32
8 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan yaitu hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap suatu objek tertentu (Sunaryo, 2004). Pengetahuan yaitu segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (Depdiknas, 2003). Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003, pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan suatu objek. Penginderaan yang terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera pendengaran, penglihatan, peraba, perasa, dan penciuman. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan didapat dari informasi baik secara lisan ataupun tertulis dari pengalaman seseorang. Pengetahuan didapat dari fakta atau kenyataan dengan mendengar radio, melihat televisi, dan sebagainya.

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

8

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Definisi

Pengetahuan yaitu hasil dari tahu yang terjadi

melalui proses sensoris khususnya mata dan

telinga terhadap suatu objek tertentu (Sunaryo,

2004). Pengetahuan yaitu segala sesuatu yang

diketahui berkenaan dengan hal (Depdiknas,

2003). Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003,

pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan

suatu objek. Penginderaan yang terjadi melalui

panca indera manusia, yaitu indera pendengaran,

penglihatan, peraba, perasa, dan penciuman.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang. Pengetahuan didapat dari informasi

baik secara lisan ataupun tertulis dari pengalaman

seseorang. Pengetahuan didapat dari fakta atau

kenyataan dengan mendengar radio, melihat

televisi, dan sebagainya.

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

9

Serta didapat dari pengalama berdasarkan

pemikiran kritis (Soekanto, 2002). Perilaku yang

didasari oleh pengetahuan umumnya bersifat

langgeng (Sunaryo, 2004). Ketiga definisi di atas

dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah

hasil dari tahu yang didapat melalui panca indera,

dimana pengetahuan itu merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang.

2.1.2 Tingkat pengetahuan

Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003)

bahwa yang dicakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

2.1.2.1 Tahu (Know)

Tahu adalah tingkat pengetahuan yang

rendah. Tahu artinya dapat mengingat

suatu materi yang dipelajari

sebelumnya. Ukuran bahwa seseorang

itu tahu yaitu dapat menyebutkan,

menguraikan, mendefenisikan dan

menyatakan.

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

10

2.1.2.2 Memahami (Comprehension)

Memahami adalah kemampuan dalam

menjelaskan dan menginterpretasikan

dengan benar tentang objek yang

diketahui.

2.1.2.3 Aplikasi (Aplication)

Aplikasi yaitu kemampuan dalam

menggunakan materi yang dipelajari

pada situasi atau kondisi yang

sebenarnya.

2.1.2.4 Analisis (Analysis)

Analisa merupakan suatu kemampuan

dalam menjabarkan suatu objek atau

materi ke dalam komponen-komponen,

tetapi masih dalam satu struktur

organisasi tersebut dan ada kaitannya

satu sama lain.

2.1.2.5 Sintesis (Syntesis)

Sintesis yaitu menunjukkan pada suatu

kemampuan meletakkan atau

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

11

menghubungkan bagian-bagian dalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru.

2.1.2.6 Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi yaitu kemampuan dalam

penilaian terhadap suatu objek.

Evaluasi ini berkaitan dengan

kemampuan dalam melakukan penilaian

terhadap objek materi atau objek

penilaian berdasarkan kriteria yang

ditentukan sendiri atau responden.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi

Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini

terjadi setelah orang melakukan pengindraan

terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo,

2003). Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh

macam-macam faktor yaitu :

2.1.3.1 Usia

Menurut Notoatmodjo (2003), umur

adalah variabel yang selalu diperhatikan

dalam penelitian-penelitian epidemiologi

karna merupakan salah satu hal yang

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

12

mempengaruhi pengetahuan. Umur yaitu

lamanya waktu hidup seseorang dalam

tahun yang dihitung sejak ia lahir sampai

berulangtahun yang terakhir (Depkes,

2007).

2.1.3.2 Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan mempengaruhi

persepsi seseorang untuk lebih

menerima teknologi dan ide-ide baru

Pendidikan adalah salah satu faktor yang

mempengaruhi persepsi seseorang

terhadap suatu hal. Karena dapat

membuat seseorang untuk lebih mudah

bertindak dan mengambil keputusan.

