13
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam menyelesaikan persoalan penelitian dibutuhkan metode sebagai proses yang harus ditempuh oleh peneliti. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu (Sugiyono 2009, p.2). Secara umum data yang diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengatasi masalah. Metode yang digunakan untuk menganalisis kritik sosial yang terkandung dalam film “Warkop DKI Reborn” adalah metode Analisis Wacana Kritis. Metode analisis wacana kritis adalah metode analisis yang melihat aspek kebahasaan sebagai faktor penting untuk melihat apa yang sedang terjadi di lingkungan sosial masyarakat. 3.1 PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode analisis wacana kritis. Kualitatif yaitu jenis pendekatan yang temuan-temuanya tidak diperoleh melalui prosedur statik atau bentuk hubungan lainnya. Pendekatan kualitatif menekankan pada interpretatif dan menekankan makna atas kebenaran yang ditangkap secara objektif. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatif. Penelitian Eksplanatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menerangkan, menguji hipotesis dan variabel- variabel penelitian. Fokus penelitian ini adalah analisis hubungan-hubungan antara variabel (Singarimbun, 1981). Dalam penelitian ini, jenis penelitian eksplanatif digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel secara mendalam menggunakan bahasa (tulisan, percakapan, konteks, visual) tertentu dalam film Warkop DKI Reborn. 3.2 UNIT ANALISA DAN UNIT PENGAMATAN Satuan Analisis adalah suatu keberadaan atau populasi yang tentangnya dibuat kesimpulan atau kerampatan empiris (Ihalauw, 1985:29). Pada penelitian ini yang menjadi unit amatan adalah film “Warkop DKI Reborn” yang berdurasi 90 menit dalam bentuk soft

BAB III METODOLOGI PENELITIAN - UKSW...BAB III METODOLOGI PENELITIAN . Dalam menyelesaikan persoalan penelitian dibutuhkan metode sebagai proses yang ... data tersebut dapat diberi

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - UKSW...BAB III METODOLOGI PENELITIAN . Dalam menyelesaikan persoalan penelitian dibutuhkan metode sebagai proses yang ... data tersebut dapat diberi

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam menyelesaikan persoalan penelitian dibutuhkan metode sebagai proses yang

harus ditempuh oleh peneliti. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu (Sugiyono 2009, p.2). Secara umum data

yang diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan

mengatasi masalah.

Metode yang digunakan untuk menganalisis kritik sosial yang terkandung dalam

film “Warkop DKI Reborn” adalah metode Analisis Wacana Kritis. Metode analisis

wacana kritis adalah metode analisis yang melihat aspek kebahasaan sebagai faktor penting

untuk melihat apa yang sedang terjadi di lingkungan sosial masyarakat.

3.1 PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode

analisis wacana kritis. Kualitatif yaitu jenis pendekatan yang temuan-temuanya tidak

diperoleh melalui prosedur statik atau bentuk hubungan lainnya. Pendekatan kualitatif

menekankan pada interpretatif dan menekankan makna atas kebenaran yang ditangkap

secara objektif.

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatif. Penelitian Eksplanatif

merupakan penelitian yang bertujuan untuk menerangkan, menguji hipotesis dan variabel-

variabel penelitian. Fokus penelitian ini adalah analisis hubungan-hubungan antara

variabel (Singarimbun, 1981).

Dalam penelitian ini, jenis penelitian eksplanatif digunakan untuk menjelaskan

hubungan antara variabel secara mendalam menggunakan bahasa (tulisan, percakapan,

konteks, visual) tertentu dalam film Warkop DKI Reborn.

