18
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Studi Pada tinjauan studi akan dijelaskan mengenai beberapa jurnal penelitian yang membahasi penelitian terdahulu tentang implementasi Cloud Computing. Berikut ini adalah daftar jurnal penelitian tersebut : Tabel 2.1. Tinjauan Studi Terkait No Judul Tahun Penulis Metode Hasil 1. Membangun Sistem Cloud Computing Dengan Implementasi Load Balancing Dan Pengujian Algoritma Penjadwalan Linux Virtual Server Pada Ftp Server 2013 Yoppi Lisyadi Oktavianus Eksperimental Sistem Cloud Computing memiliki peformansi yang lebih baik dari server tunggal konvensional. Sistem Load Balancing pada Cloud Computing dapat menambah kehandalan sistem karena dapat menggabungkan banyak server yang diakses oleh client 2. Analisis Beberapa Algoritma Load Balancing 2011 Helmi Kurniawan, Reza Pulungan Pengamatan dan Analisis Load Balancing algoritma bekerja pada prinsip bahwa situasi di mana beban kerja diberikan, selama waktu kompilasi atau pada runtime. Perbandingan di atas menunjukkan bahwa algoritma beban statis balancing lebih stabil dibandingkan dengan dinamis dan juga kemudahan untuk memprediksi perilaku statis, tetapi pada saat yang sama algoritma terdistribusi yang dinamis selalu dianggap lebih baik daripada algoritma statis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Studi Pada tinjauan studi akan dijelaskan mengenai beberapa jurnal penelitian yang membahasi

  • Upload
    lynhan

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Studi Pada tinjauan studi akan dijelaskan mengenai beberapa jurnal penelitian yang membahasi

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Studi

Pada tinjauan studi akan dijelaskan mengenai beberapa jurnal penelitian yang

membahasi penelitian terdahulu tentang implementasi Cloud Computing. Berikut

ini adalah daftar jurnal penelitian tersebut :

Tabel 2.1. Tinjauan Studi Terkait

No Judul Tahun Penulis Metode Hasil

1. Membangun Sistem

Cloud Computing

Dengan Implementasi

Load Balancing Dan

Pengujian Algoritma

Penjadwalan Linux

Virtual Server Pada Ftp

Server

2013

Yoppi Lisyadi

Oktavianus

Eksperimental Sistem Cloud Computing memiliki

peformansi yang lebih baik dari

server tunggal konvensional.

Sistem Load Balancing pada Cloud

Computing dapat menambah

kehandalan sistem karena dapat

menggabungkan banyak server yang

diakses oleh client

2. Analisis Beberapa

Algoritma Load

Balancing

2011 Helmi Kurniawan,

Reza Pulungan

Pengamatan

dan Analisis

Load Balancing algoritma bekerja

pada prinsip bahwa situasi di mana

beban kerja diberikan, selama waktu

kompilasi atau pada runtime.

Perbandingan di atas menunjukkan

bahwa algoritma beban statis

balancing lebih stabil dibandingkan

dengan dinamis dan juga kemudahan

untuk memprediksi perilaku statis,

tetapi pada saat yang sama algoritma

terdistribusi yang dinamis selalu

dianggap lebih baik daripada

algoritma statis.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Studi Pada tinjauan studi akan dijelaskan mengenai beberapa jurnal penelitian yang membahasi

2

3. Analisis Kinerja Load

Balancer dan

Implementasi pada

Layanan Web

2013 Yogi Kurniawan,

Sabriansyah R. A.,

ST., M.Eng. Eko

Sakti P., S.Kom.,

M.Kom.

Eksperimental Dari hasil pengujian server dengan

spesifikasi yang berbeda penggunaan

algortima weighted least connection

menghasilkan throughput dan

response time yang setara dengan

algoritma least connection. Akan

tetapi pada algoritma weighted least

connection pembagian beban kepada

web server lebih merata, karena selain

weight yang diberikan sesuai dengan

kemampuan server, weighted least

connection juga berdasarkan jumlah

koneksi pada tiap server.

2.2. Pengertian Virtualisasi

Virtualization / virtualisasi merupakan sebuah teknik yang berfungsi untuk

menciptakan / membuat sesuatu dalam bentuk maya dari sesuatu yang berbentuk

nyata. Virtualisasi dapat membuat sesuatu yang ada menjadi berlipat ganda,

seperti contohnya dalam virtualisasi user dapat membuat sebuah computer di

dalam sebuah computer, jadi dalam 1 komputer dapat dibuat lebih dari 1 sistem

computer dengan spesifikasi yang berbeda-beda.

