67
17 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani kuno dengan gejala khas demam, menggigil dan sakit kepala. Penyakit ini diobati dengan berbagai ramuan bahkan dengan mantra (sihir hitam). Beberapa herbal yang digunakan untuk pengobatan adalah kulit kayu cinchona, chiraita, titepati, dll. Pohon kina kulit kayu telah menjadi yang paling umum digunakan selama tiga abad terakhir (Jung, 2001). Malaria merupakan penyakit endemis di daerah tropis dan subtropis terutama di negara yang berpenduduk padat, misalnya Meksiko, Amerika Tengah dan Selatan, Afrika, Timur Tengah, India, Asia Selatan, Indo Cina dan pulau-pulau di Pasifik Selatan. Diperkirakan prevalensi malaria di seluruh dunia berkisar antara 160 - 400 juta kasus. Angka kematian malaria di seluruh dunia diperkirakan berkisar antara 1 - 2 milyar/tahun. Kira-kira 40% penduduk dunia tinggal di daerah rawan malaria. Plasmodium vivax mempunyai

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

17

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Malaria

2.1.1 Definisi Malaria

Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu

diketahui oleh orang Yunani kuno dengan gejala khas

demam, menggigil dan sakit kepala. Penyakit ini diobati

dengan berbagai ramuan bahkan dengan mantra (sihir

hitam). Beberapa herbal yang digunakan untuk

pengobatan adalah kulit kayu cinchona, chiraita, titepati,

dll. Pohon kina kulit kayu telah menjadi yang paling

umum digunakan selama tiga abad terakhir (Jung, 2001).

Malaria merupakan penyakit endemis di daerah

tropis dan subtropis terutama di negara yang

berpenduduk padat, misalnya Meksiko, Amerika Tengah

dan Selatan, Afrika, Timur Tengah, India, Asia Selatan,

Indo Cina dan pulau-pulau di Pasifik Selatan.

Diperkirakan prevalensi malaria di seluruh dunia berkisar

antara 160 - 400 juta kasus. Angka kematian malaria di

seluruh dunia diperkirakan berkisar antara 1 - 2

milyar/tahun. Kira-kira 40% penduduk dunia tinggal di

daerah rawan malaria. Plasmodium vivax mempunyai

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

18

distribusi geografis yang paling luas, mulai dari daerah

yang beriklim dingin, subtropiks sampai ke daerah tropis.

Sebagian besar negara endemis malaria di atas, risiko

malaria hanya terbatas pada daerah tertentu (Soegijanto,

2004).

Penyakit malaria merupakan salah satu masalah

kesehatan masyarakat, karena setiap tahun 500 juta

manusia terinfeksi malaria dan lebih dari 1 juta

diantaranya meninggal dunia (Departemen Kesehatan,

2008).

Penyakit malaria merupakan penyakit tropis yang

disebabkan oleh parasit genus plasmodium yang

termasuk golongan protozoa melalui perantaraan gigitan

nyamuk Anopheles spp. Penyebaran penyakit malaria

berhubungan dengan perubahan iklim baik musim

kemarau maupun penghujan. Pergantian musim

berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap

kehidupan vektor penyakit malaria. Kondisi iklim yang

menyangkut temperatur, kelembaban, curah hujan,

cahaya dan pola tiupan angin, mempunyai dampak

langsung pada reproduksi vektor, perkembangannya,

lama hidup dan perkembangan parasit dalam tubuh

vektor. Sedangkan dampak tidak langsung karena

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

19

pergantian vegetasi dan pola tanam pertanian yang dapat

memengaruhi kepadatan populasi vektor (Departemen

Kesehatan RI, 2001).

2.1.2 Hubungan Host, Agent, Environment

Penyebaran penyakit malaria ditentukan oleh faktor

yang disebut Host, Agent dan Environment. Penyebaran

malaria terjadi apabila ketiga komponen tersebut di atas

saling mendukung (Harijanto 2000).

2.1.2.1 Penjamu (Host)

a) Manusia (host intermediate)

Pada dasarnya setiap orang dapat

terkena penyakit malaria. Perbedaan

prevalensi menurut umur dan jenis kelamin

sebenarnya berkaitan dengan perbedaan

derajat kekebalan karena variasi

keterpaparan kepada gigitan nyamuk.

Beberapa penelitian menunjukan bahwa

perempuan mempunyai respons imun yang

lebih kuat dibandingkan dengan laki-laki,

namun kehamilan menambah risiko malaria.

Malaria pada wanita hamil mempunyai

dampak yang buruk terhadap kesehatan ibu

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

20

dan anak antara lain berat badan lahir yang

rendah, abortus, partus premature dan

kematian janin intrauterine (Harijanto 2000).

Faktor-faktor genetik pada manusia dapat

mempengaruhi terjadinya malaria dengan

pencegahan invasi parasit ke dalam sel,

mengubah respons imunologik atau

mengurangi keterpaparan terhadap vektor.

Selain itu keadaan gizi juga mempengaruhi

terjadinya penyakit malaria. Ada beberapa

studi yang menunjukan bahwa anak yang

bergizi baik justru lebih sering mendapat

kejang dan malaria serebral dibandingkan

dengan anak yang bergizi buruk. Akan tetapi

anak yang bergizi baik dapat mengatasi

malaria berat dengan lebih cepat

dibandingkan anak bergizi buruk (Harijanto

2000).

Penyebab timbulnya penyakit malaria

pada manusia adalah yang disebut

parasit/plasmodium. Pada manusia

Plasmodium terdiri dari 4 spesies yaitu

(Soegijanto, 2004) dan (Prabowo, 2004):

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

21

1) Plasmodium Vivax

Menyebabkan malaria vivax/tertian. Masa

inkubasi 13 - 17 hari. Menginfeksi eritrosit

imatur (retikulosit). Relaps pada malaria

diakibatkan oleh aktifnya kembali hipnozoit

di organ hati (fase eksoerittrositik) yang

kemudian menjadi merozoit dan

seterusnya memasuki sirkulasi darah dan

menyerang eritrosit normal. Umumnya

dapat terjadi berkali-kali sampai jangka

waktu 2 - 4 tahun (Soegijanto, 2004).

2) Plasmodium falciparum

Menyebabkan malaria falciparum/tropika.

Masa inkubasi 12 hari. Merupakan

penyebab utama infeksi berat, karena

Plasmodium falciparum dapat menginfeksi

eritrosit imatur dan matur. Umumnya

kekambuhan terjadi paling lama 1 tahun,

penyebabnya adalah parasit stadium

eritrositik yang belum terbunuh sempurna

oleh obat-obat antimalaria (Soegijanto,

2004).

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

22

3) Plasmodium malariae

Menyebabkan malariae/quartana. Masa

inkubasi 28 - 30 hari. Menyerang eritrosit

matur. Merupakan suatu bentuk malaria

yang paling ringan namun merupakan

infeksi kronik. Relaps umumnya terjadi

selama 1 tahun pertama kemudian diikuti

timbulnya kekambuhan jangka panjang

sampai 30 tahun. Penyebabnya parasit

stadium eritrositik yang berada di sirkulasi

mikrokapiler yang tidak dapat dibunuh

karena pengobatan antimalaria yang tidak

sempurna (Soegijanto, 2004).

4) Plasmodium ovale

Menyebabkan malaria ovale. Masa

inkubasi sama dengan Plasmodium vivax

13 - 17 hari. Seorang penderita dapat

dihinggapi lebih dari satu jenis

plasmodium. Infeksi demikian disebut

infeksi campuran (mixed infection).

Biasanya, penderita paling banyak

dihinggapi dua jenis parasit malaria, yakni

campuran antara Plasmodium falciparum

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

23

dan Plasmodium vivax dan Plasmodium

ovale (Prabowo, 2004).

2.1.2.2 Perantara (Agent)

Hidup di dalam tubuh manusia dan dalam

tubuh nyamuk. Manusia disebut host

intermediate (pejamu sementara) dan nyamuk

disebut host definitife (pejamu tetap).

a) Nyamuk Anopheles (host defenitife)

Nyamuk Anopheles terutama hidup di

daerah tropik dan subtropik, namun bisa juga

hidup di daerah beriklim sedang dan bahkan

di daerah arktika. Efektifitas vektor untuk

menularkan malaria ditentukan hal-hal

sebagai berikut (Harijanto, 2000):

1) Kepadatan vektor dekat pemukiman

manusia

2) Kesukaan menghisap darah manusia atau

antropofilia

3) Frekuensi menghisap darah (tergantung

dari suhu)

4) Lamanya sporogoni (berkembangnya

parasit dalam nyamuk sehingga menjadi

infektif)

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

24

5) Lamanya hidup nyamuk harus cukup untuk

sporogoni dan kemudian menginfeksi

jumlah yang berbeda-beda menurut

spesies.

Nyamuk Anopheles betina menggigit

antara waktu senja dan subuh, dengan jumlah

yang berbeda-beda menurut spesiesnya.

Kebiasaan makan dan istirahat nyamuk

Anopheles dapat dikelompokan menjadi:

1) Tempat tinggal atau beristirahat

a. Endofilik: suka tinggal dalam

rumah/bangunan

b. Esksofilik: suka tinggal di luar rumah.

