37
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Dimana terdapat dua kelompok dengan kondisi yang homogen. Kelompok pertama yaitu kelompok kontrol atau kelompok yang tidak diberikan perlakuan, kelompok yang kedua yaitu kelompok eksperimen, kelompok inilah yang akan diberikan perlakuan. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan benda kongkret dalam model pembelajaran make a match . Tujuan dari penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab-akibat, berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen dan menyediakan kontrol untuk perbandingan. 3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2011/ 2012. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu di SD Gugus Perkutut Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang dengan mengambil 2 SD yaitu SD Negeri Karangtengah 01 dan SD Negeri Tlogo. 3.1.3 Prosedur Eksperimen Sesuai desain eksperimen yang akan digunakan maka prosedur eksperimennya yaitu sebagai berikut: 1. Membuat kisi-kisi tes 2. Menyusun instrumen tes uji coba berdasar kisi-kisi yang ada 3. Mengujicobakan instrumen tes uji coba yang berbentuk pilihan ganda dan uraian

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Dimana

terdapat dua kelompok dengan kondisi yang homogen. Kelompok pertama

yaitu kelompok kontrol atau kelompok yang tidak diberikan perlakuan,

kelompok yang kedua yaitu kelompok eksperimen, kelompok inilah yang

akan diberikan perlakuan.

Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan

benda kongkret dalam model pembelajaran make a match . Tujuan dari

penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan

sebab-akibat, berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara

memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok

eksperimen dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.

3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2011/

2012. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu di SD Gugus Perkutut

Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang dengan mengambil 2 SD yaitu

SD Negeri Karangtengah 01 dan SD Negeri Tlogo.

3.1.3 Prosedur Eksperimen

Sesuai desain eksperimen yang akan digunakan maka prosedur

eksperimennya yaitu sebagai berikut:

1. Membuat kisi-kisi tes

2. Menyusun instrumen tes uji coba berdasar kisi-kisi yang ada

3. Mengujicobakan instrumen tes uji coba yang berbentuk pilihan ganda dan

uraian

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

29

29

4. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk

mengetahui validitas dan reabilitas soal

5. Melakukan tes 1 pada kedua kelompok untuk mengetahui kondisi awalnya

6. Memberi perlakuan pada siswa kelas IV SD Negeri Karangtengah 01

sebagai kelompok kontrol dan SD Negeri Tlogo sebagai kelompok

eksperimen

7. Memberi tes 2 kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

8. Menganalisis hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar

9. Menyusun laporan hasil penelitian

Langkah selanjutnya yaitu membuat rancangan penelitian.

Rancangan penelitian yang akan dilakukan yaitu, pertama kali memastikan

kedua kelompok memiliki kondisi awal yang sama, dengan cara melakukan

tes 1 kepada kedua kelompok. Kemudian kelompok kontrol (SD Negeri

Karangtengah 01) diberikan perlakuan secara konvensional sedangkan

kelompok eksperimen (SD Negeri Tlogo) diberikan perlakuan dengan

model pembelajaran make a match dengan menggunakan benda kongkret.

Dilakukan tes 2 untuk mengetahui hasil belajar masing-masing kelompok,

kemudian dianalisis dan digunakan untuk menyusun laporan, terkait

penarikan kesimpulan hasil penelitian. Secara sederhana rancangan

penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gbr. 3.1

Bagan Rancangan Penelitian Efektifitas Penggunaan Benda Kongkret Pada Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas IV

SD Di Gugus Perkutut Tuntang Semarang Semester II Tahun Ajaran 2011/2012

Kondisi

A

w

a

l

S

i

s

w

a

s

a

m

a

Kelompok

kont

rol Hasil

B

e

l

a

j

a

r

Perlakuan dengan

pengguna

an benda

kongkret

pada

model

pembelaja

ran make

a match

Perlakuan

konvensio

nal

Kelompok

eksp

erim

en

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

30

30

Peneliti menggunakan Quasi Experimental Design, jenis desain yang

digunakan Nonequivalent Control Group Design, karena dalam penelitian

ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara

random (Sugiyono, 2011:116). Nonequivalent Control Group Design

merupakan salah satu desain kuasi eksperimen. Kedua kelompok tidak

dipilih berdasarkan random, untuk mengetahui keadaan awal kedua

kelompok sama (homogen) maka dilakukan tes 1, lalu diuji homogenitas

berdasarkan hasil tes 1. Setelah dipastikan kedua kelompok dalam kondisi

yang sama (homogen) maka diberikan perlakuan (x) kepada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan (konvensional),

dengan materi ajar yang sama. Diberikan lagi tes 2 untuk mengetahui

keadaan kedua kelompok setelah diberikan perlakuan (x) kepada kelompok

eksperimen dan konvensional kepada kelompok kontrol. Setelah didapatkan

hasil tes 2, maka dilakukan uji terhadap hasil tes 2 (t-test), lalu dilakukan

analisis untuk mengetahui keadaan kelompok setelah perlakuan serta

pertimbangan untuk mengambil kesimpulan. Desain penelitian secara lebih

jelas dapat dilihat pada gambar di berikut ini:

Gambar 3.2

Desain Eksperimen Nonequivalent Control Group Design

O1 X O2

O3 04

Keterangan:

X : Perlakuan (Penggunaan benda kongkret pada model pembelajaran

make a match)

O1 : Pengukuran tes 1 hasil belajar kelompok eksperimen

O2 : Pengukuran tes 2 hasil belajar kelompok eksperimen

O3 : Pengukuran tes 1 hasil belajar kelompok kontrol

O4 : Pengukuran tes 2 hasil belajar kelompok kontrol

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

31

31

3.2 Variabel Penelitian

Variabel bebasnya yaitu penggunaan benda kongkret pada model

make a match dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Siswa dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok I sebagai kelompok

pemegang kartu soal, kelompok II sebagai kelompok pemegang kartu

jawaban dan kelompok III sebagai penilai.

b. Guru menyiapkan benda kongkret, kartu soal dan kartu jawaban.

c. Setiap siswa dari kelompok I mendapatkan satu kartu soal dan setiap

anggota dari kelompok II mendapatkan satu kartu jawaban.

d. Kelompok I yang memegang kartu soal memikirkan jawaban sedangkan

kelompok II yang memegang kartu jawaban memikirkan soal yang sesuai.

e. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yangcocok dengan

kartunya (soal maupun jawaban).

f. Selanjutnya setelah kelompok I dan II berpasangan. Kartu yang telah

dipasangkan (soal dan jawaban) diberikan kepada kelompok III untuk

dikoreksi.

g. Kelompok III sebagai penilai memberikan poin kepada kelomok yang

benar.

h. Setelah batas waktu yang ditentukan habis, kemudian ketiga kelompok

bertukar peran, kelompok I menjadi penilai, kelompok II menjadi kelompok

pemegang kartu soal dan kelompok III sebagai pemegang kartu jawaban.

i. Selanjutnya melakukan langkah seperti di atas.

j. Petukaran peran dilakukan sampai semua kelompok merasakan menjadi

kelompok pemegang kartu soal, kartu jawaban dan penilai.

k. Kesimpulan/ penutup.

