15
Oktifiyanti, 2013 Penerapan Mutu Representasi Pada Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Menjelaskan Fenomena Fisis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berkaitan dengan permasalahan yang digunakan oleh peneliti dalam rangka meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan menjelaskan fenomena fisis , maka digunakan sebuah metode untuk mengetahui seberapa besar peningkatan yang diperoleh pada kelas yang diterapkan pembelajaran ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen (Syaodih,2007:58). Jenis eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi experiment karena tidak melakukan pengacakan subjek pada kelas eksperimen dan kontrol (Schumacher dan Mc. Millan, 2007). Dengan desain eksperimen yang digunakan berupa Randomized Control Group Pretest-Posttest Design”,(Syaodih,2007:204) Adapun desain penelitian yang dimaksud: Tabel 3.1. Desain Eksperimen Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen O P 1 O Kontrol O P 2 O Keterangan : X : PembelajaranCTL dengan pendekatan multi representasi Y : PembelajaranCTL tanpa pendekatan multi representasi O : Tes awal dan tes akhir Sebelum melakukan pembelajaran, masing- masing kelas diberi tes awal.Soal tes tersebut meliputi soal pemahaman konsep dan kemampuan menjelaskan fenomena fisis.Jawaban tes awal siswa kemudian diperiksa untuk ditindak lanjuti.Selanjutnya, dilakukan pembelajaran, dimana pada kelas eksperimen, dilakukan pembelajaran dengan pendekatan multi representasi, dan pada kelas kontrol, dilakukan pembelajaran tanpa pendekatan multi representasi. Setelah dilakukan pembelajaran, kepada dua kelas tersebut dites kembali dengan

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN ... - a …a-research.upi.edu/operator/upload/t_ipa_0907940_chapter3.pdfTabel 3.1. Desain Eksperimen Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN ... - a …a-research.upi.edu/operator/upload/t_ipa_0907940_chapter3.pdfTabel 3.1. Desain Eksperimen Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen

Oktifiyanti, 2013 Penerapan Mutu Representasi Pada Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Menjelaskan Fenomena Fisis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE DAN DESAIN PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Berkaitan dengan permasalahan yang digunakan oleh peneliti dalam rangka

meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan menjelaskan fenomena fisis,

maka digunakan sebuah metode untuk mengetahui seberapa besar peningkatan

yang diperoleh pada kelas yang diterapkan pembelajaran ini. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen (Syaodih,2007:58).

Jenis eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi experiment

karena tidak melakukan pengacakan subjek pada kelas eksperimen dan kontrol

(Schumacher dan Mc. Millan, 2007). Dengan desain eksperimen yang digunakan

berupa “Randomized Control Group Pretest-Posttest

Design”,(Syaodih,2007:204)

Adapun desain penelitian yang dimaksud:

Tabel 3.1. Desain Eksperimen

Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

Eksperimen O P1 O

Kontrol O P2 O

Keterangan :

X : PembelajaranCTL dengan pendekatan multi representasi

Y : PembelajaranCTL tanpa pendekatan multi representasi

O : Tes awal dan tes akhir

Sebelum melakukan pembelajaran, masing- masing kelas diberi tes awal.Soal

tes tersebut meliputi soal pemahaman konsep dan kemampuan menjelaskan

fenomena fisis.Jawaban tes awal siswa kemudian diperiksa untuk ditindak

lanjuti.Selanjutnya, dilakukan pembelajaran, dimana pada kelas eksperimen,

dilakukan pembelajaran dengan pendekatan multi representasi, dan pada kelas

kontrol, dilakukan pembelajaran tanpa pendekatan multi representasi. Setelah

dilakukan pembelajaran, kepada dua kelas tersebut dites kembali dengan

Page 2: BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN ... - a …a-research.upi.edu/operator/upload/t_ipa_0907940_chapter3.pdfTabel 3.1. Desain Eksperimen Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen

Oktifiyanti, 2013 Penerapan Mutu Representasi Pada Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Menjelaskan Fenomena Fisis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menggunakan tes yang sama persis dengan tes awal, yang kemudian disebut tes

akhir. Selanjutnya dihitung nilai gain yang dinormalisasi untuk mengetahui besar

peningkatannya, untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yang dilakukan dengan uji

perbedaan rata-rata nilai gain yang dinormalisasi.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan objek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan

memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X pada salah satu SMA di

kabupaten Sumedang, yang terdiri dari 8 kelas. Sampel penelitian dipilih satu

kelas untuk kelas ekperimen dan satu kelas untuk kelas kontrol.Sampel dipilih

secara acak melalui undian seluruh kelas populasi, Pada kelas kontrol dilakukan

pembelajaran CTL tanpa pendekatan multi representasi, dan pada kelas

eksperimen dilakukan pembelajaran CTL dengan pendekatan multi representasi.