2) Tempat menggigit

a. Endofagik: menggigit dalam

rumah/bangunan

b. Eksofagik: menggigit di luar

rumah/bangunan

3) Objek yang digigit

a. Antropofilik: suka menggigit manusia

b. Zoofilik: suka menggigit binatang.

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

25

2.1.2.3. Lingkungan (Environment)

Keadaan lingkungan berpengaruh besar

terhadap ada tidaknya malaria disuatu daerah.

Adanya danau air payau, genangan air di hutan,

persawahan, tambak ikan, pembukaan hutan,

dan pertambangan di suatu daerah akan

meningkatkan kemungkinan timbulnya penyakit

malaria karena tempat-tempat tersebut

merupakan tempat perindukan nyamuk malaria

(Prabowo, 2004).

Beberapa bagian dari lingkungan yang

merupakan tempat hidup atau

perkembangbiakan nyamuk adalah (Harijanto,

2000):

a. Lingkungan Fisik

Faktor geografi dan meteorologi di

Indonesia sangat menguntungkan transmisi

malaria di Indonesia. Pengaruh suhu ini

berbeda bagi setiap spesies. Pada suhu

26,70c masa inkubasi ekstrinsik adalah 10 -

12 hari untuk Plasmodium falciparum dan 8 -

11 hari untuk Plasmodium vivax, 14 - 15 hari

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

26

untuk Plasmodium malariae dan Plasmodium

ovale.

1) Suhu

Suhu mempengaruhi perkembangan

parasit dalam nyamuk. Suhu yang

optimum berkisar antara 20 dan 300c.

makin tinggi suhu (sampai batas tertentu)

makin pendek masa inkubasi ekstrinsik

(sporogoni) dan sebaliknya makin rendah

suhu makin panjang masa inkubasi

ekstrinsik (Harijanto, 2000). Suhu optimum

untuk perkembangan parasit malaria

dalam nyamuk adalah antara 200C dan

300C. Parasit berhenti berkembang jika

suhu rata-rata di bawah 160C. Suhu yang

lebih tinggi dibandingkan 300C yang

mematikan parasit. Sebuah kelembaban

relatif 60% diperlukan bagi nyamuk untuk

hidup normal (Jung, 2001).

2) Kelembaban

Pada kelembaban relatif tinggi,

nyamuk menjadi lebih aktif dan makan

banyak, sementara pada kelembaban

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

27

rendah nyamuk tidak bertahan hidup (Jung,

2001). Kelembaban yang rendah

memperpendek umur nyamuk, meskipun

tidak berpengaruh pada parasit. Tingkat

kelembaban 60% merupakan batas paling

rendah untuk memungkinkan hidupnya

nyamuk. Pada kelembaban yang lebih tinggi

nyamuk menjadi lebih aktif dan lebih sering

menggigit, sehingga meningkatkan

penularan malaria (Harijanto, 2000).

3) Hujan

Curah hujan, secara umum,

mempengaruhi mereka dalam dua cara

dengan meningkatkan jumlah tempat

berkembang biak dan dengan meningkatkan

humadity relatif yang mengarah ke

kehidupan yang lebih panjang dari vektor.

Deforestasi dan struktur seperti liang,

lubang, kolam, taman, saluran irigasi,

sawah, dan lain-lain mengakibatkan

peningkatan di tempat penangkaran yang

menguntungkan (Jung, 2001). Hujan akan

memudahkan perkembangan nyamuk dan

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

28

terjadinya epidemi malaria. Besar kecilnya

pengaruh tergantung jenis dan deras hujan,

jenis vektor dan jenis tempat perindukan.

Hujan yang diselilingi panas akan

memperbesar kemungkinan berkembang

biaknya nyamuk Anopheles (Harijanto,

2000).

4) Ketinggian

Secara umum malaria berkurang

pada ketinggian yang semakin bertambah.

Hal ini berkaitan dengan menurunnya suhu

rata-rata. Pada ketinggian di atas 2000

meter jarang ada transmisi malaria. Hal ini

bisa berubah bila terjadi pemanasan bumi

dan pengaruh dari El-Nino. Di pegunungan

Irian Jaya yang dulu jarang ditemukan

malaria kini lebih sering ditemukan malaria.

Ketinggian paling tinggi masih

memungkinkan transmisi malaria adalah

2500 meter di atas permukaan laut (di

Bolivia) (Harijanto, 2000).

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

29

5) Angin

Kecepatan dan arah angin dapat

mempengaruhi jarak terbang nyamuk dan

ikut menentukan jumlah kontak antara

nyamuk dan manusia.

6) Sinar matahari

Pengaruh sinar matahari terhadap

pertumbuhan larva nyamuk berbeda-beda.

Anopheles sundaicus lebih suka tempat

yang teduh. Anopheles hyrcanus spp dan

Anopheles pinctulatus spp lebih menyukai

tempat yang terbuka. Anopheles barbirostis

dapat hidup baik di tempat teduh maupun

yang terang.

7) Arus air

Anopheles barbirostis menyukai

perindukan yang airnya statis/mengalir

lambat. Sedangkan Anopheles minimus

menyukai aliran air yang deras dan

Anophelesa letifer menyukai air tergenang.

8) Kadar garam

Anopheles sundaicus tumbuh optimal

pada air payau yang kadar garamnya 12 -

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

30

18% dan tidak berkembang pada kadar

garam 40% keatas. Namun di Sumatera

Utara ditemukan pula perindukan Anopheles

sundaicus dalam air tawar.

b. Lingkungan Biologik

Tumbuhan bakau, lumut, ganggang dan

berbagai tumbuhan lain dapat mempengaruhi

kehidupan larva karena ia dapat menghalangi

sinar matahari atau melindungi dari serangan

makhluk hidup lainnya. Adanya berbagai jenis

ikan pemakan larva seperti ikan kepala timah

(panchax spp), gambusia, nila, mujair dan

lain-lain akan mempengaruhi populasi

nyamuk di suatu daerah. Adanya ternak

seperti sapi, kerbau dan babi dapat

mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada

manusia, apabila ternak tersebut

dikandangkan tidak jauh dari rumah

(Harijanto, 2000).

c. Lingkungan Sosial-Budaya

Kebiasaan untuk berada di luar rumah

sampai larut malam, dimana vektornya

bersifat eksofilik dan eksofagik akan

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

31

memudahkan gigitan nyamuk. Tingkat

kesadaran masyarakat tentang bahaya

malaria akan mempengaruhi kesediaan

masyarakat untuk memberantas malaria

antara lain dengan menyehatkan lingkungan,

menggunakan kelambu, memasang kawat

kasa pada rumah dan menggunakan obat

nyamuk. Berbagai kegiatan manusia seperti

pembuatan bendungan, pembuatan jalan,

pertambangan dan pembangunan

pemukiman baru/transmigrasi sering

mengakibatkan perubahan lingkungan yang

menguntungkan penularan malaria (man-

made-malaria). Peperangan dan perpindahan

penduduk dapat menjadi faktor penting untuk

meningkatkan malaria. Meningkatnya

pariwisata dan perjalan dari daerah endemik

mengakibatkan meningkatnya kasus malaria

yang di impor (Harijanto, 2000).

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

32

2.1.3 Etiologi (Penyebab Penyakit Malaria)

Adapun beberapa faktor penyebab terjadinya penyakit

malaria pada manusia yaitu sebagai berikut (Prabowo,

2004):

2.1.3.1 Parasit

Penyakit malaria disebakan oleh parasit

malaria (yaitu suatu protozoa darah yang

termasuk genus plasmodium). Yang di kenal ada

empat jenis plasmodium penyebab malaria pada

manusia yaitu Plasmodium falciparum,

Plasmodium vivax, dan Plasmodium malariae.

Plasmodium ovale. Ciri utama genus plasmodium

adalah adanya dua siklus hidup, yaitu siklus hidup

aseksual serta siklus seksual.

1. Fase aseksual

Siklus dimulai ketika Anopheles betina

menggigit manusia dan memasukan sporozoit

yang terdapat pada air liurnya ke dalam aliran

darah manusia. Jasad yang langsing dan lincah

ini dalam waktu 30 menit sampai satu jam

memasuki sel parenkim hati dan berkembang

biak membentuk skizon hati yang mengandung

ribuan merozoit. Proses ini desebut fase

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

33

skizogoni eksoeritrosit karena parasit belum

masuk ke sel darah merah. Lama fase ini

berbeda untuk tiap spesies plasmodium. Pada

akhir fase, skizon hati pecah, merozoit keluar,

lalu masuk dalam aliran darah (disebut

sporulasi). Pada Plasmodium vivax dan

Plasmodium ovale, sebagian sporozoit

membentuk hipnozoit dalam hati (atau

sporozoit yang tidur selama periode tertentu)

sehingga mengakibatkan relaps jangka

panjang, yaitu kembalinya penyakit setelah

tampak mereda dan rekurens. Fase eritrosit

dimulai saat merozoit dalam darah menyerang

sel darah merah dan membentuk trofozoit.

Proses berlanjut menjadi trofozoid-skizon-

merozoit. Setelah dua sampai tiga generasi,

merozoit terbentuk, lalu sebagian merozoit

berubah menjadi bentuk seksual (Prabowo,

2004).

