Upload
vuongtram
View
235
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. NYERI KEPALA
II.1.1 Definisi
Nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada
seluruh daerah kepala dengan batas bawah dari dagu sampai kedaerah
belakang kepala ( daerah oksipital dan sebahagian daerah tengkuk)
(Sjahrir, 2008).
II.1.2. Epidemiologi
Berdasarkan hasil penelitian multisenter berbasis rumah sakit pada
5 rumah sakit di Indonesia, didapatkan prevalensi penderita nyeri kepala
sebagai berikut : Migren tanpa aura 10%, Migren dengan aura 1,8%,
Episodik Tension type Headache 31%, Chronic Tension type Headache
(CTTH) 24%, Cluster Headache 0.5%, Mixed Headache 14% (Sjahrir,
2004).
Penelitian berbasis populasi menggunakan kriteria Internasional
Headache Society untuk Migrain dan Tension Type Headache (TTH), juga
penelitian Headache in General dimana Chronic Daily Headache juga
disertakan . Secara global, persentase populasi orang dewasa dengan
gangguan nyeri kepala 46% , 11% Migren, 42% Tension Type Headache
dan 3% untuk Chronic daily headache (
Stovner dkk 2007).
Universitas Sumatera Utara
II.2.3. Klassifikasi Nyeri Kepala
Berdasarkan klassifikasi Internasional Nyeri Kepala Edisi 2 dari
Internasional Headache Society (IHS)
Primary headache disorders :
,
1. Migraine
2. Tension-type headache
3. Cluster headache and other trigeminal autonomic cephalalgias
4. Other primary headaches
Secondary headache disorders:
1. Headache attributed to head and/or neck trauma
2. Headache attributed to cranial or cervical vascular disorder
3. Headache attributed to non-vascular intracranial disorder
4. Headache attributed to a substance or its withdrawal
5. Headache attributed to infection
6. Headache attributed to disorder of homeoeostasis
7. Headache or facial pain attributed to disorder of cranium, neck, eyes,
ears, nose, sinuses, teeth,mouth, or other facial or cranial
structures.
8. Headache attributed to psychiatric disorder
9. Cranial Neuralgias and facial pains
10. Cranial neuralgias and central causes of facial pain
11. Other headache, cranial neuralgia central, or primary facial pain.
Universitas Sumatera Utara
II.2.3. Klassifikasi Nyeri Kepala Primer
Klasifikasi nyeri kepala primer sesuai The Intemational
Classification of Headache Disorders, 2nd Edition adalah: Untuk nyeri
kepala primer secara garis besar klasifikasinya adalah:
1. Migren:
1.1. Migren tanpa aura
1.2. Migren dengan aura
1.3. Sindroma periodik pada anak yang sering menjadi prekursor
migren
1.4. Migren Retinal
1.5. Komplikasi migren
1.6. Probable migren
2. Tension-type Headache:
2.1. Tension-type headache episodik yang infreguent
2.2 . Tension-type headache episodik yang frequent
2.3 . Tension-type headache kronik
2.4 . Probable tension-type headache
3. Nyeri kepala klaster dan sefalgia trigeminal-otonomik yang lainnya:
3.1. Nyeri kepala Klaster
3. 2. Hemikrania paroksismal
3.3. Short-lasting unilateral neuralgi form headache with
conjunctival injection and tearing
3. 4. Probable sefalgia trigeminalotonomik
Universitas Sumatera Utara
4. Nyeri kepala primer lainnya:
4 1.Pimary stabbing headache
4. 2. Primary cough headache
4 3. Primary exertional headache
4.4. Nyeri kepala primer sehubungan dengan aktifitas seksual
4 5. Hypnic headache
4.6. Primary thunderclap headache
4.7. Hemikrania kontinua
4.8. New daily-persistent headache
II.1.3. Patofisiologi Nyeri Kepala Primer
Ada 3 hipotesa dalam hal patofisiologi migren yaitu: (Sjahrir 2004)
1. Pada migren yang tidak disertai Cutaneus Allodynia (CA), berarti
sensitisasi neuron ganglion trigeminal sensoris yang menginervasi
duramater.
2. Pada migren yang menunjukkan adanya CA hanya pada daerah
referred pain, berarti terjadi sensitisasi perifer dari reseptor
meninggeal (first order) dan sensitisasi sentral dari neuron komu
dorsalis medula spinalis (second order) dengan daerah reseptif
periorbital.
3. Pada migren yang disertai CA yang meluas keluar dari area referred
pain, terdiri atas penumpukan dan pertambahan sensitisasi neuron
talamik (third order) yang meliputi daerah reseptif seluruh tubuh.
Universitas Sumatera Utara
Kemungkinan sumber nyeri pada TTH adalah adanya keterlibatan otot
yang melekat pada tulang tengkorak , patofisiologinya sebagian besar
tidak diketahui.(Jan 2007).
Asal nyeri pada TTH dikaitkan dengan meningkatnya kontraksi
dan iskemia otot kepala dan leher. Penelitian berbasis elektromiografi
(EMG), telah melaporkan normal atau hanya sedikit meningkatnya
aktivitas otot pada TTH, dan telah menunjukkan bahwa level laktat otot
normal selama latihan otot statis pada pasien dengan Cronic TTH. Banyak
penelitian menunjukkan bahwa Pericranial Myofascial Tissue ja
uh lebih
tender pada pasien TTH dari pada subyek sehat. Hal ini juga telah
menunjukkan bahwa konsistensi otot perikranium meningkat, pada pasien
TTH lebih rentan untuk nyeri bahu dan nyeri leher pada respon latihan
statis dari subjek yang sehat. Studi terbaru yang dilaporkan peningkatan
jumlah trigger point aktif dalam otot perikranium pada pasien TTH
episodik lebih sering dan pada pasien yang memiliki TTH kronis
(Bendtsen 2009).
