31
7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola penyebaran bercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya (Smeltzer & Suzanne C,2002:57). Bronkopneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi jamur dan seperti bakteri, virus, dan benda asing( Ngastiyah,2005) Bronkopneumonia adalah bronkolius terminal yang tersumbat oleh eksudat, kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk gabungan di dekat lobules, disebut juga pneumonia lobaris (Whaley& Wong,2000) Bronkopneumonia berasal dari kata bronchus dan pneumonia berarti peradangan pada jaringan paru-paru dan juga cabang tenggorokan (broncus). (Arief Mansjoer) Bronkopneumonia suatu cadangan pada parenkim paru yang meluas sampai bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru melalui cara penyebaran langsung melalui saluran

BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

7

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang

mempunyai pola penyebaran bercak, teratur dalam satu atau lebih area

terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang

berdekatan di sekitarnya (Smeltzer & Suzanne C,2002:57).

Bronkopneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh

bermacam-macam etiologi jamur dan seperti bakteri, virus, dan benda

asing( Ngastiyah,2005)

Bronkopneumonia adalah bronkolius terminal yang tersumbat oleh

eksudat, kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk

gabungan di dekat lobules, disebut juga pneumonia lobaris (Whaley&

Wong,2000)

Bronkopneumonia berasal dari kata bronchus dan pneumonia

berarti peradangan pada jaringan paru-paru dan juga cabang tenggorokan

(broncus). (Arief Mansjoer)

Bronkopneumonia suatu cadangan pada parenkim paru yang

meluas sampai bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi

pada jaringan paru melalui cara penyebaran langsung melalui saluran

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

8

pernafasan atau melalui hematogen sampai ke bronkus.(Riyadi sujono&

Sukarmin,2009)

Kesimpulannya bronkopneumonia adalah jenis infeksi paru yang

disebabkan oleh agen infeksius seperti bakteri, virus, jamur dan benda

asing yang mengenai daerah bronkus dan sekitar alveoli.

B. Anatomi dan Fisiologi

Gambar 2.1 : Saluran Pernafasan

(Sumber;http//www.medicastore.com )

1. Anatomi

Organ pernafasan berguna bagi transgportasi gas-gas

dimana organ-organ pernafasan tersebut dibedakan menjadi bagian

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

9

dimana udara mengalir yaitu rongga hidung, pharynx, larynx, trakhea,

dan bagian paru-paru yang berfungsi melakukan pertukaran gas-gas

antara udara dan darah.

a. Saluran nafas bagian atas, terdiri dari:

1) Hidung yang menghubungkan lubang-lubang sinus udara

paraanalis yang masuk kedalam rongga hidung dan juga

lubang-lubang naso lakrimal yang menyalurkan air mata

kedalam bagian bawah rongga nasalis kedalam hidung

2) Parynx (tekak) adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar

teanggorokan sampai persambungannya dengan esophagus

pada ketinggian tulang rawan krikid maka letaknya di belakang

hidung (naso farynx), dibelakang mulut(oro larynx), dan

dibelakang farinx (farinx laryngeal)

b. Saluran pernafasn bagian bawah terdiri dari :

1) Larynx (Tenggorokan) terletak di depan bagian terendah

pharnyx yang memisahkan dari kolumna vertebra, berjalan dari

farine-farine sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk

ke dalam trakhea di bawahnya.

2) Trachea (Batang tenggorokan ) yang kurang lebih 9 cm

panjangnya trachea berjalan dari larynx sampai kira-kira

ketinggian vertebra torakalis ke lima dan ditempat ini

bercabang menjadi dua bronchus (bronchi).

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

10

3) Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada

ketinggian kira-kira vertebralis torakalis kelima, mempunyai

struktur serupa dengan trachea yang dilapisi oleh jenis sel yang

sama. Cabang utama bronchus kanan dan kiri tidak simetris.

Bronchus kanan lebih pendek, lebih besar dan merupakan

lanjutan trachea dengan sudut lancip. Keanehan anatomis ini

mempunyai makna klinis yang penting.Tabung endotrachea

terletak sedemikian rupa sehingga terbentuk saluran udara

paten yang mudah masuk kedalam cabang bronchus kanan.

