32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Tahapan Kegiatan Pengupasan Tanah Penutup Adapun tahapan kegiatan pengupasan tanah penutup adalah sebagai berikut: a.)Pembersihan Lahan (Land Clearing) b.)Pengupasan Tanah Pucuk (Top Soil Removal) c.)Pemboran dan Peledakan (Drilling and Blasting) d.)Pengupasan Tanah Penutup (Overburden Removal) 4.1.2 Peralatan yang Digunakan Alat gali muat yang digunakan PT. Asmin Bara Bronang pada kegiatan pengupasan tanah penutup adalah Excavator Komatsu PC1250SP-8 dan Excavator Komatsu 60

BAB IV (Autosaved)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jhj

Citation preview

78

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil4.1.1Tahapan Kegiatan Pengupasan Tanah PenutupAdapun tahapan kegiatan pengupasan tanah penutup adalah sebagai berikut:a.) Pembersihan Lahan (Land Clearing)b.) Pengupasan Tanah Pucuk (Top Soil Removal)c.) Pemboran dan Peledakan (Drilling and Blasting)d.) Pengupasan Tanah Penutup (Overburden Removal)4.1.2Peralatan yang DigunakanAlat gali muat yang digunakan PT. Asmin Bara Bronang pada kegiatan pengupasan tanah penutup adalah Excavator Komatsu PC1250SP-8 dan Excavator Komatsu PC2000-8 (Lampiran C) dan untuk alat angkutnya menggunakan Dump Truck Komatsu HD785-7 (Lampiran D).

4.1.3Pola Pemuatan Pola pemuatan yang digunakan di lapangan berdasarkan level penggalian antara alat muat dan alat angkut menggunakan pola bottom loading yaitu Excavator melakukan pemuatan dengan menempatkan dirinya di atas jenjang atau truck berada di bawah alat muat sehingga operator dapat dengan mudah menempatkan material ke dalam bak alat muat yang berada di bawahnya (Gambar 4.1). Pola pemuatan berdasarkan jumlah penempatan truk adalah single back up, yaitu truk memposisikan diri untuk dimuati pada satu tempat, sedangkan truk berikutnya menunggu truk pertama dimuati sampai penuh, setelah truk pertama berangkat truk kedua memposisikan diri untuk dimuati dan begitu seterusnya (Gambar 4.2).

Gambar 4.1 Pola Pemuatan Bottom LoadingGambar 4.2 Pola Pemuatan Single Backup4.1.4Kondisi Jalan AngkutKeadaan jalan yang digunakan dalam pengangkutan material overburden menuju disposal sudah cukup baik. Akan tetapi pada saat hujan kondisi jalan kurang baik dimana jalan menjadi licin yang dapat membuat alat angkut tergelincir. Pada saat musim kemarau kondisi jalan angkut menjadi berdebu sehingga menghalangi pengelihatan operator Dump Truck.. Untuk mengatasinya dilakukan penyiraman secara berkala disepanjang jalan angkut menggunakan Water Truck. Jalan akan bergelombang karena adanya beban dari alat-alat yang melewatinya sehingga dilakukan perawatan menggunakan Motor Grader.Gambar 4.3 Penyiraman Jalan Menggunakan Water TruckGambar 4.4 Perawatan Jalan Angkut Menggunakan Motor Grader

