29
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. LOKASI, POPULASI DAN SAMPEL 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di seluruh Sekolah Dasar Negeri Terakreditasi A di Kabupaten Purwakarta Propinsi Jawa Barat yang berjumlah 33 Sekolah. 2. Populasi Penelitian Penelitian selalu berhadapan dengan objek yang akan diteliti, baik itu berupa manusia, benda, peristiwa maupun gejala yang terjadi. Hal-hal tersebut merupakan variabel yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau menunjang keberhasilan penelitian. Kumpulan keseluruhan objek penelitian yang menjadi pusat perhatian peneliti untuk memperoleh berbagai data atau informasi yang dibutuhkan dalam penelitian disebut populasi. Menurut Arikunto (2010, hlm. 123) populasi adalah sekumpulan subyek penelitian. Jadi populasi adalah seluruh data baik subyek maupun obyek yang mempunyai karakteristik sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Sedangkan menurut Widiyanto (2010, hlm. 5) adalah suatu kelompok atau kumpulan subyek atau obyek yang akan digeneralisasikan dari hasil penelitian. Sedangkan pengertian populasi menurut wibisono (2013, hlm. 81) adalah sekumpulan entitas yang lengkap yang dapat terdiri atas orang, kejadian, atau benda yang memiliki karakteristik yang umum. Sebagaimana dikemukakan Sugiyono (2015, hlm. 117) bahwa: “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi dalam penelitian ini adalah 33 Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A yang ada di Kabupaten Purwakarta dengan responden kepala sekolah, guru kelas yang berstatus PNS. Dengan rincian 33 orang kepala sekolah, 239 orang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. LOKASI, POPULASI …repository.upi.edu/26453/6/T_ADPEN_1404517_Chapter3.pdf · jumlah populasi yang sedikit dan dari segi geografis masih bisa dijangkau

Embed Size (px)

Citation preview

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. LOKASI, POPULASI DAN SAMPEL

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di seluruh Sekolah Dasar Negeri Terakreditasi A di

Kabupaten Purwakarta Propinsi Jawa Barat yang berjumlah 33 Sekolah.

2. Populasi Penelitian

Penelitian selalu berhadapan dengan objek yang akan diteliti, baik itu

berupa manusia, benda, peristiwa maupun gejala yang terjadi. Hal-hal tersebut

merupakan variabel yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau menunjang

keberhasilan penelitian. Kumpulan keseluruhan objek penelitian yang menjadi

pusat perhatian peneliti untuk memperoleh berbagai data atau informasi yang

dibutuhkan dalam penelitian disebut populasi. Menurut Arikunto (2010, hlm. 123)

populasi adalah sekumpulan subyek penelitian. Jadi populasi adalah seluruh data

baik subyek maupun obyek yang mempunyai karakteristik sesuai dengan

penelitian yang akan dilakukan. Sedangkan menurut Widiyanto (2010, hlm. 5)

adalah suatu kelompok atau kumpulan subyek atau obyek yang akan

digeneralisasikan dari hasil penelitian.

Sedangkan pengertian populasi menurut wibisono (2013, hlm. 81) adalah

sekumpulan entitas yang lengkap yang dapat terdiri atas orang, kejadian, atau

benda yang memiliki karakteristik yang umum. Sebagaimana dikemukakan

Sugiyono (2015, hlm. 117) bahwa: “populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.”

Populasi dalam penelitian ini adalah 33 Sekolah Dasar Negeri terakreditasi

A yang ada di Kabupaten Purwakarta dengan responden kepala sekolah, guru

kelas yang berstatus PNS. Dengan rincian 33 orang kepala sekolah, 239 orang

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru kelas sehingga total berjumlah 272 orang. Adapun rincian dari populasi

tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Data kepala sekolah dan guru sekolah dasar Negeri terakreditasi A

di Kabupaten Purwakarta

NO NAMA SEKOLAH DASAR KEP SEK JUMLAH GURU

1 Sdn Cibatu 1 7

2 Sdn Cijaya 1 5

3 Sdn Sirnamanah 1 4

4 Sdn 1 Ciwareng 1 9

5 Sdn 1 Cibening 1 7

6 Sdn 1 Gunung Karung 1 3

7 Sdn 1 Jatiluhur 1 12

8 Sdn 1 Mulya Mekar 1 11

9 Sdn 1 Nagrak 1 5

10 Sdn 1 Sindang Sari 1 12

11 Sdn 1 Sidangkasih 1 8

12 Sdn 1 Cadassari 1 7

13 Sdn 2 Cikumpay 1 5

14 Sdn 2 Cilandak 1 7

15 Sdn 2 Ciwareng 1 8

16 Sdn 2 Ganda Mekar 1 5

17 Sdn 2 Gandasoli 1 6

18 Sdn 2 Kertasari 1 4

19 Sdn 2 Linggarsari 1 14

20 Sdn 2 Margasari 1 7

21 Sdn 2 Nagrikaler 1 6

22 Sdn 2 Pasawahan Kidul 1 6

23 Sdn 2 Sawah Kulon 1 9

24 Sdn 2 Sinargalih 1 10

25 Sdn 2 Sukajaya 1 10

26 Sdn 3 Ciherang 1 5

27 Sdn 3 Nagrak 1 4

28 Sdn 3 Nagri Kaler 1 5

29 Sdn 4 Nagri Kaler 1 4

30 Sdn 4 Cikopo 1 6

31 Sdn 5 Nagri Kaler 1 10

32 Sdn 8 Sindang Kasih 1 7

33 Sdn 12 Ciseureuh 1 11

Jumlah 33 239

Sumber : Disdikpora Kabupaten Purwakarta

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2015, hlm. 81).

Teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representative

dari populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah lembaga sekolah dasar, teknik

sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu

mengambil semua populasi sebagai sampel penelitian. Hal ini dilakukan karena

jumlah populasi yang sedikit dan dari segi geografis masih bisa dijangkau.

Responden dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas enam yang ada di

unit sekolah dasar yang dijadikan populasi. Untuk menentukan jumlah responden

dilakukan dengan rumus taro Yamane atau slovin dalam (Riduwan, 2010, hlm.

65) yaitu:

n=𝑁

𝑁.𝑑²+1

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah Populasi

d² = Presisi (yang ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%)

1 = angka konstan

Diketahui N = 239 orang guru dengan presisi 10% maka dapat dihitung

Sebagai berikut;

n =239

239.0,1²+1=

239

239.0,01+1

n =239

3,39= 70,50 = 71 Responden guru

Dari perhitungan tersebut maka ditentukan banyaknya responden untuk

penelitian ini, Dari jumlah responden yang didapat kemudian dicari untuk

pengambilan responden dari tiap-tiap unit sekolah dengan rumus berikut:

nᵢ = Nᵢ/N.n

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Distribusi responden kepala sekolah dan guru

No Nama Sekolah Kep

Sek

Jumlah

Guru Perhitungan

Pembulat

an

1 Sdn Cibatu 1 7 7/239 x 71= 2,07 2

2 Sdn Cijaya 1 5 5/239 x 71 = 1,48 1

3 Sdn Sirnamanah 1 4 4/239 x 71 = 1,18 1

4 Sdn 1 Ciwareng 1 9 9/239 x 71 = 2,67 3

5 Sdn 1 Cibening 1 7 7/239 x 71 = 2,07 2

6 Sdn 1 Gunung Karung 1 3 3/239 x 71 = 0,89 1

7 Sdn 1 Jatiluhur 1 12 12/239 x 71= 3,56 4

8 Sdn 1 Mulya Mekar 1 11 11/239 x 71 =3,26 3

9 Sdn 1 Nagrak 1 5 5/239x 71 = 1,48 2

10 Sdn 1 Sindang Sari 1 12 12/239 x71 = 3.56 4

11 Sdn 1 Sidangkasih 1 8 8/239 x 71 = 2,37 2

12 Sdn 1 Cadassari 1 7 7/239 x 71 = 2,07 2

13 Sdn 2 Cikumpay 1 5 5/239 x 71= 1,48 1

14 Sdn 2 Cilandak 1 7 7/239 x 71 = 2,07 2

15 Sdn 2 Ciwareng 1 8 8/239 x 71 =2,37 2

16 Sdn 2 Ganda Mekar 1 5 5/239 x 71 =1,48 1

17 Sdn 2 Gandasoli 1 6 6/239 x 71 = 1,78 1

18 Sdn 2 Kertasari 1 4 4/239 x 71 = 1,18 1

19 Sdn 2 Linggarsari 1 14 14/239 x 71= 4,15 4

20 Sdn 2 Margasari 1 7 7/239 x 71 = 2,07 2

21 Sdn 2 Nagrikaler 1 6 6/239 x 71 = 1,78 2

22 Sdn 1 Pasawahan Kidul 1 6 6/239 x 71 = 1,78 2

23 Sdn 2 Sawah Kulon 1 9 9/239 x 71 = 2,67 3

24 Sdn 2 Sinargalih 1 10 10/239 x 71= 2,97 3

25 Sdn 2 Sukajaya 1 10 10/239 x 71= 2,97 3

26 Sdn 3 Ciherang 1 5 5/239 x 71 =1,48 1

27 Sdn 3 Nagrak 1 4 4/239 x 71 = 1,18 1

28 Sdn 3 Nagri Kaler 1 5 4/2239 x 71= 1,48 1

29 Sdn 4 Nagri Kaler 1 4 4/239 x 71 = 1,18 1

30 Sdn 4 Cikopo 1 6 6/239 x 71 = 1,78 2

31 Sdn 5 Nagri Kaler 1 10 10/239 x 71= 2,97 3

32 Sdn 8 Sindang Kasih 1 7 7/239 x 71 =2,07 2

33 Sdn 12 Ciseureuh 1 11 11/239 x 71= 3,26 3

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

JUMLAH 33 239 68

Setelah dilakukan perhitungan distribusi responden ke tiap-tiap unit

sekolah, maka ditemukan jumlah sampel responden sebanyak 33 orang kepala

sekolah, 68 orang guru, Jumlah responden guru lebih kecil dari jumlah sampel

responden yang telah ditentukan yakni 71 orang guru, perbedaan jumlah ini

disebabkan adanya pembulatan. Sehingga jumlah responden yang akan digunakan

dalam penelitian ini sebanyak 68 orang guru.

B. METODE DAN PENDEKATAN PENELITIAN

Dalam setiap penelitian memerlukan metode agar proses penelitian dapat

berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Metode

penelitian merupakan cara yang digunakan dalam penelitian secara ilmiah guna

mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Sesuai dengan

permasalahan yang diteliti, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk dapat

menggambarkan secara jelas tentang masalah-masalah atau kejadian-kejadian

yang sedang berlangsung pada saat sekarang. Pendekatan kuantitatif yaitu

pendekatan yang menjawab permasalahan penelitian dengan menganalisis dan

menggunakan perhitungan statistik.

Menurut Sugiyono (2015, hlm. 14) pendekatan penelitian kuantitatif dapat

diartikan sebagai pendekatan penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah survey melalui analisis korelasi

dan regresi. Survey menurut Sugiyono (2015, hlm. 12) digunakan untuk

mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), peneliti

melakukan perlakuan dalam pengumpulan data misalnya dengan mengedarkan

kuesioner, tes, wawancara terstruktur, dan sebagainya.

Pemilihan metode ini didasarkan pada keinginan peneliti untuk

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendapatkan deskripsi mengenai kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah,

dan kinerja mengajar guru pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di

Kabupaten Purwakarta, serta pengaruhnya baik secara langsung maupun tidak

langsung dari variabel-variabel penelitian yang ditetapkan tersebut. Dengan

metode ini diharapkan pula akan diperoleh data yang hasilnya akan diolah dan

dianalisis serta pada akhirnya dibuat kesimpulan. Kesimpulan yang dibuat akan

berlaku bagi seluruh populasi yang menjadi objek penelitian berdasarkan sampel

yang telah ditentukan. Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini digunakan

karena didasari filsafat positivisme, yang menekankan kepada fenomena-

fenomena obyektif.

C. DEFENISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

Definisi operasional merupakan suatu definisi yang memberikan

penjelasan atas suatu variabel yang dapat diukur. Definisi operasional

dimaksudkan untuk menghindari salah penafsiran terhadap judul dan ruang

lingkup masalah yang diteliti, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang

terkandung dalam judul penelitian ini, sehingga terdapat persamaan pandangan

atau keseragaman landasan berfikir antara penulis dengan pembaca. Dengan

demikian, definisi operasional merupakan hal penting dalam penelitian, karena hal

tersebut memberikan kejelasan makna bagaimana definisi-definisi suatu variabel

digunakan dalam penelitian ini.

Berdasarkan kajian pustaka pada bab sebelumnya, definisi operasional

dalam penelitian ini diperoleh dari langkah-langkah penjabaran definisi

konseptual menurut pendapat beberapa ahli yang kemudian disimpulkan oleh

peneliti. Adapun secara ringkas definisi operasional setiap variabel dalam

penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Kinerja Mengajar Guru (Y)

Kinerja mengajar guru adalah bidang kegiatan guru meliputi bidang

kegiatan pendidikan, proses belajar mengajar, atau bimbingan dan penyuluhan,

pengembangan profesi, dan penunjang proses belajar mengajar atau bimbingan

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan penyuluhan ( SK Menpan no 84/Menpan/1993). Kinerja mengajar guru adalah

gambaran tentang hasil kerja seseorang yang berkaitan dengan tugas yang

diembannya, dan didasarkan pada tanggungjawab professional yang dimiliki

seseorang (King dalam Uno B Hamza dan Nina, 2012). Dimensi kinerja mengajar

guru dalam penelitian ini meliputi : (1) kegiatan guru dalam proses pembelajaran

yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, (2) melaksanakan

kegiatan pembelajaran, (3) melaksanakan evaluasi pembelajaran, melaksanakan

tindak lanjut dan (4) melaksanakan bimbingan belajar. Kinerja mengajar guru

dalam penelitian ini adalah unjuk kerja guru yang ditunjukkan guru dalam

memberikan instruksi secara sistematis pada kegiatan pembelajaran yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran serta tindak lanjut yang

didasari kompetensi, motivasi, dan komitmen.

2. Kepemimpinan Kepala Sekolah (X₁)

Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam penelitian ini adalah kepemimpinan

kepala sekolah adalah sebagai berikut kepemimpinan menurut Edwin A Locke

(1997:3) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan: proses membujuk

(inducting) orang-orang lain untuk mengambil langkah menuju suatu sasaran

bersama. Dimana definisi ini mengkatagorikan tiga elemen, yaitu (1)

kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (relational concept), (2)

kepemimpinan merupakan suatu proses, (3) kepemimpinan harus membujuk

orang-orang lain untuk mengambil tindakan.

Kepala sekolah menurut Peterson dan Deal (2009: 207)

menyatakan“Principals take on eight major roles: organizational planners,

resource allocators, program coordinators, supervisors of staff and outcomes,

disseminators of ideas and information, jurists of adjudicate disagreements and

conflicts, gatekeepers of at the boundaries of the school and analysts who use

systematic approaches to address complex problems”.

Sementara itu, Hoy dan Miskel (2014) mendefinisikan kepemimpinan

secara luas bahwa, “kepemimpinan merupakan proses sosial dengan individu atau

kelompok yang memengaruhi tujuan bersama.”

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan beberapan pendapat tersebut, maka yang dimaksud dengan

kepemimpinan kepala sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup

kepemimpinan kepala sekolah adalah perilaku kepemimpinan kepala sekolah yang

mempunyai kemampuan untuk, mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir,

dan menggerakkan segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah, sehingga

dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama yang

lebih efektif dan efisien dengan dimensi struktural, fasilitatif, supportif, dan

fartisipatif.

3. Iklim Sekolah (X₂)

Menurut Cohen (dalam Pinkus: 2009 Jurnal Vol. 16) School climate refers

to the quality and character of school life. School climate is based on patterns of

students’, parents’, and school personnel’s experience of school life and reflects

norms, goals, values, interpersonal relationship, teaching and learning practices,

and organizational structures.

Iklim sekolah mengacu kepada kualitas dan karakteristik dari kehidupan

sekolah. Iklim sekolah didasarkan pada pola dari siswa, orang tua, dan

pengalaman kehidupan sekolah dari personel sekolah dan mencerminkan

aturan/norma-norma, tujuan-tujuan, nilai-nilai, hubungan interpersonal, praktek

pengajaran dan pembelajaran, dan struktur organisasi.

Sedangkan menurut Hoy dan Miskel (2014: 313), iklim sekolah

merupakan serangkaian karakteristik internal yang dapat membedakan satu

sekolah dengan sekolah yang lainnya dan dapat mempengaruhi perilaku dari

anggota pada masing-masing sekolah yang bersangkutan.

Berdasarkan beberapan pendapat tersebut, maka yang dimaksud dengan

iklim sekolah dalam penelitian ini adalah karakteristik personel yang bersifat

kolektif yang menunjukkan atmosfer dan kualitas dari kehidupan sekolah yang

mempengaruhi perilaku dari anggota pada masing-masing sekolah.

Iklim sekolah dalam penelitian ini adalah kualitas dan karakter dari

kehidupan sekolah, berdasarkan pola perilaku siswa, orang tua dan pengalaman

personil sekolah tentang kehidupan sekolah yang mencerminkan norma-norma,

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tujuan, nilai, hubungan interpersonal, praktek belajar mengajar, serta struktur

organisasi sehingga dapat menciptakan kenyamanan. Dimensi Iklim Sekolah

dalam penelitian ini adalah; (1) safety, (2) teaching and leaning, (3) interpersonal

relationships, (4) institusional environment.

D. KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

1. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada

alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian dinamakan instrumen penelitian.

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

penelitian. Terdapat beberapa jenis instrumen penelitian, salah satunya angket.

Pengembangan instrumen ditempuh melalui beberapa cara, yaitu: (a) menyusun

indikator variabel penelitian; (b) menyusun kisi-kisi instrumen; (c) melakukan uji

coba instrumen; dan (d) melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen.

Dalam penelitian ini, data akan dikumpulkan dengan menggunakan

instrumen penelitian berupa angket. Secara rasional dan teoritis, peneliti

menggunakan angket sebagai alat pengumpul data dikarenakan beberapa alasan

sejalan dengan pendapat Arikunto (2010, hlm. 67), bahwa:

1. Indikator pada masing-masing variabel penelitian cukup kompleks, oleh karena

itu angket merupakan instrumen yang tepat.

2. Pertanyaan atau pernyataan dalam angket dapat dibuat homogen (standar) bagi

seluruh responden.

3. Pertanyaan atau pernyataan dalam angket dapat disusun secara cermat

berdasarkan permasalahan yang diteliti.

4. Angket dapat disebar dan dijawab oleh responden dalam waktu relatif singkat

sehingga penelitian menjadi lebih efektif dan efisien.

Skala yang digunakan dalam pengukuran angket ini adalah Skala Likert.

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial (Sugiyono, 2015, hlm.

107). Jawaban setiap item pada angket dengan Skala Likert.

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pengembangan Instrumen Penelitian

Prosedur penelitian dimaksudkan agar peneliti dapat memberikan hasil

maksimal dengan langkah-langkah yang benar serta menepis kekeliruan yang

sekecil-kecilnya. Di samping itu, untuk menetapkan data yang memiliki validitas

dan reliabilitas yang tinggi. Mengawali penelitian ini dilakukan beberapa

persiapan diantaranya: (1) menyusun latar belakang masalah, mengidentifikasi

masalah, merumuskan masalah sampai hipotesis penelitian, dilanjutkan dengan

asumsi-asumsi dari kajian kepustakaan; (2) membuat kisi-kisi penyusunan

instrumen; (3) menyusun pra instrumen penelitian; (4) membuat model inventori

dalam bentuk kuesioner sementara; (5) kuesioner sementara dijustifikasi oleh

dosen pembimbing; (6) setelah dinyatakan layak, instrumen kemudian

diujicobakan di 33 sekolah yang terdapat di Kabupaten Purwakarta (7) selanjutnya

mengolah data menjadi data mentah hasil uji coba; (8) menganalisis item dengan

uji validitas dan reliabilitas instrumen (bila item tidak valid dan tidak reliabel

maka dilakukan koreksi atau dibuang, bila item benar-benar valid dan reliabel

maka item tersebut digunakan); (9) item yang sudah valid dan reliabel disebarkan

kepada responden penelitian yang sebenarnya; (10) hasil penelitian ditabulasi;

(11) data hasil penelitian dianalisis; (12) temuan penelitian dibahan dan dimaknai

sesuai dengan hasil analisis; (13) implementasi, rekomendasi, dan simpulan

penelitian.

