21
27 BAB III PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK A. Pengertian Kepribadian Para ahli berbeda pendapat dalam memberikan definisi kepribadian. Hal ini dikarenakan perbedaan disiplin ilmu yang mereka jadikan penelitian, dan juga karena kemampuan dan latar belakang mereka, akan tetapi hal ini tidak menjadikan kelemahan perkembangan ilmu pengetahuan, bahkan menambah khasanah dan cakrawala luasnya pengetahuan. Istilah “kepribadian” sering dijumpai dalam beberapa literatur dengan berbagai ragam makna dan pendekatan. Sebagian psikolog ada yang menyebutnya dengan (1) personality (kepribadian) sendiri, sedang ilmu yang membahasnya disebut dengan “The Psychology of Personality”, atau “Theory of Personality”; (2) character (watak atau perangai), sedang ilmu yang membicarakannya disebut dengan “The Psychology of Character”, atau “Characterology”; (3) type (tipe), sedang ilmu yang membahasnya disebut dengan “Typology”. 1 Ketiga istilah tersebut yang dipakai adalah istilah kepribadian. Selain ruang lingkupnya jelas, istilah kepribadian juga mencerminkan konsep keunikan diri seseorang. Istilah kepribadian juga dalam studi keislaman lebih dikenal dengan term al-Syakhsiyat. Syakhsiyat berasal dari kata syakhsh yang artinya “pribadi”. Kata itu kemudian diberi nisbat sehingga menjadi kata benda buatan (mashdar shina’iy), syakhsiyat yang berarti “kepribadian”. 2 Terminologi syakhsiyat (personality) mulai populer di dalam literatur Islam setelah terjadi sentuhan antara psikologi kontemporer dengan kebutuhan pengembangan wacana Islam. Hal itu tidak mengandung arti 1 Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003), Cet. XII, hlm. 1. 2 Abdul Mujib, Fitrah dan Kepribadian Islam, (Jakarta : Darul Falah, 1999), Cet. I, hlm. 127.

BAB III PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK A. Pengertian …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · diri sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan

  • Upload
    voquynh

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK A. Pengertian …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · diri sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan

27

BAB III

PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK

A. Pengertian Kepribadian

Para ahli berbeda pendapat dalam memberikan definisi kepribadian.

Hal ini dikarenakan perbedaan disiplin ilmu yang mereka jadikan penelitian,

dan juga karena kemampuan dan latar belakang mereka, akan tetapi hal ini

tidak menjadikan kelemahan perkembangan ilmu pengetahuan, bahkan

menambah khasanah dan cakrawala luasnya pengetahuan.

Istilah “kepribadian” sering dijumpai dalam beberapa literatur dengan

berbagai ragam makna dan pendekatan. Sebagian psikolog ada yang

menyebutnya dengan (1) personality (kepribadian) sendiri, sedang ilmu yang

membahasnya disebut dengan “The Psychology of Personality”, atau

“Theory of Personality”; (2) character (watak atau perangai), sedang ilmu

yang membicarakannya disebut dengan “The Psychology of Character”, atau

“Characterology”; (3) type (tipe), sedang ilmu yang membahasnya disebut

dengan “Typology”.1 Ketiga istilah tersebut yang dipakai adalah istilah

kepribadian. Selain ruang lingkupnya jelas, istilah kepribadian juga

mencerminkan konsep keunikan diri seseorang.

Istilah kepribadian juga dalam studi keislaman lebih dikenal dengan

term al-Syakhsiyat. Syakhsiyat berasal dari kata syakhsh yang artinya

“pribadi”. Kata itu kemudian diberi ي nisbat sehingga menjadi kata benda

buatan (mashdar shina’iy), syakhsiyat yang berarti “kepribadian”.2

Terminologi syakhsiyat (personality) mulai populer di dalam literatur

Islam setelah terjadi sentuhan antara psikologi kontemporer dengan

kebutuhan pengembangan wacana Islam. Hal itu tidak mengandung arti

1 Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003),

Cet. XII, hlm. 1. 2 Abdul Mujib, Fitrah dan Kepribadian Islam, (Jakarta : Darul Falah, 1999), Cet. I, hlm.

127.

Page 2: BAB III PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK A. Pengertian …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · diri sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan

28

bahwa wacana Islam kurang peka terhadap perkembangan keilmuwan,

melainkan karena esensi terminologi syakhsiyat sendiri tidak mencerminkan

nilai fundamental Islam. Dalam literatur klasik seperti dalam pemikiran al-

Ghazali dan Ibnu Maskawaih, ditemukan term akhlak yang maksudnya

hampir mirip dengan term syakhsiyat. Bedanya, syakhsiyat dalam psikologi

berkaitan dengan tingkah laku yang didevaluasi, sedangkan akhlak berkaitan

dengan tingkah laku yang dievaluasi.3 Pemilihan itu tidak berarti jika term

syakhsiyat dihadapkan pada term Islamiyah karena syakhsiyat Islamiyah

harus dipahami sebagai akhlak. Kata “Islam” memuat sistem nilai yang

mengikat semua disiplin ilmu yang berada di dalamnya. Karenanya,

kepribadian Islam selain mendeskripsikan tingkah laku seseorang juga

berusaha menilai baik buruknya.

Kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “personality”

yang berasal dari bahasa Latin “person” (kedok) dan “personare”

(menembus). Person biasanya dipakai oleh para pemain sandiwara pada

zaman kuno untuk memerankan satu bentuk tingkah laku dan karakter pribadi

tertentu, sedang personare adalah bahwa para pemain sandiwara itu dengan

melalui kedoknya berusaha menembus keluar untuk mengekspresikan satu

bentuk gambaran manusia tertentu. Jadi persona itu bukan pribadi pemain itu

sendiri, tetapi gambaran pribadi dari tipe manusia tertentu dengan melalui

kedok yang dipakainya.4

Para ahli ilmu jiwa, banyak yang mengemukakan pendapat tentang

kepribadian sesuasi visi dan latar belakang kehidupan dirinya. Adapun

beberapa definisi istilah itu sebagai berikut :

Pertama, G.W. Allport, menurutnya kepribadian atau personality

adalah sebagai berikut : personality is the dynamic organization with the

individual of those psychophysical system, that determines his unique

3didevaluasi berarti tingkah laku yang mengalami penurunan nilai-nilai moral. Di

evaluasi berarti tingkah laku yang dinilai. Kartini Kartono dan Dali Gulo, Kamus Psikologi, (Bandung : Pioneer Jaya, 1987), hlm. 13.

4 Syamsu Yusuf, L.N., Psikologi Perkembangan Anak-anak Remaja, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 126.

Page 3: BAB III PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK A. Pengertian …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · diri sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan

29

adjusment to his environment.5 Artinya : kepribadian adalah suatu organisasi

yang dinamis sebagai sistem psikophisik dalam individu yang menentukan

caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap alam sekitar.

Kedua, seorang teoritis muslim yang bernama Dr. M. Utsman Najati,

memberikan definisi bahwa “kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari

peralatan fisik dan psikis dalam diri individu yang membentuk karakternya

yang unik dalam penyesuaiannya dengan lingkungan”.6

Ketiga, dari Agus Sujanto dkk, memberikan definisi kepribadian

sebagai berikut : kepribadian adalah suatu totalitas psikophisik yang

kompleks dari individu sehingga nampak di dalam tingkah laku yang unik.7

Keempat, definisi yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, bahwa

kepribadian adalah : “integrasi dari id, ego, dan superego”. Sebagai Bapak

Psikoanalisa, Freud sangat memperhatikan struktur kepribadian. Baginya,

kepribadian seseorang itu terstruktur dari id, ego, dan superego. Ketiga sistem

ini tidak dipandang sebagai elemen-elemen yang terpisah-pisah, melainkan

suatu nama untuk berbagai proses psikologis yang mengikuti prinsip-prinsip

sistem yang berbeda. Ketiga sistem ini bekerjasama seperti suatu tim yang

diatur oleh ego dan digerakkan oleh libido. Oleh sebab itu hakekat

kepribadian adalah integrasi beberapa sistem kepribadian tertentu. Id sebagai

komponen kepribadian biologis, ego sebagai komponen kepribadian

psikologis, dan superego sebagai kepribadian sosiologis.8

Definisi di atas sangat menekankan kekuatan aktif dalam diri

individu, dan tidak menekankan pada kebiasaan-kebiasaan seseorang.

Kekuatan yang dimaksud berupa organisasi sistem-sistem psikis yang secara

integratif bekerjasama untuk mencapai tingkah laku tertentu.

Kelima, definisi yang dikemukakan oleh Carl Gustav Jung,

kepribadian adalah “integrasi dari ego, ke-tidaksadar-an pribadi,

5 Elizabeth B. Hurlock, Child Development, (Tokyo : Mc. Graw Hill, 1979), hlm. 524. 6 Utsman Najati, Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa, (Bandung : Balai Pustaka, 1985), hlm. 240 7 Agus Sujanto dkk, Psikologi Kepribadian, (Jakarta : Bumi Aksara, 1991), hlm. 12 8 Abdul Mujib, op. cit., hlm. 76.

Page 4: BAB III PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK A. Pengertian …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · diri sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan

30

ketidaksadaran kolektif, kompleks-kompleks, arkhetip-arkhetip9, persona, dan

anima”.10

Definisi ini hampir sama dengan definisi yang sebelumnya. Bedanya

hanya pada bentuk-bentuk sistem psikis yang dicetuskan. Jung merupakan

“putra mahkota” Freud, tetapi kemudian ia memisahkan diri dan

mengembangkan psikoanalitik sendiri. Jung melihat bahwa penelitian

kepribadian tidak sekedar berdasarkan proses klinis eksperimentif belaka,

tetapi perlu juga memasukkan penelitian sejarah kepribadian dan kepribadian

spiritual.

Keenam, definisi yang dikemukakan oleh Alfred Adler, kepribadian

adalah : “Gaya hidup individu atau cara yang karakteristik mereaksinya

seseorang terhadap masalah-masalah hidup termasuk tujuan hidup”.11

Definisi tersebut didukung oleh pendapat Hurlock, bahwa setiap

individu memiliki konsep diri sesungguhnya dan konsep diri ideal. Konsep

diri sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan apa dia itu –

konsep ini merupakan bayangan cermin, yang ditentukan oleh peran dan

hubungannya dengan orang lain dan apa kiranya reaksi orang lain

terhadapnya. Sedangkan konsep diri ideal adalah gambaran diri seseorang

mengenai penampilan dan tingkah laku yang diidam-idamkan.12 Kedua

konsep ini yang menjadi komponen terpenting dalam melihat kepribadian

seseorang.

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat diketahui bahwa pengertian

kepribadian adalah suatu kesatuan yang fungsional antara fisik dan psikis

atau jiwa raga dalam diri individu yang membentuk karakter atau ciri khas

maupun sikap batinnya sebagai bentuk terhadap penyesuaian dengan

lingkungannya. Dan penulis lebih condong pada pendapatnya Ustmanajati

9 Arketip adalah model bagi sesuatu yang ingin dibentuk atau diberi dasar, prototype

menurut Jung Merupakan ide warisan yang terdapat dalam bawah sadar, didasarkan pada pengalaman nenek moyang yang mengatur persepsi seseorang terhadap dunia.