Virtual Machine (VM) adalah sebuah mesin yang mempunyai dasar logika

yang menggunakan pendekatan lapisan-lapisan (layers) dari sistem komputer.

Sehingga sistem komputer dengan tersendiri dibangun atas lapisan-lapisan

tersebut, dengan urutan lapisannya mulai dari lapisan terendah sampai lapisan

teratas adalah sebagai berikut:

Perangkat keras (semua bagian fisik komputer)

Kernel (program untuk mengontrol disk dan sistem file, multi-tasking,

load-balancing, networking dan security)

Sistem program (program yang membantu general user)

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Studi Pada tinjauan studi akan dijelaskan mengenai beberapa jurnal penelitian yang membahasi

3

Kernel yang berada pada lapisan kedua ini, menggunakan instruksi

perangkat keras untuk menciptakan seperangkat system call yang dapat digunakan

oleh komponen-komponen pada level sistem program. Sistem program kemudian

dapat menggunakan system call dan perangkat keras lainnya seolah-olah pada

level yang sama. Meskipun sistem program berada di level tertinggi , namun

program aplikasi bisa melihat segala sesuatu pada tingkatan dibawahnya seakan-

akan mereka adalah bagian dari mesin. Pendekatan dengan lapisan-lapisan inilah

yang kemudian menjadi kesimpulan logis pada konsep Virtual Machine (VM).

Berikut adalah beberapa jenis dari pendekatan dari Virtualisasi.

a) Full Virtualization

Sistem operasi yang berjalan pada mesin virtual memberikan instruksi

kepada perangkat keras dengan cara melalui mesin virtual. Full Virtualization

memberikan pemodelan lengkap dari perangkat keras. Jadi Full Virtualization

dapat membuat para user percaya bahwa terdapat system operasi berbeda pada

suatu computer. Berikut adalah gambaran dari Full Virtualization.

Gambar 2.1. Skema Full Virtualisasi (Sumber : Anonym, 2011)

b) Para Virtualization

Para Virtualization adalah sebuah teknik yang mana kumpulan instruksi dari

perangkat keras (yang tidak mendukung virtualisasi) dimodifikasi menjadi sebuah

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Studi Pada tinjauan studi akan dijelaskan mengenai beberapa jurnal penelitian yang membahasi

4

kumpulan instruksi yang dapat divirtualisasi secara penuh. Memodifikasi

kumpulan instruksi perangkat keras, berarti sistem operasi juga butuh untuk

diarahkan ke kumpulan instruksi baru. Mesin virtual tidak mensimulasikan sistem

operasi secara menyeluruh, tetapi menawarkan API yang membutuhkan

modifikasi sistem operasi (merupakan teknik yang digunakan oleh XEN).

Gambar 2.2. Skema Para Virtualization (Sumber : Anonym 2011)

c) Hardware-Assisted Virtualization

Hardware-Assisted Virtualization mengacu pada penambahan perangkat

keras pada arsitektur sistem untuk mengurangi banyak pengeluaran hypervisor

sehubungan dengan memerangkap dan mengemulasi operasi I/O dan instruksi

status yang dijalankan dalam sebuah sistem operasi tamu. William menyebutkan

pada bukunya yang berjudul Virtualization with Xen, prosesor Hardware-assist

memberikan SO tamu otoritas yang dibutuhkan untuk mendapatkan akses

langsung ke sumberdaya tanpa harus membagi kendali dari perangkat keras.

Sebelumnya, VMM harus mengemulasi perangkat lunak untuk SO tamu saat

mengendalikan platform fisik. Prosesor baru tersebut memberikan VMM dan SO

tamu otoritas yang dibutuhkan tanpa emulasi perangkat keras dan perubahan SO.

