32
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusia Kebutuhan merupakan suatu hal yang sangat penting, bermanfaat, atau diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Banyak ahli filsafat, psikologis, dan fisiologis menguraikan kebutuhan manusia dan membahasnya dari berbagai segi. Orang pertama yang menguraikan kebutuhan manusia adalah Aristoteles. Sekitar tahun 1950, Abraham Maslow seorang psikolog dari Amerika mengembangkan teori tentang kebutuhan dasar manusia yang lebih dikenal dengan istilah Hierarki Kebutuhan Dasar Manusia Maslow. Hierarki tersebut meliputi lima kategori kebutuhan dasar, yakni : a. Kebutuhan Fisiologis (physiologic Needs) Pada tingkat yang paling bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologik (kebutuhan akan udara, makanan, minuman, dan sebagainya) yang ditandai oleh kekurangan (defisit) sesuatu dalam tubuh orang yang bersangkutan. Kebutuhan fisiogis memiliki prioritas tertinggi dalam hierarki Maslow. Umumnya, seseorang yang memiliki beberapa kebutuhan yang belum terpenuhi akan lebih dulu memenuhi kebutuhan fisiologisnya dibandingkan kebutuhan yang lain. Sebagai contoh, seseorang yang kekurangan makanan, keselamatan, dan cinta biasanya akan berusaha memenuhi kebutuhan akan makanan sebelum memenuhi kebutuhan akan cinta. Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang mutlak dipenuhi manusia untuk bertahan hidup. b. Kebutuhan Keselamatan dan Rasa aman (Safety and Security Needs) Jenis kebutuhan kedua ini berhubungan dengan jaminan keamanan, stabilitas, perlindungan, struktur, keteraturan, situasi yang bisa diperkirakan, bebas dari rasa takut dan cemas, dan sebagainya. Kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep kebutuhan dasar Manusia

1. Kebutuhan Dasar Manusia

Kebutuhan merupakan suatu hal yang sangat penting, bermanfaat, atau

diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Banyak ahli

filsafat, psikologis, dan fisiologis menguraikan kebutuhan manusia dan

membahasnya dari berbagai segi. Orang pertama yang menguraikan

kebutuhan manusia adalah Aristoteles. Sekitar tahun 1950, Abraham Maslow

seorang psikolog dari Amerika mengembangkan teori tentang kebutuhan dasar

manusia yang lebih dikenal dengan istilah Hierarki Kebutuhan Dasar Manusia

Maslow. Hierarki tersebut meliputi lima kategori kebutuhan dasar, yakni :

a. Kebutuhan Fisiologis (physiologic Needs)

Pada tingkat yang paling bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat

fisiologik (kebutuhan akan udara, makanan, minuman, dan sebagainya)

yang ditandai oleh kekurangan (defisit) sesuatu dalam tubuh orang yang

bersangkutan. Kebutuhan fisiogis memiliki prioritas tertinggi dalam

hierarki Maslow. Umumnya, seseorang yang memiliki beberapa

kebutuhan yang belum terpenuhi akan lebih dulu memenuhi kebutuhan

fisiologisnya dibandingkan kebutuhan yang lain. Sebagai contoh,

seseorang yang kekurangan makanan, keselamatan, dan cinta biasanya

akan berusaha memenuhi kebutuhan akan makanan sebelum memenuhi

kebutuhan akan cinta. Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang mutlak

dipenuhi manusia untuk bertahan hidup.

b. Kebutuhan Keselamatan dan Rasa aman (Safety and Security Needs)

Jenis kebutuhan kedua ini berhubungan dengan jaminan keamanan,

stabilitas, perlindungan, struktur, keteraturan, situasi yang bisa

diperkirakan, bebas dari rasa takut dan cemas, dan sebagainya. Kebutuhan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

7

keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah aman dari berbagai

aspek, baik fisiologis maupun psikologis. Kebutuhan ini meliputi sebagai

berikut :

1) Kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin, pana kecelakaan, dan

infeksi.

2) Bebas dari rasa takut dan kecemasan.

3) Bebas dari perasaan terancam karena pengalaman yang baru atau

asing.

c. Kebutuhan rasa cinta, memiliki, dan dimiliki (Love and belonging Needs)

Setiap orang ingin memiliki hubungan yang hangat dan akrab,

bahkan mesra dengan orang lain. Setiap orangpun ingin mempunyai

kelompoknya sendiri, ingin punya “akar” dalam masyarakat. Setiap orang

butuh menjadi bagian dalam sebuah keluarga, sebuah kampung, suatu

marga, dan lain-lain. Setiap orang yang tidak mempunyai keluarga akan

merasa sebatang kara, sedangkan orang yang tidak sekolah dan tidak

bekerja merasa dirinya pengangguran yang tidak berharga. Kondisi seperti

ini akan menurunkan harga diri orang yang bersangkutan.

d. Kebutuhan Harga diri (Self-Esteem Needs)

Ada dua macam kebuthan akan harga diri. Pertama, adalah

kebutuhan-kebutuhan akan kekuatan, penguasaan, kompetensi, percaya

diri, dan kemandirian. Sementara yang kedua adalah kebutuhan akan

penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, kebanggan,

dianggap penting, dan apresiasi dari orang lain. Orang-oramng yang

terpenuhi kebutuhannya akan harga diri akan tampil sebagai orang yang

percaya diri, tidak bergantung pada orang lain, dan selalu siap untuk

berkembang terus untuk selanjutnya meraih kebutuhan yang tertinggi yaitu

aktualisasi diri (Self actualization).

e. Kebutuahn aktualisasi diri (Ned for Self Actualization)

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang terdapat 17 mata

kebutuhan yang tiak tersusun secara hierarki, melainkan saling mengisi.

Jika berbagai mata kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi mata

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

8

patologi seperti apatisme, kebosanan, putus asa, tidak punya rasa humor

lagi, keterasingan, mementingkan diri sendiri, kehilangan selera

(Mubarak,2015).

Dengan mengetahui konsep kebutuhan dasar manusia Maslow, kita perlu

memahami hal sebagai berikut:

1. Manusia senantiasa berkembang sehingga dapat mencapai potensi diri

yang maksimal

2. Kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi tidak akan terpenuhi dengan

baik sampai kebutuhan dibawahnya terpenuhi.

3. Jika kebutuhan dasar pada tiap tingkatatan tidak terpenuhi, pada

akhirnya akan muncul suatu kondisi patologis.

4. Setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang saa dan setiap

kebutuhan tersebut dimodifikasi sesuai dengan budaya masing-

masing.

Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan Dasar Manusia Maslow

Konsep hierarki diatas menjelaskan bahwa manusia senantiasa berybah, dan

kebutuhannyapun terus berkembang. Jika sesorang merasakan kepuasan, ia akan

menikmati kesejeahteraan dan bebas untuk berkembang menuju potensi yang

lebih besar. Sebaliknya, jika proses pemenuhan kebutuhan itu terganggu, akan

timbul suatu kondisi patologis. Dalam konteks homeostatis, suatu persoalan atau

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

9

masalah dapat dirumuskan sebagai hal yang menghalangi terpenuhinya

kebutuhan, dan kondisi tersebut lebih lanjut dapat mengancam homeostatis

fisiologis maupun psikologis seseorang. Oleh karenanya, dengan memahami

konsep kebutuhan dasar manusia Maslow, akan diperoleh persepsi yang sama

bahwa untuk beralih ke tingkat kebutuhan yang lebih tinggi, kebutuhan dasar

dibawahnya harus terpenuhi lebih dulu. Artinya, terdapat suatu jenjang kebutuhan

yang “lebih penting” yang harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lainnya

dipenuhi(Mubarak,2015).

