14
Dina, 2012 Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan tentang metode dan desain penelitian, subyek dan lokasi penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, serta teknik pengolahan dan analisis data penelitian. A. Metode Penelitian Pengembangan model pembelajaran berbasismasalahdalam penelitian ini menggunakan metodepenelitiandanpengembanganpendidikan (educational research and development) menggunakantahapan 4D yang dikemukakanolehThiagarajan, et al. Model pengembangan tersebut terdiri dari 4 tahap yaitu tahap mendefinisikan (define), tahap merancang (design), tahap mengembangkan (develop) dan tahap mendesiminasikan (disseminate) (Rochmad, 2011).Untukpenelitianini R & D dibatasisampaidengantahapmengembangkan (develop).

BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/9042/4/t_ipa_1004828_chapter3.pdf · Wawancara, Angket, Soal Keterampilan Berpikir Analitis Uji coba butir soal instrumen Perbaikan

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 36

    Dina, 2012

    Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir

    Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    Pada bab ini dipaparkan tentang metode dan desain penelitian, subyek

    dan lokasi penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, serta

    teknik pengolahan dan analisis data penelitian.

    A. Metode Penelitian

    Pengembangan model pembelajaran berbasismasalahdalam penelitian ini

    menggunakan metodepenelitiandanpengembanganpendidikan (educational

    research and development) menggunakantahapan 4D yang

    dikemukakanolehThiagarajan, et al. Model pengembangan tersebut terdiri dari 4

    tahap yaitu tahap mendefinisikan (define), tahap merancang (design), tahap

    mengembangkan (develop) dan tahap mendesiminasikan (disseminate)

    (Rochmad, 2011).Untukpenelitianini R & D

    dibatasisampaidengantahapmengembangkan (develop).

  • 37

    Dina, 2012

    Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir

    Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    B. Desain Penelitian yang Dilakukan

    Implementasi Model

    Pembelajaran

    Analisis Data

    Tanggapan Siswa

    Postes

    Temuan dan

    Pembahasan

    Kesimpulan dan Saran

    D

    e

    s

    i

    g

    n

    Penentuan validasi isi RPP dan instrumen penelitian

    Pretes

    Perumusan Model Pembelajaran

    Berbasis Masalah

    Instrumentasi: Silabus, RPP,

    Lembar Observasi, Pedoman

    Wawancara, Angket, Soal

    Keterampilan Berpikir Analitis

    Uji coba butir soal instrumen

    Perbaikan

    D

    e

    v

    e

    l

    o

    p

    36 Studi Pendahuluan

    Analisis Konsep

    Hidrolisis Garam

    Analisis Standard

    Isi Mata Pelajaran

    Kimia SMA/ MA

    Studi Mengenai

    Keterampilan

    Berpikir Analitis

    D

    e

    f

    i

    n

    e

    Studi Mengenai

    Pembelajaran

    Berbasis Masalah

    PerumusanIndikator

    Keterampilan Berpikir Analitis

    KarakteristikKonse

    p KarakteristikPembel

    ajaran

  • 38

    Dina, 2012

    Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir

    Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    C. Prosedur Penelitian

    Adapuntahapan-tahapan yang

    menjadiacuandalampelaksanaanpenelitianadalahsebagaiberikut:

    1. Tahap Mendefinisikan (Define)

    Tujuantahapiniadalahmenentukandanmendefinisikansyarat-

    syaratpembelajaran.Padatahapinidilakukanbeberapahalsebagaiberikut:

    a) Melakukan studi pendahuluan di sekolah, antara lain dengan observasi,

    penyebarantesketerampilanberpikiranalitis, penyebaranangketterhadapsiswa,

    dan wawancara terhadap guru kimia di SMA Negeri 1 Subang. Studi

    pendahulan bertujuan untuk memunculkan masalah dasar yang dibutuhkan

    dalam pengembangan model pembelajaran berbasismasalah.

    b) Melakukan kajian standar isi mata pelajaran kimia SMA/MA,

    analisiskonsephidrolisisgaram, studi mengenai model pembelajaran berbasis

    masalah, dan keterampilanberpikiranalitis.

    c) Menganalisis langkah-langkah (kegiatan) pembelajaran yang dikembangkan

    melalui model pembelajaran berbasis masalah.

    d) Menganalisis dan merumuskan keterampilanberpikiranalitis yang

    akandikembangkan.