Penyebab pasti Cluster Headache (CH) saat ini belum diketahui.
Hipotesis pertama pada CH, terinspirasi oleh efek zat vasoaktif. Disfungsi
awal atau inflamasi pembuluh darah di daerah sinus parasellar atau area
sinus cavernosus akan mengaktivasi pathway nyeri orbital trigeminus.
Adanya aktivasi sistem trigeminal-vaskular, sebagai penyebab atau akibat
dari CH belum jelas
. (Leroux dkk 2008).
Universitas Sumatera Utara
II.2. Media Elektronik
II.2.1. Definisi
Media elektronik adalah media yang menggunakan elektronik atau
energi elektromekanis untuk pengguna akhir (penonton) untuk mengakses
content. Media elektronik utama yang dikenal masyarakat umum lebih
dikenal sebagai video recordings, audio recordings, slide presentations,
CD-ROM .Setiap peralatan yang digunakan dalam proses komunikasi
elektronik (misalnya televisi , radio , telepon , desktop komputer, game,
Hp) juga dapat dianggap media elektronik (freedictionary).
II.2.2. Komputer
Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang berarti
menghitung.(Syafrizal 2005). Seiring dengan berkembang dan
meluasnya bidang ilmu komputer, maka definisi computer yang
dikemukakan oleh beberapa ahlipun komputer berkembang dan
bervariasi(Herwinto dkk 2008)
II.2.2.1.Manfaat Jaringan Komputer
1. Untuk kebutuhan perusahaan
2. Untuk kebutuhan perorangan
a. Akses ke informasi yang berada di tempat lain ( seperti akses
berita hari ini) semuanya uptodate.
b. Komunikasi orang ke orang seperti e-mail, chatting, dll.
Universitas Sumatera Utara
c. Hiburan interaktif seperti nonton acara tv on-line, download film
atau lagu, dll ( Herwinto dkk.2008).
II.2.2.2. Jenis-Jenis Jaringan Komputer (Syafrizal 2005).
1. Local Area Network (LAN)
Sebuah LAN adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relative
kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti sebuah
kantor pada sebuah bangunan. Dalam LAN umumnya kecepatan
pengiriman data sangat tinggi, misalnya 10 Mbps, 100 Mbps
bahkan ada yang sampai dengan 1000 Mbps.
2. Metropolitan Area Network (MAN )
Metropolitan Area Network biasanya meliputi area yang lebih besar
dari LAN, misalnya antar gedung dalam satu daerah wilayah seperti
propinsi atau Negara bagian.
3. Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network adalah jaringan yang biasanya sudah
menggunakan media wirless, sarana internet atau kabel serat optic,
karena jaringannya lebih luas, bukan hanya meliputi satu kota, atau
antar kota dalam satu wilayah, tetapi mulai menjangkau area /
wilayah otoritas Negara lain.
Universitas Sumatera Utara
Jarak antar komputer Lokasi/Area Jenis Jaringan
1-10 M Ruangan Local Area Network
100 M-< 1Km Gedung Perkantoran
1-10 Km Kota Metropolitan Area Network
> 10-< 100 Km Kabupaten, Propinsi
≥ 100 Km Negara Wide Area Network
≥ 1.000 Km Benua
≥ 10.000 Km Planet Internet
Tabel 1. Interkoneksi berdasarkan jarak antaramode dikutip dari pengantar jaringan
komputer (syafrizal 2005)
II.2.2.2. Klassifikasi Komputer
1.Berdasarkan Sinyal Masukan
Berdasarkan sinyal masukan, komputer dapat diklassifikasikan
menjadi :
a. Komputer Analog, menerima sinyal masukan berupa data
analog. Contoh : komputer penghitung aliran BBM dalam SPBU.
b. Komputer Digital, mernerima masukan digital, merupakan
komputer kebanyakan yang kita kenal.
c. Komputer hibrid, menerima masukan analog dan digital
2. Berdasarkan Generasi
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan generasi teknologi penyusunnya, komputer dapat
diklasifikasikan menjadi
1. Generasi I, tahun 1946-1959, menggunakan tabung hampa
2. Generasi II, tahun 1959-1965, menggunakan transistor
3. Generasi III, tahun 1965-1970, menggunakan IC (Integrated
Circuit).
4. Generasi IV, tahun 1970-sekarang, menggunakan VLSI (Very
Large Scale IC).
Internet
Interconnected Network atau yang lebih popular dengan sebutan
internet adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan
komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer seluruh dunia.
Terkoneksi ke internet tidak hanya terhubung dengan perangkat komputer
lain tetapi juga keperangkat lain seperti Hp, web camera, dan perangkat
pribadi lainnya yang dapat terkoneksi ke internet.
II.2.3. Handphone
Handphone merupakan alat komunikasi wireless atau komunikasi
bergerak tanpa kabel. Hp saat ini menjadi barang yang wajib dibawa saat
kita bepergian dari rumah. Dengan kemajuan teknologi saat ini Hp bahkan
dilengkapi dengan pemutar MP3, kamera video, radio, games,
jam,kalkulator. Sehingga menjadikan Hp adalah sesuatu yang wajib
dibawa. Apalagi dengan kemunculan wireless broadband yang
Universitas Sumatera Utara
memungkinkan mobile entertainment melalui handphone. Bahkan
beberapa orang lebih rela ketinggalan dompet daripada ketinggalan
handphone saat bepergian.(Indonesia belajar).
