Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
49
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH DUSUN LOWOKPEPEN, DESA MOJOSARI,
KABUPATEN MALANG
A. GAMBARAN UMUM
1. Letak Geografis Kabupaten Malang
Wilayah Kabupaten Malang memiliki luas 3.534,86 km2 atau 353.486 ha
dan terletak pada koordinat 112o17’10,90” – 122o57’00,00” Bujur Timur,
7o44’55,11” – 8o26’35,45” Lintang Selatan. Kabupaten Malang merupakan
daerah dengan luas wilayah terbesar kedua di Jawa Timur setelah Kabupaten
Banyuwangi. Dari luas Kabupaten Malang tersebut terbagi atas kawasan
daratan dan lautan, masing-masing seluas 2.977,05 km2 dan 557,81 km2.
Adapun batas wilayah Kabupaten Malang sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten Jombang, Kabupaten Mojokerto,
Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten
Probolinggo
Sebelah Timur : Kabupaten Lumajang
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Sebelah Barat : Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri
Bagian Tengah
(Lingkar Dalam)
: Kota Malang dan Kota Batu
50
Secara administratif kewilayahan, Kabupaten Malang terbagi atas 33
Kecamatan, 12 Kelurahan, 378 Desa, 1.349 Dusun, 3.156 Rukun Warga (RW)
dan 14.695 Rukun Tetangga (RT). Pusat pemerintahan kabupaten Malang
berada di Kecamatan Kepanjen sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pemindahan Ibukota
Kabupaten Malang dari Wilayah Kota Malang ke Wilayah Kecamatan
Kepanjen Kabupaten Malang. Berikut rincian jumlah desa/kelurahan, jumlah
RW dan jumlah RT per kecamatan di Kabupaten Malang:
Tabel 3
Jumlah Desa dan Kelurahan Menurut Kecamatan Tahun 2015
No.
Kecamatan
Desa/Kelurahan RW
RT
Desa Kelurahan 1. Donomulyo 10 - 115 487 2. Kalipare 9 - 58 442 3. Pagak 8 - 77 330 4. Bantur 10 - 96 492 5. Gedangan 8 - 80 354 6. Sumbermanjing Weatan 15 - 112 525 7. Dampit 11 1 114 713 8. Tritoyudo 13 - 61 298 9. Ampelgading 13 - 97 312 10. Poncokusumuo 17 - 170 820 11. Wajak 13 - 152 487 12. Turen 15 2 168 705 13. Bululawang 14 - 89 351 14. Gondanglegi 14 - 58 382 15. Pagelaran 10 - 67 289 16. Kepanjen 14 4 77 468 17. Sumberpucung 7 - 53 261 18. Kromengan 7 - 51 232 19. Ngajum 9 - 90 329 20. Wonosari 8 - 86 306 21. Wagir 12 - 89 378 22. Pakisaji 12 - 87 380 23. Tajinan 12 - 75 369
51
24. Tumpang 15 - 104 651 25. Pakis 15 - 147 800 26. Jabung 15 - 82 476 27. Lawang 10 2 146 607 28. Singosari 14 3 152 836 29. Karangploso 9 - 105 473 30. Dau 10 - 77 310 31. Pujon 10 - 85 310 32. Ngantang 13 - 72 346 33. Kasembon 6 - 63 167 Jumlah/Total 378 12 3.155 14.686
Sumber Data : Bagian Tata Pemerintahan Desa Kab Malang
Topografi Kabupaten Malang sangat beragam, mulai dari pesisir, dataran
rendah, dataran tinggi, perbukitan, gunung api yang aktif maupun tidak aktif,
dan sungai. Kawasan pesisir pantai terletak di wilayah selatan Kabupaten
Malang yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia, membentang
mulai dari Kecamatan Donomulyo, Bantur, Gedangan, Sumbermanjing Wetan,
Tirtoyudo, sampai Ampelgading. Wilayah dengan kontur datar terletak
sebagian besardi Kecamatan Bululawang, Gondanglegi, Tajinan, Turen,
Kepanjen, Pagelaran, Pakisaji, sebagian Kecamatan Singosari, Lawang,
Karangploso, Dau, Pakis, Dampit, Sumberpucung, Kromengan, Pagak,
Kalipare, Donomulyo, Bantur, Ngajum, Gedangan. Wilayah dengan kontur
bergelombang terletak di wilayah Sumbermanjing Wetan, Wagir dan
Wonosari. Kawasan dengan kontur perbukitan yang terjal sebagian besar di
Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon, Poncokusumo, Jabung, Wajak,
Ampelgading dan Tirtoyudo.
Kondisi topografis dataran tinggi yang dikelilingi beberapa gunung dan
dataran rendah atau lembah berada pada ketinggian 250-500 meter dari
permukaan laut (dpl) terletak di bagian tengah wilayah Kabupaten Malang.
52
Daerah dataran tinggi terbagi pada beberapa wilayah meliputi, daerah
perbukitan kapur (Gunung Kendeng) di bagian Selatan pada ketinggian sampai
dengan 650 meter dpl, daerah lereng Tengger Semeru di bagian Timur
membujur dari utara ke selatan pada ketinggian 500-3600 meter dpl dan daerah
lereng Kawi Arjuno di bagian Barat dengan ketinggian 500-3.300 meter dpl.
