22
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Stres 2.1.1. Definisi Stres Pada awal mulanya stres berasal dari istilah yang dipakai dalam ilmu metalurgi, dimana lempengan logam yang menahan beban timbangan dinamakan stres. Dikemudian hari kata stres ini diadopsi oleh dunia medis ketika seseorang yang mengalami gangguan syaraf, dikatakan dalam kondisi stres (Effendi, 2006). Sarafino (2008) mengartikan stres adalah kondisi yang disebabkan oleh interaksi antara individu dengan lingkungan, menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi yang bersumber pada sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang. Senada dengan Sarafino, Santrock (2003) mendefinisikan stres adalah respon individu terhadap keadaan atau kejadian yang memicu stres (stresor), yang mengancam dan mengganggu kemampuan seseorang untuk menanganinya atau coping. Lain halnya dengan pendapat Hans Selye (Hawari, 2001) menyatakan bahwa stres adalah respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Sedangkan Safaria dan Rahardi (2004) mendefinisikan stres adalah keseluruhan proses yang meliputi stimulasi, kejadian, peristiwa dan respons, interpretasi individu yang menyebabkan timbulnya ketegangan yang di luar kemampuan individu untuk mengatasinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01085-PS Bab2001.… · Contoh stres ini adalah wawancara kerja, ... Strategi koping

  • Upload
    dokiet

  • View
    233

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01085-PS Bab2001.… · Contoh stres ini adalah wawancara kerja, ... Strategi koping

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Stres

2.1.1. Definisi Stres

Pada awal mulanya stres berasal dari istilah yang dipakai dalam ilmu

metalurgi, dimana lempengan logam yang menahan beban timbangan

dinamakan stres. Dikemudian hari kata stres ini diadopsi oleh dunia medis

ketika seseorang yang mengalami gangguan syaraf, dikatakan dalam kondisi

stres (Effendi, 2006). Sarafino (2008) mengartikan stres adalah kondisi yang

disebabkan oleh interaksi antara individu dengan lingkungan,

menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari

situasi yang bersumber pada sistem biologis, psikologis dan sosial dari

seseorang. Senada dengan Sarafino, Santrock (2003) mendefinisikan stres

adalah respon individu terhadap keadaan atau kejadian yang memicu stres

(stresor), yang mengancam dan mengganggu kemampuan seseorang untuk

menanganinya atau coping. Lain halnya dengan pendapat Hans Selye

(Hawari, 2001) menyatakan bahwa stres adalah respon tubuh yang sifatnya

nonspesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Sedangkan Safaria dan

Rahardi (2004) mendefinisikan stres adalah keseluruhan proses yang

meliputi stimulasi, kejadian, peristiwa dan respons, interpretasi individu yang

menyebabkan timbulnya ketegangan yang di luar kemampuan individu untuk

mengatasinya.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01085-PS Bab2001.… · Contoh stres ini adalah wawancara kerja, ... Strategi koping

11

Dari pengertian-pengertian yang telah diungkapkan diatas, maka

peneliti mendefinisikan stres adalah respon individu terhadap kejadian,

peristiwa, dan stimulasi yang mengancam dan mengganggu seseorang

akibat tuntutan beban yang dialami seseorang dan individu tidak bisa

menanganinya karena diluar kemampuannya.

2.1.2. Jenis Stres

Orang menggunakan kata stres untuk mengungkapkan pengalaman

yang menyedihkan, mengecewakan, menyakitkan, dan ketakutan yang ada

dalam dirinya. Tetapi pada kenyataannya ada 2 jenis stres yang terdapat

pada diri manusia, yaitu eustres dan distres (Safaria dan Rahardi, 2004).

Kedua jenis stres tersebut adalah :

a. Eustres

Eustres adalah stres ini menimbulkan tegangan dalam hidup, tetapi

dampak yang ditimbulkan menyenangkan dan diimpikan semua orang.

Contoh stres ini adalah wawancara kerja, promosi kenaikan jabatan,

seleksi pekerjaan. Stres ini dikatakan positif karena ketegangan yang

dialami individu akan membuahkan hasil yang bermanfaat jika sudah

tercapai.

b. Distres

Distres muncul ketika seseorang membenci pekerjaannya, mengeluhkan

berbagai tekanan hidup, dan seseorang merasa tidak berdaya dalam

menjalani kehidupan (Covey, 2005). Contoh stres ini adalah di PHK dari

pekerjaan, kehilangan orang yang dicintai, sakit keras, dirampok, dan

sebagainya.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01085-PS Bab2001.… · Contoh stres ini adalah wawancara kerja, ... Strategi koping

12

Kedua jenis stres ini jika tidak dikelola dengan baik dan terlalu

berlebihan maka akan menimbulkan dampak yang negative, seperti sakit

jantung, stroke, sakit maag, migrain, kelelahan, dan kejenuhan (Safaria

dan Rahardi, 2004).

