Upload
others
View
19
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu maka peneliti mengemukakan beberapa
landasan yang diambil dari jurnal dan penelitian terdahulu sebagai acuan
didalam penelitian ini. Sebagai bahan perbandingan untuk penelitian tentang
pengaruh kompensasi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan
diantaranya yang dilakukan oleh Valianto, Y.D.H. (2015) dengan judul
“Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Kompensasi Terhadap
Kinerja Karyawan CV Sahabat Mandiri”. Dengan hasil penelitian dapat
diketahui bahwa kepemimpinan, motivasi kerja dan kompensasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan CV Sahabat Mandiri.
Penelitian selanjutnya oleh Martinue, E. (2016) yang berjudul
“Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Pada PT. Devina Surabaya.” Hasil pengujian menunjukkan bahwa
kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan,
dengan nilai koefisien regresi yang positif yaitu sebesar 0,143 dan nilai
signifikasi uji t yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,002. Motivasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini
dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang positif yaitu sebesar 0,553 dan
nilai signifikasi uji t yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000.
Penelitian Setiadi (2016). “The Effect Of Compensation And Work
Motivation On Employee Performance At Semen Indonesia Limited
9
Company”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi dan motivasi
kerja yang positif dan signifikan serta secara bersamaan berpengaruh untuk
kinerja karyawan di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, kompensasi dan
motivasi kerja yang positif dan signifikan berpengaruh kepada kinerja
karyawan pada PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk dan motivasi kerja
memiliki efek dominan terhadap kinerja karyawan di PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk.
10
Tabel 2.1 Perbedaan dan Persamaan Antara Penelitian Terdahulu Dengan Peneliti
Sekarang
No Penelitian Terdahulu Uraian
1 Judul Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan
Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan CV
Sahabat Mandiri.
Nama Peneliti Valianto, Y.D.H (2015)
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan,
motivasi kerja dan kompensasi terhadap kinerja
karyawan
Metode Penelitian Uji validitas, uji reabilitas, analisis regresi linier
berganda, uji asumsi klasik
Hasil Penelitian Kepemimpinan, motivasi kerja dan kompensasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan
2. Judul Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Devina
Surabaya.
Nama Peneliti Martinue, E. (2016)
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaru kompensasi dan
motivasi kerja terhadap kinerja karyawan
Metode Penelitian Regresi linier berganda, Uji validitas, uji reabilitas,
Uji asumsi klasik
Hasil Penelitian Kompensasi dan motivasi kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja karyawan
3 Judul The Effect Of Compensation And Work Motivation
On Employee Performance At Semen Indonesia
Limited Company”.
Nama Peneliti Setiadi (2016)
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh kompensasi dan
motivasi kerja terhadap kinerja karyawan
Metode Penelitian Regresi linier berganda, uji validitas, uji reabilitas,
uji asumsi klasik, uji parsial
Hasil Penelitian Kompensasi dan motivasi kerja berpengaruh
positif dan signifikan serta terhadap kinerja
karyawan, motivasi kerja memiliki efek dominan
terhadap kinerja karyawan
4 Judul
Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap
Kinerja karyawan CV. Mitra Jaya
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh kompensasi dan
motivasi kerja terhadap kinerja karyawan
Nama Peneliti Almira, D.E. (2017)
Metode Penelitian Rentang skala, regresi linier berganda, uji f, uji t
Hasil Penelitian Kompensasi dan motivasi kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan, motivasi
kerja memiliki efek yang dominan terhadap kinerja
karyawan.
Sumber: jurnal penelitian
11
Berdasarkan tabel 2.1 maka diketahui bahwa persamaan yang diteliti
adalah pada tema yang diteliti mengenai kompensasi dan motivasi kerja yang
akan dilihat dari pengaruhnya terhadap variabel terikatnya. Perbedaannya dari
penelitian terdahulu terletak pada teori yang digunakan, indikator yang
digunakan dan terdapat penelitian yang tidak hanya menggunakan variable
kompensasi dan motivasi kerja di variabel bebasnya, dan di variabel terikat
menggunakan kinerja, sedangkan peneliti sekarang menggunakan kompensasi
dan motivasi kerja serta kinerja, selain itu perbedaannya pada obyek yang
diteliti. Sehingga penelitian lebih lanjut terkait pengaruh kompensasi dan
motivasi kerja terhadap kinerja karyawan dengan obyek berbeda menarik
dilakukan.
