Upload
lethuan
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
TINJAUN TEORI
A. Menstruasi
1. Pengertian
Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim endometriu
disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan
kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang berulang setiap bulan
tersebut pada akhirnya akan membentuk siklus menstruasi. Bila siklus
haid teratur 28 hari. Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari
ke-1. Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke-16 dalam siklus haid.
Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar
14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan
endometrium uterus (Bobak, 2004).
Menstruasi adalah perdarahan secara periodic dan siklik dari uterus
disertai pelepasan deskuamasi dari endometrium. Panjang siklus
menstruasi yang normal dan dianggap sebagai siklus menstruasi klasik
selama 28 hari (Prawirohardjo, 2005). Menstruasi merupakan suatu siklus
discharge fisiologik darah dan jaringan mukosa melalui vagina dari uterus
yang tidak hamil, dibawah kendali hormonal dan berulang secara normal,
biasanya interval sekitar empat minggu, tanpa adanya kehamilan selama
periode reproduktif pubertas sampai menopouse pada wanita (Dorland,
2005).
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
2. Fisologis Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi merupakan periode menstruasi di hitung
berdasarkan jumlah hari tanggal mulainya menstruasi yang lalu sampai
mulainya menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi dibagi menjadi 4
yaitu; polimenorea apabila panjang siklus <21 hari, normal apabila
panjang siklus antara 21-35 hari, oligomenorea apabila panjang siklus
antara 36-90 hari dan amenorea apabila panjang siklus >90 hari atau 3
bulan (Setyaningrum, 2008).
Siklus menstruasi merupakan rangkaian peristiwa yang secara
kompleks saling mempengaruhi dan terjadi secara simultan di
endometrium, kelenjar hipotalamus dan hipofisis, serta ovarium. Siklus
menstruasi mempersiapkan uterus untuk kehamilan. Bila tidak terjadi
kehamilan, maka terjadi menstruasi. Usia wanita, status fisik dan emosi
wanita, serta lingkungan mempengaruhi pengaturan siklus menstruasi
(Bobak, 2004).
Ovarium menghasilkan hormone steroid, terutama estrogen dan
progesteron. Beberapa estrogen yang berbeda dihasilkan oleh folikel
ovarium, yang mengandung ovum yang sedang berkembang dan oleh sel-
sel yang mengelilinginya. Estrogen ovarium yang paling berpengaruh
adalah estradiol. Estrogen bertanggung jawab terhadap perkembangan
dan pemeliharaan organ-organ reproduktif wanita dan karakteristik
seksual sekunder yang berkaitan dengan wanita dewasa (Bobak, 2004).
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Estrogen memainkan peranan penting dalam perkembangan
payudara dan dalam perubahan siklus bulanan dalam uterus. Progesteron
juga penting dalam mengatur perubahan yang terjadi dalam uterus selama
siklus menstruasi. Progesteron merupakan hormon yang paling penting
untuk menyiapkan endometrium yang merupakan membran mukosa yang
melapisi uterus untuk implantasi ovum yang telah dibuahi. Jika terjadi
kehamilan sekresi progesteron berperan penting terhadap plasenta dan
untuk mempertahankan kehamilan yang normal. Sedangkan endrogen
juga dihasilkan oleh ovarium, tetapi hanya dalam jumlah kecil. Hormon
endrogen terlibat dalam perkembangan dini folikel dan juga mem-
pengaruhi libido wanita (Suzannec, 2001).
Perubahan hormonal siklik mengawali dan mengatur fungsi ovarium
dan perubahan endometrium. Pusat pengendalian hormon reproduksi
adalah hipotalamus. Hormon pada hipotalamus gonadotropik realizing
hormone (GnRH) yaitu follicle stimulating hormoneerealising hormone
(FSHRH) dan luteinizing hormone-stimulating hormone (LHRH). Kedua
hormon ini akan merangsang hipofisis anterior untuk mensekresi follicle
stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Kedua
hormon ini akan menyebabkan produksi estrogen dan progesterone dari
ovarium (Price, 2005).
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Menstruasi disertai ovulasi terjadi selang beberapa bulan sampai 2-
3 tahun setelah menarche yang berlangsung sekitar umur 17-18 tahun.
Dengan memperhatikan komponen yang mengatur menstruasi dapat
dikemungkakan bahwa setiap penyimpangan sistem akan terjadi
penyimpangan pada patrum umun menstruasi. Pada umumnya menstruasi
akan berlangsung setiap 28 hari selama ±7 hari. Lama perdarahannya
sekitas 3-5 hari dengan jumlah darah yang hilang sekitar 30-40 cc.
Puncak pendarahannya hari ke-2 atau 3 hal ini dapat dilihat dari jumlah
pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah. Diikuti fase proliferasi sekitar 6-8
hari (Manuaba dkk, 2006).
