28
II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka dan landasan teori yang berkaitan dalam tugas akhir. Teori yang dirangkum mendukung perancangan, pembuatan alat dan analisa sistem. 2.1 Tinjauan Pustaka Menurut (Fikri rahmat, 2016) dalam jurnal nya yang berjudul : “Rancang bangun sistem Air Coller and Dehumidifier dengan Hot Gas Bypass Sebagai media Reheat” dipaparkan bahwa pada jurnalnya sistem dapat bekerja dengan baik dan dapat mengkondisikan udara plan(ruangan) hingga temperature rata-rata 20,06 °C dengan RH 41 %. Konsep pendingin ruangan ini menggunakan AC (Air Conditioning) digunakan sistem bypass berupa two-phase mixture refrigerant cycle yang dilengkapi dengan hand valve sebagai bypass yang dikontrol oleh PID (proportional, integral and derivative controller) sehingga hand valve dikontrol untuk mengatur banyaknya refrigeran keluaran kompresor yang di bypass yang dipengaruhi oleh besarnya kapasitas pemanasan yang dibutuhkan di koil reheat. Sistem kontrol tersebut berfungsi untuk menjaga nilai temperature dan RH tetap dalam range yang ditentukan. Menurut (Iksal dkk, 2016) dalam jurnal nya yang berjudul: “Rancang Bangun Sistem Pengendalian Suhu Ruangan Menggunakan Fuzzy Logic “ dipaparkan bahwa pada jurnalnya tersebut merupakan simulasi sistem pengendalian suhu ruangan menggunakan fuzzy logic telah berhasil dibuat dengan cara membuat derajat keaangotaan agar dapat menentukan temperatur optimal. Dengan menggunakan metode fuzzy logic maka didapat variable jumlah orang, luas ruangan dan spesifikasi untuk mengoptimalkan suhu AC. Pada sistem yang dirancang dan disimulasikan lebih efektif dalam membaca klasifikasi suhu ruangan, karena logika fuzzy pembacaan suhu secara teori dan aplikasi bisa dilakukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Bab ini akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka dan landasan teori

yang berkaitan dalam tugas akhir. Teori yang dirangkum mendukung

perancangan, pembuatan alat dan analisa sistem.

2.1 Tinjauan Pustaka

Menurut (Fikri rahmat, 2016) dalam jurnal nya yang berjudul : “Rancang

bangun sistem Air Coller and Dehumidifier dengan Hot Gas Bypass Sebagai

media Reheat” dipaparkan bahwa pada jurnalnya sistem dapat bekerja dengan

baik dan dapat mengkondisikan udara plan(ruangan) hingga temperature rata-rata

20,06 °C dengan RH 41 %. Konsep pendingin ruangan ini menggunakan AC (Air

Conditioning) digunakan sistem bypass berupa two-phase mixture refrigerant

cycle yang dilengkapi dengan hand valve sebagai bypass yang dikontrol oleh PID

(proportional, integral and derivative controller) sehingga hand valve dikontrol

untuk mengatur banyaknya refrigeran keluaran kompresor yang di bypass yang

dipengaruhi oleh besarnya kapasitas pemanasan yang dibutuhkan di koil reheat.

Sistem kontrol tersebut berfungsi untuk menjaga nilai temperature dan RH tetap

dalam range yang ditentukan.

Menurut (Iksal dkk, 2016) dalam jurnal nya yang berjudul: “Rancang

Bangun Sistem Pengendalian Suhu Ruangan Menggunakan Fuzzy Logic “

dipaparkan bahwa pada jurnalnya tersebut merupakan simulasi sistem

pengendalian suhu ruangan menggunakan fuzzy logic telah berhasil dibuat dengan

cara membuat derajat keaangotaan agar dapat menentukan temperatur optimal.

Dengan menggunakan metode fuzzy logic maka didapat variable jumlah orang,

luas ruangan dan spesifikasi untuk mengoptimalkan suhu AC. Pada sistem yang

dirancang dan disimulasikan lebih efektif dalam membaca klasifikasi suhu

ruangan, karena logika fuzzy pembacaan suhu secara teori dan aplikasi bisa

dilakukan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-2

Menurut (Ade Firmansyah, 2013) dalam jurnalnya yang berjudul ; “

Analisa Sistem Otomatis HVAC (Heating Ventilating Air Conditioning) Pada

Gegung Wisma BCA Pondok Indah” dipaparkan bahwa pada jurnal tersebut

sistem HVAC pada gedung wisma dimanfaatkan untuk ruangan-ruangan tertentu,

sistem HVAC sendiri yang digunakan berupa sistem tata udara sentral atau AC

sentral dan nilai termperature yang dijadikan standar menurut SNI (Standar

Nasional Indonesia) adalah sebesar 22 derajat s/d 25 derajat dari hasil analisa

dengan perbandingan nilai temperature sebesar 25 derajat dan 22 derajat maka

konsumsi energi listrik menurun dan kapasitas pendingin meningkat.

Menurut (Yudha dwi, 2013) dalam jurnalnya yang berjudul : “Penerapan

Inferensi Fuzzy Untuk Pengendalian Suhu Ruangan Secara Otomatis Pada Air

Conditioner (AC) “ dipaparkan bahwa pada jurnalnya dengan penerapan inferensi

fuzzy dapat menoptimalkan penggunaan AC dengan menggunakan bantuan matlab

sehingga penggunaan AC menjadi optimal, usia peralatan-peralatan terjaga

dengan baik . Dari beberapa tinjauan pustaka diatas penulis akan memperbaharui

dan membuat sebuah prototype dengan menggunakan metode fuzzy logic dengan

judul “Rancang Bangun Simulator Pengendalian Temperature Ruangan

Menggunakan AC Sentral Berbasis Logika Fuzzy Sugeno”.

