26
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu (Robbins, 2003). Komitmen organisasi adalah keyakinan kuat dan penerimaan tujuan organisasi dan nilai-nilai, kemauan untuk mengerahkan usaha yang cukup atas nama organisasi, dan keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi (Mowday et al., 1979). Seseorang yang sangat berkomitmen akan melihat dirinya sebagai anggota sejati dari sebuah perusahaan , mengabaikan sumber ketidakpuasan kecil dan melihat dirinya tetap sebagai anggota organisasi. Sebaliknya seseorang yang kurang berkomitmen lebih berkemungkinan melihat dirinya sebagai orang luar, mengekspresikan lebih banyak ketidakpuasan mengenai banyak hal dan tidak melihat dirinya sebagai anggota jangka panjang dari organisasi. Karyawan lebih berkemungkinan untuk merasa puas dan berkomitmen jika organisasi memperlakukan karyawannya dengan adil dan memberikan penghargaan yang masuk akal serta keamanan kerja (Griffin & Moorhead, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Komitmen Organisasional

Komitmen organisasional didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana

seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya

serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu (Robbins, 2003).

Komitmen organisasi adalah keyakinan kuat dan penerimaan tujuan organisasi

dan nilai-nilai, kemauan untuk mengerahkan usaha yang cukup atas nama

organisasi, dan keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam

organisasi (Mowday et al., 1979).

Seseorang yang sangat berkomitmen akan melihat dirinya sebagai anggota

sejati dari sebuah perusahaan , mengabaikan sumber ketidakpuasan kecil dan

melihat dirinya tetap sebagai anggota organisasi. Sebaliknya seseorang yang

kurang berkomitmen lebih berkemungkinan melihat dirinya sebagai orang luar,

mengekspresikan lebih banyak ketidakpuasan mengenai banyak hal dan tidak

melihat dirinya sebagai anggota jangka panjang dari organisasi. Karyawan lebih

berkemungkinan untuk merasa puas dan berkomitmen jika organisasi

memperlakukan karyawannya dengan adil dan memberikan penghargaan yang

masuk akal serta keamanan kerja (Griffin & Moorhead, 2013).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

2

Steers et al. (1991) menyimpulkan ada tiga faktor yang mempengaruhi

komitmen karyawan pada pada organisasi, yaitu :

1. Faktor personal yang meliputi job satisfaction, psychological contract, job

choice factors, karakteristik personal. Keseluruhan faktor ini akan mem-

bentuk komitmen awal.

2. Faktor organisasi, meliputi initial works experiences, job scope,

supervision, goal consistency organizational. Semua faktor ini

akan membentuk atau memunculkan tanggung jawab.

3. Non-organizational factors, yang meliputi availability of alternative job

Faktor yang bukan berasal dari dalam organisasi, misalnya ada

tidaknya alternatif pekerjaan lain.

Terdapat beberapa dimensi dalam komitmen organisasi yang dikemukakan

oleh Meyer & Allen (1991). Tiga dimensi komitmen organisasi tersebut adalah:

1. Affective commitment, terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian dari

organisasi karena adanya ikatan emosional (emotional attachment), jadi

karena karyawan memang menginginkan hal tersebut (want to). Komponen

komitmen afektif ini berkaitan dengan emosional, identifikasi dan keterlibatan

karyawan didalam suatu organisasi.

2. Continuance commitment, muncul apabila karyawan tetap bertahan pada

organisasinya karena membutuhkan gaji dan keuntungan-keuntungan lain atau

karena karyawan tersebut tidak menemukan yang lainnya selain organisasinya

tersebut, jadi karena karyawan membutuhkan (need to). Komponen

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

3

continuance juga berarti komponen berdasarkan persepsi karyawan tentang

kerugian yang akan dihadapinya jika ia meninggalkan organisasi.

3. Normative commitment, timbul dari nilai-nilai diri karyawan. Karyawan rela

bertahan menjadi anggota organisasi karena ada kesadaran bahwa

berkomitmen terhadap organisasi merupakan hal yang memang seharusnya

dilakukan, jadi karena karyawan merasa berkewajiban (ought to). Sering juga

komponen normatif disebut sebagai perasaan-perasaan pegawai tentang

kewajiban yang harus ia berikan kepada organisasi.

2. Job Burnout

Burnout didefinisikan sebagai kondisi di mana seseorang kehilangan

semua kekhawatiran, semua perasaan terhadap orang yang bekerja dengannya dan

memperlakukan klien mereka sebagai objek impersonal. Burnout telah menjadi

perhatian utama para pemimpin keperawatan yang merupakan proses jangka

panjang yang berkembang pada seseorang sebagai akibat dari stress yang terlalu

lama di tempat kerja (Maslach & Jackson, 1981).

