16
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Akademik 1. Pengertian Stres Akademik Desmita (2009) mengungkapkan bahwa stres akademik adalah ketegangan emosional yang muncul dari peristiwa-peristiwa kehidupan di sekolah dan perasaan terancamnya keselamatan atau harga diri siswa, sehingga memunculkan reaksi-reaksi fisik, psikologis, dan tingkah laku yang berdampak pada penyesuaian psikologi dan prestasi akademik. Menurut Govarest dan Gregoire (2004) stres akademik erat kaitannya dengan kehidupan akademik yang dialami pelajar tergantung situasi dan keadaan dimana individu mencari ilmu. Lin dan Chen (2009) menambahkan bahwa stres akademik bersumber dari interaksi antara guru dengan siswa, kecemasan terkait hasil belajar yang diperoleh, ujian atau tes yang akan dihadapi, proses belajar dalam kelompok, pengaruh teman sebaya dalam proses akademik, kemampuan dalam memanajemen waktu, serta persepsi individu terkait kemampuan belajarnya yang mempengaruhi kinerja akademik yang ditampilkan. Lebih lanjut Heiman dan Kariv (2005) menyatakan bahwa stres akademik adalah stres yang disebabkan academic stressor dalam proses belajar dan berhubungan dengan kegiatan belajar. Munculnya academic stressor tersebut berasal dari persepsi individu terhadap banyaknya pengetahuan yang harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Akademik 1. Pengertian ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4706/3/BAB II.pdf · membuat individu mampu bertahan dalam situasi yang rawan distres. 17

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Akademik 1. Pengertian ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4706/3/BAB II.pdf · membuat individu mampu bertahan dalam situasi yang rawan distres. 17

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stres Akademik

1. Pengertian Stres Akademik

Desmita (2009) mengungkapkan bahwa stres akademik adalah ketegangan

emosional yang muncul dari peristiwa-peristiwa kehidupan di sekolah dan

perasaan terancamnya keselamatan atau harga diri siswa, sehingga

memunculkan reaksi-reaksi fisik, psikologis, dan tingkah laku yang

berdampak pada penyesuaian psikologi dan prestasi akademik. Menurut

Govarest dan Gregoire (2004) stres akademik erat kaitannya dengan

kehidupan akademik yang dialami pelajar tergantung situasi dan keadaan

dimana individu mencari ilmu. Lin dan Chen (2009) menambahkan bahwa

stres akademik bersumber dari interaksi antara guru dengan siswa, kecemasan

terkait hasil belajar yang diperoleh, ujian atau tes yang akan dihadapi, proses

belajar dalam kelompok, pengaruh teman sebaya dalam proses akademik,

kemampuan dalam memanajemen waktu, serta persepsi individu terkait

kemampuan belajarnya yang mempengaruhi kinerja akademik yang

ditampilkan.

Lebih lanjut Heiman dan Kariv (2005) menyatakan bahwa stres akademik

adalah stres yang disebabkan academic stressor dalam proses belajar dan

berhubungan dengan kegiatan belajar. Munculnya academic stressor tersebut

berasal dari persepsi individu terhadap banyaknya pengetahuan yang harus

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Akademik 1. Pengertian ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4706/3/BAB II.pdf · membuat individu mampu bertahan dalam situasi yang rawan distres. 17

12

dikuasi dan ketidakcukupan waktu untuk melakukan hal tersebut (Carverth

dalam Misra & McKean, 2000).

Stres akademik juga dapat didefinisikan sebagai stres yang berhubungan

dengan pendidikan yang meliputi sekolah, kurikulum guru, metode ulangan

dan penilaian (Nanwani, 2009). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

Feldt dan Updegraff (2013), stres akademik ialah stres yang terjadi pada

mahasiswa akibat gagalnya mengembangkan efektifitas koping untuk

memenuhi tuntutan akademik maupun sosial. Gagalnya efektifitas koping

dapat disebabkan kurangnya penyesuaian diri terhadap tuntutan akademiknya

(Cristyani, Mustami’ah & Sulistiani, 2010).

