Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Pasar
1. Pengertian Pasar
Menurut peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No.70/M-
DAG/PER/12/2013 pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah lebih
dari sutu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional,
pertokoan, mall, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Sedangkan dalam
pengertian ekonomi, pasar adalah situasi seseorang atau lebih pembeli
(konsumen) dan penjual (produsen dan pedagang) melakukan transaksi setelah
kedua belah pihak telah mengambil kata sepakat tentang harga sejumlah
(kuantitasi) barang dengan kualitas tertentu yang menjadi obyek transaksi. Pasar
memiliki posisi yang penting untuk menyediakan pangan yang aman, dan pasar
tersebut di pengaruhi oleh keberadaan produsen hulu (penyedia bahan segar),
pemasok, penjual, konsumen, manajer pasar, petugas yang berhubungan dengan
kesehatan dan tokoh masyarakat. Oleh karena itu, komitmen dan partisipasi aktif
para stake holder dibutuhkan untuk mengembangkan pasar sehat.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007
mendefinisikan pasar sebagai area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual
lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional,
pertokoan, mall, atau pusat perdaangan.
9
Menurut Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Pasar dalam
pengertian teori ekonomi adalah suatu situasi seorang atau lebih pembeli
(konsumen) dan penjual (produsen dan pedagang) melakukan transaksi setelah
kedua belah pihak telah mengambil kata sepakat tentang harga terhadap sejumlah
(kuantitas) barang dengan kuantitas tertentu yang menjadi objek transaksi. Kedua
pihak, pembeli dan penjual, mendapatkan mafaat dari adanyaa transaksi. Pihak
pembeli mendapatkan barang yang diinginkan untuk memenuhi dan memuaskan
kebutuhannya sedangkan penjual mendapatkan imbalan pendapatan untuk
selanjutnya digunkan untuk membiayai aktivitasnya sebagai pelaku ekonomi
produksi atau pedagang.
Pasar memiliki posisi yang sangat penting untuk menyediakan bahan
pangan yang aman dan pasar tersebut dipengaruhi oleh keberadaan produsen
(penyedia bahan segar, pemasok, penjual, konsumen, manajer pasar, petugas yang
berhubungan dengan kesehatan dan toko masyarakat). Oleh karena itu, komitmen
dan pastisipasi aktif di butuhkan untuk mengembangkan pasar sehat.
2. Fungsi Pasar
Dari pengertian pasar diatas secara singkat fungsi pasar adalah sebagai
wadah atau tempat pembeli dan penjual melakukan transaksi jual beli. Hal ini
dapat dilihat dari segi atau bidang :
a. Pasar berfungsi menentukan nilai atau harga barang
b. Pasar berfungsi mengorganisasikan produksi
c. Pasar berfungsi mendistrubiskan produksi
d. Pasar berfungsi melakukan penjatahan
e. Pasar menyediakan barang dan jasa untuk masa yang akan datang
10
3. Jenis – jenis pasar
Berdasarkan motif pembelian dari konsumen untuk membeli suatu produk
pasar dapat digolongkan ke dalam beberapa golongan, yakni :
a. Pasar Konsumen
Pasar konsumen adalah sekelompok konsumen yang membeli barang-
barang untuk dikonsumsikan, bukannya dijual atau diproses lebih lanjut. Yang
dibeli yaitu barang dan jasa konsumsi.
b. Pasar produsen
Pasar produsen adalah suatu pasar yang terdiri dari individu-individu dan
lembaga atau organisasi yang membeli barang-barang untuk diproses lagi sampai
menjadi produk akhir yang kemudian dijual. Yang dibeli oleh pasar produsen
adalah barang dan jasa industri. Pada umumnya, permintaan barang industri
bersifat derived, artinya diturunkan oleh barang industri lain atau barang
konsumsi.
c. Pasar penjual
Pasar penjual adalah suatu yang terdiri atas individu-individu dan
organisasi yang memperoleh barang-barang jadi dengan maksud untuk dijual lagi
namun tanpa diproses dulu melainkan langsung dijual. Contoh dealer mobil,
penjual koran.
