22
26 Monica Lidwina Sipatuhar, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE) BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian PTK Penerapan DDR Penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian PTK (action research) yang menerapkan Didactical Desaign Research (DDR) pada pelaksanaan penelitiannya. a. Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan Carr (dalam Mulyasa, 2012:4) mendefinisikan penelitian tindakan adalah sebuah bentuk penelitian refleksi diri yang melibatkan sejumlah partisipan (guru, peserta didik, kepala sekolah dan partisipan lain) di dalam suatu situasi sosial (pembelajaran) yang bertujuan untuk kerasionalan dan keadilan terhadap: a) praktek sosial dan pembelajaran yang mereka lakukan; b) pemahaman mereka terhadap praktek-praktek pembelajaran; c) situasi dan institusi yang terlibat di dalamnya”. Lebih lanjut Kemmis dan Mc. Taggart bahwa “Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadaan praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik tersebut(Arikunto, 2008:58 ). Dari pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki situasi pembelajaran di dalam kelas. Dimana yang dititik beratkan adalah konsep bahan ajar dan praktek-praktek pembelajaran dan bukan pada penelitian terhadap suatu uji coba metode dan mentukan kelayakan suatu metode pembelajaran. Penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian dengan aksi dimana lebih menekankan kepada penelitian tentang semua hal yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian PTK ...repository.upi.edu/18366/6/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter3.pdf · analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian PTK ...repository.upi.edu/18366/6/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter3.pdf · analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif

26 Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE)

BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian PTK Penerapan DDR

Penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian PTK (action

research) yang menerapkan Didactical Desaign Research (DDR) pada

pelaksanaan penelitiannya.

a. Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Kemmis dan Carr (dalam Mulyasa, 2012:4)

mendefinisikan penelitian tindakan adalah sebuah bentuk penelitian

refleksi diri yang melibatkan sejumlah partisipan (guru, peserta didik,

kepala sekolah dan partisipan lain) di dalam suatu situasi sosial

(pembelajaran) yang bertujuan untuk kerasionalan dan keadilan

terhadap: a) praktek sosial dan pembelajaran yang mereka lakukan; b)

pemahaman mereka terhadap praktek-praktek pembelajaran; c) situasi

dan institusi yang terlibat di dalamnya”.

Lebih lanjut Kemmis dan Mc. Taggart bahwa “Penelitian tindakan

kelas (PTK) adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan

oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan

penalaran dan keadaan praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat

dilakukan praktik-praktik tersebut” (Arikunto, 2008:58 ).

Dari pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan untuk

memperbaiki situasi pembelajaran di dalam kelas. Dimana yang dititik

beratkan adalah konsep bahan ajar dan praktek-praktek pembelajaran

dan bukan pada penelitian terhadap suatu uji coba metode dan

mentukan kelayakan suatu metode pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian dengan aksi

dimana lebih menekankan kepada penelitian tentang semua hal yang

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian PTK ...repository.upi.edu/18366/6/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter3.pdf · analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif

27

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE)

BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terjadi di dalam kelas yang tidak melulu mematok kepada penilaian

guru terhadap hasil pekerjaan siswa.

Penelitian tindakan kelas lebih kepada memperdalam proses

belajar dan bagaimana membuat suatu aksi atau tindakan yang dapat

membantu siswa dalam mengalami kesulitan belajarnya.

Namun patokan siswa menjadi bisa dan faham terhadap suatu

konsep materi ajar pembelajaran bukan hanya sekedar penilaian

berdasarkan nilai tetapi juga kepada keaktifan siswa karena pada

hakikatnya yang seharusnya diutamakan dalam praktik pembelajaran

di dalam kelas adalah siswa itu sendiri.

Dalam praktek peneletian tindakan kelas terdapat beberapa

langkah yang biasa disebut siklus seperti yang dikemukakan oleh para

peneliti.

Kemmis dan Mc Taggart (dalam Arikunto, 2010:138) menyatakan

bahwa penelitian tindakan memiliki bebrapa tahapan yaitu tahap pra

siklus, perencanaan, pelaksanaan dan refleksi.

Berikut adalah tahap dalam penelitian tindakan:

1. Pra-siklus

Tahap ini adalah tahap dimana peneliti menentukan tentang

apa, mengapa, kapan, dimana dan bagaimana sebuah tindakan

akan dilakukan. Peneliti menentukan masalah apa yang akan

diteliti dan mengapa masalah tersebut layak untuk diteliti.