2.1.3.3 Sosial ekonomi

Tingkat kemampuan seseorang

dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Seseorang yang tingkat ekonominya

lebih tinggi lebih mudah mendapatkan

informasi dalam penyediaan media

informasi.

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

13

2.1.3.4 Informasi

Seseorang yang memiliki sumber

informasi lebih banyak mempunyai

pengetahuan yang lebih luas (Soekanto,

2002). Faktor pengetahuan merupakan

hal penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang atau pengetahuan mempunyai

pengaruh sebagai motivasi seseorang

dalam berperilaku. Hal yang perlu

diperhatikan bahwa perubahan

pengetahuan tidak selalu mempengaruhi

perubahan perilaku seseorang, walaupun

hubungan positif antara variabel

pengetahuan dan variabel perilaku sudah

banyak diperlihatkan.

2.2 Menopause

2.2.1 Definisi

Menopause yaitu berhentinya menstruasi

secara permanen yang disebabkan hilangnya

fungsi folikel-folikel sel telur (Safrina, 2009).

Menurut Pakasi (2000), menopause yaitu

perdarahan terakhir dari uterus yang masih

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

14

dipengaruhi oleh hormon-hormon dari otak dan sel

telur. Menopause yaitu suatu fase alamiah yang

akan dialami oleh setiap wanita yang terjadi di atas

usia 40 tahun. Kondisi ini merupakan akhir proses

biologis yang menandai berakhirnya masa subur

seorang wanita. Wanita dapat dikatakan

menopause jika siklus menstruasinya telah berhenti

selama satu tahun. Berhentinya haid tersebut

membawa dampak pada kesehatan baik fisik

maupun psikis (Retnowati, 2001). Menopause

merupakan fase terakhir, saat perdarahan haid

seorang wanita berhenti. Fase ini terjadi berangsur-

angsur, semakin hari semakin jelas penurunan

fungsi kelenjar indung telurnya (Yatim, 2001).

Tanda paling penting pada perempuan usia

pertengahan 40 tahun hingga 60 tahun yaitu

menopause. Menopause merupakan berhentinya

menstruasi, tetapi kata ini umumnya digunakan

mencakup masa premenopause dan 10 tahun lebih

setetelah berhentinya menstruasi. Masa ini lebih

tepat disebut masa klimakterik. Dari definisi

tersebut disimpulkan bahwa menopause adalah

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

15

suatu fase alamiah yang dialami oleh perempuan di

atas usia 40 tahun, dimana terjadi perdarahan akhir

dari uterus yang dipengaruhi oleh hormon-hormon

dari otak dan sel telur.

2.2.2 Periode menopause dalam fase klimakterium

Menopause yaitu proses alamiah yang akan

dialami oleh setiap perempuan dan umumnya

terjadi pada usia 50 tahun (rentang usia 40-60

tahun). Sekitar 1 % perempuan mencapai

menopause sebelum usia 40 tahun yang disebut

menopause prekoks, berhentinya menstruasi usia

40-45 tahun disebut dengan menopause dini (early

menopause) yang terjadi pada 10 % perempuan

(Ninsih, 2008). Rambulangi (2006) menyatakan,

usia seorang perempuan memasuki masa

premenopause antara 40-49 tahun. Berikut

pembagian fase klimakterium terdiri dari empat fase

(Baziad (2003), yaitu :

2.2.2.1 Premenopause

Premenopause terjadi pada usia 40

tahun dan merupakan fase dimulainya

klimakterik. Fase ini ditandai dengan

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

16

timbulnya keluhan- keluhan

klimakterium seperti perdarahan uterus

yang tidak teratur. Perubahan ini terjadi

karena menurunnya kadar estrogen,

insufisiensi corpus luteum dan

kegagalan proses ovulasi. Perubahan

menstruasi dapat berupa amenorrhoe,

polimenorrhoe, dan hipermenorrhea

(Baziad, 2003).