B. Landasan Teori
1. Kinerja
a. Definisi Kinerja
Pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
(Mangkunegara, 2006: 67). Kinerja menurut Rivai (2005: 50) adalah
hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama
periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan
berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran
12
atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati
bersama oleh pemimpin perusahaan dan karyawan.
Hasibuan (2008: 160) mendefinisikan kinerja merupakan suatu
hasil kerja yang dicapau seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya
atas kecakapan, usaha dan kesempatan. Wirawan (2009: 101)
menyatakan kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi
atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu
tertentu yang diukur melalui hasil kerja, perilaku kerja, dan sifat pribadi
yang berhubungan dengan pekerjaan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan
bahwa kinerja merupakan hasil kerja dan pencapaian seorang karyawan
dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk memberi keuntungan bagi
organisasi. Disamping itu kinerja karyawan yang baik juga akan
berdampak bagi tanggung jawab mereka agar lebih memperhatikan
beban kerja yang akan disesuaikan dengan imbalan yang mereka terima.
b. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan
Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja (performance) menurut
Simamora dalam Mangkunegara (2006: 14), yaitu:
1) Faktor individual yang terdiri dari:
a) Kemampuan dan keahlian
b) Latar belakang
c) Demografi
13
2) Faktor psikologis yang terdiri dari:
a) Persepsi
b) Attitude
c) Personality
d) Pembelajaran
e) Motivasi
3) Faktor organisasi yang terdri dari:
a) Sumber daya
b) Kepemimpinan
c) Penghargaan
d) Struktur
e) Job design
c. Indikator Kinerja Karyawan
Indikator kinerja karyawan yang dapat digunakan sebagai acuan
dalam menilai kinerja karyawan. Menurut Mangkunegara (2006: 9),
pengukuran kinerja mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1) Kuantitas
Jumlah keluaran atau output yang harus dihasilkan oleh
karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Karyawan dengan
kinerja yang baik akan menghasilkan keluaran yang baik atau sesuai
dengan target yang telah ditetapkan perusahaan.
14
2) Kualitas
Mutu output yang harus dihasilkan oleh karyawan dalam
melaksanakan pekerjaannya. Karyawan tidak hanya dituntut untuk
menghasilkan keluaran dengan jumlah yang maksimal akan tetapi
juga diimbangi dengan kualitas yang maksimal pula.
3) Ketepatan waktu
Kesesuaian waktu yang dihasilkan oleh karyawan dalam
menyelesaikan pekerjaan dengan yang direncanakan. Perusahaan
akan memberikan batas waktu untuk karyawan menyelesaikan
tugasnya. Karyawan dengan kinerja yang baik akan mampu
menyelesaikan tugas atau pekerjaannya tepat waktu.
2. Kompensasi
a. Definisi Kompensasi
Kadarisman (2012: 9) mengatakan bahwa kompensasi adalah
penghargaan kepada pegawai secara adil dam layak untuk prestasi kerja
dan atas jasa yang telah dikeluarkan terhadap tujuan organisasi demi
tercapainya tujuan organisasi. Besarnya penghargaan, imbalan atau
balas jasa telah ditentukan dan diketahui sebelumnya sehingga
karyawan secara pasti mengetahui besarnya balsa jasa atau kompensasi
yang akan diterimanya. Kompensasi inilah yang dipergunakan
karyawan itu beserta keluarganya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya.
