23
23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diare Menurut WHO Pengertian diare adalah buang air besar dengan konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam). Ingat, dua kriteria penting harus ada yaitu BAB cair dan sering, jadi misalnya buang air besar sehari tiga kali tapi tidak cair, maka tidak bisa disebut daire. Begitu juga apabila buang air besar dengan tinja cair tapi tidak sampai tiga kali dalam sehari, maka itu bukan diare. Pengertian Diare didefinisikan sebagai inflamasi pada membran mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan diare, muntah- muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit (Betz, 2009). Hidayat (2008) menyebutkan diare adalah buang air besar pada bayi atau anak Iebih dan 3 kali sehari, disertai konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dan satu minggu. Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa peningkatan volume cairan, dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah. Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses selama dan frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Depkes, 8 Hubungan Persepsi Pendidikan, CUCU SITA WATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diarerepository.ump.ac.id/729/2/CUCU SITA WATI BAB II.pdf · Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa ... susu Sindrom iritabilitas

  • Upload
    lekhanh

  • View
    230

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diarerepository.ump.ac.id/729/2/CUCU SITA WATI BAB II.pdf · Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa ... susu Sindrom iritabilitas

23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Diare

Menurut WHO Pengertian diare adalah buang air besar dengan konsistensi

cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam). Ingat, dua

kriteria penting harus ada yaitu BAB cair dan sering, jadi misalnya buang air

besar sehari tiga kali tapi tidak cair, maka tidak bisa disebut daire. Begitu juga

apabila buang air besar dengan tinja cair tapi tidak sampai tiga kali dalam sehari,

maka itu bukan diare. Pengertian Diare didefinisikan sebagai inflamasi pada

membran mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan diare, muntah-

muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan

dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit (Betz, 2009).

Hidayat (2008) menyebutkan diare adalah buang air besar pada bayi atau

anak Iebih dan 3 kali sehari, disertai konsistensi tinja menjadi cair dengan atau

tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dan satu minggu. Diare

merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti

biasanya. Perubahan yang terjadi berupa peningkatan volume cairan, dan

frekuensi dengan atau tanpa lendir darah.

Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan

konsistensi feses selama dan frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan diare

bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih,

atau buang air besar berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Depkes,

8

Hubungan Persepsi Pendidikan, CUCU SITA WATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diarerepository.ump.ac.id/729/2/CUCU SITA WATI BAB II.pdf · Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa ... susu Sindrom iritabilitas

24

2009). Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa diare adalah bertambahnya

frekuensi defekasi lebih dan 3 kali perhari pada bayi dan lebih dari 6 kali perhari

pada anak, yang disertai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi encer.

B. Penyebab Diare

Mekanisme diare (Juffrie, 2011) Secara umum diare disebabkan dua hal

yaitu gangguan pada proses absorpsi atau sekresi. Terdapat beberapa pembagian

diare :

1. Pembagian diare menurut etiologi

2. Pembagian diare menurut mekanismenya yaitu gangguan

a. Absorpsi

b. Gangguan sekresi

3. Pembagian diare menurut lamanya diare

a. Diare akut yang berlangsung kurang dari 14 hari.

b. Diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non infeksi

c. Diare persisten yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi infeksi.

Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa mekanisme

yang saling tumpang tindih. Menurut mekanisme diare maka dikenal: diare akibat

gangguan absorpsi yaitu volume cairan yang berada di kolon lebih besar daripada

kapasitas absorpsi. Disini diare dapat terjadi akibat kelainan di usus halus,

mengakibatkan absorpsi menurun atau sekresi yang bertambah. Apabila fungsi

usus halus normal, diare dapat terjadi akibat absorpsi di kolon menurun atau

Hubungan Persepsi Pendidikan, CUCU SITA WATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diarerepository.ump.ac.id/729/2/CUCU SITA WATI BAB II.pdf · Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa ... susu Sindrom iritabilitas

25

sekresi di kolon meningkat. Diare juga dapat dikaitkan dengan gangguan

motilitas, inflamasi dan imunologi.

Komplikasi kebanyakan penderita diare sembuh tanpa mengalami

komplikasi, tetapi sebagian kecil mengalami komplikasi dari dehidrasi, kelainan

elektrolit atau pengobatan yang diberikan. Komplikasi paling penting wlaupun

jarang diantaranya yaitu: hipernatremia, hiponatremia, demam,

edema/overhidrasi, asidosis, hipokalemia, ileus paralitikus, kejang, intoleransi

laktosa, malabsorpsi glukosa, muntah, gagal ginjal.

Tabel 2.1 Penyebab Diare Akut dan Kronik pada Bayi, Anak-anak dan Remaja

(Sodikin, 2011).