Berikut ini dipaparkan kisi-kisi instrumen variabel penelitian, yang terdiri

dari dua variabel independent yaitu Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim

Sekolah (X1 dan X2) dan satu variabel dependent yaitu Kinerja Mengajar Guru

(Y). Angket yang dibuat berbentuk angket tertutup menggunakan skala interval

dengan jarak 1 sampai 5, adapun alternatif jawaban sebagai berikut:

1) Angka 1 berarti responden menjawab TIDAK PERNAH terhadap pernyataan

pada kolom alternatif jawaban.

2) Angka 2 berarti responden menjawab JARANG terhadap pernyataan pada

kolom alternatif jawaban.

3) Angka 3 berarti responden menjawab KADANG-KADANG terhadap

pernyataan pada kolom alternatif jawaban.

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Angka 4 berarti responden menjawab SERING terhadap pernyataan pada

kolom alternatif jawaban.

5) Angka 5 berarti responden menjawab SELALU terhadap pernyataan pada

kolom alternatif jawaban.

Tabel 3.3

Pengembangan Instrumen Kinerja Mengajar Guru (Y)

Defenisi Aspek/

Dimensi Indikator

Skala

Penilaian

No

Item

Kinerja

Mengajar

Guru (Y)

Kinerja

Mengajar

Guru

adalah

Unjuk

kerja guru

dalam

proses

pembelaja

ran yaitu

bagaiman

a seorang

guru

merencan

kan

pembelaja

ran,melak

sanakan

kegiatan

pembelaja

ran,melak

sanakan

evaluasi

pembelaja

ran, dan

melaksan

akan

tindak

lanjut.

Merencanakan

program

pembelajaran

Mampu mendeskripsikan tujuan

pembelajaran 1-5 1

Mampu memilih/menentukan materi 1-5 2

Mampu menentukan metoda

pembelajaran 1-5 3-4

Mampu menentukan media/alat

pembelajaran 1-5 5

Mampu menentukan teknik penilaian 1-5 6

Mampu mengalokasikan waktu 1-5 7

Melaksanakan

kegiatan

pembelajaran

Mampu membuka pembelajaran 1-5 8-9

Mampu menyajikan materi 1-5 10-11

Mampu menggunakan

metode/strategi 1-5 12

Mampu menggunakan alat

peraga/media 1-5 13-14

Mampu menggunakan bahasa yang

komunikatif 1-5 15

Mampu memotivasi siswa 1-5 16

Mampu mengorganisasi kegiatan 1-5 17-19

Mampu berinteraksi dengan siswa

secara komunikatif 1-5 20-26

Mampu menyimpulkan pembelajaran 1-5 27

Mampu memberikan umpan balik 1-5 28

Mampu melaksanakan penilaian 1-5 29

Mampu menggunakan waktu 1-5 30

Mengevaluasi

kegiatan

pembelajaran

Mampu memilih soal berdasarkan

tingkat kesukaran 1-5 31-32

Mampu memeriksa jawaban 1-5 33

Mampu mengolah dan menganalisis

hasil penilaian 1-5 34

Mampu menyusun laporan hasil

penilaian 1-5 35

Mengadakan

tindak lanjut

Mengklasifikasikan kemampuan

siswa 1-5 36

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengidentifikasikan kebutuhan

perbaikan dan pengayaan 1-5 37

Menyusun program perbaikan

dan pengayaan 1-5 38

Melaksanakan perbaikan-

perbaikan dan pengayaan 1-5 39

Mengevaluasi hasil perbaikan

dan pengayaan 1-5 40

Tabel 3.4

Pengembangan Instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah (X₁)

Defenisi Dimensi Indikator

Skala

Penilaia

n

No

Item

Kepemimpinan

Kepala Sekolah

(X₁)

Seorang

pemimpin yang

mempunyai

kemampuan

untuk,

mempengaruhi,

membimbing,

mengkoordinir,

dan

menggerakkan

segala sumber

daya yang ada

pada suatu

sekolah,

sehingga dapat

didayagunakan

secara

maksimal

untuk mencapai

tujuan bersama

yang lebih

efektif dan

efisien dengan

dimensi

struktural,

fasilitatif,

supportif, dan

fartisipatif.

Struktural Cepat mengambil tindakan dan

keputusan mendesak 1-5 1-4

Mendelegasikan tugas dengan jelas

kepada anggota staf/bawahan 1-5 5-8

Menekankan hasil dan tujuan

organisasi 1-5 9-13

Mengembangkan suatu pandangan

organisasi yang kohesif sebagai dasar

pengambilan keputusan

1-5 14-17

Membantu penerapan keputusan 1-5 18-19

Memperkuat relasi yang positif dengan

pemerintahmaupun masyarakat

setempat

1-5 20-22

Fasilitatif Mengusahakan dan menyediakan

sumber-sumber yang diperlukan 1-5 23-25

Menetapkan dan memperkuat kembali

kebijakan organisasi 1-5 26-27

Memberikan saran atas masalah kerja

yang terkait 1-5 28-29

Membuat jadwal kegiatan 1-5 30

Membantu pekerjaan agar dapat

dilaksanakan 1-5 31-32

Suportif Memberikan dorongan dan

penghargaan 1-5 33-34

Keramahan dalam melakukan

pendekatan 1-5 35-36

Mendelegasikan tanggungjawab 1-5 37-38

Meningkatkan moral atau semangat staf 1-5 39-41

Partisipatif Pendekatan akan berbagai persoalan

dengan pikiran terbuka 1-5 42

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mencari masukan atau nasihat dalam

menentukan kebijakan 1-5 43

Bekerja secara aktif dengan

perseorangan atau kelompok 1-5 44

Melibatkan orang lain secara tepat

dalam pengambilan keputusan. 1-5 45

Tabel 3.5

Pengembangan Instrumen Iklim sekolah (X₂)

Defenisi Dimensi Indikator Skala

Nilai

No

Item

Iklim Sekolah (X₂)

Iklim sekolah

sebagai kualitas dan

karakter dari

kehidupan sekolah,

berdasarkan pola

perilaku siswa,

orang tua, dan

pengalaman

personil sekolah

tentang kehidupan

sekolah yang

mencerminkan

norma-norma,

tujuan, nilai,

hubungan

interpersonal,

praktek belajar dan

mengajar, serta

struktur organisasi.

