Upload
phamhuong
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
15
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan membahas tentang metode penelitian yang digunakan,
teknik pengumpulan data, teknik analisis data, responden yang terlibat dan
prosedur penelitian.
A. Metode Penelitian
Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan penelitian jenis
eksperimen kuasi dan pengambilan sampel secara acak. Penelitian
eksperimen yang dilakukan guna untuk mengetahui adanya pengaruh
perlakuan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan aplikasi cerita
fabel sebagai media dalam pembelajaran berbicara. Dan dilakukan pretest
sebelum perlakuan dan terdapat posttest setelah perlakukan. Menurut
Sugiyono (2009, hal. 114) metode jenis eksperimen kuasi dapat
digambarkan sebagai berikut.
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Group Pretest Treatment Posttest
Eksperimen
Kontrol
O1
O2
X1
X2
O3
O4
Keterangan:
O1 dan O2 : Pretest
X1 : Perlakuan dengan media cerita fabel
X2 : Pembelajaran seperti biasa
O3 dan O4 : Posttest
B. Desain Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimental Disigns
(Eksperimen Kuasi). Desain inimemiliki kelompok kontrol, tetapi tidak
dapat mengontrol variabel luar yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
16
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
eksperimen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut
Sugiyono (2013) berpendapat bahwa
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesisyang telah
ditetapkan (hlm. 14).
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pada teknik pengumpulan data menggunakan
teknik test dan nontest.
1. Teknik tes
Pada teknik tes yaitu test lisan berupa tes kemampuan berbicara
dengan bercerita sebuah cerita fabel. Tes kemampuan menggunakan
kriteria penilaian keterampilan berbicara. Hasil data tes lisan tersebut
yang dikumpulkan kemudian diolah dalam teknik analisis data.
2. Teknik nontes
Dan pada teknik nontes yaitu observasi terstruktur. “Observasi
terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis,
tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya”
(Sugiyono, 2013, hlm. 205). Melakukan pengamatan dengan lembar
pengamat dan langsung ke lokasi penelitian guna mendapatkan
sejumlah data.
D. Instrumen Penelitian
Terdapat dua instrumen dalam penelitian ini yaitu:
1. Tes
Instrumen dengan tes lisan dilakukan untuk mengukur
kemampuan berbicara siswa. Mengetahui pembicara yang baik
memerlukan alat ukur atau penilaian. Penilaian yang digunakan untuk
mengukur kemampuan berbicara siswa dilakukan melalui bercerita.
17
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mengevaluasi kemampuan berbicara siswa dibutuhkan format
penilaian berbicara.
a. Uji validitas
Sebelum alat ukur digunakan untuk mengukur keterampilan
berbicara siswa, dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Dilakukan
uji validitas untuk mengetahui data instrumen yang digunakan
adalah valid. Menurut Sugiyono (2013, hlm.173) bahwa
“Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Cara
mengetahui validitas insttrumen dengan menggunakan teknik yang
dikemukakan oleh Pearson, yaitu teknik kolerasi product moment.
“Rumus kolerasi product moment yang digunakan adalah kolerasi
product moment dengan angka kasar” (Arikunto, 2007, hlm.69).
Rumus kolerasi sebagai berikut:
Keterangan:
XYr = Koefisienkorelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Banyaksubjek (testi)
x2 = Skoritem
y2 = SkorSoal
Nilai rata – rata XYr yang diperoleh dari korelasi Product
momento diuji tingkat signifikansinya dengan uji – t untuk
menentukan valid atau tidak instrumen yang akan digunakan.
Kriteria pengujiannya adalah “taraf signifikansinya α = 0,05 maka
tes tersebut valid secara signifikan” (Sudjana, 2002, hlm.380).
Pada penelitian ini, untuk menguji instrumen pada uji
validitas dengan menggunakan aplikasi softwere SPSS 21 for
window. Dengan cara sebagai berikut.