2.2 Pengertian Sistem HVAC (Heating, Ventilating, and Air Conditioning)

HVAC (heating, ventilating and air conditioning) merupakan salah satu

sistem pemanas, sirkulasi udara dan pendingin yang pada umumnya dirangkai

dalam satu sistem [1]. Tujuan dari suatu sistem HVAC adalah untuk membuat

suasana yang nyaman bagi pengguna dengan mengkondisikan variabel dalam

udara ruangan yang meliputi suhu, kelembapan dan udara bersih. Pengkondisian

udara hal yang penting dalam suatu bangunan. Sistem pengkondisian udara yang

baik akan menghasilkan udara segar sehingga diperoleh kenyamanan yang baik

bagi manusia, mesin maupun lingkungan yang berada dilingkungan sekitar.

Dengan tingkat kenyamanan yang baik akan meningkatkan kinerja dari manusia

maupun mesin yang digunakan [1].

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-3

2.2.1 Prinsip Kerja Sistem HVAC(Heating, Ventilating, and Air Conditioning)

Prinsip kerja sistem HVAC (Heating, Ventilating, and Air Conditioning)

sebagai pergantian udara ruangan dengan udara segar dari lingkungan. Kolaborasi

udara masuk menuju AHU (Air Handling Unit) melewati beberapa bagian seperti:

filter, fan (blower), koil evaporator (cooling) dan pemanas (heating). Setelah

terjadi penurunan suhu kemudian disalurkan oleh saluran udara (ducting) ke

ruangan hingga merata [1].

2.3 Air Conditioner (AC)

Air Conditioner komponen yang dapat menyejukan udara bisa menjadi

sejuk atau dingin dan dapat mengatur temperatur dan kebersihan udara seperti

dalam sebuah ruangan. Pada Air Conditioner (AC) terdapat beberapa komponen

utama yaitu :

Kompresor

Kompresor adalah alat untuk menghisap uap refrigeran yang berasal dari

evaporator dan menekan uap refrigeran tersebut ke kondensor sehingga

tekanan dan temperaturnya meningkat. Kompresor yang biasa digunakan

umumnya bersatu dengan kondensor menjadi satu unit dan biasa disebut

dengan kondensing unit [9].

Kondensor

Kondendor berfungsi sebagai alat perpindahan panas yang dilepaskan dari uap

refrigeran ke udara luar (media pengembun) sehingga uap refrigeran akan

mengembun, dan berubah fasa dari uap ke cair. Sebelum masuk ke kondensor

refrigeran berfasa uap yang bertemperatur dan bertekanan tinggi, sedangkan

setelah ke luar dari kondensor, refrigeran berfasa cair jenuh yang

bertemperatur dan bertekanan tinggi [9].

Katup ekspansi

Katup ekspansi pada sistem refrigerasi mempunyai dua tujuan, pertama adalah

fungsi termodinamik dengan ekspansi (menurunkan tekanan) cairan refrigeran

dari tekanan kondensor ke tekanan evaporator. Kedua, adalah fungsi kontrol

terhadap aliran cairan yang masuk evaporator. Pada saat masuk katup ekspansi

refrigeran berfasa cair dengan tekanan dan temperatur tinggi. setelah keluar,

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-4

katup ekspansi berfasa campuran (cair dengan uap) mempunyai tekanan dan

temperatur rendah. Jenis alat ekspansi yang umum digunakan adalah jenis pipa

kapiler dan katup ekspansi (terdiri atas beberapa macam). Pipa kapiler lebih

sering digunakan untuk sistem refrigerasi dengan kapasitas kecil, di bawah 10

Kwatt, dan tidak dapat distel lagi untuk mengatasi beban yang berbeda. Katup

ekspansi termostatik (TXV), merupakan katup ekspansi yang paling populer,

yaitu yang digunakan untuk kapasitas lebih besar [9].

Evaporator

Evaporator merupakan komponen sistem refrigerasi yang berfungsi untuk

memindahkan panas dari udara, air, atau objek lainnya dengan cara

mengambil kalor untuk proses penguapan refrigerant [9].

Refrigeran

Refrigeran adalah suatu substansi kerja dalam suatu sistem refrigerasi, yang

bertindak sebagai media penyerap dan pembuang kalor di evaporator.

Refrigeran menyerap kalor dari benda atau produk yang diinginkan sehingga

wujud refrigeran berubah dari cair menjadi gas, sedangkan di kondensor

refrigeran membuang panas ke lingkungan atau bahan lain sehingga wujudnya

berubah dari gas menjadi cair. Zat yang dapat dipakai sebagai refrigeran harus

memiliki struktur kimia, sifat-sifat fisis, dan termodinamis tertentu sehingga

dapat digunakan dengan aman dan ekonomis [9].

2.3.1 Kapasitas Air Conditioner

Unttuk menentukan kapasitas kondensor pada ruangan terdapa sebagai

berikut :

Kebutuhan BTU =(L x W x H x I x E) / 60……………………………………(2.1)

Keterangan :

L = Panjang Ruang (dalam feet)

W = Lebar Ruang (dalam feet)

I = Nilai 10 jika ruang berinsulasi (berada di lantai bawah, atau

berhimpit dengan ruang lain). Nilai 18 jika ruang tidak berinsulasi

(di lantai atas).

H = Tinggi Ruang (dalam feet)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-5

E = Nilai 16 jika dinding terpanjang menghadap utara; nilai 17

jika menghadap timur; Nilai 18 jika menghadap selatan; dan nilai 20

jika menghadap barat.

