21
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu maka peneliti mengemukakan beberapa landasan yang diambil dari jurnal dan penelitian terdahulu sebagai acuan didalam penelitian ini. Sebagai bahan perbandingan untuk penelitian tentang pengaruh kompensasi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan diantaranya yang dilakukan oleh Valianto, Y.D.H. (2015) dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan CV Sahabat Mandiri”. Dengan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kepemimpinan, motivasi kerja dan kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan CV Sahabat Mandiri. Penelitian selanjutnya oleh Martinue, E. (2016) yang berjudul Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Devina Surabaya.” Hasil pengujian menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan nilai koefisien regresi yang positif yaitu sebesar 0,143 dan nilai signifikasi uji t yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,002. Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang positif yaitu sebesar 0,553 dan nilai signifikasi uji t yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Penelitian Setiadi (2016). The Effect Of Compensation And Work Motivation On Employee Performance At Semen Indonesia Limited

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38615/3/jiptummpp-gdl-deaelmaalm-49242-3-babii… · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

    Beberapa penelitian terdahulu maka peneliti mengemukakan beberapa

    landasan yang diambil dari jurnal dan penelitian terdahulu sebagai acuan

    didalam penelitian ini. Sebagai bahan perbandingan untuk penelitian tentang

    pengaruh kompensasi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan

    diantaranya yang dilakukan oleh Valianto, Y.D.H. (2015) dengan judul

    “Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Kompensasi Terhadap

    Kinerja Karyawan CV Sahabat Mandiri”. Dengan hasil penelitian dapat

    diketahui bahwa kepemimpinan, motivasi kerja dan kompensasi berpengaruh

    positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan CV Sahabat Mandiri.

    Penelitian selanjutnya oleh Martinue, E. (2016) yang berjudul

    “Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

    Pada PT. Devina Surabaya.” Hasil pengujian menunjukkan bahwa

    kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan,

    dengan nilai koefisien regresi yang positif yaitu sebesar 0,143 dan nilai

    signifikasi uji t yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,002. Motivasi

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini

    dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang positif yaitu sebesar 0,553 dan

    nilai signifikasi uji t yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000.

    Penelitian Setiadi (2016). “The Effect Of Compensation And Work

    Motivation On Employee Performance At Semen Indonesia Limited

  • 9

    Company”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi dan motivasi

    kerja yang positif dan signifikan serta secara bersamaan berpengaruh untuk

    kinerja karyawan di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, kompensasi dan

    motivasi kerja yang positif dan signifikan berpengaruh kepada kinerja

    karyawan pada PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk dan motivasi kerja

    memiliki efek dominan terhadap kinerja karyawan di PT. Semen Indonesia

    (Persero) Tbk.

  • 10

    Tabel 2.1 Perbedaan dan Persamaan Antara Penelitian Terdahulu Dengan Peneliti

    Sekarang

    No Penelitian Terdahulu Uraian

    1 Judul Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan

    Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan CV

    Sahabat Mandiri.

    Nama Peneliti Valianto, Y.D.H (2015)

    Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan,

    motivasi kerja dan kompensasi terhadap kinerja

    karyawan

    Metode Penelitian Uji validitas, uji reabilitas, analisis regresi linier

    berganda, uji asumsi klasik

    Hasil Penelitian Kepemimpinan, motivasi kerja dan kompensasi

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

    karyawan

    2. Judul Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Kerja

    Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Devina

    Surabaya.

    Nama Peneliti Martinue, E. (2016)

    Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaru kompensasi dan

    motivasi kerja terhadap kinerja karyawan

    Metode Penelitian Regresi linier berganda, Uji validitas, uji reabilitas,

    Uji asumsi klasik

    Hasil Penelitian Kompensasi dan motivasi kerja berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap kinerja karyawan

    3 Judul The Effect Of Compensation And Work Motivation

    On Employee Performance At Semen Indonesia

    Limited Company”.