Perkembangan Teknologi Selular (Daryanto 2010)
1. Advance Mobile Phone Sistem (AMPS)
Advance Mobile Phone Sistem merupakan generasi pertama pada
teknologi selular.Merupakan range frekuensi antara 824 Mhz- 894
Mhz. AMPS tidak menawarkan fitur lain yang umum digunakan
pada layanan selular seperti e-mail dan browsing di web. :
(Sandrom dkk 1995) telah meneliti 8.879 pengguna GSM dan 8.113
pengguna analog system atau Nordic Mobile Telephone (NMT)
melaporkan bahwa pada umumnya pengguna GSM memiliki lebih
banyak gejala nyeri kepala, lelah, dari pada pengguna NMT.
2. Global Sistem for Mobile (GSM)
Global Sistem for Mobile telekomuncation merupakan generasi
kedua setelah AMPS. GSM mempunyai frekuensi 900 Mhz dan
1800 Mhz. GSM menyediakan layanan untuk mengirimkan data
dengan kecepatan tinggi. Di Indonesia jaringan GSM di tempati
oleh PT.Telkomsel, Exelcomindo,Satelindo,dan Indosat.
3. Code Division Multiple Acces (CDMA)
Code Division Multiple Acces merupakan generasi ketiga (3G),
telepon tanpa kabel. CDMA menggunakan teknik penyebaran
Universitas Sumatera Utara
spektrum, tidak memberikan pertanda pada frekuensi khusus pada
setiap user. Di Indonesia ditempati PT Mobile-8,
Telecom,Telkomflexy dan Esia.
(Tryagi dkk 2011) orang yang menggunakan Hp cenderung
menderita darah tinggi, dan gejala lain termasuk telinga jadi panas,
nyeri kepala, kelelahan. Hasil menunjukkan bahwa efek radiasi
lebih tinggi pada GSM daripada CDMA.
Konsep Dasar Teknologi Selular
1. Definisi Selular
Pada sistem selular untuk menggambarkan area secara geografis
digunakan gambaran heksagonal. Areanya disebut sel (Cell).
Semua daerah dapat dicakup tanpa adanya gap sel satu dengan
yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1 .Cellular network dikutip dari http.bulbing.com
2 Mobile Station
Mobile Station merupakan perangkat yang dibawa oleh pelanggan
atau Handphone yang akan menerima ataupun mengirim data.
Pada GSM identitas panggilan tidak dihubungkan dengan
handphonenya tetapi dengan kartu Subsciber Identity Module
(SIM).
3 Base Station Subsistem
Merupakan peralatan yang menghubungkan antara radio dengan
mobile station.
Universitas Sumatera Utara
II.2.3. Televisi
Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata
televisi berasal dari kata tele dan vision; yang memiliki arti masing-masing
jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat
melihat dari jarak jauh.
II.2.3.1.Saluran dan Standar Pemancar Televisi
Kelompok frekuensi yang telah di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar
untuk transmisi signalnya disebut saluran (channel). masing-masing
mempunyai sebuah saluran 6 Mega Hertz (Mhz) dalam salah satu bidang
frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.
1. VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHz.
2. VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHz
sampai 216 MHz.
3.UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHz samapi 890 MHz (Agung
2011)
Jarak dengan media elektronik supaya aman dari gelombang
elektromagnetik yang direkomendasikan 50-70 cm atau (Yao dkk 2012)
dengan sudut horizontal 40° dan vertikal 15° atau kurang.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Jarak Layar TV dengan Posisi Duduk.
Dikutip dari Recommended TV Viewing Distance Chart | Toshiba Research Available from http://us.toshiba.com/tv/research-center/shopping-guides/recom.
II.2.3 Electromagnetic radiation (ICNIR 2003)
Electromagnetic radiation atau electromagnetic fields (EMF)
adalah istilah yang menggambarkan luas paparan yang dihasilkan oleh
bentangan yang luas dari kabel dan teknologi nirkabel yang telah
mengubah kehidupan manusia. Namun, teknologi ini dirancang untuk
memaksimalkan efisiensi energi, bukan dengan efek biologis pada
manusia. Berdasarkan studi terbaru, telah berkembang fakta-fakta
tentang risiko kesehatan yang terkait dengan
Paparan
teknologi.
EMF terhadap lingkungan dapat berinteraksi dengan
proses dasar biologis dalam tubuh manusia, dapat menyebabkan
discomfort dan penyakit. Sejak Perang Dunia II, tingkat EMF dari sumber
listrik telah meningkat secara eksponensial, dengan melambungnya
Universitas Sumatera Utara
teknologi nirkabel seperti telepon seluler (dua miliar dan dihitung pada
tahun 2006), telepon nirkabel, jaringan WI-FI dan WI-MAX. Riset ilmiah
internasional pada beberapa dekade mengkonfirmasi bahwa EMF secara
biologis aktif pada hewan dan manusia, yang dapat memberi pengaruh
besar pada kesehatan masyarakat.
