31
Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan metode ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai berbagai situasi, kondisi, fenomena dan realitas sosial dari objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat dan model tentang realitas tersebut (Bungin, 2008:68-69). Realitas sosial yang dimaksud adalah keseluruhan penerapan program spiritual care yang dilaksanakan di RSUD Al-Ihsan Baleendah, karena dalam salah satu program tersebut terdapat layanan bimbingan rohani yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi model bimbingan dan konseling islami di rumah sakit. Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep, kategori, proposisi, latar belakang, pola kerja, dan penerapannya (Moleong, 2010:72-73), sehingga ditemukan dasar-dasar teoritik untuk studi kearah pengembangan model Bimbingan dan Konseling Islami untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien rawat inap di rumah sakit yang belum banyak berkembang di Indonesia hingga saat ini. Peneliti memiliki keyakinan penggunaan metode di atas akan relevan karena memenuhi ciri-ciri umum penelitian deskriptif yaitu: memusatkan pada pemecahan masalah-masalah aktual yang ada pada masa sekarang, data-data yang dikumpulkan pertama-tama disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis. Selain itu metode ini menyajikan langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan 86

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

  • Upload
    buikien

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

86

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Dengan metode ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran

mengenai berbagai situasi, kondisi, fenomena dan realitas sosial dari objek

penelitian dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri,

karakter, sifat dan model tentang realitas tersebut (Bungin, 2008:68-69). Realitas

sosial yang dimaksud adalah keseluruhan penerapan program spiritual care yang

dilaksanakan di RSUD Al-Ihsan Baleendah, karena dalam salah satu program

tersebut terdapat layanan bimbingan rohani yang sangat potensial untuk

dikembangkan menjadi model bimbingan dan konseling islami di rumah sakit.

Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep, kategori,

proposisi, latar belakang, pola kerja, dan penerapannya (Moleong, 2010:72-73),

sehingga ditemukan dasar-dasar teoritik untuk studi kearah pengembangan model

Bimbingan dan Konseling Islami untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien

rawat inap di rumah sakit yang belum banyak berkembang di Indonesia hingga

saat ini.

Peneliti memiliki keyakinan penggunaan metode di atas akan relevan

karena memenuhi ciri-ciri umum penelitian deskriptif yaitu: memusatkan pada

pemecahan masalah-masalah aktual yang ada pada masa sekarang, data-data yang

dikumpulkan pertama-tama disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis. Selain itu

metode ini menyajikan langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan

86

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

87

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

informan, lebih peka dan dapat menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan dan

pola-pola nilai yang dihadapi, sehingga kenyataan-kenyataan baru yang

ditemukan di lapangan dengan berbagai kendala yang ditemukan dilapangan akan

dapat di atasi. Secara keseluruhan dengan metode deskriptif ini ditujukan untuk:

(1) mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada,

(2) mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang

berlaku, (3) membuat perbandingan atau evaluasi, (4) menentukan apa yang

dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari

pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang

akan datang (Rakhmat, 2005:24-25).

Sedangkan melalui pendekatan kualitatif diharapkan dapat melakukan

eksplorasi terhadap objek yang diteliti sehingga mendapat gambaran yang

mendalam terutama dapat mencari makna di balik perbuatan sehingga dapat

memahami masalah atau situasi secara lebih mendalam. Substansi dari data

kualitatif adalah makna dari setiap data yang dapat diungkapkannya, karena itu

pencarian dan pengejaran makna adalah merupakan essensi dari penelitian. Makna

dalam setiap data tersebar dari mulai yang konkrit sampai dengan yang abstrak.

Makna yang konkrit berkaitan dengan sikap dan perilaku serta tindakan individu

dan kelompok, sedangkan makna yang abstrak berkaitan dengan nilai kelompok

masyarakat hingga nilai sistem dunia. Makna yang berkaitan dengan sikap selalu

menuju abstrak, sedangkan makna yang berkaitan dengan perilaku selalu menuju

konkrit, yaitu berkaitan dengan tindakan yang harus dilakukan seseorang dalam

lingkungan sosialnya (Bungin, 2008:105).

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

88

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penelitian ini juga menggunakan metode kasus mengingat dalam

penelitian ini dikumpulkan bahan-bahan kasus dari pelaksanaan bimbingan

terhadap pasien yang dilakukan oleh RSUD melalui bidang keperawatan dengan

program bimbingan rohani. Dengan demikian studi kasus ini adalah kasus

kelembagaan yang ditulis sedemikian rupa sehingga dapat memberikan gambaran

yang jelas tentang proses bimbingan dan keadaan pasien berapapun jumlahnya

pada waktu penelitian untuk dijadikan dasar kajian selanjutnya. Tujuan dari

metode kasus ini untuk melaporkan data hasil proses penelitian yang obyektif

tentang masalah yang diteliti dilengkapi dengan kesimpulan secara deskriptif-

kualitatif. Ciri khas data kualitatif adalah mengeksplorasi dan menjelaskan kasus-

kasus tertentu terutama kasus yang kaya informasi (Patton, 2006:94), lebih

memungkinkan kasus mendalam dan komprehensif terutama kasus dari pasien

berkebutuhan khusus, dan kasus-kasus dalam bimbingan ibadah pokok. Data

kasus hanya berlaku untuk kasus tertentu dengan tidak bertujuan untuk

digeneralisasikan atau menguji hipotesis tertentu. (Bungin, 2008:104).

Sedangkan untuk melakukan studi ke arah pengembangan model yang dicari

dan dibutuhkan, penelitian ini juga menggunakan metode research and

development (penelitian dan pengembangan) sebagai metode bantu. Menurut

W.R. Borg dan M.D. Gall (2003:271) metode research and development adalah

sebagai: “... a process used to develop and validate educational product”.

Menurut Sugiyono (2011:297) adalah metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Produk

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

89

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah Model Bimbingan dan Konseling

Islami untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien rawat inap di rumah sakit.

Langkah-langkah dalam penelitian dan pengembangan meliputi tahapan-

tahapan sebagai berikut : (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3)

desain produk, (4) validasi desain, (5) uji coba pemakaian, (6) revisi produk, (7)

uji coba produk, (8) revisi desain, (9) revisi produk, (10) produk masal

(Sugiyono,2011:298).

