35
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. NYERI KEPALA II.1.1 Definisi Nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada seluruh daerah kepala dengan batas bawah dari dagu sampai kedaerah belakang kepala ( daerah oksipital dan sebahagian daerah tengkuk) (Sjahrir, 2008). II.1.2. Epidemiologi Berdasarkan hasil penelitian multisenter berbasis rumah sakit pada 5 rumah sakit di Indonesia, didapatkan prevalensi penderita nyeri kepala sebagai berikut : Migren tanpa aura 10%, Migren dengan aura 1,8%, Episodik Tension type Headache 31%, Chronic Tension type Headache (CTTH) 24%, Cluster Headache 0.5%, Mixed Headache 14% (Sjahrir, 2004). Penelitian berbasis populasi menggunakan kriteria Internasional Headache Society untuk Migrain dan Tension Type Headache (TTH), juga penelitian Headache in General dimana Chronic Daily Headache juga disertakan . Secara global, persentase populasi orang dewasa dengan gangguan nyeri kepala 46% , 11% Migren, 42% Tension Type Headache dan 3% untuk Chronic daily headache (Stovner dkk 2007). Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. NYERI KEPALA II.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33375/4/Chapter II.pdf · Nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan

Embed Size (px)

Citation preview

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. NYERI KEPALA

II.1.1 Definisi

Nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada

seluruh daerah kepala dengan batas bawah dari dagu sampai kedaerah

belakang kepala ( daerah oksipital dan sebahagian daerah tengkuk)

(Sjahrir, 2008).

II.1.2. Epidemiologi

Berdasarkan hasil penelitian multisenter berbasis rumah sakit pada

5 rumah sakit di Indonesia, didapatkan prevalensi penderita nyeri kepala

sebagai berikut : Migren tanpa aura 10%, Migren dengan aura 1,8%,

Episodik Tension type Headache 31%, Chronic Tension type Headache

(CTTH) 24%, Cluster Headache 0.5%, Mixed Headache 14% (Sjahrir,

2004).

Penelitian berbasis populasi menggunakan kriteria Internasional

Headache Society untuk Migrain dan Tension Type Headache (TTH), juga

penelitian Headache in General dimana Chronic Daily Headache juga

disertakan . Secara global, persentase populasi orang dewasa dengan

gangguan nyeri kepala 46% , 11% Migren, 42% Tension Type Headache

dan 3% untuk Chronic daily headache (

Stovner dkk 2007).

Universitas Sumatera Utara

II.2.3. Klassifikasi Nyeri Kepala

Berdasarkan klassifikasi Internasional Nyeri Kepala Edisi 2 dari

Internasional Headache Society (IHS)

Primary headache disorders :

,

1. Migraine

2. Tension-type headache

3. Cluster headache and other trigeminal autonomic cephalalgias

4. Other primary headaches

Secondary headache disorders:

1. Headache attributed to head and/or neck trauma

2. Headache attributed to cranial or cervical vascular disorder

3. Headache attributed to non-vascular intracranial disorder

4. Headache attributed to a substance or its withdrawal

5. Headache attributed to infection

6. Headache attributed to disorder of homeoeostasis

7. Headache or facial pain attributed to disorder of cranium, neck, eyes,

ears, nose, sinuses, teeth,mouth, or other facial or cranial

structures.

8. Headache attributed to psychiatric disorder

9. Cranial Neuralgias and facial pains

10. Cranial neuralgias and central causes of facial pain

11. Other headache, cranial neuralgia central, or primary facial pain.

Universitas Sumatera Utara

II.2.3. Klassifikasi Nyeri Kepala Primer

Klasifikasi nyeri kepala primer sesuai The Intemational

Classification of Headache Disorders, 2nd Edition adalah: Untuk nyeri

kepala primer secara garis besar klasifikasinya adalah:

1. Migren:

1.1. Migren tanpa aura

1.2. Migren dengan aura

1.3. Sindroma periodik pada anak yang sering menjadi prekursor

migren

1.4. Migren Retinal

1.5. Komplikasi migren

1.6. Probable migren

2. Tension-type Headache:

2.1. Tension-type headache episodik yang infreguent

2.2 . Tension-type headache episodik yang frequent

2.3 . Tension-type headache kronik

2.4 . Probable tension-type headache

3. Nyeri kepala klaster dan sefalgia trigeminal-otonomik yang lainnya:

3.1. Nyeri kepala Klaster

3. 2. Hemikrania paroksismal

3.3. Short-lasting unilateral neuralgi form headache with

conjunctival injection and tearing

3. 4. Probable sefalgia trigeminalotonomik

Universitas Sumatera Utara

4. Nyeri kepala primer lainnya:

4 1.Pimary stabbing headache

4. 2. Primary cough headache

4 3. Primary exertional headache

4.4. Nyeri kepala primer sehubungan dengan aktifitas seksual

4 5. Hypnic headache

4.6. Primary thunderclap headache

4.7. Hemikrania kontinua

4.8. New daily-persistent headache

II.1.3. Patofisiologi Nyeri Kepala Primer

Ada 3 hipotesa dalam hal patofisiologi migren yaitu: (Sjahrir 2004)

1. Pada migren yang tidak disertai Cutaneus Allodynia (CA), berarti

sensitisasi neuron ganglion trigeminal sensoris yang menginervasi

duramater.

2. Pada migren yang menunjukkan adanya CA hanya pada daerah

referred pain, berarti terjadi sensitisasi perifer dari reseptor

meninggeal (first order) dan sensitisasi sentral dari neuron komu

dorsalis medula spinalis (second order) dengan daerah reseptif

periorbital.

