Upload
ardi
View
257
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tinjauan Umum
Citation preview
BAB II
TINJAUAN UMUM
II.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah
Penambangan Sirtu PT. Anugerah Karya Agra Sentosa (AKAS) terletak di
aliran sungai Brang Ene yang secara administratif berada di Dusun Hijrah Desa
Mujahiddin Kecamatan Brang Ene Kabupaten Sumbawa Barat Provinsi Nusa
Tenggara Barat dengan batas wilayah sebelah timur yaitu Dusun Hijrah, sebelah
utara dengan gunung Batu Pisak, sebelah barat dengan Dusun Fajar Karya serta
sebelah selatan dengan daerah ladang dan persawahan warga Dusun Hijrah.
Secara geografis daerah penambangan terletak pada kordinat 1160 54’37,16” BT
sampai 1160 54’33,24”BT dan antara 8047’15,77”LU sampai 8047’20,19”LU
dengan luas area konsesi penambangan berdasarkan IUP yang diterbitkan Dinas
Energi Sumber Daya Mineral Budaya dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa Barat
per tanggal 14 Februari seluas 4,92 Ha (Lampiran 1).
Untuk mencapai daerah lokasi penambangan dapat menggunakan
kendaraan roda 2 maupun kendaraan roda 4 dengan rute dari arah utara kota
Taliwang Ibukota Kabupaten Sumbawa Barat. Jarak tempuh kurang lebih 8 km
dari Kota Taliwang, jalanan yang sebagian besar berupa jalanan hotmix dan hanya
sekitar 1 km berupa jalan pengerasan membuat waktu tempuh dari Kecamatan
Taliwang menuju tempat penambangan di daerah Kecamatan Brang Ene tidak
terlalu lama atau dapat ditempuh dengan waktu ±20 menit karena kedua
kecamatan masih bersebelahan (Gambar 2.1).
5
6
Keterangan: Lokasi Penelitian
Gambar 2.1. Peta Lokasi Daerah Penelitian
II.2. Iklim dan Curah Hujan
Iklim dan curah hujan di lokasi penambangan Sirtu PT. AKAS Kecamatan
Brang Ene sama halnya seperti curah hujan dan iklim di Sumbawa Barat pada
umumnya. Menurut klasifikasi Schmid dan Ferguson, Kabupaten Sumbawa Barat
berada pada iklim Tipe D dan E (Iklim tropis dengan temperatur udaha 25o–37o C,
curah hujan menunjukkan kisaran antara 53 mm - 277 mm pertahun, sementara
sebaran bulan basah terjadi antara bulan november dan april sedangkan bulan
lainnya curah hujan cukup rendah (musim kemarau).
Berdasarkan data curah hujan tahun 2012 yang diperoleh dari Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa Barat diketahui jumlah rata-rata curah
hujan dan hari hujan pada musim hujan yaitu bulan November sampai dengan
April adalah 15 hari/bulan dengan besar curah hujan rata-rata 314 mm/bulan,
7
sedangkan untuk musim kemarau yaitu bulan Mei sampai Oktober jumlah rata-
rata hujan sebesar 6 hari/bulan dengan besar curah hujan rata-rata 120 mm/bulan.
II.3. Topografi dan Geologi Daerah Penelitian
II.3.1. Topografi daerah Penelitian
Dilihat dari bentang alam daerah penelitian menunjukkan topografi
perbukitan. Lokasi daerah penambangan dikelilingi dengan perbukitan
bergelombang dimana tanah di atasnya ditumbuhi semak belukar dan rerumputan
liar. Lokasi penggalian bahan baku juga dilakukan di aliran sungai Brang Ene
yang merupakan sungai stadia dewasa yang dicirikan dengan gradient relatif kecil,
lembah sungai berbentuk hurup U, erosi vertikal sebanding dengan erosi lateral
serta kelokan sungai mulai terbentuk (Gambar 2.2).
