Upload
trankien
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB III
METODOLOGI
3.1 Pendekatan Teorit is
Pendekatan nletodologi yang dapat digunakan untuk membuat Executive
Information System adalah dengan menggunakan Pendekatan Watherbe (Turban.E.
1999,p.398) .
Gambar 3-l Pendekatan watherbe, proses dengan 2 fase (Turban E. lg9g, p.392)
Conccptualinformationrcquiremcnl
Shoiv toexccutivcs is i tsatisfactory?
Developfinal EIS
lndcti ly Sourcesof Information
t7
18
Pendekatan ini terbagi atasZ macam fase' yaitu:
o Fase Pertama
Dilaksanakannya wawancara terstruktur guna menentukan informasi yang
dibutuhkan oleh Para eksekutif'
. Fase Kedua
prototipe yang berbasiskan konsep informasi yang didapat dari fase pertama'
3.1.1 Fase Pertama
Seperti yang telah dijelaskan diatas, fase pertama berhubungan erat dengan
wawancara yang terstruktur. Ada 3 macam metode untuk melakukan wawancara
terstruktur:
o IBM's Business SYstem Planning
Wawancara langsung te r tu jukepadamasa lahyangd ihadap idanme lakukan
analisa untuk menghasilkan keputusan'
. Critical Success Factor
Berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan yang meliputi faktor-faktor kritis
penunjang kesuksesan perusahaan. Dan apakah faktor-faktor kritis tersebut sudah
dapat diatasi sedemikian rupa oleh perusahaan untuk peningkatan perusahaan'
o End/Means (E/M) AnalYsis
Hubungannya lebih banyak mengarah pada hasil akhir dan efisiensi di dalam
perusahaan.
19
Secara umum dari ketiga kriteria diatas mempunyai tujuan yang sama yaitu melakukan
wawancara guna mencari informasi yang dibutuhkan perusahaan. Metode wawancara
Critical Success Factor adalah metode yang digunakan dalam penyusunan tesis ini.
Pengumpulan data dengan wawancara adalah metode yang dilakukan untuk pengumpulan
data Critical Success Factor perusahaan.
Critical Success Factor (CSF) adalah beberapa area kunci dimana sesuatu hal harus
dengan benar dilakukan agar bisnis dapat berkembang dan goal dari manajer tercapai.
Maksud dari goal disini adalah tujuan (end). CSF merupakan sarana untuk tujuan
tersebut. Informasi CSF tersebut merupakan informasi yang harus memadai bagi manajer
untuk memutuskan suatu keputusan untuk kemajuan perusahaannya.
Sesuatu CSF dari suatu tingkat manajemen dapat menjadi goal manajemen tingk at yang
lebih rendah. Dapat disimpulkan, CSF merupakan teknik diagnostik untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang paling kritis dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan.
Contoh - contoh pertanyaan CSF yang berhubungan dengan perusahaan retail adalah:
. Ramahnya pelayanan.
. Kebersihan toko
r Kecepatan pelayanan
. Sopan santun karyawan
r Mutu pelayanan
20
3.1.2 Fase Kedua.
Data yang didapat pada fase pertama yang berup a dara Critical Success Factor
perusahaan, akan digunakan untuk membuat prototipe pada fase kedua. Kemudian
diperlihatkan hasil prototipe ini kepada eksekutif untuk diberikan tanggapan-ranggapan
atau saran-saran.
Jika prototipe yang dibuat tidak sesuai dengan keinginan eksekutif, maka data yang
didapat pada fase pertama tadi harus dikaji ulang. Jika prototipe sesuai dengan kebutuhan
mereka maka Prototipe Executive Information Sysiem dapat dibangun. Sehingga sistem
infonnasi yang dirancang ini sesuai dengan keperluan eksekutif.
Pen}usunan tesis ini dilakukan dengan menggunakan pendekatal diatas, dan
dilakukan beberapa upaya untuk menyelesaikan tesis ini dimana pembahasannya
dilakukan dengan beberapa studi yaitu:
1. Studi Literature
Studi literature dari buku-buku, artikel-artikel pada intemet dilakukan untuk
menunjang teori-teori yang digunakan.
2. Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan wawancara.
Dan memberikan gambaran mengenai sistem yang akan dibuat dan kelebihannya..
Dalam studi lapangan, didapati critical Success Factor yang berguna untuk
kemajuan perusahaan.