2. Fase seksual

Fase ini dimulai ketika seekor nyamuk

betina mengisap anopheline terinfeksi darah

manusia semua elemen darah dan tahap

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

34

aseksual parasit malaria (merozoit,

trophozoites, dll) yang dicerna dalam usus

parasit malaria jantan dan betina (gametosit)

yang tersisa utuh dan mulai jatuh tempo. Para

gametosit jantan dan betina menimbulkan

gamet jantan dan betina masing-masing

bersatu untuk membentuk zigot. Zigot

membentuk ookinet seperti cacing yang

menembus dinding lambung nyamuk dan

berkembang menjadi suatu ookista. Inti dari

ookista mengalihkan untuk membentuk

sporozoit. Banyak yang dibebaskan dalam

bodyfluid nyamuk karena pecahnya ookista

tersebut. Pada tahap akhir, sporozoit

menembus kelenjar salivery dari nyamuk dan

tetap di sana, siap untuk memasuki host segar

saat nyamuk yang terinfeksi menggigit orang

lain yang sehat. Fase perkembangan parasit

malaria dalam nyamuk disebut sporogony atau

fase ekstrinsik dan memakan waktu sekitar 7-

55 hari, tergantung pada spesies parasit

malaria dan suhu (Jung, 2001).

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

35

2.1.3.2 Nyamuk Anopheles

Malaria pada nyamuk hanya dapat

ditularkan oleh nyamuk betina Anopheles. Di

seluruh dunia terdapat sekitar 2.000 spesies

Anopheles, 60 spesies diantaranya diketahui

sebagai penular malaria. Di Indonesia ada

sekitar 80 jenis Anopheles, 24 spesies

diantaranya telah terbukti penular malaria. Sifat

masing-masing spesies berbeda-beda,

tergantung berbagai faktor, seperti penyebaran

geografis, iklim dan tempat perindukannya.

Semua nyamuk malaria hidup sesuai dengan

kondisi ekologi setempat, contohnya nyamuk

malaria yang hidup di air payau (Anopheles

sundaicus dan Anopheles subpictus), di sawah

(Anopheles aconitus), atau air bersih di

pegunungan (Anopheles maculatus).

Nyamuk Anopheles hidup di daerah iklim

tropis dan sub-tropis, tetapi juga bisa hidup di

daerah yang beriklim sedang. Nyamuk ini jarang

ditemukan pada daerah dengan ketinggian lebih

dari 2000 - 2500 meter. Tempat perindukannya

bervariasi (tergantung spesiesnya) dan dapat

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

36

dibagi menjadi tiga kawasan, yaitu pantai,

pedalaman dan kaki gunung. Biasanya, nyamuk

Anopheles betina menggigit manusia pada

malam hari atau sejak senja hingga subuh. Jarak

terbangnya tidak lebih dari 0,5 - 3 km dari tempat

perindukannya. Jika ada tiupan angin yang

kencang, biasa terbawa sejauh 20 - 30 km.

Nyamuk Anopheles juga dapat terbawa pesawat

terbang atau kapal laut, dan menyebarkan

malaria ke daerah non-endemis. Umur nyamuk

Anopheles dewasa di alam bebas belum banyak

diketahui, tetapi di laboratorium dapat mencapai

3 - 5 minggu. Nyamuk Anopheles mengalami

metamorfosis sempurna. Telur yang diletakkan

nyamuk betina di atas permukaan air akan

menetas menjadi larva, melakukan

pengelupasan kulit (sebanyak 4 kali), lalu

tumbuh menjadi pupa dan menjadi nyamuk

dewasa jantan/betina. Waktu yang dibutuhkan

untuk pertumbuhan (sejak telur sampai menjadi

bentuk dewasa) bervariasi antara 2 - 5 minggu,

tergantung spesies, makanan yang tersedia dan

suhu udara (Prabowo, 2004).

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

37

2.1.3.3 Manusia yang rentan terhadap infeksi malaria

Secara alami, penduduk di suatu daerah

endemis malaria, ada yang mudah dan yang

sukar terinfeksi malaria, meskipun gejala

klinisnya ringan. Perpindahan penduduk dari dan

ke daerah endemis malaria hingga kini masih

menimbulkan masalah. Sejak dulu, telah

diketahui bahwa wabah penyakit ini sering terjadi

di daerah-daerah pemukiman baru, seperti di

daerah perkebunan dan transmigrasi. Hal ini

terjadi karena pekerja yang datang dari daerah

lain belum mempunyai kekebalan sehingga

rentan terinfeksi (Prabowo, 2004).

2.1.3.4 Lingkungan

Keadaan lingkungan berpengaruh besar

terhadap ada tidaknya malaria di suatu daerah.

Adanya danau, air payau, genangan air di hutan,

pesawahan, tambak ikan, pembukaan hutan,

dan pertambangan di suatu daerah akan

meningkatkan kemungkinan timbulnya penyakit

malaria karena tempat-tempat tersebut

merupakan tempat perindukan nyamuk malaria

(Prabowo, 2004).

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

38

2.1.3.5 Iklim

Suhu dan curah hujan di suatu daerah

berperan penting dalam penularan penyakit

malaria. Biasanya penularan malaria lebih tinggi

pada musim hujan dibandingkan kemarau. Air

hujan yang menimbulkan genangan air,

merupakan tempat yang ideal untuk perindukan

nyamuk malaria. Dengan bertambahnya tempat

perindukan, populasi malaria juga bertambah

sehingga bertambah pula jumlah penularannya

(Prabowo, 2004).

2.1.4 Patogenesis dan Patofisiologi

Ada 4 proses patologi yang terjadi pada malaria,

yaitu demam, anemia, imunopatologi, dan anoksia

jaringan, yang disebabkan oleh perlekatan eritrosit yang

terinfeksi pada endotel kapiler. Demam paroksimal

berbeda untuk keempat spesies tergantung dari lama

maturasi skizonnya. Serangan demam disebabkan

pecahnya eritrosit sewaktu fase skizogoni-eritrisitik dan

masuknya merozoit ke dalam sirkulasi darah. Demam

menyebabkan terjadinya vasodilatasi perifer yang

mungkin juga disebabkan oleh bahan vasoaktif yang

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

39

diproduksi oleh parasit. Setelah merozoit masuk dan

menginfeksi aritrosit yang baru, demam turun dengan

cepat sehingga penderita merasa kepanasan dan

berkeringat banyak. Anemia disebabkan oleh destruksi

eritrosit yang berlebihan, hemolisis autoimun, dan

gangguan eritropoesis. Diduga terdapat toksin malaria

yang menyebabkan gangguan fungsi eritrosit dan

sebagian eritrosit pecah saat melalui limpa keluarlah

parasit (Soegijanto, 2004).

Splenomegali disebabkan oleh adanya peningkatan

jumlah eritrosit yang terinfeksi parasit sehingga terjadi

aktivasi sistem RES untuk memfagositosis eritrosit baik

yang terinfeksi parasit maupun yang tidak. Kelainan

patologik pembuluh darah kapiler disebabkan karena

eritrosit yang terinfeksi menjadi kaku dan lengket,

perjalanannya dalam kapiler terganggu, sehingga

melekat pada endotel kapiler, menghambat aliran kapiler,

timbul hipoksia/anoksia jaringan. Juga terjadi gangguan

integritas kapiler sehingga terjadinya perembesan

plasma. Monosit/makrofag merupakan partisipan seluler

terpenting dalam fagositosis eritrosit yang terinfeksi

(Soegijanto, 2004).

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

40

2.1.5 Manifestasi Klinis

Gejala-gejala penyakit malaria dipengaruhi oleh

daya pertahanan tubuh penderita, jenis plasmodium

malaria, serta jumlah parasit yang menginfeksinya.

Umumnya, gejala yang disebabkan Plasmodium

falciparum lebih berat dan lebih akut dibandingkan

dengan jenis plasmodium lain, sedangkan gejala yang

disebabkan oleh Plasmodium malariae dan Plasmodium

ovale paling ringan. Gambaran khas dari penyakit malaria

adalah demam yang periodik, pembesaran limpa (disebut

splenomegali), dan anemia (turunnya kadar hemoglobin

dalam darah) (Prabowo, 2004).

2.1.5.1. Malaria ringan

a. Demam

Biasanya sebelum timbul demam,

penderita malaria akan mengeluh lesu, sakit

kepala, nyeri pada tulang dan otot, kurang

nafsu makan, rasa tidak enak pada perut,

diare ringan, dan kadang-kadang merasa

dingin di punggung. Umumnya, keluhan

seperti itu timbul pada malaria yang

disebabkan oleh Plasmodium vivax dan

Plasmodium ovale sedangkan malaria yang

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

41

disebabkan oleh Plasmodium falciparum dan

Plasmodium malariae keluhan-keluhan

tersebut tidak jelas. Demam pada penyakit

malaria bersifat periodik dan berbeda-beda

waktunya, tergantung dari plasmodium

penyebabnya. Plasmodium vivax

menyebabkan malaria tertian yang

demamnya timbul teratur tiap tiga hari.

Plasmodium malariae menyebabkan quartana

yang demamnya timbul teratur tiap 4 hari dan

Plasmodium falciparum menyebabkan

malaria tropika dengan demam yang timbul

secara tidak teratur tiap 24 - 48 jam.

