Upload
buidieu
View
213
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
15
Bab III Metodologi Penelitian
III.1 Diagram Alir Penelitian
Gambar III.1 Diagram Alir Penelitian
Studi Pustaka
Mulai
Persiapan Studi Data
Pembuatan Model Reservoir Menggunakan Simulator Eclipse
Pembuatan Model Fasilitas Produksi Menggunakan Simulator Pipesim
Menghubungkan Model Reservoir dan Model Fasilitas Produksi Menggunakan FPT
Memvalidasi Hubungan Model Reservoir dan Model Fasilitas
Produksi (Tekanan dan Laju Alir)
Skenario Menambah Tiga Sumur Baru dan Mengoptimisasi Fasilitas Produksi
Analisis Hasil Studi
Kesimpulan dan Saran
Selesai
16
III.2 Metodologi Penelitian
III.2.1 Persiapan Studi
a. Studi Pustaka
Melakukan tinjauan pustaka dari berbagai literatur yang berkaitan dengan topik
studi optimisasi transportasi jalur produksi minyak yang akan dilakukan.
b. Data lapangan:
PVT
Rock Properties
III.2.2 Pembuatan Model Reservoir
Melakukan pembuatan model reservoir black oil menggunakan Simulator Eclipse,
dengan menggunakan data PVT. Lalu dilakukan pengembangan model reservoir yaitu
membuat model reservoir konseptual dengan menentukan grid-grid blok reservoir.
Data masukan yang dipakai pada simulator Eclipse, yaitu:
III.2.2.1 Data Rock Properties Reservoir
III.2.2.2 Data Sifat Fluida
Minyak
Air
III.2.2.3 Data Permeabilitas Relatif
Data ini akan digunakan untuk mengetahui saturasi dan permeabilitas minyak
dalam reservoir dan keterkaitannya dengan saturasi dan permeabilitas
terhadap fluida lainnya yang berada di dalam reservoir.
III.2.2.6 Data Pendukung
IPR (Inflow Performance Relationship)
Untuk mengetahui laju alir optimum dari reservoir.
Untuk mengetahui laju alir optmimum dari reservoir, dengan adanya
batasan-batasan pada kondisi reservoir.
BHP (Bottom Hole Pressure)
17
III.2.3 Pembuatan Model Fasilitas Produksi
III.2.2.1 Data Flowline Produksi
Data flowline yang digunakan meliputi data diameter pipa, panjang pipa, separator.
III.2.4 Menghubungkan Model Reservoir Dengan Model Fasilitas Produksi
Agar model reservoir dan model fasilitas produksi dapat digunakan secara
terintegrasi, maka dibutuhkan suatu simulator penghubung yaitu FPT (Field Planning
Tool).
III.2.5 Hasil Studi dan Analisis
Dari semua hasil studi simulasi yang telah didapatkan, kemudian dilakukan analisis
terhadap hasil tersebut. Bagaimanakah hubungan antara hasil studi simulasi tersebut
dengan dasar ilmu yang telah ada, sehingga didapatkan hasil yang meyakinkan dan
memuaskan.
III.2.6 Kesimpulan dan Saran
Didapatkan kesimpulan dari berbagai hasil studi simulasi yang telah dilakukan, yang
akan menjawab tujuan dari penelitian tesis ini. Saran yang disampaikan merupakan
ide-ide untuk melakukan penelitian lanjutan dari penelitian ini.
III.3 Gambaran Tentang Simulator
Simulasi reservoir numerik dipakai secara luas, penting karena dapat memecahkan
masalah yang tidak dapat dipecahkan dengan cara lain. Simulasi merupakan salah
satu cara untuk menghitung secara kuantitatif aliran multifasa dalam reservoir
homogen yang memiliki data produksi dapat ditentukan tidak hanya sifat-sifat
reservoir tetapi juga kebutuhan pasar, strategi investasi dan regulasi pemerintah.
Kelayakan simulator modern dan ketersediaan komputer menyarankan bahwa
simulasi praktis untuk digunakan untuk semua ukuran reservoir.