3. Pada migren yang disertai CA yang meluas keluar dari area referred

pain, terdiri atas penumpukan dan pertambahan sensitisasi neuron

talamik (third order) yang meliputi daerah reseptif seluruh tubuh.

Universitas Sumatera Utara

Kemungkinan sumber nyeri pada TTH adalah adanya keterlibatan otot

yang melekat pada tulang tengkorak , patofisiologinya sebagian besar

tidak diketahui.(Jan 2007).

Asal nyeri pada TTH dikaitkan dengan meningkatnya kontraksi

dan iskemia otot kepala dan leher. Penelitian berbasis elektromiografi

(EMG), telah melaporkan normal atau hanya sedikit meningkatnya

aktivitas otot pada TTH, dan telah menunjukkan bahwa level laktat otot

normal selama latihan otot statis pada pasien dengan Cronic TTH. Banyak

penelitian menunjukkan bahwa Pericranial Myofascial Tissue ja

uh lebih

tender pada pasien TTH dari pada subyek sehat. Hal ini juga telah

menunjukkan bahwa konsistensi otot perikranium meningkat, pada pasien

TTH lebih rentan untuk nyeri bahu dan nyeri leher pada respon latihan

statis dari subjek yang sehat. Studi terbaru yang dilaporkan peningkatan

jumlah trigger point aktif dalam otot perikranium pada pasien TTH

episodik lebih sering dan pada pasien yang memiliki TTH kronis

(Bendtsen 2009).

Penyebab pasti Cluster Headache (CH) saat ini belum diketahui.

Hipotesis pertama pada CH, terinspirasi oleh efek zat vasoaktif. Disfungsi

awal atau inflamasi pembuluh darah di daerah sinus parasellar atau area

sinus cavernosus akan mengaktivasi pathway nyeri orbital trigeminus.

Adanya aktivasi sistem trigeminal-vaskular, sebagai penyebab atau akibat

dari CH belum jelas

. (Leroux dkk 2008).

Universitas Sumatera Utara

II.2. Media Elektronik

II.2.1. Definisi

Media elektronik adalah media yang menggunakan elektronik atau

energi elektromekanis untuk pengguna akhir (penonton) untuk mengakses

content. Media elektronik utama yang dikenal masyarakat umum lebih

dikenal sebagai video recordings, audio recordings, slide presentations,

CD-ROM .Setiap peralatan yang digunakan dalam proses komunikasi

elektronik (misalnya televisi , radio , telepon , desktop komputer, game,

Hp) juga dapat dianggap media elektronik (freedictionary).

II.2.2. Komputer

Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang berarti

menghitung.(Syafrizal 2005). Seiring dengan berkembang dan

meluasnya bidang ilmu komputer, maka definisi computer yang

dikemukakan oleh beberapa ahlipun komputer berkembang dan

bervariasi(Herwinto dkk 2008)

II.2.2.1.Manfaat Jaringan Komputer

1. Untuk kebutuhan perusahaan

2. Untuk kebutuhan perorangan

a. Akses ke informasi yang berada di tempat lain ( seperti akses

berita hari ini) semuanya uptodate.

b. Komunikasi orang ke orang seperti e-mail, chatting, dll.

Universitas Sumatera Utara

c. Hiburan interaktif seperti nonton acara tv on-line, download film

atau lagu, dll ( Herwinto dkk.2008).

II.2.2.2. Jenis-Jenis Jaringan Komputer (Syafrizal 2005).

1. Local Area Network (LAN)

Sebuah LAN adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relative

kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti sebuah

kantor pada sebuah bangunan. Dalam LAN umumnya kecepatan

pengiriman data sangat tinggi, misalnya 10 Mbps, 100 Mbps

bahkan ada yang sampai dengan 1000 Mbps.

2. Metropolitan Area Network (MAN )

Metropolitan Area Network biasanya meliputi area yang lebih besar

dari LAN, misalnya antar gedung dalam satu daerah wilayah seperti

propinsi atau Negara bagian.

3. Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network adalah jaringan yang biasanya sudah

menggunakan media wirless, sarana internet atau kabel serat optic,

karena jaringannya lebih luas, bukan hanya meliputi satu kota, atau

antar kota dalam satu wilayah, tetapi mulai menjangkau area /

wilayah otoritas Negara lain.

Universitas Sumatera Utara

Jarak antar komputer Lokasi/Area Jenis Jaringan

1-10 M Ruangan Local Area Network

100 M-< 1Km Gedung Perkantoran

1-10 Km Kota Metropolitan Area Network

> 10-< 100 Km Kabupaten, Propinsi

≥ 100 Km Negara Wide Area Network

≥ 1.000 Km Benua

≥ 10.000 Km Planet Internet

Tabel 1. Interkoneksi berdasarkan jarak antaramode dikutip dari pengantar jaringan

komputer (syafrizal 2005)

II.2.2.2. Klassifikasi Komputer

1.Berdasarkan Sinyal Masukan

Berdasarkan sinyal masukan, komputer dapat diklassifikasikan

menjadi :

a. Komputer Analog, menerima sinyal masukan berupa data

analog. Contoh : komputer penghitung aliran BBM dalam SPBU.

b. Komputer Digital, mernerima masukan digital, merupakan

komputer kebanyakan yang kita kenal.

c. Komputer hibrid, menerima masukan analog dan digital

2. Berdasarkan Generasi

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan generasi teknologi penyusunnya, komputer dapat

diklasifikasikan menjadi

1. Generasi I, tahun 1946-1959, menggunakan tabung hampa

2. Generasi II, tahun 1959-1965, menggunakan transistor

3. Generasi III, tahun 1965-1970, menggunakan IC (Integrated

Circuit).

