23
36 BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut menentukan konversi agama yang dilakukan oleh Bpk.Nariyoto, namun sebelumnya penulis akan memaparkan secara ringkas mengenai latar belakang kepercayaan Bpk.Nariyoto sebelum menjadi Kristen, yakni Sapta Darma. III.1. Sapta Darma Sapta Darma merupakan yang termuda dari lima aliran kebatinan terbesar di Jawa, dimana nama Sapta Darma berasal dari dua kata bahasa Jawa yang terpisah kemudian dijadikan satu, yakni “sapto” yang berarti “tujuh” dan “darmo” yang artinya “kewajiban suci”. Jadi Sapta Darma berarti “tujuh kewajiban suci” atau “tujuh amal suci”. 39 Pendiri aliran ini ialah Bpk.Sepuro, yang memiliki nama lengkap Panuntun Agung Sri Gutama Hardjosaputro. Bpk.Hardjosaputro lahir pada tanggal 27 Desember 1914, di kabupaten Kediri, tepatnya di desa Sanding, Pare, propinsi Jawa Timur. Profesi awal sebagai tukang cukur, dengan pekerjaan sampingan sebagai seorang dukun yang memberikan obat-obatan dengan cara mengurut pasien. Pada saat Panuntun Agung Sri Gutama Hardjosaputro meninggal, kepemimpinan Sapta Darma diserahkan kepada Soewartini Martodihardjo, S.H (alumni UGM fakultas hukum). Ia kemudian diberi gelar Sri Pawenang, pada tanggal 30 April 1957. 40 39 Harun Hadiwijono, Kebatinan dan Injil”, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 22. 40 Remaja Kerokhanian Sapta Darma , “SEJARAH BAGIAN III”, dalam http://saptadarma7.blogspot.com/2011/08/sejarah-penerimaan-wahyu-wewarah-sapta_10.html , diunduh pada hari Selasa, 24 Juli 2012 pkl 14. 23.

BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI …€¦ · FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut

  • Upload
    others

  • View
    25

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI …€¦ · FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut

36

BAB III

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA

Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut menentukan

konversi agama yang dilakukan oleh Bpk.Nariyoto, namun sebelumnya penulis akan

memaparkan secara ringkas mengenai latar belakang kepercayaan Bpk.Nariyoto sebelum

menjadi Kristen, yakni Sapta Darma.

III.1. Sapta Darma

Sapta Darma merupakan yang termuda dari lima aliran kebatinan terbesar di Jawa,

dimana nama Sapta Darma berasal dari dua kata bahasa Jawa yang terpisah kemudian

dijadikan satu, yakni “sapto” yang berarti “tujuh” dan “darmo” yang artinya

“kewajiban suci”. Jadi Sapta Darma berarti “tujuh kewajiban suci” atau “tujuh amal

suci”.39 Pendiri aliran ini ialah Bpk.Sepuro, yang memiliki nama lengkap Panuntun

Agung Sri Gutama Hardjosaputro. Bpk.Hardjosaputro lahir pada tanggal 27

Desember 1914, di kabupaten Kediri, tepatnya di desa Sanding, Pare, propinsi Jawa

Timur. Profesi awal sebagai tukang cukur, dengan pekerjaan sampingan sebagai

seorang dukun yang memberikan obat-obatan dengan cara mengurut pasien. Pada saat

Panuntun Agung Sri Gutama Hardjosaputro meninggal, kepemimpinan Sapta Darma

diserahkan kepada Soewartini Martodihardjo, S.H (alumni UGM fakultas hukum). Ia

kemudian diberi gelar Sri Pawenang, pada tanggal 30 April 1957.40

39 Harun Hadiwijono, Kebatinan dan Injil”, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 22. 40 Remaja Kerokhanian Sapta Darma, “SEJARAH BAGIAN III”, dalam

http://saptadarma7.blogspot.com/2011/08/sejarah-penerimaan-wahyu-wewarah-sapta_10.html, diunduh pada hari Selasa, 24 Juli 2012 pkl 14. 23.

Page 2: BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI …€¦ · FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut

37

Penyebaran Sapta Darma berawal dari penerimaan wahyu Tugas Panuntun Agung

Sri Gutama (wahyu terakhir, diterima pada tanggal 17 Agustus 1956) yang merupakan

perintah dari Allah Hyang Maha Kuasa agar Panuntun Agung Sri Gutama bersama

pengikut menyebarkan ajaran. Tanggal 18 Agustus 1956 adalah awal dari proses

penyebaran, yang diawali dari daerah Jawa Tengah, DIY, Jakarta, Jawa Barat, Bali,

Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Dalam proses penyebaran, dipergunakan beberapa cara, yaitu: a) Melaksanakan

tugas peruwatan di tempat-tempat keramat secara terbuka, warga masyarakat secara

langsung dapat mengetahui. b) Melalui sarasehan-sarasehan, ceramah-ceramah yang

terus menerus dilakukan di seluruh pelosok Tanah Air Indonesia. c) Dengan jalan

Sabda Usada, yaitu penyembuhan di jalan Tuhan, memberikan pertolongan kepada

orang-orang yang menderita atau yang dalam kehidupan “gelap”. d) Penyembuhan

yang dilakukan disebut Sabda Waras, yakni menyembuhkan semua makhluk hidup

(hewan dan manusia) tanpa menerima upah dan syarat apapun. Tujuan umum dari

proses penyebaran tersebut, yaitu menjadi sarana, alat atau penghubung dalam

membangun mental, spiritual, dan membentuk manusia sehingga memiliki budi yang

luhur. Tujuan khususnya ialah menuntun umat manusia memiliki kemampuan untuk

bangkit, keluar dari penderitaan maupun kegelapan yang selama ini telah

membelengggu kehidupan baik secara lahir maupun batin. Pengikut pertama kali dari

ajaran Sapta Darma ini ialah keempat rekan Bpk.Hardjosaputro. Perkembangan

penganut ajaran ini pun terjadi, lebih luas lagi melingkupi masyarakat di sekitar

rumah beliau, yaitu di kota Pare Kabupaten Kediri Jawa Timur. Melalui proses

penyebaran yang dilakukan beliau bersama rekan-rekannya ke kota maupun desa-

desa, maka yang menjadi anggota atau pengikut dari ajaran SAPTA DARMA

merupakan orang-orang yang berasal dari daerah pedesaan dan orang-orang pekerja

Page 3: BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI …€¦ · FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut

38

kasar yang berdomisili di kota-kota.41 Dalam penyebaran yang dilakukan tersebut,

warga ABRI banyak berperan di dalamnya.

Sapta Darma memiliki sifat toleransi maupun keterbukaan terhadap agama lain,

karena kebudayaan Jawa termasuk di dalamnya Sapta Darma merupakan hasil dari

percampuran antara agama Hindu dan Budha.42 Dari perspektif sejarah menjelaskan

bahwa agama Hindu memiliki keterbukaan terhadap agama lain, dan berjumpa

dengan Budha, yang menghasilkan satu kebudayaan baru yaitu kebudayaan Jawa.

Namun Sapta Darma memiliki ajaran tersendiri, yang terangkum dalam:43

1. Tujuh Kewajiban Suci (Sapta Darma)

Penganut Sapta Darma meyakini bahwa manusia hanya memiliki 7 kewajiban

atau disebut juga 7 Wewarah Suci, yaitu: (a) Setia dan tawakkal kepada Pancasila

Allah (Maha Agung, Maha Rahim, Maha Adil, Maha Kuasa, dan Maha Kekal); (b)

Jujur dan suci hati menjalankan undang-undang negara; (c) Turut menyingsingkan

lengan baju menegakkan nusa dan bangsa; (d) Menolong siapa saja tanpa pamrih,

atas dasar cinta kasih; (e) Berani hidup atas kepercayaan penuh pada kekuatan diri-

sendiri; (f) Hidup bermasyarakat dengan susila dan disertai halusnya budi pekerti;

(g) Yakin bahwa dunia ini tidak abadi, melainkan berubah-ubah (angkoro

manggilingan).

2. Panca Sifat Manusia

Menurut Sapta Darma, manusia harus memiliki 5 (lima) sifat dasar yaitu: a)

Berbudi luhur terhadap sesama umat lain. b) Belas kasih (welas asih) terhadap

sesama umat yang lain. c) Berperasaan dan bertindak adil. d) Sadar bahwa manusia 41 Keluarga kampus wong alus, “AJARAN KEROKHANIAN SAPTA DARMA”, dalam

http://wongalus.wordpress.com/2009/08/18/sapta-dharma/, diunduh pada hari Senin, 30 Juli 2012 pkl 14.45. 42 Simuh, Sufisme Jawa: Transformasi tasawuf Islam ke Mistik Jawa(jogjakarta: Benteng 1999), 117. 43 Dalam http://blogkejawen.blogspot.com/2011/03/aliran-kerohanian-sapta-darma.html, diunduh pada Rabu,

06 Juni 2012 pkl 14.49

Page 4: BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI …€¦ · FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut

39

dalam kekuasaan (purba wasesa) Allah. e) Sadar bahwa hanya rohani manusia

yang berasal dari Nur Yang Maha Kuasa yang bersifat abadi.

3. Konsep tentang Alam

Konsep alam dalam pandangan Sapta Darma adalah meliputi 3 alam: a) Alam

Wajar yaitu alam dunia sekarang ini. b) Alam Abadi yaitu alam langgeng, alam

kasuwargan atau alam akhirat. c) Alam Halus yaitu alam tempat roh-roh yang

gentayangan (berkeliaran) karena tidak sanggup langsung menuju alam

keswargaan. Roh-roh tersebut berasal dari manusia yang selama hidup di dunia

banyak berdosa.

4. Konsep Peribadatan

Konsep ibadah dalam Sapta Darma tercermin pada ajaran mereka tentang

Sujud Dasar. Sujud Dasar terdiri dari tiga kali sujud menghadap ke Timur. Sikap

duduk dengan kepala ditundukkan sampai ke tanah, kemudian turun kembali.

Amalan seperti itu dilakukan sebanyak tiga kali. Dalam sehari semalam, pengikut

Sapta Darma diwajibkan melakukan Sujud Dasar sebanyak 1 kali.

5. Menyatu dengan Tuhan

Sebagai hasil dari amalan Sujud Dasar, mereka meyakini dapat menyatu

dengan Tuhan dan dapat menerima wahyu tentang hal-hal ghaib. Tanda bersatunya

antara Tuhan dengan manusia ialah ketika melakukan sujud, secara tiba-tiba kepala

mereka terangguk ke depan hingga menyentuh tanah. Peristiwa tersebut tidak dapat

dilakukan secara sengaja. Menyatunya antara Tuhan dan manusia digambarkan

dengan api besar dan api kecil yang menjadi satu. Mereka juga meyakini, orang

yang sudah menyatu dengan Tuhan bisa memiliki kekuatan besar (dahsyat) yang

Page 5: BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI …€¦ · FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut

40

disebut sebagai atom berjiwa, akal menjadi cerdas, dan dapat menyembuhkan atau

mengobati penyakit.

6. Hening

Hening adalah salah satu ajaran Sapta Darma yang dilakukan dengan cara

menenangkan semua fikiran seraya mengucapkan, Allah Hyang Maha Agung,

Allah Hyang Maha Rahim, Allah Hyang Maha Adil.

7. Racut (kondisi mati sajroning urip)

Racut adalah ketika kondisi tubuh di mana akal dan fikirannya kosong

sementara roh berjalan-jalan. Ajaran dan praktek ini intinya adalah usaha untuk

memisahkan rasa, fikiran, atau ruh dari jasad tubuhnya untuk menghadap Allah,

kemudian setelah tujuan yang diinginkan selesai lalu kembali ke tubuh asalnya.

8. Simbol-Simbol

Di dalam satu simbol tersebut, terdapat empat simbol pokok, yaitu: (1)

Gambar belah ketupat, yang menggambarkan manusia seutuhnya, (2) Warna dasar

pada gambar belah ketupat, yaitu hijau muda yang melambangkan sinar cahaya

Allah. Sedangkan warna hijau tua pada garis tepimenggambarkan badan jasmani

manusia. (3) Empat sabuk lingkaran dengan warna yang berbeda-beda, hitam

melambangkan nafsu lauwamah, merah melambangkan nafsu ammarah, kuning

melambangkan nafsu sauwiyah, dan putih melambangkan nafsu muthmainnah; (4)

terdapat segitiga sama sisi, yang terbagi ke dalam 3 segitiga sama sisi yang lebih

kecil, yang menggambarkan manusia yang terbentuk dari tritunggal: sari dari bapa

Page 6: BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI …€¦ · FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut

41

(sperma), sari dari ibu (sel telur) dan sinar cahaya Allah. warna dari ketiga segitiga

tersebut ialah putih, yang berarti kebersihan atau kesucian. (5) Vignette Semar

(gambar arsir Semar) melambangkan budi luhur. Genggaman tangan kiri

melambangkan roh suci, pusaka semar melambangkan punya kekuatan sabda suci,

dan kain kampuh berlipat lima (wiron limo) melambangkan taat pada Pancasila

Allah. (6) di dalam belah ketupat terdapat tulisan SAPTA DARMA, yang berarti

tujuh kewajiban yang harus dilakukan oleh pengikut, serta tiga tulisan lainnya,

yakni: nafsu, budi dan pakarti, menunjukkan kepribadian manusia ada yang baik,

jahat juga memiliki pikiran.44

III.2 Keluarga Bpk.Nariyoto dalam berbagai konteks

III.2.1 Kebatinan Sapta Darma

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Bpk.Nariyoto sebagai pelaku

konversi agama, ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang sangat dirasakan

dalam kehidupannya sebelum dan sesudah bertemu dengan nilai nilai kekristenan

yang ia dapatkan. Kehidupan dengan situasi dan kondisi yang buruk dan negatif

dialami ketika ia berada pada kehidupan yang lama (penganut ajaran Sapta

Darma). Profesi saat itu tidak hanya sebagai seorang seniman (dalang, berperan

di dalam ketoprak maupun reog), namun juga sebagai seorang penjual minum-

minuman keras, serta memiliki berbagai ilmu, baik itu ilmu hitam maupun putih.