Selanjutnya menurut Virginia Henderson membagi kebutuhan dasar manusia

kedalam 14 komponen (Dr.Lyndon,2013). Yaitu :

a) Bernapas secara normal

b) cukup makan dan minum

c) Bergerak dan mempertahankan postur tubuh yang diinginkan.

d) Tidur dan istirahat.

e) Eliminasi (Buang Air kecil dan buang air besar)

f) Mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal dengan menyesuaikan

pakaian yang dikenakan dan memodifikasi lingkungan.

g) Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

h) Memilih pakaian yang tepat.

i) Menghindari bahaya dari lingkungan dan menghindari membahayakan orang

lain.

j) Berkomunikasi dengan orang lain untuk mengekspresikan emosi dan opini

k) Beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan.

l) Bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.

m) Berekreasi atau bersantai

n) Belajar, menemukan, atau memuaskan rasa ingin tahu.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

10

2. Kebutuhan Mobilisasi

a. Pengertian Mobilisasi

Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas,

mudah, dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehat. Setiap orang butuh untuk bergerak. Kehilangan kemampuan untuk

bergerak menyebabkan ketergantungan dan ini membutuhkan tindakan

keperawatan. Mobilisasi diperlukan untuk meningkatkan kemandirian diri,

meningkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit khususnya

penyakit degeneratif, dan untuk aktualisasi diri (Wahit & Nurul,2008) .

b. Jenis Mobilisasi

Menurut Haswita dan sulistyowati (2017) membagi jenis mobilisasi

sebagai berikut :

1) Mobilitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak

secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan

menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi

saraf motorik volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh

area tubuh seseorang.

2) Mobilitas sebagian, Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak

dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena

dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area

tubuhnya. Dapat dijumpai pada kasus cidera atau patah tulang dengan

pemasangan traksi. Pada pasien paraplegi dapat mengalami mobilitas

sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol motorik

dan sensorik. Mobilitas sebagian ini dibagi menjadi dua jenis yaitu

Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk

bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Disebabkan oleh

trauma reversibel pada sistem muskuloskletal, contohnya adalah adanya

dislokasi sendi dan tulang. Dan yang kedua yaitu Mobilitas permanen,

kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya

menetap. Disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang reversibel,

cintihnya terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegia karena cedera

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

11

tulang belakang, poliomilitis karena terganggunya sistem saraf motorik

dan sensorik.

c. Faktor yang mempengaruhi mobilisasi

Mobilisasi seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :

a. Gaya hidup

Mobilisasi seseorang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai-

nilai yang dianut, serta lingkungan tempat ia tinggal (Masyarakat).

Gaya hidup juga mempengaruhi mobilisasi karena berdampak pada

perilaku dan kebiasaan sehari-hari (). Individu dengan kebiasaan makan

yang baik kemungkinan tidak akan mengalami hambatan dalam

pergerakan. Sebaliknya, individu dengan gaya hidup yang tidak sehat

dapat mengalami gangguan kesehatan yang pada akhirnya akan

menghambat pergerakannya (Mubarak,dkk, 2015).

b. Ketidakmampuan

Ketidakmampuan ada dua macam yaitu ketidakmampuan primr

dan ketidakmampuan sekunder. Ketidakmampuan primer yaitu terjadi

akibat dampak dari ketidakmampuan primer (mis., kelemahan otot dan

tirah baring). Ketidakmampuan primer disebabkan oleh penyakit atau

trauma (mis., paralisis akibat gangguan atau cidera pada medula

spinalis. Penyakit-penyakit tertentu dan kondisi cidera akan

berpengaruh terhadap mobilitas. (Wahit & Nurul, 2008).

c. Tingkat energi

Energi dibutuhkan untuk banyak hal salah satunya untuk

mobilisasi. Cadangan energi yang dimiliki masing-masing individu

bervariasi. Disamping itu, ada kecendrungan seseorang untuk

menghindari stresor guna mempertahankan kesehatan fisik dan

psikologis.

d. Usia

Usia berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam

melakukan mobilisasi. Pada individu lansia, kemampuan untuk

melakukan aktivitas dan mobilisasi menurun sejalan dengan penuaan.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

12

e. Proses penyakit/cedera

Proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas karena

dapat mempengaruhi fungsi sistem tubuh. Contoh, orang yang menderita

fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakkan dalam ekstremitas

bagian bawah (Haswita & sulistyowati, 2017).

3. Kebutuhan Imobilisasi

Imobilisasi merupakan suatu kondisi yang relatif. Individu tidak saja

kehilangan kemampuan geraknya secara total, tetapi juga mengalami

penurunan aktivitas dari kebiasaan normalnya. Ada beberapa alasan dilakukan

imobilisasi :

1) Pembatasan gerak yang ditujukan untuk pengobatan atau terapi. Misalnya

pada pasien yang menjalani pembedahan atau yang mengalami cedera

pada tungkai dan lengan.

2) Keharusan (tidak terelakkan). Biasanya disebabkan oleh ketidakmampuan

primer, seperti penderita paralisis.

3) Pembatasan secara otomatis sampai dengan gaya hidup.

4. Jenis imobilitas

Menurut Haswita dan Sulistyowati (2017:86-87) secara umum ada

beberapa macam keadaan imobilisasi antara lain :

a. Imobilitas fisik : Merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik

dengan tujuan mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan .

b. Imobilitas intelektual : Merupakan keadaan ketika seseorang mengalami

keterbatasan daya pikir.

c. Imobilitas emosional : Merupakan keadaan individu yang mengalami

hambatan dalam melakukan interaksi sosial karna keadaan penyakitnya,

sehingga dapat mempengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.

d. Imobilitas sosial : Merupakan keadaan individu yang mengalami hambatan

dalam melakukan interaksi sosial karena keadaan penyakitnya, sehingga

dapat mempengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

13

5. Dampak fisik dan psikologis imobilisasi

Masalah imobilisasi dapat menimbulkan berbagai dampak, baik dari segi

fisik maupun psikologis. Secara psikologis, imobilitas dapat menyebabkan

penurunan motivasi, kemunduran kemampuan dalam mmecahkan maslah, dan

perubahan konsep diri. Selain itu, kondisi ini juga disertai dengan

ketidaksesuaian antara emosi dan situasi, perasaan tidak berharga dan tidak

berdaya, serta kesepian yang diekspresikan dengan perilaku menarik diri, dan

apatis. Sedangkan masalah fisik dapat terjadi adalah sebagai berikut ;

a. Sistem Muskuloskletal

pada sistem ini, iobilitas dapat menimbulkan berbagai maslah, seperti

osteoporosis, attrofi otot, kontraktur, dan kekakuan serta nyeri pada sendi.