18
Simulasi reservoir digunakan untuk melihat kinerja peramalan suatu reservoir dengan
kondisi operasi yang berbeda-beda atau dengan dua atau lebih kemungkinan deskripsi
reservoir. Simulasi reservoir dilakukan untuk memprediksi kasus-kasus yang
diramalkan, menentukan data yang dibutuhkan, membuat transisi mudah dari history
sampai prediksi, mengecek data dan hasil, mengevaluasi kinerja yang diprediksi.
III.3.1 Konsep Pembuatan Model Reservoir Menggunakan Simulator Eclipse
Pada pembuatan model simulasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan
diantaranya adalah konsep gridblock, time steps, distribusi saturasi dan distribusi
tekanan, history matching, manajemen sumur serta metode solusi reservoir. Namun
pada penelitian ini tidak dilakukan/ diperlukan history matching seperti yang
dilakukan jika menggunakan model lapangan asli, karena seluruh model yang
digunakan pada penelitian ini adalah model konseptual.
III.3.2 Konsep Pembuatan Model Fasilitas Produksi Menggunakan Simulator
Pipesim
III.3.2.1 Pendahuluan
Pipesim adalah simulator yang berguna untuk memodelkan aliran fluida dalam
sumur, flowline dan sistem pemipaan. Simulator ini menghitung profil temperatur dan
tekanan dari titik ke titik. Dalam simulator ini tersedia berbagai korelasi aliran yamg
dapat digunakan, baik untuk aliran fluida satu fasa maupun dua fasa. Fluida dapat
dimodelkan dalam sifat-sifat fisik black oil atau secara teliti menggunakan sifat-sifat
fisik komposisi. Pipesim telah didesain tidak hanya menyediakan solusi untuk satu
masalah aliran saja, dapat juga digunakan sebagai alat analisis sistem.
Model yang dipakai memiliki kemampuan untuk kajian sensisivitas yang
menghasilkan kurva kinerja sistem.
Penerapan-penerapan khusus:
• Pemodelan kinerja sumur dan flowline
• Desain dan optimisasi kinerja Gas Lift
19
• Pemodelan sumur horizontal termasuk panjang optimum komplesi
horizontal
• Profil tekanan dan temperatur sistem
III.3.2.2 Pemilihan Model Fluida
Dalam Pipesim-Net fluida yang mengalir dapat dimodelkan sebagai black oil atau
sebagai komposisional.
• Pemodelan Fluida Black Oil
Pemodelan fluida Black Oil terdiri dari data “penting” dan data “pilihan”, biasanya
digunakan untuk menyelaraskan sifat-sifat fisik Black Oil yang dihitung dengan data
laboraturium. Input data penting sesuai dengan sifat fisik Black Oil antara lain GOR,
Rs (Solution Gas Ratio), spesific gravity gas, spesific gravity air dan spesific gravity
minyak. Untuk input data pilihan antara lain data viskositas, data kalibrasi dan data
coning.
Korelasi penentuan visikositas yang terdapat dalam simulator ini adalah:
• Lasater
• Standing & Katz
• Vasquez & Beggs
• Glaso
Dalam Pipesim model korelasi Black Oil digunakan untuk mensimulasikan PVT
fluida dari gas/ minyak/ air. Korelasi empiris ini menganggap sistem minyak-gas
sebagai sistem dua komponen, tidak seperti pada model komposisi multi-komponen.
Hidrokarbon dianggap sebagai komponen minyak dan gas sesuai kondisi stock tank.
Data-data yang dibutuhkan hampir semua untuk aplikasi adalah data produksi
minimum, gravity minyak, gravity gas, solution gas/ oil ratio dan water cut jika pada
sistem ada air.
20
• Kapan Menggunakan Model Fluida Black Oil
Model fluida Black Oil sangat sesuai untuk banyak aplikasi sistem fluida
hidrokarbon. Secara umum, korelasi Black Oil memberikan hasil yang akurat pada
evaluasi PVT fluida dalam selang temperatur dan tekanan dalam sistem produksi atau
pemipaan. Pendekatan model fluida Black Oil harus berhati-hati dan akurat saat
menangani volatile crude atau kondensat. Pada kasus ini, mungkin penulis harus
mempertimbangkan model lain yaitu model fluida komposisi yang menganggap
fluida sebagai sistem multi-komponen.
