50
10 BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT 1. DEFINISI Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada patogen penyebabnya, faktor lingkungan, dan faktor pejamu. ISPA didefinisikan sebagai penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari. Gejalanya meliputi demam, batuk, dan sering juga nyeri tenggorok, coryza (pilek), sesak napas, mengi, atau kesulitan bernapas. Penyebab kuman patogen yang menyebabkan ISPA adalah rhinovirus, respiratory syncytial virus, parain influenzaenza virus, severe acute respiratory syndromeassociated coronavirus (SARS-CoV), dan virus Influenza (WHO, 2007). Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung hingga kantong paru (alveoli), termasuk jaringan ”aneksannya”, seperti sinus/rongga disekitar hidung (sinus para nasal), rongga telinga tengah, dan pleura (Depkes RI, 2011).

BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

10

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT

1. DEFINISI

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran

pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan

berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau

infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung

pada patogen penyebabnya, faktor lingkungan, dan faktor pejamu. ISPA

didefinisikan sebagai penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan

oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia. Timbulnya

gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam sampai beberapa

hari. Gejalanya meliputi demam, batuk, dan sering juga nyeri tenggorok,

coryza (pilek), sesak napas, mengi, atau kesulitan bernapas. Penyebab

kuman patogen yang menyebabkan ISPA adalah rhinovirus, respiratory

syncytial virus, parain influenzaenza virus, severe acute respiratory

syndromeassociated coronavirus (SARS-CoV), dan virus Influenza

(WHO, 2007).

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai dari

hidung hingga kantong paru (alveoli), termasuk jaringan ”aneksannya”,

seperti sinus/rongga disekitar hidung (sinus para nasal), rongga telinga

tengah, dan pleura (Depkes RI, 2011).

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

11

2. ETIOLOGI

Lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Bakteri penyebabnya

antara lain dari Genus streptokokus, stafilokokus, pnemokokus,

hemofilus, bordetella, dan korinebacterium. Virus penyebabnya antara

lain golongan mikovirus, adenovirus, koronavirus, pikornavirus,

mikoplasma, herpesvirus. Bakteri dan virus yang paling sering menjadi

penyebab ISPA diantaranya bakteri stafilokokus dan streptokokus serta

virus influenza yang di udara bebas akan masuk dan menempel pada

saluran pernapasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung. Biasanya

bakteri dan virus tersebut menyerang anak-anak usia di bawah 2 tahun

yang kekebalan tubuhnya lemah atau belum sempurna dan rendahnya

asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi lingkungan.

Peralihan musim kemarau ke musim hujan juga menimbulkan risiko

serangan ISPA (Kartika Sari Wijayaningsih, S.Kep., Ners, 2013).

3. TANDA DAN GEJALA

Tanda Gejala ISPA menurunnya sistem kekebalan atau daya tahan tubuh,

misalnya karena kelelahan atau stres. Pada stadium awal, gejalanya

berupa rasa panas, kering dan gatal dalam hidung, yang kemudian diikuti

bersin terus menerus, hidung tersumbat dengan ingus encer serta demam

dan nyeri kepala. Permukaan mukosa hidung tampak merah dan

membengkak. Infeksi lebih lanjut membuat sekret menjadi kental dan

sumbatan di hidung bertambah. Bila tidak terdapat komplikasi, gejalanya

akan berkurang sesudah 3-5 hari. Komplikasi yang mungkin terjadi

adalah sinusitis, faringitis, infeksi telinga tengah, infeksi saluran tuba

eustachii, hingga bronkhitis dan pneumonia (radang paru). Secara umum

gejala ISPA meliputi demam, batuk, dan sering juga nyeri tenggorok,

coryza (pilek), sesak napas, mengi atau kesulitan bernapas) WHO

(2007).

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

12

4. PATOFISIOLOGI

Bakteri Virus Jamur

(Streptocucus) (mikrovirus, adnovirus)

ISPA

Reaksi Antibodi Antigen Silia yang terdapat pada permukaan

Saluran pernapasan bergerak ke atas

Radang pada saluran napas atas Virus masuk ke Faring

Infeksi produksi mukus Merusak lapisan epitel

dan mukosa Saluran

pernapasan

Tubuh menggigil dan Iritasi

demam

Peradangan

Batuk Kering

Sakit saat mengunyah

` [Type a quote

Anoreksia

Bersihan jalan

napas tidak

efektif

Peningkatan Suhu Tubuh

Gangguan Nutrisi : Kurang dari

Kebutuhan tubuh

Nyeri Akut

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

13

5. KLASIFIKASI

Klasifikasi menurut Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA)

mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:

a. Pneumonia berat : ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding

dada kedalam (chest indrawing).

b. Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.

c. Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai

demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat.

Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia.

Klasifikasi berdasarkan lokasi anatomik

a. ISPA bagian atas adalah infeksi akut menyerang hidung sampai

epiglotis, misalnya:

1) Tonsilitis, penyakit ini ditandai rasa sakit pada saat menelan diikuti

dengan demam dan kelemahan tubuh, dapat disebabkan oleh virus

dan bakteri.

2) Common cold adalah infeksi primer di nasofaring dan hidung yang

sering dijumpai pada balita yang disertai demam tinggi.

3) Sinusitus akut merupakan radang pada sinus, beringus, sakit

kepala, demam, malaise dan nausea.

4) Pharingitis yaitu peradangan pada mukosa pharing dengan gejala

demam disertai menggigil, rasa sakit pada tenggorokan, sakit

kepala, sakit saat menelan dan lain-lain.

b. ISPA bagian bawah adalah infeksi saluran pernapasan dari epiglotis

sampai alveoli paru, misalnya:

1) Bronchitis akut adalah demam yang disertai batuk-batuk, sesak

napas, dahaknya sulit keluar karena menjadi lengket, ditemukan

adanya ronki basah dan wheezing.

2) Pneumonia adalah radang paru-paru disertai eksudasi dan

konsolodasi, panyakit penyakit ini muncul karena akut dengan

demam, penderita pucat, batuk-batuk dan pernapasan menjadi

cepat.

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

14

3) Bronkopnemonia adalah peradangan paru-paru, biasanya dimulai di

bronkioli terminal, gejalanya adalah demam, sesak napas, batuk

dengan dahak yang kuning kehijauan dan biasanya berupa serangan

yang datangnya secara tiba-tiba.

4) Tubercolosis paru adalah penyakit yang disebabkan M.

Tuberculosis, gejalanya batuk biasanya disertai darah, panas, nyeri

dada, kurus akibat kurang nafsu makan.

c. Klasifikasi berdasarkan derajat keparahan penyakit menurut (Kartika

Sari Wijayaningsih, S.Kep., Ners, 2013).

1) ISPA Ringan

Batuk tanpa pernafasan cepat atau kurang dari 40kali/menit, hidung

tersumbat atau berair, tenggorokan merah, telinga berair.

2) ISPA Sedang

Batuk dan napas cepat tanpa stridor, gendang telinga merah, dari

telinga keluar cairan kurang dari 2 minggu. Faringitis purulen

dengan pembesaran kelenjer limfe leher yang nyeri tekan (adentis

servikal).

3) ISPA Berat

Batuk dengan napas cepat dan stridor, membran keabuan di faring,

kejang, apnea, dehidrasi berat atau tidur terus, tidak ada sianosis.

4) ISPA Sagat Berat

Batuk dengan napas cepat, stridor dan sianosis serta tidak dapat

minum.

6. KOMPLIKASI

Komplikasi yang sering terjadi antara lain :

a. Otitis Media

b. Sinusitis

c. Bronchitis

d. Bronkopneumonia

e. Pleuritis (Alsagaff & Mukty, 2010)

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

15

7. PENATALAKSANAAN

Hingga saat ini belum ditemukan obat khusus anti virus. Terapi

ditunjukkan untuk :

a. Simtomatik dan platif

1) Antipiretik dan analgetik : Asetosal, parasetamol, Metampiron

2) Antitusif : Kodein-HCL, Noskapin

3) Hipnotika

4) Roboransia

5) Istirahat yang cukup

b. Penyulit/komplikasi

1) Bila terjadi peningkatan obstruksi bronkus pada penderita PPOM

atau asma bronchial dapat diberi kortikosteroid jangka pendek

ditambah bronkodilator beta-adrenergik.

2) Antibiotik perlu ditambah bila terjadi infeksi sekunder bakteri.

8. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Diagnosis ISPA oleh karena virus dapat ditegakkan dengan pemeriksaan

laboratorium terhadap jasad renik itu sendiri. Ada tiga cara pemeriksaan

yang lazim dikerjakan yaitu :

a. Biakan Virus

Bahan berasal dari sekret hidung atau hapusan dinding belakang

faring kemudian dikirim dalam media gelatin, lactalbumine dan

ekstrak yeast (GLY) dalam suhu 4oC. Untuk enterovirus dan

adenovirus selain bahan diambil dari dua tempat dapat juga diambil

dari tinja dan hapusan rektum. Untuk pembiakan Mikoplasma

pneumonia digunakan media tryticase, soya boilon dan bovine

albumin (TSB).

b. Reaksi Serologis

Reaksi serologis yang digunakan antara lain adalah peningkatan

komplemen, reaksi hambatan hemadsorpsi, reaksi hambatan

hemaglutinasi, reaksi netralisasi, Radioimmunoassay (RIA) serta

Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

16

c. Diagnostik Virus secara langsung

Dengan cara khusus yaitu imonofluoresensi RIA, ELISA dapat

diidentifikasi virus influenza, RSV dan mikoplasma pneumonia

mikropon electron juga dipergunakan pada pemeriksaan virus corona.

Selain itu, dapat juga deilakukan dengan cara yang lebih sederhana

yaitu pemeriksaan darah tepi, jumlah leukosit dan hitung jenis.

Leukositosis dengan peningkatan sel PMN di dalam darah maupun

sputum menandakan ada infeksi sehunder oleh karena bakteri. Jarang

terjadi leokositosis yang paling sering jumlah leukosit atau rendah

(Alsagaff & Mukty, 2010).

B. Pemenuhan Kebutuhan Oksigen

Manusia membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup. Tanpa Oksigen

dalam sirkulasi aliran darah, individu akan meninggal dalam hitungan

menit. Oksigen diberikan ke sel dengan mempertahankan jalan napas tetap

terbuka dan sirkulasi yang adekuat. Pemenuhan kebutuhan oksigen pada

klien yang mengalami ISPA akan mengalami hambatan, karena terjadi

perubahan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen atau fungsi pernapasan

yang dipengaruhi oleh kondisi seperti : pergerakan udara masuk atau keluar

dari paru, difusi oksigen dan karbon dioksida, dan transport oksigen dan

karbon dioksida melalui darah keseluruh jaringan. Pada penyakit ISPA klien

mengalami gangguan kebersihan jalan napas yang mengakibatkan suplai

oksigen dalam tubuh berkurang.

1. Faktor yang mempengaruhi oksigenasi

Menurut Eni & Yupi (2015), oksigenasi diepengaruhi oleh tiga faktor,

yaitu:

a. Hiperventilasi

Hiperventilasi adalah peningkatan pergerakan udara masuk dan keluar

dari paru. Selama hiperventilasi, frekuensi dan kedalaman pernapasan

meningkat, dan lebih banyak CO2 yang dibuang daripada yang

dihasilkan (Kozier, 2010).

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

17

b. Hipoventilasi

Hipoventilasi yaitu penurunan pergerakan udara masuk dan keluar

dari paru. Dengan hipoventilasi, CO2 sering kali menumpuk dalam

darah, sebuah kondisi yang disebut hiperkarbia (hinmerkapnia)

(Kozier, 2010).

c. Hipoksia

Hipoksia adalah suatu kondisi ketidakcukupan oksigen di tempat

manapun di dalam tubuh, dari gas yang diinspirasi ke jaringan.

Hipoksia dapat dihubungkan dengan setiap bagian dalam pernapasan-

ventilasi, difusi gas, atau transport gas oleh darah – dan dapat

disebabkan oleh setiap kondisi yang mengubah satu atau semua

bagian dalam proses tersebut (Kozier, 2010).

C. Asuhan keperawatan keluarga

1. Konsep Dasar Keluarga :

a. Pengertian Keluarga

Pengertian keluarga akan berbeda satu dengan yang lainnya, hal ini

bergantung kepada orientasi dan cara pandang yang digunakan

seseorang dalam mendefinisikannya, antara lain :

WHO (1969)

Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan

melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.

Depkes RI (1988)

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari atas

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal

disuatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling

ketergantungan

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

18

Sayekti (1994)

Suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara

orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang

laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan tanpa

anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah

rumah tangga.

Friedman (2010)

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan

tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan

pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai

bagian dari keluarga.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga

adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh

hubungan darah untuk saling membagi pengalaman dan melakukan

pendekatan emosional dengan peran masing-masing yang berkumpul

dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

b. Bentuk Keluarga

Beberapa bentuk keluarga dapat diklasifikasikan menjadi keluarga

tradisional dan keluarga nontradisional adalah sebagai berikut:

1) Tipe keluarga tradisional

a) The Nuclear family (keluarga inti).

Keluarga yang terdiri atas suami, istri, dan anak, baik anak

kandung maupun anak angkat.

b) The dyad family (keluarga dyad)

Keluarga yang terdiri atas suami dan istri tanpa anak. Hal yang

perlu Anda ketahui, keluarga ini mungkin belum mempunyai

anak atau tidak mempunyai anak, jadi ketika nanti Anda

melakukan pengkajian data dan ditemukan tipe keluarga ini

perlu Anda klarifikasi lagi datanya.

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

19

c) Single parent

Keluarga yang terdiri atas satu orang tua dengan anak (kandung

atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau

kematian.

d) Single adult

Keluarga yang terdiri atas satu orang dewasa. Tipe ini dapat

terjadi pada seorang dewasa yang tidak menikah atau tidak

mempunyai suami.

e) Extended family.

Keluarga yang terdiri atas keluarga inti ditambah keluarga lain,

seperti paman, bibi, kakek, nenek, dan sebagainya. Tipe

keluarga ini banyak dianut oleh keluarga Indonesia terutama di

daerah pedesaan.

f) Middle-aged or elderly couple

Orang tua yang tinggal sendiri di rumah (baik suami/istri atau

keduanya), karena anak-anaknya sudah membangun karir

sendiri atau sudah menikah.

g) Kin-network family.

Beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan

dan menggunakan barang-barang pelayanan, seperti dapur dan

kamar mandi yang sama

2) Tipe keluarga nontradisional

Tipe keluarga ini tidak lazim ada di Indonesia, terdiri atas

beberapa tipe:

a) Unmarried parent and child family.

Keluarga yang terdiri atas orang tua dan anak dari hubungan

tanpa nikah.

b) Cohabitating couple.

Orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan perkawinan

karena beberapa alasan tertentu.

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

20

c) Gay and lesbian family

Seorang yang mempunyai persamaan jenis kelamin tinggal

dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.

d) The nonmarital heterosexual cohabiting family.

Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa

melalui pernikahan.

e) Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan

keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orang tua

anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan

kembali keluarga yang aslinya.

c. Struktur keluarga

Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga malaksanakan

fungsi keluarga di masyarakat. Struktur keluarga terdiri dari :

1) Patrineal

Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis

ayah.

2) Matrineal

Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis

ibu.

3) Patriakal

Sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga sedarah

suami.

4) Matriakal

Sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga sedarah isteri.

5) Keluarga kawin

Hubungan suami isteri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan

beberapa saudara yang menjadi bagian dari keluarga karena adanya

hubungan dengan suami atau isteri.

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

21

d. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (2010), ada lima fungsi keluarga menjadi

saling berhubungan erat pada saat mengkaji dan melakukan

intervensi dengan keluarga, yaitu :

1) Fungsi Afektif

Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pembentukan

maupun berkelanjutan unit keluarga itu sendiri, sehingga

fungsi afektif merupakan salah satu fungsi keluarga yang

paling penting. Saat ini, ketika tugas sosial dilaksanakan di luar

unit keluarga, sebagian besar upaya keluarga difokuskan pada

pemenuhan kebutuhan anggota keluarga akan kasih sayang dan

pengertian. Peran utama orang dewasadalam keluarga adalah

fungsi afektif, fungsi ini berhubungan dengan persepsi keluarga

dan kepedulian terhadap kebutuhan sosioemosional semua

anggota keluarganya. Manfaat fungsi afektif di dalam anggota

keluarga dijumpai paling kuat di antara keluarga kelas

menengah dan kelas atas, karena pada keluarga tersebut

mempunyai lebih banyak pilihan. Sedangkan pada keluarga

kelas bawah, fungsi afektif sering terhiraukan. Balita yang

seharusnya mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang

cukup, pada keluarga kelas bawah hal tersebut tidak

didapatkan balita terutama pada aktivitas bermainnya. Sehingga

dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan akut pada balita

karena orang tua tidak memperhatikan atau tidak memantau cara

bermain pada balita tersebut (Friedman, 2010).

