18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ikan gurami merupakan ikan asli Indonesia, tepatnya berasal dari perairan daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia). Kemudian ikan gurami menyebar ke Malaysia, Thailand, Ceylond, dan Australia (Sutanto, 2011). Ikan gurami merupakan jenis ikan budidaya yang banyak dipelihara oleh masyarakat di daerah Banyumas, sehingga jenis ikan ini menjadi suatu unggulan di wilayah tersebut. Ikan ini memiliki nama yang beragam, di daerah Jakarta namanya ikan gurami, orang Jawa menyebutnya ikan gurameh atau grameh, orang Sumatra khususnya Sumatra Barat menyebut dengan ikan kalui, sedangkan orang Inggris menyebutnya Giant Gouramy (Sukamsiptro, 1999). 2.1 Biologi Ikan Gurami 2.1.1 Taksonomi Klasifikasi ikan gurami menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut : Clas is : Pisces Sub Clasis : Teleostei Ordo : Labyrinthici Sub ordo : Anabantoidei Familia : Anabantidae Genus : Osphronemus Species : Osphronemus gouramy Lac. 7 Prevalensi Ektoparasit Pada…, Helmin Prasetiyawan, FKIP UMP, 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6586/3/BAB II_HELMIN PRASETIYAWAN_BIOLOGI'11.pdf · ... (Jawa Barat, Indonesia). Kemudian ikan gurami ... Ikan gurami

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6586/3/BAB II_HELMIN PRASETIYAWAN_BIOLOGI'11.pdf · ... (Jawa Barat, Indonesia). Kemudian ikan gurami ... Ikan gurami

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ikan gurami merupakan ikan asli Indonesia, tepatnya berasal dari perairan

daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia). Kemudian ikan gurami menyebar ke

Malaysia, Thailand, Ceylond, dan Australia (Sutanto, 2011). Ikan gurami

merupakan jenis ikan budidaya yang banyak dipelihara oleh masyarakat di daerah

Banyumas, sehingga jenis ikan ini menjadi suatu unggulan di wilayah tersebut.

Ikan ini memiliki nama yang beragam, di daerah Jakarta namanya ikan gurami,

orang Jawa menyebutnya ikan gurameh atau grameh, orang Sumatra khususnya

Sumatra Barat menyebut dengan ikan kalui, sedangkan orang Inggris menyebutnya

Giant Gouramy (Sukamsiptro, 1999).

2.1 Biologi Ikan Gurami

2.1.1 Taksonomi

Klasifikasi ikan gurami menurut Saanin (1984) adalah sebagai

berikut :

Clas is : Pisces

Sub Clasis : Teleostei

Ordo : Labyrinthici

Sub ordo : Anabantoidei

Familia : Anabantidae

Genus : Osphronemus

Species : Osphronemus gouramy Lac.

7

Prevalensi Ektoparasit Pada…, Helmin Prasetiyawan, FKIP UMP, 2011

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6586/3/BAB II_HELMIN PRASETIYAWAN_BIOLOGI'11.pdf · ... (Jawa Barat, Indonesia). Kemudian ikan gurami ... Ikan gurami

8

2.1.2 Morfologi

Ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.) mempunyai bentuk

badan yang tinggi dan pipih ke samping. Tinggi badan berkisar antara

2,0-2,1 kali panjang standar. Tubuh ikan gurami memiliki garis lateral

(garis gurat sisi tunggal dan tidak terputus). Sisik ikan gurami

merupakan sisik stenoid berukuran besar (Sutanto, 2011).

Ikan gurami mempunyai sepasang sirip perut yang telah

mengalami modifikasi menjadi sepasang benang yang panjang dan

berfungsi sebagai alat peraba. Sirip ekor membulat dan didaerah pangkal

ekor terdapat titik-titik hitam bulat. Sewaktu muda kepalanya lancip

kedepan dan berubah menjadi tumpul setelah dewasa. Warna tubuh pada

bagian punggung berwarna merah kecoklatan sedangkan pada bagian

perut berwarna kekuning-kuningan atau keperak-perakan. Ikan gurami

dapat tumbuh mencapai panjang 65 cm dan berat badan lebih dari 10 kg

(Respati & Santoso, 1993).