Jenis Diare Bayi Anak-anak Remaja

Akut

Kronik

Gastroenteritis

Infeksi sistemik

Akibat pemakaian

antibiotik

Pascainfeksi

Defisiensi disakaridase

sekunder

Intoleransi protein

susu

Sindrom iritabilitas

colon

Fibrosis kistik

Penyakit seliakus

Sindrom usus pendek

buatan

Gastroenteritis

Keracunan makanan

Infeksi sistemik

Akibat pemakaian

antibiotik

Pascainfeksi

Defisiensi disakaridase

sekunder

Sindrom iritabilitas

kolon

Penyakit seliak

Intoleransi laktosa

Giardiasis

Gastroenteritis

Keracunan makanan

Akibat pemakaian

antibiotik

Penyakit radang usus

Intoleransi laktosa

Giardiasis

Penyalahgunaan

laksatif (anoreksia

nervosa)

Rotavirus merupakan etiologi paling penting yang menyebabkan diare pada

anak dan balita. Infeksi Rotavirus biasanya terdapat pada anak-anak umur 6

bulan–2 tahun (Suharyono, 2008). Infeksi Rotavirus menyebabkan sebagian besar

perawatan rumah sakit karena diare berat pada anak-anak kecil dan merupakan

infeksi nosokomial yang signifikan oleh mikroorganisme patogen. Salmonella,

Hubungan Persepsi Pendidikan, CUCU SITA WATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diarerepository.ump.ac.id/729/2/CUCU SITA WATI BAB II.pdf · Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa ... susu Sindrom iritabilitas

26

Shigella dan Campylobacter merupakan bakteri patogen yang paling sering

diisolasi. Mikroorganisme Giardia lamblia dan Cryptosporidium merupakan

parasit yang paling sering menimbulkan diare infeksius akut (Wong dkk., 2009).

Selain Rotavirus, telah ditemukan juga virus baru yaitu Norwalk virus. Virus ini

lebih banyak kasus pada orang dewasa dibandingkan anak-anak (Suharyono,

2008). Kebanyakan mikroorganisme penyebab diare disebarluaskankan lewat

jalur fekal-oral melalui makanan, air yang terkontaminasi atau ditularkan antar

manusia dengan kontak yang erat (Wong dkk., 2009).

C. Cara Penularan Dan Faktor Resiko

Menurut Bambang dan Nurtjahjo (2011) cara penularan diare pada

umumnya melalui cara fekal-oral yaitu melalui makanan atau minuman yang

tercemar oleh enteropatogen, atau kontak langsung tangan dengan penderita atau

barang-barang yang telah tercemar tinja penderita atau tidak langsung melalui

lalat (melalui 4F = finger, files, fluid, field).

Juffrie dan Mulyani (2011) Faktor resiko yang dapat meningkatan

penularan enteropatogen antara lain: tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-

6 bulan pertama kehidupan bayi, tidak memadainya penyediaan air bersih,

pencemaran air oleh tinja, kurangnya sarana kebersihan (MCK), kebersihan

lingkungan dan pribadi yang buruk, penyiapan dan penyimpanan makanan yang

tidak higenis dan cara penyapihan yang tidak baik. Selain hal-hal tersebut

beberapa faktor pada penderita dapat meningkatkan kecenderungan untuk

dijangkiti diare antara lain gizi buruk, imunodefisiensi, berkurangnya keasaman

Hubungan Persepsi Pendidikan, CUCU SITA WATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diarerepository.ump.ac.id/729/2/CUCU SITA WATI BAB II.pdf · Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa ... susu Sindrom iritabilitas

27

lambung, menurunnya motilitas usus, menderita campak dalam 4 minggu terakhir

dan faktor genetik.

1. Faktor umur

Sebagian besar episiode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan.

Insidensi tertinggi terjadi pada kelompok umur 6-11 bulan pada saat diberikan

makanan pendamping ASI. Pola ini menggambarkan kombinasi efek

penurunan kadar antibodi ibu, kurangnya kekebalan aktif bayi, pengenalan

makanan yang mungkin terkontaminasi bakteri tinja dan kontak langsung

dengan tinja manusia atau binatang pada saat bayi mulai merangkak.

Kebanyakan enteropatogen merangsang paling tidak sebagian kekebalan

melawan infeksi atau penyakit yang berulang, yang membantu menjelaskan

menurunnya insiden penyakit pada anak yang lebih besar dan pada orang

dewasa.