Variabel terikat (Dependent) adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel independent (Endang Mulyatiningsih, 2011:90). Dalam penelitian

ini variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa kelas IV semester II tahun

ajaran 2011/2012.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

32

32

Hasil Belajar : besarnya skor yang diperoleh siswa kelas IV dari

nilai proses (pemegang kartu soal, kartu jawaban dan penilaian) dan nilai

hasil (tes formatif) pada akhir kegiatan pembelajaran.

Hasil belajar : 40% nilai proses + 60% nilai hasil

3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah sekumpulan orang, hewan, tumbuhan atau benda

yang mempunyai karakteristik tertentu yang akan diteliti (Endang

Mulyatiningsih, 2011:10). Populasi dalam penelitian ini yaitu SD imbas di

gugus Perkutut kecamatan Tuntang kabupaten Semarang semester II tahun

ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 5 SD imbas. Data lebih rinci disajikan

pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Daftar Sekolah Dasar Imbas Gugus Perkutut

Kabupaten Semarang

No Nama Sekolah

1 SD Negeri Tlogo

2 MI Watuagung

3 SD Negeri Watuagung 01

4 SD Negeri Watuagung 02

5 SD Negeri Karangtengah 01

3.3.2 Sampel

Pada saat pelaksanaan penelitian, peneliti tidak memakai semua SD

imbas yang ada. Peneliti menggunakan cluster sampling. Cluster sampling

digunakan apabila populasi sasaran eksperimen cukup luas dan peneliti

berkeinginan untuk mengambil sebagian populasi (sampel) yang mewakili

saja (Endang Mulyatiningsih, 2011:96). Jadi, sampel penelitian yang

digunakan yaitu SD Negeri Tlogo dan SD Negeri Karangtengah 01

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

33

33

kecamatan Tuntang kabupaten Semarang. Data lebih rinci dapat dilihat

dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.2

Data Siswa Kelas IV SD Negeri Tlogo dan SD Negeri Karangtengah 01

Tuntang Semarang Semester II Tahun ajaran 2011/2012

3.4 Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk

mengumpulkan atau memperoleh data dalam suatu penelitian. Adapun

teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai

berikut :

1. Tes

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data utama dalam

penelitian ini adalah tes formatif hasil belajar dalam bentuk tes pilihan

ganda dan uraian. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas

IV mata pelajaran IPS. Sebelum membuat instrumen pengumpulan data,

maka terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen. Secara lebih jelas kisi-

kisi instrumen dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4.

2. Non tes

Teknik non tes adalah pengukuran yang digunakan untuk

mengetahui kemampuan siswa tanpa menggunakan tes. Penelitian ini

menggunakan teknik observasi yaitu sebuah teknik pengukuran untuk

melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala

Sekolah Total Perlakuan

SD Negeri Tlogo 30 Kelompok Eksperimen

SD Negeri Karangtengah 01 26 Kelompok Kontrol

Jumlah siswa 56

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

34

34

yang tampak pada objek penelitian. Observasi dilakukan untuk 2 hal yaitu:

implementasi RPP dan kegiatan siswa.

a. Observasi Aktifitas Guru Dalam Pembelajaran

Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang pencapaian

pengajar dalam pemberian treatment di dalam kelas, sehingga di dalam

pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses

yang diharapkan. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan

menggunakan benda kongkret pada model pembelajaran make a match,

untuk melakukan observasi tersebut maka dibuat instrumen observasi.

Sebelum instrument observasi dibuat, maka dibuat dulu kisi – kisi instrumen

observasi. Konsep dasar penyusunan instrument observasi dalam hal ini

adalah model dan prosedur pelaksanaan pembelajaran yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu penggunaan benda kongkret pada model

pembelajaran make a match dalam kegiatan pembelajaran. Secara lebih jelas

kisi-kisi observasi aktifitas guru dalam pembelajaran disajikan pada tabel

berikut ini:

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Observasi Implementasi RPP Untuk Aktifitas Guru

Indikator Aspek yang diamati

Persiapan

1. Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa

2. Penggunaan benda kongkret dan kartu-kartu sesuai dengan

materi yang akan diajarkan

3. Menyiapkan masalah yang akan dipecahkan

Pelaksana-

an

Kegiatan Awal

4. Membuka pelajaran dengan salam

5. Melakukan apersepsi dan motivasi

6. Menjelaskan tujuan pembelajaran

7. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

Kegiatan Inti

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

35

35

8. Membentuk tiga kelompok (kelompok pemegang soal, kelompok

pemegang jawaban dan kelompok penilai).

9. Menjelaskan peran setiap kelompok dengan jelas.

10. Menjelaskan manfaat dan kegunaan benda kongkret yang telah

disediakan dalam menunjang pembelajaran.

11. Sebagai fasilitator dalam kegiatan mencari pasangan

12. Merangsang terjadinya interaksi antar siswa

13. Memberi kesempatan kelompok penilai untuk melaporkan hasil

penilaiannya.

14. Memuji siswa yang giat dan aktif dalam kegiatan pembelajaran

Penutup 15. Menyimpulkan materi pembelajaran dengan melibatkan siswa

16. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

Setelah dibuat kisi-kisi barulah dibuat instrumen observasi aktifitas

guru dalam kegiatan pembelajaran. Instrumen observasi dan rekap hasil

observasi aktifitas guru dalam kegiatan pembelajaran pada lampiran 16 dan

17.

b. Observasi Keaktifan Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran

Observasi ini dilakukan pada kelompok eksperimen yaitu kelas IV

SD Negeri Tlogo kecamatan Tuntang kabupaten Semarang. Sebelum dibuat

instrumen observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, maka

terlebih dahulu dibuat kisi-kisinya. Kisi-kisi observasi keaktifan siswa

dalam kegiatan pembelajaran secara lebih jelas disajikan pada tabel di

bawah ini:

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Observasi Implementasi RPP Keaktifan Siswa

Indikator Aspek yang diamati

Persiapan 1. Siswa membawa alat tulis dan materi yang akan dipelajari

2. Siswa antusias mengikuti pembelajaran

Pelaksanaan 3. Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

36

36

P = Jumlah peserta didik yang menjawab benar dibagi dengan jumlah

peserta didik keseluruhan atau

P = Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar

Indikator

4. Siswa aktif saat kegiatan mencari kartu soal yang cocok

dengan kartu jawaban.

Aspek yang diamati

Pelaksanaan 5. Siswa aktif saat kegiatan mencari kartu jawaban yang cocok

dengan kartu soal.

6. Siswa aktif saat menjadi penilai pasangan kartu yang sesuai.

Penutup 7. Siswa menyelesaikan semua peran dengan baik.

8. Siswa mampu menarik kesimpulan dari materi yang telah

dipelajari.

Langkah berikutnya jika kisi-kisi telah selesai dibuat yaitu membuat

instrumen observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Instrumen observasi dan rekap hasil observasi keaktifan siswa dalam

kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 18 dan 19.

3.5 Uji Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal adalah angka yang menunjukkan proporsi

peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal (Slameto, 2001).