2.1.3 Habitat

Ikan gurami hidup dan berkembang biak di perairan tawar

seperti danau, rawa–rawa, atau sungai tenang. Ikan gurami dapat hidup

baik di daerah tropis maupun pada ketinggian tempat antara 0-800 m

dari permukaan laut. Ikan gurami menyukai perairan yang dalam, jernih

dan tenang (tidak berarus deras). Ikan gurami dapat hidup dengan baik

pada suhu 24-280C, pada pH air antara 6,5 sampai 7,8. Ikan gurami

mampu menyesuaikan diri dan tumbuh dengan normal pada kondisi air

Prevalensi Ektoparasit Pada…, Helmin Prasetiyawan, FKIP UMP, 2011

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6586/3/BAB II_HELMIN PRASETIYAWAN_BIOLOGI'11.pdf · ... (Jawa Barat, Indonesia). Kemudian ikan gurami ... Ikan gurami

9

yang kandungan oksigennya rendah atau kurang dari 3 ppm (Respati &

Santoso, 1993).

2.2 Penyakit Ikan

Penyakit pada ikan dapat mengakibatkan gangguan pada suatu fungsi

atau struktur dari alat tubuh baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pada dasarnya penyakit yang menyerang ikan tidak datang kebetulan saja

tetapi melewati suatu proses hubungan di antaranya kondisi air yang

digunakan dalam kolam, kondisi inang ikan, dan adanya jasad penyakit pada

ikan. Dengan demikian timbulnya suatu penyakit disebabkan dari hasil

interaksi yang tidak sesuai dengan lingkungannya, ikan, dan jasad penyakit.

Interaksi yang tidak sesuai ini menyebabkan stress pada ikan, sehingga

mengakibatkan kondisi tubuhnya melemah dan nantinya terserang oleh

penyakit (Kordi, 2004).

Dalam usaha budidaya ikan, penyakit merupakan faktor yang

mengakibatkan menurunnya hasil budidaya. Kerugian yang ditimbulkan

tergantung pada jumlah populasi yang diserang oleh penyakit, umur ikan yang

sakit, parahnya penyakit, dan adanya penyakit sekunder. Bagi ikan faktor–

faktor noninfeksi juga sangat berperan dalam penularan penyakit (Zonneveld

et al., 1991). Menurut Supriyadi et al. (2004), penurunan lahan budidaya

perikanan yang diakibatkan tingginya pencemaran lahan dan kurang

efisiennya penggunaan bahan baku atau input produksi merupakan salah satu

penyebab timbulnya suatu panyakit pada usaha budidaya perikanan. Penyakit

Prevalensi Ektoparasit Pada…, Helmin Prasetiyawan, FKIP UMP, 2011

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6586/3/BAB II_HELMIN PRASETIYAWAN_BIOLOGI'11.pdf · ... (Jawa Barat, Indonesia). Kemudian ikan gurami ... Ikan gurami

10

pada ikan merupakan masalah yang besar sehingga perlu mendapatkan

perhatian yang serius dalam usaha budidaya perikanan. Kerugian yang dialami

akibat penyakit ini biasanya cukup tinggi, di samping kematian ikan, kerugian

yang mungkin diderita dalam usaha perikanan adalah penurunan kualitas ikan.

Hal ini mengakibatkan harga jual ikan mengalami penurunan.

Menurut Afrianto & Liviawaty (1992), penyebab penyakit dibedakan

menjadi dua yaitu penyakit non parasit & penyakit parasit. Penyakit non

parasiter adalah penyakit yang tidak ditimbulkan oleh hama dan organisme

parasit, sedangkan penyakit parasit ditimbulkan oleh parasit. Organisme

parasit adalah organisme yang hidup di dalam organisme lain, dan

mendapatkan makanan untuk bertahan hidup tanpa adanya bantuan apapun

(Brotowidjoyo, 1987). Parasit adalah hewan atau tumbuhan yang hidup atas

pengorbanan induknya. Jadi dengan suatu cara parasit itu menyakiti induknya

sendiri (Noble & Noble, 1989).

Penyebab penyakit ikan antara lain infeksi yang ditimbulkan oleh

organisme parasit seperti virus, bakteri, jamur, protozoa, krustacean, dan dapat

diakibatkan oleh stress karena jumlah ikan yang terlalu banyak, mutu pakan

kurang baik atau tercemar, serta terjadi perubahan lingkungan secara drastis

(APEC/SEAFDEC, 2001). Infeksi penyakit yang sering dialami dalam usaha

pembesaran ikan gurami di antaranya cacar, mata menonjol, bisul pada

pangkal ekor dan bintik darah di bawah sirip (Supriyadi et al., 2002).