15
Menurut Mangkunegara (2001: 83) Kompensasi merupakan sesuatu
yang di pertimbangkan sebagai suatu yang sebanding. Berdasarkan
beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa kompensasi
merupakan hal yang penting bagi para karyawan. Sedangkan menurut
Handoko dalam Sutrisno (2011: 183) menjelaskan kompensasi adalah
segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa untuk
kerja mereka.
b. Jenis-jenis Kompensasi
Menurut Mangkunegara (2011: 85) kompensasi pada umumnya
dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu:
1) Kompensasi langsung, merupakan kompensasi yang langsung
dirasakan oleh penerimanya, yakni berupa gaji, tunjangan, dan
insentif merupakan hak karyawan dan kewajiban perusahaan untuk
membayarnya.
a) Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada
karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti.
b) Tunjangan adalah kompensasi yang diberikan perusahaan kepada
para karyawannya, karena karyawannya tersebut dianggap telah
ikut berpartisipasi dengan baik dalam mencapai tujuan
perusahaan.
c) Insentif adalah kompensasi yang diberikan kepada karyawan
tertentu, karena keberhasilan prestasinya di atas standar atau
mencapai target.
16
2) Kompensasi tidak langsung adalah kompensasi yang tidak dapat
dirasakan secara langsung oleh karyawan, yakni benefit dan services
(tunjangan pelayanan). Benefit dan services adalah kompensasi
tambahan yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan
terhadap semua karyawan dalam usaha meningkatkan kesejahteraan
mereka. Seperti uang pensiun, olah raga dan darma wisata (family
gathering).
c. Tujuan Kompensasi
Tujuan pemberian kompensasi hendaknya memberikan kepuasan
kepada semua pihak, karyawan dapat memenuhi kebutuhannya,
pengusaha mendapat laba, peraturan pemerintah harus ditaati, dan
konsumen mendapat barang yang baik dan harga yang pantas. Menurut
Malayu S.P. Hasibuan (2008: 121), tujuan pemberian kompensasi
(balas jasa) antara lain adalah:
1) Ikatan Kerja sama
Dengan pemberian kompensasi terjalinlah kerja sama formal
antara perusahaan dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan
tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan pengusaha/majikan wajib
membayar kompensasi sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
2) Kepuasan Kerja
Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh
kepuasan kerja dari jabatannya.
17
3) Pengadaan Efektif
Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan
karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.
4) Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah
memotivasi bawahannya.
5) Stabilitas Karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil, layak dan
kompetitif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turn-over
relatif kecil.
6) Pengaruh Pemerintah
Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang
perburuhan yang berlaku (seperti batas upah minimum) maka
intervensi pemerintah dapat dihindarkan.
d. Indikator Kompensasi
Indikator-indikator kompensasi menurut Simamora (2004: 445)
diantaranya :
1) Gaji
Gaji umumnya berlaku untuk tarif bayaran mingguan, bulanan,
atau tahunan.
2) Insentif
Insentif adalah tambahan kompensasi di atas atau di luar gaji
atau upah yang diberikan oleh organisasi.
18
3) Tunjangan
Contoh-contoh tunjangan adalah asuransi kesehatan dan jiwa,
liburan yang ditanggung perusahaan, program pensiun, dan
tunjangan lainnya yang berkaitan dengan hubungan kepegawaian.
4) Fasilitas
Contoh-contoh fasilitas adalah kenikmatan/fasilitas seperti mobil
perusahaan, keanggotaan klub, tempat parkir khusus, atau akses ke
pesawat perusahaan yang diperoleh karyawan.
3. Motivasi Kerja
a. Definisi Motivasi
Motif merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai
yang perlu dipenuhi agar pegawai tersebut dapat menyesuaikan diri
terhadap lingkungannya, sedangkan motivasi adalah kondisi yang
menggerakan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya.
Motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh
membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang
berhubungan dengan lingkungan kerja. Motivasi kerja adalah kemauan
berbuat sesuatu dalam bekerja (Mangkunegara, A., 2001: 94).
b. Teori Motivasi
Teori motivasi terdiri dari, pertama content theories atau teori isi
yang memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang
menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilaku.
Kedua adalah process theory atau teori proses yaitu menguraikan
19
dan menganalisis bagaimana perilaku itu dikuatkan, diarahkan,
didukung, dan dihentikan. Ketiga reinforcement theory atau teori
penguatan didasarkan atas hukum pengaruh. Ketiga kategori tersebut
mempunyai pengaruh penting bagi para manajer untuk memotivasi
karyawan (Suharto dan Budi Cahyono, 2005).