    2. Tahap Merancang (Design)

    Gambar 3.1.BaganAlurPenelitian yang Dilakukan

    Keterangan: = Produk = Proses

  • 39

    Dina, 2012

    Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir

    Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    Padatahapinibertujuanuntukmerancang model

    pembelajaranberbasismasalahdaninstrumenpenelitian.Kegiatan utama yang

    dilakukan pada tahap ini adalah:

    a) Merancang desain model pembelajaran berbasis masalah.

    b) Membuat instrumen penelitian berupa silabus, RPP, lembar observasi

    pembelajaran, pedoman wawancara, soal keterampilanberpikiranalitis.

    c) Validasiisi RPP daninstrumenpenelitian.

    d) Ujicobabutirsoalinstrumen.

    3. Tahap Mengembangkan (Develop)

    Desain yang digunakanpadatahapiniyaituweak experiment

    menggunakanone group pretest-postest design (Fraenkel,

    2008)yaitusiswadiberipretesterlebihdahulu,

    kemudiandilakukanpembelajarandengan model

    pembelajaranberbasismasalahdanterakhirdiberipostes. Desain ini dapat

    digambarkan sebagai berikut.

    Tabel 3.1.

    Desain Penelitian pada Tahap Develop

    Pretes Perlakuan Postes

    O1 X O2

    Keterangan:

    O1 = Pretes untuk mengukur keterampilanberpikiranalitis siswa

    sebelum diberi perlakuan

    O2 = Postes untuk mengukur keterampilanberpikiranalitis siswa

  • 40

    Dina, 2012

    Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir

    Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    setelah diberi perlakuan

    X = Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran

    berbasismasalah

    Pada tahap ini, dilakukan hal-hal sebagai berikut:

    a) Melaksanakan pretes sebelum model pembelajaranberbasis masalah

    dilaksanakan.

    b) Melaksanakan model pembelajaran berbasis masalah

    danmengobservasikegiatanpembelajaran.

    c) Melaksanakan postes.

    d) Menyebarkan angket kepada siswa.

    e) Melaksanakan wawancara kepada siswa.

    f) Mengumpulkan data hasil penelitian.

    g) Mengolah data hasil penelitian.

    h) Menganalisis data hasil penelitian dan membahasnya.

    i) Menyimpulkan hasil penelitian.

    j) Menuliskan laporan hasil penelitian dalam draf tesis.

    D. Subjek Penelitian

    Subjekdalampenelitianiniadalah30 siswakelas XI salahsatu SMA

    Negeridi KabupatenSubang, Jawa Barat.

  • 41

    Dina, 2012

    Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir

    Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    E. Instrumen Penelitian

    Untukmendapatkan data yang diinginkandalampenelitianini,

    digunakaninstrumenberupalembarkerjasiswa (LKS), lembartestertulis, lembar

    observasi, lembarangkettanggapan, danwawancara.

    1. Lembar kerja siswa (LKS) digunakan untuk memandu siswa melaksanakan

    kegiatan pembelajaran berbasis masalah tahap demi tahap sehingga dapat

    memecahkan masalah yang telah disepakati di awal pembelajaran.

    2. Lembar tes tertulis, bertujuan untuk menjaring data

    keterampilanberpikiranalitis siswa.

    3. Lembar observasi, digunakan untuk menjaring informasi secara langsung

    mengenai gambaran keterlaksanaan model pembelajaranberdasarkanaktivitas

    guru dansiswa selama proses pembelajaran. Pengamatan ini dilakukan dari

    awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.

    4. Lembar angket, bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap model

    pembelajaran masalah yang dilakukan.

    5. Lembar pedoman wawancara, bertujuan untuk mengungkap hal-hal yang

    tidak terungkap pada angket.