Kalau udara salah jalan, makap tidak dapat masuk kedalam

paru-paru akan kolaps (atelektasis).Tapi arah bronchus kanan

yang hampir vertical maka lebih mudah memasukkan kateter

untuk melakukan penghisapan yang dalam. Juga benda asing

yang terhirup lebih mudah tersangkut dalam percabangan

bronchus kanan ke arahnya vertikal. Cabang utma bronchus

kanan dan kiri bercabang-cabang lagi menjadi segmen lobus,

kemudian menjadi segmen bronchus. Percabangan ini terus-

menerus sampai cabang terkecil yang dinamakan bronchioles

terminalis yang merupakan cabang saluran udara terkecil yang

tidak mengandung alveolus.Bronchiolus terminal kurang lebih

bergaris tengah 1 mm.bronchiolus tidak diperkuat oleh cincin

tulang rawan, tetapi di kelilingi oleh otot polos sehingga

ukurannya dapat berubah, semua saluran udara dibawah

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

11

bronchiolus terminalis disebut saluran pengantar udara karena

fungsi utamanya dalah sebagai pengantar udara ketemapat

pertukaran gas paru-paru.Diluar bronchiolus terminalis

terdapat asinus yang merupakan unit fungsional paru-paru,

tempat pertukaran gas. Asinus terdiri bronchiolus respiratorius,

yang kadang- kadang memiliki kantung udara kecil atau

alveoli yang bersal dari dinding mereka.Duktus alveolaris yang

seluruhnya dibatasi oleh alveolus dan sakus alveolaris

terminalis merupakan struktur akhir paru-paru.

4) Paru merupakan organ elastik berbentuk kerucut yang terletak

dalam rongga toraks atau dada. Kedua paru-paru saling

terpisah oleh mediastinum central yang mengandung jantung

dan pembuluh-pembuluh darah besar.Setiap paru mempunyai

apeks (bagian atas paru) dan dasar.Pembuluh darah paru dan

bronchial, bronkus, saraf dan pembuluh limfe memasuuki tiap

paru pada bagian hilus dan membentuk akar paru.Paru kanan

lebih daripada kiri,paru kanan dibagi menjadi tiga lobus dan

paru kiri dibagi menjadi dua lobus. Lobus-lobus tersebut

dibagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen

bronchusnya. Paru kanan dibagi menjadi 10 segmen sedangkan

paru dibagi 10 segmen.Paru kanan mempunyai 3 buah segmen

pada lobus inferior, 2 buah segmen pada lobus medialis, 5

buah pada lobus superior kiri. Paru kiri mempunyai 5 buah

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

12

segmen pada lobus inferior dan 5 buah segmen pada lobus

superior.Tiap-tiap segmen masih terbagi lagi menjadi belahan-

belahan yang bernama lobules. Didalam lobolus, bronkhiolus

ini bercabang- cabang banyak sekali, cabang ini disebut duktus

alveolus.Tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang

diameternya antara 0,2- 0,3mm. Letak paru dirongga dada di

bungkus oleh selaput tipis yang bernama selaput pleura. Pleura

dibagi menjadi dua :1.) pleura visceral (selaput dada

pembungkus) yaitu selaput paru yang langsung membungkus

paru.2.) pleura parietal yaitu selaput yang melapisi rongga

dada sebelah luar. Antara kedua pleura ini terdapat rongga

(kavum) yang disebut kavum pleura.Pada keadaan normal,

kavum pleura ini vakum (hampa udara)sehingga paru dapat

berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat)

yang berguna untuk meminyaki permukaannya (pleura),

menghindarkan gesekan antara paru dan dinding sewaktu ada

gerakan bernafas. Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah

dari tekanan atmosfir, sehingga mencegah kolpas paru kalau

terserang penyakit, pleura mengalami peradangan, atau udara

atau cairan masuk ke dalam rongga pleura, menyebabkan paru

tertekan atau kolaps.

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

13

2. Fisiologi

a. Pernafasan paru (pernafasan pulmoner)

Fungsi paru adalah pertukaran gas oksigen dan

karbondioksida pada pernafasan melalui paru / pernafasan

eksternal, oksigen di pungut melalui hidung dan mulut, pada waktu

bernafas oksigen masuk melalui trachea dan pipa bronchial ke

alveoli, dan erat hubungan dengan darah di dalam kapiler

pulmonaris.

Hanya satu lapisan membrane yaitu membrane alveoli

kapiler, memisahkan oksigen dari darah, darah menembus dan

dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung.

Dari sini dipompa didalam arteri kesemua bagian tubuh. Darah

meninggalkan paru pada tekanan oksigen mmHg dan pada

tingkatan Hb 95% jenuh oksigen.

Didalam paru, karbondioksida salah satu buangan

metabolsme menembus membrane kapiler dan kapiler darah ke

alveoli dan setelah melalui pipa bronchial dan trachea di lepaskan

keluar melalui hidung dan mulut.

Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan

pulmoner pernafasan eksterna:

1.) Ventilasi pulmoner, gerakan pernafasan yang menukar udara

dalam alveoli dengan udara luar.

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

14

2.) Arus darah melaui paru, darah mengandung oksigen masuk

keseluruh tubuh, karbondioksida dari seluruh tubuh masuk

paru.

3.) Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga

jumlahnya yang bisa dicapai untuk semua bagian.

4.) Difusi gas yang membrane alveoli dan kapiler,

karbondioksida lebih mudah berdifusi daripada oksigen.

b. Pernafasan jaringan (pernafasn interna)

Darah yang menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen

( oksihemoglobin) mengitari seluruh tubuh dan mencapai kapiler,

dimana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut

oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen

berlangsung dan darah menerima sebagai gantinya hasil buangan

oksidasi yaitu karbondioksida.

Perubahan – perubahan berikut terjadi dalam komposisi

udara dalam alveoli, yang disebabkan pernafasan eksterna dan

pernafasan interna atau pernafasan jaringan.

Udara (atmosfer) yang dihirup:

Oksigen : 20%

Karbondioksida : 0-0,4%

Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan

kelembaban atmosfer.

Udara yang dihembuskan:

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

15

Nitrogen :79%

Oksigen :16%

Karbondioksida :4-0,4%

Udara yang dihembuskan jenuh dengan uap air dan

mempunyai suhunyang sama dengan badan (20 persen panas

badan hilang untuk pemanasan uadra yang dikeluarkan ).

c. Daya muat paru

Besarnya daya muat udara dalam paru 4500 ml- 5000 ml

(4,5 – 5 liter).Udara diproses dalam paru (inspirasi dan ekspirasi)

hanya 10% kurang lebih 500 ml disebut juga udar a pasang surut

(tidal air) yaitu yang dihirup dan yang dihembuskan pada pernafasn

biasa. Pada seorang laki- laki normal (4-5 liter) dan pada seorang

perempuan (3-4 liter). Kapasitas (h) berkurang pada penyakit paru-

paru) dan pada kelemahan otot pernafasan.

d. Pengendalian pernafasan

Mekanisme pernafasan diatur dan dikendalikan oleh dua

faktor uatam yaitu kimiawi dan pengendalian saraf. Adanya faktor

tertentu, merangsang pusat pernafasan yang terletak didalm

medulla oblongata, kalau dirangsang mengeluarkan impuls yang

disalurkan melalui saraf spiralis ke otot pernafasan ( otot diafragma

atau interkostalis).

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

16

1) Pengendalian oleh saraf

Pusat pernafasan adalah suatu pusat otomatik dalam

medulla oblongata mengeluarkan impuls eferen ke otot

pernafasan, melalui radik saraf sevikalis diantarkan ke

diafragma oleh saraf frenikus.

Impuls ini menimbulkan kontraksi ritmik pada otot

diafragma dan interkostalis yang kecepatannya kira- kira 15

kali setiap menit.

2.) Pengendalian secara kimia

Pengendalian dan pengaturan secara kimia meliputi :

Frekuensi kecepatan dan dalamnya gerakan pernafasan, pusat

pernafasan dalam sumsum sangat peka sehingga kadar alkali

harus tetap dipertahankan, karbondioksida adalah preduksi

asam metabolisme dan bahan kimia yang asam ini merangsang

pusat pernafasan untuk mengirim keluar impuls saarf yang

bekerja atas otot pernafasan.

e. Kecepatan pernafasan

Kecepatan pernafasan secara normal, ekspirasi akan

menyusul inspirasi dan kemudian istirahat, pada bayi ada kalanya

terbalik, inspirasi- istirahat –ekspirasi, disebut juga pernafasan

terbalik.

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

17

Kecepatan normal setiap menit berdasarkan umur :

Bayi prematur : 40 – 90x/menit

Neonatus : 30 – 80 x/menit

1 Tahun : 20- 40x/ menit

Inspirasi atau menarik nafas adalah proses aktif yang

diselenggarakan oleh kerja otot. Kontraksi diafragma meluaskan

rongga dada dari atas sampai bawah, yaitu vertical.Kenaikan iga-

iga dan sternum, yang ditimbulkan oleh kontaksi otot interkostalis,

meluaskan romgga dada kedua sisi dari belakang ke depan. Paru

yang bersifat elastis mengembang untuk mengisi ruang yang

membesar itu dan udara ditarik masuk kedalam saluran udara, otot

interkostalis eksterna diberi peran sebagai otot tambahan hanya bila

inspirasi menjadi gerak sadar.