Beberapa stadium demam yang khas pada

malaria:

1) Stadium menggigil

Dimulai dengan perasaan kedinginan

hingga menggigil. Pada saat menggigil,

seluruh tubuhnya menggigil, denyut

nadinya cepat, tetapi lemah, bibir dan jari-

jari tangannya biru, serta kulitnya pucat.

Pada anak-anak sering disertai dengan

kejang-kejang. Stadium ini berlangsung 15

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

42

menit sampai satu jam yang diikuti dengan

meningkatnya suhu badan.

2) Stadium puncak dalam

Penderita yang sebelumnya merasa

kedinginan berubah menjadi panas sekali.

Wajah penderita merah, kulit kering dan

terasa panas seperti terbakar, frekuensi

pernapasan meningkat, nadi penuh dan

berdenyut keras, sakit kepala semakin

hebat, muntah-muntah, kesadaran

menurun, sampai timbul kejang (pada

anak-anak). Suhu badan bisa mencapai

400c. Stadium ini berlangsung selama dua

jam atau lebih yang diikuti dengan

keadaan berkeringat.

3) Stadium berkeringat

Penderita berkeringat diseluruh

tubuhnya hingga tempat tidurnya basah.

Suhu badan turun dengan cepat, penderita

merasa sangat lelah, dan sering tertidur.

Stadium ini berlangsung 2 - 4 jam.

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

43

b. Pembesaran limpa

Pembesaran limpa merupakan gejala

khas pada malaria kronis atau menahun.

Limpa menjadi bengkak dan terasa nyeri.

Limpa membengkak akibat penyumbatan oleh

sel-sel darah merah yang mengandung

parasit malaria. Lama-lama, konsistensi limpa

menjadi keras karena jaringan ikat pada limpa

semakin bertambah. Dengan pengobatan

yang baik, limpa berangsur normal kembali.

c. Anemia

Gejala anemia berupa badan terasa

lemas, pusing, pucat, penglihatan kabur,

jantung berdebar-debar dan kurang nafsu

makan. Anemia yang paling berat adalah

anemia yang disebabkan oleh Plasmodium

falciparum.

2.1.5.2 Malaria Berat

Malaria berat adalah penyakit akibat infeksi

Plasmodium falciparum yang disertai dengan

gangguan di berbagai sistem/organ tubuh

(Prabowo, 2004). Beberapa komplikasi malaria

berat:

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

44

a. Malaria serebral

Malaria serebral adalah malaria

falciparum yang disertai kejang-kejang dan

koma, tanpa penyebab lain dari koma. Diduga

penyebabnya adalah sumbatan kapiler

pembuluh darah otak oleh sel darah merah

yang mengandung parasit malaria sehingga

otak kekurangan oksigen (anoksia otak).

Gejala yang timbul adalah sakit kepala dan

merasa mengantuk, gangguan kesadaran,

kelainan saraf dan kejang-kejang. Gangguan

penurunan tingkat kesadaran bisa berupa

gangguan ringan (seperti apatis, somnolen,

delirium dan perubahan tingkah laku) sampai

berat (berupa keadaan koma yang tidak bisa

dibangunkan). Biasanya koma pada anak-

anak berlangsung satu hari, sedangkan pada

orang dewasa bisa 2 - 3 hari.

b. Gagal ginjal akut

Gangguan pada ginjal diduga

diakibatkan oleh sumbatan pada kapiler darah

ginjal oleh parasit malaria sehingga

menyebabkan penurunan aliran darah ke

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

45

ginjal. Akibatnya terjadi penurunan filtrasi

pada glomerolus ginjal. Komplikasi gagal

ginjal akut dapat menimbulkan asidosis

metabolik, hiperusemia (peningkatan kadar

asam urat dalam darah), gagal jantung

kongestif, aritmia jantung (gangguan irama

jantung), dan perikarditis (peradangan pada

perikardium jantung).

c. Demam kencing hitam (black water fever)

Black water fever adalah sindroma

dengan gejala serangan yang akut, berupa

demam, menggigil, penurunan tekanan darah,

hemolisis (penghancuran sel darah merah),

intravaskuler, hemoglobinuria (terdapatnya

darah dalam urine), dan gagal ginjal.

Biasanya, penderita mengeluh nyeri

pinggang, muntah, diare, gangguan berkemih

dan kencing yang berwarna hitam. Penyebab

masalah ini belum diketahui secara pasti,

mungkin disebabkan oleh sumbatan dan

gangguan mikrosirkulasi di ginjal.

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

46

d. Anemia berat

Anemia berat timbul akibat

penghancuran sel darah merah yang cepat

dan hebat. Anemia berat lebih sering dijumpai

pada penderita anak-anak. Anemia berat

sering memberikan gejala serebral, seperti

tampak bingung, kesadaran menurun sampai

koma, serta gejala-gejala gangguan jantung-

paru.

e. Gangguan fungsi hati

Pada gangguan fungsi hati akibat

infeksi malaria falciparum, timbul ikterus

(warna kekuningan pada kulit, selaput lender,

mata dan mukosa) akibat peningkatan kadar

bilirubin dalam darah. Gangguan fungsi hati

dapat menyebabkan hipoglikemia, asidosis

metabolik dan gangguan metabolisme obat di

dalam tubuh.

f. Komplikasi lain

Malaria berat juga dapat menimbulkan

komplikasi lainnya, seperti edema paru,

pendarahan spontan, hiperpireksia (suhu

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

47

tubuh di atas 410c) dan sepsis (infeksi yang

mengenai seluruh tubuh).

2.1.6 Penilaian Situasi Malaria

Situasi malaria di suatu daerah dapat ditentukan

melalui kegiatan surveilans (pengamatan) epidemiologi.

Surveilans epidemiologi adalah pengamatan yang terus-

menerus atas distribusi dan kecendrungan suatu penyakit

melalui pengumpulan data yang sistematis agar dapat

ditentukan penanggulangan yang tepat. Pengamatan

dapat dilakukan secara rutin melalui PCD (Passive Case

Detection) oleh fasilitas kesehatan seperti Puskesmas

dan Rumah Sakit atau ACD (Active Case Detection) oleh

petugas khusus atau seperti PMD (Pembantu Malaria

Desa) di Jawa Bali. Di daerah luar Jawa-Bali tidak pernah

mengalami program pembasmian malaria dan tidak

mempunyai PMD sehingga pengamatan rutin tidak bisa

dilaksanakan, penularan malaria dilakukan melalui survey

malariometrik (MS), mass blood survey (MBS), mass

fever survey (MFS) (Harijanto, 2000).

Pengamatan Rutin Malaria menggunakan parameter

sebagai berikut (Harijanto, 2000):

Page 32: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

48

1. Annual Parasite Incidence (API) adalah kasus yang

dikonfirmasikan dalam 1 tahun dibagi jumlah

penduduk daerah tersebut X 1000. Kasus malaria

ditemukan melalui ACD dan PCD dan dikonfirmasikan

dengan pemeriksaan mikroskopik.

2. Annual Blood Examination Rate (ABER) adalah jumlah

sediaan darah diperiksa dibagi penduduk yang diamati

X 100. ABER merupakan ukuran dari efisiensi

operasional. ABER diperlukan untuk menilai API.

Penurunan API yang disertai penurunan ABER belum

tentu berarti penurunan insidens. Penurunan API

berarti penurunan insidens bila ABER meningkat.

3. Slide Positivety Rate (SPR) merupakan persentase

sediaan darah yang positif. Seperti penilaian API, SPR

baru bermakna bila ABER meningkat.

4. Parasite Formula (PF) adalah proporsi dari tiap parasit

di suatu daerah. Spesies yang mempunyai PF tertinggi

disebut spesies yang dominan. Interpretasi dari

masing-masing dominansi adalah sebagai berikut:

a. Plasmodium falciparum dominan:

1) Penularan masih baru/belum lama

2) Pengobatan kurang sempurna/rekrudesensi

Page 33: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

49

b. Plasmodium Vivax dominan:

1) Transmisi dini yang tinggi dengan vektor yang

paten (gametosit Plasmodium vivax timbul pada

hari ke 2 - 3 parasitemia, sedangkan

Plasmodium falciparum baru pada hari ke 8).

2) Pengobatan radikal kurang sempurna sehingga

timbul rekurens.

c. Plasmodium Malariae dominan:

1) Kita berhadapan dengan vektor yang berumur

panjang (Plasmodium malariae mempunyai

siklus sporogoni yang paling panjang

dibandingkan spesies lain).

5. Penderita demam/klinis malaria unit-unit kesehatan

yang belum mempunyai fasilitas laboratorium dan

mikroskopis dapat melakukan pengamatan terhadap

penderita demam atau gejala klinis malaria. Nilai data

akan meningkat bila disertai pemeriksaan sediaan

darah (dapat dikirim ke laboratorium yang terdekat).

Hasil pengamatan dinyatakan dengan proporsi

pengunjung ke unit kesehatan tersebut (mis.

Puskesmas atau Puskesmas Pembantu) yang

menderita demam atau gejala klinis malaria. Meskipun

hasilnya tidak sebaik penggunaan parameter a sampai

Page 34: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

50

dengan d proporsi yang meningkat sudah bisa

menunjukkan kemungkinan adanya wabah/kejadian

luar biasa dan mengambil tindakan yang diperlukan.