4. Generasi IV, tahun 1970-sekarang, menggunakan VLSI (Very

Large Scale IC).

Internet

Interconnected Network atau yang lebih popular dengan sebutan

internet adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan

komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer seluruh dunia.

Terkoneksi ke internet tidak hanya terhubung dengan perangkat komputer

lain tetapi juga keperangkat lain seperti Hp, web camera, dan perangkat

pribadi lainnya yang dapat terkoneksi ke internet.

II.2.3. Handphone

Handphone merupakan alat komunikasi wireless atau komunikasi

bergerak tanpa kabel. Hp saat ini menjadi barang yang wajib dibawa saat

kita bepergian dari rumah. Dengan kemajuan teknologi saat ini Hp bahkan

dilengkapi dengan pemutar MP3, kamera video, radio, games,

jam,kalkulator. Sehingga menjadikan Hp adalah sesuatu yang wajib

dibawa. Apalagi dengan kemunculan wireless broadband yang

Universitas Sumatera Utara

memungkinkan mobile entertainment melalui handphone. Bahkan

beberapa orang lebih rela ketinggalan dompet daripada ketinggalan

handphone saat bepergian.(Indonesia belajar).

Perkembangan Teknologi Selular (Daryanto 2010)

1. Advance Mobile Phone Sistem (AMPS)

Advance Mobile Phone Sistem merupakan generasi pertama pada

teknologi selular.Merupakan range frekuensi antara 824 Mhz- 894

Mhz. AMPS tidak menawarkan fitur lain yang umum digunakan

pada layanan selular seperti e-mail dan browsing di web. :

(Sandrom dkk 1995) telah meneliti 8.879 pengguna GSM dan 8.113

pengguna analog system atau Nordic Mobile Telephone (NMT)

melaporkan bahwa pada umumnya pengguna GSM memiliki lebih

banyak gejala nyeri kepala, lelah, dari pada pengguna NMT.

2. Global Sistem for Mobile (GSM)

Global Sistem for Mobile telekomuncation merupakan generasi

kedua setelah AMPS. GSM mempunyai frekuensi 900 Mhz dan

1800 Mhz. GSM menyediakan layanan untuk mengirimkan data

dengan kecepatan tinggi. Di Indonesia jaringan GSM di tempati

oleh PT.Telkomsel, Exelcomindo,Satelindo,dan Indosat.

3. Code Division Multiple Acces (CDMA)

Code Division Multiple Acces merupakan generasi ketiga (3G),

telepon tanpa kabel. CDMA menggunakan teknik penyebaran

Universitas Sumatera Utara

spektrum, tidak memberikan pertanda pada frekuensi khusus pada

setiap user. Di Indonesia ditempati PT Mobile-8,

Telecom,Telkomflexy dan Esia.

(Tryagi dkk 2011) orang yang menggunakan Hp cenderung

menderita darah tinggi, dan gejala lain termasuk telinga jadi panas,

nyeri kepala, kelelahan. Hasil menunjukkan bahwa efek radiasi

lebih tinggi pada GSM daripada CDMA.

Konsep Dasar Teknologi Selular

1. Definisi Selular

Pada sistem selular untuk menggambarkan area secara geografis

digunakan gambaran heksagonal. Areanya disebut sel (Cell).

Semua daerah dapat dicakup tanpa adanya gap sel satu dengan

yang lain.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 1 .Cellular network dikutip dari http.bulbing.com

2 Mobile Station

Mobile Station merupakan perangkat yang dibawa oleh pelanggan

atau Handphone yang akan menerima ataupun mengirim data.

Pada GSM identitas panggilan tidak dihubungkan dengan

handphonenya tetapi dengan kartu Subsciber Identity Module

(SIM).

3 Base Station Subsistem

Merupakan peralatan yang menghubungkan antara radio dengan

mobile station.

Universitas Sumatera Utara

II.2.3. Televisi

Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata

televisi berasal dari kata tele dan vision; yang memiliki arti masing-masing

jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat

melihat dari jarak jauh.

II.2.3.1.Saluran dan Standar Pemancar Televisi

Kelompok frekuensi yang telah di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar

untuk transmisi signalnya disebut saluran (channel). masing-masing

mempunyai sebuah saluran 6 Mega Hertz (Mhz) dalam salah satu bidang

frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.

1. VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHz.

2. VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHz

sampai 216 MHz.

3.UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHz samapi 890 MHz (Agung

2011)

Jarak dengan media elektronik supaya aman dari gelombang

elektromagnetik yang direkomendasikan 50-70 cm atau (Yao dkk 2012)

dengan sudut horizontal 40° dan vertikal 15° atau kurang.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2. Jarak Layar TV dengan Posisi Duduk.

Dikutip dari Recommended TV Viewing Distance Chart | Toshiba Research Available from http://us.toshiba.com/tv/research-center/shopping-guides/recom.

II.2.3 Electromagnetic radiation (ICNIR 2003)

Electromagnetic radiation atau electromagnetic fields (EMF)

adalah istilah yang menggambarkan luas paparan yang dihasilkan oleh

bentangan yang luas dari kabel dan teknologi nirkabel yang telah

mengubah kehidupan manusia. Namun, teknologi ini dirancang untuk

memaksimalkan efisiensi energi, bukan dengan efek biologis pada

manusia. Berdasarkan studi terbaru, telah berkembang fakta-fakta

tentang risiko kesehatan yang terkait dengan

Paparan

teknologi.