21
3.2 Latar Belakang Perusahaan
PT. Fuji Image Service Pumama adalah sebuah perusahaan swasta yang bergerak
pada bidang penjualan retail, khususnya pada cuci cetak film, penjualan kamera dan
aksesoris, berlokasi di daerah Jelambar Baru. PT. Fuji Image Service Purnama
mempunyai 6 cabang di lokasi Jakarta. Di setiap cabang mempunyai program aplikasi
untuk mencetak laporan-laporan yang dibutuhkan oleh kantor pusat. Laporan-laporan ini
akan dikirim setiap hari ke kantor pusat. Kantor pusat akan menyimpan dan mengolah
laporan-laporan tersebut yang akan digunakan kemudian.
3.2.1 Struktur Organisasi
Komisaris
Direktur
Accounting Finance Marketing
Gambar 3-2 Struktur Organisasi PT. Fuji Image Service Pumama.
22
Struktur organisasi dalam perusahaan sangatlah penting karena dalam struktur
tersebut terdapat pembagian tugas masing-masing bagian. Disamping itu juga dapat
nremberikan gambaran tentang pola hubungan antar bagian di dalam perusahaan.
Adapun tugas,wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian adalah sebagai
berikut :
o Komisaris
- Memutuskan langkah-langkah yang harus diambil dalam suatu hubungan yang
berkenaan dengan kelangsungan perusahaan.
- Menetapkan pokok-pokok kebijakan yang menjadi pedoman dalam menetapkan
seluruh aktivitas perusahaan.
- Mengawasi atau mengadakan evaluasi terhadap hasil yang telah diperoleh
perusahaan.
- Memberikan pandangan atau nasehat, bilamana tujuan perusahaan menyimpang
dari norma-norrna yang telah dryadikan pedoman perusahaan.
- Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan atas kepengurusan perusahaan
yang dilakukan Direktur, serta membantu Direktur dalam hal-hal penting, yang
ditentukan dalam anggaran dasar.
. Direktur
- Menentukan kebijakan perusahaan yang akan dijalankan, merumuskan rencana-
rencana dan cara pelaksanaan kerja untuk mencapai tujuan perusahaan.
- Melakukan koordinasi yang baik dan tepat pada tiap-tiap bagian perusahaan.
- Memberikan pertimbangan dalam pelaksanaan dan hasil kerja masing-masing
bagian yang ada.
23
o Finance
- Membuat laporan pendanaan perusahaan
- Hubungan dengan hutang piutang perusahaan
o Accounting
- Membuat laporan keuangan bagi perusahaan.
- Melakukan perhitungan harga bagi setiap produk yang ditawarkan.
o Marketing
- Memperbanyak hubungan kerja dengan perusahaan - perusahaan lain.
- Mengadakan promosi.
o Operasi
- Mengontrol penjualan
- Memperhatikanpersediaanbarang.
- Memantau kesiatan toko.
3.3 EIS vs Balanced Scorecard
Seperti yang telah dijelaskan pada Bab II, EIS akan membantu para ekesekutif
dalam melaksanakan tugasnya. Dan Balanced Scorecard adalah sebuah konsep yang
membantu perusahaan untuk menerjemahkan strategi menjadi aksi.
Pada aplikasi ini, eksekutif hanya akan berinteraksi dengan tampilan-tampilan
laporan EIS. Data laporan yang terdapat pada EIS merupakan point-point yang didapat
dengan menggunakan metode Balanced Scorecard. Gambar 3-3 dibawah ini
menjelaskan bahwa Aplikasi EIS ditopang oleh Balanced Scorecard. Sehingga dapat
24
disimpulkan bahwa eksekutif berinteraksi hanya pada bagian EIS saja. Tetapi data yang
terdapat pada EIS itu sendiri merupakan data Critical Success Factor Balanced Scorecard.
, ' : : ; '
Executive Information System
'Balanced Scorecafd
Garnbar 3-3 Balanced Scorecard sebagai landasan aplikasi EIS
Penggabungan EIS dan Balanced Scorecard ini harus ditelusuri melalui sudut
pandang Balanced Scorecard itu sendiri, yaitu melalui 4 perspektif yang terdapat pada
Balanced Scorecard.
Pada setiap perspektif ini dicari hubungan Critical Success Factor dan objektif
untuk menunjang EIS, seperti terlihat pada gambar 3.4
25
Critical Success Factor
Keuangan
EISCritical Success Factor
Pelanggan
Critical Success FactorProses Bisnis Inlemal
Crit ical Success FactorBelajar & Berkcntang
f-l Keuangan
hY - Y
| | 1_ * I f-r,";;lI
Pelanggan l*l s,,i.gi Pl Bisnis IL_;-J
I Internal
I+Al lBe la j a r l lL-_-}] k-l
| bcrKemoang I
Gambar 3-4 EIS vs Balanced Scorecard
Sesuai dengan penjelasan sebelumnya pada Bab II untuk EiS dibutuhkan Critical Success
Factor sebagai faktor-faktor penunjang untuk mencapai kesuksesan di dalam perusahaan.