10 Anima adalah komponen-komponen kepribadian bagi yang ada pada pria maupun wanita. Kartini Kartono dan Dali Gulo, op. cit., hlm. 21

11 Abdul Mujib, op. cit., hlm. 77 12 Elizabeth B. Hurlock, op. cit., hlm. 525

Page 5: BAB III PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK A. Pengertian …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · diri sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan

31

karena untuk membentuk kepribadian yang unik harus ada unsur-unsur fisik

maupun psikisnya keduanya harus kompromi. Pengkompromian antara

kebutuhan-kebutuhan tubuh dan kebutuhan jiwa, karena dalam Islam harus

ada keseimbangan antara aspek-aspek material dan spiritual dalam diri

manusia. Perlunya keseimbangan dalam kepribadian ini dikemukakan dalam

al-Qur'an surat al-Qashash : 77

وابتغ فيما ءاتاك الله الدار اآلخرة وال تنس نصيبك من الدنيا وأحسن كما فسدينالم حبال ي ض إن اللهفي األر ادغ الفسبال تو كإلي الله نسأح

)77: القصص (

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qashash : 77)13

Dalam Tafsir Al-Maraghi diterangkan bahwa kata (فيما) mengandung

makna terbanyak atau pada umumnya sekaligus melukiskan tertancapnya ke

dalam lubuk hati. Upaya mencari kebahagiaan ukhrawi melalui apa yang

dianugerahkan Allah dalam kehidupan dunia ini. Sedangkan kata (والتنس)

merupakan larangan melupakan atau mengabaikan bagian seseorang dari

kenikmatan dunia. Larangan ini dipahami oleh sementara ulama bukan dalam

arti haram mengabaikannya, tetapi dalam arti mubah/boleh untuk

mengabaikannya, dan dengan demikian ayat ini merupakan salah satu contoh

penggunaan redaksi larangan untuk makna mubah atau boleh.14

Siapapun boleh menggunakan hartanya untuk tujuan kenikmatan

duniawi selama hak Allah menyangkut harta telah dipenuhinya dan selama

13 Depag RI, op.cit., hlm. 315 14 Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi Juz VII, (Libanon-Beirut : Darul Al-Fikri, t.th.), hlm.

326

Page 6: BAB III PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK A. Pengertian …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · diri sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan

32

penggunaannya tidak melanggar ketentuan Allah. Begitu juga dalam

kepribadian antara aspek material dan spiritual harus ada keseimbangan.

Organisasi jiwa raga merupakan komponen atau aspek struktur dalam

diri kepribadian. Sedangkan penyesuaian diri merupakan struktur luar dari

kepribadian yang lebih bersifat dinamis dalam menghadapi berbagai situasi,

kondisi, dan perubahan lingkungan. Pada dasarnya manusia mempunyai

struktur dalam yang sama dengan manusia lainnya. Demikian pula faktor

yang mempengaruhinya pada garis besarnya sama, yaitu faktor pembawaan

dan lingkungan. Hanya warna dan ciri-ciri kepribadiannya yang berbeda

dengan manusia lain, karena tidak ada lingkungan yang mempunyai

efektifitas pengaruh yang sama terhadap dua orang atau lebih. Tiap individu

akan memberikan makna atau penghayatan yang berbeda terhadap

lingkungan.15

Sesungguhnya setiap makhluk hidup akan mengalami perkembangan,

ini sebagai bukti bahwa ia hidup. Dan perkembangan merupakan proses

individualitas yang mengarah kepada gerak maju dan bertambah kualitasnya.

Seperti semula tidak tahu menjadi tahu, semula kecil lalu menjadi besar,

semula muda kemudian menjadi tua, dan sebagainya. Demikian pula

kepribadian seseorang akan mengalami perkembangan ke arah maju

bertambah kualitasnya, tidak menutup kemungkinan malah juga sebaliknya,

yaitu merubah ke arah negatif.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembentukan

keribadian anak adalah suatu proses perubahan bertahap kearah yang lebih

tinggi yang menjadikan suatu totalitas sifat, tingkah laku anak yang khas,

baik dari segi fisik maupun segi psikis yang membedakan seorang anak yang

satu dengan yang lainnya yang merupakan amanah bagi kedua orang tua

menuju kesempurnaan atau kematangan serta sempurna agar kelak menjadi

insan kamil, berguna bagi agama bangsa dan negara.

15 Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila, (Bandung :

Sinar Baru Algensindo, 2001), hlm. 68

Page 7: BAB III PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK A. Pengertian …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · diri sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan

33

Jadi kepribadian terbentuk melalui proses yang cukup panjang

sepanjang kehidupan manusia itu sendiri, sehingga pembentukannya harus

dilakukan melalui bimbingan dan pengarahan.

B. Aspek-aspek Kepribadian

Menurut Freud yang dikutip oleh Sumadi Suryarata, kepribadian

terdiri atas tiga aspek, yaitu :16

1. Das Es (the id), yaitu aspek biologis.

2. Das ich (the ego), yaitu aspek pskologis.

3. Das ueber ich (the superego), yaitu aspek sosiologis.

Ketiga aspek tersebut merupakan aspek struktural dari kepribadian

seseorang.

Menurut Ny. Yoesuf Noesyirwan yang dikutip oleh Abdul Aziz

Ahyadi menganalisis kepribadian ke dalam empat daerah atau aspek, yaitu :

1. Vitalitas sebagai konstanta dari semangat hidup pribadi.

2. Temperamen sebagai konstanta dari warna dan corak pengalaman pribadi

serta cara beraksi dan bergerak.

3. Watak sebagai konstanta dari hasrat, perasaan, dan kehendak pribadi

mengenai nilai-nilai.