Dari sepuluh langkah tersebut dalam penelitian ini hanya mampu

dipergunakan sampai tahapan ke lima dan ke enam yaitu: (5) uji coba pemakaian,

(6) revisi produk, dengan uji coba tersebut bersifat uji coba model secara terbatas.

Karena itu pada tahap validasi penelitian ini dapat melakukan validasi internal

melalui expert judgement, kriteria konsep dan ekspektasi. Sedangkan pada tahap

validasi eksternal hanya mampu sampai pada tahap ujicoba model secara terbatas,

dan inilah salah satu kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini.

Ketidaksempurnaan dalam menerapkan langkah-langkah metode research and

development (R&D) di atas terutama karena beberapa alasan. Pertama, karena

keterbatasan waktu dan biaya penelitian yang tersedia meski peneliti juga telah

berusaha meminta perpanjangan waktu penelitian hingga awal bulan Mei tahun

2012. Kedua, Penelitian ini memang bukan murni penelitian dan pengembangan

sehingga tidak menggunakan metode R&D secara penuh, metode R&D hanya

sebagai metode bantu untuk melakukan studi ke arah pengembangan. Karena itu

penelitian ini lebih merupakan penelitian awal menemukan model dengan

melakukan studi eksplorasi terhadap sebuah program yang potensial untuk

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

90

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dikembangkan menjadi sebuah model,dan inilah yang dimaksud dalam anak judul

sebagai studi ke arah pengembangan model. Karena itu untuk sampai kepada

tahap pengembangan model ideal yang „power full‟ berikutnya masih diperlukan

penelitian tahap lanjutan terutama untuk melakukan uji efektifitas model secara

‘power full’. Ketiga, penegasan mengenai ketidaktunggalan metode penelitian

yang digunakan, sehingga ada mayor methode (metode deskriptif-kualitatif-studi

kasus) dan minor methode (penelitian dan pengembangan). Diharapkan dengan

dipergunakannya metode bantu ini, pendeskripsian tidak hanya berisi eksplorasi

dan pemaparan belaka melainkan mampu mendeskripsikan ke arah yang lebih

baik dalam rangka studi ke arah pengembangan model.

Adapun para ahli yang dilibatkan dalam uji validitas internal melalui expert

judgement meliputi : (1) Pakar Ilmu Dakwah dalam Bimbingan dan Konseling

Islam dan Perawatan Rohani Islam (warois), (2) Pakar Komunikasi dan

Komunikasi Konseling (3) Direktur atau Wakil Direktur RSUD Al-Ihsan, (4)

Kabag Keperawatan, (5) Kasubsi Kerohanian, (6) Penanggung Jawab Kerohanian

RSUD Al-Ihsan Baleendah.

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Al-Ihsan Jl. Kiastramanggala

Baleendah Kabupaten Bandung. Dipilihnya RSUD Al-Ihsan sebagai lokasi

penelitian karena beberapa pertimbangan. Pertama: terdapat program spiritual

care, program ini pada dasarnya adalah program pemberian layanan bimbingan

kerohanian Islam kepada pasien rawat inap oleh pihak rumah sakit. Program

serupa ini di lingkungan RSUD Provinsi Jawa Barat pernah dikembangkan oleh

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

91

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pemerintah provinsi Jawa Barat melalui program Perawatan Rohani Islam

(Warois) sejak tahun 2002 sampai tahun 2004 yang dibentuk melalui SK

Gubernur Jawa Barat tanggal 22 Juli No.451.05/Kep.755-Yansos/2002. Sejak

tahun 2004 sampai sekarang program tersebut berhenti dan tidak lagi

dikembangkan. Akan tetapi program spiritual care jika dibanding dengan

program warois memiliki beberapa perbedaan spesifik. Program warois

pelaksananya adalah murni pembimbing rohani non perawat yang di rekrut oleh

pemerintah daerah dan hanya di didik melalui pelatihan warois di provinsi selama

dua minggu. Otomatis pelaksananya tidak memiliki baik disiplin ilmu

keperawatan maupun ilmu bimbingan dan konseling, selain itu proses

pelaksanaannya dilakukan terpisah dengan asuhan keperawatan dan hanya

mengurus ibadah pasien. Program serupa juga terdapat di Rumah Sakit Al-Islam

(RSAI) Bandung dengan nama Keperawatan Spiritual yang lebih banyak kepada

pengkajian dari aspek keperawatannya. Sementara dalam program spiritual care

di RSUD Al-Ihsan selain dijalankan melalui asuhan keperawatan juga banyak

mengangkat aspek bimbingan dan konseling yang diintegrasikan kedalam

keperawatan, bahkan telah di buat Standar Pelayanan Publik Pelayanan

Bimbingan dan Konseling Kerohanian. (Lihat Lampiran 8 hal. 509-522).

Kedua: program bimbingan kerohanian dalam spiritual care di RSUD Al-

Ihsan Baleendah sangat potensial untuk dikembangkan menjadi model Bimbingan

dan Konseling Islami karena layanannya mengandung unsur dan bentuk

bimbingan dan konseling islami seperti: bimbingan tadzkirah, bimbingan ibadah,

bimbingan dzikir dan do’a, bimbingan pasien berkebutuhan khusus, konsultasi,

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

92

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

konseling, dan bina ruhiah. Meskipun pengampunya disampaikan oleh perawat

primer dan pembina rohani yang secara profesional tidak memiliki latar belakang

akademik bimbingan dan konseling.

Ketiga: dilihat dari perspektif model bimbingan dan konseling setting

lembaga kesehatan, dalam komponen program spiritual care di RSUD Al-Ihsan

ini, terdapat juga komponen-komponen model bimbingan dan konseling di

rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien rawat inap. Komponen-

komponen model dalam program spiritual care tersebut yaitu : sejarah dan dasar

filosofis, visi, misi, tujuan dan manfaat, perawat dan pembina rohani, dan

pedoman pelayanan. Komponen-komponen ini sangat potensial untuk di kaji dan

dikembangkan menjadi model Bimbingan dan Konseling Islami yang tengah di

cari sebagai hasil penelitian. Hal-hal inilah yang menjadi dasar pemilihan lokasi

penelitian dan ketertarikan peneliti untuk mengamati dan mengungkap lebih jauh

konsep, latar belakang, pola kerja, metode dan penerapan program spiritual care

yang dilaksanakan di RSUD Al-Ihsan tersebut dari perspektif ilmu bimbingan dan

konseling.