Selanjutnya Liao (2011) menyatakan bahwa stres akademik dapat muncul

karena adanya tuntutan akademik, kesulitan untuk mengimbangi tuntutan

akademik dan gagal untuk berpretasi yang tidak sesuai dengan harapan.

Menurut Gusniarti (2002) stres akademik yang dialami siswa merupakan hasil

persepsi yang subjektif terhadap adanya ketidaksesuaian antara tuntutan

lingkungan dengan sumber daya aktual yang dimiliki siswa.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa stres

akademik merupakan ketegangan emosional yang muncul dari peristiwa-

peristiwa kehidupan di sekolah dan perasaan terancamnya keselamatan atau

harga diri siswa, sehingga memunculkan reaksi-reaksi fisik, psikologis, dan

tingkah laku yang berdampak pada penyesuaian psikologi dan prestasi

akademik.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Akademik 1. Pengertian ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4706/3/BAB II.pdf · membuat individu mampu bertahan dalam situasi yang rawan distres. 17

13

2. Aspek- Aspek Stres Akademik

Aspek-aspek stres akademik menurut Robotham (2008) ada empat, yaitu :

kognitif, afektif, fisiologis dan perilaku.

a. Kognitif

Aspek kognitif meliputi kondisi stres disebabkan kesulitan

memusatkan perhatian dalam proses belajar dan memiliki pikiran negatif

terhadap diri sendiri dari lingkungan sekitarnya. Seperti, kebingungan,

tidak mampu berkonsentrasi serta performansi pengumpulan tugas-tugas

yang buruk, mudah lupa dan munculya pikiran yang tidak biasa.

b. Afektif

Aspek afektif meliputi perasaan yang negatif dan percaya diri yang

rendah akibat stres. Seperti kecemasan, ketakutan, mudah marah, sedih

yang mendalam, tertekan, merasa ragu-ragu, merasa malu, kemampuan

atau potensi yang dimiliki rendah, sehingga merasa tidak mampu untuk

memenuhi tuntutan akademik.

c. Fisiologis

Aspek fisiologis meliputi respon fisiologis akibat stres yang biasanya

terjadi adalah merasa sakit pada tubuh dan kebugaran fisik menurun.

Seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, nafsu makan menghilang, tidur

tidak nyenyak, bermimpi buruk dan peningkatan produksi keringat. Secara

fisik kondisi stres muncul dengan muka memerah, pucat, badan terasa

lemah, merasa tidak sehat, jantung bedebar-debar, gemetar, sakit perut,

pusing, badan kaku dan berkeringat dingin.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Akademik 1. Pengertian ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4706/3/BAB II.pdf · membuat individu mampu bertahan dalam situasi yang rawan distres. 17

14

d. Perilaku

Aspek perilaku meliputi berperilaku negatif dan mulai menghindari

orang-orang disekitarnya (antisosial). Seperti mudah menyalahkan orang

lain, mencari kesalahan orang lain, bersikap acuh, penundaan tugas dan

mulai terlibat dalam kegiatan mencari kesenangan secara berlebihandan

berisiko.

Selanjutnya aspek-aspek stres akademik menurut Hardjana (1994) dibagi

menjadi empat, yaitu :

a. Fisik

Berdasarkan aspek fisik individu mengalami sakit kepala, pening,

tidur tidak teratur, insomnia, bangun tidur terlalu awal, sakit pinggang,

diare atau sembeilit saat akan mengahadapi ujian, otot tegang terutama

pada leher dan bahu, tekanan darah tinggi, kelelahan serta berkeringat

yang berlebihan saat akan presentasi di depan kelas.

b. Emosional

Berdasarkan aspek emosional individu akan menunjukkan perilaku

yang sering gelisah atau cemas mengenai masa depan, sedih karena takut

gagal mempertahankan prestasi yang telah dicapai, mood sering berubah-

ubah, agresif, terlalu peka atau sensitif, mudah tersinggung dan musah

marah ketika adayang menegur kesalahannya.