Sekarang ini, semua orang terkena dua jenis EMF
(1)
:
Frekuensi medan elektromagnetik sangat rendah sumber dari
peralatan listrik dan elektronik dan kabel listrik
(2)
dan
Radiasi frekuensi radio (Radio Frequency) (RF) dari perangkat
nirkabel seperti telepon seluler dan telepon nirkabel, antena selular
dan menara, dan menara siaran transmisi.
Dalam laporan ini akan menggunakan Istilah EMF ketika mengacu
pada semua bidang elektromagnetik secara umum, dan istilah ELF dan
RF ketika mengacu pada
1.
jenis paparan tertentu:
Radiasi non-ionisasi, yang berarti tidak memiliki energi yang cukup
untuk memutuskan elektron dari orbitnya sekitar
2.
atom.
Ionisasi atom, seperti melakukan x-ray, CT scan. (Repacholli 2007).
Dosimetri
Pengukuran atau penentuan dengan perhitungan dari kekuatan
gelombang listrik internal atau absorbsi energi spesifik pada manusia atau
hewan yang terpapar gelombang elektromagnetik.
Universitas Sumatera Utara
Specific Absorption Rate (SAR W/Kg)
Perhitungan berapa banyak energi Radio Frekuensi (RF) yang diserap ke
dalam tubuh, misalnya ketika ponsel atau Hp berada di kepala. SAR
dinyatakan dalam watt per kilogram jaringan (W / Kg). Jumlah energi yang
diijinkan dalam 1 gram jaringan otak dari ponsel adalah 1,6 W / kg di
Amerika Serikat. untuk seluruh paparan tubuh, eksposur adalah 0,8 W / kg
rata-rata lebih dari 30 menit untuk umum publik. Standar internasional di
kebanyakan negara serupa, tetapi
Sham
tidak persis sama
Sham adalah sebuah kelompok kontrol yang digunakan untuk
menstimulasi kondisi lingkungan yang sama dengan sampel terkena,
tetapi tidak terkena efek radasi
Universitas Sumatera Utara
.
Gambar 3. Spektrum frekuensi elektromagnetik Dikutip dari Bioeffects And
Therapeutic Applications of Electromagnetic Energy Habash R W. 2008
II.3. Efek Paparan Radiasi Pada Kesehatan
II.3.1. Pendahuluan
Efek biologis terjadi ketika paparan EMF terkadang terlihat atau terdeteksi
dan menyebabkan perubahan fisiologis pada sistem kehidupan. Perhatian
publik atas efek dari paparan EMF pada manusia sebagian besar
Universitas Sumatera Utara
didasarkan pada serangkaian studi penilaian epidemiologi berbagai studi
klinis dan eksperimental, penelitian pada manusia, hewan, laboratorium,
preparat jaringan dan sel.
II.3.2. Studi Epidemiologi
Penelitian epidemiologi menunjukkan hubungan antara paparan EMF
dan efek kesehatan, tapi tidak selalu merupakan hubungan kausal.
II.3.2.1 Lingkungan Masyarakat
Lingkungan publik di mana paparan EMF dapat terjadi pada tempat
tinggal, sekolah dan fasilitas transportasi.
1. Kanker pada Anak dan Leukemia
Seperti kanker lainnya, mekanisme munculnya leukemia kemungkinan
melibatkan interaksi gen dan lingkungan. Dengan demikian, penting untuk
mengidentifikasi paparan yang menyebabkan kerusakan DNA dan
menginduksi kerusakan kromosom. Hipotesis melatonin, di mana
frekuensi daya gelombang magnetik menekan produksi melatonin
kelenjar pineal di malam hari, menambah peningkatan resiko dari
leukimia. Penyebab tumor SSP anak belum diketahui, walaupun 5% atau
lebih diperkirakan dapat dijelaskan oleh kecenderungan genetik,
investigasi etiologi lingkungan belum pasti. Beberapa penelitian
menyatakan adanya hubungan antara EMF dan kanker, meskipun risiko
yang cenderung kecil menurut standar epidemiologi, dan tidak dapat
diekslusikan pengaruh lingkungan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Kanker Payudara
Para peneliti berhipotesis bahwa EMF mungkin berhubungan dengan
kanker payudara melalui hormon melatonin.
II.3.2.2 Lingkungan Kerja
Peralatan listrik, perkakas, dan pasokan listrik pada bangunan adalah
sumber utama paparan EMF pada kebanyakan orang mendapat paparan
di tempat kerja.
1. Kanker pada Dewasa
Pemaparan yang diteliti mempertimbangkan berbagai masalah kesehatan
serta kanker termasuk tumor otak, leukemia , kanker payudara di
kalangan baik pria maupun wanita, limfoma, kanker paru-paru, dan kanker
lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja dengan acute
myeloid leukemia (AML) adalah pekerja dengan paparan gelombang
magnetik kumulatif yang lebih tinggi sekitar tiga kali lebih mungkin dalam
setengah tenaga kerja. Para peneliti juga melaporkan hubungan antara
perkiraan paparan gelombang dan peningkatan risiko untuk chronic
lymphocytic leukemia (CLL). Penggunaan Hp pada jangka panjang lebih
dari 10 tahun dengan paparan kumulatif 2000 jam akan meningkatkan
resiko acustic neurinoma dan glioblastoma multiform.( Nittby dkk 2009)
juga meningioma, tumor kelenjar saliva, limphoma non hodgkin,
melanoma malignant pada mata, tumor testis, tumor nervus facialis
intratemforal (Hardell dkk 2009).
Universitas Sumatera Utara
2. Penyakit Neurodegeneratif
Mungkin ada hubungan moderat antara peningkatan kadar paparan EMF
dan Alzheimer Disease (AD) (Habash 2008). Paparan gelombang
elektromagnetik sedang dan tinggi dapat meningkatkan amiloid beta
perifer. Kadar dari beta amiloid yang tinggi pada otak juga merupakan
faktor risiko untuk AD. Paparan gelombang elektromagnetik sedang dan
tinggi pada sel-sel otak mungkin juga meningkatkan produksi sel-sel dari
beta amiloid yang tinggi bukti paparan jangka panjang ELF, EMF dapat
menghasilkan produksi melatonin menurun, tingkat produksi melatonin
yang rendah berhubungan dengan peningkatan risiko AD dan acute lateral
sclerosis (ALS) (Davanipour dkk 2009) .
3. Efek Toksit pada Reproduksi
EMF, ELF juga telah terbukti
menyebabkan kerusakan DNA. Kerusakan kumulatif DNA di sel saraf otak
telah dikaitkan dengan penyakit neurodegeneratif, seperti Alzheimer,
Huntington, dan penyakit Parkinson (Philip dkk 2009).
Penggunaan peralatan elektrik meningkatkan resiko pada kehamilan,
terutama lama kehamilan, berat lahir, kelainan bawaan( bibir sumbing,
kelainan jantung, kelainan saluran pernafasan dan lain-lain) dan
terlambatnya perkembangan janin,menunjukkan bahwa penggunaan
peralatan elektrik dapat menyebabkan efek yang merugikan kesehatan.
Risiko keguguran meningkat dengan meningkatnya tingkat maksimum
paparan gelombang elektromagnetik (Habash 2008). Kerusakan DNA
sperma berkorelasi dengan jumlah sperma yang buruk dan morfologi
Universitas Sumatera Utara
abnormal. Kerusakan pada sel Leydig dikaitkan dengan apoptosis dan
penurunan produksi
testosteron. (Hamada dkk 2011).
II.3.3. Studi Seluler dan Hewan
Studi laboratorium memberikan sumber informasi yang berharga
mengenai potensi risiko kesehatan dari EMF. Penelitian laboratorium pada
sel atau organisme secara keseluruhan memainkan peran kunci dalam
mengevaluasi respon sistem yang berbeda dari tubuh menyebabkan
informasi tentang mekanisme molekuler yang dapat diterima scientific
pada efek dalam kondisi tertentu.
1. Hipotesis Melatonin
Paparan EMF menginhibisi sintesa melatonin. Penurunan produksi
melatonin tampaknya memiliki konsekuensi berbeda merugikan yang
terkait dengan AD dan kanker payudara. Kelenjar pineal, primer sumber
melatonin, memiliki kecenderungan untuk menjadi kalsifikasi dan,
mungkin, ini adalah alasan mengapa umumnya ada pengurangan
produksi melatonin selama penuaan.
Penurunan produksi melatonin disebabkan oleh:
a. Penentuan tingkat kalsium intraseluler dalam kelenjar pineal sebagai
akibat dari paparan ELF akut dan / atau RF MF.
b. Penentuan tingkat pengapuran kelenjar pineal sebagai akibat dari
berbagai tingkat paparan ELF dan / atau RF MF jangka panjang
( Davanipur dkk 2009).
Universitas Sumatera Utara
2. Genotoksisitas dan Karsinogenisitas
Ada banyak penelitian bagaimana EMF dapat mempengaruhi DNA atau
menginduksi mutasi. Kerusakan DNA dan penyimpangan kromosom
berhubungan erat dengan karsinogenesis atau "penyebab kanker" (
Habash 2008). Berbeda dengan beberapa penelitian di masa lalu,
sekarang menjadi jelas bahwa efek genotoksik non-termal dari RF-
EMFyang ditunjukkan oleh sejumlah besar penelitian. Studi-studi telah
dilakukan dengan berbagai sistem pengujian yang berbeda - beberapa
penelitian yang digunakan lebih dari satu sistem tes dengan tiga prinsip
genotoksik :
(1) Efek pada kromosom
(2)
,
Fragmentasi DNA, dan
(3) Mutasi gen (Ruediger 2009 ).
(Philip dkk 2009) Telah terbukti EMF ELF menyebabkan kerusakan DNA
dan radikal bebas . Hal ini semakin mendukung pandangan bahwa EMF
mempengaruhi DNA melalui proses sekunder tidak langsung. Efek melalui
reaksi Fenton memprediksi bagaimana sel akan merespon EMF.
Misalnya:
(1) Sel yang secara metabolisme aktif akan lebih rentan pada paparan
EMF, karena peroksida hidrogen lebih banyak yang dihasilkan oleh
mitokondria untuk reaksi bahan bakar.
(2) Sel yang memiliki tingkat tinggi dari besi bebas intraseluler akan lebih
rentan terhadap EMF.
Universitas Sumatera Utara
3. Fungsi Sel
Studi penelitian dasar pada efek EMF pada fungsi seluler telah
memberikan informasi tentang ambang batas biologis dan mekanisme
yang mungkin menjadi dasar pada dampak kesehatan. Banyak laporan
tentang efek paparan EMF pada transportasi ion, proliferasi sel dan
diferensiasi, respon stres, dan aktivitas enzim (Habash 2008).