2222XY
YYNXXN
YXXYN
r
18
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Persiapkan data dalam file doc. Ms. Exel
2) Buka prorgam SPSS 21 for window
3) Ketik variable view, pada bagian Name tuliskan item yang
akan diuji dan pada Decimals ubah angka menjadi 0
4) Klik Data View dan masukkan data skornya
5) Klik Analyze, pilih Corrolate, dan pilih Bivariete.
6) Kemudian muncul kotak, masukkan semua item ke variables,
lalu klik OK.
Interpretasi menurut Arikunto (2012, hlm.89) dibagi
kedalam kategori sebagai berikut:
Tabel 3.2
Klasifikasi Validitas
KoefisienValiditas Klasifikasi
0,80 XYr 1,00
Sangat tinggi
0,60 XYr 0,80 Tinggi
0,40 XYr 0,60 Sedang
0,20 XYr 0,40 Rendah
0,00 XYr 0,20 Sangat rendah
b. Uji reliabilitas
Menurut Suherman (2001, hlm.153) “suatu alat evaluasi
disebut reliabel jika alat evaluasi memberikan hasil yang relatif
tetap jika digunakan untuk subjek yang sama, dengan demikian
reliabilitas disebut juga konsisten dan ajeg”. Dengan kata lain,
“jika kepada para siswa diberikan tes yang sama dalam waktu yang
berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan
(rangking) yang sama dalam kelompoknya” (Arikunto, 2002, hlm.
19
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
60). Setelah instrumen valid, maka instrumen harus dapat
realiabel. Rumus yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah
bentuk uraian dikenal dengan rumus Crambach (Suherman, 2001)
yaitu:
2
2
11 11
t
i
n
nr
Keterangan :
11r = Nilai Reliabilitas yang dicari
n = Banyak butir soal (item)
2
i = Varians skor setiap item,dan
2
t = Varians skor total
Pada penelitian ini, untuk menguji instrumen pada uji
reliabilitas dengan menggunakan aplikasi softwere SPSS 21 for
window. Dengan cara sebagai berikut.
1) Persiapkan data dalam file doc. Ms. Exel
2) Buka prorgam SPSS 21 for window
3) Ketik variable view, pada bagian Name tuliskan item yang
akan diuji dan pada Decimals ubah angka menjadi 0
4) Klik Data View dan masukkan data skornya
5) Klik Analyze, pilih Scale, lalu klik Reliability Analysis
6) Kemudian muncul kotak, masukkan semua item ke variables,
lalu klik Statistik.
7) Kemudian beri tanda ceklis (√) pada scale if item deleted,
correlations, means, variances dan correlations, lalu klik OK.
Tabel 3.3
Klasifikasi Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Klasifikasi
0,80 11r 1,00 Sangat tinggi
20
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,60 11r 0,80 Tinggi
0,40 11r 0,60 Sedang
0,20 11r 0,40 Rendah
0,00 11r 0,20 Sangat rendah
Setelah menguji instrumen dengan uji validitas dan uji
reliabilitas, maka instrumen dapat digunakan. Berikut ini adalah alat
ukur keterampilan berbicara siswa. Berikut merupakan format penilaian
berbicara/bercerita yang dimodifikasi dari penilaian Jakovits dan
Gordon (Nurgiyantoro, 2001, hlm. 290).
Tabel 3.4
Alat Ukur Keterampilan Berbicara
No Pembelajaran Berbicara Aspek yang Dinilai
1 Aspek kebahasaan a. Lafal
b. Kosakata
c. Struktur kalimat
2 Aspek nonkebahasaan a. Kesesuaian gagasan dengan
cerita
b. Kelancaran bercerita
Kriteria penilaian keterampilan berbicara terdiri dari aspek-aspek
dengan skala nilai sebagai berikut:
a. Aspek kebahasaan
1) Lafal
3 : Pelafalan jelas, tidak terdapat pengaruh dialek dan dapat
dipahami.
2 : Pelafalan kurang jelas, sebagian kecil dipengaruhi dialek
dan kurang dipahami.