Gambar 2. 1 Siklus Menstruasi
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
3. Gangguan siklus menstruasi
Menurut Bobak (2004) gangguan haid dan siklusnya khususnya
dalam masa reproduksi dapat digolongkan :
a. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan
1) Hipermenorea atau menoragia
2) Hipomenorea
b. Kelainan siklus
1) Polimenorea
2) Oligomenorea
3) Amenorea
c. Perdarahan di luar haid
1) Metroragia
d. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid
1) Premenstrual syndrome (PMS)
2) Mastodinia
3) Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi)
4) Dismenorea
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
B. Premenstrual syndrome
1. Pengertian
a. Menurut Sylivia (2010)
Premenstrual syndrome (PMS) adalah suatu kondisi yang terdiri
atas beberapa gejala fisik, emosi dan perilaku yang dialami oleh
seorang perempuan sebelum datangnya siklus menstruasi, yang
menyebabkan ia mengalami gangguan dalam fungsi dan aktifitas
sehari-hari, gejala-gejala tersebut akan menghilang saat menstruasi
tiba.
b. Menurut Saryono (2009)
Premenstrual syndrome (PMS) merupakan gangguan siklus yang
umum terjadi pada wanita muda dan pertengahan, ditandai dengan
gejala fisik dan emosional yang konsisten, terjadi selama faseluteal
dalam siklus menstruasi
c. Menurut Brunner & Suddart (2001)
Premenstrual syndrome (PMS) adalah kombinasi gejala yang
terjadi sebelum haid dan manghilang dengan awitan aliran
menstrual (bagan 44-1) serta dialami oleh banyak awitan sebelum
awitan setiap siklus menstruasi. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi
beberapa teori menunjukan adanya kelebihan esterogen atau defisit
progesteron dalam fase luteal dari siklus menstruasi.
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
2. Penyebab
Menurut Nurchasanah (2009) Penyebab premenstrual syndrome
(PMS) sampai saat ini belum dapat dipaparkan dengan jelas, tetapi
pendapat sementara penyebab premenstrual syndrome (PMS) ini adalah
sebagai berikut:
a. Perubahan hormonal dan neurotransmitter.
b. Pola makan yang buruk dan konsumsi obat-obatan tertentu.
c. Gaya hidup yang kurang baik, misalnya kurang melakukan aktivitas
fisik.
d. Kadar hormon estrogen dalam darah meningkat sehingga
menimbulkan gejala depresi.
e. Kadar hormon serotonin menurun karena adanya perubahan jumlah
hormon estrogen.
f. Keluhan premenstrual syndrome (PMS) belum ditemukan pe-
nyebabnya secara pasti namun ada yang mengaitkan dengan zat gizi
tertentu seperti gangguan metabolisme asam lemak esensial ataupun
kekurangan vitamin B6 dan mineral kalsium (Bardosono, 2006).
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
g. Penyebab premenstrual syndrome (PMS) masih belum jelas atau
dapat dikatakan tidak diketahui, diantara hipotesis penyebab yang
paling sering dipertimbangkan adalah:
1) Defisiensi progesterone
2) Kelebihan prolaktin
3) Kelebihan prostaglandin
4) Defisiensi diet. (Bobak, 2004)
3. Gejala Premenstrual syndrome (PMS)
Gejala utama termasuk sakit kepala, keletihan, sakit pinggang,
pembesaran dan nyeri pada payudara, dan perasaan begah pada abdomen.
Iritabilitas umum, perubahan suasana hati, ketakutan akan kehilangan
kontrol, makan sangat berlebihan, dan menangis tiba-tiba dapat juga
terjadi. Gejala-gejala sangat beragam dari satu wanita ke wanita lainnya
dan dari satu siklus ke siklus berikutnya pada wanita lainnya dan dari satu
siklus ke siklus berikutnya pada wanita yang sama. Keragaman yang
besar ditemukan pada tingkat gejala. Banyak wanita tidak terpengaruh
sama sekali, sementara yang lainnya mengalami gejala yang hebat dan
sangat melemahkan (Brunner & Suddarth, 2001).
Keluhan-keluhan terdiri atas gangguan emosional berupa
iritabilitas, gelisah, insomnia, nyeri kepala, perut kembung, mual,
pembesaran dan rasa nyeri pada mamae, dan sebagainya, sedang pada
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
kasus-kasus yang berat terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan
konsentrasi, dan peningkatan gejala-gejala fisik tersebut diatas
(Wiknjosastro, 2005).
Tabel 2.1. Tanda tanda gejala fisik dan psikologis.
