15
BAB II TINJAUAN UMUM II.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah Penambangan Sirtu PT. Anugerah Karya Agra Sentosa (AKAS) terletak di aliran sungai Brang Ene yang secara administratif berada di Dusun Hijrah Desa Mujahiddin Kecamatan Brang Ene Kabupaten Sumbawa Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan batas wilayah sebelah timur yaitu Dusun Hijrah, sebelah utara dengan gunung Batu Pisak, sebelah barat dengan Dusun Fajar Karya serta sebelah selatan dengan daerah ladang dan persawahan warga Dusun Hijrah. Secara geografis daerah penambangan terletak pada kordinat 116 0 54’37,16” BT sampai 116 0 54’33,24”BT dan antara 8 0 47’15,77”LU sampai 8 0 47’20,19”LU dengan luas area konsesi penambangan berdasarkan IUP yang diterbitkan Dinas Energi Sumber Daya Mineral Budaya dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa Barat per tanggal 14 Februari seluas 4,92 Ha (Lampiran 1). 5

Bab II Tinjauan Umum

  • Upload
    ardi

  • View
    257

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tinjauan Umum

Citation preview

Page 1: Bab II Tinjauan Umum

BAB II

TINJAUAN UMUM

II.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah

Penambangan Sirtu PT. Anugerah Karya Agra Sentosa (AKAS) terletak di

aliran sungai Brang Ene yang secara administratif berada di Dusun Hijrah Desa

Mujahiddin Kecamatan Brang Ene Kabupaten Sumbawa Barat Provinsi Nusa

Tenggara Barat dengan batas wilayah sebelah timur yaitu Dusun Hijrah, sebelah

utara dengan gunung Batu Pisak, sebelah barat dengan Dusun Fajar Karya serta

sebelah selatan dengan daerah ladang dan persawahan warga Dusun Hijrah.

Secara geografis daerah penambangan terletak pada kordinat 1160 54’37,16” BT

sampai 1160 54’33,24”BT dan antara 8047’15,77”LU sampai 8047’20,19”LU

dengan luas area konsesi penambangan berdasarkan IUP yang diterbitkan Dinas

Energi Sumber Daya Mineral Budaya dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa Barat

per tanggal 14 Februari seluas 4,92 Ha (Lampiran 1).

Untuk mencapai daerah lokasi penambangan dapat menggunakan

kendaraan roda 2 maupun kendaraan roda 4 dengan rute dari arah utara kota

Taliwang Ibukota Kabupaten Sumbawa Barat. Jarak tempuh kurang lebih 8 km

dari Kota Taliwang, jalanan yang sebagian besar berupa jalanan hotmix dan hanya

sekitar 1 km berupa jalan pengerasan membuat waktu tempuh dari Kecamatan

Taliwang menuju tempat penambangan di daerah Kecamatan Brang Ene tidak

terlalu lama atau dapat ditempuh dengan waktu ±20 menit karena kedua

kecamatan masih bersebelahan (Gambar 2.1).

5

Page 2: Bab II Tinjauan Umum

6

Keterangan: Lokasi Penelitian

Gambar 2.1. Peta Lokasi Daerah Penelitian

II.2. Iklim dan Curah Hujan

Iklim dan curah hujan di lokasi penambangan Sirtu PT. AKAS Kecamatan

Brang Ene sama halnya seperti curah hujan dan iklim di Sumbawa Barat pada

umumnya. Menurut klasifikasi Schmid dan Ferguson, Kabupaten Sumbawa Barat

berada pada iklim Tipe D dan E (Iklim tropis dengan temperatur udaha 25o–37o C,

curah hujan menunjukkan kisaran antara 53 mm - 277 mm pertahun, sementara

sebaran bulan basah terjadi antara bulan november dan april sedangkan bulan

lainnya curah hujan cukup rendah (musim kemarau).

Berdasarkan data curah hujan tahun 2012 yang diperoleh dari Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa Barat diketahui jumlah rata-rata curah

hujan dan hari hujan pada musim hujan yaitu bulan November sampai dengan

April adalah 15 hari/bulan dengan besar curah hujan rata-rata 314 mm/bulan,

Page 3: Bab II Tinjauan Umum

7

sedangkan untuk musim kemarau yaitu bulan Mei sampai Oktober jumlah rata-

rata hujan sebesar 6 hari/bulan dengan besar curah hujan rata-rata 120 mm/bulan.

II.3. Topografi dan Geologi Daerah Penelitian

II.3.1. Topografi daerah Penelitian

Dilihat dari bentang alam daerah penelitian menunjukkan topografi

perbukitan. Lokasi daerah penambangan dikelilingi dengan perbukitan

bergelombang dimana tanah di atasnya ditumbuhi semak belukar dan rerumputan

liar. Lokasi penggalian bahan baku juga dilakukan di aliran sungai Brang Ene

yang merupakan sungai stadia dewasa yang dicirikan dengan gradient relatif kecil,

lembah sungai berbentuk hurup U, erosi vertikal sebanding dengan erosi lateral

serta kelokan sungai mulai terbentuk (Gambar 2.2).