21
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 : Pelafalan tidak jelas, banyak dipengaruhi dialek dan sulit
dipahami.
2) Kosakata
3 : Penguasaan kosakata, istilah, ungkapan yang tepat, sesuai
dan bervariasi.
2 : Penguasaan kosakata, istilah, ungkapan kurang tepat,
kurang sesuai dan kurang bervariasi.
1 : Penguasaan kosakata, istilah, ungkapan tidak tepat, tidak
sesuai dan sangat terbatas.
3) Struktur kalimat
3 : Hampir tidak terjadi kesalahan struktur.
2 : Kadang-kadang terjadi kesalahan struktur.
1 : Sering kali terjadi kesalahan struktur.
b. Aspek nonkebahasaan
1) Kesesuaian gagasan dengan cerita
3 : Topik dan uraian sesuai cerita, mudah dipahami dan unsur
cerita lengkap.
2 : Topik dan uraian kurang sesuai cerita, hampir sulit
dipahami dan unsur cerita kurang lengkap.
1 : Topik dan uraian tidak sesuai cerita, sulit dipahami dan
unsur cerita tidak lengkap.
2) Kelancaranbercerita
3 : Lancar bercerita dari awal sampai akhir dan jeda tepat
2 : Kurang lancar becerita dan jeda kurang tepat.
1 : Tidak lancar bercerita dan jeda tidak tepat.
Tabel 3.5
Lembar Penilaian Keterampilan Berbicara
No Nama Aspek yang Dinilai Jumlah Nilai Keterangan
22
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Siswa I II III IV V
Jumlah
Rata-rata
∑ skor = 3 × 5
= 15
Nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ
∑𝑠𝑘𝑜𝑟 × 100
Keterangan :
3 : Skala penilaian
5 : jumlah aspek penilaian
I : Lafal
II : Kosakata
III : Struktur
IV : Kesesuaian gagasan dengan cerita
V : Kelancaran bercerita
2. Lembar Pengamatan
Pada instrumen nontes melalui kegiatan observasi. Melakukan
pengamatan berlandaskan aspek-aspek pengamatan.Pedoman observasi
dibuat dengan bentuk tabel.
Tabel 3.6
Lembar Observasi Kegiatan Guru pada Pembelajaran Berbicara
Nama Sekolah :
23
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tanggal Observasi :
Nama Observer :
Nama Guru :
Kelas / Semester :
Petunjuk :
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom Ya sesuai aktivitas guru yang
terlihat dan beri tanda ceklis (√) pada kolom Tidakjika aktivitas guru
tidak terlihat ketika diamati.
No Indikator Observasi Aplikasi
Keterangan Ya Tidak
Kegiatan Awal
1 Mengajak siswa untuk berdoa sesuai agama
dan keyakinan masing-masing.
2 Melakukan komunikasi tentang kehadiran
siswa.
3 Guru mempersiapkan alat atau media untuk
digunakan pada saat pembelajaran
4 Guru melakukan apersepsi dan memotivasi
siswa untk belajar
5 Guru mengajak siswa untuk bertepuk
semanagat
Kegiatan Inti
6 Guru membacakan sebuah wacana
7 Tanya jawab tentang isi wacana
8 Guru menceritakan kembali isi wacana
dengan bahasa sendiri.
9 Guru menugaskan siswa untuk memberi
tanggapan tentang wacana tersebut
10 Guru menugaskan siswa untuk menceritakan
kembali tentang cerita tersebut
11 Guru menjelaskan gagsan pokok wacana
tersebut.
Kegiatan Akhir
12 Bersama-samasiswa dan
gurumembuatkesimpulan/
rangkumanhasilbelajar.
13 Bertanyajawabtentangmateri yang
telahdipelajari.
14 Melakukan penilaian hasil belajar.
15 Tindak lanjut, pemberian PR.
16 Mengkondisikan kelas
dansiswaberdo’amenurut agama
dankeyakinanmasing-masing.
