32
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan oleh Edward Sallis (dalam Umiarso dan Gojali I, 2011: 122), mutu dapat dipandang sebagai konsep yang absolut sekaligus relatif. Dalam percakapan sehari-hari, mutu sebagian besar dipahami sebagai sesuatu yang absolut, mutu sama halnya dengan sifat baik, cantik, dan benar, merupakan sesuatu yang tidak dapat dikompromikan. Dalam definisi yang absolut, sesuatu yang bermutu merupakan bagian dari standar yang sangat tinggi dan tidak dapat diungguli. Sedangkan mutu yang relatif dipandang sebagai suatu yang melekat pada sebuah produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggannya. Oleh karena itu, dalam definisi relatif ini produk atau layanan akan dianggap bermutu bukan karena ia mahal dan eksklusif, tetapi karena memiliki nilai, seperti keaslian, produk, wajar, dan familiar. Sedangkan menurut Joseph Juran, seperti yang dikutip oleh Nasution (2000: 13) kualitas diartikan sebagai kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan atau kualitas sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi. Sementara, W. Edwards Deming (dalam Umiarso dan Gojali I, 2011: 122) menyatakan bahwa kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau apa pun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mutu Pendidikan

2.1.1 Definisi Mutu

Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para

ahli seperti yang dikemukakan oleh Edward Sallis

(dalam Umiarso dan Gojali I, 2011: 122), mutu dapat

dipandang sebagai konsep yang absolut sekaligus

relatif. Dalam percakapan sehari-hari, mutu sebagian

besar dipahami sebagai sesuatu yang absolut, mutu

sama halnya dengan sifat baik, cantik, dan benar,

merupakan sesuatu yang tidak dapat dikompromikan.

Dalam definisi yang absolut, sesuatu yang bermutu

merupakan bagian dari standar yang sangat tinggi dan

tidak dapat diungguli. Sedangkan mutu yang relatif

dipandang sebagai suatu yang melekat pada sebuah

produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggannya.

Oleh karena itu, dalam definisi relatif ini produk atau

layanan akan dianggap bermutu bukan karena ia

mahal dan eksklusif, tetapi karena memiliki nilai,

seperti keaslian, produk, wajar, dan familiar.

Sedangkan menurut Joseph Juran, seperti yang

dikutip oleh Nasution (2000: 13) kualitas diartikan

sebagai kecocokan penggunaan produk (fitness for use)

untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan

atau kualitas sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi.

Sementara, W. Edwards Deming (dalam Umiarso dan

Gojali I, 2011: 122) menyatakan bahwa kualitas adalah

kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau apa pun

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

10

yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Adapun menurut Philip B.Crosby (dalam Umiarso dan

Gojali I, 2011: 122), kualitas adalah conformance to

requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau

distandarkan atau kualitas sebagai nihil cacat,

kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan.

Fegenbuaum juga mendifinisikan bahwa kualitas

adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full custemer

satisfaction).

Menurut Dzaujak Ahmad (dalam Umiarso dan

Gojali I, 2011: 122) bahwa mutu pendidikan adalah

kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara

operasional dan efisien terhadap komponen-komponen

yang berkaitan dengan sekolah, sehingga menghasilkan

nilai tambah terhadap komponen tersebut.

Menurut Oemar Hamalik (1990: 33), pengertian

mutu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu segi normatif

dan segi deskriptif. Dalam arti normatif, mutu

ditentukan berdasarkan pertimbangan (kriteria)

intrinsik dan ekstrinsik. Berdasarkan kriteri intrinsik,

mutu pendidikan merupakan produk pendidikan yaitu

manusia yang terdidik, sesuai dengan standar ideal.

Berdasarkan kriteria ekstrinsik, pendidikan merupakan

instrumen untuk mendidik tenaga kerja yang terlatih.

Adapun dalam arti deskriptif, mutu ditentukan

berdasarkan keadaan senyatanya, misalnya hasil tes

prestasi belajar.

Sudarman Danim (2008: 53) memiliki

pandangan yang berbeda tentang pengertian mutu.

Menurutnya, mutu pendidikan mengacu pada

masukan, proses, luaran, dan dampaknya. Mutu

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

11

masukan dapat dilihat dari beberapa sisi. Pertama,

kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya

manusia, seperti kepala sekolah, guru, staf tata usaha,

dan siswa. Kedua memenuhi atau tidaknya kriteria

masukan material berupa alat peraga, buku-buku

kurikulum, prasarana, sarana sekolah dan lain-lain.

Ketiga, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang

berupa perangkat lunak, seperti peraturan, struktur,

organisasi, deskripsi kerja dan struktur organisasi,

deskripsi kerja dan struktur organisasi. Keempat, mutu

masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti

visi, motivasi, ketekunan dan cita-cita.

Mutu proses pembelajaran mengandung makna

bahwa kemampuan sumber daya sekolah

mentransformasikan multi jenis masukan dan situasi

untuk mencapai derajat nilai tambah tertentu dari

peserta didik. Dilihat dari hasil penyelidikan, mutu

pendidikan dipandang berkualitas jika mampu

melahirkan keunggulan akademis dan ekstrakurikuler

pada peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu

jenjang pendidikan atau menyelesaikan program

pembelajaran tertentu.

Dari definisi yang telah disampaikan oleh pakar

di atas terdapat beberapa persamaan dalam

mendefinisikan mutu/kualitas yang memerlukan

pandangan komprehensif. Ada beberapa elemen yang

bisa membuat sesuatu dikatakan berkualitas. Pertama,

kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi

harapan pelanggan. Kedua, kualitas mencakup produk,

jasa, manusia, proses dan lingkungan. Ketiga, kualitas

merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

12

dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang

berkualitas pada saat yang lain). Keempat, merupakan

suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan

produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang

memenuhi atau melebihi harapan.

Disamping itu ada pula perbedaan pandangan

dari definisi yang disampaikan oleh pakar dalam

mendefinisikan mutu/ kualitas. Mutu ditentukan

berdasrkan pertimbangan (kriteria) intrinsik dan

ekstrinsik. Kriteria intrinsik, mutu pendidikan

merupakan produk pendidikan yakni manusia yang

terdidik sesuai dengan standar ideal. Sedangkan

kriteria ekstrinsik, pendidikan merupakan instrumen

untuk mendidik tenaga kerja yang terlatih.