Motivasi dalam teori-teorinya beragam. Secara garis besarnya, teori
motivasi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu teori isi (Content
Theory), teori proses (Process Theory) dan Reinforcement Theory (B.F.
Skinner).
1) Teori Isi (Content Theory)
Kebutuhan yang dimiliki oleh seseorang yang mendasari
perilakunya. Teori isi terdiri dari 4 teori pendukung, yaitu :
a) Teori Hirarki Kebutuhan (A. Maslow)
b) Teori E-R-G (Clayton Alderfer)
c) Teori Tiga Motif Sosial (D. McClelland)
d) Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg)
2) Teori Proses (Process Theory)
Proses yang terjadi dalam pikiran seseorang yang pada akhirnya
membuat orang menampilkan tingkah laku. Teori ini juga terdiri dari
empat teori pendukung, yaitu :
a) Teori Keadilan/Equity Theory (S. Adams)
b) Teori Harapan/ Expectancy Theory (Victor Vroom)
c) Teori penetapan tujuan/Goal Setting Theory (Edwin Locke)
20
3) Reinforcement Theory (B.F. Skinner)
Teori tersebut didasarkan atas hukum pengaruh. Tingkah laku
konsekuensi positif cenderung untuk diulang dan tingkah laku
dengan konsekuensi negatif cenderung untuk tidak diulang.
c. Teori Tiga Motif Sosial McCllend
Teori tiga motif social McClelland menjelaskan tiga jenis motivasi,
yang diidentifikasi dalam buku “The Achieving Society” (Robbins,
Stephen P .,2001: 173) dalam teorinya:
1) Motivasi untuk berprestasi (n-ACH)
2) Motivasi untuk berkuasa (n-pow)
3) Motivasi untuk berafiliasi/bersahabat (n-affil)
Mc.Clelland’s Achievment Motivation Thoery atau teori motivasi
prestasi McClelland dalam Robbins (2001 : 173) mengemukakan
bahwa individu mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana
energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan atau
dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia.
Teori ini memfokuskan pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan akan
prestasi (achiefment), kebutuhan kekuasaan (power), dan kebutuhan
afiliasi.
1) Kebutuhan akan prestasi (n-ACH)
Kebutuhan akan prestasi merupakan dorongan untuk
mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar,
bergulat untuk sukses. Kebutuhan ini pada hirarki Maslow terletak
21
antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi
diri. Ciri-ciri inidividu yang menunjukkan orientasi tinggi antara lain
bersedia menerima resiko yang relatif tinggi, keinginan untuk
mendapatkan umpan balik tentang hasil kerja mereka, keinginan
mendapatkan tanggung jawab pemecahan masalah.
n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi , karena itu karyawan
akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan
tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam
pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari
lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya
tersebut.
2) Kebutuhan akan kekuasaan (n-pow)
Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat
orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu
tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk
ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain. Kebutuhan ini pada teori Maslow terletak antara
kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri.
McClelland menyatakan bahwa kebutuhan akan kekuasaan sangat
berhubungan dengan kebutuhan untuk mencapai suatu posisi
kepemimpinan.
n-pow adalah motivasi terhadap kekuasaan. Karyawan memiliki
motivasi untuk berpengaruh terhadap lingkungannya, memiliki
22
karakter kuat untuk memimpin dan memiliki ide-ide untuk menang.
Ada juga motivasi untuk peningkatan status dan prestise pribadi.
3) Kebutuhan untuk berafiliasi atau bersahabat (n-affil)
Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar
pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan
untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap
persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai
kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan
yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. McClelland
mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi
karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku
karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi.
d. Tujuan Motivasi Kerja
Dalam pemberian motivasi seluruh perusahaan mempunyai
kesamaan tujuan untuk merangsang dan mendorong individu agar
bekerja lebih giat, efisien dan efektif dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan. Ada beberapa tujuan yang dapat diperoleh dari pemberian
motivasi menurut Hasibuan (2002: 146) antara lain sebagai berikut:
1) Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
2) Meningkatkan produktivitas kerja kerja karyawan.