2.1.3. Dampak yang Ditimbulkan Akibat Stres

Sarafino (2008) menjabarkan tentang 2 aspek utama dari dampak

yang ditimbulkan akibat stres yang terjadi pada manusia, yaitu :

1. Aspek Biologis

Ada beberapa gejala fisik yang dirasakan ketika seseorang sedang

mengalami stres, diantaranya adalah sakit kepala yang berlebihan, tidur

menjadi tidak nyenyak, gangguan pencernaan, hilangnya nafsu makan,

gangguan kulit, dan produksi keringat yang berlebihan di seluruh tubuh.

2. Aspek Psikologis

Ada 3 gejala psikologis yang dirasakan ketika seseorang sedang mengalami

stres. Ketika gejala tersebut adalah gejala kognisi, gejala emosi, dan gejala

tingkah laku.

a. Gejala kognisi

Gangguan daya ingat (menurunnya daya ingat, mudah lupa dengan

suatu hal), perhatian dan konsentrasi yang berkurang sehingga

seseorang tidak fokus dalam melakukan suatu hal, merupakan gejala-

gejala yang muncul pada aspek gejala kognisi

b. Gejala emosi

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01085-PS Bab2001.… · Contoh stres ini adalah wawancara kerja, ... Strategi koping

13

Mudah marah, kecemasan yang berlebihan terhadap segala sesuatu,

merasa sedih dan depresi merupakan gejala-gejala yang muncul pada

aspek gejala emosi

c. Gejala tingkah laku

Tingkah laku negative yang muncul ketika seseorang mengalami stres

pada aspek gejala tingkah laku adalah mudah menyalahkan orang lain

dan mencari kesalahan orang lain, suka melanggar norma karena dia

tidak bisa mengontrol perbuatannya dan bersikap tak acuh pada

lingkungan, dan suka melakukan penundaan pekerjaan.

2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres

Gunawati, Hartati, dan Listiara (2006) menjelaskan tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi stres pada mahasiswa yang sedang menyusun

skripsi. Ada 6 faktor yang mempengaruhi stres mahasiswa, yaitu :

a. Faktor internal mahasiswa

1. Jenis kelamin

Penelitian yang dilakukan di Amerika menyatakan bahwa wanita

cenderung memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan pria.

Secara umum wanita mengalami stres 30% lebih tinggi daripada pria.

2. Status sosial ekonomi

Seseorang yang mempunyai status sosial ekonomi menengah kebawah

cenderung memiliki tingkat stres yang tinggi. Kesulitan ekonomi yang

terjadi pada status sosial ekonomi menengah kebawah menyebabkan

tekanan dalam hidup

3. Karakteristik kepribadian mahasiswa

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01085-PS Bab2001.… · Contoh stres ini adalah wawancara kerja, ... Strategi koping

14

Karakteristik kepribadian mahasiswa yang berbeda-beda menyebabkan

adanya perbedaan reaksi terhadap sumber stres yang sama. Mahasiswa

yang mempunyai ketabahan lebih tinggi akan berdampak terhadap daya

tahan mereka terhadap stres daripada mahasiswa yang mempunyai

ketabahan lebih rendah

4. Strategi koping mahasiswa

Strategi koping merupakan rangkaian respon yang melibatkan unsur-

unsur pemikiran untuk mengatasi permasalahan sehari-hari dan sumber

stres yang menyangkut tuntutan dan ancaman yang berasal dari

lingkungan sekitar. Strategi koping yang digunakan oleh mahasiswa yang

sedang menyusun skripsi dalam menghadapi stres, berpengaruh pada

tingkat stresnya. Ditambahkan oleh Lazarus dan Folkman (dalam Utomo,

2008) ada 2 bentuk koping stres yang dapat dipakai oleh mahasiswa,

yaitu emotional focused coping adalah usaha untuk mengatur respon

emosional terhadap stres dengan merubah cara dalam merasakan

permasalahan atau situasi dan problem focused coping adalah usaha

untuk mengurangi atau menghilangkan stres dengan mempelajari cara-

cara atau ketrampilan-ketrampilan baru untuk memodifikasi

permasalahan yang mendatangkan stres yang mendatangkan stres.

5. Suku dan kebudayaan

Stuart dan Sundeen (1991) mencoba menjelaskan bahwa kebudayaan

mempengaruhi terhadap gangguan psikis seseorang. Karena setiap suku

memiliki metode penyelesaian masalah yang berbeda.

6. Intelegensi

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01085-PS Bab2001.… · Contoh stres ini adalah wawancara kerja, ... Strategi koping

15

Setiap orang mempunyai kemampuan intelegensi yang berbeda-beda.

Seorang mahasiswa yang mempunyai kemampuan intelegensi yang lebih

tinggi cenderung lebih tahan terhadap sumber stres karena tingkat

intelegensi mempengaruhi penyesuaian diri seseorang di lingkungan.

Mahasiswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang lebih tinggi

cenderung lebih adaptif dalam menyesuaikan diri.

b. Faktor eksternal mahasiswa

1. Tuntutan tugas akademik (skripsi)

Seorang mahasiswa yang menganggap skripsi merupakan beban bagi

dirinya dan dia berpikir bahwa tugas tersebut tidak sesuai dengan

kemampuan yang ada dalam dirinya, maka mahasiswa tersebut

cenderung mengalami stres

2. Hubungan mahasiswa dengan lingkungan sosialnya

Hubungan mahahsiswa dengan lingkungan sosialnya meliputi dukungan

sosial yang diterima dari orang tua, teman, dan para dosen. Dukungan

sosial mempengaruhi motivasi mahasiswa dalam menyusun skripsi dan

dukungan sosial juga dapat mengurangi stres individual yang terjadi pada

mahasiswa.

2.1.5. Klasifikasi dan Pengertian Tingkat Stres

Saat muncul keadaan eksternal yang tidak diharapkan, maka

seseorang dapat menilai apakah kejadian tersebut membuat seseorang

dapat atau tidak menimbulkan stres. Pertama seseorang mendeteksi suatu

kejadian yang berpotensial menyebabkan stres. Peristiwa tersebut dibagi

menjadi tiga keadaan, yaitu: positif, netral, dan negative. Jika seseorang

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01085-PS Bab2001.… · Contoh stres ini adalah wawancara kerja, ... Strategi koping

16

menilai peristiwa tersebut negative maka dicari kemungkinan adanya harm,

threat, atau challenge. Lalu, seseorang menilai kemampuannya untuk

melakukan coping terhadap situasi yang dihadapi dan sumber daya yang

dimiliki, serta individu menilai apakah dia cukup mampu menghadapi harm,

threat, dan challenge dalam peristiwa yang terjadi. Peristiwa-peristiwa

tersebut kemudian akan berdampak pada aspek fisik dan aspek psikologis

seseorang.

Sarafino (2008) mengklasifikasikan 3 tingkatan stres, yaitu:

1. Stres tingkat rendah, terjadi ketika seseorang dengan kemampuan lebih

dari cukup untuk menghadapi situasi yang sulit, maka seseorang akan

merasakan sedikit stres dan merasa tidak memiliki tantangan

2. Stres tingkat sedang, terjadi ketika seseorang merasa cukup mungkin

akan kemampuannya untuk menghadapi suatu kejadian tetapi dia harus

berusaha keras, maka seseorang akan merasakan perasaan stres

dengan tingkatan menengah atau sedang. Pada tahap ini, seseorang

masih bisa beradaptasi terhadap stresor yang dihadapi (Sarafino, 2008)

3. Stres tingkat tinggi, terjadi ketika seseorang merasakan bahwa

kemampuannya mungkin tidak akan mencukupi pada saat berurusan

dengan stresor dari dalam diri dan lingkungannya, maka akibatnya

seseorang akan mengalami perasaan stres yang besar.

2.2. Prokrastinasi Akademik

2.2.1. Definisi Prokrastinasi Akademik

Istilah prokrastinasi pada awalnya berasal dari bahasa Latin, yaitu

procrastination, dengan awalan “pro” yang berarti “mendorong maju” dan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01085-PS Bab2001.… · Contoh stres ini adalah wawancara kerja, ... Strategi koping

17

“crastinus” yang berarti “keputusan hari esok.” Jika “pro” dan “crastinus”

digabungkan artinya adalah menunda sampai keesokan harinya. Orang yang

suka melakukan prokrastinasi disebut procrastinator (Ferrari, 1995)

Menurut Ferrari et.al (1995) pengertian prokrastinasi dapat dipandang

dari berbagai sudut pandang antara lain, yaitu :

1. Prokrastinasi adalah setiap perbuatan untuk menunda mengerjakan tugas

tanpa mempermasalahkan tujuan dan alasan penundaan

2. Prokrastinasi sebagai suatu pola perilaku (kebiasaan) yang mengarah

kepada trait, penundaan yang dilakukan sudah merupakan respon yang

menetap seseorang dalam menghadapi tugas dan biasaanya disertai dengan

keyakinan yang irrasional

3. Prokrastinasi sebagai suatu trait kepribadian, tidak hanya perilaku menunda

tetapi melibatkan struktur mental yang saling terkait.

Fiore (2006, dalam Catrunada, 2008) menjelaskan secara etimologis

prokrastinasi adalah suatu mekanisme untuk mengatasi kecemasan yang

berhubungan dengan bagaimana cara memulai atau melengkapi suatu

pekerjaan dan dalam hal membuat keputusan. Lain halnya menurut Lay

prokrastinasi mengacu pada kecenderungan irasional untuk menunda tugas

yang harus diselesaikan (1986, dalam Jackson, dkk, 2003).