C. Subyek penelitian

Dalam penelitian ini subyek primernya adalah para pasien rawat inap di

RSUD Al-Ihsan Baleendah Kabupaten Bandung. Banyaknya pasien tidak dapat

diprediksi, tergantung dari berapa pasien rawat inap yang tersedia, diberi layanan

spiritual care dan juga bersedia dijadikan responden. Karena itu penelitian ini

menggunakan studi kasus kelembagaan, sehingga berapapun jumlah pasien tidak

dijadikan ukuran. Hal ini terjadi karena terdapat beberapa alasan mendasar.

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

93

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pertama: peneliti tidak dapat menentukan apalagi meminta berapa pasien yang

dapat dijadikan subyek penelitian. Kedua: tidak semua pasien rawat inap otomatis

masuk program spiritual care, karena porgram spiritual care belum diberikan

secara merata di semua bangsal dan ruang perawatan. Ketiga: meskipun pasien

berstatus rawat inap dan mendapat layanan program spiritual care, jika pasien

tidak bersedia dijadikan responden, keluarga tidak mengizinkan, dan dokter yang

menangani pasien juga tidak memberi izin kepada peneliti untuk dijadikan

responden, maka pasien tersebut tidak dapat dijadikan sebagai subyek penelitian.

Meskipun begitu untuk pasien rawat inap sebagai responden di rumah sakit

diharapkan mereka adalah yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Beragama Islam.

2. Berstatus sebagai pasien rawat inap di rumah sakit minimal dua hari

sampai maksimal dua minggu atau lebih rentang waktu perawatan, atau

sesuai ketentuan yang diberikan oleh rumah sakit.

3. Berusia dewasa, dewasa lanjut, hingga lansia dan tidak pikun.

4. Memiliki kesadaran secara fisik dan dianggap membutuhkan layanan

spiritual.

5. Bertempat di ruangan yang diberi layanan spiritual care.

6. Bersedia menerima layanan kerohanian.

7. Mendapat izin dari dokter, keluarga, dan pasien sendiri untuk menghindari

kontra indikasi ketika dilakukan layanan dan dapat dijadikan responden.

Dari keseluruhan pasien yang dapat dijaring dengan kriteria di atas subyek

penelitian dari unsur pasien hanya berjumlah 8 orang. Subyek yang lain adalah

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

94

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

keluarga pasien 7 orang, pembimbing rohani 3 orang, para perawat primer yang

telah mendapatkan pelatihan khusus Asuhan Keperawatan Spiritual Muslim 6

orang, direktur atau wakil direktur rumah sakit 1 orang, kepala bagian

keperawatan 1 orang , dan kasubsi kerohanian 1 orang .

D. Pengembangan Instrumen Penelitian

1. Definisi Operasional

a. Model Bimbingan dan Konseling Islami untuk Memenuhi Kebutuhan

Spiritual Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit

Model Bimbingan dan Konseling Islami disini adalah gambaran

kerangka kerja konseptual Bimbingan dan Konseling Islami yang

mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam

mengorganisasikan layanan bimbingan dan konseling, khusus untuk

pasien rawat inap di rumah sakit untuk mencapai tujuan tertentu, tujuan

tersebut yaitu terpenuhinya kebutuhan spiritual pasien rawat inap

muslim. Model ini berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan dan

pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan dan konseling bagi pasien rawat

inap di rumah sakit. Model Bimbingan dan Konseling Islami ini adalah

model konseling yang dicari sebagai hasil akhir dalam penelitian ini.

Model Bimbingan dan Konseling Islami untuk Memenuhi Kebutuhan

Spiritual Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit ini adalah model yang akan

dihasilkan melalui dua kajian, yaitu kajian studi eksplorasi terhadap

program bimbingan rohani di lapangan yang menghasilkan model

eksisting, dan kajian pengembangan melalui perumusan model ideal

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

95

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

teoretis untuk mengkaji model eksisting agar menghasilkan model yang

layak untuk diterapkan. Perumusan model ideal teoretis didasarkan

kepada konsep Bimbingan dan Konseling Islami yang sudah ada dalam

ranah Ilmu Dakwah karena ilmu bimbingan dan konseling islami

merupakan sub disiplin Ilmu Dakwah.

Adapun penggunaan istilah Islami dalam Bimbingan dan Konseling

Islami di atas karena peneliti memandang model yang akan dihasilkan

sebagai sebuah disiplin keilmuan yang bersifat terbuka, akar

epistemologinya memiliki berbagai metodologi yang memang

memungkinkan untuk bersifat hybrid science sehingga dapat menerima

dan menyerap berbagai teori-teori mutakhir yang ada. Sehingga

penggunaan kata islami mencerminkan sifat dan tingkat disiplin ilmu

yang dihasilkan dari thurûq al-istidlãl dengan menggunakan metode

iqtibãs dan istiqrõ, yaitu dengan tidak menurunkan langsung teori-

teorinya dari ayat al-Qur’an, melainkan mengembangkan dasar teori yang

ada kemudian diperkuat dengan meminjam dari teori-teori yang sudah

mapan sejauh tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan Hadits.

b. Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap

Adalah kebutuhan spiritual pasien rawat inap muslim meliputi: (a)

berbagai kebutuhan akan layanan bimbingan keagamaan, (b) kebutuhan

akan layanan konsultasi kerohanian dan konseling kerohanian (c)

kebutuhan akan layanan pembinaan kerohanian umumnya sesuai dengan

kebutuhan spiritual dilingkungan RSUD Al-Ihsan.