2) Fungsi Sosialisasi dan Status Sosial

Sosialisasi anggota keluarga adalah fungsi yang universal dan

lintas budaya yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup

masyarakat. Sosialisasi merujuk pada banyaknya pengalaman

belajar yang diberikan dalam keluarga yang ditujukan untuk

mendidik anak-anak tentang cara menjalankan fungsi dan

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

22

memikul peran sosial orang dewasa seperti peran yang dipikul

suami-ayah dan istri-ibu. Karena fungsi ini semakin banyak

diberikan di sekolah, fasilitas rekreasi dan perawatananak, serta

lembaga lain di luar keluarga, peran sosialisasi yang

dimainkan keluarga menjadi berkurang, tetapi tetap penting.

Orang tua tetap menyediakan pondasi dan menurunkan warisan

budayanya ke anak-anak mereka. Dengan kemauan untuk

bersosialisasi dengan oranglain, keluarga bisa mendapatkan

informasi tentang infeksi saluran pernafasan akut, penyebab dan

pencegahan terjadinya infeksi saluran pernafasan akut untuk

anak khususnya balita (Friedman, 2010).

3) Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang

menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan

kesehatan, dan perlindungan terhadap bahaya. Pelayanan dan

praktik kesehatan (yang mempengaruhi status kesehatan anggota

keluarga secara individual) adalah fungsi keluarga yang paling

relevan bagi perawat keluarga. Kurangnya kemampuan keluarga

untuk memfasilitasi kebutuhan balita terhadap lingkungan

dapat menyebabkan balita mengalami infeksi saluran

pernafasan akut (Friedman, 2010).

4) Fungsi Reproduksi

Salah satu fungsi dasar keluarga adalah untuk menjamin

kontinuitas antar-generasi keluarga masyarakat yaitu

menyediakan anggota baru untuk masyarakat. Banyaknya

jumlah anak dalam suatu keluarga menyebabkan kebutuhan

keluarga juga meningkat dan padatnya anggota keluarga di

dalam rumah dapat menyebabkan udara yang dihirup menjadi

berkurang sehingga bisa mengakibatkan anak mengalami

infeksi saluran pernafasan akut (Friedman, 2010).

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

23

5) Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber

daya yang cukup finansial, ruang dan materi serta alokasinya

yangsesuai melalui proses pengambilan keputusan.

Pendapatan keluarga yang terlalu rendah menyebabkan

keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan fasilitas rumah

seperti jendela yang cukup akan ventilasi udara, lantai yang

bersih atau tidak menyebabkan adanya debu dan kebutuhan

lainnya sehingga balita bisa mengalami infeksi saluran

pernafasan akut (Friedman, 2010).

e. Peran Keluarga

Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh

seseorang dalam konteks kelurga. Sehingga peran keluarga

menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan

yang berhubungan dengan individu dalam posisi dalam situasi

tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan

pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing, antara lain

1) Ayah

Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai

pencari nafkah, pendidik, pelindung/penganyom, pemberi rasa

aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota

masyarakat kelompok sosial tertentu.

2) Ibu

Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik untuk

anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah

tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok

sosial tertentu.

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

24

3) Anak

Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan

perkembangan fisik, mental, sosial dan spritual.

f. Peran Perawat Keluarga

Sebuah peran didefinisikan sebagai kumpulan dari perilaku yang

secara relatif homogen dibatasi secara normatif dan diharapkan dari

seorang yang menempati posisi sosial yang di berikan (Friedman,

2010). Sedangkan menurut Ayu (2010), pengertian peran

merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh

orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu

sistem.

Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga, perawat keluarga

perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut : (a) melakukan kerja

bersama keluarga secara kolektif, (b) memulai pekerjaan dari hal

yang sesuai dengan kemampuan keluarga, (c) menyesuaikan

rencana asuhan keperawatan dengan tahap perkembangan

keluarga, (d) menerima dan mengakui struktur keluarga, dan (e)

menekankan pada kemampuan keluarga (Sudiharto, 2007).

Adapun peran perawat keluarga menurut Sudiharto (2012) adalah

sebagai berikut:

1) Sebagai Pendidik

Perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan

kepada keluarga, terutama untuk memandirikan keluarga

dalam merawat anggota keluarga yang memiliki masalah

kesehatan. Terutama padakeluarga dengan infeksi saluran

pernafasan akut, perawat memberikan pendidikan kesehatan

tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, akibat yang

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

25

ditimbulkan dan cara pengobatan pada penderita infeksi saluran

pernafasan akut.

2) Sebagai Koordinator Pelaksana Pelayanan Keperawatan

Perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan

keperawatan yang komprehensif. Pelayanan keperawatan yang

berkesinambungan di berikan untuk menghindari kesenjangan.

Kemampuan mengkoordinir pelaksana pelayanan kesehatan

dengan baik mengakibatkan keluarga dapat terintervensi

dengan baik sehingga angka infeksi saluran pernafasan akut

dapat berkurang.

3) Sebagai Pelaksana Pelayanan Perawatan

Pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui

kontak pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang

memiliki masalah kesehatan. Dengan demikian, anggota

keluarga yang sakit dapatmenjadi “entry point” bagi

perawat untuk memberikan asuhan keperawatan keluarga

secara komprehensif. Memberikan pelayanan yang maksimal

untuk keluarga sehingga dapat mengurangi angka kejadian

infeksi saluran pernafasan akut.

4) Sebagai supervisor pelayanan kesehatan

Perawat melakukan supervisi atau pembinaan terhadap keluarga

melalui kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap keluarga

berisiko tinggi maupun yang tidak. Kunjungan rumah tersebut

dapat direncanakan terlebih dahulu atau secara mendadak.

Terutama pada keluarga yang mempunyai balita dengan

infeksi saluran pernafasan akut karena banyak orang tua

yang menganggap infeksi saluran pernafasan akut bisa sembuh

tanpa harus di bawa ke pelayanan kesehatan.

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

26

5) Sebagai pembela (advokat)

Perawat berperan sebagai advokat keluarga utuk melindungi

hak-hak keluarga sebagai klien. Perawat diharapkan mampu

mengetahui harapan serta memodifikasi sistem pada

perawatan yang diberikan untuk memenuhi hak dan

kewajiban mereka sebagai klien mempermudah tugas perawat

untuk memandirikan keluarga.

6) Sebagai fasilitator

Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga

dan masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan di

keperawatanyang mereka hadapi sehari-hari serta dapat

membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah.

Keluarga dengan infeksi saluran pernafasan akut dapat bertanya

pada perawat tentang pencegahan agar tidak terjadi lagi infeksi

saluran pernafasan akut di keluarga.

7) Sebagai peneliti

Perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahami

masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh anggota

keluarga. Masalah kesehatan yang muncul didalam keluarga

biasanya terjadi menurut siklus atau budaya yang di praktikan

keluarga. Peran sebagai peneliti difokuskan kepada

kemampuan keluarga dengan infeksi saluran pernafasan akut

untuk mengidentifikasi penyebab, cara menanggulangi, dan

melakukan promosi kesehatan kepada anggota keluarganya.

g. Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap I : Keluarga Pasangan Baru (beginning family)

Pembentukan pasangan menandakan pemulaan suatu

keluarga baru dengan pergerakan dari membentuk keluarga asli

sampai kehubungan intim yang baru. Tahap ini juga disebut

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

27

sebagai tahap pernikahan. Tugas perkembangan keluarga tahap I

adalah membentuk pernikahan yang memuaskan bagi satu sama

lain, berhubungan secara harmonis dengan jaringan kekerabatan

dan perencanaan keluarga (Friedman, 2010).

2) Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama (childbearing family)

Mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi

berusia 30 bulan. Transisi ke masa menjadi orang tua adalah

salah satu kunci dalam siklus kehidupan keluarga. Tugas

perkembangan keluarga disini adalah setelah hadirnya anak

pertama, keluarga memiliki beberapa tugas perkembangan penting.

Suami, istri, dan anak harus memepelajari peran barunya,

sementara unit keluarga inti mengalami pengembangan fungsi

dan tanggung jawab (Friedman, 2010).