Ferrari menjelaskan prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan

yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas

akademik, seperti tugas kuliah (Ferrari et al., 1995)

Pengertian prokrastinasi akademik menurut Tuckman (2002) adalah

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01085-PS Bab2001.… · Contoh stres ini adalah wawancara kerja, ... Strategi koping

18

“Academic procrastination is regarded as a dispositional trait that could

particularly have some consequences on students whose lives are

characterized by frequent deadlines.”

Penulis mencoba mengartikan ke dalam bahasa Indonesia pengertian

dari Tuckman yaitu:

“Prokrastinasi akademik dipandang sebagai suatu watak yang

terutama bisa memiliki konsekuensi pada siswa yang hidupnya terbiasa atau

terkarakter dengan banyak tenggat waktu.”

Menurut Ferrari, dkk. (1995), prokrastinasi akademik banyak

berakibat negatif, dengan melakukan penundaan, banyak waktu yang

terbuang dengan sia-sia. Penundaan dalam akademik lebih banyak pada

tugas yang bersifat formal, seperti mengerjakan makalah atau skripsi.

Dari pengertian-pengertian diatas maka peneliti dapat mengartikan

prokrastinasi akademik adalah penundaan kegiatan akademik dengan

melakukan aktivitas lain yang tidak berguna sehingga pekerjaan penting tidak

selesai tepat pada waktunya, membuang waktu secara sia-sia, dan

digunakan untuk mengatasi kecemasan sesaat.

2.2.2. Ciri-Ciri Orang yang Melakukan Prokrastinasi

Bernard (1991) menjelaskan ciri-ciri individu yang mempunyai

kecendrungan untuk berprokrastinasi. Bernard menyebut ciri-ciri ini dengan

kepribadian prokrastinator atau procrastinator personality, tetapi

kecendrungan-kecendrungan ini bukan merupakan gambaran kepribadian

yang secara utuh, yaitu :

1. Neurotism / high anxiety

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01085-PS Bab2001.… · Contoh stres ini adalah wawancara kerja, ... Strategi koping

19

Sisi negative individu untuk melakukan tindakan yang mengancam

individu dalam menghadapi keadaan yang tidak menyenangkan, seperti

konflik, rasa frustasi, ancaman fisik maupun psikis, dan tekanan dari luar

yang berada di luar kemampuan individu.

2. Depression / low self-esteem

Seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang rendah menilai dirinya

sendiri tidak mampu untuk mendapatkan sesuatu hal yang baik dalam

hidupnya dan mudah menyerah dalam menghadapi masalah

3. Rebellious

Pola asuh yang otoratif mempengaruhi kecendrungan berperilaku

seseorang. Hal ini banyak ditemukan pada remaja. Remaja yang menjadi

pemberontak cenderung mengabaikan tugas meskipun mereka

mengetahui konsekuensinya jika tidak mengerjakan tugas itu.

4. Pessimistic / internal

Seseorang yang pesimis mempunyai kecendrungan untuk menunda

tugas. Seseorang yang pesimis belum tentu mengarah ke depresi, namun

mereka mempunyai kecendrungan untuk menunda tugas penting. Jika

mereka mampu mengerjakan sesuatu dengan baik, mereka akan berpikir

bahwa hal tersebut terjadi karena faktor dari luar diri mereka

5. Irrational beliefs

Kepercayaan yang irasional, bersifat negative, seperti tidak pantas untuk

berhasil, kepercayaan diri yang rendah, kecemasan yang tinggi membuat

seseorang mempercayai jika dia berhasil maka dia akan dijauhi oleh

teman-temannya.

6. Lack of achievement motivation

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01085-PS Bab2001.… · Contoh stres ini adalah wawancara kerja, ... Strategi koping

20

Motivasi berprestasi terdiri dari 3 dimensi, yaitu kebutuhan untuk

memperoleh pengetahuan dan memecahkan masalah akademis, dan

prestasi dipandang sebagai pemenuhan ego, prestasi dapat membuat

seseorang cepat mendapatkan pekerjaan. Kurangnya motivasi berprestasi

dapat membuat seseorang mengalami kegagalan untuk menyelesaikan

tugasnya.

7. Poor self-control / impulsiveness

Individu dapat menjadi frustasi karena kurangnya kontrol diri untuk

mengendalikan insting dan dorongan alamiahnya

8. Disorganization

Kesulitan untuk menjadi seseorang yang teratur. Ketidakteraturan dan

kecemasaan yang timbul bersamaan adalah ciri seseorang untuk menjadi

procrastinator.