Page 3: BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN ... - a …a-research.upi.edu/operator/upload/t_ipa_0907940_chapter3.pdfTabel 3.1. Desain Eksperimen Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen

Oktifiyanti, 2013 Penerapan Mutu Representasi Pada Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Menjelaskan Fenomena Fisis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Prosedur Penelitian

Langkah- langkah penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini, dapat

dilihat seperti pada gambar 3.2.

Studi Pendahuluan

Perumusan Masalah

Studi literatur : Pendekatan Multi Representasi, Pemahaman konsep, kemampuan menjelaskan fenomena fisis

Penyusunan Instrumen tes1. Tes pemahaman konsep

2. Tes kemampuan menjelaskan fenomena fisis.

Penyusunan Rencana Pembelajaran CTL dengan penerapan multi

representasi pada materi Suhu dan kalor, LKS

Validasi, Uji Coba, Revisi

Kelompok eksperimen dengan Pembelajaran CTL dengan

penerapan multi representas

pretest

Kelompok kontrol denganPembelajaran CTL tanpa penerapan multi representasi

posttest

Pengolahan dan analisis data

Kesimpulan

Observasi keterlaksanaan

model

Instrumen skala sikap

Keterangan------------------- penerapan

tahapan

Keterangan------------------- penerapan

tahapan

Gambar 3.2. Alur Penelitian

Page 4: BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN ... - a …a-research.upi.edu/operator/upload/t_ipa_0907940_chapter3.pdfTabel 3.1. Desain Eksperimen Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen

Oktifiyanti, 2013 Penerapan Mutu Representasi Pada Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Menjelaskan Fenomena Fisis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian, penulis

menyiapkan instrumen, yaitu berupa tes, angket tanggapan siswa dan lembar

observasi kegiatan siswa dan guru.

1. Instrumen Tes

Soal pemahaman konsep digunakan untuk mengukur pemahaman konsep

siswa dalam materi Suhu dan Kalor. Soal tersebut berisi 35 soal dalam bentuk

pilihan ganda lima pilihan jawaban yang meliputi pemahaman translasi,

interpretasi dan ekstrapolasi. Tiap soal yang dijawab benar, diberi skor 1 dan soal

yang dijawab salah diberi skor 0.

Soal menjelaskan fenomena fisis dalam materi Suhu dan Kalor digunakan

untuk mengukur kemampuan menjelaskan fenomena fisis siswa terhadap materi

suhu dan kalor. Soal tersebut berisi 12 soal dalam bentuk pilihan ganda beralasan,

dengan kriteria skor 0 – 2, dengan penilaian sebagai berikut :

Tabel 3.2. Pemberian Skor Tes Kemampuan menjelaskan fenomena fisis

Pilihan Jawaban Alasan Skor

Benar Benar 2

Benar Salah 1

Salah Salah 0

2. Instrumen Skala Sikap

Skala sikap ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang tanggapan siswa

terhadap pendekatan multi representasi pada pembelajaran konsepSuhu dan

Kalor.Skala ini memuat daftar pertanyaan dan pernyataan terkait penerapan

pendekatan multi representasi yang dilaksanakan. Menghitung persentase hasil

angket tanggapan siswa menggunakan rumus(Sugiyono, 2008).

% 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑡𝑢𝑗𝑢𝑎𝑛

= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑖𝑎𝑝𝑖𝑡𝑒𝑚

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑘𝑜𝑟𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑖𝑡𝑒𝑚𝑥 100%

Page 5: BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN ... - a …a-research.upi.edu/operator/upload/t_ipa_0907940_chapter3.pdfTabel 3.1. Desain Eksperimen Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen

Oktifiyanti, 2013 Penerapan Mutu Representasi Pada Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Menjelaskan Fenomena Fisis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Untuk pertanyaan positif maka dikaitkan dengan nilai SS = 4, S= 3, TS = 2 dan

STS = 1, dan sebaliknya untuk pertanyaan negatif (Riduwan, 2010). Dalam

mengkategorikan persentase tanggapan siswa, dilakukan dengan cara:

a. Menentukan persentase rentang (R) tanggapan.