    Nama Peneliti Setiadi (2016)

    Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh kompensasi dan

    motivasi kerja terhadap kinerja karyawan

    Metode Penelitian Regresi linier berganda, uji validitas, uji reabilitas,

    uji asumsi klasik, uji parsial

    Hasil Penelitian Kompensasi dan motivasi kerja berpengaruh

    positif dan signifikan serta terhadap kinerja

    karyawan, motivasi kerja memiliki efek dominan

    terhadap kinerja karyawan

    4 Judul

    Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap

    Kinerja karyawan CV. Mitra Jaya

    Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh kompensasi dan

    motivasi kerja terhadap kinerja karyawan

    Nama Peneliti Almira, D.E. (2017)

    Metode Penelitian Rentang skala, regresi linier berganda, uji f, uji t

    Hasil Penelitian Kompensasi dan motivasi kerja berpengaruh

    signifikan terhadap kinerja karyawan, motivasi

    kerja memiliki efek yang dominan terhadap kinerja

    karyawan.

    Sumber: jurnal penelitian

  • 11

    Berdasarkan tabel 2.1 maka diketahui bahwa persamaan yang diteliti

    adalah pada tema yang diteliti mengenai kompensasi dan motivasi kerja yang

    akan dilihat dari pengaruhnya terhadap variabel terikatnya. Perbedaannya dari

    penelitian terdahulu terletak pada teori yang digunakan, indikator yang

    digunakan dan terdapat penelitian yang tidak hanya menggunakan variable

    kompensasi dan motivasi kerja di variabel bebasnya, dan di variabel terikat

    menggunakan kinerja, sedangkan peneliti sekarang menggunakan kompensasi

    dan motivasi kerja serta kinerja, selain itu perbedaannya pada obyek yang

    diteliti. Sehingga penelitian lebih lanjut terkait pengaruh kompensasi dan

    motivasi kerja terhadap kinerja karyawan dengan obyek berbeda menarik

    dilakukan.

    B. Landasan Teori

    1. Kinerja

    a. Definisi Kinerja

    Pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

    yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya

    sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya

    (Mangkunegara, 2006: 67). Kinerja menurut Rivai (2005: 50) adalah

    hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama

    periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan

    berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran

  • 12

    atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati

    bersama oleh pemimpin perusahaan dan karyawan.

    Hasibuan (2008: 160) mendefinisikan kinerja merupakan suatu

    hasil kerja yang dicapau seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya

    atas kecakapan, usaha dan kesempatan. Wirawan (2009: 101)

    menyatakan kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi

    atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu

    tertentu yang diukur melalui hasil kerja, perilaku kerja, dan sifat pribadi

    yang berhubungan dengan pekerjaan.

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan

    bahwa kinerja merupakan hasil kerja dan pencapaian seorang karyawan

    dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk memberi keuntungan bagi

    organisasi. Disamping itu kinerja karyawan yang baik juga akan

    berdampak bagi tanggung jawab mereka agar lebih memperhatikan

    beban kerja yang akan disesuaikan dengan imbalan yang mereka terima.

    b. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

    Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja (performance) menurut

    Simamora dalam Mangkunegara (2006: 14), yaitu:

    1) Faktor individual yang terdiri dari:

    a) Kemampuan dan keahlian

    b) Latar belakang

    c) Demografi

  • 13

    2) Faktor psikologis yang terdiri dari:

    a) Persepsi

    b) Attitude

    c) Personality

    d) Pembelajaran

    e) Motivasi

    3) Faktor organisasi yang terdri dari:

    a) Sumber daya

    b) Kepemimpinan

    c) Penghargaan

    d) Struktur

    e) Job design

    c. Indikator Kinerja Karyawan

    Indikator kinerja karyawan yang dapat digunakan sebagai acuan

    dalam menilai kinerja karyawan. Menurut Mangkunegara (2006: 9),

    pengukuran kinerja mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

    1) Kuantitas

    Jumlah keluaran atau output yang harus dihasilkan oleh

    karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Karyawan dengan

    kinerja yang baik akan menghasilkan keluaran yang baik atau sesuai

    dengan target yang telah ditetapkan perusahaan.