Prevalensi Ektoparasit Pada…, Helmin Prasetiyawan, FKIP UMP, 2011

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6586/3/BAB II_HELMIN PRASETIYAWAN_BIOLOGI'11.pdf · ... (Jawa Barat, Indonesia). Kemudian ikan gurami ... Ikan gurami

11

2.2.1 Pengertian ektoparasit

Ektoparasit merupakan organisme penyakit yang menginfeksi

bagian luar dari inang (ikan) dan dapat menimbulkan kerugian pada

budidaya ikan. Pada budidaya ikan, ektoparasit dapat menurunkan

mortalitas yang tinggi (Stickney, 1994), terutama pada fase pembenihan

yang sangat sensitif terhadap penyakit ektoparasit.

Ektoparasit dapat menyebabkan mortalitas tinggi (Sommerville,

1998), yaitu kematian yang terjadi tanpa timbulnya gejala–gejala yang

ditimbulkan oleh ikan tersebut. Infeksi ektoparasit juga dapat menimbulkan

kerugian pada usaha budidaya perikanan yang di akibatkan pertumbuhan

yang lambat. Selain itu juga dapat mempengaruhi tingkah laku ikan dan

sensitifitas ikan serta menurunkan harga jual dalam pasar (Scholz, 1999).

Ektoparasit merupakan parasit yang menyerang bagian luar ikan.

Keberadaan ektoparasit di dalam kolam karena terbawa oleh aliran air,

tumbuhan, benda–benda yang masuk dalam kolam atau binatang–binatang

renik. Untuk hidupnya ektoparasit membutuhkan bahan organik dan

kualitas air yang sangat buruk, kondisi perairan yang tenang, suhu yang

rendah dan kolam yang luas ( Bhagawati et al., 1991). Jumlah suatu inang

juga dibutuhkan untuk kelangsungan hidup parasit. Kenaikan jumlah inang

juga akan menyebabkan kenaikan jumlah parasit pada kolam tersebut dan

mempertinggi tingkat infeksi yang dideritanya.

Prevalensi Ektoparasit Pada…, Helmin Prasetiyawan, FKIP UMP, 2011

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6586/3/BAB II_HELMIN PRASETIYAWAN_BIOLOGI'11.pdf · ... (Jawa Barat, Indonesia). Kemudian ikan gurami ... Ikan gurami

12

2.2.2 Jenis – jenis ektoparasit

Menurut Daelami (2001), berdasarkan biotaksonominya parasit

digolongkan dalam dua golongan yaitu Zooparasit dan Phytoparasit.

Zooparasit merupakan penyakit yang secara biotaksonomi tergolong dalam

dunia hewan.

Jenis ektoparasit Protozoa merupakan kelompok mikroba yang

memiliki keragaman yang tinggi baik dari segi morfologi maupun ukuran.

Secara keseluruhan protozoa merupakan organisme eukariotik uniseluler

beberapa spesies membentuk koloni. Protozoa penyebab infeksi pada ikan

dapat ditularkan secara langsung maupun secara tidak langsung melalui

perantara inang perantara. Pada dasarnya sebagian besar protozoa hidup

bebas dan bersifat saprofitik dan hanya pada kondisi tertentu bersifat

parasit.

A. Jenis ektoparasit protozoa 1. Trichodina sp.

Trichodina sp. dapat berkembang dengan cepat dan dapat

mengalami kerugian yang besar jika ikan mengalami stres dan kualitas

air dalam budidaya ikan tersebut menurun (Klinger & Floyd, 1998).

Trichodina sp. termasuk parasit obligat yang berfungsi penuh sebagai

parasit yang tidak akan melepaskan dirinya dari inang yang dihuninya

(Daelami, 2001). Organisme ini dapat bertahan hidup tanpa inang

selama 2 hari dan mempunyai mobilitas yang tinggi.

Prevalensi Ektoparasit Pada…, Helmin Prasetiyawan, FKIP UMP, 2011

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6586/3/BAB II_HELMIN PRASETIYAWAN_BIOLOGI'11.pdf · ... (Jawa Barat, Indonesia). Kemudian ikan gurami ... Ikan gurami

13

Trichodina sp. termasuk dalam famili Trichodinidae, sub ordo

Mobilina, ordo Petrichida, kelas Cilophora (Kabata, 1985), merupakan

parasit yang menyerang bagian luar ikan yaitu pada kulit dan bagian

insang ikan (Klinger & Floyd, 1998) dan sering ditemukan pada

budidaya ikan air tawar (Taufik et al., 2003). Trichodina sp dapat

menyebabkan penyakit gatal pada ikan (Trichodinisiasis) bagian tubuh

yang sering diserang yaitu pada bagian kulit, sirip dan insang. Irawan

(2000) menyatakan bahwa ikan yang sering terkena penyakit ini

ditandai oleh adanya bintik–bintik putih keabu-abuan pada bagian

tubuh ikan, terutama pada bagian kepala dan sirip juga dapat

mengakibatkan peningkatan produksi lendir.