Stress merupakan respon adaptif seseorang terhadap rangsangan yang

menempatkan tuntutan psikologis atau fisik secara berlebihan. Stress yang terlalu

lama akibat pekerjaan akan berkembang menjadi burnout. Ada tiga tahap adaptasi

seseorang terhadap stress :

Tahap pertama.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

4

Sindrom adaptasi umum (General Adaptation Syndrome / GAS) dimulai ketika

seseorang pertama kali menjumpai stressor ( faktor penyebab stress ) , tahap

pertama ini disebut dengan peringatan. Pada titik ini seseorang merasakan

panik pada derajat tertentu dan mulai bertanya-tanya mengenai cara

mengatasinya.

Tahap kedua

Jika stressor sangat ekstrim orang tersebut mungkin tidak dapat mengatasinya

, namun pada sebagian besar kasus , individu mengumpulkan kekuatannya

( fisik atau emosional) dan mulai menolak pengaruh negatif dari stressor. Pada

tahap kedua dari GAS , seseorang akan menolak stressor .

Tahap ketiga

Paparan yang lebih lama terhadap stressor tanpa pemecahan dapat membawa

pada tahap ketiga dari GAS yakni kelelahan (burnout). Pada tahap ini

seseorang benar-benar menyerah dan tidak dapat lagi melawan stressor.

Kelelahan (burnout) adalah perasaan umum dari keletihan yang berkembang

ketika seseorang pada saat yang sama mengalami terlalu banyak tekanan dan

terlalu sedikit sumber kepuasan. Pada titik ini individu tersebut mulai takut

untuk pergi bekerja pada pagi hari , mungkin membutuhkan waktu yang lebih

lama dalam bekerja tetapi menyelesaikan lebih sedikit dibandingkan

sebelumnya dan biasanya menampilkan keletihan mental dan fisik (Griffin &

Moorhead, 2013).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

5

Schaufeli et al. (1993) mengemukakan bahwa burnout merupakan

sindrom yang memiliki tiga dimensi yaitu emotional exhaustion (EE) ,

personal accomplishment (PA) dan . depersonalization (DP).

1. Emotional exhaustion

Emotional exhaustion ditandai dengan terkurasnya sumber-sumber

emosional, misalnya perasaan frustrasi, putus asa, sedih, tidak berdaya, tertekan,

apatis terhadap pekerjaan dan merasa terbelenggu oleh tugas-tugas dalam

pekerjaan sehingga seseorang merasa tidak mampu memberikan pelayanan secara

psikologis yang maksimal.

2. Personal accomplishment .

Personal accomplishment disebabkan oleh perasaan bersalah telah

memperlakukan orang lain di sekitarnya secara

negatif. Seseorang merasa bahwa dirinya telah berubah menjadi orang yang

berkualitas buruk terhadap orang lain di sekitarnya, misalnya tidak

memperhatikan kebutuhan mereka. Padahal seorang pemberi layanan dituntut

untuk selalu memiliki perilaku yang positif, misalnya penyabar, penuh perhatian,

hangat, humoris dan yang paling penting adalah mempunyai rasa empati.

3. Depersonalization

Depersonalization merupakan perkembangan dari dimensi Emotional

exhaustion. Depersonalization adalah coping (proses mengatasi

ketidakseimbangan antara tuntutan dan kemampuan individu) yang dilakukan

individu untuk mengatasi kelelahan emosional. Perilaku tersebut adalah suatu

upaya untuk melindungi diri dari tuntutan emosional yang berlebihan dengan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

6

memperlakukan orang lain di sekitarnya sebagai objek. Gambaran dari

Depersonalization adalah adanya sikap negatif, kasar, menjaga jarak dengan

penerima layanan, menjauhnya seseorang dari lingkungan sosial dan cenderung

tidak peduli terhadap lingkungan serta orang-orang di sekitarnya.

Konsekuensi langsung burnout terhadap organisasi berhubungan dengan

kepuasan kerja, moral dan komitmen organisasional, orang-orang lebih mudah

mengeluh mengenai hal-hal yang tidak penting, hanya melakukan pekerjaan untuk

memenuhi syarat (Griffin & Moorhead, 2013).

3. Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi kelompok

menuju pencapaian sasaran (Robbins, 2003). Kepemimpinan adalah suatu proses

dimana seorang individu mempengaruhi sekelompok individu untuk mencapai

tujuan bersama. Pemimpin merestrukturisasi masalah, menawarkan solusi untuk

masalah, menetapkan prioritas dan memulai perkembangan (Bass & Avolio,

1994).