Adanya penganut Sapta Darma lainnya (empat saudara kandung) di dalam

44 Harun Hadiwijono, 2009, 26-28.

Page 7: BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI …€¦ · FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut

42

keluarga Bpk Nariyoto, yaitu: Bpk.Armun, Ibu Supiyah, Bpk Jito dan Ibu

Miyatsih, serta alm. ibu Bpk.Nariyoto.45

III.2.2 Agama Islam

Keluarga Bpk.Nariyoto bertempat tinggal di Tambakrejo, yang berada di

Timur kota Ambarawa, jaraknya kurang lebih 18 Km dari kota Salatiga. Secara

keseluruhan penduduk yang beragama Islam sebanyak 335 orang, dengan

terdapat dua gedung mushola.46 Sawah-sawah dan rawa pening yang berada di

sekitar wilayah tersebut menjadikan masyarakat pada umumnya berprofesi

sebagai petani, dan sebagiannya adalah pegawai, pedagang, serta TNI. Selain

profesi-profesi tersebut, beberapa lainnya berprofesi sebagai wirausaha

(membuka warung) dan seniman, termasuk pak Nari.

III.2.3 Agama Kristen

Berdasarkan data yang diperoleh dari Buku Induk Kependudukan (BIK)

daerah setempat, mencatat bahwa daerah tersebut mayoritas penduduk beragama

Kristen, dengan jumlah 378 orang dan Katolik berjumlah 46 orang. Kehidupan

Kristen cukup dekat dengan kehidupan keluarga Bpk.Nariyoto. Kedekatan itu

nyata dimana anak keempat (Nova Pramesti) telah lebih dulu aktif dalam

kegiatan gereja, dengan sikapnya yang tekun dan aktif yang dimulai sejak kelas 5

SD. Keberanian anak tersebut menjadikannya tidak merasa takut menegur pak

Nari, salah satu teguran yang dilontarkan anak tersebut seperti : “kok bapak

nggak ke gereja? Lah pak kalo mati piye?”47 Keluarga Bpk.Nariyoto terdiri dari 6

anggota keluarga, yaitu: Bpk.Nariyoto, ibu Ismiyati (istri atau ibu), anak pertama 45 Wawancara dengan Bpk. Nariyoto, (Senin, 23 Juli 2012, pukul 17.05 WIB) 46 BUKU INDUK KEPENDUDUKAN 47 Wawancara dengan Pdt. Merziline Ch.Ressok,S.Th (KMJ GPIB ATK), (Kamis, 26 Juli 2012, pukul 17.19

WIB)

Page 8: BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI …€¦ · FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut

43

yaitu Kasiyono Efendi (Fendi), anak kedua yaitu Ririh Wijonarko (Ririh), ketiga

Sindu Triyogo (Sindu), dan Nova Ayu Prameswari (Nova). Kedekatan yang lebih

luas terlihat dari tetangga sekitar tempat kediaman. Dari hasil observasi yang

dilakukan di daerah setempat, wilayah tempat tinggal mereka yaitu RT 05

mayoritas memeluk agama Kristen. Dalam wilayah RT 05 terdapat kurang lebih

30 KK beragama Kristen, sedangkan yang beragama Islam hanya sekitar 7 KK.

Khususnya disekeliling rumah, terdapat keluarga pak Nari (kakak kandung) yang

juga menjadi tetangga, yakni keluarga Ibu Yanti. Keluarga tersebut telah menjadi

Kristen sejak 1973, ketika usianya masih remaja.48 Pada umumnya mereka

adalah orang Kristen yang berjemaat di GPIB ATK sektor Tambakrejo.

Kekompleksan terhadap proses konversi agama yang terjadi dalam diri dan

kehidupan keluarga Bpk. Nariyoto, juga nampak dalam konteks kehidupan.

Pengaruh konteks tidak hanya muncul dari komunitas agama, namun juga dari

lingkungan sekitar tempat tinggal, tetangga, dalam keluarga itu sendiri, termasuk

pribadi maupun sosok pendeta yang melayani di jemaat GPIB ATK. Dimana pak

Nari mengaggumi kepribadian Pdt. Merziline Ch.Ressok, yang tegas dan keras.49

GPIB ATK yang pada saat ini dilayani oleh Pdt. Merziline Ch.Ressok,S.Th,

merupakan buah keberhasilan yang tidak lepas dari campur tangan GPIB

Tamansari, Salatiga. GPIB Ambarawa merupakan hasil pemekaran dari GPIB

Tamansari, Salatiga. Keberhasilan dalam memperluas wilayah pelayanan dari

GPIB baru terjadi pada tahun 1973, setelah jemaat GPIB Tamansari, Salatiga

mengupayakan peningkatan dalam hal kuantitas jemaat. Hal tersebut ditempuh

dengan cara melakukan pelayanan terhadap masyarakat setempat yang telah 48 Wawancara dengan Ibu Yanti (kakak kandung pak Nari, yang juga warga jemaat), (Senin, 06 Agustus

2012, pukul 18.00 WIB) 49 Wawancara dengan Bpk. Nariyoto, (Senin, 23 Juli 2012, pukul 17.05 WIB)

Page 9: BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI …€¦ · FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut

44

beragama Kristen, dimana mereka pun ingin mendapatkan pelayanan dalam

bidang rohani. Dengan melihat keadaan dan keinginan dari masyarakat tersebut,

pihak GPIB Tamansari cukup bijak melihat realita yang sedang terjadi, oleh

karena itu mereka menindaklanjuti dengan mengirim beberapa majelis untuk

melakukan peninjauan lokasi serta bertemu dengan beberapa masyarakat yang

ingin mendapatkan pembinaan rohani tersebut. Atas pertimbangan-pertimbangan

yang ada, majelis GPIB Tamansari memutuskan untuk mulai mengadakan

ibadah. Ibadah perdana yang dilakukan ialah pada hari Rabu, atau yang saat ini

dikenal dengan kebaktian rumah tangga (KRT), bertempat di rumah

Bpk.G.Sugiyarno. Perkembangan terus berlanjut menyebabkan bertambahnya

jumlah anggota, tahun 1986 tanah 200 m2 dibeli untuk mendirikan sebuah gedung

gereja yang permanen sebagai tempat beribadah. Namun dikarenakan kondisi

keuangan yang kurang, maka pembangunan tempat ibadah, belum dapat

terealisasi. Alternatif lain dalam menangani masalah ini pun dilakukan, yaitu

dengan mencari rumah yang pada saat itu sedang disewakan, dengan maksud

agar ibadah yang telah berjalan dapat dipindahkan di rumah tersebut. Tahun 1995

pembangunan gedung gereja terealisasi. Ketika telah menjadi satu jemaat, yaitu

GPIB ATK, maka wilayah pelayanan terbagi menjadi tiga wilayah atau sektor,

Ambarawa, Kebondowo dan Tambakrejo. Wilayah Tambak Boyo termasuk

dalam sektor Tambakrejo, yang menjadi pusat dari rumah pastori serta

administrasi gereja (kantor gereja).

Kehidupan jemaat GPIB ATK sektor Tambakrejo memiliki relasi yang baik

antara satu dengan yang lainnya. Hal itu nampak pada kegiatan yang

membutuhkan keterlibatan dari warga jemaat, tanpa membedakan antara yang tua

dan yang muda, perempuan maupun laki-laki. Salah satu kegiatan ialah kesenian

Page 10: BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI …€¦ · FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut

45

Reog yang ditampilkan di dalam kegiatan gereja (ibadah Natal). Pada pagelaran

seni Reog, yang ikut mengambil bagian tidak hanya laki-laki, kaum perempuan

turut serta di dalamnya. Selain tidak membatasi pada gender, hal demikian terjadi

dalam usia, dimana tidak terbatas pada yang tua, namun juga yang muda ikut

berperan di dalam pagelaran seni tersebut. Sedangkan dalam bidang ekonomi,

warga jemaat sektor Tambakrejo didominasi dengan profesi sebagai pedagang

yang menjual berbagai kebutuhan di pasar Ambarawa, seperti: sayur-sayuran,

beras, dan hasil kerajinan seperti tikar. Profesi lainnya yang banyak dilakukan

oleh warga jemaat ialah petani, memelihara dan menjual bibit maupun ikan lele,

hingga membuka tempat usaha milik pribadi. Usaha tersebut berupa bengkel,

warung yang menjual kebutuhan hidup, serta warung makan.

III.3 Krisis yang dialami oleh Bpk.Nariyoto

Dibalik perpindahan, terdapat masalah atau dalam dunia psikologi disebut

sebagai krisis. Krisis juga sangat besar pengaruhnya dalam bidang agama, dimana

semua interaksi terkait di dalamnya, yakni hubungan seseorang dengan sesama

serta seseorang dengan Tuhan. Krisis semacam inilah yang dialami oleh Pak Nari

dimana setelah lima belas (15) tahun menganut Sapta Darma, dengan berbagai

pengajaran yang telah diterimanya. Pengajaran yang termuat di dalam ajaran-ajaran

dari Sapta Darma, belum sepenuhnya memberikan apa yang menjadi kebutuhan

pak Nari, yaitu memperoleh keselamatan. Krisis tersebut telah dirasakannya ketika

berada di Sapta Darma, dimana pada saat itu kemantapan dengan ajaran-ajaran

Sapta Darma telah dirasakan. Awal dari krisis yang dialami pak Nari yakni ketika

ia mendengar mengenai sosok yang mampu menyelamatkan manusia, yang disebut

dengan Isa Rohulah. Krisis dalam dirinya semakin parah ketika pemimpin

Page 11: BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI …€¦ · FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut

46

komunitas Sapta Darma yang di dalamnya ia berdomisili, memberikan kepada

Bpk.Nariyoto satu kitab yang dimilikinya, yang bernama kitab Jayabaya. Ketika

pak Nari membaca kitab tersebut, terdapat beberapa hal yang menjadi daya

tariknya. Ia menjelaskan bahwa dalam kitab tersebut tertulis mengenai Isa Rohulah

yang pada awalnya hanya sebatas bahan yang ia dengar, namun saat itu ia dapat

langsung membaca. Didalam kitab itu tertulis bahwa yang menyelamatkan manusia

ke surga ialah Isa Rohulah atau Roh Suci, sehingga bagi manusia yang tidak

mengikuti Isa Rohulah maka celaka akan dialaminya. Dari hal tersebut, pemikiran

yang baru pun diperoleh, yakni mencari tempat dalam hal ini agama yang secara

langsung mengajarkan, mengakui dan mempercayai Isa Rohulah. Ia mempercayai

bahwa Isa Rohulah itu ialah Isa Almasih, atau dengan kata lain Tuhan Yesus.

Berangkat dari hal ini, kegoyahan pun mulai dirasakan dimana antara hati dan

pikirannya mulai tidak sejalan. Informasi mengenai Isa Rohulah menarik perhatian

dari pemikirannya, sedangkan hati tetap merasa nyaman pada ajaran Sapta

Darma.50

III.4. Pencarian dalam upaya menjawab kebutuhan

Dengan terjadinya krisis di dalam diri pak Nari, atau konflik antara pikiran dan

perasaan yang tidak lagi sejalan, membuatnya berkelana dalam mencari agama

yang langsung mempercayai dan memberikan pengajaran mengenai Isa Rohulah.

Keputusan dan tindakannya tersebut di dukung dengan tidak terdapatnya larangan

dari Sapta Darma bagi para pengikut dalam melakukan perpindahan keyakinan.

Penyebabnya ialah penekanan ajaran Sapta Darma yang berfokus pada kebatinan

seseorang yang terhubung dengan tuhan melalui bersujud.