Dalam usaha untuk meningkatkan keakuratan korelasi Black Oil untuk model aliran
multifasa, pipesim menyediakan fasilitas untuk menyesuaikan sifat-sifat fisik fluida
yang penting dengan data laboraturium. Secara khusus, parameter-parameter berikut
dapat dikalibrasi:
• Oil Saturated Gas Content pada titik gelembung.
• Oil Formation Volume Factor pada titik gelembung.
• Oil Formation Volume Factor pada tekanan dan temperatur diatas titik
gelembung untuk menghitung Oil Compresibility diatas titik
gelembung.
• Live Oil Viscosity pada titik gelembung.
Sifat-sifat fisik fluida diatas adalah parameter-parameter penting yang mempengaruhi
perhitungan aliran multifasa. Kalibrasi parameter-parameter diatas dapat
meningkatkan keakuratan korelasi untuk seluruh tekanan dan temperatur. Meskipun
fasilitas ini sifatnya optional, namun korelasi tersebut dapat menghasilkan harga gas/
liquid ratio, densitas minyak mengalir dan faktor volume formasi yang lebih akurat.
Jika kalibrasi tidak dilakukan, Pipesim akan mengkalibrasi berdasarkan basis gravity
minyak dan gas saja, sehingga keakuratan akan berkurang. Yang perlu juga
diperhatikan kalibrasi hanya untuk minyak saja dan tidak cocok untuk gas.
21
Data penting yang perlu untuk menggambarkan sifat fisik fluida dari model korelasi
Black Oil dibahas pada kotak dialog sifat fisik Black Oil dan data pilihan seperti
viskositas, data kalibrasi dan data coning dibahas pada kotak dialog pilihan.
• Sifat-sifat Fisik Black Oil
Data sifat-sifat fisik fluida Black Oil dapat diinputkan kedalam model melalui kotak
dialog sifat fisik Black Oil, seperti yang terlihat pada Gambar III.2 berikut ini:
Gambar III.2 Input Sifat Fisik Black Oil
III.3.2.3 Pembuatan Model Jaringan Pada Pipesim
• Well, Source, Sink dan Monifold
Dalam pemodelan jaringan pipa dengan Pipesim-net perlu didefinisikan beberapa
simbol yang digunakan dalam pemodelan jaringan. Simbol yang digunakan dalam
Pipesim-Net adalah: well, source, sink and manifold. Source dan well adalah fasilitas
dalam Pipesim yang didefinisakan sebagai suatu sumber yang memproduksi fluida.
22
Perbedaan diantara keduanya adalah pada source dimasukkan data-data yang
berkaitan dengan sumur seperti detail tubing, PI (Productivity Index) atau data fisik
lainnya. Data source yang dimasukkan ke dalam source adalah: Laju alir fluida yang
tetap, tekanan atau kurva tekanan terhadap laju alir. Sink adalah tempat dimana
fluuda meninggalkan jaringan dan secara efektif sama dengan source. Nodal lainnya
dalam jaringan adalah manifold, dimana pada manifold aliran harus seimbang.
Branch adalah sepanjang pipa yang menghubungkan source, well, sink dan manifold.
Dalam konfigurasi branch dapat dimasukkan peralatan proses seperti pompa,
separator dan kompresor. Hubungan antar branch digambarkan sebagai garis hitam
dengan icon ditengah-tengah jalur aliran. Simbol yang menggambarkan well, source,
sink dan manifold ditunjukkan pada Gambar III.3 berikut ini:
Gambar III.3 Simbol well, source, sink, manifold
• Input Data
a. Well Data
Well data membutuhkan informasi berikut:
• Nama sumur
• Block, dapat dipilih none, forward, reverse atau both untuk mencegah
terjadinya aliran pada jalur tertentu. Jika dipilih reverse, maka aliran yang
diblok adalah aliran balik yang terjadi.
• Temperatur, yang dimasukkan adalah temperatur dasar sumur, jika
temperatur tidak diketahui maka temperatur dapat dihitung berdasarkan
sifat fisik fluida dan kondisi ambient.
• Tekanan statis reservoir
23
Data masukan untuk well dapat dilihat pada Gambar III.4 berikut ini:
Gambar III.4 Data Masukan Sumur
b. Sink Data
Kotak dialog sink data sama dengan kotak dialog source data kecuali tidak
adanya tempat untuk memasukkan nilai temperatur. Hal ini karena Pipesim-
Net hanya menghitung temperatur keluaran sistem.
Sink data membutuhkan informasi sebagai berikut:
• Nama Sink
• Tekanan/ aliran, tekan tombol untuk menspesifikasi sink sebagai
tekanan tetap, laju alir tetap, atau tekanan dan laju alir tetap.
• Kurva, tekan tombol untuk menspesifikasi kurva yang dapat diakses
ke spreadsheet. Ketika memasuki kurva harus menjangkau selang
operating point yang dapat dilalui sink dan masukkan sedikitnya
empat set data point.
• Tekanan konstan pada sink.
24
Data masukan untuk sink dapat dilihat pada Gambar III.5 berikut ini:
Gambar III.5 Data Masukan Sink
c. Branch Data
• Nama branch
• Block, dapat dipilih none, forward, reverse atau both untuk mencegah
terjadinya aliran pada jalur tertentu.
Data masukan untuk branch dapat dilihat pada Gambar III.6, sedangkan data
masukkan untuk flowline (pipa salur) dapat dilihat pada Gambar III.7 berikut
ini:
25
Gambar III.6 Data Masukan Branch
Gambar III.7 Data Masukan Flowline
26
d. Source Data
Perbedaan utama antara source dan well adalah source dapat dispesifikasi
sebagai kurva tekanan terhadap laju alir. Hal ini diperlukan ketika
memodelakan output dari pompa atau ketik dada data kepala sumur tetapi
tidak ingin mendefinisikan sebuah well tubing dan reservoir. Jika tidak
mendefinisikan temperatur, Pipesim-Net akan mengasumsi temperatur source
sama dengan temperatur ambient.
• Nama source
• Tekanan/ aliran, tekan tombol untuk menspesifikasi sink sebagai
tekanan tetap, laju alir tetap, atau tekanan dan laju alir tetap.
• Kurva, tekan tombol untuk menspesifikasi kurva yang dapat diakses
ke spreadsheet. Ketika memasuki kurva harus menjangkau selang
operating point yang dapat dilalui sink dan masukkan sedikitnya
empat set data point.
• Temperatur, masukkan temperatur dasar sumur disini, jika tidak
diketahui temperatur dapat dihitung berdasarkan sifat fisik fluida dan
kondisi ambient.
• Tekanan tetap pada source.
• Laju alir gas/ liquid, laju alir gas/ liquid yang tetap pada kondisi stock
tank (dapat berbeda dari kondisi aliran terutama pada sistem gas
kondensat).
Data masukkan untuk source dapat dilihat pada Gambar III.8 berikut ini:
27
Gambar III.8 Data Masukan Source
III.3.2.4 Persamaan Korelasi Aliran Fluida Pada Simulator
Dasar pengembangan persamaan aliran fluida dalam pipa mengikuti hukum konversi
energi. Hukum tersebut menyatakan bahwa energi yang masuk ke titik input
ditambah dengan kerja-kerja yang dilakukan oleh dan terhadap fluida diantara titik
input dan output, dikurangi dengan energi yang hilang diantara kedua titik tersebut
sama dengan energi yang keluar pada titik output.