1 Meter = 3,28 Feet

Kapasitas AC berdasarkan PK:

AC½ PK = ± 5.000 BTU/h

AC¾ PK = ± 7.000 BTU/h

AC1 PK = ± 9.000 BTU/h

AC1½ PK = ±12.000 BTU/h

AC2 PK = ±18.000 BTU/h

2.4 AC Sentral

AC Sentral adalah sistem pendingin yang di kendalikan dalam satu

tempat dan mendistribusikan melalui jalur terpusat dengan saluran udara ducting

menuju ruangan. Pada AC Sentral terdapat beberapa komponen yaitu :

2.4.1 Water Chiller (Thermal storage)

Water Chiller (Thermal storage) merupakan tempat penyimpanan media

pendingin yang akan digunakan dilain waktu, biasanya digunakan pada saat WBP

(Waktu Beban Puncak) menurut (McDowall, Robert. Fundamentals of HVAC

Systems SI Edition. Atlanta, USA: ELSEVIER. 2007). Tujuan dan keuntungan

menggunakan water chiller pada sistem pendingin, antara lain:

1. Untuk mengurangi biaya operasional karena WBP (Waktu Beban

Puncak).

2. Mengurangi jumlah peralatan pendinginan langsung (direct),

penggunaan mesin pendingin yang fleksibel.

3. Memiliki kemampuan mem-back up sistem pendingin utama.

Sebagian besar penggunaan thermal storage adalah untuk penyimpanan media

pendingin air yang digunakan untuk keperluan Air Conditioner seperti yang

diperlihatkan pada gambar II.1.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-6

Gambar II.1 Chiller Sentrifugal

Sumber : https://www.linkedin.com/pulse/how-buy-air-cooled-water-chillers-baran-mohseni

Pertimbangan penggunaan air sebagai penyimpan kalor karena air

memiliki kapasitas kalor sebesar 1,285 watt jam/kg untuk setiap 1°C perubahan

suhu. Jika air masukkan AHU (Air Handling Unit) bertemperatur 6 °C dan

keluaran suhu dari kumparan pendingin adalah 13°C, maka setiap kg akan

memiliki kapasitas penyimpanan (13-5) x 1,285 watt jam/kg = 10,28 watt jam/kg.

Asumsi 1 m3 air beratnya 998 kg, sehingga setiap 1m3 dapat menyimpan kalor

10,28 watt jam/kg x 998 kg/m3 = 10,260 watt/jam/m3 atau 10,26 kWh/m3.

Thermal storage diklasifikasikan sesuai dengan jenis media penyimpanan kalor

yang digunakan baik menyimpan kalor sensibel atau laten. Air pendingin oleh

chiller selanjutnya disalurkan ke penukaran kalor AHU (Air Handling Unit).

2.5 AHU (Air Handling Unit)

Air Handling Unit sebagai alat yang digunakan untuk pengkondisian dan

sirkulasi udara sebagai bagian dari sistem HVAC (Heating, Ventilating, and Air

Conditioning). Air Handling Unit biasanya berupa kotak besar yang terbuat dari

logam yang berisi blower, elemen pemanas atau pendingin, filter, peredam suara

seperti yang diperlihatkan pada gambar II.2

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-7

Gambar II.2AHU (Air Handling Unit)

Sumber : https://rfd-training.tac.com/docs/HVAC.pdf

Seperti yang diperihatkan pada gambar II.2 terdapat komponen dalam

AHU yang memiliki fungsi yaitu :

2.5.1 Filter

Filter berfungsi sebagai penyaring udara, partikel-partikel asing dan

debu. Pada sistem AHU filter terdapat beberapa tipe tergantung tingkat

keefisienanya adalah sebagai berikut :

Pre filter [Keefisienannya 35%]

Medium Filter [Keefisienannya 95 %]

HEPA (High Efficiency Particulate Air) (Keefisienannya 99 %].

Dari beberapa jenis filter tersebut membutuhkan pergantian secara berkala agar

kualitas udara yang di hasilkan bersih. Seperti yang diperlihatkan pada gambar

II.3.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-8

Gambar II.3 Filter AHU (Air Handling Unit)

Sumber : https://filterac.wordpress.com/2013/05/10/filter-ahu

2.5.2 Fan Centrifugal

Fan centrifugal adalah mesin untuk pengerak udara, fan ini

memanfaatkan energi kinetik dari kipasnya untuk menanikan tekanan udara.

Seperti diperlihatka pada gambar II.4.

Gambar II.4 Fan centrifugal

Sumber : www.fansandblowers.com/product-range

Fan centrifugal mempercepat aliran udara secara linier pada sistem AHU, fan ini

menaikan kecepatan dari aliran udara dengan bagian berputar dengan

memanfaatkan energi kinetik dari kipasnya untuk menaikan tekanan udara pada

sistem AHU (Air Handling Unit).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-9

2.5.3 Evaporator

Evaporator berfungsi menurunkan temperature udara yang di salurkan

melalui ducting seperti yang diperlihatkan pada gambar II.5.

Gambar II.5 Evaporator

Sumber : https://sep-evaporator.yimg.com

2.5.4 Ducting

Ducting berfungsi sebagai saluran udara tertutup tempat mengalirnya

udara bersih menuju ruangan. Pada ruangan terdapat dua saluran udara yaitu

(ducting supply) dan (ducting return). Seperti yang diperlihatkan pada gambar

II.6.

Gambar II.6 Ducting

Sumber : http://www. /air-conditioning-ventilation-ducting-in-bangalore-sp13cat14c1/

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-10

2.5.5 Damper

Damper berfungsi untuk mengatur udara yang masuk ke ruangan, udara

yang masuk akan disesuaikan dengan kapasitas ruangan. Seperti pada gambar II.7.

Gambar II.7 Damper

Sumber :http://www.quickshipusa.com/components/dampers louvers/industrial

dampers.html

2.5.6 Komponen Pendukung Sistem Refrigrasi

Terdapat komponen pendukung pada sistem refrigrasi yang akan

menjaga dan melindungi sistem, sehingga dapat bekerja baik dan menghasilkan

nilai efisiensi yang baik.

2.5.6.1 Insulasi (harmaflex)

Bahan yang merupakan isolator panas atau dingin yang digunakan pada

instalasi pipa sistem refrigrasi seperti pada gambar II.8

Gambar II 8 Insulasi (Harmaflex)

Sumber : http://www.armacell.com/

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-11

2.5.6.2 Pompa Sirkulasi

Pompa air digunakan untuk mensirkulasikan media pendingin air dari

water chiller (thermal storage) ke AHU (Air Handling Unit) dalam proses

sirkulasi. Seperti pada gambar II.9

Gambar II 9 Pompa Sirkulasi

Sumber : http://www sembranitech.com

2.6 Sensor SHT11

Sensor SHT11 adalah merupakan sebuah sensor digital yang merupakan

sensor suhu sekaligus sensor kelembaban. Sensor ini merupakan sebuah integrasi

sensor dengan pemrosesan sinyal yang menghasilkan output digital yang

terkalibrasi seperi yang diperlihatkan pada Gambar II.10.

Gambar II.10 Sensor SHT 11

Sumber : www.sensirion.com

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-12

Sebuah elemen sensor capasitif yang digunakan untuk mengukur relative humidity

sensor ketika suhu diukur oleh sebuah band-gap sensor. Sensor ini merupakan

pasangan tanpa lapisan dari 14 bit analog to digital converter dan sebuah

rangkaian interface serial. Hasil sensor ini merupakan sinyal output yang

berkualitas, dan sebuah respon waktu yang cepat dengan ukuran sensor yang kecil

dan konsumsi daya yang rendah menjadikan sensor ini banyak digunakan

berbagai aplikasi.

2.6.1 Pin Catu daya (VDD, GND)

Tegangan supply untuk SHT 11 adalah 2.4 – 5.5 v , sedangkan

rekomendasi tegangan adalah 3.3 v pin catu daya VDD dan GND harus dicouple

dengan sebuah capasitor 100nF. Antar muka serial SHT11. Antar muka serial

SHT11 digunakan agar pembaca sensor bisa optimal dan komsumsi daya listrik

yang bisa optimal. Sensor tidak bisa dialamati oleh I2C protocol, meskipun sensor

bisa dikoneksi dengan I2C bus tanpa ganggunan dari peralatan lain yang

terkoneksi dengan bus. Pengaturannya harus dengan switching antara protokol,

terdapat rangkaian pengkondisian sinyal sesuai datasheet dari sensirion corp

seperti yang diperlihatkan pada gambar II.11.

Gambar II 11 Rangkaian Sensor ke Microcontroller

Sumber : www.sensirion.com

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-13

2.6.2 Serial Clock Input (SKC)

SCK digunakan untuk mengsinkronisasi komunikasi antara

mikrokontroler dengan SHT11

2.6.2.1 Serial Data (Data)

Pada kaki Tri-starte data digunakan untuk mengirim data in dan out dari

sensor. Untuk mengirimkan sebuah perintah ke sensor, data dikirim pada saat

sinyal naik dari serial clock (SCK) dan SCK harus dalam kondisi stabil logika

high. Ketika sinyal SCK berubah dari kondisi high ke kondisi low, maka nilai data

akan berubah. Agar komunikasi data lebih aman, maka sinya Tsu dan Thu harus

diperpanjang sebelum sinyal High dan setelah sinyal low dari SCK. Untuk

pembacaan data dari sensor, data harus valid Tv setelah sinyal SCK kondisi low

sampai kondisi low pada sinyal berikutnya. Seperti yang diperlihatkan pada

gambar II.12 merupakan diagram perwaktuan sinyal SCK dan sinyal data dari

sensor.

Gambar II 12 Proses Pengiriman Data oleh SHT11

Sumber : www.sensirion.com

2.6.3 Komunikasi Sensor SHT11

2.6.3.1 Start Up Sensor

Untuk start up sensor SHT 11 langkah yang pertama adalah

mengkoneksi sensor dengan power supply pada kaki VDD tidak kurang dari

1V/ms. Setelah power up sensor membutuhkan 11ms untuk mencapai kondisi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-14

sleep state . diharapkan tidak ada perintah yang dikirim ke sensor sebelum waktu

tercapai.

2.6.3.2 Mengirimkan Sebuah Perintah

Untuk menginisialisasi sebuah tranmisi, urutan transmission start harus

disampaikan seperti yang diperlihatkan pada gambar II.13.

Gambar II 13 Transmisi Data SHT11

Sumber : www.sensirion.com

hal ini terdiri dari kondisi low dari sinyal data ketika kondisi SCK high, diikuti

dengan sinyal low dari SCK dan sinyal naik data kembali ketika SCK mencapai

kondisi high. Perintah subsequent terdiri dari tiga bit alamat dan lima bit perintah.

Sensor SHT11 mengindikasi menerima sebuah perintah dengan merubah kondisi

data low (ACK bit) setelah kondisi tinggi ke rendah pada clock ke 8 sinyal SCK.