50 Wawancara dengan Bpk. Nariyoto, (Senin, 23 Juli 2012, pukul 17.05 WIB)

Page 12: BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI …€¦ · FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut

47

Proses pencarian tersebut diawali dengan keluar dari Sapta Darma, memilih

agama Kristen, yakni menjadi jemaat Gereja Isa Almasih (GIA). Pendeta yang

melayani di jemaat GPIB ATK yang berperan sebagai Ketua Majelis Jemaat

(KMJ), mengatakan bahwa selama Bpk.Nariyoto atau yang lebih dikenal dengan

panggilan pak Nari menjadi warga jemaat GIA, memberi diri untuk di baptis secara

selam serta menjadi seorang pelayan (majelis). Tindaklanjut yang kurang bijak

terhadap pemberian diri Bpk.Nariyoto dari pihak jemaat, berpengaruh pada hidup

beliau. Selain itu juga penanganan dari pihak GIA yang demikian, menjadikan pak

Nari memutuskan untuk tidak meneruskan keterlibatannya di wilayah gereja

tersebut. Realita keluarnya Bpk.Nariyoto dari jemaat GIA diperkuat dengan alasan

yang diutarakan beliau, dimana kekhusukan dalam beribadah tidak diperolehnya

ketika beribadah. Selain itu juga gambaran diri seorang pendeta sebagai seorang

pemimpin, tidak nampak dalam diri pendeta atau gembala yang memimpin jemaat

GIA.Selama berdomisili dalam wilayah pelayanan Gereja Isa Almasih, beliau tidak

memperoleh sepenuhnya kebutuhan yang selama ini dicari. Proses pencarian dalam

menemukan dan menjawab kebutuhan terkait dengan Isa Rohulah, dilakukan oleh

pak Nari berlangsung selama lima tahun. Pencarian tidak berhenti pada titik

dimana ia menjadi jemaat di Gereja Isa Almasih, dengan mengikuti arus yang ada,

ia memutuskan untuk menjadi seorang muslim. Selama dua tahun di Islam, pak

Nari mengakui bahwa ia tidak mengetahui ajaran-ajaran, doa, bahkan ia tidak

pernah beribadah di mesjid. Dapat dikatakan ia tidak sepenuhnya menganut agama

Islam, atau yang dikenal dengan sebutan sebagai Islam KTP. Pencarian terus

dilakukan hingga ia mendengar kabar mengenai ibu Pdt.Merziline Ch. Ressok,

S.Th yang dilihat memiliki kepribadian yang disukainya, yaitu tegas dan keras.

Berawal dari sinilah pak Nari mencari tahu tentang kekristenan yang

Page 13: BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI …€¦ · FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut

48

sesungguhnya, melalui jemaat yang dilayani oleh ibu Pdt.Merziline Ch. Ressok,

S.Th, yakni jemaat GPIB ATK.51 Keingintahuan yang dimiliki membuat beliau

termotivasi, sehinggga tindakan yang diambilnya berupa mendengarkan khotbah-

khotbah yang disampaikan oleh ibu pendeta hanya dari luar gereja. Ketertarikannya

terhadap kekristenan yang sesungguhnya diperoleh ketika penyampaian pendeta

dalam khotbah yang pada intinya mengatakan bahwa orang yang telah menjadi

Kristen tidak menjamin keselamatan akan diperoleh, namun keselamatam dapat

diperoleh ketika orang Kristen dengan sungguh melakukan apa yang telah

diajarkan selama ia hidup.52

Semangat tinggi yang dimiliki oleh pak Nari dalam mencari agama yang

mempercayai dan mengajarkan tentang Isa Rohulah, direspon dengan baik oleh

keponakannya yang bernama pak Dariyanto. Beliau merupakan salah satu majelis

jemaat di GPIB ATK sektor Tambakrejo. Saat pak Nari menceritakan proses

pencariannya kepada pak Dariyanto, tanggapan yang baik dan cepat, dilakukan

oleh pak Dariyanto. Dimana ia memberitahukan realita yang terjadi dalam hidup

pak Nari, kepada pendeta. Reaksi serupa pun terjadi terhadap pendeta, dengan

bijak ia meminta pak Nari untuk benar-benar belajar dari awal mengenai

kekristenan. Diawali dengan bergereja, mengikuti ibadah maupun kegiatan-

kegiatan yang telah dijadwalkan oleh pihak gereja. Pengajaran tersebut

berkembang dengan pihak gereja ATK melayankan katekisasi.53

III.5 Pertemuan dengan agama yang baru

51 Wawancara dengan Bpk. Nariyoto, (Senin, 23 Juli 2012, pukul 17.05 WIB) 52 Wawancara dengan Bpk. Nariyoto, (Senin, 06 Agustus 2012, pukul 17.03 WIB) 53 Wawancara dengan Pdt. Merziline Ch.Ressok,S.Th (KMJ GPIB ATK), (Kamis, 26 Juli 2012, pukul 17.19

WIB)

Page 14: BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI …€¦ · FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut

49

Perpindahan agama atau konversi dalam kasus ini tidak terbatas hanya

dilakukan dan dialami oleh Bpk.Nariyoto, namun juga seluruh anggota

keluarganya. Pertemuan dengan kekristenan diawali dari anak keempat yang

bernama Nova, atau dengan kata lain Nova merupakan anggota keluarga yang

pertama, yang telah bertemu dengan agama Kristen. Anak tersebut telah mengikuti

kegiatan-kegiatan gereja di sektor Tambakrejo pada usia kurang lebih 10 tahun,

atau ketika ia duduk di bangku SD kelas 5. Perbedaan proses pertemuan, terjadi di

antara pak Nari dengan keempat anak, serta istrinya. Dimana keempat anak, dari

pertama telah bertemu dengan agama Kristen. Walaupun sebelum proses yang

terjadi di dalam kehidupan pak Nari, keempat anak tersebut telah menjadi Kristen

namun belum yang sesungguhnya (ikut-ikutan). Sedangkan istri dari Bpk.Nariyoto

pada usia kanak-kanak, pernah beragama Islam (ketika duduk di bangku kelas 1

SD), serta Katolik. Kedua agama tersebut juga tidak dijalankan sesuai dengan

ajaran-ajaran yang berlaku di dalamnya. Pada tahun 1976, ibu Ismiyati menjadi

seseorang yang tidak beragama. Pada tahun 2010 terjadi pertemuan dirinya dengan

kekristenan yang sesungguhnya.54

Perbedaan dari proses pertemuan kekristenan dengan diri pak Nari terdapat pada

peristiwa-peristiwa kehidupan yang dialaminya. Berbagai pengalaman

Bpk.Nariyoto serta keluarga, yang dengan pasti menambah pergolakan yang terjadi

di dalam dirinya. Beberapa pengalaman yang terjadi ketika ia masih seorang Sapta

Darma, kemudian bertemu dengan agama Kristen khususnya denominasi GPIB.