2. Siklus I

Siklus terdiri dari :

a. Perencanaan

Tahap perencanaan adalah tahap dimana peneliti menentukan titik

fokus pada penelitian atau dalam kata lain peristiwa apa yang

menjadi fokus dan yeng perlu mendapatkan perhatian khusus lalu

membuat sebuah instrument berupa rancangan pembelajaran yang

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian PTK ...repository.upi.edu/18366/6/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter3.pdf · analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif

28

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE)

BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membantu peneliti dalam mengumpulkan data dan merekam data

berupa fakta saat penelitian dan tindakan berlangsung.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah tahap dimana tindakan dilaksanakan

atau diimplementasikan. Pada tahap ini peneliti harus

melaksanakan tindakan sesuai rangcangan yang telah di buat

pada tahap perencanaan namun tetapi harus berlaku wajar dan

dapat melakukan sebuah perubahan atau modifikasi jika

diperlukan selama tidak merubah prinsip rancangan yang telah

dibuat.

c. Pengamatan

Pada tahap ini peneliti mengamati hasil dari

pelaksanaan rancangan awal dengan kegiatan yang terjadi di

dalam kelas.

d. Refleksi

Pada tahap ini kegiatan yang harus dilakukan adalah

merefleksikan bagian mana dari tindakan yang dinyatakan

sudah berjalan baik dan bagian mana yang belum dinyatakan

baik kemudian melanjutkan kembali pada tahap siklus

selanjutnya.

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian PTK ...repository.upi.edu/18366/6/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter3.pdf · analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif

29

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE)

BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

siklus penelitian tindakan Kemmis dan Mc. Taggart

Dalam melaksanakan sebuah penelitian tindakan kelas

diperlukan sebuah metode pembelajaran yang bertujuan untuk

memperbesar peluang kemudahan bagi penelitian dan sesuai dengan

hasil yang diharapkan oleh seorang peneliti.

Metode yang akan digunakan oleh peneliti dalam pelaksanaan

penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dalam praktik

penelitian tindakan yang menghasilkan sebuah desain didaktik atau

dalam kata lain melaksanakan penelitian PTK yang berbasis kepada

DDR.

Sugiyono (2012:8) menyatakan bahwa metode penelitian

kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena

penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting)

b. Didactical Design Research (DDR)

Pembelajaran gaya magnet yang akan penelitti teliti ini

menggunakan desain penelitian DDR (didactical design research)

seperti yang telah diungkapkan Suryadi dan Turmudi (dalam

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian PTK ...repository.upi.edu/18366/6/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter3.pdf · analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif

30

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE)

BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Asulihati,2014:15) yaitu „„penelitian desain didaktik pada dasarnya

terdiri atas tiga tahap yaitu: analisi situasi didaktis sebelum

pembelajaran dan wujudnya berupa desain didaktis hipotesis termasuk

ADP, analisis metapedadidaktik, dan analisis retrosfektif yakni

analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotesisi

dengan hasil analisis metapedadidaktik.“

Dari ketiga tahapan ini akan diperoleh desain didaktik empirik

yang tidak menutup kemungkinan untuk terus dikembangkan dan

disempurnakan lebih lanjut melalui tiga tahapan DDR.

Pola dan hubungan yang terjadi terdapat pada konsep materi

ajar dan tahap perencanaan. Tahap perencanaan adalah tahap dimana

peneliti melakukan repersonalisasi diri menjadi seorang siswa SD

kembali dan mencoba menganalisa letak kesulitan belajar atau

learning obstacle lalu menghubungkannya dengan learning trajectory

yang peneliti rasakan.

Pada tahap perencanaan peneliti juga menngklasifikasikan

jenis learning obstacle yang ditemukan kedalam jenis learning obstacle

menurut penelitian DDR yaitu epistemological obstacle, didactical

obstacle dan ontogenical obstacle.

Menurut Suryadi dan Turmudi (dalam Asulihati, 2013, hlm. 4),

penelitian Desain Didaktis atau Didactical Desain Reasearch (DDR),

pada dasarnya terdiri atas tiga tahap, yaitu: (1) Analisis situasi didaktis

sebelum pembelajaran (prospective analysis) yang wujudnya berupa

Desain Didaktis Hipotesis termasuk ADP, (2) analisis

Metapedadidaktik, dan (3) analisis retrosfektif (retrospective analysis)

yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotesis

dengan hasil analisis Metapedidaktik.