Ada dua gaya kepemimpinan menurut (Bass & Avolio, 1994) :

1. Kepemimpinan Transaksional .

Memotivasi dan mengarahkan pengikutnya dengan menarik pengikutnya.

Fokusnya adalah pada proses manajemen dasar seperti pengendalian,

pengorganisasian dan perencanaan jangka pendek. Gaya ini lebih responsif , juga

bergantung pada bujukan hadiah, hukuman dan sanksi untuk kinerja yang tidak

dapat diterima dan kemampuan para pemimpin untuk memotivasi pengikut

dengan menetapkan tujuan dan manfaat yang menjanjikan untuk kinerja yang

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

7

diinginkan. Pertukaran terjadi antara pemimpin dan pengikut untuk mencapai

yang diinginkan kinerja. Pertukaran ini melibatkan empat komponen

kepemimpinan transaksional yaitu :

• Contingen Reward (CR): Pemimpin menjelaskan harapan mereka, memberikan

sumber yang dibutuhkan, menetapkan tujuan bersama dan menghubungkan

mereka ke berbagai hadiah untuk melakukan dengan baik. Proses ini berarti ada

perjanjian antara pemimpin dan pengikut pada apa yang harus dicapai dan apa

yang akan diterima setiap orang .

• Management By Exception Active (MBEA): Pemimpin menentukan aturan dan

standar, selanjutnya mereka mengamati kerja karyawan, memperhatikan

penyimpangan dan mengambil tindakan korektif ketika kesalahan terjadi ,

membahas dengan bawahan mereka apa yang mereka lakukan salah dan

bagaimana melakukan hal yang benar.

• Management By Exception Passive (MBEP): Pemimpin tidak campur tangan

sampai terjadi masalah, mereka menunggu untuk hal-hal yang tidak beres sebelum

mereka mengambil tindakan. Pemimpin tidak memonitor bawahan tapi

menunggu sampai terjadi masalah atau standar dilanggar. Berdasarkan kinerja

mereka yang buruk, para pemimpin ini memberikan bawahan evaluasi rendah

tanpa membahas kinerja mereka dan bagaimana meningkatkannya.

2. Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan transformasional mengilhami bawahan untuk mencapai

lebih dari yang diharapkan, meningkatkan kesadaran individu mengenai

pentingnya tugas , mendorong bawahan untuk melampaui kepentingan mereka

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

8

sendiri demi kepentingan orang lain dalam tim mereka dan organisasi (Yukl,

2006). Bentuk kepemimpinan transformasional adalah meningkatkan kinerja

masing-masing pengikut dan membantu pengikut mengembangkan potensi

tertinggi mereka (Bass & Avolio, 1994). Gaya ini juga mengembangkan orang

lain untuk menjadi pemimpin yang lebih baik. Fokusnya pada sikap proaktif,

tidak mengharapkan balasan, menginspirasi dan memotivasi pengikut bekerja

untuk tujuan yang melampaui kepentingan diri mereka. Para pemimpin

mengembangkan ikatan emosional yang kuat dengan para pengikut mereka dan

mereka memiliki visi yang baik dan keterampilan manajemen.

Bass dan Avolio menjelaskan kepemimpinan transformasional mempunyai empat

dimensi yaitu:

• Idealized Influence (II): Pemimpin bertindak sedemikian rupa sehingga mereka

dapat dianggap sebagai panutan oleh orang-orang yang dipimpinnya. Mereka

dikagumi, dihormati dan dipercaya. Para pemimpin ini bersedia mengambil risiko

dan mereka digambarkan oleh pengikutnya sebagai memiliki kemampuan yang

luar biasa dan gigih. Mereka memiliki etika dan standar moral yang tinggi dan

dapat dipercaya untuk melakukan hal yang benar.

• Inspirational Motivation (IM): Para pemimpin ini membangkitkan semangat tim

dan menunjukkan antusiasme dan optimisme. Mereka melibatkan pengikut dalam

mendefinisikan masa depan yang diinginkan , keadaan yang menciptakan

komitmen terhadap tujuan dan visi bersama.

• Intellectual Stimulation (IS): Para pemimpin transformasional merangsang

pengikut mereka untuk menjadi kreatif dan inovatif dengan menciptakan suatu

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

9

lingkungan di mana mereka dipaksa untuk berpikir tentang masalah lama dengan

cara baru.

• Individualized Consideration (IC): Para pemimpin bertindak sebagai mentor dan

pelatih. Cara komunikasi dua arah yang teratur dan perbedaan dapat diterima.