Survei Malariometrik (MS) biasanya dilakukan di

daerah yang belum mempunyai program

penanggulangan malaria yang teratur, terutama di luar

Jawa-Bali. Pada MS dapat dikumpulkan parameter

sebagai berikut (Harijanto, 2000):

1. Parasite Rate (PR)

Parasite Rate adalah presentase penduduk yang

darahnya mengandung parasit malaria pada saat

tertentu. Kelompok umur yang dicakup biasanya

adalah golongan umur 2 - 9 tahun dan 0 - 1 tahun.

PR kelompok 0 - 1 tahun mempunyai arti khusus

dan disebut Infant Parasite Rate (IPR) dan

dianggap sebagai indeks transmisi karena

menunjukkan adanya transmisi lokal.

2. Spleen Rate (SR)

Spleen Rate menggambarkan persentase

penduduk yang limpanya membesar, biasanya

golongan umur 2 - 9 tahun. Besarnya limpa

dinyatakan berdasarkan klasifikasi Hacket sebagai

berikut:

Page 35: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

51

o H.0: Tidak teraba (pada inspirasi maksimal)

o H.1: teraba pada inspirasi maksimal

o H.2: teraba pada proyeksinya tidak melebihi

garis horizontal yang ditarik melalui

pertengahan arcus costae dan umbilicus pada

garis mamilaris kiri.

o H.3: teraba di bawah garis horizontal melalui

umbilicus

o H.4: teraba di bawah garis horizontal

pertengahan umbilicus-symphisis pubis

o H.5: teraba di bawah garis H.4

3. Average Enlarged Spleen (AES)

Average Enlarged Spleen adalah rata-rata

pembesaran limpanya dapat diraba. Index ini

diperoleh dengan mengalikan jumlah limpa

(menurut Hacket) dengan pembesaran limpa pada

suatu golongan umur tersebut. AES bermanfaat

untuk mengukur keberhasilan suatu program

pemberantasan. AES menurun lebih cepat dari

pada SR bila endemitas menurun. (Harijanto,

2000).

Page 36: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

52

2.1.7 Pemberantasan dan Pencegahan

2.1.7.1 Pemberantasan

Tujuan dari pemberantasan malaria adalah

menurunkan angka kesakitan dan kematian

sedemikian rupa sehingga penyakit ini tidak lagi

merupakan masalah kesehatan masyarakat.

Antara tahun 1959 dan 1968 Indonesia, sesuai

dengan kebijaksanaan WHO (World Health

Organization) yang diputuskan dalam WHA (World

Health Assembly) 1955, melaksanakan program

pembasmian malaria di Jawa-Bali. Program

pembasmian ini pada permulaannya sangat

berhasil, namun kemudian mengalami berbagai

hambatan baik yang bersifat administratif maupun

teknis operasional, sehingga pada tahun 1969

ditinjau kembali oleh WHA. Meskipun

pembasmian tetap menjadi tujuan akhir, cara-cara

yang ditempuh disesuaikan dengan keadaan dan

kemampuan masing-masing negara dan wilayah

(Harijanto, 2000).

Page 37: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

53

Tabel 2.1: Perbedaan antara program

pembasmian dan pemberantasan

malaria

No Keterangan Pembasmian Pemberantasan

1. Tujuan Menghentikan

transmisi

malaria dan

menghilangkan

reservoir malaria

Menurunkan

malaria

sehingga tidak

menjadi

masalah

kesehatan

2. Jangkauan Seluruh wilayah

yang

mempunyai

transmisi

malaria

Tidak seluruh

wilayah

transmisi

malaria

3. Waktu Terbatas sekitar 8

tahun

Tidak terbatas

4. Biaya Relatif besar

namun tidak

terus menerus

Relatif kecil

namun

terus menerus

5. Manajemen/s

tandard

pengelolaan

Harus sempurna Harus baik

6. Penemuan

kasus

Sangat penting /

mutlak

perlu

Sesuai

kemampuan

7. pengelolaan Harus

membuktikan

tidak

adanya kasus

indegenous.

ACD mutlak perlu

Harus

membuktikan

tidak adanya

kasus

indigenous.

ACD mutlak

perlu

(Sumber: Harijanto, 2000)

Pembasmian malaria berlangsung dalam 4 fase

(Harijanto, 2000):

1. Fase persiapan: pengenalan wilayah,

penyediaan tenaga, bahan, alat, kendaraan.

Page 38: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

54

2. Fase penyerangan: penyemprotan rumah

dengan insektisida yang mempunyai efek

residual disertai dengan PCD dan ACD.

3. Fase konsplidasi: fase ini dimulai bila API

(Annual Parasite Incindence) kurang dari 1%.

Kegiatan terpenting ialah PCD dan ACD. Fase

ini berakhir selama 3 tahun berturut-turut tidak

ditemukan lagi kasus malaria indigenous.

4. Fase pemeliharaan (maintenance): Fase ini

dapat berjalan beberapa tahun untuk

mempertahankan hasil yang dicapai sampai

dinyatakan bebas malaria oleh tim WHO

setelah beberapa syarat dipenuhi antara lain

berfungsinya suatu jaringan pelayanan

kesehatan primer.

Untuk pelaksanaan program pembasmian

malaria dibutuhkan suatu organisasi tersendiri

yang disebut KOPEM (Komando Operasi

Pembasmian Malaria) yang mempunyai unit

sampai di desa. Sejak tahun 1968 KOPEM telah

dibubarkan dan program pemberantasan malaria

diintegrasikan ke dalam pelayanan kesehatan

umum yang ada. Program pemberantasan malaria

Page 39: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

55

dapat didefinisikan sebagai usaha terorganisasi

untuk melaksanakan berbagai upaya menurunkan

penyakit dan kematian yang diakibatkan malaria,

sehingga tidak menjadi masalah kesehatan yang

utama.

Berbagai kegiatan yang dapat dijalankan

untuk menanggulangi malaria adalah (Harijanto,

2000):

1) Menghindari atau mengurangi kontak/gigitan

nyamuk Anopheles, (pemakaian kelambu,

penjaringan rumah, repelen, obat nyamuk, dsb)

2) Membunuh nyamuk dewasa (dengan

menggunakan berbagai insektisida)

3) Membunuh jentik (kegiatan antilarva) baik

secara kimiawi (larvisida) maupun biologik

(ikan, tumbuhan, jamur, bakteri)

4) Mengurangi tempat perindukan (source

redution)

5) Pemberian pengobatan pencegahan

(profilaksis)

6) Vaksinasi (masih dalam tahap riset dan clinical

trial)

Page 40: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

56

Para pengelola kesehatan di setiap tingkat

harus menyesuaikan strategi ini pada tingkat lokal

dan para petugas kesehatan harus mendapat

pendidikan tambahan untuk menghadapi malaria

secara efektif. Direktur Jenderal WHO yang baru

Dr. Gro Harlem Bruntland telah mengambil inisiatif

Roll Back Malaria untuk meningkatkan

pembangunan pelayanan kesehatan dan kerja

sama intersektoral dalam rangka pemberantasan

malaria (Harijanto, 2000).

2.1.7.2 Pencegahan

Di Indonesia usaha pembasmian

penyakit malaria belum mencapai hasil yang

optimal karena beberapa hambatan, yaitu

tempat perindukan nyamuk malaria yang

tersebar luas, jumlah penderita yang sangat

banyak, serta keterbatasan sumber daya

manusia, infastruktur, dan biaya. Oleh karena

itu, usaha yang paling mungkin di lakukan

adalah usaha-usaha pencegahan dan

pemberantasan terhadap penularan parasit.

Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk

Page 41: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

57

mencegah dan memberantas penyakit malaria

(Prabowo, 2004).

1. Menghindari gigitan nyamuk malaria

Di daerah yang jumlah

penderitaannya sangat banyak, tindakan

untuk menghindari gigitan nyamuk sangat

penting. Di daerah pedesaan atau pinggiran

kota yang banyak sawah, rawa-rawa, atau

tambak ikan (tempat ideal untuk perindukan

nyamuk malaria), disarankan untuk

memakai baju lengan panjang dan celana

panjang saat keluar rumah, terutama pada

malam hari. Sebaiknya, mereka yag tinggal

di daerah endemis malaria memasang

kawat kasa di jendela dan ventilasi rumah,

serta menggunakan kelambu saat tidur.

Masyarakat juga dapat memakai minyak anti

nyamuk (mosquito repellent) saat tidur di

malam hari untuk mencegah gigitan nyamuk

malaria.

Page 42: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

58

2. Membunuh jentik dan nyamuk malaria

dewasa

Untuk membunuh jentik dan nyamuk

malaria dewasa, dapat dilakukan beberapa

tindakan berikut ini:

a. Penyemprotan rumah

Sebaiknya, penyemprotan rumah-rumah

di daerah endemis malaria dengan

insektisida dilaksanakan dua kali dalam

setahun dengan interval waktu enam

bulan.

b. Larvaciding

Larvaciding merupakan kegiatan

penyemprotan rawa-rawa yang potensial

sebagai tempat perindukan nyamuk

malaria.

c. Biological control

Biological control adalah kegiatan

penebaran ikan kepala timah (panchax-

panchax) dan ikan guppy/wader cetul

(Lebistus reticulatus) genangan-

genangan air yang mengalir dan

persawahan. Ikan-ikan tersebut berfungsi

Page 43: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

59

sebagai pemangsa jentik-jentik nyamuk

malaria.