c. Interlektual

Berdasarkan aspek intelektual individu sulit berkonsentrasi dalam

belajar, sulit membuat keputusan, mudah lupa, pikiran menjadi kacau saat

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Akademik 1. Pengertian ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4706/3/BAB II.pdf · membuat individu mampu bertahan dalam situasi yang rawan distres. 17

15

mempunyai masalah, daya ingat menurun, mutu kerja rendah dan

kehilangan sense of humor yang sehat.

d. Interpersonal

Berdasarkan aspek interpersonal individu kehilangan kepercayaan

kepada orang lain sehingga tidak mau terlibat dalam kelompok, mudah

menyalahkan orang lain, agresi verbal, tidak mau bergaul dengan orang

lain.

Berdasarkan berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-

aspek dari stres akademik menurut Robotham (2008) adalah kognitif, afektif,

fisiologis, perilaku dan menurut Hardjana (1994) adalah emotional,

kecemasan, intelektual, dan interpesonal. Berdasarkan kedua teori yang telah

dipaparkan sebelumnya maka peneliti memilih untuk menggunakan aspek-

aspek stres akademik yang dikemukakan oleh Robotham (2008) yaitu kognitif

, afektif (emotional), fisiologis, perilaku untuk menungkap stres akademik

pada santri pondok pesantren, karena menurut peneliti dibandingkan teori lain

aspek stres akademik yang dikemukakan Robotham (2008) sudah lengkap dan

mencakup aspek-aspek stres akademik yang juga dikemukakan oleh ahli

lainya.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stres Akademik

Terdapat faktor-faktor yang mampu mereduksi stres, yaitu:

a. Ridha dengan ketentuan Allah.

Menurut Munnajid (2012) menyatakan bahwa jika seorang individu

memiliki masalah, tuntutan, dan tekanan (stres) akan menganggap bahwa

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Akademik 1. Pengertian ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4706/3/BAB II.pdf · membuat individu mampu bertahan dalam situasi yang rawan distres. 17

16

hal tersbut adalah ujian dari Allah yang akan menjadikan hamba-Nya

menjadi lebih tabah, matang dalam kehidupan, dan akan ada hikmah

disetiap ujian yang datang.

b. Bersyukur

Menurut Munnajid (2012) seseorang yang memahami akan nikmat

yang terlah diberikan, kemudian selalu mengingat dan mensyukurinya

dapat menghilangkan perasaan sedih, duka cita dan stres yang dialami.

Hal ini terjadi karena individu yang bersyukur telah memiliki persepsi

bahwa prosentase stresor yang ada tidak sebanding dengan kenikmatan

yang telah diterima, individu dapat menerima stresor dengan sabar, ridha,

dan pasrah, sehingga individu akan merasa ringan dari himpititan dan

beban yang diterimanya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh

Leguminosa, Nashori dan Rachmawati (2017) menyatakan bahwa

pelatihan kebersyukuran dapat meurunkan stres kerja guru.

c. Berpikir positif

Elfiky (2009) menyatajan bahwa proses berpikir berkaiatan erat

dengan konsentrasi, perasaan, sikap, dan perilaku. Berpikir positif dapat

dideskripsikan sebagai suatu cara berpikir yang lebih menekankan pada

sudut pandang dan emosi yang positif, baik terhadap diri sendiri, orang

lain maupun situasi yang dihadapi. Brissette dkk. (dalam

dwitantyanov,2010) mengemukakan bahwa dengan berpikir positif dapat

membuat individu mampu bertahan dalam situasi yang rawan distres.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Akademik 1. Pengertian ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4706/3/BAB II.pdf · membuat individu mampu bertahan dalam situasi yang rawan distres. 17

17

d. Dzikir

Witmer (dalam Safaria & Saputra, 2009) mengatakan bahwa

penggunaan praktik-praktik religius dan keyakinan spiritual merupakan

tindakan coping untuk memberikan dampak yang positif untuk mengatasi

stres. Asdie (dalam Innayati, 2005) mengemukakan bahwa dzikir

merupakan salah satu cara olah batin yang dapat digunakan untuk

mereduksi gangguan-gangguan psikologis seperti seperti psikosomatik dan

stres.

Selanjutnya Davidson dan Coper (dalam Kusuma, 2008) menjabarkan

beberapa faktor yang memengaruhi stres akademik antara lain:

a. Faktor Internal

Faktor internal yang memengaruhi stres akademik bersumber dari

dalam diri atau pribadi individu seperti kepribadian seperti beberapa

penelitian telah menunjukkan bahwa stres negatif berkorelasi dengan

harga diri, locus of control, dan efikasi diri yaitu sumber stres yang

dialami mahasiswa termasuk keinginan mencapai prestasi, dan

penyelesaian terhadap beberapa beban tugas akademik (Greenberg dalam

Mulya & Indrawati, 2016).

b. Faktor eksternal

Faktor ekstarnal yang memengaruhi munculnya stres akademik pada

individu seperti faktor lingkungan rumah, lingkungan belajar dan

lingkungan masyarakat. Academic stress disinyalir karena dampak

tuntutan dari rutinitas belajar dalam dunia perkuliahan, tuntutan untuk

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Akademik 1. Pengertian ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4706/3/BAB II.pdf · membuat individu mampu bertahan dalam situasi yang rawan distres. 17

18

berpikir lebih tinggi dan kritis, kehidupan yang mandiri, serta berperan

serta dalam kehidupan sosial bermasyarakat (Hicks & Heastie, 2008).

Berdasarkan berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan faktor-faktor

yang mereduksi stres menurut Brissette dkk. (dalam Dwitantyanov,2010)

adalah berpikir positif, sedangkan menurut Munnajid (2012) dan Rachmawati

dkk. (2017) adalah bersyukur, dan menurut Asdie (dalam Innayati, 2005)

adalah dzikir. Sedangkan menurut Davison dan Coper (dalam Kusuma, 2008)

faktor yang memengaruhi stres adalah faktor internal berupa kepribadian,

locus of control, dan efikasi diri dan faktor eksternal seperti faktor lingkungan

rumah, lingkungan belajar dan lingkungan masyarakat.

Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan faktor-faktor yang dapat

mereduksi stres akademik yang dikemukakan Al-Munajid (2012) dan

Rachmawati dkk. (2017) yaitu bersyukur. Menurut Salim (2015) syukur

merupakan sebuah bentuk emosi atau perasaan, yang kemudian berkembang

menjadi suatu sikap, sifat moral yang baik, kebiasaan, sifat kepribadian, dan

akhirnya akan mempengaruhi seseorang menanggapi atau bereaksi terhadap

sesuatu atau situasi. Schwarz (dalam Rohmah, 2013) menyebutkan bahwa

tidak besyukur itu dapat memunculkan kedengkian, banyak mengeluh, dan

memunculkan banyak ketimpangan pada dirinya bahkan dapat menyebabkan

stres.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Akademik 1. Pengertian ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4706/3/BAB II.pdf · membuat individu mampu bertahan dalam situasi yang rawan distres. 17

19

B. Rasa Syukur

1. Pengertian Rasa Syukur

Rasa syukur adalah sebagai suatu bentuk perasaan berterimakasih dan

apresiasi individu yang bersifat menyenangkan atas respon penerimaan diri

terhadap apa yang diperoleh, serta memberikan manfaat positif dari seseorang

atau suatu peristiwa yang memberikan kedamaian (Peterson dan Seligman,

2004). Seligman (2010) mendefinisikan gratitude atau kebersyukuran sebagai

suatu perasaan berterimakasih dan menyenangkan atas respon penerimaan

hadiah atau nikmat, dimana hadiah atau nikmat tersebut memberikan manfaat

dari seseorang atau suatu kejadian yang memberikan kedamaiaan.

The Oxford English Dictionary (1989) mendefinisikan syukur sebagai

kualitas atau kondisi berterimakasih, apresiasi dari sebuah keinginan untuk

membalas kebaikan. Kata gratitude diambil dari akar latin gratia, yang berarti

kelembutan, kebaikan hati, atau berterima kasih. Semua kata yang terbentuk

dari akar Latin ini berhubungan dengan kebaikan, kedermawanan, pemberian,

keindahan dari memberi dan menerima, atau mendapatkan sesuatu tanpa

tujuan apapun (Emmons & McCullough, 2003).