Mereka menghormati keinginan individu dan kebutuhannya. Mereka juga

mendelegasikan tugas yang berbeda untuk mengembangkan keterampilan

pengikutnya.

4. Kepuasan Kerja

Istilah kepuasan kerja (job satisfaction) merujuk pada sikap umum seorang

individu terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi

menunjukkan sikap yang positif terhadap kerja itu. Seseorang yang tidak puas

dengan pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap

pekerjaannya (Robbins, 2003).

Penelitian pada kepuasan kerja memperlihatkan bahwa faktor-faktor

personal seperti kebutuhan dan aspirasi individual bersama dengan faktor-faktor

kelompok dan organisasi seperti hubungan dengan rekan kerja dan pengawas,

kondisi kerja , kebijakan kerja dan kompensasi mempengaruhi kepuasan kerja.

Seorang karyawan yang merasa puas cenderung lebih jarang absen, memberikan

kontribusi positif dan betah bersama organisasi. Sebaliknya karyawan yang tidak

merasa puas mungkin lebih sering absen, dapat mengalami stress yang

mengganggu rekan kerja, dan mungkin secara terus menerus mencari pekerjaan

lain (Griffin & Moorhead , 2013).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

10

Menurut Griffin & Ebert (2007) karyawan yang puas cenderung

mempunyai semangat kerja , sikap keseluruhan karyawan terhadap lingkungan

kerja mereka tinggi. Semangat kerja mencerminkan sejauh mana mereka merasa

bahwa kebutuhan mereka terpenuhi oleh pekerjaan mereka. Semangat kerja

ditentukan oleh berbagai macam faktor yang meliputi kepuasan kerja dan

kepuasan atas berbagai faktor seperti upah, tunjangan, rekan-rekan kerja dan

kesempatan mendapatkan promosi. Apabila para pekerja puas dan memiliki

semangat kerja tinggi , organisasi mendapat berbagai macam manfaat, karyawan

akan lebih berkomitmen dan setia. Karyawan-karyawan seperti ini kemungkinan

besar akan bekerja lebih keras dan memberikan sumbangan yang berharga bagi

organisasi. Mereka cenderung tidak terlalu banyak mengeluh dan lebih sedikit

yang berperilaku negatif dibandingkan dengan rekan-rekannya yang kurang puas.

Menurut Rivai (2004), faktor-faktor yang biasanya digunakan untuk

mengukur kepuasan kerja seorang karyawan sebagai berikut:

1) Isi pekerjaan, penampilan tugas pekerjaan

2) Supervisi

3) Organisasi dan manajemen

4) Kesempatan untuk maju

5) Gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya seperti insentif

6) Rekan kerja

7) Kondisi pekerjaan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

11

B. Pengembangan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang

dikemukakan dalam penelitian yang perlu dibuktikan kebenarannya.

1. Job Burnout dan Kepuasan Kerja

Penelitian Sajid (2014) menemukan bahwa tiga dimensi Burnout yaitu

emotional exhaustion (EE) , personal accomplishment (PA) dan

depersonalization (DP) merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan

ketidakpuasan kerja. Emotional exhaustion (EE) berpengaruh negatif

terhadap kepuasan kerja , penurunan personal accomplishment (PA)

berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja dan depersonalization (DP)

berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja. Tingkat burnout pekerja

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kepuasan kerja (Yener et

al., 2014). Penelitian Talachi & Gorji (2013) serta Pourkiani et al. (2014)

menunjukkan bahwa tiga dimensi job burnout yaitu emotional exhaustion

(EE), personal accomplishment (PA), dan depersonalization (DP)

berpengaruh negatif pada kepuasan kerja.

H-1 : Emotional exhaustion (EE) berpengaruh negatif terhadap

kepuasan kerja

H-2 : Personal accomplisment (PA) berpengaruh negatif terhadap

kepuasan kerja

H-3 : Depersonalization (DP) berpengaruh negatif terhadap

kepuasan kerja

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

12

2. Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan kerja

Hubungan antara gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja menerima

banyak perhatian di penelitian Griffith & Kranenburg (2013).

Kepemimpinan transformasional memiliki hubungan positif dengan kepuasan

kerja. Gaya kepemimpinan transaksional memiliki hubungan negatif dengan

kepuasan kerja. Penelitian Bushra et al. (2011) menyimpulkan bahwa

kepemimpinan transformasional berhubungan positif dengan kepuasan kerja

karyawan.