Berdasarkan deskripsi dari beberapa pakar di

atas dapat disimpulkan bahwa mutu pendidikan adalah

derajat keunggulan dalam pengelolaan pendidikan

secara efektif dan efisien untuk melahirkan keunggulan

akademis dan ekstrakurikuler pada peserta didik yang

dinyatakan lulus untuk jenjang pendidikan atau

menyelesaikan program pembelajaran tertentu. Dilihat

dari definisi ini, maka mutu pendidikan bukanlah

upaya sederhana, melainkan suatu kegiatan dinamis

dan penuh tantangan. Pendidikan akan terus berubah

seiring dengan perubahan zaman yang melingkarinya,

sebab pendidikan merupakan buah dari zaman itu

sendiri. Oleh karena itu, pendidikan senantiasa

memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan mutu

sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan

tuntutan kehidupan masyarakat.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

13

2.1.2 Indikator Mutu Pendidikan

Indikator mutu adalah gambaran dan penilaian

terhadap institusi terhadap jasa pelayanan pendidikan

secara internal maupun eksternal yang menunjukkan

kemampuannya memuaskan kebutuhan yang

diharapkan atau yang tersirat mencakup input, proses

dan output pendidikan. Sekolah dapat dikatakan

bermutu apabila prestasi sekolah khususnya prestasi

peserta didik menunjukkan pencapaian yang tinggi

dalam (1) prestasi akademik yaitu nilai rapor dan nilai

kelulusan memenuhi standar yang ditentukan; (2)

memiliki nilai kejujuran, ketaqwaan, kesopanan dan

mampu mengapresiasi nilai-nilai budaya dan (3)

memiliki tanggung jawab yang tinggi dan kemampuan

yang diwujudkan dalam bentuk ketrampilan sesuai

dengan dasar ilmu yang diterima di sekolah (Sagala,

2013: 170).

Indikakor ketercapaian mutu pendidikan

menurut (Fatah, 2013: 28) melalui (1) Evaluasi Diri

Sekolah (EDS); (2) Monitoring Satuan oleh Pemerintah

Daerah; (3) Akriditasi; (4) Sertifikasi; (5) Ujian Nasional;

dan (6) Pengumpulan Data Pribadi.

Evaluasi Diri Sekolah merupakan bentuk

pengukuran ketercapaian Standar acuan mutu

denganmenggunakan instrumen Evaluasi Diri Sekolah.

Setiap sekolah wajib untuk mengisi instrumen yang

berasal dari pemerintah yang dilakukan pada awal

tahun ajaran baru. Hasil pengukuran selanjutnya

dianalisis untuk mengetahui tingkat ketercapaian

Standar Pelayanan Minimal yang diperolehnya. Dari

hasil analisis sebagai dasar untuk peningkatan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

14

program pencapaian penyusunan Rencana

Pengembangan Sekolah (RPS) dan Rancangan Anggaran

Pendapatan Belanja Sekolah.

Monitoring Satuan pendidikan dilakukan oleh

Pengawas Sekolah sesuai dengan tugas binaannya.

Hasil monev selanjutnya disampaikan ke tingkat

kabupaten/kota untuk dianalisis hasil pengukuran

menghasilkan pencapaian standar acuan mutu

pendidikan dengan kategori tertentu. Peningkatan

pencapaian standar acuan mutu untuk dimasukkan

sebagai bahan Renstra kabupaten. (Fatah, 2013: 28)

Akreditasi sekolah merupakan peringkat

penilaian berdasarkan pengukuran ketercapaian

standar acuan mutu pendidikan yang dilakukan secara

eksternal oleh Badan Akreditasi Nasional Satuan/

program pendidikan/madrasah (BAN S/M).

Pengukuran dilakukan secara berkala yaitu dalam

kurun waktu 4 tahun sekali, untuk mengetahui

pencapaian standar acuan mutu sekolah. Sekolah yang

telah dikreditasi dan memenuhi kriteria dengan status

peringkat (A) dengan kategori Sangat Baik; peringkat

(B) dengan kategori Baik; peringkat (C) dengan kategori

Cukup Baik. (Fatah, 2013: 28)

Ujian Nasional/Ujian Sekolah merupakan

pengukuran ketercapaian standar acuan mutu

pendidikan terkait dengan pencapaian Standar

Kompetensi Lulusan. Pengukuran tersebut akan

menghasilkan tingkat kelulusan peserta didik secara

nasional. Data yang diperoleh pada pengukuran ini

merupakan data kinerja dan prestasi peserta didik.

(Fatah, 2013: 28)

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

15

Pengumpulan Data dan Informasi (Padati)

dilakukan secara berkala setiap tahun. Pengukuran

dilakukan untuk menjaring data kuantitatif tentang

kinerja staf, peserta didik, fasilitas, pendidik dan

sumberdaya lainnya terkait dengan standar acuan

mutu. (Fatah, 2013: 28)

Menurut Umiarso dan Gojali I (2011: 131) yang

dapat dijadikan tolak ukur sebuah mutu pendidikan di

sekolah meliputi 5 aspek, yaitu (1) hasil akhir

pendidikan, (2) hasil langsung pendidikan, (3) proses

pendidikan, (4) instrumen input, dan (5) raw input dan

lingkungan.

Dalam konteks pendidikan, hasil akhir

pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai oleh

sekolah pada setiap kurun waktu tertentu seperti

caturwulan, semesteran, setahun, lima tahun dan

sebagainya. Dapat pula prestasi yang dicapai berupa

hasil tes kemampuan akademis, (misal: Ulangan

Umum, Ujian Nasional (UN) dan lain-lain) atau prestasi

di bidang olah raga atau seni. Bahkan prestasi sekolah

dapat berupa kondisi yang dapat dipegang (intangible),

seperti suasana disiplin, keakraban, saling

menghormati dan menghargai atau disebut pula

dengan terciptanya pendidikan karakter.