4.1.5Waktu Edar Alat Gali Muat dan Alat AngkutBerdasarkan pengamatan langsung dilapangan, waktu edar alat gali muat Excavator Komatsu PC1250SP-8 nomor unit EX1037 adalah 23,86 detik, untuk Excavator Komatsu PC2000-8 nomor unit EX1769 adalah 30,37 detik, untuk Excavator Komatsu PC2000-8 nomor unit EX1754 adalah 30,16 detik, untuk Excavator Komatsu PC2000-8 nomor unit EX1757 adalah 33,15 detik. Dan waktu edar alat angkut Dump Truck Komatsu HD785-7 pada Excavator Komatsu PC1250SP-8 nomor unit EX1037 adalah 866,75 detik, untuk Dump Truck Komatsu HD785-7 pada Excavator Komatsu PC2000-8 nomor unit EX1769 adalah 822,92 detik, untuk Dump Truck Komatsu HD785-7 pada Excavator Komatsu PC2000-8 nomor unit EX1754 adalah 834,55 detik, dan untuk Dump Truck Komatsu HD785-7 Excavator Komatsu PC2000-8 nomor unit EX1757 adalah 824,57 detik (Lampiran E).4.1.6Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Alat Gali Muat dan Alat AngkutFaktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas alat gali muat, yaitu :1. Kapasitas Bucket2. Klasifikasi Penggalian3. Cycle Time4. Tahanan Gulir5. Tahanan Kemiringan6. Koefisien Traksi7. Rimpull4.1.7 Produktivitas Alat Gali Muat dan Angkut Pada Pengupasan Tanah PenutupBerdasarkan perhitungan, produktivitas aktual alat gali muat Excavator Komatsu PC1250SP-8 nomor unit EX1037 adalah 502 BCM/jam , untuk Excavator Komatsu PC2000-8 nomor unit EX1769 adalah 746 BCM/jam , untuk Excavator Komatsu PC2000-8 dengan nomor unit EX1754 adalah 720 BCM/jam , untuk Excavator Komatsu PC2000-8 nomor unit EX1757 adalah 749 BCM/jam dan untuk produktivitas alat angkut Dump Truck Komatsu HD785-7 pada Excavator EX1037 adalah 535,36 BCM/jam, untuk Dump Truck Komatsu HD785-7 pada Excavator EX1769 adalah 686.35 BCM/jam, untuk Dump Truck Komatsu HD785-7 pada Excavator EX1754 adalah 686,75 BCM/jam dan untuk Dump Truck Komatsu HD785-7 pada Excavator EX1757 adalah 685.35(Lampiran H).4.1.8Faktor Keserasian Kerja Saat IniBerdasarkan perhitungan dari data lapangan, tingkat keserasian kerja alat untuk satu unit Excavator Komatsu PC1250SP-8 dengan empat unit alat angkut Dump Truck Komatsu 785-7 adalah 0.88, tingkat keserasian untuk Excavator Komatsu PC2000-8 nomor unit EX1769 dengan lima unit alat angkut Dump Truck Komatsu HD785-7 adalah 0.87, tingkat keserasian untuk Excavator Komatsu PC2000-8 nomor unit EX1754 dengan lima unit alat angkut dump truck Komatsu HD785-7 adalah 0.88, dan tingkat keserasian untuk excavator Komatsu PC2000-8 nomor unit EX1757 dengan lima unit alat angkut dump truck Komatsu HD785-7 adalah 0.85. (Lampiran G).

4.1.9Produksi AktualProduksi pengupasan overburden yang tercapai pada bulan Juli sebesar 834,328 BCM sedangkan target produksi yang ingin di capai sebesar 900.000BCM. 4.1.10Upaya Peningkatan Produksi Karena tidak tercapainya target produksi overburden pada bulan juli, maka upaya yang dapat dilakukan untuk peningkatan produksi dapat dilakukan adalah dengan penambahan 1 unit alat angkut pada alat muat komatsu PC2000-8 dan peningkatan waktu kerja efektif.4.2.Pembahasan 4.2.1Tahapan Kegiatan Pengupasan Tanah PenutupAdapun tahapan dalam pengupasan tanah penutup adalah sebagai berikut:a.) Land Clearing Land clearing dilakukan secara bertahap sesuai dengan areal yang diperlukan untuk kemajuan tambang. Land clearing ini dilaksanakan untuk memisahkan pepohonan dari tanah tempat pohon tersebut tumbuh. Sebelum pelaksanaan land clearing harus memastikan batas yang jelas area yang akan dilakukan land clearing. Area yang akan di-land clearing sesuai dengan mine sequence yang sudah mine plan dan team survey GMP tentukan. Proses pembersihan lahan ada beberapa cara tergantung dari keadaan lapangan, bila hanya ditumbuhi semak dan pohon kecil langsung saja didorong dengan menggunakan bulldozer. Pohon yang berdiameter 40 cm tidak boleh didorong dengan bulldozer, tetapi ditebang dengan menggunakan mesin chainsaw. Kayu hasil potongan ditempatkan di daerah yang aman dan tidak ada aktivitas pekerjaan lainnya, atau ditimbun, atau bisa digunakan untuk beberapa keperluan.Gambar 4.5 Kegiatan Penebangan Pohon