Menurut Emmons & McCullough (2003) menunjukkan bahwa

kebersyukuran merupakan sebuah bentuk emosi atau perasaan, yang kemudian

berkembang menjadi suatu sikap, sifat moral yang baik, kebiasaan, sifat

kepribadian, dan akhirnya akan mempengaruhi seseorang menanggapi atau

bereaksi terhadap sesuatu atau situasi. Sedangkan Wood dkk. (2009)

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Akademik 1. Pengertian ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4706/3/BAB II.pdf · membuat individu mampu bertahan dalam situasi yang rawan distres. 17

20

beranggapan bahwa menyatakan kebersyukuran adalah sebagai bentuk ciri

pribadi yang positif, mempresentasikan hidup menjadi lebih positif.

Berdasarkan beberapa pengetian di atas dapat disimpulkan bahwa rasa

syukur adalah suatu bentuk perasaan berterimakasih dan apresiasi individu

yang bersifat menyenangkan atas respon penerimaan diri terhadap apa yang

diperoleh, serta memberikan manfaat positif dari seseorang atau suatu

peristiwa yang memberikan kedamaian.

2. Aspek-Aspek Rasa Syukur

Menurut Watkins dkk (2003), individu yang bersyukur memiliki aspek-

aspek yaitu:

a. Lack of a Sense of Deprivation (LOSD)

Aspek ini mengungkapkan rasa syukur yang melimpah dan tak

kekurangan dalam kehidupan. Individu yang bersyukur tidak akan merasa

kekurangan dalam kehdupannya. Dinyatakan positif apabila individu

bersyukur harus memiliki rasa kelimpahan.

b. Appreciation for Others (AO)

Aspek ini mengungkapkan rasa senang terhadap orang lain. Invidu

yang bersyukur akan menghargai kontribusi orang lain untuk kesejateraan

mereka. Teori syukur telah menekankan pentingnya menghubungkan

sumber manfaat bagi orang lain.

c. Simple Appreciation (SA)

Aspek ini mengungkapkan rasa senang atas hal-hal yang sederhana.

Individu yang bersyukur akan ditandai dengan kecenderungan untuk

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Akademik 1. Pengertian ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4706/3/BAB II.pdf · membuat individu mampu bertahan dalam situasi yang rawan distres. 17

21

menghargai kesenangan sederhana. Kesenangan sederhana mengacu pada

kesenangan dalam hidup yang tersedia bagi kebanyakan orang. Individu

yang menghargai kesenangan sederhana harus lebih rentan mengalami

menfaat yang subjektif lebih sering dalam kehidupan keseharian mereka.

d. Experiencing and Expressing (EE)

Aspek ini mengungkapkan bahwa orang bersykur seharusnya

menyadari, mengakui mengekspresikan rasa terimakasih.

McCullough, Emmons dan Tsang (2002), mengungkapkan aspek-aspek

rasa syukur terdiri dari empat, yaitu :

a. Intensitas (Intensity)

Aspek ini menjelaskan bahwa seseorang yang bersyukur ketika

mengalami peristiwa positif akan semakin menambah perilaku dari rasa

syukur.

b. Frekuensi (Frequency)

Aspek ini menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki

kecenderungan bersyukur akan merasakan perasaan bersyukur setiap

harinya dan rasa syukur dapat diperoleh dari peristiwa-peristiwa sederhana

atau tindakan kebaikan dan kesopanan.

c. Rentang (Span)

Aspek ini menjelaskan bahwa banyaknya peristiwa kehidupan yang

terjadi pada seseorang yang dapat disyukuri pada waktu tertentu. Misalnya

merasa bersyukur atas keluarga, pekerjaan, kesehatan, dan kehidupan itu

sendiri dengan berbagai manfaat lainnya.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Akademik 1. Pengertian ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4706/3/BAB II.pdf · membuat individu mampu bertahan dalam situasi yang rawan distres. 17

22

d. Keterikatan (Density)

Aspek ini menjelaskan bahwa orang-orang yang mengalami

perasaan bersyukur terhadap sesuatu hal yang positif akan mengingat

orang yang dianggap telah membuatnya bersyukur, termasuk orang tua,

keluarga, dan teman.