2.2.2.2 Perimenopause

Perimenopause merupakan fase

peralihan antara premenopause dan

postmenopause. Rentang waktu antara

1 sampai 2 tahun sebelum dan

sesudah menopause. Fase ini ditandai

dengan siklus menstruasi yang tidak

teratur. Meskipun terjadi ovulasi, kadar

progesteron tetap rendah, kadar FSH,

LH dan estrogen sangat bervariasi.

Umumnya perempuan telah mengalami

berbagai keluhan klimakterik berupa

gejolak panas ( hot flushes), insomnia,

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

17

depresi, berkeringat banyak, serta

perasaan mudah tersinggung (Baziad,

2003).

2.2.2.3 Menopause

Fase berikutnya ditandai dengan

berhentinya haid atau haid yang terakhir

akibat fungsi estrogen dalam tubuh

menurun. Menopause terjadi sekitar

umur 50 tahun (Dorland, 2002).

2.2.2.4 Pasca menopause

Postmenopause periode setelah

perimenopause sampai senium. Masa

yang berlangsung kurang lebih 3

sampai 5 tahun setelah menopause.

Ovarium sudah tidak befungsi sama

sekali, kadar estradiol berada antara 20-

30 pg/ml, dan kadar hormon

gonadotropin biasanya meningkat

(Baziad, 2003).

2.2.3 Penyebab dan proses terjadinya menopause

Fungsi ovarium menurun rata-rata pada saat

seorang perempuan berusia pertengahan empat

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

18

puluhan. Pada saat usia tersebut, kondisi kadar

hormon yang naik turun menyebabkan berbagai

gangguan. Ada dua faktor utama yang berperan

dalam hal ini, yaitu lebih sedikit folikel yang

matang, selanjutnya produksi sel telur mulai

berkurang, dan mengakibatkan ovulasi tidak

terjadi setiap siklus menstruasi. Konsekuensi

dari perubahan tersebut adalah pola baru

perubahan kadar hormon selama siklus

menstruasi. Sebaliknya jika folikel tidak matang,

hanya sedikit estrogen yang diproduksi selama

dua minggu pertama. Karena tidak ada sel telur

yang matang dalam folikel, maka folikel tidak

dapat melepaskan sel telur.

Jika tidak terjadi ovulasi, maka tidak ada

progesteron yang diproduksi oleh korpus luteum

pada paruh kedua siklus. Hal ini berarti estrogen

terus membentuk lapisan endometrium tanpa

diimbangi oleh efek dari progesteron yang

menyebabkan menstruasi yang berat di luar.

Kedua, gagalnya ovarium mengeluarkan sel telur

yang matang menyebabkan kadar estrogen

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

19

turun menjadi rendah sehingga lapisan

endometrium tidak terangsang untuk

menyiapkan sel telur yang dibuahi. Hal ini

menyebabkan tidak terjadi menstruasi. Ketika

kadar estrogen dan progesteron menurun,

kelenjar hipothalamus dan kelenjar pituitari

berusaha mengoreksi keadaan dengan

menaikkan produksi Folicle Stimulating Hormone

(FSH) dan Luteineizing Hormone (LH) untuk

merangsang ovarium akan melakukan fungsi

normalnya. Jika ovarium tidak mampu bereaksi

dengan membuat matang folikel dalam setiap

siklus, kadar FSH dan LH yang tinggi akan

mengganggu operasi normal dari sistem tubuh

termasuk metabolisme, kimiawi otak, dan

keadaan tulang (Emma, 2003).