Wilayah Kabupaten Malang diidentifikasi terdapat 9 (sembilan) gunung
dan 1 (satu) pegunungan yang terdiri dari :
Tabel 4
Nama dan Ketinggian Gunung Dan Pegunungan
di Kabupaten Malang
No. Nama Gunung/Pegunungan Tinggi (m) 1. Kelud 1.731 2. Kawi 2.651
3. Panderman 2.040
4. Anjasmoro 2.277
5. Welirang 2.156
6. Arjuno 3.339
7. Bromo 2.329
8. Batok 2.868
9. Semeru 3.676
10. Pengunungan Kendeng 650
Sumber : BPS Kabupaten Malang, 2015
Keberadaan gunung dan pegunungan tersebut, menjadikan Kabupaten
Malang memiliki potensi kehutanan yang luas dan sumber-sumber mata air
yang dimanfaatkan untuk kepentingan konsumsi, irigasi pertanian dan industri.
Limpahan air dari sumber mata air mengalir melalui sungai-sungai besar
maupun kecil. Tercatat, di Kabupaten Malang mengalir 5 (lima) sungai besar
53
dan 68 sungai kecil. Sungai besar antara lain Sungai Brantas, Sungai Lesti,
Sungai Amprong, Sungai Konto, dan Sungai Metro. Diantara sungai-sungai
besar tersebut, Sungai Brantas adalah sungai terbesar dan terpanjang di Jawa
Timur.
Bentang alam yang sebagian besar terdiri atas pegunungan dan perbukitan,
menjadikan Kabupaten Malang berhawa sejuk sehingga menarik minat
masyarakat untuk menjadikannya tempat peristirahatan maupun tempat tinggal
secara permanen. Hawa yang sejuk tersebut juga menjadikan Kabupaten
Malang sebagai wilayah pengembangan pertanian dan perkebunan yang
prospektif. Suhu udara rata-rata berkisar antara 19,1º C hingga 26,6º C.
Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 71º C hingga 89º C dan curah hujan
rata-rata berkisar antara 2 mm hingga 780 mm. Curah hujan rata-rata terendah
terjadi pada bulan Juni, dan tertinggi pada bulan Desember.
Struktur penggunaan lahan meliputi: permukiman/kawasan terbangun
22,89 persen; industri 0,21 persen; sawah 13,10 persen; pertanian lahan kering
23,70 persen; perkebunan 6,21 persen; hutan 28,75 persen; rawa/waduk 0,2
persen; tambak kolam 0,03 persen, padang rumput 0,3 persen; tanah
tandus/tanah rusak 1,55 persen; tambang galian C 0,26 persen; lain-lain 2,82
persen. Dengan Demikian, porsi pemanfaatan lahan untuk hutan dan pertanian
masih mendominasi di Kabupaten Malang.
a. Penduduk Kabupaten Malang
Perkembangan penduduk Kabupaten Malang berdasarkan perhitungan
Badan Pusat Statistik (BPS) per tahun 2015 adalah 2.544.315 jiwa. Jumlah
54
tersebut terdiri dari laki-laki 1.278.511 jiwa (50,24 persen) dan perempuan
1.265.804 jiwa (49,76 persen). Tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata
sebesar 0,68 persen, dan tingkat kepadatan sebesar 720 jiwa/Km².
Tabel 5
Perkembangan Jumlah Kependudukan Kabupaten Malang
Tahun 2011 – 2015
URAIAN SATUAN 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Penduduk Jiwa
2.471.9
90
2.490.8
78
2.508.6
98
2.527.0
87
2.544.3
15
Jumlah Laki-Laki Jiwa
1.241.0
22
1.250.7
80
1.260.4
14
1.269.6
13
1.278.5
11
Jumlah Perempua
n Jiwa
1.230.9
68
1.240.0
98
1.248.2
84
1.257.4
74
1.265.8
04
Pertumbuhan
penduduk % 0,82 0,76 0,72 0,73 0,68
Kepadatan
penduduk jiwa/km2 699 705 710 715 720
Sumber : BPS Kabupaten Malang, 2016
Sedangkan jumlah penduduk berdasarkan data Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil pada hasil penghitungan akhir tahun 2015 adalah sebesar
2.581.671 jiwa, terdiri dari laki-laki 1.305.267 jiwa (50,50%) dan perempuan
1.276.404 jiwa (49.40%). Jumlah ini mengalami penurunan 510.503 jiwa
dibandingkan Tahun 2014 sebesar 3.092.174 atau turun 16,5 % hal ini karena: a)
Sesuai dengan perintah Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil maka pada
55
pertengahan bulan Mei 2015, telah dilaksanakan pemgabditan data meliputi: Data
Kembar, Data Kependudukan Pasif yang selama lima tahun tidak mengalami
perubahan, dan Anomali data atau data yang tidak layak dipertahankan karena
kesalahan yang terjadi pada saat menajalankan proses tertentu di server; b) Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan keakuratan database secara nasional; c) Berkenaan
dengan hal tersebut kami telah melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) Melakukan
proses pengaktifan kembali data penduduk yang telah dinonaktifkan dalam proses
penyandingan apabila bila dapat dibuktikan bahwa yang bersangkutan benar-
benar berdomisili sesui dengan Kartu Keluarga yang dimiliki dan telah melalui
seleksi ketunggalan data secara nasional; (2) Memperketat persyaratan pengajuan
percetakan dokumen kependudukan bagi penduduk yang termasuk wajib KTP
tetapi belum melaksanakan perekaman KTP elektronik. Caranya mengharuskan
mereka datang langsung ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk
melakukan cek data biometri dan perekaman KTP elektronik secara langsung,
atau datang ke Kecamatan untuk melaksanakan perekaman KTP elektronik.