Semakin tinggi tingkat kesukaran berarti soal itu semakin mudah, begitu

pula sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran berarti soal itu semakin

sukar. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu

soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam

bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran (P), dapat dihitung dengan rumus:

Menurut Naniek Sulistya Wardani (2009:8.7), rentang nilai tingkat

kesukaran soal berkisar antara 0-1, secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

37

37

Tabel 3.5

Klasifikasi Nilai Tingkat Kesukaran

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

0.00 – 0.25 Sukar

0.26 – 0.75 Sedang

0.76 – 1.00 Mudah

Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal, secara rinci disajikan pada

tebel di bawah ini:

Tabel 3.6

Frekuensi Tingkat Kesukaran Butir Soal Pilihan Ganda (30 soal)

Kategori Frekuensi (f) No item soal

Sukar - -

Sedang 26 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,

16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 29, 30

Mudah 4 5, 22, 24, 28

Dari tabel 3.6 terlihat jelas bahwa tidak ada 1 item soal yang masuk

dalam kategori sukar, 26 soal termasuk dalam kategori sedang dan 4 soal

termasuk dalam kategori mudah. Perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada

lampiran 11.

Tingkat kesukaran soal uraian menurut klasifikasi Puspendik dalam

Rahma Zulaiha (2008:34) diperoleh melalui perhitungan dengan

menggunakan rumus:

TK = Mean

Skor maksimum

Keterangan :

TK : Tingkat kesukaran soal uraian

Mean : Rata-rata skor siswa

Skor Maksimum : Skor maksimum perolehan soal

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

38

38

Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal, secara rinci disajikan pada

tebel di bawah ini:

Tabel 3.7

Frekuensi Tingkat Kesukaran Butir Soal Uraian (10 soal)

Kategori Frekuensi (f) No item soal

Sukar 1 1

Sedang 9 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,

10

Mudah - -

Dari tabel 3.7 terlihat jelas bahwa tidak ada soal yang masuk dalam

kategori mudah, 9 soal termasuk dalam kategori sedang dan 1 soal termasuk

dalam kategori sukar. Perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada lampiran

11.

3.6 Uji Instrumen Penelitian

3.6.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan suatu instrumen. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari

variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi, 2006;168; dalam Dwinanto,

2011:34)

Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik

korelasi product moment yang dikemukakan Pearson (Suharsimi, 2009: 69;

dalam Dwinanto; 2011:34). Rumus korelasi product moment dengan angka

kasar.

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi pearson

x = variabel bebas

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

39

39

y = variabel terikat

n = jumlah data

Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 19.0. Dasar pengambilan

keputusan item yang valid berdasarkan kriteria Naniek Sulistya Wardani

(2009:8.12) bahwa suatu item instrument penelitian dianggap valid jika

memiliki koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,20. Kategori

inilah yang digunakan untuk menentukan apakah item valid atau tidak,

dengan rentang indeks validitas sebagai berikut:

Tabel 3.8

Klasifikasi Indeks Validitas

Instrumen soal tes yang akan diberikan pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol dilakukan uji coba terlebih dahulu. Instrumen diujikan di SD

Negeri Karanganyar 01 kecamatan Tuntang kabupaten Semarang pada

tanggal 24 maret 2012. Setelah uji coba dilakukan, kemudian dilakukan uji

validitas instrumen. Dari 30 item soal pilihan ganda dan 10 soal uraian,

setelah dilakukan perhitungan uji validitas dengan menggunakan bantuan

SPSS 19,0 diketahui dari 30 item soal pilihan ganda terdapat 5 soal yang

tidak valid terdapat pada item soal nomor 2, 9, 14, 27, dan 29. Kemudian

dari 25 item soal yang sudah valid dilakukan uji validitas lagi, ternyata

semua item soal tetap valid. Dari 25 item soal pilihan ganda yang valid,

semuanya digunakan untuk instrumen penelitian.

Selain item soal pilihan ganda terdapat juga item soal uraian. Uji

validitas soal juga dilakukan terhadap soal uraian. Dari 10 item soal uraian,

No Indeks Interprestasi

1 0.81-1.00 Sangat tinggi

2 0.61-0.80 Tinggi

3 0.41-0.60 Cukup

4 0.21-0.40 Rendah

5 0.00-0.20 Sangat rendah

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

40

40

setelah dilakukan uji validitas maka diketahui bahwa ada 2 item soal yang

tidak valid yaitu instrumen nomor 3, 8. Kemudian dari 8 item soal yang

sudah valid dilakukan uji validitas lagi, ternyata terdapat 1 soal yang tidak

valid yaitu instrumen nomor 2. Dari 7 item soal uraian yang valid, kemudian

dilakukan uji validitas lagi, ternyata semua item soal tetap valid. Dari 7 item

soal yang sudah valid hanya 5 soal yang digunakan untuk instrumen

penelitian. Instrumen penelitian sebanyak 30 soal terdiri dari 25 soal pilihan

ganda dan 5 soal uraian. Karena seluruh item sudah valid maka item soal

sudah bisa digunakan untuk instrumen penelitian. Hasil uji validitas secara

lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 7, 8, 9 dan 10.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sudjana (2011:16), reliabilitas alat penilaian adalah

ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya.

Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil

yang relatif sama. Rumus reliabilitas dengan metode Alpha (Sugiyono,

2006:282) adalah:

Keterangan :

: koefisien realibilitas alpha

k : mean kuadrat antara subyek

: mean kuadrat kesalahan

: varians total

Koefisien reliabilitas selalu berada dalam rentangan 0 - 1 yang

menunjuk pada prosentase varian error dengan sumber variasi yang

berbeda. Untuk mengetahui reliabilitas skor tes dalam penelitian ini

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

41

41

menggunakan SPSS 19.0. Berikut tabel rentang indeks reliabilitas menurut

Naniek Sulistya Wardani (2009:8.14):

Tabel 3.9

Klasifikasi Indeks Reliabilitas

No Indeks Interprestasi

1 0.80-1 .00 Sangat reliabel

2 < 0.80-0.60 Reliabe reliabel

3 < 0.60- 0.40 Cukup reliabel

4 < 0.40- 0.20 Agak R reliabel

5 < 0.20 Kurang reliabel

Hasil uji reliabilitas instrumen soal tes dengan bantuan SPSS 19,0

diperoleh hasil untuk uji validitas pertama item soal pilihan ganda sebanyak

30 soal, tingkat reliabilitasnya sebesar 0,871 dengan interprestasi sangat

reliabel, kemudian setelah dilakukan uji reliabilitas lagi terhadap 25 soal

yang sudah valid, reliabilitasnya sedikit meningkat dengan angka 0,889

maka interprestasinya sangat reliabel.

Uji reliabilitas juga dilakukan pada item soal uraian. Item soal uraian

berjumlah 10. Dari hasil uji validitas pertama terhadap 10 item soal uraian,

angka reliabilitasnya 0,612 dengan interprestasi reliabel. Setelah dilakukan

uji validitas kedua terhadap 8 item soal uraian yang sudah valid, angka

reliabilitas meningkat menjadi 0,739 dengan interprestasi reliabel.

Dari hasil uji reliabilitas dengan interprestasi bahwa item soal sudah

reliabel, maka item soal sudah layak digunakan untuk instrumen penelitian,

baik instrumen soal pilihan ganda maupun item soal uraian. Hasil uji

reliabilitas secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 7, 8, 9 dan 10.