2.2.4 Dampak kesehatan bagi fisik maupun psikis

Menjelang menopause perempuan kerap

tidak mengetahuinya, tapi pada akhirnya mereka

menyadari dengan merasakan adanya

perubahan pada tubuhnya. Perubahan yang

terjadi biasanya diketahui dengan berhentinya

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

20

siklus menstruasi. Selain itu menopause juga

sering disertai gejala yang bermacam-macam,

mulai dari gejala fisik, jiwa hingga perasaan yang

berubah-ubah serta gangguan lainnya (Lestari,

2010). Kadar hormon estrogen rendah di dalam

tubuh akan menyebabkan keluhan-keluhan di

awal masa menopause (Baziad, 2003). Keluhan

fisik yang merupakan beberapa tanda dan gejala

dari menopause, yaitu :

2.2.4.1 Ketidakteraturan siklus haid

Tanda umum adalah fluktuasi dalam

siklus haid, kadang kala menstruasi

muncul tepat waktu, tetapi tidak pada

siklus berikutnya. Ketidakteraturan

sering disertai dengan jumlah darah

yang sangat banyak, tidak seperti

volume pendarahan haid yang normal.

2.2.4.2 Gejolak rasa panas (hot flushes)

Arus panas timbul pada saat darah

menstruasi mulai berkurang dan

berlangsung sampai menstruasi benar-

benar berhenti. Arus panas disertai oleh

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

21

rasa menggelitik disekitar jari-jari kaki

maupun tangan serta pada kepala, atau

bahkan timbul secara menyeluruh.

2.2.4.3 Kekeringan vagina

Kekeringan vagina terjadi dikarenakan

leher rahim sedikit sekali

mensekresikan lendir. Penyebabnya

adalah kekurangan estrogen yang

menyebabkan liang vagina menjadi

lebih kering, lebih tipis, dan kurang

elastis. Alat kelamin mulai mengerut,

keputihan, dan rasa sakit pada saat

kencing.

2.2.4.4 Perubahan kulit

Estrogen berperan menjaga elastisitas

kulit, ketika menstruasi berhenti maka

kulit akan terasa lebih tipis, kurang

elastis terutama pada sekitar wajah,

leher, dan lengan.

2.2.4.5 Keringat dimalam hari

Berkeringat malam hari, bangun

bersimbah keringat, sehingga perlu

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

22

mengganti pakaian dimalam hari,

sehingga tidak dapat tidur nyenyak.

2.2.4.6 Sulit tidur

Imsomnia (sulit tidur) terjadi pada waktu

menopause, tetapi hal ini mungkin ada

kaitannya dengan rasa tegang akibat

berkeringat malam hari.

2.2.4.7 Kerapuhan tulang

Rendahnya kadar estrogen adalah

penyebab proses osteoporosis

(kerapuhan tulang). Osteoporosis

adalah penyakit kerangka yang umum

dan merupakan persoalan bagi yang

telah berumur, paling banyak

menyerang wanita yang telah

menopause. Kehilangan 1 % tulang

dalam setahun dapat akibat proses

penuaan, tetapi kadang setelah

menopause kita kehilangan 2%

setahunnya.

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

23

2.2.4.8 Badan menjadi gemuk

Selama menopause banyak wanita

menjadi gemuk, rasa letih yang

biasanya dialami pada masa

menopause, diperburuk dengan perilaku

makan yang sembarangan.

2.2.4.9 Penyakit

Beberapa penyakit yang sering dialami

wanita menopause, dari sudut pandang

medis ada dua perubahan penting yang

terjadi saat menopause yaitu

meningkatnya kemungkinan terjadi

penyakit jantung, pembuluh darah serta

hilangnya protein dan mineral di dalam

tulang (osteoporosis). Beberapa

keluhan psikologis yang menjadi tanda

dan gejala dari menopause adalah

depresi, stress, ingatan menurun,

kecemasan, dan mudah tersinggung.

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

24

2.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi seorang

wanita mengalami menopause

Setiap wanita akan mengalami menopause.