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

96

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen penelitian dirumuskan berdasarkan teori-teori yang

terkait dengan masalah kebutuhan spiritual pasien rawat inap di rumah sakit

untuk menemukan variabel-variabel atau sub variabel penelitian. Dari sini

dikembangkan untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan dalam pedoman

wawancara, panduan observasi, dan panduan menemukan dokumentasi yang

terkait dengan data penelitian yang di butuhkan. Bentuk kisi-kisi instrumen

penelitian dapat dilihat di bawah ini:

No Variabel Indikator Metode Sumber Data

1. Bimbingan

dan

Konseling

Islami

a. Bimbingan

1. Tadzkirah

2. Ibadah

3. Dzikir dan Doa

4. Pasien

berkebutuhan

khusus

a. Sakaratul

maut

b. Berkebutuhan

khusus lainnya

5. Pemulasaran

jenazah

b. Konsultasi dan

Konseling Keruhanian

c. Bina Ruhiah

a. Observasi

b. Wawancara

c. Dokumenta

si

a. Pendiri

b. Pembina

Ruhani

c. Perawat

primer

d. Pasien

e. Keluarga

pasien

2. Kebutuhan

Spiritual

Pasien Rawat

Inap Muslim

a. Bentuk kebutuhan

spiritual

1. Bimbingan

2. Konsultasi dan

Konseling

3. Bina Ruhaniah

b. Pemenuhan kebutuhan

spiritual

c. Hasil bimbingan dan

konseling untuk

memenuhi kebutuhan

spiritual

1. Pasien

2. Keluarga pasien

a. Observasi

b. Wawancara

a. Pasien

b. Keluarga

pasien

c. Perawat dan

Pembimbing

Rohani

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

97

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Perawat dan

Pembina Rohani

(Dasar perumusan kisi-kisi instrumen penelitian selanjutnya dapat dilihat dalam

lampiran 1 hal.265-270).

3. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri karena peneliti

merupakan pengamat penuh dan berperan serta dalam dalam penelitian.

Posisi peneliti dalam penelitian kualitatif memang rumit, karena selain

sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisi dan penafsir

data, hingga akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian. Karena itu posisi

sentral peneliti sebagai instrumen utama penelitian sangat sulit digantikan.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi observasi, wawancara, dan penggunaan bahan dokumen.

a. Observasi

Penelitian ini menggunakan observasi partisipasi (Bungin,

2008:116), dipilihnya model observasi ini karena peneliti dapat

mengamati dan terlibat langsung dalam aktifitas kehidupan obyek

pengamatan yaitu keseluruhan proses layanan bimbingan kerohanian

Islam dalam program spiritual care di RSUD Al-Ihsan. Selain itu alasan

observasi partisipasi di pilih karena observasi ini : (1) mengutamakan

pengamatan dan pengalaman langsung, dimana pengalaman langsung

merupakan alat yang ampuh untuk mengetes suatu kebenaran, (2)

memungkinkan peneliti melihat, mengamati dan merasakan sendiri

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

98

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kemudian mencacat perilaku dan kejadiannya sendiri sebagaimana yang

terjadi dengan keadaan yang sebenarnya sehingga memperkecil

terjadinya data-data yang keliru (bias), (3) memberi kesempatan kepada

peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan

pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh

dari data, (4) melalui teknik ini memungkinkan peneliti mampu

memahami situasi-situasi yang rumit yang dapat terjadi karena peneliti

ingin juga memperhatikan beberapa tingkah laku sekaligus, (5) dengan

teknik ini dapat menjadi alat yang ampuh untuk masuk dan memahami

situasi-situasi rumit dan untuk perilaku-perilaku khusus yang komplek

dari obyek penelitian, (6) dengan teknik ini diharap dapat

mengoptimalkan kemampuan peneliti dari sisi motif, kepercayaan,

perhatian, perilaku tak sadar dan kebiasaan serta melihat dunia

sebagaimana yang dilihat oleh subyek penelitian, (7) memungkinkan

peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subyek sehingga

memungkinkan pula peneliti menjadi sumber data dalam membangun

pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama baik dari pihak

peneliti maupun dari pihak subyek (Moleong, 2010: 175).

Meskipun begitu terdapat beberapa kelemahan dari teknik

observasi partisipasi yang dipergunakan ini yaitu : (1) terdapat

keterbatasan peneliti dalam melakukan pengamatan karena persoalan

kedudukan dalam kelompok yang diamati dan hubungan dengan dengan

anggota atau subyek penelitian, (2) sering terjadi kesulitan memisahkan

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

99

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diri walaupun hanya sesaat untuk membuat catatan hasil pengamatan, (3)

hasil observasi dapat berupa sejumlah besar data yang tidak mudah dan

memerlukan waktu untuk menganalisanya, (4) dalam situasi-situasi

tertentu cenderung melakukan pengamatan yang tidak sistematis.

Untuk mengatasi berbagai kesulitan-kesulitan tersebut peneliti

berusaha mengatasinya dengan beberapa langkah yaitu : (1) berusaha

melakukan pendekatan-pendekatan informal dan melakukan komunikasi

dengan kelompok dan para anggota termasuk dengan pasien yang akan

diobservasi sehingga terjalin keakraban, diharapkan dengan cara ini

memperkecil jarak dan ruang antara peneliti dengan subyek penelitian,

(2) kesulitan membuat catatan pada saat-saat penting kiranya dapat

dikurangi dengan bantuan alat alat-alat bantu perekam suara (recorder)

yang fleksibel, simple dan tidak mengganggu seperti digital voice

recorder yang dapat dipasang dengan mudah dimana-mana atau kamera

digital tanpa mengganggu proses pengamatan, (3) untuk mengurangi

beban analisis data yang tertumpuk peneliti bekerja keras untuk tidak

menyimpan dan membiarkan data dalam jumlah yang banyak dan dalam

waktu yang lama, artinya data yang didapat saat itu diusahakan dapat

dianalisis segera, (4) untuk mengamati kejadian pengamatan yang tidak

sistematis peneliti berusaha melakukan recovery chronology kejadian

segera setelah pengamatan selesai. Dengan teknik ini diharapkan

berbagai peristiwa atau kejadian tersebut masih segar tersimpan dalam

memori sehingga masih mudah untuk diingat.

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

100

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penggunaan teknik observasi pastisipasi ini terutama untuk

memperoleh data mengenai proses pelaksanaan bimbingan kerohanian

sebagai unit analisis yaitu kegiatan: bimbingan tadzkirah, bimbingan

ibadah, bimbingan dzikir dan do’a, bimbingan pasien berkebutuhan

khusus, konsultasi, konseling, dan bina ruhiah. Observasi dilakukan

secara berulang dengan cara mengikuti kegiatan layanan bimbingan

kerohanian yang diberikan tiga kali dalam seminggu terhadap pasien

rawat inap. Data-data yang diperoleh ini kemudian dianalisis dengan cara

induktif melalui kegiatan unitising dan categorising.