Tabel 6 Perkembangan Jumlah Kependudukan Kabupaten Malang
Tahun 2011 – 2015
No. URAIAN SATUAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah Penduduk
Laki-laki Jiwa 1.462.110 1.524.633 1.541.907 1.549.678 1.305.267
Perempuan Jiwa 1.458.390 1.518.980 1.536.053 1.543.036 1.276.404
Jumlah Orang 2.920.500 3.043.613 3.077.960 3.092.714 2,581,671
2 Jumlah Penduduk Usia Sekolah
56
a. Usia 4-6 Tahun/Usia TK
- Laki-laki Orang 59.871 63.581 64.060 63.402 56.179
-Perempuan Orang 57.026 60.517 60.818 60.018 52.951
Jumlah Orang 116.897 124.098 124.878 123.420 109.130
b. Usia 7-12 Tahun/Usia SD
- Laki-laki Orang 139.039 143.100 140.122 138.392 118.005
-Perempuan Orang 132.068 136.265 133.611 131.881 113.053
Jumlah Orang 271.107 279.365 273.733 270.273 231.058
c. Usia 13-15 Tahun/Usia SMP
- Laki-laki Orang 67.868 69.299 71.636 73.194 63.206
-Perempuan Orang 63.929 67.675 67.675 69.649 60.410
Jumlah Orang 131.797 136.974 139.311 142.843 123.616
d. Usia 16-18 Tahun/Usia SMU
- Laki-laki Orang 66.370 71.746 72.313 69.752 60.564
-Perempuan Orang 64.201 68.420 68.444 65.693 56.794
Jumlah Orang 130.571 140.166 140.757 135.445 117.358
e. Usia 19-24 Tahun/Usia PT
- Laki-laki Orang 138.024 139.319 138.130 138.836 121.941
-Perempuan Orang 138.008 137.259 134.391 1.333.842 107.374
Jumlah Orang 276.032 276.578 272.521 1.472.678 229.315
Sumber : Dinas Kependudukan dan Capil Kabupaten Malang, 2016
57
Perbedaan hasil perhitungan antara BPS dengan Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil disebabkan karena perbedaan penggunaan pendekatan atau
metode perhitungan. BPS menganggap penduduk adalah orang-orang yang
secara riil pada saat sensus dan atau selama 6 (enam) bulan telah berdomisili
pada suatu tempat. Adapun Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
melakukan perhitungan jumlah penduduk berdasarkan data yang diperoleh
dari dokumen kependudukan yang diterbitkan, seperti akta kelahiran, Kartu
Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).
Berdasarkan informasi dari tabel 2.4, laju pertumbuhan penduduk
Kabupaten Malang dalam 5 (lima) tahun rata-rata sebesar 0,76 persen.
Bertambahnya jumlah penduduk Kabupaten Malang lebih banyak
dipengaruhi oleh faktor eksternal, mengingat Kabupaten Malang telah
menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Timur.
Disamping itu, Kabupaten Malang merupakan daerah penyangga Kota
Malang dan Kota Batu, dimana kedua daerah tersebut sedang berkembang
sebagai pusat perdagangan dan jasa serta pariwisata, sehingga turut
mempercepat pertambahan penduduk di Kabupaten Malang. Diasumsikan,
untuk 5 (lima) tahun mendatang pertambahan jumlah penduduk dapat
diuraikan sebagai berikut:
58
Tabel 7
Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Malang
Tahun 2016-2020
URAIAN SATUAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Jumlah Penduduk
BPS Jiwa 2,560,675
2,576,596
2,591,795
2,607,634
2,623,201
2,639,108
Dispenduk Jiwa 2.601.219
2.621.060
2.640.980
2.661.051
2.681.274
2.701.497
Kepadatan
BPS jiwa/km2
724 729 733 738 742 747
Dispenduk jiwa/km2
735 741 747 752 753 764
Sumber : BPS dan Dinas Kependudukan dan Capil Kab. Malang, 2016
Jumlah penduduk di Kabupaten Malang memiliki trend yang naik, tetapi
presentase atau laju pertumbuhan penduduk semakin menurun dari tahun ke
tahun. Pada medio 2011 laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Malang
mencapai 0,82%, selanjutnya pada periode 2012-2015 presentase
pertumbuhan penduduk menurun sampai pada angka 7,2%. Salah satu faktor
internal yang berpengaruh terhadap pelambatan laju pertumbuhan penduduk
tersebut adalah keberhasilan implementasi program Keluarga Berencana di
Kabupaten Malang.
59
2. Sejarah Desa Mojosari
Asal Usul Desa Mojsari Berdasarkan cerita rakyat pada jaman dahulu,
Desa Mojosari berupa hutan belantara kemudian datanglah seseorang bersama
keluarga dan kerabatnya hingga membentuk perkampungan atau pedesaan
antara lain :
a. Di bagian Selatan dilaksanakan oleh Mbah Koncong, yang sekarang dikenal
dengan sebutan Dusun Mojosari.
b. Di bagian Tengah dilaksanakan oleh Prabu Djoko dengan Mbah H.Dasuki
dan Mbah Mentaram, yang sekarang dikenal dengan nama Dusun
Gambiran.
c. Di bagian Utara dilaksanakan oleh Mbah Darmo Redjo yang berasal dari
Keraton Jogjakarta Hadiningrat, yang sekarang dikenal dengan nama Dusun
Pepen.
d. Di bagian Barat Sungai Babar terdapat kampung yang disebut Lowok
Pepen, hal ini berasal dari Lowok Nggarum yang tempat bekerjanya warga
Pepen, sehingga akhirnya kampung ini menjadi bagian dari Dusun Pepen
Desa Mojosari. Sampai saat ini tidak diketahui secara jelas dari berbagai
sumber sejak tahun berapa Desa Mojosari ini berdiri
a. Jumlah Penduduk Desa Mojosari
Nama Desa Mojosari sendiri berasal Demografi Jumlah penduduk :
3.619 jiwa yang terdiri dari Laki-laki : 1.776 jiwa. Perempuan : 1.843 jiwa
Jumlah Penduduk Menurut Usia Kelompok Usia (tahun) Persen (%) adalah
60
usia 0 - 5 (10,7%), usia 6 - 13 (19,2%), usia 14 - 19 (12,6%), usia 20 - 40
(21,9%), usia 41 - 60 (18,1%) usia >61 (17,5%).