3.6.3 Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk menguji apakah varians-varians

tersebut homogen atau tidak. Kedua kelompok dikatakan homogen jika nilai

signifikansi > 0.05. Rumus uji homogenitas adalah sebagai berikut:

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

42

42

S2 =

Keterangan:

= jumlah siswa tiap kelompok

= varians tiap kelompok

Kaidah uji homogenitas, jika F hitung < F tabel dan p > 0,05 ( 5 %)

maka hubungan kedua variabel dinyatakan homogen, sebaliknya jika F

hitung > F tabel dan p < 0,05 ( 5%) maka tidak homogen.

Uji homogenitas menggunakan bantuan SPSS 19.0. Metode

pengambilan keputusan pada uji homogenitas menurut Duwi Priyatno

(2010;99) yaitu jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima (varian sama) dan

jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak (varian berbeda). Dari data nilai

hasil tes homogenitas (tes 1) antara kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Hasil Uji Homogenitas Tes 1

Test of Homogeneity of Variances

Nilai Tes 1

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,291 1 54 ,261

Hasil uji homogenitas yang diperoleh melalui perhitungan SPSS

diketahui bahwa angka signifikansi dari hasil uji homogenitas tes 1 antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mencapai 0,261. Hal ini berarti

kedua kelompok homogen atau dalam kata lain kedua kelompok dalam

keadaan yang sama jika p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua

kelompok homogen karena 0,261 > 0,05.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

43

43

3.7 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan desain eksperimen Nonequivalent

Control Group Design, maka analisis data yang tepat adalah menggunakan

independent sample t-tes. Menguji signifikasi perbedaan mean antar

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, analisis data yang digunakan

adalah uji t-test. Data yang terkumpul dari hasil terakhir pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan pengujian perbedaan rata-rata.

Untuk menguji perbedaan rata-rata dipakai Uji t yang dilakukan dengan

bantuan SPSS 19.0. Sebelum melakukan uji t dipastikan nilai dalam kondisi

berdistribusi normal. Rumus statistik untuk menghitung t-tes, sebagai

berikut:

Keterangan: t = t hitung

= variansi kelompok eksperimen

= variansi kelompok kontrol

= jumlah kelompok eksperimen

= jumlah kelompok kontrol

= mean nilai tes akhir kelompok eksperimen

= mean nilai tes akhir kelompok kontrol

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di gugus Perkutut kecamatan Tuntang

kabupaten Semarang. Gugus ini terdiri dari 1 SD inti, 5 SD imbas. SD

imbas di gugus Perkutut yaitu SD Negeri Tlogo, SD Negeri Watuagung 01,

SD Negeri Watuagung 02, SD Negeri Karangtengah 01 dan MI Watuagung.

Penelitian dilakukan di SD imbas yang terdapat di gugus Perkutut, yang

menjadi sampel penelitian yaitu siswa kelas IV SD Negeri Tlogo dan SD

Negeri Karangtengah 01. SD Negeri Karangtengah 01 sebagai kelompok

kontrol dan SD Negeri Tlogo sebagai kelompok eksperimen. Jumlah siswa

yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat lebih rinci pada tabel di bawah

ini:

Tabel 4.1

Distribusi Sampel Penelitian

Sekolah Jenis Kelamin

Total Keterangan Laki-Laki Perempuan

SD Negeri

Karangtengah 01

12 14 26 Kelompok

Kontrol

SD Negeri Tlogo 14 16 30 Kelompok

Eksperi

men

Jumlah sampel 56

SD Negeri Tlogo terletak di jalan Tuntang – Bringin Km. 4 . Desa

Tlogo kecamatan Tuntang kabupaten Semarang. SD Negeri Karangtengah

01 terletak di Dusun Beran Desa Karangtengah kecamatan Tuntang

kabupaten Semarang.

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

45

45

Latar belakang sosial siswa dari kedua SD ini mayoritas sama yaitu

dari keluarga petani, pedagang dan buruh pabrik tetapi sebagian besar mata

pencaharian mereka yaitu petani karena mereka tinggal di daerah

persawahan.

Hasil Observasi Kegiatan Pemelajaran

Hasil Observasi Implementasi RPP Aktifitas Guru

Peneliti melakukan observasi atau pengamatan selama kegiatan

pembelajaran. Observasi yang dilakukan meliputi observasi aktifitas guru

dan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan

dalam setiap pertemuan pembelajaran. Pembelajaran dalam penelitian ini

terdiri dari dua kali pertemuan, sehingga hasil observasi yang diperoleh

mencakup aktifitas guru dalam pembelajaran selama dua kali pertemuan.

Observasi pertama yakni observasi tentang aktifitas guru dalam

pembelajaran. Hasil observasi aktifitas guru meliputi kemampuan guru

dalam melakukan kegiatan persiapan, pelaksanaan dan penutup. Setiap

kegiatan memuat beberapa indikator. Pada indikator persiapan, indikator

pertama mengamati kemampuan guru dalam mengidentifikasi kebutuhan

belajar siswa, prosentase perolehan 100% artinya dalam dua kali pertemuan,

guru selalu mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa mulai dari materi, alat

dan bahan serta kesiapan fisik siswa. Pada indikator ke dua, guru juga

memperoleh prosentase 100%, pemilihan benda kongkret yang sesuai

dengan kartu soal dan kartu jawaban belajaran dilaksanakan di lapangan

agar ruang gerak siswa lebih bebas dan tanpa meninggalkan sedikitpun

materi ajar, dalam dua kali pertemuan guru sudah menyiapkan

permasalahan dalam kartu soal dan kartu jawaban, sehingga prosentase ke

tiga adalah 100%.

Aspek ke dua yaitu pelaksanaan pembelajaran (kegiatan awal dan

kegiatan inti) terdiri dari 12 indikator dengan rincian 4 indikator dalam

kegiatan awal dan 8 indikator pada kegiatan inti. Saat kegiatan awal guru

selalu memberikan salam pembuka dalam setiap pertemuan sehingga guru

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

46

46

mencapai prosentase 100% pada indikator 4. Guru melakukan apersepsi dan

motivasi dalam setiap pertemuan, prosentase perolehan 100%. Pada

pertemuan 1 guru menjelaskan tujuan pembelajaran tetapi pada pertemuan 2

guru tidak menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa, sehingga

prosentase perolehan sebesar 50%. Pada indikator 7, guru memperoleh

prosentase 100% karena pada pertemuan 1 dan 2 guru selalu menjelaskan

langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan.

Pada kegiatan inti terdapat 8 indikator yang diobservasi, pada

indikator 8 selama 2 kali pertemuan guru sudah membagi siswa menjadi 3

kelompok yaitu kelompok pemegang kartu soal, pemegang kartu jawaban

dan penilai sehingga guru memperoleh prosentase 100%. Setelah guru

membagi siswa menjadi 3 kelompok, dalam dua kali pertemuan guru selalu

menjelaskan peran setiap kelompok, sehingga guru memperoleh prosentase

100%. Guru menjelaskan manfaat dan kegunaan benda kongkret dalam

pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran make a match pada

pertemuan pertemuan pertama tetapi pada pertemuan kedua guru tidak

menjelaskan manfaat dan kegunaan benda kongkret tersebut sehingga guru

memperoleh prosentase 50%. Guru juga sebagai fasilitator dalam kegiatan

mencari pasangan, prosentase perolehan guru sebesar 100%. Pada 2 kali

pertemuan guru selalu merangsang interaksi antar siswa, akhirnya guru

memperoleh prosentase 100% dari indikator 12.