2.2. Cloud Computing

Cloud Computing adalah sebuah model komputasi yang terkonfigurasi,

dimana sumber daya seperti Processor/computing power, storage, network, dan

software menjadi abstrak (virtual) serta diberikan sebagai layanan di jaringan /

internet menggunakan pola akses remote.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Studi Pada tinjauan studi akan dijelaskan mengenai beberapa jurnal penelitian yang membahasi

5

NIST (National Institute of Standarts and Technology) sebagai badan

nasional standard an teknologi amerika serikat memberikan definisi Cloud

Computing yaitu suatu model untuk memberikan kanyamanan, on-demand akses

jaringan untuk memanfaatkan bersama suatu sumber daya komputasi yang

terkonfigurasi (misalnya jaringan, server, penyimpanan, aplikasi dan layanan)

yang dapat secara cepat diberikan dan dirilis dengan upaya manajemen yang

minimal atau interaksi penyedia layanan.

Berdasarkan jenis layanan-nya, Cloud Computing dibagi menjadi berikut

ini:

Software as a Service (SaaS)

Platform as a Service (PaaS)

Infrastructure as a Service (IaaS)

Dibawah ini kita bahas, masing-masing jenis layanan diatas:

Software as a Service (SaaS) adalah layanan dari Cloud Computing

dimana kita tinggal memakai software (perangkat lunak) yang telah disediakan.

Kita cukup tahu bahwa perangkat lunak bisa berjalan dan bisa digunakan dengan

baik. Contoh: layanan email publik (Gmail, YahooMail, Hotmail, dsb), social

network (Facebook, Twitter, dsb) instant messaging (YahooMessenger, Skype,

GTalk, dsb) dan masih banyak lagi yang lain. Dalam perkembangan-nya, banyak

perangkat lunak yang dulu hanya kita bisa nikmati dengan menginstall aplikasi

tersebut di komputer kita (on-premise) mulai bisa kita nikmati lewat Cloud

Computing. Keuntungan-nya, kita tidak perlu membeli lisensi dan tinggal

terkoneksi ke internet untuk memakai-nya. Contoh: Microsoft Office yang

sekarang kita bisa nikmati lewat Office 365, Adobe Suite yang bisa kita nikmati

lewat Adobe Creative Cloud, dsb.

Platform as a Service (PaaS) adalah layanan dari Cloud Computing

dimana kita menyewa “rumah” berikut lingkungan-nya (sistem operasi, network,

database engine, framework aplikasi, dll), untuk menjalankan aplikasi yang kita

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Studi Pada tinjauan studi akan dijelaskan mengenai beberapa jurnal penelitian yang membahasi

6

buat. Kita tidak perlu pusing untuk menyiapkan “rumah” dan memelihara

“rumah” tersebut. Yang penting aplikasi yang kita buat bisa berjalan dengan baik

di “rumah” tersebut. Untuk pemeliharaan “rumah” ini menjadi tanggung jawab

dari penyedia layanan. Sebagai analogi, misal-nya kita sewa kamar hotel, kita

tinggal tidur di kamar yang sudah kita sewa, tanpa peduli bagaimana “perawatan”

dari kamar dan lingkungan-nya. Yang penting, kita bisa nyaman tinggal di kamar

itu, jika suatu saat kita dibuat tidak nyaman, tinggal cabut dan pindah ke hotel lain

yang lebih bagus layanan-nya. Contoh penyedia layanan PaaS ini adalah: Amazon

Web Service, Windows Azure, bahkan tradisional hosting-pun merupakan contoh

dari PaaS. Keuntungan dari PaaS adalah kita sebagai pengembang bisa fokus pada

aplikasi yang kita buat, tidak perlu memikirkan operasional dari “rumah” untuk

aplikasi yang kita buat.

Infrastructure as a Service (IaaS) adalah layanan dari Cloud Computing

dimana kita bisa “menyewa” infrastruktur IT (komputasi, storage, memory,

network dsb). Kita bisa definisikan berapa besar-nya unit komputasi (CPU),

penyimpanan data (storage) , memory (RAM), bandwith, dan konfigurasi lain-nya

yang akan kita sewa. Mudah-nya, IaaS ini adalah menyewa komputer virtual yang

masih kosong, dimana setelah komputer ini disewa kita bisa menggunakan-nya

terserah dari kebutuhan kita. Kita bisa install sistem operasi dan aplikasi apapun

diatas-nya. Contoh penyedia layanan IaaS ini adalah: Amazon EC2, Windows

Azure (soon), TelkomCloud, BizNetCloud, dsb. Keuntungan dari IaaS ini adalah

kita tidak perlu membeli komputer fisik, dan konfigurasi komputer virtual tersebut

bisa kita rubah (scale up/scale down) dengan mudah. Sebagai contoh, saat

komputer virtual tersebut sudah kelebihan beban, kita bisa tambahkan CPU,

RAM, Storage dsb dengan segera.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Studi Pada tinjauan studi akan dijelaskan mengenai beberapa jurnal penelitian yang membahasi