3) Tahap III : Keluarga dengan Anak Prasekolah (families with

preschool) Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai

ketika anak pertama berusia 2½ tahun dan diakhiri ketika anak

berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat terdiri dari tiga sampai

lima orang, dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu,

putra-saudara laki-laki, dan putri-saudara perempuan. Tugas

perkembangan keluarga saat ini berkembang baik secara jumlah

maupun kompleksitas. Kebutuhan anak prasekolah dan anak

kecil lainnya untuk mengekplorasi dunia di sekitar mereka,

dan kebutuhan orang tua akan privasi diri, membuat rumah

dan jarak yang adekuat menjadi masalah utama. Peralatan dan

fasilitas juga harus aman untuk anak-anak (Friedman, 2010).

4) Tahap IV : Keluarga dengan Anak Sekolah (families with

schoolchildren) Tahap ini dimulai ketika anak pertama

memasuki sekolah dalam waktu penuh, biasanya pada usia 5

tahun, dan diakhiri ketika ia mencapai pubertas, sekitar 13

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

28

tahun. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota keluarga

yang maksimal dan hubungan akhir tahap ini juga maksimal.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah keluarga

dapat mensosialisasikan anak-anak, dapat meningkatkan prestasi

sekolah dan mempertahankan hubungan pernikahan yang

memuaskan (Friedman,2010).

5) Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja (families with teenagers)

Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari

siklus atau perjalanan kehidupan keluarga dimulai. Biasanya

tahap ini berlangsung selama enam atau tujuh tahun, walaupun

dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal

atau lebih lama, jika anak tetap tinggal dirumah pada usia

lebih dari 19 atau 20 tahun. Tujuan utama pada keluarga pada

tahap anak remaja adalah melonggarkan ikatan keluarga untuk

meberikan tanggung jawab dan kebebasan remaja yang lebih

besar dalam mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa

muda. Tugas perkembangan keluarga yang pertama pada tahap

ini adalah menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab

seiring dengan kematangan remaja dan semakin

meningkatnya otonomi. Tugas perkembangan keluarga yang

kedua adalah bagi orang tua untuk memfokuskan kembali

hubungan pernikahan mereka. Sedangkan tugas perkembangan

keluarga yang ketiga adalah untuk anggota keluarga, terutama

orang tua dan anak remaja, untuk berkomunikasi secara terbuka

satu sama lain (Friedman, 2010).

6) Tahap VI : Keluarga Melepaskan Anak Dewasa Muda (launching

centerfamilies) Permulaan fase kehidupan keluarga in ditandai

dengan perginya anak pertama dari rumah orang tua dan berakhir

dengan “kosongnya rumah”, ketika anak terakhir juga telah

meninggalkan rumah. Tahap ini dapat cukup singkat atau

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

29

cukup lama, bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau

jika anak yang belum menikah tetap tinggal di rumah setelah

mereka menyelesaikan SMU atau kuliahnya. Tugas

perkembangan keluarga pada tahap ini adalah keluarga

membantu anak tertua untuk terjun ke duania luar, orang tua

juga terlibat dengan anak terkecilnya, yaitu membantu mereka

menjadi mandiri (Friedman, 2010).

7) Tahap VII : Orang Tua Paruh Baya (middle age families) Tahap

ini merupakan tahap masa pertengahan bagi orang tua, dimulai

ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan

pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini dimulai

ketika orang tua berusia sekitar 45 tahun sampai 55 tahun

dan berakhir dengan persiunannya pasangan, biasanya 16

sampai 18 tahun kemudian. Tugaskeperawatan keluarga pada

tahap ini adalah wanita memprogramkan kembali energi mereka

dan bersiap-siap untuk hidup dalam kesepian dan sebagai

pendorong anak mereka yang sedang berkembang untuk lebih

mandiri serta menciptakan lingkungan yang sehat (Friedman,

2010).

8) Tahap VIII : Keluarga Lansia dan Pensiunan Tahap terakhir

perkembangan keluarga ini adalah dimulai pada saat pensiunan

salah satu atau kedua pasangan, berlanjut sampai kehilangan

salah satu pasangan, dan berakhir dengan kematian pasangan

yang lain. Tugas perkembangan keluarga pada tahap

terakhir ini adalah mempertahankan penataan kehidupan yang

memuaskan dan kembali ke rumah setelah individu

pensiun/berhenti bekerja dapat menjadi problematik

(Friedman, 2010).

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

30

h. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan

Ada 5 pokok tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut

Friedman (1998) dalam Dion & Betan (2013) adalalah sebagai

berikut:

1) Mengenal masalah kesehatan keluarga

Keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-

perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil

apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung

menjadi perhatian keluarga dan orang tua. Sejauh mana

keluarga mengetahui dan mengenal fakta-fakta dari masalah

kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, factor

penyebab yang mempengaruhinya, serta persepsi keluarga

terhadap masalah.

2) Membuat keputusan tindakan yang tepat

Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat

mengenai masalah kesehatan yang dialaminya, perawat harus

dapat mengkaji keadaan keluarga tersebut agar dapat

menfasilitasi keluarga dalam membuat keputusan.

3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

Ketika memberiakn perawatan kepada anggota keluarga yang

sakit,keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :

a) Keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi,

prognosis dan perawatannya).

b) Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.

c) Keberadaan fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan.

d) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga

yang bertanggung jawab, sumber keuangan dan financial,

fasilitas fisik, psikososial).

e) Sikap keluarga terhadap yang sakit.

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

31

4) Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat.

Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana

rumah yang sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai

berikut :

a) Sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga.

b) Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan.

c) Pentingnya hiegine sanitasi.

d) Upaya pencegahan penyakit.

e) Sikap atau pandangan keluarga terhadap hiegine sanitasi.

f) Kekompakan antar anggota kelompok.

5) Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di

masyarakat Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas

kesehatan, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :

a) Keberadaan fasilitas keluarga.

b) Keuntungan-keuntungan yang diperoleh oleh fasilitas kesehatan.

c) Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan.

d) Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.

i. Tingkat Kemandirian Keluarga

Keberhasilan asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan

perawat keluarga, dapat dinilai dari seberapa tingkat kemandirian

keluarga dengan mengetahui kriteria atau ciri-ciri yang menjadi

ketentuan tingkatan mulai dari tingkat kemandirian I sampai

tingkat kemandirian IV, menurut Depkes, 2006 dalam Ayu, 2010

sebagai berikut :

1) Tingkat kemandirian I (keluarga mandiri tingkat I/KM-I)

a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai

dengan rencana keperawatan

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

32

2) Tingkat kemandirian II (keluarga mandiri tingkat II/KM-II)

a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai

dengan rencana keperawatan

c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar

d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang

dianjurkan

e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif

3) Tingkat kemandirian III (keluarga mandiri tingkat III/KM-III)

a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai

dengan rencana keperawatan

c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar

d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang

dianjurkan

e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif

f) Melakukan tindakan pencegahan sesuai anjuran

4) Tingkat kemandirian IV (keluarga mandiri tingkat IV/KM-IV)

a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai

dengan rencana keperawatan

c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar

d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang

dianjurkan

e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif

f) Melakukan tindakan pencegahan sesuai anjuran

g) Melakukan tindakan promotif secara aktif

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

33

2. Konsep keperawatan keluarga

a. Pengkajian Keperawatan keluarga

Pengkajian menurut Yura dan Walsh (1998)

Tindakan pemantauan secara langsung pada manusia untuk

memperoleh data tentang klien dengan maksud menegaskan kondisi

penyakit dan masalah kesehatan. Pengkajian merupakan suatu proses

berkelanjutan, dan akan mendapatkan data tentang kondisi atau situasi

klien sebelumnya dan saat ini, sehingga informasi tersebut dapat

digunakan untuk menyusun perencanaan pada tahap berikutnya.

Proses keperawatan keluarga disesuaikan dengan focus perawatan.

Jika ia melihat keluarga sebagai latar belakang atau konteks dari

keluarga maka keluarga merupakan focus utama tetapi jika ia melihat

didalam keluarga ada individu yang rawat, maka anggota keluarga

secara individu merupakan focus utama. Proses keperawatan keluarga

secara khusus mengikuti pola keperawatan yang terdiri dari

pengkajian, perencanaan, intervensi dan implementasi serta evaluasi

(Setiadi, 2008)

1) Tujuan Pengkajian Keperawatan Keluarga

a) Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien.

b) Menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien

c) Menilai keadaan kesehatan klien

d) Membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-

langkah berikutnya.