Sejalan dengan proses pendidikan yang

bermutu, tercakup berbagai input, seperti bahan ajar

(kognitif, afektif, atau psikomotor), metodologi

(bervariasi sesuai kemampuan guru), administrasi,

sarana prasarana, sumber daya lainnya, serta

penciptaan suasana yang kondusif. Managemen

sekolah menyingkronkan berbagai input tersebut atau

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

16

menyinergikan semua komponen dalam interaksi

(proses) belajar mengajar, baik antara guru, siswa, dan

sarana pendukung di kelas maupun di luar kelas, baik

konteks kurikurel maupun dalam ekstrakurikurel, baik

dalam lingkup substansi akademis maupun non

akademis serta dalam suasana yang mendukung proses

pembelajaran. Antara proses dan pendidikan yang

bermutu saling berhubungan. Agar dalam proses tidak

salah arah, maka mutu dalam arti hasil output harus

dirumuskan terlebih dahulu oleh sekolah, dan target

yang akan dicapai untuk setiap tahun dalam kurun

waktu tertentu secara jelas. Disamping itu berbagai

input dan proses harus selalu mengacu pada mutu

hasil output yang ingin dicapai.

Demikian pula dengan instrumental input,

yaitu alat yang berinteraksi dengan raw input (siswa),

seperti guru harus memiliki komitmen yang tinggi dan

total serta kesadaran untuk berubah dan mau berubah

untuk maju, menguasai bahan ajar dan metode

mengajar yang tepat, kreatif dengan ide dan gagasan

baru tentang cara mengajar maupun materi ajar,

membangun kinerja dan disiplin diri yang baik, serta

mempunyai sikap positif dan antusias terhadap siswa

bahwa mereka mau diajar dan belajar. Dan juga tak

kalah penting turut mendukung pelaksanaan proses

pembelajaran yaitu penyediaan sarana dan prasarana

dengan kondisi yang layak pakai dan bervariasi sesuai

kebutuhan, serta alat peraga dan media belajar

disiapkan sesuai kebutuhan. Biaya pendidikan dengan

sumber dana (budgeting) dikontrol dengan pembukuan

yang jelas. Kurikulum yang memuat pokok-pokok

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

17

materi ajar harus sesuai dengan tujuan pembelajaran,

realistis dan sesuai dengan fenomena kehidupan yang

sedang dihadapi. Pemilihan metode pembelajaran

disesuaikan dengan materi ajar yang menciptakan

kreatifitas dan kemandirian siswa.

Begitu pula dengan raw input dan lingkungan,

yaitu siswa itu sendiri serta dukungan orang tua,

dalam hal ini memiliki kepedulian terhadap

penyelenggaraan pendidikan. Peran orang tua sangat

menentukan keberhasilannya dengan selalu

mengingatkan dan kepedulian pada proses belajar anak

di rumah maupun di sekolah.

Demikian pula menurut Zazin Nur (2011: 168),

Efektif sekolah dinilai menurut indikator multi-tingkat

dan multi-segi. Dimana penilaian efektifitas sekolah

meliputi proses pembelajaran dan metode untuk

membantu kemajuan sekolah. Penilaian efektifitas

meliputi input, proses dan autput.

Dari definisi pakar tersebut diatas bahwa ada

persamaan pandangan tentang indikator mutu

pendidikan: pertama Output, adalah prestasi sekolah

yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan

manajemen di sekolah. Prestasi yang dihasilkan dapat

berupa prestasi akademik. Seperti Ujian Sekolah yang

tinggi, Olimpiade, bahasa Inggris, Matematika, Fisika,

cara berpikir kritis, kreatif, nalar, rasional, induktif,

deduktif dan ilmiah. Sedangkan prestasi yang berupa

non akademis misalnya keingintahuan yang tinggi,

harga diri, kejujuran, kerjasama yang baik, rasa kasih

sayang yang tinggi, rasa solidaritas yang tinggi,

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

18

toleransi, kedisiplinan. kerajinan, prestasi olah raga,

kesenian, kepramukaan dan akhlakul karimah.

Kedua, Proses merupakan berlangsungnya

proses pembelajaran dan manajemen di sekolah yang

dapat berupa proses belajar mengajar yang efektifnya

tinggi, kepemimpinan yang kuat, lingkungan sekolah

yang aman dan tertib, pengelolaan tenaga kependidikan

yang efektif, sekolah memiliki budaya mutu, sekolah

memiliki team work yang kompak, sekolah memiliki

kemandirian, partisipasi yang tinggi dari warga sekolah

dan masyarakat, sekolah memiliki keterbukaan

manajemen, sekolah memiliki kemauan untuk

berubah, sekolah melakukan evaluasi secara dan

perbaikan secara berkelanjutan, sekolah reponsif dan

antisipatif terhadap kebutuhan, komunikatif yang baik

dan sekolah memiliki akuntabilitas.

Ketiga, Input pendidikan meliputi hal-hal

diantaranya, memiliki kebijakan, tujuan dan sasaran

mutu yang jelas, sumber daya tersedia dan siap, staf

yang kompeten dan berdedikasi tinggi, memiliki

harapan prestasi yang tinggi, fokus pada pelanggan dan

input manajemen.

Definisi-definisi indikator mutu pendidikan

yang menurut pakar di atas terdapat pula perbedaan

pandangan tentang mutu pendidikan, dimana definisi

indikator mutu semata untuk kepentingan penilaian

oleh pemerintah dintaranya (1) Evaluasi Diri Sekolah

(EDS); (2) Monitoring Satuan oleh Pemerintah Daerah;

(3) Akreditasi; (4) Sertifikasi (5) Pengumpulan Data

Pribadi. Disamping itu indikator tersebut mengacu

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

19

pada 8 standar nasional Pendidikan yang telah

ditetapkan oleh pemerintah.

Dari definisi tersebut di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa indikakaror mutu pendidikan pada

dasarnya adalah hasil dari suatu proses yang sesuai

dengan harapan khususnya peserta ddidik yang telah

dicapai dan dapat digunakan pada jenjang berikutnya

dan dapat berinteraksi dengan masyarakat pada

umumnya tidak bertentangan dengan norma agama

maupun sosial.