7

Gambar 2.3. Ilustrasi dari Cloud Computing

( Sumber : Wikipedia )

2.3.1. Model Cloud Berdasarkan Infrastuktur

Menurut National institute of Standards and Technology ( NIST ), terdapat

beberapa model dari Cloud Computing, yaitu :

1. Public Cloud

Public cloud merupakan sebuah model layanan cloud yang disediakan oleh

provider dan ditujukan untuk layanan public / massal. User hanya tinggal

mendaftar saja atau langsung dapat menggunakan fitur yang tersedia. Resource

dari cloud ini dihosting di tempat penyedia layanan, mulai dari aplikasi hingga

media penyimpanan/storage. Contoh dari public cloud yang popular adalah

Windows Live Mail, Google Mail, Office 365, Windows Azure, dan Amazon EC2.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Studi Pada tinjauan studi akan dijelaskan mengenai beberapa jurnal penelitian yang membahasi

8

Gambar 2.4. Public Cloud

(Sumber : Janakiram MSV Cloud Computing Strategist , 2010 )

2. Private Cloud Computing

Private Cloud dibangun, dioperasikan, dan dikelola oleh sebuah organisasi

untuk perusahaan penggunaan/keperluan internal untuk mendukung operasi

bisnisnya secara eksklusif. Mulai dari masyarakat umum, perusahaan swasta,

hingga organisasi pemerintah di seluruh dunia yang mengadopsi model ini untuk

mengeksploitasi manfaat cloud seperti fleksibilitas, pengurangan biaya,kecepatan

dan sebagainya.

Gambar 2.5. Private Cloud

(Sumber : Janakiram MSV Cloud Computing Strategist, 2010 )

3. Community Cloud.

Community cloud terbagi menjadi beberapa organisasi dan mendukung

komunitas tertentu yang telah berbagi kepentingan misalnya misi, persyaratan

keamanan, kebijakan, dan pertimbangan. Community cloud dikelola oleh sebuah

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Studi Pada tinjauan studi akan dijelaskan mengenai beberapa jurnal penelitian yang membahasi

9

organisasi atau pihak ketiga dan mungkin oleh anggota aktif. Salah satu contoh

dari Community Cloud adalah OpenCirrus, yang dibentuk oleh HP, Intel, Yahoo,

dan lainnya.

Gambar 2.6. Community Cloud

( Sumber : Janakiram MSV Cloud Computing Strategist, 2010 )

4. Hybrid Cloud

Hybrid cloud merupakan infrastruktur yang terdiri dari dua atau lebih cloud

(private, community, atau public). Jadi, Hybrid cloud adalah infrastruktur cloud

berupa gabungan dari beberapa cloud yang ada.

Gambar 2.7. Hybrid Cloud

(Sumber : Janakiram MSV Cloud Computing Strategist,2010 )

2.3.2. Karakteristik Cloud Computing

Sampai saat ini paradigma Cloud Computing ini masih berevolusi, masih

menjadi subjek perdebatan dikalangan akademisi, vendor IT dan pemeritah/bisnis.

Berdasarkan NIST (National Institute of Standards and Technology), ada 5

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Studi Pada tinjauan studi akan dijelaskan mengenai beberapa jurnal penelitian yang membahasi

10

kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem untuk bisa dimasukkan kedalam

keluarga Cloud.

1. On Demand Self Service

Pengguna dapat memesan dan mengelola layanan tanpa interaksi manusia

dengan penyedia layanan, Misalnya dengan menggunakan, sebuah portal web dan

manajemen portal web dan manajemen antarmuka. Pengadaan dan perlengkapan

layanan serta sumber daya yang terkait terjadi secara otomatis pada penyedia.

2. Broad Network Access

Layanan yang tersedia terhubung melalui jaringan pita lebar, terutama untuk

dapat diakses secara memadai melalui jaringan internet, baik menggunakan thin

client, thick client ataupun media lain seperti smartphone.