Dan untuk Balanced Scorecard sesuai dengan konsepnya, menerapkan strategi menjadi
aksi maka Critical Success Factor yang terdapat pada Balanced Scorecard
dikombinasikan dengan critical Success Factor yang terdapat pada EIS.
3.4 Gritical Success Factors
Artikel pada alamat internet http://sise.ore/JlSE/Vol1-5/TEACH4.htm terdapat
suatu pernyataan, eksekutif lebih menyukai hasil dan mereka lebih tertarik kepada
informasi yang dapat membantu mereka mencapai tujuan (goals).
Hasil yang dimaksud disini adalah suatu laporan yang singkat, jelas dan merupakan
Critical Factor untuk kemajuan perusahaan. Sudah barang tentu dalam suatu perusahaan
pasti mempunyai lebih dari satu Critical Success Factor. OIeh karena itu eksekutif harus
. t
26
pandai memilah-milah.critical Success Factor manakah yang merupakan faktor utama
untuk kemajuan perusahaan. Pemberian peringkat untuk critical Success Factor sansatlah
diperlukan mengingat banyaknya CSF dalam perusahaan.
untuk mencari data cSF penunjang perusahaan, dilakukan dengan cara wawancara
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada pendekatan wetherbe. Hal yang sama juga
dilakukan disini.
Misalkan kesuksesan perusahaan ditentukan atau ditunjang oleh 2 macamcsF yaitu:
. CSFA
o CSFB
AAAGambar 3-5 CSF yang menopang kesuskesan perusahaan
27
Kesuksesan perusahaan ini dapat ditinjau dari empat perspektif Balanced Scorecard.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa setiap perspektif pada Balanced Scorecard
mempunyai Critical Success Factor untuk mencapai tujuannya masing-masing.
. Perspektif Keuangan
Berhubungan langsung dengan laporan-laporan penjualan, sehingga akan lebih
mudah jika mendapatkan informasi secara langsung dari database penjualan.
Database
Proses EIS4 perspektif
BalancedScorecard
Gambar 3-6 Alur data yang didapat dari berbagai sumber untuk EIS.
28
Pelanggan
Berhubungan langsung dengan survey - survey pelanggan yang dilakukan oleh
perusahaan. Salah satu critical Success Factor pelanggan adalah kepuasan
pelanggan. Jika pelanggan puas, maka besar kemungkinan mereka akan kembali
untuk bertransaksi. Juga didapat dari jumlah transaksi yang dihasilkan per hari'
lnternal Bisnis
Berhubungan dengan internal bisnis di dalam perusahaan' Bagaimana manajemen
perusahaan rneningkatkan mutu layanan yang diberikan'
Belajar & Berkembang
Juga berhubungan di dalam perusahaan itu sendiri, seperti produktifitas karyawan
dan retensi karyawan.
Gambar 3-6 menunjukkan alur diagram untuk mendapatkan informasi (data) sampai
terbuatnya laporan EIS. CSF-CSF perusahaan terdapat pada balanced scorecard, yaitu
pada keempat perspektif balanced scorecard. Sumber data untuk menunjang kebutuhan
akan CSF tersebut didapat dari survey, maupun juga terhubung ke database yang terdapat
pada perusahaan. Untuk menghasilkan laporan informasi sesuai dengan kriteria EIS'
maka bagian proses-lah yang berfungsi untuk mengolah data tersebut hingga terbentuk
laporan EIS.
Laporan EIS ini meliputi informasi dalam bentuk angka-angka maupun dalam bentuk
grafik untuk memudahkan pembacaan laporan.
29
3.5 Analisa Grit ical Success Factors
Dalam merancang Executive Information System, perlu diperhatikan Critical
Success Factor (CSF) agar informasi yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan
eksekutif.
Tujuan dari kuesioner berikut adalah:
o Untuk mengetahui perlu/tidaknya dukungan informasi dalam perencanaan dan
pengambi lan keputusan.
o Untuk mengetahui data/infonnasi apa saja yang dibutuhkan dalam proses
perencanaan dan pengambilan keputusan.
