Bab IV Data Dan Analisa Proyek (1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

PAGE 194

BAB IV

DATA DAN ANALISA PROYEK

IV.1Aspek LingkunganIV.1.1Analisa LokasiHotel Resort didefinisikan sebagai hotel yang terletak dikawasan wisata, dimana sebagian pengunjung yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Pengunjung yang datang ke hotel resort ingin menikmati ketenangan, dekat dengan alam dan suasana yang baru, maka hotel resort difungsikan sebagai tempat peristirahatan. Dengan demikian sangatlah penting untuk menentukan lokasi yang tepat sebuah hotel resort.

Lokasi hotel resort berada di tempat-tempat berpemandangan indah, pegunungan, tepi pantai dan sebagainya, yang tidak dirusak oleh keramaian kota, lalu lintas yang padat dan bising.

IV.1.2Analisa Tapak1) Kondisi Sekitar Tapak

a) Kedudukan Administrasi Tapak

Provinsi: Sulawesi Selatan

Kabupaten: Toraja Utara

Kecamatan: Rantepaob) Batas Tapak

Gambar 4.1 Tapak Toraja Heritage Hotel

(Sumber : www.googlemaps.com)Barat: persawahan dan hutan

Timur: pemukiman penduduk dan akses menuju hotel

Utara: persawahan dan perbukitan

Selatan: persawahan

2) Pencapaian ke Tapak

Gambar 4.2 Pencapaian ke Tapak(Sumber : Data Lapangan, 2012)Hotel ini berada diantara pemukiman warga. Lokasinya berjarak tempuh 30 menit dari Bandara Pongtiku. 30 menit berjalan kaki dari objek wisata Tongkonan Kete Kesu. 10 menit dari pasar bolu di Rantepao. 30 menit dari pusat kota dan pemerintahan Tana Toraja daerah Makale.

IV.1.3Faktor Pemandangan atau View

Gambar 4.3 Pemandangan dari Tapak(Sumber : Data Lapangan, 2012)Analisa lingkungan sekitar1) Pandangan dari A adalah area persawahan dan perbukitan

2) Pandangan dari B adalah area persawahan penduduk

3) Pandangan dari C adalah pemukiman penduduk dan akses menuju hotel

4) Pandangan dari D adalah area persawahan dan hutanLokasi ini dikelilingi oleh persawahan serta banyak menyajikan pemandangan alam pegunungan. Di pagi hari akan terlihat pemandangan.

IV.1.4Faktor Pergerakan Matahari

Gambar 4.4 Pola Pergerakan Matahari(Sumber : Data Lapangan, 2012)Analisa :

Posisi tapak bangunan menghadap ke arah utara dimana cahaya matahari bergerak dari sebelah kanan ke sebelah kiri bangunan. Pada sisi A dan B tidak mendapat sinar matahari secara langsung. Sisi C mendapat sinar matahari pagi dengan intensitas penyinaran sedang. Sedangkan sisi D merupakan sisi tapak yang mendapat sinar matahari siang dengan intensitas penyinaran tinggi.

IV.1.5Faktor Kebisingan atau Suara

Gambar 4.5 Faktor Kebisingan (Sumber : Data Lapangan, 2012)Analisa :

Lokasi tapak berada jauh dari jalan raya sehingga tidak tergangu oleh kebisingan lalu lintas. Selain itu lingkungan sekitar yang kelilingi persawahan membuat suasana tenang dan sunyi, hanya akan terdengar suara gemericik air yang berasal dari Sungai Sadan yang berada di sisi barat tapak.

Dari analisa dan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lokasi ini cocok untuk dijadikan sebuah Hotel Resort, dimana lokasi sesuai dengan kriteria serta memenuhi syarat kriteria hotel resort bintang empat oleh Dirjen Pariwisata.

IV.2Aspek Arsitektur Bangunan

IV.2.1Bentuk dan Gaya BangunanToraja Heritage Hotel merupakan low rise building yang terdiri dari beberapa bangunan. Merupakan bangunan existing yang terdiri dari bangunan utama, rumah-rumah tradisional Toraja, dan bangunan berlantai 3 yang merupakan area standart room atau area kamar tamu typical. Bangunan ini memiliki desain arsitektur merupakan percampuran antara gaya modern tropis dengan unsur tradisional Toraja.

IV.2.2Orientasi Bangunan

Orientasi bangunan untuk daerah tropis basah pada dasarnya lebih ditujukan guna mendapatkan suatu posisi yang baik terhadap garis edar matahari. Hal ini berkaitan dengan masalah pengantisipasian terhadap radiasi sinar matahari yang cukup tinggi. Namun dalam perkembangannya saat ini orientasi bangunan lebih ditujukan pada hal-hal lain yang dianggap lebih penting, antara lain guna memenuhi tuntutan fungsi bangunan maupun tuntutan filosofis tertentu. Tiga faktor utama yang menentukan bagi peletakkan bangunan yang tepat yaitu :