Menurut Klinger & Floyd (1998), infeksi Trichodina sp. dalam

jumlah yang sedikit tidak akan mengakibatkan kerugian dalam usaha

budidaya perikanan. Namun, jika ikan mengalami stres atau kualitas

air dalam kolam mengalami penurunan maka parasit ini akan

berkembang biak dengan cepat dan akan mengalami penurunan hasil

budidaya ikan sehingga akan menyebabkan kerugian yang sangat

besar. Infeksi Trichodina sp. yang banyak akan mengakibatkan ikan

tampak pucat, nafsu makan turun, dan sensitif terhadap infeksi bakteri.

Trichodina sp. merupakan agen penyebab penyakit

Trichodiniasis. Parasit ini berbentuk bundar seperti cawan, dengan

diameter 50 μm (Irianto, 2005). Trichodina sp. tumbuh dengan baik

Prevalensi Ektoparasit Pada…, Helmin Prasetiyawan, FKIP UMP, 2011

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6586/3/BAB II_HELMIN PRASETIYAWAN_BIOLOGI'11.pdf · ... (Jawa Barat, Indonesia). Kemudian ikan gurami ... Ikan gurami

14

pada kondisi kolam dangkal dan menggenang terutama pada tempat

pemijahan dan pembibitan ikan (Rokhmani, 2002).

2. Epistylis sp.

Epistylis sp. termasuk dalam peritchida, sub ordo Sesilina, serta

famili Epistylidae. Parasit ini mempunyai kemampuan untuk

membentuk koloni dan dapat mengakibatkan luka yang dapat dijadikan

suatu pintu masuknya bakteri (Klinger & Floyd, 1998).

Epistylis sp. berbentuk silinder tipis seperti lonceng bertangkai

berukuran 0,4-0,5 μm. Hidup berkoloni dan biasanya di temukan di

kulit insang (Kabata, 1985). Menurut Irianto (2005) protozoa ini

merupakan protozoa yang bertangkai dan memiliki bulu getar, pada

dasarnya merupakan protozoa yang hidup bebas dengan melekat pada

tanaman air, tetapi pada kondisi kualitas air yang kaya bahan organik

maka Epistylis sp. dapat berubah menjadi penyakit.

Epistylis merupakan jasad saprofitik yang hidup pada perairan

yang kaya bahan organik terlarut. Karena sifat hidupnya, Epistylis

memerlukan tempat perlekatan, antara lain berupa kulit atau lembar

insang. Populasi Epistylis yang tinggi mengakibatkan insang tertutup,

insang atau kulit mengalami peradangan, dan seringkali menyebabkan

timbulnya borok.

3. Oodinum sp.

Oodinum sp. berbentuk bundar, berdiameter 20-80 μm dengan

filamen seperti akar dan dicirikan dengan adanya semacam karat pada

Prevalensi Ektoparasit Pada…, Helmin Prasetiyawan, FKIP UMP, 2011

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6586/3/BAB II_HELMIN PRASETIYAWAN_BIOLOGI'11.pdf · ... (Jawa Barat, Indonesia). Kemudian ikan gurami ... Ikan gurami

15

kulit ikan. Oodinium sp. menyerang jaringan kulit dan sel-sel kulit

ikan. Infeksi bukan bagian kulit saja tetapi pada rongga mulut dan pada

bagian insang sehingga insang mengalami pembengkakkan. Oodinum

sp. membentuk suatu krista kemudian akan tumbuh dewasa dalam

beberapa hari pada bagian sirip ikan. Jenis parasit ini hidup pada inang,

apabila dalam 24 jam tidak menemukan inang maka jenis parasit ini

akan mati (Daelami, 2001). Jenis parasit ini dapat dikenali pada ikan

yang terinfeksi, yaitu gerakan ikan menjadi lemas dan tidak tahan

dalam permukaan serta kematian masal yang disebabkan karna

kerusakan kulit dan insang (Kordi, 2004).

4. Vorticella sp.

Vorticella sp. termasuk dalam golongan protozoa dari filum

Ciliophora. Vorticella sp. berbentuk seperti lonceng terbalik dengan

tangkai bersilia yang mengandung fibril (Kabata, 1985). Vorticella sp.

dapat hidup di air tawar dan di air laut serta dapat menempel di

tumbuhan atau hewan. Reproduksi aseksualnya dengan cara

pembelahan proses budding.

5. Ichthyopthirius multifiliis

Ichtyophthrius multifiliis merupakan salah satu anggota

protozoa yang sering menyerang dan menimbulkan suatu penyakit

pada ikan air tawar baik ikan konsumsi ataupun ikan hias. Protozoa ini

mempunyai ukuran yang relatif kecil, sehingga tidak bisa dilihat

dengan mata telanjang berdiameter 0,5-1 mm (Kordi, 2004).

Prevalensi Ektoparasit Pada…, Helmin Prasetiyawan, FKIP UMP, 2011

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6586/3/BAB II_HELMIN PRASETIYAWAN_BIOLOGI'11.pdf · ... (Jawa Barat, Indonesia). Kemudian ikan gurami ... Ikan gurami

16

Organisme ini menyebabkan penyakit yang dikenal dengan white spot,

karna pada infeksi tinggi, terjadi bintik-bintik putih pada tubuh.

Menurut Afrianto & Liviawaty (1992), bagian tubuh yang

paling disukai oleh parasit jenis ini adalah bagian luar ikan, terutama

lapisan lendir kulit, sirip, dan insang. Jika sudah menyerang bagian

insang organisme ini akan merusak fungsi insang sehingga proses

pertukaran gas menjadi terhambat. Infeksi jenis parasit ini harus

diwaspadai karena salah satu ancaman yang serius pada usaha budidya

ikan air tawar (Scholz, 1999). I. multifilliis akan meninggalkan inang

yang sudah mati dan akan berkembangbiak membentuk krista pada

substrat, sehingga berprotensi menginfeksi inang ikan lainnya (Nickell

& Ewwing, 1998).

6. Chilodonella sp.

Chilodonella sp. termasuk filum ciliophora (Kabata, 1985).

Biasanya parasit ini sering menyerang bagian luar ikan yaitu sirip dan

insang. Parasit ini kadang ditemukan dalam jumlah yang sangat

banyak menyerang ikan air tawar. Parasit jenis ini memiliki ciri–ciri

tubuh yang pipih dorsoventral, kaku, oval, dengan bagian permukaan

dorsal yang cekung dan bagian ventralnya berbentuk pipih dan bersilia.

Menurut Klinger & Floyd (1998), infeksi Chilodonella sp. baik berada

pada permukaan tubuh maupun filamen insang akan mengakibatkan

sekresi mukus berlebihan dan iritasi.

Prevalensi Ektoparasit Pada…, Helmin Prasetiyawan, FKIP UMP, 2011

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6586/3/BAB II_HELMIN PRASETIYAWAN_BIOLOGI'11.pdf · ... (Jawa Barat, Indonesia). Kemudian ikan gurami ... Ikan gurami

17

7. Myxobolus sp.

Parasit jenis ini menyebabkan penyakit yang disebut

Myxoboliasis pada ikan (Kabata, 1985). Bertindak sebagai inangnya

adalah ikan budidaya air tawar, spesies ini menghasilkan semacam

kista yang kemudian akan pecah. Spora parasit ini bentuknya

membulat dan melebar pada bagian anterior. Polar kapsul berentuk

pyroform, ramping dan menempati 2/3hingga 3/4 bagian spora.

Panjang spoa berukuran 13,5–16 dan lebarnya 7,0-9,0. Parasit ini tidak

hanya tinggal di insang ikan, dan merupakan parasit obligat pada

jaringan–jaringan ikat, hati, dan ginjal.

Akibat infeksi Myxobolus sp. tergantung dari kehebatan dan

letak kristanya. Infeksi yang hebat pada insang dapat menyebabkan

berhentinya kapiler-kapiler darah dan gangguan pernafasan. Selain itu

infeksi yang terjadi pada insang juga menyebabkan penurunan berat

badan terutama pada benih ikan. Ikan menjadi lemah, cenderung

berenang dekat pinggir kolam dan warna ikan menjadi suram.

B. Jenis Ektoparasit Cacing

1. Gyrodactylus sp.

Gyrodactylus sp. adalah ektoparasit yang sering menyerang

ikan pada bagian kulit maupun insang (Klinger & Floyd, 1998).

