26
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologi Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang saling mempengaruhi. Faktor tersebut yaitu lingkungan (environment), agen penyebab penyakit (agent) dan penjamu (host). Ketiga faktor ini disebut segitiga epidemologi (epidemiological triangle). Hubungan ketiga faktor tersebut digambarkan secara sederhana sebagai timbangan, yaitu agen penyebab penyakit pada satu sisi dan penjamu pada sisi yang lain dengan lingkungan sebagai penumpunya (Widoyono, 2011). Pada prakteknya seseorang menjadi sakit akibat pengaruh berbagai faktor tersebut. 1. Lingkungan Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan fisik terdiri dari : a. Keadaan Geografis (Dataran tinggi/rendah, persawahan, dll.) Keadaan geografis, seperti ketinggian, mempengaruhi penularan penyakit. Nyamuk aedes aegypti tidak menyukai ketinggian lebih dari 1000 m di atas permukaan laut. Kadar oksigen juga mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang. Semakin tinggi permukiman semakin rendah kadar oksigennya. Dataran tinggi juga berhubungan dengan temperatur udara. Lingkungan persawahan juga bisa dihubungkan dengan penyakit yang ditularkan oleh cacing, parasit, dan nyamuk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Segitiga Epidemologi

Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang saling

mempengaruhi. Faktor tersebut yaitu lingkungan (environment), agen penyebab

penyakit (agent) dan penjamu (host). Ketiga faktor ini disebut segitiga epidemologi

(epidemiological triangle). Hubungan ketiga faktor tersebut digambarkan secara

sederhana sebagai timbangan, yaitu agen penyebab penyakit pada satu sisi dan

penjamu pada sisi yang lain dengan lingkungan sebagai penumpunya (Widoyono,

2011). Pada prakteknya seseorang menjadi sakit akibat pengaruh berbagai faktor

tersebut.

1. Lingkungan

Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan fisik

terdiri dari :

a. Keadaan Geografis (Dataran tinggi/rendah, persawahan, dll.)

Keadaan geografis, seperti ketinggian, mempengaruhi penularan penyakit.

Nyamuk aedes aegypti tidak menyukai ketinggian lebih dari 1000 m di atas

permukaan laut. Kadar oksigen juga mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang.

Semakin tinggi permukiman semakin rendah kadar oksigennya. Dataran tinggi juga

berhubungan dengan temperatur udara. Lingkungan persawahan juga bisa

dihubungkan dengan penyakit yang ditularkan oleh cacing, parasit, dan nyamuk.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

11

b. Kelembapan Udara

Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab penyakit lebih

menyukai lingkungan yang lembap. Nyamuk Aedes aegypti biasanya mencari tempat

perkembangbiakan yang teduh dan dan terlindungi dari sinar matahari.

c. Temperatur

Temperatur sering dihubungkan dengan cuaca dan letak negara. Di negara

tropis seperti Indonesia, temperatur yang lebih rendah lebih disukai oleh vektor dan

agen penyebab penyakit dibandingkan temperatur tinggi. Sebagian besar bakteri mati

pada temperatur 80-90° kecuali bakteri berspora yang baru mati pada temperatur

100°C. Pada temperatur 40-50°C atau 10-20°C, mikroba hanya mengalami

pertumbuhan yang lambat karena pertumbuhan optimal mikroba terjadi pada

temperatur 20-40°C. Pada temperatur di bawah 0°C tidak ada pertumbuhan mikroba.

d. Lingkungan Tempat Tinggal

Sanitasi lingkungan perumahan sangat berkaitan dengan penularan penyakit.

Rumah dengan pencahayaan yang kurang memudahkan perkembangan sumber

penyakit. Sinar matahari mengandung sinar ultraviolet yang bisa membunuh kuman

penyakit. Aliran udara atau ventilasi berkaitan dengan penularan penyakit. Rumah

dengan ventilasi yang baik akan menyulitkan pertumbuhan kuman penyakit.