Pada ekspirasi, udara dipaksa oleh pengendoran otot dan

karena paru kempes kembali, disebakan sifat elastis paru itu

gerakan ini adalah proses pasif.

Ketika pernafasan sangat kuat, gerakan dada bertambah,

otot leher dan bahu membantu menarik iga-iga dan sternum ke atas.

Otot sebelah belakang dan abdomen juga dibawa bergerak.

f. Kebutuhan tubuh akan oksigen

Dalam banyak keadaan, termasuk yang telah disebut

oksigen dapat diatur menurut keperluan orang tergantung pada

oksigen untuk hidupnya, kalau tidak mendapatkannya selam kurang

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

18

lebih 4 menit dapat mengakibatkan kerusakan pada otak yang tidak

dapat perbaiki dan biasanya pasien meninggal. Keadaan genting

timbul bila misalnya seorang anak menutupi kepala dan mukanya

dengan kantong plastic menjadi lemas. Tetapi hanya penyadiaaan

oksigen berkurang, maka pasien menjadi kacau pikirannya, ia

menderita anoxia serebralis. Hal ini terjadi pada orang yang bekerja

dalam ruangan sempit tertutup seperti dalam ruang kapal, oksigen

yang ada mereka habiskan dan kalau mereka tidak diberi oksigen

untuk bernafas atau tidak dipindahkan ke udara yang normal, maka

akan meninggal karena anoxemia. Istilah lain adalah hypoxemia

atau hipoksia. Bila oksigen didalam darah tidak mencukupi maka

warna merahnya hilang dan berubah menjadi kebiru- biruan, bibir

telingga, lengan dan kaki pasien menjadi kebiru- biruan dan

keadaan itu disebut sianosis (Evelyn C.Pearce, 2002)

C. Etiologi atau predisposisi

Secara umum individu yang terserang bronchopneumonia

diakibatkan oleh adanya penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap

virulensi organisme pathogen. Orang yang normal dan sehat mempunyai

mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas :

reflek glottis dan batuk, adanya lapisan mucus, gerakan silia yang

menggerakan kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat.

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

19

Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri,

jamur, protozoa, mikrobakteri, mikoplasma, dan riketsia. (Sandra

M.Nettina, 2001:628) antara lain:

1. Bakteri : Streptococcus, Staphylococus,H. Influenza, Klebsiella.

2. Virus : Legionella pneumonia

3. Jamur : Aspergillus spesies, Candida albicans

4. Aspirasi makanan, sekresi orofariengal atau isi lambung kedalam paru

5. Terjadi karena kongesti paru yang lama.

Sebab lain dari pneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi

pada pasien yang daya tahannya terganggu, atau terjadi aspirasi flora

normal yang terdapat dalam mulut dank arena adanya pneumocystis

crania, Mycoplasma. (Smeltzer & Suzanne C, 2002: 572 dan Sandra

M.Nettina, 2001:628).

D. Patofisiologi

Bronchopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas

bagian atas yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus, Haemophilus

influenza atau karena aspirasi makanan dan minuman. Dari saluran

pernafasan dengan gambaran sebagai berikut:

1. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal,

yaitu dilatasi pembuluh darah alveoli, peningkatan suhu, dan

edema antara kapiler dan alveoli

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

20

2. Ekspansi kuman melaui pembuluh darah kemudian masuk

kedalam saluran pencernaan dam menginfeksinya

mengakibatkan terjadinya peningkatan flora normal dalam

usus, peristaltic meningkat akibat usus mengalami malabsorbsi

dan kemudian terjadilah diare yang beresiko terhadap

gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

E. Manifestasi Klinik

Bronchopneumonia biasanya didahului oleh infeksi

traktusrespiratoris bagian atas selama beberapa hari suhu tubuh naik

sangat mendadak sampai 39-40 derajat celcius dan kadang disertai kejang

karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispenia pernafasan cepat

dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung serta sianosis sekitar

hidung dan mulut, kadang juga disertai muntah dan diare. Batuk biasanya

tidak ditemukan pada permulaan penyakit tapi setelah beberapa hari

mula-mula kering kemudian menjadi produktif.

Pada stadium permulaan sukar dibuat diagnosis dengan

pemeriksaan fisik tetapi dengan adanya nafs dangkal dan cepat, pernafasan

cuping hidung dan sianosis sekitar hidung dan mulut dapat diduga adanya

pneumonia. Hasil pemeriksaan fisik tergantung luas daerah auskultasi

yang terkena, pada perkusi sering tidak ditemukan kelainan dan pada

auskultasi mungkin hanya terdengar ronchi basah nyaring halus dan

sedang. (Ngastiyah, 2005).