Line data akan disampaikan (berubah menjadi kondisi high) setelah kondisi tinggi

ke rendah pada clock ke 9 sinyal SCK. Seperti yang dipelihatkan pada gambar

IV.14

Gambar II 14 Daftar Perintah Sensor SHT11

Sumber : www.sensirion.com

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-15

2.6.3.3 Pengukuran Kelembaban dan Temperatur

Setelah menyampaikan sebuah perintah pengukuran (00000101 untuk

pengukuran kelembaban dan 00000011 untuk pengukuran temperature )

mikrokontroler akan menunggu sampai proses pengukuran selesai akan memakan

waktu maksimum 20/80/230 ms untuk 8/12/14 bit pengukuran. Waktu berubah-

ubah sesuai dengan kecepatan internal osilator dan bisa lebih rendah sampai 30%.

Ketika sinyal melengkapi pengukuran, SHT11 memberikan pulsa data kondisi

rendah dan memasuki idle mode.

2.7 Sistem Kendali Fuzzy Logic

2.7.1 Pengertian Fuzzy Logic

Fuzzy Logic merupakan cabang ilmu Artificial Intellegence, yaitu suatu

pengetahuan yang membuat komputer dapat meniru kecerdasan manusia sehingga

diharapkan komputer dapat melakukan hal-hal yang apabila dikerjakan manusia

memerlukan kecerdasan. Dengan kata lain fuzzy logic mempunyai fungsi untuk

“meniru” kecerdasan yang dimiliki manusia untuk melakukan sesuatu dan

mengimplementasikannya ke suatu perangkat, misalnya robot, kendaraan,

peralatan rumah tangga, dan lain-lain.

2.7.2 Logika Fuzzy

Logika fuzzy merupakan logika yang menggunakan aturan atau rule

untuk menentukan keluarannya. Aturan tersebut menggambarkan kondisi yang

diharapkan dan hasil yang diinginkan dengan menggunakan statement if…..then.

Konsep fuzzy logic pada umumnya seperti dibawah ini:

1. Fuzzy logic umumnya diterapkan pada masalah-masalah yang mengandung

unsur ketidakpastian (uncertainty), ketidaktepatan (imprecise), noisy, dan

sebagainya.

2. Fuzzy logic menjembatani bahasa mesin yang presisi dengan bahasa manusia

yang menekankan pada makna atau arti (significance).

3. Fuzzy logic dikembangkan berdasarkan cara berfikir manusia

Terdapat beberapa istilah yang digunakan dalam pengoperasian logika fuzzy,

yaitu:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-16

2.7.2.1 Variabel fuzzy

Variabel fuzzy adalah variabel yang hendak dibahas dalam suatu fuzzy.

Contohnya yaitu kecepatan, temperatur, tegangan dan sejenisnya. Dalam hal ini

variabel fuzzy terbagi menjadi variabel input dan variabel output.

2.7.2.2 Himpunan fuzzy

Himpunan fuzzy merupakan suatu group yang mewakili suatu kondisi

atau keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy. Contoh: variabel kecepatan

terdiri dari tiga himpunan fuzzy, yaitu lambat, cepat dan sangat cepat.

2.7.2.3 Scope/domain

Scope/domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan

dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy.

Contoh : lambat = [0, 500], cepat = [300, 1000], sangat cepat = [800, 1200].

2.7.2.4 Semesta pembicaraan

Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk

dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy. Contoh: semesta pembicaraan untuk

kecepatan [0,1200].

2.7.2.5 Derajat keanggotaan

Fungsi dari derajat keanggotaan ini adalah untuk memberikan bobot pada

suatu input yang telah kita berikan, sehingga input dapat dinyatakan dengan nilai.

Misalnya putaran adalah lambat, dengan adanya derajat keanggotaan maka

putaran lambat dapat mempunyai suatu nilai misal 0,5. Batas dari derajat

keanggotaan dari0 –1.

2.7.2.6 Fungsi Keanggotaan

Fungsi keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang

menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya

(derajat keanggotaan) yang memiliki interval antara 0 sampai 1. Salah satu cara

yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan

melalui pendekatan fungsi. Ada beberapa fungsi yang bisa digunakan seperti

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-17

representasi linear, representasi kurva segitiga, representasi kurva trapesium,

representasi kurva bentuk bahu, represeentasi kurva-s, dan representasi kurva

bentuk lonceng Fungsi Keanggotaan Linier Terdapat dua fungsi keanggotaan

linier, yaitu linear naik dan turun. Pada linear naik, himpunan fuzzy dimulai pada

nilai domain yang memiliki dearajat keanggotaan nol bergerak ke kanan menuju

domain yang memiliki derajat keanggotaan yang lebih tinggi.

a. Fungsi Keanggotaan Linier

Terdapat dua fungsi keanggotaan linier, yaitu linear naik dan turun. Pada

linear naik, himpunan fuzzy dimulai pada nilai domain yang memiliki dearajat

keanggotaan nol bergerak ke kanan menuju domain yang memiliki derajat

keanggotaan yang lebih tinggi seperti yang diperlihatkan pada gambar II.15.

Gambar II.15 Fungsi keanggotaan liner naik

Fungsi keanggotaan :

…………………………………….(2.2)

b. Fungsi Keanggotaan Segitiga

Pada fungi keanggotaan segitiga, terdapat tiga parameter a,b dan c yang

membentuk kurva segitiga seperti yang diperlihatkan pada gambar II.16.