    F. Teknik Pengumpulan Data

    Adapunteknikpengumpulan data yang

    dilakukanpadapenelitianinidapatdilihatpadaTabel 3.2.berikutini.

    Tabel 3.2.

    Teknik Pengumpulan Data

  • 42

    Dina, 2012

    Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir

    Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    No Jenis Data Teknik

    Pengumpulan Data Keterangan

    1 Tingkat

    keterampilanberpikiranalitis

    siswa

    Tes (pretes dan

    postes)

    Dilakukan di awal

    dan akhir

    pembelajaran

    2 Aktivitas guru dansiswa

    selama pembelajaran

    Lembar observasi

    kegiatan

    pembelajaran

    Dilakukan selama

    pembelajaran

    3 Tanggapan terhadap

    metode pembelajaran

    Angket dan

    wawancara siswa

    Dilakukan setelah

    pembelajaran

    G. AnalisisdanPengujianInstrumen

    Padapenelitian ini dilakukan beberapa teknik analisis data. Analisis data

    yang dilakukan, yaitu:

    1. Uji Coba Instrumen Tes

    Setelah instrumen tersusun rapi, langkah selanjutnya, melakukan

    konsultasi kepada ahli untuk instrumen-instrumen seperti silabus, rencana

    pelaksanaan pembelajaran, soal-soal latihan, dan lembar kerja siswa. Sedangkan

    soal pretes dan postes diujicobakan pada 34 siswa kelas XI salah satu SMA

    Negeri di Kabupaten Cianjur dan 34 siswa kelas XI salah satu SMA Negeri di

    Kabupaten Subang, Jawa Barat karena kelas tersebut telah mendapatkan konsep

    hidrolisis garam.

    a) Validitas

    MenurutSudjana (2011),

    validitasberkenaandenganketetapanalatpenilaianterhadapkonsep yang

    dinilaisehinggabetul-betulmenilaiapa yang seharusnyadinilai. Adapunvaliditas

    yang

  • 43

    Dina, 2012

    Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir

    Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    digunakanmeliputivaliditasteoritisdanvaliditasempiris.Validitasteoritisdilakukande

    nganmeminta bantuan ahli, sedangkan validitas

    empirisdilakukandenganujicobadandianalisismenggunakanANATES V.4.Hasil

    yang diperolehdikonsultasikanpadatabelinterpretasivaliditassebagaiberikut.

    Tabel 3.3.

    InterpretasiValiditas

    Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

    0,80 < r11 1,00 Sangat Tinggi

    0,60 < r11 0,80 Tinggi

    0,40 < r11 0,60 Cukup

    0,20 < r11 0,40 Rendah

    0,00 < r11 0,20 Sangat Rendah

    (Sudjana, 2011)

    Berdasarkan uji coba yang dilakukan diperoleh hasil analisis validitas

    dari 10 soal yang diujicobakan. Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir soal

    nomor 1 (Lampiran D.1.1 halaman 297), diperoleh r11= 0,66. Tampak dari

    perhitungan bahwa r11berada pada kategori validitas tinggi. Dengan melihat

    perhitungan validitas butir soal keseluruhan terdapat 9 butir soal valid dan 1 butir

    soal tidak valid.

    Tabel 3.4.

    Hasil Analisis Validitas Soal

    Kriteria Nomor soal

    Valid 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10

    Tidak valid 4

    b) Reliabilitas

    Reliabilitas menurut Sudjana (2011) adalah ketetapan keajegan suatu tes

    dalam menilai apa yang dinilainya, artinya kapan pun alat penilaian tersebut

  • 44

    Dina, 2012

    Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir

    Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.

    ReliabilitasinidianalisismenggunakanANATES V.4.Hasil yang

    diperolehdikonsultasikanpadatabelinterpretasireliabilitassebagaiberikut.

    Tabel 3.5.

    Interpretasi Reliabilitas

    Nilai r Keterangan

    0,00 – 0,19 Sangat rendah

    0,20 – 0,39 Rendah

    0,40 – 0,59 Cukup

    0,60 – 0,79 Kuat

    0,80 – 1,00 Sangat kuat

    Hasil perhitungan dengan program ANATES V.4 diperoleh r= 0,78 maka

    soal tersebut mempunyai tingkat reliabilitas kuat (Lampiran D.1.2 halaman 298).

    c) DayaPembeda

    Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan

    antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan

    rendah. Angka yang menunjukkan daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D).

    Indeks diskriminasi dapat ditentukan dengan program ANATES V.4 yang

    hasilnyadikonsultasikanpadatabelinterpretasidayapembedasoalsebagaiberikut.

    Tabel 3.6.

    Interpretasi Daya Pembeda Soal

    Inteval Kriteria

    D 0,00 Jelek sekali

    0,00< D 0,20 Jelek

    0,20< D 0,40 Cukup

    0,40< D 0,70 Baik

    0,70< D 1,00 Sangat baik

  • 45

    Dina, 2012

    Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir

    Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    Contoh:perhitungan daya pembeda soal nomor 1. Dari perhitungan

    tersebut diperoleh D = 0,26; artinya item 1 mempunyai daya pembeda ‘cukup’

    (Lampiran D.1.3 halaman 299).

    Tabel 3.7.

    Hasil Analisis Daya Pembeda Soal

    Kriteria Nomor soal

    Jelek sekali -

    Jelek 4

    Cukup 1, 3, 5, 9

    Baik 2, 6, 7, 10

    Sangatbaik 8

    d) IndeksKesukaran

    Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesukaran soal (indeks

    kesukaran), digunakan program ANATES V.4 yang

    hasilnyadikonsultasikanpadatabelinterpretasiindekskesukaransoalsebagaiberikut.

    Tabel 3.8.

    Interpretasi Indeks Kesukaran Soal

    Interval Kriteria

    IK = 0,00 Terlalu sukar

    0,00 < IK 0,30 Sukar

    0,30 < IK 0,70 Sedang

    0,70 < IK < 1,00 Mudah

    IK = 1,00 Terlalu mudah

    Contoh:perhitungan tingkat kesukaran menggunakan ANATES V.4

    untuk item soal 1. Dari hasil perhitungan diperoleh IK = 0,31. Hal ini berarti item

    soal 1 termasuk kategori ‘sedang’ (Lampiran D.1.4 halaman 300).

  • 46

    Dina, 2012

    Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir

    Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    Tabel 3.9.

    Hasil Analisis Indeks Kesukaran Soal

    Kriteria Nomor soal

    Sukar 2, 3, 7, 9, 10

    Sedang 1, 4, 5, 6, 8

    Mudah -

    Berikut rekapitulasi hasil analisis uji coba soal menggunakan program

    ANATES V.4.

    Tabel 3.10.

    Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen

    No

    Soal

    Daya Pembeda Tingkat

    Kesukaran Reliabilitas

    Keputusan DP

    (%) Kriteria

    P

    (%) Kriteria Nilai Kriteria

    1 25,93 Cukup 31,48 Sedang

    0,78

    Kuat

    Tidak dipakai

    2 48,15 Baik 24,07 Sukar Dipakai

    3 22,22 Cukup 16,05 Sukar Tidak dipakai

    4 19,75 Jelek 58,02 Sedang Tidak dipakai

    5 34,26 Cukup 30,09 Sedang Tidak dipakai

    6 65,43 Baik 36,42 Sedang Dipakai

    7 53,70 Baik 26,85 Sukar Dipakai

    8 70,37 Sangat baik 35,19 Sedang Tidak dipakai

    9 30,86 Cukup 26,54 Sukar Tidak dipakai

    10 46,30 Baik 25,00 Sukar Tidak dipakai

    Keputusan untuk memilih soal yang dipakaidipertimbangkan berdasarkan

    hasil analisis uji coba dan konsultasi dengan dosen pembimbing.

    2. Uji Data Hasil Penelitian

    Setelah penelitian, ada beberapa teknik analisis data yang dilakukan

    yaitu:

  • 47

    Dina, 2012

    Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir

    Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    a) Menghitung nilaipretes/ postesketerampilanberpikiranalitis.

    Perhitungan nilai pretes/ postes keterampilan berpikir analitis ini

    dilakukan menggunakan bantuan software Microsoft Office Excel 2010. Rumus

    yang digunakan yaitu sebagai berikut.

    Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

    𝑆𝑘𝑜𝑟𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 x 100

    b) Menghitung gain ternormalisasi (N-gain) antara skor pretes dan postes.

    Untuk menentukan peningkatan keterampilanberpikiranalitis siswa

    dilakukan dengan cara menghitung gain ternormalisasi (normalized gain, N-

    Gain). N-Gain menunjukkan peningkatan keterampilan berpikir analitis siswa

    setelah pembelajaran dilakukan guru. Skor N-Gain menunjukkan tingkat

    efektivitas perlakuan daripada perolehan skor.Peningkatan yang terjadi sesudah

    pembelajaran tersebut dapat dihitung dengan rumus:

    N-Gain=(pretes) awal tesNilai-maksimum Nilai

    (pretes) awal tesNilai-(postes)akhir tesNilai

    (Meltzer, 2002)

    Tabel 3.11.

    Kategori Gain Ternormalisasi

    Gain Ternormalisasi

    (N-Gain, G) Kriteria Peningkatan

    G < 0,30 Rendah

    0,30 ≤ G ≤ 0,70 Sedang

    G > 0,70 Tinggi

    Pengolahan data skor gain ternormalisasi ini juga dianalisis

    menggunakan software Microsoft Office Excel 2010.

  • 48

    Dina, 2012

    Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir

    Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    c) AnalisisKeterlaksanaan Model PembelajaranBerbasisMasalah

    Data mengenai keterlaksanaan model pembelajaran berbasis masalah

    merupakan data yang diambil menggunakanlembarobservasi. Lembar

    observasimemuat daftar keterlaksanaan model pembelajaran

    berbasismasalahberdasarkanaktivitas yang teramatipada guru dansiswa.Instrumen

    keterlaksanaan model pembelajaran ini berbentuk rating scale yang memuat

    kolom ya dan tidak, dimana observer hanya memberikan tanda cek () pada

    kolom yang sesuai dengan aktivitas guru dan siswa yang teramati selama

    pembelajaran berbasismasalahberlangsung. Pada lembar observasi ini juga

    terdapat kolom catatan keterangan untuk mencatat kekurangan-kekurangan dalam

    setiap fase pembelajaran.

    Analisisterhadapketerlaksanaan model

    pembelajaranberbasismasalahinidilakukansecarakualitatifdeskriptifberdasarkan

    data yang terekamdalamlembarobservasi guru dansiswa.

    d) AnalisisAngketSiswa

    Pendapat siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan diukur

    dengan angket. Analisis yang dilakukan analisis deskriptif dalam bentuk skala

    Likert, yaitu setiap pernyataan diikuti beberapa respon yang menunjukkan

    tingkatan (Arikunto, 2006). Respon atau tanggapan terhadap masing-masing

    pernyataan dinyatakan dalam 4 kategori, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), TS

    (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Bobot untuk kategori SS = 4; S = 3;

    TS = 2; dan STS = 1. Perhitungan secara keseluruhan dilakukan dengan

  • 49

    Dina, 2012

    Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir

    Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    menggunakan persentase (%) masing-masing tanggapan. Sedangakan kriteria

    angket tanggapan siswa sebagai berikut.

    Tabel 3.12.

    Kriteria Skor Total Angket Tanggapan Siswa

    Rata-rata Nilai kelas

    bobot ≥ 2145 Sangat setuju

    1650 ≤ bobot < 2145 Setuju

    1155 ≤ bobot < 1650 Tidak setuju

    660 ≤ bobot < 1155 Sangat tidak setuju

    e) AnalisisWawancaraSiswa

    Data hasil wawancara diperoleh dari perwakilan tiap kelompok siswa

    yaitu kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Data hasil wawancara dianalisis secara

    kualitatif deskriptif dan digunakan sebagai data pelengkap.