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

21

F. Penatalaksanaan

1. Oksigen 1-2 liter per menit

2. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan eksternal bertahap

melaui selang nasogastrik dengan feeding drip

3. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin

normal dan beta agonis untuk transport muskusilier

4. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa elektrolit (Arief Mansjoer,

2000)

G. Pengkajian fokus

1. Pengkajian fokus

a. Demografi meliputi;nama, umur, jenis kelamin, dan pekerjaan.

b. Keluhan utama

Saat dikaji biasanya penderita bronchopneumonia akan

mengeluh sesak nafas, disertai batuk ada secret tidak bisa keluar.

c. Riwayat penyakit sekarang

Penyakit bronchitis mulai dirasakan saat penderita

mengalami batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari

terutama pada saat bangun pagi selama minimum 3 bulan berturut-

turut tiap tahun sedikitnya 2 tahun produksi sputum (hijau, putih/

kuning) dan banyak sekali.

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

22

Penderita biasanya menggunakan otot bantu pernfasan,

dada terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter AP, bunyi

nafas krekels, warna kulit pucat dengan sianosis bibir, dasar kuku.

d. Riwayat penyakit dahulu

Biasanya penderita bronchopneumonia sebelumnya belum

pernah menderita kasus yang sama tetapi mereka mempunyai

riwayat penyakit yang dapat memicu terjadinya bronchopneumonia

yaitu riwayat merokok, terpaan polusi kima dalam jangka panjang

misalnya debu/ asap.

e. Riwayat penyakit keluarga

Biasanya penyakit bronchopneumonia dalam keluarga

bukan merupakan faktor keturunan tetapi kebiasaan atau pola

hidup yang tidak sehat seperti merokok.

f. Pola pengkajian

1. Pernafasan

Gejala : Nafas pendek (timbulnya tersembunyi dengan

batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari

( terutama pada saat bangun) selama minimum 3

bulan berturut- turut) tiap tahun sedikitnya 2 tahun.

Produksi sputum (Hijau, putih/ kuning) dan banyak

sekali

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

23

Riwayat pneumonia berulang, biasanya terpajan

pada polusi kimia/ iritan pernafasan dalam jangka

panjang (misalnya rokok sigaret), debu/ asap

(misalnya : asbes debu, batubara, room katun,

serbuk gergaji)

Pengunaaan oksigen pada malam hari atau terus

menerus.

Tanda : Lebih memilih posisi tiga titik ( tripot) untuk

bernafas, penggunaan otot bantu pernafasan (

misalnya : meninggikan bahu, retraksi supra

klatikula, melebarkan hidung)

Dada : Dapat terlihat hiperinflasi dengan peninggian

diameter AP ( bentuk barel), gerakan difragma

mini mal.

Bunyi nafas : Krekels lembab, kasar

Warna : Pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku

abu- abu keseluruhan.

2. Sirkulasi

Gejala : Pembengkakan ekstremitas bawah

Tanda : Peningkatan tekanan darah

Peningkatan frekuensi jantung / takikardi

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

24

Berat, disritmia Distensi vena leher

(penyakit berat) edema dependen, tidak

berhubungan dengan penyakit jantung.

Bunyi jantung redup ( yang berhubungan

dengan peningkatan diameter AP dada).

Warna kulit / membrane mukosa : normal

atau abu-abu/ sianosis perifer. Pucat dapat

menunjukan anemia.

3. Makanan / cairan

Gejala : Mual / muntah

Nafsu makan buruk / anoreksia ( emfisema)

Ketidakmampuan untuk makan karena distress

pernafasan

Tanda : Turgor kulit buruk

Berkeringat

Palpitasi abdominal dapat menyebabkan

hepatomegali.

4. Aktifitas / istirahat

Gejala : Keletihan, keletihan, malaise

Ketidakmampuan melakukan aktifitas sehari- hari

karena sulit bernafas

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

25

Ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur dalam

posisi duduk tinggi .

Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap

aktifitas atau istirahat

Tanda : Keletihan

Gelisah/ insomnia

Kelemahan umum / kehilangan masa otot

5. Integritas ego

Gejala : Peningkatan faktor resiko

Tanda : Perubahan pola hidup

Ansietas, ketakutan, peka rangsang

6. Hygiene

Gejala : Penurunan kemampuan / peningkatan kebutuhan

melakukan aktifitas sehari- hari

Tanda : Kebersihan buruk, bau badan.