EMF terhadap lingkungan dapat berinteraksi dengan

proses dasar biologis dalam tubuh manusia, dapat menyebabkan

discomfort dan penyakit. Sejak Perang Dunia II, tingkat EMF dari sumber

listrik telah meningkat secara eksponensial, dengan melambungnya

Universitas Sumatera Utara

teknologi nirkabel seperti telepon seluler (dua miliar dan dihitung pada

tahun 2006), telepon nirkabel, jaringan WI-FI dan WI-MAX. Riset ilmiah

internasional pada beberapa dekade mengkonfirmasi bahwa EMF secara

biologis aktif pada hewan dan manusia, yang dapat memberi pengaruh

besar pada kesehatan masyarakat.

Sekarang ini, semua orang terkena dua jenis EMF

(1)

:

Frekuensi medan elektromagnetik sangat rendah sumber dari

peralatan listrik dan elektronik dan kabel listrik

(2)

dan

Radiasi frekuensi radio (Radio Frequency) (RF) dari perangkat

nirkabel seperti telepon seluler dan telepon nirkabel, antena selular

dan menara, dan menara siaran transmisi.

Dalam laporan ini akan menggunakan Istilah EMF ketika mengacu

pada semua bidang elektromagnetik secara umum, dan istilah ELF dan

RF ketika mengacu pada

1.

jenis paparan tertentu:

Radiasi non-ionisasi, yang berarti tidak memiliki energi yang cukup

untuk memutuskan elektron dari orbitnya sekitar

2.

atom.

Ionisasi atom, seperti melakukan x-ray, CT scan. (Repacholli 2007).

Dosimetri

Pengukuran atau penentuan dengan perhitungan dari kekuatan

gelombang listrik internal atau absorbsi energi spesifik pada manusia atau

hewan yang terpapar gelombang elektromagnetik.

Universitas Sumatera Utara

Specific Absorption Rate (SAR W/Kg)

Perhitungan berapa banyak energi Radio Frekuensi (RF) yang diserap ke

dalam tubuh, misalnya ketika ponsel atau Hp berada di kepala. SAR

dinyatakan dalam watt per kilogram jaringan (W / Kg). Jumlah energi yang

diijinkan dalam 1 gram jaringan otak dari ponsel adalah 1,6 W / kg di

Amerika Serikat. untuk seluruh paparan tubuh, eksposur adalah 0,8 W / kg

rata-rata lebih dari 30 menit untuk umum publik. Standar internasional di

kebanyakan negara serupa, tetapi

Sham

tidak persis sama

Sham adalah sebuah kelompok kontrol yang digunakan untuk

menstimulasi kondisi lingkungan yang sama dengan sampel terkena,

tetapi tidak terkena efek radasi

Universitas Sumatera Utara

.

Gambar 3. Spektrum frekuensi elektromagnetik Dikutip dari Bioeffects And

Therapeutic Applications of Electromagnetic Energy Habash R W. 2008

II.3. Efek Paparan Radiasi Pada Kesehatan

II.3.1. Pendahuluan

Efek biologis terjadi ketika paparan EMF terkadang terlihat atau terdeteksi

dan menyebabkan perubahan fisiologis pada sistem kehidupan. Perhatian

publik atas efek dari paparan EMF pada manusia sebagian besar

Universitas Sumatera Utara

didasarkan pada serangkaian studi penilaian epidemiologi berbagai studi

klinis dan eksperimental, penelitian pada manusia, hewan, laboratorium,

preparat jaringan dan sel.

II.3.2. Studi Epidemiologi

Penelitian epidemiologi menunjukkan hubungan antara paparan EMF

dan efek kesehatan, tapi tidak selalu merupakan hubungan kausal.

II.3.2.1 Lingkungan Masyarakat

Lingkungan publik di mana paparan EMF dapat terjadi pada tempat

tinggal, sekolah dan fasilitas transportasi.

1. Kanker pada Anak dan Leukemia

Seperti kanker lainnya, mekanisme munculnya leukemia kemungkinan

melibatkan interaksi gen dan lingkungan. Dengan demikian, penting untuk

mengidentifikasi paparan yang menyebabkan kerusakan DNA dan

menginduksi kerusakan kromosom. Hipotesis melatonin, di mana

frekuensi daya gelombang magnetik menekan produksi melatonin

kelenjar pineal di malam hari, menambah peningkatan resiko dari

leukimia. Penyebab tumor SSP anak belum diketahui, walaupun 5% atau

lebih diperkirakan dapat dijelaskan oleh kecenderungan genetik,

investigasi etiologi lingkungan belum pasti. Beberapa penelitian

menyatakan adanya hubungan antara EMF dan kanker, meskipun risiko

yang cenderung kecil menurut standar epidemiologi, dan tidak dapat

diekslusikan pengaruh lingkungan lainnya.

Universitas Sumatera Utara

2. Kanker Payudara

Para peneliti berhipotesis bahwa EMF mungkin berhubungan dengan

kanker payudara melalui hormon melatonin.

II.3.2.2 Lingkungan Kerja

Peralatan listrik, perkakas, dan pasokan listrik pada bangunan adalah

sumber utama paparan EMF pada kebanyakan orang mendapat paparan

di tempat kerja.

1. Kanker pada Dewasa

Pemaparan yang diteliti mempertimbangkan berbagai masalah kesehatan

serta kanker termasuk tumor otak, leukemia , kanker payudara di

kalangan baik pria maupun wanita, limfoma, kanker paru-paru, dan kanker

lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja dengan acute

myeloid leukemia (AML) adalah pekerja dengan paparan gelombang

magnetik kumulatif yang lebih tinggi sekitar tiga kali lebih mungkin dalam

setengah tenaga kerja. Para peneliti juga melaporkan hubungan antara

perkiraan paparan gelombang dan peningkatan risiko untuk chronic

lymphocytic leukemia (CLL). Penggunaan Hp pada jangka panjang lebih

dari 10 tahun dengan paparan kumulatif 2000 jam akan meningkatkan

resiko acustic neurinoma dan glioblastoma multiform.( Nittby dkk 2009)

juga meningioma, tumor kelenjar saliva, limphoma non hodgkin,

melanoma malignant pada mata, tumor testis, tumor nervus facialis

intratemforal (Hardell dkk 2009).