Gambar II.16 Fungsi keanggotaan segitiga

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-18

Untuk mencari derajat keanggotaan fungsi kurva segitiga, dapat dicari melalui

persamaan:

…………………………....(2.3)

c. Fungsi Keanggotaan Trapesium

Gambar II.17 Fungsi keanggotaan trapezium

………………………………(2.4)

2.7.3 Proses Fuzzy Logic

Proses Fuzzy Logic terdiri dari tiga bagian utama. Fuzzifikasi, Rule Based

dan Defuzzifikasi seperti yang diperlihatkan pada gambar IV.18 sebagai berikut :

Gambar II 18 Proses fuzzy logic

2.7.3.1 Fuzzifikasi

Merupakan proses pengubahan variabel numerik menjadi variabel

linguistik. Suatu besaran dimasukkan sebagai input (crisp input). Crisp input

kemudian dimasukkan pada batas domain sehingga input tersebut dinyatakan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-19

sebagai label seperti lambat, sedang, cepat dari fungsi keanggotaan. Kemudian

dari fungsi keanggotaan ini dapat diketahui berapa derajat keanggotannya.

Fuzzifikasi memiliki peranan mentransformasikan bilangan tegas yang diperoleh

dari sebuah pengukuran ke dalam penaksiran sebagai pemetaan dari ruang

masukan ke himpunan fuzzy dalam semesta pembicaraan. Untuk keperluan

tersebut diperlukan suatu operator fuzzy. Sinyal masukan pada fuzzy controller

berupa nilai tegas yang diambil dari selisih antara set point dengan nilai keluaran

aktual berupa nilai kesalahan error (e) dan turunan pertama dari nilai error yang

disebut delta error (de).

2.7.3.2 Evaluasi Rule

Proses ini berfungsi untuk untuk mencari suatu nilai fuzzy output dari

fuzzy input. Prosesnya adalah suatu nilai fuzzy input yang berasal dari proses

fuzzifikasi kemudian dimasukkan kedalam sebuah rule yang telah dibuat untuk

dijadikan sebuah fuzzy output. Evaluasi rule merupakan bagian utama dari fuzzy,

karena disinilah sistem akan menjadi pintar atau tidak. Jika tidak pintar dalam

mengatur

rule (basis aturannya) maka sistem yang akan dikontrol menjadi kacau. Basis

aturan berisi aturan-aturan fuzzy yang digunakan untuk pengendalian sistem.

Aturan-aturan ini dibuat berdasarkan logika dan intuisi manusia, serta berkaitan

erat dengan jalan pikiran yang membuatnya. Jadi tidak salah bila dikatakan bahwa

aturan ini bersifat subjektif, tergantung dari ketajaman yang membuat. Aturan

yang telah ditetapkan digunakan untuk menghubungkan antara variabel-variabel

masukan dan variabel-variabel keluaran. Aturan ini berbentuk „JIKA – MAKA‟

(IF – THEN).

2.7.3.3 Defuzzifikasi

Defuzzifikasi merupakan cara untuk mendapatkan nilai tegas dari nilai

fuzzy secara representatif. Secara mendasar defuzzifikasi adalah pemetaan dari

ruang aksi kendali fuzzy yang didefinisikan dalam semesta pembicaraan keluaran

ke dalam ruang aksi kendali nyata (non fuzzy). Proses ini berfungsi untuk

menentukan suatu nilai crisp output. Prosesnya adalah: suatu nilai fuzzy output

yang berasal dari evaluasi rule diambil kemudian dimasukkan ke dalam suatu

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-20

fungsi keanggotaan keluaran (membership function output). Besar nilai fuzzy

output dinyatakan sebagai degree of membership function output. Nilai-nilai

tersebut dimasukkan ke dalam suatu rumus untuk mendapatkan hasil akhir yang

disebut crisp output. Crisp output adalah suatu nilai analog yang dibutuhkan

untuk mengolah data pada sistem yang telah dirancang.

Terdapat beberapa metode pada defuzzyfikasi, metode tersebut yaitu

metode Tsukamoto, metode Sugeno dan metode Mamdani. Pada metode

Tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berebentuk IF-THEN harus

direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang

monoton. Pada metode Sugeno, output tidak berupa himpunan fuzzy, namun

berupa konstanta atau persamaan linier. Sedangkan untuk metode Mamdani nilai

tegas diperoleh dengan cara mengambil titik pusat daerah fuzzy. Metode yang

dipakai yaiu metode Sugeno (weight average).

2.7.4 Operator Fuzzy Logic

Terdapat beberapa operasi yang dapat digunakan untuk mengkombinasi

dan memodifikasi himpunan fuzzy. Selain itu terdapat nilai keanggotaan yang

didapat dari operasi 2 himpunan yang disebut α–predikat. Terdapat 2 operasi dasar

pada fuzzy, operasi tersebut yaitu:

2.7.4.1 Operator AND

Operator ini berhubungan dengan operasi interseksi pada himpunan. α–

predikat sebagai hasil operasi dengan operator AND diperoleh dengan mengambil

nilai keanggotaan terkecil antar elemen pada himpunan-himpunan yang

bersangkutan. μAnB = min(μAμB[y]).

2.7.4.2 Operator OR

Operator ini berhubungan dengan operasi union pada himpunan. α–

predikat sebagai hasil operasi dengan operator OR diperoleh dengan mengambil

nilai keanggotaan terbesar antar elemen pada himpunan-himpunan yang

bersangkutan. μAuB = max(μA[x],μB[y]).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-21

2.7.5 Sistem Inferensi

Sistem inferensi merupakan penarikan kesimpulan dari kaidah fuzzy.

Sistem inferensi dapat dibangun dengan metode –metode :

2.7.5.1 Metode Sugeno

Pada metode sugeno, fuzzifikasi, operasi fuzzy, dan implikasi sama seperti

metode mamdani. Perbedaannya hanya pada agregasi dan defuzzifikasi. Metode

ini diperkenalkan oleh takagi-sugeno kang pada tahun 1985.

1. Model fuzzy sugeno orde-nol

Secara umum bentuk model fuzzy sugeno orde-nol adalah:

IF (x1 is A1) ● (x2 is A2) ● (x3 is A3) ●…….. ● (xN is AN) THEN z=k

dengan: Ai adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, dan k adalah suatu

konstanta (tegas) sebagai konsekuen.