7. Keamanan

Gejala : riwayat alergi atau sensitive terhadap zat / faktor

lingkungan.

Adanya infeksi berulang.

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

26

H. Pemeriksaan Penunjang

Untuk dapat menegakkan diagnose keperawatan dapat digunakan cara:

1. Pemeriksaan laboratorium

a. Pemeriksaan darah

Pada kasus bronkopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis

( meningkatnya jumlah neutrofil) ( Sandra M,Nettina 2001: 684).

b. Pemeriksaan sputum

Bahan pemeriksaan diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam.

Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta

tes sensifitas untuk mendeteksi agen infeksius (Barbara C, Long,

1996 : 435)

c. Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status

asam basa (Sandra M, Nettina, 2001 : 684)

d. Kultur darah untuk mendeteksi bakterimia

e. Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunologi untuk

mendeteksi antigen mikroba (Sandra M, Nettina 2001 : 684)

2. Pemeriksaan radiologi

a) Rontgenogram thoraks

Menunujukan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada

infeksi pneumokokal atau klebsiella. Infilrate multiple

seringkali dijumpai pada infeksi stafilokokus dan haemofilus

(Barbara C, Long, 1996 : 435).

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

27

Laringoskopi / bronkoskopi untuk menentukan apkah jalan nafas

tersumbat oleh benda padat (Sandra M, Nettina, 2001).

I. Komplikasi

Komplikasi dari bronchopneumonia adalah :

1. Atelektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna atau

kolaps paru yang merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau reflek

batuk hilang

2. Empyema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalm

rongga pleura yang terdapat disatu tempat atau seluruh rongga

pleura.

3. Abses paru adalah pengumpulan pus dala jaringan paru yang

meradang

4. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial

5. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.

(Whaley Wong, 2006)

K. Diagnosa keperawatan

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi

trakeobonkial. Pembentukan edema, peningkatan produksi sputum

(Doengoes,1999 :166).

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan membrane alveolus

kapiler, gangguan kapasitas pembawa oksigen darah, gangguan

penerimaan oksigen (Doengoes, 1999 : 166).

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

28

3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi dalam

alveoli (Doengoes, 1999 :177).

4. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

kehilangan cairan berlebihan, penurunan masukan oral (Doengoes,

1999 : 172).

5. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan toksemia (Suyono

riyadi,2009)

6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen untuk

aktifitas sehari- hari (Doengoes, 1999 :170).

L. Fokus Intervensi dan Rasionalnya

1. Diagnosa keperawatan : Bersihan jalan nafas tidak efektif

berhubungan dengan inflamasi trakeobronkial, pembentukan edema,

peningkatan produksi sputum

Tujuan : Mengidentifikasi / menunjukan perilaku mencapai

bersihan jalan nafas

Kriteria hasil : Menunjukan jalan nafas paten dengan bunyi nafas

bersih, tidak ada dispenia.

Intervensi

a. Kaji frekuensi / kedalaman pernafasan dan gerakan dada

Rasional : Takipneau, pernafasan dangkal, dan pergerakan

dada tidak simetris sering terjadi karena ketidaknyamanan gerakan

dinding dada dan cairan paru.

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

29

b. Auskultasi area paru, catat area penurunan atau / tak ada aliran

udara dan bunyi nafas adventius. Misalnya : krekels atau mengi.

Rasional : Penurunan aliran udara terjadi pada area

konsolidasi dengan cairan. Bunyi nafas bronchial ( normal pada

bronkus) dapat juga terjadi pada area konsolidasi.

Krekels, ronki, mengi terdengar inspirasi dan / ekspirasi

pada respon terhadap pengumpulan cairan, secret kental, dan

spasme jalan nafas/ obstruksi.

c. Bantu pasien latihan nafas sering. Bantu pasien mempelajari

melakukan batuk, misalnya dengan menekan dada dan batukl

efektif sementara posisi duduk tinggi.

Rasional : Nafas dalam memudahkan ekspansi maksimum

paru- paru / jalan nafas lebih kecil. Batuk adalah mekanisme

pembersihan jalan nafas alami, membantu silia untuk

mempertahankan jalan nafas pasien. Penekanan menurunkan

ketidaknyamanan dada dan posisi duduk memungkinkan upaya

nafas lebih dalam dan lebih kuat.

d. Berikan cairan sedikitnya 1000 ml/ hari (kecuali kontraindikasi).

Tawarkan air hangat daripada dingin.