berkaitan dengan

lingkungan yang

produktif dan

kondusif untuk

belajar siswa

dengan suasana

yang

mengutamakan

kerjasama,

kepercayaan,

kesetiaan,

Rule and norms Mengkomunikasikan tata tertib

sekolah kepada seluruh warga

sekolah

1-5 1-2

Semua warga sekolah mentaati

dan melaksanakan tata tertib

sekolah secara konsisten

1-5 3-4

Physsical safety Siswa merasa aman selama

belajar di sekolah 1-5 5

Orang tua merasa aman selama

anaknya berada di sekolah 1-5 6

Social and

emotional security

Siswa saling menghargai antara

satu dengan yang lain 1-5 7

Support for

learning

Tersedianya fasilitas

pembelajaran yang memadai 1-5 8

Mendorong semua siswa untuk

mengembangkan

kemampuannya sesuai bakat

yang dimilikinya

1-5 9

Selalu ada tanggapan yang

fositif dan konstruktif terhadap

segala prestasi siswa

1-5 10

Melakukan layanan individual

terhadap siswa 1-5 11

Siswa diberi kesempatan untuk

menunjukkan keterampilan

yang dimiliki

1-5 12

Social and civic

learning

Mendukung pengembangan

akademik siswa 1-5 13

Mendukung pengembangan

keterampilan sosial dan

kemasyarakatan siswa

1-5 14

Membiasakan siswa untuk 1-5 15

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterbukaan,

bangga, dan

komitmen sehingga

menunbuhkan rasa

aman dan nyaman.

selalu menerapkan sikap

tanggung jawab

Membantu siswa dalam

memecahkan masalah akademik

atau social

1-5 16

Respect for

diversity

Hubungan yang harmonis antara

guru dan orang tua siswa 1-5 17

Hubungan yang harmonis antara

guru di sekolah 1-5 18

Hubungan yang harmonis antara

guru dan kepala sekolah 1-5 19

Hubungan yang harmonis antara

guru dan siswa 1-5 20

Menyadari dan menghormati

adanya perbedaan sesama warga

sekolah

1-5 21

Lanjutan tabel pengembangan instrument iklim sekolah

Social support

adults

Terjalin kerjasama antar orang

tua 1-5 22

Orang tua mendukung program

sekolah 1-5 23

Orang tua mempunyai harapan

yang tinggi terhadap prestasi

sekolah

1-5 24

social support

students,

Masyarakat mendukung upaya

sekolah untuk meningkatkan

prestasi siswa

1-5 25

school

connectedness /

engagement

Siswa memiliki motivasi untuk

berprestasi 1-5 26

Semua warga sekolah merasa

peduli dan memiliki terhadap

sekolah

1-5 27

Semua warga sekolah mampu

berpartisipasi untuk kemajuan

sekolah

1-5 28

physical

sorroundings

Lingkungan sekolah yang bersih

dan asri 1-5 29

Semua fasilitas sekolah tersedia

dan terawat dengan baik 1-5 30

E. UJI PERSYARATAN INSTRUMEN PENELITIAN

Syarat pokok pengumpulan data yang baik, yaitu valid dan reliabel.

Menurut Sugioyono (2015, hlm. 363) dalam penelitian kuantitatif kriteria utama

terhadap data hasil penelitian adalah valid, reliabel, dan objektif. Untuk

mendapatkan data yang valid dan reliabel perlu dilakukan pengujian terhadap alat

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ukur yang akan digunakan. Pengujian yang mesti dilakukan tersebut adalah uji

validitas dan uji reliabilitas.

Untuk mendapatkan data dan hasil penelitian yang akurat, dibutuhkan

instrumen pengumpul data yang baik, oleh karena itu sebelum instrument

pengumpul data penelitian digunakan maka perlu dilakukan pengujian berkenaan

dengan validitas dan reliabilitas instrumen. Tujuan uji validitas dan reliabilitas

adalah untuk mengetahui dan menganalisa kelemahan yang mungkin terjadi dari

masing-masing item pertanyaan/pernyataan.

1. Uji Validitas Instrumen

Valid berarti instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang

seharusnya diukur (Sugiyono, 2015, hlm. 172) Untuk menguji validitas instrumen

terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara

keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir pertanyaan dengan skor

total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur

digunakan rumus Pearson Product Moment; (Budi Susetyo, 2012, hlm. 180)

adalah sebagai berikut :

2222 )()(

))(()(

YYNXXN

YXXYNr

Keterangan:

r hitung= Koefisien korelasi validitas item yang dicari

∑ X = Jumlah skor item

∑Y = Jumlah skor total

N = Jumlah sampel

Dengan taraf nyata (α) 0,05 dengan derajat kebebasan (dk), dimana dk

merupakan jumlah total koresponden -1 dengan kriteria pengujian. maka kaidah

keputusannya adalah;

Jika rhitung > rtabel berarti valid, sebaliknya

jika rhitung, < rtabel berarti tidak valid. Sumber (Budi Susetyo, 2012,

hlm. 182)

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada pengujian validitas, peneliti menggunakan bantuan software SPSS

ver.21 for windows (hasil lengkapnya ada di lampiran), Adapun hasilnya sebagai

berikut:

Tabel 3.6

Hasil uji validitas kinerja mengajar guru (Y)

No Item rtabel rhitung Keputusan

1 0.374 0.699 Valid

2 0.374 0.727 Valid

3 0.374 0.506 Valid

4 0.374 0.601 Valid

5 0.374 0.682 Valid

6 0.374 0.638 Valid

7 0.374 0.713 Valid

8 0.374 0.457 Valid

9 0.374 0.586 Valid

10 0.374 0.889 Valid

Lanjutan tabel hasil uji validitas kinerja mengajar guru

11 0.374 0.811 Valid

12 0.374 0.651 Valid

13 0.374 0.614 Valid

14 0.374 0.570 Valid

15 0.374 0.529 Valid

16 0.374 0.804 Valid

17 0.374 0.627 Valid

18 0.374 0.732 Valid

19 0.374 0.656 Valid

20 0.374 0.731 Valid

21 0.374 0.676 Valid

22 0.374 0.699 Valid

23 0.374 0.649 Valid

24 0.374 0.737 Valid

25 0.374 0.756 Valid

26 0.374 0.504 Valid

27 0.374 0.643 Valid

28 0.374 0.623 Valid

29 0.374 0.718 Valid

30 0.374 0.677 Valid

31 0.374 0.642 Valid

32 0.374 0.552 Valid

33 0.374 0.777 Valid

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34 0.374 0.524 Valid

35 0.374 0.698 Valid

36 0.374 0.578 Valid

37 0.374 0.592 Valid

38 0.374 0.702 Valid

39 0.374 0.636 Valid

40 0.374 0.468 Valid

Pada pengujian validitas pada variabel kinerja mengajar guru

menunjukkan hasil bahwa semua item pernyataan yang berjumlah 40 item valid.