H-4 : Gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif

pada kepuasan kerja

H-5 : Gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh negatif

pada kepuasan kerja

3. Job Burnout dan Komitmen Organisasional

Menurut penelitian Sajid (2014) , tidak ada hubungan antara

Emotional Exhaustion (EE) dan komitmen organisasional, tetapi Personal

Accomplisment (PA) dan Depersonalization (DP) berpengaruh negatif

terhadap komitmen organisasional. Simha et al. (2015) menyatakan EE dan

DP berpengaruh signifikan terhadap komitmen affektif dan penelitian

Werang et al. (2015) menemukan terdapat hubungan yang signifikan

antara job burnout dan komitmen organisasional. Basami et al. (2013)

menemukan bahwa komitmen affektif dan komitmen normatif berhubungan

terbalik dengan EE dan DP.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

13

H-6 : Emotional exhaustion (EE) berpengaruh negatif terhadap

komitmen organisasional

H-7 : Personal accomplisment (PA) berpengaruh negatif terhadap

komitmen organisasional

H-8 : Depersonalization (DP) berpengaruh negatif terhadap

komitmen organisasional

4. Gaya Kepemimpinan dan Komitmen Organisasional

Kepemimpinan adalah kunci penentu komitmen organisasional

(Mowday et al., 1979). Dalam kepemimpinan transformasional positif terkait

dengan komitmen organisasi (Griffith & Kranenburg , 2013). Kepemimpinan

transformasional berhubungan positif dengan komitmen organisasional

karyawan ( Bushra et al., 2011).

H-9 : Gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif

terhadap komitmen organisasional

5. Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional

Dalam penelitian Griffith & Kranenburg (2013) kepuasan kerja

berpengaruh positif terhadap komitmen organisasional. Terdapat hubungan

yang signifikansinya sedang antara kepuasan kerja dan komitmen

organisasional (Ismail & Daud, 2014). Dari hasil penelitian Yener et al.

(2014) juga ditemukan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap tingkat komitmen organisasional pekerja. Hubungan

antara kepuasan kerja dan komitmen organisasional positif dan signifikan

menurut penelitian Mohammed & Eleswed (2013) .

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

14

H-10 : Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap komitmen

organisasional.

Menurut Meyer & Allen (1991), kepuasan kerja adalah penentu

komitmen organisasi. Kepuasan kerja terbukti berpengaruh sebagai variabel

mediasi antara gaya kepemimpinan transformasional dan komitmen

organisasional (Griffith & Kranenburg, 2013). Menurut penelitian Sajid

(2014), emotional exhaustion (EE) berpengaruh negatif terhadap

kepuasan kerja , penurunan personal accomplishment (PA) berpengaruh

negatif terhadap kepuasan kerja dan depersonalization (DP) berpengaruh

negatif terhadap kepuasan kerja. Penelitian Werang et al. (2015)

menemukan terdapat hubungan yang signifikan antara job

burnout dan komitmen organisasional. Basami et al. (2013) menemukan

bahwa komitmen affektif dan komitmen normatif berhubungan terbalik

dengan EE dan DP. Penelitian Talachi & Gorji (2013) serta Pourkiani et al.

(2014) menunjukkan bahwa tiga dimensi job burnout yaitu emotional

exhaustion (EE), personal accomplishment (PA), dan depersonalization (DP)

berpengaruh negatif pada kepuasan kerja.

H-11 : Pengaruh emotional exhaustion (EE) terhadap komitmen

organisasional dimediasi oleh kepuasan kerja.

H-12 : Pengaruh personal accomplisment (PA) terhadap komitmen

organisasional dimediasi oleh kepuasan kerja

H-13 : Pengaruh depersonalization (DP) terhadap komitmen

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

15

organisasional dimediasi oleh kepuasan kerja

H-14 : Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap

komitmen organisasional dimediasi oleh kepuasan kerja

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan latar belakang permasalahan serta pengembangan hipotesis

yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti ingin mengkombinasikan

kedua penelitian yang telah dilakukan oleh Griffith & Kranenburg (2013) dan

Sajid (2014). Penelitian yang dilakukan oleh Griffith & Kranenburg (2013)

meneliti tentang pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap

komitmen organisasional. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sajid (2014)

meneliti tentang pengaruh job burnout terhadap komitmen organisasional dengan

kepuasan kerja sebagai variabel mediator.

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pengaruh job burnout dan gaya

kepemimpinan terhadap komitmen organisasional dengan kepuasan kerja sebagai

variabel mediasi. Maka sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, berikut

disajikan kerangka pemikiran teoritis yang dituangkan dalam bentuk model

penelitian seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

16

Variabel Mediasi

Variabel Terikat

Variabel Bebas

Sumber: Dimodifikasi dari Griffith & Kranenburg ( 2013 ) dan Sajid (2014).