Gejala fisik Gejala psikologis
1. Kembung perut
2. Edema pada ekstremitas
bawah
3. Nyeri tekan payudara
4. Kenaikan berat badan
5. Nyeri kepala
6. Nyeri punggung
1. Depresi
2. Tiba-tiba menangis
3. Iritabilitas
4. Sering panik
5. Tidak mampu berkonsentrasi
6. Keletihan.
Sumber: Bobak, 2004
Berdasarkan keluhan yang muncul sebelum haid, yaitu antara lain
cemas, lelah, susah kosentrasi, susah tidur, hilang energi, sakit kepala,
sakit perut dan sakit pada payudara. Sindrom prahaid biasanya ditemukan
7-10 hari menjelang haid. Perempuan yang peka terhadap faktor
pesikologis, perubahan hormon sering mengalami gangguan pra-haid.
( Speroff & Fritz, 2005).
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
American Psycbiatric Association memberikan krteria diagnosis
sebagai berikut:
a. Keluhan berhubungan dengan siklus haid, mulai dari minggu
terakhir fase luteum dan berakhir setelah mulainya haid.
b. Paling sedikit di dapatkan 5 keluhan di bawah ini :
1) Gangguan mood
2) Cemas
3) Labil, tiba-tiba susah, takut, dan marah
4) Konflik interpersonal
5) Penurunan minat terhadap aktivitas rutin
6) Lelah
7) Sukar berkosentrasi
8) Perubahan nafsu makan
9) Insomnia
10) Kehilangan kontrol diri
11) Keluhan keluhan fisik: nyeri pada payudara, sendi, kepala
c. Keluhan akan berpengaruh pada aktivitas sehari-hari atau pekerjan.
d. Keluhan bukan merupakan eksaserbasi gangguan psikiatri yang lain
(Speroff. L & Fritz. MA, 2005).
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
4. Penatalaksanaaan Premenstrual Syndrom
Pentingnya mengusahakan hubungan teraputik yang berat dengan
wanita tersebut tidak dapat diremehkan. Sekali hubungan ini dapat
terbentuk, penjelasan dan konseling dapat dengan mudah diterima. Harus
dilakukan penyelidikan terhadap gaya hidup wanita ini dan kemudian
diberikan saran untuk mengurangi stres. Gejala yang menonjol dapat
ditemukan dari catatan harian yang lengkap dan pengobatan ditujikan
pada masalah sepesifik.
Konsep bahwa premenstrual syndrome berhubungan dengan
fluktuasi diurnal estrodiol juga sedang diselidiki. Telah diusulkan tiga
pendekatan terhadap wanita penderita premenstrual syndrome berat yang
yang tidak mudah ditanggulangi. Yang pertama adalah memberikan pil
kontrasepsi hormonal. Pil ini telah diresepkan selama beberapa tahun
dengan angka keberhasilan yang berbeda beda dalam mengurangi
premenstrual syndrome. Akhir-akhir ini digunakan transdermal estrogen
patches, atau estrogen implant. Dalam kasus-kasus ini, pasien harus
dilindungi dari perkembangan karsinoma endometrium akibat estrogen
tidak terlawan dengan memberikan progesterone secara siklik. Selama
periode pemberian progesteron, gejala premenstrual syndrome dapat
timbul kembali. Pendekatan ketiga adalah pendekatan radikal, yaitu
melakukan supresi aktivitas ovarium dengan agonis GnRH atau
melakukan ooforektomi bilateral dan histerektomi total (Saryono, 2009).
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
5. Penanganan Premenstrual syndrome (PMS)
a. Menurut (Sylvia, 2010), terapi premenstrual syndrome dibagi
menjadi lima kategori, yaitu :
1) Terapi Obat
Menggunakan analgesik (yang dapat dibeli bebas).
Pengobatan premenstrual syndrome dapat menggunakan
anagesik (obat penghilang rasa sakit) dan bersifat
simptomatis, hanya membantu mengatasi rasa nyeri dan gejala
sedang lainnya serta bersifat sementara. Analgesik yang dijual
bebas seperti paracetamol, asetaminofen dapat digunakan
untuk mengatasi nyeri. Namun analgesik yang dijual bebas
tidak efektif terhadap beberapa gejala fisik atau emosional
yang lebih parah.
2) Menggunakan Anti depresi
Obat anti depresi seperti selective serotonin reuptake inhibitor
(SSRI) dapat digunakan setiap hari atau selama 14 ahri
sebelum menstruasi. SSRI membantu mengurangi dampak
perubahan hormon pada zat kimiawi otak neurotransmitter,
misalnya serotonin. Selain itu, anti depresi non SSRI juga
dapat digunakan untuk pengobatan PMS. Penggunaan kedua
obat jenis ini harus dengan pengawasan dan resep dokter.
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
3) Vitamin B6
Vitamin B6 berperan sebagai kofaktor dalam proses akhir
pembentukan neurotransmitter, yang akan mempengaruhi
sistem endokrin otak agar menjadi lebih baik.
4) Menggunakn kontrasepsi Oral
Pil kontrasepsi oral yang mengandung kombinasi progestin-
drospirenon dapat membantu mengatasi berbagai gejala
premenstrual syndrome yang parah atau berat.