a) Radiasi matahari dan tindakan perlindungan

b) Arah dan kekuatan angin

c) Topografi

Orientasi bangunan berkaitan dengan posisi bukaan bangunan dimana posisi dan luar bukaan akan mempengaruhi jumlah radiasi sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan. Hal ini berarti bahwa luas dan posisi bukaan akan mempengaruhi kemampuan bangunan dalam menahan panas. Orientasi bangunan timurbarat berarti sisi bangunan yang terbesar menghadap timur dan barat. Hal ini berakibat kedua sisi tersebut mendapat radiasi matahari pagi dan sore yang relatif berpotensi memanaskan ruang-ruang di dalamnya sehingga menimbulkan ketidaknyamanan termal. Pengguna bangunan dapat terganggu dan membutuhkan berbagai asesoris bangunan seperti pembayang matahari dan pengkondisisan udara buatan agar dapat menggunakan ruang tersebut dengan baik. Berbeda dengan bangunan yang berorientasi utara dan selatan, bangunan tidak mendapatkan radiasi matahari sebesar sisi timur dan barat, sehingga ruang-ruang yang menghadap utara dan selatan lebih nyaman untuk digunakan dan tidak membutuhkan pembayang matahari yang besar atau pengkondisian udara buatan.Bangunan ini berorientasi pada pemukiman tradisional suku Toraja yang menghadap ke arah utara karena semua bangunan yang berbentuk Tongkonan di Toraja wajib menghadap ke utara sesuai dengan adat istiadat leluhur.

IV.2.3Struktur Bangunan

Fungsi utama dari sistem struktur adalah untuk memikul secara aman dan efektif beban yang bekerja pada bangunan, serta menyalurkannya ke tanah melalui pondasi. Struktur lantai merupakan bagian terbesar dari struktur bangunan, sehingga pemilihannya perlu dipertimbangkan secara seksama, diantaranya :

a) Pertimbangan terhadap berat sendiri lantai, makin ringan beban lantai makin berkurang dimensi kolom dan pondasinya serta makin dimungkinkan menggunakan bentang yang lebih besar.

b) Kapasitas lantai untuk memikul beban pada saat pekerjaan konstruksi

c) Dapat menyediakan tempat/ ruang bagi saluran utilitas yang diperlukan.

d) Memenuhi persyaratan bagi ketahanan terhadap api

e) Memungkinkan bagi kesinambungan pekerjaan konstruksi, jika pelaksanaan pembangunannya membutuhkan waktu yang panjang

f) Dapat mengurangi penggunaan alat bantu pekerjaan dalam pembuatan pelat lantai(perancah-steiger)

Struktur bangunan Toraja Heritage Hotel sudah modern dengan mengunakan kolom-kolom existing ukuran 60x60 cm. Selain untuk perkuatan, kolom ini juga memudahkan untuk pembagian masing-masing area/ ruang.IV.2.4Sirkulasi dalam BangunanSistem sirkulasi pada bangunan dapat di definisikan sebagai jalan lalu lalang dari jalan masuk di luar bangunan sampai masuk ke dalam bangunan. Sistem sirkulasi pada bangunan digolongkan menjadi sirkulasi horizontal dan sirkulasi vertikal. Sistem sirkulasi di dalam bangunan Toraja Heritage Hotel cukup teratur, area serta fasilitas yang disediakan untuk kebutuhan publik diletakkan pada bagian depan sehingga mudah dijangkau oleh pengunjung. Letak yang dekat dengan area lobi memudahkan dalam sirkulasi.

Bangunan hotel ini adalah bangunan bertingkat, maka diperlukan akses yang menghubungkan area-area setiap lantai yang memperhatikan kenyamanan pengguna serta berguna sebagai jalur evakuasi pada keadaan darurat. Sirkulasi vertikal yang digunakan pada resort ini adalah tangga. Merupakan elemen sirkulasi vertikal klasik. Dapat sebagai sirkulasi penunjang bagi pengguna dan penambah estetika atau sebagai jalur evakuasi dalam keadaan darurat. Hal-hal yang perlu diperhatikan :a) Handrail untuk pegangan,b) Lebar tangga cukup luas untuk papasan dua orang,c) Anak tangga dilengkapi dengan karet anti slip agar tidak berbahaya bagi anak-anak dan orang tua.

Dalam sebuah bangunan juga sangat dibutuhkan sirkulasi horizontal. Sirkulasi horizontal merupakan jalan lalu-lalang antar ruang dalam satu lantai. Persentasi kemiringan pada jenis sirkulasi ini tidak lebih dari 10 %. Sirkulasi horizontal pada resort ini adalah koridor. Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam merancang sirkulasi horizontal terutama koridor dan ruang peralihan diantaranya adalah : a) Urutan yang logis, baik dalam ukuran ruang, bentuk dan arah. b) Pencapaian yang mudah dan langsung dengan jarak sependek mungkin. c) Memberi gerak yang logis dan pengalaman yang indah bermakna. d) Aman, persilangan arus sirkulasi sesedikit mungkin atau dihindari sama sekali.