3) Mempertahankan kestabilan kerja karyawan.
4) Meningkatkan kedisiplinan kerja karyawan.
5) Mengaktifkan pengadaan karyawan.
23
6) Menciptakan suasana hubungan kerja yang baik.
7) Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan.
8) Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
9) Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-
tugasnya.
e. Jenis-jenis Motivasi
Menurut Hasibuan (2002: 150) ada dua jenis motivasi, yaitu
motivasi positif dan motivasi negatif.
1) Motivasi Positif
Motivasi positif maksudnya manajer memotivasi
(merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka
yang berproduktivitas di atas produktivitas standar. Dengan
motivasi positif, semangat kerja bawahan akan meningkat karena
umumnya manusia senang menerima yang baik-baik saja.
2) Motivasi Negatif
Motivasi negatif maksudnya manajer memotivasi bawahan
dengan standar mereka akan mendapat hukuman. Dengan motivasi
negatif ini semangat kerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan
meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu
panjang dapat berakibat kurang baik
4. Hubungan Antara Kompensasi dengan Kinerja
Kompensasi merupakan balas jasa yang diterima karyawan atas apa
yang diberikannya terhadap perusahaan. Tujuan seorang karyawan dalam
24
melaksanakan pekerjaannya tidak lain untuk mendapatkan balas jasa yang
salah satunya yaitu kompensasi. Kompensasi tersebut akan dipergunakan
karyawan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Pemberian
kompensasi yang layak dapat memengaruhi karyawan untuk lebih
semangat dalam bekerja.
Pentingnya kompensasi bagi karyawan, sangat berpengaruh terhadap
perilaku dan kinerjanya. Pemberian kompensasi akan selalu dikaitkan
dengan kuantitas, kualitas dan manfaat jasa yang dipersembahkan oleh
karyawan bagi organisasi atau perusahaan tempatnya bekerja. Pemberian
kompensasi kepada karyawan tersebut, akan memengaruhi kelangsungan
hidup organisasi atau perusahaan tersebut. Sutrisno (2009: 189)
mengemukakan bahwa untuk meningkatkan prestasi kerja perusahaan
harus memberikan kompensasi yang layak kepada para karyawan sesuai
dengan kemampuan perusahaan sendiri. Karena dari hal tersebut karyawan
akan merasa nyaman dan puas sehingga mampu meningkatkan prestasi
kerja mereka.
5. Hubungan Antara Motivasi kerja dengan Kinerja
Motivasi kerja merupakan dorongan yang diberikan atasan maupun
berasal dari diri sesorang yang akan menimbulkan semangat untuk bekerja.
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan,
menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat
dan antusias mencapai hasil yang optimal (Hasibuan, 2002: 141). Artinya,
25
karyawan yang mempunyai antusias dan giat dalam bekerja, akan
mencapai kinerja yang tinggi.
Menurut Sutrisno (2009: 110) motivasi adalah sesuatu yang
menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Motivasi untuk bekerja ini
sangat penting bagi tinggi rendahnya produktivitas perusahaan. Oleh
karena itu, manajer harus selalu menimbulkan motivasi kerja yang tinggi
kepada karyawannya guna melaksanakan tugas-tugasnya. Sekalipun harus
diakui bahwa motivasi bukan satu-satunya faktor yang memengaruhi
tingkat prestasi kerja seseorang.
Penelitian yang dilakukan Martinue, E (2016) menyatakan bahwa
motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Tingkat kinerja karyawan tidak hanya dilihat dari kompensasi
yang mereka terima tetapi juga motivasi kerja yang mendorong mereka
dalam beelangsungnya kegiatan operasional di perusahaan. Perusahaan
bukan hanya mengharapkan karyawan mampu, cakap, dan terampil tetapi
yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk
mencapai hasil kerja yang maksimal.