4. Kecerdasan, bakat, daya nalar sebagai konstanta kemampuan pribadi.17

Ahmad D. Marimba secara garis besarnya membagi aspek-aspek

kepribadian manusia menjadi tiga, yaitu aspek jasmaniah, aspek kejiwaan,

dan aspek kerohanian yang luhur.18

Hal senada juga diungkapkan DR. Abdullah Nashih Ulwan, bahwa

pengembangan kepribadian anak meliputi tiga aspek, yaitu : jasmani,

intelektual, dan aspek rohani atau kejiwaan. Aspek jasmani merupakan

persiapan dan pembentukan, aspek intelektual merupakan penyedaran,

16 Sumadi Suryabrata, op. cit., hlm. 124. 17 Abdul Aziz Ahyadi, op. cit., hlm. 69. 18 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : Al-Ma’arif,

1989), Cet. VIII, hlm. 67.

Page 8: BAB III PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK A. Pengertian …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · diri sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan

34

pembudayaan, dan pengajaran, sedangkan aspek rohani merupajan

keterbukaan, kemandirian, dan pengendalian diri.19

1. Aspek Jasmani

Aspek ini dimasukkan tingkah laku individu yang bersumber dan

dipengaruhi oleh tenaga-tenaga jasmani, meliputi seluruh tenaga-tenaga

yang bersumber pada bekerjanya kelenjar-kelenjar darah, alat-alat

pernafasan serta saraf.20

Terkadang aspek jasmani ini sebagai muslim, hendaknya selalu

memperhatikan tubuh, kesehatan, kekuatan, dan memenuhi kebutuhan-

kebutuhan dan batas-batasnya yang diperkenankan oleh agama seperti

makan, minum, kebutuhan pakaian, berolahraga, dan sebagainya.

2. Aspek rohani

Setelah melewati fase penciptaan manusia dari turab menjadi

tanah, kemudian menjadi lumpur yang hitam yang diberi bentuk

kemudian tanah kering seperti tembikar, Allah meniupkan roh

kepadanya.21 Sebagaiman firman Allah dalam surat as-Shadd ayat 72

اجدينس وا لهوحي فقعر فيه من تفخنو هتيو72: ص (فإذا س(

Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku, maka hendaklah kamu bersujud kepada-Nya (Q.S. as-Shadd : 72).22

Dengan roh ciptaan ini membuat manusia mempunyai sifat-sifat

yang luhur dan mengikuti kebenaran. Ia adalah unsur tinggi yang di

dalamnya terkandung kesiapan manusia untuk merealisasikan hal-hal

yang paling luhur dan sifat-sifat yang paling suci.

Tenaga kerohanian ini dikenal dengan istilah budhi. Tenaga ini

adalah inti dari kerohanian dan kepribadian manusia. Inilah yang dapat

19A. Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Menurut Islam, Mengembangkan Kepribadian

Anak, (Bandung : Rosdakarya, 1992), hlm. Vii. 20 Ibid., hlm. 69. 21 Utsman Najati, op. cit., hlm. 240. 22 Depag, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang : Toha Putra, 1989), hlm. 365.

Page 9: BAB III PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK A. Pengertian …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · diri sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan

35

menerima ilham (intuisi), menerima wahyu yang dapat meyakini adanya

Tuhan, malaikat, rasul-rasul, hari kiamat, kitab-kitab, dan takdir. Selain

itu roh juga yang membuatnya siap untuk mengenal Allah, beriman

kepada-Nya, dan menyembah-Nya, memperoleh ilmu pengetahuan dan

mendayagunakannya untuk kemakmuran bumi, dan berpegang teguh pada

nilai-nilai dan tuntunan yang luhur dalam tingkah laku individual dan

soaialnya. Karena nilai-nilai yang ada pada seseorang dipengaruhi oleh

adat istiadat, etika, kepercayaan, dan agama yang dianutnya. Semua itu

mempengaruhi sikap, pendapat, dan pandangan kita yang selanjutnya

tercermin dalam cara-cara kita bertindak dan bertingkah laku.

Dalam aspek rohani terkadang sifat-sifat malaikat tercermin dalam

kehidupannya untuk mengenal Allah, beriman kepada-Nya dan memuja-

Nya. Aspek rohani ini akan memberi corak kepribadian yang mengarah

kepada ketundukan dan ketaatan kepada Allah dan menuntun kepada

kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

3. Aspek Psikologis (Nafs)

Unsur-unsur aspek kejiwaan (nafs) terdiri atas karsa, rasa, dan

cipta atau juga natiqoh-natiqoh. Semua unsur ini saling berhubungan,

mempengaruhi antara satu dengan lainnya.23

Utsman Najati membagi jiwa (nafs) ke dalam tiga pengertian

yaitu, jiwa yang cenderung kepada kejahatan, jiwa yang menyesali

kepada dirinya sendiri, dan jiwa yang tenang.24

Ketika kepribadian seseorang pada tahapan manusiawi yang

rendah, dimana hawa nafsu dan kelezatan fisik duniawinya lebih dominan

maka jiwa yang demikian ini disebut “jiwa yang cenderung kepada

kejahatan”. Sebagaimana firman Allah dalam surat Yusuf ayat 53

ي غفوربي إن ربر حما روء إال مة بالسارألم فسفسي إن النن ئرا أبمو حيم53: يوسف (ر(

23 Marimba, op. cit., hlm. 69 24 Utsman Najati, op. cit., hlm. 252

Page 10: BAB III PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK A. Pengertian …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · diri sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan

36

Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Q.S. Yusuf : 53)25

Kemudian ketika seseorang mengadakan perhitungan terhadap

berbagai kesalahan yang diperbuatnya itu dan berusaha untuk mencegah

dirinya dari perbuatan-perbuatan yang akan menyebabkan amarah atau

murka Allah dan membuat hati sanubarinya merasa berdosa, namun ia

tidak selalu berhasil dalam upayanya, sebab kadang upayanya melemah

dan membuat terjerumus ke dalam kesalahan. Kepribadian pada tahapan

ini disebut “jiwa yang menyesali dirinya sendiri”.