1) Osteoporosis. Tanpa adanya aktivitas yang memberi beban pada

tulang, tulang akan mengalami demineralisasi (osteoporosis). Akan

menyebabkan tulang kehilangan kekuatan dan kepadatannya sehingga

tulang menjadi keropos dan mudah patah.

2) Atrofi otot. Otot yang tidak dipergunakan dalam waktu lama akan

kehilangan sebagian besar kekuatan dan fungsi normalnya.

3) Kontraktur. Pada kondisi imobilisasi, serabut otot tidak mampu

memendek atau memanjang. Kondisi ini akan menyebabkan

kontraktut. Proses ini sering mengenai sendi, tendon, dan ligamen.

4) Kekauan dan nyeri send. Pada kondisi imobilisasi, jaringan kolagen

pada sendi dapat mengalami antikilosa, tulang juga kan mengalami

demineralisasi yang akan menyebabkan akumulasi kalsium pada sendi

yang dapat mengakibatkan kekauan dan nyeri pada sendi (Mubarak &

Nurul, 2008).

b. Sistem Integumen

1) Penurunan turgor kulit. Kulit dapat mengalami atrofi sebagai akibat

dari imobilitas berkepanjangan. Pergeseran cairan tubuh diantara

kompartemen cairan dapat dapat memengaruhi konsistensi dan

kesehatan dermis dan jaringan subkutan di bagian tubuh yang

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

14

tergantung, yang pada akhirnya menyebabkan kehilangan elastisitas

kulit secara bertahap

2) Kerusakan kulit. Sirkulasi darah normal bergantung pada aktivitas

otot. Imobilitas menganggu sirkulasi dan mengurangi suplai nutrisi ke

area tertentu. Akibatnya, kulit mengalami kerusakan dan dapat

terbentuk ulkus dekubitus (Kozier,dkk., 2011).

6. Masalah-masalah pada kesejajaran tubuh dan mobilisasi

Menurut Haswita dan Sulistyowati (2017:87-88) masalah-masalah

kesejajaran tubuh sebagai berikut :

a. Kelainan postur

Kelainan postur yang didapat atau kongenital mempengaruhi efisiensi

sistem muskuloskletal. Misalnya tortikolis, skoliosis, lordosis, kifosis,

kifolordosis, kifoskoliosis, footdrop, pigeontoes.

b. Gangguan perkembangan otot

Distrofi muskular adalah sekumpulan gangguan yang menyebabkan

degenerasi serat otot skelet. Contohnya distrofi otot dan distrofi otot

Duchenne.

c. Kerusakan sistem saraf pusat

Kerusakan komponen sistem saraf pusat mengatur pergerakan

volunter mengakibatkan gangguan kesejajaran tubuh dan mobilisasi. Jalur

motorik pada serebrum dapat dirusak oleh trauma karena cedera kepala,

iskemia karena cedera serebrovaskular (stroke), atau infeksi bakteri karena

meningitis. Gangguan motorik langsung berhubungan dengan jumlah

kerusakan pada jalur motorik.

d. Trauma langsung pada sistem muskuloskletal

Trauma langsung pada sistem muskuloskletal menyebabkan memar,

kontusio, salah urat an fraktur. Fraktur adalah terputusnya kontuinitas

jaringan tulang. Fraktur terjadinya karena deformitas tulang.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

15

B. Tinjauan asuhan Keperawatan

Menurut Dr.Lyndon Saputra (2013) dalam buku Kebutuhan Dasar

Manusia Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan mobilisasi dan

imobilisasi, proses keperawatan meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian pada masalah gangguan mobilisasi adalah sebagai berikut

a. Identitas pasien

Pada pengkajian identitas pasien ini meliputi : nama pasien, usia

(kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat,

pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit,

nomor register, dan diagnosis medis (Muttaqin, 2008).

b. Riwayat Keperawatan

Pengkajian Riwayat keperawatan pasien saat ini meliputi penyebab

gangguan mobilitas (misalnya nyeri, kelemahan otot, dan kelelahan),

tingkat mobilitas, daerah yang mengalami gangguan mobilitas, lama

terjadinya gangguan mobilitas.

Selain itu, hal yang perlu dikaji adalah Riwayat penyakit yang

pernah diderita seperti riwayat penyakit sistem neurologis (misalnya

trauma kepala dan cedera medula spinalis) riwayat penyakit sistem

kardiovaskuler (misalnya fraktur, artritis, dan osteoporosis), riwayat

penyakit sistem pernapasan (misalnya pneumonia).

Riwayat penyakit keluarga, biasanya ada riwayat keluarga yang

menerita hipertensi, diabetes melitus atau adanya riwayat stroke dari

generasi terdahulu (Muttaqin, 2008).

c. Pemeriksaan fisik

Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhan-

keluhan klien, pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data

dari pengkajian anamnesis. Pemeriksaan fiisik sebaiknya dilakukan per

sistem (B1-B6) dengan fokus pemeriksaan fisik pada pemeriksaan

B3(Brain) yang terarah dan dihubungkan dengan keluhan-keluhan dari

pasien. Keadaan umum, umumnya mengalami penurunan kesadaran. Suara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

16

bicara kadang mengalami gangguan, yaitu sukar dimengerti, kadang tidak

bisa bicara, dan tanda-tanda vital: tekanan darah meningkat, denyut nadi

bervariasi (Muttaqin, 2011).

d. Kemampuan fungsi motorik

Pengkajian fungsi motorik antara lain dilakukan pada tangan

kanan, tangan kiri, kaki kanan, dan kaki kiri untuk menilai ada tidaknya

kelemahan, kekuatan, atau spastis.

Derajat kekuatan otot dapat ditentukan berdasarkan tabel berikut ini.

Tabel 2.1 Derajat kekuatan otot

Skala Persentase

Kekuatan Normal

Karakteristik

0 0 Paralisis sempurna

1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat

dipalpasi atau dilihat

2 25 Gerakan otot penuh melawan gravitasi

dengan topangan

3 50 Gerakan yang normal melawan gravitasi

4 75 Gerakan penuh yang normal melawan

tahanan minimal

5 100 Kekuatan normal, gerakan penuh yang

normal melawan gravitasi dan tahanan

penuh

Berikut derajat kekuaatan otot menurut Lynn.S Bickley (2017) dalam buku

Pemeriksaan fisik & riwayat kesehatan :

Tabel 2.2 Derajat kekuatan otot

Derajat Deskripsi

0 Tidak terdapat kontraksi muskular yang terlihat

1 Sedikit jejak kontraksi dapat terdeteksi

2 Gerakan aktif dengan penghilangan gravitasi

3 Gerakan aktif melawan gravitasi

4 Gerakan aktif melawan gravitasi dan beberapa tahanan

5 Gerakan aktif melawan tahanan penuh (normal)

e. Kemampuan mobilisasi

Kemampuan mobilisasi dilakukan untuk menilai kemampuan

individu untuk bergerak dan beraktivitas. Kategori tingkat kemampuan

aktivitas adalah sebagai berikut :

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

17

Tabel 2.3 Tingkat kemampuan aktivitas

Tingakat

Aktivitas/Mobilitas

Kategori

Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh

Tingkat 1 Memerlukan alat untuk mobilisasi

Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain untuk

mobilisasi

Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain, dan peralatan untuk

mobilisasi

Tingkat 4 Sangat tergantung pada bantuan alat dan orang lain serta tidak

dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan

f. Kemampuan rentang gerak (Range of motion atau ROM)

pengkajian ROM dilakukan pada daerah seperti berikut :

1) Leher : Fleksi, ekstensi, hiperekstensi, lateral fleksi, dan lateral rotasi

2) Bahu : Fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi interna, dan rotasi

eksterna.