Universitas Sumatera Utara

2. Penyakit Neurodegeneratif

Mungkin ada hubungan moderat antara peningkatan kadar paparan EMF

dan Alzheimer Disease (AD) (Habash 2008). Paparan gelombang

elektromagnetik sedang dan tinggi dapat meningkatkan amiloid beta

perifer. Kadar dari beta amiloid yang tinggi pada otak juga merupakan

faktor risiko untuk AD. Paparan gelombang elektromagnetik sedang dan

tinggi pada sel-sel otak mungkin juga meningkatkan produksi sel-sel dari

beta amiloid yang tinggi bukti paparan jangka panjang ELF, EMF dapat

menghasilkan produksi melatonin menurun, tingkat produksi melatonin

yang rendah berhubungan dengan peningkatan risiko AD dan acute lateral

sclerosis (ALS) (Davanipour dkk 2009) .

3. Efek Toksit pada Reproduksi

EMF, ELF juga telah terbukti

menyebabkan kerusakan DNA. Kerusakan kumulatif DNA di sel saraf otak

telah dikaitkan dengan penyakit neurodegeneratif, seperti Alzheimer,

Huntington, dan penyakit Parkinson (Philip dkk 2009).

Penggunaan peralatan elektrik meningkatkan resiko pada kehamilan,

terutama lama kehamilan, berat lahir, kelainan bawaan( bibir sumbing,

kelainan jantung, kelainan saluran pernafasan dan lain-lain) dan

terlambatnya perkembangan janin,menunjukkan bahwa penggunaan

peralatan elektrik dapat menyebabkan efek yang merugikan kesehatan.

Risiko keguguran meningkat dengan meningkatnya tingkat maksimum

paparan gelombang elektromagnetik (Habash 2008). Kerusakan DNA

sperma berkorelasi dengan jumlah sperma yang buruk dan morfologi

Universitas Sumatera Utara

abnormal. Kerusakan pada sel Leydig dikaitkan dengan apoptosis dan

penurunan produksi

testosteron. (Hamada dkk 2011).

II.3.3. Studi Seluler dan Hewan

Studi laboratorium memberikan sumber informasi yang berharga

mengenai potensi risiko kesehatan dari EMF. Penelitian laboratorium pada

sel atau organisme secara keseluruhan memainkan peran kunci dalam

mengevaluasi respon sistem yang berbeda dari tubuh menyebabkan

informasi tentang mekanisme molekuler yang dapat diterima scientific

pada efek dalam kondisi tertentu.

1. Hipotesis Melatonin

Paparan EMF menginhibisi sintesa melatonin. Penurunan produksi

melatonin tampaknya memiliki konsekuensi berbeda merugikan yang

terkait dengan AD dan kanker payudara. Kelenjar pineal, primer sumber

melatonin, memiliki kecenderungan untuk menjadi kalsifikasi dan,

mungkin, ini adalah alasan mengapa umumnya ada pengurangan

produksi melatonin selama penuaan.

Penurunan produksi melatonin disebabkan oleh:

a. Penentuan tingkat kalsium intraseluler dalam kelenjar pineal sebagai

akibat dari paparan ELF akut dan / atau RF MF.

b. Penentuan tingkat pengapuran kelenjar pineal sebagai akibat dari

berbagai tingkat paparan ELF dan / atau RF MF jangka panjang

( Davanipur dkk 2009).

Universitas Sumatera Utara

2. Genotoksisitas dan Karsinogenisitas

Ada banyak penelitian bagaimana EMF dapat mempengaruhi DNA atau

menginduksi mutasi. Kerusakan DNA dan penyimpangan kromosom

berhubungan erat dengan karsinogenesis atau "penyebab kanker" (

Habash 2008). Berbeda dengan beberapa penelitian di masa lalu,

sekarang menjadi jelas bahwa efek genotoksik non-termal dari RF-

EMFyang ditunjukkan oleh sejumlah besar penelitian. Studi-studi telah

dilakukan dengan berbagai sistem pengujian yang berbeda - beberapa

penelitian yang digunakan lebih dari satu sistem tes dengan tiga prinsip

genotoksik :

(1) Efek pada kromosom

(2)

,

Fragmentasi DNA, dan

(3) Mutasi gen (Ruediger 2009 ).

(Philip dkk 2009) Telah terbukti EMF ELF menyebabkan kerusakan DNA

dan radikal bebas . Hal ini semakin mendukung pandangan bahwa EMF

mempengaruhi DNA melalui proses sekunder tidak langsung. Efek melalui

reaksi Fenton memprediksi bagaimana sel akan merespon EMF.

Misalnya:

(1) Sel yang secara metabolisme aktif akan lebih rentan pada paparan

EMF, karena peroksida hidrogen lebih banyak yang dihasilkan oleh

mitokondria untuk reaksi bahan bakar.

(2) Sel yang memiliki tingkat tinggi dari besi bebas intraseluler akan lebih

rentan terhadap EMF.

Universitas Sumatera Utara

3. Fungsi Sel

Studi penelitian dasar pada efek EMF pada fungsi seluler telah

memberikan informasi tentang ambang batas biologis dan mekanisme

yang mungkin menjadi dasar pada dampak kesehatan. Banyak laporan

tentang efek paparan EMF pada transportasi ion, proliferasi sel dan

diferensiasi, respon stres, dan aktivitas enzim (Habash 2008).