d. Pasar Pemerintah
Pasar pemerintah adalah aktivitas penjualan dan pembelian yang dilakukan
oleh lembaga-lembaga pemerintahan, seperti departemen-departemen direktorat,
kantor-kantor dinas dan instansi lain. Pemerintah membeli dan atau menjual
barang untuk keperluan dibidang pertahanan, pendidikan dan kebudayaan,
11
pekerjaan umum, kesejahteraan rakyat dan lainnya. Tujuan untuk kepentingan dan
kesejahteraan masyarakatnya (pegawai negeri dan masyarakat umum).
e. Pasar Internasional
Pasar internasional meliputi beberapa atau semua negara di dunia yang
dibeli di pasar internasional dapat berupa barang dan jasa konsumsi maupun
barang dan jasa industri. Pembelian internasional harus melalui prosedur
perdagangan internasional yaitu melalui kegiatan ekspor-impor.
4. Hubungan Pasar dengan Kesehatan Manusia
Pasar mempunyai peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi
kesehatan manusia, di karenakan :
a. Pasar yang kurang diperhatikan dari segi kebersihannya (pembuangan
sampah, air kotor, dan lainnya) merupakan sumber perkembangbiakkan
vektor-vektor penyakit.
b. Pasar merupakan tempat yang paling baik untuk terjadinya transmisi
penyakit atau menularkan penyakit dari seorang ke orang lain, melalui :
1) Droplet Inspection, misalnya : TBC, influenza, salesma, dll.
2) Direct Contact (sentuhan langsung dengan penderita penyakit atau
kontak fisik), seperti : penyakit kulit.
3) Indirect Contact, misalnya melalui peralatan makanan yang
digunakan warung makan.
12
B. Tinjauan Umum Tentang Sampah
1. Pengertian sampah
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang
berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat
terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan
dibuang (UU No 18 Tahun 2008).
Sampah menurut SNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan
Teknik Sampah Perkotaan didefinisikan sebagai limbah yang bersifat padat
terdiri atas zat organik dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak
membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Sampah
umumnya dalam bentuk sisa makanan (sampah dapur), daun-daunan, ranting
pohon, kertas/karton, plastik,kain bekas, kaleng-kaleng, debu sisa penyapuan,
dan lain sebagainya.
2. Proses Terjadinya Sampah
Manusia mempunyai berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejanteraan
hidupnya dengan memproduksi bahan makanan, minuman, barang, dan lainnya
dari sumber daya alam yang tersedia. Di sisi lain, aktivitas tersebut menghasilkan
bahan buangan yang tidak berguna. Makin hari makin bertambah banyak, hal ini
erat hubungannya dengan makin bertambahnya jumlah penduduk disaru pihak dan
dipihak lain dengan ketersediaan ruang hidup manusia yang relative tetap, dan
bahan buangan ini dikenal dengan istilah sampah. Penggolongan sampah :
a. Solid waste refuse, yaitu sampah yang berbentuk padat
b. Liquid wastel waste water, yaitu sampah yang berbentuk cair/air
buangan
13
c. Atmospheric wastes, yaitu sampah yang berbentuk gas.
d. Human waste lexcarte disposal, yaitu sampah yang berasal dari otoran
manusia
e. Special wastes, yaitu sanpah dalam kategori khusus tergolong sampah
yang berbahaya.
3. Jenis- Jenis Sampah
Sampah dapat digolongkan dalam beberapa kategori, penggolongan
sampah didasarkan pada sumber sampah, sifat sampah, dan bentuk sampah.
Penggolongan jenis sampah ini akan memudahkan bagi kita dalam proses daur
ulang atau proses pemanfaatan sampah, karena dari sinilah kita mengenali
karteristik serta kandungannya yang terdapat dalam sampah yang akan kita olah
atau daur ulang.
a. Karateristik sampah, ditinjau dari kualifikasinya ada tiga macam yaitu :
1) Garbage yaitu sampah hasil pengolahan makanan yang umumnya
mudah membusuk dan berasal dari rumah tangga, restoran, hotel,
dan sebagainya.
2) Rubbish yaitu sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan
baik yang mudah terbakar seperti kertas, karton, plastik dan lainnya
maupun yang sulit terbakar seperti kaleng bekas, pecahan kaca,
gelas, dan lainnya.
3) Ashes atau dust yaitu sampah-sampah yang berasal dari sisa
pembakaran dan dari bahan-bahan partikel kecil yang mempunyai
sifat mudah berterbangan. Kadar abu sampah dipengaruhi oleh
14
banyak sedikitnya kandungan bahan yang mudah terbakar yang
tedapat di dalam sampah.
b. Berdasarkan sumbernya sampah dibagi menjadi :
1) Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar di integerasikan melaui proses
daur ulang alami, seperti daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah.
Diluar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-
daun kering di lingkungan pemukiman.
2) Sampah manusia
Sampah manusia adalah istilah yang biasa di gunakan terhadap hasil-hasil
dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi
bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana
perkembangan) penyakit yang diebabkan virus dan bakteri. Salah satu
perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan
penyakit melaui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi.
Termaduk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa. Sampah
manusia dapat dikurangi daan dipakai ulang mislanya melalui system urinoir
tanpa air.
3) Sampah rumah tangga
Sampah rumah tangga merupakan sampah yang dihasilkan dari kegiatan di
dalam rumah tangga, sampah yang dihasilkan oleh kebanyakan rumah tangga
adalah kertas dan plastik. Karakteristik dari sampah rumah tangga ini, sebagian
besar adalah sampah organik yang mempunyai sifat lekas membusuk Akumulasi
15
dari limbah oleh rumah tangga adalah pengeluaran dalam tong sampah didepan
setiap rumah atau di dalam kantong plastik, dalam keadaan bercampur.
4) Sampah Konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh manusia dari
proses penggunaan barang, dengan kata lain adalah sampah-ampah yang dibuang
ke tempat sampah ini, sebagai contoh sampah konsumsi adalah tangkai/daun
singkong, pepaya, kangkung, bayam, terong, wortel, labuh siam, ubi, singkong,
kulit buah-buahan, nanas, semangka, pisang, nangka, ampas kelapa, sisa
sayur/lauk pauk, dan sampah dari kebun. Jenis sampah ini merupakan sampah
yang umum dipikirkan manusia, hal ini disebabkan kebiaaan manusia dalam
proses kehidupan sehari-hari sebagai penghasil sampah. Meskipun demikian,
jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-
sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
5) Sampah perkantoran
Sampah yang berasal dari lingkungan perkantoran dan pusat perbelanjaan
atau perdagangan yang sebagian besar sampah yang dihasilkan adalah sampah
organik, kertas, tekstil, plastik, dan logam.
6) Sampah daerah industri
Sampah industri dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sampah umum
dan limbah berbahaya cair atau padat. Sampah umum, biasanya dilketakkan di
tempat sampah. Pensortiran seederhana biasanya dilakukan oleh industri, seperti
plastik, kertas, dan bagian dari kulit biasanya disimpan dalam container yang
berbeda untuk dijual. Sedangkan limbah yang dianggap tidak berharga dibuang di
tempat tersendiri. Untuk limbah cair dan limbah berbahaya, jika perusahaan tidak
16
memiliki fasilitas pengelolaan limbah cair, maka limbah harus dibawa ke fasilitas
yang dimiliki oleh departemen pengelolaan sampah di pemerintah yang akan
diproses lebh lanjut sebelum dibuang.
c. Berdasarkan jenisnya sampah dibagi menjadi :
1) Sampah organik
Sampah organik yaitu buangan sisa makanan misalnya daging,
buah,sayuran dan sebagainya. Contoh sampah dari zat anorganik adalah
potongan/potongan logam, berbagai jenis batu-batuan, pecahan-pecahan gelas,
tulang-belulang, dan lain-lain. Sampah jenis ini melihat fisiknya keras maka baik
untuk peninggian tanah rendah atau dapat pula untuk memperluas jalan setapak.
Tetapi bila rajin mengusahakannya sampah dari logam dapat kembali dilebur
untuk dijadikan barang yang berguna ,batu-batuan untuk mengurug tanah yang
rendah atau memperkeras jalan setapak, pecahan gelas dapat dilebur kembali dan
dijadikan barang-barang berguna.
