19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian akan dilaksanakan di Kabupaten Bima dengan mengambil 3 Kecamatan dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Bima yaitu: Kecamatan Sape, Kecamatan Wera, Kecamatan Belo, Kecamatan Soromandi, Kecamatan Woha, Kecamatan Palibelo, Kecamatan Donggo, Kecamatan parado, Kecamatan Langgudu, Kecamatan Lambu, Kecamatan bolo, Kecamatan monta, Kecamatan madapangga, Kecamatan lambitu, Kecamatan ambalawi, Kecamatan sanggar Kecamatan tambora. 2. Waktu Waktu penelitian dimulai dari bulan Agustus 2015 sampai Oktober 2015. Kegiatan tersebut dimulai dari pengajuan ijin, tahap pengumpulan data, dan tahap pengolahan data. Tabel. 3.1 : waktu penelitian No Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan Agustus September Oktober November 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan ijin 3 Pengambilan data 4 Pengolaan data B. Metode Penelitian metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode mixed methods. Penelitian ini merupakan suatu langkah penelitian dengan menggabungkan dua bentuk penelitian yang telah ada sebelumnya yaitu penelitian kualitatif dan penelitia kuantitatif. Menurut Creswell (2010: 5), penelitian campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengkombinasikan antara kualitatif dan penelitian kuantitatif. Menurut pendapat Sugiyono 80

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. … · 2019-08-01 · 80 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian akan dilaksanakan di Kabupaten

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. … · 2019-08-01 · 80 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian akan dilaksanakan di Kabupaten

80

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

1. Tempat

Penelitian akan dilaksanakan di Kabupaten Bima dengan mengambil 3

Kecamatan dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Bima yaitu: Kecamatan Sape,

Kecamatan Wera, Kecamatan Belo, Kecamatan Soromandi, Kecamatan Woha,

Kecamatan Palibelo, Kecamatan Donggo, Kecamatan parado, Kecamatan Langgudu,

Kecamatan Lambu, Kecamatan bolo, Kecamatan monta, Kecamatan madapangga,

Kecamatan lambitu, Kecamatan ambalawi, Kecamatan sanggar Kecamatan tambora.

2. Waktu

Waktu penelitian dimulai dari bulan Agustus 2015 sampai Oktober 2015. Kegiatan

tersebut dimulai dari pengajuan ijin, tahap pengumpulan data, dan tahap pengolahan data.

Tabel. 3.1 : waktu penelitian

No Jenis

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Agustus September Oktober November

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan

ijin

3 Pengambilan

data

4 Pengolaan

data

B. Metode Penelitian

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode mixed methods.

Penelitian ini merupakan suatu langkah penelitian dengan menggabungkan dua bentuk

penelitian yang telah ada sebelumnya yaitu penelitian kualitatif dan penelitia kuantitatif.

Menurut Creswell (2010: 5), penelitian campuran merupakan pendekatan penelitian yang

mengkombinasikan antara kualitatif dan penelitian kuantitatif. Menurut pendapat Sugiyono

80

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. … · 2019-08-01 · 80 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian akan dilaksanakan di Kabupaten

81

(2011: 404) menyatakan bahwa metode penelitian kombinasi (mixed methods) adalah

suatu metode penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode

kuantitatif dengan metode kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu

kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable dan

obyektif.

Munculnya metode mixed methods ini mulanya hanya mencari usaha

penggabungan antara data kualitatif dengan data kuantitaif (Creswell, 2010:22). Diperjelas

lagi oleh Tashakkori dan Teddi dalam bukunya yang berjudul Mixed Methodology, bahwa

mengombinasikan pendekatan kualitatif dan kuantitatif ini muncul setelah adanya debat

yang berkepanjangan antara dua paradigma yang menjadi pedoman dari peneliti, kedua

paradigma tersebut adalah positivis/empiris yang menjadi dasar konseptual dari metode

kuantitatif dan paradigma konstruktivis/fenomenologi yang menjadi dasar dari metode

kualitatif (2010: 3-4).

1. Strategi metode campuran sekuensial/bertahap (sequential mixed methods) merupakan

strategi bagi peneliti untuk menggabungkan data yang ditemukan dari satu metode

dengan metode lainnya. Strategi ini dapat dilakukan dengan interview terlabih dahulu

untuk mendapatkan data kualitatif, lalu diikuti dengan data kuantitaif dalam hal ini

menggunakan survey. Strategi ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu (Creswell, 2010 :

316-318):

a. Strategi eksplanatoris sekuensial. Dalam strategi ini tahap pertama adalah

mengumpulkan dan menganalsis data kuantitatif kemudian diikuti oleh

pengumpulan dan menganalisis data kualitatif yang dibangun berdasarkan hasil

awal kuantitatif. Bobot atau prioritas ini diberikan pada data kuantitatif.