2.2.3. Faktor-faktor Prokastinasi Akademik

Steel (2007) menyebutkan ada 8 faktor yang dapat mempengaruhi

seseorang melakukan prokrastinasi. Faktor-faktor tersebut adalah :

1. Keengganan untuk segera mengerjakan tugas

Mahasiswa tidak segera mengerjakan tugas karena melakukan

penghindaran diri. Mahasiswa mempunyai kemampuan untuk

mengerjakan tugas tersebut tetapi dia tidak segera mengerjakannya

karena mahasiswa menyadari adanya ancaman dari tugas tersebut. Hal

ini dikarenakan pemberian insentif dan reward yang tidak sebanding.

Seperti mengeluarkan biaya yang besar dan banyak menyita waktu untuk

mengerjakan tugas tersebut.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01085-PS Bab2001.… · Contoh stres ini adalah wawancara kerja, ... Strategi koping

21

2. Khawatir akan mendapat kegagalan

Mahasiswa melakukan prokrastinasi karena mereka kurang mempunyai

kepercayaan diri. Mereka ragu akan tugas yang dikerjakan tidak maksimal

dan tidak sesuai dengan hasil yang mereka inginkan. Hal ini diperkuat

oleh Ferrari (dalam Neville, 2007) bahwa mahasiswa sangat peduli

dengan apa yang orang lain pikirkan tentang mereka, mereka lebih suka

orang lain berpikir bahwa mereka tidak memiliki usaha daripada

kemampuan.

3. Depresi atau suasana hati yang kurang baik

Faktor ini berhubungan dengan "mood” atau di beberapa kasus depresi

merupakan kondisi yang serius. Mahasiswa menunggu mereka

mempunyai mood yang baik untuk mengerjakan tugas. Jika mood mereka

sedang tidak baik, maka penundaan pekerjaan akan mereka lakukan

4. Memberontak

Mahasiswa menjadi prokrastinator karena mereka merasa tugas yang

diberikan tidak adil, terlalu banyak untuk dikerjakan dalam satu waktu, dan

mahasiswa merasa tugas tersebut tidak penting untuk dikerjakan sehingga

mereka malas untuk mengerjakannya.

5. Impulsiveness and distraction

Blatt dan Quinn mengatakan orang-orang yang impulsive lebih menyukai

prokrastinasi. Mereka cenderung lebih sibuk pada keadaan yang sedang

terjadi daripada keadaan masa depan. Perhatian mereka mudah sekali

beralih pada kejadian yang terjadi di sekitar mereka daripada tugas yang

sedang mereka kerjakan.

6. Waktu pengerjaan tugas

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01085-PS Bab2001.… · Contoh stres ini adalah wawancara kerja, ... Strategi koping

22

Waktu merupakan salah satu pengaruh yang bisa menimbulkan dampak

munculnya prokastinasi. Misalnya pada saat seorang mahasiswa

melakukan perjalanan liburan, sementara ada tugas yg harus dikerjakan

mereka cenderung menundanya. Hal itu karena adanya kebiasaan dimana

saat liburan mereka tidak harus mengerjakan tugas apapun, sementara

ketika mereka masuk kuliah dan mendapat tugas, mereka menjadi

cenderung santai dan menyepelekan adanya deadline tugas tersebut.

7. Faktor-faktor lingkungan

Dalam penelitian yang dilakukan Onwuegbuzie and Jiao dikatakan bahwa

lingkungan akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam melakukan

prokrastinasi. Contohnya lingkungan yang kotor dan lingkungan yang

berisik dapat mempengaruhi keinginan seseorang dalam melakukan

kegiatan belajar. Jika mereka merasa tidak nyaman dengan

lingkungannya maka timbul kecendrungan untuk menunda kegiatannya.

8. Suka bekerja dibawah tekanan

Steel (2007) menemukan beberapa mahasiswa sangat senang bekerja

dibawah tekanan. Mahasiswa merasa lebih bisa mengeluarkan ide dan

dapat bekerja dengan lebih baik jika sudah berada dekat pada waktu

deadline. Tetapi walaupun mereka suka bekerja dibawah tekanan, hasil

yang mereka peroleh tidak optimal.

2.2.4. Indikator Prokrastinasi Akademik

Ferrari, dkk. (1995) menjelaskan bahwa perilaku prokrastinasi

akademis dapat dimanifestasikan dalam indikator tertentu yang dapat dikur

dan diamati dengan ciri-ciri sebagai berikut :

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01085-PS Bab2001.… · Contoh stres ini adalah wawancara kerja, ... Strategi koping

23

a. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang

dihadapi. Prokastinator mengetahui bahwa tugas yang harus dikerjakan

sangat penting tetapi ia menunda pekerjaan tersebut sampai batas akhir

waktu yang diberikan karena ia merasa tugas yang diberikan sudah

dikerjakan pada sebelumnya, sehingga prokastinator menunda pekerjaan

atau tugas tersebut dan tidak menyelesaikannya sampai tuntas

b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas. Prokastinator membutuhkan waktu

yang lebih lama dalam pengerjaan tugas yang diberikan. Mereka tidak

memperhitungkan waktu yang diberikan, sehingga mereka banyak

membuang waktu untuk hal-hal yang tidak penting untuk dilakukan.

c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. Seseorang biasanya

membuat perencanaan waktu dalam menyelesaikan pengerjaan tugas atau

pekerjaan. Akan tetapi jika tiba pada saat yang ditentukan, mereka tidak

mengikuti perencanaan yang sudah dibuat. Sehingga mereka menjadi

seorang prokastinator dan sulit menyelesaikan pekerjaannya pada saat

waktu yang ditentukan. Seorang prokastinator juga sering mengalami

kesulitan menyelesaikan tugas pada batas tenggat waktu yang diberikan.