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir

Emotional

Exhaustion (EE)

Personal

Accomplishment

(PA)

Kepemimpinan

Transformasional

Depersonalization

(DP)

Kepemimpinan

Transaksional

Kepuasan Kerja

Komitmen

Organisasional

H 1

H 2

H 3

H4

H5

H 6

H 7

H8

8

88

H9

H10

H-11,12,13,14

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

17

D. Penelitian Terdahulu

Sebelum penelitian ini dilakukan sudah banyak penelitian lain mengenai

burnout , gaya kepemimpinan, kepuasan kerja dan komitmen organisasional.

Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam membuat

kerangka penelitian ini. Kegunaannya untuk mengetahui hasil penelitian yang

telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, sekaligus sebagai perbandingan dan

gambaran untuk mendukung kegiatan penelitian berikutnya. Berikut adalah

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang terkait dengan job burnout, gaya

kepemimpinan, kepuasan kerja dan komitmen organisasional yang disajikan

dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama Judul

Penelitian

Variabel

Penelitian

Hasil Penelitian

1. Simha et

al.(2015)

Demographic

Contributors to

Burnout, and the

Link Between

Burnout and

Commitment

Emotional

Exhaustion (EE)

Personal

Accomplishment

(PA)

Depersonaliza-

tion (DP)

Komitmen

affektif

Komitmen

continuance

EE dan DP

berpengaruh

signifikan terhadap

komitmen affektif

Penurunan PA

tidak berhubungan

signifikan dengan

komitmen affektif

EE berpengaruh

negatif terhadap

komitmen affektif

DP berpengaruh

positif terhadap

komitmen affektif

2. Werang

et al.

(2015)

Relationship

Between

Teachers’ Job

Burnout,

Teachers’

organizational

JobBurnout

Komitmen

Organisasional

Kinerja

Terdapat hubungan

yang signifikan

antara job burnout

dan komitmen

organisasional

guru

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

18

Commitment, and

Teachers’Job

Performance at

State Elementary

Schools in Boven

Digoel Regency ,

Papua,Indonesia

Terdapat hubungan

yang signifikan

antara job burnout

dan kinerja guru

Terdapat hubungan

yang signifikan

antara komitmen

organisasional dan

kinerja

3. Ismail &

Daud

(2014)

Teacher’sJob

Satisfaction as a

Mediator of the

Relationship

between Ethical

Leadership and

Organizational

Commitment in

School

Etik

Kepemimpinan

Kepuasan Kerja

Komitmen

Organisasi

Terdapat hubungan

yang

signifikansinya

sedang antara

kepuasan kerja dan

komitmen

organisasional

Terdapat hubungan

yang

signifikansinya

kuat antara etik

kepemimpinan dan

kepuasan kerja

Terdapat hubungan

yang

signifikansinya

sedang antara etik

kepemimpinan dan

komitmen

organisasional

Kepuasan kerja

sebagai mediator

sebagian dari

hubungan antara

etik kepemimpinan

dan komitmen

organisasional

4. Pourkiani

et al.

(2014)

Explaining the

Relationship

between Job

Burnout and Job

Satisfaction

among

Employees of the

Social Security

Organization of

Kerman Province

Job Burnout

Kepuasan Kerja

Terdapat hubungan

yang signifikan

antara job burnout

dan kepuasan kerja

Terdapat hubungan

yang signifikan

antara emotional

exhaustion dan

kepuasan kerja

Terdapat hubungan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

19

yang signifikan

antara

depersonalization

dan kepuasan kerja

Terdapat hubungan

yang signifikan

antara kurangnya

keberhasilan

individu dan

kepuasan kerja

5. Sajid

(2014)

A Comparison of

Organizational

Commitment and

Job Burnout

among Teacher

in Private and

Public

Institutions with

moderating effect

of Job

Satisfaction

Emotional

Exhaustion (EE)

Personal

Accomplish-ment

(PA)

Depersonaliza-

tion (DP)

Kepuasan Kerja

Komitmen

organisasional

EE berpengaruh

negatif terhadap

kepuasan kerja

PA berpengaruh

negatif terhadap

kepuasan kerja

DP berpengaruh

negatif terhadap

kepuasan kerja

EE tidak

berpengaruh

terhadap komitmen

organisasional

PA berpengaruh

negatif terhadap

komitmen

organisasional

DP berpengaruh

negatif terhadap

komitmen

organisasional

Kepuasan kerja

tidak memberikan

efek sebagai

mediator antara

EE,PA dan DP

dengan komitmen

organisasional

6. Yener et

al.