Allah berfirman dalam surat al-Qiyamah ayat 1-2

)2- 1: القيمة (وال أقسم بالنفس اللوامة .آلأقسم بيوم القيامة

Aku bersumpah dengan hari kiamat. Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang menyesali (dirinya sendiri). (Q.S. al-Qiyamah : 1-2).26

Selanjutnya apabila kepribadian seseorang telah mencapai puncak

peringkat kematangan dan kesempurnaan manusia, dimana terjadi

keseimbangan antara tuntunan fisik dan spiritualnya, maka keadaan jiwa

yang demikian itu disebut “jiwa yang tenang atau jiwa yang mutmainah”.

Firman Allah dalam surat al-Fajr ayat 27

)27: الفجر (ياأيتها النفس المطمئنة

Hai jiwa yang tenang. (Q.S. al-Fajr : 27).27

Penafsiran ayat tersebut menurut Jalaluddin al-Mahally dan

Jalaluddin as-Suyuti sebagai berikut : ةئنطمالم فسا النهتاأيي

mempunyai pengertian jiwa yang aman atau jiwa yang beriman.28

25 Depag, op. cit., hlm. 357. 26 Ibid., hlm. 461 27 Ibid., hlm. 475 28 Jalaluddin al-Mahally dan Jalaluddin as-Suyuti, Terjemahan Tafsir Jalalain Berikut

Asbabun Nuzul, (Bandung, t.p., 1990), hlm. 2720

Page 11: BAB III PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK A. Pengertian …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · diri sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan

37

Sedangkan dalm bukunya Zuhairini, pada garis besarnya aspek-

aspek kepribadian itu dapat digolongkan dalam tiga hal :

1. Aspek-aspek kejasmanian, meliputi tingkah laku luar yang mudah

nampak dan kelihatan dari luar, misalnya cara-caranya berbuat, cara-

caranya berbicara, dan sebagainya.

2. Aspek-aspek kejiwaan, meliputi aspek-aspek yang tidak dapat segera

dilihat dan kelihatan dari luar, misalnya cara-caranya berfikir, sikap,

dan minat.

3. Aspek-aspek kerohaniaan yang luhur, meliputi aspek-aspek kejiwaan

yang lebih abstrak yaitu filsafat hidup dan kepercayaan ini meliputi

sistem-sistem nilai yang telah meresap di dalam kepribadian, yang

telah menjadi bagian dan mendarah daging dalam kepribadian itu.29

Keseimbangan antara berbagai aspek jasmani, rohani, dan aspek

psikologis (kejiwaan) dalam diri manusia mengarahkan kepada

terbentuknya pribadi manusia yang berakhlak mulia. Pembentukan

manusia yang berakhlak mulia ini merupakan tujuan atau sasaran

pembentukan kepribadian muslim.

C. Proses Pembentukan Kepribadian

Pembentukan kepribadian anak berlangsung secara berangsur-angsur,

bukanlah hal yang sekali jadi melainkan sesuatu yang berkembang. Setiap

pribadi berkembang terus menerus dari masa bayi sampai meninggal dunia.

Melalui seluruh perkembangan itulah perubahan itu berlangsung walaupun

adanya pribadi itu sendiri tetap.

Dalam upaya untuk pembentukan kepribadian maka perlu

memperhatikan tiga unsur berikut ini :

1. Ciri-ciri atau unsur-unsur dinamik, yaitu bermacam-macam dorongan

bagi perangai dan tujuan-tujuannya.

29 Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), hlm. 67

Page 12: BAB III PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK A. Pengertian …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · diri sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan

38

2. Ciri watak yang berhubungan dengan ciri umum yang tidak berubah,

memperhatikan rangsangan yang menyebabkannya, seperti kecepatan

bereaksi atau kekuatan dan tingkat kekuatannya.

3. Kemampuan dan kesanggupan mental, yaitu yang menentukan

kemampuan untuk melakukan pekerjaan tertentu, yang tercermin dalam

kecerdasan dan kemampuan hitung.30

Dikatakan oleh Prof. Patty, MA., “Dalam seluruh perkembangan itu

tampak bahwa tiap perkembangan masa muncul dalam cara-cara yang

kompleks, dan tiap perkembangan didahului oleh perkembangan sebelumnya.

Ini berarti perkembangan tidak saja kontinue, tetapi juga perkembangan fase

yang satu diikuti dan menghasilkan (menetukan) pada fase berikutnya”.31

Dengan demikian, pembentukan kepribadian itu tidak mungkin

terlepas daripada proses perkembangan itu sendiri. Sedangkan proses

perkembangan itu selain mengkaitkan faktor indogen dan eksogen (sosial).

Dalam hal ini individu memerlukan dan sangat butuh dari peran sosial untuk

mendewasakan pribadinya, melalui proses imitasi, sugesti, identifikasi dan

simpati, serta komunikasi individu akan mengalami penyesuaian, perubahan,

dan perkembangan yang kemudian akan menjadi muatan kepribadian.

Menurut al-Ghazali untuk membentuk kepribadian diperlukan

metode, yakni :32

1. Metode taat syari’at

Metode ini berupa pembenahan diri, yakni membiasakan diri

dalam kehidupan sehari-hari untuk berusaha semampunya melakukan

kebajikan dan hal-hal yang bermanfaat sesuai dengan ketentuan-ketentuan

syari’at, aturan-aturan negara, dan norma-norma kehidupan masyarakat.

Di samping itu berusaha pula untuk menjauhi hal-hal yang dilarang syara’

dan aturan yang berlaku.

30 Mustafa Fahmi, Kesehatan Jiwa dalam Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat, (Jakarta :

Bulan Bintang, 1983), hlm. 52-53. 31 Patty dkk, Pengantar Psikologi Umum, (Surabaya : Usaha Nasional, 1982), hlm. 179. 32 Hanna Djumhana Bastaman, Integritas Psikologi Islam, Menuju Psikologi Islami,

(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1995), hlm. 85-86.