5) Psikoterapi
Psikoterapi, merupakan suatu pengobatan yang diberikan
dengan cara-cara psikologik. Untuk premenstrual syndrome
PMS dapat diberikan berupa:
a) Terapi relaksasi
b) Terapi kognitif perilaku
c) Psikoterapi dinamik
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
C. Aromaterapi
1. Pengertian Aromaterapi
Buckle (2002) mendefinisikan aromaterapi klinis sebagai
pemakaian minyak esensial untuk hasil tertentu yang dapat diukur. Orang
Mesir kuno menggunakan aromaterapi untuk meredakan nyeri, dan pada
abad ke-19, daun rosemary dibakar di rumah sakit untuk pengasapan.
Sekarang, ahli aromaterapi menggunakan minyak esensial untuk
meningkatkan hasil kesehatan positif termasuk perbaikan alam perasan,
edema, jerawat, alergi, memar, dan stress (Kozier, 2010).
Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan essential oil atau sari
minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan,
membangkitkan semangat, menyegarkan, serta membangkitkan jiwa raga.
Essential oil yang digunakan disini merupakan cairan hasil sulingan dari
berbagai jenis bunga, akar, pohon, biji, getah, daun dan rempah-rempah
yang memiliki khasiat untuk pengobatan (Hutasoit, 2002).
Aromaterapi merupakan tindakan teraputik dengan menggunakan
minyak essensial yang bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik dan
psikologi sehingga menjadi lebih baik. Sebelum menggunakan
aromaterapi perlu dikaji adanya riwayat alergi yang dimiliki klien
(Mackinnon, 2004).
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Aromaterapi adalah minyak essensial yang menentukan kontraksi
uterus, mendorong kontraksi rahim, mengurangi rasa sakit, meredakan
ketegangan dan kejang, mengurangi rasa takut, dan cemas, dan
meningkatkan perasan kesejahteraan (Gilbert & Harmon, 2003).
Aromaterapi adalah penggunan minyak essensial kosentrasi tinggi
yang diekstraksi dari tumbuh-tumbihan dan diberikan melalui masase,
inhalasi, dicampur kedalam air mandi, untuk kompres, melalui membrane
mukosa dalam bentuk pesarium atau supositoria dan terkadang dalam
bentuk murni. Meskipun aromaterapi memegang peran penting dalam
mempengaruhi alam perasan klien, sebenarnya zat kimia yang terkandung
dalam berbagai jenis minyaklah yang bekerja secara farmakologis, dan
kerjanya dapat ditingkatkan dengan jenis metode pemberiannya terutama
masase (Andrews, 2009).
Minyak yang digunakan dalam terapi komplementer meliputi
minyak atsiri, bunga lavender, chamomile, jeruk yang dapat menimbulkan
aromaterapi sedatif, minyak ylang-ylang yang memberikan efek
menenangkan, serta minyak melati yang memberikan efek relaksasi.
Aromaterapi sering diartikan sebagai penggunaan minyak atsiri untuk
meningkatkan kesehatan dan vitalitas tubuh, pikiran, serta jiwa dengan
cara inhalasi, mandi rendam, kompres, pemakaian topikal dan pijat
(Jaelani, 2009).
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
2. Fungsi Aromaterapi
Aromaterapi adalah pengobatan komplementer tercepat. Saat ini,
ada berbagai pendekatan untuk mengevaluasi efek fisiologis dan
psikologis wewangian seperti mengukur perubahan parameter otonom,
misalnya denyut jantung, laju pernapasan, tekanan darah, suhu kulit,
perubahan kegiatan gelombang otak, misalnya electroencep hologram,
perubahan suasana hati, kinerja kognitif dan emosi (Hongratanaworakit,
2004).
Efek dari minyak ini bisa diperoleh melalui penggunaan inhalasi
menggunakan pembakar minyak atau penyerapan kulit menggunakan
pijat. Aromaterapi mendorong pelepasan neuro transmiter, seperti
encephalines dan endorfin yang memiliki efek analgesic dan meng-
hasilkan perasaan tenang. Neuro transmitter lain yang dikeluarkan dapat
memperbaiki suasana hati. Efek analgesik minyak esensial dalam konteks
pendekatan holistik untuk manajemen nyeri kronis, dapat digunakan
sebagai tambahan atau alternatif untuk pendekatan medis konvensional.
Aplikasi langsung dari minyak essensial pada kulit dapat mengurangi
peradangan, memberikan anestesi dan analgesia, mengurangi kejang, dan
menciptakan kehangatan atau pendinginan. Minyak essensial dapat secara
positif mempengaruhi suasana hati seseorang, pola tidur, tingkat energi,
rasa percaya diri dan kontrol dalam manajemen nyeri (Potts, 2009).