2) Karateristik Data Yang Dikumpulkan

a) Lengkap

Seluruh data diperlukan untuk mengidentifikasi masalah

keperawatan klien dan keluarga. Data yang terkumpul harus

lengkap guna membantu mengatasi masalah secara adekuat.

b) Akurat

Data yang dikumpulkan harus akurat untuk menghindari

kesalahan. Bagaimana caranya mengklarifikasi data yang

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

34

ditemukan melalui keluhan klien adalah benar, dengan

membuktikan apa yang telah didengar, dilihat, diamati dan

diukur melalui pemeriksaan. Data perlu divalidasi sekiranya

meragukan. Tidak boleh membuat kesimpulan tentang suatu

kondisi klien. Diperlukan penyelidikan lanjutan untuk

menetapkan kondisi klien. Dokumentasikan apa adanya sesuai

data yang ditemukan pada saat pengkajian.

c) Relevan

Data yang dikumpulkan harus relevan dengan kondisi klien dan

keluarga dan perlu memahami penyakit yang diderita klien

sebelum melakukan pengkajian data. Dapat membuat catatan-

catatan tentang data yang akan dikaji apabila tidak disediakan

format pengkajian.

3) Sumber Data

a) Sumber data Primer

Data yang dikumpulkan secara langsung dari klien dan keluarga,

yang dapat memberikan informasi yang lengkap tentang

masalah kesehatan yang dihadapinya.

b) Sumber data Sekunder

Data yang dikumpulkan dari orang terdekat dari klien

(keluarga), seperti orang tua, Anda, atau pihak lain yang

mengerti kondisi klien selama sakit. Data sekunder dapat pula

didapatkan dari catatan-catatan keperawatan hasil pemeriksaan

yang dilakukan oleh pihak lain.

Secara umum, sumber data yang dapat digunakan dalam

pengumpulan data kesehatan keluarga adalah berikut ini.

(1) Klien dan keluarga.

(2) Orang terdekat.

(3) Catatan klien.

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

35

(4) Riwayat penyakit (pemeriksaan fisik dan catatan

perkembangan).

(5) Konsultasi.

(6) Hasil pemeriksaan diagnostik.

(7) Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya.

(8) Perawat lain.

(9) Kepustakaan

Data yang dikumpulkan dari hasil pengkajian terdiri atas data

subjektif dan data objektif. Data subjektif adalah data hasil

wawancara dan data objektif adalah data hasil pemeriksaan fisik,

pemeriksaan penunjang, dan observasi. Pengkajian merupakan

tahap pertama dari proses keperawatan. Pada tahap ini dapat

mengidentifikasi berbagai masalah keperawatan yang terjadi

pada klien sebagai keluarga.

4) Metode Pengumpulan Data

a) Wawancara

Wawancara yaitu komunikasi dengan klien dan keluarga untuk

mendapatkan respon, baik verbal maupun nonverbal, juga

menanyakan atau membuat tanyajawab yang berkaitan dengan

masalah yang dihadapi oleh klien, atau disebut dengan

anamnesa.

Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang

masalah kesehatan pada klien dan keluarga, untuk membantu

memperoleh informasi tentang partisipasi klien dan keluarga

dalam mengidentifikasi masalah dan membantu perawat untuk

menentukan investigasi lebih lanjut selama tahap pengkajian.

Wawancara juga dilakukan untuk menjalin hubungan antara

perawat dengan klien.

Komunikasi keperawatan biasanya digunakan untuk

memperoleh riwayat keperawatan. Istilah komunikasi terapeutik

adalah suatu teknik yang berusaha untuk mengajak klien dan

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

36

keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Teknik tersebut

mencakup keterampilan secara verbal maupun nonverbal,

empati, dan rasa kepedulian yang tinggi.

Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka atau tertutup,

menggali jawaban dan memvalidasi respon klien. Teknik

nonverbal meliputi metode, mendengarkan secara aktif, diam,

sentuhan, dan kontak mata. Mendengarkan secara aktif

merupakan suatu hal yang penting dalam pengumpulan data,

tetapi juga merupakan sesuatu hal yang sulit dipelajari.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara :

(1) Menerima keberadaan klien dan keluarga sebagaimana

adanya.

(2) Memberikan kesempatan kepada klien dan keluarga untuk

menyampaikan keluhan-keluhannya atau pendapatnya

secara bebas.

(3) Selama melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa

aman dan nyaman bagi klien.

(4) Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian.

(5) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.

(6) Tidak bersifat menggurui.

(7) Memperhatikan pesan yang disampaikan.

(8) Mengurangi hambatan-hambatan.

(9) Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat atau

sesuai, dan cara duduk).

(10) Menghindari adanya interupsi.

(11) Mendengarkan keluhan-keluhan yang disampaikan klien

dan keluarga.

(12) Memberikan kesempatan istirahat kepada klien dan

keluarga selama proses pengumpulan data.

Jenis wawancara yang dapat dilakukan:

(1) Auto anamnese

Wawancara dengan klien dan keluarga secara langsung

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

37

(2) Allo anamnese

Wawancara dengan keluarga atau orang terdekat dengan

klien dan keluarga.

b) Observasi

Observasi adalah mengamati perilaku serta keadaan klien dan

keluarga untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan

yang dialami. Observasi dilakukan dengan menggunakan

penglihatan dan alat indera lainnya, melalui perabaan, sentuhan,

dan pendengaran.

Tujuan dari observasi untuk mengumpulkan data tentang

masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan alat indera.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi

(1) Pemeriksaan yang akan dilakukan tidak selalu harus

dijelaskan secara rinci kepada klien, karena dapat berisiko

meningkatkan kecemasan klien dan keluarga serta

mengaburkan data.

(2) Observasi dapat dilakukan berkaitan dengan kondisi fisik,

mental, sosial, dan spiritual klien.

(3) Hasil observasi harus selalu didokumentasikan dengan baik,

sehingga datanya dapat digunakan oleh tim kesehatan lain

sebagai data pendukung yang penting.

c) Konsultasi Dengan tenaga ahli atau spesialis sesuai dengan

masalah kesehatan yang ditemukan. Hasil konsultasi dapat

digunakan sebagai data pendukung dan validasi data.

d) Pemeriksaan fisik

Untuk menentukan masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik

dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai

berikut :

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

38

(1) Inspeksi

Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian

tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Hasilnya seperti

mata kuning (ichteric), terdapat struma di leher, kulit

kebiruan (cyianosis), dan sebagainya.

(2) Palpasi

Pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan

terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan.

Misalnya, adanya tumor, oedema, krepitasi (patah/retak

tulang), dan sebagainya.

(3) Auskultasi

Pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui pendengaran.

Alat yang digunakan adalah stetoskop. Hal-hal yang

didengarkan adalah bunyi jantung, suara napas, dan bising

usus.

(4) Perkusi

Pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian

tubuh dengan menggunakan tangan atau alat bantu, seperti

reflex hammer untuk mengetahui reflek seseorang. Juga

dilakukan pemeriksaan lain yang berkaitan dengan

kesehatan fisik klien. Perkusi dilakukan untuk

mengidentifikasi kondisi perut kembung, batas-batas

jantung, batas hepar-paru (mengetahui pengembangan

paru), dan sebagainya. Untuk melakukan pemeriksaan fisik

kepada anggota keluarga dapat dilakukan dengan

pendekatan head to toe atau pendekatan sistem tubuh.

e) Pemeriksaan penunjang. Misalnya, pemeriksaan laboratorium,

rontgen, dan pemeriksaan lain sesuai dengan kondisi klien.