3. Mengurangi tempat perindukan nyamuk

malaria

Tempat perindukan nyamuk malaria

bermacam-macam, tergantung spesies

nyamuknya. Ada nyamuk malaria yang

hidup di kawasan pantai, rawa-rawa,

empang, sawah, tambak ikan, atau hidup di

air bersih pegunungan. Di daerah endemis

malaria, yaitu daerah yang langganan

terjangkit penyakit malaria, masyarakatnya

perlu menjaga kebersihan lingkungan.

Tambak ikan yang kurang di pelihara harus

di bersihkan, parit-parit di sepanjang pantai

bekas galian yang terisi air payau harus di

tutup, persawahan dengan saluran irigasi,

airnya harus dipastikan mengalir dengan

lancar, bekas roda yang tergenang air atau

bekas jejak kaki hewan pada tanah

berlumpur yang berair harus segera di tutup

untuk mengurangi tempat perkembang

biakan larva nyamuk malaria.

Page 44: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

60

4. Pemberian obat pencegahan malaria.

Pemberian obat pencegahan

(profilaksis) malaria bertujuan untuk

mencegah terjadinya infeksi, serta timbulnya

gejala-gejala penyakit malaria. Orang yang

akan berpergian ke daerah-daerah endemis

malaria harus minum obat antimalaria

sekurang-kurangnya seminggu sebelum

keberangkatannya sampai empat minggu

setelah orang tersebut meninggalkan

daerah endemis malaria. Wanita hamil yang

akan berpergian ke daerah endemis malaria

harus di peringatkan tentang risiko yang

mengancam kehamilannya. Sebelum

berpergian, ibu hamil disarankan untuk

berkonsultasi ke klinik atau ke rumah sakit

dan mendapatkan obat antimalaria. Bayi

dan anak-anak yang berusia di bawah

empat tahun dan hidup di daerah endemis

malaria harus mendapat obat antimalaria

karena tingkat kematian pada bayi/anak

akibat infeksi malaria cukup tinggi.

Page 45: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

61

5. Pemberian vaksin malaria

Pemberian vaksin malaria merupakan

tindakan yang diharapkan dapat membantu

mencegah infeksi malaria sehingga dapat

menurunkan angka kesakitan dan angka

kematian akibat infeksi malaria. Sampai saat

ini, usaha untuk menemukan vaksin malaria

yang baik dan efektif masih berjalan dan

dalam tahap penelitian (Prabowo, 2004).

2.1.8 Pengobatan Malaria

2.1.8.1 Prinsip pengobatan

Beberapa prinsip pengobatan malaria adalah

sebagai berikut (Prabowo, 2004):

1) Menemukan penderita malaria sedini mungkin

2) Melakukan pengobatan yang efektif untuk

membasmi parasit malaria dalam darah.

3) Mencegah komplikasi dan kematian.

4) Menemukan dan mengobati reksudensi dan

rekurensi.

a) Reksudensi adalah demam yang timbul

kembali dalam kurun waktu delapan

minggu sesudah serangan pertama hilang.

Page 46: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

62

Hal ini diakibatkan meningkatnya jumlah

parasit dalam darah (disebut juga relaps

jangka pendek).

b) Rekurensi adalah demam yang timbul

kembali dalam kurun waktu 24 minggu

atau lebih sesudah serangan pertama

hilang akibat masuknya parasit yang

berasal dari hati ke dalam darah (disebut

juga relaps jangka panjang).

5) Mengurangi penularan penyakit malaria.

2.1.8.2. Jenis-jenis pengobatan

Menurut (Sutisna, 2004) Ada beberapa

pengobatan malaria yang ringan yaitu pada:

1) Malaria Vivax, Ovale, dan Malariae.

Serangan akut ketiga jenis malaria ini

diobati dengan klorokuin yang diberikan per

oral. Dosis total per oral untuk orang dewasa

adalah 1.500 mg basa klorokuin (25 mg per kg

BB), yang diberikan selama 3 hari. Hari ke-1

diberikan dengan dosis awal 600 mg, ditambah

300 mg 6 jam kemudian. Pada hari ke-2

(sesudah 24 jam) 300 mg, dan hari ke-3

(sesudah 48 jam) diberikan 300 mg lagi. Dosis

Page 47: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

63

per oral untuk anak-anak adalah dosis awal 10

mg/kg BB (tidak melebihi 600 mg), dan dosis

sesudah 24 dan 48 jam masing-masing 5

mg/kg BB.

Untuk penderita malaria vivax dan ovale

yang tinggal di kota atau di daerah

nonendemis, sesudah pemberian klorokuin

diberikan pengobatan radikal dengan

primakuin. Untuk orang dewasa dosis

primakuin sebesar 15 mg tiap hari selama 14

hari. Dosis primakuin untuk anak-anak adalah

0,3 mg basa/kg BB, diberikan tiap hari selama

14 hari. Primakuin tidak dapat diberikan kepada

wanita hamil, anak-anak di bawah 4 tahun,

penderita rheumatoid arthritis dan penderita

lupus yang aktif.

Untuk malaria vivax dianjurkan untuk

memakai meflokuin dengan dosis tunggal 15

mg/kg BB.

2) Malaria Falciparum

Obat antimalaria yang diberikan

tergantung pada status resistensi Plasmodium

Page 48: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

64

Falciparum di daerah tempat malaria itu

didapat (Sutisna, 2004).

a. Daerah dengan Plasmodium Falciparum

sensitif terhadap klorokuin

Klorokuin diminum per oral dengan

dosis total 1.500 mg basa yang diberikan

selama 3 hari, seperti pada malaria vivax

dan spesies lainnya.

b. Daerah dengan Plasmodium Falciparum

resesiten terhadap klorokuin

Malaria Falciparum akut yang resisten

terhadap klorokuin tetapi tanpa komplikasi,

diobati dengan obat kombinasi sulfa

berkhasiat panjang (long acting) dan

pirimetamin, yaitu: sulfadoksin 1.500 mg dan

piritemanin 75 mg, yang diberikan sebagai

dosis tunggal (Sutisna, 2004).

Dosis per oral kina untuk anak-anak

adalah 10 mg/kg BB (kina sulfat) 3 kali

sehari diberikan selama 3 – 7 hari. Dosis

anak-anak >8 tahun untuk tetrasiklin adalah

20 mg/kg BB dibagi 4 dosis dalam sehari.

Diberikan selama 5 – 7 hari hari, dan untuk

Page 49: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

65

doksisiklin 2 mg/kg BB dibagi dua dosis

dalam sehari, diberikan selama 7 hari. Dosis

anak-anak untuk klindamisin adalah 20 – 40

mg/kg BB, dibagi menjadi tiga dosis dalam

sehari, diberikan selama lima hari. Dosis

meflokuin untuk anak-anak adalah 15 mg

atau 25 mg/kg BB (Sutisna, 2004).

2.1.8.3 Cara pengobatan

Beberapa cara pengobatan penyakit malaria

(Prabowo, 2004):

1. Pengobatan untuk mencegah (profilaksis)

Pemberian obat antimalaria bertujuan untuk

mencegah timbulnya infeksi atau gejala-

gejala penyakit malaria.

2. Pengobatan terapeutik (kuratif)

Obat antimalaria digunakan untuk

penyembuhan infeksi malaria yang telah ada,

penanggulangan serangan malaria akut, serta

pengobatan radikal.

3. Pengobatan untuk mencegah terjadinya

penularan

Page 50: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

66

Pengobatan bertujuan untuk mencegah

infeksi nyamuk atau mempengaruhi

perkembangan sporogoni pada nyamuk.

2.1.8.4 Program pengobatan penyakit malaria dari

pemerintah

Beberapa program pengobatan penyakit malaria

dari pemerintah (Prabowo, 2004):

1. Pengobatan presumtif

Pengobatan ini dilakukan dengan cara

penemuan penderita secara intensif, baik

secara aktif dari rumah ke rumah maupun

secara pasif di unit-unit pelayanan kesehatan

yang ada. Tujuan pengobatan ini adalah

untuk meringankan gejala malaria dan

mencegah penularan selama penderita

menunggu hasil pemeriksaan laboratorium

darah. Kepada penderita demam yang

tersangka malaria, diberikan pengobatan

dosis tunggal dengan empat obat tablet

Klorokuin ditambah tablet Primakuin.

2. Pengobatan supresif

Pengobatan ini diberikan pada semua

penderita demam di daerah endemis malaria

Page 51: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

67

yang berobat di unit-unit pelayanan

kesehatan. Jika penderita tinggal di daerah

yang diduga Plasmodium falciparum-nya

telah resisten terhadap Klorokuin. Diberikan

kombinasi empat tablet Klorokuin ditambah

tiga tablet Primakuin secara dosis tunggal.

Jika penderita tinggal di daerah yang

Plasmodium falciparum-nya masih sensitif,

hanya diberikan empat tablet Klorokuin

secara dosis tunggal.

3. Pengobatan radikal

Pengobatan ini diberikan kepada

penderita di daerah nonendemis dan

penderita dari daerah endemis malaria yang

akan berpergian ke daerah nonendemis

malaria. Tujuannya, membasmi semua infeksi

malaria dan mencegah timbulnya relaps.

Kepada penderita diberikan pengobatan

kombinasi Primakuin dan Klorokuin (jika

Plasmodium falciparum masih sensitif) atau

Sulfadoksin/Pirimetamin (jika Plasmodium

falciparum telah resisten terhadap Klorokuin.

Page 52: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

68

4. Pengobatan massal

Pengobatan massal diberikan kepada

suatu kelompok penduduk tertentu didaerah

yang endemis malaria. Sasaran pengobatan

bisa seluruh penduduk atau kelompok

penduduk tidak kebal (seperti bayi, anak

balita, ibu hamil/menyusui, dan pendatang

baru dari daerah yang nonendemis).

Pengobatan diberikan dua minggu sekali,

minimum dua kali. Dosis obat yang diberikan

sama dengan dosis obat pada pengobatan

supresif.

2.2 Perilaku Kesehatan

2.2.1 Pengertian Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseorang

terhadap rangsangan yang berkaitan dengan sakit dan

penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan

lingkungan. Respons atau reaksi organisme dapat

berbentuk pasif (respons yang masih tertutup) dan aktif

(respons terbuka tindakan yang nyata atau

practice/psychomotor) Contoh bentuk pasif

pengetahuan, persepsi, atau sikap (Sunaryo, 2004).

Page 53: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

69

Rangsangan yang terkait dengan perilaku kesehatan

terdiri dari empat unsur, yaitu; sakit dan penyakit, sistem

pelayanan kesehatan, makanan, dan lingkungan.

2.2.2 Aspek-aspek Perilaku Kesehatan

Adapun aspek-aspek perilaku kesehatan adalah

(Sunaryo, 2004):

2.2.2.1 Perilaku terhadap sakit dan penyakit

Perilaku tentang bagaimana seseorang

menanggapi rasa sakit dan penyakit yang bersifat

respons internal (berasal dari dalam dirinya)

maupun eksternal (dari luar dirinya), baik respons

pasif (pengetahuan, persepsi, dan sikap), maupun

aktif (praktik) yang dilakukan sehubungan dengan

sakit dan penyakit. Perilaku seseorang terhadap

sakit dan penyakit sesuai dengan tingkat-tingkat

pemberian pelayanan kesehatan yang

menyeluruh atau sesuai dengan tingkat

pencegahan penyakit yaitu:

1) Perilaku peningkatan dan pemeliharaan

kesehatan (health promotion behavior) adalah

perilaku peningkatan kesehatan, apabila

seseorang dalam keadaan sehat, bahwa

Page 54: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

70

kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka

dari itu orang yang sehatpun perlu diupayakan

supaya mencapai tingkat kesehatan yang

seoptimal mungkin. Sedangkan pemeliharaan

kesehatan adalah perilaku atau usaha-usaha

seseorang untuk memelihara atau menjaga

kesehatan agar tidak sakit.

2) Perilaku pencegahan penyakit (health

prevention behavior) adalah perilaku

pencegahan penyakit agar tidak sakit. Misalnya

tidur memakai kelambu untuk mencegah

gigitan nyamuk malaria, imunisasi dan

sebagainya, juga termasuk perilaku untuk tidak

menularkan penyakit kepada orang lain.

3) Perilaku pencarian pengobatan kesehatan

(health seeking behavior) adalah perilaku untuk

melakukan atau mencari pengobatan, misalnya

usaha-usaha mengobati sendiri penyakitnya

atau mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas

kesehatan modern (puskesmas, mantri, dokter

praktek, RS dan sebagainya), maupun ke

fasilitas kesehatan tradisional (dukun, sinshe,

tabib dan paranormal).

Page 55: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

71

4) Perilaku pemulihan kesehatan (health

rehabilitation behavior) adalah perilaku yang

berhubungan dengan usaha-usaha pemulihan

kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit.

Misalnya melakukan diet, mematuhi anjuran-

anjuran dokter dalam rangka pemulihan

kesehatannya.

2.2.2.2 Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan

Perilaku ini adalah respons individu terhadap

sistem pelayanan kesehatan modern maupun

tradisional, meliputi:

1. Respons terhadap fasilitas pelayanan

kesehatan.

2. Respons terhadap cara pelayanan kesehatan.

3. Respons terhadap petugas kesehatan.

4. Respons terhadap pemberian obat-obatan.

Respons tersebut terwujud dalam

pengetahuan, persepsi, sikap, dan penggunaan

fasilitas, petugas maupun penggunaan obat-

obatan.

2.2.2.3 Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior)

Perilaku ini adalah respons individu terhadap

makanan. Perilaku ini meliputi pengetahuan,

Page 56: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

72

persepsi, sikap dan praktik terhadap makanan

serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya

(gizi, vitamin), dan pengelolaan makanan

sehubungan kebutuhan tubuh kita.

2.2.2.4Perilaku terhadap lingkungan kesehatan

(environmental behavior)

Perilaku ini adalah respons individu terhadap

lingkungan sebagai determinant (faktor penentu)

kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini sesuai

lingkup kesehatan lingkungan, yaitu:

1. Perilaku terhadap air bersih, meliputi manfaat

dan penggunaan air bersih untuk kepentingan

kesehatan

2. Perilaku sehubungan dengan pembuangan air

kotor atau kotoran. Di sini menyangkut pula

hygiene, pemeliharaan, teknik, dan

penggunaannya.

3. Perilaku sehubungan dengan pembuangan

limbah, baik limbah cair maupun padat. Dalam

hal ini termasuk sistem pembuangan limbah

yang tidak baik.

Page 57: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

73

4. Perilaku sehubungan dengan rumah yang

sehat. Rumah sehat menyangkut ventilasi,

pencahayaaan, lantai, dan sebagainya.

5. Perilaku terhadap pembersihan sarang-sarang

vektor.

2.2.3 Klasifikasi Perilaku Kesehatan

Klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan

adalah (Sunaryo, 2004):

a. Perilaku kesehatan (health behavior), yaitu perilaku

individu yang ada kaitannya dengan health promotion,

health prevention, personal hygiene, memilih makanan

dan sanitasi.

b. Perilaku sakit (illness behavior), yaitu semua aktivitas

yang di lakukan oleh individu yang merasa sakit untuk

mengenal keadaan kesehatan atau rasa sakitnya,

pengetahuan dan kemampuan individu untuk

mengenal penyakit, pengetahuan dan kemampuan

individu tentang penyebab penyakit, dan usaha-usaha

untuk mencegah penyakit.

c. Perilaku peran sakit (the sick role behavior), yaitu

segala aktivitas individu yang sedang menderita sakit

untuk memperoleh kesembuhan,

Page 58: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

74

mengenal/mengetahui fasilitas atau sasaran

pelayanan penyembuhan penyakit yang layak,

mengetahui hak (misalnya: hak memperoleh

perawatan, dan pelayanan kesehatan).

2.2.4 Faktor-faktor yang Menyebabkan Perilaku Kesehatan

Perilaku sakit adalah segala bentuk tindakan yang

dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar

memperoleh kesembuhan. Perilaku sakit menurut

Suchman adalah tindakan untuk menghilangkan rasa

tidak enak atau rasa sakit sebagai akibat dari timbulnya

gejala tertentu. Perilaku sehat adalah tindakan yang di

lakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit,

perawatan kebersihan diri dan penjagaan kebugaran

melalui olahraga dan makanan bergizi (Sunaryo, 2004).

a. Penyebab perilaku sakit

Penyebab perilaku sakit itu sebagai berikut:

1. Di kenal dan dirasakannya tanda dan gejala yang

menyimpang dari keadaan normal.

2. Anggapan adanya gejala serius yang dapat

menimbulkan bahaya.

Page 59: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

75

3. Gejala penyakit dirasakan akan menimbulkan

dampak terhadap hubungan dengan keluarga,

hubungan kerja, dan kegiatan kemasyarakatan.

4. Frekuensi dan persisten (terus-menerus, menetap)

tanda dan gejala yang dapat dilihat.

5. Kemungkinan individu untuk terserang penyakit.

6. Adanya informasi, pengetahuan, dan anggapan

budaya tentang penyakit.

7. Adanya kebutuhan untuk mengatasi gejala

penyakit.

8. Tersedianya berbagai saran pelayanan kesehatan

seperti fasilitas, tenaga, obat-obatan, biaya dan

transportasi.

2.3 Masyarakat Desa Pondok

2.3.1 Kondisi Masyarakat di Desa Pondok

2.3.1.1 Kondisi Fisik

Kondisi fisik dilihat dari potensi prasarana

dan sarana transportasi darat panjang jalan tanah

yang baik 10 km, panjang jalan sirtu 12 km.

Sedangkan prasarana dan sarana berupa alat

komunikasi seperti telepon umum tidak ada karena

untuk listrik sendiri belum ada di Desa Pondok

Page 60: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

76

hanya beberapa anggota keluarga saja yang

menggunakan generator. Anggota keluarga yang

menggunakan lampu pelita sebanyak 185 keluarga

(Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah, 2010).