Gambar 2.2. Topografi daerah penelitian

Page 4: Bab II Tinjauan Umum

8

II.3.2. Geologi Daerah Penelitian

Kondisi geologi daerah penelitian secara umum dapat diketahui berdasarkan

geologi regional Sumbawa Barat. Geologi daerah Kabupaten Sumbawa Barat

berdasarkan Peta Geologi Lembar Sumbawa, Nusa Tenggara yang disusun oleh

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (A. Sudradjat, S, dkk, 1998). Batuan

terdiri dari beberapa satuan batuan yang berumur dari Miosen Awal hingga

Holosen. Urut-urutan satuan batuan tersebut dari yang berumur tua ke muda dapat

diperikan sebagai berikut: Satuan Batupasir Tufaan (Tms), Satuan Breksi Tuf

(Tmv), Satuan Batugamping (Tml), Satuan Batuan Terobosan (Tmi), Satuan

Batugamping Koral ((Tmcl), Satuan Breksi, Andesit, Basal (Qvsa), Satuan

Terumbu Koral terangkat (Ql), Satuan Aluvium dan Endapan pantai (Qa).

Gambar 2.3. Peta Geologi Lembar Sumbawa, Nusa Tenggara (Ajat Sudrajat, 2008)

Page 5: Bab II Tinjauan Umum

9

II.4. Sejarah Perusahaan

PT. Anugerah Karya Agra Sentosa (AKAS) adalah perusahaan

pertambangan yang bergerak dibidang produksi batuan yaitu penambangan Sirtu

dengan produk akhir dalam bentuk batuan Agregat dan Aspal Hotmix. Perusahaan

ini mulai beroperasi setelah diterbitkannya Izin Usaha Penambangan (IUP)

dengan nomor 503/58/ESDM BUDPAR/II/2012 oleh Dinas Energi Sumber Daya

Mineral Budaya dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa Barat pada bulan Februari

tahun 2012. Tingginya intensitas pembangunan jalan raya serta banyaknya bahan

baku sirtu di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat menjadi peluang bisnis yang

cukup menggiurkan disektor pertambangan sehingga melatar belakangi

beroperasinya perusahaan ini.

Setelah Izin Usaha Penambangan dikantongi oleh perusahaan ini, barulah

proses pembangunan fasilitas-fasilitas penunjang operasional perusahaan

dibangun selama 2 bulan yaitu dari bulan Maret sampai dengan bulan April.

Proses pembangunan fasilitasnya dapat terselesaikan dengan total investasi sekitar

5 miliar rupiah.

Di awal bulan Mei tahun 2012 PT. AKAS resmi melakukan operasi

produksi dengan target produksi sebesar 9000 ton/bulan sirtu olahan dan 16.000

ton/bulan material sirtu. Perusahaan ini akan beroperasi selama 2 tahun dari

tanggal 14 Februari 2012-14 Februari 2014 dan mempekerjakan karyawan

sebanyak ±60 karyawan yang terbagi diberbagai bidang pekerjaan. Apabila stok

bahan baku sirtu dan kebutuhan sirtu olahan di Kabupaten Sumbawa Barat

Page 6: Bab II Tinjauan Umum

10

ditahun 2014 nanti masih banyak dan meningkat maka perusahaan ini juga

berencana untuk memperpanjang Izin Usaha Penambangannya.

II.5. Kegiatan Penambangan

Penambangan Sirtu di PT. AKAS dilakukan dengan metode penambangan

terbuka, material yang tersedia di aliran sungai langsung ditambang menggunakan

alat mekanis baik itu alat angkut maupun alat gali muatnya. Kegiatan

penambangan ini meliputi penggalian dan pemuatan Sirtu, pengangkutan ke area

disposal, penghancuran, distribusi/pemanfaatan dan sebagian material diolah

menjadi aspal hotmix.