Maka semua item digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.7

Hasil uji validitas Kepemimpinan kepala sekolah (X1)

No Item rtabel rhitung Keputusan

1 0.374 0.505 Valid

2 0.374 0.801 Valid

3 0.374 0.749 Valid

4 0.374 0.706 Valid

Lanjutan tabel hasil uji validitas kepmimpinan kepala sekolah

5 0.374 0.694 Valid

6 0.374 0.600 Valid

7 0.374 0.744 Valid

8 0.374 0.601 Valid

9 0.374 0.557 Valid

10 0.374 0.838 Valid

11 0.374 0.891 Valid

12 0.374 0.908 Valid

13 0.374 0.883 Valid

14 0.374 0.784 Valid

15 0.374 0.835 Valid

16 0.374 0.929 Valid

17 0.374 0.867 Valid

18 0.374 0.805 Valid

19 0.374 0.765 Valid

20 0.374 0.766 Valid

21 0.374 0.730 Valid

22 0.374 0.627 Valid

23 0.374 0.872 Valid

24 0.374 0.818 Valid

25 0.374 0.885 Valid

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26 0.374 0.767 Valid

27 0.374 0.935 Valid

28 0.374 0.905 Valid

29 0.374 0.803 Valid

30 0.374 0.818 Valid

31 0.374 0.810 Valid

32 0.374 0.924 Valid

33 0.374 0.883 Valid

34 0.374 0.727 Valid

35 0.374 0.893 Valid

36 0.374 0.899 Valid

37 0.374 0.935 Valid

38 0.374 0.647 Valid

39 0.374 0.838 Valid

40 0.374 0.822 Valid

41 0.374 0.698 Valid

42 0.374 0.904 Valid

43 0.374 0.875 Valid

44 0.374 0.698 Valid

45 0.374 0.795 Valid

Jumlah item pernyataan pada variabel kepemimpinan kepala sekolah

berjumlah 45 item, dan hasil uji validitas menunjukkan semua item valid.

Tabel 3.8

Hasil uji validitas Iklim Sekolah (X2)

No Item rtabel rhitung Keputusan

1 0.374 0.734 Valid

2 0.374 0.708 Valid

3 0.374 0.750 Valid

4 0.374 0.643 Valid

5 0.374 0.492 Valid

6 0.374 0.520 Valid

7 0.374 0.786 Valid

8 0.374 0.525 Valid

9 0.374 0.459 Valid

10 0.374 0.834 Valid

11 0.374 0.679 Valid

12 0.374 0.700 Valid

13 0.374 0.630 Valid

14 0.374 0.530 Valid

15 0.374 0.745 Valid

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

16 0.374 0.684 Valid

17 0.374 0.414 Valid

18 0.374 0.801 Valid

19 0.374 0.805 Valid

20 0.374 0.734 Valid

21 0.374 0.864 Valid

22 0.374 0.901 Valid

23 0.374 0.650 Valid

24 0.374 0.718 Valid

25 0.374 0.766 Valid

26 0.374 0.677 Valid

27 0.374 0.470 Valid

28 0.374 0.605 Valid

29 0.374 0.502 Valid

30 0.374 0.601 Valid

Pada pengujian validitas pada variabel iklim sekolah menunjukkan hasil

bahwa semua item pernyataan yang berjumlah 30 item valid. Maka semua item

digunakan dalam penelitian.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan dan ketetapan hasil

pengukuran. Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, jika

instrumen tersebut digunakan untuk mengukur aspek yang diukur beberapa kali

menghasilkan nilai ukur yang sama dan tetap. Uji reliabilitas untuk mengetahui

apakah instrumen yang digunakan terdapat kesamaan data dalam dapat digunakan

sebagai instrumen pengumpul data (Arikunto, 2010, hlm. 170). Hasil penelitian

yang reliabel bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono,

2015, hlm. 172).

Pada uji reliabilitas ini, peneliti menggunakan bantuan program komputer

software SPSS ver.21 for windows untuk mengetahui reliabilitas dari setiap

variabel. Setelah dilakukan uji reliabilitas pada setiap variabel maka didapat hasil

sebagai berikut (hasil lengkap ada di lampiran)

Tabel 3.9

Hasil uji reliabilitas Kinerja mengajar guru

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of

Items

.966 40

Hasil uji reliabilitas pada variabel kinerja mengajar guru setelah

dibandingkan dengan rtabel yang bernilai 0,374. Maka rhitung lebih besar daripada

rtabel bernilai 0,966 sehingga menunjukkan bahwa semua item pertanyaan pada

variabel kinerja mengajar guru reliabel.

Tabel 3.10

Hasil Uji Reliabilitas Kepemimpinan kepala sekolah

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of

Items

.983 45

Hasil uji reliabilitas pada variabel kepemimpinan kepala sekolah setelah

dibandingkan dengan rtabel yang bernilai 0,374. Maka rhitung lebih besar daripada

rtabel yang bernilai 0,983 menunjukkan bahwa semua item pertanyaan pada

variabel pengaruh kepemimpinan kepala sekolah reliabel.

Tabel 3.11

Hasil uji reliabilitas Iklim sekolah

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

.955 30

Hasil uji reliabilitas pada variabel iklim sekolah dibandingkan dengan r

tabel yang bernilai 0,374. Maka rhitung lebih besar daripada rtabel yang bernilai 0,955

menunjukkan bahwa semua item pertanyaan pada variabel iklim sekolah reliabel.

Sehingga setelah diuji validitas dan reliabilitas, semua item pertanyaan layak

untuk dilanjutkan.

F. TEKNIK ANALISIS DATA

1. Uji Persyaratan Analisis Data

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dalam menganalisis

data dilakukan beberapa tahap yaitu; (1) menyeleksi data agar dapat diolah lebih

lanjut yaitu dengan memeriksa jawaban dari responden sesuai dengan kriteria

yang telah ditetapkan, (2) menentukan bobot nilai untuk semua kemungkinan

jawaban yang akan diberikan oleh responden pada setiap item variabel penelitian

dengan menggunakan skala likert, (3) melakukan analisis data yang telah

didapatkan dengan metoda deskriptif, (4) melakukan uji analisis data dengan

menggunakan analisis parametrik. Sebelum melakukan uji analisis data dengan

menggunakan analisis parametrik, data yang akan dianalisis harus memenuhi

beberapa persyaratan yaitu data yang digunakan harus berbentuk interval atau

rasio, data dipilih secara acak, sebaran data berdistribusi normal, datanya linear,

setiap data yang dikorelasikan memiliki pasangan yang sama. Untuk menganalisis

data, data yang akan dianalisis terlebih dahulu harus ditabulasi, dengan

menganalisis data tersebut apakah sesuai dengan persyaratan seperti data tersebut

harus berdistribusi normal dan melakukan uji linearitas (Sugiyono, 2015, Hlm.

241).