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian PTK ...repository.upi.edu/18366/6/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter3.pdf · analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif

31

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE)

BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2

Segitiga Didaktis yang Dimodifikasi

Melalui tahapan diatas terbuka peluang untuk membuat

modifikasi kembali desain pembelajaran magnet yang ada untuk

disempurnakan dengan tujuan membantu siswa menciptakan dunia

belajar yang menyenangkan.

Didalam setiap proses pembelajaran yang terjadi didalam kelas

terdapat hubungan langsung antara guru dengan siswa, guru dengan

materi, siswa dengan materi dan siswa dengan siswa lainnya.

Hubungan antara Materi-Guru-Siswa digambarkan oleh

Kansanen (dalam Suryadi, 110:62) sebagai sebuah Segitiga Didaktik

yang menggambarkan hubungan didaktis (HD) antara Siswa dan

materi, serta hubungan pedagogis (HP) antara guru dan siswa.

Hubungan didaktis terjadi antara materi dan siswa, sementara

hubungan pedagogis terjadi antara siswa dan guru. Hubungan yang

terjadi tersebut dijelaskan melalui gambar segitiga didaktik Kansanen

yang telah dimodifikasi berikut.

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian PTK ...repository.upi.edu/18366/6/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter3.pdf · analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif

32

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE)

BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.3

Segitiga Didaktis yang Dimodifikasi

c. Modifikasi PTK dalam Penerapan DDR

Untuk penelitian tindakan yang menerapkan DDR terdapat

beberapa hubungan yang sebenarnya masih berkaitan dengan dasar

pemikiran penelitian tindakan Kemmis dan Mc. Taggart.

Pada alur penelitian Didactical Design Research terdapat

beberapa bagian yang saling berhubungan dari awal hingga akhir.

Bagian yang dimaksud adalah tahap yang dinamakan prospektiv

analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif.

Pengumpulan data yang akan dilaksanakan oleh peneliti adalah

teknik gabungan antara analisis buku sumber bacaan yang digunakan

siswa di dalam kelas, wawancara langsung, tes uji kesulitan belajar

siswa dan bila dimungkinkan akan melakukan wawancara mendalam

terhadap guru.

Peneliti akan memperhatikan setiap kegiatan yang terjadi di

dalam kelas pada saat peneliti melakukan observasi learning obstacle.

Mulai dari reaksi siswa di dalam kelas secara mendalam. Seperti

ekspresi siswa, respon siswa dalam bentuk lisan dan tulisan di dalam

kelas dan perasaan siswa dalam mempelajari materi magnet, mengapa

pola belajar siswa demikian dan kemungkinan-kemungkinan cara

siswa memahami materi gaya magnet dari awal kegiatan proses belajar

yang terjadia sampai kepada analisis akhir kegiatan siswa sudah

memahami materi magnet.

Peneliti melakukan hal demikian merujuk kepada definisi

teknik pengumpulan data yang di ungkapkan oleh Levina (dalam

Asulihati, 2014:19) pengumpulan data pada penelitian kualitatif

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian PTK ...repository.upi.edu/18366/6/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter3.pdf · analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif

33

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE)

BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan melalui studi literatur yang dilaksanakan dengan cara

mengkaji sumber tertulis seperti dokumen, laporan dan artikel, dan

studi lapangan dimana peneliti akan bersentuhan langsun dengan

situasi lapangan yang bersifat alamiah, yaitu dengan mengamati

(observasi), wawancara mendalam (bila diperlukan), diskusi kelompok

dan terlibat dalam penelitian.

Hal tersebut diatas terkait dengan masalah pembelajaran.

Disebut dengan hubungan didaktis atau dalam kata lain bagaimana

anak memahami materi.

Hubungan didaktis dalam pembelajaran adalah tentang

masalah anak yaitu :

Analisis kesulitan belajar siswa (learning obstacle)

Analisis lintasan belajar siswa (learning trajectory)

Pada tahap perencanaan yang harus dilaksanakan adalah

analisis jenis learning obstacle dan learning trajectory. Berikut

adalah beberapa cara yang akan peneliti lakukan dalam

mengidentifikasi learning obstacle. Observasi langsung terhadap

kegiatan belajar dan mengajar di dalam kelas mengenai konsep

gaya magnet dan repersonalisasi rancangan awal yaitu:

- Kesulitan siswa

- Lintasan belajar

- Konsep

Hasil data yang dibuat adalah data yang berupa narasi

atau deskriptif berdasarkan analisis kepada siswa yang bisa dan

tidak bisa yaitu:

- apa kesulitannya?

- Mengapa itu terjadi?

- Bagaimana membantunya?