  • 14

    2) Kualitas

    Mutu output yang harus dihasilkan oleh karyawan dalam

    melaksanakan pekerjaannya. Karyawan tidak hanya dituntut untuk

    menghasilkan keluaran dengan jumlah yang maksimal akan tetapi

    juga diimbangi dengan kualitas yang maksimal pula.

    3) Ketepatan waktu

    Kesesuaian waktu yang dihasilkan oleh karyawan dalam

    menyelesaikan pekerjaan dengan yang direncanakan. Perusahaan

    akan memberikan batas waktu untuk karyawan menyelesaikan

    tugasnya. Karyawan dengan kinerja yang baik akan mampu

    menyelesaikan tugas atau pekerjaannya tepat waktu.

    2. Kompensasi

    a. Definisi Kompensasi

    Kadarisman (2012: 9) mengatakan bahwa kompensasi adalah

    penghargaan kepada pegawai secara adil dam layak untuk prestasi kerja

    dan atas jasa yang telah dikeluarkan terhadap tujuan organisasi demi

    tercapainya tujuan organisasi. Besarnya penghargaan, imbalan atau

    balas jasa telah ditentukan dan diketahui sebelumnya sehingga

    karyawan secara pasti mengetahui besarnya balsa jasa atau kompensasi

    yang akan diterimanya. Kompensasi inilah yang dipergunakan

    karyawan itu beserta keluarganya untuk memenuhi kebutuhan-

    kebutuhannya.

  • 15

    Menurut Mangkunegara (2001: 83) Kompensasi merupakan sesuatu

    yang di pertimbangkan sebagai suatu yang sebanding. Berdasarkan

    beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa kompensasi

    merupakan hal yang penting bagi para karyawan. Sedangkan menurut

    Handoko dalam Sutrisno (2011: 183) menjelaskan kompensasi adalah

    segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa untuk

    kerja mereka.

    b. Jenis-jenis Kompensasi

    Menurut Mangkunegara (2011: 85) kompensasi pada umumnya

    dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu:

    1) Kompensasi langsung, merupakan kompensasi yang langsung

    dirasakan oleh penerimanya, yakni berupa gaji, tunjangan, dan

    insentif merupakan hak karyawan dan kewajiban perusahaan untuk

    membayarnya.

    a) Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada

    karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti.

    b) Tunjangan adalah kompensasi yang diberikan perusahaan kepada

    para karyawannya, karena karyawannya tersebut dianggap telah

    ikut berpartisipasi dengan baik dalam mencapai tujuan

    perusahaan.

    c) Insentif adalah kompensasi yang diberikan kepada karyawan

    tertentu, karena keberhasilan prestasinya di atas standar atau

    mencapai target.

  • 16

    2) Kompensasi tidak langsung adalah kompensasi yang tidak dapat

    dirasakan secara langsung oleh karyawan, yakni benefit dan services

    (tunjangan pelayanan). Benefit dan services adalah kompensasi

    tambahan yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan

    terhadap semua karyawan dalam usaha meningkatkan kesejahteraan

    mereka. Seperti uang pensiun, olah raga dan darma wisata (family

    gathering).

    c. Tujuan Kompensasi

    Tujuan pemberian kompensasi hendaknya memberikan kepuasan

    kepada semua pihak, karyawan dapat memenuhi kebutuhannya,

    pengusaha mendapat laba, peraturan pemerintah harus ditaati, dan

    konsumen mendapat barang yang baik dan harga yang pantas. Menurut

    Malayu S.P. Hasibuan (2008: 121), tujuan pemberian kompensasi

    (balas jasa) antara lain adalah:

    1) Ikatan Kerja sama

    Dengan pemberian kompensasi terjalinlah kerja sama formal

    antara perusahaan dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan

    tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan pengusaha/majikan wajib

    membayar kompensasi sesuai dengan perjanjian yang disepakati.