3.2 UNIT ANALISA DAN UNIT PENGAMATAN

Satuan Analisis adalah suatu keberadaan atau populasi yang tentangnya dibuat

kesimpulan atau kerampatan empiris (Ihalauw, 1985:29). Pada penelitian ini yang menjadi

unit amatan adalah film “Warkop DKI Reborn” yang berdurasi 90 menit dalam bentuk soft

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - UKSW...BAB III METODOLOGI PENELITIAN . Dalam menyelesaikan persoalan penelitian dibutuhkan metode sebagai proses yang ... data tersebut dapat diberi

22

file. Sedangkan yang menjadi unit analisa pada penelitian ini adalah keseluruhan adegan

yang ada pada film “Warkop DKI Reborn” yang mengandung didalamnya sarat akan kritik

sosial.

3.3 JENIS SUMBER DATA

Jenis sumber data yang digunakan pada penelitian ini dibagi menjadi dua,

diantaranya yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan kanan

pertama di lapangan (Rakhmat, 1984:43). Sumber data primer dari penelitian ini adalah

soft file film “Warkop DKI Reborn”

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua (Rakhmat, 1984:44).

Sehingga yang menjadi data sekunder pada penelitian ini adalah bahan-bahan

tambahan yang berasal dari sumber tertulis seperti artikel, majalah, website, dan

sumber-sumber lainnya.

3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah :

1. Peneliti memilih film berdasarkan fenomena yang ada saat ini atau yang sedang

berkembang pada saat ini.

2. Setelah memilih film, peneliti kemudian menonton film tersebut hingga selesai.

3. Berdasarkan hasil dari menonton film, peneliti mendapatkan gambaran mengenai

teori-teori apa saja yang akan digunakan yang kemudian peneliti pun membuat

kerangka teori.

4. Peneliti mengumpulkan data menggunakan software edit video dengan cara

memotong adegan-adegan yang didalmnya terkandung pesan kritik sosial. Selain

memotong setiap adegan, peneliti juga mencatat durasi dari setiap adegan.

5. Menganalisis lebih dalam teks, adegan-adegan, dan bentuk-bentuk pesan lainnya

sebagai sumber data menggunakan metode analisis kritis model Fairclough.

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - UKSW...BAB III METODOLOGI PENELITIAN . Dalam menyelesaikan persoalan penelitian dibutuhkan metode sebagai proses yang ... data tersebut dapat diberi

23

3.5 TEKNIK ANALISA DATA

Secara teknis data yang telah terkumpul perlu dianalisis untuk disajikan menjadi

suatu hasil penelitian. Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode

ilmiah, karena dengan analisis data, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna

dalam memecahkan masalah penelitian (Nazir, 1985:405). Pada penelitian ini analisis data

dilakukan secara kualitatif. Analisis digunakan untuk memahami hubungan dan konsep data

sehingga hipotesis dapat dikembangkan dan dievaluasi.

Pada penelitian ini menggunakan metode Analisis Wacana Kritis model Norman

Fairclough. Konsep Fairclough membagi analisis wacana dalam tiga dimensi, yaitu text,

discourse practice, dan socialcultural practice.

3.6 ANALISIS WACANA KRITIS (Critical Discourse Analysis)

3.6.1 Analisis Wacana

Analisis adalah sebuah upaya atau proses (penguraian) untuk memberi penjelasan

dari sebuah teks (realitas sosial) yang mau atau sedang dikaji oleh seseorang atau kelompok

dominan yang kecenderungannya mempunyai tujuan tertentu untuk memperoleh apa yang

diinginkan. Artinya dalam sebuah konteks kita juga harus menyadari akan adanya

kepentingan. Oleh karena itu analisis yang terbentuk nantinya kita sadari telah dipengaruhi

oleh si penulis dari berbagai faktor, kita dapat mengatakan bahwa di balik wacana itu

terdapat makna dan citra yang diinginkan serta kepentingan yang sedang diperjuangkan.

Wacana adalah proses pengembangan dari komunikasi, yang menggunakan

symbol-simbol, yang berkaitan dengan interpretasi dan peristiwa-peristiwa, di dalam

system kemasyarakatan yang luas. Melalui pendekatan wacana pesan-pesan komunikasi,

seperti kata-kata, tulisan, gambar-gambar, dan lain-lain, eksistensinya ditentukan oleh

orang-orang yang menggunakannya, konteks peristiwa yang berkenaan dengannya, situasi

masyarakat luas yang melatarbelakangi keberadaannya, dan lain-lain.