Uji persyaratan analisis diperlukan untuk mengetahui apakah analisis data

untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Beberapa teknik analisis

data menuntut uji persyaratan analisis. Analisis varian mempersyaratkan bahwa

data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kelompok-kelompok

yang dibandingkan homogen. Oleh karena itu analisis varian mempersyaratkan uji

normalitas dan homogenitas data. Begitu pula untuk analisis regresi, menuntut pra

syarat adanya uji normalitas dan uji linearitas. Pengolahan dan analisis data dalam

sebuah penelitian menjadi sangat penting karena dari data yang diperoleh

dilakukan proses pengolahan menghasilkan sebuah kesimpulan.

a). Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak normal, karena dalam statistik

parametrik mempersyaratkan data yang akan diolah harus berdistribusi normal.

Untuk mengetahui apakah datanya normal, mendekati normal atau tidak normal,

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengujian normalitas data hasil penelitian dengan menggunakan tabel nilai kritis

Lilyfors (Susetyo, 2012, hlm. 172) dilakukan dengan langkah-langkah berikut;

a. Perumusan Hipotesis

Ho : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

Hi : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

b. Data diurutkan dari yang terkecil ke terbesar

c. Menentukan kumulatif proporsi

d. Data ditransformasikan ke skor baku Zi = 𝑋𝑖−𝑋

𝑆

e. Menentukan luas kurva Z (dari tabel probabilitas normal baku)

f. Menentukan T dengan cara melihat selisih dari luas kurva – skor baku

g. Setelah menentukan nilai T, maka dilihat T maks dari data tersebut

h. Lalu dibandingkan dengan nilai kritis pada tabel Liliyfors dengan taraf

signifikansi 0.05

i. Maka dihasilkan kriteria pengujian

Jika T ≤ nilai kritis Liliyfors maka H0 diterima yaitu data berdistribusi

normal.

Jika T ≥ nilai kritis Liliyfors maka H0 ditolak dengan dinyatakan bahwa

data yang dihasilkan tidak berdistribusi normal (Susetyo, 2012, hlm. 173).

Dalam penelitian ini uji normalitas data digunakan dengan menggunakan

Software SPSS ver 21 for windows.

b). Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang ada bukan

disebabkan oleh adanya perbedaan dasar. Pengujian homogenitas data pada

penelitian ini menggunakan uji normalitas varians dengan leneve statistic dengan

cara membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Dengan taraf signifikansi nilai

alpha 0.05. Dengan ketentuan sebagai berikut;

Jika F hitung < F tabel, maka data homogen

Jika F hitung > Ftabel, maka data tidak homogen

Hasil uji homogenitas dengan bantuan software SPSS ver.21 for windows.

c). Uji Linearitas

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai

hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan

sebagai pra syarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Uji linearitas

dilakukan terhadap masing-masing variabel penelitian yaitu, uji linearitas variabel

kepemimpinan kepala sekolah (X₁) terhadap kinerja mengajar guru (Y), dan

variabel iklim sekolah (X₂) terhadap kinerja mengajar guru (Y).

Uji linearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji

regresi sederhana dengan bantuan software SPSS ver.21 for windows.

2. Analisis Data Penelitian

a). Analisis deskripsi

Analisis deskripsi bertujuan untuk melihat kecenderungan distribusi

frekuensi tiap variabel dan menentukan tingkat pencapaian responden pada

masing-masing variabel. Gambaran umum setiap variabel digambarkan oleh skor

rata-rata yang diperoleh dengan menggunakan teknik WMS (Weight Means

Scored), dengan rumus yang dikemukakan Furqon (2011, hlm. 42) yaitu;

𝑋 =∑X

N

Keterangan:

𝑋 = Skor rata-rata yang dicari

∑X = Jumlah skor gabungan ( Hasil kali frekuensi dengan bobot nilai

untuk setiap alternative jawaban)

N = Jumlah responden

Hasil perhitungan dijadikan sebagai pedoman untuk menemukan

gambaran umum rata-rata variabel. Hasil perhitungan tersebut dibandingkan

dengan tabel kategori penafsiran dalam riduwan (2013, hlm. 15) yaitu sebagai

berikut;

Tabel 3.17

Tabel WMS

SKOR KATAGORI

Y X1 X2

4,21 – 5,00 Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi

3,41 – 4,20 Tinggi Tinggi Tinggi

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2,61 – 3,40 Cukup Tinggi Cukup Tinggi Cukup Tinggi

1,81 – 2,60 Kurang Kurang Kurang

1,00 – 1,80 Sangat Kurang Sangat Kurang Sangat Kurang

Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa gambaran

umum rata-rata setiap variabel dikelompokkan menjadi lima katagori yaitu sangat

tinggi, tinggi, cukup tinggi, kurang, dan sangat kurang. Penetapan katagori akan

disesuaikan dengan perolehan skor setiap variabel.

Adapun langkah-langkah dalam pengelolaan WMS adalah;

a) Memberi bobot untuk setiap alternative jawaban yang dipilih.

b) Menghitung jumlah responden setiap item dan katagori jawaban.

c) Menunjukkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung dikalikan

dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.

d) Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom.

e) Menentukan kriteria pengelompokan WMS untuk skor rata-rata setiap

kemungkinan jawaban.

f) Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel WMS.

b). Uji hipotesis penelitian

Uji hipotesis penelitian dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah

dirumuskan apakah diterima atau ditolak. Analisis pengujian hipotesis dilakukan

untuk menarik kesimpulan apakah hipotesis penelitian didukung atau tidak

didukung oleh fakta empirik. Analisis pengujian hipotesis dapat dilakukan setelah

uji persyaratan analisis dipenuhi yaitu; data penelitian masing-masing variabel

berdistribusi normal dan antar variabel mempunyai hubungan yang linier.

Hipotesis 1 dan 2 menggunakan analisis korelasi parsial dan regresi sederhana,

sedangkan untuk hipotesis 3 menggunakan analisis korelasi simultan (bersama-

sama) dan regresi ganda. Untuk analisis data pengujian hipotesis dalam penelitian

ini dibantu dengan menggunakan software SPSS ver. 21 for windows.

1. Analisis Korelasi

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat pengaruh antar

variabel sesuai dengan yang diungkapkan oleh sugiyono (2014, hlm. 188)

menjelaskan bahwa “teknik analisis korelasional adalah teknik analisis statistik

mengenai hubungan antar dua variabel atau lebih”. Analisis korelasi bisa

dilakukan dengan menggunakan analisis regresi. Analisis regresi digunakan untuk

melihat pengaruh antar variabel X1 (Kepemimpinan kepala sekolah), dan X2 (Iklim

sekolah) serta Y (Kinerja mengajar guru).