Apabila kulit ikan banyak mengeluarkan lendir, warna tubuhnya pucat,

ikan lemas dan tidak suka bergerak, siripnya kuncup, insang pucat,

Prevalensi Ektoparasit Pada…, Helmin Prasetiyawan, FKIP UMP, 2011

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6586/3/BAB II_HELMIN PRASETIYAWAN_BIOLOGI'11.pdf · ... (Jawa Barat, Indonesia). Kemudian ikan gurami ... Ikan gurami

18

pertumbuhan ikan terhambat, nafsu makan ikan berkurang, maka

dapat dipastikan ikan tersebut terserang penyakit ini (Kordi, 2004).

Gyrodactylus sp. umumnya dijumpai pada permukaan tubuh

dan sirip hampir pada semua jenis ikan. Gyrodactylus sp. melekatkan

diri pada tubuh inang dengan alat pelekat (haptor), individu ini bersifat

hermaprodit dan membebaskan anaknya dalam bentuk larva yang

sudah dalam bentuk morfologi yang sama dengan induknya. Tiap

individu dewasa mengandung banyak embrio yang sudah berkembang

sempurna. Strategi reproduksi yang demikian memungkinkan populasi

Gyrodactylus sp. berkembang sangat cepat (Irianto, 2005).

2. Dactylogyrus sp.

Dactylogyrus sp. masih dalam satu filum, satu kelas dan satu

sub kelas dengan Gyrodactylus sp. Namun masuk dalam ordo

Dactylogrydae dan genus Dactylogyrus (Kabata, 1985). Dactylogyrus

sp. berbentuk pipih dengan alat pengait yang berfungsi sebagai

penghisap darah, Dactylogyrus sp. lebih suka menyerang ikan di

bagian insang (Afrianto & Liviawaty, 1992).

Dactylogyrus sp. merupakan organisme parasit yang tergolong

cacing monogenea. Dactylogyrus sp. lebih suka menyerang ikan pada

bagian insang. Bagian yang diserang parasit biasanya akan menjadi

kurus, kulitnya tidak kelihatan bening serta terlihat pucat, bintik merah

di bagian tertentu, produksi lendir tidak normal, pada sebagian atau

seluruh tubuh berwarna gelap, sisik dan kulit terkelupas, respirasi, dan

Prevalensi Ektoparasit Pada…, Helmin Prasetiyawan, FKIP UMP, 2011

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6586/3/BAB II_HELMIN PRASETIYAWAN_BIOLOGI'11.pdf · ... (Jawa Barat, Indonesia). Kemudian ikan gurami ... Ikan gurami

19

osmoregulasi terganggu (ikan kelihatan megap-megap seperti

kekurangan oksigen). Juga sering terlihat menggosok-gosokkan

badannya ke dasar atau ke dinding kolam serta benda-benda keras lain

di sekitarnya (Kordi, 2004).

3. Lernaea sp.

Lernaea sp. merupakan parasit berjangkar, pada stadium

dewasa menusukan kepalanya ke jaringan badan ikan dengan kuat

sekali. Parasit ini sering menyerang ikan air tawar terutama pada saat

musim pembenihan dan pendederan (Afrianto & Liviawaty, 1992).

Tubuh Lernaea sp. ini memanjang seperti cacing, pada bagian

kepalanya terdapat empat tonjolan seperti tanduk.

Siklus hidup Lernaea sp. telur yang berada pada kedua kantong

akan dikeluarkan setelah menetas dalam bentuk nauplius. Pada stadia

nauplius Lernaea sp. hidup bebas di dalam air seperti plankton. Setelah

memasuki stadia copepodid, Lernaea sp. mulai hidup di sekitar rongga

mulut, tetapi Lernaea sp. betina saja yang hidup sampai dewasa

(Daelami, 2001).

Pada umumnya infeksi Lernaea sp. ditandai oleh kehilangan

berat badan. Parasit ini dapat dilihat dengan mata telanjang atau

menggunakan bantuan kaca pembesar. Jenis penyakit Lernaea sp. yang

banyak ditemukan pada budidaya ikan air tawar adalah Lernaea

cyprinaceae yaitu sejenis udang renik yang berbentuk bulat panjang

Prevalensi Ektoparasit Pada…, Helmin Prasetiyawan, FKIP UMP, 2011

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6586/3/BAB II_HELMIN PRASETIYAWAN_BIOLOGI'11.pdf · ... (Jawa Barat, Indonesia). Kemudian ikan gurami ... Ikan gurami

20

seperti cacing. Kepalanya terdapat organ yang menyerupai jangkar,

sehingga organisme ini sering disebut cacing jangkar (Kordi, 2004).