2.2 Peningkatan Mutu Pendidikan

Peningkatan mutu pendidikan harus

diupayakan untuk mencapai kemajuan yang dilandasi

oleh suatu perubahan yang direncanakan. Peningkatan

mutu pendidikan diperoleh melalui dua strategi, yaitu

peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi

akademis untuk memberi dasar minimal dalam

perjalanan yang harus ditempuh mencapai mutu

pendidikan yang dipersyaratkan oleh tuntutan zaman

dan peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi

pada ketrampilan hidup yang esensial yang dicakup

oleh pendidikan yang berlandaskan luas, nyata dan

bermakna. Dalam pandangan Zamroni (2007),

peningkatan mutu berkaitan dengan target yang harus

dicapai, proses untuk mencapai dan faktor-faktor yang

terkait. Dalam peningkatan mutu ada dua aspek yang

perlu mandapat perhatian, yakni aspek kualitas hasil

dan aspek proses hasil.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

20

Untuk meningkatkan mutu pendidikan di

sekolah, Danim (2007) menyarankan dengan

melibatkan lima faktor yang dominan. Kelima faktor

tersebut yaitu kepemimpinan kepala sekolah, siswa,

guru, kurikulum dan jaringan kerjasama. Faktor-faktor

tersebut saling bersinergi sehingga membentuk jalinan

kerjasama yang harmonis dan menciptakan iklim yang

kondusif terciptannya proses pembelajaran yang aktif

dan mandiri.

Menurut Dedi Mulyasana (2012): “pendidikan bermutu lahir dari sistem perencanaan baik (good planning system) dengan sistem tata kelola yang baik (good govermence system) dan disampaikan oleh guru yang baik (good teachers) dengan komponen pendidikan yang bermutu.

Guru yang baik harus mampu menciptakan

proses pembelajaran yang dilakukan dapat

menciptakan suasana yang mendorong peserta didik

merasa dirinya penting dan berharga, mampu

menciptakan iklim belajar kondusif dan hangat serta

menyenangkan, mendorong tumbuhnya semangat dan

motivasi berprestasi, membentuk disiplin, tanggung

jawab dan tumbuhnya rasa percaya diri tinggi,

membebaskan peserta didik dari ketidaktahuan dan

ketidakmampuan tentang suatu konsep; membebaskan

peserta didik dari ketidakjujuran dan ketidakbenaran;

menumbuhkan peserta didik berakhlak dan beriman.

Dari definisi yang telah diuraikan oleh pakar ada

persamaan dalam peningkatan mutu pendidikan

diantaranya Pertama, Faktor kepemimpinan kepala

sekolah merupakan prinsip yang paling krusial yang

merupakan peran vital dalam managerial sekolah. Agar

fungsi kepemimpinan kepala sekolah berhasil

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

21

memberdayakan segala sumber daya sekolah untuk

mencapai tujuan sesuai dengan situasi, diperlukan

seorang kepala sekolah yang memiliki kemampuan

profesional meluputi kepribadian, keahlian dasar,

pengalaman, pelatihan dan pengetahuan profesional,

serta kompetensi administrasi dan pengawasan.

Kedua, Peningkatan mutu pendidikan lahir dari

guru yang bermutu. Guru yang bermutu paling tidak

menguasai materi ajar, metodologi, sistem evaluasi dan

psikologi belajar. (1) guru yang baik bukan sekedar

guru yang pintar, tetapi guru yang mampu

memintarkan peserta didik. (2) Guru yang baik bukan

sekedar guru yang berkarakter, tetapi guru yang

mampu membentuk karakter yang baik bagi peserta

didiknya. (3) Guru yang baik bukan hanya guru yang

mempunyai teladan dan integritas, tapi guru yang

mampu menjadikan peserta didik memiliki teladan dan

patut diteladani oleh sesama. (4) Guru yang

memerankan dirinya sebagai pelayan belajar yang baik

yang tugas utamanya bukan sekedar mengajar dalam

arti menyampaikan sejumlah konsep dan teori ilmu

pegetahuan, tapi tugas utama guru adalah membantu

kesulitan belajar peserta didik.

Demikian pula dalam peningkatan mutu

pendidikan dari definisi tersebut ada perbedaan yang

disampaikan oleh pakar yaitu, bahwa peningkatan

mutu berkaitan dengan target yang harus dicapai oleh

sekolah.

Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa peningkatan mutu pendidikan

sangat berkaitan dan bersinergi antara faktor

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

22

kepemimpinan kepala sekolah, siswa, guru, kurikulum

dan jaringan kerjasama.

2.3 Strategi Peningkatan Mutu

Strategi adalah cara-cara yang digunakan secara

keseluruhan dari suatu sekolah untuk mencapai

tujuan. Menurut Mulyasana (2009), strategi merupakan

rencana jangka panjang yang dikembangkan secara

detail dalam bentuk taktik yang besifat operasional

disertai target dan langkah-langkah secara teratur.

Strategi merupakan sebuah rencana yang besar yang

bersifat meningkatkan dan mengefektifkan tercapainya

sebuah tujuan. Pada hakekatnya strategi adalah

tindakan apa yang seharusnya dilakukan, bukan

tindakan apa yang dilakukan, apa yang seharusnya

dicapai dan bukan apa yang dicapai.

Menurut Sanjaya (2006) strategi adalah metode

yang digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau

keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam

menyusun strategi perlu memperhatikan berbagai

faktor, baik faktor dari dalam maupun faktor dari

luar. Sebelum menentukan strategi, perlu ditentukan

visi, misi serta tujuan dari sekolah yang dapat diukur

ketercapaian keberhasilannya.Selanjutnya Argyris

(1985), Mintzberg (1979), Steiner dan Miner (1971)

(dalam Rangkuti) menyatakan bahwa strategi

merupakan respon-respon terus menerus maupun

adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta

kekuatan dan kelemahan internal yang dapat

mempengaruhi organisasi.Danim (2007) menyatakan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

23

bahwa untuk dapat mempertahankan mutu sekolah

maka perlu dilakukan perbaikan terus menerus karena

tidak ada capaian yang bersifat sempurna dan

permanen. Upaya peningkatan mutu harus dilakukan

secara berkesinambungan.

Sedangkan menurut Umiarso dan Gojali I (2011:

146), peningkatan mutu sekolah adalah satu metode

untuk meningkatkan mutu sekolah yang menitik

beratkan pada sekolah itu sendiri dengan

mengaplikasikan sejumlah tehnik, mendasarkan pada

ketersediaan data kuantitatif dan kualitatif, serta

pemberdayaan semua komponen sekolah untuk secara

berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan

kemampuan organisasi sekolah guna memenuhi

kebutuhan peserta didik dan masyarakat.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas terdapat

persamaan bahwa strategi peningkatan mutu

pendidikan merupakan perencanaan yang berisi

tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk

meningkatkan mutu sekolah. Strategi didesain untuk

memastikan bahwa tujuan organisasi dapat dicapai

melalui tindakan yang tepat agar strategi yang

ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan harapan perlu

dirumuskan tujuan yang jelas.

Disamping itu terdapat perbedaan dalam

peningkatan mutu, yaitu perbaikan berkesinambungan

berkaitan dengan komitmen dan proses komitmen

terhadap kualitas dimulai dengan pernyataan dedikasi

pada visi dan misi, serta pemberdayaan semua

partisipan untuk secara inkremental mewujudkan visi

tersebut. Upaya perbaikan berkesinambungan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

24

menggunakan sistem terbuka atas fungsi inti lembaga

pendidikan-student learning. Ada tiga pendekatan yang

digunakan untuk menjamin kualitas lembaga

pendidikan yaitu: pendekatan akriditasi, pendekatan

outcome assessment pendekatan sistem terbuka.

Secara skematis diagram perbaikan berkesinambungan

tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.1 Perbaikan berkesinambungan

Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa strategi peningkatan mutu

pendidikan merupakan perencanaan yang berisi

tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk

meningkatkan mutu sekolah. Strategi didesain untuk

memastikan bahwa tujuan organisasi dapat dicapai

Penyempurnaan Kualitas Berkesinambung

Assessment Akreditasi

Proses Transformasi Input Output

Karakteristik Siswa

Karakteristik Kelas

Sumber Daya Finansial

Fasilitas Program

Desain Input Program Metode

Penyimpanan Sistem Data

Umpan Balik Analisis

Prestasi Siswa Siswa

Lulus/Droup Out/ Gagal

Alumni Berprestasi

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

25

melalui tindakan yang tepat agar strategi yang

ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan harapan perlu

dirumuskan tujuan yang jelas.

2.4 Strategi Peningkatan Mutu Berdasarkan Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai

faktor secara sistematik untuk merumuskan strategi

sekolah, dengan didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang

(Opportunities), namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman

(Threats), dengan demikian dalam perencanaan

strategis harus menganilisis faktor-faktor strategi

sekolah (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman),

hal ini disebut dengan Analisis Situasi Lingkungan,

menurut Rangkuti (2014: 21).

Dalam proses analisis perlu memahami seluruh

informasi yang terdapat dalam suatu kasus dan

menganalisis situasi untuk mengetahui isu apa yang

sedang terjadi serta memutuskan tindakan apa yang

harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah.

Menurut Boulton (dalam Rangkuti), proses untuk

melaksanakan analisis suatu kasus dapat dilihat pada

diagram proses analisa kasus. Kasus yang terjadi di

sekolah harus dijelaskan sehingga pembaca dapat

mengetahui permasalahan yang sedang terjadi. Setelah

itu, metode yang sesuai menjawab semua

permasalahan secara tepat dan efektif dipergunakan

dengan cara memahami secara detail semua informasi

dan melakukan analisa secara numerik. Secara

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

26

skematis diagram proses analisis kasus tersebut dapat

dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.2 Proses Analisis Kasus

ANALISIS SITUASI ANALISIS SEKOLAH

Menurut Boseman, at.al (dalam Sagala,

2014: 140):

“salah satu tahap dalam proses manajemen strategi adalah melakukan analisis SWOT secara cermat dan akurat, dengan menguraikan (1) kekuatan adalah kemampuan internal sebuah organisasi yang memajukan tujuan organisasi, (2) kelemahan adalah kebalikannya dengan membatasi penyelesaian tujuan-tujuan organisasi, (3) peluang adalah keadaan, kejadian atau situasi eksternal yang menawarkan perubahan organisasi untuk mencapai atau melampaui tujuan dan (4) tantangan atau hambatan adalah lawan dari peluang. Hambatan merupakan faktor-faktor eksternal yang dapat memunculkan potensi masalah atau yang membahayakan kemampuan untuk mencapai tujuannya.”

Jelaskan Situasi

Mengetahui strategi sekolah

Evaluasi Situasi

Tentukan Tentukan dan evaluasi dan evaluasi lingkungan KEKUATAN dan PELUANG dan KELEMAHAN ANCAMAN perusahaan

Analisis masalah yang perlu mendapat perhatian

Cari pemecahan

masalah Tentukan alternatif dan pilihan

strategi

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

27

Demikian pula menurut Sarplin (dalam Sagala,

2014) memasukkan analisa SWOT untuk melihat

kekuatan dan kelemahan di dalam sekolah, sekaligus

memantau peluang dan tantangan yang dihadapi

sekolah. Analisa SWOT adalah salah satu tahap dalam

managemen strategi yang merupakan pendekatan

analisis lingkungan.

Analisis SWOT dalam penyelenggaraan di

lingkungan sekolah dapat ditentukan oleh kombinasi

faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut

harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT terdiri

dari dua unsur yaitu analisis lingkungan internal dan

eksternal. Analisis internal berasal dari lingkup sekolah

itu sendiri sedangkan analisis eksternal berasal dari

luar sekolah itu sendiri, seperti yang dikemukakan

dalam Rangkuti (2014: 20).

Gambar 2.3 Diagram Analisis SWOT Sumber: Rangkuti, 2014

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

28

Kuadran 1, Ini merupakan situasi yang sangat

menguntungkan.

Sekolah tersebut memiliki peluan dan kekuatan

sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.

Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini

adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang

agresif (growth oriented strategy).

Kuadran 2, Meskipun menghadapi berbagai

ancaman, sekolah ini masih memiliki kekuatan dari

segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

kekuatan jangka penjang dengan cara strategi

diversifikasi (produk/ pasar).

Kuadran 3, Sekolah menghadapi peluang pasar

yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi

beberapa kendala/ kelemahan internal. Kondisi sekolah

pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada

BCG Matrix. Fokus strategi sekolah ini adalah

meminimalkan masalah-masalah internal sekolah

sehingga dapat merebut peluang pasar yang sangat

baik.

Kuadran 4, Ini merupakan situasi yang sangat

tidak menguntungkan, sekolah tersebut menghadapi

berbagi ancaman dan kelemahan internal di atas dapat

disimpulkan bahwa Analisis SWOT dalam

penyelenggaraan.

Analisis SWOT dalam program sekolah

dilakukan dengan membuat matrik SWOT. Matrik ini

terdiri dari sel-sel daftar kekuatan, kelemahan, peluang

dan ancaman dalam menyelenggarakan sekolah untuk

memperoleh mutu sekolah dapat dilakukan strategi SO

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

29

(menggunakan kekuatan dan pemanfaatan peluang),

strategi WO (memperbaiki kelemahan dan mengambil

manfaat dari peluang), strategi ST (menggunakan

kekuatan dan menghindari ancaman), strategi WT

(mengatasi kelemahan dan menghindari ancaman).

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan

bahwa Analisis SWOT adalah salah satu manajemen

strategi dengan menggunakan pendekatan analisis

lingkungan. Analisis lingkungan terdiri dari dua unsur

yaitu analisis lingkungan eksternal dan analisis

lingkungan internal. Analisis Lingkungan eksternal

meliputi identifikasi dan evaluasi aspek-aspek sosial,

budaya, politis, ekonomis dan teknologi, serta

kecenderungan yang mungkin berpengaruh pada

organisasi sekolah, sedangkan hasil dari analisis

lingkungan eksternal adalah sejumlah peluang

(opportunities), yang harus dimanfaatkan oleh

organisasi sekolah dan ancaman (threats) yang harus

dicegah atau dihindari. Perlu disusun sebelum sekolah

merumuskan strategi dengan memperhatikan berbagai

faktor secara sistematik, dengan didasarkan pada

logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths)

dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan

dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan

ancaman (threats).

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

30

2.5 Langkah-langkah Pengembangan Rencana Strategi Strategi bukanlah tujuan melainkan alat untuk

mempercepat tercapainya tujuan. Untuk merumuskan

strategi yang tepat dibutuhkan langkah-langkah yang

cermat dan dapat dipertanggungjawabkan. Mulyasana,

(2012) adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi rencana kegiatan, tujuan dan arah kegiatan, serta aksi program yang akan dilaksanakan.

b. Menetapkan standar mutu penggunaan strategi. Dengan standar ini, dianalisis seluruh komponen yang terlibat dalam kegiatan. Apakah komponen-komponen tersebut layak apa tidak. Bila sebagian yang tidak layak perlu perbaikan, tapi bila yang tidak layak semua komponen maka perlu penataan strategi baru.

c. Mengindentifikasi situasi lingkungan khususnya yang berkaitan dengan peluang, ancaman, hambatan dan tantangan yang muncul dari lingkungan, baik lingkungan internal maupu eksternal. Apakah lingkungan itu mendukung semuanya, sebagian atau sama sekali tidak mendukung. Bila semuanya tidak mendukung, maka perlu penyusunan strategi baru yang diperkirakan cocok dengan kondisi lingkungan.

d. Menganalisis berbagai kelemahan dan kesenjangan, baik kesenjangan antara tuntutan dengan kemampuan, antara harapan dan kenyataan, antara sasaran dan strategi, maupun antara peluang dan ancaman.

e. Melakukan riset masa depan dan sekaligus mempelajari sifat dan arah perubahan yang diperkirakan akan berpengaruh langsung terhadap dinamika usaha.

f. Menyusun strategi alternatif yang mampu menjawab berbagai tantangan perubahan. Strategi ini harus disusun secara fleksibel dan mampu menjawab tantangan dan permasalahan yang kemungkinan akan timbul di masa depan.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

31

Sedangkan menurut Sugiyono (2014)

memberikan 10 langkah-langkah yang digunakan

untuk mengembangkan rencana strategis peningkatan

mutu adalah sebagai berikut:

Gambar 2.4 Langkah-langkah Pengembangan Renstra, Sugiyono (2014)

Tahapan penelitian Menurut Sugiyono (2014):

1. Potensi dan masalah

Potensi adalah segala sesuatu yang bila digunakan

akan memiliki nilai tambah. Sedangkan masalah

adalah penyimpangan antara yang diharapkan

dengan yang terjadi. Potensi dan masalah yang

dikemukakan dalam penelitian ditunjukkan dengan

data yang empirik dan masih up to date.

2. Mengumpulkan Informasi

Setelah potensi dan masalah yang ada di sekolah

ditunjukkan secara faktual, selanjutnya

Potensi dan

Masalah

Pengum

pulan

data

Desain

Produk Validasi

Desain

Revisi

Desain

Uji coba

Produk Revisi

Produk Uji coba Pemakai

an

Revisi

Produk Produksi Masal

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

32

dikumpulkan berbagai informasi yang dapat

digunakan sebagai bahan untuk merencanakan

suatu strategi yang diharapkan mampu mengatasi

masalah tersebut. Data yang diperlukan bisa dari

berbagai cara seperti wawancara, observasi, studi

dokumen dan Focus Group Discussion (FGD).

3. Desain produk

Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah

rencana strategis yang dapat dijadikan sebagai

pedoman untuk peningkatan mutu sekolah.

Rencana strategis ini masih bersifat hipotetik

karena karena efektifitasnya belum terbukti dan

akan diketahui setelah melalui pengujian.