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian PTK ...repository.upi.edu/18366/6/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter3.pdf · analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif

34

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE)

BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.4

Flowchart PTK penerapan DDR

Hubungan guru dengan siswa atau yang disebut juga

dengan hubungan pedagogis.

Bagaimana guru dan siswa berinteraksi dan bagaimana

siswa dengan siswa berinteraksi

Luaran yang diharapkan adalah berupa analisis peta

siswa yaitu:

o Motivasi

o Pola fikir

o Keterampilan

o Pemahan

B. Prosedur dan Rencana Penelitian

Bahan ajar

Konsep

Tujuan

pembelajaran Evaluasi

Penjelasan

Pertanyaan

Tugas/kegiatan

LKS/Media

Arahan/bantuan

MASALAH GURU

Bagaimana mengolah materi

- Repersonalisasi materi

- Analisis SK dan KD

- Mind map materi (Chapter

Design)

- Lesson design

Prediksi dan

antisipasi

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian PTK ...repository.upi.edu/18366/6/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter3.pdf · analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif

35

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE)

BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Prosedur Penelitian

Ada empat komponen yang menjadi konsep pokok PTK dan ada

empat yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Seperti

pada penelitian DDR terdapat tahap Prosfektif, Metapedadidaktik,

Retrospektif.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Penyetaraan Komponen PTK terhadap Komponen DDR

Prasiklus Perencanaan Pelaksanaan Refleksi

Prosfektif Metapedadidaktik Retrosfektif

Repersonali

sasi LO

Rekontekst

ualisasi

Prediksi

Respon

siswa

Pretest desain

Chapter desain

Lesson desain

Flexibility

Unity

Choherence

(observasi

kelas)

Bagaimana

hubungan desain

dengan

implementasi

Resdesain

a. Prasiklus (Prosfektif)

Peneliti melakukan analisis buku teks rujukan belajar

siswa. Pada tahapan ini peneliti melakukan tindakan yang

disebut dengan repersonalisasi. Apa itu repersonalisasi?

Repersonalisasi sendiri adalah peneliti melakukan tindakan

analisis terhadap diri sendiri tentang kesulitan maupun

kemudahan yang peneliti alami saat peneliti membayangkan

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian PTK ...repository.upi.edu/18366/6/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter3.pdf · analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif

36

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE)

BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diri sebagai seorang anak SD yang membaca buku sumber

belajar.

Tahapan selanjutnya pada bagian pra implementasi

adalah menganalisa dan mengumpulkan konsepsi siswa

mengenai materi ajar yang telah ditentukan pada saat membuat

mindmap yang bersumber dari kurikulum.

Cara yang dilakukan untuk mengetahui konsepsi siswa

terhadap konsep pembelajaran magnet dapat dilakukan dengan

cara observasi kegiatan belajar mengajar tentang konsep

magnet. Peneliti dapat menganalisa jawaban langsung yang

siswa lontarkan mengenai konsep magnet saat observasi

berlangsung.

Mengamati cara guru mengajarkan suatu konsep

pembelajaran IPA di dalam kelas. Yang dimaksud disini adalah

peneliti melakukan pengamatan metapedadidaktik.

Penjabaran mengenai langkah awal prospektif analisis pada

tahap pra implementasi tersebut diatas bertujuan untuk

mengetahui letak learning obstacle siswa terhadap suatu

konsep pembelajaran IPA , jenis learning obstacle dan untuk

menemukan perkiraan berapa pertemuan yang akan

dilaksanakan untuk membuat anak paham mengenati konsep

magnet dan mengapa harus melaksanakan pertemuan dalam

jumlah yang ditentukan.

b. Perencanaan (Prosfektif)

Pada tahap prospektif analisis terdapat dua pembagian

tahap yaitu tahap pra-implementasi dan tahap pembuatan

lesson design .

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian PTK ...repository.upi.edu/18366/6/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter3.pdf · analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif

37

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE)

BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yang pertama adalah tahap pra-implementasi langkah awal

yang dapat dilakukan oleh peneliti adalah pemetaan kurikulum.

Pemetaan kurikulum yang dimaksud adalah pembuatan peta

konsep yang sering kita dengar dengan nama mindmap dimana

pada mindmap tersebut terdapat gambaran jelas mengenai

materi pokok yang akan diteliti dan chapter design.