2.2.3 Pengendalian Ektoparasit

Proses penyakit pada ikan yang disebabkan oleh parasit, didasari

oleh tiga faktor, yaitu organisme ektoparasit, lingkungan, dan ikan. Oleh

karena itu, pengendalian ektoparasit dapat dilihat dari ketiga faktor

tersebut. Pengendalian ektoparasit secara umum dapat dilakukan dengan

pengendalian atau pembasmian ektoparasit, manajemen kualitas

lingkungan, dan bisa dengan cara meningkatkan daya tahan ikan.

Pengendalian penyakit ektoparasit dapat menggunakan bahan-bahan kimia.

Penggunaan bahan kimia terbukti cukup efektif untuk menangani penyakit

ektoparasit, tetapi sebelum penggunaan bahan kimia harus sudah diketahui

dulu jenis ektoparasit yang menyerang (Handajani & Samsundari, 2005).

Pengendalian ektoparasit dapat dilakukan dengan cara

membersihkan kolam budidaya atau tempat pemeliharaan, hal ini dilakukan

untuk memutus siklus hidup dari parasit. Pemutusan siklus hidup dapat

dilakukan menggunakan bahan–bahan desinfektan sebelum ikan

dimasukkan kedalam kolam.

Daelami (2001), menyatakan bahwa ikan yang terkena Trichodina

sp. dapat dilakukan dengan cara perendaman dengan menggunakan larutan

garam (NaCl) atau 2,5 g NaCl dan dilarutkan dalam 100 ml air bersih,

sebanyak tiga kali selama tiga hari. Bisa juga menggunakan larutan

formalin yang dicampur dengan 100 ml air bersih. Perendaman dengan

Prevalensi Ektoparasit Pada…, Helmin Prasetiyawan, FKIP UMP, 2011

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6586/3/BAB II_HELMIN PRASETIYAWAN_BIOLOGI'11.pdf · ... (Jawa Barat, Indonesia). Kemudian ikan gurami ... Ikan gurami

21

larutan formalin dilakukan selama 10 menit ditempat yang teduh.

Pengobatan ini dilakukan 2-3 kali dengan jangka waktu 2-3 hari.

Menurut Kordi (2004), penanggulangan ikan yang terkena parasit

I. multifiliis dapat dilakukan dengan cara ikan dimasukkan kedalam air

mengalir, mengurangi jumlah penebaran, dan pemberian pakan yang

cukup. Menurut Afrianto & Liviawaty (1992), pengobatan I. multifiliis

dapat ditanggulangi dengan cara perendaman ikan dalam larutan NaCl 0,1-

0,3 ppm selama 5-10 menit. Selain itu, dapat dilakukan penggunaan

berbagai obat lainnya yaitu perendaman ikan dalam larutan Methylene Blue

sebanyak 2-4 cc kedalam 4 liter air bersih selama 24 jam dengan jangka

pengulangan 3-5 kali, perendaman dengan menggunakan larutan formalin

200-250 ppm di dalam kolam, perendaman menggunakan larutan

Malachite Green 0,15 ppm sebanyak 3 kali dengan interval waktu 3 hari.

Serangan yang disebabkan oleh Chilodonella sp. dapat diatasi

dengan menggunakan NaCl, formalin, Malachite Green 0,15 dan

perendaman dalam larutan KMnO4 50 ppm selama 10-15 menit.

Ektoparasit Epistylis sp. dan Vorticella sp. dapat dikendalikan dengan cara

pengeringan kolam, pemberian kapur, sirkulasi air, dan pergantian air

secara teratur. Pengobatan kedua jenis parasit ini dapat dilakukan dengan

cara perendaman larutan formalin 200 ppm selama 24 jam atau KMnO4 20

ppm selama 24 jam (Daelami, 2001).

Untuk penanganan Gyrodactylus sp. dan Dactilogyrus sp.,

pengendalian dapat dilakukan dengan cara perendaman menggunakan

Prevalensi Ektoparasit Pada…, Helmin Prasetiyawan, FKIP UMP, 2011

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6586/3/BAB II_HELMIN PRASETIYAWAN_BIOLOGI'11.pdf · ... (Jawa Barat, Indonesia). Kemudian ikan gurami ... Ikan gurami

22

Methylene Blue (dengan perbandingan 1 g / 1 m air). Jika warna air yang

semula biru berubah menjadi warna biru terang, larutan perlu diganti.

