

    produktif;

    5. Lemahnya partisipasi masyarakat dalam perumusan pelaksanaan

    kebijakan/program di wilayahnya terutama wilayah perdesaan;

    6. Belum optimalnya pelaksanaan pengarusutamaan gender.

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 32 - 43

    Arah Kebijakan

    Dengan memahami kompleksitas masalah kemiskinan dan kerentanan yang

    ada pada setiap proses upaya pengentasannya, menyadarkan kita betapa

    pemecahan masalah ini tidak bisa dilakukan secara sektoral, tetapi multi

    dimensi dalam program lintas pembangunan yang menyangkut sinergitas

    peran pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Secara umum kebijakan

    pembangunan Pemerintah Kabupaten Probolinggo diarahkan pada:

    1. Mendorong partisipasi masyarakat dan dunia usaha melalui kebijakan yang

    mampu mengentaskan kemiskinan

    2. Peningkatan akses dan layanan permodalan dan pengembangan usaha

    bagi masyarakat miskin dengan memberikan skim khusus (bunga rendah)

    tetapi tetap memperhatikan mekanisme pasar yang ada

    3. Pemeliharaan dan pengembangan kesempatan kerja yang didukung oleh

    tenaga kerja yang terampil dalam suasana hubungan kerja yang harmonis

    antar pelaku produksi, adanya perlindungan keselamatan dan kesehatan

    kerja serta peningkatan upah buruh berdasarkan standar kebutuhan hidup

    minimal

    4. Pengembangan potensi wilayah baik pada daerah pesisir, sekitar hutan,

    persawahan, pertambakan, dan daerah-daerah sekitar kawasan industri

    dengan mengembangkan produk unggulan yang spesifik dan kompetitif

    serta mempunyai dampak langsung terhadap percepatan pertumbuhan

    ekonomi dan penciptaan lapangan kerja

    5. Pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar dan sarana ekonomi sesuai

    dengan karakteristik kebutuhan, sehingga mampu membuka akses dan

    meningkatkan peluang kelompok masyarakat miskin untuk meningkatkan

    produktivitas sesuai dengan basis mata pencahariannya.

    B. Pengangguran dan Ketenagakerjaan

    Stabilitas ekonomi yang semakin membaik dari tahun ke tahun memang dapat

    mendorong kinerja bidang lainnya. Namun demikian hal tersebut tidak

    seimbang dengan ketersediaan lapangan kerja bagi para angkatan kerja di

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 33 - 43

    Kabupaten Probolinggo. Akibatnya peningkatan angka pertumbuhan ekonomi

    diikuti dengan peningkatan jumlah pengangguran.

    Dalam mengatasi masalah meningkatnya jumlah angkatan kerja Pemerintah

    Kabupaten Probolinggo telah melakukan beberapa upaya khususnya untuk

    menstimulasi munculnya lapangan pekerjaan baru dan mempersiapkan pencari

    kerja agar siap pakai, dengan cara menempatkan tenaga kerja melalui program

    Antar Kerja Lokal (AKL), program Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) dan

    program Antar kerja Antar Negara (AKAN).

    Permasalahan

    Bidang Ketenagakerjaan di Kabupaten Probolinggo masih dihadapkan pada

    berbagai permasalahan mendasar yang memerlukan perhatian dan

    keterpaduan penanganan antara lain: (1) Masih banyaknya jumlah penganggur

    dan setengah penganggur; (2) Terbatasnya kesempatan kerja; (3) Belum

    optimalnya pelayanan pencari kerja di kecamatan; (4) Belum optimalnya

    informasi Pasar kerja (IPK) dan Bursa kerja; (5) Relatif redahnya kualitas dan

    produktivitas tenaga kerja; (6) Pelatihan kerja dan standar kualifikasi tenaga

    kerja belum memenuhi kebutuhan pasar kerja; (7) Terbatasnya pengelolaan

    sumberdaya pelatihan dan lembaga pelatihan kerja baik Pemerintah maupun

    swasta.

    Arah Kebijakan Pembangunan

    Arah Kebijakan yang ditempuh untuk menciptakan lapangan kerja formal dan

    meningkatkan produktivitas tenaga kerja dilaksanakan dengan:

    1. Menciptakan kesempatan kerja melalui investasi. Dalam hal ini Pemerintah

    akan menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan peningkatan

    investasi. Iklim usaha yang kondusif memerlukan stabilitas ekonomi, politik

    dan keamanan, biaya produksi yang rendah, kepastian hukum serta

    peningkatan ketersediaan infrastruktur

    2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang dilakukan antara lain

    dengan pelatihan ketrampilan yang berbasis kompetensi

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 34 - 43

    3. Mengoptimalkan program-program perluasan kesempatan kerja yang

    dilakukan oleh pemerintah, antara lain adalah program Padat Karya

    Produktif, pengembangan UKM dan sektor informal produktif, koordinasi

    dengan PJTKI untuk penempatan tenaga kerja ke luar negeri, serta

    program-program pengentasan kemiskinan

    4. Peningkatan fungsi Lembaga Bipartit dan Tripartit

    5. Mendukung pelaksanaan transmigrasi.

    C. Sosial

    Kesejahteraan sosial merupakan tujuan akhir dari berbagai pembangunan di

    suatu daerah. Indikasi suatu masyarakat dikatakan sejahtera secara sosial,

    adalah apabila di daerah tersebut sudah tidak dijumpai lagi persoalan-

    persoalan yang berkaitan dengan keberadaan Penyandang Masalah

    Kesejahteraan Sosial (PMKS) antara lain: keterlantaran baik anak maupun

    lanjut usia, ketunasosialan, bencana alam dan konflik sosial, penyandang

    cacat, gelandangan dan pengemis, anak nakal dan korban narkotika, anak

    jalanan, wanita rawan sosial ekonomi, dan fakir miskin.

    Permasalahan

    1. Masih adanya jumlah penyandang PMKS di Kabupaten Probolinggo

    2. Belum optimalnya penyandang PMKS yang melaksanakan usaha sosial

    ekonomi produktif (USEP)

    3. Terbatasnya bantuan dan perhatian pada korban bencana alam, terutama

    penanganan pasca bencana

    4. Terbatasnya bantuan dan perhatian terhadap keluarga pra-sejahtera dan

    Gakin.

    Arah Kebijakan

    Bila kita lihat kompleksitas PMKS dan kerentanan yang ada pada setiap proses

    upaya penanganannya maka akan kita sadari bahwa pemecahan masalah ini

    tidak bisa dilakukan secara sektoral. Tetapi multi dimensi dalam program lintas

    pembangunan yang menyangkut sinergitas peran pemerintah, lembaga Sosial

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 35 - 43

    Masyarakat (LSM). Secara umum kebijakan pembangunan Pemerintah Daerah

    Kabupaten Probolinggo bidang kesejahteraan sosial diarahkan pada upaya

    penurunan PMKS. Sedangkan secara spesifik kebijakan yang berkenaan

    dengan PMKS diarahkan pada:

    1. Penampungan sementara terhadap para PMKS dan melakukan

    pembinaan serta memberikan keterampilan.

    2. Mendorong partisipasi masyarakat dan lembaga sosial yang ada di daerah

    dalam pembinaan USEP.

    3. Mendorong partisipasi masyarakat dan lembaga sosial di daerah untuk

    meringankan dan mengatasi penderitaan para korban bencana alam

    4. Mendorong partisipasi masyarakat dan lembaga sosial untuk mencegah

    dan mengatasi permasalahan sosial

    5. Peningkatan pemenuhan dan aksesibilitas masyarakat terhadap

    ketersediaan dana-dana bantuan

    Indikator Kinerja Sasaran

    Adapun untuk menilai keberhasilan pencapaian (indikator kinerja)

    penanggulangan kemiskinan dan pengangguran adalah:

    a. Prosentase Penurunan Keluarga Pra sejahtera

    b. Prosentase Penurunan masyarakat penyandang masalah kesejahteraan

    sosial

    c. Prosentase Peningkatan jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan

    Sosial (PMKS) yang dibina.

    d. Prosentase tingkat kesempatan kerja.

    e. Prosentase peningkatan Upah Minimum Kabupaten (UMK).

    f. Peningkatan jumlah transmigran terkirim dibanding dengan calon

    transmigran.

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 36 - 43

    4.2.7. Sasaran Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dan Pelaksanaan Otonomi

    Daerah.

    Peningkatan kualitas pelayanan publik dan pelaksanaan otonomi daerah

    merupakan sasaran dari Tujuan Meningkatnya Penyelenggaraan

    Kepemerintahan Yang Baik dan Bersih meliputi penyelenggaraan pelayanan

    umum dan administrasi pemerintahan.

    Desentralisasi dan otonomi daerah memiliki dampak pada penyelenggaraan

    Pemerintahan dan pembangunan di daerah. Sementara dampak terhadap

    birokrasi adalah harapan atas penyediaan pelayanan publik akan menjadi lebih

    sederhana dan cepat serta lebih baik. Setelah lima tahun usia desentralisasi dan

    otonomi daerah ternyata masih ditemukan berbagai permasalahan antara lain:

    aparat birokrasi belum melaksanakan fungsi dengan optimal yang sesuai dengan

    perannya dalam memberikan pelayanan publik dan sebagai dinamisator

    pembangunan.

    Sejalan dengan peningkatan pelayanan publik, kualitas dan kapabilitas aparat

    sebagai pelaku birokrasi seyogyanya sesuai dengan kebutuhan. Keberadaan

    pegawai pemerintah Kabupaten Probolinggo tercatat sejumlah 17.371 orang

    dengan komposisi sebagai berikut: golongan I sebanyak 290 orang, golongan 2

    sebanyak 3.088 orang, golongan 3 sebanyak 11.250 orang dan golongan 4

    sebanyak 2.743 orang. Lebih lanjut jika dikompilasi berdasarkan status, untuk

    fungsional sebesar 12.375 orang, struktural 4.996 orang dan pegawai tidak

    tetap/tenaga kontrak sebanyak 1.456 orang.

    Pemerintah sebagai public service harus mewujudkan tugas pelayanan tersebut

    dalam kinerja pemerintah daerah. Masyarakat yang dilayani harus merasakan

    pelayanan yang optimal dalam wujud pelayanan prima dengan prinsip

    mengutamakan pelanggan, sistem yang efektif, melayani dengan hati nurani,

    perbaikan berkelanjutan dan memberdayakan pelanggan. Pelayanan prima juga

    harus mencerminkan karakteristik pelayanan umum yang sederhana, kejelasan

    dan kepastian, keamanan, keterbukaan, efisien, ekonomis, keadilan dan ketepatan

    waktu.

    Untuk mengimplementasikan pelayanan prima harus ada kesungguhan

    (komitmen), penguasaan dan konsistensi yang sangat tinggi, oleh karena itu

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 37 - 43

    pemberdayaan aparatur sangat penting guna meningkatkan kompetensi

    pelayanan sektoral agar tidak mengecewakan masyarakat.

    Dengan spirit otonomi daerah Pemerintah Kabupaten Probolinggo menata kembali

    kelembagaan maupun sumber daya manusia, sehingga diharapkan pelayanan

    publik akan lebih optimal. Upaya ini diperkuat dengan ditetapkannya Peraturan

    Daerah Kabupaten Probolinggo Nomor 10 Tahun 2007 tentang Penataan

    Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Probolinggo.

    Dengan penekanan pelayanan publik yang berkualitas dan sesuai dengan tuntutan

    dan harapan masyarakat.

    Permasalahan

    Dalam mewujudkan pelaksanan otonomi daerah yang sesuai dengan prinsip good

    governance dan kualitas pelayanan publik yang lebih baik di Kabupaten

    Probolinggo, masih menghadapi beberapa permasalahan, antara lain yaitu:

    1. Menurunnya nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa pada sebagian

    masyarakat

    2. Menurunnya kesadaran masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan

    bernegara

    3. Belum optimalnya jaminan rasa aman dan tentram bagi masyarakat

    4. Belum optimalnya kemampuan aparat dalam penanganan bencana dan

    gangguan lingkungan

    5. Pengelolaan dan kemampuan keuangan daerah belum optimal

    6. Perencanaan pembangunan daerah belum optimal

    7. pelaksanaan pelayanan publik belum optimal

    8. Pengawasan pelaksanaan pembangunan daerah belum optimal.

    Arah Kebijakan

    Untuk lebih meningkatkan pelaksanaan otonomi daerah dan pelayanan publik

    maka kebijakan pembangunan diarahkan pada:

    1. Meningkatkan kemampuan mencegah, menangkal dan menindak kejahatan

    terutama melalui deteksi dini dan keterlibatan para tokoh masyarakat

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 38 - 43

    2. Meningkatkan profesionalisme aparat Satuan Polisi Pamong Praja melalui

    pembinaan kinerja dengan meningkatkan sumber daya organisasi dan

    manajemen

    3. Mewujudkan kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh mempertegas tugas,

    wewenang dan tanggungjawab

    4. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM aparatur

    5. Menyederhanakan prosedur pelayanan publik/peningkatan pelayanan prima

    6. Melakukan Sosialisasi jenis pelayanan melalui leaflet, media elektronik dan IT

    7. Meningkatkan sarana dan prasarana guna meningkatkan pelayanan dan

    mendekatkan pelayanan sampai wilayah kecamatan/desa/kelurahan

    8. Mengadakan evaluasi tahunan guna perbaikan yang berkelanjutan.

    Indikator Kinerja Sasaran

    Adapun untuk menilai keberhasilan pencapaian (indikator kinerja) sasaran

    peningkatan kualitas pelayanan publik dan pelaksanaan otonomi daerah adalah:

    a. Prosentase peningkatan kuantitas sarana prasarana aparatur

    b. Prosentase peningkatan kualitas sarana prasarana aparatur

    c. Prosentase tingkat pelayanan pengaduan masyarakat

    d. Prosentase jumlah peraturan daerah yang disusun

    e. Prosentase ketepatan laporan pelaksanaan pembangunan

    f. Prosentase penyelesaian kegiatan sesuai waktu dan mutu yang direncanakan

    g. Prosentase tingkat kelengkapan administrasi kearsipan

    h. Prosentase tingkat penerapan teknologi informasi dalam administrasi

    kearsipan

    i. Prosentase tingkat pelayanan informasi kearsipan daerah bagi masyarakat

    j. Prosentase perkembangan penerbitan akta kelahiran

    k. Prosentase ber penduduk KTP

    l. Prosentase ketepatan penerbitan dokumen dan laporan keuangan

    m. Prosentase peningkatan pajak daerah

    n. Prosentase peningkatan retribusi daerah

    o. Prosentase peningkatan hasil penjualan daerah dan pengelolaan kekayaan

    daerah

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 39 - 43

    p. Prosentase peningkatan pendapatan daerah lainnya

    q. Rasio jumlah kegiatan yg dilaksanakan per jumlah direncanakan

    r. Prosentase tersusunnya Rencana/Study Tata Ruang sesuai kebutuhan

    daerah

    s. Prosentase peningkatan Swadaya Murni Masyarakat

    t. Prosentase penurunan kasus pelanggaran hukum oleh aparatur pemerintah

    kabupaten

    u. Prosentase penurunan kasus penyalahgunaan keuangan daerah

    v. Prosentase penurunan jumlah aparatur yang diberikan sangsi

    w. Prosentase penurunan jumlah pelanggaran Tramtib

    x. Prosentase penurunan jumlah pelanggaran penegakan PERDA

    y. Rasio jumlah pamong praja per 10.000 penduduk

    z. Prosentase organisasi masyarakat, orpol, pemuda, organiasi kemasyarakatan

    yg dibina

    . Rasio jumlah linmas per 10.000 penduduk

    . Rasio pos siskamling per jumlah desa/kelurahan

    . Prosentase jumlah pegawai sesuai dengan kebutuhan riil pemerintah

    kabupaten

    aa. Prosentase jumlah pengiriman pegawai untuk mengikuti pendidikan dan

    latihan (struktural, fungsional, teknis)

    bb. Prosentase penyelesain dokumen kepegawain yang tepat waktu

    cc. Prosentase jumlah penyelenggaraan pendidikan dan latihan (struktural,

    fungsional, teknik)

    dd. Prosentase tingkat kelulusan peserta pendidikan dan latihan (Struktural,

    fungsional dan teknis)

    ee. Prosentase jumlah SKPD yang melaksanakan analisa jabatan

    ff. Prosentase jumlah SKPD yang melaksanakan ISO

    gg. Prosentase jumlah SKPD yang menyusun standard pelayanan publik

    hh. Prosentase jumlah SKPD yang menyusun IKM.

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 40 - 43

    4.3. STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

    Strategi pembangunan daerah merupakan kebijakan-kebijakan yang diambil dalam rangka

    mengimplementasikan program-program prioritas pembangunan kepala daerah

    disesuaikan dengan visi misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang ditetapkan.

    Untuk mencapai sasaran pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    Kabupaten Probolinggo tahun 2008 - 2013, strategi pembangunan daerah diberupakan

    dalam bentuk tema prioritas pembangunan yang akan dilaksanakan setiap

    tahunnya.Tema prioritas pembangunan yang ditetapkan mencerminkan urgensi

    permasalahan yang hendak diselesaikan setiap tahunnya, tanpa mengabaikan

    permasalahan lainnya. Oleh karena itu, tekanan akan skala prioritas dalam setiap

    tahunnya berbeda-beda dan dalam rangka mewujudkan sasaran RPJMD. Tema prioritas

    pembangunan dalam setiap tahunnya menggambarkan makna urgensi pemecahan

    permasalahan strategis. Konsekuensi logis dari adanya tahapan dan prioritas

    pembangunan dalam RPJMD ini adalah, dalam penyusunan rencana anggaran

    pembangunan daerah komposisi anggaran belanja program kegiatan perlu disesuaikan

    dengan prioritas bidang pembangunan pada masing-masing tahapan. Hal ini mengandung

    makna bahwa, anggaran belanja program kegiatan yang mendukung prioritas tersebut

    perlu mendapat porsi lebih guna tercapainya sasaran yang ditetapkan.

    Perlu dijelaskan dalam sub bab ini, bahwa tema prioritas pembangunan tahunan RPJMD

    dimulai pada tahun 2009 dan diakhiri pada tahun 2012. Hal ini perlu disampaikan karena

    untuk pelaksanaan Tahun Anggaran 2008 masih menggunakan dasar hukum RPJMD

    Transisi Tahun 2007 - 2009. Sedangkan untuk tahun 2013 merupakan tahun transisi berisi

    program-program transisi disebabkan pergantian kepala daerah.

    Atas dasar tersebut, tahapan dan prioritas pembangunan dapat disusun sebagai berikut :

    1. Tema Prioritas Pembangunan Tahun 2009

    Pembangunan bidang kesehatan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

    terhadap upaya pelayanan kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan

    masyarakat. Pembangunan di bidang kesehatan selalu terkait dengan peningkatan

    peran keluarga dan lembaga masyarakat. Oleh karena itu pembangunan kesehatan

    juga merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan

    berperan terhadap penanggulangan kemiskinan, sehingga dikatakan pembangunan

    kesehatan adalah suatu investasi bagi pembangunan masyarakat.

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 41 - 43

    Berlandaskan pelaksanaan dan pencapaian pembangunan bidang kesehatan yang

    telah dilaksanakan melalui berbagai program dan kegiatan, serta dalam rangka

    menyongsong Indonesia sehat 2010, maka tahapan dan prioritas pembangunan pada

    tahun 2009, sesuai dengan sasaran peningkatan kualitas kesehatan serta sasaran

    penanggulangan kemiskinan, adalah Peningkatan derajat kesehatan bagi

    masyarakat melalui perkuatan kelembagaan, infrastruktur dan peran serta

    masyarakat/keluarga dengan didukung kondisi lingkungan yang sehat.

    2. Tema Prioritas Pembangunan Tahun 2010

    Pembangunan bidang pendidikan merupakan prioritas pembangunan nasional dengan

    demikian secara otomatis juga merupakan prioritas pembangunan di daerah.

    Peningkatan kualitas sumber daya manusia mengandung makna, bahwa peningkatan

    kualitas sumber daya manusia merupakan faktor penentu bagi pemantapan kesiapan

    menyongsong tantangan kedepan yang semakin berat dan komplek. Dalam rangka

    meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa, setiap warga negara berhak

    mendapatkan layanan pendidikan. Sebagai konsekuensi dari komitmen tersebut,

    setiap warga negara tanpa mengenal latar belakang, baik yang normal maupun yang

    berkelainan, serta yang berkemampuan cerdas maupun yang rendah, memiliki hak

    yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu setidak-tidaknya selama 9

    tahun.

    Berlandaskan pelaksanaan dan pencapaian pembangunan bidang pendidikan yang

    telah dilaksanakan melalui berbagai program dan kegiatan, maka tahapan dan prioritas

    pembangunan pada tahun 2010, sesuai dengan sasaran peningkatan kualitas

    pendidikan serta sasaran penanggulangan pengangguran, adalah peningkatan mutu

    pendidikan bagi masyarakat melalui perkuatan kelembagaan, infrastruktur dan

    partisipasi aktif masyarakat.

    3. Tema Prioritas Pembangunan Tahun 2011

    Pembangunan bidang perekonomian di Kabupaten Probolinggo diarahkan untuk dua

    sasaran pokok yaitu peningkatan produksi dan cadangan pangan untuk kestabilan dan

    kesinambungan penyediaan pangan masyarakat serta pengembangan usaha sektor

    riil, melalui pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kedua sasaran

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 42 - 43

    tersebut akan dapat dicapai apabila didukung adanya perbaikan iklim investasi daerah

    serta ketersediaan infrastruktur daerah yang memadai.

    Upaya untuk mendorong peningkatan investasi dilakukan melalui penciptaan iklim

    investasi yang kondusif dan promosi serta kerja sama investasi. Disamping itu kondisi

    infrastruktur daerah dan lingkungan masyarakat juga menjadi bagian penting dalam

    mendukung peningkatan investasi. Dengan meningkatkan investasi diharapkan dapat

    mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah yang pada gilirannya dapat meningkatkan

    perekonomian daerah.

    Berlandaskan pelaksanaan dan pencapaian pembangunan bidang investasi,

    infrastruktur dan lingkungan hidup yang telah dilaksanakan melalui berbagai program

    dan kegiatan, sesuai dengan sasaran meningkatnya ketahanan pangan melalui

    optimalisasi produksi pertanian/ perkebunan, peternakan dan perikanan; meningkatnya

    perekonomian Daerah melalui optimalisasi usaha ekonomi sektor riil serta Optimalisasi

    percepatan pembangunan infrastruktur dan investasi daerah, maka tahapan dan

    prioritas pembangunan pada tahun 2011 Peningkatan ketersediaan bahan pangan

    bagi masyarakat dengan didukung oleh peningkatan produksi hasil

    pertanian/perkebunan, peternakan dan perikanan serta perkuatan ekonomi

    sektor riil, investasi dan infrastruktur daerah.

    4. Tema Prioritas Pembangunan Tahun 2012

    Salah satu agenda pembangunan nasional adalah menciptakan tata pemerintahan

    yang bersih, dan berwibawa. Agenda tersebut merupakan upaya untuk mewujudkan

    tata pemerintahan yang baik, dengan tidak meninggalkan prinsip-prinsip dasar

    managemen mulai Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan

    yang diwarnai dengan prinsip transparansi akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi,

    menjunjung tinggi supremasi hukum, dan membuka partisipasi masyarakat yang dapat

    menjamin kelancaran, keserasian dan keterpaduan tugas dan fungsi penyelenggaraan

    pemerintahan dan pembangunan. Untuk itu diperlukan langkah-langkah kebijakan

    yang terarah pada sistem perencanaan pembangunan, perubahan kelembagaan dan

    sistem ketatalaksanaan; kualitas sumber daya manusia aparatur; dan sistem

    pengawasan dan pemeriksaan yang efektif.

  • RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013

    IV/ 43 - 43

    Berlandaskan pelaksanaan dan pencapaian pembangunan bidang pemerintahan dan

    pelaksanaan otonomi daerah, maka tahapan dan prioritas pembangunan pada tahun

    2012 Peningkatan pelayanan prima bagi masyarakat didukung oleh tata kelola

    dan tata pemerintahan yang partisipatif, akuntabel dan transparan.