22
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Kesampaian Daerah Daerah penyelidikan berdasarkan kebutuhan Bupati Kutai Kartanegara Nomor : 540/120/KP-Er/DPE-IV/XI/2006, tanggal 03 November 2006 seluas 750 Ha, dengan kode wilayah : KW.KTN 2006 120 Er. Secara administrative daerah penyelidikan termasuk daerah Samboja, Kelurahan Bukit Merdeka, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Luas daerah penyelidikan adalah 750 hektar. Secara geografis terletak antara kooordinat berikut. Tabel 2.1 List Koordinat CV. Fazar Utama NO BUJUR TIMUR LINTANG SELATAN ...° …' …" ...° …' …" 1 117 0 52.8012 0 56 12.8616 2 117 1 58.7604 0 56 12.8616 3 117 1 58.7604 0 56 18.9996 4 117 2 2.1912 0 56 18.9996 5 117 2 2.1912 0 56 42.1188 6 117 1 19.1604 0 56 42.1188 7 117 1 19.1604 0 56 44.9088 2-1

Bab II Tinjauan Umum Perusahaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sejarah perusahaan grace coal

Citation preview

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1. Kesampaian Daerah

Daerah penyelidikan berdasarkan kebutuhan Bupati Kutai Kartanegara

Nomor : 540/120/KP-Er/DPE-IV/XI/2006, tanggal 03 November 2006 seluas

750 Ha, dengan kode wilayah : KW.KTN 2006 120 Er.

Secara administrative daerah penyelidikan termasuk daerah Samboja,

Kelurahan Bukit Merdeka, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara,

Provinsi Kalimantan Timur. Luas daerah penyelidikan adalah 750 hektar.

Secara geografis terletak antara kooordinat berikut.

Tabel 2.1

List Koordinat CV. Fazar Utama

NOBUJUR TIMUR LINTANG SELATAN

...° …' …" ...° …' …"

1 117 0 52.8012 0 56 12.8616

2 117 1 58.7604 0 56 12.8616

3 117 1 58.7604 0 56 18.9996

4 117 2 2.1912 0 56 18.9996

5 117 2 2.1912 0 56 42.1188

6 117 1 19.1604 0 56 42.1188

7 117 1 19.1604 0 56 44.9088

8 117 0 52.8012 0 56 44.9088

Sumber : PT Grace Coal Company

2-1

Tabel 2.2

List Koordinat CV. Energi Bumi Kartanegara

NOBUJUR TIMUR LINTANG SELATAN

...° …' …" ...° …' …"

1 117 1 58.7604 0 56 13.6212

2 117 2 39.48 0 56 13.6212

3 117 2 39.48 0 56 28.8384

4 117 3 6.012 0 56 28.8384

5 117 3 6.012 0 56 35.4696

6 117 3 2.2392 0 56 35.4696

7 117 3 2.2392 0 56 42.1008

8 117 2 2.1912 0 56 42.1188

9 117 2 2.1912 0 56 18.9996

10 117 1 58.7604 0 56 18.9996

Sumber : PT Grace Coal Company

Daerah penyelidikan terletak kurang lebih 48 kilometer sebelah Barat laut

Kota Balikpapan. Untuk mencapai lokasi dari kota Samarinda terletak kurang

lebih 70 Km. Daerah penelitian dapat dilalui menggunakan kendaraan roda

empat dan roda dua. Dengan jalan darat dari kota Balikpapan dapat ditempuh

kurang lebih 40 menit menuju Kelurahan Bukit Merdeka. Kondisi jalan dari kota

Balikpapan menuju Kelurahan Bukit Merdeka beraspal baik. Kemudian dari

Kelurahan Bukit Merdeka ke lokasi penyelidikan menggunakan jalan Beton ,

Kemudian berbelok ke arah timur dengan menggunakan jalan perusahaan

menuju daerah penyelidikan dengan kondisi jalan tanah.