Rasional : Cairan (khususnya hangat) memobilisasi dan

mengeluarkan sekret.

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

30

e. Lakukan penghisapan sesuai indikasi.

Rasional : Merangsang batuk atau pembersihan jalan nafas

secara mekanik pada pasien yang tidak mampu melakukan, karena

batuk tidak efektif atau perubahan tingkat kesadaran.

f. Berikan sesuai indikasi : mukolitik, ekspektoran, bronkodilator,

analgesic.

g. Rasional : Alat untuk menurunkan spasme bronkus dengan

mobilisasi secret. Analgesik diberikan untuk memperbaiki batuk

dengan menurunkan ketidaknyamanan tetapi harus digunakan

secara hati- hati, karena dapat menurukan upaya batuk / menekan

pernafasan.

2. Diagnosa keperawatan : gangguan pertukaran gas berhubungan

dengan perubahan membrane alveolus kapiler, gangguan kapasitas

pembawa oksigen darah, gangguan pengiriman oksigen.

Tujuan : Menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigen

jaringan dengan GDA dalam rentang normal dan tidak ada gejala

distress pernafasan

Kriteria Hasil : Berpartisipasi pada tindakan untuk

memaksimalkan oksigenasi

Intervensi

a. Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernafas.

Rasional : Manifestasi distress pernafasan tergantung pada

indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum.

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

31

b. Observasi warna kulit, membrane mukosa, dan kuku. Catat adanya

sianosis perifer atau sirkulasi sentral

Rasional : Sianosis kuku menunjukan vasokonstriksi atau

respon tubuh terhadap demam / menggigil. Namun, sianosis daun

telinga, membrane mukosa, dan kulit sekitar mulut menunjukan

hipoksemia sistemik.

c. Awasi frekuensi jantung / irama.

Rasional : Takikardia biasanya ada karena demam/ dehidrasi.

Tetapi juga dapat merupakan respon terhadap hipoksemia.

d. Pertahankan istirahat tidur. Dorong menggunakan teknik relaksasi

dan aktifitas senggang.

Rasional : Mencegah terlalu lelah dan menurunkan

kebutuhan/ konsumsi oksigen untuk memudahkan perbaikan

infeksi.

e. Tinggikan kepala dan dorong untuk sering mengubah posisi, nafas

dalam dan batuk efektif.

Rasional : tindakan ini mengingatkan inspirasi maksimal,

meningkatkan pengeluaran secret untuk perbaikan ventilasi.

f. Kaji tingkat ansietas. Dorong menyatakan masalah / perasaan.

Jawab pertanyaan dengan jujur, kunjungi dengan sering sesuai

indikasi.

Rasional : Ansietas adalah manifestasi masalah psikologi

sesuai dengan respon fisiologi terhadap hipoksia.

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

32

Pemberian keyakinan dan peningkatan rasa aman dapat

menurunkan komponen psikologis, sehingga menurunkan

kebutuhan oksigen dan efek merugikan dari respon fisiologi.

g. Berikan terapi oksigen dengan benar.

Rasional : Tujuan terapi oksigen adalah mempertahankan

PaO2 diatas 60 mmHg. Oksigen diberikan dengan metode yang

memberikan pengiriman dengan tepat dalam toleransi pasien.

3. Diagnosa keperawatan : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan

proses inflamasi dalam alveoli

Tujuan : Menunjukan pola nafas tidak efektif dengan

frekuensi dan kedalaman rentang normal dan paru bersih

Kriteria Hasil : Partisipasi dalam aktifitas/ perilaku peningkatan

fungsi paru.

Intervensi

a. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat

upaya pernafasan, termasuk penggunaan otot bantu/ pelebaran

nasal.

Rasional : Kecepatan biasanya meningkat. Dispnea

dan terjadi peningkatan kerja nafas. Kedalaman pernfasan

bervariasi tergantung derajat gagal nafas.

b. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas adventius

seperti krekels atau mengi

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

33

Rasional : Bunyi nafas menurun / tidak ada jika jalan

nafas obstruksi sekunder terhadap perdarahan, bekuan atau

kolaps jalan nafas kecil ( atelektasis). Ronki dan mengi

menyertai obstruksi jalan nafas.

c. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi. Bantu pasien

turu dari tempat tidur dan ambulasi dini.

Rasional : Duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru

dan memudahkan pernafasan. Pengubahan posisi dan ambulasi

meningkatakan pengisian udara segmen paru berbeda sehingga

memperbaiki difusi gas.

d. Observasi pola batuk dan karakteristik sekret.