(2014)

The effects of

Burnout on

Organizational

Commitment in

Kepuasan Kerja

Komitmen

Organisasional

Burnout

Tingkat Burnout

pekerja

berpengaruh

negatif dan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

20

Logistics Sector Keadilan

Organisasi

signifikan terhadap

tingkat kepuasan

kerja

Kepuasan kerja

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap tingkat

komitmen

organisasional

pekerja

Keadilan organisasi

berpengaruh

negatif dan

signifikan terhadap

tingkat burnout

pada pekerja

7. Basami

et al.

(2013)

Investigating

Relationship

between Job

Burnout and

Organizational

Commitment

among Extension

Worker in

Kurdistan

Province, Iran

Job Burnout

Komitmen

Organisasional

Komitmen affektif

dan komitmen

normatif

berhubungan

terbalik dengan

emotional

exhaustion dan

depersonalization

dan berhubungan

positif dengan

personal

accomplishment

Tidak terdapat

hubungan yang

signifikan antara

commitment

continuance dan

personal

accomplishment

8. Griffith

&

Kranen-

burg

(2013)

The effect of

organizational

culture and

leadership style

on organizational

commitment

within SMES in

Gaya

kepemimpinan

Budaya

organisasi

Kepuasan kerja

Komitmen

organisasional

Kepemimpinan

transformasional

berpengaruh positif

terhadap kepuasan

kerja

Kepemimpinan

transaksional tidak

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

21

Suriname with

job satisfaction

as mediator

berpengaruh

terhadap kepuasan

kerja

Budaya inovatif

tidak berpengaruh

terhadap kepuasan

kerja

Budaya supportif

tidak berpengaruh

terhadap kepuasan

kerja

Kepuasan kerja

berpengaruh positif

terhadap komitmen

organisasional

Kepuasan kerja

berpengaruh

sebagai variabel

mediasi antara gaya

kepemimpinan

transformasional

terhadap komitmen

organisasi

9. Moham-

med &

Eleswed

(2013)

Job Satisfaction

and

Organizational

Commitment:

a Correlational

Study in Bahrain

Kepuasan Kerja

Komitmen

Organisasi

Pengaruh faktor-

faktor demografi

terhadap kepuasan

kerja dan komitmen

organisasional

tidak signifikan

Hubungan antara

kepuasan kerja dan

komitmen

organisasional

positif dan

signifikan.

10. Talachi

& Gorji

(2013)

Job Burnout and

Job Satisfaction

among Industry,

Mine and Trade

Organization

Employees:A

Questionnaire

Burnout

Emotional

exhaustion

Depersonaliza-

tion

Reduced personal

accomplishment

Burnout memiliki

hubungan negatif

dengan kepuasan

kerja

Emotional

exhaustion

memiliki hubungan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

22

Survey Kepuasan Kerja negatif dengan

kepuasan kerja

Depersonalization

memiliki hubungan

negatif dengan

kepuasan kerja

Reduced personal

accomplishment

memiliki hubungan

negatif dengan

kepuasan kerja

11. Bushra et

al. (2011)

Effect of

Transformational

Leadership on

Employees’Job

Satisfaction and

Organizational

Commitment in

Banking Sector of

Lahore

(Pakistan)

Kepemimpinan

Transformasional

Kepuasan Kerja

Komitmen

Organisasional

Kepemimpinan

transformasional

berhubungan

positif dengan

kepuasan kerja

karyawan

Kepemimpinan

transformasional

berhubungan

positif dengan

komitmen

organisasional

karyawan

Simha et al. ( 2015 ) meneliti tentang pengaruh variabel demografi

terhadap burnout dan menjelaskan hubungan antara tiga dimensi burnout dengan

komitmen organisasional. Responden adalah perawat di rumah sakit paling besar

di Taipei sejumlah 169 orang yang semuanya wanita. Simha menemukan bahwa

EE dan DP berpengaruh signifikan terhadap komitmen affektif sedangkan PA

tidak berhubungan signifikan dengan komitmen affektif. EE berpengaruh negatif

terhadap komitmen affektif dan DP berpengaruh positif terhadap komitmen

affektif.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

23

Werang et al. (2015) meneliti tentang hubungan antara burnout ,

komitmen organisasional dan kinerja dengan responden 123 guru SD di Papua,

Indonesia. Hasilnya terdapat hubungan yang signifikan antara burnout dan

komitmen organisasional pada guru. Terdapat hubungan yang signifikan antara

burnout dan kinerja guru. Terdapat hubungan yang signifikan antara komitmen

organisasional dan kinerja.