Berdasarkan penjelasan di atas, diketahui bahwa aspek-aspek syukur

menurut Watkins, dkk (2003) adalah Lack of a Sense of Deprivation (LOSD),

Appreciation for Others (AO), Simple Appreciation (SA), Experiencing and

Expressing (EE) dan aspek-aspek syukur menurut McCullough, Emmons &

Tsang (2002) adalah Intensitas (Intencity), Frekuensi (Frequency), Rentang

(Span) dan Keterikatan (Density).

C. Hubungan Antara Rasa Syukur dengan Stres Akademik Pada Santri

Pondok Pesantren An-Nur

Sarafino (2008) berpendapat tubuh manusia berusaha mengatasi berbagai

tuntutan dalam kehidupan dengan menciptakan keseimbangan antara tuntutan

eksternal, kebutuhan nilai-nilai internal dan kemampuan lingkungan untuk

memberikan dukungan. Hasil dari interaksi tersebut akan menghasilkan peresepsi

terhadap stres. Menurut Nurmaliyah (2014) seseorang yang sedang berada dalam

kondisi stres, seringkali mengalami kesulitan mengendalikan perilakunya karena

pikiran dan perasaannya terpusat pada stres yang dialaminya. Demikian pula

dengan stres akademik yang dialami siswa di sekolah. Beberapa kasus yang

dialami siswa di sekolah merupakan reaksi dari beban pikiran, dan perasaan siswa

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Akademik 1. Pengertian ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4706/3/BAB II.pdf · membuat individu mampu bertahan dalam situasi yang rawan distres. 17

23

atas masalah yang dipersepsi negatif, sehingga siswa tidak mampu menyampaikan

pendapat, mengumpulkan informasi dari orang lain, dan bertingkah laku positif.

Sarafino dan Folkman (dalam Anastasia, 2012) mengemukakan bahwa

positive reappraisal dapat membantu kognitif seorang individu agar tidak mudah

menyerah pada stresor yang ada. Dalam hal ini kebersyukuran mampu mendorong

kognitif seseorang untuk menginterpretasikan kejadian-kejadian yang dialami

secara lebih positif dan hal tersebut akan meminimalisir munculnya stres (Wood

dkk. 2007). Emmons & McCullough (2003) juga menambahkan bahwa syukur itu

membahagiakan, membuat perasaan nyaman, dan bahkan dapat menurunkan

tekanan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Nasir dan Muhith (2010) kadar stres yang dialami individu dalam

suatu peristiwa bergantung pada bagaimana individu tersebut bereaksi terhadap

stres. Hal ini juga dipengaruhi oleh persepsi individu terhadap stresor yang

muncul. Dalam hal ini bersyukur terbukti efektif untuk menurunkan stres karena

kebersyukuran memainkan peranan penting terkait dengan bagaimana seseorang

mempersepsikan suatu kejadian (Fitch-Martin, 2015). Hal ini sejalan dengan

pendapat Emmons & McCullough (2003) yang menyatakan bahwa

kebersyukuran mampu menjadi sebuah bentuk emosi atau perasaan, yang

kemudian berkembang menjadi suatu sikap, sifat moral yang baik, kebiasaan, sifat

kepribadian dan akhirnya memengaruhi seseorang menanggapi atau bereaksi

terhadap sesuatu atau situasi. Wood dkk. (2009) menambahkan bahwa

kebersyukuran adalah bentuk ciri pribadi yang positif, mempresentasikan hidup

menjadi lebih positif. Bersyukur membuat seseorang mendapatkan keuntungan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Akademik 1. Pengertian ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4706/3/BAB II.pdf · membuat individu mampu bertahan dalam situasi yang rawan distres. 17

24

secara emosi dan interpersonal. Jika seseorang melihat dan merasakan penderitaan

sebagai sesuatu yang positif, maka ia akan bisa meningkatkan kemampuan coping

barunya baik secara sadar maupun tidak, sehingga dapat memicu timbulnya

pemaknaan terhadap diri yang akan membawa hidupnya ke arah yang lebih positif

dan mampu menurunkan tingkat stres yang dialami (Mc Millen dalam Krause,

2006).

Hasil riset McCullough dan Emmons (2002) menunjukkan bahwa rasa syukur

mempengaruhi kesejahteraan fisik dan psikologis. Salah satunya adalah saat orang

yang mendokumentasikan rasa syukurnya secara mingguan, mereka

merasa hidupnya lebih baik dan lebih optimis dalam menghadapi hari-hari

berikutnya. Hasil yang lain, hanya dalam dua bulan, orang yang membuat daftar

syukur lebih mengalami kemajuan dalam mencapai sasaran dan tujuan pribadi

(akademis, hubungan interpersonal, kesehatan). Orang yang bersyukur dilaporkan

memiliki tingkatan yang lebih tinggi dalam emosi positif, kepuasan hidup,

vitalitas, optimisme, dan lebih rendah dalam tingkat stres.

Emmons dan Stern (2013) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa orang

yang bersyukur lebih efektif dalam mengatasi stres sehari-hari, memiliki resilien

yang tinggi dalam menghadapi stres, lebih cepat sembuh dari penyakit, serta lebih

menikmati kesehatan fisik. Individu yang mampu menyadari, mengakui dan

mengekspresikan rasa senang atas hal-hal sederhana yang dirasakan akan dapat

menurunkan stres yang dialami, hal ini dikarenakan ketika individu tersebut

mengalami stres, akan mengeluarkan hormon adrenalin yang mempengaruhi

tekanan darah dan mengakibatkan jantung berdebar keras. Pada saat tubuh

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Akademik 1. Pengertian ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4706/3/BAB II.pdf · membuat individu mampu bertahan dalam situasi yang rawan distres. 17

25

maupun pikiran merasakan hal yang menyenangkan, tubuh akan melepaskan

hormon adrenalin dan secara otomatis tercipta efek antiadrenalin dan

menghambat kerja hormon adrenalin dalam aliran darah, sehingga ketegangan

mereda dan tekanan darah menurun (Simanungkalit & Pasaribu, 2007). Berg

(dalam Simanungkit & Pasaribu, 2007) menambahkan bahwa jika seorang

individu bisa hidup dengan menyadari, mengakui, dan mengungkapkan rasa

senang, hal tersebut akan membuat tingkat hormon stres di dalam tubuh

berukurang sekaligus meningkatkan imunitas sehingga kekebalan tubuh akan

bertambah dan tubuh lebih segar. Hal ini sejalan dengan pendapat Emmons dan

Crumpler (Fitch-Martin, 2015) menyatakan bahwa, individu yang memiliki rasa

syukur tinggi cenderung mampu mengatasi stres dengan lebih baik dan

memperlihatkan fungsi fisik dan psikologis yang lebih positif.

Berdasarkan berbagai penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

kebersyukuran mempengaruhi stres. Syukur mampu menambah kekuatan

keyakinan diri pada seseorang serta mampu membuat perasaan nyaman, dan dapat

menurunkan tekanan dalam kehidupan sehari-hari baik akademik maupun non

akademik.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Akademik 1. Pengertian ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4706/3/BAB II.pdf · membuat individu mampu bertahan dalam situasi yang rawan distres. 17

26

D. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif

antara rasa syukur dengan stres akademik pada santri pondok pesantren. Hal ini

berarti, semakin tinggi rasa syukur pada santri pondok pesantren maka semakin

rendah stres akademik yang dialami santri pondok pesantren. Sebaliknya semakin

rendah rasa syukur pada santri pondok pesantren maka semakin tinggi stres

akademik yang dialami santri pondok pesantren.