Page 13: BAB III PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK A. Pengertian …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · diri sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan

39

2. Metode pengembangan diri

Metode ini bercorak psiko-edukatif yang didasari oleh kesadaran

diri atas keunggulan dan kelemahan pribadi, yang kemudian melahirkan

keinginan untuk meningkatkan sifat-sifat baik dan mengurangi sifat buruk

dirinya. Dalam pelaksanaannya dilakukan pula proses pembiasaan seperti

pada metode pertama ditambah pula dengan usaha-usaha meneladani

perbuatan-perbuatan baik dari orang lain yang dikagumi.

3. Mental kesufian

Metode ini bercorak spiritual-religius dan bertujuan untuk

meningkatkan kualitas pribadi mendekati citra insan ideal. Pelatihan

disiplin diri ini menurut al-Ghazali dilakukan melalui dua jalan, yakni al-

mujahadah dan al-riyadhah. Untuk mencapai hal itu diperlukan tahapan-

tahapan yakni : pertama, tahap ikhtiar dan kasab atas kehendak sendiri

berusaha mengososngkan hati dari hal-hal selain Allah, mengingat-Nya

secara intensif, melakukan i’tikaf sebagai pengintensifan ibadah dan

dzikrullah. Kedua tahap muasyafah dan musyahadah, yakni menyaksikan

dan mengalami sendiri terbukanya rahasia kebaikan, sehingga dalam

keadaan sadar malaikat-malaikat dan arwah para nabi, mendengar seruan

mereka dan mendapat pelajaran dari mereka. Ketiga, tahap kedekatan.

Setelah melalui beberapa tahap yang lebih tinggi lagi akhirnya sampai

pada tahap “dekat dengan-Nya” yang sangat sulit digambarkan dengan

kata-kata.33

Dalam pelaksanannya untuk membentuk kepribadian itu berlangsung

secara berangsur-angsur, bukanlah hal yang sekali jadi melainkan sesuatu

yang berkembang. Oleh karena itu pembentukan kepribadian merupakan

suatu proses. Akhir dari perkembangan itu – kalau berlangsung dengan baik

akan menghasilkan suatu kepribadian yang harmonis. Kepribadian itu disebut

harmonis kalau segala aspek-aspeknya seimbang, kalau tenaga-tenaga bekerja

seimbang pula sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu bagi Ahmad D. Marimba

diperlukan proses pembentukan kepribadian yang terdiri dari pembiasaan,

33 Ibid., hlm. 88

Page 14: BAB III PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK A. Pengertian …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · diri sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan

40

pembentukan pengertian, sikap dan minat, dan yang terakhir pembentukan

kerohanian yang luhur.34

a. Pembiasaan

Pembagian ini sesuai pula dengan salah satu dasar-dasar

perkembangan manusia, bahwa pembinaan yang lebih banyak

memerlukan tenaga-tenaga kepribadian yang lebih “rendah” (jasmaniah)

akan lebih mudah dan lebih dahulu dapat mulai dilaksanakan daripada

yang memerlukan tenaga-tenaga yang lebih “tinggi” (rohaniah).

b. Pembentukan pengertian, minat dan sikap

Kalau pada tahap pertama baru merupakan pembentukan

kebiasaan-kebiasaan (drill) dengan tujuan agar cara-caranya dilakukan

dengan tepat maka pada taraf kedua ini diberikan pengetahuan dan

pengertian. Pada beberapa amalan, sebagian dari taraf kedua ini telah

dijalankan bersama-sama dengan taraf pertama ; memberi pengertian,

pengetahuan tentang amalan-amalan yang dikerjakan dan diucapkan.

Dalam taraf ini perlu ditanamkan dasar-dasar kesusilaan yang rapat

hubungannya dengan kepercayaan.

c. Pembentukan ini menanamkan kepercayaan yang terdiri atas :

- Iman kepada Allah.

- Iman kepada Malaikat.

- Iman kepada Rosul.

- Iman kepada Kitab.

- Iman kepada Qodlo dan Qodar.

- Iman kepada Hari Akhir.

Alat yang utama, ialah tenaga budhi dan tenaga-tenaga kejiwaan

sebagai alat tambahan. Pikiran dengan disinari oleh budhi mendapatkan

pengenalan akan Allah.35

Dalam pembentukan kepribadian tidak terlepas dari aktifitas

pendidikan. Dalam hubungan ini pula diharapkan pembentukan kepribadian

34 Ahmad D. Marimba, op. cit., hlm. 67 35 Ibid.

Page 15: BAB III PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK A. Pengertian …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · diri sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan

41

muslim dapat dilakukan melalui upaya pendidikan yang sejalan dengan

tujuan ajaran Islam. Secara utuh kepribadian tersebut digambarkan sebagai

sosok manusia yang fakir.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Kepribadian.

Untuk bisa memahami kepribadian secara sempurna, maka harus

melengkapi berbagai faktor yang menentukan terbentuknya kepribadian.

Dalam mengkaji faktor-faktor yang membentuk kepribadian, para ahli jiwa

biasanya mengkaji faktor biologis, sosial, budaya; mereka juga mengkaji

dampak keturunan, struktur tubuh, sifat pembentukan sistem-sistem syaraf

kelenjar. Utsman Najati berpendapat bahwa yang sangat berpengaruh dalam

pembentukan kepribadian adalah faktor keturunan dan faktor lingkungan.36

Faktor keturunan adalah faktor-faktor yang timbul dari individu sendiri,

sedangkan faktor lingkungan yaitu faktor-faktor yang timbul dari lingkungan

sosial budaya.