Tabel 2.1. Peralatan mekanis dan jenis kegiatan tambang pada penambangan Sirtudi PT. AKAS Sumbawa Barat

Jenis Alat Tipe unit Jenis Kegiatan Jumlah

Alat Gali MuatBackhoe

Kobelco SK 200

Menggali dan memuat material sirtu dari sungai ke area disposal

1

Alat Muat

Backhoe Komatsu PC 75 UU

Memuat sirtu dari area disposal ke dalam crusher

1

Track Loader

Komatsu WA 350

Memindahkan agregat hasil dari proses crushing ke mesin pengolahan

2

Alat angkut

Hino Dutro 130 HD - Pengangkutan bahan baku dari sungai ke area disposal,

- Pengangkutan hasil proses crushing- pengangkutan aspal hotmix .ke

daerah pembuatan atau perbaikan jalan raya

15

Toyota Dyna 130 HT 7

Isuzu Elf HD 125 PS 6

Mitsubishi Fuso HD 125 PS

12

II.5.1. Penggalian dan pemuatan sirtu

Page 7: Bab II Tinjauan Umum

11

Kegiatan penggalian Sirtu langsung dilakukan di aliran Sungai Brang Ene

dengan menggunakan alat gali muat yaitu 1 unit eksavator jenis backhoe Kobelco

SK 200 dengan kapasitas bucket 0,9 m3 (Gambar 2.4). Hal ini dikarenakan

material yang ditambang merupakan material eksitu yang terbawa oleh arus

Sungai Brang Ene. Backhoe ini digunakan untuk menggali dan memuat Sirtu ke

dalam alat angkut dumptruck sampai ke area disposal Gambar 2.5). Banyaknya

sumber Sirtu yang tersedia di aliran sungai mempermudah alat gali muat dalam

mengumpulkan material untuk dimuati ke alat angkut.

Gambar 2.4. Kegiatan Penggalian Sirtu

Gambar 2.5. Kegiatan Pemuatan Sirtu

II.5.2. Pemuatan material hasil crushing

Page 8: Bab II Tinjauan Umum

12

Alat mekanis yang digunakan dalam proses pemuatan di perusahaan ini

yaitu backhoe Komatsu PC 75 UU dan 2 unit loader Komatsu WA 350. Backhoe

tersebut digunakan untuk memuat Sirtu yang berada di area disposal ke dalam

mulut crusher untuk selanjutnya diolah menjadi agregat dengan berbagai macam

ukuran sedangkan 2 unit loader digunakan untuk memindahkan agregat hasil dari

proses crushing menuju mesin pengolahan pencampuran aspal hotmix.

Gambar 2.6. Pemuatan sirtu kedalam crusher menggunakan Backhoe Komatsu PC 75 UU

Gambar 2.7. Pemindahan hasil crushing menggunakan Loader Komatsu WA 350

II.5.3. Pengangkutan

Page 9: Bab II Tinjauan Umum

13

Sebanyak 40 unit dumptruck dengan berbagai jenis diantaranya Hino Dutro

130 HD, Toyota Dyna 130 HT, Isuzu Elf HD 125 PS dan Mitsubishi Fuso HD

125 PS di gunakan untuk kegiatan pengangkutan di perusahaan ini. 40 unit

dumptruck tersebut memiliki jenis pekerjaan yang berbeda yang dibagi menjadi 3

jenis pekerjaan yaitu:

1. Pengangkutan material bahan baku dari Sungai Brang Ene ke area disposal

2. Pengangkutan agregat hasil crushing

3. Pengangkutan aspal hotmix .ke daerah pembuatan atau perbaikan jalan raya

yang tersebar di berbagai wilayah Kabupaten Sumbawa Barat baik itu jalan

raya Kabupaten maupun jalan raya Negara.

Gambar 2.8. Pengangkutan material Sirtu dari Sungai Brang Ene ke area disposal

II.5.4. Pengolahan

Kegiatan pengolahan Sirtu terbagi menjadi 2 proses yaitu proses

penghancuran (crushing) dan proses mixing atau pencampuran dengan aspal curah

untuk menghasilkan aspal hotmix. Di PT. AKAS Sumbawa Barat proses

penghancuran atau crushing menggunakan 2 mesin crusher yang mempunyai

Page 10: Bab II Tinjauan Umum

14

kapasitas dan fungsi yang berbeda dengan kemampuan menghancurkan batuan

300 ton/hari, 1 crusher digunakan untuk menghasilkan agregat yang langsung

tercampur dengan ukuran dimensi yang berbeda-beda untuk di gunakan dalam

pengurukan atau pemadatan pondasi jalan raya, sedangkan 1 unit crusher lainnya

yang mempunyai kapasitas yang relatif lebih kecil di gunakan untuk

menghasilkan agregat dalam berbagai jenis ukuran yang nantinya akan

dimanfaatkan untuk diolah menjadi aspal hotmix. Selain itu di perusahaan ini juga

menggunakan alat pencampuran aspal hotmix (AMP) yang berbahan bakar

batubara dengan bahan baku pencampurannya yaitu batuan agregat yang sudah

melewati proses crushing dengan berbagai macam ukuran kemudian di campur

aspal mentah dan selanjutnya dipanaskan hingga menjadi aspal hotmix yang siap

digunakan untuk pembuatan jalan raya.

Gambar 2.9. Material hasil pengolahan