Gambar 2.2. Topografi daerah penelitian
8
II.3.2. Geologi Daerah Penelitian
Kondisi geologi daerah penelitian secara umum dapat diketahui berdasarkan
geologi regional Sumbawa Barat. Geologi daerah Kabupaten Sumbawa Barat
berdasarkan Peta Geologi Lembar Sumbawa, Nusa Tenggara yang disusun oleh
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (A. Sudradjat, S, dkk, 1998). Batuan
terdiri dari beberapa satuan batuan yang berumur dari Miosen Awal hingga
Holosen. Urut-urutan satuan batuan tersebut dari yang berumur tua ke muda dapat
diperikan sebagai berikut: Satuan Batupasir Tufaan (Tms), Satuan Breksi Tuf
(Tmv), Satuan Batugamping (Tml), Satuan Batuan Terobosan (Tmi), Satuan
Batugamping Koral ((Tmcl), Satuan Breksi, Andesit, Basal (Qvsa), Satuan
Terumbu Koral terangkat (Ql), Satuan Aluvium dan Endapan pantai (Qa).
Gambar 2.3. Peta Geologi Lembar Sumbawa, Nusa Tenggara (Ajat Sudrajat, 2008)
9
II.4. Sejarah Perusahaan
PT. Anugerah Karya Agra Sentosa (AKAS) adalah perusahaan
pertambangan yang bergerak dibidang produksi batuan yaitu penambangan Sirtu
dengan produk akhir dalam bentuk batuan Agregat dan Aspal Hotmix. Perusahaan
ini mulai beroperasi setelah diterbitkannya Izin Usaha Penambangan (IUP)
dengan nomor 503/58/ESDM BUDPAR/II/2012 oleh Dinas Energi Sumber Daya
Mineral Budaya dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa Barat pada bulan Februari
tahun 2012. Tingginya intensitas pembangunan jalan raya serta banyaknya bahan
baku sirtu di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat menjadi peluang bisnis yang
cukup menggiurkan disektor pertambangan sehingga melatar belakangi
beroperasinya perusahaan ini.
Setelah Izin Usaha Penambangan dikantongi oleh perusahaan ini, barulah
proses pembangunan fasilitas-fasilitas penunjang operasional perusahaan
dibangun selama 2 bulan yaitu dari bulan Maret sampai dengan bulan April.
Proses pembangunan fasilitasnya dapat terselesaikan dengan total investasi sekitar
5 miliar rupiah.
Di awal bulan Mei tahun 2012 PT. AKAS resmi melakukan operasi
produksi dengan target produksi sebesar 9000 ton/bulan sirtu olahan dan 16.000
ton/bulan material sirtu. Perusahaan ini akan beroperasi selama 2 tahun dari
tanggal 14 Februari 2012-14 Februari 2014 dan mempekerjakan karyawan
sebanyak ±60 karyawan yang terbagi diberbagai bidang pekerjaan. Apabila stok
bahan baku sirtu dan kebutuhan sirtu olahan di Kabupaten Sumbawa Barat
10
ditahun 2014 nanti masih banyak dan meningkat maka perusahaan ini juga
berencana untuk memperpanjang Izin Usaha Penambangannya.
II.5. Kegiatan Penambangan
Penambangan Sirtu di PT. AKAS dilakukan dengan metode penambangan
terbuka, material yang tersedia di aliran sungai langsung ditambang menggunakan
alat mekanis baik itu alat angkut maupun alat gali muatnya. Kegiatan
penambangan ini meliputi penggalian dan pemuatan Sirtu, pengangkutan ke area
disposal, penghancuran, distribusi/pemanfaatan dan sebagian material diolah
menjadi aspal hotmix.
Tabel 2.1. Peralatan mekanis dan jenis kegiatan tambang pada penambangan Sirtudi PT. AKAS Sumbawa Barat
Jenis Alat Tipe unit Jenis Kegiatan Jumlah
Alat Gali MuatBackhoe
Kobelco SK 200
Menggali dan memuat material sirtu dari sungai ke area disposal
1
Alat Muat
Backhoe Komatsu PC 75 UU
Memuat sirtu dari area disposal ke dalam crusher
1
Track Loader
Komatsu WA 350
Memindahkan agregat hasil dari proses crushing ke mesin pengolahan
2
Alat angkut
Hino Dutro 130 HD - Pengangkutan bahan baku dari sungai ke area disposal,
- Pengangkutan hasil proses crushing- pengangkutan aspal hotmix .ke
daerah pembuatan atau perbaikan jalan raya
15
Toyota Dyna 130 HT 7
Isuzu Elf HD 125 PS 6
Mitsubishi Fuso HD 125 PS
12
II.5.1. Penggalian dan pemuatan sirtu
11
Kegiatan penggalian Sirtu langsung dilakukan di aliran Sungai Brang Ene
dengan menggunakan alat gali muat yaitu 1 unit eksavator jenis backhoe Kobelco
SK 200 dengan kapasitas bucket 0,9 m3 (Gambar 2.4). Hal ini dikarenakan
material yang ditambang merupakan material eksitu yang terbawa oleh arus
Sungai Brang Ene. Backhoe ini digunakan untuk menggali dan memuat Sirtu ke
dalam alat angkut dumptruck sampai ke area disposal Gambar 2.5). Banyaknya
sumber Sirtu yang tersedia di aliran sungai mempermudah alat gali muat dalam
mengumpulkan material untuk dimuati ke alat angkut.