Gambar 4.6 Dozer Melakukan Pembersihanb.) Top Soil RemovalTanah pucuk (top soil) adalah lapisan tanah atas yang mengandung humus dan memiliki kapasitas untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Pengupasan tanah pucuk ini dilakukan terlebih dulu dan ditempatkan terpisah terhadap tanah penutup (overburden), agar pada saat pelaksanaan reklamasi dapat dimanfaatkan kembali. Pengupasan top soil ini dilakukan sampai pada batas kedalaman dimana telah sampai di lapisan tanah penutup (tidak mengandung unsur hara). Top soil yang telah terkupas selanjutnya dikumpulkan pada lokasi tertentu yang dikenal dengan istilah stock soil, tetapi apabila lahan disposal telah sedia, soil dapat langsung dumping di disposal. Top soil yang terkumpul akan dipergunakan sebagai pelapis teratas pada lahan disposal yang telah berakhir dan memasuki tahapan program reklamasi dengan cara di-spreading. Spreading dilakukan dengan cara diratakan dengan bulldozer dengan ketebalan top soil 1 meter dan dibentuk backslope. Hal ini untuk menghindari terfokusnya air limpasan disposal sehingga dapat menimbulkan erosi yang besar (tidak ramah lingkungan). Gambar 4.7 Kegiatan Pengangkutan Tanah Pucuk

c.) Drilling and Blasting (Pemboran dan Peledakan)Kegiatan pemboran dilakukan untuk menyediakan lubang tembak pada proses peledakan. Kegiatan pemboran dan peledakan dikerjakan oleh kontraktor PT. PAMA PERSADA NUSANTARA. Alat bor yang digunakan terdiri dari satu unit drilling machine sandvick D245KS (Gambar 4.8). Tujuan peledakan adalah untuk membongkar material overburden yang keras dan menyediakan material untuk kegiatan pemuatan. Kedalaman lubang bor mencapai antara 8 meter dengan diameter lubang bor 12 cm.

Gambar 4.8 Kegiatan Pemboran Lubang Ledak

Gambar 4.9 Pengisian Anfo Pada Lubang Ledak

Gambar 4.10 Kegiatan Peledakan

d.) Pengupasan Tanah Penutup ( Overburden Removal )Pengupasan tanah penutup ini dilakukan dengan menggunakan alat gali muat angkut Excavator Komatsu PC 1250 SP-8 dengan kapasitas bucket 6,7 BCM dan Excavator Komatsu PC 2000-8 dengan kapasitas bucket 12 BCM. Dimana material yang digali akan diangkut menggunakan Dump Truck Komatsu HD 785 dengan kapasitas 43 BCM dan dibuang ke area disposal.Gambar 4.11 Kegiatan Pengupasan Tanah Penutup

Gambar 4.12 Kegiatan Pengangkutan Material Tanah PenutupGambar 4.13 Kegiatan Pembuangan Material Tanah Penutup

4.2.2Peralatan yang DigunakanDalam melakukan kegiatan pemuatan material Overburden, 1 alat gali muat Excavator Komatsu PC 1250 SP-8 melayani Dump Truck Komatsu HD 785-7 sebanyak 4 unit dan 1 alat angkut Excavator PC 2000-8 melayani Dump Truck Komatsu HD 785-7 sebanyak 5 unit.

4.2.3 Pola PemuatanPada pola pemuatan yang digunakan berdasarkan level penggaliannya adalah bottom loading dan berdasarkan jumlah penempatannya adalah single backup. Pola single backup digunakan karena kondisi front penambangan pada loading point yang tidak terlalu luas.

4.2.4Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Alat Gali Muat dan AngkutFaktor yang mempengaruhi produktivitas alat gali muat dan angkut:1. Kapasitas BucketKapasitas bucket ditentukan oleh ukuran bucket, swell material dan aktual volume muatan dari ukuran bucket tersebut.2. Tahanan GaliTahanan gali merupakan tahanan yang dialami oleh alat gali pada waktu melakukan penggalian tanah.Tahanan ini disebabkan oleh gesekan antara alat gali dengan tanah, semakin besar kelembapan dan kekasaran butiran tanah, semakin besar pula gesekan yang terjadi.3. Cycle Time (Waktu Edar)Waktu edar adalah waktu yang diperlukan oleh suatu alat mekanis untuk melakukan kegiatan tertentu dari awal sampai akhir dan siap memulai lagi. Kondisi jalan angkut, kondisi tempat kerja, kondisi alat dan keterampilan operator sangat mempengaruhi waktu edar dari alat muat dan alat angkut.4. Tahanan GelindingTahanan gelinding adalah tenaga yang menghambat gerakan alat pada alat beroda ban, karena pengaruh kondisi kontak antara ban dengan jalan kerja. Penyebab tahanan gelinding ini dapat bermacam-macam, yaitu gesekan-gesekan di dalam alat, kondisi ban dengan jalan kerja serta berat alat dan beban pada roda-roda alat.5. Tahanan KemiringanTahanan disebabkan oleh karena tarikan daya berat alat (kosong) atau gaya berat total (daya beban) yang sejajar dengan permukaan jalan kerja. Jika alat bergerak naik, akan menjadi hambatan terhadap gerak maju alat. Sedangkan jika alat bergerak turun, akan menjadi bantuan pada alat untuk maju.

6. Koefisien Traksi Koefisiesn Traksi merupakan suatu faktor yang menunjukan besarnya traksi antara permukaan ban atau truck dengan jalan yang dapat digunakan untuk menarik/ mendorong.7. RimpullRimpull adalah besarnya kekuatan tarik (pulling force) yang dapat diberikan oleh mesin kepada permukaan roda atau ban penggeraknya yang menyentuh permukaan jalur jalan.

4.2.5Produktivitas Alat Gali Muat dan Angkut Pada Pengupasan Tanah PenutupProduktivitas alat gali muat dan angkut pada pengupasan tanah penutup masih belum tercapai. Produktivitas alat yang direncanakan untuk Excavator Komatsu PC1250SP-8 nomor unit EX1037 adalah 550 BCM, untuk Excavator Komatsu PC2000-8 nomor unit EX1769 adalah 800 BCM, untuk Excavator Komatsu PC2000-8 nomor unit EX754 adalah 800 BCM, dan untuk Excavator Komatsu PC2000-8 nomor unit EX1757 adalah 780 BCM. Berikut perbandingan produktivitas yang plan dan actual.

Tabel 4.1 Perbandingan Produktivitas Alat Gali Muat Actual dan PlanNo Unit PCJumlah HaulerProductivity

Plan Actual

EX17545800720

EX17575780749

EX17695800746

EX10374550502

Grafik 4.1 Perbandingan Produktivitas Alat Gali Muat Plan dan Actual

4.2.6Faktor Keserasian Kerja Saat iniMatch factor merupakan keserasian kerja antara alat muat dengan alat angkut. Harga keserasian kerja setiap rangkaian kerja peralatan mekanis yang digunakan ditentukan berdasarkan data waktu edar dan jumlah peralatan mekanis yang digunakan dalam setiap rangkaian kerja tersebut. Berdasarkan perhitungan dari data lapangan, tingkat keserasian alat yang masih dibawah 1 berarti ada waktu tunggu alat muat, yaitu menunggu alat angkut kembali dari membuang material ke area disposal,dan juga waktu menunggu manuver alat angkut, yaitu dengan rata-rata waktu tunggu adalah 0,42 menit untuk alat gali muat Komatsu PC1250SP-8 EX1037, 0,42 menit untuk 0,36 menit untuk Komatsu PC2000-8 EX1769, 0,32 menit untuk Komatsu PC2000-8 EX1754, dan 0,42 menit untuk Komatsu PC2000-8 EX1757 (Lampiran G). Untuk mendapatkan tingkat keserasian alat yang ideal, maka perlu ada penambahan 1 unit alat angkut Dump Truck Komatsu HD7857 pada setiap alat gali muat Excavator Komatsu PC2000-8. Berikut adalah tingkat keserasian alat setelah penambahan 1 unit Dump Truck Komatsu HD785-7.

Tabel. 4.2 Tingkat Keserasian Alat Setelah Penambahan 1 unit alat angkut UnitJumlah UnitWaktu LoadingCycle TimeMatch Factor

HD785 - EX17696143,07822,931,06

HD785 - EX17546146,91831,051,01

HD785 - EX 17576139,64825,661,04

4.2.7Upaya Peningkatan Produksi Karena tidak tercapainya target produksi overburden pada bulan Juli, maka upaya yang dapat dilakukan untuk peningkatan produksi dapat dilakukan sebagai berikut: Penambahan 1 Unit Alat Angkut Pada Alat Muat Komatsu PC2000-8Upaya untuk peningkatan produksi dengan menambah alat muat untuk PC2000-8 yang di lapangan sebanyak 5 buah menjadi 6 buah. Dari penambahan alat ini didapat untuk HD785-7 pada PC2000-8 EX1769 menjadi 828,25BCM/ jam, untuk HD785-7 pada PC2000-8 EX1757 menjadi 828,23 BCM/ jam, HD785-7 pada PC2000-8 EX1754 menjadi 827,88 BCM/ jam (Lampiran I). Dengan adanya penambahan 1 unit alat angkut Komatsu HD785-7 pada setiap alat muat Komatsu PC2000-8, maka didapat produksi sebagai berikut :

Tabel 4.3. Productivitas Setelah Penambahan 1 Unit alat angkut HD785-7Pada Setiap Alat Gali Muat PC2000-8No Unit PCJumlah HaulerProductivityProduksi

EX17546827,88202.728,60

EX17576828,23229.455,18

EX17696828,25335.213,34

EX10374538,5147.224,00

Jumlah Poduksi914.621,12

Grafik 4. 2 Perbandingan Produktivitas Sebelum dan Setelah Penambahan Unit alat angkut HD785-7

Dengan penambahan 1 unit di setiap loader maka produksi yang direncanakan dapat tercapai sebesar 914.621,12 BCM.

Peningkatan Waktu Kerja Efektifa) Meminimalkan Waktu Istirahat Kerja lebih awal dan Terlambat KerjaIstirahat lebih awal yang biasanya 20 menit/shift dapat diminimalkan menjadi 5 menit/shift dan waktu terlambat kerja yang biasanya 20 menit/shift dapat diminimalkan menjadi 5 menit/shift. Sehingga total waktu yang dapat diminimalkan sebesar = (20+20)-(5+5) = 30 menit/ shift. Jadi dalam sebulan dapat diminimalkan sebesar 29 jam. Dari waktu yang dapat diminimalkan dapat diperoleh produksi sebesar 67.328 BCM (Lampiran I).

b) Meminimalkan Waktu Shift ChangeWaktu shift change dapat diminimalkan menjadi 30 menit/hari dari aktualnya yang memakan waktu sebesar 50 menit/hari. Sehingga dalam sehari dapat diminimalkan 20 menit/hari dan 9,7 jam/bulan. Dari waktu yang diminimalkan dapat diperoleh produksi sebesar 22.415,5 BCM (Lampiran I).Sehingga Produksi yang bisa didapat dari waktu yang dapat diminimalkan adalah 917.497,5 BCM (Tercapai). 60