Geografi Batas-batas wilayah Desa Mojosari Utara : Desa Karangpandan
Kecamatan Pakisaji Barat. Desa Kranggan Kecamatan Ngajum Selatan : Desa
Ngadilangkung Kecamatan Kepanjen Timur. Desa Jatirejoyoso Kecamatan
Kepanjen Luas wilayah Desa Mojosari : 225,5 Ha Luas tanah darat (untuk
perumahan) : 57 Ha.
Luas Tanah darat/tegal (untuk pertanian) : 47,5 Ha Luas Tanah sawah :
121 Ha Desa Mojosari terdiri dari :
1. Dusun Mojosari meliputi 1 RW dan 5 RT
2. Dusun Gambiran meliputi 2 RW dan 4 RT
3. Dusun Pepen meliputi 3 RW dan 6 RT Topografi Ketinggian : 335 meter
dari permukaan laut Suhu : rata-rata 19,1 sampai 26,6 Derajat Celcius.
Kelembapan : rata-rata 71 sampai 89 Derajat Celcius Curah hujan : rata-
rata berkisar 2 sampai 780 mm, dengan curah hujan terendah bulan Juni
dan tertinggi bulan Desember.
b. Visi dan Misi
Visi : “ Menuju terwujudnya masyarakat dan aparatur desa yang
berkualitas untuk mendukung otonomi daerah dalam mewujudkan
kesejahteraan”.
61
Misi :
1. Bidang Pelayanan : Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang
efisien dan efektif
2. Bidang Pemberdayaan : Meningkatkan peran serta masyarakat melalui
lembaga/organisasi kemasyarakatan baik yang bergerak dibidang
ekonomi, sosial, budaya, politik dalam rangka mendorong
kemandirian masyarakat.
a. Pemberdayaan kelompok ekonomi menjadi kelompok ekonomi
produktif.
3. Bidang Pembangunan : Membangun kehidupan masyarakat yang lebih
baik dan sejahtera
- Meningkatkan kehidupan masyarakat yang emakin layak, adil dan
merata serta memberi perhatian utama pada kebutuhan dasar dan
terpenuhinya sarana dan prasarana umum.
- Pembangunan disusun berdasarkan skala prioritas dengan
berpedoman pada sistem demokrasi.
c. Tujuan Penempatan Desa Mojosari
Tujuan Dalam penetapan Tujuan Desa Mojosari Kecamatan Kepanjen
tahun 2013-2018 ada beberapa tujuan umum antara lain :
1. Bidang Pelayanan Masyarakat
- Mewujudkan pelayanan yang efektif, efisien dan partisipatif serta
merata dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
62
- Mewujudkan perangkat desa Mojosari yang profesional, dan
responsive.
2. Bidang Pemberdayaan Masyarakat
- Menumbuh dan mengembangkan organisasi sosial kemasyarakatan
maupun lembaga-lembaga ekonomi, sosial, kepemudaan, agama, serta
politik yang mandiri.
- Mewujudkan suasana kehidupan sosial, budaya maupun keagamaan
yang tertib, tentram, dan berkualitas dalam menghadapi perubahan
zaman khususnya arus globalisasi.
3. Bidang Pembangunan
- Memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, pengadaan sarana dan
prasarana fasilitas umum.
- Mengembangkan kekuatan ekonomi masyarakat yang produktif dan
berdaya saing dengan bertumpu pada produk unggulan khususnya
dibidang tanaman pangan dan perkebunan.
d. Bentuk-Bentuk Program Pemberdayaan Di Desa Mojosari
1. PNPM Desa Mojosari
PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) adalah salah
satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan
PNPM Mandiri dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan
dan perluasan kesempatan kerja di wilayah perdesaan. Dimana PNPM
pada Desa Mojosari adalah melakukan pemberdayaan lingkup Desa sesuai
63
kebutuhan masing-masing dusun. Dusun Lowokpepen dilakukan
pembenahan lingkungan seperti gorong-gorong.
2. Ternak Sapi
Ternak Sapi yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Lowokpepen
adalah Program Kabupaten Malang yang pada awalnya sapi dari
pemerintah yang diberikan oleh masyarakat Dusun Lowokpepen secara
bergilir agar sapi menghasilkan anak untuk bisa melancarkan ternak sapi
di Dusun Lowokpepen serta memiliki KRPL (Kawasan Rumah Pangan
Lestari) yang diberikan kegiatan dari Desa Mojosari. Ternak sapi di Dusun
lowokpepen tidak semua masyarakat Dusun Lowokpepen yang memiliki
sapi hanya sebagian saja.
3. Biogas
Biogas adalah mengelolah limbah ternak yang dilakukan masyarakat
Dusun Lowokpepen. Masyarakat yang mengelolah Biogas ini hanya 2
rumah, program ini di beri bantuan oleh Provinsi Jawa Timur yang
digunakan untuk memasak rumah tangga masyarakat Dusun
Lowokpepen.