24
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kriteria penilaian =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑌𝑎
16 × 100
Tabel 3.7
Lembar Observasi Kegiatan Siswapada Pembelajaran Berbicara
Nama Sekolah :
Tanggal Observasi :
Nama Observer :
Nama Guru :
Kelas / Semester :
Petunjuk :
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom Ya sesuai aktivitas siswa yang
terlihat dan beri tanda ceklis (√) pada kolom Tidak jika aktivitas siswa
tidak terlihat ketika diamati.
No Indikator Observasi Aplikasi Keterangan
Ya Tidak
1 Siswa menyimak wacanatersebut.
2 Beberapa siswa memberi tanggapan tentang
cerita tersebut
3 Beberapa siswa bercerita tentang wacana
dengan kata-kata sendiri secara bergiliran
4 Bersama-samasiswa dan
gurumembuatkesimpulan/
rangkumanhasilbelajar.
5 Siswaberdo’amenurut agama
dankeyakinanmasing-masing.
Kriteria penilaian =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑌𝑎
5 × 100
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan
programsoftwere SPSS statistik for windows. Data yang diperoleh dari
pengumpulan data diolah dan dianalisis dengan menggunakan program
25
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut. Dan data hasil observasi diolah dan disajikan dengan deskripsi.
Berikut ini langkah-langkah analisis data.
a. Uji normalitas
Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan
perhitungan statistika, diantaranya dengan meghitung uji normalitas, uji
homogenitas data dan uji hipotesis. Uji normalitas digunakan agar data
yang diperoleh dapat berdistribusi normal. Berdistribusi normal adalah
sebaran data siswa yang diperoleh mendapatkan nilai tinggi, sedang dan
rendah. Oleh karena itu, sebelum menguji hipotesis, terlebih dahulu
dilakukan pengujian normalitas data.
Adapun untuk menganalisis uji normalitas data pada penelitian ini
digunakansoftware SPSS 21 for windows. Dengan cara memasukkan
data yang akan diolah pada Ms. Exel, kemudian pilih analyze,
descriptive statistics dan explore, maka akan keluar berupa output nilai
uji normalitas.Data dikatakan normal apabila taraf signifikansi > 0,05.
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kelas
eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen atau
tidak. Untuk mengetahui hasil uji homogenitas antara kedua sampel
tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 21 for
windows.
c. Uji kesamaan dua rata-rata (uji t)
Untuk menguji hipotesis, dilakukan dengan uji perbedaan dua
rata-rata (uji-t). Uji hipotesis menggunakan uji t dua sampel. Uji-t dua
sampel ini termasuk kepada uji perbandingan (uji komparatif). Gunanya
uji komparatif adalah untuk menguji signifikansi hasil penelitian yang
berupa perbandingan keadaan variable dari dua rata-rata sampel. Syarat
untuk melakukan uji-t ini adalah ketika uji normalitas dan uji
homogenitas terpenuhi.Adapun rumus untuk menghitung uji-t adalah
(Riduwan, 2003, hlm. 214) :
26
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑥 1 − 𝑥 2
𝑆1
𝑛1 +
𝑆2
𝑛2− 2𝑟.
𝑠1
𝑛1 +
𝑠2
𝑛2
Keterangan:
r = Nilai Korelasi X1 dengan X2
n1 dan n2 = Jumlah sampel
𝑥 1 dan 𝑥 2 = Rata-rata sampel ke-1 dan sampel ke-2
𝑠1 dan 𝑠2 = Standar Deviasi sampel ke-1 dan sampel ke-2
S1 dan S2 = Varians sampel ke-1 dan sampel ke-2
Perhitungan uji t dalam penelitian ini, dilakukan dengan
menggunakan software untuk menghitung data statistik, yaitu program
SPSS 21 for window. Setelah mengetahui hasil normalitas dan
homogenitas data,dengan cara memasukan input(variabel view),
kemudian klik analyze,lalu pilih compare means dan klikindependent–
samples t test. Setelah dimasukan data pada variebel view maka akan
keluar output berupa tabel uji t.
d. Perhitungan N-Gain
PerhitnganN-Gain dilakukan untuk mengetahui sejauhmana
peningkatan keterampilan berbicara siswa selama penelitian ini baik
dengan pembelajaran yang mengaplikasikan media cerita fabel maupun
dengan pembelajaran konvensional. Adapun perhitungan N-Gain
menggunakansoftware Ms. Exel dengan rumus (Melzer, 2003).