    2) Kepuasan Kerja

    Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-

    kebutuhan fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh

    kepuasan kerja dari jabatannya.

  • 17

    3) Pengadaan Efektif

    Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan

    karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.

    4) Motivasi

    Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah

    memotivasi bawahannya.

    5) Stabilitas Karyawan

    Dengan program kompensasi atas prinsip adil, layak dan

    kompetitif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turn-over

    relatif kecil.

    6) Pengaruh Pemerintah

    Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang

    perburuhan yang berlaku (seperti batas upah minimum) maka

    intervensi pemerintah dapat dihindarkan.

    d. Indikator Kompensasi

    Indikator-indikator kompensasi menurut Simamora (2004: 445)

    diantaranya :

    1) Gaji

    Gaji umumnya berlaku untuk tarif bayaran mingguan, bulanan,

    atau tahunan.

    2) Insentif

    Insentif adalah tambahan kompensasi di atas atau di luar gaji

    atau upah yang diberikan oleh organisasi.

  • 18

    3) Tunjangan

    Contoh-contoh tunjangan adalah asuransi kesehatan dan jiwa,

    liburan yang ditanggung perusahaan, program pensiun, dan

    tunjangan lainnya yang berkaitan dengan hubungan kepegawaian.

    4) Fasilitas

    Contoh-contoh fasilitas adalah kenikmatan/fasilitas seperti mobil

    perusahaan, keanggotaan klub, tempat parkir khusus, atau akses ke

    pesawat perusahaan yang diperoleh karyawan.

    3. Motivasi Kerja

    a. Definisi Motivasi

    Motif merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai

    yang perlu dipenuhi agar pegawai tersebut dapat menyesuaikan diri

    terhadap lingkungannya, sedangkan motivasi adalah kondisi yang

    menggerakan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya.

    Motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh

    membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang

    berhubungan dengan lingkungan kerja. Motivasi kerja adalah kemauan

    berbuat sesuatu dalam bekerja (Mangkunegara, A., 2001: 94).

    b. Teori Motivasi

    Teori motivasi terdiri dari, pertama content theories atau teori isi

    yang memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang

    menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilaku.

    Kedua adalah process theory atau teori proses yaitu menguraikan

  • 19

    dan menganalisis bagaimana perilaku itu dikuatkan, diarahkan,

    didukung, dan dihentikan. Ketiga reinforcement theory atau teori

    penguatan didasarkan atas hukum pengaruh. Ketiga kategori tersebut

    mempunyai pengaruh penting bagi para manajer untuk memotivasi

    karyawan (Suharto dan Budi Cahyono, 2005).

    Motivasi dalam teori-teorinya beragam. Secara garis besarnya, teori

    motivasi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu teori isi (Content

    Theory), teori proses (Process Theory) dan Reinforcement Theory (B.F.

    Skinner).

    1) Teori Isi (Content Theory)

    Kebutuhan yang dimiliki oleh seseorang yang mendasari

    perilakunya. Teori isi terdiri dari 4 teori pendukung, yaitu :

    a) Teori Hirarki Kebutuhan (A. Maslow)

    b) Teori E-R-G (Clayton Alderfer)

    c) Teori Tiga Motif Sosial (D. McClelland)

    d) Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg)

    2) Teori Proses (Process Theory)

    Proses yang terjadi dalam pikiran seseorang yang pada akhirnya

    membuat orang menampilkan tingkah laku. Teori ini juga terdiri dari

    empat teori pendukung, yaitu :

    a) Teori Keadilan/Equity Theory (S. Adams)

    b) Teori Harapan/ Expectancy Theory (Victor Vroom)

    c) Teori penetapan tujuan/Goal Setting Theory (Edwin Locke)

  • 20

    3) Reinforcement Theory (B.F. Skinner)