(3) Karena otak terkena lebih tinggi EMF selama penggunaan ponsel, Di

sisi lain, sel-sel dengan jumlah yang tinggi antioksidan dan enzim

antioksidan akan kurang rentan terhadap EMF. Selanjutnya, efek radikal

bebas bisa bergantung pada status gizi suatu individu, misalnya,

ketersediaan makanan antioksidan, konsumsi alkohol, dan jumlah

konsumsi makanan. Berbagai kondisi kehidupan, seperti stres psikologis

dan latihan fisik yang berat, telah terbukti meningkatkan oksidatif stres dan

meningkatkan efek radikal bebas dalam tubuh. Dengan demikian, orang

juga dapat berspekulasi bahwa beberapa individu mungkin lebih rentan

terhadap efek EMFeksposur.

3.1 Intraselular Kalsium

Fenomena Ca++ effluks (pelepasan ion kalsium ) dari sel akibat paparan

EMF, terutama di otak dan sel limfatik Perhatian yang cukup besar telah

diberikan untuk menjelaskan mekanisme efek paparan ke waktu bervariasi

paparan gelombang elektromagnetik pada jalur sinyal intraselular

(Habash 2008) (Hamada 2011) )(Behari 2011) .

Universitas Sumatera Utara

3.2 Proliferasi sel

Proliferasi sel yang berubah secara in vitro karena paparan EMF telah

diamati dalam sejumlah penelitian. Hasil jelas menunjukkan bahwa

paparan RF statis tidak menyebabkan proliferasi, atau mengaktifkan, atau

efek proinflamatori pada sel. (Habash 2008)

3.3 Respon Stres

Stres respon didefenisikan sebagai reaksi pertahanan sel pada

kerusakan lingkungan yang mengakibatkan pada makromolekul. Telah

ditunjukkan bahwa EMF merangsang respon stres seluler, reaksi terhadap

rangsangan yang berbahaya di mana sel-sel mulai mensintesis protein

stres. (Habash 2008)Stress proteins (heat shock proteins atau HSP). Efek

lain yang terdokumentasi dengan baik paparan lowintensity ELF dan RF

adalah penciptaan protein stres yang menandakan sel sedang

ditempatkan di bawah stres

3.4. Ornithine Dekarboksilase (ODC)

Ornithine dekarboksilase adalah enzim yang berperan penting dalam

mengatur pertumbuhan sel melalui sintesis poliamin diperlukan untuk

protein dan sintesis DNA. Enzim diaktifkan selama karsinogenesis.

Berbagai penelitian in vitro telah menunjukkan bahwa EMF paparan

mempengaruhi aktivitas ODC dan proliferasi sel (Habash 2008)(Behari

2011).

fisiologis.

3.5 Sistem Imunologi.

Pada kebanyakan studi, paparan EMF tampaknya tidak berpengaruh pada

Universitas Sumatera Utara

sistem kekebalan tubuh. Namun, gelombang elektromagnetik yang

kontineu dapat menimbulkan gangguan imunologi pada sistem kekebalan

alami dan adaptif tergantung dosis (Habash 2008).

II.3.4. Studi Kanker Pada Hewan

Belum ada bukti mutlak dalam setiap penelitian yang tingkat rendah EMF

bisa menyebabkan kanker pada hewan. Sementara itu, beberapa

penelitian lain bahwa paparan mencit selama 15 atau 52 minggu ke 50-Hz

menghasilkan peningkatan signifikan pada leukemia.

II.3.5. Studi Hewan Nonkanker

Sejumlah penelitian non kanker diselidiki untuk efek samping yang

mungkin dari paparan EMF.

1. Efek Perilaku

Ada bukti bahwa EMF paparan pada tingkat lingkungan menyebabkan

perubahan perilaku hewan, proses belajar untuk mencari makan,

gangguan vestibular (Habash 2008).

2. Barrier Darah Otak

Beberapa penyelidikan telah menunjukkan bahwa paparan ELF memiliki

efek pada permeabilitas Barrier Darah Otak. (Habash 2008)( Leszcynski

2002).

3. Reproduksi dan Perkembangan

Tidak ada bukti kuat efek reproduksi atau perkembangan dari paparan

gelombang magnetik pada hewan percobaan. Studi menggunakan tikus

Universitas Sumatera Utara

menunjukkan bahwa paparan gelombang magnetik mengakibatkan

malformasi skeletal, peningkatan di resorptions plasenta, dan kesuburan.

II.3.4. Studi Klinis

Studi ini menyelidiki efek paparan EMF pada berbagai sistem seperti

indra, hormon, dan organ, seperti pendengaran, otak, sistem

kardiovaskular, sistem kekebalan tubuh, melatonin, dan mata. Berbagai

efek kesehatan yang diklaim oleh orang-orang karena paparan EMF,

termasuk nyeri kepala, perubahan jantung, perubahan perilaku, ansietas,

depresi, kesulitan dalam berkonsentrasi, gangguan tidur, penurunan

libido, dan gangguan pencernaan.

