Click here to load reader
View
6
Download
0
Embed Size (px)
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Malaria
Malaria adalah suatu penyakit infeksi dengan demam berkala yang
disebabkan oleh parasit Plasmodium (termasuk genus Protozoa) dan ditularkan
oleh nyamuk Anopheles betina (Zulkoni, 2010).
Parasit malaria pada manusia disebabkan oleh empat jenis Plasmodium,
yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, dan
Plasmodium ovale. Jenis malaria yang ditimbulkan oleh empat jenis
plasmodium tersebut menimbulkan malaria yang berbeda pola demam maupun
gejala-gejala klinik yang ditimbulkannya (Soedarto, 2009).
Penyakit malaria dapat menyerang setiap orang. Perbedaan prevalensi
menurut umur dan jenis kelamin sebenarnya berkaitan dengan perbedaan
derajat kekebalan karena variasi keterpaparan terhadap gigitan nyamuk
(Harijanto, 2000).
Parasite Formula adalah proporsi dari tiap parasit di suatu daerah yang
memiliki spesies yang dominan (Harijanto, 2000). Sedangkan persentase
penderita malaria adalah persentase sediaan darah yang positif.
2. Klasifikasi
Phyllum : Apicomplexa
Kelas : Sporozoa
Subkelas : Coccidiida
Ordo : Eucoccidides
Sub-ordo : Haemosporidiidea
Famili : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
Spesies : Plasmodium falciparum
Plasmodium vivax
Plasmodium ovale
Plasmodium malariae (Harijanto, 2000).
7
3. Morfologi
1) Plasmodium falciparum
Parasit ini merupakan spesies yang paling berbahaya, sebab penyakit
yang ditimbulkannya dapat menjadi berat yang berakibat kematian dan
komplikasi yang berat. Perkembangan aseksual di hati hanya berupa stadium
preeritrosit dan tidak ada stadium eksoeritrosit yang menyebabkan relaps
jangka panjang (rekurens) seperti pada infeksi oleh P. vivax dan P. ovale yang
mempunyai hipnozoit di hati. Bentuk skizon di hati dapat dilihat pada hari
keempat sesudah infeksi yang ukurannya kira-kira 30µ dan skizon matang
mengandung kira-kira 40.000 merozoit (Safar, 2010).
Stadium trofozoit muda dalam darah bentuk cincin sangat kecil dan
halus dengan diameter kira-kira 1/6 diameter eritrosit. Stadium cincin ini dapat
dilihat dua butir kromatin, bentuk pinggir (marginal) dan bentuk accole.
Beberapa bentuk cincin dapat ditemukan dalam satu eritrosit (infeksi multiple).
Temuan ini merupakan temuan penting untuk menegakkan diagnosis P.
falcifarum. Perkembangan selanjutnya yaitu stadium skizon muda dan skizon
tua sering tidak ditemukan dalam darah tepi, kecuali pada infeksi berat
(pernisiosa) karena stadium ini berada pada kapiler alat-alat dalam. Adanya
stadium ini pada kapiler darah tepi merupakan indikasi untuk pemberian
pengobatan cepat. Bentuk skizon muda mudah dikenal bila telah ditemukan
satu atau dua pigmen yang menggumpal. Skizon yang lebih tua spesies parasit
ini pada manusia akan didapat 20 butir pigmen atau lebih. Bila skizon sudah
matang akan mengisi 2/3 eritrosit dan membentuk 8-24 buah merozoit dengan
jumlah rata-rata 16 buah merozoit. Skizon matang P. falcifarum lebih kecil dari
skizon matang plasmodium lain (Safar, 2010).
Gametosit muda berbentuk agak lonjong yang kemudian menjadi lebih
panjang atau elips yang akhirnya membentuk seperti sabit atau pisang.
Makrogametosit lebih langsing dan panjang dari mikrogametosit,
sitoplasmanya lebih biru dengan inti yang kecil dan padat berwarna merah tua
dengan butir-butir pigmen tersebar di sekitar inti. Mikrogametosit lebih besar
seperti sosis, sitoplasmanya biru pucat atau agak kemerah-merahan dan intinya
berwarna merah muda, besar dan difus, butir-butir pigmen tersebar di
8
sitoplasma sekitar inti. Jumlah gametosit pada infeksi P. falciparum berbeda-
beda, kadang-kadang sampai 50.000–150.000/mm 3 darah
(Safar, 2010).
Sumber: Harijanto, 2000
Gambar 2.1 Gambaran stadium Plasmodium falciparum pada sediaan darah tipis dan tebal
yang diwarnai Giemsa.
2) Plasmodium vivax
Setelah nyamuk Anopheles betina menusuk kulit manusia kira-kira 1/2 jam,
sporozoit yang masuk ke peredaran darah akan masuk ke dalam sel hati, lalu
tumbuh menjadi skizon hati. Skizon hati berukuran 45µ membentuk kira-kira
10.000 sporozoit. Skizon ini berada dalam siklus preritrositer atau siklus
9
eksoeritrositer primer yang berkembang biak secara aseksual yang
disebut skizogoni hati (Safar, 2010).