Namun cepat atau lambatnya seorang wanita

mengalami menopause tergantung dari faktor

yang mempengaruhinya. Berikut ini adalah

faktor-faktor yang mempengaruhi seorang

wanita mengalami menopause (Kasdu,2002) :

2.2.5.1 Usia saat haid pertama kali

(menarche)

Semakin muda seseorang mengalami

haid pertama kalinya, semakin tua

atau semakin lama memasuki masa

menopause.

2.2.5.2 Faktor psikis

Keadaan wanita yang tidak menikah

dan bekerja mempengaruhi

perkembangan psikis seorang wanita.

Menurut beberapa penelitian, wanita

akan mengalami masa menopause

lebih awal, dibandingkan mereka yang

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

25

menikah dan tidak bekerja atau tidak

menikah dan tidak bekerja.

2.2.5.3 Jumlah anak

Semakin sering wanita melahirkan

maka akan semakin tua atau semakin

lama mereka memasuki masa

menopause.

2.2.5.4 Usia melahirkan

Berhubungan dengan usia melahirkan

anak, bahwa semakin tua seseorang

melahirkan anak maka semakin tua ia

mulai memasuki usia menopause.

Wanita yang melahirkan di atas usia

40 tahun akan mengalami usia

menopause yang lebih tua. Hal ini

terjadi karena kehamilan dan

persalinan dapat memperlambat

sistem kerja organ reproduksi. Bahkan

akan memperlambat proses penuaan

tubuh.

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

26

2.2.5.5 Pemakaian kontrasepsi

Pemakaian alat kontrasepsi,

khususnya alat kontrasepsi jenis

hormonal. Hal ini bisa terjadi karena

cara kerja kontrasepsi yang menekan

fungsi indung telur sehingga tidak

dapat memproduksi sel telur. Pada

wanita yang menggunakan

kontrasepsi ini akan lebih lama atau

tua memasuki usia menopause.

2.2.5.6 Merokok

Merokok memiliki efek mengurangi

produksi estrogen sampai batas

tertentu. Wanita perokok berpotensi

mengalami menopause lebih cepat

daripada mereka yang tidak merokok.

Wanita yang tidak merokok rata-rata

mencapai menopause usia 46 – 51

tahun. Sementara wanita yang

merokok, mengalami menopause lebih

cepat antara usia 43 – 50 tahun.

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

27

2.2.5.7 Sosial ekonomi

Meskipun belum ada data pasti, dalam

bukunya dr Faisal menyebutkan

bahwa menopause kelihatannya

dipengaruhi oleh faktor sosial

ekonomi, di samping pendidikan dan

pekerjaan suami. Begitu juga

hubungan antara berat badan dan

tinggi badan wanita yang termasuk

dalam pengaruh sosial ekonomi.

2.2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi gejala

menopause

Menurut Hartono (2000), terdapat empat faktor

yang mempengaruhi gejala menopause, yaitu :

2.2.6.1 Faktor fisik dan psikologis

Perubahan fisik maupun perubahan

psikologis ini berhubungan dengan

kadar estrogen, gejala yang menonjol

adalah berkurangnya konsentrasi,

kecemasan, berkurangnya tenaga dan

gairah, serta timbulnya perubahan

emosi.

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

28

2.2.6.2 Faktor sosial ekonomi

Keadaan sosial ekonomi dapat

mempengaruhi faktor kesehatan, fisik

dan pendidikan. Apabila sosial ekonomi

baik akan mengurangi beban fisik dan

psikologis.

2.2.6.3 Faktor budaya dan lingkungan

Pengaruh lingkungan dan budaya

mempengaruhi wanita untuk dapat atau

tidak menyesuaikan diri dengan masa

ini.

2.2.6.4 Faktor lainnya

Wanita yang berkarir baik yang sudah

ataupun belum berumah tangga akan

mempengaruhi keluhan-keluhan yang

ringan.

2.2.7 Upaya-upaya menghadapi menopause

Berikut ini upaya-upaya yang dilakukan untuk

menghadapi menopause :

1) Menjaga pola makan yang teratur dengan

gizi yang seimbang.

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

29

2) Olahraga teratur sesuai kemampuan

fisik, setidaknya jalan kaki.

3) Menghentikan kebiasaan buruk seperti

merokok atau mengkonsumsi alkohol.

4) Berpikir positif dan jangan panik atas

perubahan pada bentuk. Semua itu normal

terjadi pada setiap perempuan.

5) Berkonsultasi dengan dokter jika menderita

penyakit tertentu, supaya mendapat

pengobatan yang tepat dan aman. Dan

apabila ingin menggunakan terapi hormon,

supaya mendapatkan dosis yang sesuai

kebutuhan (Depkes, 2007).

2.3 Kesiapan menghadapi menopause

Kesiapan (readiness) yaitu tingkat perkembangan dari

kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan

dalam mempraktikkan sesuatu (Chaplin, 2005:418).

Dapat diartikan sebagai keadaan siap siaga untuk

mereaksikan atau menanggapi sesuatu. Kesiapan dapat

diartikan sebagai suatu keadaan ibu untuk

mempersiapkan dirinya dalam menghadapi menopause,

baik secara fisik maupun mental atau psikologisnya.

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

30

Wanita menopause akan mengalami penurunan

berbagai fungsi tubuh, sehingga berdampak pada rasa

ketidaknyamanan dalam menjalani kehidupannya. Untuk

itu, penting bagi seorang wanita untuk selalu berpikir

positif bahwa kondisi tersebut merupakan sesuatu yang

bersifat alami, seperti keluhan yang muncul pada fase

kehidupannya yang lain. Sikap positif ini bisa muncul jika

diimbangi oleh informasi atau pengetahuan yang cukup,

sehingga ibu lebih siap baik secara fisik, mental, dan

spiritual. Perlu diketahui, kehidupan yang dijalani pada

masa sebelumnya juga memiliki pengaruh yang kuat di

masa yang akan datang (Kasdu, 2002). Menopause

merupakan proses alamiah yang terjadi pada

perempuan, namun efek sampingnya dapat

mempengaruhi keharmonisan rumah tangga apabila tidak

siap menghadapinya. Masa perubahan ini dapat dilalui

dengan baik, tanpa gangguan yang berarti, jika wanita

mampu menyesuaikan diri dengan kondisi baru yang

muncul.

Faktor penentu apakah wanita siap dengan

datangnya masa menopause ini pada wanita itu sendiri.

Faktor pengetahuan tentang menopause sangat

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

31

berpengaruh dalam menghadapi masa menopause

(Maspaitela, 2007). Masa premenopause bukanlah

sesuatu yang harus ditakuti, para wanita yang memiliki

umur senja jika mereka mengetahui dengan benar proses

menopause, mereka akan lebih siap menghadapi segala

kemungkinannya (Suheimi, 2006). Diperlukan kesiapan

dalam menghadapi masa menopause sangat diperlukan.

Secara umum melalui wawancara yang efektif dan

pengetahuan tentang masa menopause diharapkan para

wanita lebih tabah menghadapi. Kesiapan seorang wanita

dalam menghadapi masa menopause akan sangat

membantu ia dalam menjalani masa menopause dengan

lebih baik. Berikut ini hal-hal yang sebaiknya dilakukan

untuk menyiapkan diri dalam menghadapi menopause :

2.3.1 Mengonsumsi makanan bergizi

Menurut Melani (2007), wanita premenopause

sebaiknya mengkonsumsi makanan dengan gizi

yang seimbang. Pemenuhan gizi yang memadai

akan membantu dalam menghambat berbagai

dampak negatif menopause terhadap kinerja otak,

mencegah kulit kering, dan berbagai penyakit

lainnya. Gizi seimbang yang dimaksud adalah

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

32

memenuhi kebutuhan gizi per hari dengan asupan

gizi seimbang yang mengandung karbohidrat,

vitamin, protein, mineral, air, dan lemak. Kebutuhan

kalori dan zat gizi setiap orang berbeda-beda,

tergantung tinggi badan, berat badan, umur, dan

aktivitas. Kebutuhan gizi orang dewasa dengan

berat normal sekitar 2.000 - 2.200 kkal/hari.