(3) Karena otak terkena lebih tinggi EMF selama penggunaan ponsel, Di
sisi lain, sel-sel dengan jumlah yang tinggi antioksidan dan enzim
antioksidan akan kurang rentan terhadap EMF. Selanjutnya, efek radikal
bebas bisa bergantung pada status gizi suatu individu, misalnya,
ketersediaan makanan antioksidan, konsumsi alkohol, dan jumlah
konsumsi makanan. Berbagai kondisi kehidupan, seperti stres psikologis
dan latihan fisik yang berat, telah terbukti meningkatkan oksidatif stres dan
meningkatkan efek radikal bebas dalam tubuh. Dengan demikian, orang
juga dapat berspekulasi bahwa beberapa individu mungkin lebih rentan
terhadap efek EMFeksposur.
3.1 Intraselular Kalsium
Fenomena Ca++ effluks (pelepasan ion kalsium ) dari sel akibat paparan
EMF, terutama di otak dan sel limfatik Perhatian yang cukup besar telah
diberikan untuk menjelaskan mekanisme efek paparan ke waktu bervariasi
paparan gelombang elektromagnetik pada jalur sinyal intraselular
(Habash 2008) (Hamada 2011) )(Behari 2011) .
Universitas Sumatera Utara
3.2 Proliferasi sel
Proliferasi sel yang berubah secara in vitro karena paparan EMF telah
diamati dalam sejumlah penelitian. Hasil jelas menunjukkan bahwa
paparan RF statis tidak menyebabkan proliferasi, atau mengaktifkan, atau
efek proinflamatori pada sel. (Habash 2008)
3.3 Respon Stres
Stres respon didefenisikan sebagai reaksi pertahanan sel pada
kerusakan lingkungan yang mengakibatkan pada makromolekul. Telah
ditunjukkan bahwa EMF merangsang respon stres seluler, reaksi terhadap
rangsangan yang berbahaya di mana sel-sel mulai mensintesis protein
stres. (Habash 2008)Stress proteins (heat shock proteins atau HSP). Efek
lain yang terdokumentasi dengan baik paparan lowintensity ELF dan RF
adalah penciptaan protein stres yang menandakan sel sedang
ditempatkan di bawah stres
3.4. Ornithine Dekarboksilase (ODC)
Ornithine dekarboksilase adalah enzim yang berperan penting dalam
mengatur pertumbuhan sel melalui sintesis poliamin diperlukan untuk
protein dan sintesis DNA. Enzim diaktifkan selama karsinogenesis.
Berbagai penelitian in vitro telah menunjukkan bahwa EMF paparan
mempengaruhi aktivitas ODC dan proliferasi sel (Habash 2008)(Behari
2011).
fisiologis.
3.5 Sistem Imunologi.
Pada kebanyakan studi, paparan EMF tampaknya tidak berpengaruh pada
Universitas Sumatera Utara
sistem kekebalan tubuh. Namun, gelombang elektromagnetik yang
kontineu dapat menimbulkan gangguan imunologi pada sistem kekebalan
alami dan adaptif tergantung dosis (Habash 2008).
II.3.4. Studi Kanker Pada Hewan
Belum ada bukti mutlak dalam setiap penelitian yang tingkat rendah EMF
bisa menyebabkan kanker pada hewan. Sementara itu, beberapa
penelitian lain bahwa paparan mencit selama 15 atau 52 minggu ke 50-Hz
menghasilkan peningkatan signifikan pada leukemia.
II.3.5. Studi Hewan Nonkanker
Sejumlah penelitian non kanker diselidiki untuk efek samping yang
mungkin dari paparan EMF.
1. Efek Perilaku
Ada bukti bahwa EMF paparan pada tingkat lingkungan menyebabkan
perubahan perilaku hewan, proses belajar untuk mencari makan,
gangguan vestibular (Habash 2008).
2. Barrier Darah Otak
Beberapa penyelidikan telah menunjukkan bahwa paparan ELF memiliki
efek pada permeabilitas Barrier Darah Otak. (Habash 2008)( Leszcynski
2002).
3. Reproduksi dan Perkembangan
Tidak ada bukti kuat efek reproduksi atau perkembangan dari paparan
gelombang magnetik pada hewan percobaan. Studi menggunakan tikus
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa paparan gelombang magnetik mengakibatkan
malformasi skeletal, peningkatan di resorptions plasenta, dan kesuburan.
II.3.4. Studi Klinis
Studi ini menyelidiki efek paparan EMF pada berbagai sistem seperti
indra, hormon, dan organ, seperti pendengaran, otak, sistem
kardiovaskular, sistem kekebalan tubuh, melatonin, dan mata. Berbagai
efek kesehatan yang diklaim oleh orang-orang karena paparan EMF,
termasuk nyeri kepala, perubahan jantung, perubahan perilaku, ansietas,
depresi, kesulitan dalam berkonsentrasi, gangguan tidur, penurunan
libido, dan gangguan pencernaan.
1. Persepsi dan Sensitivitas
Paparan gelombang listrik, terutama pada frekuensi rendah (hingga 300
Hz), dapat mengakibatkan gangguan dalam persepsi sebagai hasil dari
bolak muatan listrik diinduksi pada permukaan, menyebabkan rambut
pada tubuh bergetar. Paparan gelombang magnetik pada manusia
dijumpai semacam sensasi visual yang disebut "magnetophosphene,"
dimana ada sensasi di sekitarnya penglihatan. Efeknya juga terhubung ke
bio magnetik partikel, yang telah dilaporkan pada otak manusia . Sebuah
sindrom yang disebut "electrosensitivity" atau hipersensitivitas
elektromagnetik seperti reaksi kulit, perubahan elektrofisiologi pada SSP,
efek pada pernapasan, jantung, dan pencernaan. Electrosensibility
diselidiki dan ditandai dengan ambang persepsi beserta standar deviasi.