2) Sampah anorganik
Sampah anorganik,yaitu sisa material sintesis misalnya plastik, kertas,
logam, kaca, keramik, dan sebagainya. Melihat proses pengahancuran oleh jasad-
jasad mikroba, maka sampah zat organik terdiri atas :
a) Zat organik dari bahan plastik
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan disertai berkembanganya
industri, maka banyak barang-barang atau perkakas dibuat dari bahan plastik.
Bahan-bahan plastik termasuk zat organik. Kita ketahui semua zat organik dapat
dihancurkan oleh jasad-jasad mikroba, akan tetapi zat plastik tidak dapat. Bila
dibuang sembarangan maka zat plastik ini hancurnya memakan waktu lama, yaitu
17
antara 40-50 tahun, sehingga dikhawatirkan akan bertimbun-timbun sampah dari
plastik. Salah satu usaha yang dapat menghacurkan zat plastik adalah sinar
ultraviolet dari matahari. Ini pun akan meakan waktu yang lama juga,
dibandingkan dengan pengahancuran zat organik lainnya oleh mikroba-nikroba.
Jalan tercepat menghancurkan plastik adalah dibakar. Selain itu sampah plastik
dapat di manfatkan kembali bersama sampah lainnya dapat pula untuk mengurug
tanah yang lebih rendah.
b) Zat organik non- plastik
Sampah zat organik bukan dari plastik banyak sekali macamnya misalnya:
kayu, kertas, pakaian, karet, sisa-sisa daging, dan lain-lain. Semua sampah zat
organik dapat diuraikan oleh mikroba-mikroba hingga menjadi bahan mineral.
Bahan mineral hasil penguraian ini baik untuk pupuk.
c) Buangan bahan berbahaya dan beracun (B3)
yaitu buangan yang memiliki karkeristik mudah terbakar, korosif, reaktif,
dan beracun. B3 kebanyakan merupakan buangan dari industri, namun ada juga
sebagian kecil merupakan buangan dari aktifitas masyarakat kota atau desa
misalnya baterai, aki, desinfektan dan sebagaianya. Khusus untuk
pengklasifikasikan dan pengelolaan B3 Pemerintah menerbitkan PP RI No. 74
Tahun 2001.
4. Pengaruh dan Manfaat Sampah Bagi Kesehatan
a. Secara umum, pembuanagan sampah yang tidak memenuhi syarat
kesehatan dapat mengakibatkan tempat berkembang dan sarang dari
serangga dan tikus, dapat menjadi sumber pencemaran tanah, sumber
18
pencemaran air, serta menjadi sumber dan tempat hidup dari kuman-
kuman yang membahayakan kesehatan.
b. Manfaat Sampah
1) Manfaat sampah yang mudah membusuk dapat digunakan untuk
pupuk atau kompos, makanan ternak, gas bio, dan menimbun tanah
rawa.
2) Manfaat sampah yang tidak dapat membusuk dengan dimanfaatkan
lagi untuk keperluan lain yang sebelumnya diolah secara
fisik/kimiawi terlebih dahulu.
5. Sumber Sampah atau Timbulan Sampah
Seperti diketahui sampah atau bahan buangan berasal dari domestik,
perdagangan, dan industri. Bahan bangunan domestik berasal dari rumah tangga,
bahan buangan perdagangan berasal dari retail, bahan buangan komersial, dan
bisnis. Bahan bangunan industri adalah mineral, pabrik, dan tempat pemrosesan.
Sampah juga bias menyebabkan pencemaran tanah ,selain akibat sampah limbah
domestik, perdagangan, dan industri. Pencemaran tanah juga bersal dari sumber
pembuangan sampah padat misal yang sebagian juga berasal dari rumah tangga,
sedangkan sebagian dari tempat umum dan perkantoran serta tempat lainnya.
Pencemaran terjadi sejak dari tempat pembuangaan sementara,sampai tempat
pembuangan sampah akhir (TPA).