Secara adiministrasi PT. Grace Coal Company terletak di Kecamatan

Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.Untuk

mencapai lokasi dari Ibukota Provinsi (Balikpapan) dapat ditempuh dengan

menggunakan jalur transportasi sebagai berikut :

2-2

Balikpapan – Samboja

Dari Balikpapan ke Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai

Kartanegara dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda empat

maupun kendaraan roda dua dengan kondisi jalan beraspal dengan waktu

tempuh ± 1 jam dan jarak tempuh ± 30 Km.

Samboja – Lokasi Penelitian

Dari Samboja ke lokasi penelitian, dapat dicapai dengan

menggunakan kendaraan roda empat atau bus karyawan dengan kondisi jalan

beraspal namun ada sebagian jalan yang belum beraspal dengan waktu

tempuh ± 6 menit dan jarak tempuh ± 4 Km.

2.2. Kondisi Umum Perusahaan

2.2.1. Sejarah dan Perijinan

PT. Grace Coal adalah perusahaan yang bergerak dibidang

pertambangan batubara dengan kontraktor tunggal. Berdiri pada tahun 2005

dengan pemilik KP adalah PT. Karbon Kartanegara. Sejalan dengan mulai

berkembangnya perusahaan, pada tahun 2008 bekerjasama dengan PT. RKR

untuk menjadikan PT. RKR sebagai kontraktor tunggal. Dan dalam kerjasama

tersebut, PT. Grace Coal sepakat memberi nama pada perusahaan ini PT. Grace

Coal Mining Company. Perusahaan ini memiliki KP seluas 750 ha dan baru

sekitar 60 ha yang sudah dibuka. Dengan luasan tersebut¸ wilayah

penambangan dibagi menjadi dua CV, yaitu Energi Bhumi Kartanegara (EBK)

dan Fajar Utama (FU). Dalam usaha pertambangan ini, PT. Grace Coal

menggunakan alat atau unit dari beberapa perusahaan terkenal. Untuk unit DT

hauling, digunakan 40 untit DT 440 12 roda dari VOLVO. Sedangkan untuk Over

Burden, digunakan 15 OHT Caterpillar 773-E .

2-3

2.2.2. Struktur Organisasi

PT. Grace Coal Mining Company terdiri dari beberapa departemen yang

tiap-tiap departemen yang masing-masing dipimpin oleh kepala bagian dan

kesemuanya dibawahi secara langsung oleh project manager. Adapun

departemen yang ada sebagai berikut :