Pada akhir pencarian guru selalu memberikan kesempatan siswa

yang menjadi anggota kelompok penilai untuk melaporkan hasil

penilaiannya, prosentase yang diperoleh guru dari indikator 13 sebesar

100%. Pada 2 kali pertemuan guru sering memberikan pujian pada

pertemuan 1 saja, saat pertemuan 2 guru tidak memberikan pujian kepada

siswa yang aktif dalam pembelajaran, sehingga observer memberikan

prosentase penskoran sebesar 50%.

Pada kegiatan akhir terdapat 2 indikator. Saat pertemuan 1 dan 2

guru selalu membimbing siswa untuk membuat kesimpulan sehingga

kesimpulan yang diperoleh siswa benar-benar sesuai dengan materi yang

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

47

47

telah dipelajari. Prosesntase peskoran yang diberikan oleh observer yaitu

100%. Untuk indikator kedua, guru memperoleh prosentase penskoran

sebesar 50% karena pada pertemuan 1 guru tidak melakukan refleksi, hanya

pada pertemuan 2 saja guru melakukan refleksi. Data hasil observasi

implementasi RPP aktifitas guru dalam pembelajaran lebih lengkap dapat

dilihat pada lampiran 16 dan 17.

Hasil Observasi Implementasi RPP Keaktifan Siswa

Observer tidak hanya melakukan observasi kepada guru, observasi

juga dilakukan pada keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran

berlangsung. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui keaktifan siswa

dalam pembelajaran saja dan tidak digunakan untuk mengukur hasil belajar

siswa. Kegiatan siswa yang diamati terdiri dari 8 indikator dalam setiap

pertemuan. Hasil observasi diketahui bahwa 83% siswa antusias mengikuti

pembelajaran pada pertemuan 1 dan meningkat menjadi 93% pada

pertemuan 2. Pada pertemuan 1 siswa yang aktif dalam kegiatan

pembelajaran mencari pasangan sebanyak 67% dan meningkat menjadi 97%

pada pertemuan 2. Sebanyak 50% siswa terlihat aktif mencari kartu soal

yang cocok dengan kartu jawabannya yaitu pada pertemuan 1 dan

meningkat menjadi 97% pada pertemuan 2. Terdapat 67% siswa aktif

mencari kartu jawaban yang cocok dengan kartu soalnya yaktu pada

pertemuan 1 dan meningkat pada pertemuan 2 menjadi 100%.

Saat menjadi kelompok penilai siswa sudah kelihatan aktif dan

pertemuan 1 mencapai 80% kemudian meningkat pada pertemuan 2 yang

mencapai 100%. Pada pertemuan 1 sebagian siswa tidak menyelesaikan

peran dengan baik sehingga prosentase mencapai 83% dan meningkat pada

pertemuan 2 yaitu 97%. Sebelum mengakhiri pembelajaran siswa dibimbing

guru menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari pada pertemuan

pertama mencapai 60 dan meningkat pada pertemuan ke 2 93%. Secara

lebih lengkap hasil observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

dapat dilihat pada lampiran 18 dan 19.

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

48

48

Analisis Hasil Penelitian

Hasil penelitian dapat diketahui dengan cara melakukan analisis data

terhadap data-data mentah yang diperoleh dari penelitian. Data yang

diperoleh berupa skor tes 1 kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,

skor tes 2 kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Ada beberapa hal

yang harus dilakukan dalam metode analisis data antara lain yaitu analisis

deskriptif, uji normalitas data dan uji hipotesis. Kualifikasi data dan uji

persyaratan analisis data berarti menterjemahkan data dalam bentuk angka,

sedangkan uji persyaratan analisis berarti sebelum dilakukan uji hipotesis

terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis. Persyaratan analisis data

dengan menggunakan statistik nonparametric adalah skor yang diperoleh

berdasarkan distribusi normal. Oleh karena itu, sebelum dilakukan analisis

data terlebih dahulu dilakukan uji normalitas kolmogrov-smirno, dengan

menggunakan komputer melalui program Statistik Product and Service

Solution (SPSS) versi 19.0 dan uji t-tets.

Hasil penelitian terdiri dari hasil penelitian penilaian produk dan

hasil penelitian penilaian hasil. Hasil penelitian penilaian produk diketahui

dengan cara melakukan analisis data. Analisis data yang digunakan yaitu uji

t-test. Sebelum dilakukan analisis uji t-test, agar data tidak menyimpang

maka harus dilakukan uji deskriptif dan uji normalitas terlebih dahulu. Uji

normalitas digunakan untuk dapat melihat data dalam penelitian normal atau

tidak. Syarat data yang digunakan dalam penelitian harus normal. Berikut

disajikan hasil analisis deskriptif dan normalitas pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol.

Hasil penelitian penilaian produk yang pertama yaitu hasil skor tes 1

kelompok eksperimen. Hasil skor tes 1 kelompok eksperimen diketahui

dengan cara mengelompokkan data berdasarkan hasil tes 1 kelompok

eksperimen SD Negeri Tlogo. Pengelompokan berdasarkan acuan

Ketentuan Ketuntasan Minimum (KKM) penelitian yaitu 90. Berdasarkan

skor tes 1 kelompok eksperimen, diketahui bahwa tidak ada siswa yang

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

49

49

masuk dalam kategori tuntas karena tidak ada siswa yang mendapat skor ≥

90. Sebanyak 30 siswa mendapat skor di bawah KKM 90, artinya 100%

siswa pada kelompok eksperimen tidak tuntas. Pada kelompok eksperimen

hasil tes 1 memperoleh skor maksimal 80 sedangkan skor minimal 44,

dengan rata-rata skor 65 dan standar deviasi 9,5 serta jumlah seluruh skor

siswa 1700. Hal ini terjadi karena tes 1 dilakukan sebelum diberikan

perlakuan, sehingga siswa hanya berbekal pengetahuan awal saja. Data skor

tes 1 kelompok eksperimen lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 12.

Hasil penelitian penilaian produk yang ke dua yakni hasil skor tes 1

kelompok kontrol. Hasil skor tes 1 kelompok kontrol diketahui dengan cara

mengelompokkan data berdasarkan hasil tes 1 kelompok kontrol SD Negeri

Karangtengah 01. Pengelompokan berdasarkan acuan Ketentuan Ketuntasan

Minimum (KKM) penelitian yaitu 90. Berdasarkan skor tes 1 kelompok

kontrol, diketahui bahwa tidak ada siswa yang masuk dalam kategori tuntas

karena tidak ada siswa yang mendapat skor ≥ 90. Sebanyak 26 siswa

mendapat skor di bawah KKM 90, artinya 100% siswa pada kelompok

kontrol tidak tuntas. Pada kelompok kontrol hasil tes 1 memperoleh skor

maksimal 78 sedangkan skor minimal 34, dengan rata-rata skor 62 dan

standar deviasi 11,5 serta jumlah seluruh skor siswa 1610. Hal ini terjadi

karena tes 1 dilakukan sebelum diberikan perlakuan, sehingga siswa hanya

berbekal pengetahuan awal saja. Data skor tes 1 kelompok kontrol lebih

jelas dapat dilihat pada lampiran 13.