Pada tahap pembuatan mindmap peneliti harus

memikirkan keseuaian materi yang akan diajarkan dan diteliti

dengan kurikulum yang ada. Sebaiknya tidak terlalu rendah

dan tidak terlalu tinggi. Kemudian tahap selanjutnya adalah

Yang kedua adalah tahap pembuatan lesson design

c. Tindakan (Metapedadidaktik)

Pada tahap ini chapter design yang telah di buat pada

pada tahap perencanakan dilaksanakan atau diimplementasikan

di dalam kelas. Pelaksaan harus sesuai dengan desain yang

telah direncanakan sebelumnya, bertindak wajar dengan jujur

dan tidak dibuat-buat. Ketika kegiatan pelaksanaan tindakan

peneliti sekaligus melakukan pengamatan terhadap respon

siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

d. Refleksi (Retrosfektif)

Tahap terakhir adalah tahap refleksi. Pada tahap ini

peneliti melakukan analisis retrosfektif yaitu menganalisa

kesesuaian lesson design, chapter design dengan tindakan yang

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian PTK ...repository.upi.edu/18366/6/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter3.pdf · analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif

38

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE)

BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

telah dilaksanakan serta kesesuaian dengan metode

pembelajaran berbasis masalah.

Gambar 3.5

Modifikasi Alur PTK Kemis dan Mc.Taggart dalam Penerapan DDR Pada

Konsep Magnet dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah

PRASIKLUS

REPERSONALISASI

- Mengamati aktifitas siswa

dalam proses pembelajaran

- Mengamati cara guru

mengajar dalam kelas

REFLEKSI

- Merumuskan

permasalah yang

ditemukan

Siklus I

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian PTK ...repository.upi.edu/18366/6/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter3.pdf · analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif

39

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE)

BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Subyek dan Lokasi Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa yaitu

keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dan aktivitas

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian PTK ...repository.upi.edu/18366/6/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter3.pdf · analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif

40

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE)

BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam kegiatan pembelajaran IPA pada konsep magnet dengan

menggunakan metode Pembelajaran Berbasis Masalah dikelas V SD

Negeri Taman Kecamatan Taktakan, Serang-Banten dengan jumlah

siswa sebanyak 45 orang, dengan jumlah siswa laki-laki 28 orang dan

perempuan sebanyak 17 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi untuk mengumpulakan letak learning obstacle dan

mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa dan bagaimana

respon serta kerjasama siswa dalam menemukan masalah dan

mengatasi masalah pada konsep magnet.

Observasi ditujukan pada bagaimana kemampuan siswa dalam

menemukan pemecahan masalah baik secara kelompok atau individu,

kemampuan menyatakan pendapat atau berargumentasi dan

kemampuan membuktikan kebenaran pendapat dan mempertahankan

pendapatnya.

Pada setiap tindakan observasi dalam proses kegiatan belajar

mengajar mata pelajaran IPA pada konsep magnet peneliti menagacu

pada ketentuan observasi yang dijelaskan oleh Nazir dalam Rifkoh

(2012:41) yaitu:

Kriteria observasi yang dilakukan adalah a) pengamatan

digunakan untuk penelitian dan direncanakan secara sistematik b)

pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian PTK ...repository.upi.edu/18366/6/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter3.pdf · analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif

41

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE)

BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dirancanakan c) pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan

dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai

suatu set yang menarik perhatian saja d) pengamatan dapat dicek dan

dikontrol validitas dan reliabilitas.

Menurut Alwasilah dalam (Rifkoh, 2012:41) „„observasi

adalah pengamatan sistematis dan terencana yang diniati untuk

perolehan data yang dikontrol validitas dan reliabilitasnya“.

Berikut adalah pedoman observasi yang disusun oleh peneliti

Tabel 3.2

Pedoman Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran

dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah

Fase Indikator Tingkah Laku Guru keterangan

Ya tidak

1. Orientasi siswa

pada masalah

1. Menjelaskan tujuan

pembelajaran logistik

yang diperlukan,

2. memotivasi siswa terlibat

pada aktivitas pemecahan

masalah.

2. Mengorganisasi

siswa untuk

belajar

1. Membantu siswa

mendefinisikan dan

masalah

2. mengorganisasikan tugas

belajar yang

berhubungan dengan

masalah tersebut

3. Membimbing 1. Mendorong siswa untuk

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian PTK ...repository.upi.edu/18366/6/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter3.pdf · analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif

42

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE)

BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengalaman

individual/

kelompok

mengumpulkan

informassis yang sesuai

2. melaksanakan

eksperimen untuk

mendapatkan penjelasan

dan pemecahan masalah.