3. Resources Pooling

Penyedia layanan Cloud, memberikan layanan melalui sumber daya yang

dikelompokkan di satu atau berbagai lokasi data center yang terdiri dari sejumlah

server dengan mekanisme multi-tenant. Mekanisme multi-tenant ini

memungkinkan sejumlah sumber daya komputasi tersebut digunakan secara

bersama-sama oleh sejumlah pengguna, di mana sumber daya tersebut baik yang

berbentuk fisik maupun virtual, dapat berbentuk fisik maupun virtual, dapat

dialokasikan secara dinamis untuk kebutuhan pengguna/pelanggan sesuai

permintaan. Dengan demikian, pelanggan tidak perlu tahu bagaimana dan

darimana permintaan akan sumber daya komputasinya dipenuhi oleh penyedia

layanan. Yang penting, setiap permintaan dapat dipenuhi. Sumber daya komputasi

ini meliputi media penyimpanan, memory, processor, pita jaringan dan mesin

virtual.

4. Rapid elasticity

Kapasitas komputasi yang disediakan dapat secara elastis dan cepat

disediakan, baik itu dalam bentuk penambahan ataupun pengurangan kapasitas

yang diperlukan. Untuk pelanggan sendiri, dengan kemampuan ini seolah-olah

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Studi Pada tinjauan studi akan dijelaskan mengenai beberapa jurnal penelitian yang membahasi

11

kapasitas yang tersedia tak terbatas besarnya, dan dapat "dibeli" kapan saja

dengan jumlah berapa saja.

5. Measured services

Sumber daya Cloud yang tersedia harus dapat diatur dan di optimasi

penggunaannya, dengan suatu sistem pengukuran yang dapat mengukur

penggunaan dari setiap sumber daya komputasi yang digunakan (penyimpanan,

memory, processor, lebar pita, aktivitas user, dan lainnya). Dengan demikian,

jumlah sumberdaya yang digunakan dapat secara transparan diukur yang akan

menjadi dasar bagi user untuk membayar biaya penggunaan layanan.

2.4. Load Balancing

Load Balancing adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada

dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal,

memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap (response time) dan

menghindari overload pada salah satu jalur koneksi. Proses ini mampu

mengurangi beban kerja setiap server, serta memungkinkan server untuk

menggunakan bandwith yang tersedia secara lebih efektif. Load Balancing

digunakan pada saat sebuah server telah memiliki jumlah user yang telah melebihi

maksimal kapasitasnya. Load Balancing juga mendistribusikan beban kerja secara

merata di dua atau lebih komputer, link jaringan, CPU, hard drive, atau sumber

daya lainnya, untuk mendapatkan pemanfaatan sumber daya yang optimal.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Studi Pada tinjauan studi akan dijelaskan mengenai beberapa jurnal penelitian yang membahasi

12

Gambar 2.2. Skema Load Balancing

( Sumber : Gerrits et al, 2012 )

Terdapat beberapa algoritma pada Load Balancing, antara lain :

Round Robin (RR). Algoritma Round Robin merupakan algoritma yang

paling sederhana dan banyak digunakan oleh perangkat Load Balancing.

Algoritma ini membagi beban secara bergiliran dan berurutan dari satu server

ke server lain sehingga membentuk putaran.

Least Connection (LC). Algoritma Least Connection akan melakukan

pembagian beban berdasarkan banyaknya koneksi yang sedang dilayani oleh

sebuah server. Server dengan pelayanan koneksi yang paling sedikit akan

diberikan beban yang berikutnya akan masuk.

Weighted Round Robin (WRR). Algoritma WRR memperlakukan real server

dengan kapasitas proses yang berbeda. Masing masing real server dapat diberi

bobot bilangan integer yang menunjukkan kapasitas proses, dimana dapat

diinisialisasikan bobot awal adalah 1.

2.5. Algoritma Weighted Least Connection (WLC)

Algoritma Weighted Least Connection (WLC) merupakan kumpulan dari

beberapa algoritma Least Connection dimana dapat ditentukan bobot kinerja dari

masing-masing server. Server dengan bobot yang lebih tinggi akan menerima

presentase yang lebih besar dari koneksi-koneksi aktif pada suatu waktu. Bobot

pada masing-masing server dapat ditentukan dan koneksi jaringan dijadwalkan

pada masing-masing real server dengan presentase jumlah koneksi aktif untuk

masing masing server sesuai dengan perbandingan servernya. Bobot default

adalah 1. (ZHOU et al, 2013).