Pemenuhan gizi secara seimbang diharapkan

seseorang tidak kelebihan atau kekurangan berat

badan dan juga tidak terjangkit suatu penyakit.

Apabila cukup dengan mengkonsumsi gizi

seimbang, tidak diperlukan asupan gizi tertentu

untuk mencegah suatu gangguan. Namun, tidak

ada salahnya untuk mengantisipasi kebutuhan

makanan yang diperlukan pada masa menopause

atau pada saat berhentinya hormon estrogen dalam

tubuh. Terutama apabila memiliki risiko terkena

gangguan tubuh tertentu yang mungkin terjadi

dimasa yang akan datang. Misalnya, asupan

kalsium dapat diperoleh dari susu, yogurt, keju, ikan

teri, sereal, kacang-kacangan dan hasil olahannya

(tahu dan tempe). Jenis kacang-kacangan yang

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

33

mengandung isoflavon fungsinya mirip estrogen.

Asupan zat gizi tidak hanya cukup, tetapi juga

harus memperhatikan. Batasi dalam mengkonsumsi

lemak, sebaiknya hanya mengkonsumsi lemak

berupa asam lemak tak jenuh. Mengurangi

makanan yang terlalu pedas dan asin juga dapat

mencegah keluhan premenopause menjadi berat.

Tambahkan juga vitamin dalam menu sehari-hari

yaitu vitamin A, B, C, D, dan E sebagai antioksidan.

2.3.2 Menghindari stress

Gaya hidup rileks dengan menghindari tekanan

yang dapat membebani pikiran adalah upaya untuk

menghindari stress. Hal ini penting untuk

menghindari dampak psikologis akibat menopause.

Wanita yang memasuki masa menopause, tidak

jarang merasa tidak sempurna lagi sebagai seorang

wanita. Kondisi ini sering menimbulkan tekanan

psikologis. Jika tekanan ini tidak diatasi akan

berkembang menjadi stres yang berdampak buruk

pada kehidupan sosial seorang wanita. Selain itu,

stres akan merangsang otak yang dapat

mengganggu keseimbangan hormon yang akhirnya

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

34

berdampak pada kesehatan. Oleh karena itu,

biasakan untuk hidup lebih rileks dan mengatasi

setiap masalah dengan baik.

2.3.3 Menghindari merokok dan minum- minuman

beralkohol

Merokok dapat merusak kesehatan seseorang,

bukan hanya itu saja, merokok juga akan merusak

kecantikan seseorang. Asap nikotin membuat kulit

wajah menjadi kering dan kusam. Berhenti merokok

akan mengurangi gejala-gejala pada saat

premenopause.

2.3.4 Olahraga secara teratur

Selain dapat menguatkan tulang, olahraga juga

dapat mencegah penyakit jantung, diabetes, jenis

kanker tertentu, dan juga dapat menghilangkan

stress. Olahraga yang dilakukan seperti jalan kaki,

jogging, bersepeda, berenang, naik turun tangga,

dan sebagainya. Olahraga dilakukan paling sedikit

tiga kali dalam seminggu, minimal 30 menit sekali

latihan. Tetap berusaha hidup aktif akan

memperlambat osteoporosis, menekan gejala

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

35

insomnia, penyakit jantung, serta mencegah hot

flushes.

2.3.5 Berkonsultasi dengan dokter

Meskipun menopause merupakan peristiwa normal

yang akan terjadi pada setiap wanita, tetapi tidak

ada salahnya sebelum memasuki masa

menopause, mempersiapkan diri dengan mencari

informasi yang benar. Hal ini tentu saja bisa

diperoleh dengan membaca buku bacaan yang

mudah diperoleh. Namun, tidak ada salahnya jika

berkonsultasi dengan dokter. Apalagi jika ada

masalah kesehatan atau mempunyai gaya hidup

yang memungkinkan munculnya masalah pada

masa menopause.