2.2.5. Bentuk-bentuk Prokrastinasi Akademik

Menurut Ferrari, et al (1995) membagi bentuk-bentuk prokrastinasi

menjadi 2 bagian, yaitu :

a. Functional procrastination atau prokrastinasi fungsional

Prokrastinasi fungsional berarti seseorang melakukan penundaan

menyelesaikan tugas karena mempunyai tujuan untuk memperoleh

informasi yang lengkap dan akurat. Contohnya adalah mahasiswa

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01085-PS Bab2001.… · Contoh stres ini adalah wawancara kerja, ... Strategi koping

24

melakukan perpanjangan waktu skripsi karena ingin mendapatkan nilai

terbaik.

b. Dysfunctional procrastination atau prokrastinasi disfungsional

Prokrastinasi disfungsional berarti seseorang melakukan penundaan

menyelesaikan tugas yang merupakan prioritas tinggi tanpa didasari oleh

alasan yang berarti. Contohnya adalah mahasiswa melakukan

penundaan penyelesaian tugas karena mereka berpikir menonton televisi

lebih penting daripada menyelesaikan tugas.

2.3. Teori Subjek Penelitian

2.3.1. Pengertian Mahasiswa

Menurut UU Pendidikan Nasional no: 23/2003, pengertian mahasiswa

adalah siswa atau peserta didik pada perguruan tinggi atau pada pendidikan

tinggi. Daldiyono (2009) menjelaskan ada 3 karakteristik mahasiswa, yaitu :

1. Lulusan dari Sekolah Menengah Atas

2. Telah menjalani pendidikan selama 12 tahun

3. Umur mahasiswa berkisar 16 tahun – 24 tahun

2.3.2. Mahasiswa Universitas Bina Nusantara

Mahasiswa Universitas Bina Nusantara program sarjana adalah

mahasiswa tingkat akhir yang sedang melakukan program studi Strata-1

untuk meraih gelar sarjana. Mahasiswa Universitas Bina Nusantara harus

menjalani studi selama 3,5 tahun sampai 5 tahun untuk meraih gelar sarjana.

Mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang menjalani skripsi

berkisar antara umur 21 tahun sampai 25 tahun.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01085-PS Bab2001.… · Contoh stres ini adalah wawancara kerja, ... Strategi koping

25

2.3.3. Masa Dewasa Awal

Hurlock (2004) mendefinisikan masa dewasa awal adalah masa

dimana individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap

menerima kedudukan yang ada dalam masyarakat bersamaan dengan

individu dewasa lainnya. Masa dewasa awal (early aduthood) biasanya

dimulai pada akhir usia belasa atau permulaan usia 20-an dan berlangsung

sampai usia 30-an (Santrock, 2003). Masa ini merupakan waktu untuk

membentuk kemandirian pribadi dan ekonomi. Ada sebuah penelitian yang

mengatakan lebih dari 70% mahasiswa mengatakan bahwa menjadi dewasa

berani menerima tanggung jawab atas akibat dari tindakan sendiri,

menentukan nilai dan keyakinan sendiri, dan membentuk hubungan dengan

orangtua sebagai sesama orng dewasa (Arnet, 1995, dalam Santrock, 2003).

Jahja (2011) menambahkan bahwa masa dewasa awal dikatakan sebagai

masa yang sulit bagi individu karena pada masa ini seseorang dituntut untuk

melepaskan ketergantungannya terhadap orang tua dan berusaha untuk

dapat menjadi mandiri.

Ada beberapa ciri-ciri masa dewasa awal menurut Hurlock (2004),

yaitu :

1. Masa usia reproduktif

Dinamakan sebagai masa produktif karena pada rentang usia ini adalah

masa-masa yang cocok untuk menentukan pasangan hidup, menikah, dan

berproduksi/menghasilkan anak. Pada masa ini organ reproduksi sangat

produktif dalam menghasilkan individu baru (anak).