Pertukaran udara dapat memecah dan mengurangi konsentrasi kuman di udara

(Widoyono, 2011).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

12

Bahan bangunan berdampak pada sanitasi perumahan. Rumah dengan lantai

tanah akan berbeda dengan lantai ubin dan keramik bila ditinjau dari segi kesehatan.

Dinding beton atau tembok jauh lebih baik dari pada anyaman bambu atau dinding

semi permanen. Jamban keluarga yang memenuhi syarat-syarat kesehatan mampu

mencegah penularan penyakit melalui lalat dan faktor lainnya. Tinja manusia yang

dibuang sembarangan merupakan media yang sangat baik bagi kuman dan penyakit.

Selain itu, saluran pembuangan air limbah (SPAL) juga berkontribusi terhadap

sanitasi lingkungan. Halaman rumah yang becek karena buruknya SPAL

memudahkan penularan penyakit terutama yang ditularkan oleh cacing dan parasit

(Widoyono, 2011).

2. Agen penyebab penyakit

Agen penyebab penyakit terdiri dari bahan kimia, mekanik, stres (psikologis),

atau biologis. Penyakit menular biasanya disebabkan oleh agen biologis seperti

infeksi bakteri, virus, parasit atau jamur (Widoyono, 2011).

3. Pejamu

Pejamu dapat dibedakan, yaitu usia, jenis kelamin, pekerjaan, keturunan, ras

dan gaya hidup (Widoyono, 2011).

B. Tuberkulosis Paru

1. Pengertian Tuberkulosis

Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mycobacterium

tuberculosis yang sebagian besar (80%) menyerang paru-paru. mycobacterium

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

13

tuberculosis termasuk basil gram positif, berbentuk batang, dinding selnya

mengandung komplek lipida-glikolipida serata lilin (wax) yang sulit ditembus zat

kimia. (Depkes,2005)

Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan

oleh kuman mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuma tuberkulosis

menyerang paru tapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya (Depkes, 2008).

2. Etiologi dan Patogenesis

Penyebab penyakit tuberculosis adalah bakteri mycobacterium tuberculosis dan

mycobacterium bovis. Kuman tersebut mempunyai ukuran 0,5-4 mikron x 0,3-0,6

mikron dengan bentuk batang tipis, lurus atau agak bengkok, bergranulara atau tidak

mempunyai selubung, tetapi mempunyai lapisan luar tebal yang terdiri dari lipod

(terutama asam mikolat) (Manurung, Santa , 2008).

Umumnya mycobacterium tuberculosis menyerang paru-paru dan sebaguan

kecil organ tubuh lain. Kuman ini mempunyai sifat khusus, yakni tahan terhadap

asam pada pewarnaaan, hal ini dipakai untuk identifikasi dahak secara mikroskopis,

sehingga disebut Basil Tahan Asam (BTA). mycobacterium tuberculosis cepat mati

dengan matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup pada tempat yang gelap dan

lembab. Dalam jaringan tubuh, kuman dapat dormant (tertidur sampai beberapa

tahun). TB timbul berdasarkan kemampuannya untuk memperbanyak diri di dalam

sel-sel fagosit. ( Depkes, 2005).

Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif pada waktu batuk atau

bersin, penderita menyebarkan kuman keudara dalam bentuk droplet (percikan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

14

dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan diudara pada suhu kamar

selama beberapa jam. Orang yang terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam

saluran pernafasan. Jadi penuran TB tidak terjadi melalui perlengkapan makan, baju

dan perlengkapan tidur. Secara klinis, TB dapat terjadi melalu infeksi primer terjadi

saat seseorang terkena kuman TB untuk pertama kalinya. Setelah terjadi infeksi

melalui saluran pernafasan, di dalam alveoli (gelembung paru) terjadi peradangan.

Hal ini disebabkan oleh kuman TB yang berkembang biak dengan cara pembelahan

diri di paru. Waktu terjadinya infeksi hingga pembentukkan komplek primer adalah

sekitar 4-6 minggu. (Depkes, 2005).