b. Strategi eksploratoris sekuensial. Strategi ini kebalikan dari strategi ekspalanatoris

sekuensial, pada tahap pertama peneliti mengumpulkan dan menganalisis data

kualitatif kemudian mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif pada tahap

kedua yang didasarkan pada hasil dari tahap pertama. Bobot utama pada strategi ini

adalah pada data kualitatif.

c. Strategi transformatif sekuensial. Pada Strategi ini peneliti menggunakan perspektif

teori untuk membentuk prosedur-prosedur tertentu dalam penelitian. Dalam model

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. … · 2019-08-01 · 80 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian akan dilaksanakan di Kabupaten

82

ini, peneliti boleh memilih untuk menggunakan salah satu dari dua metode dalam

tahap pertama, dan bobotnya dapat diberikan pada salah satu dari keduanya atau

dibagikan secara merata pada masing-masing tahap penelitian.

2. Strategi metode campuran konkuren/sewaktu waktu (concurrent mixed methods)

merupakan penelitian yang menggabungkan antara data kuantitatif dan data kualitatif

dalam satu waktu. Terdapat tiga strategi pada strategi metode campuran konkuren ini,

yaitu (Creswell, 2010: 320-324):

a. Strategi triangulasi konkuren. Dalam strategi ini, peneliti mengumpulkan data

kuantitatif dan data kualitatif dalam waktu bersamaan pada tahap penelitian,

kemudian membandingkan antara data kualitatif dengan data kuantitatif untuk

mengetahui perbedaan atau kombinasi.

b. Strategi embedded konkuren. Strategi ini hampir sama dengan model triangulasi

konkuren, karena sama-sama mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif dalam

waktu yang bersamaan. Membedakannya adalah model ini memiliki metode primer

yang memandu proyek dan data sekunder yang memiliki peran pendukung dalam

setiap prosedur penelitian. Metode sekunder yang kurang begitu dominan/berperan

(baik itu kualitatif atau kuantitatif) ditancapkan (embedded) ke dalam metode yang

lebih dominan (kualitatif atau kuantitatif).

c. Strategi transformatif konkuren. Seperti model transformatif sequential yaitu dapat

diterapkan dengan mengumpulkan data kualitatif dan data kuantitatif secara

bersamaan serta didasarkan pada perspektif teoritis tertentu.

3. Prosedur metode campuran transformatif (transformative mixed methods) merupakan

prosedur penelitian dimana peneliti menggunakan kacamata teoritis sebagai perspektif

overaching yang didalamnya terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif. Perspektif

inilah yang nantinya akan memberikan kerangka kerja untuk topik penelitian, teknik

pengumpulan data, dan hasil yang diharapkan dari penelitian. Dalam penelitian ini

menggunakan strategi metode campuran sekuensial/bertahap (sequential mixed

methods) terutama strategi eksploratoris sekuensial.

Dalam penelitian ini pada tahap pertama mengumpulkan dan menganalisis data

kualitatif dalam menjawab rumusan masalah pertama dan ketiga, yakni bagaimana

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. … · 2019-08-01 · 80 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian akan dilaksanakan di Kabupaten

83

bentuk pengembangan pendidikan karakter yang ideal menurut guru sejarah dan

bagaimana kendala-kendala yang dihadapi oleh guru sejarah dalam membangun

karakter melalui pembelajaran sejarah. Kemudian tahap kedua, mengumpulkan dan

menganalisis data kuantitatif dalam hal ini untuk menjawab rumusan masalah yang

kedua, yakni apakah pembelajaran sejarah mempunyai kontribusi terhadap

pengembangan karakter siswa.

C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif Campuran.

Penelitian ini merupakan suatu langkah penelitian dengan menggabungkan dua bentuk

penelitian yang telah ada sebelumnya yaitu penelitian kualitatif dan penelitia kuantitatif.

Menurut Creswell (2010: 5), penelitian campuran merupakan pendekatan penelitian yang

mengkombinasikan antara kualitatif dan penelitian kuantitatif. serta kebijakan yang

merupakan bagian dari tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah, mengapa tindakan

itu dilakukan, dengan cara dan mekanisme seperti apa, untuk kepentingan siapa, dan

bagaimana hasil, akibat, dan dampaknya dalam membangun Keolahragaan kedepan.

Sesuai dengan substansi dan fokus penelitian ini, yaitu kajian tentang Implementasi

Pembangunan Olahraga, dimana hasil dari pembangunan olahraga diungkapkan melalui

indeks yang sajian datanya berupa angka, maka jenis penelitian ini termasuk dalam jenis

penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2003: 14) jenis penelitian kuantitatif

adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang

diangkakan. Substansi Sport Development Index sudah dituangkan dalam kebijakan

pemerintah bidang keolahragaan, terutama terkait dengan Standar Pelayanan Minimal

Keolahragaan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 16 tahun 2007

Pasal 92, yang memberikan penjelasan operasional tentang persyaratan Standar Pelayanan

Minimal Keolahragaan yang meliputi: ruang terbuka untuk berolahraga, tenaga

keolahragaan atau SDM keolahragaan,partisipasi olahraga, dan tingkarkebugaran jasmani

masyarakat.