e) Cukup terang.IV.3Aspek ManusiaTujuan menganalisa faktor manusia adalah untuk mengetahui kebutuhan ruang yang timbul sebagai akibat dari fasilitas pelaku kegiatan yang terjadi di dalamnya.IV.3.1Pelaku dan KegiatanBerdasarkan pada pola kegiatan yang berlangsung di dalam hotel, yang meliputi baik kegiatan pelayanan akomodasi dan rekreasi, pelaku kegiatan dapat dibagi secara garis besar atas :a) Pengelola hotel

Pengelola non teknis

Bagian depan, aktivitas yang dilakukan : Melayani registrasi Memberi informasi Melayani penitipan barang Mengatur pemesanan tempat Mengatur servis pelayanan Menangani pembayaran check outBagian belakang, aktivitas yang dilakukan : Mengelola dan mengatur manajemen hotel Mengawasi arus dan control system keuangan hotel Mengawasi segala kegiatan operasional hotelPengelola teknis

Memelihara dan perawatan mekanikal elektrikal bangunan hotel Memelihara dan perbaikan hotel Menjaga kebersihan dan keindahan hotelb) Pengunjung

Pengunjung yang datang ke Toraja Heritage Hotel ditinjau dari karakteristik pengunjung dibagi menjadi beberapa aspek, yaitu :

1) Aspek Sosial & Ekonomi

Pengunjung yang datang ke hotel ini memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas yang sanggup membayar biaya hotel per malam. Berdasarkan jumlahnya pengunjung yang datang digolongkan menjadi 2, yaitu perorangan dan rombongan. Pengunjung hotel ini mayoritas adalah keluarga, dimana memiliki anak.

Karakter anak-anak (5-10 tahun) :

Rasa ingin tau besar

Suka bermain

Berlari-larian di area besar

Tidak tahan menunggu lama

Cepat bosan bila tidak ada sesuatu yang menarik perhatian2) Aspek Budaya

Pengunjung yang datang ke hotel ini yaitu turis domestik dan mancanegara. Turis domestik lebih mendominasi datang ke hotel ini.

Karakter turis domestik :

Suka berbelanja

Menyukai refleksiologi

Karakter turis mancanegara :

Rasa ingin tau besar

Lebih menikmati pemandangan alam dan budaya

3) Aspek Tujuan

Pengunjung yang datang mayoritas memiliki tujuan untuk rekreasi, namun ada pun yang datang karena adanya tugas dinas, pertemuan rapat, konferensi dan pesta ulang tahun.Berdasarkan kepentingannya, pengunjung terbagi menjadi 2, yaitu:

1) Tamu yang menginap, aktivitas yang dilakukan : Memesan kamar Tidur Istirahat Mandi Membaca buku Olahraga/ rekresai Meeting, seminar Makan & minumTamu yang berkunjung, aktivitas yang dilakukan : Pertemuan Meeting/ seminar KaraokePenjelasan di atas mengenai data pengguna hotel, di dapat pola kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pengguna. Dari data pengguna tersebut nantinya akan menentukan ruang-ruang apa saja yang diperlukan pada sebuah hotel yang memunculkan suatu program aktifitas dan fasilitas hotel.

IV.3.2Alur Kegiatan Pengguna Ruanga) Pengelola

Skema alur kegiatan pengelola :

Gambar 4.6 Skema Alur Kegiatan Pengelola(Sumber : Data Wawancara, 2012)

b) Pengunjung

1) Tamu menginap

Skema alur tamu yang menginap :

Gambar 4.7 Skema Alur Tamu yang Menginap(Sumber : Data Wawancara, 2012)

2) Tamu tidak menginap

Skema alur kegiatan tamu yang berkunjung :

Gambar 4.8 Skema Alur Pengunjung Hotel

(Sumber : Data Wawancara, 2012)

Dari skema kegiatan pengguna tersebut akan menentukan alur sirkulasi pengguna dan pengelompokkan area berdasarkan tiap kegiatan. Dari kegiatan-kegiatan tersebut akan memunculkan adanya ruang-ruang yang dibutuhkan yang akan menjadi suatu program aktivitas fasilitas hotel.

IV.3.3Kebutuhan Ruanga) Kegiatan Tamu Hotel dan Kebutuhan Ruang

1) Tamu MenginapPENGGUNAKEGIATANKEBUTUHAN RUANG

Tamu menginapReservasiFront desk

Menunggu, menerima tamuLobi, lounge

Menyimpan barang berhargaSafe deposit box

Membawa koperPorter station

Memanggil mobilCar call station

Menuju kamarSarana sirkulasi

IstirahatKamar tamu

Makan dan minumRestoran

Mengatur perjalananTravel agency

Duduk-dudukLobi

JoggingJogging track

BerenangKolam renang

Bermain tennisLapangan tennis

FitnessFitness center

BerbelanjaRetail area

Menghadiri rapat, konferensiFunction hall

RelaksasiSpa

Tabel 4.1 Aktivitas dan Fasilitas Tamu Menginap2) Tamu Tidak MenginapPENGGUNAKEGIATANKEBUTUHAN RUANG