6. Hubungan Antara Kompensasi, Motivasi kerja dan Kinerja
Simamora dalam Mangkunegara (2006: 14) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan di dalamnya terdapat
faktor motivasi kerja dan penghargaan. Sedangkan menurut Kadarisman
(2012: 9) kompensasi adalah penghargaan kepada pegawai secara adil dam
layak untuk prestasi kerja dan atas jasa yang telah dikeluarkan terhadap
26
tujuan organisasi demi tercapainya tujuan organisasi. Penelitian yang
dilakukan oleh Setiadi (2016) menyatakan bahwa kompensasi dan
motivasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
C. Kerangka Pikir
Kinerja karyawan sangat dipengaruhi oleh kualitas, kuantitas dan
ketepatan waktu yang juga sangat mempengaruhi suatu kinerja perusahaan.
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2006:67).
Kinerja suatu perusahaan menentukan tentang seberapa baik kualitas
dan seberapa banyak kuantitas yang dihasilkan dari pencapaian dan waktu
dalam memenuhi target perusahaan. Balas jasa berupa gaji yang diterima oleh
karyawan akan menentukan semangat kerja yang berpengaruh terhadap
kinerja mereka. Sutrisno (2009: 189) mengemukakan bahwa untuk
meningkatkan prestasi kerja perusahaan harus memberikan kompensasi yang
layak kepada para karyawan sesuai dengan kemampuan perusahaan sendiri.
Karyawan akan mampu mencapai kinerja yang dihasilkan dengan
dorongan berprestasi, berkuasa dan berafiliasi. Ketiga dorongan tersebut
mempengaruhi dorongan dalam diri karyawaan yang berdampak pada
kegairahan mereka untuk bekerja. Pentingnya motivasi karena motivasi
adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku
27
manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal
(Hasibuan, 2002: 141). Berdasarkan referensi pendapat para ahli, maka dapat
disusun sebuah kerangka pikir yang mana kompensasi dan motivasi kerja
mempengaruhi kinerja karyawan sehingga dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 2.1 Hubungan Kompensasi, Motivasi Kerja dan Kinerja
Gambar 2.1 kerangka pikir, dapat dijelaskan bahwa ditinjau dari jenis
hubungan variabel, maka disini termasuk hubungan sebab akibat yaitu suatu
variabel dapat mempengaruhi variabel yang lain, sehingga variabel bebas
(independen variable) adalah kompensasi (X1) yang terdiri dari gaji, insentif
dan tunjangan berhubungan dengan bagaimana karyawan termotivasi
terhadap timbal balik yang perusahaan berikan dan berpengaruh terhadap
peningkatan prestasi kerja mereka.
Kompensasi (X1)
Gaji (X1.1)
Insentif (X1.2)
Tunjangan (X1.3)
Motivasi Kerja (X2)
Dorongan untuk berprestasi (X2.1)
Dorongan untuk berkuasa (X2.2)
Dorongan untuk berafiliasi/bersahabat
(X2.3)
Kinerja (Y)
1. Kualitas (Y1) 2. Kuantitas (Y2)
3. Ketepatan waktu (Y3)
28
Sedangkan motivasi kerja (X2) yang terdiri dari dorongan untuk
berprestasi, dorongan untuk berkuasa dan dorongan untuk
berafilias/bersahabat akan memberikan dorongan bagi karyawan yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu
mereka pada saat melakukan pekerjaan. Variabel terikat (dependen variabel)
kinerja (Y) yang dicerminkan dari kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu.
D. Hipotesis
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Martinue, E. (2016)
yang menyatakan bahwa kompensasi dan motivasi kerja mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Simamora dalam
Mangkunegara (2006:14) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja karyawan di dalamnya terdapat faktor motivasi kerja
dan penghargaan. Dari uraian tersebut maka dapat dihipotesiskan:
H1: Diduga kompensasi dan motivasi kerja berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja karyawan CV Mitra Jaya.
Penelitian yang dilakukan oleh Setiadi (2016) menyatakan bahwa
kompensasi dan motivasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan dan motivasi kerja mempunyai efek dominan
terhadap kinerja karyawan. Dari uraian tersebut maka dapat dihipotesiskan:
H2: Diduga motivasi kerja paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan CV
Mitra Jaya.