Jadi, analisis wacana yang dimaksudkan dalam sebuah penelitian adalah sebagai

upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari subyek (penulis) yang mengemukakan

suatu pernyataan. Pengungkapan dilakukan dengan menempatkan diri pada posisi sang

penulis dengan mengikuti struktur makna dari sang penulis sehingga bentuk distribus dan

produksi ideology yang disamarkan dalam wacana dapat diketahui.

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - UKSW...BAB III METODOLOGI PENELITIAN . Dalam menyelesaikan persoalan penelitian dibutuhkan metode sebagai proses yang ... data tersebut dapat diberi

24

Pemahaman mendasar analisis wacana adalah wacana tidak dipahami semata-mata

sebagai obyek studi bahasa. Bahasa tentu digunakan untuk menganalisis teks. Bahasa tidak

dipandang dalam pengertian linguistik tradisional. Bahasa dalam analisis wacana kritis

selain pada teks juga pada konteks bahasa sebagai alat yang dipakai untuk tujuan dan

praktik tertentu termasuk praktik ideologi. (Eriyanto, 2009 : 8).

Wacana (discourse) dapat berarti:1

a. Komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi, ide-ide atau gagasan-gagasan,

konversasi, atau percakapan.

b. Komunikasi secara umum, terutama sebagai suatu objek studi atau pokok

telaah.

c. Risalat tulis, disertasi formal, kuliah, ceramah, khotbah.

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa wacana adalah pemakaian bahasa

dalam komunikasi, baik disampaikan secara lisan (percakapan, ceramah, dll) maupun

secara tertulis (bahasa yang dipakai dalam tulisan ilmiah, surat, dll). Alex Sobur

memberikan pengertian wacana sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang

mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam satu

kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental maupun non segmental bahasa.2

Sedangkan analisis wacana dirumuskan sebagai studi tentang struktur pesan dalam

komunikasi.3

Dalam analisis wacana, bahasa menjadi unit pengamatan utama. Bahasa menurut

Deddy Mulyana didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk

mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu

komunitas.4 Mohammad A.S Hikam dalam suatu tulisannya telah membahas dengan baik

perbedaan paradigma analisis wacana dalam melihat bahasa. Menurutnya paling tidak ada

tiga pandangan mengenai bahasa dalam analisis wacana.5

Pandangan pertama diwakili oleh kaum positivism-empiris. Oleh penganut aliran

ini, bahasa dilihat sebagai jembatan antara manusia dengan objek di luar dirinya. Salah satu

1 Dr. Sumarlan, Teori dan Praktek: Analisis Wacana, Surakarta, Pustaka Cakra, 2003, hal. 3. 2 Alex Sobur, Analisis Teks Media, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2004, hal. 11. 3 Ibid, hal 48 4 Deddy, op cit, hal. 237 5 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta, LKiS, 2001, hal 4.

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - UKSW...BAB III METODOLOGI PENELITIAN . Dalam menyelesaikan persoalan penelitian dibutuhkan metode sebagai proses yang ... data tersebut dapat diberi

25

ciri dari pemikiran ini adalah pemisahan antara pemikiran dan realitas. Konsekuensi logis

dari pemahaman ini adalah orang tidak perlu mengetahui makna-makna subjektif atau nilai

yang mendadsari pernyataannya, sebab yang penting adalah apakah pernyataan itu

dilontarkan secara benar menurut kaidah sintaksis dan semantik. Oleh karena itu tata

bahasa, kebenaran sintaksis adalah bidang utama dari aliran positivisme-empiris tentang

wacana, wacana lantas diatur dengan pertimbangan kebenaran/ketidakbenaran (menurut

sintaksis dan semantik).

Pandangan kedua disebut sebagai konstruktivisme. Pandangan ini dipengaruhi oleh

pemikiran fenomenologi. Aliran ini menolak empirisme/positivism yang memisahkan

subjek dan objek bahasa. Disini bahasa dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objek

belaka dan yang dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pernyataan. Aliran ini justru

menganggap subjek sebagai faktor sentral. Subjek memiliki kemampuan melakukan

kontrol terhadap maksud-maksud tertentu dalam setiap wacana. Bahasa dipahami dalam

paradigm ini, diatur dan dihidupkan oleh pernyataan-pernyataan yang bertujuan. Setiap

pernyataan pada dasarnya adalah tindakan penciptaan makna, yakni tindakan pembentukan

diri serta pengungkapan jati diri dari sang pembicara. Oleh karena itu, analisis wacana

dimaksudkan untuk membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu yang

dilakukan dengan cara menempatkan diri pada posisi sang pembicara dengan penafsiran

mengikuti struktur makna dari sang pembicara.

Pandangan ketiga disebut sebagai pandangan kritis. Pandangan ini mengoreksi

pandangan konttruktivisme yang kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi

makna yang terjadi secara historis maupun institusional. Seperti yang ditulis oleh A. S

Hikam, pandangan konstruktivisme masih belum menganalisis faktor-faktor hubungan

kekuasaan yang inheren dalam setiap wacana, yang pada gilirannya berperan dalam

membentuk jenis-jenis subjek tertentu berikut perilaku-perilakunya. Analisa wacana disini

tidak dipusatkan pada kebenaran atau tidak kebenaran struktur tata bahasa atau proses

penafsiran seperti pada analisis konstruktivisme. Analisa pada paradigma ini menekankan

pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna. Bahasa

disini tidak dipahami sebagai medium netral yang terletak diluar diri si pembicara. Bahasa

dalam pandangan kritis dipahami sebagai representasi yang berperan dalam membentuk

subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi didalamnya. Oleh

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - UKSW...BAB III METODOLOGI PENELITIAN . Dalam menyelesaikan persoalan penelitian dibutuhkan metode sebagai proses yang ... data tersebut dapat diberi

26

karena itu, analisis wacana dipakai untuk membongkar kuasa yang ada dalam proses

bahasa: batasan-batasan apa yang diperkenankan menjadi wacana, perspektif yang mesti

dipakai, topik apa yang dibicarakan. Dengan pandangan semacam ini, wacana melihat

bahasa selalu terlibat dalam hubungan kekuasaan, terutama dalam pembentukan subjek,

dan berbagai tindakan representasi yang terdapat dalam masyarakat. Karena memakai

perspektif kritis, analisa kategori yang ketiga ini juga disebut sebagai analisa wacana kritis

(critical discourse analysis). Ini untuk membedakan dengan analisa wacana dalam kategori

yang pertama atau yang kedua.

3.6.2 KARAKTERISTIK ANALISIS WACANA KRITIS

Dalam analisis wacana kritis (critical discourse analysis/CDA), memandang bahwa

wacana disini tidak dipahami semata sebagai studi bahasa tetapi juga sebagai kritik atas

konteks sosial yang telah tejadi. Pada akhirnya nanti, analisis wacana menggunakan bahasa

dalam teks untuk dianalisis, tetapi bahasa yang dianalisis disnini agak berbeda dengan studi

bahasa dalam pengertian linguistik tradisional. Bahasa dianalisis bukan menggambarkan

semata aspek kebahasaan, tetapi juga menghubungkan dengan konteks. Sementara konteks

disini dapat dilihat sebagai latar, situasi, peristiwa, dan kondisi dimana wacana itu muncul.

Kemudian dilihat pula konteks komunikasinya, seperti siapa mengkomunikasikan apa,

dengan siapa mereka berbicara, dan mengapa hal bisa terjadi, dengan jenis khalayak yang

dihadapi seperti apa dan dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi, melalui media

yang bagaimana, bagaimana perkembangan komunikasi yang ada, dan hubungannya

dengan masing-masing pihak.

Menurut Guy Cook ada tiga hal sentral dalam pengertian wacana, yaitu teks,

konteks, dan wacana.6 Teks adalah semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang

tercetak di lembar kertas, tetapi juga semua jenis ekspresi komunikasi, ucapan, foto,

ilustrasi/gambar, layout, grafik, musik, efek suara, citra, dan sebagainya. Sementara

pengertian wacana disini dimaknai sebagai teks dan konteks bersama-sama.

1. Tindakan

6 Ibid, hal.8-9

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - UKSW...BAB III METODOLOGI PENELITIAN . Dalam menyelesaikan persoalan penelitian dibutuhkan metode sebagai proses yang ... data tersebut dapat diberi

27

Prinsip pertama, wacana dipahami sebagai sebuah tindakan. Dengan pemahaman

semacam ini mengasosiasikan wacana sebagai bentuk interaksi. Dengan pemahaman

semacam ini, ada beberapa konsekuensi bagaimana wacana harus dipandang. Pertama

wacana dipandang sebagi sesuatu yang betujuan apakah untuk mempengaruhi,

mendebat, membujuk, menyangga, beraksi, dan sebagainya.

Prinsip Kedua, wacana dipahami sebagi sesuatu yang diekspresikan secara sadar,

terkontrol. Sebagi contoh di dalam diskusi terjadi terjadi proses debat yang dilakukan

secara terkontrol.

2. Konteks

Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks dari wacana, seperti latar

situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana disini di pandang diproduksi, dimengerti, dan

dianalisis pada suatu konteks tertentu. Bahasa disini dipahami dalam konteks secara

keseluruhan. Konteks memasukkan semua situasi dan hal yang berada diluar teks dan

mempengaruhi pemakaian bahasa, seperti partisipan dalam bahasa, situasi dimana teks

tersebut diproduksi, fungsi yang dimaksudkan, dan sebaginya.

Wacana tidak dianggap sebagai wilayah yang konstan, terjadi di mana saja dan

dalam situasi apa saja. Wacana dibentuk sehingga harus ditafisrkan dalam kondisi dan

situasi yang khusus. Tidak semua konteks dimasukkan dalam analisis, hanya yang

relevan dan berpengaruh atas produksi dan penafsiran teks yang dimasukkan ke dalam

analisis. Ada beberapa konteks yang penting karena bepengaruh terhadap produksi

wacana. Pertama, jenis kelamin, umur, pendidikan, kelas sosial, etnik, agama, dalam

banyak hal relevan dalam menggambarkan wacana. Kedua, setting sosial tertentu,

seperti tempat, waktu, posisi pembicara dan pendengar atau lingkungan fisik adalah

konteks yang berguna untuk mengeti suatu wacana. Setting, seperti tempat privat atau

publik, dalam suasana formal atau informal, atau pada ruangan tertentu akan

memberikan wacana tertentu pula.

Sebagi contoh berbicara diruang pengadilan berbeda dengan berbicara di

pasar, atau berbicara di rumah berbeda dengan berbicara diruang kelas,karena situasi

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - UKSW...BAB III METODOLOGI PENELITIAN . Dalam menyelesaikan persoalan penelitian dibutuhkan metode sebagai proses yang ... data tersebut dapat diberi

28

sosial dan aturan yang melingkupinya berbeda, menyebabkan partisipan komunikasi

harus menyesuaikan diri dengan konteks yang ada.

3. Historis

Menempatkan wacana dalam konteks sosial tertentu, berarti wacana

diproduksi dalam konteks tertentu dan tidak dapat dimengerti tanpa menyertakan

konteks yang mneyertainya. Salah satu aspek penting untuk bias mengerti teks

adalah dengan menempatkan wacana itu dalam konteks historis tertentu. Misalnya,

kita melakukan analisis wacana teks selebaran mahasiswa menentang Soeharto.

Pemahaman mengenai wacana teks ini hanya akan diperoleh kalau kita bias

memberikan konteks historis dimana teks itu diciptakan. Bagaimana situasi social

politik, suasana pada saat itu.

4. Kekuasaan

Analisis wacana kritis juga mempertimbangkan elemen kekuasaan (power)

dalam analisisnya. Di sini, setiap wacana yang muncul, dalam bentuk teks,

percakapan, atau apapun, tidak dipandang sebagi sesuatu yang alamiah, wajar, dan

netral tetapi merupakan bentuk pertarungan kekuasaan. Konsep kekuasaan adalah

salah satu kunci hubungan antara wacana dengan masyarakat. Seperti, percakapan

antara buruh dengan majikan bukanlah peercakapan yang alamiah, karena disana

terdapat dominasi kekuasaan majikan terhadap buruh tersebut.

Kekuasaan, hubungannya dengan wacana ialah sebagai suatu kontrol. Satu

orang atau kelompok mengontrol orang atau kelompok lain melalui wacana. Kontrol

yang dimaksud dalam konteks ini tidak harus selalu dalam bentuk fisik dan

langsung, tetapi juga kontrol secara mental atau psikis. Kelompok yang dominan

mungkin membuat kelompok lain bertindak sesuai dengan yang diinginkannya.

Kelompok dominan lebih mempunyai akses seperti pengetahuan, uang, dan

pendidikan dibandingkan dengan kelompok yang tidak dominan. Bentuk kontrol

terhadap wacana tersebut dapat bermacam-macam, dapat berupa kontrol atas

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - UKSW...BAB III METODOLOGI PENELITIAN . Dalam menyelesaikan persoalan penelitian dibutuhkan metode sebagai proses yang ... data tersebut dapat diberi

29

konteks yang secara mudah dapat dilihat dari siapakah yang boleh dan harus

berbicara, sementara siapa pula yang hanya bisa mendengar dan mengiyakan.

5. Ideologi

Ideologi juga konsep yang sentral dalam analisis wacana yang bersifat kritis.

Hal ini karena teks, percakapan, dan lainnya adalah bentuk dari praktk ideologi atau

percerminan dari ideologi tertentu. Wacana dalam pendekatan semacam ini

dipandang sebagai medium melalui mana kelompok yang dominan mempersuasi

dan mengkomunikasikan kepada khalayak produksi kekuasaan dan dominasi yang

mereka miliki, sehingga tampak absah dan benar. Dalam teks berita misalnya, dapat

dianalisis apakah teks yang muncul tersebut percerminan dari ideologi seseorang,

apakah dia feminis, antifeminis, kapitalis, sosialis, dan sebagainya.

3.7 ANALISIS WACANA KRITIS MODEL NORMAN FAIRCLOUGH

Seperti Van Dijk, analisis Norman Fairclough didasarkan pada pertanyaan besar,

bagaimana menghubungkan teks yang mikro dengan konteks masyarakat yang makro.

Fairclough berusaha membangun suatu model analisis wacana yang mempunyai kontribusi

dalam analisis sosial dan budaya, sehingga ia mengombinasikan tradisi analisis tekstual

yang selalu melihat bahasa dalam ruang tertutup dengan konteks masyarakat yang lebih

luas. Titik perhatian besar dari Fairclough adalah melihat bahasa sebagai praktik kekuasaan

(Eriyanto, 2003:285). Dalam analisis wacananya, Fairclogh memusatkan perhatian pada

bahasa. Pemakaian bahasa dalam suatu wacana dipandangnya sebagai sebuah praktik

sosial. Model analisis wacana kritis Fairclough berfokus pada bagaimana bahasa dalam

suatu wacana terbentuk dan dibentuk dari relasi sosial dan konteks sosial tertentu

(Fairclough, 1995).