2. Masa bermasalah

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01085-PS Bab2001.… · Contoh stres ini adalah wawancara kerja, ... Strategi koping

26

Masa dewasa dikatakan sebagai masa yang sulit dan bermasalah. Hal ini

dikarenakan seseorang harus mengadakan penyesuaian dengan peran

barunya (perkawinan VS pekerjaan). Jika ia tidak bisa mengatasinya maka

akan menimbulkan masalah. Ada 3 faktor yang membuat masa ini begitu

rumit yaitu; Pertama, individu tersebut kurang siap dalam menghadapi babak

baru bagi dirinya dan tidak bisa menyesuaikan dengan babak/peran baru

tersebut. Kedua, karena kurang persiapan maka ia kaget dengan 2

peran/lebih yang harus diembannya secara serempak. Ketiga, ia tidak

memperoleh bantuan dari orang tua atau siapapun dalam menyelesaikan

masalah.

3. Masa keterasingan Sosial

Masa dewasa dini adalah masa dimana seseorang mengalami “krisis isolasi”,

ia terisolasi atau terasingkan dari kelompok sosial. Kegiatan sosial dibatasi

karena berbagai tekanan pekerjaan dan keluarga. Hubungan dengan teman-

teman sebaya juga menjadi renggang. Keterasingan diintensifkan dengan

adanya semangat bersaing dan hasrat untuk maju dalam berkarir.

4. Masa komitmen

Pada masa ini juga setiap individu mulai sadar akan pentingnya sebuah

komitmen. Ia mulai membentuk pola hidup, tanggungjawab, dan komitmen

baru.

5. Masa perubahan nilai

Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia berada pada masa dewasa dini

berubah karena pengalaman dan hubungan sosialnya semakin meluas. Nilai

sudah mulai dipandang dengan kaca mata orang dewasa. Nilai-nilai yang

berubah ini dapat meningkatkan kesadaran positif. Alasan kenapa seseorang

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01085-PS Bab2001.… · Contoh stres ini adalah wawancara kerja, ... Strategi koping

27

berubah nilia-nilainya dalam kehidupan karena agar dapat diterima oleh

kelompoknya yaitu dengan cara mengikuti aturan-aturan yang telah

disepakati. Pada masa ini juga seseorang akan lebih menerima/berpedoman

pada nilai konvensional dalam hal keyakinan. Egosentrisme akan berubah

menjadi sosial ketika ia sudah menikah.

6. Masa penyesuaian diri dengan hidup baru

Ketika seseorang sudah mencapai masa dewasa berarti ia harus lebih

bertanggungjawab karena pada masa ini ia sudah mempunyai peran ganda

(peran sebagai orang tua dan sebagai pekerja).

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01085-PS Bab2001.… · Contoh stres ini adalah wawancara kerja, ... Strategi koping

28

2.4. Kerangka Berpikir

Ada Hubungan /

Tidak ada hubungan

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

Untuk lulus dari perguruan tinggi, mahasiswa Universitas Bina

Nusantara diwajibkan untuk membuat suatu penelitian atau yang biasa

disebut dengan skripsi. Semua mahasiswa ingin lulus tepat waktu, tetapi

hampir semua dari mereka mengalami kesulitan pada saat pengerjaan

Stres

Prokrastinasi

Akademik

Mahasiswa Universitas

Bina Nusantara

Faktor stres :

1. Segi internal 2. Segi external

& Hal tersebut berdampak pada aspek fisik dan psikologis. Selain itu tubuh mengaktifkan respon melawan dan menghindar

Faktor Prokrastinasi :

1. Bekerja, kuliah, magang 2. Pada semester lalu banyak

mahasiswa yang terburu-buru menyerahkan skripsi pada saat deadline

3. Mementingkan kegiatan lain yang lebih menyenangkan

4. Kecemasan yang ada dalam diri mahasiswa sehingga mereka mengulur waktu

Mengerjakan Skripsi

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01085-PS Bab2001.… · Contoh stres ini adalah wawancara kerja, ... Strategi koping

29

skripsi. Oleh karena itu, penulis melakukan wawancara kepada tiga

wisudawan dan tujuh mahasiswa dari Universitas Bina Nusantara tentang

hal-hal yang mempengaruhi pengerjaan skripsi mereka. Banyak dari mereka

yang mengalami kesulitan untuk menuangkan ide kedalam tulisan,

menentukan judul skripsi, menyusun skripsi dan memperbaikinya sesuai

dengan standart yang ditetapkan. Di samping itu, mereka cemas untuk

menghadapi sidang sehingga timbul perasaan perasaan tertekan, khawatir,

dan ketakutan. Faktor-faktor inilah yang kemudian memicu stres pada

mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi.

Sarafino (2008) membagi 2 aspek utama dari dampak yang

ditimbulkan akibat stres yang terjadi, yaitu aspek fisik dan aspek psikologis.

Kedua aspek tersebut saling mempengaruhi dan tidak dapat dilepaskan.