• Persamaan Umum Kehilangan Tekanan Aliran Dalam Pipa
Suatu sistem yang berada dalam kondisi seimbang dapat dinyatakan secara matematis
pada Persamaan III.1 berikut ini:
cccc gmgZ
gmV
VpUwQg
mgZg
mVVpU 2
22
2211
21
111 22+++=−++++ .............(III.1)
Dimana:
U = energi dalam
pV = energi ekpansi atau kompresi
28
cgmV2
2
= energi kinetic
cgmgZ = energi potensial
Q = energi panas
W = kerja
Untuk memperoleh persamaan kesetimbangan yang dinyatakan dalam energi per
satuan massa, maka Persamaan III.1 harus dibagi dengan m sehingga persamaan yang
dihasilkan dalam bentuk differensial dapat dilihat dalam Persamaan III.2 berikut ini:
011
=−++++
+ dwdQdZ
gg
gvdvpddU
ccρ...........................................(III.2)
Persamaan III.2 diatas dapat dikonversi menjadi persamaan kesetimbangan energi
mekanik dengan menggunakan persamaan-persamaan termodinamika, dapat dilihat
pada Persamaan III.3 dan III.4 berikut ini:
ρdpTdsdh += ............................................................................................(III.3)
Dan
ρρρpdpTdspddhdU −+=
−=
1
.............................................................(III.4)
Dimana:
h = enthalpy
s = entropy
T = temperatur
Dengan mensubstitusikan Persamaan III.4 ke Persamaan III.2, maka akan diperoleh:
01 =+++++= dwdQdZgcg
gcvdvdpTdsdh
ρ.............................................(III.5)
29
Untuk proses irreversibel berlaku Ketidaksamaan Clausius yaitu:
TdQdS ≥ ....................................................................................................(III.6)
Atau
( )lwddQTds +−= .....................................................................................(III.7)
Dengan lw adalah lost work yang menyatakan kehilangan yang terjadi pada suatu
proses irreversibel. Dengan mensubstitusikan Persamaan III.7 ke Persamaan III.5
maka akan diperoleh Persamaan III.8 berikut ini:
( ) 01 =−+++ dwlwddZgcg
gcvdvdp
ρ..........................................................(III.8)
Dengan mengasumsikan tidak ada kerja terhadap atau yang dilakukan fluida (dw=0),
maka Persamaan III.8 akan berubah menjadi:
( ) 01 =+++ lwddZgcg
gcvdvdp
ρ...................................................................(III.9)
Untuk kasus umum, pipa biasanya membentuk suatu sudut tertentu terhadap
permukaan yang horizontal, oleh karena itu, dZ mempunyai harga sebesar:
dZ = dL sin θ............................................................................................(III.10)
Apabila harga dZ itu disubstitusikan ke Persamaan III.9 maka:
( ) 0sin =+++ lwddLgcg
gcvdvdp
θρ
..........................................................(III.11)
Dengan mengasumsikan bahwa setiap kehilangan tekanan adalah positif pada setiap
arah aliran, maka Persamaan III.11 dapat dituliskan sebagai berikut:
dLg
vdvdLdp
gg
dLd
cfc
ρθρρ+
+= sin ...........................................................(III.12)
30
Persamaan III.12 diatas merupakan persamaan dasar aliran fluida dalam pipa. Bentuk
umum persamaan tersebut adalah:
accfriksielevasiTotal dL
dPdLdP
dLdP
dLdP
+
+
=
..........................................(III.13)
Dengan:
θρ sincelevasi g
gdLdP
=
= gradien elevasi.....................................(III.14)
( )Dg
vfdLlwd
dLdP
cfriksi 2
2ρρ ==
= gradien gesekan....................................(III.15)
dLg
vdvdLdP
cacc
ρ=
= gradien akselerasi..................................(III.16)
Dimana:
v = kecepatan aliran, ft/sec
D = diameter pipa
gc = faktor konversi gravitasi
= 32.17 lbm ft/ lbf sec2
F = f (NRe, K)
NRe
= Reynold’s Number
K = Kekasaran
III.3.3 Konsep Simulator FPT (Field Planning Tool) Untuk Menghubungkan
Model Reservoir Dengan Model Fasilitas Produksi
Simulator dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu black oil, komposisional, dan steam.
Pada penelitian ini, yang digunakan adalah jenis yang pertama yaitu simulator black
oil.