Rasional : Kongesti alveolar mengakibatkan batuk

kering/ iritasi. Sputum berdarah dapat diakibatkan oleh

kerusakan jaringan ( infark paru) atau anti koagulan berlebihan.

e. Berikan oksigen tambahan

Rasional : Memaksimalkan bernafas dan menurunkan

kerja nafas.

f. Berikan humidifier tambahan, misalnya nebulizer.

Rasional :Memberikan kelembaban pada membrane

mukosa dan membantu pengenceran secret untuk memudahkan

pembersihan.

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

34

4. Diagnosa keperawatan : gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan, penurunan

masukan oral

Tujuan : Menunjukan keseimbangan cairan

Kriteria Hasil : Membran mukosa lembab, turgor kulit baik,

pengisian kapiler cepat, tanda vital stabil

Intervensi

a. Kaji perubahan tanda vital, peningkatan suhu tubuh

Rasional : Peningkatan suhu meningkatkan laju

metabolic dan kehilangan cairan melalui evaporasi.

b. Kaji turgor kulit, kelembaban membrane mukosa.

Rasional : Indikator langsung keadekuatan volume

cairan, meskipun membrane mukosa mulut mungkin kering

karena nafas mulut dan oksigen tambahan.

c. Tekankan cairan setidaknya 1000ml/ hari atau sesuai kondisi

individual.

Rasional : Pemenuhan kebutuhan dasar cairan,

menurunkan resiko dehidrasi

d. Beri obat sesuai indikasi, misalnya antipiretik, antiemetic.

Rasional : Berguna menurunkan kehilangan cairan.

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

35

e. Berikan cairan tambahan IV sesuai kebutuhan.

Rasional : Pada dasarnya penurunan masukan /

banyak kehilangan. Penggunaan parenteral dapat memperbaiki

/ mencegah kekurangan.

5. Diagnosa keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolic sekunder

terhadap demam dan proses infeksi, anorexia, distensi abdomen

Tujuan : Pemenuhan nutrisi mencukupi kebutuhan

Kriteria Hasil : Menunjukan peningkatan nafsu makan,

mempertahankan / meningkatkan berat badan

Intervensi

a. Identifikasi faktor yang menimbulkan mual / muntah, misalnya:

Sputum banyak, pengobatan, atau nyeri.

Rasional : Pilihan intervensi tergantung penyebab

masalah.

b. Berikan / bantu kebersihan mulut setelah muntah, drainase

postural dan sebelum makan.

Rasional : Menghilangkan tanda bahaya, rasa, bau

dari lingkungan pasien yang dapat menurunkan mual.

c. Berikan makan porsi kecil dan sering, termasuk makanan

kering dan makanan yang menarik untuk pasien.

Rasional : Meningkatkan masukan walaupun nafsu

makan mungkin lambat untuk kembali

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

36

d. Evaluasi status nutrisi umum, ukur berat badan.

Rasional :Adanya kondisi kronis (seperti PPOM atau

alkoholisme) atau keterbatasan keuangan dapat menimbulkan

malnutrisi, rendahnya tahanan terhadap infeksi, dan atau

lambatnya respon terhadap terapi.

6. Diagnosa keperawatan : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan

insufisiensi oksigen untuk aktivitas hidup sehari- hari

Tujuan : Peningkatan toleransi terhadap aktivitas

Kriteria Hasil : tidak ada dispneau, kelemahan berlebihan, dan

tanda vital dalam rentang normal

Intervensi

a. Evaluasi respon pasien terhadap aktifitas. Catat laporan

dispneu, peningkatan kelemahan, dan perubahan tanda vital

selama dan setelah aktifitas.

Rasional : Menetapkan kebutuhan / kemampuan

pasien dan memudahkan dalam pemilihan intervensi.

b. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase

akut sesuai indikasi. Dorong penggunaaan manajemen stress

dan pengalihan yang tepat.

Rasional : Menurunkan stress dan rangsangan

berlebih.

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-ruffaedahg... · 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronkopneumonia

37

c. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan

pentingnya keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.

Rasional : Tirah baring dipertahankan selama fase

akut untuk menurunkan kebutuhan metabolik, menghemat

energy untuk penyembuhan. Pembatasan aktivitas dengan

respon individual pasien terhadap aktifitas dan perbaikan

kegagalan pernafasan.

d. Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat / tidur.

Rasional : Pasien mungkin nyaman dengan kepala

tinggi atau tidur di kursi.

e. Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Berikan

kemajuan peningkatan aktivitas selama fase penyembuhan.

Rasional : Menurunkan keletihan dan membantu

keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.