1. Persepsi dan Sensitivitas

Paparan gelombang listrik, terutama pada frekuensi rendah (hingga 300

Hz), dapat mengakibatkan gangguan dalam persepsi sebagai hasil dari

bolak muatan listrik diinduksi pada permukaan, menyebabkan rambut

pada tubuh bergetar. Paparan gelombang magnetik pada manusia

dijumpai semacam sensasi visual yang disebut "magnetophosphene,"

dimana ada sensasi di sekitarnya penglihatan. Efeknya juga terhubung ke

bio magnetik partikel, yang telah dilaporkan pada otak manusia . Sebuah

sindrom yang disebut "electrosensitivity" atau hipersensitivitas

elektromagnetik seperti reaksi kulit, perubahan elektrofisiologi pada SSP,

efek pada pernapasan, jantung, dan pencernaan. Electrosensibility

diselidiki dan ditandai dengan ambang persepsi beserta standar deviasi.

Universitas Sumatera Utara

Dengan menganalisis distribusi probabilitas dari ambang persepsi arus

listrik 50 Hz, bukti dapat ditemukan adanya suatu subkelompok orang

meningkatnya hipersensibilitas dengan signifikan dibandingkan pada

masyarakat umum.

2. Otak Dan Perilaku

Susunan saraf pusat adalah daerah berpotensi interaksi dengan EMF

karena sensitivitas listrik dari jaringan. Analisa spektral dilakukan dari EEG

direkam dari relawan terkena-gelombang maknetik. Dijumpai peningkatan

signifikan pada frekuensi rata-rata daya spektral pada α dan β dari

spektrum. Dijumpai juga variabel yang tidak sering dipertimbangkan dalam

studi bioelektromagnetik manusia, seperti kepribadian, perbedaan

individu, dan lateralitas spesifik gelombang magnetik ELF, dan paparan

Hp pada otak.

3. Sistem Kardiovaskular

Denyut jantung, tekanan darah, dan elektrokardiogram (EKG) umum

digunakan untuk menilai fungsi kardiovaskuler. Dalam review terbaru (10

dari 27 studi) melaporkan efek vasodilator karena paparan gelombang

elektromagnetik, meningkatnya aliran darah, atau tekanan darah

meningkat. Sebaliknya, tiga dari 27 penelitian melaporkan penurunan

perfusi darah / tekanan. Empat penelitian melaporkan tidak berpengaruh.

Sisanya 10 studi menemukan bahwa paparan gelombamg

elektromagnetik dapat memicu vasokonstriksi atau vasodilatasi baik

tergantung pada pembuluh darah.

Universitas Sumatera Utara

4. Melatonin pada Manusia

Banyak studi tidak menemukan efek pada melatonin di antara

sukarelawan sehat terkena paparan EMF. Pengaruh paparan magnetik

pada sekresi melatonin memungkinan besar akan terjadi setelah paparan

berulang.

II.4. Hubungan Penggunaan Media Elektronik dengan Nyeri Kepala

II.4.1. Paparan Radiasi dengan Nyeri Kepala

Nyeri kepala sebagai paparan dari gelombang mikro intensitas

rendah dilaporkan dalam literatur sejak 30

Bersama dengan meningkatnya jumlah pengguna Hp

meningkatkan pengaruh EMF yang dipancarkan pada organisme hidup.

Survei dari pengguna Hp yang dilakukan di Swedia, Norwegia, Inggris,

Amerika Serikat, Selandia Baru dan Australia menunjukkan bahwa nyeri

kepala adalah gejala utama, dan lebih jelas pada telepon analog dari

telepon digital. Selain nyeri kepala, kelelahan dan nyeri umum, nyeri otot

dan mual dilaporkan (Bortkiewicz 2001).

tahun yang lalu (Frey 1998).

II.4.1.1. Efek radiasi pada Blood-Brain Barrier

Blood brain barrier memisahkan otak dan cairan serebro-spinal

susunan saraf pusat dari darah. Blood brain barrier tampaknya terlibat

dalam nyeri kepala, dan intensitas microwave paparan energi rendah

mempengaruhi barrier. (Frey 1998). (Bortkiewicz 2001)

Universitas Sumatera Utara

Leszcnski 2002 meneliti Aktivasi atau phosporilasi dari Hsp27 oleh

radiasi Hp (molecular system) regulasi polimerasi dan stabilisasi stress

fibers meningkat sehingga permeabilitas blood-brain barrier meningkat.

Berdasarkan peran selular dari hsp27 overekspresi/posporilasi dan

hipotesis bahwa aktivasi (fosforilasi) hsp27 oleh radiasi Hp merupakan

mekanisme selular

a. Regulasi meningkatnya permiabilitas Blood brain barrier

b. Regulasi apoptosis melalui pathway cyctochrome

c/caspase9/caspade-3 (gambar 4)

.

Gambar 4. Hipotesis yang berkembang tentang kejadian pada sel terhadap radiasi

Hp, Dikutip dari Leszczynski 2002

Gambaran human endothelial cell dengan mikroskop ditutupi slide,

dengan paparan 900MHz sinyal GSM dan berkisar SAR 2W/kg. Suhu

kultur sel selama radiasi berkisar 37±0.3oC dimana efek dilaporkan

sebagai efek non thermal. Sel yang ditutupi slide tetap baik 1 jam selesai

Universitas Sumatera Utara

diradiasi. Pewarnaan sel dengan flourescent (AlmexaFlour) phalladoin.

(Gambar 5).

Gambar 5. Pola ekpresi dari F-actin Ea.hy926 sel deteksi dengan menggunakan

pengececatan phallodin-AlexaFlour (green flourescence) dan hsp27 dengan

indirect immunofluorescence (warna merah). Dikutip dari Leszczynski 2002.

Perubahan pada Blood brain barrier d

Pada akhirnya akan menyebabkan oedema serebri meningkatnya

tekanan intra kranial dan kerusakan otak irreversibel. Zat toksit dari

engan meningkat

permeabilitas sehingga mudah lewatnya pada serabut saraf unsur

albumin, ion, metal, zat kimia, virus. Dalam waktu singkat akan berakibat

terbentuknya mikrooedema, inflamasi sehingga timbulnya migren, nyeri

kepala. (Santini 2002).