1. Departemen Enginering

2. Departemen Produksi

3. Departemen APFL

4. Departemen Maintenance

5. Departemen CHF

6. Departemen HSE

2-4

2-1

LOKASI KESAMPAIAN DAERAH PT. GRACE COAL COMPANY

Gambar 2.1Lokasi Kesampaian Daerah PT. Grace Coal Company

DEPARTEMEN PRODUKSINUR CHOLIS

DEPARTEMEN ENGINEERING

LASWANTO

DEPARTEMEN MAINTENANCE

DAMIANTO

DEPARTEMEN APFL

AGUS SYARIF. B

PERSONALIA & GASUTRISNO SUTOMO

2-2

Gambar 2.2Struktur Organisasi PT. Grace Coal Company

PROJECT MANAGER

KAHANANTO,ST

KTT & Kabag, HSEHARIS IS LAISA

STRUKTUR ORGANISASI PT. GRACE COAL COMPANY

2-1

Kabag. ENGINERRING

LASWANTO

SUPERVISORAIFI PHANG

KOOR. SURVEYKADIR

SURVEYOR1. NASRIADI2. GUNAWAN. R3. WIYANTO

ASS. SURVEYOR1. ADRIFAL2. KADIR3. BENI GUNAWAN

HELPER SURVEY1. YUNUS2. ZAINUL ARIFIN3. ADRI HAMZAH4. AJI ZULHAKIM5. AMBO DALLE

KOOR. DRILLINGRAIS

GEOLOGI1. ASWAN

ASS. GEOLOGI1. HASANUDIN

DRILLER1. PARDI

MECHANIC1. MUHA2. MUKHLIS

STRUKTUR ORGANISASI Dept. ENGINERRING PT. GRACE COAL COMPANY

Gambar 2.3Struktur Organisasi PT. Grace Coal Company

2.2.3. Tahapan Kegiatan

Kegiatan penambangan yang ada di area PT. Grace Coal terdiri dari

kegiatan Land Clearing dan Top soil removal, Pengupasan Tanah Penutup dan

Penggalian Batubara.

2.2.3.1. Land Clearing dan Top Soil Removal.

Top soil removal adalah kegiatan pengupasan lapisan tanah pucuk serta

memindahkannya ke area stock soil yang telah dipisahkan dari material

overburden. Di area penambangan milik PT. Grace Coal saat ini area yang

sedang dilakukan kegiatan top soil removal adalah di seam baru di pit enam.

Sebelum dilakukan Top Soil removal kegiatan yang harus dilakukan

adalah land clearing. Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan kegiatan

selanjutnya. Setelah kegiatan ini dilakukan barulah dapat dilakukan kegiatan top

soil removal. Tanah pucuk yang digali akan di stock ke daerah yang telah

dipersiapkan sebelumnya. Alat yang digunakan pada kegiatan top soil removal

oleh PT. Grace Coal terdiri dari alat gali muat muat dan alat angkut.

Gambar 2.4. Land clearing

2-6

Setelah tanah pucuk didumping ke dalam soil stock maka nanti tanah

tersebut akan digunakan kembali pada proses reklamasi. Tanah ini akan

digunakan pada kegiatan spreading top soil untuk persiapan reklamasi.

Gambar 2.5. Top Soil Removal

2.2.3.2. Pengupasan Tanah Penutup

Pengupasan Tanah Penutup adalah kegiatan pengupasan material

penutup, kemudian dipindahkan ke area disposal atau dibackfill. Pada pit yang

saya teliti yaitu di pit enam, material batubara memiliki ketebalan 5 m dengan dip

30o. Kegiatan Pengupasan Tanah Penutup di seam baru ini menggunakan

beberapa alat gali muat dan alat angkut, untuk alat gali muatnya menggunakan 5

unit Excavator Hitachi EX1200-6 dan alat angkutnya menggunakan 15 unit

Caterpillar OHT-773E, sedangkan untuk alat pendukung kegiatan menggunakan

bulldozer Komatsu D85SS.

2-7

Gambar 2.6. Pengupasan Tanah Penutup

2.2.3.3. Coal Processing Plant

Coal Processing Plant adalah kegiatan pengolahan batubara sebelum

dilakukan pengapalan agar batubara sesuai dengan permintaan konsumen.

Kegiatan CPP pada PT.Grace Coal terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap

penimbangan batubara pada timbangan, penempatan batubara di area stock

pile, kemudian batubara melalui tahap crushing sebanyak 2 kali, setelah itu

batubara siap untuk dibarging.

2.2.3.4. Crushing

Batubara yang berada di stockpile tidak langsung dilakukan barging,

tetapi harus melalui tahap crushing terlebih dahulu karena batubara tersebut

ukurannya masih tidak seragam. Kegiatan crushing terdiri dari 2 tahapan,

pertama primary crushing dan secondary crushing. Crusher yang digunakan di

port Borneo memiliki produktivitas sebesar 600 ton/jam.

2-8

Gambar 2.7. Belt Conveyor

Untuk primary crushing, ukuran batubara dicrushing menjadi ukuran 200

- 300 mm . Setelah itu batubara melalui tahap secondary crushing agar

ukurannya menjadi. 20 - 30 mm. Setelah batubara melalui tahapan crushing,

maka batubara dimasukkan ke hopper apabila tongkang siap dimuat, tetapi jika

sedang tidak ada tongkang, maka batubara ditempatkan kembali ke stockpile

yang terpisah

2-9

Gambar 2.8.