Seseorang yang terinfeksi kuman TB belum tentu sakit atau menularkan kuman

TB. Proses selanjutnya ditentukan oleh berbagai faktor risiko. Risiko terinfeksi TB

sebagian besar adalah faktor eksternal, terutama adalah faktor lingkungan seperti

rumah tak sehat, pemukiman padat dan kumuh. Sedangkan risiko menjadi sakit TB,

sebagian besar adalah faktor internal dalam tubuh penderita sendiri yang disebabkan

oleh terganggunya sistem kekebalan dalam tubuh penderita seperti kurang gizi,

infeksi HIV/AIDS, pengobatan dengan immonusupresan dan lain sebagainya

(Depkes, 2005).

3. Gejala dan Tanda Penyakit Tuberculosis

Seseorang ditetapkan sebagai tersangka penderita tuberculosis paru apabila

ditemukan gejala klinis utama (cardinal simptom) pada dirinya. Gejala utama pada

tersangka TBC adalah :

a. Batuk berdahak lebih dari tiga minggu

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

15

b. Batuk berdarah

c. Sesak nafas

d. Nyeri dada

Gejala lainnya adalah berkeringat pada malam hari, demam tidak

tinggi/meriang dan penurunan berat badan (Manurung, Santa, 2008).

Dengan strategi yang baru (DOTS, directly observed treament shortcourse),

gejala utamanya adalah batuk berdahak dan/atau terus menerus selama tiga minggu

atau lebih. Berdasarkan keluhan tersebut dapat dikatakan sebagai tersangka. Gejala

lainnya adalah gejala tambahan. Dahak penderita harus diperiksa denga pemeriksaan

mikroskopis (Manurung, Santa, 2008).

4. Cara Penularan Penyakit Tuberculosis

Sumber penularan adalah penderita tuberculosis BTA positif. Pada waktu batuk

atau bersin, penderita menyebarkan kuman keudara dalam bentuk droplet (percikan

dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan diudara pada suhu kamar

selama beberapa jam (Depkes RI,2008).

Seseorang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran

pernafasan. Setelah kuman tuberculosis masuk kedalam tubuh manusia melalui

pernafasan, kuman tuberculosis tersebut dapat menyebar diparu dan bagian tubuh

lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas atau

penyebaran langsung kebagian-bagian tubuh lainnya (Depkes RI 2008).

Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang

dikeluarkan dari paru-parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak,

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

16

makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat

kuman) maka penderita tersebut dianggap tidak menular. Kemungkinan seorang

menderita tuberculosis ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya

menghirup udara tersebut (Depkes, 2009).

5. Resiko Penularan Tuberculosis

Risiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan percikkan dahak. Pasien

TB Paru dengan BTA positif memberikan kemungkinan risiko penularan lebih besar

dari pasien TB Paru dengan BTA negatif.risiko penularan setiap tahunnya

ditunjukkan dengan Anual Risk Of Tuberculosis Infection (ARTI) yaitu proporsi

penduduk yang berisiko terinfeksi TBC selama satu tahun. ARTI sbesar 1 %,

sehingga 10 orang diantara 100 penduduk terinfeksi setiap tahun. Infeksi TB

dibuktikan dengan perubahan reaksi tuberkulosis negatif menjadi positif (Depkes RI,

2007).

6. Gambaran Klinis Penyakit Tuberculosis

Menurut Depkes RI tahun 2002, gambaran klinis pada tuberkulosis paru sangan

bervariasi, keluhan yang sering muncul adalah :

a. Batuk

Gejala ini yang paling banyak dijumpai dan sering ditemukan. Batuk terjadi

karena adanya iritasi pada bronkus untuk membuang produk-produk radang keluar.

Batuk terjadi setelah penyakit berkembang dalam jaringan paru-paru setelah

berminggu-minggu atau berbulan-bulan peradangan bermula.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

17

Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non-produktif) kemudian setelah timbul

peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum). Batuk yang terus menerus dan

berdahak selama tiga minggu atau lebih perlu diwaspadai penderita tersangka

tuberkulosis.

b. Demam

Demam biasanya subfibril menyerupai demam influenza. Keadaan ini

dipengaruhi oleh daya tahan tubuh dan berat ringannya infeksi kuman tuberkulosis

yang masuk. Panas badan dapat mencapai 40-410C.

c. Sesak Nafas

Pada penyakit yang masih ringan belum dirasakan sesak nafas. Sesak nafas

akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi

setengah bagian paru.

d. Malaise

Gejala malaise yang sering ditemukan berupa anaroksia, penurunana berat

badan, sakit kepala, nyeri otot dan keringat malam. Jika menderita gejala diatas batuk

yang tidak sembuh-sembuh selama tiga minggu, demam, berkeringat dingin dimalam

hari serta cepat lelah dan diperkuat dengan riwayat kontak denga seseorang penderita

tuberculosis. Sebaiknya cepat memeriksakan diri keunit pelayanan kesehatan dan

perlu dilakukan pemeriksaan sputum secara mikroskopik langsung. Pada kondisi

kronis tuberculosis mempunyai gejala batuk darah disertai sakit di dada.

7. Klasifikasi Tuberculosis

Menurut Depkes RI, 2002, ada beberapa cara pengklasifikasian penyakit

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

18

tuberculosis, yaitu :

a. Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Dahak

1) Pasien dengan BTA positif

a) Pasien yang pada pemeriksaan sputumnya secara mikroskopis

ditemukan BTA sekurang-kurangnya pada dua kali pemeriksaan

b) Mikroskopik positif, radiology positif

c) Mikroskopik positif, biakan positif

b. Pasien dengan BTA negatif

1) Pasien yang pada pemeriksaan sputumnya secara mikroskopik tidak

ditemukan BTA sedikitnya dua kali pemeriksaan

2) pasien yang pada pemeriksaan sputumnya secara mikroskopik tidak

ditemukan BTA sama sekali, tetapi ada biakan positif.

c. Berdasarkan Tipe Penderita

1) Kasus baru

Penderita tuberculosis yang belum pernah diobati atau sudah pernah minum

OAT kurang dari satu bulan.

2) Kambuh (Relaps)

Penderita tuberculosis yang sebelunya pernah mendapat pengobatan dan telah

dinyatakan sembuh, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak

BTA.

3) Pindah (transfer in)

Penderita dalam pengobatan OAT pindah dari kabupaten lain.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

19

4) Setelah lalai (setelah default)

Penderita yang sudah berobat lebih kurang 1 bulan, dan berhenti 2 bulan atau

lebih, kemudian datang kembali berobat.

5) Lain-lain

a) Gagal

(1) Penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali

pada akhir bulan ke 5 atau lebih

(2) Penderita dengan hasil BTA negatif rontgen positif menjadi

BTA positif pada akhir bulan ke dua pengobatan.

b) Kasus kronik

Penderita dengan hasil pemeriksaan dahak masih BTA positif setelah

pengobatan ulang dengan kategori 2.

C. Perumahan Sehat

1. Pengertian Rumah Sehat

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai

tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim

atau mahluk hidup lainnya, serta tempat pengembangan kehidupan keluarga. Oleh

karena itu keberadaan rumah yang sehat, aman, serasi dan teratur sangat diperlukan

agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (KepMenKes RI No

829, 1999).

Rumah sehat adalah proporsi rumah yang memenuhi kriteria sehat minimum

komponen rumah dan sarana sanitasi tiga komponen (rumah, sarana sanitasi dan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

20

perilaku)disuatu wilaah kerja isuatu kurun waktu tertentu. Minimum yang memenuhi

kriteria sehat pada masing-masing parameter adalah sebagai berikut: (1) minimum

dari komponen rumah adalah langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur,

jendela ruang keluarga, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur dan pencahayaan,

(2) minimum dari kelompok sarana sanitasi adalah sarana air bersih, jamban (sarana

pembuangan kotoran), sarana pembuangan air limbah (SPAL) dan sarana

pembuangan sampah, (3) perilaku sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat

yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisk yang digunakan (Dinas

Kesehatan, 2005).

Rumah terdiri dari ruangan, halaman dan area sekelilingnya. Perumahan terdiri

dari rumah-rumah atau kelompok rumah baik kelompok rumah dalam satu bangunan

seperti rumah susun atau kondominium kelompok kebijakan rumah dalam satu

kawasan atau wilayah tertentu dimana lokasi kualitas sarana dan prasarana kesehatan

lingkungan merupakan salah satu faktor penentu dalam terwujudnya kesehatan

masyarakat di perumahan tersebut (KepMenKes RI No 829, 1999).

Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria yaitu: (1)

memenuhi kebutuhan fisiologis meliputi pencahayaan, penghawaan ruang gerak yang

cukup dan terhindar dari kebisingan yang mengganggu, (2) memenuhi kebutuhan

psikologis meliputi privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar keluarga dan

penghuni rumah, (3) memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar

penhuni rumah meliputi penyediaan air bersih, pengelolaan tinja, limbah rumah

tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan dan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

21

cukup sinar matahari pagi, (4) memenuhi persyaratan terjdinya kecelakaan baik yang

timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah, antara lain fisik rumahyang tidak

mudah roboh, tidak mudah terbakar dan tidak cendrung membuat penghuninya jatuh

tergelincir (Dinkes 2005)

2. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Perumahan

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan.

Parameter rumah yang dinilai melingkupi 3 kelompok komponen penilaian:

a. Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding, lantai,jendela

kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi, sarana

pembuangan asap dapur dan pencahayaan;

b. Kelompok sarana sanitasi, meliputi

1) sarana air bersih

Air adalah kebutuhan dasar yang di gunakan sehari-hari untuk minum,

memasak, mandi, berkumr, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci

pakaian dan sebagainya agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari

sakit.syarat-syrat air bersih : air bersih secara fisik dapat di bedakan memalui indra

kita, antara lain (dapat di lihat,di rasa, di cium, dan di raba) air tidak berwarna harus

bening / jernih, air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa

dan kotoran lainnya air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam,tidak payau

dan tidak pahit harus bebas dari bahan kimia beracun.air tidak berbau seperti amis,

anyir, busuk atau belerang(Anik,2013;86-87).

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

22

a) Sumber air bersih :

(1) Mata air

(2) Air sumur atau air sumur pompa

(3) Air ledeng atau perusahaan air minum

(4) Air hujan

(5) Air dalam kemasan

b) Cara menjaga kebersihan sumber air bersih

(1) Letak jarak sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan

sampah paling sedikit 10 meter

(2) Sumber mata air harus di lindungi dari pencemaran

(3) Sumur gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus di jaga

bangunannya tidak rusak seperti sumur tidak boleh retak, bibir sumur harus di

plester dan sumur di tutup

(4) Harus di jaga kebersihannya seperti tidak ada bercak-bercak kotoran,

tidak berlumut pada lantai/ lantai dinding sumur. Ember/ gayung pengambil air

harus tetap bersih dan di letakan di lantai (ember/ gayung di gantung di tiang sumur )

(Anik,2013:88-89)

2) sarana jamban keluarga

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran

maanusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa

(cemplung) yang di lengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk

membersihkannya (Anik , 2013 : 93).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

23

a) Jenis-jenis jamban yang di gunakan

(1) Jamban cemplung adalah jamban yang penampungannya berupa

lubang yang berfungsi menyimpan kotoran/tinja kedalam tanah dan

mengendapkan kotoran ke dasar lubang untuk jamban cemplung haruskan ada

penutup agar tidak bau.

(2) Jamban tangki septik/leher angsa adalah jamban yang bentuknya

leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap air yang

berfungsi sebagai wadah proses penguraian / dekomposisi kotoran manusia yang di

lengkapi dengan resapan (Anik,2013:94).

b) Memilih jenis jamban

Jamban cemplung di gunakan untuk daerah yang sulit air, jamban tangki septik/

leher angsa di gunakan untuk : daerah yang cukup air, daerah yang padat penduduk,

karena dapat menggunakan “multiple latrine” yaitu satu lubang penampungan tinja /

tangki septik di gunakan oleh beberapa jamban (satu lubang dapat menampung

kotoran/tinja dari 3-5 jamban). Daerah pasang surut , tempat penampungan kotoran /

tinja hendaknya di tinggikan kurang lebih 60 cm dari permukaan air pasang (Anik ,

2013 : 94-95).

c) Syarat-syarat jamban sehat :

(1) Tidak mencemari sumber air minum ( jarak antara sumber air

minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter )

(2) Tidak berbau

(3) Kotoran tidak dapat di jamah oleh serangga dan tikus

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

24

(4) Tidak mencemari tanah dan sekitarnya

(5) Mudah di bersihkan dan aman di gunakan

(6) Di lengkapi dinding dan atap pelindung

(7) Penerangan dan ventilasi yang cukup

(8) Laintai kedap air dan luas ruangan memadai

(9) Tersedia air, sabun, dan alat pembersih

d) Cara memilih jamban yang sehat :

(1) Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan

air

(2) Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruangan jamban dalam

keadaan bersih

(3) Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat

(4) Tidak ada serangga, (kecoa,lalat) dan tikus yang berkeliaran

(5) Tersedia alat pembersih (sabun,sikat dan air bersih)

(6) Bila ada kerusakan segera perbaiki.

o (Anik , 2013 : 96).

3. saluran pembuangan air limbah

Limbah cair rumah tangga adalah limbah yang berbentuk cair yang

merupakan timbulan dari kegiatan rumah tangga..limbah cair berasal dari kamar

mandi,peturasan, cucian barang / bahan dapur. Limbah cair rumah tangga volume nya

lebih sedikit di banding dengan luas lahan yang ada di desa tersebut.namun demikian

limbah cair tersebut tetap harus di kelola karena apabila di buang sembarangan akan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

25

membuat lingkungan kotor, brbau, dan mengurangi estetika dan kebersihan

lingkungan. (Anik,2013:127)

a. Pentingnya limbah cair di kelola dengan baik :

1) Limbah cair harus di kelola dengan baik dan benar karena bila tidak

akan dapat menjadi tempat perkembangbiakan bibit penyakit

2) Limbah cair akan menarik binatang-binatang yang di kenal dalam

aspek kesehatan dapat menyebarluaskan penyakit, seperti

lalat,kecoa,dan tikus

3) penyakit-penyakit yang berkaitan erat dengan limbah cair yang tidak di

kelola dengan benar antara lain : demam berdarah, disentri, thypus dan

lain-lain.

b. Tempat pembuangan limbah cair :

1) Limbah cair harus di buang pada sarana pengolahan limbah, SPAL

yang dapat di buat oleh masing-masing rumah tangga

2) Bentuk SPAL dapat berupa sumuran ataupun saluran dengan ukuran

tertentu

3) Sumuran atau saluran tersebut di beri bahan-bahan yang dapat

berfungsi untuk menyaring unsur yang terkandung dalam limbah cair

4) Bahan tersebut di susun dengan formasi urutan sebagai berikut : batu

belah ukuran diameter 5-10 meter, ijuk dan batu belah diameter 10-15

meter (Anik,2013:128)

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

26

Air limbah baik limbah pabrik atau limbah rumah tangga harus dikelola

sedemikian rupa agar tidak menjadi sumber penularan penyakit. Sarana pembuangan

air limbah yang tidak memenuhi syarat akan menimbulkan bau, mengganggu

estetikadan dapat menjadi tempat perindukan nyamuk dan bersarangnya tikus, kondisi

ini dapat berpotensi menularkan penyakit seperti leptospirosis, filariasis untuk daerah

yang endemis filaria. Bila ada saluran pembuangan air limbah di halaman, secara

rutin harus dibersihkan, agar air limbah dapat mengalir, sehingga tidak menimbulkan

bau yang tidak sedap dan tidak menjadi tempat perindukan nyamuk. (Kemenkes

RI,2011:25).

4. sarana tempat pembuangan sampah;

a. Sarana Pengelolaan sampah

Sampah merupakan sumber penyakit dan tempat berkembangbiaknya vektor

penyakit seperti lalat, nyamuk, tikus, kecoa dan sebagainya.Selain itu sampah dapat

mencemari tanah danmenimbulkan gangguan kenyamanan dan estetikaseperti bau

yang tidak sedap dan pemandangan yang tidak enak dilihat. Oleh karena itu

pengelolaan sampah sangat penting, untuk mencegah penularan penyakit tersebut.

Tempat sampah harus disediakan, sampah harus dikumpulkan setiap hari dan dibuang

ke tempat penampungan sementara. Bila tidak terjangkau oleh pelayanan

pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir dapat dilakukan pemusnahan

sampah dengan cara ditimbun atau dibakar. (Kemenkes RI,2011:25)

Pengelolaan sampah adalah beberapa tahapan seperti tahap pengumpulan dan

penyimpanan di tempat sumber, tahap pengangkutan, dan tahap pemusnahan.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

27

1) Tahap pengumpulan dan penyimpanan di tempat sumber

Sampah basah dan kering sebaiknya di kumpulkan dalam tempat yang terpisah

untuk memudahkan pemusnahannya. Adapun tempat penyimpanan sementara (tempat

sampah) yang di gunakan harus memenuhi persyaratan .seperti memiliki tutup dan

mudah di buka tanpa mengotori tangan, mudah di angkut

2) Tahap pengangkutan

Di tahap ini sampah di angkut ke pembuangan akhir atau ke pemusnahan

sampah dengan menggunakan truk pengangkut sampah yang di sediakan dinas

kebersihan kota

3) Tahap pemusnahan

Pada tahap ini ada beberapa metode pemusnahan contohnya seperti metode

sanitary landfill adalah sistem pemusnahan yang paling baik, dalam metode ini

pemusnahan sampah di lakukan dengan cara menimbun sampah dengan tanah yang

lakukan selapis demi selapis. Dengan demikian sampah tidak berada di tempat

terbuka dan tentunya tidak menimbulkan bau atau tidak menjadi sarang vektor. Ada

juga dengan inceneration adalah pemusnahan dengan cara pembakaran sampah

besar-besaran (Dr. Arif,2010 :30-31)

c. Kelompok perilaku penghuni, meliputi membuka jendela kamar

tidur, membuka jendela ruang keluarga, membersihkan rumah dan halaman,

membuang tinja bayi dan balita ke jamban, membuang sampah pada tempatnya.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

28

Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut Keputusan

Menteri Kesehatan No.829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi parameter sebagai berikut:

1. Lokasi

a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai,

aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan

sebagainya;

b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA)

sampah atau bekas tambang;

c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran

seperti jalur pendaratan penerbangan.

2. Kualitas udara

Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan

gas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut :

a. Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi;

b. Debu dengan diameter kurang dari 10 µg maksimum 150 µg/m3

;

c. Gas SO2 maksimum 0,10 ppm;

d. Debu maksimum 350 mm3

/m2 per hari

3. Kebisingan dan getaran

a. Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;

b. Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik .

4. Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman

a. Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg;

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

29

b. Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg;

c. Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg;

d. Kandungan Benzo (a) pyrene maksimum 1 mg/kg.

5. Prasarana dan sarana lingkungan

a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga

dengan konstruksi yang aman dari kecelakaan;

b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor

penyakit;

c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan

tidak mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan

pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar

pengaman, lampu penerangan jalan tidak menyilaukan mata;

d. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang

memenuhi persyaratan kesehatan;

e. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus

memenuhi persyaratan kesehatan;

f. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi

syarat kesehatan;

g. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi,

tempat kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain

sebagainya;

h. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya;

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

30

i. Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi

kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan.

6. Vektor penyakit

a. Indeks lalat harus memenuhi syarat

b. Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.

7. Penghijauan

Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung

dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.

Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal menurut Keputusan Menteri

Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:

1. Bahan Bangunan

a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat

membahayakan kesehatan, antara lain: debu total tidak lebih dari 150 µg m3,

asbestos kurang dari 0,5 fiber/m3/jam, timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg bahan;

b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan

berkembangnya

mikroorganisme patogen.

1) Komponen dan penataan ruang rumah

Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis

sebagai berikut:

a) Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

31

b) Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar

cuci

kedap air dan mudah dibersihkan;

c) Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan;

d) Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus

dilengkapi dengan penangkal petir;

e) Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang

tamu, ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang

mandi dan ruang bermain anak;

f) Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.

2) Pencahayaan

Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat

menerangi seluruh bagian ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak

menyilaukan

3) Kualitas udara

Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut :

a) Suhu udara nyaman berkisar antara l8°C sampai 30°C;\

b) Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%;

c) Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam;

d) Pertukaran udara;

e) Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8 jam;

f) Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m3

.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

32

4) Ventilasi

Luas penghawaan atau ventilasi a1amiah yang permanen minimal 10%

dari luas lantai.

5) Binatang penular penyakit

Tidak ada tikus bersarang di rumah.

6) Penyediaan air bersih

a) Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60 l/orang/hari;

b) Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih

dan/atau air minum sesuai dengan Permenkes 416 tahun 1990 dan

Permenkes 907 tahun 2002.

7) Sarana penyimpanan makanan

Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene.

8) Limbah

a) Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber

air, tidak menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah.

b) Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak

menyebabkan pencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah.

9) Kepadatan hunian ruang tidur

Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari

dua orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

33

D. KERANGKA TEORI

Gambar 2.1

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan (KepMenKes)

No.829/MenKes/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan

Persyaratan Kesehatan Perumahan

Kelompok Sarana

sanitasi

Kelompok Perilaku

Penghuni

Langit-

langit

Dinding

Lantai

Jendela

Ventilasi

Komponen-

Komponen Rumah

Sarana air bersih

Sarana jamban

keluarga

Saluran

pembuangan air

limbah

Sarana tempat

pembuangan

sampah

Membuka

jendela rumah

Membersihkan

rumah dan

halaman

Membuang tinja

bayi dan balita

dijamban

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

34

E. KERANGKA KONSEP

Gambar 2.2

Persyaratan kesehatan

Perumahan di Wilayah Kerja

Puskesmas Rajabasa Indah

pada tahun 2018

Komponen-komponen

rumah

1. Langit-langit

2. Dinding

3. Lantai

4. Jendela kamar tidur

5. Jendela ruang keluarga

6. Ventilasi

7. Pencahayaan

8. Sarana air bersih

9. Sarana jamban keluarga

10. SPAL

11. Sarana pembuangan

sampah

12. membuka jendela

13. membuang sampah pada

tempatnya

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Segitiga Epidemologirepository.poltekkes-tjk.ac.id/769/5/BAB II.pdf · Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

35

F. VARIABEL PENELITIAN

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini antara lain:

1. Komponen-komponen rumah : Langit-langit, Dinding , Lantai, Ventilasi,

Pencahayaan.

2. Kelompok sarana sanitasi : Sarana air bersih, Sarana jamban keluarga,

SPAL, Sarana pembuangan sampah.

3. Kelompok perilaku penghuni : membuka jendela dan membuang sampah

pada tempatnya.