Penafsiran analisis korelasi menggunakan tabel interprestasi korelasi yang

dikemukakan oleh riduwan (2013, hlm. 138) dan arikunto (2013, hlm. 319)

sebagai berikut;

Tabel 3.18

Interprestasi Koefesien korelasi Nilai r

Rata-rata skor Penafsiran

0,80 – 1,000 Sangat Tinggi

0,60 – 0,799 Tinggi

0,40 – 0,599 Cukup Tinggi

0,20 – 0,399 Kurang

0,00 – 0,199 Sangat Kurang

1) Analisis Korelasi Parsial

Korelasi parsial adalah “suatu nilai yang memberikan kuatnya pengaruh

atas hubungan dua variabel atau lebih”. (riduwan, 2013, hlm. 233). Analisis

korelasi parsial dilakukan untuk melihat derajat pengaruh antara satu variabel

terhadap variabel dependen yaitu (X1-Y) dan (X2-Y). Pada penelitian ini untuk uji

regresi ganda menggunakan bantuan SPSS ver. 21 for windows. (Riduwan, 2013,

hlm. 93). Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan analisis korelasi

parsial adalah sebagai berikut;

a). Analisis Persamaan regresi

Sebelum dilakukan analisis persamaan regresi sederhana, terlebih dahulu

harus terpenuhi persyaratan persamaan untuk model persamaan regresi. Menurut

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Riduwan dkk ( 2013, hlm. 102) “…apabila nilai probabilitas signifikan jauh lebih

kecil dari 0,005 maka model regresi bisa digunakan”.

Analisis persamaan regresi bertujuan untuk melihat perubahan yang terjadi

pada variabel dependen (Y) atas keberadaan variabel independen (X). Pada

analisa parsial ini, digunakan rumus regresi sederhana yaitu;

Ŷ = a + bX

Ket: Y = Subjek variabel terikat yang diproyeksikan

X = Variabel independen

A = Nilai konstanta; nilai Y jika X = 0

B = Koefesien regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan

variabel Y yang didasarkan variabel X.

Untuk mencari nilai a dan b, rumus yang digunakan (Riduwan, 2013, hlm.

244) yaitu;

b =𝑛 .∑𝑋𝑌 − ∑𝑋 .∑𝑌

𝑛.∑𝑋2−(∑𝑋2)

𝑎 =∑𝑌 − 𝑏. ∑𝑋

𝑛

b). Analisis Koefesien Korelasi

Analisis Koefesien korelasi dilakukan untuk melihat derajat pengaruh

yang terjadi antara variabel indevenden (X) terhadap variabel dependen (Y).

Besaran korelasi yang terjadi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut;

𝑟𝑥𝑦 =𝑁 ∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)

√[𝑁∑𝑥2 − (∑𝑋)2][(𝑁∑𝑌2 − (∑𝑌)2]

c). Analisis Koefesien Determinasi

Koefesien determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana

kontribusi yang diberikan variabel X1 dan X2 terhadap Y. Rumus yang digunakan

menurut Riduwan (2013, hlm. 228) yaitu;

KD = r2 x 100%

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterngan :

KD = Nilai koefesien determinan

r = Nilai koefesien korelasi

Perhitungan koefesien korelasi determinasi menggunakan program

komputer software SPSS ver.21 for windows.

d). Analisis Signifikansi

Analisis signifikansi dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh

pengujian ini signifikan atau tidak, oleh sebab itu perlu dilakukan uji signifikansi.

Pengujian signifikansi secara parsial menggunakan uji t (t-test), rumus yang

digunakan menurut riduwan (2013, hlm. 234) yaitu;

rhitung = r√n−3

√1−r²

Keterangan: t hitung = nilai t

r = nilai koefesien korelasi parsial

n = jumlah sampel

Pengujian signifikansi secara parsial menggunakan uji t (t- test) tersebut

menggunakan software SPSS ver.21 for windows. dengan kaidah pengujian

menurut Riduwan (2013, hlm. 234) yaitu:

Jika t hitung ≥ dari t table, maka signifikan

Jika t hitung ≤ dari t table, maka tidak signifikan

2. Analisis Korelasi Simultan

Analisis korelasi simultan dilakukan dengan derajat pengaruh secara

bersama-sama antara dua variabel independen terhadap variabel dependen (X1, X2,

Y). Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis korelasi simultan adalah

sebagai berikut;

a) Analisis Persamaan Regresi

Analisis korelasi regresi bertujuan untuk melihat perubahan yang terjadi

pada variabel (Y) atas keberadaan variabel dependen (X1). Pada analisis simultan

ini, digunakan rumus regresi berganda yaitu;

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ŷ = a + b1X1 + b2X2

Keterangan:

Y = nilai prediksi variabel dependen

A = nilai konstanta, nilai Y jika X = 0

B1, b2 = Koefesien regresi

X1, X2 = Variabel independen

Rumus yang digunakan untuk mencari nilai a, b1, b2 menurut Riduwan

(2013, hlm. 254) adalah sebagai berikut;

b₁ = (∑X₂2)(∑X₁Y)−(∑X₁X₂)(∑X₂Y)

(∑X₁2)(∑X₂2)−(∑X₁X₂)²

b₂ = (∑X₂2)(∑X₂Y)−(∑X₁X₂)(∑X₂Y)

(∑X₁2)(∑X₂2)−(∑X₁X₂)²

a =∑Y

n− b₁(

∑X1

n) − b₂(

∑X2

n)

b) Analisis Koefesien Korelasi

Analisis koefesien korelasi dilakukan untuk melihat derajat pengaruh yang

terjadi antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan

variabel X terhadap variabel Y, maka digunakan rumus koefesien determinan,

dengan rumus berikut;

RX1. X2. Y = √r2X1. Y + r² X2. Y − 2(rX1. Y)(rX2Y)(rX1. X2)

1 − (r2X1. X2)

c) Analisis Kofesien Korelasi determinasi

Analisis koefesien korelasi determinasi digunakan untuk mengetahui

sejauh mana pengaruh yang diberikan oleh varibel X1 dan X2 secara bersama-

sama terhadap variabel Y. Rumus yang digunakan menurut Riduwan (2013, hlm.

228) yaitu; KD = r² x 100%

Penghitungan menggunakan bantuan program software SPSS ver.21 for

windows.

d) Analisis signifikansi

Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis signifikansi dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh yang

diberikan variabel independen dan variabel dependen signifikan atau tidak, karena

itu perlu dilakukan uji signifikansi. Pengujian signifikansi secara parsial

menggunakan menggunakan rumus menurut Riduwan (2013, hlm. 238) yaitu;

thitung =

k(1−R2)

n−k−1

Keterangan:

R = nilai koefesien korelasi ganda

k = jumlah variabel bebas

n = jumlah sampel

t = thitung

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi nilai korelasi maka

dibandingkan nilai probabilitas hitung dengan nilai probabilitas tabel, dengan

hipotesis sebagai berikut;

a) Jika nilai probabilitas hitung lebih kecil dari probabilitas tabel maka H0

diterima dan H1 ditolak, artinya hubungan antar variabel signifikan.

b) Jika nilai probabilitas hitung lebih besar dari probabilitas tabel maka H0 ditolak

dan H1 diterima, artinya hubungan antar variabel tidak signifikan.

Pada penelitian ini, uji regresi ganda menggunakan bantuan program

software SPSS ver.21 for windows (Riduwan, dkk, 2013, hlm 107)