Mesin Crusher

2.3. Iklim Dan Cuaca

Lokasi penambangan batubara PT Grace Coal Company beriklim tropis

dengan suhu rata-rata 31,7° C. Terjadi 2 (dua) kali pergantian musim yaitu

musim penghujan dan musim kemarau. Musim sangat mempengaruhi kegiatan

penambangan khususnya pada musim hujan, karena selain menyebabkan

bertambahnya debit air pada sump juga dapat mengurangi jumlah produksi

batubara sehingga target produksi tidak tercapai secara maksimal. Data curah

hujan PT. Grace Coal Company dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4.Data Curah Hujan PT. Grace Coal Company Tahun 2013 Periode Bulan Januari

– Desember.

No. BulanCurah Hujan

(mm)1 Januari 7.682 Februari 10.293 Maret 8.204 April 7.155 Mei 7.406 Juni 5.387 Juli 4.768 Agustus 4.68

2-10

9 September 5.5210 Oktober 3.9011 November 9.5912 Desember 4.74

Sumber : Engineering PT. Grace Coal Company Jobsite Samboja

Tabel 2.5.Data Curah Hujan PT. Grace Coal Company Tahun 2014 Periode Bulan Januari

– Oktober.

No. BulanCurah Hujan

(mm)1 Januari 5.652 Februari 3.093 Maret 9.234 April 7.835 Mei 10.56 Juni 5.617 Juli 2.458 Agustus 2.189 September 0

10 Oktober 0.39Sumber : Engineering PT. Grace Coal Company Jobsite Samboja

2.4. Geologi Daerah Penelitian

2.4.1. Keadaan Morfologi

Secara fisiografi daerah penyelidikan, terletak di dalam Zona

Cekungan Kutai, Sub-Cekungan Delta Mahakam yang sekarang terletak

dekat aliran Sungai Mahakam Samarinda. Pada masa Miosen Tengah

dalam Cekungan Kutai, Subcekungan Mahakam banyak terbentuk batuan

sedimen, dalam tikungan laut dalam, laut dangkal, lagun, delta ataupun

lingkungan transisi dan paparan. Pada tingkungan pengendapan transisi

dan delta banyak terbentuk lapisan batubara dafum berbagai ketebalan,

karakteristik dan kualitas, bersama-sama dengan batuan sedimen

pembawa batubara (coal bearing formation). Di daerah ini lapisan batuan

pembawa batubara berupa lapisan batu lempung.

Pola arah sebaran batuan pembawa batubara, perkembangannya

sangat dipengaruhi oleh struktur geologi regional dan tektonikanya.

2-11

Struktur geologi don tektonika yang berkembang di sekitar daerah

penyelidikan adalah berupa perlipatan dan sesar dengan kelurusan

berarah timur laut – barat daya.

Gambar 2.9.Stratigrafi Cekungan Kutai

2-12

Secara setempat ujung-ujung struktur perlipatan tersebut, sebagian

ada yang menujam, terpotong oleh sesar atau tertimbun oleh batuan yang

lebih muda. Struktur antiklin dan sinklin sebagian besar melipat batuan-

batuan sedimen berumur tersier dan menyingkap batuan malihan dan

sendimen yang berumur jauh lebih tua.

2.4.2 Aluvium (Qa)Terdiri dari akumulasi kerakal, kerikil, pasir, lumpur dan

sisa-sisa tumbuhan, bersifat lepas, belum terkonsolidasi, bentuk butir-butir

membulat, berasal dari berbagai macam batuan hasil proses disintegrasi,

transportasi dan denudasi yang kegiatannya masih berlangsung hingga

sekarang.2.4.3 Formasi Kampung Baru (TpKb)Formasi ini terdiri dari

atas litologi batupasir kuarsa lepas dengan sisipan batulempung, batulanau,

batuserpih dan batubara muda (lignite). Umur formasi ini adalah miosen

akhir - pliosen akhir, lingkungan pengendapannya adalah delta.2.4.4.