2. Infeksi asimtomatik

Sebagian besar infeksi usus bersifat asimtomatik dan proporsi

asimtomatik ini meningkat setelah umur 2 tahun dikarenakan pembentukan

imunitas aktif. Pada infeksi asimtomatik yang mungkin berlangsung beberapa

hari atau minggu, tinja penderita mengandung virus, bakteri atau kista protozoa

yang infeksius. Orang dengan infeksi asimtomatik berperan penting dalam

penyebaran banyak enteropatogen terutama bila mereka tidak menyadari

adanya infeksi, tidak menjaga kebersihan dan berpindah-pindah dari satu

tempat ke tempat yang lain.

Hubungan Persepsi Pendidikan, CUCU SITA WATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diarerepository.ump.ac.id/729/2/CUCU SITA WATI BAB II.pdf · Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa ... susu Sindrom iritabilitas

28

Escheria coli dapat menyebabkan bakteremia dan infeksi sistemik pada

neonatus. Meskipun Escheria coli sering ditemukan pada lingkungan ibu dan

bayi, belum pernah dilaporkan bahwa ASI sebagai sumber infeksi Escheria

coli (Alan & Mulya, 2013).

3. Faktor musim

Variasi pola musiman diare dapat terjadi menurut letak geografis.

Didaerah sub tropik, diare karena bakteri lebih sering terjadi pada musim

panas, sedangkan diare karena virus terutama rotavirus puncaknya terjadi pada

musim dingin. Didaerah tropik (termasuk indonesia), diare yang disebabkan

oleh retrovirus dapat terjadi sepanjang tahun dengan peningkatan sepanjang

musim kemarau, sedangkan diare karena bakteri cenderung meningkat pada

musim hujan.

D. Tanda-Tanda Dehidrasi

Tabel 2.2 Skor Maurice King (Juffrie & Mulyani, 2011).

Bagian tubuh yang

diperiksa

Nilai untuk gejala yang ditemukan

0 1 2

Keadaan umum

Kekenyalan kulit

Mata

Ubun-ubun besar

Mulut

Denyut nadi/menit

Sehat

Normal

Normal

Normal

Normal

Kuat >120

Gelisah, cengeng.

Apatis, ngantuk

Sedikit kurang

Sedikit cekung

Sedikit cekung

Kering

Sedang (120-140)

Mengigau, koma atau

syok

Sangat kurang

Sangat cekung

Sangat cekung

Kering & sianosis

Lebih dari 140

Catatan :

1. Untuk menentukan kekenyalan kulit, kulit perut “dicubit” selama 30-60 detik

kemudian dilepas.

Jika kulit kembali normal dalam waktu :

Hubungan Persepsi Pendidikan, CUCU SITA WATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diarerepository.ump.ac.id/729/2/CUCU SITA WATI BAB II.pdf · Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa ... susu Sindrom iritabilitas

29

a. 2-5 detik : turgor agak kurang (dehidrasi ringan)

b. 5-10 detik : turgor kurang (dehidrasi sedang)

c. >10 detik : turgor sangat kurang (dehidrasi berat)

2. Berdasarkan skor yang ditemukan pada penderita, dapat ditentukan derajat

dehidrasinya :

a. Skor 0-2 : dehidrasi ringan

b. Skor 3-6 : dehidrasi sedang

c. Skor >7 : dehidrasi berat

Berdasarkan MTBS (manajemen terpadu balita sakit)

1. Dehidrasi berat

a. Gelisah rewel/muntah

b. Mata cekung

c. Haus, minum dengan lahap

d. Cubitan kulit perut kembalinya lambat

Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut :

a. Lateragis atau tidak sadar

b. Mata cekung

c. Tidak bisa minum atau malas minum

d. Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat

2. Dehidrasi Ringan/Sedang

Terdapat duat atau lebih tanda-tanda sebagai berikut :

3. Tanpa dehidrasi

Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau

ringan/sedang.

Hubungan Persepsi Pendidikan, CUCU SITA WATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diarerepository.ump.ac.id/729/2/CUCU SITA WATI BAB II.pdf · Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa ... susu Sindrom iritabilitas

30

E. Penanganan Pertama Balita Diare di Rumah

Sesuai rekomendasi WHO/UNICEF dan IDAI, sejak tahun 2008

Departemen Kesehatan Republik Indonesia memperbaharui tatalaksana diare yang

dikenal dengan istilah lima langkah tuntaskan diare (Lintas diare) sebagai salah

satu strategi pengendalian penyakit diare di Indonesia. Lintas diare meliputi

pemberian oralit, zinc selama 10 hari, pemberian ASI dan makanan sesuai umur,

antibiotika selektif dan nasihat bagi penggunaan zinc untuk penderita diare dapat

mengurangi lama dan keparahan diare, mengurangi frekuensi dan volume buang

air besar, serta mencegah kekambuhan kejadian diare sampai 3 bulan berikutnya.