Prof. Dr. Abin Syamsudin Makmun mengemukakan bahwa ada tiga

faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian, ialah faktor bawaan

(heredity) yang bersifat alamiah, faktor lingkungan (environment), dan faktor

waktu (time) yaitu saat-saat tibanya masa peka atau kematangan.37

Hasil studi pola perkembangan kepribadian telah mengemukakan

adanya tiga faktor yang menentukan kepribadian yaitu faktor bawaan,

pengalaman awal dalam lingkungan keluarga, dan pengalaman-pengalaman

dalam kehidupan selanjutnya.38

Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

1. Faktor keturunan atau faktor pembawaan

Setiap manusia lahir di muka bumi ini mempunyai pembawaan

sendiri-sendiri yang mempengaruhi tingkah lakunya atau kepribadiannya,

36 Utsman Najati, op. cit., hlm. 241. 37 Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya,

2002), hlm. 81. 38 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak II, (Jakarta : Erlangga, 1989), hlm. 238.

Page 16: BAB III PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK A. Pengertian …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · diri sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan

42

menurut situasi dan kondisi di mana dia hidup, sebagaimana firman Allah

surat al-Isra’ : 84

)84: االسراء (قل كل يعمل على شاكلته فربكم أعلم بمن هو أهدى سبيال

“Katakanlah : “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya”. (Q.S. al-Isra’ : 84).39

Dengan demikian manusia mempunyai dua kecenderungan

pembawaan, yaitu baik dan buruk. Sebenarnya faktor pembawaan atau

keturunan mempunyai pengaruh terhadap pembentukan kepribadian, yang

mana faktor tersebut ada sejak zaman azali atau ketika anak masih dalam

kandungan ibunya, yaitu pembawaan fitrah sebagai potensi dasar alamiah

yang berupa naluri keagamaan.

Zakiyah Daradjat mengatakan sebagai berikut :

“Seyogyanya agama masuk dalam pribadi anak bersamaan dengan pertumbuhan pribadinya, yaitu sejak lahir dan sejak dalam kandungan. Karena dalam pengamatan para ahli jiwa, tampak bahwa keadaan sikap orangtua ketika si anak dalam kandungan telah mempunyai pengaruh terhadap perubahan jiwa si anak di kemudian hari”.40

Dari keterangan tersebut, sikap orang tua pada waktu itu (ketika

anak masih dalam kandungan) jelas amat mempengaruhi dalam

pembentukan kepribadian anak. Bahkan Dr. Kartini Kartono dan Dr.

Jenny Andani mengemukakan bahwa :

“ Jelas bahwa manusia dilahirkan di dunia bukan hanya semisal kertas kosong, yang akan terbentuk kepribadiannya oleh gambar, tulisan, dan percikan pengaruh yang digoreskan oleh lingkungan yang berupa pengalaman dan pendidikan”.41

Pertumbuhan kepribadian anak terjadi melalui seluruh

pengalaman yang diterimanya sejak dalam kandungan. Sejak dalam

kandungan, janin ini terdapat pengaruh yang menyenangkan dan menjadi

39 Depag, op. cit., hlm. 232 40 Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1993), hlm. 59 41 Kartini Kartono dan Jenny Andani, Hyegene Mental : Kesehatan Mental dalam Islam,

(Bandung : Mandar Maju, ), hlm. 308

Page 17: BAB III PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK A. Pengertian …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · diri sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan

43

unsur positif dalam kepribadiannya yang akan tumbuh kelak. Janin

mendapat pengaruh sikap dan perasaan ibu terhadapnya melalui syaraf-

syaraf rahim ibu. Maka sikap positif ibu terhadap janin dan ketentraman

batinnya dalam hidup menyebabkan syaraf-syaraf bekerja lancar dan

wajar, karena tidak ada kegoncangan jiwa yang menegangkan.42

Dalam pemahaman psikologi Barat, faktor ini dinamakan

nativisme. Aliran Nativisme adalah salah satu aliran yang

menitikberatkan pandangan pada peranan sifat bawaan, keturunan, dan

kebakaan sebagai penentu tingkah laku seseorang.43

Bahwa keadaan fisik, baik yang berasal dari keturunan maupun

yang merupakan pembawaan yang dibawa sejak lahir itu memainkan

peranan yang penting pada kepribadian seseorang, tidak ada yang

mengingkarinya. Namun demikian, itu hanya merupakan salah satu faktor

saja. Kita mengetahui bahwa dalam perkembangan dan pembentukan

kepribadian selanjutnya faktor-faktor lain terutama faktor lingkungan dan

pendidikan tidak dapat kita abaikan.44

Pembentukan kepribadian berkaitan erat dengan pembinaan iman

dan akhlak. Kepribadian terbentuk melalui semua pengalaman dan nilai-

nilai yang diserapnya dalam pertumbuhan dan perkembangannya.45

2. Faktor lingkungan (faktor-faktor yang timbul dari lingkungan sosial

budaya).

Lingkungan merupakan suatu faktor yang berpengaruh dalam

pembentukan kepribadian karena lingkungan berhubungan langsung

dengan seseorang, dimana perkembangan seseorang sangat dipengaruhi

oleh lingkungan. Mulai cara bergaul, mendapat pendidikan, berkeyakinan,

berbahasa, berfikir, berakhlak dan bertingkah laku, semua tadi berpeluang

sekali dalam mempengaruhi rohani atau kejiwaan seseorang.

42 Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Rumah, (Bandung :

Ruhana, 1993), hlm. 53 43 Abdul Mujib, op. cit., hlm. 95 44M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000),

cet. XVI, hlm. 160 45 Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam dalam Keluarga, op. cit., hlm. 53

Page 18: BAB III PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK A. Pengertian …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · diri sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan

44

Mengenai lingkungan, Prof. Dr. Zakiyah Daradjat mengung-

kapkan sebagai berikut : “lingkungan adalah segala sesuatu yang tampak

dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang”.46

Untuk mempermudah pembahasan tentang faktor lingkungan,

akan penulis bagi menjadi tiga, yakni :

1. Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan

utama dalam menanamkan ajaran agama sebagai pangkal kehidupan

dalam mengembangkan kepribadian anak sebagai bekal di kemudian

hari. Senada dengan hal tersebut, Dr. Kartini Kartono dan Jenny

Andani mengungkapkan :

“Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak, memberikan pengaruh yang menentukan bagi pembentukan watak dan kepribadian anak menuju kedewasaannya”.47

Penanaman ajaran agama dalam keluarga sangat berpengaruh

sekali terhadap pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak

dalam segala aspek kehidupannya, sehingga keluarga dalam hal ini

harus menanamkan ajaran agama kepada anak-anak secara tepat,

sebagaimana firman Allah SWT :

ليكمأهو كمفسوا قوا أننءام ا الذينهاأي5: التحرمي (ي(

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka …48 (at-Tahrim : 5)

Seandainya para orangtua menaruh perhatian pendidikan

terhadap anaknya, terutama pendidikan agama, maka dengan

sendirinya pendidikan yang bersifat umum akan mengimbanginya.

Di sini peranan orangtua sangat menentukan, terutama ayah

dan ibu sebagai penanggung jawab keluarga. Merekalah yang

46 Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), hlm. 63. 47 Kartini Kartono dan Jenny Andani, op. cit., hlm. 166 48 Depag, op. cit., hlm. 448

Page 19: BAB III PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK A. Pengertian …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · diri sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan

45

menentukan kemana keluarga itu akan dibawa dan warna apa yang

akan diberikan ke dalam keluarga. Anak-anak sebelum dapat

bertanggung jawab sendiri meminta bekal, cara berfikir, dan

sebagainya. Kebanyakan mereka menerima apa yang dilakukan

orangtuanya.

Untuk itu perlu kita ketahui beberapa sifat lingkungan rumah

(keluarga) yang memungkinkan anak membentuk sifat-sifat

kepribadian yang dapat diterima oleh masyarakat umum, antara lain

adalah :

a. Kesediaan orangtua menerima anak sebagai anggota yang

berharga.

b. Pertengkaran dan perselisihan paham antara orangtua supaya tidak

terjadi di hadapan anak.

c. Adanya sikap demokratis yang memungkinkan setiap anggota

keluarga mengikuti arah minatnya sendiri, sejauh tidak menyakiti

orang lain, baik di lingkungan keluarga maupun di-luar

lingkungan keluarga.

d. Penyesuaian yang baik antara ayah dan ibu dalam pernikahan.

e. Keadaan ekonomi yang serasi.

f. Penerimaan (akseptasi) sosial para tetangga terhadap keluarga.49

Berdasarkan pendapat di atas, berarti keadaan rumah

(keluarga) yang tidak mencerminkan sifat-sifat yang dimaksud akan

tidak menguntungkan bagi tercapainya penyesuaian kepribadian anak

yang wajar. Jadi dengan demikian dapat disadari betapa pentingnya

peranan keluarga sebagai peletak dasar pembentukan kepribadian

anak.

2. Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah adalah lingkungan kedua tempat anak-

anak berlatih dan menumbuhkan kepribadian. Pengaruh sekolah

49 Singgih D. Gunarso dan Ny. Singgih D. Gunarso, Psikologi untuk Membimbing,

(Jakarta : Gunung Mulia, 1992), hlm. 75-76

Page 20: BAB III PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK A. Pengertian …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · diri sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan

46

dalam pembentuk dan perkembangan anak dapat dibagi tiga

kelompok meliputi :

a. Kurikulum anak.

b. Hubungan guru dan murid.

c. Hubungan antar anak.50

Sehubungan dengan hal itu, maka kurikulum di sekolah

hendaknya disesuaikan dengan perkembangan anak. Kurikulum

hendaknya mencakup ketrampilan, pengetahuan, dan sikap-sikap yang

perlu dibentuk anak-anak. Juga harus diusahakan supaya apa yang

dipelajari disesuaikan dengan minat dan keinginan anak, bukan

semata-mata berdasarkan harapan dan cita-cita orangtua terhadap

anaknya.

3. Lingkungan Masyarakat

Cara dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam

masyarakat banyak sekali, meliputi pembentukan kebiasaan-

kebiasaan, pembentukan pengertian, sikap dan minat, maupun

pembentukan kesusilaan dan keagamaan.51

Lingkungan masyarakat secara tidak langsung merupakan

lembaga pendidikan non formal yang memiliki peran ganda dalam

ikut membentuk karakteristik anak lewat kebiasaan-kebiasaan dan

pengalaman langsung yang terjadi dalam lingkungan masyarakatnya.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa masing-

masing faktor (keluarga, sekolah, lingkungan masyarakat) saling

mempengaruhi dalam proses pembentukan kepribadian anak.

Mengenai hal ini juga senada dengan aliran empirisme, yaitu suatu

aliran yang menitikberatkan pandangannya pada peranan lingkungan

sebagai penyebab timbulnya suatu tingkah laku. Aliran ini dipelopori

oleh John Locke (1632-1704).52

50 Ibid. 51 Ahmad D. Marimba, op. cit., hlm. 63 52 Abdul Mujib, op. cit., hlm. 92

Page 21: BAB III PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK A. Pengertian …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1... · diri sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan

47

Selain kedua faktor tersebut, masih ada faktor yang mempengaruhi

kepribadian. Faktor tersebut dikemukakan oleh aliran konvergensi.53 Aliran

ini menggabungkan dua aliran di atas yang menitikberatkan pada interaksi

antara faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam proses pemunculan

tingkah laku.

Selain dari kedua faktor tersebut, juga ada beberapa faktor yang

membentuk kepribadian anak, yaitu :

1. Faktor peranan cinta kasih dalam pembinaan kepribadian

2. Faktor tidak menghina dan mengurangi hak anak

3. Faktor perhatian pada perkembangan kepribadian

4. Faktor menghindari penggunaan kata kotor.

53 Ibid., hlm. 47