Universitas Sumatera Utara

sirkulasi darah melewati neuron. Terbukanya Blood brain barrier

secara

transient bisa menyebabkan kerusakan permanent pada jaringan saraf.(

Nibby dkk 2009)

II.4.1.2. Efek radiasi pada dopamin-opiate system

Dopamin-opiate system otak tampaknya terlibat dalam nyeri

kepala, dan intensitas paparan elektromagnetik rendah mempengaruhi

sistem tersebut (Frey 1998).

II.4.1.3. Efek radiasi pada

Studi eksperimental pada hewan

menunjukkan paparan EMF dari frekuensi gelombang mikro mengaktifkan

sistem opioid endogen dalam otak, sedangkan studi tentang aktivitas

neurotransmitter otak belum ada keseragaman, beberapa menunjukkan

penurunan, dan peningkatan aktivitas acetylcholinesterase. (Bortkiewicz

2001)

Dalam studi in vitro menunjukkan EMF dapat menyebabkan perubahan

dalam permeabilitas blood brain barrier dan gangguan dalam transpor

aktif Na +, K + ion dan pelepasan ion Ca + + oleh membran selular.

(Bortkiewicz 2001) (Habbas 2008). (Hamada dkk 2011)

transport ion membrane sel

Paparan EMF dapat membangkitkan membran shock dan efek

lainnya. Apalagi bila voltase gelombang elektromagnetik membran

melebihi ambang rangsang, suatu pori-pori lebar pada membran akan

terbentuk. Phenomena ini disebut elektroporasi. Sebagai hasilnya plasma

Universitas Sumatera Utara

membran menjadi bocor dengan hilangnya molekul intraselular, ion dan

makromolekul juga termasuk kalsium. (Hamada dkk 2011)

Gambar 6. Pengaruh RF pada struktur seluler dan sub-selular. Paparan RF

dapat menyebabkan perubahan pada banyak mekanisme sub-seluler.

Plasma potensial membran berubah dan kalsium keluar dan penurunan

kalsium.

(Hamada dkk 2011).

Pengaruh EMF pada elektron dalam reaksi kimia adalah

Studi eksperimental pada manusia menunjukkan bahwa EMF yang

dipancarkan oleh Hp mungkin berakibat pada peningkatan tekanan darah

arteri, perubahan dalam aktivitas listrik otak (Huber 2002).. Namun, tidak

ada perubahan dalam sekresi hormon hipofisis serebral:

adrenocorticotropic hormone (ACTH), thyroid stimulating hormone (TSH),

terdeteksi tidak langsung dalam studi tentang Na, K-ATPase. Dimana

aktivasi enzim meningkat dan fungsi enzim juga meningkat.Perubahan

aktifitas enzim karena paparan gelombang elektromagnetik faktor yang

sangat penting pada transduksi sinyal (Behari dkk 2007).

Universitas Sumatera Utara

growth hormone, prolactin (PRL), lactogenic hormone (LH), follicle-

stimulating hormone (FSH) dan melatonine.

Studi yang dilakukan sejauh ini belum menghasilkan hasil yang

jelas, tetapi studi tersebut menunjukkan bahwa EMF dari frekuensi

gelombang mikro, termasuk frekuensi yang dipancarkan oleh telepon

selular mungkin bertanggung jawab untuk berbagai efek biologis . Hal ini

penting untuk mengetahui apakah efek ini dapat mempengaruhi

kesehatan manusia. (Bortkiewicz 2001), (Ferreri dkk 2006),(Goodman dkk

2002).

II.4.2. Faktor Otot

Faktor otot dapat memainkan peran penting dalam patogenese

nyeri kepala, satu hipotesis tentang bagaimana nyeri kepala dapat

berhubungan dengan menggunakan komputer adalah bahwa tampilan

komputer yang ditempatkan terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat

meningkatkan beban pada otot leher. Bagi mereka yang menggunakan

komputer > 56 jam / minggu, rasio prevalensi secara signifikan meningkat

untuk nyeri leher atau nyeri bahu dan keduanya , dan untuk kelelahan

mata

Posisi duduk yang tidak benar khususnya fleksi leher dan sikap

tubuh yang statis berhubungan dengan nyeri leher dan nyeri kepala

(Hellstenius,2009).

( Palm 2007).

Otot-otot leher berperan penting pada pathogenesis migren juga

memfalisitasi sensitisasi sentral (Shevel dkk 2004)

Universitas Sumatera Utara

II.5. Kerangka Teori

Otot-otot leher

REMAJA

TELEVISI KOMPUTER HANDPHONE

RADIASI

OTOT-OTOT LEHER

↗ PERMEABILITAS BBB GANGGUAN

ION

NYERI KEPALA

Cervicagenic Headache Migrain (Hellstenius,2009

Komputer yang tempat tinggi atau rendah dapat meningkatkan beban pada otot leher ( Palm 2007).

Otot-otot leher sensitisasi sentral (Shevel dkk 2004)

Radiasi hp merubah aktivitas hsp 12 → Permiabilitas bbb Leszczynski 2002, goodman 2002

perubahan dalam permeabilitas blood brain barrier dan gangguan dalam transpor aktif Na +, K + ion dan pelepasan ion Ca + + oleh membran selular.( Bortkiewicz 2001)

Universitas Sumatera Utara

REMAJA

II.6.Kerangka Konsep

MEDIA ELEKTRONIK

NYERI KEPALA

TIDAK NYERI KEPALA

Universitas Sumatera Utara