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Sebuah studi dari 73 perguruan tinggi, diberikan aroma yang ber-
beda pada siswa yang sehat. Setelah pemberian aromaterapi, didapatkan
hasil perubahan mood dan kecemasan dalam mengerjakan tugas (Burnett,
Solterbeck, dan Strapp, 2004). Molekul-molekul dari minyak aromaterapi
mudah menguap, sehingga dapat bereaksi langsung dengan indra
penciuman kemudian diteruskan ke otak. Bau yang dihirup mengaktifkan
pelepasan neuro transmitter seperti serotonin, endorfin, dan norepin-
ephrine dan memodulasi neuro receptors dalam sistem kekebalan tubuh,
mengubah suasana hati, mengurangi kecemasan, dan mengganggu respon
stres. Norepinephrine juga berperan penting dalam memori. Reseptor di-
hidung juga berkomunikasi dengan bagian otak (amigdala dan hipo-
kampus) yang berfungsi sebagai gudang untuk emosi dan kenangan
(Butje, 2008).
3. Mekanisme Aromaterapi
Efek fisiologis aroma dapat dibagi menjadi dua jenis: mereka yang
bertindak melalui situmulus melalui sistem saraf dan organ-organ yang
bertindak langsung pada organ atau jaringan melalui effector-receptor
mekanisme (Hongratanaworakit, 2004).
Fisiologi aromaterapi pada sistim limbic dimulai dari organ hidung
sebagai organ penghidu. Proses penghidu dimulai dengan proses
peneriman molekul bau oleh alfactory epithelium, yang merupakan
resptor yang berisi dua puluh juta saraf pembau. Pada saat minyak
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
aromaterapi dilepaskan ke udara, minyak akan masuk melalui hidung dan
akan mencapai nostrial pada dasar hidung. Sebelum molekul aromaterapi
menempel dengan silia sel okfaktorus, dodoran tersebut harus dapat larut
dalam mucus yang melapisi silia tersebut. Untuk dapat larut dalam mucus
maka minyak aromaterapi tersebut harus bersifat hidrofilik. Stuktur kimia
dari minyak essensial ini memiliki sifat bagian yang hidrofilik (polar)
sehingga larut pada mucus. Di bawah mukus epitel olfaktorium, reseptor
khusus yang disebut sebagai neuron reseptor olfaktorius mendeteksi
adanya bau. Neuron ini bisa mendeteksi jutaan bau-bauan yang berbeda.
Setiap sel olfaktori hanya memiliki satu jenis resptor bau (odorant
receptor=OD), dan satu reseptor hanya mampu mendektesi jumlah
terbatas bahan-bahan berbau, berarti sel-sel pembau kita sangat
tersepesialisasi sejumlah kecil bau. Untuk melanjutkanya molekul bau
akan berikatan OD. Pengikatan antara OD dengan molekul bau
menyebabkan aktivitas dari protein G, yang kemudian mengaktivasi
enzim adenilsiklase dan mengaktifkan cAMP. Pengaktifan cAMP
membuka kanal Na+ sehingga terjadi influx natrium dan menyebabkan
depolarisasi dari sel olfaktorius. Depolarisasi ini kemudian menyebabkan
potensial aksi pada saraf olfaktorius dan ditrasmisikan ke glomerulus
(Ganong, 2003 & Guyton, 2006).
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Dari glomerulus ini sinyal aromaterapi akan diteruskan ke sel-
mitral. Sinyal pada sel mitral pada bulbus olfaktorius, dan dari trakturs
olfaktorius sinyal diteruskan ke korteks serebri menuju 2 area, yaitu area
olfaktorius medial dan area olfaktorius lateral. Area olfaktorius lateralis
membawa akson-akson ke area olfaktorius pada korteks serebri, yang
disebut sebgai area priamygdaloidea dan area peripiriformis dan area ini
dikenal sebagai area olfaktorius primer (pusat penghidu pada kortek
serebri), pada lobus temporalis bagian inferior medialis. Aktivasi daerah
ini menyebabkan adanya kesadaran terhadap bau tertentu yang dihirup.
Selain itu area olfaktorius lateralis ini akan membawa informasi ke
sistem limbik dan hipokampus. Sedangkam area olfaktorius medial terdiri
atas sekumpulan nucleus yang yangterletak pada anterior dari
hipotalamus. Nucleus pada area ini merupakan nulkeus septal yang
kemudian berproyeksi ke hipotalamus dan system limbic (Gayton, 2006).
Aromaterapi didasarkan pada teori bahwa inhalasi atau penyerapan
minyak essensial memicu perubahan dalam sistem limbik, bagian dari
otak yang berhubungan dengan memori dan emosi. Halini dapat, pada
gilirannya, merangsang respon fisiologis saraf, endokrin atau sistem
kekebalan tubuh, yang mempengaruhi denyut jantung, tekanan darah,
pernapasan, aktifitas gelombang otak dan pelepasan berbagai hormon
diseluruh tubuh.