Seluruh peristiwa yang mengiringi perjumpaan atau pertemuan dengan agama

Kristen yang sesungguhnya, antara lain:55

54 Wawancara dengan Bpk. Nariyoto bersama keluarga, (Senin, 06 Agustus 2012, pukul 18.15 WIB) 55 Wawancara dengan Bpk. Nariyoto bersama keluarga, (Senin, 23 Juli 2012, pukul 18.06 WIB)

Page 15: BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI …€¦ · FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut

50

a) Berkaitan dengan pengalaman Bpk.Nariyoto tentang kesehatan fisik, dimana ia

mengalami suatu penyakit yang belum diketahui jenis serta nama penyakit

tersebut. Pertemuannya dengan agama Kristen menjadikannya memiliki

keyakinan yang dituangkan di dalam doa-doanya kepada Tuhan Yesus. Dengan

keyakinan yang ada di dalam dirinya tersebut, membuahkan hasil yang baik,

dimana penyakit tersebut terdeteksi pada saat pemeriksaan dilakukan. Penyakit

yang ia derita selama ini ialah prostat.

b) Pengalaman lain terjadi di dalam anggota keluarga Bpk.Nariyoto yakni anak

pertama, yaitu Fendi. Kecelakaan parah yang terjadi pada tahun 2005, yang

membuat dirinya patah tulang. Mereka meyakini bahwa kesembuhan yang

dirasakan, itu adalah kuasa Tuhan.

c) Peristiwa yang dialami ibu Ismiyati (istri Bpk.Nariyoto), yang diungkapkan

beliau ialah pengalamannya yang akan dibunuh oleh seekor serigala. Situasi dan

kondisi pada saat itu, ketika ia sedang tidur. Dan ketika pembunuhan tersebut

hampir terjadi, ia dengan spontan menyebut nama Tuhan Yesus, dan seketika itu

serigala tersebut langsung menghilang.

Bagi pak Nari, bantuan yang diberikan oleh pak Dariyanto sangat menolong

dalam menemukan agama yang selama ini dicari. Pak Nari dapat dipertemukan

dengan pendeta yang melayani di jemaat tersebut, hingga akhirnya berkembang

menjadi suatu pembicaraan dan keputusan yang serius, yakni pendeta

menganjurkan agar pak Nari memulai dengan ikut terlibat di dalam kegiatan

gereja. Anjuran tersebut dilakukan oleh pak Nari, hingga pendeta yang melayani di

jemaat itu pun melihat keseriusan pak Nari dalam berpindah menjadi Kristiani.

Penggembalaan pun mulai dilakukan dan mulai memperkenalkan ajaran-ajaran

Kristen yang sesungguhnya. Pengajaran dalam bentuk memberikan katekisasi pun

Page 16: BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI …€¦ · FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut

51

dilaksanakan, namun tidak serupa dengan katekisasi yang dilaksanakan pada

umumnya oleh pihak gereja dimana dilaksanakan setiap hari Minggu yang

bertempat di gereja. Terkait dengan kasus ini, penyelenggaraan katekisasi

disesuaikan dengan waktu yang dimiliki oleh pihak pak Nari. Dan terkadang

pelaksanaannya pun tidak hanya terfokus di gereja, dapat juga di rumah pak Nari.

Keputusan dalam mengikuti katekisasi jemaat GPIB ATK, merupakan bentuk

pemberian diri untuk menjadi jemaat setempat. Beberapa alasan yang diutarakan

terkait dengan pemberian diri tersebut ialah bahwa di dalam GPIB ATK ada

ketenangan yang diperoleh, serta kekhusukkan dalam proses ibadah. Selain itu juga

tersedianya perlengkapan yang dapat memandu jemaat dalam beribadah, berupa

liturgi maupun puji-pujian, serta kesopanan dalam hal beribadah.56

Terkait dengan realita yang dihadapi oleh GPIB ATK mengenai perpindahan

agama yang dilakukan oleh keluarga Bpk.Nariyoto ini, pihak gereja dalam hal ini

pendeta dan majelis sangat peka menanggapi. Tanggapan yang diberikan berupa

memberikan dorongan atau semangat dalam proses perpindahan agama yang telah

menjadi keputusan mereka. Selain itu juga sebagai tindaklanjut dari proses

konversi ini, khususnya pendeta membantu memberikan penyelesaian, yang tidak

hanya teori melainkan juga turut bertindak.57 Maksudnya ialah ketika pak Nari

berada dan mengikuti ajaran Sapta Darma, pegangan berupa batu-batu, keris dan

buku-buku yang memiliki kekuatan magic menjadi hal yang cukup penting bagi

dirinya. Melihat hal itu, dengan sikap yang tegas dan keras, pendeta melarang

bahkan dengan persetujuan dari pak Nari, pendeta membakar sebagaian besar dari

benda-benda tersebut. Pembakaran yang dilakukan tersebut tidak cukup dalam satu

56 Wawancara dengan Bpk. Nariyoto dan ibu A (kakak kandung), (Senin, 23 Juli 2012, pukul 17.47 WIB) 57 Wawancara dengan Pdt. Merziline Ch.Ressok,S.Th (KMJ GPIB ATK), (Kamis, 26 Juli 2012, pukul 17.19 WIB)

Page 17: BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI …€¦ · FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut

52

atau dua hari, namun hingga beberapa hari lamanya. Sedangkan sebagian lagi

berupa keris, misalnya keris asli dari kerajaan Demak serta keris-keris yang

dimiliki oleh pak Nari, dikembalikan ke asalnya. Dalam kegiatan pembakaran,

melihat realita bahwa kekuatan magic yang sangat kuat berada di dalamnya, tidak

selayaknya pembakaran benda-benda pada umumnya. Untuk menyikapi hal itu,

maka yang dilakukan oleh pendeta sebelum membakarnya adalah berdoa dan

berpuasa.

Perjumpaan Bpk.Nariyoto dan keluarga terhadap agama Kristen yang

sesungguhnya, terdapat beberapa kendala, atau yang dibahasakan oleh beliau

sebagai suatu pencobaan. Beberapa kendala atau pencobaan tersebut, antara lain:

a) Ketika melakukan perjalanan, di dalam bis terdapat seorang anak yang

menangis tanpa henti. Dengan gaya berpakaian pak Nari yang pada saat itu

memakai baju dalang, menjadikannya pusat perhatian dari para penumpang bis

saat itu. Penilaian para penumpang terhadap dirinya yang sebagai seorang

dalang, membuat mereka meminta bantuan terkait dengan penanganan terhadap

anak tersebut.

b) Perjalanan pada waktu yang lain, dimana pencobaan atau kendala tersebut

muncul pada saat bis yang ditumpangi berjalan pada hari yang mulai gelap,

namun tanpa memiliki penerangan (lampu) yang memadai. Yang

mengakibatkan penglihatan akan terganggu. Melihat hal tersebut, pak Nari

mengungkapkan kepada beberapa penumpang disekitarnya agar polisi segera

menangkap kendaraan yang mereka tumpangi tersebut. Ucapan pak Nari

menjadi suatu kenyataan, dimana beberapa saat kendaraan mereka diberhentikan

oleh beberapa polisi. Realita saat itu memberikan suatu prasangka dalam diri

penumpang yang mengetahuinya, bahwa beliau selayaknya seorang dukun. Oleh

Page 18: BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI …€¦ · FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut

53

karena itu mereka dengan berani memintanya untuk berdoa agar ada

pertolongan dari bis lain yang melewati area sekitar.58

Kendala juga dialami oleh ibu Pdt.Merziline Ch.Ressok, S.Th dalam menangani

proses konversi yang dilakukan oleh keluarga Bpk.Nariyoto. Kendala tersebut ialah

berbagai macam ilmu dengan kekuatan yang besar, khususnya ilmu hitam, yang

dimiliki oleh pak Nari. Penanganan yang dilakukan oleh beliau terkait dengan

kendala tersebut ialah dengan berdoa dan bertindak secara langsung, yang pada

intinya bertujuan agar keluarga Bpk.Nariyoto dapat bertemu dengan kekristenan

yang sesungguhnya.59

III.6 Interaksi yang mendukung proses konversi agama

Dengan bakat serta kemampuannya dalam bidang kesenian, maka ia mampu

menjaga hubungan yang baik dengan komunitas Sapta Darma maupun dengan

yang akan menjadi komunitas agamanya yang baru, yakni jemaat GPIB ATK

sektor Tambakrejo. Interaksi yang dilakukan, terbagi ke dalam dua bagian, yakni:

III.6.1 Interaksi dengan komunitas agama lama

Penilaian masyarakat sekitar yang menganggap pak Nari sebagai

seseorang yang dalam dirinya, seni melekat dengan kuat. Dimana profesi

utamanya ialah sebagai seorang dalang dalam pewayangan, akibat yang

ditimbulkan ialah membuat masyarakat tetap menerima pak Nari apa

adanya. Kegiatan-kegiatan yang di dalamnya terkandung nilai seni, diawali

dengan berkonsultasi kepadanya. Relasi yang tetap terjalin dengan baik

tersebut didukung dengan sikapnya yang terbuka pada semua orang.

Keterbukaan pun terlihat dimana menurut pemaparannya, ia tetap

58 Wawancara dengan Bpk. Nariyoto, (Senin, 23 Juli 2012, pukul 17.05 WIB) 59 Wawancara dengan Pdt. Merziline Ch.Ressok,S.Th (KMJ GPIB ATK), (Kamis, 26 Juli 2012, pukul 17.19 WIB)

Page 19: BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI …€¦ · FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut

54

menghadiri undangan-undangan dari agama lain, seperti undangan

kenduren dari agama Islam. Dengan bijak ia menyikapi undangan tersebut

karena memiliki nilai seni, namun ia lebih memilih untuk duduk diluar,

dengan pertimbangan bahwa proses yang dilakukan dengan cara agama

Islam. Interaksi lainnya yakni dengan seringnya ia berkumpul dan

bercengkrama bersama masyarakat sekitar tempat tinggalnya baik yang

muda maupun yang tua, yang pada saat itu ia dengan berani menceritakan

sebenarnyayang terjadi di dalam kehidupannya, terkait dengan kekristenan.

Serta pada saat umat muslim berpuasa (seperti bulan Juli-Agustus ini),

beliau sering memanggil mereka berbuka bersama. Interaksi-interaksi

tersebut yang dilakukannya tanpa membatasi diri dengan siapa saja, yang

tua maupun yang muda, serta agama apa pun.60

Hubungan relasi yang baik juga terjadi antara Bpk.Nariyoto dengan

pihak GIA, hal itu nampak dalam penerimaan beliau ketika pihak GIA

meminta pertolongan dalam pembuatan keroncong. Tidak hanya itu, ketika

dalam pihak GIA terjadi permasalahan intern, konsultasi justru dilakukan

dengan beliau. Dengan sikap yang bijak tanpa bermaksud mencapuri urusan

intern mereka, beliau hanya membantu sebatas memberikan arahan-arahan.

Dengan hubungan yang terus terjalin baik, menjadikan pihak GIA menjalin

hubungan baik dengan jemaat GPIB ATK sektor Tambakrejo.

Penampakkan dari realitas interaksi yang harmonis tersebut terwujud dalam

tindakan perkunjungan dari pihak GIA pada waktu tim keroncong GPIB

ATK melakukan latihan. Yang pada intinya ia mangatakan bahwa hal-hal

tersebut dilakukannya dalam rangka saling menghormati satu dengan

60 Wawancara dengan Bpk. Nariyoto, (Senin, 23 Juli 2012, pukul 17.05 WIB)

Page 20: BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI …€¦ · FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut

55

lainnya dan dapat menjadi teladan. Kedua hal tersebut merupakan

perwujudan dari kasih yang diajarkan di dalam agama Kristen yang

diperolehnya.61

III.6.2 Interaksi dengan komunitas agama baru

Bagi pak Nari bersama keluarga, untuk melakukan hubungan dengan

jemaat GPIB ATK sektor Tambakrejo adalah hal yang tidak cukup susah.

Hal itu dikarenakan wilayah tempat tinggal mereka yang dominan ialah

warga jemaat GPIB ATK. Selain itu juga sebelum ia mengambil keputusan

melakukan konversi ke agama Kristen, jemaat GPIB ATK sektor

Tambakrejo telah sering meminta pertolongan beliau dalam melatih

Panembromo maupun ketoprak62. Dengan adanya kebiasaan yang demikian,

menjadikan tidak adanya jarak yang berarti di antara mereka. Interaksi

yang semakin intens juga terjadi dikarenakan keikutsertaan keluarga di

dalam kegiatan-kegiatan gereja.63

III.7 Komitmen pelaku konversi agama

Dengan melalui keseluruhan proses yang dijalani oleh pak Nari bersama

keluarga, maka mereka memutuskan untuk dengan sungguh berpindah agama

menjadi Kristen Protestan, dan berjemaat di GPIB ATK. Hal penting tersebut

terjadi pada tanggal 30 Mei 2010, dimana saat itu mereka memberi diri untuk di

baptis dan di sidi. Mengingat pak Nari bersama istri telah menikah, maka pihak

gereja memutuskan untuk melayankan nikah gereja pada tanggal 26 Juli 2010,

bertempat di GPIB ATK sektor Tambakrejo. Yang melayani baik baptis, sidi dan

61 Wawancara dengan Bpk. Nariyoto, (Senin, 06 Agustus 2012, pukul 17.03 WIB) 62 Panembromo merupakan salah satu kesenian suku Jawa dalam hal suara, atau dapat dikatakan sebagai

sekumpulan dari beberapa orang yang melantunkan tembang-tembang dengan lirik bahasa Jawa. Panembromo dalam kebudayaan Kristen, sebagai paduan suara yang menyanyikan lagu-lagu dalam lirik bahwa Jawa. Sedangkan ketoprak juga termasuk dalam kesenian suku Jawa, sejenis drama.