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

39

5) Komponen Pengkajian Keluarga

Friedman, dkk (2003), berpendapat bahwa komponen pengkajian

keluarga terdiri atas kategori pertanyaan, yaitu data pengenalan

keluarga, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, data

lingkungan, struktur keluarga (struktur peran, nilai, komunikasi,

kekuatan), fungsi keluarga (fungsi afektif, sosialisasi, pelayanan

kesehatan, ekonomi, reproduksi), dan koping keluarga.

a) Data pengenalan keluarga

Data yang perlu dikumpulkan adalah nama kepala keluarga,

alamat lengkap, komposisi keluarga, tipe keluarga, latar

belakang budaya, identitas agama, status kelas sosial, dan

rekreasi keluarga. Data ini merupakan data dasar untuk

mengkaji data selanjutnya.

b) Data perkembangan dan sejarah keluarga

Data yang perlu di kaji pada komponen pengkajian ini, yaitu

tahap perkembangan keluarga saat ini, diisi berdasarkan umur

anak pertama dan tahap perkembangan yang belum terpenuhi,

riwayat keluarga inti (data yang dimaksud adalah data kesehatan

seluruh anggota keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan

anak), riwayat keluarga sebelumnya dari kedua orang tua

termasuk riwayat kesehatan.

c) Data lingkungan

Data yang perlu dikaji adalah karakteristik rumah, karakteristik

tetangga dan komunitas. Data Komunitas terdiri atas tipe

penduduk, apakah termasuk penduduk pedesaan atau perkotaan,

tipe hunian rumah, apakah sebagian besar tetangga, sanitasi

jalan, dan pengangkutan sampah. Karakteristik demografi

tetangga dan komunitas meliputi kelas sosial, etnis, pekerjaan,

dan bahasa sehari-hari. Data selanjutnya adalah mobilitas

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

40

geografis keluarga. Data yang perlu dikaji adalah berapa lama

keluarga tinggal di tempat tersebut, adakah riwayat pindah

rumah, dari mana pindahnya. Kemudian ditanyakan juga

perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat,

penggunaan pelayanan di komunitas, dan keikut sertaan

keluarga di komunitas.

Data berikutnya adalah sistem pendukung keluarga. Data yang

perlu dikaji adalah siapa yang memberikan bantuan, dukungan,

dan konseling di keluarga, apakah teman, tetangga, kelompok

sosial, pegawai, atau majikan, apakah ada hubungan keluarga

dengan pelayanan kesehatan dan agensi?

d) Data struktur keluarga

Pola komunikasi, meliputi penggunaan komunikasi antar

anggota keluarga, bagaimana anggota keluarga menjadi

pendengar, jelas dalam menyampaikan pendapat, dan

perasaannya selama berkomunikasi dan berinteraksi.

Data berikutnya yang dikaji adalah struktur kekuatan keluarga,

yang terdiri atas data siapa yang membuat keputusan dalam

keluarga, seberapa penting keputusan yang diambil. Selanjutnya,

adalah data struktur peran, meliputi data peran formal dan peran

informal dalam keluarga yang meliputi peran dan posisi setiap

anggota keluarga, tidak ada konflik dalam peran, bagaimana

perasaan dalam menjalankan perannya, apakah peran dapat

berlaku fleksibel.

Data selanjutnya adalah nilai-nilai keluarga, yaitu nilai

kebudayaan yang dianut keluarga, nilai inti keluarga seperti

siapa yang berperan dalam mencari nafkah, kemajuan dan

penguasaan lingkungan, orientasi masa depan, kegemaran

keluarga, keluarga sebagai pelindung dan kesehatan bagi

keluarga, apakah ada kesesuaian antara nilai-nilai keluarga dan

Page 32: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

41

nilai subsistem keluarga, bagaimana pentingnya nilai-nilai

keluarga secara sadar atau tidak, apakah ada konflik nilai yang

menonjol dalam keluarga itu sendiri, bagaimana nilainilai

memengaruhi kesehatan keluarga.

e) Data fungsi keluarga

Ada lima fungsi keluarga yang perlu antara lain :

(1) Fungsi afektif.

Pada fungsi ini dilakukan pengkajian pada pola kebutuhan

keluarga dan responnya. Apakah anggota keluarga

merasakan kebutuhan individu lain dalam keluarga, apakah

anggota keluarga memberikan perhatian satu sama lain,

bagaimana mereka saling mendukung satu sama lainnya.

(2) Fungsi sosialisasi.

Data yang dikumpulkan adalah bagaimana keluarga

menanamkan disiplin, penghargaan dan hukuman bagi

anggota keluarga, bagaimana keluarga melatih otonomi dan

ketergantungan, memberi dan menerima cinta, serta latihan

perilaku yang sesuai usia.

(3) Fungsi pemeliharaan kesehatan.

Data yang dikaji terdiri atas keyakinan dan nilai perilaku

keluarga untuk kesehatan, Bagaimana keluarga

menanamkan nilai kesehatan terhadap anggota keluarga,

konsistensi keluarga dalam melaksanakan nilai kesehatan

keluarga.

Sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaianan

dan perlindungan terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan

keluarga mengenai sehat – sakit, kesanggupan keluarga

melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu :

Page 33: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

42

a) Mengenal masalah kesehatan : sejauh mana keluarga

mengenal fakta – fakta dari masalah kesehatan meliputi

pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan yang

mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah.

b) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan

yang tepat : sejauh mana keluarga mengerti mengenai

sifat dan luasnya masalah, apakah masalah dirasakan,

menyerah terhadap masalah yang dialami, takut akan

akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negative

terhadap masalah kesehatan, dapat menjangkau fasilitas

kesehatan yang ada, kurang percaya terhadap tenaga

kesehatan dan mendapat informasi yang salah terhadap

tindakan dalam mengatasi masalah.

c) Merawat anggota keluarga yang sakit : sejauh mana

keluarga mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahu

tentang sifat dan perkembangan perawatan yang

dibutuhkan, mengetahui sumber – sumber yang ada

dalamn keluarga (anggota keluarga yang bertanggung

jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial), mengetahui

keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan

dan sikap keluarga terhadap yang sakit.

d) Memelihara lingkungan rumah yang sehat : sejauhmana

mengetahui sumber – sumber keluarga yang dimiliki,

keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan,

mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan

kekompakan antar anggota keluarga.

e) Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di

masyarakat : apakah keluarga mengetahui keberadaan

Page 34: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

43

fasilitas kesehatan, memahami keuntungan yang

diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan

keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas

kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga.

(4) Fungsi ekonomi

Bagaimana keluarga berfungsi untuk memenuhi

kebutuhan keluarga secara ekonomi yang terdiri atas

data jenis pekerjaan, jumlah penghasilan keluarga,

jumlah pengeluaran, bagaimana keluarga mampu

mencukupi semua kebutuhan anggota keluarga,

bagaimana pengaturan keuangan dalam keluarga.

(5) Fungsi Reproduksi

Data yang dikumpulkan adalah berapa jumlah anak,

apakah mengikuti program keluarga berencana atau

tidak, apakah mempunyai masalah pada fungsi

reproduksi.

f) Data Koping Keluarga

Meliputi data tentang stresor yang dialami keluarga berkaitan

dengan ekonomi dan sosialnya, apakah keluarga dapat

memastikan lama dan kekuatan stresor yang dialami, apakah

keluarga dapat mengatasi stresor dan ketegangan sehari-hari.

Apakah keluarga mampu bertindak berdasarkan penilaian yang

objektif dan realistis terhadap situasi yang menyebabkan stres.

Bagaimana keluarga bereaksi terhadap situasi yang penuh

dengan stres, strategi koping bagaimana yang diambil oleh

keluarga, apakah anggota keluarga mempunyai koping yang

berbeda-beda.

Koping internal dan eksternal, apakah anggota keluarga berbeda

dalam cara-cara koping, strategi koping internal keluarga,

Page 35: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

44

kelompok kepercayaan keluarga, penggunaan humor, self

evaluasi, penggunaan ungkapan, pengontrolan masalah pada

keluarga, pemecahan masalah secara bersama, fleksibilitas peran

dalam keluarga. Strategi koping eksternal: mencari informasi,

memelihara hubungan dengan masyarakat, dan mencari

dukungan sosial.

b. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan tentang respon keluarga

tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi

intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan

keluarga sesuai dengan kewenangan perawat. Tahap dalam diagnosa

keperawatan keluarga antara lain :

1) Analisa Data

Setelah data terkumpul maka selanjutnya dilakukan analisa data,

yaitu mengkaitkan data dan menghubungkan dengan konsep teori

dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam

menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga.

Cara menganalisa data adalah :

a) Validasi data, yaitu meneliti kembali data yang terkumpul dalam

format pengkajian

b) Mengelompokkan data berdasarkan kebutuhan bio-psiko-sosial

dan spritual.

c) Mengembangkan standart dalam teknik analisa data dalam

asuhan keperawatan.

d) Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang ditemukan.

Ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan

kesehatan keluarga untuk melakukan analisa data, yaitu :

a) Keadaan kesehatan yang normal bagi setiap anggota keluarga,

yang meliputi :

Page 36: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

45

(1) Keadaan kesehatan fisik, mental, dan sosial anggota

keluarga

(2) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga

(3) Keadaan gizi anggota keluarga

(4) Status imunisasi anggota keluarga

(5) Kehamilan dan KB

b) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, yang meliputi :

(1) Rumah yang meliputi ventilasi, penerangan, kebersihan,

kontruksi, luas rumah dan sebagainya.

(2) Sumber air minum

(3) Jamban keluarga

(4) Tempat pembuangan air limbah

(5) Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya

c) Karateristik keluarga yang meliputi :

(1) Sifat-sifat keluarga

(2) Dinamika dalam keluarga

(3) Komunikasi dalam keluarga

(4) Interaksi antar anggota keluarga

(5) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan

anggota keluarga

(6) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga

Dalam proses analisa, data dikelompokkan menjadi 2 yaitu data

subjektif dan objektif. Dengan menggunakan tabel sebagai berikut :

No DATA MASALAH KEPERAWATAN

Data Subjektif :

-

Data Objektif

-

Page 37: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

46

2) Perumusan masalah

Perumusan masalah keperawatan keluarga dapat diarahkan kepada

sasaran individu dan atau keluarga. Komponen diagnosis

keperawatan keluarga meliputi problem, etiologi dan sign/sompton.

a) Masalah (Problem)

Tujuan penulisan peryataan masalah adalah menjelaskan status

kesehatan atau masalah kesehatan secara jelas dan sesingkat

mungkin.

Daftar diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan NANDA

(1995) dalam Setiadi (2008) adalah sebagai berikut :

1) Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)

Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala

yang jelas mendukung bahwa benar-benar terjadi

a) Ketidakefektifan bersihan jalan napas

b) Ketidakefektifan pola napas

c) Gangguan pertukaran gas

d) Nyeri akut

e) Gangguan tumbuh kembang

2) Resiko (ancaman kesehatan)

Masalah ini sudah ditunjang dengan data yang akan

mengarah pada timbulnya masalah kesehatan bila tidak

segera ditangani.

a) Resiko terjadi infeksi (penularan penyakit)

b) Resiko peningkatan suhu tubuh

c) Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

d) Resiko kurang volume cairan dan elektrolit

Page 38: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

47

3) Potensial/sejahtera

Status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin

meningkat lebih optimal

a) Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

b) Potensial peningkatan proses keluarga

c) Potensial peningkatan koping keluarga

d) Resiko terhadap tindakan kekerasan

4) Sindrom

Diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa aktual dan

resiko tinggi yang diperkirakan akan muncul karena suatu

kejadian/situasi tertentu.

Menurut NANDA ada 2 diagnosa keperawatan sindrom,

yaitu :

a) Sindrom trauma pemerkosaan (Rape trauma syndrome)

Pada kelompok ini menunjukkan adanya tanda dan gejala,

seperti cemas, takut, sedih gangguan istirahat tidur dan

lain-lain.

b) Resiko sindrom penyalahgunaan (risk for disuse

syndrome)

Misalnya resiko gangguan proses pikir, resiko gangguan

gambaran diri dan lain-lain.

b) Penyebab (Etiologi)

Dikeperawatan keluarga etiologi ini mengacu kepada 5 tugas

keluarga yaitu:

1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya

2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

3) Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang

tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau

usianya yang terlalu muda

Page 39: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

48

4) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan

kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga

5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan

lembaga kesehatan (pemamfaatan fasilitas kesehatan yang

ada).

c) Tanda (Sign)

Tanda dan gejala adalah sekumpulan data subyektif dan objektif

yang diperoleh perawat dari keluarga yang mendukung masalah

dan penyebab. Tanda dan gejala dihubungkan dengan kata-kata

yang diperoleh perawat dari keluarga yang mendukung masalah

dan penyebab. Tanda dan gejala dihubungkan dengan kata-kata

“yang dimanifestasikan dengan”.

3) Prioritas masalah

Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan

keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala

prioritas (skala Baylon dan Maglaya) sebagai berikut :

a) Tentukan skor untuk tiap kriteria

b) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot

Skor

X Bobot

Angka tertinggi

c) Jumlahkan skor untuk semua kriteria

d) Skor tinggi adalah 5, dan sama utnutk seluruh bobot

Page 40: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

49

NO KRITERIA NILAI BOBOT

1 Sifat masalah

Tidak/kurang sehat

Ancaman kesehatan

Keadaan sejahtera

3

2

1

1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah

Mudah

Sebagian

Tidak dapat

2

1

0

2

3 Potensial masalah untuk dicegah

Tinggi

Cukup

Rendah

3

2

1

1

4 Menonjolnya masalah

Masalah berat harus segera

ditangani

Ada masalah tetapi tidak perlu

segera ditangani

Maasalah tidak dirasakan

2

1

0

1

Penentuan prioritas sesuai dengan kriteria skala.

1. Kriteria I, yaitu sifat masalah untuk mengetahui sifat masalah ini

mengacu pada etiologi masalah kesehatan yang terdiri dari 3

kelompok besar, yaitu :

a. Ancaman kesehatan

Keadaan yang disebut dalam ancaman kesehatan antara lain

1) Penyakit keturunan (asma, DM, dan sebagainya)

2) Anggota keluarga ada yang menderita penyakit menular

(TBC, gonore, hepatitis, dan sebagainya)

3) Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai

Page 41: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

50

dengan kemampuan sumber daya keluarga

4) Resiko terjadi kecelakaan (lingkungan rumah tidak

aman)

5) Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing

anggota keluarga

6) Keadaan yang menimbulkan stress, antara lain :

a) Hubungan keluarga tidak harmonis

b) Hubungan orang tua dan anak yang tegang

c) Orang tua yang tidak dewasa

7) Sanitasi lingkungan yang buruk, diantaranya:

a) Ventilasi kurang baik

b) Sumber air minum tidak memenuhi syarat

c) Tempat pembuangan sampah yang tidak sesuai syarat

d) Tempar pembuangan tinja yang mencemari sumber

air minum

e) Kebisingan

8) Kebiasaan yang merugikan kesehatan, seperti:

a) Merokok

b) Minum minuman keras

c) Makan obat tanpa resep

d) Makan daging mentah

e) Hygiene perseorangan jelek

9) Sifat kepribadian

10) Riwayat persalinan sulit

11) Peran yang tidak sesuai

12) Imunisasi anak yang tidak lengkap

b. Kurang/tidak sehat

Yaitu kegagalan dalam memantapkan kesehatan, seperti

keadaan sakit (sesudah atau sebelum didiagnosa) dan gagal

dalam pertumbuhan dan perkembangan yang tidak sesuai

dengan pertumbuhan normal.

Page 42: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

51

c. Situasi krisis (keadan sejahtera)

1) Perkawinan

2) Kehamilan

3) Persalinan

4) Masa nifas

5) Menjadi orang tua

6) Penambahan anggota keluarga (bayi)

7) Abortus

8) Anak masa sekolah

9) Anak remaja

10) Kehilangan pekerjaan

11) Kematian anggota keluarga

12) Pindah rumah

2. Kriteria II, yaitu kemungkinan masalah dapat diubah

a. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan

untuk menangani masalah

b. Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan, dan

tenaga

c. Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan,

keterampilan, dan waktu

d. Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi

dalam masyarakat dan sokongan masyarakat.

3. Kriteria III, yaitu potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor

yang perlu diperhatikan adalah :

a. Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan

penyakit/masalah

b. Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu

masalah

c. Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan

yang tepat dalam memperbaiki masalah

Page 43: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

52

d. Adanya kelompok “High Risk” atau kelompok yang sangat

peka menambah potensi untuk mencegah masalah

4. Kriteria IV, yaitu menonjolkan masalah

Prioritas didasarkan pada diagnosa keperawatan yang

mempunyai skor tinggi dan disusun sampai skor rendah.

c. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses

keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan perawatan

(jangka panjang/pendek), penepatan standart dan kriteria serta

menentukan untuk mengatasi masalah keluarga.

1) Penetapan Tujuan

Adalah hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah diagnosa

keperawatan keluarga. Bila dilihat dari sudut jangka waktu. Maka

tujuan perawatan keluarga dapat dibagi menjadi:

a) Tujuan jangka panjang

Menekankan pada perubahan prilaku dan mengarah kepada

kemampuan mandiri. Dan dengan waktu yang ditentukan,

contoh: setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2 hari

seluruh keluarga Tn. H dapat merawat anggota keluarga yang

sakit dan dapat mencegah penularan penyakit.

b) Tujuan jangka pendek

Ditekankan pada keadaan yang bisa dicapai setiap harinya yang

dihubungkan dengan keadaan yang mengancam kehidupan.