2. Model Fuzzy Sugeno Orde-Satu

Secara umum bentuk model fuzzy SUGENO Orde-Satu adalah: IF (x1 is A1)

●……● (xN is AN) THEN z = p1*x1 + … + pN*xN + q

dengan: Ai adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, dan pi adalah suatu

konstanta (tegas) ke-i dan q juga merupakan konstanta dalam konsekuen.

2.8 Motor Servo

Motor Servo adalah alat untuk mengubah energi listik menjadi mekanik

/actuator yang dapat bekerja pada dua arah putar (Clockwise dan Counter

Clockwise). Motor servo dapat berputar bersarkan lebar pulsa selebar kurang lebih

20 ms. Motor servo mempunyai 2 jenis yaitu

Motor servo standar

Motor servo standar mampu berputar 90o dan 180o. Untuk aplikasi motor

servo standar biasanya digunakan untuk robotarm ( robot lengan)

Motor servo continuous

Motor servo standar mampu berputar 380o. Untuk aplikasi motor servo

continue biasanya digunakan untuk mobile robot.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-22

Secara umum motor servo mempunyai 3 buah kabel yaitu : Kabel power.

Kabel ground

Kabel kendali PWM (Pulse Width Modulation).

Berikut merupakan bentuk dari motor servo seperti pada gambar III.19 sebagai

berikut :

Gambar II 19 Motor Servo

Sumber : http://elektronika-dasar.web.id/motor-servo/

Pengendalian gerakan batang motor servo dapat dilakukan dengan menggunakan

metode PWM (Pulse Width Modulation). Motor servo berfungsi untuk

menggerakan volume damper dengan mengatur PWM (Pulse Width Modulation)

yang dikeluarkan oleh microcontroller. Motor servo yang digunakan jenis

MG995. Berikut merupakan pemberian PWM (Pulse Width Modulation) untuk

motor servo seperti yang diperlihatkan pada gambar II.20.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-23

Gambar II.20 Pulsa PWM Motor Sevo

Sumber : http://elektronika-dasar.web.id

Seperti pada gambar II.20 untuk pemberian PWM pada 1.25 ms maka posisi

motor servo berada pada posisi 0o (Netral), pemberian PMW 1.75 ms posisi

motor servo berada pada posisi 180o , pemberian PWM 1.375 ms posisi motor

servo berada pada posisi 45o (dari Posisis 0o ), pemberian PWM 1.5 ms motor

servo berada pada 0o, pemberian PWM 1.625 ms motor servo berada pada posisi

45o dari posisi 0o ke belakang).

2.9 LCD (Liquid Crystal Display)

LDC (Liquid Crystal Display) komponen elektronika yang dapat

menampilkan tulisan karakter. Karakte biasanya disebutkan jumlah kolom dan

barisnya, misalnya 20x4 yang artinya terdapat 20 kolom dan 4 baris seperti yang

diperlihatkan pada gambar II.21

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-24

Gambar II 21 LCD 20 x 4

Sumber : www.instructables.com/id/Interfacing-20x4-LCD-with-Arduino

LCD tersusun atas lapisan dari campuran organik antara lapisan kristal kaca

bening dengan elektroda transparan indium oksida dan ditampilan membentuk

seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca belakang. dalam menampilkan

alfanumerik kristal dapat diatur kedalam pola titik. Memori LCD terdiri dari 9.920

bit CGROM, 64 byte CGRAM dan 80x8 bit DDRAM. Pengalamatan diatur oleh

Address Counter dan akses datanya dilakukan melalui register data. Konfigurasi

LCD 20x4 artinya maksimal karakter perbaris berjumlah 20 dan jumlah baris

maksimal adalah 4 dengan setiap karakternya dibentuk oleh 8 baris pixel dan 5

kolom pixel.

2.10 Mikrokontroller AVR Atmega16

Mikrokontroller ialah chip yang sudah terdapat I/O Port dan memori

RAM (Random Access Memory) dan ROM (Read Only Memory) diperlukan

untuk kebutuhan control. Seperti yang diperlihatkan pada gambar II.22

Gambar II 22 Susunan Kaki Mikrokontroller ATmega16

Sumber : datasheet Atmega16

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-25

Berikut penjelasan pin mikrokontroller Atmega16 secara umum adalah seperti pada tabel II.1

Tabel II. 1 Penjelasan Pin Atmega16

Konfigurasi PIN ATmega16 Keterangan PIN Fungsi PIN PORTB_1 sampai 8 (Port B) 8 bit dua arah (bitdirectional), yang dapat

dipergunakan untuk general purpose dan special feature.

PIN 9 (Reset) jika terdapat minimum pulse pada saat active low.

PIN 10 VCC (2,7 – 5,5 Volt). PIN 11 dan 31 GND PIN 12 (XTAL 2) PIN masukan ke rangkaian osilator internal.

Sebuah osilator kristal atau sumber osilator luar dapat digunakan.

PIN 13 (XTAL 1) PIN keluaran ke rangkaian osilator internal. Pin ini dipakai bila menggunakan osilator kristal.

PIN 14 sampai 21 (Port D) 8 bit dua arah (bitdirectional), yang dapat digunakan general purpose dan special feature.

PIN 22 sampai 29 (Port C) 8 bit dua arah (bitdirectional), yang dapat digunakan untuk general purpose dan special feature.

Pin 30 Avcc pin penyuplai daya untuk port A dan ADC dan dihubungkan ke Vcc. Jika ADC digunakan maka pin ini dihubungkan ke Vcc.