4. Validasi desain

Validasi desain dilakukan sebagai proses kegiatan

untuk menilai apakah rencana strategis yang dibuat

secara rasional akan efektif digunakan sebagai

usaha peningkatan mutu sekolah. Validasi desain

dapat menghadirkan beberapa pakar atau tenaga

akhli untuk menilai desain tersebut, selanjutnya

dapat diketahui kelemahan dan kekuatan.

5. Perbaikan desain

Setelah rencana strategi tersebut divalidasi, akan

dapat diketahui kelemahannya, selanjutnya dicoba

untuk memperbaiki rencana strategis tersebut. Yang

bertugas memperbaiki rencana strategis adalah

peneliti sendiri. Pada akhirnya dapat dihasilkan

suatu rencana strategis yang bisa diberikan kepada

sekolah sebagai upaya peningkatan mutu.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

33

6. Uji Coba Produk

Rencana strategi yang telah dibuat tidak bisa

langsung di uji coba dulu tetapi harus di validasi

dan revisi. Uji coba tahap awal di lakukan dengan

simulasi, setelah itu baru di uji cobakan.

7. Revisi Produk

Dalam revisi produk di lakukan untuk mencari

efektifitas dan efisiensi sistem kerja baru dengan

cara membandingkan strategi lama dengan strategi

baru.

8. Uji Coba Produk

Setelah pengujian terhadap strategi berhasil dan

mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting maka

selanjutnya strategi yang baru itu dapat di terapkan

di lingkungan sekolah. Dalam pelaksanaannya

strategi tersebut tetap harus dinilai kekurangan/

hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih

lanjut.

9. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan apabila dalam pelaksanaan

strategi di sekolah terdapat kekurangan dan

kelemahan, maka dalam uji pemakaian selalu

mengevaluasi bagaimana strategi itu diterapkan.

10. Pembuatan Produk Masal

Bila strategi peningkatan mutu tersebut telah

dinyatakan efektif dalam beberapa kali pengujian,

maka strategi tersebut dapat diterapkan pada setiap

lembaga pendidikan.

Berdasarkan langkah-langkah yang telah

dikemukakan oleh Mulyasana dan Sugiyono, maka

peneliti tertarik dan menggunakan langkah dari

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

34

Sugiyono namun hanya sampai pada tahap validasi

desain karena disesuaikan dengan situasi dan kondisi

ang ada.Langkah-langkah pengembangan rencana yang

akan dilakukan dalam penelitian adalah:

1. Potensi dan masalah

Potensi adalah segala sesuatu yang bila

digunakan akan memiliki nilai tambah.

Sedangkan masalah adalah penyimpangan

antara yang diharapkan dengan yang

terjadi.Potensi dan masalah yang dikemukakan

dalam penelitian ditunjukkan dengan data yang

empirik dan masih up to date.

2. Mengumpulkan Informasi

Setelah potensi dan masalah yang ada di

sekolah ditunjukkan secara faktual,

selanjutnya dikumpulkan berbagai informasi

yang dapat digunakan sebagai bahan untuk

merencanakan suatu strategi yang diharapkan

mampu mengatasi masalah tersebut. Data yang

diperlukan bisa dari berbagai cara seperti

wawancara, observasi, studi dokumen dan

Focus Group Discussion (FGD).

3. Desain produk

Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini

adalah rencana strategis yang dapat dijadikan

sebagai pedoman untuk peningkatan mutu

sekolah. Rencana strategis ini masih bersifat

hipotetik karena karena efektifitasnya belum

terbukti dan akan diketahui setelah melalui

pengujian.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

35

4. Validasi desain

Validasi desain dilakukan sebagai proses

kegiatan untuk menilai apakah rencana

strategis yang dibuat secara rasional akan

efektif digunakan sebagai usaha peningkatan

mutu sekolah. Validasi desain dapat

menghadirkan beberapa pakar atau tenaga

akhli untuk menilai desain tersebut,

selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan

kekuatan

2.6 Kajian Riset Terdahulu

Penelitian tesis oleh Edi Sujoko (2014) dengan

judul Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan

Analisis SWOT di SMP Negeri I Bawen Kabupaten

Semarang menunjukkan bahwa Strategi yang dibuat

untuk meningkatkan mutu sekolah dengan

mengembangkan lingkungan sekolah menuju

komunitas belajar yang ideal melalui progaram 7 K,

membentuk klub-klub prestasi untuk mengembangkan

potensi peserta didik, mengoptimalkan peran kepala

sekolah dalam memberdayakan dan melatih

kepemimpinan dan managerial tenaga pendidik dan

tenaga kependidikan, pengembangan fasilitas sekolah

berbasis TIK sebagai sarana untuk belajar peserta

didik, dibentuk tim evaluasi program dan kegiatan

sekolah secara efektif dan efisien,mengoptimalkan

kegiatan-kegiatan pengembangan profesi guru baik di

tingkat lokal sekolah ataupun di luar sekolah dengan

menitik beratkan kualitas, mengembangkan

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

36

pembelajaran dengan pendekatan PAKIEM,

menoptimalkan program dan kegiatan

ekstrakurikuler,lebih meningkatkan kerjasama dengan

pengajar atau pelatih baik dari luar ataupun dari

dalam, meningkatkan prestasi non-akademik,

meningkatkan pembeljaran yang menitikberatkan pada

pembentukan karakter, membangun jaringan alumni,

dan melakukan terobosan-terobosan untuk percepatan

pencapaian prestasi akademis.

Sedangkan menurut Suharti dalam

penelitiannya yang berjudul Alternatif Strategi

Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan Analisis SWOT

di SDN 1 Ngadirejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten

Temanggung,Strategi yang dibuat untuk meningkatkan

mutu sekolah adalah dengan mengembangkan sarana

prasarana pendidikan, mengembangkan lingkungan

sekolah menuju komunitas melalui program 7K,

memberdayakan guru dalam pelatihan yang dapat

meningkatkan kinerja, mengembangkan fasilitas

sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar,

membentuk klub-klub prestasi untuk mengebangkan

potensi siswa, dibentuk tim evaluasi program sekolah,

memberdayakan guru untuk menggunakan tehnologi

informasi dalam proses belajar mengajar,

mengintensifkan kegiatan keagamaan untuk

membentuk siswa yang iman dan taqwa, meningkatkan

kerjasama dengan pengajar atau pelatih dari luar

sekolah untuk mendukung kegiatan ekstrakurikuler,

mengintensifkan kegiatan supervisi dan monitoring oleh

kepala sekolah, mengefektifkan kegiatann KKG ,

membangun image positif sekolah, meningkatkan

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

37

pelaksanaan pendidikan karakter, dan meningkatkan

pendidikan kecakapan hidup, serta membentuk

jaringan alumni.

Demikian pula hasil penelitian oleh Parjuni

dengan judul Strategi dan faktor-faktor pendukung

peningkatan Mutu SMP N 6 Temanggung menunjukkan

bahwa faktor-faktor dominan yang mendukung

peningkatan prestasi SMP N 6 Temanggung meliputi:

kepemimpinan kepala sekolah yang memiliki dan

memahami visi kerja secara jelas, memiliki komitmen

kuat dan profesional, memberikan keteladanan dan

serta layanan yang optimal, input peserta didik yang

unggul dan terseleksi komitmen guru dan karyawan,

penerapan kurikulum yang akomodatif, sarana

prasarana yang lengkap dan memadai, lingkungan

sekolah yang kondusif dan, jalinan kerjasama dan

kemitraan dengan orangtua dan masyarakat.

Strateginya digunakan dalam meningkatkan mutu

sekolah perencanaan progam yang berkelanjutan,

optimalisasi proses pembelajaran memberdayakan

guru dan karyawan pemberdayaan potensi siswa

menjalin kemitraan dan kerjasama.

Sahina, Idris (2013). Dalam penelitiannya yang

berjudul The Principals of Primary Schools Ideas on

their school Development and Practices, menyatakan

bahwa Peningkatan sekolah telah menjadi konsep

dalam hal meningkatkan standar pendidikan.

Peningkatan sekolah bertujuan untuk memberdayakan

kapasitas sekolah untuk mengelola perubahan,

memberikan pendidikan bermutu tinggi di dalamnya,

dan meningkatkan tingkat prestasi siswa. Semua staf

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

38

sekolah harus berpartisipasi dalam proses pengambilan

keputusan dan pelaksanaan yang berkaitan dengan

pekerjaan yang di lakukan di sekolah untuk perubahan

terencana dan peningkatan sekolah yang sukses. Setiap

sekolah menggunakan strategi perbaikan yang cocok

untuk konteksnya.

Kepala sekolah dapat melakukan peningkatan

kerjasama dan komunikasi di sekolah, membuat

rencana peningkatan sekolah yang baik, memberikan

suasana sekolah yang positif artinya berkuasa sekolah

demokratis dan terbuka untuk ide-ide baru. Di sisi lain,

kepala sekolah harus membuat strategi perbaikan

jangka panjang, memberdayakan komunikasi antara

sekolah dan lingkungan, membuat semua pemangku

kepentingan di sekolah berperan dan bertanggung

jawab dalam proses perubahan, menginformasikan

individu dan kelompok yang bersangkutan dan

bertindak sebagai pemimpin.

Yau, Hon Keung. Cheng, Alison Lai fong. (2013).

Quality Management in Primary School. Beberapa

faktor termasuk sekolah dan latar belakang siswa,

tradisi sekolah, iklim sekolah dan budaya, harapan

masyarakat sekolah, masih mempengaruhi manajemen

mutu pada efektivitas manajemen sekolah. Dengan

demikian, kepemimpinan kepala sekolah, guru dan

orang tua dalam masyarakat belajar sebagai

pengembangan profesional dalam rangka meningkatkan

manajemen mutu sekolah. Mengembangkan sekolah

yang bermutu, lembaga pendidikan pemerintah dan

guru harus menyediakan pemain kunci seperti kepala

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

39

sekolah dengan program yang tepat, terutama dalam

pengelolaan sumber daya manusia.

Hal yang dibutuhkan untuk meningkatkan

jaringan sosial kerja tim dan kerjasama adalah

mendidik orang untuk berpartisipasi secara efektif

dalam proses ini dalam mendorong mereka untuk

mengerahkan upaya yang diperlukan untuk

meningkatkan mutu sekolah. Para pemimpin sekolah

harus merubah gaya manajerial dan kebijakan personil

untuk menggabungkan jajaran karyawan kedalam

budaya mutu sekolah. Selain itu, para pemimpin

sekolah harus mengelola sumber daya mereka dengan

baik fasilitas sekolah seperti IT, fasilitas pengajaran

dan ruang kelas, hal tersebut untuk penggabungan

mutu dalam budaya sekolah yang ada. Oleh karena itu,

pemimpin sekolah juga diperlukan untuk membentuk

fasilitas untuk mendukung perubahan mutu sekolah.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 8. 16. · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mutu Pendidikan 2.1.1 Definisi Mutu Definisi mutu banyak dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan

40

2.7 Kerangka Pikir Penelitian

Gambar 2.5 Model Kerangka Pikir

Sebelum menyusun rencana strategi peningkatan

mutu sekolah terlebih dahulu untuk memahami Visi,

Misi dan tujuan sekolah. Karena visi merupakan

elemen fundamental penyelenggaraan program sekolah.

Selanjutnya menganalisis lingkungan eksternal yang

ada di sekolah yaitu mengidentifikasi peluang dan

ancaman. Demikian pula analisis lingkungan internal

yang dimiliki sekolah dengan mengidetifikasi kekuatan

dan kelemahan sekolah. Faktor-faktor yang menjadi

peluang–ancaman serta kekuatan–kelemahan sekolah

dapat menjadi dasar dalam menetukan rencana strategi

langkah-langkah tindakan peningkatan mutu sekolah.

Setelah rencana strategi itu tesusun perlu dievaluasi

/uji pakar telebih dahulu agar hasilnya lebih valid dan

sesuai dengan kondisi lingkungan bedasarkan analisis

SWOT.Dengan masukan-masukan dari pakar, maka

renstra perlu diolah kembali dan disusun menjadi draf

renstra. Pada penelitian ini dibatasi sampai validasi

desain.