2.3.1.2 Kondisi Ekonomi

Adapun kondisi ekonomi warga di Desa

Pondok adalah petani 817 orang, pegawai negri

sipil 46 orang, pembantu rumah tangga 201 orang,

pensiunan PNS 5 orang. Sedangkan jumlah

pengangguran untuk warga di Desa Pondok yang

berusia 18 - 56 tahun sebanyak 544 orang,

penduduk usia 18 - 56 yang bekerja penuh 541

orang, penduduk usia 18-56 tahun yang cacat dan

tidak bekerja sebanyak 3 orang. Selain itu dari segi

sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga,

montir 2 orang, tukang batu 5 orang, tukang kayu

12 orang, tukang rias 8 orang. Selanjutnya asset

perumahan yaitu rumah menurut dinding, tembok 2

rumah, kayu 4 rumah, bambu 168 rumah. Menurut

lantai, semen 2 rumah, kayu 5 rumah, tanah 167

rumah. Sedangkan rumah menurut atap, seng 26

rumah, daun ilalang 148 rumah (Pemerintah

Kabupaten Sumba Tengah, 2010).

Page 61: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

77

2.3.1.3 Kondisi Pendidikan

Tingkat pendidikan warga di Desa Pondok

usia 3 - 6 yang belum masuk TK 143 orang, usia 7

– 18 tahun yang tidak pernah sekolah 1 orang,

yang sekolah 183 orang, usia 18 – 56 tahun tidak

pernah sekolah 2 orang, usia 18 – 56 tahun pernah

SD tapi tidak tamat 17 orang, tamat SD/sederajat

567 orang, usia 12 – 56 tahun yang tidak tamat

SLTP 63 orang, usia 18 – 56 tahun tidak lulus SLTA

25 orang, tamat SMP/sederajat 69 orang, tamat

SMA/sederajat 28 orang, tamat D3/sederajat 2

orang, tamat s1 5 orang, tamat SLB A 9 orang,

tamat SLB B 13 orang dengan jumlah keseluruhan

1.127 orang dengan tingkat pendidikannya masing-

masing. Selain itu tingkat pendidikan aparat Desa

Pondok yaitu kepala desa S 6 B, sekretaris desa

D3, kepala urusan pemerintahan SMA, kepala

urusan pembangunan SMA, kepala urusan umu

SMP (Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah,

2010).

2.3.1.4 Kondisi Kesehatan

Kondisi kesehatan untuk warga di Desa

Pondok itu sendiri dimulai dari gangguan mental

Page 62: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

78

dan cacat fisik tuna rungu 5 orang, tuna wicara 3

orang, tuna netra 4 orang, lumpuh 3 orang,

sumbing 1 orang, cacat fisik 2 orang sedangkan

cacat mental/gila 1 orang dan kebiasaan berobat

bila sakit, menggunakan obat tradisional dari dukun

pengobatan alternatif. Selain itu dari segi perilaku

hidup bersih dan sehat jumlah keluarga yang

memiliki WC yang kurang sesuai standar kesehatan

adalah 238 keluarga dan kebiasaan pola makan

penduduk 1 - 2 kali sehari. Adapun perkembangan

sarana dan prasarana kesehatan warga Desa

Pondok yaitu dengan jumlah posyandu

berdasarkan hasil penelitian dokumen adalah 3

unit, jumlah kader posyandu aktif 15 orang, jumlah

pembina posyandu 3 orang. Sedangkan tempat

persalinan rumah bersalin 1 unit, tempat persalinan

polindes 1 unit. Selanjutnya pertolongan persalinan

oleh dokter 4 orang, oleh bidan 2 orang, oleh

perawat 2 orang, dan ditolong oleh dukun bersalin 3

orang.

Cakupan imunisasi untuk bayi berusia 2

bulan yaitu 4 orang, bayi 2 bulan imunisasi DPT-1,

BCG, Polio-1 yaitu 3 orang, usia 3 bulan 3 orang,

Page 63: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

79

dan bayi 3 bulan yang imunisasi DPT-2 dan Polio-2

yaitu 2 orang (Pemerintah Kabupaten Sumba

Tengah, 2010).

2.3.2 Malaria pada Masyarakat di Desa Pondok

Saat ini, malaria di Desa Pondok sudah mulai

menurun. Tidak hanya malaria saja tetapi ada juga filaria.

Malaria pada Masyarakat di Desa Pondok untuk tahun

2008 – 2009 meningkat dengan cepat yaitu 684 orang

menjadi 1.029 orang. Sedangkan jumlah penderita

malaria pada tahun 2011 belum diketahui jumlahnya

secara pasti karena belum ada data jumlah penderita

malaria setiap bulan. Kondisi lingkungan tempat tinggal

warga Desa Pondok sangat memicu tingginya angka

kejadian malaria. Karena sekitar rumah warga berada

diantara hutan, sungai dan tidak jauh dari persawahan.

Selain itu kurangnya pengetahuan masyarakat juga

mempengaruhi tingginya malaria. Karena dilihat dari

tingkat pendidikan di Desa Pondok masih rendah.

Kurangnya kesadaran dari warga untuk menjaga

kebersihan lingkungan.

Page 64: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

80

2.4 Perilaku Kesehatan terhadap Malaria pada Masyarakat di

Desa Pondok

Munculnya tanggapan seseorang dalam menanggapi

rasa sakit dan penyakit dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

respons internal (berasal dari dalam diri) maupun eksternal

(dari luar dirinya), respon pasif (pengetahuan, persepsi dan

sikap), maupun aktif (praktik) yang dilakukan sehubungan

dengan sakit dan penyakit (Sunaryo, 2004). Faktor internal

seperti dari dalam diri, intelegensia, minat, kondisi fisik

sedangkan faktor eksternal faktor dari luar diri misalnya,

keluarga, masyarakat, sarana. Pengetahuan merupakan hasil

dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sikap merupakan

reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Praktik atau tindakan

diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang

memungkinkan antara lain fasilitas dan faktor dukungan

(support). (Bloom, 2009 dalam Notoatmodjo, 2003).

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang

atau organisme terhadap stimulus atau objek yang berkaitan

dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan,

makanan dan minuman serta lingkungan. (Dinas Kesehatan

Polewali Mandar, 2008).

Page 65: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

81

Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan

(health promotion behavior) adalah perilaku peningkatan

kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat, bahwa

kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang

yang sehatpun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat

kesehatan yang seoptimal mungkin. Sedangkan pemeliharaan

kesehatan adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk

memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit. Upaya-

upaya yang dilakukan dalam meningkatkan dan memelihara

kesehatan seperti makan-makanan bergizi, olahraga dan

sebagainya (Sunaryo, 2004).

Perilaku pencegahan penyakit (health prevention

behavior) adalah perilaku pencegahan penyakit agar tidak

sakit, misalnya tidur memakai kelambu untuk mencegah gigitan

nyamuk malaria, imunisasi dan sebagainya, juga termasuk

perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada orang lain.

Perilaku pencegahan penyakit (health prevention) adalah

respon untuk melakukan pencegahan penyakit dan upaya

mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya/segala

tindakan secara medis direkomendasikan, dilakukan secara

sukarela oleh seseorang yang percaya dirinya sehat dan

bermaksud untuk mencegah penyakit atau ketidakmampuan

atau untuk mendeteksi penyakit yang tidak tampak nyata

Page 66: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

82

(asimptomatik). Pada proses pencegahan dapat dilakukan

dalam dua bentuk medis dan non medis. Contoh pencegahan

secara medis yaitu imunisasi, makan makanan bergizi yang

mengandung kebutuhan tubuh. Contoh pencegahan Non-

Medis yaitu olahraga teratur, tidak merokok, tidak minum

minuman keras dan alkohol, istirahat yang cukup. Selain itu

perilaku dan gaya hidup yang positif bagi kesehatan (misalnya,

adaptasi dengan lingkungan) (Notoatmodjo, Soekidjo, 2010).

Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau

fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku

pencarian pengobatan (health seeking behavior). Perilaku ini

adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat

menderita penyakit atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini

dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari

pengobatan ke luar negeri (Notoatmodjo, Soekidjo, 2003).

Menurut Sunaryo, 2004 perilaku pencarian pengobatan

kesehatan (health seeking behavior) juga merupakan perilaku

untuk melakukan atau mencari pengobatan, misalnya usaha-

usaha mengobati sendiri penyakitnya atau mencari pengobatan

ke fasilitas-fasilitas kesehatan modern (Puskesmas, mantri,

dokter praktek, RS dan sebagainya), maupun ke fasilitas

kesehatan tradisional (dukun, sinshe, tabib dan paranormal).

Seseorang ketika ia menderita sakit akan mencari pengobatan

Page 67: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria - UKSW · BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Malaria 2.1.1 Definisi Malaria Malaria adalah salah satu penyakit tertua. Hal itu diketahui oleh orang Yunani

83

untuk mencegah dan mengobati penyakit dideritanya, baik

dengan cara medis ataupun nonmedis. Sehingga dengan cara

tersebut akan membantu seseorang untuk sembuh dari

penyakitnya.

Setelah sembuh dari sakit seseorang akan berusaha

untuk menjaga kesehatan agar tetap sehat dan terhindar dari

penyakit. Oleh karena itu, seseorang akan memperhatikan dan

melakukan upaya-upaya yang berhubungan dengan perilaku

pemulihan kesehatan (health rehabilitation behavior) yaitu

perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha pemulihan

kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit. Misalnya

melakukan diet, mematuhi anjuran-anjuran dokter dalam

rangka pemulihan kesehatannya. Hal-hal tersebut dilakukan

agar tehindar dari penyakit (Sunaryo, 2004).