Contoh keluarga Tn. H dapat mengenal dampak permasalaham

penyakit An. N dengan menjelaskan akibat yang terjadi bila An.

H tidak segera diobati.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan tujuan

keperawatan adalah:

Page 44: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

53

a) Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan

b) Merupakan hasil akhir yang ingin dicapai

c) Harus objektif atau merupakan tujuan operasional langsung

dari kedua belah pihak (keluarga dan perawat)

d) Mencakup krteria keberhasilan sebagai dasar evaluasi

2) Penetapan Kriteria dan Standart

Merupakan gambaran tentang faktor-faktor yang dapat memberi

petunjuk bahwa tujuan telah tercapai dengan digunakan dalam

membuat pertimbangan.

Bentuk dari standart dan kriteia ini adalah pernyataan verbal

(pengetahuan), sikap dan psikomotor.

a) Kriteria Pengetahuan

Standart : Keluarga mampu menyatakan pengertian.....

Keluarga mampu menyatakan penyebab.....

Keluarga dapat menyebutkan akibat......

b) Kriteria Sikap

Standart : Keluarga mampu memutuskan untuk membua

rencana kontrol selama......

Keluarga mampu......

c) Kriteria Psikomotor

Standart : Keluarga mengolah makanan....

Keluarga menyajikan makanan....

Keluarga mampu melakukan......

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat standart adalah :

a) Berfocus pada keluarga, outcomes harus ditujukan kepada

keadaan keluarga.

b) Singkat dan jelas, perawat harus menghindari kata-kata yang

terlalu panjang dan bermakna ganda.

Page 45: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

54

c) Dapat diobservasi dan diukur, perawat harus menghindari

penggunaan istilah memahami dan mengerti, karena istilah

tersebut sulit untuk diukur.

d) Realistik, harus disusun disesuaikan dengan sarana dan

prasarana yang tersedia dirumah

e) Ditentukan oleh perawat dan keluarga.

3. Pembuatan rencana keperawatan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan rencana

tindakan keperawatan adalah :

a) Sebelum menulis cek sumber informai data

b) Buat rencana keperawatan yang mudah dimengerti

c) Tulisan harus jelas, spesifik, dapat diukur dan kriteria hasil

sesuai dengan identifikasi masalah.

d) Memulai intruksi keperawatan harus menggunakan kata kerja

e) Gunakan pena tinta dalam menulis untuk mencegah

penghapusan tulisan atau tidak jelasnya tulisan

f) Menggunakan kata kerja

g) Menetapkan teknik dan prosedur keperawatan yang akan

digunakan

h) Melibatkan keluarga dalam menyusun rencana tindakan

i) Mempertimbangkan latar belakang budaya dan agama,

lingkungan, sumber daya dan fasilitas yang tersedia

j) Memperhatikan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku

k) Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana

yang dimiliki oleh keluarga dan mengarah kemandirian sehingga

tingkat ketergantungan dapat diminimalisasikan.

Focus dari intervensi keperawatan keluarga antara lain meliputi

kegiatan yang bertujuan :

a) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal

masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara :

Page 46: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

55

1) Memberi informasi yang tepat

2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang

kesehatan

3) Mendorong sikap emosi yang sehat yang mendukung upaya

kesehatan masalah

b) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan

keluarga yang tepat, dengan cara :

1) Mengidentifikas konsekuensi tidak melakukan tindakan

2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga

3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan

c) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota

keluarga yang sakit, dengan cara:

1) Mendemonstrasikan cara keperawatan

2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah

3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan

4) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana

membuat lingkungan menjadi sehat, dengan cara :

a) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan

keluarga

b) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal

mungkin

d) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan

yang ada, dengan cara :

1) Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan

keluarga

2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang

ada.

d. Pelaksanaan Keperawatan

Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari

rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Ada

3 tahap dalam keperawatan keluarga, yaitu:

Page 47: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

56

1) Tahap I : Persiapan

Persiapan meliputi kegiatan-kegiatan :

a) Kontrak dengan keluarga

b) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan

c) Mempersiapkan lingkungan yang kondusif

d) Mengidentifikasi aspek-aspek hukum dan etik

Kegiatan ini bertujuan agar keluarga dan perawat mempunyai

kesiapan fisik dan psikis pada saat implementasi

2) Tahap II : Intervensi

Tindakan keperawatan keluarga berdasarkan kewenangan dan

tanggung jawab perawat secara profesional adaslah :

a) Independent

Adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat sesusai

dengan kompetensi keperawatab tanpa petunjuk dan perintah

dari tenaga kesehatan lainnya. Lingkup tindakan independent ini

adalah :

1. Mengkaji terhadap klien dan keluarga melalui riwayat

keperawatan dan pemeriksaan fisik

2. Merumuskan diagnosa keperawatan

3. Mengidentifikasi tindakan keperawatan

4. Melaksanakan rencana pengukuran

5. Merujuk kepada tenaga kesehatan lain

6. Mengevaluasi respon klien

7. Partisipasi dengan consumer atau tebnaga kesehatan lainnya.

Tipe tindakan Independent Keperawatan dapat dikategorikan

menjadi 4 yaitu :

1. Tindakan diagnostik

Tindakan diagnostik

a) Wawancara

Page 48: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

57

b) Observasi dan pemeriksaan fisik

c) Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana (Hb) dan

membaca hasil dari pemeriksaan laboratorium

2. Tindakan terapetik

Tindakan untuik mencegah, mengurangi, dan mengatasi

masalah kien

3. Tindakan edukatif

Tindakan untuk merubah prilaku klien melalui promosi

kesehatan dan pendidikan kesehatan kepada klien

4. Tindakanmerujuk

Tindakan kerjasama dengan tim kesehatan lainnya

b) Interdependent

Yaitu suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerjasama dengan

tenaga kesehatan lainnya

c) Dependent

Yaitu pelaksanaan rencana tindakan medis, misalnya dokter

menuliskan “perawatan kolostomy”, kemudian perawat

melakukan tindakan tersebut sesuai dengan kebutuhan klien.

3) Tahap III : Dokumentasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh

pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian

dalam proses keperawatan.

e. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah perbandingan sistematis dan terencana tentang

kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan

dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dengan

tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi disusun menggunakan SOAP

secara operasional dengan tahapan sumatif dan formatif

Page 49: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

58

1) Evaluasi berjalan (sumatif)

Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan

perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami

oleh keluarga. Format yang dipakai adalah format SOAP.

2) Evaluasi akhir (Formatif)

Evaluasi jenis ini dikerjakan dengancara membandingkan antara

tujuan yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantar

keduanya, mungkin semua tahap dalam proses keperawatanperlu

ditinjau kembali, agar didapat data-data, masalah atau rencana yang

perlu dimodifikasi.

Metode yang dipakai dalam evaluai antara lain:

1) Observasi langsung

2) Wawancara

3) Memeriksa laporan

4) Latihan stimulasi

Faktor yang dievaluasi ada bebrapa komponen, meliputi :

1) Kognitif (pengetahuan)

Lingkup evaluasi pada kognitif adalah :

a) Pengetahuan keluarga mengenai penyakit

b) Mengontrol gejala-gejalanya

c) Pengobatan

d) Diet, aktifitas, danpersediaan alat-alat

e) Risiko komplikasi

f) Gejala yang harus dilaporkan

g) Pencegahan

Page 50: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

59

2) Afektif (status emosional)

Dengan cara observasi secara langsung yaitu dengan observasi

ekspresi wajah, postur tubuh, nada suara, isi pesan verbalpada

waktu melakukan wawancara.

3) Psikomotor

Yaitu dengan cara melihat apa yang dilakukan keluarga sesuai

dengan yang diharapkan.

Penentuan keputusan pada tahap evaluasi ada 3 kemungkinan,

yaitu :

a) Keluarga telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan,

sehingga rencana mungkin dihentikan

b) Keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang telah

ditentukan, sehingga perlu penambahan waktu, resources, dan

intervensi sebelum tujuan berhasil

c) Keluarga tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan,

sehingga perlu :

1) Mengkaji ulang masalah atau respon yang lebih akurat

2) Membuat outcome yang baru

3) Intervensi keperawtan harus dievaluasi dalam hal

ketepatan unttuk mencapai tujuan sebelumnya.