20
20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Peran Pengertian peran yang dirumuskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat. 1 Teori peran (role theory) mengemukakan bahwa peran adalah sekumpulan tingkah laku yang dihubungkan dengan suatu posisi tertentu. Peran yang berbeda membuat jenis tingkah laku yang berbeda pula. Namun apa yang membuat tingkah laku itu sesuai dalam suatu situasi dan tidak sesuai dalam situasi lain relatif bebas pada seseorang yang menjalankan peran tersebut. 2 Adapun makna dari kata “peran” dapat dijelaskan sebagai berikut: 3 1. Suatu penjelasan historis menyebutkan, konsep peran semula dipinjam dari kalangan drama atau teater yang hidup subur pada zaman Yunani kuno atau Romawi. Dalam arti ini, peran menunjuk pada karakterisasi yang disandang untuk dibawakan oleh seorang aktor sebuah pentas drama. 2. Suatu penjelasan yang merujuk pada konotasi ilmu sosial, yang mengartikan peran sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu karakterisasi (posisi) dalam struktur sosial. 3. Suatu penjelasan yang lebih bersifat operasional, menyebutkan bahwa peran seorang aktor adalah suatu batasan yang dirancang 1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi Keempat, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, hlm. 1051. 2 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta, 2002, hlm. 221. 3 Edy Suhardono, Teori Peran Konsep, Derivasi dan Implikasi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1994, hlm. 3.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2019. 6. 27. · 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Peran Pengertian peran yang dirumuskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu perangkat

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2019. 6. 27. · 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Peran Pengertian peran yang dirumuskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu perangkat

20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Peran

Pengertian peran yang dirumuskan dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, yaitu perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang

yang berkedudukan di masyarakat.1

Teori peran (role theory) mengemukakan bahwa peran adalah

sekumpulan tingkah laku yang dihubungkan dengan suatu posisi tertentu.

Peran yang berbeda membuat jenis tingkah laku yang berbeda pula.

Namun apa yang membuat tingkah laku itu sesuai dalam suatu situasi dan

tidak sesuai dalam situasi lain relatif bebas pada seseorang yang

menjalankan peran tersebut.2

Adapun makna dari kata “peran” dapat dijelaskan sebagai berikut:3

1. Suatu penjelasan historis menyebutkan, konsep peran semula

dipinjam dari kalangan drama atau teater yang hidup subur pada

zaman Yunani kuno atau Romawi. Dalam arti ini, peran

menunjuk pada karakterisasi yang disandang untuk dibawakan

oleh seorang aktor sebuah pentas drama.

2. Suatu penjelasan yang merujuk pada konotasi ilmu sosial, yang

mengartikan peran sebagai suatu fungsi yang dibawakan

seseorang ketika menduduki suatu karakterisasi (posisi) dalam

struktur sosial.

3. Suatu penjelasan yang lebih bersifat operasional, menyebutkan

bahwa peran seorang aktor adalah suatu batasan yang dirancang

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi

Keempat, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, hlm. 1051. 2 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta, 2002, hlm. 221. 3 Edy Suhardono, Teori Peran Konsep, Derivasi dan Implikasi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,

1994, hlm. 3.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2019. 6. 27. · 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Peran Pengertian peran yang dirumuskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu perangkat

21

oleh aktor lain, yang kebetulan sama-sama berada dalam satu

“penampilan/unuk peran” (role performance).

Hubungan antara pelaku (actor) dan pasangan laku perannya (role

partner) bersifat saling terkait dan saling mengisi; karena dalam konteks

sosial, tak satu peran pun dapat berdiri sendiri tanpa yang lain. Dengan

kata lain, suatu peran akan memenuhi keberadaannya, jika berada dalam

kaitan posisional yang menyertakan dua pelaku peran yang

komplementer.4

Pengertian peran menurut Soerjono Soekanto, peran merupakan

aspek dinamis yang berupa tindakan atau perilaku yang dilaksanakan oleh

seseorang yang menempati atau memangku suatu posisi dan melaksanakan

hak-hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka ia

menjalankan suatu peranan.5

Hakekatnya peran juga dapat dirumuskan sebagai suatu rangkaian

perilaku tertentu yang dilakukan oleh seseorang yang menempati suatu

jabatan tertentu. Syarat peran mencangkup 3 (tiga) hal, yaitu:6

1. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi

atau tempat dimana seseorang itu didalam masyarakat. Peran

dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan yang

membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat;