    Teori tersebut didasarkan atas hukum pengaruh. Tingkah laku

    konsekuensi positif cenderung untuk diulang dan tingkah laku

    dengan konsekuensi negatif cenderung untuk tidak diulang.

    c. Teori Tiga Motif Sosial McCllend

    Teori tiga motif social McClelland menjelaskan tiga jenis motivasi,

    yang diidentifikasi dalam buku “The Achieving Society” (Robbins,

    Stephen P .,2001: 173) dalam teorinya:

    1) Motivasi untuk berprestasi (n-ACH)

    2) Motivasi untuk berkuasa (n-pow)

    3) Motivasi untuk berafiliasi/bersahabat (n-affil)

    Mc.Clelland’s Achievment Motivation Thoery atau teori motivasi

    prestasi McClelland dalam Robbins (2001 : 173) mengemukakan

    bahwa individu mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana

    energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan atau

    dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia.

    Teori ini memfokuskan pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan akan

    prestasi (achiefment), kebutuhan kekuasaan (power), dan kebutuhan

    afiliasi.

    1) Kebutuhan akan prestasi (n-ACH)

    Kebutuhan akan prestasi merupakan dorongan untuk

    mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar,

    bergulat untuk sukses. Kebutuhan ini pada hirarki Maslow terletak

  • 21

    antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi

    diri. Ciri-ciri inidividu yang menunjukkan orientasi tinggi antara lain

    bersedia menerima resiko yang relatif tinggi, keinginan untuk

    mendapatkan umpan balik tentang hasil kerja mereka, keinginan

    mendapatkan tanggung jawab pemecahan masalah.

    n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi , karena itu karyawan

    akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan

    tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam

    pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari

    lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya

    tersebut.

    2) Kebutuhan akan kekuasaan (n-pow)

    Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat

    orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu

    tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk

    ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi

    orang lain. Kebutuhan ini pada teori Maslow terletak antara

    kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri.

    McClelland menyatakan bahwa kebutuhan akan kekuasaan sangat

    berhubungan dengan kebutuhan untuk mencapai suatu posisi

    kepemimpinan.

    n-pow adalah motivasi terhadap kekuasaan. Karyawan memiliki

    motivasi untuk berpengaruh terhadap lingkungannya, memiliki

  • 22

    karakter kuat untuk memimpin dan memiliki ide-ide untuk menang.

    Ada juga motivasi untuk peningkatan status dan prestise pribadi.

    3) Kebutuhan untuk berafiliasi atau bersahabat (n-affil)

    Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar

    pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan

    untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap

    persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai

    kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan

    yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. McClelland

    mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi

    karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku

    karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi.

    d. Tujuan Motivasi Kerja

    Dalam pemberian motivasi seluruh perusahaan mempunyai

    kesamaan tujuan untuk merangsang dan mendorong individu agar

    bekerja lebih giat, efisien dan efektif dalam rangka mencapai tujuan

    perusahaan. Ada beberapa tujuan yang dapat diperoleh dari pemberian

    motivasi menurut Hasibuan (2002: 146) antara lain sebagai berikut:

    1) Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.

    2) Meningkatkan produktivitas kerja kerja karyawan.

    3) Mempertahankan kestabilan kerja karyawan.

    4) Meningkatkan kedisiplinan kerja karyawan.

    5) Mengaktifkan pengadaan karyawan.

  • 23

    6) Menciptakan suasana hubungan kerja yang baik.

    7) Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan.

    8) Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

    9) Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-

    tugasnya.

    e. Jenis-jenis Motivasi

    Menurut Hasibuan (2002: 150) ada dua jenis motivasi, yaitu

    motivasi positif dan motivasi negatif.

    1) Motivasi Positif

    Motivasi positif maksudnya manajer memotivasi

    (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka

    yang berproduktivitas di atas produktivitas standar. Dengan

    motivasi positif, semangat kerja bawahan akan meningkat karena

    umumnya manusia senang menerima yang baik-baik saja.