Berdasarkan laporan Susenas (2007), sebanyak 58,9% keluarga membawa balita

sakitnya untuk rawat jalan, sebagian besarnya dibawa ke puskesmas (45%) dan

31,7 % dibawa ke praktek tenaga kesehatan. Berdasarkan studi awal yang

dilakukan oleh Pouzn (point of use water disinfection zinc treatment) project yang

dilaksanakan oleh Nielsen (2009) di Bandung, dalam perilaku mendapatkan saran

kesehatan atau care seeking behavior maka ibu yang anaknya diare akan mencari

nasehat dari tetangga (69%), dari bidan (31%), puskesmas (16%), posyandu (6%)

dan dokter (6%).

Saat ini WHO menganjurkan empat hal utama yang efektif dalam

menangani anak-anak yang menderita diare akut, yaitu:

1. Penggantian cairan (rehidrasi), cairan diberikan secara oral untuk mencegah

dehidrasi dan mengatasi dehidrasi yang sudah terjadi.

2. Pemberian makanan terutama ASI, selama diare dan pada masa penyembuhan

diteruskan.

Hubungan Persepsi Pendidikan, CUCU SITA WATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diarerepository.ump.ac.id/729/2/CUCU SITA WATI BAB II.pdf · Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa ... susu Sindrom iritabilitas

31

3. Tidak menggunakan obat anti diare

Antibiotika hanya diberikan pada kasus kolera dan disentri yang disebabkan

oleh shingella, sedangkan metrodinazole diberikan pada kasus giardiasis dan

amebiasis.

4. Petunjuk yang efektif bagi ibu serta pengasuh tentang :

a. Bagaimana merawat anak yang sakit di rumah, terutama tentang bagaimana

membuat oralit dan cara memberikannya.

b. Tanda-tanda yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk membawa anak

kembali berobat dan mendapat pengawasan medik yang lebih baik.

c. Metoda yang efektif untuk mencegah kejadian diare.

Algoritme pengobatan diare (Sudrajat, 2010).

1. Rencana pengobatan A (pencegahan dehidrasi)

Diare tanpa dehidrasi, bila terdapat dua tanda atau lebih, yaitu :keadaan

umum baik, sadar, mata tidak cekung, minum biasa, tidak haus, cubitan kulit

perut/turgor kembali segera. Untuk diare tanpa dehidrasi menerangkan 5

langkah terapi diare di rumah :

a. Beri cairan lebih banyak dari biasanya

1) Teruskan ASI lebih sering dan lebih lama

2) Anak yang mendapat ASI eksklusif, beri oralit atau air matang sebagai

tambahan

3) Anak yang tidak mendapat ASI eksklusif, beri susu yang biasa diminum

dan oralit atau cairan rumah tangga sebagai tambahan (kuah sayur, air

tajin, air matang, dsb)

Hubungan Persepsi Pendidikan, CUCU SITA WATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diarerepository.ump.ac.id/729/2/CUCU SITA WATI BAB II.pdf · Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa ... susu Sindrom iritabilitas

32

4) Beri Oralit sampai diare berhenti. Bila muntah, tunggu 10 menit dan

dilanjutkan sedikit demi sedikit.

a) Umur < 1 tahun diberi 50-100 ml setiap kali berak.

b) Umur > 1 tahun diberi 100-200 ml setiap kali berak.

5) Anak harus diberi 6 bungkus oralit (200 ml) di rumah bila:

a) Telah diobati dengan rencana terapi B atau C.

b) Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan jika diare memburuk.

6) Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit

b. Beri obat zinc

Beri zinc 10 hari berturut-turut walaupun diare sudah berhenti. Dapat

diberikan dengan cara dikunyah atau dilarutkan dalam 1 sendok air matang

atau ASI.

1) Umur < 6 bulan diberi 10 mg (1/2 tablet) per hari

2) Umur > 6 bulan diberi 20 mg (1 tablet) per hari.

c. Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi

1) Beri makan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu anak

sehat.

2) Tambahkan 1-2 sendok teh minyak sayur setiap porsi makan.

3) Beri makanan kaya kalium seperti sari buah segar, pisang, air kelapa

hijau.

4) Beri makan lebih sering dari biasanya dengan porsi lebih kecil (setiap

3-4jam).