Adapun sumber data yang dapat dijaring dengan observasi

partisipasi dalam penelitian ini berasal dari tiga bagian penting yaitu : (1)

Place, yaitu tempat dimana layanan Bimbingan dan Konseling Islam

untuk pasien rawat inap berlangsung, (2) Actor, yaitu pelaku atau orang-

orang yang terlibat dalam aktifitas layanan sebagai sumber data, (3)

Activity, yaitu kegiatan layanan yang dilakukan oleh sumber data.

1) Place (tempat).

Adalah tempat yang peneliti amati langsung dimana terjadi layanan

bimbingan kerohanian untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien

rawat inap di RSUD Al-Ihsan. Tempat-tempat tersebut adalah:

a) Ruang rawat inap VIP.

b) Ruang Asal Zumar.

c) Ruang Zaitun.

d) Ruang IGD.

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

101

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

e) Ruang ICU.

2) Actor (pelaku)

a) Petugas bimbingan rohani.

b) Para perawat primer.

c) Pasien rawat Inap.

d) Keluarga Pasien.

e) Pengunjung.

3) Activity (Kegiatan)

a) Bimbingan, meliputi :

(1) Bimbingan Tadzkirah.

(2) Bimbingan Ibadah.

(3) Bimbingan Dzikir dan Do’a.

(4) Bimbingan Pasien Berkebutuhan Khusus.

(5) Layanan Pemulasaraan Jenazah.

b) Layanan Konsultasi dan Konseling Rohani.

c) Bina Ruhiah.

(Panduan Observasi dan hasil dilihat dalam Lampiran 2 hal. 271-293).

b. Wawancara

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara mendalam (in-depth interview), wawancara terstruktur, dan

wawancara tidak terstruktur. Digunakannya wawancara ini karena

peneliti ingin memperoleh keterangan-keterangan yang dibutuhkan

dalam penelitian secara langsung dengan cara tanya jawab sambil

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

102

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bertatap muka antara pewawancara dengan informan dengan atau tanpa

menggunakan pedoman wawancara, dimana pewawancara terlibat

dalam kehidupan sosial informan, bersama-sama dengan informan di

lokasi penelitian (Bungin, 2008:108). Selain itu alasan di gunakannya

teknik wawancara ini terutama untuk menjaring dan mendapat

informasi mendalam (in-depth information) yang tidak terjaring dengan

observasi.

Adapun pendekatan yang digunakan meliputi tiga jenis yaitu : (1)

pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara secara tertulis, (2)

wawancara baku terbuka dan (3) teknik pembicaraan informal dalam

berbagai kesempatan yang memungkinkan suasana biasa, wajar dengan

pertanyaan-pertanyaan dan jawaban berjalan seperti pembicaraan biasa.

(Moleong, 2010:187).

Keseluruhan wawancara dilakukan dilingkungan RSUD Al-Ihsan

Baleendah, data-data yang diperoleh dari hasil wawancara yaitu berupa:

gambaran umum RSUD Al-Ihsan, sejarah dan latar belakang program

pelayanan bimbingan rohani, konsep dan program kerja, jenis layanan

yang diberikan kepada pasien rawat inap, metode dan teknik yang

digunakan dalam layanan bimbingan rohani, pandangan perawat

mengenai bimbingan dan konseling terhadap pasien, gambaran umum

mengenai kondisi kebutuhan spiritual pasien rawat inap muslim,

hambatan yang dihadapi dalam memberikan layanan bimbingan rohani,

dan hasil yang dicapai dalam layanan bimbingan rohani. Subyek yang

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

103

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diwawancarai sebagai sumber data meliputi: direktur/wakil direktur

rumah sakit, kepala bagian keperawatan, kasubag kerohanian, perawat

primer, petugas bimbingan rohani, pasien, dan keluarga pasien.

Salah satu kelemahan data yang diperoleh melalui teknik

wawancara adalah adanya kemungkinan ketidak jujuran responden dalam

memberikan jawaban. Karena itu sebagai cara untuk mengatasi

kelemahan ini peneliti berusaha melakukan triangulasi dengan

melakukan cross check informasi bersama teknik lainnya yaitu observasi

dan mengecek ulang informasi yang disampaikan baik kembali kepada

responden maupun sumber pembanding lainnya.

(Pedoman Wawancara selanjutnya dapat dilihat dalam Lampiran 3 hal.

294-296).

c. Dokumentasi

Bahan dokumen dalam penelitian ini bukanlah literatur yang

dipublikasikan melainkan bahan yang didokumentasikan di RSUD Al-

Ihsan yang terkait dengan layanan bimbingan rohani. Bahan dokumen

ini terdiri dari kumpulan dokumentasi mengenai layanan bimbingan

rohani, Prosedur Tetap (Protap) dalam layanan bimbingan kerohanian,

berbagai dokumen Pelatihan Perawatan Rohani bagi para perawat,

daftar rekam kegiatan layanan bimbingan rohani oleh perawat, dan

catatan pribadi dari para petugas layanan bimbingan rohani. Bahan

dokumen ini bersifat terbuka tetapi terbatas dan tidak untuk umum,

karena itu penggunaannya haruslah mendapat izin dari institusi atau

pribadi yang memiliki bahan tersebut.

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

104

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Digunakannya bahan dokumen karena akan bermanfaat bagi

analisis data yang membutuhkan dukungan informasi dari bahan

dokumen di masa lalu sehingga dapat menjelaskan keterkaitan obyek-

obyek yang di analisis satu dengan lainnya. Adapun kriteria

penggunaan bahan dokumen dilakukan dengan mempertimbangkan

beberapa hal yaitu : (1) kualitas bahan dokumen, yaitu apakah dokumen

tersebut mengandung informasi yang jujur atau tidak, menjelaskan

kaitan-kaitan masa lalu atau adakah mengandung manfaat bagi analisis

data lain, (2) bahan dokumen membantu kategorisasi dokumen yang

dibutuhkan peneliti, sehingga memudahkan perlakuan analisis dan

pembahasan, (3) dokumen merupakan sumber yang jelas dan akurat

serta original. (Panduan Dokumentasi lihat lampiran 8 hal. 386)

E. Pengujian Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga aspek

yaitu: (1) uji credibility, untuk menguji validitas internal atau aspek nilai

kebenaran (2) uji dependability, untuk reliabilitas atau konsistensi, dan uji (3)

uji confirmability untuk obyektifitas.

1. Uji Kredibilitas

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian

dalam penelitian ini antara lain dilakukan dengan perpanjangan

pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, menggunakan bahan

referensi, melakukan membercheck.

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

105

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Perpanjangan Pengamatan.

Perpanjangan pengamatan dalam mengungkap apa yang telah peneliti

dapatkan di RSUD Al-Ihsan Bandung dilakukan karena dalam

pelaksanakannya peneliti mendapatkan perkembangan terbaru diluar

asumsi-asumsi dasar yang telah dibangun sebelumnya. Kondisi ini

membutuhkan waktu untuk mengetahui lebih jauh baik terhadap data

yang telah didapat maupun terhadap hal-hal baru yang muncul

dilapangan untuk menemukan keadaan yang sebenarnya. Perpanjangan

pengamatan dilakukan baik dari segi durasi pengamatan maupun dari

lamanya pengamatan. Dari lamanya pengamatan peneliti meminta

perpanjangan pengamatan dan penelitian hingga akhir bulan Mei 2012

yang kemudian segera diakhiri karena masa studi peneliti sudah habis.

Sedangkan dari segi durasi dalam setiap pengamatan terhadap subyek

dan proses layanan peneliti meminta perpanjangan waktu mengamati

setiap layanan dan sesudah layanan meskipun pada aspek ini terdapat

kendala. Kendala tersebut terutama menyangkut kedalaman dan tingkat

kelengkapan data yang sangat sulit di dapat dari pasien rawat inap yang

tinggal hanya dalam waktu relatif singkat apalagi tidak mudah untuk di

observasi, di ambil gambar baik foto maupun video, termasuk di

wawancarai secara mendalam karena terikat oleh berbagai kode etik

dan protokol medis.

Page 21: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

106

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Meningkatkan Ketekunan.

Meningkatkan ketekunan dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan

secara lebih cermat dan berkesinambungan. Peneliti melakukan

pengecekan kembali apakah data yang ditemukan dalam observasi dan

wawancara selama penelitian di RSUD Al-Ihsan itu salah atau benar,

apakah kronologinya sudah tepat dan memberikan deskripsi data

dengan akurat. Dengan cara ini peneliti menemukan kepastian dan

urutan peristiwa dapat diketahui secara sistematis.

c. Triangulasi.

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan

berbagai waktu. Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan dalam tiga

cara yaitu: (1) triangulasi sumber, (2) triangulasi teknik, dan (3)

triangulasi waktu. Triangulasi sumber untuk mendapatkan pemahaman

yang utuh tentang data-data pelaksanaan berbagai layanan bimbingan,

konsultasi dan konseling serta bina ruhiah terhadap seluruh komponen

kegiatan dalam program spiritual care di RSUD Al-Ihsan. Triangulasi

sumber terutama dilakukan kepada pembina ruhani, perawat primer,

pasien dan keluarga, dan bidang keperawatan sebagai sumber-sumber

data utama penelitian. Triangulasi teknik juga digunakan juga terutama

kepada sumber data yang sama tetapi dengan teknik yang berbeda.

Sedangkan triangulasi waktu juga menjadi hal penting bagi peneliti

untuk menjadikan data ini lebih valid dengan mengikuti aktifitas

Page 22: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

107

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

layanan bimbingan kerohanian untuk memenuhi kebutuhan spiritual

pasien rawat inap pada waktu-waktu yang berbeda.

d. Menggunakan Bahan Referensi.

Yang dimaksud dengan bahan referensi di sini adalah data-data

pendukung lain yang dapat menunjang data yang telah ditemukan oleh

peneliti. Misalnya, rekaman kegiatan salah satu layanan yang didapat

didukung oleh foto-foto. Kegiatan wawancara di didukung oleh

rekaman audio, dan lain-lain bahan sebagai daya dukung untuk

otentisitas data layanan kegiatan bimbingan kerohanian di RSUD Al-

Ihsan Bandung.

e. Mengadakan Member Check

Mengadakan member check adalah proses pengecekan data yang

diperoleh peneliti kepada pemberi data dan informasi. Tujuannya

adalah untuk mengetahui seberapa jauh data dan informasi yang telah

ditemukan susuai dengan apa yang diberikan kemudian disepakati oleh

para pemberi data. Jika dua hal ini terpenuhi berarti datanya valid

sehingga dapat dipercaya. Dengan demikian apapun data yang didapat

baik dengan observasi, wawancara, maupun dokumentasi selama

penelitian lalu peneliti mendeskripsikannya ke dalam tulisan, peneliti

diskusikan untuk mendapatkan masukan dari pemberi data sebenarnya

sesuai dengan kehendak pelaku yang menjadi informan di RSUD Al-

Ihsan Bandung.

Page 23: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

108

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Pengujian Dependability.

Pengujian dependability adalah untuk reliabilitas atau konsistensi

dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses

penelitian. Audit sebaiknya dilakukan oleh auditor yang independen

atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktifitas peneliti dalam

melakukan penelitian. Aspek-aspek penting audit ini dilakukan dari

mulai peneliti menentukan masalah, fokus penelitian, memasuki

lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data,

melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus

dapat ditunjukan oleh peneliti. Proses audit ini telah mendapat perhatian

khusus terutama dari promotor dan pembimbing yang dengan intens

terus melihat perkembangan penelitian ini. Berdasarkan masukan dan

diskusi yang panjang tersebut menjadikan peneliti yakin bahwa

bimbingan dan konseling Islam untuk memenuhi kebutuhan spiritual

pasien rawat inap di RSUD Al-Ihsan Bandung kelak di kemudian hari

bisa menjadi model dan acuan dalam memberikan bentuk dan layanan

terhadap para pasien rawat inap tersebut.

3. Pengujian Confirmability.

Pengujian confirmability terutama untuk menentukan obyektifitas

penelitian. Penelitian mengenai model bimbingan dan konseling Islam

untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien rawat inap di RSUD Al-

Ihsan dikatakan objektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak

orang. Dalam penelitian ini, uji konfirmability mirip dengan uji

Page 24: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

109

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersama.

Dalam proses ini peneliti meminta beberapa pakar untuk memberikan

komentar agar masukan dan sarannya dapat mempertajam hasil

penelitian ini. Peneliti dalam hal ini mengajukan kepada tiga komponen

terkait untuk memberikan kesepakatan tersebut. Pertama adalah

promotor, ko-promotor, dan anggota sebagai bagian terpenting dalam

proses penelitian ini, dan dalam proses ini peneliti mendapatkan

masukan yang sangat mengayakan hasil penelitian tersebut. Hal ini

dapat dibuktikan dengan keseriusan mereka dalam memberikan arahan

yang terus menerus sehingga menemukan polanya yang utuh. Kedua,

ahli dibidang kajian tersebut. Peneliti selama ini tekun berkonsultasi

kepada Dr.K.H. Syukriadi Sambas, M.Si pakar Ilmu Dakwah dalam

Bimbingan dan Konseling Islam dan Keperawatan Rohani Islam

Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati

(SGD) Bandung untuk memberikan masukan terhadap disertasi yang

ditulis peneliti. Banyak masukan berharga yang diberikan kepada

penulis tentang penelitian ini. Ketiga, teman sejawat. Penulis

melakukan cek ulang secara terus-menerus dengan melakukan diskusi

yang panjang setiap saat bersama para perawat, dan staf kerohanian di

RSUD Al-Ihsan. Hasil ini dalam penelitian kualitatif disebut dengan

debriefing atau meminta komentar secara intens untuk mendapatkan

masukan dari sana-sini. (Contoh masukan dan kritikan tersebut dapat

dilihat dalam Lampiran 8 hal. 520-522).

Page 25: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

110

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

F. Tahapan Penelitian

Secara keseluruhan penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan yaitu:

(1) tahap studi pendahuluan, (2) tahap penemuan model eksisting, (3) studi ke

arah pengembangan model, (4) perumusan hasil penelitian. Uraian ke empat

tahapan penelitian tersebut seperti di bawah ini:

1. Tahap studi pendahuluan.

Tahap ini meliputi studi literatur atau pra lapangan dan studi

pendahuluan di lapangan. Studi literatur ini terutama mengenai isu

problematika pemenuhan kebutuhan spiritual pasien rawat inap muslim di

rumah sakit dan mencari bagaimana proses pemenuhannya oleh pihak

rumah sakit dilanjutkan dengan penyusunan rancangan penelitian. Pada

tahap ini peneliti mulai menyusun proposal penelitian kemudian diajukan

kepada Program Studi (Prodi) Bimbingan dan Konseling untuk dapat

diseminarkan. Setelah dinyatakan layak dan disetujui oleh Prodi dengan

dilengkapi berbagai perbaikan dan masukan, kemudian diajukan kepada

bagian akademik untuk diteruskan kepada Direktur Program Studi Pasca

Sarjana. Selanjutnya ditetapkanlah Promotor, Ko-Promotor, dan Anggota

sebagai pembimbing yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur

Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Nomor:2854/H40.7/PL/2009 tanggal 22 Oktober 2009. Langkah selanjutnya

peneliti memohon kepada Direktur Pasca Sarjana untuk memberikan Surat

Izin Penelitian yang ditujukan kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Al-Ihsan Baleendah. Setelah mendapatkan jawaban dan izin dari

Page 26: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

111

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pihak rumah sakit barulah peneliti terjun ke lapangan di mulai sejak bulan

Maret 2010 melakukan tahapan-tahapan awal penelitian dengan melakukan

orientasi dan pengenalan lapangan, memastikan adanya program pemenuhan

kebutuhan spiritual bagi pasien, memilih dan menetapkan sumber informasi,

mempersiapkan berbagai instrumen yang dibutuhkan, dan memahami etika

yang berkembang dilapangan penelitian. Selanjutnya peneliti

mempersiapkan segala kebutuhan baik secara fisik maupun non fisik untuk

memasuki tahapan studi pendahuluan di lapangan.

2. Tahap penemuan dan perumusan model eksisting.

Tahapan ini adalah tahapan memulai pekerjaan lapangan. Pada tahap ini

peneliti berusaha untuk mendapatkan gambaran utuh mengenai berbagai

situasi, kondisi, fenomena dan realitas sosial dari objek penelitian yaitu

keseluruhan penerapan program spiritual care yang dilaksanakan di RSUD

Al-Ihsan Baleendah. Dalam program tersebut terdapat layanan bimbingan

rohani Islam yang sangat potensial untuk dieksplorasi dan dikembangkan

menjadi model bimbingan dan konseling islami di rumah sakit. Potensialitas

ini terutama dapat dilihat dari segi konsep, latar belakang, pola kerja,

metode dan teknik dalam layanan. Jika dilihat dari perspektif model, dalam

layanan bimbingan rohani Islam pada program spiritual care di RSUD Al-

Ihsan Baleendah ini juga terdapat beberapa unsur model. Unsur-unsur

model tersebut diantaranya yaitu dasar filosofis, visi misi dan tujuan,

pedoman pelayanan, bentuk layanan, dan lain-lain.

Page 27: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

112

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Karena itu dalam perspektif peneliti layanan bimbingan rohani Islam ini

ibarat sebuah model eksisting yaitu sebuah model layanan Bimbingan dan

Konseling Islami yang ada dan tengah berlangsung saat ini dimana

komponen-komponen sebuah model Bimbingan dan Konseling Islami

terdapat di dalamnya dengan segala kelebihan dan kekurangannya sehingga

menarik untuk di gali dan diteliti dan sangat potensial untuk dikembangkan.

Selanjutnya model eksisting ini akan di kaji secara kritis teoretis dan

mendalam dari berbagai perspektif. Secara keseluruhan target dari tahap ke

dua ini adalah dapat merumuskan dan menemukan model eksisting

mengenai layanan Bimbingan dan Konseling Islami untuk memenuhi

kebutuhan spiritual pasien rawat inap muslim di RSUD Al-Ihsan. Tahap ini

memerlukan waktu yang sangat lama karena program spiritual care sendiri

baru efektif diterapkan awal 2010 sehingga peneliti harus mengikuti

penerapannya hingga awal tahun 2012.

3. Tahap studi ke arah pengembangan model.

Pada tahap ini peneliti mulai menerapkan bagian tahapan dari metode

research and development yaitu tahapan: (1) menemukan potensi masalah,

(2) mengumpulkan data, (3) mendesain produk, (4) validasi desain, (5) uji

coba pemakaian, (6) revisi produk.

Tahap pertama menemukan potensi masalah, yaitu ditemukannya

potensi masalah pada model eksisting. Pada model eksisting ini terdapat

berbagai layanan bimbingan dan konseling islami untuk pasien rawat inap

akan tetapi disampaikan melalui layanan asuhan keperawatan spiritual

Page 28: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

113

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengan profesional pengampunya pun bukan konselor yang menurut peneliti

dianggap kurang tepat. Sebab kebutuhan spiritual adalah merupakan

kebutuhan yang khas dan mandiri yang tidak akan terpenuhi hanya melalui

asuhan keperawatan biasa, melainkan harus disampaikan melalui layanan

bimbingan dan konseling yang holistik-komprehensif, terfokus, berorientasi

kepada pemenuhan kebutuhan spiritual pasien yaitu melalui layanan

Bimbingan dan konseling Islami.

Tahap ke dua adalah bagaimana mengumpulkan data untuk merumuskan

komponen-komponen model ideal teoretis bimbingan dan konseling islami

sebagai dasar rujukan untuk mengkaji model eksisting. Upaya ini dilakukan

dengan dua langkah yaitu: pertama, merumuskan dasar konseptual model

bimbingan dan konseling islami untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien

di rumah sakit melalui kajian kritis teoretis multiperspektif yaitu perpsektif

bimbingan dan konseling islami berbasis Ilmu Dakwah, perspektif

bimbingan dan konseling di rumah sakit, serta kajian kritis dari disiplin ilmu

terkait yaitu Ilmu Ushul fiqh dan Ilmu Fiqh terutama Fiqh li Al-Maridh

(fiqh bagi orang sakit). Target dari tahap ini adalah terumuskannya acuan

model ideal teoretis bimbingan dan konseling Islami. Disebut model ideal

teoritis karena model ini berfungsi sebagai kerangka acuan ideal teoretis

untuk mengkritisi model eksisting yang telah ditemukan pada tahapan

sebelumnya. Kedua mengkaji secara kritis model eksisting oleh model ideal

teoretis untuk melihat kelebihan dan kekurangannya sehingga menghasilkan

desain awal produk penelitian.

Page 29: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

114

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tahapan ketiga, adalah menghasilkan desain produk model bimbingan

dan konseling islami untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien rawat inap

untuk dikaji dan divalidasi. Desain produk ini adalah desain model

Bimbingan dan Konseling Islami yang dihasilkan dari kajian kritis terhadap

model eksisting oleh model ideal teoretis sebagai kerangka acuan

pengkajian.

Tahap ke empat, validasi desain model bimbingan dan konseling islami

dan merupakan validasi internal dilakukan dengan dua cara, yaitu (a) expert

judgement, (b) kriteria konsep dan ekspektasi. Pada tahap expert judgement

ahli yang dilibatkan meliputi : (1) Pakar Ilmu Dakwah dalam Bimbingan

dan Konseling Islam dan Perawatan Rohani Islam (warois), (2) Pakar

Komunikasi dan Komunikasi Konseling (3) Wakil Direktur RSUD Al-

Ihsan, (4) Kabag Keperawatan, (5) Kasubsi Kerohanian, (5) Penanggung

Jawab Kerohanian RSUD Al-Ihsan Baleendah. Sedangkan kriteria konsep

dan ekspektasi adalah validasi model dengan merujuk kepada konsep pokok

yaitu konsep bimbingan dan konseling dan mengukur ekspektasi model.

Tahap ke lima, adalah tahap uji coba pemakaian secara terbatas

sebagai uji validasi eksternal. Dalam uji coba pemakaian terbatas ini hanya

dapat diterapkan dua model yaitu model Bimbingan ibadah meliputi : (a)

bimbingan tayamum, (b) bimbingan shalat, (c) bimbingan tadzkirah, (d)

bimbingan doa, (e) bimbingan dan konseling talqin. (2) Bimbingan bina

ruhiah untuk keluarga pasien.

Page 30: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

115

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tahap ke enam, adalah tahap revisi produk dilakukan setelah melihat

berbagai masukan dari hasil uji coba pemakaian secara terbatas.

4. Tahapan terakhir dari keseluruhan penelitian ini adalah perumusan hasil

yaitu tahapan merumuskan feasible model, sebagai model yang layak dan

dapat diterapkan produk dari penelitian yang kemudian dituangkan dalam

laporan penelitian. Sebagai gambaran dari tahapan penelitian di atas dapat

dilihat di bawah ini:

Page 31: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/d_bp_0800821_chapter3.pdf · Realitas sosial ini akan diteliti secara mendalam mengenai konsep,

116

Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.1: Skema Alur dan Tahapan Penelitian

Tahap I Tahap II Tahap III

Studi

Pendahuluan:

a. Studi

Literatur

b. Studi

Pendahuluan

di Lapangan

Penemuan dan

Perumusan

Model Eksisting

Studi Ke Arah

Pengembangan

Model:

Tahap R&D:

1. Penemuan Potensi

Masalah

2. Pengumpulan

Data

a. Pengumpulan

Data Untuk

Merumusan

Model Ideal-

Teoretis

b. Pengkajian

Kritis Model

Eksisting oleh

Model Ideal

Teoretis

3. Menghasilkan

Desain Produk

4. Validasi Produk

a. Expert

Judgement

b. Kriteria

konsep dan

Ekspektasi.

5. Uji Coba Produk

secara terbatas.

6. Revisi Produk.

Perumusan Hasil Penelitian:

1. Perumusan Feasible Model sebagai hasil

penelitian.

2. Penulisan Laporan Penelitian

Tahap IV