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Efeknya pada otak dapat baik tenang atau merangsang sistem saraf,
serta mungkin membantu dalam menormalkan sekresi hormon. Mengirup
minyak esensial dapat meredakan gejala pernafasan, sedangkan aplikasi
lokal minyak diencerkan dapat membantu untuk kondisi lokal tertentu.
Pijat dikombinasikan dengan minyak essensial memberikan relaksaksi,
serta membantu dari rasa nyeri dan kekakuan otot dan kejang. Bebrapa
minyak essensial diterapkan pada kulit dapat memiliki anti mikroba,
antiseptik, anti jamur, atau anti inflamasi (Hongratanaworakit, 2004).
4. Cara penggunaan
a. Inhalasi
Inhalasi merupakan salah satu cara yang diperkenalkan dalam
penggunaan metode terapi aroma yang paling simpel dan cepat.
Inhalasi juga merupakan metode yang paling tua dalam penggunan
aromaterapi. Aromaterapi masuk dari luar tubuh kedalam tubuh
dengan satu tahap dengan mudah, melewati paru-paru dialirkan ke
pembuluh darah melalui alveoli (buckle, 2003).
Hidung mempunyai fungsi yang jelas yaitu sebagai
penghangat dan sebagai penyaring udara yang masuk, dimana
merupakan salah satu bagaian dari system olfactory. Inhalasi sama
dengan penciuman, dimana dapat dengan mudah merangsang
olfactory setiap kali bernafas dan tidak akan mengganggu
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
pernafasan normal apabila mencium bau yang berbeda dari minyak
esensial (Alexander, 2001).
Bagaimanapun aroma dapat memberikan efek yang cepat dan
kadang hanya dengan memikirkan baunya dapat memberikan bau
yang nyata. Bau cepat memberikan efek terhadap fisik dan
psikologis (buckle, 2003).
Cara inhalasi biasanya diperuntukan untuk seseorang klien,
yaitu dengan menggunakn cara inhalasi langsung, tetapi cara
inhalasi juga digunakan secara bersamaan misalnya dalam suatu
ruangan. Metode tersebut disebut inhalasi tidak langsung.
Menurut Kim et. al (2006) Metode kerja inhalasi dengan
kapas basah berisi cairan aroma terapi lavender dengan kosentrat
2% yang dilakukan disamping lubang masker oksigen. Pasien
menghirup aroma terapi yang masuk bersama oksigen dengan
kecepatan 3-8 liter/menit. Intervensi ini dilakukan kurang lebih 15
menit. Ada dua cara dalam penggunan aromaterapi baik secara
langsung ataupun tidak langsung (Buckle, 2003).
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
1) Penggunan aromaterapi secara langsung
Adapun cara penggunaan aromaterapi secara langsung
menurut Buckle (2003) adalah sebagai berikut:
a) Tissue atau Gulungan Gabus
Ambil 1-5 tetes minyak essensial teteskan pada tissue
atau kapas, kemudian hirup 5-10 menit. Dapat juga
tissue atau kapas tersebut diletakan dibawah bantal.
b) Steam
Tambahkan 1-5 tetes minyak essensial dalam larutan
steam atau penguapan yang telah diisi air. Letakan alat
tesebut disamping atau sejajar dengan kepala pasien.
Anjurkan pasien untuk menghirup selama 5-10 menit.
Anjurkan pasien untuk menutup mata dan melepas
kontak lensa atau kacamata selama inhalasi karena
dapat menyebabkan pedih.
2) Penggunan aromaterapi tidak secara langsung
Adapun cara penggunaan aromaterapi tidak langsung
menurut Buckle (2003). Pengharum atau penyegar ruangan
tambahkan 1-5 tetes minyak esensial ke dalam alat pemanas
yang telah berisi air, kemudian letakan di tempat yang aman
atau sudut ruangan. Sangat bagus apabila ditambahkn air
conditioner (AC) dalam ruangan tersebut.
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Terapi aroma yang digunakan memalui inhalasi caranya
adalah minyak aromaterapi ditempatkan di atas peralatan listrik,
dimana peralatan listrik ini sebagai alat penguap. Peralatan listrik
harus dicek oleh petugas sebelum digunakan demi keamanan
pasien. Kemudian dilakukan penambahan 2-5 tetes minyak
aromaterapi dalam vaporizer dengan 20 ml air untuk dapat
menghasilkan uap air. Minyak yang umum digunakan adalah
peppermint untuk mual, lavender untuk relaksaksi, rose baik
digunakan dalam suasana sedih, floral citrus dapat dapat
memberikan kesegaran (Buckle, 2003).
b. Penguapan
Alat yang digunakan untuk menyebarkan aromaterapi dengan
cara penguapan biasanya terbuat dari keramik atau tanah liat. Alat
ini mempunyai rongga seperti gua untuk meletakkan lilin kecil atau
lampu minyak dan bagian atas terdapat cekungan seperti cangkir
biasanya terbuat dari kuningan untuk meletakkan sedikit air dan
beberapa tetes minyak essensial (Sharma, 2009). Sekarang ini
terdapat alat baru untuk menguapkan aromaterapi yaitu dengan
menggunakan brunner electric aromatherapy, proses pemanasan-
nya menggunakan energi listrik. Mangkuk pada alat ini terbuat dari
kuningan dan memuat sekitar 100 ml air. Minyak esensial sebanyak
10 ml (1 ml sama dengan 20 tetes) dapat digunakan untuk
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
mencampuri pelarut air sebanyak 1000 ml. Untuk mencampuri 100
ml air maka dapat digunakan 1 ml atau 20 tetes minyak essensial
(Astuti, 2009). Cara penggunaannya adalah mengisi cekungan
cangkir pada tungku dengan air dan tambahkan beberapa tetes
minyak esensial, kemudian nyalakan lilin, lampu minyak atau
listrik. Setelah air dan minyak menjadi panas, penguapanpun terjadi
dan seluruh ruangan akan terpenuhi dengan bau aromatik. Proses
penguapan dapat berlangsung sekitar lima sampai enam jam
(Sharma, 2009).
c. Pijatan
Pijat merupakan salah satu bentuk pengobatan yang sangat
sering dikolaborasikan dengan aromaterapi. Beberapa tetes minyak
esensial dicampurkan dalam minyak untuk pijat sehingga dapat
memberikan efek simultan antara terapi sentuhan dan terapi wangi-
wangian. Pijatan dapat memperbaiki peredaran darah,
mengembalikan kekenyalan otot, membuang racun dan melepaskan
energi yang terperangkap di dalam otot. Wangi-wangian memicu
rasa senang dan sehat (Sharma, 2009).
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
d. Topikal atau Dioles
Menurut penelitian Ballard (2002), penggunaan essensial oil
dengan cara dioles terbukti mampu menurunkan agitasi pada pasien
demensia. Minyak melisa dicampur dengan lotion standart yang
sudah diuji formulasi dan keamanannya sesuai dengan dosis.
Kemudian lotion tersebut dioleskan ke wajah dan lengan pasien
dengan kurun waktu 2 kali sehari dalam 4 minggu.
e. Semprotan untuk Ruangan
Minyak essensial bersifat lebih alami daripada aerosol yang
dapat merusak ozon dalam penggunaannya sebagai pewangi
ruangan. Penggunaannya adalah dengan menambahkan sekitar 10-
12 tetes minyak essensial ke dalam setengah liter air dan
menyemprotkan campuran tersebut ke seluruh ruangan dengan
bantuan botol penyemprot (Hapsari, 2011).
f. Mandi dengan Berendam
Mandi dengan berendam merupakan cara yang paling mudah
untuk menikmati aromaterapi. Tambahkan beberapa tetes minyak
aroma ke dalam air berendam, kemudian berendamlah selama 20
menit. Minyak essensial akan berefek pada tubuh dengan cara
memasuki badan lewat kulit. Campurkan minyak essensial dengan
cara yang tepat, karena beberapa minyak aroma tidak mudah larut
dalam air (Sharma, 2009).
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
5. Jenis dan manfaat aromaterapi
a. Lavender
Bunga lavender memiliki nama latin Lavandula angustifolia,
berwarna lembayung muda. Sari minyaknya diambil dari bagian
pucuk bunga, selain mampu mengusir nyamuk ternyata juga
memberikan efek meningkatkan ketenangan, keseimbangan, rasa
nyaman, rasa keterbukaan, dan keyakinan. Selain itu juga meng-
urangi rasa tertekan, stres, rasa sakit saat menstruasi, emosi yang
tidak seimbang, histeria, rasa frustrasi, dan kepanikan. Lavender
tumbuh dan dibudidayakan di seluruh penjuru dunia (Hutasoit, 2002
dalam Astuti, 2009).
Manfaat bunga lavender telah dibuktikan dari berbagai hasil
penelitian. Aromaterapi lavender dapat menurunkan 30% tingkat
kecemasan pada pasien dimensia yang mengalami agitasi (Ballard,
et al., 2002 dalam Watt, 2008). Belum pernah ditemukan kasus ke-
racunan karena penggunaan lavender sebagai aromaterapi (Nguyen,
2008).
Hasil penelitian McLain (2009) minyak lavender memiliki
banyak potensi karena terdiri atas beberapa kandungan. Menurut
penelitian, dalam 100 gram bunga lavender tersusun atas beberapa
kandungan, seperti: minyak esensial (1-3%), alpha-pinene (0,22%),
camphene (0,06%), betamyrcene (5,33%), p-cymene (0,3%),
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
limonene (1,06%), cineol (0,51%), linalool (26,12%), borneol
(1,21%), terpinen-4-ol (4,64%), linalyl acetate (26,32%), geranyl
acetate (2,14%), dan caryophyllene (7,55%). Berdasarkan data di
atas, dapat disimpulkan bahwa kandungan utama dari bunga
lavender adalah linalyl asetat dan linalool (C10H18O).