Tamu tidak menginapMemasuki bangunanPintu Masuk Utama

Makan dan minumRestoran dan Bar

PeturasanToilet

Menukar uangMoney changer

OlahragaKolam renang, fitness center, lap. tennis

Mengunjungi tamu menginapLobi, lounge

Menghadiri rapatFunction hall

BerbelanjaRetail area

RelaksasiSpa

Tabel 4.2 Aktivitas dan Fasilitas Tamu tidak Menginapb) Kegiatan Pengelola, Karyawan dan Kebutuhan Ruang

1) Back Office Departement

PENGGUNAKEGIATANKEBUTUHAN RUANG

Back office departmentMenerima tamuFront office

Mengurus reservasi kamarFront desk

Mengurus pendaftaranRegistrasi

Mengurus pembayaranKasir

Memberikan informasiInformation desk

Menerima penyimpanan barangSafe deposit box

Mengurus administrasiR. kantor pengelola

Menjaga keamananR. security

Mengurus kepegawaianR. personalia

Mengawasi karyawanR. karyawan

Mengganti pakaianR. ganti pakaian

Menyimpan barangLoker

PeturasanToilet

Memasarkan hotelR. sales manager

Memperkenalkan hotelR. public relation

Makan, minum dan istirahatR. istirahat karyawan

Menerima suratMail counter

Tabel 4.3 Aktifitas dan Fasilitas Back Office

2) House Keeping

PELAKUKEGIATANKEBUTUHAN RUANG

House keepingMengurus kebersihan kamar hotelR. house keeping

Mencuci, mengeringkan pakaianLaundry

Menyiapkan perlengkapan kamarR. linen

Menyimpan perlengkapanGudang

Tabel 4.4 Aktivitas dan Fasilitas House Keeping

3) Food and Beverage

PELAKUKEGIATANKEBUTUHAN RUANG

Food & beverage departmentPengawasan dan penerimaan barangR. penerimaan barang

Menyimpan bahan makananGudang basah dan kering

MemasakDapur

Menyiapkan makananPantry

Mengurus makanan dan minumanR. food and beverage

Mengurus layanan makanan dan minumanChefs room

Mengantar makanan dan minumanRoom boy station

Tabel 4.5 Aktivitas dan Fasilitas Food and BaveragePenjelasan mengenai aktivitas yang dilakukan pengguna sehingga di dapat ruang-ruang apa saja yang dibutuhkan pada hotel resort. Dari kebutuhan ruang tersebut akan ditentukan besaran-besaran tiap ruang.

IV.3.4FasilitasSesuai dengan kriteria hotel resort bintang empat, fasilitas-fasilitas yang disediakan di dalam hotel yaitu :

a) Fasilitas olahraga

Fasilitas yan disediakan yaitu kolam renang, fitness center dan lapangan tennis.

b) Spa

Dilihat dari fungsi hotel resort sebagai tempat peristirahatan maka perlu disediakan fasilitas yang menunjang kegiatan tersebut yaitu dengan adanya fasilitas relaksasi seperti spa.Area-area yang diperlukan di dalam spa :

Resepsionis

Area tunggu

Kamar pijat

Toilet dan loker Kamar rendamSelain itu dikarenakan siapa pun dapat datang ke hotel resort ini, maka diperlukan perancangan hotel resort yang tepat agar bagi orang sehat maupun cacat dapat menggunakan segala aktifitas yang ada. Untuk itu diperlukan fasilitas bagi orang cacat seperti :

a) Jalan/railing untuk kursi roda

b) Toilet khusus pengguna kursi roda

IV.3.4Analisa Ergonomi dan AntropometriErgonomi memiliki peran penting dalam perencanaan interior, dalam hal ini ergonomi membantu dalam menentukan suatu besaran ruang yang didasari dari kegiatan pengguna hotel. Dampak dari ergonomi akan mempengaruhi besar sirkulasi bagi pengguna hotel, diharapkan para pengguna dapat beraktifitas secara efisien dan leluasa dengan tingkat kenyamanan dan keamanan yang memadai. Berikut adalah analisa ergonomi dan antropometri terhadap Hotel Resort :a) Reception Area

Gambar 4.9 Ergonomi Pos Kerja Penerima Tamu/ Tinggi Konter

(Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 189)

Gambar di atas menunjukkan tinggi konter lingkungan kerja penerima tamu. Tinggi minimal dari bukaan di atas permukaan lantai ditetapkan sebesar 78 inci atau 198,1 cm. Tinggi duduk dan tinggi mata merupakan hal yang penting dalam menciptakan daerah pandangan yang tak terhalangi.

b) Area Duduk

Gambar 4.10 Ergonomi Tempat Duduk Sofa

(Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 134)

Gambar di atas menunjukkan dimensi pria. Rentang yang disarankan adalah berkisar antara 3 sampai 6 inci atau 7,6 sampai 15,2 cm. Pemakaian jarak pantat sampai lipatan dalam lutut dari orang yang bertubuh lebih kecil dan penambahan kelonggaran sebesar 6 sampai 9 inci atau 15,2 sampai 22,9 cm, untuk konstruksi sandaran punggung serta zona minimal di bagian depan sofa untuk pergerakan kaki, ukuran panjang keseluruhan yang disarankan adalah sebesar 42 hingga 48 inci atau 106,7 hingga 121,9 cm.

Gambar 4.11 Ergonomi Tempat Duduk Kursi di Sudut

(Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 134)

Gambar di atas menunjukkan hubungan antara dimensi tubuh pria dan wanita dengan sofa tunggal berlengan, tujuannya untuk menentukan luas ruang yang dibutuhkan oleh tubuh dalam posisi duduk.

Gambar 4.12 Ergonomi Tempat Duduk Lounge/ Jarak Bersih

(Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 136)

Gambar di atas pada subyek sebelah kiri mengilustrasikan pengaturan perabot yang memungkinkan sirkulasi satu badan penuh. Jarak bersih tidak memungkinkan untuk mencapai meja dalam posisi duduk. Sedangkan untuk subyek sebelah kanan jarak bersih antara sisi muka tempat duduk dan tepian meja dibatasi antara 16 dan 18 inci atau 40,6 dan 45,7 cm. Jarak bersih ini mungkin memerlukan beberapa tingkat kontak tubuh atau angkah menyamping untuk sirkulasi dan jalan masuk. Secara antropometrik, hal ini memungkinkan jangkauan manusia serta memungkinkan subyek yang sedang duduk untuk mencapai meja tanpa harus bangkit dari tempat duduknya.

c) Area Kerja Pegawai (Kantor)

Gambar 4.13 Ergonomi Meja Tulis Eksekutif/ Tempat Duduk Tamu

(Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 172)

Gambar di atas memberikan ilustrasi kebutuhan dimensi dasar dari sebuah lingkungan kerja eksekutif dengan tiga tempat duduk tamu. Ukuran pada umumnya yang disarankan untuk besar meja eksekutif dan penempatan perabot di sekitarnya sebesar 30 sampai 45 x 66 sampai 84 inci atau 76,2 sampai 114,3 x 167,6 sampai 213,4 cm. Kebiasaan kerja tertentu dari eksekutif dan sifat dasar dari bisnisnya harus dipertimbangkan dalam penentuan pengukuran-pengukuran permukaan kerja yang tepat.

Gambar 4.14 Ergonomi Meja Tulis Eksekutif/ Tempat Duduk Tamu

(Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 172)

Harus diperhatikan mengenai pemilihan, penempatan serta jarak bersih yang digunakan untuk tempat duduk disekitar meja. Gambar di atas menunjukkan kebutuhan untuk mempertimbangkan dengan hati-hati jarak pantat ke lutut, rentang panggul dan pengukuran rentang tubuh maksimal. Jarak pantat ke ibu jari kaki serta lebar tubuh menentukan penempatan kursi tamu di depan meja, dengan jarak dari meja yang sering merupakan suatu fungsi juga walaupun meja tersebut memiliki bagian yang menggantung. penempatan peralatan yang digantungkan harus berhubungan dengan penentuan yang tepat dari tinggi mata dan garis pandang.

Gambar 4.15 Ergonomi Kamar Ganti Pakaian

(Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 206)

Kamar pakaian harus mengakomodasi tubuh manusia dalam berbagai posisi yang diperkirakan yang akan dilakukan oleh seseorang saat ia berada dalam rangkaian proses memakai dan menukar pakaian. Gambar di atas menyarankan ukuran sebuah ruang sebesar 54 sampai dengan 60 inci atau 137,2 sampai dengan 152,4 cm dengan lebar minimal 36 inci atau 91,4 cm. Tinggi badan, rentang tubuh maksimal, tebal tubuh maksimal serta jangkauan tangan menyamping dari kelompok orang yang bertubuh lebih besar harus menjadi pertimbangan dalam penentuan besarnya sebuah kamar pakaian.

d) Bar and Lounge

Gambar 4.16 Ergonomi Bar Depan, Bar Belakang dan Potongan Bar

(Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 218)

Jarak antara meja bar sebelah depan dan meja bar sebelah belakang harus memungkinkan tersedianya ruang kerja yang memadai. Jarak minimal sebesar 36 inci atau 90 cm harus tersedia sebagai tempat bagi seorang pelayan bar yang sedang melayani dan seseorang lainnya untuk berjalan di belakangnya. Jarak bersih yang diperlukan oleh seorang pelayan bar untuk melakukan kegiatannya yaitu sebesar 30 inci atau 75 cm. Sehubungan dengan kursi bar (stool), jarak bersih antar kursi bar lebih penting untuk diperhatikan daripada jarak antar garis tengahnya dan jarak bersih ini harus memungkinkan para pelanggan yang bertubuh lebih besar untuk mendekat ke samping dengan nyaman serta bangkit dari kursi tanpa bersinggungan dengan orang di sebelahnya. Disarankan untuk menggunakan jarak sebesar 28 inci atau 70 cm antar pusatnya untuk kursi-kursi berukuran 12 inci.

Gambar 4.17 Ergonomi Meja Cocktail/ Tempat Duduk untuk 2 Orang(Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 219)Gambar di atas menunjukkan berbagai jaraj bersih yang disarankan untuk meja-meja minuman keras sebesar 18 sampai 24 inci. Zona aktivitas pengunjung sebesar 18 sampai dengan 24 inci atau 45,7 sampai dengan 61 cm harus disediakan untuk kegiatan duduk, berdiri dan pencapaian, sebagai tambahan atas zona sirkulasi umum yang setidaknya sebesar 30 inci atau 76,2cm.

e) Kamar Tamu

Gambar 4.18 Ergonomi Jarak Bersih Meja Rias atau Meja Tulis

(Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 153)

Gambar di atas menunjukkan jarak bersih minimal yang disarankan antara meja rias dan tempat tidur atau penghalang fisik lainnya, sebesar 24 hingga 28 inci atau 61 hingga 71,1 cm jika tidak ada sirkulasi yang diperlukan. Jarak bersih sebesar itu dengan mudah memungkinkan pencapaian ke meja dan bagi pergerakan yang diperlukan serta pengubahan letak kursi. Untuk mengakomodasi sirkulasi serta kegiatan di seputar meja rias tersebut dibutuhkan jarak bersih antara 42 hingga 46 inci atau 106,7 hingga 116,8 cm. Gambar di atas juga menunjukkan jarak bersih vertikal antara permukaan tempat duduk dan bagian bawah meja permukaan lantai serta jarak bersih dari bagian atas meja hingga lantai. Secara antropometrik, jarak bersih antara permukaan tempat duduk dan bagian bawah meja harus mengakomodasi jarak paha orang yang bertubuh lebih besar, sedangkan tinggi tempat duduk harus mengakomodasi tinggi lipatan dalam lutut orang yang bertubuh lebih besar.

Gambar 4.19 Ergonomi Walk-in Closet dan Fasilitas Penyimpanan

(Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 156)

Gambar di atas mengilustrasikan fasilitas kamar penyimpanan. Jarak bersih yang diperlukan sebesar 36 inci atau 91,4 cm antara pakaian yang tergantung dengan rak penyimpanan atau pakaian diseberangnya.

f) Kamar Mandi

Gambar 4.20 Ergonomi Jarak Bersih Shower Minimal

(Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 167)

Besarnya kamar mandi dengan shower dapat bervariasi tergantung pada tingkat kenyamanan yang diinginkan. Jarak bersih antar dinding sebesar 54 inci atau 137,2 cm seperti yang ditujukkan pada gambar di atas, tidak hanya dapat mengakomodasi berbagai postur tubuh seperti yang ditujukkan, namun memungkinkan diletakkannya tempat duduk selebar 12 inci atau 30,5 cm. Ketinggian kepala shower yang dapat diatur haruslah berada dalam jarak jangkauan orang dewasa yang bertubuh lebih kecil, namun juga cukup tinggi sehingga tidak mengenai kepala sebagian besar orang yang bertubuh lebih besar. Jika shower juga dimaksudkan untuk digunakan oleh anak-anak, maka disarankan untuk menggunakan shower yang dapat diatur ketinggiannya agar berada dalam jangkauan anak-anak.

Gambar 4.21 Ergonomi Kakus/ WC

(Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 166)

Gambar diatas menyarankan zona aktivitas atau jarak bersih antara bagian muka dari kakus dan garis dinding atau penghalang fisik terdekat sekurangnya sebesar 24 inci atau 61 cm. Aksesori-aksesori yang terletak dimuka sebelah kiri pemakai harus berada dalam jarak jangkauan. Untuk menentukan lokasinya, pertimbangan antropometrik yang harus dilakukan adalah berkaitan dengan jangkauan lengan ujung ibu jari tangan dan jangkauan lengan ke samping. Untuk letak penggantung tisu disarankan setinggi 30 inci atau 76,2 cm di atas permukaan lantai.

Gambar Gambar 4.22 Ergonomi Jarak Bersih Lavatory Ganda

(Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal.164)

Standar ketinggian tempat cuci dari atas permukaan lantai sebesar 31 hingga 34 inci atau 78,7 hingga 86,3 cm. Gambar diatas menunjukkan jarak bersih horizontal yang direkomendasikan.

Pengunjung yang datang ke hotel ini berasal dari berbagai umur dan berbagai macam orang dari bentuk fisik salah satunya adalah penyandang cacat. Untuk itu diperlukan adanya sirkulasi bagi orang cacat seperti jalan atau reiling kursi roda dan fasilitas toilet khusus penyandang cacat. Menurut buka Time Saver Standards, ukuran kursi roda adalah :

a) Ukuran standar panjang 42 inci, lebar 25 inci (terbuka), 11 inci (tertutup), tinggi dudukan 19,5 inci, tinggi pegangan pendorong 36 inci

b) Radius putaran 18 inci bila berputar pada satu tumpuan titik (roda ke roda) dan 31,5 inci (struktur ke depan struktur belakang)c) Ruang untuk bergerak dan membelok 1800 3600, umumnya 60 x 60 inci, ruang berbentuk segi empat 63 x 56 inci. Lebar minimal untuk membelok 3600 : 54 inci.