63 Wawancara dengan Bpk. Nariyoto, (Senin, 23 Juli 2012, pukul 17.05 WIB)

Page 21: BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI …€¦ · FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut

56

nikah gereja ialah Pdt. Merziline Ch.Ressok, S.Th. Setelah mengambil keputusan

untuk berpindah agama, pak Nari mengutarakan bahwa ia semakin tidak takut

untuk berkata jujur dimana ia telah menjadi Kristen dan bersedia melakukan

ajaran-ajaran Kristiani yang telah ia ketahui dan pahami. Ia memberikan beberapa

contoh yang di dalamnya terkandung nilai kesaksian, yakni ketika orang-orang

memintanya untuk memainkan wayang. Pada saat itu ia dengan jujur berkata

kepada orang yang memintanya tersebut, bahwa ia sekarang adalah orang Kristen,

maka ketika berdoa, ia akan melakukannya dengan doa Kristen. Selain itu juga,

ketika pembangunan jalan baru di dekat tempat tinggalnya, ada seseorang yang

datang menemuinya. Orang tersebut ialah pekerja jalan tersebut, ia mengatakan

bahwa kakinya membesar, dan mempercayai bahwa hal itu merupakan perbuatan

makhluk-makhluk yang menjadi penunggu tempat tersebut. Namun saat itu pak

Nari mengatakan kepadanya bahwa ia akan membantu dalam doa bersama rekan-

rekannya (satu orang dari GIA, satu orang dari Katolik, satu orang dari Islam,

bersama dengan pak Nari), doa tersebut dilakukan di kediamannya dan mereka

mengijinkan beliau yang memimpin doa tersebut. Dan ketika pekerja tersebut

datang kembali padanya, setelah melakukan pemeriksaan medis, ditemukan

penyakit yang menyebabkannya menjadi seperti demikian.64 Dari hal-hal tersebut

nampak bahwa secara langsung pak Nari telah bersaksi kepada mereka yang

dijumpai.

Tanda komitmen atau kesungguhan keluarga Bpk.Nariyoto dalam menjadi

Kristen, juga nampak ketika mereka turut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan

gereja. Maksudnya ialah ketika gereja mengadakan kegiatan yang di dalamnya

dikolaborasikan dengan seni-seni suku Jawa, maka keluarga tersebut ikut berperan

64 Ibid.,

Page 22: BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI …€¦ · FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut

57

aktif di dalamnya. Mulai dari pak Nari yang berperan sebagai dalang; pembuatan

alur cerita wayang maupun ketoprak; mengikuti PKB (Persekutuan Kaum Bapak)

ngamen dalam rangka pencarian dana untuk membeli pastori baru; hingga menjadi

pelatih panembromo dan keroncong. Hal itu juga dilakukan oleh ibu Ismiyati,

yakni mengambil bagian dalam seni Reog. Selain itu juga keluarga ini pernah

terlibat di dalam pengurus paniti Natal gereja, serta menyediakan rumah mereka

menjadi tempat berlatih kesenian tersebut.65

III.8 Konsekuensi dalam melakukan konversi agama bagi pelaku konversi

Keputusan dalam kasus keluarga Bpk.Nariyoto untuk menjadi agama Kristen,

menimbulkan konsekuensi yang harus ditanggung. Konsekuensi besar dirasakan

oleh pak Nari, dimana kekuatan yang berasal dari ilmu-ilmu yang selama ini

dimiliki, harus dilepaskan. Dengan demikian membuatnya tidak lagi bergantung

pada benda maupun kekuatan gaib dalam kehidupannya. Pdt.Merziline melihat

bahwa ilmu-ilmu serta benda-benda yang dimiliki pak Nari, belum sepenuhnya

dilepaskan. Terdapat beberapa pernyataan yang secara tidak langsung memperkuat

pernyataan yang diungkapkan oleh ibu pendeta, yaitu pengakuan Bpk.Nariyoto

terkait dengan penyimpanan beberapa buku hingga saat ini. Diutarakannya alasan

bahwa buku-buku tersebut terkandung pengetahuan terkait sifat-sifat manusia

berdasarkan wilayahnya, khususnya Jawa.66 Konsekuensi atau dampak lain muncul

dari bidang ekonomi. Permintaan untuk memainkan wayang (dalang) tidak

berkurang, namun justru semakin banyak permintaan. Dengan demikian namanya

pun tetap dikenal oleh banyak orang, atau dengan kata lain di bidang sosial,

hubungan-hubungannya dengan orang lain semakin meluas. Walaupun ketika

keputusan berpindah agama dilakukan, pihak kontra berasal dari rekan-rekannya 65 Wawancara dengan Pdt. Merziline Ch.Ressok,S.Th (KMJ GPIB ATK), (Kamis, 26 Juli 2012, pukul 17.19

WIB) 66 Wawancara dengan Bpk. Nariyoto, (Senin, 06 Agustus 2012, pukul 17.03 WIB)

Page 23: BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI …€¦ · FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONVERSI AGAMA Dalam bab III ini akan disajikan data mengenai faktor-faktor yang ikut

58

yang beragama Islam. Konsekuensi atau dampak juga dirasakan dalam keluarga,

dimana kehidupan anak-anak mereka menjadi lebih baik dan benar. Ketiga

anaknya telah mendapat kerja yang bagus, sedangkan anak keempat,

pendidikannya pun lancar. Kehidupan keluarga menjadi harmonis dan teratur.67

Namun dampak terhadap Sapta Darma tidak dirasakan begitu berarti, karena para

penganut Sapta Darma dimana pak Nari dahulu berdomisili, tidak menunjukkan

perilaku yang berarti atas ketidaksukaan mereka terhadap perpindahan agama yang

dilakukan beliau. Walaupun secara manusiawi, pak Nari merasa bahwa mereka

kurang rela dengan keputusan yang dipilih olehnya. Lain halnya dengan gereja,

dimana dengan ramah menyambut masuknya pak Nari bersama keluarga menjadi

warga jemaat GPIB ATK. Dengan pemikiran yang bijak, majelis jemaat khususnya

pendeta, memberdayakan kemampuan seta bakat dalam bidang seni yang dimiliki

oleh pak Nari bersama keluarga. Pemberdayaan tersebut diterapkan ketika hari-hari

raya Kristen, seperti Natal dan paskah. Pihak gereja meminta kesediaan dalam

memainkan wayang di pertengahan dari proses ibadah, maksudnya ialah

pemberitaan kebenaran firman Tuhan yang telah disampaikan oleh pendeta,

diterapkan di dalam pewayangan. Atau dengan kata lain permainan wayang yang

dilakukan oleh pak Nari, menjadi perantara pemberitaan kebenaran firman Tuhan

yang ditujukan bagi jemaat yang mendengarkan saat itu.

67 Wawancara dengan Bpk. Nariyoto, (Senin, 23 Juli 2012, pukul 17.05 WIB)