2. Peran adalah suatu konsep perilaku apa yang dapat dilaksanakan

oleh individu-individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu, yang

penting bagi struktur sosial masyarakat;

3. Peran adalah suatu yang ditimbulkan karena suatu jabatan. Peran

merupakan suatu aspek yang dinamis dari kedudukan seseorang,

apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya

4 Ibid., hlm. 3. 5 Soerjono Soekanto, Op.Cit., hlm. 223. 6 Miftah Thoha, Dimensi-Dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara, Jakarta, Raja Grafindo

Perkasa, Jakarta, 1997, hlm. 98.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2019. 6. 27. · 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Peran Pengertian peran yang dirumuskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu perangkat

22

sesuai dengan kedudukannya maka orang yang bersangkutan

menjalankan suatu peranan tersebut.

Maka berdasarkan penjelasan beberapa definisi diatas terkait

dengan peran, penulis merumuskan yang dimaksud dengan peran

merupakan suatu prilaku atau tingkah laku sesorang yang meliputi norma-

norma dimana mempunyai kedudukan (jabatan) tertentu. Peran merupakan

aspek dinamis berupa tindakan atau perilaku, yang dilaksanakan oleh

orang atau lembaga/badan hukum yang menduduki suatu posisi dalam

sistem sosial. Seseorang yang memiliki jabatan/posisi tertentu dapat

dikatakan sebagai pemegang “peran”. Oleh karena itu orang atau lembaga

/ badan hukum tersebut diwajibkan untuk melaksanakan tugas dan

wewenangnya sesuai dengan jabatan tersebut. Berdasarkan hal tersebut

lembaga pemerintahan berkewajiban untuk melakukan peranan yang

dipegangnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

B. Pengertian dan Ruang Lingkup Ruang Terbuka Hijau dan Penataan

Ruang Kota

1. Pengertian Penataan Ruang

Pasal 1 ayat (1) Undangan-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang, yang dimaksud dengan adalah: “Ruang adalah wadah

yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di

dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk

lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.”

Sedangkan menurut D.A. Tisnaamidjaja, yang dimaksud dengan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2019. 6. 27. · 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Peran Pengertian peran yang dirumuskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu perangkat

23

pengertian ruang adalah wujud fisik wilayah dalam dimensi geografis dan

geometris yang merupakan wadah bagi manusia dalam melaksanakan

kegiatan kehidupannya dalam suatu kualitas hidup yang layak.7 Pasal 1

ayat (2) Undang-Undang Penataan Ruang, menjelaskan yang dimaksud

dengan tata ruang adalah “wujud struktural ruang dan pola ruang.” Adapun

yang dimaksud dengan struktur ruang adalah susunan pusat-pusat

pemukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi

sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara

hierarkis memiliki hubungan fungsional (Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang

Penataan Ruang).

Dalam Undang-Undang Penataan Ruang, Pasal 1 ayat (5)

dikemukakan “Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata

ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.”

Penataan ruang sebagai suatu sistem tersebut mengandung makna bahwa

perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang sesuai

dengan peruntukan yang ditetapkan dalam RTRW (Rencana Tata Ruang

Wilayah) nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota harus dipahami

sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Diharapkan tata

ruang/penataan ruang dapat berperan untuk mewujudkan penanfaatan

ruang yang berdaya guna dan berhasil guna serta mampu mendukung

perlindungan dan pengolaan lingkungan hidup (PPLH) secara

berkelanjutan; mencegah atau menghindari pemborosan pemanfaatan

7 Juniarso Ridwan & Achmad Sodik, Hukum Tata Ruang, Nuansa, Bandung, 2016, hlm. 23.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2019. 6. 27. · 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Peran Pengertian peran yang dirumuskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu perangkat

24

ruang; dan mencegah terjadinya penurunan kualitas ruang.

Tata ruang sebagai wujud penataan ruang yang merupakan sarana

untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Adapun pembangunan

yang berkelanjutan adalah pembangunan yang mempertimbangkan

lingkungan hidup dalam kebijaksanaan pembangunan sehingga

pembangunan dapat menjadikan kesejahteraan dalam jangka panjang.