3) Siku : Fleksi dan ekstensi.

4) Lengan bawah : pronasi dan supinasi.

5) Pergelangan tangan : fleksi, ekstensi, deviasi radial, deviasi urinal, dan

sirkumduksi.

6) Jari tangan : fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, sirkumduksi, dan oposisi.

7) Lutut : fleksi dan ekstensi.

8) Tumit (pergelangan kaki) : fleksi dan ekstensi

9) Telapak kaki : infersi dan efersi

10) Jari kaki : fleksi dan ekstensi

11) Pangkal paha: rotasi, abduksi, dan adduksi.

g. Perubahan intoleransi aktivitas

intoleransi aktivitas yang dikaji adalah intoleransi yang berhubungan

dengan perubahan sistem pernapasan dan sistem kardiovaskuler. Pengkajian

intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan perubahan sistem pernapasan

meliputi suara napas, analisis gas darah, gerakan dinding toraks, serta ada

tidaknya mukus, batuk produktif yang disertai panas, dan nyeri saat bernapas.

Pengkajian intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan perubahan sistem

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

18

kardiovaskular meliputi nadi dan tekanan darah, serta ada tidaknya gangguan

sirkulasi perifer, trombus, dan perubahan tanda vital setelah beraktivitas atau

bergerak.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul pada masalah gangguan

pemenuhan kebutuhan mobilisasi fisik. Standar Diagnosis Keperawatan

Indonesia (2017) yaitu :

1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot

Definisi : Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas

secara mandiri.

Penyebab :

Kerusakan integritas struktur tulang, perubahan metabolisme,

ketidakbugaran fisik, penurunan kendali otot, penurunan masa otot,

penurunan kekuatan otot, keterlambatan perkembangan. Kekakuan sendi,

kontraktur, malnutrisi, gangguan Muskuloskletal, gangguan

neuromuscular, indeks masa tubuh diatas persentil ke-75 sesuai usia, efek

agen farmakologis, program pembatasan gerak, nyeri, kurang terpapar

informasi tentang aktivitas fisik, kecemasan, gangguan kognitif,

Keengganan melakukan pergerakkan, gangguan sensoripersepsi.

Gejala dan tanda Mayor :

Subjektif : Mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas

Objektif : Kekuatan otot menurun, Rentang gerak (ROM) menurun

Gejala dan Tanda Minor :

Subjektif : Nyeri saat bergerak, enggan melakukan pergerakan, merasa

cemas saat bergerak

Objektif : Sendi kaku, gerakan tidak terkoordinasi, gerakan terbatas, fisik

lemah.

Kondisi klinis terkait : Stroke, cedera medula spinalis, trauma, fraktur,

osteoarthritis, ostemalasia, keganasan.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

19

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

Definisi : Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Penyebab :

Keridakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, tirah baring,

kelemahan, imobilitas, gaya hidup monoton.

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif : Mengeluh lelah

Objektif : Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istrirahat.

Gejala dan Tanda Minor:

Subjektif : Dispnea saat/setelah aktivitas, Merasa tidak nyaman ssetelah

beraktivitas, Merasa lemah.

Objektif : Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat, gambaran

EKG menunjukkan aritmia saat/setelah aktivitas, gambaran EKG

menunjukkan iskemia, sianosis.

Kondisi klinis terkait : Anemia, gagal jantung kongestif, penyakit jantung

koroner, penyakit katup jantung, aritmia, penyakit paru obstruksi kronis

(PPOK), gangguan metabolik, gangguan muskuloskletal.

3. Resiko Gangguan Integritas kulit berhubungan dengan penurunan mobilitas.

Definisi : kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan

(membrane mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul

sendi dan/atau ligament).

Penyebab :

Perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi (kelebihan atau kekurangan),

kekurangan/kelebihan volume cairan, penurunan mobilitas, bahan kimia

iritatif, suhu lingkungan yang ekstrim, faktor mekanis atau faktor elektris,

efek samping terapi radiasi, kelembapan, proses penuaan, neuropati perifer,

perubahan pigmentasi, perubahan hormonal, penekanan pada tonjolan tulang ,

kurang terpapar informasi tentang upaya mempertahankan/ melindungi

integritas jaringan

Kondisi klinis terkait : imobilisasi, gagal jantung kongestif, gagal ginjal,

diabetes mellitus, imunodefisiensi (mis.AIDS), kateterisasi jantung.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

20

3. Intervensi

Rencana tindakan Asuhan Keperawatan pada pasien stroke dalam buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (2018) :

Diagnosa Intervensi utama Intervensi pendukung

Gangguan Mobilitas fisik b.d

penurunan kekuatan otot.

Tujuan :

Setelah dilakukan Asuhan

keperawatan diharapkan mobilisasi

pasien teratasi dengan criteria hasil :

a. Pasien meningkat dalam

aktivitas fisik

b. Mengerti tujuan dari

peningkatan mobilitas

c. Memverbalisasikan

perasaan dalam

meningkatkan kekuatan

dalam kemampuan

berpindah

Dukungan Ambulasi :

Observasi :

- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya

- Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi

- Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum

memulai ambulasi

- Monitor kondisi umum Selma melakukan ambulasi

Terapeutik :

- Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis. Tongkat,

kruk)

- Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu

- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam

meningkatkan ambulasi

Edukasi :

- Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi.

- Anjurkan melakukan ambulasi dini

- Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan

Dukungan Mobilisasi :

Observasi :

- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya

- Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan

- Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum

memulai mobilisasi

- Monitor kondisi umum selama melkaukan mobilisasi

Terapeutik :

- Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu

- Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu

- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam

meningkatkan pergerakan.

- Dukungan kepatuhan program pengobatan

- Dukungan perawatan diri : BABA/BAK,

Berpakaian , Makan/Minum, Mandi.

- Edukasi latihan fisik

- Edukasi teknik ambulasi

- Edukasi teknik transfer

- Konsultasi via telpon

- Latihan otogenik

- Manajemen energy

- Manajemen lingkungan

- Manajemne mood , Nutrisi, Nyeri, Medikasi,

program latihan, sensai perifer.