Tempat pembuangan sementara, yaitu dari bak sampah yang tidak terjaga,
dapat menjadi sumber pencaharian makanan serta sarang lalat, tikus dan nyamuk
(penjamu dan vektor penyakit menular). Sampah rumah tangga kemungkinan
mengandung bakteri berbahaya (patogen) atau cacing berbahaya yang berasal dari
19
sisa daging, ikan atau bahan makanan lainnya. Bagi negara berkembang dan
beriklim tropis seperti indonesia, faktor musim sangat besar pengaruhnya terhadap
berat sampah. Dalam hal ini, musim yang dimaksud adalah musim hujan dan
kemarau, tetapi dapat juga berarti musim buah-buahan tertentu. Disamping itu
berat sampah juga sangat dipengaruhi oleh faktor sosial budaya. Oleh karnanya,
sebaiknya evaluasi timbulan sampah dilakukan beberapa kali dalam satu tahun.
Timbulan sampah dapat diperoleh dengan sempling (estimasi) berdasarkan
standar yang sudah tersedia. Timbulan sampah bisa dinyatakan dengan sistem
volume atau satuan berat. Jika digunakan satuan volume, derajat pewadahan
(densitas sampah) harus di cantumkan. Oleh karna itu, lebih baik digunakan
satuan berat karna ketelitiannya lebih tinggi dan tidak perlu memperhatikan
derajat pemadatan. Timbulan sampah ini dinyatakan sebagai satuan berat
(kg/o/hari, kg/m²/hari, dan sebagainya) dan satuan volume (l/o/hari, l/m²/hari,
l/bed/hari, dan sebagainya). Di Indonesia umumnya menerapkan satuan volume.
C. Aspek Penting Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah bukan hanya tergantung pada aspek teknis, tetapi juga
mencakup aspek non-teknis:
1. Peraturan atau Hukum
Manajemen persampahan kota di Indonesia membutuhkan kekuatan dan
dasar hukum, seperti dalam pembentukan organisasi, pemungutan retribusi,
ketertiba masyarakat,dan sebagainya. Peraturan yang diperlukan dalam
penyelenggaraan sistem pengelolaan sampah diperkotaan antara lain adalah
mengatur tentang :
20
a. Ketertiban umum yang terkait dengan penanganan sampah
b. Rencana induk pengelolaan sampah kota
c. Bentuk lembaga dan organiasasi pengelola
d. Tata cara penyelenggaraan pengelolaan
e. Besaran tarif jasa pelayanan atau retribusi
f. Kerjasama dengan berbagai pihak terkait, diantaranya kerjasama antar
daerah atau kerjasama dengan pihak swasta.
2. Kelembagaan dan Organisasi
Perancangan dan pemilihan bentuk organisasi disesuaikan dengan :
a. Peraturan pemerintah yang membina
b. Pola sistem operasional yang diterapkan
c. Kapasitas kerja sistem
d. Lingkup pekerjaan dan tugas yang harus ditangani
Bentuk institusi pengelolaan persampahan kota yang dianut di Indonesia
yaitu :
a. Seksi kebersihan dibawah satu dinas, misalnya Dinas Pekerjaan Umum
(PU) terutama apabila masalah kebersihan masih bisa ditanggulangi
oleh suatu seksi dibawah dinas tersebut.
b. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) dibawah suatu dinas, misalnya
Dinas PU terutama apabila dalam sturuktur organisasi belum ada seksi
khusus dibawah dinas yang mengelola kebersihan, sehingga lebih
memberikan tekanan pada masalah operasional dan lebih mempunyai
otonomi daripada seksi.
21
c. Dinas Kebersihan akan memberikan percepatan dan pelayanan pada
masyarakat dan bersfiat nirlaba. Dinas ini perlu dibentuk karena
aktivitas dan volume pekerjaan yang sudah meningkat.