R = persentase maksimum – persentase minimum

R = 100% -25% = 75%

b. Menentukan panjang kelas (P) dan tabel kategori tanggapan siswa.

Panjang kelas tiap tanggapan ditentukan dari perbandingan panjang rentang

kelas (R) dengan banyaknya kategori (K) tanggapan.

𝑃 =𝑅

𝐾=

75%

4= 18,75%

Berdasarkan panjang kelas tersebut, maka pengkategorian persentase

tanggapan siswa dapat dilihat pada table 3.3, sebagai berikut:

Tabel 3.3 Pengkategorian persentase tanggapan siswa

Batasan Persentase (%) Kategori

25,00 < tanggapan siswa ≤ 43,75 Sangat Tidak Setuju ( sangat negatif)

43,75 < tanggapan siswa ≤ 62,50 Tidak Setuju ( negatif)

62,50 < tanggapan siswa ≤ 81,25 Setuju ( positif)

81,25 < tanggapan siswa ≤ 100 Sangat Setuju (sangat positif)

Siswa diminta memberikan tanda cek () pada pernyataan atau pertanyaan

yang terdapat pada angket.Skala sikap tanggapan siswa selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran.

3. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengungkap keterlaksanaan pembelajaran

yang belum terangkat melalui tes dan skala sikap berupa aktivitas guru dan siswa

yang dilakukan dalam proses pembelajaran dengan pendekatan multi representasi.

Pedoman observasi dipersiapkan peneliti sebelum pelaksanaan penelitian.

Page 6: BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN ... - a …a-research.upi.edu/operator/upload/t_ipa_0907940_chapter3.pdfTabel 3.1. Desain Eksperimen Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen

Oktifiyanti, 2013 Penerapan Mutu Representasi Pada Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Menjelaskan Fenomena Fisis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Kelayakan Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2011:72) sebuah tes yang dapat dikatakan baik harus

memenuhi syarat diantaranya valid dan reliable. Untuk itu dilakukan analisis

instrument untuk menguji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat

kesukaran. Hasil analisis instrumen secara lengkap terdapat pada lampiran.

a) Uji Validitas

Validitas merupakan ukuran kesahihan suatu instrumen sehingga mampu

mengukur apa saja yang harus atau hendak diukur. Sebuah instrumen dikatakan

valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara lengkap

(Arikunto,2011:73). Pengujian validitas isi dilakukan dengan cara meminta

pertimbangan (judgement) para ahli, dengan tujuan untuk mengetahui apakah

instrumen yang disusun sudah mengukur apa yang hendak diukur (ketepatan).

Pengujian validitas isi dilakukan dengan melihat kesesuaian antara isi instrumen

dengan materi pelajaran yang diajarkan (SK dan KD) dan indikator pemahaman

konsep serta ketepatan dalam menjelaskan fenomena fisis.Jumlah tenaga ahli yang

digunakan dalam validitas isi adalah tiga orang, terdiri dari dua orang bergelar

doktor fisika, dan satu orang guru SMA yang bergelar master.Hasil dari ketiga

tenaga ahli yang dimintai pertimbangan (judgement), diperoleh kesimpulan bahwa

intrumen pemahaman konsep dan kemampuan menjelaskan fenomena fisis pada

materi suhu kalor yang disusun sudah memenuhi validitas isi dan dapat digunakan

untuk keperluan penelitian.Tetapi ada beberapa hal terkait redaksi yang perlu

diperbaiki.

b) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas tes bertujuan untuk mengukur tingkat keajegan soal yang

digunakan.Tes dikatakan terpercaya jika dapat mengahasilkan hasil yang tetap

apabila diteskan berkali-kali. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes

tersebut menunjukan ketetapan (Arikunto,2011:74). Untuk menguji reliabilitas

dalam penelitian ini digunakan tes-retest, yaitu dilakukan dengan cara

mencobakan instrument beberapa kali pada responden. Jadi dalam hal ini,

instrumennya sama, respondennya sama dan waktunya berbeda.

Page 7: BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN ... - a …a-research.upi.edu/operator/upload/t_ipa_0907940_chapter3.pdfTabel 3.1. Desain Eksperimen Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen

Oktifiyanti, 2013 Penerapan Mutu Representasi Pada Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Menjelaskan Fenomena Fisis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana

suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg atau tidak berubah

rubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda.Nilai reliabilitas dapat

ditentukan dengan menentukan koefisien reliabilitas. Teknik korelasi yang

digunakan untuk menentukan reliabilitas tes adalah yang dikemukakan oleh

pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment angka kasar

(Arikunto, 2011) :

𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌

𝑁 𝑋2 − 𝑋 2 𝑁 𝑌2 − 𝑌 2

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi

X = skor rata-rata tes pertama

Y = skor rata-rata tes kedua

N = jumlah sampel

Harga r menunjukan indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan,

kemudian nilai r tersebut diinterpretasikan pada tabel 3.3.

Tabel 3.3.Interpretasi koefisien korelasi nilai r

Interval koefisien Tingkat hubungan

0,80 − 1,00 Sangat tinggi

0,60 − 0,79 Tinggi

0,40 − 0,59 Cukup

0,20 − 0,39 Rendah

0,00 − 0,19 Sangat Rendah

(Sumber :Arikunto, 2011)

Page 8: BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN ... - a …a-research.upi.edu/operator/upload/t_ipa_0907940_chapter3.pdfTabel 3.1. Desain Eksperimen Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen

Oktifiyanti, 2013 Penerapan Mutu Representasi Pada Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Menjelaskan Fenomena Fisis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c) Uji Tingkat Kesukaran Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sukar.Soal

yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha

memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa

menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di

luar jangkauan. Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal

disebut indeks kesukaran, besarnya antara 0.00 – 1.00.Uji tingkat kesukaran soal

dilakukan untuk mengetahui apakah suatu butir soal tergolong sukar, sedang atau

tergolong mudah.Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal, dihitung dengan

menggunakanMicrosoft Excel 2010.

Persamaan yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran dengan

proporsi yang menjawab benar adalah:

𝑝 = 𝐵

𝑆𝑀𝑁

Keterangan :

p = proporsi yang menjawab benar atau tingkat kesukaran

x = banyaknya peserta tes yang menjawab benar

Sm = skor maksimum

N = jumlah peserta tes

Kriteria tingkat kesukaran menurut Arikunto(2011:225) dapat dilihat seperti

pada tabel 3.4.

Tabel 3.4. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Proporsi Kriteria

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

d) Uji Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa berkemampuan rendah. Pembagian

kelompok berkemampuan tinggi dan siswa berkemampuan rendah dapat diacu

Page 9: BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN ... - a …a-research.upi.edu/operator/upload/t_ipa_0907940_chapter3.pdfTabel 3.1. Desain Eksperimen Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen

Oktifiyanti, 2013 Penerapan Mutu Representasi Pada Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Menjelaskan Fenomena Fisis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dari pendapat Kelly (1939) dalam Ahiri Jafar (2011) bahwa indeks daya beda

butir yang lebih stabil dan sensitive dapat dicapai dengan menggunakan rumus

27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah. Uji daya pembeda soal dilakukan

untuk mengetahui sejauh mana tiap butir soal mampu membedakan kemampuan

antara siswa kelompok atas dan kelompok bawah, dihitung dengan menggunakan

Microsoft Excel.Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks daya beda butir

(D) adalah :

𝐷 = 𝐽𝐴 − 𝐽𝐵

𝑁

Keterangan :

JA : Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar

JB : Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar

N : Jumlah salah satu kelompok

Klasifikasi daya pembeda, menurut Arikunto (2011:232) dapat dilihat dalam

tabel 3.5.

Tabel 3.5. Kriteria Daya Pembeda Butir Soal

ID Klasifikasi

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik sekali

Negatif Tidak baik, harus dibuang

e) Hasil Pengujian Instrumen

Berdasarkan hasil uji coba instrumen terhadap soal pemahaman konsep, dan

kemampuan menjelaskan fenomena fisis didapatkan bahwa reliabilitas instrument

sebesar 0,96 dan 0,95 artinya ada korelasi yang sangat tinggi antara tes yang

pertama dan tes yang kedua, artinya instrument tersebut mempunyai reliabilitas

yang sangat tinggi. Sedangkan hasil uji coba lainnya untuk soal pemahaman

konsep dapat dilihat pada tabel 3.6.

Page 10: BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN ... - a …a-research.upi.edu/operator/upload/t_ipa_0907940_chapter3.pdfTabel 3.1. Desain Eksperimen Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen

Oktifiyanti, 2013 Penerapan Mutu Representasi Pada Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Menjelaskan Fenomena Fisis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.6. Hasil uji coba instrument pemahaman konsep

No

Reliabilitas Tingkat kesukaran Daya pembeda

Ket rxy Makna p Kategori D klasifikasi

1

0.96 sangat

tinggi

0.77 Mudah 0.375 cukup dipakai

2 0.67 Sedang 0.25 cukup dipakai

3 0.63 Sedang 0.25 cukup dipakai

4 0.73 Mudah 0.125 jelek dibuang

5 0.73 Mudah 0.25 cukup dipakai

6 0.23 Sukar 0.25 cukup dipakai

7 0.23 Sukar 0.125 jelek dibuang

8 0.57 Sedang 0.25 cukup dipakai

9 0.37 Sedang 0.25 cukup dipakai

10 0.33 Sedang 0.25 cukup dipakai

11 0.60 Sedang 0.5 baik dipakai

12 0.70 Sedang 0.5 baik dipakai

13 0.77 Mudah 0.25 cukup dipakai

14 0.33 Sedang 0.25 cukup dipakai

15 0.30 Sukar 0.25 cukup dipakai

16 0.63 Sedang 0.625 baik dipakai

17 0.47 Sedang 0.25 cukup dipakai

18 0.73 Mudah 0.375 cukup dipakai

19 0.73 Mudah 0.25 cukup dipakai

20 0.33 Sedang 0.375 cukup dipakai

21 0.63 Sedang 0.5 baik dipakai

22 0.77 Mudah 0.125 jelek dibuang

23 0.40 Sedang 0.25 cukup dipakai

24 0.23 Sukar 0.125 jelek dibuang

25 0.33 Sedang 0.625 baik dipakai

26 0.57 Sedang 0.375 cukup dipakai

27 0.60 Sedang 0.375 cukup dipakai

28 0.77 Mudah 0.375 cukup dipakai

29 0.23 Sukar 0.25 cukup dipakai

30 0.37 Sedang 0.5 baik dipakai

31 0.20 Sukar 0.25 cukup dipakai

32 0.27 Sukar 0.375 cukup dipakai

33 0.60 Sedang 0.25 cukup dipakai

34 0.90 Mudah 0.375 cukup dipakai

35 0.73 Mudah 0.125 jelek dibuang

36 0.73 Mudah 0.375 cukup dipakai

37 0.70 Sedang 0.5 baik dipakai

38 0.33 Sedang 0.375 cukup dipakai

39 0.57 Sedang 0.25 cukup dipakai

40 0.67 Sedang 0.25 cukup dipakai

Page 11: BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN ... - a …a-research.upi.edu/operator/upload/t_ipa_0907940_chapter3.pdfTabel 3.1. Desain Eksperimen Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen

Oktifiyanti, 2013 Penerapan Mutu Representasi Pada Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Menjelaskan Fenomena Fisis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.7. Hasil Uji Coba Instrumen kemampuan menjelaskan fenomena fisis

No Reliabilitas Tingkat kesukaran Daya pembeda

Ket rxy Makna p Kategori D klasifikasi

1

0,95 Sangat tinggi

0.70 Sedang 0.25 cukup dipakai

2 0.78 Mudah 0.375 cukup dipakai

3 0.60 Sedang 0.375 cukup dipakai

4 0.58 Sedang 0.25 cukup dipakai

5 0.50 Sedang 0.375 cukup dipakai

6 0.50 Sedang 0.375 cukup dipakai

7 0.58 Sedang 0.375 cukup dipakai

8 0.28 Sukar 0.25 cukup dipakai

9 0.45 Sedang 0.5 baik dipakai

10 0.40 Sedang 0.25 cukup dipakai

11 0.48 Sedang 0.375 cukup dipakai

12 0.27 Sukar 0.375 cukup dipakai

E. Pengolahan dan Analisis Data

Setelah lembar jawaban pada tes awal dan tes akhir diperiksa dan diberi

skor, kemudian dihitung pencapaian skornya, baik secara total untuk butir soal

pemahaman konsep maupun kemampuan menjelaskan fenomena fisis.

1. Pencapaian Skor tes awal dan tes akhir

Untuk mengetahui pencapaian tes awal dan tes akhir, dilakukan dengan

cara membandingkan skor yang diperoleh, terhadap skor maksimal idealnya lalu

dikalikan 100%. Hal tersebut dilakukan untuk tinjauan secara total pada soal

pemahaman konsep dan kemampuan menjelaskan fenomena fisis.

Perhitungan persentase ini, dilakukan dengan menggunakan persamaan

berikut :

𝑃 =𝑋

𝑁𝑥100%

Keterangan :

P : Besar Persentase

X : Skor yang diperoleh

N : Skor Maksimal ideal

2. Pencapaian N-gain

Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan

menjelaskan fenomena fisis, yang diperoleh melalui pretest dan posttest dihitung

dengan menggunakan rumus N-gain yang dikembangkan oleh Hake (1998 ).

Page 12: BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN ... - a …a-research.upi.edu/operator/upload/t_ipa_0907940_chapter3.pdfTabel 3.1. Desain Eksperimen Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen

Oktifiyanti, 2013 Penerapan Mutu Representasi Pada Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Menjelaskan Fenomena Fisis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

𝑔 =𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡 − 𝑆𝑝𝑟𝑒

𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑆𝑝𝑟𝑒

Keterangan :

Spost = skor tes akhir

Spre = skor tes awal

Smaks = skor maksimal

Agar mudah dalam menyajikannya pada bentuk grafik, skala nilai gain

tersebut diadaptasi dalam bentuk persen, seperti dilihat pada persamaan berikut :

𝑔% = %𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡 − %𝑆𝑝𝑟𝑒

100 − %𝑆𝑝𝑟𝑒

Untuk memudahkan dalam menginterpretasi perolehan nilai gain, digunakan

kategori dan konversi N-gain seperti tabel 3.8.

Tabel 3.8. Kriteria N-gain

No. Nilai Konversi N-gain(%) Kategori

1 g > 0,7 g > 70 Tinggi

2 0,3 < g < 0,7 30 < g < 70 Sedang

3 g < 0,3 g < 30 Rendah

3. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis penelitian yang

diajukan, dilakukan uji perbedaan rata-rata terhadap N-gain kelas eksperimen dan

kelas control. Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS 19, dan Excel.

Adapun taraf signifikansi yang digunakan pada penelitian ini adalah α = 0,05.

Untuk melaksanakan uji perbedaan rata-rata, digunakan uji t bila data yang

diperoleh memenuhi syarat parametrik atau uji Mann-Whitney bila syarat

parametric tidak terpenuhi.

Untuk mengetahui dipenuhi tidaknya syarat parametrik, dilakukan uji

normalitas sebaran datadan homogenitas varians N-gain dari kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov. Informasi normalitas sebaran data dapat diketahui dari nilai signifikansi

Page 13: BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN ... - a …a-research.upi.edu/operator/upload/t_ipa_0907940_chapter3.pdfTabel 3.1. Desain Eksperimen Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen

Oktifiyanti, 2013 Penerapan Mutu Representasi Pada Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Menjelaskan Fenomena Fisis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

output-nya, jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari nilai α = 0,05,

maka sebaran data tersebut terdistribusi normal, dan jika diperoleh sebaliknya,

berarti sebaran data tersebut tidak berdistribusi normal.

Pengujian homogenitas varians dilakukan dengan menggunakan uji Levene

pada taraf signifikansi α = 0,05. Informasi homogenitas varians dapat diketahui

dari nilai signifikansi output-nya, jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar

daripada nilai α = 0,05, maka varians kelompok data tersebut sama besar atau

homogen, dan jika diperoleh sebaliknya, berarti varians kedua kelompok data

tersebut tidak sama besar atau tidak homogen.

Bila kedua syarat parametrik telah terpenuhi, maka untuk melaksanakan uji

perbedaan rata-rata digunakan uji t berupa Independent sampel test, dan bila tidak

terpenuhi digunakan Mann-Whitney test.