- Pemantauan Neurologis

- Pemberian : Obat, Obat intravena

- Pembidaian

- Pencegahan jatuh, Luka tekan

- Pengaturan posisi

- Pengekangan fisik

- Perawatan kaki, sirkulasi, tirah baring, traksi

- Promosi : Berat badan, kepatuhan program

latihan, latihan fisik

- Teknik latihan penguatan otot, penguatan

sendi

- Terapi aktivitas

- Terapi relaksasi otot progresif

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

21

Edukasi :

- Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi

- Anjurkan melakukan mobilisasi dini

- Ajarkan mobilisasi sederhana ysng harus dilkukan

Intoleransi aktivitas b.d kelemahan

Tujuan :

Setelah dilakukan Asuhan

Keperawatan diharapkan intoleransi

pasien teratasi dengan criteria hasil

pasien :

a. Berpartisipasi dalam

aktivitas fisik tanpa disertai

peningkatan tekanan darah,

nadi dan RR

b. Tanda-tanda vital normal

c. Energy psikomotor

d. Level kelemahan

e. Sirkulasi status baik

Menejemen energy :

Observasi :

- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan

kelelahan

- Monitor kelelahan fisik dan emosional

- Monitor pola dan jam tidur

- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan

aktivitas

Terapeutik :

- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus

- Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif

- Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan

- Fasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah

atau berjalan

Edukasi :

- Anjurkan tirah baring

- Anjurkan melakuakan aktivitas secara bertahap

- Anjurkan menghubungi perawat jika tnda dan gejala

kelelahan tidak berkurang

- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

Kolaborasi :

- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan

asupan makanan

Terapi aktivitas :

Observasi :

- Identifikasi defisit tingkat aktivitas

- Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas

tertentu

- Dukungan : Ambulasi, kepatuhan program

pengobatan, meditasi, pemeliharaan rumah

perawatan diri, spiritual, tidur.

- Edukasi : latihan fisik, teknik ambulasi,

pengukuran nadi radialis.

- Manajemen aritmia, lingkungan, medikasi,

mood, program latihan

- Pemantauan tanda vital

- Pemberian obat : inhalasi, intravena, oral

- Penentuan tujuan bersama

- Promosi : berat badan, dukungan keluarga,

latihan fisik

- Rehabilitasi jantung

- Terapi aktivitas

- Trapi bantuan hewan

- Terapi music

- Terapi oksigenasi

- Terapi relaksasi otot progresif

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

22

- Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang diinginkan

- Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas

- Identifikasi makna aktivitas rutin

- Monitor respon emosional, fisik, social, dan spiritual terhadap

aktivitas

Aktivitas :

- Fasilitasi focus pada kemampuan, bukan defisit yang dialami

- Sepakati komitmen untuk meningkatkan frekuensi dan

rentang aktivitas

- Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang

konsisten sesuai kemampuan fisik, psikologis, dan social

- Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia

- Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih

- Fasilitasi transfortasi untuk menghadiri aktivitas, jika perlu

- Fasilitasi pasien dan keluarga dalam menyesuaikan

lingkungan untuk mengakomodasi aktivitas yang dipilih

- Fasilitasi : aktivitas fisik rutin, aktivitas pengganti saat

mengalami keterbatasan waktu, energy atau gerak , aktivitas

motorik kasar untuk pasien hiperaktif

- Tingkatkan aktivitas fisik untuk memlihara berat badan

- Fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot

- Fasilitasi aktivitas dengan komponen memori implicit dan

emosional untuk pasien dimensia

- Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari

- Berikan penguatan positif tas partisipasi dalam aktivitas

Edukasi :

- Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari

- Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih

- Anjurkan melakukan aktivitas fisik, social, spiritual, dan

kognitif dalam menjaga fungsi dan kesehatan

- Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok atau terapi, jika

perlu

- Anjurkan keluarga untuk memberi penguatan positif atas

partisipasi dalam aktivitas

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

23

Kolaborasi

- Kolaborasi dengan terapis okupasi dalam merencanakan dan

memonitor program aktivitas, jika sesuai

- Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunitas, jika

perlu

Resiko gangguan integritas kulit b.d

penurunan mobilitas Perawatan integritas kulit :

Observasi :

- Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis.

Perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi, penurunan

kelembapan, suhu lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)

-

Terapeutik :

- Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring

- Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu

- Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama

periode diare

- Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada

kulit sensitif

- Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit

kering

- Hindari produk berbahan dasar alcohol pada kulit kering

Edukasi :

- Anjurkan menggunakan pelembab

- Anjurkan minum air yang cukup

- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi

- Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur

- Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrim

- Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat

berada diluar rumah

- Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya

- Dukungan perawatan diri

- Edukasi : perawatan diri, perawatan kulit,

perilaku upaya kesehatan, program pengobatan

- Konsultasi

- Latihan rentang gerak

- Manajemen nyeri

- Pelaporan status kesehatan

- Pemberian obat : intradermal, intramuscular,

intravena, kulit, subkutan, topical

- Penjahitan luka

- Perawatan area insisi

- Perawatan imobilisasi

- Perawatan kuku

- Perawatan luka bakar

- Perawatan luka tekan

- Teknik latihan penguatan otot dan sendi

- Terapi lintah

- Skrinning kanker

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

24

4. Implementasi

Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan yang

dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Dengan rencana

keperawatan yang dibuat berdasarkan diagnosis yang tepat, intervensi diharapkan

dapat mencapai tujuan dan hasil yang diinginkan untuk mendukung dan

meningkatkan status kesehatan pasien (Potter, 2010). Tujuan dari implementasi

adalah membantu pasien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang

mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan,

dan memfasilitasi koping. Perencanaan asuhan keperawatan akan dapat

dilaksanakan dengan baik, jika klien mempunyai keinginan untuk berpartisipasi

dalam implementasi asuhan keperawatan. Selama tahap implementasi, perawat

terus melakukan pengumpulan data dan memilih asuhan keperawatan yang paling

sesuai dengan kebutuhan pasien (Nursalam, 2008). Jenis-jenis tindakan pada

tahap pelaksanaan implementasi adalah :

a) Secara mandiri (Independent

Tindakan yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk membantu pasien dalam

mengatasi masalahnya dan menanggapi reaksi karena adanya stressor

b) Saling ketergantungan (Interdependent)

Tindakan keperawatan atas dasar kerja sama tim keperawatan dengan tim

kesehatan lainnya, seperti dokter, fisioterapi, dan lain-lain.

c) Rujukan/ketergantungan (Dependent)

Tindakan keperawatan atas dasar rujukan dan profesi lainnya diantaranya

dokter, psikiatri, ahli gizi, dan lainnya.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dan diarahkan

untuk menentukan respons pasien terhadap intervensi keperawatan dan

sebatas mana tujuan-tujuan sudah tercapai. Rencana keperwatan memberikan

landasan bagi evaluasi; diagnosa keperawatan, masalah-masalah kolaboratif,

tujuan-tujuan, intervensi keperawatan, dan hasil yang diperkirakan

memberikan panduan yang spesifik yang menentukan fokus evaluasi

(Smeltzer & Bare, 2002).