Dalam mendesain sarana untuk mempermudah pengunjung yang cacat tubuh, perlu memperhatikan hal-hal seperti berikut ini :

a) Jalan masuk dapat menggunakan tanjakan atau jalan yang landai dengan ketinggian tanjakan yang direkomendasikan.b) Pintu masuk sebaiknya mengarah langsung ke lift (untuk gedung bertingkat) dengan lebar minimal 32 inci.c) Ruang bergerak dengan lebar minimal 48 inci.d) Tinggi tanjakan maksimal 5%.e) Hindari perubahan yang tiba-tiba pada tingkatan dan permukaan material landai.f) Hindari tanjakan yang terus menerus dengan memberikan interval pada tiap tingkat jalan yang melandai.g) Permukaan anti sliph) Pagar pembatas tangga pada kedua sisi.IV.4Aspek Eksternal

IV.4.1Faktor Pencahayaan

Hotel ini semaksimal mungkin memanfaatkan pencahayaan alami dimana pada beberapa area didesain dengan konsep terbuka melalui penggunaan jendela-jendela besar sehingga sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan. Resort ini juga menggunakan pencahayaan buatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pencahayaan buatan ini dimaksudkan untuk menciptakan suasana ruang yang berbeda, dimana kondisi ruang dapat didramatisir melaui permainan lampu sehingga emosi seseorang dapat dipengaruhi.

IV.4.2Faktor Penghawaan

Penghawaan pada bangunan ini seluruhnya memanfaatkan penghawaan alami karena letak lokasi hotel ini yang berada di pegunungan dan berada di antara pemukiman penduduk sehingga tidak membutuhkan penyejuk ruangan

IV.4.3Faktor Kebisingan atau Suara

Area hotel memiliki pengontrol kebisingan dengan menggunakan dinding akustik sehingga antara area satu dengan yang lainnya tidak saling mengganggu terutama pada area-area dengan tingkat kebisingan tinggi seperti function hall dan area-area yang membutuhkan ketenangan seperti kamar tamu.IV.4.4Faktor Keamanan dan KeselamatanSisterm pencegahan kebakaran yang digunakan di gedunng hotel resort ini terbagi menjadi dua yaitu pencegahan aktif dan pencegahan pasif. Pencegahan aktif digunakan fire alarm, smoke detector, sprinkler, dan hydrant. Sedangkan untuk pencegahan pasif menggunakan tangga sebagai jalur evakuasi.

IV.5 Programatik

IV.5.1Pengelompokkan Ruang dan KriteriaZONAAREA/ RUANGKRITERIA

FISIKEMOSIONAL

PublicMain Entrance Main entrance berukuran besar dengan fasilitas keamanan yang lengkap.

Dekat dengan area drop off dan lobbyMain entrance harus berukuran besar agar secara emosional pengunjung merasa nyaman untuk memasuki hotel

Lobby Ukurannya yang besar untuk menampung pengunjung dengan ukuran cukup untuk menampung sirkulasi 4 orang

Tersedianya area duduk dan lounge bagi pengunjung untuk menunggu area:

1. front desk

2. reception

3. porter station

4. mail counter

5. car call station

6. saved deposit box

7. information

8. seating area

9. toiletMemberikan suasana nyaman dengan suasana sentuhan etnik Toraja sesuai dengan kebudayaan setempat

Reception

Seating Area

Information Desk

Art Shop Dekat dengan area lobi sehingga pengunjung mudah menjangkaunya

Memenuhi kebutuhan bagi pengunjung untuk membeli cinderamata dan rencana perjalanan.Toko souvenir dibuat semenarik mungkin agar pengunjung berminat untuk membeli cinderamata

Semi Private

RestaurantRuangan cukup besar untuk menampung ( 200 orangSuasana nyaman bagi pengunjung untuk menikmati hidangan sambil bersantai

Bar & LoungeMemenuhi kebutuhan pengunjung sebagai sarana hiburan

Multifunction Room Ruangan cukup besar untuk menampung ( 300 orang Ruangan didesain dengan akustik

Terpenuhinya kebutuhan untuk melakukan rapat dengan kapasitas ( 20 orang

Ruangan di desain Desain ruangan dibuat semenarik mungkin dan sesuai untuk dijadikan tempat gathering.

Kondisi ruang memberikan nuansa yang tidak membosankan dan lebih atraktif

dengan akustik

Game Area

SpaMemenuhi kebutuhan pengunjung sebagai sarana relaksasiDesain ruangan dibuat semenarik mungkin dengan memperhatikan kenyamanan pengunjung sehingga pengunjung tertarik untuk mengunjungi.