Pin 32 AREF pin yang berfungsi sebagai referensi untuk pin analog jika ADC digunakan.

Pin 33 sampai 40 (Port A) 8 bit dua arah (bitdirectional), yang dapat digunakan untuk general purpose dan special feature

Pada Atmega16 mempunyai fungsi-fungsi khusus adalah :

Pada Pin 33 sampai 40 (Port A) dapat digunakan seperti pada tabel II.2.

Tabel II. 2 Pin A

PIN Fungsi Khusus Port A0 Input ADC Port A 0 Port A1 Input ADC Port A 1 Port A2 Input ADC Port A 2 Port A3 Input ADC Port A 3 Port A4 Input ADC Port A 4 Port A5 Input ADC Port A 5 Port A6 Input ADC Port A 6

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-26

Port A7 Input ADC Port A 7 Port A8 Input ADC Port A 8

Pada Pin 1 sampai 8 (Port B) dapat digunakan seperti pada tabel II.3. Tabel II. 3 Pin B

PIN Fungsi Khusus Port B0 T0 (Timer/Counter 0 External

Counter Input) XCK (USART External Clock Input/Output)

Port B1 T1 (Timer/Counter 1 External Counter Input)

Port B2 AIN0 (Analog Comparator Positive Input) INT2 (External Interupt 2 Input)

Port B3 AIN1 (Analog Comparator Negative Input) OC0 (Timer/Counter 0 Output Compare Match Output)

Port B4 SS (SP1 Slave Select Input) Port B5 MOSI (SPI Bus Master Output/Slave

Input) Port B6 MISO (SPI Bus Master Input/Slave

Output) Port B7 SCK (SPI Bus Serial Clock)7

Pada Pin 22 sampai 29 (Port C) dapat digunakan seperti pada tabel II.4. Tabel II. 4 Pin C

PIN Fungsi Khusus Port C0 SCL (Two-wire Serial Bus Clock Line) Port C1 SDA (Two-wire Serial Bus Data

Input/Output Line) Port C2 TCK (Joint Test Action Group Test Clock) Port C3 TMS (JTAG Test Mode Select) Port C4 TDO (JTAG Test Data Out) Port C5 TDI (JTAG Test Data In) Port C6 TOSC1 (Timer Oscillator Pin 1) Port C7 TOSC2 (Timer Oscillator Pin 2)

Pada Pin 14 sampai 21 (Port D) dapat digunakan seperti pada tabel II.5.

Tabel II. 5 Pin D

PIN Fungsi Khusus Port D0 RXD (USART Input Pin) Port D1 TXD (USART Output Pin)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-27

Port D2 INT0 (External Interupt 0 Input) Port D3 INT1 (External Interupt 1 Input) Port D4 OC1B (Timer/Counter 1 Output

Compare B Match Output) Port D5 OC1A (Timer/Counter 1 Output

Compare A Match Output) Port D6 ICP1 (Timer/Counter 1 Input Compare

Pin) Port D7 OC2 (Timer/Counter 2 Output Compare

Match Output)

keuntungan menggunakan Atmega16 sebagai pengontrol utama yaitu :

1. Mempunyai performa tinggi (berkecepatan akses maksimum 16 MHz)

tetapi hemat daya.

2. Memori untuk program flash cukup besar yaitu 16 Kb.

3. Memori internal (SRAM) cukup besar yaitu 16 Kb.

4. Mendukung hubungan serial SPI.

5. Tersedia 3 channel timer/counter (2 untuk 8 bit dan 1 untuk 16 bit).

2.11 Motor DC

Motor dc adalah motor arus searah dengan mengubah tenaga listrik

menjadi tenaga gerak dan memerlukan tegangan searah seperti pada gambar II.23

Gambar II 23 Kontruksi Motor DC

Sumber : http://elektronika-dasar.web.id/prinsip-kerja-motor-dc/

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIdigilib.polban.ac.id/files/disk1/143/jbptppolban-gdl... · 2017. 10. 12. · II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan

II-28

Seperti pada gambar II.23 kontruksi motor DC memiliki bagian-bagian

seperti :

1. Stator / bagian tetap. Stator menghasilkan medan magnet yang

dibangkitkan dari koil/ magnet permanen.

2. Rotor / bagian berputar. Rotor berupa koil untuk arus listrik mengalir

Gaya electromagnet pada motor DC timbul saat arus yang mengalir pada

penghantar yang berada dalam medan magnet yang ditimbulkan oleh magnet

permananen. Motor DC terdapat dua kutub magnet garis-garis gaya magnet

mengalir ke kedua kutub tersebut. Menurut hukum gaya lourentz, arus mengalir

pada penghantar terletak dalam medan magnet, pada medan magnet akan timbul

gaya. Gaya F, timbul tergantung pada arus I, dan arah medan magnet B.

2.12 Driver Motor L298

Driver motor L298 adalah rangkaian H-bridge yang dapat digunakan

untuk mengendalikan putaran motor DC dengan mikrokontroller, arus yang

dikerluarkan oleh mikrokontroller sangat kecil sehingga harus dihubungkan

dengan L298 agar dapat mengendalikan motor DC. L298 terdapat berupa

rangkaian transistor, relay, IC dapat bekerja dengan tegangan catu hingga 46 volt

DC dengan arus (DC) dapat bekerja maximal hingga 3 A. Pemberian PWM dari

mikrokontroller untuk driver L298 dikhususkan pada PIN 6 (ENABLE A) undan

PIN 11 (ENABLE B), L298 memiliki 15 kaki setiap kaki-kaki memiliki fungsi

tersendiri berikut susunan pin dari L298 seperti pada gambar II.24

Gambar II 24 Konfigurasi pin L298

Sumber : Data Sheet L298