Penelitian Implementasi kebijakan ini bermaksud untuk mengukur sejauh mana

terapan kebijakan pembangunan di Kabupaten Bima, dengan demikian manfaat hasil

penelitiannya juga untuk pihak yang membuat kebijakan (Arikunto S, 2010: 37). Tujuan

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. … · 2019-08-01 · 80 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian akan dilaksanakan di Kabupaten

84

penelitian implementasi untuk mengetahui keterlaksanaan kebijakan bukan hanya pada

kesimpulan sudah terlaksana dengan baik atau tidaknya, tetapi ingin mengetahui jika belum

baik implementasinya, apa yang telah menyebabkan, di mana letak kelemahannya, dan

kalau lemah apa sebabnya. Dengan kata lain, penelitian ini bermaksud mencari kekurangan

dari implementasi yang mungkin juga menjadi kekurangan atau kelemahan dari kebijakan

yang dibuat.

Penelitian ini kemudian tidak hanya menilai bahwa suatu program atau kebijakan

sudah berjalan baik, kurang baik, atau tidak baik. Tetapi penelitian ini memberikan

penjelasan lebih lanjut dari data-data kuantitatif yang didapatkan. Maka bisa dikatakan

bahwa proses dari penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari sampel dianalisis sesuai

dengan rumus penentuan indeks untuk menentukan kategori sesuai nilai indeks yang

didapat kemudian diinterpretasikan. Sehingga hasil datanya berupa data kuantitatif dan data

kualitatif.

D. Populasi dan Sampel

A. Populasi

Dalam penelitian dibedakan antara populasi secara umum dengan populasi target

atau “target population”. Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran

keberlakukan kesimpulan penelitian (Sukmadinata,2007: 250). Dengan populasi

penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian yaitu seluruh Masyarakat Kabupaten

bima untuk mengukur sejauhmana implementasi kebijakan pembangunan keolahragaan

kabupaten bima. Dalam hal ini akan terwakili oleh 3 kecamatan yang kategori Meju,

sedang, dan Tertinggal.

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil perhitungan maupun

hasil mengukur baik kualitatif maupun kuantitatif dari karakteristik mengenai

sekumpulan objek yang lengkap dan jelas (Sudjana, 1996: 161). Menurut Sugiyono

(1997: 59) populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari atau kemudian ditarik kesimpulan. Sedangkan menurut Bungin B (2000:

100). Yaitu keseluruhan individu anggota poputasi relative memiliki sifat-sifat

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. … · 2019-08-01 · 80 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian akan dilaksanakan di Kabupaten

85

individual, dimana sifat tersebut membedakan individu anggota populasi yang satu

dengan yang lainya.

B. Sampel

Pengambilan sampel merupakan suatu proses pemilihan dan penentuan jenis sampel

dan perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi subjek atau objek penelitian

(Sukamdinata, 2007: 252). Dalam penelitian ini pengambilan sampel mengunakan

teknik purposive. Teknik ini digunakan dalam memilih sampel secara khusus

berdasarkan tujuan penelitian (Sukamdinata, 2007: 251)

Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling dengan

cluster sampling. Stratifikasi diperlukan untuk menjawab kondisi daerah dan

masyarakat yang ada di Kabupaten Bima provinsi Nusa Tenggara barat yang sangat

heterogen. Menurut Hartono , N (2011: 77) disproportionate stratifield random

sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan apabila sifat atau

unsur dalam populasi tidak heterogen dan berstrata secara kurang/tidak proporsional.

Cluster sampling digunakan untuk mewakili luas wilayah yang akan dijadikan sampling

sehingga akan terwakili. Menurut Hartono, N (2001: 77) cluster sampling merupakan

teknik sampling daerah yang akan digunakan untuk menentukan sample bila objek yang

akan diteliti atau sumber data sangat luas. Cluster sampling disebut juga dengan area

sampling. Cluster sampling ini digunakan ketika elemen dari populasi secara geografis

tersebar luas sehingga sulit untuk disusun sampling frame. Keuntungan penggunaan

teknik ini adalah menjadikan proses sampling lebih murah dan cepat daripada jika

digunakan teknik simple random sampling.