    2) Motivasi Negatif

    Motivasi negatif maksudnya manajer memotivasi bawahan

    dengan standar mereka akan mendapat hukuman. Dengan motivasi

    negatif ini semangat kerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan

    meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu

    panjang dapat berakibat kurang baik

    4. Hubungan Antara Kompensasi dengan Kinerja

    Kompensasi merupakan balas jasa yang diterima karyawan atas apa

    yang diberikannya terhadap perusahaan. Tujuan seorang karyawan dalam

  • 24

    melaksanakan pekerjaannya tidak lain untuk mendapatkan balas jasa yang

    salah satunya yaitu kompensasi. Kompensasi tersebut akan dipergunakan

    karyawan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Pemberian

    kompensasi yang layak dapat memengaruhi karyawan untuk lebih

    semangat dalam bekerja.

    Pentingnya kompensasi bagi karyawan, sangat berpengaruh terhadap

    perilaku dan kinerjanya. Pemberian kompensasi akan selalu dikaitkan

    dengan kuantitas, kualitas dan manfaat jasa yang dipersembahkan oleh

    karyawan bagi organisasi atau perusahaan tempatnya bekerja. Pemberian

    kompensasi kepada karyawan tersebut, akan memengaruhi kelangsungan

    hidup organisasi atau perusahaan tersebut. Sutrisno (2009: 189)

    mengemukakan bahwa untuk meningkatkan prestasi kerja perusahaan

    harus memberikan kompensasi yang layak kepada para karyawan sesuai

    dengan kemampuan perusahaan sendiri. Karena dari hal tersebut karyawan

    akan merasa nyaman dan puas sehingga mampu meningkatkan prestasi

    kerja mereka.

    5. Hubungan Antara Motivasi kerja dengan Kinerja

    Motivasi kerja merupakan dorongan yang diberikan atasan maupun

    berasal dari diri sesorang yang akan menimbulkan semangat untuk bekerja.

    Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan,

    menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat

    dan antusias mencapai hasil yang optimal (Hasibuan, 2002: 141). Artinya,

  • 25

    karyawan yang mempunyai antusias dan giat dalam bekerja, akan

    mencapai kinerja yang tinggi.

    Menurut Sutrisno (2009: 110) motivasi adalah sesuatu yang

    menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Motivasi untuk bekerja ini

    sangat penting bagi tinggi rendahnya produktivitas perusahaan. Oleh

    karena itu, manajer harus selalu menimbulkan motivasi kerja yang tinggi

    kepada karyawannya guna melaksanakan tugas-tugasnya. Sekalipun harus

    diakui bahwa motivasi bukan satu-satunya faktor yang memengaruhi

    tingkat prestasi kerja seseorang.

    Penelitian yang dilakukan Martinue, E (2016) menyatakan bahwa

    motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

    karyawan. Tingkat kinerja karyawan tidak hanya dilihat dari kompensasi

    yang mereka terima tetapi juga motivasi kerja yang mendorong mereka

    dalam beelangsungnya kegiatan operasional di perusahaan. Perusahaan

    bukan hanya mengharapkan karyawan mampu, cakap, dan terampil tetapi

    yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk

    mencapai hasil kerja yang maksimal.

    6. Hubungan Antara Kompensasi, Motivasi kerja dan Kinerja

    Simamora dalam Mangkunegara (2006: 14) menyatakan bahwa

    faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan di dalamnya terdapat

    faktor motivasi kerja dan penghargaan. Sedangkan menurut Kadarisman

    (2012: 9) kompensasi adalah penghargaan kepada pegawai secara adil dam

    layak untuk prestasi kerja dan atas jasa yang telah dikeluarkan terhadap

  • 26

    tujuan organisasi demi tercapainya tujuan organisasi. Penelitian yang

    dilakukan oleh Setiadi (2016) menyatakan bahwa kompensasi dan

    motivasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

    karyawan.