Selain itu dapat juga dilakukan perendaman dalam larutan garam 2,5%

selama 10-15 menit perendaman PK 4-5 mg per liter, dan dalam

perendaman formalin 200-250 ppm selama 30 menit.

2.3 Kolam Ikan di Singasari

Kolam ikan Singasari merupakan sarana masyarakat untuk

menghasilkan suatu benih ikan, hal ini bertujuan dalam rangka peningkatan

produksi ikan air tawar. Penyedian benih ikan yang cukup merupakan suatu

faktor yang menentukan keberhasilan suatu usaha budidaya perikanan.

Efektifitas dan efisiensi kolam ikan di Desa Singasari akan dapat tercapai

apabila ada suatu keseimbangan antara tuntutan kebutuhan benih di daerah

setempat dengan fasilitas yang disediakan seperti tenaga pelaksana,

organisasi, dan pengelolaannya (Anonim, 1991).

2.4 Kualitas Air

Kualitas air merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha

budidaya perikanan. Kualitas dan kuantitas air yang memenuhi syarat

merupakan salah satu kunci keberhasilan budidaya ikan, karena air merupakan

tempat hidup bagi ikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas air pada

budidaya perikanan antara lain suhu, pH, kecerahan air, dan kadar oksigen

terlarut.

Prevalensi Ektoparasit Pada…, Helmin Prasetiyawan, FKIP UMP, 2011

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6586/3/BAB II_HELMIN PRASETIYAWAN_BIOLOGI'11.pdf · ... (Jawa Barat, Indonesia). Kemudian ikan gurami ... Ikan gurami

23

2.4.1 Suhu

Suhu merupakan faktor yang berpengaruh pada kehidupan dan

pertumbuhan ikan. Secara umum laju pertumbuhan meningkat sejalan

dengan kenaikan suhu dan dapat menekan laju pertumbuhan bahkan

menyebabkan kematian bila peningkatan suhu sangat drastis. Kisaran suhu

optimum bagi kehidupan ikan adalah 24-280 C (Respati & Santoso, 1993).

Kenaikan maupun penurunan suhu yang mendadak akan mengakibatkan

ikan mengalami stress dengan gejala ikan berenang mengapung di

permukaan dan penurunan nafsu makan, daya tahan menurun sehingga

pada kondisi tersebut ikan akan rentan terhadap serangan penyakit dan

parasit (Aryati, 2003).

2.4.2 pH

pH merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan ikan

dan sangat berperan pada organisme perairan dalam keadaan terlarut.

Sehingga dapat digunakan untuk mengukur baik-buruknya kualitas

perairan. Perairan yang ideal untuk kehidupan budidaya ikan gurami adalah

kisaran pH 6,5-8,5 (Afrianto & Liviawaty, 1992). Menurut Mulia (2007),

pH yang dapat menggangu kehidupan ikan adalah pH yang terlalu rendah

(sangat asam) atau sebaliknya terlalu tinggi (sangat basa).

2.4.3 Kadar oksigen terlarut

Menurut Afrianto & Liviawaty (1992), oksigen adalah salah satu

faktor pembatas yang penting bagi usaha budidaya ikan. beberapa ikan

masih mampu hidup pada perairan dengan konsentrasi oksigen 3 ppm,

Prevalensi Ektoparasit Pada…, Helmin Prasetiyawan, FKIP UMP, 2011

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6586/3/BAB II_HELMIN PRASETIYAWAN_BIOLOGI'11.pdf · ... (Jawa Barat, Indonesia). Kemudian ikan gurami ... Ikan gurami

24

tetapi konsentrasi yang masih dapat diterima oleh sebagian besar spesies

ikan untuk hidup dengan baik adalah 5 ppm. Pada konsentrasi oksigen di

bawah 4 ppm ikan masih mampu bertahan hidup, tetapi nafsu makannya

rendah atau tidak ada sama sekali, sehingga pertumbuhannya menjadi

terhambat, Ikan akan mati atau mengalami stress bila konsentrasi oksigen

mencapai nol. Semakin tinggi kandungan oksigen terlarut dalam air akan

semakin baik untuk keperluan budidaya (Daelami, 2001).

Prevalensi Ektoparasit Pada…, Helmin Prasetiyawan, FKIP UMP, 2011