Universitas Sumatera Utara
Dengan menganalisis distribusi probabilitas dari ambang persepsi arus
listrik 50 Hz, bukti dapat ditemukan adanya suatu subkelompok orang
meningkatnya hipersensibilitas dengan signifikan dibandingkan pada
masyarakat umum.
2. Otak Dan Perilaku
Susunan saraf pusat adalah daerah berpotensi interaksi dengan EMF
karena sensitivitas listrik dari jaringan. Analisa spektral dilakukan dari EEG
direkam dari relawan terkena-gelombang maknetik. Dijumpai peningkatan
signifikan pada frekuensi rata-rata daya spektral pada α dan β dari
spektrum. Dijumpai juga variabel yang tidak sering dipertimbangkan dalam
studi bioelektromagnetik manusia, seperti kepribadian, perbedaan
individu, dan lateralitas spesifik gelombang magnetik ELF, dan paparan
Hp pada otak.
3. Sistem Kardiovaskular
Denyut jantung, tekanan darah, dan elektrokardiogram (EKG) umum
digunakan untuk menilai fungsi kardiovaskuler. Dalam review terbaru (10
dari 27 studi) melaporkan efek vasodilator karena paparan gelombang
elektromagnetik, meningkatnya aliran darah, atau tekanan darah
meningkat. Sebaliknya, tiga dari 27 penelitian melaporkan penurunan
perfusi darah / tekanan. Empat penelitian melaporkan tidak berpengaruh.
Sisanya 10 studi menemukan bahwa paparan gelombamg
elektromagnetik dapat memicu vasokonstriksi atau vasodilatasi baik
tergantung pada pembuluh darah.
Universitas Sumatera Utara
4. Melatonin pada Manusia
Banyak studi tidak menemukan efek pada melatonin di antara
sukarelawan sehat terkena paparan EMF. Pengaruh paparan magnetik
pada sekresi melatonin memungkinan besar akan terjadi setelah paparan
berulang.
II.4. Hubungan Penggunaan Media Elektronik dengan Nyeri Kepala
II.4.1. Paparan Radiasi dengan Nyeri Kepala
Nyeri kepala sebagai paparan dari gelombang mikro intensitas
rendah dilaporkan dalam literatur sejak 30
Bersama dengan meningkatnya jumlah pengguna Hp
meningkatkan pengaruh EMF yang dipancarkan pada organisme hidup.
Survei dari pengguna Hp yang dilakukan di Swedia, Norwegia, Inggris,
Amerika Serikat, Selandia Baru dan Australia menunjukkan bahwa nyeri
kepala adalah gejala utama, dan lebih jelas pada telepon analog dari
telepon digital. Selain nyeri kepala, kelelahan dan nyeri umum, nyeri otot
dan mual dilaporkan (Bortkiewicz 2001).
tahun yang lalu (Frey 1998).
II.4.1.1. Efek radiasi pada Blood-Brain Barrier
Blood brain barrier memisahkan otak dan cairan serebro-spinal
susunan saraf pusat dari darah. Blood brain barrier tampaknya terlibat
dalam nyeri kepala, dan intensitas microwave paparan energi rendah
mempengaruhi barrier. (Frey 1998). (Bortkiewicz 2001)
Universitas Sumatera Utara
Leszcnski 2002 meneliti Aktivasi atau phosporilasi dari Hsp27 oleh
radiasi Hp (molecular system) regulasi polimerasi dan stabilisasi stress
fibers meningkat sehingga permeabilitas blood-brain barrier meningkat.
Berdasarkan peran selular dari hsp27 overekspresi/posporilasi dan
hipotesis bahwa aktivasi (fosforilasi) hsp27 oleh radiasi Hp merupakan
mekanisme selular
a. Regulasi meningkatnya permiabilitas Blood brain barrier
b. Regulasi apoptosis melalui pathway cyctochrome
c/caspase9/caspade-3 (gambar 4)
.
Gambar 4. Hipotesis yang berkembang tentang kejadian pada sel terhadap radiasi
Hp, Dikutip dari Leszczynski 2002
Gambaran human endothelial cell dengan mikroskop ditutupi slide,
dengan paparan 900MHz sinyal GSM dan berkisar SAR 2W/kg. Suhu
kultur sel selama radiasi berkisar 37±0.3oC dimana efek dilaporkan
sebagai efek non thermal. Sel yang ditutupi slide tetap baik 1 jam selesai
Universitas Sumatera Utara
diradiasi. Pewarnaan sel dengan flourescent (AlmexaFlour) phalladoin.
(Gambar 5).
Gambar 5. Pola ekpresi dari F-actin Ea.hy926 sel deteksi dengan menggunakan
pengececatan phallodin-AlexaFlour (green flourescence) dan hsp27 dengan
indirect immunofluorescence (warna merah). Dikutip dari Leszczynski 2002.
Perubahan pada Blood brain barrier d
Pada akhirnya akan menyebabkan oedema serebri meningkatnya
tekanan intra kranial dan kerusakan otak irreversibel. Zat toksit dari
engan meningkat
permeabilitas sehingga mudah lewatnya pada serabut saraf unsur
albumin, ion, metal, zat kimia, virus. Dalam waktu singkat akan berakibat
terbentuknya mikrooedema, inflamasi sehingga timbulnya migren, nyeri
kepala. (Santini 2002).