%100..
..x
pretesskoridealskor
pretesskorpostesskorg
Skor ideal 100.
Untuk mellihat peningkatan N-Gain siswa, maka sebagai acuan
menggunakan tabel sebagai berikut.
Tabel 3.8
Interpretasi N–Gain
Gain Klasifikasi
g>0,7 gain tinggi
27
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,3<g≤0,7 gain sedang
g≤0,3 gain rendah
F. Lokasi Penelitian
Lokasi pelaksanaan penelitian ini di SDNegeri Taman yang beralamat
di Kp. Sitauan, Kelurahan Umbul Tengah, Kecamatan Taktakan, Kota
Serang, Provinsi Banten. Lokasi yang tidak terlalu jauh dan dapat
terjangkau. Pemilihan lokasi penelitian di SDNegeri Taman ini karena
beberapa alasan yang dapat mempermudah pelaksanaan penelitian. Salah
satunya yaitu dimana SD Negeri Taman memiliki 2 rombongan belajar pada
kelas II diantaranya II A dan II B.
G. Subjek dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa-siswi kelas II
A dan B di SDNegeri Taman. Kelas II A sebagai kelas eksperimen dengan
jumlah keseluruhan 37 siswa yang terdiri dari 21siswa laki-laki dan 16
siswa perempuan dan dengan wali kelas adalah Ibu Herawati,
S.Pd.i.Sedangkan kelas II B sebagai kelas kontrol dengan jumlah
keseluruhan 36 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 17 siswa
perempuan dan dengan wali kelas adalah Ibu Dewi Ratnaningsih, S.Pd.i.
Pengambilan sampel penelitian hanya 27 siswa dari kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Pengambilan sampel secara acak ini dilakukan karena
terdapat siswa yang tidak selalu hadir saat penelitian berlangsung. Hal ini
bermaksud untuk mempermudah pelaksanaan penelitian.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur pada penelitian ini dimulai dengan dilakukan observasi guna
untuk mendapatkan data pada subjek penelitian. Selanjutnya pretest guna
memperoleh data subjek sebelum dilakukan penerapan. Melaksanakan
pretest di kelas eksperimen dan kelas kontrol serta dikenakan tes bercerita
kembali. Pada pelaksanaan perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan
28
NINA NURAMALINA, 2015
APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran dengan menerapkan media cerita fabel. Dan yang terakhir
adalah posttest guna mengetahui hasil setelah dilakukan perlakuan. Sama
halnya pretest, dilakukannya posttest di kelas eksperimen dan kelas kontrol
serta terdapat tes.
Adapun penelitian kuantitatif memiliki langkah-langkah dalam
pelaksanaannya. “Proses penelitian kuantitatif bersifat linier, di mana
langkah-langkahnya jelas, mulai dari rumusan masalah, berteori,
berhipotesis, mengumpulkan data, analisis data, dan membuat kesimpulan”
(Sugiyono, 2013, hlm. 27). Menurut Sugiyono (2013, hlm. 49) prosedur
penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dapat diperjelas
dengan bagan sebagai berikut.
Gambar 3.1
Bagan Prosedur Penelitian Kuantitatif
Rumusan
Masalah
Landasan
Teori
Perumusan
Hipotesis
Pengumpulan
Data
Analisis
Data
Kesimpulan
dan Saran
Pengembangan
Instrumen
Pengujian
Instrumen
Populasi dan
Sampel