Karakter dasar dari populasi yang akan digunakan adalah 1) perbedaan tingkat

kemajuan suatu wilayah yaitu : maju, sedang, tertinggal. 2) perbedaan gender laki-laki

dan perempuan, 3) perbedaan usia anak umur 7-12 tahun, remaja usia 13-17 tahun dan

dewasa usia 18-40 tahun. Adapun cluster sampling digunakan untuk mengurangi biaya

dan waktu akibat penyebaran sample meluas. Komponen cluster yang digunakan adalah

Kecamatan, desa/keluraan yaitu terdiri dari 18 Kecamatan 186 Desa di Kabupaten Bima

yang akan diambil 3 Kecamatan, dan masing-masing Kecamatan diambil 3 Desa

dimana setiap kelurahan/desa diambil 30 orang, dengan pembagian 15 laki-laki dan 15

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. … · 2019-08-01 · 80 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian akan dilaksanakan di Kabupaten

86

perempuan sehingga dalam satu Kecamatan jumlah sample terdapat 90 orang sehingga

dari 3 Kecamatan total seluruhnya yaitu 270 sampel. Agar lebih jelas berikut gambar

skema area sampling.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki ciri yang sama dengan

populasi. Menurut Soenarto (1987: 2), sampel adalah suatu bagian yang dipilih dengan

cara tertentu untuk mewakili keseluruhan kelompok populasi. Kesamaan ciri sampel

dengan populasi induknya merupakan sampel merupakan representasi dari populasi.

Dengan kata lain, sampel yagn diambil dari populasi bukan semata-mata dari populasi,

tetapi harus representative. Supaya sampel representative, maka sampel diambil dari

sebagian dari populasi dengan cara tertentu yang dapat dipertanggung jawabkan.

Sampel adalah sebagian yang ambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara

tertentu.

Hakekat dari sampling adalah mengukur karakter asli (true character) dari populasi

melalui anggota (elemen, kasus atau unit) populasi yang diambil dari populasi tersebut

berdasarkan suatu teknik pengambilan sampel tertentu. Adapun populasi adalah

keseluruhan kasus atau elemen yang memenuhi kriteria tertentu, dan dapat berupa

orang, tindakan sosial, kejadian, tempat, waktu atau sesuatu.

Gambar 3.1 Skema Area Sampling

Sumber : Kristiyanto, A (2012: 45)

E. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, lembar wawancara

(interview), lembar kuesioner (angket), Dokumentasi dan Tes MFT. Instrumen utama

dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang dibantu dan didukung oleh instrument

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. … · 2019-08-01 · 80 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian akan dilaksanakan di Kabupaten

87

lainnya. Untuk metode kualitatif, peneliti menggunakan instrumen lembar

wawancara dan lembar observasi.

1. Observasi, data yang akan dikumpulkan melalui observasi adalah data sekunder yaitu

tentang luas wilayah, jumlah penduduk, dan potensi keolahragaan sebagai data kontrol,

sedangkan data primer yaitu data tentang sumber daya manusia keolahragaan dan data

tentang ruang terbuka.

2. Interview/wawancara, digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu menggali informasi Kebijakan pembangunan keolahragaan

kabupaten bima ditinjau dari sport development. dari para Narasumber yang kredibel

sebagai data penguat dari data yang diobservasi. sumber data dalam penelitian ini

diperoleh dari sumber atau informan yaitu dari Pemerintah Kabupaten Bima yang

terkait seperti DPRD, PEMDA Kabupaten Bima, Ketua STKIP Taman Siswa Bima,

DIKPORA Kabupaten Bima, KONI Kabupaten Bima, BPS Kabupaten Bima, Kantor

Kecamatan, dan sumber data lain yang dianggap memungkinkan.

3. Kuesioner, data yang akan dikumpulkan melalui angket ini adalah data tentang

partisipasi masyarakat dalam berolahraga.

4. Studi Dokumentasi

Studi documenter (documentery study) merupakan suatu teknik pengumpulan data

dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis

maupun dokumen tak tertulis seperti gambar dan elektronik. Dokumen-dokumen

tersebut dipilih sesuai dengan kajian penelitian (Sukamadinata, S,N, 2007: 221-222).

Dalam penelitian ini dokumen-dokumen yang digunakan adalah dokumen undang-

undang Sistem Keolahragaan Nasional, dokumen dari Kementrian Pendidikan Nasional,

document dari instansi-instansi terkait salah satunya adalah DIKPORA Kabupaten

Bima, KONI Kabupaten Bima, dll.

5. Tes, data yang akan dikumpulkan melalui tes adalah data tentang tingkat kebugaran

jasmani masyarakat, tes yang digunakan adalah Multi Stage Fitness Test (MFT).

Kelima teknik pengumpulan data yang digunakan mempunyai instrumen

masing-masing. Penjelasan tentang instrumen yang gunakan akan dipaparkan secara

rinci pada bagian Teknik pengumpulan data.

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. … · 2019-08-01 · 80 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian akan dilaksanakan di Kabupaten

88

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam desain penelitian sequential exploratory ini untuk

pengumpulan data dilakukan secara berurutan dalam pengumpulan datanya. Data yang

diambil baik data kualitatif maupun data kuantitatif akan saling menunnjang satu sama

lain. Dalam penelitian ini pengumpulan datanya menggunakan:

1. Observasi

Observasi (pengamatan) adalah pengumpulan data yang dilakukan cara mengamati dan

mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki (Narbuko,dkk. 2005: 70).

Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan

perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi

mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba

dan pengecap. Didalam artian penelitian observasi dapat dilakuakn dengan tes,

kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara. Observasi dapat dilakukan dengan dua

cara, yakni observasi non-sistematis dan observasi sistematis. Observasi non- sistematis

yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrument pengamatan.

Sedangkan observasi sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan

pedoman sebagai instrument pengamatan (Arikunto. 2006: 157). Pada tahap ini

peneliti mengobservasi ke lapangan dengan menggunakan observasi terbuka yaitu

peneliti mengamati langsung Ruang terbuka publik. Dengan menggunakan pedoman

ini, peneliti dapat melakukan pencatatan ruang terbuka perkecamatan.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan

dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung

informasi-informasi atau keterangan-keterangan (Narbuko, dkk. 2005: 83). Interviu

yang sering juga disebut dengan wawancara atau keusioner lisan, adalah sebuah dialog

yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari

terwawancara (interviewer). Interviu digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan

seseorang. Secara fisik interviu dibedakan atas interviu terstruktur dan interviu

tidak terstruktur (Arikunto, 2006: 155). Menurut Denzin dan Lincoln (2009) ada lagi

yang namanya wawancara kelompok yang biasanya berupa pemberian beberapa

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. … · 2019-08-01 · 80 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian akan dilaksanakan di Kabupaten

89

pertanyaan sistematik kepada beberapa individu sebagai kelompok secara serempak.

Pada tahap ini, wawancara dilakukan pada Instansi pemerintah kabupaten bima.

3. Kuesioner / Angket

Kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai

sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti (Narbuko, dkk.2005: 76). Menurut

Suharsimi Arikunto (2006: 100) kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

Dari pernyataan di atas, jadi kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang

diberikan kepada sekelompok orang mengenai suatu masalah sehingga mendapatkan

informasi tentang masalah tersebut. Kuesioner atau angket dalam penelitian bertujuan

untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat partisisipasi Masyarakat dalam

berolahraga.

4. Studi Dokumentasi

Studi documenter (documentery study) merupakan suatu teknik pengumpulan data

dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis

maupun dokumen tak tertulis seperti gambar dan elektronik. Dokumen-dokumen

tersebut dipilih sesuai dengan kajian penelitian (Sukamadinata, S,N, 2007: 221-222).

Dalam penelitian ini dokumen-dokumen yang digunakan adalah dokumen undang-

undang Sistem Keolahragaan Nasional, dokumen dari Kementrian Pendidikan Nasional,

document dari instansi-instansi terkait salah satunya adalah DIKPORA Kabupaten

Bima, KONI Kabupaten Bima, dll.

5. Tes MFT

Tes lari multitahap terjemahan dari “Multistage fitness test”. Tes ini bertujuan untuk

memprediksi ambilan oksigen maksimum (maximum oxygen uptake) atau kapasitas

oksigen maximal (V02max).

Tes ini sangat sederhana yang berupa tes lapangan bukan tes yang dilakukan

dilaboraturium. Walaupun demikian, hasil tes lari multitahap ini dapat dipergunakan

untuk memprediksi VO2max.

Sudarno Sastropanular, Dkk. (1997) telah membandingkan tiga tes, yaitu (1) tes lari 15

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. … · 2019-08-01 · 80 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian akan dilaksanakan di Kabupaten

90

menit; (2) tes jalan-lari dengan protocol bruce; dan (3) tes lari multitahap. Hasil

penelitian menunjukan bahwa ketiga hasil tes tersebut tidak menunjukkan perbedaan

yang berarti dan memiliki korelasi yang tinggi. Dengan demikian, ketiga tes tersebut

sama-sama dapat digunakan sebagai alat ukur.

Seperangkat protokol Multi Stage Fitness Test (MFT) untuk mengetes data kebugaran

jasmani masyarakat. Adapun prosedur tes MFT sebagai berikut:

Pelaksanaan tes dapat dilakukan terhadap beberapa orang sekaligus, asal pengetes dapat

mencatat dengan tepat dan cermat setiap tahapan tes serta dapat menghentikannya

dengan tepat sesuai ketentuan tes MFT.

a. Beberapa tindakan pencegahan

1) Peserta tes harus dalam kondisi sehat.

2) Pengetes perlu memberikan motivasi dan perhatian kepada peserta tes agar mereka

melaksanakan tes dengan sungguh-sungguh.

b. Perlengkapan tes

1) Tempat tes dapat berupa halaman, lapangan olahraga, atau tanah datar yang tidak

licin. Panjang tempat tes tidak kurang dari 22 meter dengan lebar 1-1,5 meter.