Universitas Sumatera Utara
sirkulasi darah melewati neuron. Terbukanya Blood brain barrier
secara
transient bisa menyebabkan kerusakan permanent pada jaringan saraf.(
Nibby dkk 2009)
II.4.1.2. Efek radiasi pada dopamin-opiate system
Dopamin-opiate system otak tampaknya terlibat dalam nyeri
kepala, dan intensitas paparan elektromagnetik rendah mempengaruhi
sistem tersebut (Frey 1998).
II.4.1.3. Efek radiasi pada
Studi eksperimental pada hewan
menunjukkan paparan EMF dari frekuensi gelombang mikro mengaktifkan
sistem opioid endogen dalam otak, sedangkan studi tentang aktivitas
neurotransmitter otak belum ada keseragaman, beberapa menunjukkan
penurunan, dan peningkatan aktivitas acetylcholinesterase. (Bortkiewicz
2001)
Dalam studi in vitro menunjukkan EMF dapat menyebabkan perubahan
dalam permeabilitas blood brain barrier dan gangguan dalam transpor
aktif Na +, K + ion dan pelepasan ion Ca + + oleh membran selular.
(Bortkiewicz 2001) (Habbas 2008). (Hamada dkk 2011)
transport ion membrane sel
Paparan EMF dapat membangkitkan membran shock dan efek
lainnya. Apalagi bila voltase gelombang elektromagnetik membran
melebihi ambang rangsang, suatu pori-pori lebar pada membran akan
terbentuk. Phenomena ini disebut elektroporasi. Sebagai hasilnya plasma
Universitas Sumatera Utara
membran menjadi bocor dengan hilangnya molekul intraselular, ion dan
makromolekul juga termasuk kalsium. (Hamada dkk 2011)
Gambar 6. Pengaruh RF pada struktur seluler dan sub-selular. Paparan RF
dapat menyebabkan perubahan pada banyak mekanisme sub-seluler.
Plasma potensial membran berubah dan kalsium keluar dan penurunan
kalsium.
(Hamada dkk 2011).
Pengaruh EMF pada elektron dalam reaksi kimia adalah
Studi eksperimental pada manusia menunjukkan bahwa EMF yang
dipancarkan oleh Hp mungkin berakibat pada peningkatan tekanan darah
arteri, perubahan dalam aktivitas listrik otak (Huber 2002).. Namun, tidak
ada perubahan dalam sekresi hormon hipofisis serebral:
adrenocorticotropic hormone (ACTH), thyroid stimulating hormone (TSH),
terdeteksi tidak langsung dalam studi tentang Na, K-ATPase. Dimana
aktivasi enzim meningkat dan fungsi enzim juga meningkat.Perubahan
aktifitas enzim karena paparan gelombang elektromagnetik faktor yang
sangat penting pada transduksi sinyal (Behari dkk 2007).
Universitas Sumatera Utara
growth hormone, prolactin (PRL), lactogenic hormone (LH), follicle-
stimulating hormone (FSH) dan melatonine.
Studi yang dilakukan sejauh ini belum menghasilkan hasil yang
jelas, tetapi studi tersebut menunjukkan bahwa EMF dari frekuensi
gelombang mikro, termasuk frekuensi yang dipancarkan oleh telepon
selular mungkin bertanggung jawab untuk berbagai efek biologis . Hal ini
penting untuk mengetahui apakah efek ini dapat mempengaruhi
kesehatan manusia. (Bortkiewicz 2001), (Ferreri dkk 2006),(Goodman dkk
2002).
II.4.2. Faktor Otot
Faktor otot dapat memainkan peran penting dalam patogenese
nyeri kepala, satu hipotesis tentang bagaimana nyeri kepala dapat
berhubungan dengan menggunakan komputer adalah bahwa tampilan
komputer yang ditempatkan terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat
meningkatkan beban pada otot leher. Bagi mereka yang menggunakan
komputer > 56 jam / minggu, rasio prevalensi secara signifikan meningkat
untuk nyeri leher atau nyeri bahu dan keduanya , dan untuk kelelahan
mata
Posisi duduk yang tidak benar khususnya fleksi leher dan sikap
tubuh yang statis berhubungan dengan nyeri leher dan nyeri kepala
(Hellstenius,2009).
( Palm 2007).
Otot-otot leher berperan penting pada pathogenesis migren juga
memfalisitasi sensitisasi sentral (Shevel dkk 2004)
Universitas Sumatera Utara
II.5. Kerangka Teori
Otot-otot leher
REMAJA
TELEVISI KOMPUTER HANDPHONE
RADIASI
OTOT-OTOT LEHER
↗ PERMEABILITAS BBB GANGGUAN
ION
NYERI KEPALA
Cervicagenic Headache Migrain (Hellstenius,2009
Komputer yang tempat tinggi atau rendah dapat meningkatkan beban pada otot leher ( Palm 2007).
Otot-otot leher sensitisasi sentral (Shevel dkk 2004)
Radiasi hp merubah aktivitas hsp 12 → Permiabilitas bbb Leszczynski 2002, goodman 2002
perubahan dalam permeabilitas blood brain barrier dan gangguan dalam transpor aktif Na +, K + ion dan pelepasan ion Ca + + oleh membran selular.( Bortkiewicz 2001)
Universitas Sumatera Utara