Kriteria tercapainya tujuan penataan ruang tersebut menurut Pasal 3

Undang-Undang Penataan Ruang yaitu:

a. Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan

buatan;

b. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan

sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan

c. Terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak

negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

Agar terwujudnya tujuan tata ruang, diperlukan peran serta

masyarakat dalam melakukan penataan ruang tersebut. Dalam Pasal 65

Undang-Undang Penataan Ruang ditegaskan:

1. Penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh pemerintah dengan

melibatkan peran masyarakat.

2. Peran masyarakat tersebut, antara lain melalui: partisipasi dalam

penyusunan rencana tata ruang; partisipasi dalam pemanfaatan ruang;

dan partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.

Peran serta masyarakat dalam penataan ruang tersebut diperlukan

untuk memperbaiki mutu perencanaan, membantu terwujudnya

pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan,

dan menaati keputusan-keputusan dalam rangka penertiban pemanfaatan

ruang.

2. Pengertian Ruang Terbuka Hijau

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2019. 6. 27. · 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Peran Pengertian peran yang dirumuskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu perangkat

25

Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan bagian dari ruang-ruang

terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan,

tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi) guna mendukung manfaat

langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota

tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan

wilayah perkotaan tersebut.8 Ruang terbuka hijau adalah area

memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih

bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara

alamiah maupun yang sengaja ditanam.9 Pada Pasal 1 ayat (31) Undang-

Undang Penataan Ruang jo. Pasal 1 ayat (1) Peraturan Menteri Pekerjaan

Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan

Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, menyatakan:

Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok,

yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik

yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Ruang

terbuka hijau merupakan bagian dari ruang publik perkotaan yang harus

dijaga sehingga memiliki manfaat yaitu keamanan, kenyamanan,

kesejahteraan, dan keindahan pada wilayah perkotaan.

Sedangkan beberapa para ahli tata ruang memberikan definisi RTH

8 Ruang Terbuka Hijau (RTH) wilayah Perkotaan

Makalah Lokakarya Pengembangan Sistem RTH di Perkotaan Dalam rangkaian acara Hari Bakti

Pekerjaan Umum ke 60 Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum. 9 http://www.penataanruang.com/ruang-terbuka-hijau.html dikunjungi pada tanggal 9 Maret 2018

pukul 18.27.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2019. 6. 27. · 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Peran Pengertian peran yang dirumuskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu perangkat

26

sebagai berikut:10

a. Menurut Trancik, pengertian RTH adalah ruang yang didominasi oleh

lingkungan alami di luar maupun di dalam kota, dalam bentuk taman,

halaman, areal rekreasi kota dan jalur hijau.

b. Menurut Rooden Van FC, pengertian RTH adalah fasilitas yang

memberikan kontribusi penting dalam meningkatkan kualitas

lingkungan pemukiman, dan merupakan suatu unsur yang sangat

penting dalam kegiatan rekreasi.

Berdasarkan teori diatas, maka penyelenggaraan RTH berdasarkan

kepada suatu tujuan bersama yang dapat dicapai dengan memperhatikan

jenis ruang dan tipologi RTH yang dapat dilaksanakan.

Dalam Pasal 29 ayat Undang-Undang Penataan Ruang dijelaskan

bahwa Ruang Terbuka Hijau terdiri dari RTH publik dan RTH privat.

Proporsi RTH di wilayah kota paling sedikit 30% dari luas wilayah kota

yang terdiri dari proporsi RTH publik paling sedikit 20% dan RTH privat

l0%. RTH publik terdiri dari taman kota, taman pemakaman umum, dan

jalur hijau sepanjang jalan, hutan kota, hutan lindung, kebun raya, kebun

binatang, sungai, dan pantai. Sedangkan RTH privat terdiri dari kebun atau

halaman rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan.

RTH publik yang penyediaan dan pemeliharaan menjadi tanggung jawab

pemerintah kabupaten/kota, sedangkan RTH privat menjadi tanggung

jawab perseorangan/masyarakat dan lembaga swasta yang dikendalikan

10 Sudharto P. Hadi, Bunga Rampai Manajemen Lingkungan, Thafa Media, Yogyakarta, 2014,

hlm. 13.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2019. 6. 27. · 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Peran Pengertian peran yang dirumuskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu perangkat

27

melalui izin pemanfaatan ruang oleh pemerintah kabupaten/kota.

3. Pengertian Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP)

Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan

utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat

permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.11 Dengan

pengertian tersebut kawasan perkotaan merupakan suatu kawasan yang

ruangnya sangat terbatas yang dimana merupakan tempat berproses

seluruh aspek kehidupan para pemangku kepentingan (stakeholders).

Dalam Pasal 1 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1

Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan

menyatakan bahwa Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP)

adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh

tumbuhan dan tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya,

ekonomi dan estetika. Kawasan Perkotaan adalah kawasan yang

mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi

pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

Berdasarkan Permendagri No. 1 Tahun 2007 mengklasifikasikan ruang

terbuka hijau berdasarkan pada kepentingan pengelolaannya adalah

sebagai berikut:

11 Pasal 1 ayat (2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman

Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2019. 6. 27. · 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Peran Pengertian peran yang dirumuskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu perangkat

28

a. Kawasan hijau pertamanan kota, berupa sebidang tanah yang

sekelilingnya ditata secara teratur dan artistik, ditanami pohon

pelindung, semak/perdu, tanaman penutup tanah serta memiliki fungsi

relaksasi;

b. Kawasan hijau hutan kota, yaitu ruang terbuka hijau dengan fungsi

utama sebagai hutan raya;

c. Kawasan hijau rekreasi kota, sebagai sarana rekreasi dalam kota yang

memanfaatkan ruang terbuka hijau;

d. Kawasan hijau kegiatan olahraga, tergolong ruang terbuka hijau area

lapangan, yaitu lapangan, lahan datar atau pelataran yang cukup luas.

Bentuk dari ruang terbuka ini yaitu lapangan olahraga, stadion,

lintasan lari atau lapangan golf;

e. Kawasan hijau pemakaman;

f. Kawasan hijau pertanian, tergolong ruang terbuka hijau areal

produktif, yaitu lahan sawah dan tegalan yang masih ada di kota yang

menghasilkan padi, sayuran, palawija, tanaman hias dan buah-buahan;

g. Kawasan jalur hijau, yang terdiri dari jalur hijau sepanjang jalan,

taman di persimpangan jalan, taman pulau jalan dan sejenisnya; dan

h. Kawasan hijau pekarangan, yaitu halaman rumah di kawasan

perumahan, perkantoran, perdagangan dan kawasan industri.

4. Ruang Terbuka Hijau dalam Penataan Ruang Perkotaan

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota penyusunannya

mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) dan

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP), pedoman dan petunjuk

pelaksanaan bidang penataan ruang, dan Rencana Pembangunan Jangka

Panjang daerah. Pada umumnya penataan ruang tersebut menghasilkan

suatu perencanaan tata ruang yang diinginkan dimasa yang akan datang.

Diwujudkan dalam bentuk pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana

yang telah ditetapkan.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRW Kota), sebagaimana

diatur dalam Pasal 28 – Pasal 31 UUPR, penyusunan RTRWK

sebagaimana diatur dalam Pasal 25, Pasal 26, dan Pasal 27 UUPR, dengan

ketentuan ditambahkan:

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2019. 6. 27. · 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Peran Pengertian peran yang dirumuskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu perangkat

29

a. Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau;

b. Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka nonhijau; dan

c. Rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan

pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan sektor informal, dan ruang

evakuasi bencana, yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi wilayah

kota sebagai pusat pelayanan sosial ekonomi dan pusat pertumbuhan

wilayah (Pasal 28 UUPR).

Perencanaan tata ruang perkotaan dimulai dari mengidentifikasi

kawasan yang harus dijaga kelestariannya agar tidak rentan terhadap

bencana seperti longsor, banjir, gempa, maupun bencana lainnya.

Perencanaan tata ruang diperkotaan harus mewadahi aktivitas kehidupan

manusia serta kepentingan-kepentingan lingkungan untuk menjamin

keberlanjutan. Perkembangan RTH sebaiknya dilakukan secara terpadu

dengan sistem struktur ruang yang ada diperkotaan. Dengan demikian

keberadaan RTH dalam perencanaan suatu kota merupakan sebagai suatu

pembentuk struktur ruang kota, sehingga kita dapat mengidentifikasi

hierarki struktur ruang kota melalui keberadaan komponen pembentuk

RTH yang ada.

Dalam suatu ruang kota memiliki penyediaan RTH untuk

menjamin ketersediaan ruang yang cukup. Adapun penyediaan ruang

terbuka hijau dikawasan perkotaan sebagai berikut:12

a. Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah di perkotaan:

Ruang terbuka hijau diperkotaan terdiri daari RTH publik dan RTH

privat; Proporsi RTH pada wilayah perkotaan minimal 30% yang terdiri

dari RTH publik 20% sedangkan RTH privat 10%; Apabila RTH publik

12 http://www.penataanruang.com/ruang-terbuka-hijau.html dikunjungi pada tanggal 17 Juli 2018

pukul 14.48.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2019. 6. 27. · 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Peran Pengertian peran yang dirumuskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu perangkat

30

maupun privat telah memiliki total luas lebih besar dari peraturan atau

perundangan yang telah dimiliki maka proporsi tersebut harus tetap

dipertahankan keberadaanya.

Proporsi 30% merupakan ukuran minimal untuk menjamin

keseimbangan ekosistem kota, baik keseimbangan sistem hidrologi dan

keseimbangan mikroklimat, maupun sistem ekologis lain yang dapat

meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, serta

sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota.

b. Penyediaan RTH Berdasarkann Jumlah Penduduk:

Untuk menentukan luas RTH berdasarkan jumlah penduduk,

dilakukan dengan mengalihkan antara jumlah penduduk yang dilayani

dengan standar luas RTH perkapita sesuai peraturan yang berlaku.

c. Penyediaan RTH pada kategori ini adalah untuk perlindungan atau

pengamanan, sarana dan prasarana misalnya melindungi kelestarian

sumber daya alam, pengaman pejalan kaki atau membatasi perkembangan

pengunaan lahan agar fungsi utamanya tidak terganggu. RTH kategori ini

meliputi: jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi, RTH kawasan

perlindungan setempat berupa RTH pengamanan sumber air baku/mata air.

5. Tujuan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

Pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 17/PRT/M/2009

tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota, dalam

muatan RTRW kota tujuan penataan ruang wilayah kota merupakan

arahan perwujudan ruang wilayah kota yang ingin dicapai pada masa yang

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2019. 6. 27. · 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Peran Pengertian peran yang dirumuskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu perangkat

31

akan datang. Tujuan penataan ruang wilayah kota memiliki fungsi sebagai

dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang

wilayah kota; memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama

dalam RTRW kota; dan sebagai dasar dalam penetapan ketentuan

pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota. Tujuan ini dirumuskan

berdasarkan visi dan misi pembangunan wilayah kota; karakteristik

wilayah kota; dan isu strategis dan kondisi objektif yang diinginkan.13

Tujuan penataan RTHKP terdapat dalam Pasal 2 Permendagri No.

1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan

adalah untuk menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan

perkotaan; mewujudkan keseimbangan antara lingkungan alam dan

lingkungan buatan yang berguna untuk kepentingan masyarakat;

meningkatkan kualitas lingungan perkotaan yang sehat, bersih, dan

nyaman; dan menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air.

6. Fungsi Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

Fungsi utama (intrinsik) yaitu ekologis, untuk menjamin

keberlanjutan suatu wilayah kota secara fisik. Fungsi ekologis yaitu:14

Memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem

sirkulasi udara (paru-paru kota);

Pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami

dapat berlangsung lancar;

Sebagai peneduh;

Produsen oksigen;

Penyerap air hujan;

Penyedia habitat satwa;

13 Bab II Ketentuan Teknis Muatan RTRW Kota, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.

17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota, hlm. 9. 14 http://www.penataanruang.com/ruang-terbuka-hijau.html dikunjungi pada tanggal 18 Maret

2018 pukul 13.42.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2019. 6. 27. · 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Peran Pengertian peran yang dirumuskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu perangkat

32

Penyerap polutan media udara, air dan tanah, serta;

Penahan angin.

Sedangkan fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu fungsi sosial dan

budaya, fungsi ekonomi, dan fungsi estetika yaitu:15

1. Fungsi sosial dan budaya:

Menggambarkan ekspresi budaya lokal;

Merupakan media komunikasi warga kota;

Tempat rekreasi, wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan

pelatihan dalam mempelajari alam.

2. Fungsi ekonomi:

Sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga, buah,

daun, sayur mayur;

Bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan, kehutanan

dan lain-lain.

3. Fungsi estetika:

Meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota baik

dari skala mikro: halaman rumah, lingkungan permukimam,

maupun makro: lansekap kota secara keseluruhan;

Menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota;

Membentuk faktor keindahan arsitektural;

Menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area terbangun

dan tidak terbangun.

Fungsi RTH pada kawasan perkotaan ini memiliki klasifikasi

menurut kegunaannya masing-masing, yaitu fungsi ekologi (perlindungan

dan pelestarian) terdapat pada RTH wilayah dan RTH berupa koridor

sepanjang (bantaran sungai, danau/waduk, dan jalur pesisir pantai); fungsi

sosial-budaya-ekonomi terdapat pada hutan lindung, taman hutan kota,

taman wisata alam, taman rekreasi, dan edukatif; serta fungsi sebagai

sarana dan prasarana terdapat pada jalur hijau transportasi, jalur hijau di

jalur listrik tegangan tinggi, dan jalur pengamanan fasilitas hijau lain.

Dalam suatu wilayah perkotaan empat fungsi utama ini dapat

15 http://www.penataanruang.com/ruang-terbuka-hijau.html dikunjungi pada tanggal 17 Juli 2018

pukul 18.40.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2019. 6. 27. · 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Peran Pengertian peran yang dirumuskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu perangkat

33

dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan

kota.

7. Manfaat Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

Manfaat RTH berdasarkan fungsinya dibagi atas manfaat langsung

dan manfaat tidak langsung. Manfaat langsung yaitu membentuk keindahan

dan kenyamanan (memberikan kesegaran teduh, sejuk), memberikan

lingkungan yang bersih dan sehat, dan mendapatkan bahan-bahan untuk dijual

(kayu, daun, bunga, dan buah). Sedangkan manfaat tidak langsung yaitu

pembersih udara yang sangat efektif, pemeliharaan akan kelangsungan

persediaan air tanah, pelestarian fungsi lingkungan beserta segala isi flora dan

fauna yang ada (konservasi hayati atau keanekaragaman hayati).

Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 17/PRT/M/2009,

dalam muatan RTRW kota manfaat RTRW Kota adalah untuk:16

1. Mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kota;

2. Mewujudkan keserasian pembangunan wilayah kota dengan wilayah

sekitarnya; dan

3. Menjamin terwujudnya tata ruang wilayah kota yang berkualitas.

Mengenai “manfaat” RTHKP, diperinci dalam penjelasan Pasal 4

Permendagri No. 1 Tahun 2007 sebagai berikut:

a. Sarana untuk mencerminkan identitas daerah;

b. Sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan;

c. Sarana rekreasi aktif dan pasif serta interkasi sosial;

d. Meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan;

e. Menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah;

f. Sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula;

g. Sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat;

16 Bab I Pendahuluan, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman

Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota, Op.Cit., hlm. 8.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2019. 6. 27. · 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Peran Pengertian peran yang dirumuskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu perangkat

34

h. Memperbaiki iklim mikro; dan

i. Meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan.

8. Dasar Pengaturan Ruang Terbuka Hijau

Di dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dimana

peraturan tentang struktur ruang dan prasarana wilayah kabupaten/kota

yang memuat rencana pola ruang yang ditetapkan dalam Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Tata Ruang Provisi yang terkait

dengan wilayah kabupaten/kota tersebut. Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten/Kota merupakan pedoman dasar bagi pemerintah daerah dalam

mengembangkan pembangunan keberlanjutan salah satunya adalah bagi

penataan RTH dikawasan perkotaan. Dalam UUPR secara khusus

mengarahkan dalam penyediaan dan pemanfaatan RTH yang proporsi

luasannya ditetapkan paling sedikit 30% penyelenggaraan RTH pada

setiap kabupaten/kota harus memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh

peraturan perundang-undangan tersebut. Proporsi RTH pada wilayah kota

paling sedikit 30% dari luas wilayah kota dibagi antara RTH publik pada

wilayah kota paling sedikit 20% dari luas wilayah kota dan RTH privat

pada wilayah kota 10%.

Menurut Peraturan Menteri PU No. 17/PRT/M/2009 tentang

Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota, rencana pola

ruang wilayah kota dirumuskan dengan kriteria:17

a. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN beserta

rencana rincinya;

17 Kententuan Teknis Muatan RTRW Kota, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota, hlm. 21.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2019. 6. 27. · 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Peran Pengertian peran yang dirumuskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu perangkat

35

b. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRW provinsi

beserta rencana rincinya;

c. Memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang

berbatasan;

d. Memperhatikan mitigasi bencana pada wilayah kota;

e. Memperhatikan kepentingan pertahanan dan keamanan dalam wilayah

kota;

f. Menyediakan ruang terbuka hijau minimal 30 % dari luas wilayah

kota;

g. Menyediakan ruang untuk kegiatan sektor informal;

h. Menyediakan ruang terbuka non hijau untuk menampung kegiatan

sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat kota; dan jelas, realistis, dan

dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada

wilayah kota bersangkutan;

i. Mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kota yang terdiri atas

kawasan lindung dan kawasan budi daya.

Menurut Permendagri No. 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan, Bab IV Penataan RTHKP,

menjelaskan bahwa RTHKP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

rencana tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Luas ideal

RTHKP minimal 20% dari luas kawasan perkotaan. Luas RTHKP yang

penyediaannya menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota yang

dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan masing-masing

daerah.

Perencanaan pembangunan RTHKP dijabarkan lebih lanjut dalam

bentuk rencana pembangunan RTHKP, ditetapkan dengan Peraturan

Daerah Kabupaten/Kota dan dituangkan ke dalam Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2019. 6. 27. · 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Peran Pengertian peran yang dirumuskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu perangkat

36

C. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 Tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010 - 2030.

Berkaitan dengan penataan ruang kota maka Pemerintah kota

Salatiga mengeluarkan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun

2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010 -

2030. Berhubungan dengan RTH yang berdasarkan Undang-Undang

Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang jo. Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 Pedoman Penyediaan dan

Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.

Kota Salatiga kebutuhan RTH dilakukan oleh Pemerintah Daerah

dalam Perda RTRW kota Salatiga Tahun 2010 - 2030 sebesar 30% dari

luas wilayah. Sementara kondisi eksistingnya hanya mencapai 11,01% dari

luas wilayah dengan perincian 260 hektar atau 4,6% RTH publik dan

365,50 hektar atau 6,44% RTH privat. RTH publik eksisting seluas ± 260

hektar atau ± 4,6% dari luas wilayah, meliputi:18

a. Hutan kota seluas kurang lebih 29 (dua puluh sembilan) hektar

terdapat di Kelurahan Salatiga, Kelurahan Sidorejo Lor, Kelurahan

Tegalrejo, Kelurahan Mangunsari, Kelurahan Kumpulrejo, dan

Kelurahan Dukuh;

b. Taman RT, taman RW dan taman kota seluas kurang lebih 26 (dua

puluh enam) hektar tersebar di wilayah Kota Salatiga;

c. Pemakaman seluas kurang lebih 52 (lima puluh dua) hektar yang

tersebar di wilayah Kota Salatiga;

d. Kawasan lindung bawahannya seluas kurang lebih 50 (lima puluh)

hektar di Kelurahan Bugel, Kelurahan Blotongan, Kelurahan Sidorejo

Kidul, Kelurahan Kutowinangun;

18 Pasal 40 ayat (2) Peraturan Daerah No. 4 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Salatiga Tahun 2010 - 2030.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2019. 6. 27. · 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Peran Pengertian peran yang dirumuskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu perangkat

37

e. Jalur hijau seluas kurang lebih 24 (dua puluh empat) hektar tersebar di

wilayah Kota Salatiga; dan

f. Taman wisata seluas kurang lebih 79 (tujuh puluh sembilan) hektar di

Kelurahan Kumpulrejo.

RTH privat eksisting seluas 365 hektar atau ± 6,4% dari luas

wilayah, meliputi:19

a. RTH pekarangan rumah seluas kurang lebih 340 (tiga ratus empat

puluh) hektar tersebar di wilayah Kota Salatiga; dan

b. Halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat usaha seluas kurang

lebih 25 (dua puluh lima) hektar tersebar di wilayah Kota Salatiga.

Pada sistem penataan ruang di Indonesia, RTRW kota Salatiga

dalam melakukan pengendalian dan pemanfaatan ruang dan sumber daya

sehingga RTRW kota Salatiga diharapkan dapat menyelesaikan berbagai

macam permasalahan pemanfaatan ruang yang tidak berwawasan

lingkungan. Mengingat pentingntya aspek keberlanjutan fungsi ekologis

menjadi salah satu pertimbangan penting dalam penyusunan RTRW kota

Salatiga.