Setiap batas jarak diberi tanda.

2) Tape recorder

3) Kaset panduan tes MFT

4) Alat pengukur seperti meteran dan stopwatch

c. Persiapan pelaksanaan tes

1) Ukur panjang lintasan lari yaitu 20 meter dan beri tanda dikedua ujungnya.

2) Pastikan pita kaset tergulung di awal (side A atau B), dan masukkan ke tape

recorder.

d. Persiapan peserta sebelum dan sesudah tes

1) Sebelum melakukan tes, sarankan jangan makan selama 2 jam sebelum mengikuti

tes, pakai pakaian olahraga dan sepatu yang tidak licin, jangan merokok sebelum

melakukan tes, jangan melakukan latihan berat dan hindari udara lembab dan panas.

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. … · 2019-08-01 · 80 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian akan dilaksanakan di Kabupaten

91

2) Perlu disarankan agar peserta tes melakukan peregangan terutama untuk otot-otot

tungkai sebelum melaksanakan tes. Sehingga secara fisik dan mental siap

melaksanakan tes.

3) Setelah melaksanakan tes lakukan pendinginan.

e. Pelaksanaan tes

1) Hidupkan tape recorder mulai dari awal pita kaset (pada kedua side sama) lalu ikuti

petunjuk selanjutnya.

2) Pada bagian permulaan, jarak antara dua sinyal tut menandai suatu interval satu

menit yang terukur secara akurat.

3) Selanjutnya terdengar penjelasan ringkas mengenai pelaksanaan tes yang

mengantarkan pada perhitungan mundur selama lima detik menjelang dimulainya

tes.

4) Setelah itu akan terdengar suara tut tunggal pada beberapa interval yang teratur.

5) Peserta tes diharapkan berusaha agar dapat sampai ke ujung yang berlawanan

bertepatan dengan bunyi tut yang pertama untuk kemudian berbalik dan berlari

kearah yang berlawanan.

6) Selanjutnya setiap terdengar bunyi tut peserta harus sudah sampai disalah satu ujung

lintasan lari yang ditempuhnya.

7) Setelah ,mencapai interval satu menit, disebut level satu yang terdiri dari tujuh

shuttle atau balikan.

8) Selanjutnya interval satu menit akan berkurang sehingga untuk menyelesaikan level

selanjutnya peserta harus berlari lebih cepat.

9) Setiap kali peserta tes menyelesaikan jarak 20 meter, posisi salah satu kaki harus

tepat menginjak atau melewati batas 20 meter, selanjutnya berbalik dan menunggu

sinyal berikutnya untuk kemudian berlari kembali ke arah yang berlawanan.

10) Setiap peserta tes harus berusaha bertahan selama mungkin, sesuai dengan

kecepatan yang telah diatur. Jika peserta tes tidak mampu berlari mengikuti

kecepatan tersebut maka peserta harus berhenti/dihentikan dengan ketentuan; jika

peserta tes gagal mencapai dua langkah atau lebih dari garis batas 20 m setelah

sinyal tut berbunyi, pengetes memberi toleransi 1x20 meter untuk memberikan

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. … · 2019-08-01 · 80 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian akan dilaksanakan di Kabupaten

92

kesempatan peserta tes menyesuaikan kecepatannya. Dan jika pada masa toleransi

itu peserta tes gagal menyesuaikan kecepatannya, maka dia dihentikan dari kegiatan

tes.

Itulah serangkaian prosedur pelaksanan tes MFT, yang hasilnya kemudian dapat

dihitung dengan menggunakan form penghitungan MFT . Hasil dari penghitungan

tersebut kemudian disesuaikan dengan tabel penilai VO2Max untuk dapat

menentukan norma atau kategori tingkat kebugaran peserta tes.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilaksanakan dalam penelitian ini digunakan dua pendekatan, yakn

pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Menurut Miles dan Hubermas, data kualitatif

diperoleh dari data reduction, data display dan conclusion drawing/verification (Sugiyono,

2011: 334). Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian, pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-

catatan tertulis di lapangan. Proses ini berlangsung terus menerus selama penelitian

berlangusng, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul sebagaimana terlihat dari

kerangka penelitian, permasalahn studi dan pendekatan pengumpulan data yang dipilih

peneliti. Mereduksi data, ringkasan atau uraian data singkat dan menggolongkan dalam

pola yang lebih luas.

Analsis data kualitatif ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah mengenai

kebijakan pembangunan keolahragaan kabupaten bima dengan membandingkan informasi

dari informan yang satu dengan infroman dan dokumen-dokumen yang Setelah

menganalisis data kemudian dilanjutkan dengan keabsahan data kualitatif yaitu dengan cara

triangulasi. Triangulasi dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan informasi dari

informan yang satu dengan infroman yang Analisis data kualitatif menurut Bodgan dan

Biklen (dalam Moleong, 2005: 248) merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, sehingga pada akhirnya akan menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Data yang

dianalisis secara kualitatif berasal dari data yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu

wawancara dan catatan lapangan.