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

25

C. Tinjauan konsep penyakit Stroke

1. Definisi stroke

Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan defisit

neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf

otak(Sudoyo Aru). Istilah stroke biasanya digunakan secara spesifik untuk

menjelaskan infark serebrum (Nurarif & kusuma, 2015). Stroke atau gangguan

peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit neurologis yang sering

dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Mulanya stroke ini dikenal

dengan nama apoplexy, kata ini berasal dari bahasa yunani yang berarti “memukul

jatuh” atau to strike down. Dalam perkembangannya lalu dipakai istilah CVA atau

cerebrovaskular accident yang berarti suatu kecelakaan pada pembuluh darah

otak (dr.Iskandar, 2011). Jadi stroke merupakan bagian dari CVA

(Cerebrovaskular accident) merupakan penyakit sistem persarafan yang paling

sering dijumpai. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak

yang disebabkan terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada

siapa saja dan kapan saja (Muttaqin, 2011).

Stroke juga penyakit yang paling sering menyebabkan cacat berupa

kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berpikir, daya ingat, dan

bentuk-bentuk kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak

(Muttaqin,2011). Stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak fokal

maupun globalsecara mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24 jam,

akibat gangguan aliran darah otak(dr.Iskandar,2011).

2. Penyebab stroke

Menurut Arif Muttaqin(2008) beberapa keadaan dibawah ini dapat

menyebabkan stroke :

a. Trombosis serebri

Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi

sehingga menyebabkan iskemia jaringan otak yang dapat menimbulkan

edema dan kongesti disekitarnya. Trombosis biasanya terjadi pada orang

tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Terjadi karena penurunan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

26

aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan

iskemia serebri. Tanda dan gejala neurologis sering kali memburuk dalam

48 jam setelah terjadinya trombosis. Beberapa keadaan dibawah ini dapat

menyebabkan trombosis otak :

1) Aterosklerosis: mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya

kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah. Kerusakan dapat

terjadi melalui mekanisme : Lumen arteri menyempit dan

mengakibatkan berkurangnya aliran darah, oklusi mendadak

pembuluh darah karena terjadi trombosis, merupakan tempat

terbentukknya trombus,kemudian melepaskan kepingan trombus

(embolus) dan dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma

kemudian robek dan terjadi perdarahan.

2) Hiperkoagulasi pada polistemia : darah bertambah kental, peningkatan

viskositas/hematokrit meningkat dapat melambatkan aliran darah

serebri.

3) Arteritis (radang pada arteri)

b. Emboli

Arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa

juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain,

misalnya dari jantung atau katupnya. Emboli lemak terbentuk jika lemak

dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan

akhirnya tersumbat didalam sebuah arteri (kecil). Stroke karena sumbatan

emboli jarang terjadi (dr.Iskandar, 2011).

1) Emboli serebri merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh

bekuan darah, lemak, dan udara. Emboli berasal dari trombus di jantung

yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebri. Emboli berlangsung

cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan

yang dapat menimbulkan emboli : katup-katup jantung yang rusak

akibat penyakit jantung rematik, infark miokardium, fibrilasi, dan

keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan ventrikel

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

27

sehingga darah membentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu kosong

sama sekali mengeluarkan embolus-embolus kecil (Muttaqin, 2011).

c. Hemoragik

Perdarahan intrakranial atau intraserebri meliputi perdarahan

didalam ruang subarakhnoid atau didalam jaring otak sendiri. Dapat terjadi

karena aterosklerosis dan hipertensi. Pecahnya pembuluh darah otak

menyebabkan pembesaran darah kedalam parenkim otak yang dapat

mengakibatkan pnekanan, pergeseran, dan pemisahan jaringan otak yang

berdekatan, sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan

sehingga terjadi infark otak, edema, dan mungkin herniasi otak.

1) Hipoksia umum

Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia umum adalah

hipertensi yang parah, henti jantung paru, curah jantung turun akibat

aritmia.

2) Hipoksia local

Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat

adalah: spasme arteri serebri yang disertai perdarahan subarakhnoid,

vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migren.

3) Faktor resiko stroke

Ada dua macam faktor resiko stroke yaitu :

(1) Faktor resiko yang dapat dikendalikan (Muttaqin, 2011):

(a) Hipertensi merupakan faktor resiko utama. Pengendalian hipertensi

adalah kunci untuk mencegah stroke.

(b) Penyakit kardiovaskular-embolisme serebri berasal dari jantung :

(c) Penyakit arteri koronaria, gagal jantung kongestif, hipertrofi

ventrikel kiri, abnormalitas irama, penyakit jantung kongestif.

(d) Kolesterol tinggi

(e) Obesitas

(f) Peningkatan hematokrit meningkatkan risiko infark serebri

(g) Diabetes- dikaitkan dengan anterogenesis terakselerasi

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

28

(h) kontrasepsi oral (khusunya disertai hipertensi, merokok, dan kadar

estrogen tinggi).merokok

(i) penyalahgunaan obat (khusunya kokain).

(j) Konsumsi alkohol.

Made kariasa(1997) menjelaskan dari hasil data penelitian di oxford,

inggris bahwa penduduk yang mengalami stroke disebabkan kondisi-

kondisi berikut : Tekanan darah tinggi tetapi tidak mengetahui (50-

60%), serangan jantung iskemik (30%), serangan iskemik sesaat (24%),

penyakit arteri lain (23%), denyut jantung tidak teratur (14%), diabetes

melitus (9%).

(2) Faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan :

(a) Faktor keturunan : sampai sekarang faktor keturunan masih belum

dapat dipastikan gn mana penentu terjadinya stroke. Jenis stroke

bawaan adalah cerebral autosomal-dominant arteriopathy dengan

infark subkortikal dan leukoenselopati (CADASIL) telah diketahui

lokasi gennya pada kromosom 19q12.

(b) Umur : insiden stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia.

Setelah umur 55 tahun risiko stroke iskemik meningkat 2 kali lipat

tiap dekade. Menurut Schutz penderita yang berumur antara 70-79

tahun banyak menderita perdarahan intrakranial.

(c) Jenis kelamin : laki-laki lebih cenderung untuk terkena stroke lebih

tinggi dibandingkan wanita, dengan perbandingan 1.3:1, kecuali

pada usia lanjut laki-laki dan wanita hampir tidak bebeda.

(d) Ras : Menurut Broderick dan kawan-kawan melaporkan orang negro

Amerika cenderung beresiko 1,4 kali lebih besar mengalami

perdarahan intraserebral (dalam otak) dibandingkan kulit putihnya.

Orang jepang dan Afrika-Amerika cenderung mengalami stroke

perdarahan intrakranial. Sedangkan oranng berkulit putih cenderung

terkena stroke iskemik, akibat sumbatan ekstrakranial lebih banyak.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

29

3. Klasifikasi stroke

Klasifikasi stroke dibedakan menurut patologi dari serangan stroke meliputi :

a. Stroke non hemoragik

Dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosis serebri, biasanya

terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur, atau dipagi hari.

Idak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia

dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. Kesadaran umumnya baik

(Muttaqin, 2011).

Stroke iskemik (non hemoragic) yaitu tersumbatnya pembuluh darah

yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan

terhenti. 80% stroke adalah iskemik. Stroke iskemik dibagi menjadi 3

yaitu:

(1) Stroke trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat

penggumpalan.