    C. Kerangka Pikir

    Kinerja karyawan sangat dipengaruhi oleh kualitas, kuantitas dan

    ketepatan waktu yang juga sangat mempengaruhi suatu kinerja perusahaan.

    Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

    seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

    jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2006:67).

    Kinerja suatu perusahaan menentukan tentang seberapa baik kualitas

    dan seberapa banyak kuantitas yang dihasilkan dari pencapaian dan waktu

    dalam memenuhi target perusahaan. Balas jasa berupa gaji yang diterima oleh

    karyawan akan menentukan semangat kerja yang berpengaruh terhadap

    kinerja mereka. Sutrisno (2009: 189) mengemukakan bahwa untuk

    meningkatkan prestasi kerja perusahaan harus memberikan kompensasi yang

    layak kepada para karyawan sesuai dengan kemampuan perusahaan sendiri.

    Karyawan akan mampu mencapai kinerja yang dihasilkan dengan

    dorongan berprestasi, berkuasa dan berafiliasi. Ketiga dorongan tersebut

    mempengaruhi dorongan dalam diri karyawaan yang berdampak pada

    kegairahan mereka untuk bekerja. Pentingnya motivasi karena motivasi

    adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku

  • 27

    manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal

    (Hasibuan, 2002: 141). Berdasarkan referensi pendapat para ahli, maka dapat

    disusun sebuah kerangka pikir yang mana kompensasi dan motivasi kerja

    mempengaruhi kinerja karyawan sehingga dapat digambarkan sebagai

    berikut:

    Gambar 2.1 Hubungan Kompensasi, Motivasi Kerja dan Kinerja

    Gambar 2.1 kerangka pikir, dapat dijelaskan bahwa ditinjau dari jenis

    hubungan variabel, maka disini termasuk hubungan sebab akibat yaitu suatu

    variabel dapat mempengaruhi variabel yang lain, sehingga variabel bebas

    (independen variable) adalah kompensasi (X1) yang terdiri dari gaji, insentif

    dan tunjangan berhubungan dengan bagaimana karyawan termotivasi

    terhadap timbal balik yang perusahaan berikan dan berpengaruh terhadap

    peningkatan prestasi kerja mereka.

    Kompensasi (X1)

    Gaji (X1.1)

    Insentif (X1.2)

    Tunjangan (X1.3)

    Motivasi Kerja (X2)

    Dorongan untuk berprestasi (X2.1)

    Dorongan untuk berkuasa (X2.2)

    Dorongan untuk berafiliasi/bersahabat

    (X2.3)

    Kinerja (Y)

    1. Kualitas (Y1) 2. Kuantitas (Y2)

    3. Ketepatan waktu (Y3)

  • 28

    Sedangkan motivasi kerja (X2) yang terdiri dari dorongan untuk

    berprestasi, dorongan untuk berkuasa dan dorongan untuk

    berafilias/bersahabat akan memberikan dorongan bagi karyawan yang

    bertujuan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu

    mereka pada saat melakukan pekerjaan. Variabel terikat (dependen variabel)

    kinerja (Y) yang dicerminkan dari kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu.

    D. Hipotesis

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Martinue, E. (2016)

    yang menyatakan bahwa kompensasi dan motivasi kerja mempunyai

    pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Simamora dalam

    Mangkunegara (2006:14) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

    mempengaruhi kinerja karyawan di dalamnya terdapat faktor motivasi kerja

    dan penghargaan. Dari uraian tersebut maka dapat dihipotesiskan:

    H1: Diduga kompensasi dan motivasi kerja berpengaruh secara signifikan

    terhadap kinerja karyawan CV Mitra Jaya.

    Penelitian yang dilakukan oleh Setiadi (2016) menyatakan bahwa

    kompensasi dan motivasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan

    terhadap kinerja karyawan dan motivasi kerja mempunyai efek dominan

    terhadap kinerja karyawan. Dari uraian tersebut maka dapat dihipotesiskan:

    H2: Diduga motivasi kerja paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan CV

    Mitra Jaya.