64
4. Letak Geografis Dusun Lowokpepen
Letak geografis Dusun Lowokpepen ialah batas wilayah utara : Kecamatan
Pakisaji. Timur : Kecamatan Pakisaji Selatan : Kecamatan Pakisaji Barat :
Kecamatan Ngajum. Jarak dusun lowokpeppen ke Balai Desa yaitu 7 Km.
Jarak ke Poskesdes yaitu 7 Km. Serta Administratif ada 1 RT.
Data kependudukan demografi dusun lowokpepen yaitu jumlah penduduk
275 orang dan memiliki 74 Kartu Keluarga (KK). Jumlah penduduk
perempuan yaitu 136 dan laki-laki 139 orang. Serta, jenis pekerjaan yang ada
di dusun lowokpepen sebagian besar adalah buruh sebanyak 68% masyarakat
dusun lowokpepen sebagai buruh, yang kedua adalah bekerja sebagai petani
yaitu 14%, yang selanjutnya pekerja swasta yaitu 10%, dan sisanya masyarakat
dusun lowokpepen ada 8% yang tidak bekerja.
Tingkat pendidikan yang telah ditempuh oleh masyarakat dusun
lowokpepen yaitu kebanyakan lulus SD, lulus SD itu ada105 orang, lulus SMP
61 orang, lulus SMA 24 orang dan yang tidak lulus SD yaitu 20 orang. Maka
dari itu, status perkawinan yang dimiliki oleh dusun lowokpepen yaitu yang
kawin ada 43 orang dan yang janda/duda yaitu 29 orang.
Terpilihnya dusun lowokpepen sebagai kampung KB yang ingin
memajukan dusun lowokpepen melalui terbentuknya Kampung KB oleh
BKKBN Kabupaten Malang yang dimana ingin mensejahterakan kehidupan
masyarakat dusun lowokpepen dengan berbagai program yang diberikan salah
satunya yaitu program UPPKS. Berikut ini hasil wawancara bersama Ibu
Sugiarti selaku pengurus Kampung KB :
65
“Dibentuknya Kampung KB di Dusun Lowowkpepen, desa Mojosari, Kabupaten Malang. Terpilihnya Dusun Lowokpepen karena masyarakatnya tertinggal, termiskin dan Dusun yang tidak tersentuh dengan akses pembangunan secara keseluruhan. Di Kecamatan Kepanjen dari 18 Desa, 516 RW, yang tertinggal adalah Dusun Lowokpepen. Statusnya adalah IDT (Inpres Daerah Tertinggal)”.
Kampung KB berada di Kabupaten Malang tepatnya di Dusun
Lowokpepen. Terpilihnya dusun lowokpepen karena dusun tersebut
keterbelakangan dan sama sekali tidak tersentuh dengan akses pembangunan,
dari 18 desa yang berada di kecamatan kempanjen itu yang terpilih adalah desa
mojosari, dusun lowokpepen.
a. Susunan Kelompak Kerja (Pokja) Integrasi Dusun Lowokpepen
5. Ketua / penanggung jawab adalah Kepala desa
6. Sekretaris adalah Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(PKB)
7. Bendahara adalah Sub Pembantu Pembina Keluarga Berencana
Desa (PPKBD)
8. Anggota
Unsur pemerintah : Desa, Puskesmas, Petugas Penyuluh lapangan
(PPL), Babinsa, Babinkantibmas, KUA
Unsur Non pemerintah : Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK),
Toko Agama (Toga), Tokoh Masyarakat (Toma), Institusi Masyarakat
Pedesaan (IMP), Peran Serta Masyarakat (PSM), Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Desa (LKMD), Badan Keswadayaan
Masyarakat (BKM).
66
b. Susunan Kelompok Kerja Integrasi Kampung KB
Bagan 1.
Ketua/Penanggung Jawab
Kepala Desa
Sekretaris
PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelenjutan
Bendahara
Sub PPKBD (Peran Pembantu Pembinaan Keluarga
Berencana Desa
Unsur Pemerintahan : Desa, Puskesmas, PPL (Petugas Penyuluh Lapangan), Babinsa, Babinkamtibmas, KUA (Kantor Urusan Agama).
Unsur Non Pemerintah : PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga), Toga (Tokoh Agama) Toma (Tokoh Masyarakat), IMP (Institusi Masyarakat Pedesaan), PSM (), LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa), BKM(Lembaga Keswadayaan Masyarakat)
67
B. PROGRAM UPPKS DUSUN LOWOKPEPEN
UPPKS menurut direktorat pemberdayaan ekonomi keluarga Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional adalah singkatan dari Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera merupakan suatu program dari
DP2KB yang anggotanya adalah ibu-ibu rumah tangga, yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga, terutama keluarga miskin yang
kegiatannya memberikan pelatihan dan pendanaan bagi ibu- ibu rumah tangga
agar dapat membuka lapangan usaha dengan cara memanfaatkan Sumber Daya
Alam yang tersedia di lingkungan tempat tinggalnya guna diolah dan dikelola
agar dapat dimanfaatkan sebagai usaha yang dapat menghasilkan pendapatan.
Program UPPKS Dusun Lowokpepen adalah salah satu Program yang ada
di Kampung KB Dusun Lowokpepen. Terbentuknya Kampung KB Dusun
Lowokpepen karena Dusun Lowokpepen adalah yang paling terpencil di
Kecamatan kepanjen, Dusun Lowokpepen ditunjuk langsung oleh pemerintahan
Kabupaten malang. Akan tetapi Dusun Lowokpepen ini tidak terlalu
keterbelakangan dilihat dari capaian KB, listrik yang sudah ada di Dusun
Lowokpepen. Dari melihat keriteria pembentukan Kampung KB, Dusun
Lowokpepen hanya dilihat dari terpencil dan akses untuk keluar Dusun jauh.
Untuk melihat kriteria keterbelakangan dengan yang lainnya Dusun Lowokpepen
masih terbilang sama dengan Dusun yang lainnya.
Kriteria pemilihan Kampung KB adalah wilayah yang terbilang Kumuh,
Pesisir, Daerah Aliran Sungai (DAS), Bantaran Kereta Api, Kawasan Miskin
(termasuk Miskin Perkotaan), Terpencil, Perbatasan, Kawasan Industri, Kawasan
68
Wisata dan padat Penduduk. Akan tetapi pada Dusun Lowokpepen tidaklah
dikatakan Dusun yang Kumuh, Pesisir, DAS, dll. Hanya saja Dusun Lowokpepen
daerah terpencil dan masyrakatnya bisa dikatakan miskin karena hanya bekerja
sebagai petani dan buruh. Bekerja sebagai petanipun itu sebagai buruh petani yang
tidak setiap hari masyarakat Dusun Lowokpepen bekerja. Oleh karena itu, Dusun
Lowokpepen terpilih menjadi Kampung KB yang memiliki berbagai program
untuk bisa meningkatkan kualitas hidup keluarga di Dusun Lowokpepen. Yang
salah satunya ialah Program UPPKS untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat.
Tujuan dibentuknya UPPKS adalah untuk mempermudah melakukan
kegiatan usaha ekonomi produktif, disamping itu juga akan mempermudah
berbagai pihak untuk melakukan pembinaan terhadap usaha ataupun
pengembangan tenaga kerja terampil dan inovatif sehingga usaha yang
dikembangkan berdaya saing.
Anggota UPPKS mayoritas adalah kaum perempuan, peserta KB dari
keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I. anggota lainnya dapat pula dari
kalangan keluarga yang memiliki tahapan kesejahteraan yang lebih baik dan
anggota masyarakat lainnya yang memiliki minat dalam pengembangan usaha
kelompok.
Dalam UPPKS, harus dibentuk pengurus. Karena para pengurus inilah
elemen dinamisator. Hanya dengan UPPKS yang dinamis, penuh prakarsa,
berdedikasi dan kaya gagasan, suatu pilihan kegiatan ekonomi produktif akan
berpengharapan untuk maju dan berkembang. Unsur dalam pengurus UPPKS
69
terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara, bila perlu dapat dibantu dengan
dibentuk seksi- seksi.
1. Unsur Pengurusan Program UPPKS
a. Ketua
Fungsi dan tugasnya adalah :
1. Memimpin dan bertanggung jawab secara keseluruhan atas
keberhasilan UPPKS.
2. Menyusun rencana kegiatan bersama anggota pengurus.
3. Membagi tugas pengurus dan anggota
4. Mengendalikan kegiatan administrasi
5. Mendorong dan memberi contoh kepada anggota untuk selalu
memenuhi peraturan
6. Menghubungi mitra usaha
7. Menghubungi petugas untuk pembinaan anggota
b. Sekretaris
Fungsi dan tugasnya adalah :
1. Menyelenggarakan segala kegiatan surat menyurat
2. Menerima surat masuk dan menyampaikan kepada ketua
3. Menyiapkan jawaban surat dan mengirimkannya setelah disetujui
ketua.
4. Menyiapkan surat edaran, undangan, pertemuan dan sebagainya.
5. Menyiapkan acara pertemuan sesuai jadwal
6. Menyampaikan hal- hal yang dipermasalahkan kepada ketua
7. Mengisi dan mengirimkan laporan
70
8. Menyimpan arsip- arsip dan dokumen penting
9. Mencatat dan merangkum hasil rapat dan menginformasikannya
kepada anggota
c. Bendahara
Fungsi dan tugasnya adalah :
1. Menyediakan pelayanan keuangan
2. Mencatat keluar masuknya uang
3. Menyetorkan uang tunai ke bank
4. Membuat bukti pengeluaran dan pemasukan uang
5. Mencatat kekayaan
6. Membuat laporan keuangan
7. Memberikan pelayanan simpan pinjam untuk anggota
8. Menagih pengembalian pinjaman pada waktunya.
d. Seksi
Seksi dibentuk dengan tujuan agar segala kegiatan usaha ekonomi
produktif dapat berjalan lancar dan mencapai sasaran seperti yang
diharapkan. Dengan adanya seksi- seksi tersebut diharapkan terjadi
pembagian tugas dan tanggung jawab secara khusus dalam UPPKS
sehingga pencapaian tujuan menjadi lebih mudah.
Seksi tak harus dibentuk, seksi dibentuk sesuai dengan kebutuhan.
Dalam mencapai tujuannya serta mempertimbangkan potensi kemampuan
anggota yang akan ditempatkan pada posisi seksi- seksi itu.
71
1. Seksi usaha bertanggung jawab dalam mengembangkan usaha mulai dari
penilaian kelayakan usaha dan perencanaan, sampai dengan pelaksanaan
usaha.
2. Seksi produksi bertanggung jawab dalam mengolah bahan mentah menjadi
barang jadi yang siap untuk dipasarkan.
3. Seksi pemasaran bertanggung jawab dalam memasarkan hasil produksi
4. Seksi kemitraan bertanggung jawab dalam mencari pihak yang dapat
membantu kelancaran usaha. (Vera ari : 2010)
2. Dasar Hukum
Dasar Undang-Undnag Nomor 10 Tahun 1992. Instruksi Presiden Nomor
3 tahun 1996 tentang Pembangunan Keluarga Sejahtera dalam rangka
Peningkatan Penanggulangan Kemiskinan Peraturan Presiden Nomor 7 tahun
2005 tentang RPJM 2004-2009.
Komitmen Global :
9. MDGs (Millennium Development Gold)
10. Micro Credit Summit
3. Visi, Misi & Grand Strategi
a. Visi : “Seluruh Keluarga Ikut KB”
b. Misi : “Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera”
c. Grand Strategi :
72
1. Menggerakkan dan memberdayakan seluruh masyarakat
dalam program KB.
2. Menata kembali pengelolaan program KB.
3. Memperkuat SDM Operasional Program KB
4. Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui
pelayanan KB.
5. Meningkatkan pembiayaan program KB.
Kebijakan operasional pemberdayaan keluarga dalam RPJMN
penyelengaraan Advokasi-KIE tentang kebutuhan dasar keluarga akses terhadap
sumber daya ekonomi. Pengembangan penegtahuan dan keterampilan
kewirausahaan melalui pelatihan teknis dan manajemen usaha terutama bagi
keluarga miskin dalam kelompok UPPKS. Penegmbangan scakupan dan kualitas
UPPKS melalui penyelenggaraan pendampingan/magang bagi para kader/
anggota kelompok UPPKS
a. Keanggotaan kelompok UPPKS :
1. Diutamakan peserta KB khususnya keluarga Pra S dan KS I
2. Keluarga Pra S dan KS I yang belum menjadi peserta KB
3. Keluarga KS II, KS III, KS III+ sebagai fasilitator
4. Remaja yang aktif dalam kegiatan PIK-KRR
5. Pria yang aktif dalam penguyuban Kb pria
6. Keluarga yang aktif dalam kegiatan BKB, BKR, BKL (Arsip DP2KB)
73
4. Proses Kegiatan Program UPPKS
Hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan terdapat beberapa tahapan
dalam proses pelaksanaan kegiatan memberdayakan masyarakat melalui
pelatihan dan pembinaan membatik dan keripik yang dilakukan oleh DP2KB
melalui Program UPPKS di Kampung KB Dusun Lowokpepen. Menurut
Ambar Teguh S (2004: 83) tahap pemberdayaan yang harus dilalui dalam
pemberdayaan yaitu :
1. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan
peduli sehingga merasa membutuhkan kapasitas diri.
2. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan
ketrampilan agar terbuka wawasan dan memberikan ketrampilan dasar
sehingga berani mengambil peran dalam pembangunan.
3. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-ketrampilan
sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk
mengantarkan pada kemandirian.
Dalam proses pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui Program
UPPKS dengan cara pelatihan dan pembinaan membatik dan keripik di
Kampung KB Dusun Lowokpepen dari DP2KB juga melakukan tahapan
pelaksanaan pemberdayaan, yaitu :
a. Perencanaan
Perencanaan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan dan
pembinaan membatik dan pembuatan keripik merupakan tahap awal
proses pembentukan perilaku sadar dan mandiri sehingga membutuhkan
penyadaran diri. Pelatihan dan pembinaan pembentukan membatik dan
74
keripik adalah salah satu alternative pemberdayaan yang dilakukan
secara sadar oleh masyarakat Dusun Lowokpepen yang berkerjasama
dengan DP2KB Kabupaten Malang dengan membentuk Kampung KB
yang dimana terdapat berbagai Program, salah satunya Program UPPKS
untuk mensejahterakan perekonomian masyarakat Dusun Lowokpepen.
Pemilihan pelatihan dan pembinaan membatik dan pembuatan keripik
berdasarkan kebutuhan dan potensi masyarakat. Kegiatan yang
dilakukan oleh masyarakat dikelola oleh pengurus Kampung KB.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dilakukan dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat Dusun
Lowokpepen, Desa Mojosari.
b. Sosialisasi
Sosialisasi yang dilakukan oleh pihak DP2KB adalah untuk bisa
memperkenalkan dan memusyawarahkan kepada masyarakat Dusun
Lowowkpepen bahwasanya Dusun Lowokpepen memiliki keriteria
utama untuk dibentuknya Kampung KB karena Dusun Lowokpepen
memiliki keterbelakangan dengan dusun yang tertinggal, miskin dan
tidak tersentuh dengan akses pembangunan secara keselurahan.
Sosialisasi yang dilakukan oleh pihak DP2KB yaitu melalui tokoh
formal, tokoh formal yaitu lurah, sekertaris desa, kepala desa,, kepala
puskes, camat, dll. Sedangkan tokoh informal yaitu dengan masyarakat
dusun lowokpepen. Sosialisasi awal dilakukan pada tokoh formal setelah
itu dilakukan dengan masyarakat secara keseluruhan dengan judul
75
sosialisasi yaitu penyuluhan tentang Kampung KB. Menurut hasil
wawancara peneliti pada tanggal 21 Desember 2017 dengan informan
yaitu :
“Menurut Ibu Sugiarti Sosialisasi Pembentukan Kampung KB. Mulai dari sebelum pembentukan itu kita mulai melalui tokoh formal dan informal. Tokoh formal yaitu lurah, sekdes, kepala puskes, kepala desa, camat, bidan, KUA, dll. Sedangkan tokoh informal yaitu masyarakat dusun lowokpepen sendiri mbak. Setelah disepakati dan diizinkan bahwa Dusun Lowokpepen akan dijadikan Kampung KB, kita memulai rapat lintas sektor. Rapat lintas sektor ini kita undang tokoh Formal. Disini kita memaparkan tentang kondisi wilayah serta kita DP2KB sudah tentukan sekmentasi sasaran, sekmentasi pengerjaan/pengarapan. Nama rapatnya ialah Koordinasi awal. Setelah itu dibentuklah susunan POKJA (Kelompok Kerja) dan POKTAN (Kelompok Kegiatan), barulah kita bisa sosialisasi kepada masyarakat sasaran secara keseluruhan. Judul sosialisasi adalah Penyuluhan Tentang Kampung KB”.
Sosialisasi awal yang dilakukan agar masyarakat mengerti apa tujuan
dari DP2KB membentuk Kampung KB tersebut. Oleh karena itu
sosialisasi awal lakukan dengan tokoh Formal yang ada di Dusun
Lowokpepen, Desa Mojosari untuk memaparkan kondisi atau keadaan
yang ada di Dusun Lowokpepen dan menentukan sekmentasi-
sekmentasinya.
c. Identifikasi Kebutuhan
Mengidentifikasi kebutuhan yang dilakukan oleh pihak DP2KB
untuk melakukan pelatihan membatik dan pembuatan keripik. Pembuatan
keripik adalah melihat pertanian yang ada disana masyarakat memiliki
pertanian yang berupa pisang dan talas. Sedangkan batik, DP2KB ingin
menjadikan batik sebagai icon atau ciri khas yang ditonjolkan untuk
Kampung KB sendiri. Pisang dan talas sebagai bahan yang mau
76
diproduksi menjadi keripik melihat kurang sejahteranya masyarakat
Dusun Lowokpepen, yang latarbelakang masyarakatnya sebagian besar
bekerja petani dan buruh. Pihak DP2KB bermusyawarah mengajak
masyarakat untuk bisa berpartisipasi didalam pembentukan Kampung KB
dan mengikuti Program yang ada. Bahwa Program yang diadakan oleh
DP2KB untuk mensejahterahkan masyarakat Dusun Lowokpepen, seperti
halnya Program UPPKS yang mempunyai upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga di Dusun Lowokpepen dan memberi manfaat
dalam pelatihan membatik dan keripik.
d. Latar Belakang Pemilihan Membatik dan Keripik
Pelatihan dan pembinaan membatik dan keripik adalah suatu
kegiatan pemberdayaan yang efektif dan disepakati oleh masyarakat dan
perangkat desa melalui musyawarah atau sosialisasi awal. Latar belakang
didirikannya pelatihan dan pembinaan membatik dan keripik seperti yang
disebutkan oleh Ibu Sugiarti selaku pengurus Kampung KB, wawancara
tanggal 21 Desember 2017 :
“Awalnya kita tawarkan, mereka ingin membuat apa dan kita tawarkan berbagai keterampilan yang memungkinkan untuk mereka bisa laksanakan dan kita beri penjelasan kesetiap keterampilan pada mereka, pada akhirnya masyarakat sepakat dengan pelatihan membatik dan pembuatan keripik, keripik sendiri bahan utamanya dari pertanian masyarakat sendiri”
Begitu juga dengan jawaban oleh Ketua Program UPPKS, wawancara
pada tanggal 17 Desember 2017 yaitu Ibu Lika :
“Awalnya di suruh pilih mbak ada berbagai pilihan kemarin dan ibu-ibunya memilih batik untuk di jadikan kegiatan ini. Kalau keripik itu masuk juga diprogram tapi yang lebih dilakukannya itu
77
membatik kayak diajarkan cara membatik. Keripik itu diajarkan tetapi kan kalau ibu-ibu itu mudah mengerti kalau masak”
Alasan lain juga dijelaskan oleh bendahara Program UPPKS yaitu Ibu
Fitria :
“Pemilihannya itu bermusyawarah, kemarin malah kita itu tidak mau batik karena kita mikir biayanya besar tetapi penguruh Kampung KB bersedia membiayai, yaudah akhirnya kita memilih batik mbak”
Dari hasil wawancara dan keadaan dilapangan bahwa dalam
menentukan jenis pelatihan dan pembinaan membatik dan pembuatan
keripik telah disepakati bersama oleh masyarakat Dusun Lowokpepen
dan pengurus dari DP2KB karena banyak alasan dan manfaat yang
diperoleh dalam pelaksanaan pelatihan yaitu hasil pertanian masyarakat
sekitar lebih bermanfaat dan pembuatan keripik mudah karena
masyarakat mudah memahaminya cara membuat keripik serta bisa dijual,
sehingga Program UPPKS sangat cukup efektif dalam memberdayakan
masyarakat sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat
maupun DP2KB Kabupaten Malang.
Pemberdayaan masyarakat di Dusun Lowokpepen melalui Program
UPPKS yaitu dengan melakukan kegiatan pelatihan membatik dan
pembuatan keripik. Terpilihnya batik dan keripik ialah karena melihat
kemampuan dan potensi alam yang dimiliki oleh masyarakat Dusun
Lowokpepen. Keripik berbahan pisang dan talas, pisang dan talas dari
hasil pertanian masyarakat Dusun Lowokpepen dan dijualkan
perbungkus. Serta, Batik dipilih sebagai ciri khas yang ingin ditonjolkan
oleh DP2KB untuk Kampung KB di Dusun Lowokpepen, Desa Mojosari
78
Kabupaten Malang. Batik dibuat dengan motif bunga dan dibuat sebagai
bantal kursi batik dan dijualkan dengan 5 bantal kursi serta 1 taplak meja.