Menurut Moleong (2005:247) proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. … · 2019-08-01 · 80 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian akan dilaksanakan di Kabupaten

93

data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah

dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan

sebagainya.

Tahap analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagaimana yang dilakukan

yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan. Data yang

diperoleh melalui perangkat pengumpulan data akan dianalisis dan selanjutnya direduksi

secara sistematis berdasarkan kelompok data, data tereduksi ini akan disajikan secara

terorganisir untuk dilakukan penarikan kesimpulan.

Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif dapat diperoleh dari berbagai sumber,

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam. Menurut

Sugiyono (2014: 89) analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan

kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

diri sendiri maupun orang lain.

Menurut Kholik dan maksum (2007: 62) Analisis SDI menggunakan data primer dan

data sekunder. Adapun unit analisis data dalam SDI bisa digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.2 Unit Analisis SDI

Sumber: Kristiyanto, A (2012: 45)

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. … · 2019-08-01 · 80 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian akan dilaksanakan di Kabupaten

94

Data primer terdiri dari, data partisipasi, ruang terbuka, SDM, dan kebugaran.

Sedangkan data sekunder antara lain jumlah penduduk, luas wilayah, dan potensi

keolahragaan. Adapun dua unit analisis berdasarkan gambar diatas yaitu, unit analisis area

digunakan sebagai dasar pengumpulan data ruang terbuka dan SDM, sedangkan unit

analisis individu digunakan sebagai dasar pengumpulan data partisipasi dan kebugaran.

Dalam menganalisis data peneliti melakukannya selama berada di lapangan, bahwa

dalam penelitian kualitatif dimungkinkan melakukan analisis data pada waktu peneliti

berada di lapangan atau setelah kembali dari lapangan. Sementara itu menurut Bungin

(2010:64) “alur analisis yang dilakukan mengikuti model analisi interaktif. Analisis dalam

penelitian ini dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu: (1) tahap pengumpulan data, (2) tahap

reduksi data, (3) tahap penyajian data. (4) tahap penarikan kesimpulan/verifikasi.

Gambar 3.3. komponen-Komponen Analisis Data Model Interaktif

Dalam gambar tersebut adanya kegiatan yang saling terkait dan merupakan rangkaian yang

tidak berdiri sendiri. Penyajian data selain berasal dari hasil reduksi, perlu juga dilihat

kembali dalam proses pengumpulan sata untuk memastikan bahwa tidak ada data penting

yang tertinggal. Demikian pula dalam verifikasi ternyata ada kesimpulan yang masih

meragukan dan belum disepakati kebenaran maknanya, maka kembali ke proses

pengumpulan data. Tindakan memvalidasi data sangat penting dalam penarikan

kesimpulan. Berikut penjelasan tiap-tiap analisis data tersebut:

Data

collection

Data

reduction

Data

display

Conclusions :

drawing/verifyin

g

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. … · 2019-08-01 · 80 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian akan dilaksanakan di Kabupaten

95

1. Tahap pengumpulan data

Data dikumpulkan diawali dengan melakukan pengamatan ditempat penelitian.

Selanjutnya dilakukan wawancara dengan informan. Sebagai tambahannya, peneliti

mengambil data dokumentasi yang sesuai dengan objek penelitian.

2. Reduksi data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka

perlu dicatat secara teliti dan rinci. Dari data yang begitu banyak dan kompleks serta

masih campur aduk, maka perlu dilakukan reduksi data. Data yang direduksi adalah

data yang diperoleh dari hasil observasi dan hasil wawancara di rangkum, dipilih, hal-

hal pokok, difokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian

data yang telah direduksi akan memberikan ganbaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

3. Penyajian data

Setelah data direduksi kemudian disajikan baik secara naratif atau bentuk

matrik, tabel dan lain-lain yang fungsinya menjelaskan, meringkas, menyederhanakan

data yang kompleks agar data menjadi mudah dipahami oleh pembaca, sehingga dapat

dicerna dengan jelas apa yang sedang terjadi, selanjutnya baru dilakuakan langkah

analisis.

4. Penarikan kesimpulan

Langkah ini dilakukan setelah penyajian data sesuai dengan tema masing-

masing dengan menarik kesimpulan dan verifikasi yang tidak terlepas dari data yang

dianalisis.

Maka sesuai dengan pernyataan diatas proses analisis yang pertama adalah

mereduksi data dari keempat indikator yaitu :

1. Ruang terbuka, peneliti akan memfokuskan pada prasarana olahraga seperti stadion

standar untuk sepakbola dan nomor-nomor atletik, gedung olahraga, kolam renang,

lapangan-lapangan olahraga futsal, voli, takraw, tennis, badminton, basket, baik indoor

maupun outdoor, sirkuit, dan jalur jogging.