Diteliti efek dari tiap kandungan bunga lavender untuk
mencari tahu zat mana yang memiliki efek anti-anxiety (efek anti
cemas/relaksasi) menggunakan Geller conflict test dan Vogel
conflict test. Cineol, terpinen-4-ol, alpha-pinene, dan betamyrcene
tidak menghasilkan efek anti cemas yang signifikan pada tes Geller.
Linalyl asetat sebagai salah satu kandungan utama pada lavender
tidak menghasilkan efek anti cemas yang signifikan pada kedua tes.
Borneol dan camphene memberikan efek anti cemas yang
signifikan pada tes Geller, tapi tidak signifikan pada tes Vogel.
Linalool, yang juga merupakan kandungan utama pada lavender,
memberikan hasil yang signifikan pada kedua tes. Dapat dikatakan,
linalool adalah kandungan aktif utama yang berperan pada efek anti
cemas (relaksasi) pada lavender (McLain, 2009)
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
b. Lemon
Minyak essensialnya diambil dari kulit buah. Mempunyai
efek menjernihkan, meremajakan, membangkitkan rasa senang dan
semangat, juga baik untuk penanganan pertama digigit ular dan
serangga. Aromaterapi lemon dapat mengurangi masalah gangguan
pernafasan, tekanan darah tinggi, pelupa, stress, pikiran negatif dan
rasa takut (Setiyanti, 2008).
c. Rosemary
Menurut penelitian Hongratanaworakit (2004), rosemary
dapat menghilangkan depresi, stres, ketegangan mental dan lesu
atau kelelahan. Selain itu, minyak rosemary dilaporkan membantu
untuk memperkuat otak dan meningkatkan memori. Hal ini
diperkuat dengan penelitian Moss M, Cook J, Wesnes K, Duckett P
(2003), bahwa terdapat peningkatan yang signifikan dari kualitas
memori. Minyak rosemary dapat meningkatkan aktivitas radikal
bebas dan menurunkan hormon stres, kortisol yang melindungi
tubuh dari stres oksidatif (Atsumi & Tonosaki, 2007).
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
d. Peppermint
Peppermint memiliki aroma segar dan kuat yang berasal dari
rerumputan mint yang ditemukan di Amerika. Minyak murni daun
mint ini dapat meningkatkan konsentrasi, vitalitas, rasa percaya diri,
pikiran positif, sensualitas, keyakinan arah dan tujuan hidup. Juga
mengurangi rasa lelah, rasa putus asa, histeria, sakit kepala, dan
rasa takut (Setiyanti, 2008).
e. Eucaliptus (minyak kayu putih)
Eucaliptus, sarinya diambil dari bagian daun dan ranting.
Mempunyai efek keseimbangan dan menstimulus peningkat-an
proses penyembuhan, protectiveness, konsentrasi, vitalitas, ke-
seimbangan emosi, dan juga spontanitas. Selain itu dapat
mengurangi panas badan saat flu, sakit kepala, perilaku yang tidak
rasional, kemarahan, mengusir serangga serta menghilangkan bau
yang tidak sedap (Setiyanti, 2008).
Berdasarkan jenis dan menfaat aromaterapi di atas, penelitian ini
menggunakan jenis aromaterapi lavender untuk menurunkan gejala
premenstrual syndrome.
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
D. Kerangka teori
Yang akan diteliti :
Tidak diteliti :
Sumber : (Sylvia, 2010) dan (Speroff L, Fritz MA 2005)
Gambar 2.3. Kerangka Teori
PMS
Gejala PMS:
- Gangguan mood
- Gangguan rasa cemas
- Gangguan konflik intrapersonal
- Gangguan kelelahan aktivitas
- Gangguan penurunan kosentrasi
- Gangguan nafsu makan
- Gangguan imsomnia
- Gangguan kontrol diri
- Nyeri pada payudara, nyeri
sendi dan nyeri kepala
Psikoterapi
Terapi relaksasi
- Terapi kognitif perilaku
- Psikoterapi dinamik
Terapi PMS
Aroma Terapi Lavender
- Psikoterapi
- Terapi Obat
- Menggunakan Anti Depresi
- Vitamin B6
- Menggunakan Kontrasepsi
Oral
Metode pemberian aromaterapi
Inhalasi (metode pemberian
aromaterapi secara langsung
dan tidak langsung)
- Pijat
- Berendam
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
E. Kerangka Konsep
Gambar 2.4. Kerangka Konsep
F. Hipotesis
Ada pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan gejala premenstrual
syndrome (PMS).
Gejala premenstrual syndrome
Pengukuran II post stest
Pemberian aromaterapi inhalasi
Kelompok perlakuan
Pengukuran I pretes
Pengaruh Aromaterapi Lavender..., Lismanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014