Algoritma WLC ini sangat baik digunakan untuk server yang memiliki

kapasitas yang berbeda. Sebagai contoh algoritma ini, ketika terdapat 2 buah

server yang memiliki jumlah koneksi aktif yang sama namun salah satu server

memiliki kapasitas yang lebih besar dibandingkan yang lain. Pada saat ada

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Studi Pada tinjauan studi akan dijelaskan mengenai beberapa jurnal penelitian yang membahasi

13

koneksi aktif baru yang akan masuk, sistem akan melakukan penghitungan

presentase untuk kapasitas dari masing – masing server untuk kemudian

menggunakan presentase tersebut untuk meneruskan koneksi aktif / request

tersebut menuju server yang memiliki kapasitas lebih besar.

2.6. Linux Virtual Server

Linux Virtual Server atau disingkat LVS merupakan suatu teknologi

clustering yang dapat digunakan untuk membangun suatu server dengan

menggunakan kumpulan dari beberapa buah real server. LVS merupakan

implementasi dari komputer cluster dengan metode High Availability. Linux

Virtual Server dapat mengarahkan koneksi jaringan ke beberapa server yang

memiliki beban kerja masing masing, yang dapat digunakan untuk membangun

layanan berskala tinggi dan sangat tersedia. Linux Virtual Server mengarahkan

koneksi jaringan ke server yang berbeda sesuai dengan algoritma penjadwalan

dan membuat layanan paralel cluster untuk muncul sebagai layanan virtual pada

satu alamat IP.

Gambar 2.8. Arsitektur Linux Virtual Server

Sumber www.linuxvirtualserver.org

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Studi Pada tinjauan studi akan dijelaskan mengenai beberapa jurnal penelitian yang membahasi

14

Aplikasi pengunjung berinteraksi dengan cluster seolah-olah itu server

tunggal. Pengunjung tidak terpengaruh oleh interaksi dengan cluster dan tidak

perlu modifikasi. Skalabilitas dicapai dengan transparan menambahkan atau

menghapus sebuah node di cluster. High availability disediakan dengan

mendeteksi kegagalan node atau daemon dan konfigurasi ulang sistem yang tepat.

2.7. Apache Web Server

Apache adalah sebuah nama web server yang bertanggung jawab pada

request-response HTTP dan logging informasi secara detail (kegunaan basicnya).

Selain itu, Apache juga diartikan sebagai suatu web server yang kompak, modular,

mengikuti standar protokol HTTP, dan tentu saja sangat digemari. Kesimpulan ini

bisa didapatkan dari jumlah pengguna yang jauh melebihi para pesaingnya. Sesuai

hasil survei yang dilakukan oleh Netcraft, bulan Januari 2005 saja jumlahnya

tidak kurang dari 68% pangsa web server yang berjalan di Internet. Ini berarti jika

semua web server selain Apache digabung, masih belum bisa mengalahkan jumlah

Apache.

Apache memiliki fitur-fitur canggih seperti pesan kesalahan yang dapat

dikonfigurasi, autentikasi berbasis basis data dan lain-lain. Apache juga didukung

oleh sejumlah antarmuka pengguna berbasis grafik (GUI) yang memungkinkan

penanganan server menjadi lebih mudah. Apache merupakan perangkat lunak

sumber terbuka dikembangkan oleh komunitas terbuka yang terdiri dari

pengembang-pengembang dibawah naungan Apache Software Foundation.

Saat ini ada dua versi Apache yang bisa dipakai untuk server produksi,

yaitu versi mayor 2.0 dan versi mayor 1.3. Apache merupakan webserver yang

paling banyak digunakan saat ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa sebab, di

antaranya adalah karena sifatnya yang open source dan mudahnya

mengkostumisasikannya. diantaranya dengan menambahkan support secure

protocol melalui ssl dan konektifitasnya dengan database server melalui bahasa

scripting PHP .

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Studi Pada tinjauan studi akan dijelaskan mengenai beberapa jurnal penelitian yang membahasi

15

2.8. QoS ( Quality of services )

QoS adalah kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan

yang baik dengan menyediakan kapasitas jaringan, mengatasi jitter dan delay

(waktu tunda). QoS dirancang untuk membantu pengguna menjadi lebih

produktif dengan memastikan bahwa pengguna mendapatkan kinerja yang

handal dari aplikasi-aplikasi berbasis jaringan. QoS mengacu pada

kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik

jaringan tertentu melalui teknologi yang berbeda-beda. QoS merupakan suatu

tantangan yang besar dalam jaringan berbasis IP dan internet secara.

Teknologi QoS adalah teknologi yang memungkinkan administrator

jaringan untuk dapat menangani berbagai efek akibat terjadinya konjesti pada

lalu lintas aliran paket dari berbagai layanan. Penanganan QoS dilakukan

dengan memanfaatkan sumber daya jaringan secara optimal, dibandingkan

dengan menambah kapasitas fisik jaringan tersebut. QoS bertujuan untuk

menyediakan kualitas layanan yang berbeda-beda untuk beragam kebutuhan

akan layanan di dalam jaringan IP, sebagai contoh untuk menyediakan

bandwidth yang khusus, menurunkan hilangnya paket-paket, menurunkan

waktu tunda dan variasi waktu tunda di dalam proses transmisinya. QoS

menawarkan kemampuan untuk mendefinisikan atribut-atribut layanan yang

disediakan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

2.8.1. Throughput

Throughput adalah besar ukuran data yang berhasil diterima pada

proses transmisi data dalam rentang waktu tertentu. Biasanya Throughput

selalu dikaitkan dengan bandwidth, namun Throughput selalu lebih kecil dari

bandwidth (Baskoro P.A, dkk, 2011 ). Throughput walau pun memiliki satuan dan

rumus yang sama dengan bandwidth, tetapi Throughput lebih pada

menggambarkan bandwidth yang sebenarnya (aktual) pada suatu waktu tertentu

dan pada kondisi dan jaringan internet tertentu yang digunakan untuk

mendownload suatu file dengan ukuran tertentu. Rumus untuk menghitung

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Studi Pada tinjauan studi akan dijelaskan mengenai beberapa jurnal penelitian yang membahasi

16

Throughput, adalah merupakan hasil dari paket yang diterima (byte) dibagi lama

pengamatan (s) dimana menghasilkan nilai bernilai Bit per Second (Bps).

2.8.2. Response time

Response time adalah rentang waktu antara seorang user memasukkan

perintah ke sistem hingga sistem memberikan jawaban dengan

menampilkannya ke display (monitor) (Stallings, 2004). Dalam pengukuran

Response time, waktu yang diukur adalah dari user mulai mengklik tombol load

pada web browser hingga halaman situs selesai dibuka (downloaded)

seluruhnya.

2.9. Apache J-Meter

Stress testing adalah pengujian atau testing guna mengetahui dan

mengukur kemampuan software dalam menangani suatu kondisi yang tidak

normal dari sisi volume ataupun kuantitas. Misalkan untuk mengetahui dan

mengukur kekuatan sebuah website dalam menangani pengunjung dalam satu

waktu secara bersamaan.

Secara umum Apache JMeter adalah sebuah tools yang memiliki fungsi

sebagai berikut :

Sebuah Tool atau alat yang digunakan untuk melakukan performace test

pada sebuah software.

Apache JMeter dapat memberikan request dalam jumlah yang sangat

banyak secara bersamaan dalam satu waktu pada server

Apache JMeter dapat memberikan Analisa dan Laporan dari hasil

pengujian

Berikut ini adalah requirement yang dibutuhkan untuk menjalankan

Apache JMeter, yaitu :

JRE (Java Runtime Enviroment) >= 1.6

Operating Systems Unix (Solaris, Linux, etc), Windows (98, NT, XP, etc)

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Studi Pada tinjauan studi akan dijelaskan mengenai beberapa jurnal penelitian yang membahasi

17

2.10. HTTPerf

HTTPerf adalah sebuah tool untuk mendapatkan performansi dari sebuah

web server. HTTPerf sangat fleksibel untuk menghasilkan berbagai macam HTTP

request untuk mendapatkan performansi dari sebuah web server. Fokus dari

HTTPerf adalah tidak mengimplementasikan sebuah benchmark saja, tetapi juga

memberikan tool yang robust dan memiliki performansi tinggi untuk

memfasilitasi baik di level mikro atau makro dalam sebuah benchmark. Tool

HTTPerf juga telah support HTTP/1.1 dan protokol SSL.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Studi Pada tinjauan studi akan dijelaskan mengenai beberapa jurnal penelitian yang membahasi