3. Teknik Operasional
Pengelolaan sampah adalah suatu bidang yang berhubungan dengan
pengaturan terhadap penimbunan, penyimpanan (sementara, pengumpulan,
pemindahan pengangkutan, pemrosesan dan pembuangan sanpah) dengan suatu
cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik dari kesehatan masyarakat seperti
teknik, perlindungan alam, keindahan dan pertimbangan-pertimbangan
lingkungan lainnya, serta mempertimbangkan sikap masyarakat. Tahap
pengelolaan sampah dimulai dari sumber timbulan sampah sistem penampungan
sampah sementara, tranportasi sampah dan pelahan akhir sampah. Umumnya di
Indonesia dewasa ini, masing-masing titik pengelolaan sampah tersebut tidak
memenuhi kriteria standar pengelolaan sampah. Pengumpulan dan pembuangan
sampah hendaknya dilakanakan secara teratur setiap hari setelah selesai kegiatan
di tempat-tempat umum, sampah segera dibersihkan dan dikumpulkan pada
tempat pengumpulan sementara untuk selanjutnya dibuang ketempat pembuangan
akhir. Teknik operasional pengelolaan sampah meliputi:
a. Pewadahan
Pewadahan merupakan penampungan sampah sementara di sumber
sampah bak secara individual maupun komunal. Wadah sampah individual
umumnya di tempatkan di muka rumah atau bangunan lainnya. Sedangkan wadah
sampah komunal ditempatkan ditempat terbuka yang mudah di akses. Pewadahan
sampah dilakukan agar memudahkan dalam pengangkutannnya. Idealnya jenis
22
wadah di sesuaikan jenis sampah yang akan dikelola agar memudahkan dalam
penaganan berikutnya, yaitu dalam upaya daur ulang. Selain itu, pewadahan yang
memiliki manfaat yaitu :
1) Bau akibat pembusukan sampah yang juga menarik datangnya lalat,
kecoa dan tikus.
2) Air hujan yang berpotensi menambah kadar air sampah, dapat
kendalikan.
3) Pencampuran sampah yang tidak sejenis, dapat dihindarkan.
b. Pengumpulan sampah
Pengumpulan sampah adalah proses penanganan sampah dengan cara
pengumpulan dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut ke tempat
pembuangan sementara atau ke pengelolaan sampah skala kawasan, atau langsung
ke tempat pembuangan atau pemrosesan akhir tanpa melalui proses pemindahan,
operasional pengumpulan dan pengangkutan sampah mulai dari sumber sampah,
hingga ke lokasi pemrosesan akhir atau ke lokasi pembuangan akhir, dapat
dilakukan dua cara, yaitu secara langsung (door to door), atau secara tidak
langsung (dengan menggunakan transfer depo/container) sebagai tempat
pengumpulan sementara (TPS) dengan penjelasan sebagai berikut:
1) Secara langsung (door to door)
Pada sistem ini proses pengumpulan dan pengangkutan sampah dilakukan
bersamaan. Sampah dari tiap tiap sumber akan diambil, dikumpulkan dan
langsung diangkut ketempat pemrosesan atau ketempat pemrosesan atau ketempat
pembuangan akhir.
23
2) Secara tidak langsung (communal)
Pada sistem ini, sebelum diangkut ketempat pemrosesan, atau ketempat
pembuangan akhir, sampah dari masing-masing sumber akan dikumpulkan dahulu
oleh sarana pengumpul seperti dalam gerobak tangan ( hand cart ) dan diangkut
ke TPS.
Pada sistem communal ini, masing-masing sumber akan dikumpulkan
dahulu oleh sarana pengumpulan seperti dalam gerobak tangan ( hand cart ) atau
sampah sederhana yang paling sering dipakai di kota-kota ataupun di indonesia,
dan memiliki kriteria persyaratan sebagai berikut :
a) Mudah dalam loading dan unloading
b) Memiliki kontruksi yang ringan dan sesuai dengan kondisi jalan
yang ditempuh
c) Sebaiknya mempunyai tutup
Tempat penampungan sementara merupakan suatu bangunan atau tempat
yang digunakan untuk memindah sampah dari gerobak tangan ke landasan,
container atau langsung ke truck pengangkut sampah, tempat penampungan
sementara ini berupa :
a) Transfer station/transfer depo
b) Container besar ( steel container )
c) Bak-bak komunal yang dibangun permanen dan terletak di
pinggir jalan. (Damanhuri, 2004: 6-4)
24
c. Pemindahan
Pemindahan sampah merupakan tahapan untuk memindahkan sampah
hasil pengumpulan ke dalam alat pengangkut untuk dibawa ke tempat pemrosesan
atau ke pembuangan akhir. Lokasi pemindahan sampah hendaknya memudahkan
bagi sarana pengumpul dan pengangkut sampah untuk masuk dan keluar dari
lokasi pemindahan, dan tidak jauh dari sumber sampah.