Hasil penelitian penilaian produk yang ke tiga yakni hasil skor tes 2

kelompok eksperimen. Hasil skor tes 2 kelompok eksperimen diketahui

dengan cara mengelompokkan data berdasarkan hasil tes 2 kelompok

eksperimen SD Negeri Tlogo. Pengelompokan berdasarkan acuan

Ketentuan Ketuntasan Minimum (KKM) penelitian yaitu 90. Berdasarkan

skor tes 2 kelompok eksperimen, diketahui bahwa terdapat 9 siswa yang

memperoleh skor < 90, sehingga 30% siswa pada kelompok eksperimen

tidak tuntas namun jumlah siswa yang tuntas jauh lebih banyak yaitu 21

siswa dengan prosentase 70%. Pada tes 2 kelompok eksperimen

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

50

50

memperoleh skor maksimal 98,8 sedangkan skor minimal 79,6, dengan rata-

rata skor 90,69 dan standar deviasi 5,38 serta jumlah semua skor siswa

2369,2

Siswa yang sudah tuntas dari KKM jauh lebih banyak, hal ini terjadi

karena tes 2 dilakukan setelah siswa mendapat perlakuan pembelajaran

menggunakan benda kongkret pada model pembelajaran make a match

sehingga siswa jauh lebih mudah memahami materi serta dapat mengerjakan

tes formatif dengan baik.

Bekal siswa dalam mengerjakan tes 2 tidak hanya bekal pengetahuan

awal saja melainkan ditambah dengan pembelajaran yang dilakukan dengan

model pembelajaran kooperatif tpe make a match sehingga dengan

perlakuan ini siswa menjadi lebih aktif belajar dan siswa terlibat langsung

dalam pembelajaran sehingga daya ingat siswa terhadap materi lebih kuat

dibandingkan dengan sekedar mendengarkan penjelasan dari guru.

Meskipun soal tes 2 sama dengan tes 1 tetapi hasilnya sangat berbeda

karena perlakuannya juga berbeda. Hasil tes 2 kelompok eksperimen secara

jelas disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Ketuntasan Skor Tes 2 Kelompok Eksperimen

No Skor Frekuensi (f) Prosentase (%) KKM

1 < 90 9 30 % Tidak Tuntas

2 ≥ 90 21 70 % Tuntas

JUMLAH 30 100 %

Secara lebih jelas berikut ini disajikan gambaran visual diagram

lingkaran skor tes 2 kelompok eksperimen.

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

51

51

Gambar 4.1

Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Tes 2 Kelompok Eksperimen

Diagram skor tes 2 kelompok ekperimen berikut menunjukkan

bahwa terdapat 30% siswa yang tidak tuntas yaitu 9 siswa dan 70% siswa

tuntas dengan nilai 90 ke atas yaitu 21 siswa. Data skor tes 2 kelompok

eksperimen secara lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 14.

Hasil penelitian penilaian produk yang ke empat yakni hasil skor tes

2 kelompok kontrol. Hasil skor tes 2 kelompok kontrol diketahui dengan

cara mengelompokkan data berdasarkan hasil tes 2 kelompok kontrol SD

Negeri Karangtengah 01. Pengelompokan berdasarkan acuan Ketentuan

Ketuntasan Minimum (KKM) penelitian yaitu 90. Berdasarkan skor tes 2

kelompok kontrol, diketahui bahwa terdapat 26 siswa yang memperoleh

skor < 90, sehingga 100% siswa pada kelompok kontrol tidak tuntas.

Kondisi kelompok kontrol jika dilihat dari hasil tes 1 dan tes 2

mengalami sedikit peningkatan, walaupun tetap tidak ada siswa yang tuntas

akan tetapi rata-rata dari tes 2 mengalami peningkatan. Pada tes 1 rata-rata

yang diperoleh yaitu 62 dan pada tes 2 meningkat menjadi 72.

Peningkatan juga dapat dilihat dari perolehan skor maksimal, skor

minimal, serta jumlah skor seluruh siswa dari hasil tes 2 kelompok kontrol.

Pada tes 2 kelompok kontrol mendapat skor maksimal 84 sedangkan skor

minimal 58, dengan rata-rata skor 72 dan standar deviasi 7,6 serta jumlah

semua skor siswa 1863.

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

52

52

Peningkatan hasil belajar kelompok eksperimen jauh lebih signifikan

jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini disebabkan oleh

pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Pada kelompok eksperimen

pembelajaran dilaksanakan menggunakan benda kongket pada model

pembelajaran make a match, sedangkan pada kelompok kontrol

pembelajaran dilaksanakan secara konvensional. Hasil tes 2 kelompok

kontrol secara jelas disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Ketuntasan Skor Tes 2 Kelompok Kontrol

No Skor Frekuensi (f) Prosentase (%) KKM

1 < 90 26 100 % Tidak Tuntas

2 ≥ 90 0 0 % Tuntas

Data skor tes 2 kelompok kontrol secara lebih lengkap dapat dilihat

pada lampiran 15.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan

benda kongkret pada model pembelajaran tipe make a match terhadap hasil

belajar siswa kelas IV SD Imbas gugus Perkutut. Mengetahui besarnya

pengaruh perlakuan yang diberikan dapat diketahui dengan cara

membandingkan skor rata-rata tes kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Perolehan skor rata-rata kelompok eksperimen dari tes 1 dan tes 2

mengalami peningkatan yang cukup besar. Rata-rata skor tes 1 kelompok

eksperimen 65 sedangkan rata-rata tes 2 90,6. Selisih rata-ratanya 25,6.

Rata-rata skor tes 1 kelompok kontrol 62 sedangkan rata-rata tes 2 72.

Selisih rata-ratanya 10. Secara lebih rinci disajikan dalam tabel di bawah

ini:

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

53

53

Tabel 4.4

Distribusi Skor Rata-Rata Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kelompok

Skor Rata-Rata Peningkatan

Skor

Rata-

Rata

Tes 1 Tes 2

Eksperimen 65 90.6 25,6

Kontrol 62 72 10

Hasil penelitian yang ke dua yakni hasil penelitian penilaian proses.

Selain melakukan analisis deskriptif penilaian produk, peneliti juga

melakukan analisis deskriptif penilaian proses. Penilaian proses hanya

diberikan pada kelompok eksperimen karena pada kelompok eksperimen

diberikan perlakuan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan benda

kongkret sehingga selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa aktif

belajar. Penilaian proses dilakukan pada saat kegiatan mencari pasangan

kartu dan penilaian pasangan kartu. Penilaian dilakukan dengan cara

mengobservasi kegiatan siswa selama kegiatan belajar berlangsung.

Observasi dilakukan dengan bantuan rubrik penilaian sesuai dengan RPP

yang telah terlebih dahulu dibuat (rubrik penilaian terlampir pada RPP

lampiran 1).