Dalam model Fairclough analisis wacana dibagi dalam tiga dimensi, yaitu teks

(text), praktik wacana, dan praktik sosiokultural. Teks dianalisis secara linguistic dengan

melihat kosakata, semantik, tata kalimat, koherensi, dan kohesivitas. Analisis linguistik

tersebut dilakukan untuk melihat tiga unsur dalam teks, yaitu representasi, relasi, dan

identitas. Yang ingin dilihat dalam elemen representasi adalah bagaimana orang, peristiwa,

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - UKSW...BAB III METODOLOGI PENELITIAN . Dalam menyelesaikan persoalan penelitian dibutuhkan metode sebagai proses yang ... data tersebut dapat diberi

30

kelompok, atau apapun ditampilkan dan digambarkan di dalam teks. Representasi dapat

dilihat dari 5 hal, yaitu:

1. Representasi dalam anak kalimat

Aspek ini berhubungan dengan bagaimana seseorang, kelompok, peristiwa, dan

kegiatan ditampilkan dalam teks, dalam hal ini bahasa yang dipakai. Menurut

Fairclough, ketika sesuatu ditampilkan, pada dasarya pemakai bahasa

dihadapkan pada dua pilihan. Pertama, pada tingkatan kosakata yang

digunakan: kosakata apa yang dipakai untuk menampilkan dan

menggambarkan sesuatu, yang menunjukan bagaimana sesuatu tersebut di

masukkan dalam satu set kategori (Eriyanto, 2001: 290). Kedua pilihan yang

didasarkan pada tingkatan tata bahasa. Terutama pada perbedaan diantara

tindakan dan sebuah peristiwa. Dalam hal ini bukan semata mengenai

ketatabahasaan, karena realitas yang dihadirkan dari pemakaian tata bahasa ini

berbeda. Pemakai bahasa dapat memilih, apakah seorang, kelompok, atau

kegiatan tertentu hendak ditampilkan dalam sebuah tindakan ataukah sebagai

sebuah peristiwa (Eriyanto, 2001: 209). Bentuk tindakan menggambarkan

bagaimana actor melakukan tindakan tertentu kepada seseorang yang kemudian

menyebabkan sesuatu. Bentuk tindakan umumnya, mempunyai anak kalimat

intransif (subjek + kata kerja). Bentuk tindakan menunjuk pada sesuatu yang

telah terjadi. Bentuk lainnya adalah proses mental, menampilkan sebuah

fenomena, gejala umum yang membentuk kesadaran khalayak, tanpa menunjuk

subjek/pelaku, dan korban secara spesifik (Eriyanto, 2001:292-293)

2. Representasi dalam kombinasi anak kalimat

Antara satu anak kalimat dengan anak kalimat yang lain dapat digabungkan

sehingga membentuk sebuah pengertian yang dapat dimaknai. Pada dasarnya,

realitas terbentuk lewat bahasa dengan gabungan antara satu anak kalimat

dengan anak kalimat lain. Gabungan antar kalimat ini akan membentuk

koherensi lokal, yakni pengertian yang didapat dari gabungan anak kalimat satu

dengan anak kalimat lain. Koherensi ini pada titik tertentu menunjukkan

ideologi dari pemakai bahasa. Koherensi antar anak kalimat ini mempunyai

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - UKSW...BAB III METODOLOGI PENELITIAN . Dalam menyelesaikan persoalan penelitian dibutuhkan metode sebagai proses yang ... data tersebut dapat diberi

31

beberapa bentuk. Pertama elaborasi, anak kalimat yang satu menjadi penjelas

dari anak kalimat yang lain. Kedua perpanjangan dimana anak kalimat satu

merupakan perpanjangan dari kalimat lain. Perpanjangan ini bisa berupa

tambahan atau berupa kontras antara satu anak kalimat dengan anak kalimat

lain. Ketiga, mempertinggi anak kalimat yang satu posisinya lebih besar

daripada anak kalimat yang lain.

3. Representasi dalam rangkaian antar kalimat

Aspek ini berhubungan dengan bagaimana dua kalimat atau lebih disusun dan

di rangkai. Representasi ini berhubungan dengan bagian mana dalam kalimat

yang lebih menonjol dibandingkan dengan bagian lain. Salah satu aspek penting

adalah apakah partisipan dianggap mandiri atau memberikan tanggapan/reaksi

terhadap pesan yang disampaikan.