Ismail & Daud (2014) meneliti tentang kepuasan kerja sebagai mediator

hubungan antara etik kepemimpinan dan komitmen organisasional. Respondennya

324 orang guru SMP di Kedah , Malaysia. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

terdapat hubungan yang signifikansinya sedang antara kepuasan kerja dan

komitmen organisasional. Terdapat hubungan yang signifikansinya kuat antara

etik kepemimpinan dan kepuasan kerja serta terdapat hubungan yang

signifikansinya sedang antara etik kepemimpinan dan komitmen organisasional.

Kepuasan kerja terbukti sebagai mediator sebagian dari hubungan antara etik

kepemimpinan dan komitmen organisasional.

Pourkiani et al. (2014) meneliti hubungan antara job burnout dan

kepuasan kerja. Respondennya 2610 orang staf dari Organisasi Jaminan Sosial

di Propinsi Kerman, Iran. Hasil dari penelitiannya adalah , terdapat hubungan

yang signifikan antara job burnout dan kepuasan kerja, terdapat hubungan yang

signifikan antara emotional exhaustion dan kepuasan kerja , terdapat hubungan

yang signifikan antara depersonalization dan kepuasan kerja dan terdapat

hubungan yang signifikan antara kurangnya keberhasilan individu dan kepuasan

kerja

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

24

Hasil penelitian Sajid (2014) terhadap 107 responden guru di sekolah

swasta dan negeri di Islamabad dan Rawalpindi menyimpulkan bahwa EE,

PAdan DP berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja. PA dan DP berpengaruh

negatif terhadap komitmen organisasional, sedangkan EE tidak berhubungan

dengan komitmen organisasional. Kepuasan kerja tidak memberikan efek sebagai

mediator antara EE, PA dan DP dengan komitmen organisasional.

Yener, et al. (2014) meneliti efek burnout terhadap komitmen

organisasional. Respondennya 420 pekerja di perusahaan logistik di Turki.

Tingkat burnout pekerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat

kepuasan kerja. Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

tingkat komitmen organisasional pekerja. Keadilan organisasi berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap tingkat burnout pada pekerja.

Basami, et al. (2013) meneliti hubungan antara Job Burnout dan komitmen

organisasional pada 55 orang pekerja penyuluh pertanian di Kurdistan, Iran. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa komitmen affektif dan komitmen normatif

berhubungan terbalik dengan emotional exhaustion dan depersonalization dan

berhubungan positif dengan personal accomplishment. Tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara commitment continuance dan personal accomplishment.

Griffith & Kranenburg (2013) meneliti pengaruh budaya organisasi dan

gaya kepemimpinan terhadap komitmen organisasional dengan kepuasan kerja

sebagai mediator. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kepemimpinan

transformasional berpengaruh langsung dan signifikan terhadap tingkat komitmen

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

25

organisasional yang ditunjukkan oleh karyawan. Kepemimpinan transformasional

memiliki efek positif terhadap komitmen organisasional melalui kepuasan kerja.

Kepuasan kerja memiliki pengaruh langsung, positif dan signifikan terhadap

komitmen organisasi.

Mohammed & Eleswed (2013) meneliti pengaruh faktor demografi

terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasional. Responden adalah

karyawan bank swasta di Bahrain yang mempunyai cabang di 22 negara sejumlah

156 orang. Menurut penelitian tersebut faktor umur adalah satu-satunya faktor

demografi yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi .

Karyawan dengan usia di atas 50 tahun kepuasan kerja dan komitmen

organisasinya lebih tinggi sementara karyawan dengan usia 21 sampai 30 tahun

kepuasan kerja dan komitmen organisasinya paling rendah. Penelitian juga

membuktikan hubungan antara kepuasan kerja dan komitmen organisasional

positif dan signifikan.

Talachi & Gorji (2013) meneliti hubungan antara burnout kepuasan kerja

pada 154 orang pekerja organisasi pertambangan di Golestan, Iran. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa burnout memiliki hubungan negatif dengan

kepuasan kerja, emotional exhaustion memiliki hubungan negatif dengan

kepuasan kerja, depersonalization memiliki hubungan negatif dengan kepuasan

kerja dan reduced personal accomplishment memiliki hubungan negatif dengan

kepuasan kerja.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A ... · TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Komitmen Organisasional Komitmen organisasional didefinisikan

26

Bushra et al.(2011) meneliti hubungan antara kepemimpinan

transformasional dan kepuasan kerja dan komitmen organisasional pada karyawan

yang bekerja di bank. Penelitian dilakukan di Lahore, Pakistan dengan jumlah

total kuesioner 200 dan kembali 133 kuesioner. Temuan dari studi ini

menyimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional berhubungan positif

dengan kepuasan kerja karyawan dan kepemimpinan transformasional

berhubungan positif dengan komitmen organisasional karyawan.