Formasi Balikpapan (Tmbp)Terdiri dari batupasir kuarsa, batulempung

dengan sisipan batulanau dan batubara, batuserpih dan batugamping.

Formasi ini diendapkan secara selaras di atas formasi Pulau Balang.

Formasi Balikpapan berumur miosen tengah – miosen akhir. Formasi

Balikpapan (Tmbp) terbentuk dalam lingkungan pengendapan delta atau

litoral hingga laut dangkal terbuka, dengan kisaran umur oligosen hingga

miosen awal, diduga mempunyai ketebalan formasi 1.800 mm, terdapat

secara tidak selaras dibawah formasi Kampung Baru (Tpkb).2.4.5.

Formasi Pulau Balang (Tmpb)Formasi ini diendapkan secara selaras

ditas formasi Bebulu, sedangkan di bagian atasnya menjemari dengan

formasi Balikpapan, litologinya terdiri dari greywacke, batupasir kuarsa,

batugamping, dan batubara. Formasi Pulau Balang berumur miosen

tengah.2.4.6 Formasi Bebulu (Tmb)Formasi ini terdiri dari batugamping

dengan sisipan batugamping pasiran dan batuserpih, berumur miosen awal.

Formasi ini menjemari dengan formasi Pamaluan. Lingkungan

pengendapannya neritik.2.4.7. Formasi Pamaluan (Tomp)Formasi ini

terdiri dari batupasir kuarsa dengan sisipan batulempung, batuserpih,

batugamping dan batulanau. Umur formasi Pamaluan adalah oligosen akhir-

miosen awal dengan lingkungan pengendapan neritik.2.5. Geologi

LokalPada lingkungan pengendapan transisi dan delta, banyak terbentuk

2-13

lapisan batubara dalam berbagai ketebalan, karakteristik, kualitas dan pola

struktur yang mempengaruhinya, bersama-sama dengan batuan sedimen

pembawa batubara (coal bearing formation). Di daerah ini lapisan batuan

pembawa batubara berupa lapisan batu lempung. Struktur perlipatan berupa

sinklin dan antiklin dengan sumbu yang relative sejajar dengan pola struktur

regional yakni berarah timur laut- barat daya. Sayap-sayap struktur antiklin

dan sinklin umumnya asimetris dengan sudut kemiringan yang landai hingga

curam.Adapun batuan yang terdapat di daerah penyelidikan termasuk ke

dalam formasi Balikpapan (Tmbp) dan sebagian kecil (5%) termasuk dalam

formasi Kampung Baru (Tpkb). Formasi Balikpapan (Tmbp) terbentuk dalam

lingkungan pengendapan delta atau litoral hingga laut dangkal terbuka,

dengan kisaran umur oligosen hingga miosen awal, diduga mempunyai

ketebalan formasi 1.800 mm. Terdiri dari batupasir kuarsa lepas, dengan

sisipan batulempung, batulanau, batuserpih, batubara muda (lignite) dan

batugamping.Lapisan batupasir kuarsa berbutir halus hingga sedang,

terpilah cukup baik dengan kandungan mineral kuarsa 70% bersifat padat,

beroksida besi setebal 30 cm, lignit setebal 50 cm dan serpih setebal 30 cm,

serta lensa-lensa batu gamping setebal 10-50 cm yang bersifat keras, dan

pasiran. Lapisan batulempung, terdiri dari perselingan antara lapisan

batulempung, batulempung karbonan, batulanau bersisipan batubara serta

batupasir. Lapisan batulanau, terdiri dari perselingan antara lapisan

batulanau, batulanau karbonan, batulempung bersisipan batubara serta

batupasir.

2-14