4. Relasi

Relasi berhubungan dengan bagaimana partisipan dalam media berhubungan

dan ditampilkan dalam teks. Media dalam konteks ini dipandang sebagai suatu

arena sosial, dimana kelompok dan golongan yang hidup di dalam masyarakat

saling berhubungan. Relasi dikonstruksikan di antara khalayak dan kekuatan

sosial yang mendominasi kehidupan ekonomi, politik, dan budaya (Eriyanto,

2001:300).

5. Identitas

Fairclough memandang aspek identitas untuk melihat bagaimana identitas

komunikator ditampilkan dan di konstruksikan dalam teks pemberitaan atau

dalam pesan yang disampaikan.

Terdapat pula analisis relasi yang melihat bagaimana hubungan antara pencipta teks

dengan partisipan. Kemudian analisis identitas yang melihat bagaimana pencipta teks

menempatkan dan mengidentifikasi dirinya dengan masalah atau kelompok sosial yang

terlibat. Lalu interseksualitas, yaitu saling terkaitnya antar teks. Bagi Fairclough sebuah

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - UKSW...BAB III METODOLOGI PENELITIAN . Dalam menyelesaikan persoalan penelitian dibutuhkan metode sebagai proses yang ... data tersebut dapat diberi

32

teks dibentuk oleh teks yang datang sebelumnya. Artinya tidak ada teks yang benar-benar

baru. Setiap teks tercipta selalu mengandung teks yang lain yang pernah ada sebelumya

baik secara interisit ataupun eksplisit.

Dimensi kedua, praktik wacana, merupakan dimensi yang berhubungan dengan

proses produksi yang dilakukan penulis dengan berbagai nilai ideologis yang mendasarinya

hingga menghasilkan sebuah teks dan proses konsumsi yang dilakukan pembaca secara

personal ketika mengonsumsi sebuah teks.

Dimensi yang terakhir adalah praktik sosiokultural, merupakan dimensi yang

berhubungan dengan konteks di luar teks. Konteks di sini berupa praktik institusi pembuat

teks, yaitu media, yang dipengaruhi masyarakat, budaya, atau politik tertentu. Dengan kata

lain ideologi yang dipegang oleh media tertentu. Dalam kaitannya dengan penelitian ini

konteks dapat dilihat dari ideologi dari Homicide juga kondisi-kondisi yang

melatarbelakangi lahirnya teks. Fairclough kemudian membuat tiga level analisis dalam

aspek aspek praktik sosiokultural, sebagai berikut:

1. Situasional

Teks pada dasarnya dihasilkan dalam suatu kondisi atau susasana yang khas,

unik, sehingga sebuah teks dapat menjadi berbeda. Jika sebuah wacana

dipahami sebagai tindakan, maka tindakan tersebut adalah upaya untuk

merespon situasi atau konteks sosial tertentu.

2. Institusional

Aspek institusional melihat bagaimana pengaruh institusi organisasi dalam

praktek produksi wacana. Institusi yang dimaksud bisa juga berasal dari

masyarakat, yang memiliki arti ideologi yang berada dalam masyarakat menjadi

faktor berpengaruh dalam praktik wacana.

3. Sosial

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - UKSW...BAB III METODOLOGI PENELITIAN . Dalam menyelesaikan persoalan penelitian dibutuhkan metode sebagai proses yang ... data tersebut dapat diberi

33

Dalam aspek sosial, budaya masyarakat turut menentukan perkembangan dari

wacana yang dibentuk. Berbeda dengan aspek situasional, aspek sosial lebih

melihat pada aspek makro seperti sistem politik, sistem ekonomi, atau sistem

budaya masyarakat secara keseluruhan. Sistem menentukan siapa yang

berkuasa dan nilai-nilai apa yang dominan dalam masyarakat, serta bagaimana

nilai dan kelompok yang berkuasa itu mempengaruhi sebuah praktik wacana.