Hubungan Persepsi Pendidikan, CUCU SITA WATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diarerepository.ump.ac.id/729/2/CUCU SITA WATI BAB II.pdf · Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa ... susu Sindrom iritabilitas

33

5) Setelah diare berhenti, beri makanan yang sama dan makanan tambahan

selama 2 minggu

d. Antibiotik hanya diberikan sesuai indikasi, misal: disenteri dan kolera.

e. Nasihati ibu/pengasuh

Untuk membawa anak kembali ke petugas kesehatan bila:

1) Berak cair lebih sering

2) Muntah berulang

3) Sangat haus

4) Makan dan minum sangat sedikit

5) Timbul demam

6) Berak berdarah

7) Tidak membaik dalam 3 hari

2. Rencana pengobatan B

Diare dehidrasi ringan/sedang bila terdapat dua tanda atau lebih: Gelisah,

rewel, mata cekung, ingin minum terus, ada rasa haus, cubitan kulit

perut/turgor kembali lambat. Untuk terapi diare dehidrasi ringan/sedang jumlah

oralit yang diberikan dalam tiga jam pertama sarana kesehatan.

a. Oralit yang diberikan = 75 ml x berat badan anak:

1) Bila BB tidak diketahui berikan oralit

Tabel 2.3 pemberian oralit (juffrie & Mulyani, 2011).

Umur Sampai 4 bulan 4-12 bulan 12-24 bulan 2-5 tahun

Berat Badan <6 kg 6-10 kg 10-12 kg 12-19 kg

Jumlah Cairan 200-400 400-700 700-900 900-1400

Hubungan Persepsi Pendidikan, CUCU SITA WATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diarerepository.ump.ac.id/729/2/CUCU SITA WATI BAB II.pdf · Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa ... susu Sindrom iritabilitas

34

2) Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah.

3) Bujuk ibu untuk meneruskan ASI.

4) Untuk bayi < 6 bulan yang tidak mendapat ASI berikan juga 100-200 ml

air masak selama masa ini.

5) Untuk anak > 6 bulan, tunda pemberian makan selama 3 jam kecuali ASI

dan oralit.

6) Beri obat zinc selama 10 hari berturut-turut.

b. Amati anak dengan seksama dan bantu ibu memberikan oralit, yaitu:

1) Tunjukkan jumlah cairan yang harus diberikan.

2) Berikan sedikit demi sedikit tapi sering dari gelas.

3) Periksa dari waktu ke waktu bila ada masalah.

4) Bila kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan

air masak atau ASI. Beri oralit sesuai rencana terapi A bila

pembengkakan telah hilang.

c. Setelah 3-4 Jam, nilai kembali anak menggunakan bagan penilaian,

kemudian, pilih rencana terapi A, B atau C untuk melanjutkan terapi:

1) Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke rencana terapi A. Bila dehidrasi telah

hilang, anak biasanya kencing kemudian mengantuk dan tidur.

2) Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/sedang, ulangi rencana terapiB

3) Anak mulai diberi makanan, susu dan sari buah.

4) Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat, ganti dengan rencana terapi C

d. Bila ibu harus pulang sebelum selesai rencana terapi B

Hubungan Persepsi Pendidikan, CUCU SITA WATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diarerepository.ump.ac.id/729/2/CUCU SITA WATI BAB II.pdf · Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa ... susu Sindrom iritabilitas

35

1) Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam Terapi 3 jam di

rumah.

2) Berikan oralit 6 bungkus untuk persediaan di rumah

3) Jelaskan 5 langkah rencana terapi A untuk mengobati anak di rumah

3. Rencana pengobatan C (pengobatan dehidrasi berat)

Rencana pengobatan C digunakan terutama untuk penderita dehidrasi

berat, maksud rencana pengobatan ini adalah memberikan sejumlah cairan

yang banyak dengan cepat untuk mengganti cairan yang hilang yang

mengakibatkan dehidrasi berat.

Cara pemberian biasanya dengan cairan intravena, cairan yang

dianjurkan adalah ringer laktat karena cairan ini memberikan natrium dan

laktat yang cukup dimetabolisme menjadi bikarbonat untuk mengatasi

asidosis, cairan lain yang dapat diterima adalah normal salin setengah. Cairan

lain yang dapat diberikan untuk penderita dehidrasi berat adalah dengan

rehidrasi oral dengan pipa nasogastrik. Cara ini dapat dipakai hanya sebagai

tindakan derajat yaitu bilamana pemberian secara intravena tidak dapat

dilakukan. Cairan yang dibutuhkan dalam rehidrasi oral pipa nasogastrikadalah

larutan oralit. Setelah tanda-tanda dehidrasi penderita membaik, cairan harus

diberikan menurut rencana terapi B dan bila dehidrasi telah hilang, cairan dapat

diberikan menurut rencana pengobatan A.