Hipotesis dikatakan terbukti jika (HA : µe> µk) atau jika terdapat perbedaan

rata-rata N-gain yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, atau

jika nilai signifikansi hitung lebih kecil dari 0,05 (p-value< α = 0,05).

4. Korelasi pemahaman konsep dan kemampuan menjelaskan fenomena

fisis

Untuk melihat adanya korelasi antara pemahaman konsep dan kemampuan

menjelaskan fenomena fisis, maka digunakan rumus korelasi product moment,

yaitu (Arikunto, 2011) :

𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌

𝑁 𝑋2 − 𝑋 2 𝑁 𝑌2 − 𝑌 2

Sedangkan untuk mencari seberapa besar kontribusi pemahaman konsep

terhadap kemampuan menjelaskan fenomena fisis digunakan rumus koefisien

determinan (Riduwan, 2010), yaitu :

𝐾𝑃 = 𝑟𝑥𝑦2 𝑥 100%

5. Analisis Data Skala Sikap

Penilaian sikap merupakan proses pengumpulan informasi untuk digunakan

dalam pengambilan keputusan tentang sikap siswa terhadap mata pelajaran, proses

pembelajaran, guru, kurikulum, program pembelajaran dan kebijakan yang

berhubungan dengan pendidikan (Ahiri, 223:2011). Pengolahan data dilakukan

Page 14: BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN ... - a …a-research.upi.edu/operator/upload/t_ipa_0907940_chapter3.pdfTabel 3.1. Desain Eksperimen Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen

Oktifiyanti, 2013 Penerapan Mutu Representasi Pada Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Menjelaskan Fenomena Fisis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengan cara mencari persentase tanggapan siswa terhadap pendekatan multi

representasi. Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk mengolah data

tersebut adalah dengan :

1. Menghitung jumlah jawaban SS, S, N, TS dan STS yang diisi pada format

skala sikap siswa terhadap pembelajaran.

2. Melakukan perhitungan persentase skala sikap siswa terhadap pembelajaran

dengan menggunakan persamaan berikut :

% Sikap reponden = Responden yang menjawab SS, S, N, TS atau STS

respondenx 100%

Untuk memudahkan dalam menginterpretasi tanggapan tersebut digunakan

kriteria, dengan menggunakan interval (Riduwan, 2010) seperti pada tabel 3.9.

Tabel 3.9. Kriteria Skala Sikap

Alternatif jawaban (%) Deskripsi

100 Seluruh responden

75 < J < 100 Hampir seluruh responden

50 Sebagian besar responden

25 < J <50 Hampir setengahnya dari jumlah responden

0 < J <25 Sebagian kecil responden

0 Tidak seorang pun responden

6. Pengolahan Data Observasi

Data mengenai keterlaksanaan pembelajaran CTL dengan pendekatan multi

representasi merupakan data yang diambil dari observasi.Data ini merupakan

keterlaksanaan pembelajaran fisika baik untuk siswa maupun guru.Pengolahan

data dilakukan dengan mencari porsentase keterlaksanaan model pembelajaran.

Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk mengolah data tersebut

adalah dengan :

1. Menghitung jumlah jawaban “ya” dan “tidak” yang observer isi pada format

keterlaksanaan pembelajaran.

2. Melakukan perhitungan porsentase keterlaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan persamaan berikut :

Page 15: BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN ... - a …a-research.upi.edu/operator/upload/t_ipa_0907940_chapter3.pdfTabel 3.1. Desain Eksperimen Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen

Oktifiyanti, 2013 Penerapan Mutu Representasi Pada Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Menjelaskan Fenomena Fisis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

%keterlaksanaan model = observer yang menjawab ya atau tidak

observer seluruhnya x 100%

Untuk mengetahui kategori keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru,

dapat diinterpretasikan pada tabel 3.10, dengan interval (Riduwan, 2010).

Tabel 3.10. Keterlaksanaan pembelajaran

KMP (%) Kriteria

KMP = 0 Tak satu pun kegiatan terlaksana

0 < KMP < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana

25 < KMP < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana

KMP = 50 Setengah kegiatan terlaksana

50 < KMP < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana

75 < KMP < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana

KMP = 100 Seluruh kegiatan terlaksana

KM = Keterlaksanaan Model