d. Pengangkutan sampah
Pengangkutan adalah salah satu tahap pengelolaan sampah dimana
berfungsi membawa sampah dari lokasi pemindahan atau dari sumber sampah
menuju tempat pemrosesan akhir (TPA). Persyaratan alat pengangkut sampah,
antara lain :
1) Alat pengankut sampah harus dilengkapi dengan penutup sampah,
minimal dengan jaring.
2) Tinggi baik maksimum 1,6 m.
3) Sebaiknya ada alat ungkit.
4) Kapasitas disesuaikan dengan kondisi/kelas jalan yang akan dilalui.
5) Bak truk/dasar kontainer sebaiknya dilengkapi pengaman air
sampah. (Damanhuri; Padmi,2010:59)
e. Pembuangan akhir sampah
Pada prinsipnya, pembuangan akhir sampah harus memenuhi syarat-syarat
kesehatan dan kelestarian lingkungan. Teknik yamg saat ini banyak di.lakukan
adalah open dumping, dimana sampah yang ada hanya di tempatkan di tempat
tertentu, hingga kapasistasnya tidak lagi memenuhi. Teknik ini sangat berpotensi
untuk menimbulkan gangguan terhadap lingkungan. Teknik yang di
25
rekomendasikan adalah dengan sanitary landfill. Dimana nantinya pada lokasi
TPA di lakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mengolah timbulan sampah.
Pada umumnya pemrosesan akhir sampah yang dilaksanakan di TPA adalah
berupa proses landfilling (pengurugan). Teknik landfilling membutuhkan lahan
luas, karena memiliki kemampuan reduksi volume sampah secara terbatas. Karena
berfungsi sebagai tempat penimbunan, maka kebutuhan luas lahan TPA dirasakan
tiap waktu meningkat sebanding dengan peningkatan jumlah timbulan.
Landfilling dibutuhkan karena :
1) Pengurangan limbah di sumber, daur-ulang, atau minimasi limbah,
tidak dapat menyingkirkan limbah semuanya.
2) Pengolahan limbah biasanya menghasilkan residu yang harus
ditangani lebih lanjut.
3) Kadang sebuah limbah sulit untuk diuraikan biologis, atau sulit
untuk dibakar, atau sulit untuk diolah secara kimia. (Damanhuri;
Padmi, 2010 : 80)
4. Pembiayaan atau Restribusi
Aspek pembiyaan merupakan sumber daya penggerak agara sistem
pengelolaan sampah bergerak dengan lancar. Sektor pembiayaan ini menyangkut
beberapa aspek , seperti :
a. Proporsi APBN atau APBD pengelolaan sampah antara retribusi dan
biaya pengelolaan sampah.
b. Proposi komponen biaya tersebut untuk gajiu, transportasi,
pemeliharaan, pendidikan, dan pengembangan serta administrasi.
c. Proporsi antara retribusi dengan pendapatan masyarakat.
26
d. Struktur dan penarikan retribusi yang berlaku .
Retribusi persampahan merupakan bentuk konkrit partisipasi masyarakat
dalam membiayai program pegelolaan sampah. Bentuk penarikan retribusi
dibenarkan bila pelaksananya adalah badan formal yang diberi kewenangan oleh
pemerintah.
5. Peran Masyarakat
Tanpa adanya partisipasi masyarakat penghasil sampah, semua program
pengelolaan sampah yang direncanakan akan sia-sia. Salah satu pendekatan
kepada masyarakat untuk dapat membantu program pemerintah dalam kebersihan
adalah bagaimana membiasakan masyarakat kepada tingkah laku yang sesuai
dengan tujuan program pemerintah. Hal ini antara lain menyangkut:
a. Bagaimana merubah persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah
yang tertib dan teratur.
b. Faktor-faktor sosial, struktur dan budaya setempat.
c. Kebiasaan dalam pengelolaan sampah selama ini.