Tindakan pencegahan diare adalah hal yang baik dari pada pengobatan,

adapun cara pencegahan diare menurut (Suririnah, 2006) sebagai berikut:

a. Meneruskan pemberian ASI

Hubungan Persepsi Pendidikan, CUCU SITA WATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diarerepository.ump.ac.id/729/2/CUCU SITA WATI BAB II.pdf · Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa ... susu Sindrom iritabilitas

36

b. Memperhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang untuk pemberian

makanan pendamping ASI setelah bayi berusia 4 bulan.

c. Menjaga kebersihan tangan, menjadikan kebiasaan mencuci tangan untuk

seluruh anggota keluarga, cuci tangan sebelum atau menyediakan makanan

untuk si kecil.

d. Menjaga kebersihan dari makanan atau minuman yang dimakan, juga

kebersihan perabot makan atau minuman si kecil.

F. Persepsi

1. Definisi

Menurut Setiadi (2008) yang mengutip Weber, bahwa persepsi adalah

proses bagaimana rangsangan-rangsangan itu diseleksi, diorganisasi, dan

diinterpretasikan. Rangsangan adalah setiap bentuk fisik, visual atau

komunikasi verbal yang dapat memengaruhi tanggapan individu. Proses

persepsi terdiri dari :

a. Seleksi perseptual yang terdiri dari: perhatian yang dilakukan dapat secara

sengaja atau tidak sengaja, persepsi selektif, terjadi ketika seseorang

melakukan perhatian yang secara sengaja atau aktif mencari informasi yang

mempunyai relevansi pribadi.

b. Organisasi persepsi, berarti bahwa seseorang mengelompokkan informasi

dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk

memahami lebih baik dan bertindak atas pemahaman itu.

Hubungan Persepsi Pendidikan, CUCU SITA WATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diarerepository.ump.ac.id/729/2/CUCU SITA WATI BAB II.pdf · Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa ... susu Sindrom iritabilitas

37

c. Interpretasi perseptual, setiap rangsangan yang menarik perhatian seseorang

baik disadari atau tidak disadari, akan diinterpretasikan oleh seseorang.

Dalam proses interpretasi seseorang akan membuka kembali berbagai

informasi dalam memori yang telah tersimpan dalam waktu yang lama yang

berhubungan dengan rangsangan yang diterima.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan persepsi seseorang

adalah kondisi psikologis, keluarga, dan kebudayaan yang dianut. Berbagai

macam faktor perhatian yang berasal dari luar diri seseorang dapat

mempengaruhi proses seleksi persepsi, yaitu gerakan, intensitas, ukuran,

keberlawanan, pengulangan, dan hal-hal yang baru berikut ketidak asingan dari

rangsangan. Selanjutnya, beberapa faktor dari dalam diri seseorang yang

mempengaruhi proses seleksi persepsi antara lain: proses belajar, motivasi, dan

kepribadiannya (Rakhmat, 2005).

Menurut Kossen (1986), persepsi adalah cara memandang situasi

tertentu, dengan kecenderungan untuk menyerap apa yang ingin dilihat dengan

mengutamakan penilaian sendiri yang disebut dengan “mental set”. Adapun

faktor-faktor yang memengaruhi persepsi, diantaranya adalah: faktor

keturunan, latar belakang lingkungan dan pengalaman, tekanan teman sejawat,

proyeksi, penilaian yang tergesa-gesa, dan efek halo atau panutan dari

seseorang. Persepsi merupakan proses yang kompleks yang melibatkan faktor-

faktor struktural atau pengaruh-pengaruh dari rangsangan fisik dan faktor-

faktor fungsional atau pengaruh-pengaruh psikologis dari perasaan organisme.

Hubungan Persepsi Pendidikan, CUCU SITA WATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diarerepository.ump.ac.id/729/2/CUCU SITA WATI BAB II.pdf · Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa ... susu Sindrom iritabilitas

38

Diantara pengaruh-pengaruh psikologis ini meliputi rasa membutuhkan,

keinginan, perasaan, pendirian, dan asumsi (Severin, 2008).

Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda. Oleh

karena itu persepsi memiliki sifat subjektif. Persepsi yang dibentuk seseorang

dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya. Selain itu, satu hal yang

perlu diperhatikan dari persepsi adalah bahwa persepsi secara subtansi bisa

sangat berbeda dengan realitas (Setiadi, 2008).

Aspek sosial persepsi berperan penting dalam perilaku seseorang.

Persepsi sosial berhubungan dengan bagaimana individu menanggapi individu

lain. Karakteristik penilai dan orang yang dinilai menunjukkan kompleksitas

persepsi sosial. Seseorang harus menyadari bahwa persepsi mereka terhadap

seseorang sangat dipengaruhi oleh karakteristik mereka sendiri dan

karakteristik orang lain (Luthans, 2006).

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian

mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses

selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang

diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Inilah yang disebut praktek (practice)

kesehatan, atau dapat juga dikatakan perilaku (overt behavior) kesehatan. Oleh

sebab itu indikator praktek kesehatan ini juga mencakup hal-hal tersebut di

atas, yakni (Notoatmodjo, 2003):

1) Tindakan (Praktek) sehubungan dengan penyakit, tindakan ini mencakup:

pencegahan penyakit dan penyembuhan penyakit.

2) Tindakan (praktek) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

Hubungan Persepsi Pendidikan, CUCU SITA WATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diarerepository.ump.ac.id/729/2/CUCU SITA WATI BAB II.pdf · Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa ... susu Sindrom iritabilitas

39

3) Tindakan (praktek) kesehatan lingkungan.

Tindakan sehubungan dengan penyakit yang mencakup pencegahan

penyakit dan penyembuhan penyakit dalam hal ini adalah penyakit diare, dapat

dilakukan tindakan pencegahannya sebagai berikut: (1) penggunaan dot dan botol

susu yang steril; (2) mencuci tangan dengan sabun; (3) menggunakan air bersih

yang cukup; (4) berdasarkan rangkaian penjelasan di atas, maka sangat penting

dikaji persepsi ibu mengenai pelaksanaan program pemberantasan penyakit diare

(melalui ukuran tujuan program, kegiatan program, pemantauan dan penilaian

program). Berdasarkan teori persepsi, maka pelaksanaan program pemberantasan

penyakit diare dapat dikategorikan sebagai rangsangan. Selanjutnya, dampak dari

persepsi adalah bentuk atau tingkat tindakan ibu, dalam konteks penelitian ini

adalah tindakan ibu melakukan pencegahan penyakit diare pada balita (meliputi:

tindakan penyembuhan penyakit dalam hal ini adalah tatalaksana diare di rumah

tangga, dapat dilakukan tatalaksananya sebagai berikut: (1) mencegah terjadinya

dehidrasi; (2) pemberian ASI (susu formula)/makanan; dan (3) membawa

penderita ke sarana kesehatan (Depkes RI, 2007). Pemberian air susu ibu,

pemberian makanan pendamping ASI, mencuci tangan dengan sabun,

menggunakan air bersih yang cukup, penggunaan jamban, membuang tinja balita,

imunisasi campak.

G. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah tahap pendidikan yang berkelanjutan, yang

ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan

Hubungan Persepsi Pendidikan, CUCU SITA WATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diarerepository.ump.ac.id/729/2/CUCU SITA WATI BAB II.pdf · Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa ... susu Sindrom iritabilitas

40

bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran. Tingkat pendidikan

sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan

tinggi (Ikhsan, 2005).

1. Pendidikan dasar

Pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan

keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam masyarakat,

serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.

Pendidikan dasar pada prinsipnya merupakan pendidikan yang memberikan

bekal dasar bagi perkembangan kehidupan, baik untuk pribadi maupun untuk

masyarakat. Karena itu, bagi setiap warga negara harus disediakan kesempatan

untuk memperoleh pendidikan dasar. Pendidikan ini dapat berupa pendidikan

sekolah ataupun pendidikan luar sekolah, yang dapat merupakan pendidikan

biasa ataupun pendidikan luar biasa. Tingkat pendidikan dasar adalah sekolah

dasar.

2. Pendidikan menengah

Pendidikan menengah adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta

didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan

hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial budaya, dan alam sekitar,

serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau

pendidikan tinggi. Pendidikan menengah terdiri dari pendidikan menengah

umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah umum

diselenggarakan selain untuk mempersiapkan peserta didik mengikuti

pendidikan tinggi, juga untuk memasuki lapangan kerja. Pendidikan menengah

Hubungan Persepsi Pendidikan, CUCU SITA WATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diarerepository.ump.ac.id/729/2/CUCU SITA WATI BAB II.pdf · Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa ... susu Sindrom iritabilitas

41

kejuruan diselenggarakan untuk memasuki lapangan kerja atau mengikuti

pendidikan keprofesian pada tingkat yang lebih tinggi. Pendidikan menengah

dapat merupakan pendidikan biasa atau pendidikan luar biasa. Tingkat

pendidikan menengah adalah SMP,SMA dan SMK.

3. Pendidikan tinggi

Pendidikan tinggi adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta

didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki tingkat kemampuan

tinggi yang bersifat akademik dan atau profesional sehingga dapat menerapkan,

mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan

senidalam rangka pembangunan nasional dan meningkatkan kesejahteraan

manusia. Manusia sepanjang hidupnya selalu akan menerima pengaruh dari

tiga lingkungan pendidikan yang utama yakni keluarga, sekolah dan

masyarakat. Pendidikan tinggi terdiri dari Strata 1, Strata 2, Strata 3 (Ikhsan,

2005).