Ketika ingin menghitung indeks ruang terbuka, maka yang pertama dilakukan adalah

menghitung rasio luas ruang terbuka olahraga dibagi dengan jumlah penduduk yang

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. … · 2019-08-01 · 80 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian akan dilaksanakan di Kabupaten

96

berusia 7 tahun keatas untuk mendapatkan nilai aktual. Angka standar ruang terbuka

adalah 3,5 per orang. Artinya nilai maksimum luas ruang terbuka adalah 3,5 dan

nilai minimum adalah 0 . Setelah semua angka didapatkan kemudian dihitung

dengan menggunakan rumus:

2. Sumber Daya Manusia, peneliti akan memfokuskan pada guru dan dosen pendidikan

jasmani, pelatih, instruktur olahraga, dan wasit. Setelah jumlah SDM keolahragaan

didapat selanjutnya menghitung indeksnya. Pertama mencari nilai aktual, yaitu nilai

yang didapat dari hasil pembagian antara jumlah SDM keolahragaan dengan jumlah

penduduk yang berusia diatas 7 tahun. Nilai maksimum SDM keolahragaan yang telah

ditentukan dalam SDI adalah 2,08 dan nilai minumnya adalah 0,00. Setelah semua

angka didapatkan kemudian dihitung dengan menggunakan rumus :

3. Partisipasi, peneliti akan memfokuskan pemberian angket kepada sampel yang akan

melaksanakan tes kebugaran jasmani. Nilai aktual partisipasi diukur berdasarkan rasio

antara peserta tes yang melakukan aktifitas olahraga minimal 3 kali dalam seminggu

dengan jumlah sampel yang diambil pada suatu daerah. Nilai maksimum partisipasi

adalah 100 sesuai dengan yang ditetapkan dalam SDI, dan nilai minimumnya adalah 0.

Setelah semua angka didapat kemudian dihitung dengan menggunakan rumus :

4. Kebugaran Jasmani, peneliti akan memfokuskan pada 3 klasifikasi sampel yaitu anak-

anak usia 7-12 tahun, remaja usia 13-17 tahun, dan dewasa 18-40 tahun. Untuk

menghitung indeks kebugaran secara keseluruhan terlebih dahulu peneliti menghitung

indeks kebugaran masing-masing klasifikasi usia. Nilai aktual kebugaran didapatkan

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑎 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 −𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑆𝐷𝑀 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖𝑝𝑎𝑠𝑖 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. … · 2019-08-01 · 80 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian akan dilaksanakan di Kabupaten

97

berdasarkan hasil tes MFT, dengan nilai maksimum sesuai SDI yaitu 40,5 dan nilai

minimum 20,1. Setelah semua angka didapat selanjutnya indeks kebugaran dihitung

menggunakan rumus :

Setelah semua nilai indeks kebugaran pada masing-masing usia di dapat, maka tahap

selanjutnya adalah menghitung indeks kebugaran secara keseluruhan menggunakan

rumus :

= − ( )

Setelah semua nilai indeks dari keempat indikator pembangunan olahraga didapatkan

maka tahap selanjutnya adalah penghitungan indeks secara keseluruhan dengan

menggunakan rumus :

SDI =

(Indeks Ruang terbuka) +

(Indeks Partisipasi ) +

(Indeks SDM) +

(Indeks Kebugaran)

Setelah semua indeks dijumlahkan dan mendapatkan nilai indeks secara

keseluruhan maka tahap terakhir adalah menentukan kategori atau norma dari nilai

indeks yang didapat untuk memberikan justifikasi. Norma SDI yang digunakan adalah:

Tabel 3.3: Norma SDI

Angka Indeks Norma/Katagori

0,800-1,000 Tinggi

0,500-0,799 Menengah

0,000-0,499 Rendah

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 −𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. … · 2019-08-01 · 80 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian akan dilaksanakan di Kabupaten

98

Hasil dari data-data yang telah dihitung selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, grafik

dan diagram yang ditambah dengan penjelasan secara naratif agar lebih mudah

dipahami sebagai data yang bersifat kuantitatif. Sedangkan data kualitatif yang berupa

hasil wawancara dari berbagai narasumber akan disajikan dalam bentuk teks berupa

rangkaian pertanyaan disertai dengan jawaban dari para narasumber. Tahap analisis

data yang terakhir adalah penarikan kesimpulan serta verifikasinya. Penarikan

kesimpulan berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum

jelas sehingga setelah diteliti kemudian menjadi jelas. Kesimpulan yang dibuat dapat

menjawab rumusan masalah yang diperkuat dengan berbagai data, sehingga dapat

dijadikan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan yang dipaparkan adalah hasil dari

sajian data berupa data kuantitatif dan data kualitatif yang saling menguatkan satu sama

lain.