Gambar 2.4. Kegiatan Penggalian Sirtu
Gambar 2.5. Kegiatan Pemuatan Sirtu
II.5.2. Pemuatan material hasil crushing
12
Alat mekanis yang digunakan dalam proses pemuatan di perusahaan ini
yaitu backhoe Komatsu PC 75 UU dan 2 unit loader Komatsu WA 350. Backhoe
tersebut digunakan untuk memuat Sirtu yang berada di area disposal ke dalam
mulut crusher untuk selanjutnya diolah menjadi agregat dengan berbagai macam
ukuran sedangkan 2 unit loader digunakan untuk memindahkan agregat hasil dari
proses crushing menuju mesin pengolahan pencampuran aspal hotmix.
Gambar 2.6. Pemuatan sirtu kedalam crusher menggunakan Backhoe Komatsu PC 75 UU
Gambar 2.7. Pemindahan hasil crushing menggunakan Loader Komatsu WA 350
II.5.3. Pengangkutan
13
Sebanyak 40 unit dumptruck dengan berbagai jenis diantaranya Hino Dutro
130 HD, Toyota Dyna 130 HT, Isuzu Elf HD 125 PS dan Mitsubishi Fuso HD
125 PS di gunakan untuk kegiatan pengangkutan di perusahaan ini. 40 unit
dumptruck tersebut memiliki jenis pekerjaan yang berbeda yang dibagi menjadi 3
jenis pekerjaan yaitu:
1. Pengangkutan material bahan baku dari Sungai Brang Ene ke area disposal
2. Pengangkutan agregat hasil crushing
3. Pengangkutan aspal hotmix .ke daerah pembuatan atau perbaikan jalan raya
yang tersebar di berbagai wilayah Kabupaten Sumbawa Barat baik itu jalan
raya Kabupaten maupun jalan raya Negara.
Gambar 2.8. Pengangkutan material Sirtu dari Sungai Brang Ene ke area disposal
II.5.4. Pengolahan
Kegiatan pengolahan Sirtu terbagi menjadi 2 proses yaitu proses
penghancuran (crushing) dan proses mixing atau pencampuran dengan aspal curah
untuk menghasilkan aspal hotmix. Di PT. AKAS Sumbawa Barat proses
penghancuran atau crushing menggunakan 2 mesin crusher yang mempunyai
14
kapasitas dan fungsi yang berbeda dengan kemampuan menghancurkan batuan
300 ton/hari, 1 crusher digunakan untuk menghasilkan agregat yang langsung
tercampur dengan ukuran dimensi yang berbeda-beda untuk di gunakan dalam
pengurukan atau pemadatan pondasi jalan raya, sedangkan 1 unit crusher lainnya
yang mempunyai kapasitas yang relatif lebih kecil di gunakan untuk
menghasilkan agregat dalam berbagai jenis ukuran yang nantinya akan
dimanfaatkan untuk diolah menjadi aspal hotmix. Selain itu di perusahaan ini juga
menggunakan alat pencampuran aspal hotmix (AMP) yang berbahan bakar
batubara dengan bahan baku pencampurannya yaitu batuan agregat yang sudah
melewati proses crushing dengan berbagai macam ukuran kemudian di campur
aspal mentah dan selanjutnya dipanaskan hingga menjadi aspal hotmix yang siap
digunakan untuk pembuatan jalan raya.
Gambar 2.9. Material hasil pengolahan