Melihat Pasal 11 Perda RTRW kota Salatiga Tahun 2010 - 2030,

adanya kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi:20

a. Peningkatan fungsi kawasan lindung;

b. Penyediaan RTH kota yang proposional;

c. Perwujudan pengembangan kegiatan budi daya yang optimal dan

efisien; dan

d. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

19 Pasal 40 ayat (3) Peraturan Daerah No. 4 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Salatiga Tahun 2010 – 2030. 20 Pasal 11 Peraturan Daerah No. 4 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Salatiga Tahun 2010 – 2030.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2019. 6. 27. · 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Peran Pengertian peran yang dirumuskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu perangkat

38

Rencana pengembangan luasan RTH meliputi:21

a. RTH minimal sebesar 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah atau

kurang lebih seluas 1,721 (seribu tujuh ratus dua puluh satu) hektar;

b. RTH publik minimal sebesar 20 (dua puluh) persen dari luas wilayah

atau kurang lebih seluas 1,136 (seribu seratus tiga puluh enam) hektar;

dan

c. RTH privat minimal sebesar 10 (sepuluh) persen dari luas wilayah

atau kurang lebih seluas 585 (lima ratus delapan puluh lima) hektar.

Maka demikian, Pemerintah daerah mencanangkan pemenuhan

RTH publik agar mencapai 20% atau seluas ± 1,136 hektar. Berdasarkan

Pasal 40 ayat (5) Perda RTRW kota Salatiga Tahun 2010 - 2030

Pemerintah Daerah melakukan rencana pemenuhan RTH publik meliputi:

a. Pembangunan hutan kota seluas kurang lebih 402 (empat ratus dua)

hektar tersebar di wilayah Kota Salatiga;

b. Pembangunan taman RT, taman RW dan taman kota seluas kurang

lebih 112 (seratus dua belas) hektar tersebar di wilayah Kota Salatiga;

c. Pembangunan pemakaman terpadu seluas kurang lebih 21 (dua puluh

satu) hektar di masing–masing kecamatan;

d. Pengadaan tanah kawasan lindung bawahannya seluas kurang lebih 46

(empat puluh enam) hektar di Kelurahan Sidorejo Kidul, Kelurahan

Kutowinangun dan di ruas Jalan Lingkar Salatiga di Kelurahan

Kumpulrejo dan Kelurahan Dukuh;

e. Pengadaan tanah di sempadan sungai seluas kurang lebih 220 (dua

ratus dua puluh) hektar di Kelurahan Tingkir Tengah, Kelurahan

Tingkir Lor, Kelurahan Sidorejo Kidul, Kelurahan Kutowinangun,

Kelurahan Kauman Kidul, Kelurahan Cebongan, Kelurahan Ledok,

Kelurahan Kumpulrejo, Kelurahan Randuacir, Kelurahan Tegalrejo,

Kelurahan Gendongan, Kelurahan Mangunsari, Kelurahan Dukuh, dan

Kelurahan Kecandran;

f. Pengadaan tanah di sempadan SUTET seluas kurang lebih 55 (lima

puluh lima) hektar terdapat di Kelurahan Tingkir Tengah, Kelurahan

Tingkir Lor, Kelurahan Sidorejo Kidul, dan Kelurahan Kauman Kidul;

g. Pembangunan jalur hijau seluas kurang lebih 4 (empat) hektar di ruas

ruas Jalan Lingkar Salatiga; dan

h. Pembangunan taman wisata seluas kurang lebih 16 (enam belas)

hektar di Kelurahan Bugel.

21 Pasal 40 ayat (4) Peraturan Daerah No. 4 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Salatiga Tahun 2010 – 2030.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2019. 6. 27. · 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Peran Pengertian peran yang dirumuskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu perangkat

39

Indikasi program utama perwujudan pola ruang kota Salatiga,

Dinas Lingkungan Hidup melakukan perannya dalam pengembangan RTH

publik dan pengendalian pemanfaatan ruang. Namun yang menjadi

persoalan adalah pembangunan ruang publik tersebut ada beberapa

bangunan yang dibangun menggeser fungsi dari RTH publik yang dahulu

daerah Tamansari Salatiga merupakan wilayah kebun binatang, tempat lalu

lintas dan adanya lapangan tenis menjadi ruang terbangun yang kemudian

diatasnya dibangun pertokoaan pada daerah Tamansari serta merupakan

terminal akunta umum. Dengan demikian RTH publik belum memenuhi

standar minimum yaitu 20% dari ketentuan perundang-undangan yang

berlaku yang tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007

tentang Penataan Ruang jo. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota yang memiliki fungsi ekologis.