4. Mengembangkan

dan menyajikan

hasil karya

1. Membantu siswa dalam

merencanakan dan

menyiapkan karya yang

sesuai seperti laporan,

2. membantu mereka untu

berbagi tugas dengan

temannya.

5. Menganalisis dan

mengevaluasi

proses pemecahan

masalah

1. Membantu siswa untuk

melakukan refleksi

2. Melakukan evaluasi

terhadap penyelidikan

mereka dan proses yang

mereka gunakan.

2. Tes hasil belajar

Tes hasil belajar dilakukan setelah siswa melaksanakan

kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah yang ditempuh dalam

penyusunan instrument tes hasil belajar adalah sebagai berikut:

a. Membuat kisi-kisi

b. Membuat tes hasil belajar sebanyak 20 soal dalam bentuk pilihan

ganda berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat

c. Melakukan uji coba instrument

d. Menganalisis tes hasil belajar

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian PTK ...repository.upi.edu/18366/6/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter3.pdf · analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif

43

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE)

BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Melakukan analisis tes hasil uji instrument tes yang meliputi

validitas dan uji tingkat kesukaran

f. Merevisi tes hasil belajar samapai didapat tes hasil belajar yang

valid dan reliabel

g. Melaksanakan tes hasil belajar

h. Mengolah dan menganalisis tes hasil belajar

Dibawah ini adalah tabel kisi-kisi soal tes hasil belajar siswa:

Tabel 3.3

Kisi-kisi soal

1. Standar Kompetensi : antara gaya dan gerak energi

KD Indikator Tingkat

Kesukaran

Soal

Kemampuan yang Diuji Jumlah

Kognitif

1

Kognitif

2

Kognitif

3

Mendeskri

psikan

pengaruh

gaya

magnet dan

hubungan

antar kutub

1. Menunjukka

n bagaimana

interaksi

gaya magnet

2. Membandin

gkan

interaksi

kutub

magnet

3. Menjelaska

n hubungan

Mudah

Sedang

Sukar

1,8,11

7,10,14,

17

5,12,16

3

4

3

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian PTK ...repository.upi.edu/18366/6/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter3.pdf · analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif

44

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE)

BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

antara

magnet

yang

terbesar

dengan

magnet

buatan

4. Menunjukka

n benda-

benda yang

dapat ditarik

magnet dan

tidak dapat

ditarik

magnet

5. Mendemons

trasikan cara

menentukan

kutub

magnet

6. Menjelaska

n cara

membuat

magnet

7. Menunjukka

n berbagai

bentuk

magnet

Sedang

Mudah

Sukar

Sedang

6,18

3,19

4,15

9,20

2

2

2

2

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian PTK ...repository.upi.edu/18366/6/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter3.pdf · analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif

45

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE)

BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Validitas setiap soal diperoleh dengan cara menghitung

sensitivitas soal. Untuk menghitung sensitivitas tiap butir soal

rumusnya adalah:

Ra-Rb

Sensitivity = (Groundlund, 1982)

T

Keterangan:

Ra = jumlah siswa yang menjawab benar pada tes akhir

Rb = jumlah siswa yang menjawab benar pada tes awal

T = jumlah siswa yang mengikuti tes

Sementara untuk menghitung tingkat kesukaran digunakan

persamaan berikut:

B

P = (Suharsimi Arikunto 2001:207)

JS

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

8. Menjelaska

n fungsi

magnet

dalam

kehidupan

sehari-hari

Sedang 2,13 2

Page 21: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian PTK ...repository.upi.edu/18366/6/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter3.pdf · analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif

46

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE)

BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi Indeks kesukaran

Nilai Keterangan

1,00- 0,30 Soal sukar

0,31- 0,70 Soal sedang

0,71 – 1,00 Soal mudah

Arikunto (2001:201)

E. Analisis Data

1. Observasi

Σ nilai semua aspek

Nilai aktivitas siswa = X 100%

Σ aspek

0% - 33% = kurang

33% - 66% = cukup

66 % - 100 = baik

2. Tes

Sedangkan untuk menentukan rata-rata hasil tes hasil belajar

pada siswa menggunakan rumus:

Jumlah soal benar

Skor = × 100

Jumlah soal

Jumlah nilai siswa

Rata-rata =

Page 22: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian PTK ...repository.upi.edu/18366/6/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter3.pdf · analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif

47

Monica Lidwina Sipatuhar, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE)

BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jumlah siswa

Kriteria penilaian:

90 – 100 : baik sekali

75 – 89 : baik

65 – 74 : cukup

0 – 64 : kurang