(2) Stroke embolik: tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah

(3) Hipoperfusion sistemik: berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian

tubuh karena adanya gangguan denyut jantung (Nurarif & Kusuma,

2015).

b. Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologis fokal yang akut yang

disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara

spontan bukan oleh karena strauma kapitas, disebabkan oleh karena

pecahnya pembuluh arteri, vena, dan kapiler. Perdarahan otak dibagi

menjadi dua yaitu :

1) Perdarahan Intra Serebral (PIS)

Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma) terutama karena

hipertensi mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak,

membentuk massayang menekan jaringan otak dan menimbulkan

edema otak. Peningkatan TIK yang terjadi cepat, dapat mengakibatkan

kematian mendadak karena herniasi otak.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

30

2) Perdarahan subarakhnoid (PSA)

Perdarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma berry atau AVM.

Aneurisme yang pecah ini berasal dari pembuluh darah sirkulasi Willisi

dan cabang-cabangnya yang terdapat diluar parenkim otak. Peningkatan

TIK yang mendadak juga mengakibatkan perdarahan subhialoid pada

retina dan penurunan kesadaran dan dapat mengakibatkan vasospasme

pembuluh darah serebri. Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi

otak global (nyeri kepala, penurunan kesdaran) maupun fokal (hemiparase,

gangguan hemisensorik, afasia). Vasospasme sering terjadi 3-5 hari setelah

timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke-5 sampai dengan ke-9,

dan dapat menghilang setelah minggu ke-2 sampai dengan ke-5.

Timbulnya vasospasme diduga karena interaksi antara bahan-bahan yang

berasal dari darah dan dilepaskan ke dalam cairan serebrospinal dengan

pembuluh arteri diruang subrakhnoid. Otak dapat berfungsi jika kebutuhan

O2 dan glukosa otak dapat terpenuhi. Otak idak mempunyai cadangan O2

sehingga jika ada kerusakan atau kekurangan aliran darah otak walau

sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikan pula dengan

kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak, tidak boleh

kurang dari 20 mg% karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa

sebanyak 25% dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar

glukosa plasma turun sampai 70% akan terjadi gejala disfungsi serebri.

Pada saat otak hipoksia, tubuh berusaha memenuhi O2 melalui proses

metabolik anaerob, yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah

otak.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

31

Tabel 2.5 perbedaan antara stroke Nonhemoragik dengan stroke hemoragik

Gejala (Anamnesa) Stroke Nonhemoragik Stroke Hemoragik

Awitan (onset) Sub-akut kurang Sangat akut/mendadak

Waktu (saat terjadi

awitan)

Mendadak Saat aktivitas

Peringatan Bangun pagi/istirahat -

Nyeri kepala +50% TIA +++

Kejang +/- +

Muntah - -

Kesadaran menurun (-), Kadang sedikit +++

Koma/kesadaran

menurun

+/- +++

Kaku kuduk - ++

Tanda kerning - +

Edema pupil - +

Perdarahan retina - +

Bradikardi Hari ke-4 Sejak awal

Penyakit lain Tanda adanya aterosklerosis di

retina, koroner, perifer. Emboli

pada kelainan katub, fibrilasi,

bising karotis.

Hampir selalu hipertensi,

aterosklerosis, penyakit jantung

hemolisis (HHD).

Pemeriksaan darah

pada LP

- +

Rontgen + Kemungkinan pergeseran

glandula pineal

Angiografi Oklusi, stenosis Aneurisma, AVM, massa

intrahemisfer/vasospasme

CT scan Densitas berkurang (lesi hipodensi) Massa intrakranial densitas

bertambah (lesi hiperdensi)

Oftalmoskop Fenomena silang silver wire art Perdarahan retina atau korpus

vireum.

Lumbal fungsi :

tekanan

warna

eritrosit

Normal

Jernih

<250/mm3

Meningkat

Merah

>1000/mm3

Arteriografi Oklusi Ada pergeseran

EEG Ditengah Bergeser dari bagian tengah

Tabel 2.4 Perbedaan perdarahan intraserebri dengan perdarahan subarakhnoid. Gejala PIS PSA

Timbulnya Dalam 1 jam 1-2 menit

Nyeri kepala Hebat Sangat hebat

Kesadaran Menurun Menurun sementara

Kejang Umum Sering fokal

Tanda rangsangan meningeal +/- +++

Hemiparese ++ +/-

Gangguan saraf otak + +++

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

32

2.6 Perbedaan stroke hemoragik dan non hemoragik (Nurarif & kusuma, 2015):

Gejala klinis Stroke hemoragik Stroke non hemoragik

PIS PSA

Gejala defisit lokal Berat Ringan Berat/ringan

SIS sebelumnya Amat jarang - +/biasa

Permulaan (onset) Menit/jam 1-2menit Pelan (jam/hari)

Nyeri kepala Hebat Sangat hebat Ringan/tak ada

Muntah pada awalnya Sering Sering Tidak, kecuali lesi dibatang

otak

Hipertensi Hampir selalu Biasanya tidak Sering kali

Kesadaran Bisa hilang Bisa hilang

sebentar

Dapat hilang

Kaku kuduk Jarang Bisa ada pada

permulaan

Tidak ada

Hemiparesis Sering sejak awal Tidak ada Sering dari awal

Deviasi mata Bisa ada Tidak ada Mungkin ada

Gangguan bicara Sering Jarang Sering

Likuor Sering berdarah Selalu berdarah Jernih

Perdarahan subhialoid Tidak ada Bisa ada Tidak ada

Paresis/gangguan N III Tidak ada Bisa ada Tidak ada

Klasifikasi stroke dibedakan menurut perjalanan penyakit atau stadiumnya:

(a) TIA (Transiet Ischemic attack) : Gangguan neurologis lokal yang terjadi

selama beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan

hilang dengan spontan dan sempurna dalam waku 24 jam

(b) Stroke involusi: Stroke yang terjadi masih terus berkembang, gangguan

neurologis terlihat semakin berat dan bertambah buruk. Proses dapat berjalan

24jam atau beberapa hari (Muttaqin,2011). Stroke yang gejala klinisnya secara

bertahap berkembang dari yang ringan sampai semakin berat (dr.Iskandar,

2011).

(c) Stroke komplet : gangguan neurologis yanng timbul sudah menetap atau

permanen. Sesuai dengan istilahnya stroke komplit dapat diawali oleh

serangan TIA berulang (Muttaqin, 2011).

(d) RIND ( Reversible ischemic neurological deficits) : kelainan atau gejala

neurologis menghilang antara lebih dari 24jam sampai 3 minggu (dr.Iskandar,

2011).

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

33

4. Manifestasi klinis

Berikut manifestasi klinis dari stroke (Nurarif & Kusuma,2015) :

a. Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separuh badan

b. Tiba-tiba hilang rasa peka

c. Bicara cedel atau pelo

d. Gangguan bicara dan bahasa

e. Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai

f. Gangguan penglihatan

g. Gangguan daya ingat

h. Nyeri kepala hebat

i. Vertigo dan Gangguan fungsi otak

j. Kesadaran menurun

k. Proses kencing terganggu

5. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang pada pasien stroke (Muttaqin, 2011)

a. Angiografi serebri

Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik

seperti perdarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari

sumber perdarahan seperti aneurisma atau malformasi vaskuler.

b. Lumbal fungsi

Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan

lumbal menunjukkan adanya hemoragik pada subarakhnoid atau

perdarahan pada intrakranial. Peningkatan jumlah protein menunjukkan

adanya proses inflamasi. Hasil pemeriksaan likuor yang merah biasanya

dijumpai pada perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil

biasanya warna likuor masih normal (xantokrom) sewaktu hari-hari

pertama.

c. Computerized Tomography (CT scan)

Memperlihatkan secara spsifik letak edema, posisi hematoma,

adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, serta posisinya secara pasti.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

34

Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan hiperdermis fokal, kadang-kadang

masuk ventrikel, atau menyebar ke permukaan otak.

d. Magnetic Imaging Resonance (MRI).