Fitness CenterMemenuhi kebutuhan pengunjung sebagai sarana olahragaSuasana nyaman bagi pengunjung untuk berolahraga dengan konsep dinamis dan energik

Standard Room Terpenuhinya kebutuhan pengunjung untuk beristirahat

Privasi tamu terjaga

Ruangan di desain dengan akustikKamar didesain semenarik mungkin dengan memperhatikan kenyamanan tamu yang menginap agar merasa betah tinggal di dalam kamar

Superior RoomIdemIdem

Deluxe RoomIdemIdem

Suite RoomIdemIdem

PrivateFront Office Dekat dengan area lobi

Terpenuhinya kebutuhan untuk kegiatan bekerjaKondisi ruangan memberikan ketenangan dan semangat bekerja bagi staff dan tidak tergangu oleh kegiatan di area lobby

Executive Office Terpenuhinya kebutuhan untuk kegiatan eksekutif pengelola hotel

Lokasi ruangan dekat dengan area kerja staff, namun private

Keamanan terjaga Memberikan nuansa yang nyaman untuk bekerja

Berkesan professional

Ruangan memberikan ketenangan dan keleluasan untuk pengelola hotel

Back Office Terpenuhinya kebutuhan untuk kegiatan bekerja

Hubungan antar divisi tersirkulasi dengan baik

Kondisi ruangan memberikan ketenangan dan semangat bekerja bagi staff dan tidak tergangu oleh kegiatan di area lobby

ServicePublic Rest RoomTerpenuhinya kebutuhan untuk jumlah orang dengan tepat, untuk mengurangi kemungkinan mengantriMemberikan kesan bersih dan higienis

Food & Preparation

Receiving & Storage

LaundryDekat dengan house kepping roomMemberikan kesan bersih dan higienis

House KeepingDekat dengan ruang laundryMemberikan kesan bersih dan higienis

Gudang Suhu ruangan terjaga

Luas ruang berdasarkan kebutuhan

Tabel 5.1 Kebutuhan Area/ Ruang dan Kriterianya

IV.5.2Rekapitulasi Kebutuhan RuangZONAAREALUASLUAS SIRKULASI 30%LUAS DENAH

AREAZONAAREAZONAAREAZONA

PublicMain Entrance3.5354.1

Lobby6489.6148.2

Reception16.220.4

Concierge5.46.5

Information Desk5.1

Seating Area99.8129.8136.5

Art Shop40.4

Semi PrivateMultifunction Room232.2789.1

Restaurant226.6

Bar & Lounge99.8129.8143

Game Area83.6

Standard Room2467.3103.7

Superior Room32

Deluxe Room32

Suite Room48

PrivateOffice8.9

Total Luas1143.2

Tabel 5.2 Rekapitulasi Kebutuhan Ruang*Catatan : area service tidak dicantumkan.Dari total luas besaran ruang yang dibutuhkan Toraja Heritage Hotel maka didapat luasan yang akan menentukan denah bangunan hotel yang akan digunakanIV.5.3Program Ruanga) Struktur Organisasi Ruang

Gambar 5.1 Sirkulasi Pengguna*Catatan : area service tidak dicantumkan.

b) Hubungan antar Ruang

Gambar 5.2 Diagram Hubungan antar Ruang*Catatan : area service tidak dicantumkan.

Dari hubungan antar ruang pada gambar diatas, akan menjadi acuan dalam membuat rancangan zoning, grouping dan layout.U

Dirjen Pariwisata, Penyempurnaan Kriteria Klasifikasi Hotel, Jakarta,1995

Yuwono A. Bamban, Pengaruh Orientasi Bangunan Terhadap Kemampuan Menahan Panas, Master thesis program Pascasarjana Undip, 2007

George Lippsmeier, Bangunan Tropis, 1994

Sistem Bangunan Tinggi Hal.22

Julius Panero, AIA, ASID dan Martin Zelnik, AIA, ASID, Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 189, 2003

Julius Panero, AIA, ASID dan Martin Zelnik, AIA, ASID, Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 134, 2003

Julius Panero, AIA, ASID dan Martin Zelnik, AIA, ASID, Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 134, 2003

Julius Panero, AIA, ASID dan Martin Zelnik, AIA, ASID, Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 136, 2003

Julius Panero, AIA, ASID dan Martin Zelnik, AIA, ASID, Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 172, 2003

Julius Panero, AIA, ASID dan Martin Zelnik, AIA, ASID, Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 172, 2003

Julius Panero, AIA, ASID dan Martin Zelnik, AIA, ASID, Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 206, 2003

Julius Panero, AIA, ASID dan Martin Zelnik, AIA, ASID, Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 218, 2003

Julius Panero, AIA, ASID dan Martin Zelnik, AIA, ASID, Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 219, 2003

Julius Panero, AIA, ASID dan Martin Zelnik, AIA, ASID, Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 153, 2003

Julius Panero, AIA, ASID dan Martin Zelnik, AIA, ASID, Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 156, 2003

Julius Panero, AIA, ASID dan Martin Zelnik, AIA, ASID, Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 167, 2003

Julius Panero, AIA, ASID dan Martin Zelnik, AIA, ASID, Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 166, 2003

Julius Panero, AIA, ASID dan Martin Zelnik, AIA, ASID, Dimensi Manusia dan Ruang Interior Hal. 164, 2003