H. Sosial Ekonomi

Santrock (2007), status sosial ekonomi sebagai pengelompokan orang-

orang berdasarkan kesamaan karakteristik pekerjaan, pendidikan ekonomi. Status

sosial ekonomi menunjukan ketidaksetaraan tertentu. Secara umum anggota

masyarakat memiliki (1) pekerjaan yang bervariasi prestisennya beberapa individu

memiliki akses yang lebih besar terhadap pekerjaan berstatus lebih tinggi

dibanding orang lain; (2) tingkat pendidikan yang berbeda, ada beberapa

individual memiliki akses lebih besar terhadap pendidikan yang lebih baik dari

Hubungan Persepsi Pendidikan, CUCU SITA WATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diarerepository.ump.ac.id/729/2/CUCU SITA WATI BAB II.pdf · Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa ... susu Sindrom iritabilitas

42

orang lain; (3) sumber daya ekonomi yang berbeda; (4) tingkat kekuasaan untuk

mempengaruhi institusi masyarakat. Perbedaan dalam kemampuan mengontrol

sumber daya dan berpartisipasi dalam ganjaran masyarakat menghasilkan

kesempatan yang tidak setara.

Suryani (2006), menyatakan bahwa kondisi ekonomi adalah keadaan atau

kenyataan yang terlihat atau terasakan oleh indra manusia tentang keadaan orang

dan kemampuan orang dalam memenuhi kebutuhannya. Kondisi ekonomi

meliputi: tingkat pendapatan, tingkat pengeluaran dan pemenuhan kebutuhan

hidup serta kepemilikan harta yang bernilai ekonomi.

Status sosial ekonomi di lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor

eksternal timbulnya motivasi perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang

ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik,

2010).

Hubungan Persepsi Pendidikan, CUCU SITA WATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diarerepository.ump.ac.id/729/2/CUCU SITA WATI BAB II.pdf · Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa ... susu Sindrom iritabilitas

43

I. Kerangka Teori

Gambar 3.1 Kerangka teori modifikasi menurut Notoatmodjo, 2010,

Sntrock, 2007 dan Setiadi, 2008.

Faktor Predisposisi :

- Persepsi

- Tingkat pengetahuan

- Tingkat pendidikan

- Keyakinan

- Nilai

- Sikap

Faktor pendukung :

- Sosial ekonomi

- Fasilitas

- Ketersediaan sumber-

sumber

- Keadaan wilayah

Faktor pendorong :

- Perilaku petugas atau

kader

- Sikap keluarga

- Sikap tetangga

Ibu dalam penanganan

pertama balita diare di rumah

Hubungan Persepsi Pendidikan, CUCU SITA WATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diarerepository.ump.ac.id/729/2/CUCU SITA WATI BAB II.pdf · Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa ... susu Sindrom iritabilitas

44

J. Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka sebelumnya banyak faktor yang

mempengaruhi kejadian dehidrasi pada anak yang menderita penyakit diare.

Dalam penelitian ini tidak semua faktor diteliti, faktor-faktor yang akan diteliti

adalah faktor predisposisi persepsi dan tingkat pendidikan, dan faktor pendukung

sosial ekonomi dalam penanganan pertama balita diare di rumah. Pada penelitian

ini persepsi, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi dalam menangani kasus diare

pada balita di rumah merupakan variabel bebas (independent variable), sedangkan

penanganan ibu di rumah pada balita diare merupakan variabel terkait (dependent

variable).

Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Persepsi, Tingkat Pendidikan,

dan Sosial Ekonomi dengan Penanganan Pertama Diare pada Balita di rumah

(Notoatmodjo, 2010 & Sntrock, 2007)

Persepsi ibu dalam

penanganan pertama balita

diare di rumah

Tingkat pendidikan Ibu

Sosial ekonomi keluarga

Penanganan pertama ibu pada

balita diare di rumah

Hubungan Persepsi Pendidikan, CUCU SITA WATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diarerepository.ump.ac.id/729/2/CUCU SITA WATI BAB II.pdf · Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa ... susu Sindrom iritabilitas

45

K. Hipotesis

Berdasarkan rumusan tujuan penelitian, maka hipotesa penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Ada hubungan antara persepsi dengan penanganan pertama ibu dalam mengenai

balita diare di rumah.

2. Ada hubungan antara tingkat pendidikan dan sosial ekonomi keluarga dengan

penanganan pertama ibu dalam mengenai balita diare di rumah.

Hubungan Persepsi Pendidikan, CUCU SITA WATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016