Penilaian proses yang pertama dilakukan pada kegiatan

pembelajaran mencari pasangan kartu dan penilaian. Sesuai dengan

langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada RPP kelompok eksperimen,

siswa dibagi menjadi 3 kelompok. Pada pertemuan 1 dan 2 siswa dibagi

menjadi 3 kelompok yaitu kelompok pemegang kartu soal, pemegang kartu

jawaban dan penilai. Pembelajaran dilakukan di lapangan voli agar ruang

gerak siswa lebih luas. Pembelajaran pertemuan 1 meliputi alat komunikasi

masa lalu dan masa kini serta membandingkan alat komunikasi masa lalu

dan masa kini sedangkan pada pertemuan 2 penggunaan alat komunikasi

dan menceritakan pengalaman menggunakan alat komunikasi.. Penilaian

Page 27: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

54

54

dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari dua indikator dengan jumlah skor

maksimal 4. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada kegiatan

mencari pasangan tidak ada siswa yang mendapat skor 1 dan 2, skor yang

diperoleh siswa yakni skor 3 dan 4. Pada indikator pertama yaitu kegiatan

mencari pasangan, terdapat 2 orang yang masih pasif dalam mencari

pasangan siswa, akan tetapi siswa tersebut juga melaksanakan kegiatan

sehingga memperoleh skor 3 yaitu 6%. Siswa yang memperoleh skor 4

berarti siswa bnar-benar antusias mengikuti kegiatan mencari pasangan. Ada

siswa yang mendapat skor 4 dengan prosentase 94%.

Indikator ke dua yakni waktu yang digunakan siswa untuk

menemukan pasangannya. Siswa yang memperoleh skor 3 artinya siswa

yang menemukan pasangan kartu selama 2 menit sedangkan siswa yang

memperoleh skor 4 adalah siswa yang menggunakan waktu 1 menit untuk

menemukan pasangan kartu. Hanya 10% siswa yang mendapat skor 3

dengan jumlah siswa 3 orang, sedangkan 20 siswa memperoleh skor 4

prosentasenya sebesar 90%.

Dari hasil observasi seluruh indikator pada penilaian kecepatan dapat

disimpulkan bahwa siswa pada kelompok eksperimen sudah melakukan

kegiatan mencari pasangan dengan baik dan sesuai petunjuk guru. Hal ini

ditandai dengan siswa memperoleh skor 3 dan 4 dalam penilaian kecepatan.

Data lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 14.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Sebelum dilakukan uji t, terlebih dahulu dilakukan analisis uji

normalitas data dari skor tes 1 dan tes 2 kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Setelah dilakukan uji normalitas dapat dilakukan uji t

menggunakan skor tes 2 pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya

penyebaran data dari variabel penelitian. Uji normalitas variabel

Page 28: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

55

55

penggunaan benda kongkret pada model pembelajaran make a match

menggunakan teknik One sample Kolmogrov-Smirnov Test, perhitungan

dilakukan dengan menggunakan SPSS 19.0.

Uji Normalitas Tes 1 Kelompok Eksperimen

Normal atau tidaknya penyebaran data pada data skor tes 1

kelompok eksperimen diketahui dengan cara melakukan uji normalitas data.

Di bawah ini disajikan tabel uji normalitas skor tes 1 kelompok eksperimen.

Hasil Uji Normalitas Tes 1 Kelompok Eksperimen

Data hasil uji noemalitas tes 1 kelompok eksperimen tampak bahwa

hasil uji kolmogrov-smirnov Z untuk hasil tes 1 kelompok eksperimen

normal yaitu sebesar 0,954 dengan probabilitas signifikan 0,323. Hal ini

menunjukkan bahwa distribusi pengukuran pada skor tes 1 kelompok

eksperimen normal. Gambaran visual kenormalan penyebaran data

karakteristik dapat dilihat pada Grafik 4.9 berikut:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Eksperimen

N 30

Normal Parametersa,b Mean 64,8000

Std. Deviation 9,52094

Most Extreme Differences Absolute ,174

Positive ,125

Negative -,174

Kolmogorov-Smirnov Z ,954

Asymp. Sig. (2-tailed) ,323

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 29: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

56

56

Grafik 4.2 Uji Normalitas Tes 1 Kelompok Eksperimen

Pada grafik 4.2 terlihat bahwa data nilai siswa eksperimen yang

berjumlah 30 anak membentuk kurve normal dengan rata-rata nilai

memperoleh 64,80 dan standar devisiasi 9,521.

Uji Normalitas Tes 2 Kelompok Eksperimen

Melihat normal atau tidaknya penyebaran data pada data skor tes 2

kelompok eksperimen dilakukan dengan uji normalitas data. Di bawah ini

disajikan tabel uji normalitas skor tes 2 kelompok eksperimen.

Page 30: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

57

57

Hasil Uji Normalitas Tes 2 Kelompok Eksperimen

Data hasil uji normalitas tes 2 kelompok eksperimen tampak bahwa

hasil uji kolmogrov-smirnov Z untuk hasil tes 2 kelompok eksperimen

normal yaitu sebesar 0,977 dengan probabilitas signifikan 0,296. Hal ini

menunjukkan bahwa distribusi pengukuran untuk variabel pada skor tes 2

kelompok eksperimen adalah normal. Gambaran visual kenormalan

penyebaran data karakteristik dilihat pada Grafik 4.10 berikut:

Grafik 4.3 Uji Normalitas Tes 2 Kelompok Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Eksperimen

N 30

Normal Parametersa,b Mean 90,6933

Std. Deviation 5,38702

Most Extreme Differences Absolute ,178

Positive ,101

Negative -,178

Kolmogorov-Smirnov Z ,977

Asymp. Sig. (2-tailed) ,296

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 31: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

58

58

Pada grafik 4.3 terlihat bahwa data nilai siswa eksperimen yang

berjumlah 30 anak membentuk kurve normal dengan rata-rata nilai

memperoleh 90,69 dan standar devisiasi 5,387.

Uji Normalitas Tes 1 Kelompok Kontrol

Uji Normalitas digunakan untuk melihat normal atau tidaknya

penyebaran data pada data skor tes 1 kelompok kontrol dilakukan dengan uji

normalitas data. Di bawah ini disajikan tabel uji normalitas skor tes 1

kelompok kontrol.

Hasil Uji Normalitas Tes 1 Kelompok Kontrol SD

Data hasil uji normalitas tes 1 kelompok kontrol tampak bahwa hasil

uji kolmogrov-smirnov Z untuk hasil tes 1 kelompok kontrol normal yaitu

sebesar 0,593 dengan probabilitas signifikan 0,873. Hal ini menunjukkan

bahwa distribusi pengukuran untuk variabel tes 1 pada skor tes 1 kelompok

kontrol adalah normal. Gambaran visual kenormalan penyebaran data

karakteristik dilihat pada Grafik 4.11berikut:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kontrol

N 26

Normal Parametersa,b Mean 61,9231

Std. Deviation 11,54443 Most Extreme Differences Absolute ,116

Positive ,095

Negative -,116

Kolmogorov-Smirnov Z ,593 Asymp. Sig. (2-tailed) ,873

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 32: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

59

59

Grafik 4.4 Uji Normalitas Tes 1 Kelompok Kontrol

Pada grafik 4.4 terlihat bahwa data nilai siswa kontrol yang

berjumlah 26 anak membentuk kurve normal dengan rata-rata nilai

memperoleh 61,92 dan standar devisiasi 11,544.