Aspek biologis adalah aspek yang mempengaruhi kondisi tubuh kita

sehingga kondisi tubuh menjadi menurun pada saat kita sedang mendapat

stres. Aspek psikologis dibagi menjadi 3, yaitu gejala kognisi, gejala emosi,

dan gejala tingkah laku. Aspek psikologis adalah gejala kognisi, emosi, dan

tingkah laku yang mempengaruhi kondisi psikis kita dan ketika dalam

keadaan stres, salah satu dari gejala yang ada dapat menurun dan

mempengaruhi gejala yang lainnya. Kondisi ini mengakibatkan seseorang

menjadi sakit secara fisik maupun mental.

Keadaan-keadaan yang timbul diatas dapat secara langsung maupun

tidak langsung berpengaruh dalam pengerjaan skripsi karena saat stres

tubuh individu akan mengaktifkan respon melawan dan menghindar yang

akibatnya individu akan mengeluarkan banyak energi yang dapat

menyebabkan keletihan baik secara mental maupun fisik dan biasanya

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01085-PS Bab2001.… · Contoh stres ini adalah wawancara kerja, ... Strategi koping

30

keadaan ini akan ditandai dengan adanya penurunan produktivitas, sulit

berkonsentrasi, rentang perhatian yang berkurang, kemampuan individu

untuk mengingat informasi menjadi sangat terbatas dan pengambilan

keputusan yang terpengaruh (Somerville, 2003). Sehingga jika mereka terus-

menerus mengeluarkan banyak energi, stres yang mereka rasakan pun

bertambah. Pada dasarnya sifat stres adalah tidak menyenangkan sehingga

stres dihindari oleh semua orang. Jika seseorang terus memaksakan target

yang terlalu tinggi tanpa istirahat maka tingkat stres seseorang akan semakin

tinggi.

Nooreza (2011) mengatakan bahwa stres yang terus-menerus

dipaksakan akan bertambah buruk dalam pengerjaan skripsi dan berdampak

menjadi penundaan atau yang disebut prokrastinasi. Dalam menghadapi

stres, mahasiswa cenderung melakukan tindakan lain untuk menghilangkan

tekanan stres yang muncul. Pada awalnya, mereka berusaha untuk

melakukan tindakan relaksasi seperti istirahat sejenak, namun tindakan ini

berlanjut sehingga mereka lupa akan tujuan awal mereka. Penundaan

dikatakan sebagai prokrastinasi apabila penundaan tersebut dilakukan pada

tugas yang dianggap penting, dilakukan berulang-ulang secara sengaja, dan

menimbulkan perasaan tidak nyaman secara subyektif yang dirasakan oleh

individu yang melakukannya (Solomon dan Rothblum, dalam Ghufron, 2003).

Sehingga tindakan yang mereka lakukan ini dinamakan prokrastinasi.

Ferrari et al. (1995) mendefinisikan prokrastinasi akademik adalah

jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan

dengan tugas akademik, seperti tugas kuliah. Steel (2007) menjelaskan

bahwa prokrastinasi terjadi jika rendahnya kesadaran dan ketertarikan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01085-PS Bab2001.… · Contoh stres ini adalah wawancara kerja, ... Strategi koping

31

mahasiswa dalam mengerjakan tugasnya. Akibat dari rendahnya kesadaran

tersebut maka muncul niat untuk menunda pengerjaan skripsi. Selain itu,

keterlambatan dalam menyelesaikan tugas berpengaruh terhadap

prokrastinasi akademik. Ditambah pula dengan kesenjangan waktu yang

direncanakan dengan kinerja aktual yang dilakukan membuat seseorang

menjadi stres, sehingga mahasiswa mencari aktivitas lain yang lebih

menyenangkan daripada mengerjakan skripsi. Akibat dari tindakan tersebut,

maka mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik.

Untuk mendukung penelitian prokrastinasi yang dilakukan, penulis

melakukan pengamatan pada mahasiswa yang mengambil skripsi pada

semester lalu dan pada hasil yang didapat, masih banyak mahasiswa

Universitas Bina Nusantara menyerahkan skripsinya dengan terburu-buru

mendekati waktu deadline dan jumlah mahasiswa yang memperpanjang

waktu pengerjaan skripsi di semester selanjutnya semakin meningkat.

Disamping itu, penulis mewawancarai tiga wisudawan dan tujuh mahasiswa

Universitas Bina Nusantara dimana menurut mereka, mereka cenderung

memiliki kecemasan dalam diri yang menyebabkan mereka mengulur-ulur

waktu untuk mengerjakan skripsi. Mereka juga lebih mementingkan kegiatan

lain yang mereka anggap menyenangkan seperti jalan-jalan daripada

mengerjakan skripsi. Kegiatan tersebut awalnya hanya untuk menghilangkan

kejenuhan mereka dalam membuat skripsi tetapi setelah melakukan kegiatan

menyenangkan tersebut, mereka menjadi cenderung tidak fokus untuk

mengerjakan skripsi. Hal ini membuat proses pengerjaan skripsi menjadi

tertunda lantaran mereka berpikir bahwa pengerjaan skripsi bisa dilakukan di

lain waktu.