2.3.6 Dukungan keluarga

Menopause dapat berjalan dengan lancar apabila

ada kemauan diri memandang hidup yang akan

datang sebagai sebuah harapan yang

membahagiakan, sehingga menopause yang

dialami selalu dipandang dari segi yang baik. Hal

tersebut dapat berlangsung dengan baik bila ada

dukungan dari orang disekitarnya, khususnya

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

36

suami. Peran yang positif akan menumbuhkan

perasaan bahwa kehadirannya masih sangat

dibutuhkan oleh keluarganya. Seorang suami yang

peka, akan menyadari bahwa istrinya tidak selincah

dulu sehingga suami harus berinisiatif untuk

membantu istri menyelesaikan tugas rumah tangga.

Anak-anak hendaknya membuat upaya tulus untuk

memahami alasan naik turunnya emosi ibunya.

Mereka perlu menyadari kebutuhan ibu mereka

untuk mendapatkan waktu pribadi. Apabila

menopause dapat dihadapi dengan baik, maka

kualitas hidup dalam menjalani menopause akan

menjadi lebih baik dan akan tercipta kehidupan

keluarga yang harmonis.

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan

menghadapi menopause :

2.4.1 Pengetahuan

Pengetahuan yang cukup akan membantu

wanita dalam memahami dan mempersiapkan

dirinya menghadapi masa menopause dengan

lebih baik (Kasdu, 2002). Diperlukan

pengetahuan dan persiapan yang memadai

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

37

dalam menghadapi menopause. Pemahaman

wanita tentang menopause diharapkan wanita

dapat melakukan pencegahan sedini mungkin

untuk siap memasuki umur menopause tanpa

harus mengalami keluhan yang berat (Admin,

2005).

2.4.2 Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah salah satu faktor yang

mempengaruhi pengetahuan, selain itu informasi

dan faktor pengalaman juda dapat menambah

pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat

nonformal. Wanita yang berpendidikan akan

mempunyai pengetahuan kesehatan yang lebih

baik (Soekanto, 2002).

2.4.3 Sosial ekonomi

Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor

pendidikan, kesehatan, dan faktor fisik.

2.4.4 Budaya dan lingkungan

Budaya sangat berpengaruh terhadap cara

wanita menanggapi proses berhentinya haid.

Masalah yang dihadapi tidak hanya pada wanita

menopause tetapi juga pada wanita

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

38

premenopause dimana tanggapan masyarakat

tentang menopause akhir-akhir ini semakin

meningkat (Prawirohardjo, 2005).

2.4.5 Riwayat kesehatan

Kondisi kesehatan seseorang dapat

mempengaruhi kondisi psikologis, misalnya

pada penderita penyakit kronis. Hal itu dapat

terjadi pada wanita menjelang menopause,

karena di sana terjadi masa peralihan atau

perubahan-perubahan.

2.4.6 Umur

Semakin bertambahnya umur seseorang,

pengalamannya akan bertambah sehingga akan

lebih siap dalam menghadapi menopause

(Notoatmodjo, 2003).

Page 32: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

39

2.5 Kerangka Konseptual

Variabel Terikat

Variabel Bebas

Ket : Huruf tebal menunjukkan variabel yang diteliti

2.6 Hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan tentang

menopause dengan kesiapan menghadapi menopause

pada ibu premenopause.

Ha : Ada hubungan tingkat pengetahuan tentang

menopause dengan kesiapan menghadapi menopause

pada ibu premenopause.

Tingkat pengetahuan

tentang menopause

Umur

Tingkat Pedidikan

Sosial Ekonomi

Budaya dan Lingkungan

Riwayat Kesehatan

Kesiapan Menghadapi

Menopause