Uji Normalitas Tes 2 Kelompok Kontrol

Uji normalitas digunakan untuk melihat normal atau tidaknya

penyebaran data pada data skor tes 2 kelompok kontrol dilakukan dengan uji

normalitas data. Di bawah ini disajikan tabel uji normalitas skor tes 2

kelompok kontrol.

Page 33: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

60

60

Hasil Uji Normalitas Tes 2 Kelompok Kontrol

Dilihat dari data hasil uji normalitas tes 2 kelompok kontrol tampak

bahwa hasil uji kolmogrov-smirnov Z untuk hasil tes 1 kelompok kontrol

normal yaitu sebesar 0,889 dengan probabilitas signifikan 0,409. Hal ini

menunjukkan bahwa distribusi pengukuran variabel pada skor tes 2

kelompok kontrol adalah normal. Gambaran visual kenormalan penyebaran

data karakteristik dilihat pada Grafik 4.12berikut:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kontrol

N 26

Normal Parametersa,b Mean 71,6538

Std. Deviation 7,65737

Most Extreme Differences Absolute ,174

Positive ,174

Negative -,145

Kolmogorov-Smirnov Z ,889

Asymp. Sig. (2-tailed) ,409

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 34: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

61

61

Grafik 4.5 Uji Normalitas Tes 2 Kelompok Kontrol

Pada grafik 4.5 terlihat bahwa data nilai siswa kontrol yang

berjumlah 26 anak membentuk kurve normal dengan rata-rata nilai

memperoleh 71,65 dan standar devisiasi 7,657.

Uji Test

Uji signifikansi perbedaan mean antar kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol, analisis data yang digunakan adalah uji t-test. Di bawah

ini disajikan tabel hasil uji t-test skor tes 2 kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

Page 35: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

62

62

Hasil Uji T-TEST SKOR TES 2 KELOMPOK EKSPERIMEN DAN

KELOMPOK KONTROL

Berdasarkan data hasil uji t-test, dapat dilihat hasil F hitung levene

test sebesar 2,506 dengan probabilitas 0,119>0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa kedua sampel memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua

kelompok homogen. Dengan demikian analisis uji beda t-test harus

menggunakan asumsi equal variance assumed. Dari tabel di atas terlihat

bahwa signifikansi 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan untuk pembelajaran penggunaan benda kongkret

pada model pembelajaran make a match.

Uji Hipotesis

Hasil analisis data yang telah dilakukan, setelah diperoleh dari hasil

uji t maka analisis hipotesisnya adalah:

Ada efektifitasan signifikan penggunaan benda kongkret pada model

pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap hasil belajar siswa

kelas IV SD Imbas Gugus Perkutut Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang Semester II Tahun Ajaran 2011/2012.

Berdasarkan analisis uji hipotesis, hipotesis ditolak jika signifikansi

>0,05 (H > 0,05) dan hipotesis diterima jika signifikansi < 0,05 (H < 0,05).

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

NIlai Equal variances

assumed

2,506 ,119 -10,870 54 ,000 -19,03949 1,75153 -22,55109 -15,52788

Equal variances not

assumed

-10,606 44,058 ,000 -19,03949 1,79514 -22,65723 -15,42175

Page 36: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

63

63

Dari hasil signifikansi diperoleh skor signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05

(0,000 < 0,05) maka hipotesis diterima.

Kegiatan pembelajaran IPS dengan materi alat-alat teknologi

komunikasi yang menggunakan benda kongkret pada model pembelajaran

make a match, terlihat bahwa skor hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri

Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang (kelompok eksperimen)

lebih baik dari pada skor tes hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri

Karangtengah 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang (kelompok

kontrol) yang pembelajarannya dilakukan secara konvensional. Hal ini

menunjukan bahwa keefektifan pembelajaran penggunaan benda kongkret

pada model pembelajaran make a match sangat besar karena dengan

penerapan pembelajaran tersebut hasil belajar siswa dapat meningkat

dengan rata-rata 90,69. Dibandingkan dengan pembelajaran yang

konvensional pada kelompok kontrol yang menerapkan pembelajaran

konvensional memperolah rata-rata 71, 69 (dibulatkan menjadi 72).

Data yang diperoleh membuktikan bahwa hasil pembelajaran dengan

menggunakan benda kongkret pada model pembelajaran make a match lebih

tinggi dibandingkan dengan hasil pembelajaran konvensional. Hasil skor

rata-rata tes 2 kelompok eksperimen kelas IV SD Tlogo mencapai hasil

90,69 sedangkan rata-rata skor tes 2 kelompok kontrol kelas IV SD Negeri

Karangtengah 01 mencapai hasil 72. Perbedaan rata-ratanya 18,69. Dilihat

dari segi perolehan skor rata-rata tes 2, dapat disimpulkan bahwa kelompok

eksperimen sudah mencapai ketuntasan KKM 90 karena 90,69 > 90,

sedangkan rata-rata kelompok kontrol belum tuntas mencapai KKM, karena

masih di bawah KKM 90. Derdasarkan hasil tes 2 dapat disimpulkan pada

kelompok eksperimen ada 21 siswa yang tuntas mencapai KKM 90, dengan

prosentase 70% dan 9 siswa tidak tuntas, prosentasenya sebesar 30%.

Berdasarkan data di atas sudah terlihat peningkatan yang signifikan,

mulanya pada tes 1 belum ada siswa yang tuntas pada tes 2 setelah diberikan

perlakuan 70% tuntas mencapai KKM. Sedangkan pada kelompok kontrol

terjadi peningkatan pada rata-rata nilai tes akan tetapi 26 siswa tidak ada

Page 37: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/5/T1_292008013_BAB IV.pdf · Membuat kisi-kisi tes . 2. Menyusun instrumen

64

64

yang tuntas mencapai KKM 90, dengan prosentase 100% dan tidak ada

siswa yang tuntas, dengan prosentase 0%. Hal ini membuktikan bahwa

pembelajaran konvensional memberikan sedikit pengaruh peningkatan pada

hasil belajar siswa. Oleh karena itu, penggunaan benda kongkret pada model

pembelajaran make a match memiliki keefektifitasan yang besar dalam

pembelajaran kelas IV pada khususnya.

Terjadinya perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol salah satunya disebabkan adanya penggunaan media dan

model pembelajaran pada kelas eksperimen. Pembelajaran pada kelompok

eksperimen mendorong siswa untuk aktif, saling bekerjasama, mengalami

langsung serta melatih ketelitian dan kecepatan siswa dalam meyelesaikan

masalah. Pembelajaran yang digunakan juga mengajarkan siswa arti

kerjasama, tanggung jawab, kreatif, dan percaya diri.

Secara umum terjadinya perbedaan hasil belajar dan pencapaian

tingkat berpikir siswa dimungkinkan karena dalam penggunaan media dan

model pembelajaran dikembangkan keterampilan siswa tidak hanya dalam

ranah kognitif, siswa belajar dengan mengalami langsung, tidak hanya

sekedar hafalan materi dan mendengarkan penjelasan dari guru, sehingga

daya ingat siswa jauh lebih kuat. Didukung juga dengan perasaan senang

dalam pembelajaran, sehingga ketika mengerjakan soal tes siswa jauh lebih

bersemangat, akhirnya hasil belajarnya jauh lebih baik dan meningkat.