Dengan menggunakan gelombang magnetik untuk menentukan

posisi serta besar/luas terjadinya perdarahan otak. Hasil pemeriksaan

biasanya didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari

hemoragik.

e. Ultrasonografi (USG dopler)

Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (Masalah

sistem karotis).

f. Elektroensefalografi (EEG)

Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan

dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls listrik

dalam jaringan otak.

g. Pemeriksaan darah lengkap

Mencari kelainan pada darah itu sendiri.

h. Pemeriksaan kimia darah

Pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia. Gula darah dapat

mencapai 250 mg dalam serum dan kemudian berangsur-angsur turun

kembali.

6. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan medis

Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor kritis

sebagai berikut:

1) Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan cara sebagai berikut :

(Muttaqin, 2011):

(k)Mempertahankan saluran napas yang paten, yaitu sering lakukan

pengisapan lendir, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi,

membantu pernapasan.

(l) Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi klien, termasuk usaha

memperbaiki hipotensi dan hipertensi.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

35

2) Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung.

3) Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter.

4) Menempatkan klien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat

mungkin. Posisi klien harus diubah tiap 2 jam dan dilakukan latihan-

latihan gerak pasif.

b. Pengobatan konservatif

1) Vasodilator meningkatkan aliran darah serebri (ADS) secara percobaan,

tetapi maknanya pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.

2) Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papavein intra-

arterial.

3) Medikasi antitrombosit dapat diresepkan karena trombosit memainkan

peran sangat penting dalam pembentukan trombus dan embolisasi.

Antiagrerasi trombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.

4) Antikoagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya atau

memberatnya trombosis atau embolisasi dari tempat lain dalam sistem

kardiovaskular.

c. Pengobatan pembedahan

Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebri dengan :

1) Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan

membuka arteri karotis dileher.

2) Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan

manfaatnya paling dirasakan oleh klien TIA.

3) Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut.

4) Ligasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma.

7. Komplikasi.

Setelah mengalami stroke klien mungkin akan mengalami komplikasi,

komplikasi ini dapat dikelompokkan berdasarkan :

a. Dalam hal imobilisasi : infeksi pernapaan, nyeri tekan, konstipasi, dan

tromboflebitis.

b. Dalam hal paralisis : nyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi,

deformitas, dan terjatuh.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

36

c. Dalam hal kerusakan otak : epilepsi dan sakit kepala.

d. Hidrosepalus.

8. Patofisiologi

Terjadinya penyakit kronis seperti halnya stroke iskemik atau stroke non

hemoragik diawali proses pembentukan plak aterosklerotik melalui

mekanisme aterosklerosis pada dinding pembuluh darah. Aterosklerosis

dimulai dengan adanya luka pada sel endotel pembuluh darah, yaitu lapisan

dalam pembuluh darah yang bersentuhan langsung dengan darah dan zat

dalam darah. Permukaan sel endotel yang semula licin dapat menjadi tidak

licin lagi karena plak.

Semua diawali dengan adanya luka pada sel endotel, lalu timbul respon

terhadap luka endotel tersebut yang berlanjut dengan meningkatnya

permeabilitas sel endotel. Hal tersebut berimplikasi terhadap komponen-

komponen zat yang terdapat di dalam darah, yang dapat masuk ke lapisan

tunika media arteri. Mediator kemotaktik dari platetet akan menarik monosit

dari sirkulasi darah lalu menmebus barier endoteliat dan masuk ke ruang

subendotel.

Disini monosit berubah bentuk jadi makrofag yang memainkan peranan

kunci pada proses aterosklerosis. Makrofag tersebut akan memakan

tumpukan kolesterol. Hasilnya terganggu nya keseimbangan kolesterol di

makrofag karena kolesterol yang masuk ke dalam sel lebih besar dari

kolesterol yang keluar. Dibawah ini makrofag mensekresi produk-produk

tambahan yang memicu pergerakan sel-sel darah sehingga terjadi proliferasi

fibroblast dan sel otot polos pembuluh darah.

Akibat semakin menebalnya plak makna fibrous kolagen subendotel akan

robek. Hal ini menginduksi penempelan (adesi) faktor pembekuan darah

seperti platetet dan agregasi pada lesi endothelium. Plak yang terbentuk akan

menjadi matang dan dapat pecah lalu mengikuti aliran darah yang akan

menyebabkan emboli dan menyumbat aliran darah sehingga terjadi gangguan

suplai oksigen (iskemia) baik di pembuluh darah jantung maupun otak.

Terjadinya sumbatan aliran darah akan dilawan dengan meningkatkan

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep kebutuhan dasar Manusia 1. Kebutuhan Dasar Manusiarepository.poltekkes-tjk.ac.id/350/3/BAB II baru.pdf · 2019. 11. 26. · 1. Kebutuhan Dasar Manusia

37

tekanan darah. Usaha paksa ini akan menyebabkan terjadinya turbulensi (arus

balik) darah yang menyebabkan luka pada endotel semakin besar sehingga

plak yang terbentuk akan semakin besar pula.

Karena tumpukan plak pada dinding arteri semakin banyak membuat

lapisan bawah garis pelindung arteri perlahan-lahan mulai menebal dan

jumlah sel otot bertambah. Setelah beberapa waktu, jaringan penghubung

yang menutupi daerah itu berubah menjadi jaringan parut yang akan

mengurangi elastisitas dinfing pembuluh darah sehingga mudah pecah.

Pembuluh darah arteri yang normal dapat diibaratkan seperti pipa bersih

dengan dinding yang licin tetapi oleh beberapa hal dan ditambah dengan

adanya faktor-faktor resiko seperti merokok, hipertensi, kencing manis, dapat

menyebabkan terjadinya kerusakan pada dinding pembuluh darah.

Penyumbatan yang ringan biasanya tidak menimbulkan gejala atau masalah

yang berarti sebab darah yang kaya akan oksigen masih dapat lewat. Akan

tetapi apabila timbunan lemak telah mencapai di atas 50% atau sekitar 80%,

baru timbul gejala.

Proses pembentukan plak aterosklerotik berlangsung lama dan kronis dan

telah dimulai sejak dini. Akan tetapi manifestasi klinisnya biasanya terjadi

secara mendadak dan cenderung pada satu waktu sebagai akibat hancurnya

plak secara tiba-tiba dan menyumbat arteri yang lumennya lebih kecil atau

akibat sumbatan plak yang semakin besar pada lumen pembuluh darah

(Muttaqin,2011).