27
D. Kerangka Teori
Berdasarkan kebijakan pengelolaan sampah perkotaan terdiri dari 5
komponen sistem (Damanhuri, Padmi: 2010) yaitu :
Gambar 2.1
Kerangka Teori
Pengelolaan sampah :
1.Peraturan atau hukum
2.Kelembagaan dan
organisasi
3.Teknik Operasional
4.Pembiayaan atau restribusi
5. Peran Masyarakat
Sampah terkelola secara
baik
28
E. Kerangka Konsep
Kerangka konsep yang digunakan adalah mekanisme penanganan sampah
yang terdapat pada diktat kuliah tentang pengelolaan sampah (Damanhuri, Padmi:
2010) :
\
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
Teknik Operasional
pengelolaan sampah:
1.Timbulan
2.Pewadahan
3.Pengumpulan
4.Pemindahan
5.Pengangkutan
6.Pembuangan akhir
Sampah
terkelola
secara baik Pembiayaan atau
restribusi :
biaya operasi dan
pemeliharaan
Kelembagaan dan
organisasi :
UPT RAYON II
Pasar Trimulyo
Dinas Pasar
Kebersihan dan
Pertamanan.
29
F. Definisi Operasional
Tabel 2.1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
1 Timbulan
Sampah
Volume sampah atau
berat sampah yang
dihasilkan dari jenis
sampah. Metode
pengukuran timbulan
sampah menurut (SNI
19-3964-1994, SNI M
36-1991-03 )
Timbangan Ditimbang Kilogram atau
Kg
Rasio
2 Pewadahan
sampah
Proses penampungan
sampah sementara dari
sumber sampah
sebelum sampah
tersebut dikumpulkan
dan diangkut.
Observasi
Cheklist
1. Baik, jika ada
pewadahan
sampah dan
melakukan
pemisahan
2. Tidak baik,
jika tidak
melakukan
pewadahan
dan
pemisahan
sampah
Ordinal
3 Pengumpulan
Sampah
Proses penanganan
sampah dengan cara
pengumpulan dari
masing-masing sumber
sampah
Observasi Cheklist
1. Baik,jika
sampah
dikumpulkan
2. Tidak baik,
jika sampah
tidak
dikumpulkan
Ordinal
4 Pemindahan
Sampah
Proses memindahkan
sampah hasil
pengumpulan ke alat
pengangkut sampah
Observasi
Cheklist
1. Dilaksanakan
2. Tidak
dialksanakan
Ordinal
30
5 Pengangkutan
Sampah
Proses membawa
sampah dari lokasi
pemindahan sampah ke
TPS
Observasi
Cheklist
1. Dilaksanakan
2. Tidak
dilaksanakan
Ordinal
6 Pembuangan
akhir
Proses akhir dari tahap
pengelolaan sampah.
Mulai dari pewadahan
sampai pembuangan ke
TPS atau ke TPA
Observasi
Cheklist 1. Dikelola
2. Tidak
dikelola
Ordinal
7 Biaya operasi
dan
pemeliharaan
Biaya operasi dan
pemeliharaan meliputi
anggaran pengelolaan
sampah yaitu sarana
dan prasarana
kebersihan mencakup
alat-alat yang
digunakan dalam
pengelolaan sampah
mulai dari tahap
pewadahan sampah
sampai tahap
pembuangan akhir
dengan menggunakan
sapu lidi, serok,
keranjang sampah,
gerobak sampah.
Observasi
Wawancara
Cheklist
Kuisioner
1. Sesuai, jika
mengikuti
sistem
operasional
yang di
terapkan
2. Tidak sesuai,
jika tidak
mengikuti
sistem
operasional
Ordinal
8 Kelembagaan
dan
Organisasi
Kelembagaan dan
Organisasi yang
membina dan
mengelola pasar, pola
sistem operasional yang
diterapkan, meliputi
dinas kebersihan, Unit
Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD)
Observasi
Wawancara
Cheklist
Kuisioner
1. Sesuai
2. Tidak sesuai
Ordinal