Tabel 3-1 Hasil Kuesioner Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
l<d- A 4 (Rrlu sddi), F3 (turlu), qt<tuql@lg), F1 (l tdak ftrlu)
rormfarrre+qdgr S<r Ratarab
A B DApak$ dglukan lcbebagr intrnai ddannenilih irfonmi larg dFlri€n? z 1 0 0 1 1 3.67
Acak* diFlLkan d-do.rsr td'fdci irfcrnasi dalan nErErtil leni.st? 1 0 0 11 3.6-/
Apak* diperld€n diqrEfl tfuogi irfanasi da/anperoaan? 1 2 0 0 10Ddarnnvga'alisa nasdah dan mergffttl lcg.rb.6an, a@<ah infcrnasi dai lt'adcprisasi dgl*an? 1 1 0 9 3mHampergartilan kegn.ur, @*t dab / iflfcnres,i hlm sebdunrya ataudata fi$oisdst/sr? 0 0 11 36./A@ldl infc.nai lan dglukar Lrfuk nergardisa ddanberftk dil atal rird? 0 0 0 12 4.m
fctd 64 3.56
30
Tabel 3-2 Hasil Kuesioner keperluan data dalam proses perencanaan.
Dari hasil kuesioner diatas, dapat disimpulkan:
o Eksekutif memerlukan dukungan informasi dalam melakukan perencanaan dan
pengambilan keputusan (rata-rata 3.56).
o Pentingnya data Critical Success Factors.
Tabel 3-3 Hasil Kuesioner dari sisi pelanggan.
Ket. A =4 (Baik sekali), B=3 (Baik), C=2(Cukup), D=1 (Tidak Baik)
Tabel 3-3 merupakan contoh hasil kuesioner yang diberikan kepada pelanggan. Total
kuesioner yang didapat sebesar 3.17 atau79.3%. Angka tersebut yang akan ditampilkan
pada aplikasi EIS.
Pertanyaan
ResmndenSkor Rata-rata
A B c D)ata pelanggan 0 1 0 8 2.67(epuasan pelanqqan 0 3 0 0 300(ualitas pelayanan 0 0 '10 333(ecepatan pelayanan 1 0 0 1 1 3.67(ualitas oroduk J 0 0 0 4.00(eahlian karyawan 0 1 I 0 1
fotal 57 3 .17Ket. A =4 (Perlu sekali), B=3 (Pedu), C;2(Kadang-kadang), D=1 (Tidak Perlu)
Pertanvaan
ResoondenSkor Rata-rata
A B c D
Sambutan kepada pelanooan 0 2 1 0 I z . o (
Ramah dalam pelayanan 0 3 0 0 I 3 0 0(elengkapan barang 1 0 0 1 0 3.33(ebutuhan oelanaqan teroenuhi ) 1 0 0 1 1 J . O /
(ualitas cetkan film baik 1 2 0 0 1 0 3.33relayanan cepat 0 2 0 7 2.33(ebersihan toko 3 0 0 0 1 2 4.00
Total 67 3 .17
31
3.6 Metode Dri l l Down EIS
Dari beberapa sifat EIS yang telah dijabarkan pada bab 2.3; Dnll Down, Critical
Success Factor, Status Access dan Analysis; Drill Down mempunyai suatu metode
khusus dalam perancangannya. Kata Drill Down tersebut mengacu kepada menggali
informasi lebih dalam atau lebih detil. Jika dikaitkan dengan Critical Success Factor
(CSF) yang terdapat pada perusahaan, CSF dengan lebih detil dapat dituangkan dalam
laporan. CSF pada perusahaan terbentuk oleh CSF-CSF lainnya.
Dril l down
Gambar 3-7 Critical Success Factor Level dan proses Drill Down
CSF Level 1
CSF Level 2
CSF Level 3
CSF Level n
a a
Karena satu CSF danal mempunyai lebih dari satu Sub-Critical Success Factor (Sub-
CSF). Maksud dari Sub-CSF ini adalah suatu informasi yang menopang atau menjelaskan
data CSF yang berada diatasnya. Demikian juga halnya Sub-CSF ini dapat juga
mempunyai Sub dari Sub-CSF. Oleh karena kedetilan laporan dari CSF tersebut, CSF ini
dapat dikategorikan menjadi CSF Level. Sehingga CSF teratas dapat dikategorikan
sebagai CSF Level I dan Sub-CSF sebagai CSF Level 2dan seterusnya. Level dari CSF
tersebut tergantung dari kebijakan perusahaan sampai seberapa banyak level yang
diperlukan.