Hipnozoit tetap istirahat dalam sel hati sampai beberapa waktu (kira-
kira 3 bulan) lalu aktif kembali dan mulai dengan siklus eksoeritrositer
sekunder. Merozoit dari skizon hati masuk ke peredaran darah dan
menghinggapi sel eritrosit dan mulai dengan siklus eritrositer untuk pembiakan
secara aseksual (skizogoni darah) (Safar, 2010).
Sumber: Harijanto, 2000
Gambar 2.2 Gambaran stadium Plasmodium vivax pada sediaan darah tipis dan tebal yang
diwarnai Giemsa.
Merozoit skizon eritrosit tumbuh menjadi trofozoid muda berbentuk
cincin yang besarnya kira-kira 1/3 eritrosit, dengan pewarnaan Giemsa
10
sitoplasmanya berwarna biru inti merah mempunyai vakuola besar. Eritrosit
yang terinfeksi menjadi besar berwarna pucat dan tampak titik-titik halus
berwarna merah, sama besar yang disebut titik Schuffner, kemudian trofozoit
muda menjadi trofozoit tua yang sangat aktif, sehingga sitoplasmanya tampak
membentuk ameboit. Pigmen dari parasit ini makin nyata dan berwarna kuning
tengguli. Skizon matang dari siklus eritrosit ini mengandung 12-18 buah
merozoit, yang mengisi seluruh eritrosit dengan pigmen berkumpul di bagian
tengah atau di pinggir. Siklus eritrosit ini berlangsung selama 48 jam dan
terjadi secara sinkron. Meskipun demikian, dalam darah tepi dapat ditemukan
semua stadium dari parasit dalam siklus eritrositer sehingga gambaran sediaan
darah tidak uniform, kecuali pada hari-hari permulaan serangan pertama.
Makrogametosit mempunyai sitoplasma biru dengan inti kecil, padat dan
berwarna merah. Mikrogametosit biasanya bulat, sitoplasmanya berwarna
pucat, biru kelabu dengan inti yang besar, pucat dan difus. Inti biasanya
terletak di tengah. Butir-butir pigmen, baik pada mikrogametosit maupun
makrogametosit jelas tersebar pada sitoplasma (Safar, 2010).
3) Plasmodium malariae
Stadium trofozoit muda dalam darah tepi mirip dengan P. vivax, tapi
eritrosit yang dihinggapi tidak membesar. Pada pewarnaan Giemsa
sitoplasmanya lebih tebal dan lebih gelap dan dalam sel eritrosit terdapat titik-
titik yang disebut titik Zieman. Trofozoit tua bila membulat, besarnya kira-kira
setengah eritrosit. Pada sediaan darah tipis, stadium trofozoit dapat melintang
sepanjang sel darah merah, membentuk seperti pita merupakan bentuk yang
khas pada P. malariae. Skizon muda membagi intinya dan akhirnya terbentuk
skizon matang yang mengandung rata-rata 8 buah merozoit. Skizon matang ini
mengisi hampir seluruh eritrosit dan merozoit, biasanya mempunyai susunan
yang teratur sehingga membentuk bunga serunai atau bunga “(daisy)” yang
disebut juga dengan “roset”. Stadium gametosit mungkin dibentuk dalam alat-
alat dalam dan tampak dalam darah tepi bila telah tumbuh sempurna.
Makrogametosit sitoplasmanya berwarna biru tua berinti kecil dan padat.
Mikrogametosit sitoplasmanya berwarna biru pucat dengan inti difus dan lebih
besar. Pigmen tersebar dalam sitoplasma (Safar, 2010).
11
Sumber: Harijanto, 2000
Gambar 2.3 Gambaran stadium Plasmodium malariae pada sediaan darah tipis dan tebal
yang diwarnai Giemsa.
4) Plasmodium ovale
Trofozoit muda berukuran kira-kira 2μ (1/3 eritrosit). Titik schuffner
disini disebut titik James yang terbentuk sangat dini dan tampak jelas. Stadium
trofozoit berbentuk bulat dan kompak dengan granula pigmen yang lebih kasar,
tetapi tidak sekasar pigmen P.malariae. Stadium ini eritrosit agak membesar
dan sebagian besar berbentuk oval (lonjong) dan pinggir eritrosit pada salah
satu ujungnya bergerigi dengan titik-titik James yang menjadi lebih banyak
(Safar, 2010).
12
Stadium skizon berbentuk bulat dan bila matang mengandung 8-10
merozoit, yang letaknya teratur di tepi mengelilingi granula pigmen yang
berkelompok di tengah. Stadium gametosit yaitu makrogametosit berbentuk
bulat dengan inti kecil kompak dan sitoplasma berwarna biru. Mikrogametosit
mempunyai inti difus sitoplasma berwarna pucat kemerahan berbentuk bulat
(Safar, 2010).
Sumber: Harijanto, 2000
Gambar 2.4 Gambaran stadium Plasmodium ovale pada sediaan darah tipis dan tebal yang
diwarnai Giemsa.
4. Siklus Hidup
13
Siklus hidup dari keempat Plasmodium berlangsung secara seksual
(sporogoni) di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina d