30
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Pengertian, tujuan dan fungsi akuntansi a. Pengertian Akuntansi “Akuntansi proses/aktivitas yang menganalisis, mencatat, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, melaporkan, dan menginterprestasikan informasi keuangan untuk kepentingan para penggunanya” Catur Sasongko et.al (2016:2) Akuntansi dapat didefiniskan sebagai sebuah sistem informasi yang memberikan laporan kepada para pengguna informasi akuntansi atau kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap hasil kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Hery (2016:5) b. Tujuan Akuntansi “Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Lantip Susilowati (2016:2) c. Fungsi Akuntansi Menurut Lantip Susilowati (2015:2) Setiap sistem utama akuntansi akan melaksanakan lima fungsi utamanya yaitu : 1) Mengumpulkan dan menyimpan data dari semua aktivitas dan transaksi perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI · 2018. 8. 6. · TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Pengertian, tujuan dan fungsi akuntansi a. Pengertian Akuntansi ... Tabel 6 Kode

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. LANDASAN TEORI

    1. Pengertian, tujuan dan fungsi akuntansi

    a. Pengertian Akuntansi

    “Akuntansi proses/aktivitas yang menganalisis, mencatat,

    mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, melaporkan, dan

    menginterprestasikan informasi keuangan untuk kepentingan para

    penggunanya” Catur Sasongko et.al (2016:2)

    Akuntansi dapat didefiniskan sebagai sebuah sistem

    informasi yang memberikan laporan kepada para pengguna

    informasi akuntansi atau kepada pihak-pihak yang memiliki

    kepentingan terhadap hasil kinerja dan kondisi keuangan

    perusahaan. Hery (2016:5)

    b. Tujuan Akuntansi

    “Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan

    keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer,

    pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti

    pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Lantip Susilowati

    (2016:2)

    c. Fungsi Akuntansi

    Menurut Lantip Susilowati (2015:2) Setiap sistem utama

    akuntansi akan melaksanakan lima fungsi utamanya yaitu :

    1) Mengumpulkan dan menyimpan data dari semua aktivitas dan transaksi perusahaan.

  • 8

    2) Memproses data menjadi informasi yang berguna pihak manajemen.

    3) Memanajemen data-data yang ada kedalam kelompok-kelompok yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.

    4) Mengendalikan kontrol data yang cukup sehingga asset dari suatu organisasi atau perusahaan terjaga.

    5) Penghasil informasi yang menyediakan informasi yang cukup bagi pihak manajemen untuk melakukan

    perencanaan, mengeksekusi perencanaan dan

    mengkontrol aktivitas.

    d. Akuntansi Sebagai Sistem Informasi

    Menurut Sony Warsono (2013:1) Akuntansi sebagai sistem

    informasi terdiri dari 3 fungsi utama berurutan, yaitu:

    1) Fungsi penginputan: akuntansi menyiapkan input secara memadai. Input akuntansi berupa transaksi

    (transactions), yaitu peristiwa atau kejadian yang

    menyebabkan perubahan dana.

    2) Fungsi pemrosesan: akuntansi mengolah setiap input dalam rangka menghasilkan informasi yang berkualitas.

    Proses dasar berupa pencatatan yang terdiri dari

    penjurnalan dan pemindah-bukuan.

    3) Fungsi pengoutputan: akuntansi menyajikan informasi dana sesuai kebutuhan penggunaan agar dapat

    bermanfaat dalam pengambilan keputusan.

    2. Persamaan Dasar Akuntansi

    “Persamaan Dasar Akuntansi adalah persamaan yang secara

    global dan terpadu menggambarkan semua hubungan yang ada di

    identifikasi dokumen pengantar supplier dan identifikasi dokumen

    pembelian.” Lantip Susilowati (2015:25-26)

    “Persamaan akuntansi adalah persamaan yang

    menunjukkan jumlah harta kekayaan perusahaan yang selalu sama

  • 9

    jumlah liabilitas dan ekuitas dalam perusahaan tersebut.” Rahmat

    Hidayat (2017:39)

    Hubungan antar kekayaan, kewajiban, dan ekuitas dapat

    dirumuskan ke dalam sebuah persamaan akuntansi (accounting

    equation) sebagai berikut :

    Assets = Liabilities + Equity

    1) Assets (aktiva/harta/kekayaan) sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan. Aktiva digunakan (dimanfaatkan

    atau dikonsumsi) oleh perusahaan demi lancarnya kegiatan

    operasional sehari-hari. Contoh dari aktiva meliputi : uang

    kas, piutang usaha, persediaan barang dagangan,

    perlengkapan toko dan kantor, asuransi dan sewa dibayar

    dimuka, tanah, bangunan, peralatan/perabot toko dan

    kantor, kendaraan operasional, dan aktiva lainnya.

    2) Utang (Liabilities) merupakan kewajiban perusahaan kepada kreditur (supplier, bankir) dan pihak lainnya

    (karyawan, pemerintah). Contoh : Utang usaha, pinjaman

    bank, utang gaji, utang pajak penghasilan.

    3) Ekuitas (equity) merupakan hak pemilik dana atau pemegang saham atas asset perusahaan. Ekuitas atau modal

    disebut juga sebagai kekayaan bersih (net assets), yang

    artinya bahwa hak (klaim) pemilik atau pemegang saham

    atas kekayaan perusahaan diperoleh setelah seluruh

    kekayaan yang ada dalam perusahaan dikurangi dengan

    seluruh kewajiban perusahaan.

    Hery (2016:10-11)

    3. Saldo Normal Akun

    “Dalam akuntansi, pencatatan transaksi ke dalam jurnal

    dilakukan atas dasar double-entry system dimana salah satu dari dua

    akun tersebut akan dicatat di sebelah debet dan akun satunya lagi

  • 10

    dicatat disebelah kredit. Dengan kata lain, jumlah antara sisi debet

    dengan sisi kredit dalam sebuah jurnal haruslah seimbang”. Hery

    (2016:22)

    “Saldo normal rekening/akun adalah saldo normal dari masing-

    masing rekening dengan tujuan untuk menunjukkan keadaan secara

    umum saldo dari rekening-rekenin tersebut”. Syaiful Bahri (2016:21)

    Menurut Syaiful Bahri (2016:21-22) “Untuk lebih mudah

    memahami saldo normal dari masing-masing rekening dan pengaruh

    sisi pencatatan jika terjadi penambahan dan pengurangan disajikan

    pada tabel dibawah ini” :

  • 11

    Tabel 1

    Nama Rekening

    Saldo

    Normal

    Bertambah Berkurang

    Aktiva/harta Debet (D) Debet (D) Kredit (K)

    Hutang/kewajiban Kredit (K) Kredit (K) Debet (D)

    Modal/ekuitas Kredit (K) Kredit (K) Debet (D)

    Pendapatan/penjualan Kredit (K) Kredit (K) Debet (D)

    Beban Debet (D) Debet (D) Kredit (K)

    Prive Debet (D) Debet (D) Kredit (K)

    Dividen Debet (D) Debet (D) Kredit (K)

    Laba Kredit (K) Kredit (K) Debet (D)

    Rugi Debet (D) Debet (D) Kredit (K)

    Sumber : Syaiful bahri (2016:22)

    4. Siklus Akuntansi

    “Siklus akuntansi adalah tahapan-tahapan mulai dari terjadinya

    transaksi sampai dengan penyusunan laporan keuangan sehingga siap

    untuk pencatatan berikutnya.” Syaiful Bahri (2016:18)

    Suatu periode akuntansi adalah periode waktu yang dicakup

    dalam Laporan Laba Rugi. Pada umumnya satu periode

    akuntansi sama dengan satu tahun kalender (1 Januari-31

    Desember), tetapi perusahaan dapat menggunakan periode

    akuntansi yang lebih pendek dari satu tahun kalender.

    misalnya, tiap bulan, per tiga bulan atau per enam bulan. Catur

    Sasongko et.al (2016:26)

  • 12

    Bagan 1

    Siklus Akuntansi

    Sumber: Sony Warsono (2013:2)

    5. Akun

    “Akun atau perkiraan adalah suatu formulir yang digunakan

    sebagai tempat mencatat transaksi keuangan yang sejenis dan dapat

    SELAMA PERIODE BERJALAN

    A. Penginputan dan Pemrosesan

    PADA AKHIR PERIODE

    B. Pengoutputan (Penyusunan Laporan

    Keuangan)

    1. Pembuatan Daftar Saldo

    Percobaan (trial

    balances)

    1. Pengidentifikasian Transaksi

    2. Pengukuran Transaksi

    2. Pencatatan Penyesuaian

    (termasuk pencatatan

    pengoreksi) 3. Pendokumentasian Transaksi

    3. Pembuatan Daftar Saldo

    setelah Penyesuaian

    (Adjustedbalances)

    4.Peringkasan Transaksi

    4. Penyajian Laporan Laba

    Rugi

    5. PengklasifikasianTranskasi

    5. Pencatatan Penutup

    (Closing Entries)

    6. Penyajian Laporan

    Perubahan Ekuitas,

    Laporan Posisi Keuangan

    dan Laporan Arus Kas

    7. Pencatatan Pembalik

    (Reversing Entries) jika

    diperlukan

  • 13

    mengubah komposisi harta, kewajiban, dan modal perusahaan.” Lantip

    Susilowati (2016:17)

    Pada dasarnya rekening dikelompokkan pada dua golongan, yaitu :

    a. Kelompok rekening rill atau rekening neraca adalah rekening yang dilaporkan/disajikan di neraca. Kelompok ini adalah asset

    (aktiva), liabilitas (kewajiban), dan ekuitas (modal).

    b. Kelompok rekening nominal atau rekening laba-rugi adalah rekening yang dilaporkan/disajikan di laporan laba rugi.

    Kelompok ini adalah pendapatan dan beban-beban.

    Syaiful Bahri (2016:53-54)

    Ragam Akun menurut Sony Warsono (2013:26-29) yaitu:

    a. Akun-akun aset 1) Aset Lancar

    a) Kas, yaitu penggunaan dana berupa sumber daya yang dapat disajikan dengan uang tunai dan dapat

    digunakan segera untuk mendanai kegiatan

    operasional perusahaan.

    b) Piutang usaha, yaitu penggunaan dana berupa sumber daya yang berbentuk janji dari pihak yang membayar

    secara kredit

    c) Perlengkapan, yaitu penggunaan dana berupa sumber daya yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan

    operasional perusahaan.

    d) Dibayar dimuka sewa gedung, yaitu penggunaan dana berupa pembayaran dimuka kepada pihak yang

    menyewakan gedung yang mana masa manfaat sewa

    masih berlangsung dimasa akan datang. Meskipun

    pembayaran telah dilakukan tetapi pembayaran

    tersbut merupakan aset karena perusahaan masih

    berhak memperoleh manfaat atas gedung.

    2) Aset Tidak Lancar a) Tanah, yaitu penggunaan dana berupa sumber daya

    berwujud yang pada dasarnya tidak mengalami

    penyusutan dan tidak dimaksudkan untuk

    diperdagangkan.

    b) Bangunan, yaitu penggunaan dana berupa sumber daya berwujud yang digunakan untuk kegiatan bisnis

    perusahaan tidak dimaksudkan untuk diperdagangkan.

    c) Peralatan, yaitu pengunaan dana berupa sumber daya berwujud, seperti mesin dsb .

  • 14

    b. Akun-akun liabilitas

    1) Liabilitas lancar Utang usaha, yaitu sumber pemerolehan dana yang

    lazimnya dari transaksi pembelian secara kredit dengan

    ketentuan pelunasan ditetapkan dimasa datang.

    2) Liabilitas jangka panjang Utang hipotek, yaitu sumber pemerolehan dana

    dari pihak ketiga yang pada dasarnya disertai dengan

    penyerahan jaminan, dan pelunasan melebihi 1 periode.

    c. Akun-akun ekuitas

    1) Modal saham, yaitu sumber pemerolehan dana sebesar nilai nominal dari penerbitan saham.

    2) Premium modal saham (agio saham/pemasukan tambahan dimodal), yaitu sumber pemerolehan dana sebesar nilai

    selisih antara nilai nominal saham dan harga pasar saham

    3) Saldo laba (Laba ditahan), yaitu sumber pemerolehan dana yang berasal dari kumpulan laba yang tidak

    didistribusikan berupa dividen ke pemegang saham.

    d. Akun-akun Penghasilan

    1) Penghasilan Opersional Pendapatan usaha, yaitu sumber pemerolehan dana

    dari kegiatan bisnis utama (perusahaan di jasa)

    2) Penghasilan Non-Operasional Pendapatan lain-lain, yaitu sumber pemerolehan

    dana dari kegiatan lain-lain

    e. Akun-akun beban

    1) Beban gaji, yaitu penggunaan dana berupa jasa tenaga kerja atau keahlian karyawan

    2) Beban listrik, yaitu penggunaa dana berupa konsumsi listrik

    3) Beban penyusutan, yaitu penggunaan dana berupa konsumsi manfaat aset berwujud yang disusutkan

    Sony Warsono (2013:26-29)

    6. Kode Akun

    “Kode adalah suatu kerangka (framework) yang menggunakan

    angka atau huruf atau kombinasi angka dan huruf untuk memberi

  • 15

    tanda terhadap klasifikasi yang sebelumnya telah dibuat.” Mulyadi

    (2016:100)

    Dalam sistem pengolahan data akuntansi, kode memenuhi

    berbagai tujuan berikut ini :

    a. Mengidentifikasi data akuntansi secara unik b. Merigkas data c. Mengklasifikasi akun atau transaksi d. Menyampaikan makna tertentu

    Mulyadi (2016:101)

    Menurut Catur Sasongko et.al (2016:29) berikut ini adalah

    urutan kode awal untuk akun-akun di buku besar pada umumnya :

    a. Kode awal akun-akun Aset : 1 b. Kode awal akun-akun Liabilitas : 2 c. Kode awal akun-akun Ekuitas : 3 d. Kode awal akun-akun Pendapatan : 4 e. Kode awal akun-akun Beban : 5

    Menurut Hery (2016:19-20) daftar (list) yang memuat

    mengenai keseluruhan kode (nomor) dan nama akun,

    dinamakan sebagai bagan perkiraan (chart of accounts).

    Kode dan nama akun yang terdapat di dalam daftar

    merupakan kode dan nama akun yang akan digunakan

    oleh perusahaan untuk mencatat dan mengklasifikasikan

    setiap transaksi bisnis (peristiwa ekonomi) yang terjadi.

    Contoh chart of accounts (COA) :

    1) AKTIVA 1.1 Kas 1.2 Piutang Usaha 1.4 Perlengkapan Kantor 1.5 Asuransi Dibayar di Muka 1.7 Perabotan Kantor 1.8 Perabot Kantor

    2) UTANG 2.1 Utang 2.3 Sewa Diterima di Muka

    3) EKUITAS 3.1 Modal 3.2 Prive

  • 16

    4) PENDAPATAN 4.1 Pendapatan Usaha 4.2 Pendapatan Sewa 4.3 Pendapatan Bunga

    5) BEBAN 5.1 Beban Gaji 5.2 Beban Iklan 5.3 Beban Sewa Kantor 5.4 Beban Untilitas 5.9 Beban Rupa-rupa

    Menurut Lantip Susilowati (2016:18) “Ada beberapa kode

    akun yang dapat digunakan seperti kode numeral, kode desimal, kode

    mnemonik serta kode kombinasi huruf dan angka.”

    Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian

    nomor kode yaitu antara lain:

    a. Kode akun dapat secara sederhana dan mudah untuk diingat.

    b. Kode akun dalam penggunaannya harus konsisten.

    c. Jika ada penambah akun baru, usahakanlah jangan sampai

    mengubah kode yang sudah ada.

    Lantip Susilowati (2016:19)

    Pembuatan kode/akun perkiraan dapat diklasifikasikan

    menjadi:

    1) Kode perkiraan dengan sistem Numeral Kode perkiraan dengan sistem numeral ini merupakan cara

    untuk mencatatkan kode pada perkiraan denga

    menggunakan nomor (angka), penulisan nomor pada tiap-

    tiap perkiraan dapat dilakukan dengan bebas dan ditulis

    urut sehingga mudah dimengerti dan dibedakan antara

    perkiraan satu dengan yang lain. Lantip Susilowati

    (2016:19)

  • 17

    2) Kode Nomor Berurutan Tabel 2

    Kode Nomor Berurutan

    Nomor

    Kode

    Nama Perkiraan Nomor

    Kode

    Nama Perkiraan

    101 Kas 201 Hutang Dagang

    102 Piutang Dagang 202 Hutang Gaji

    104 Perlengkapan 301 Modal Tuan Arif

    105 Sewa Dibayar Dimuka 302 Prive Tuan Arif

    108 Peralatan Cetak 401 Pendapatan

    109 Akum. Peny. Peralatan 402 Ikhtisar Rugi Laba

    Sumber: Lantip Susilowati (2016:20)

    3) Kode Kelompok Tabel 3

    Kode Kelompok

    Nomor Kode Arti

    Angka Pertama Kelompok Akun

    Angka Kedua Golongan Akun

    Angka Ketiga Sub Golongan Akun

    Angka Keempat Jenis Akun

    Sumber: Lantip Susilowati (2016:20)

    Tabel 4

    Klasifikasi Akun Secara Lengkap

    a)Harta/Asets 11 Harta Lancar 111 Kas

    112 Bank

    113 Piutang

    12 Harta Tetap 121 Tanah

    122 Gedung

    123 Peralatan

    b)Utang/Liabilities 21 Utang Lancar 211 Utang Usaha

    212 Wesel Bayar

    213 Sewa yang masih hrs

    dibayar

    22 Utang Jangka Panjang 221 Utang Obligasi

    222 Utang Hipotik

    223 KMKP

    c)Modal 301 Modal Pemilik

    d)Pendapatan 41 Pendapatan Operasional 411 Pendapatan Servis

    412 Pendapatan…..

    42 Pendapatan Non-Operasional 421 Bunga

    422 Laba Penjualan alat

    e)Beban 51 Beban Operasional 511 Beban Gaji

  • 18

    512 Beban Iklan

    52 Beban Non-Operasonal 521 Beban Bunga

    522 Rugi Penjualan Alat

    Sumber: Lantip Susilowati (2016:21)

    4) Kode Blok Tabel 5

    Kode Blok Tiap Kelompok

    Kelompok Kode

    Harta 100-199

    Utang 200-299

    Modal 300-399

    Pendapatan 400-499

    Beban 500-599

    Sumber: Lantip Susilowati (2016:22)

    Tabel 6

    Kode Blok Tiap Jenis

    Kelompok Kode

    Harta 100

    Piutang 101

    Peralatan 150

    Kendaraan 151

    Utang Usaha 201

    Wesel Bayar 202

    Utang Obligasi 250

    Utang Hipotik 251

    Modal 300

    Prive 301

    Sumber: Lantip Susilowati (2016:22)

    Tabel 7

    Kode Blok Tiap Golongan

    Kelompok Kode

    Harta Lancar 100-149

    Harta Tetap 150-199

    Utang Lancar 200-249

    Utang Jangka Panjang 250-299

    Sumber: Lantip Susilowati (2016:22)

    7. Menyiapkan transaksi

    “Penyiapan transaksi merupakan tahap penginputan, yaitu

    menjadikan transaksi siap diolah oleh akuntansi. Kekurang-optimalan

  • 19

    dalam penyiapan transaksi akan mempengaruhi proses dan bahkan

    output yang dihasilkan.” Sony Warsono (2013:49)

    Pencatatan transaksi keuangan adalah langkah awal yang untuk

    mencatat berbagai perubahan posisi keuangan dari sebuah perusahaan

    yang dilakukan secara kronologis, dengan metode-metode tertentu

    sehingga hasil pencatatan dapat dikomunikasikan kepada pihak

    lainnya berupa laporan keuangan. V. Wiratna Sujarweni (2016:15)2

    Menurut V. Wiratna Sujarweni (2016:15-20)2 “Jika ada

    transaksi pasti ada bukti yang digunakan untuk membuktikan bahwa

    transaksi itu terjadi, bukti tersebut disebut bukti transaksi.” Bukti

    transaksi dibagi menjadi 2 yaitu :

    a. Bukti transaksi internal perusahaan Adalah bukti transaksi yang dibuat dan beredar di lingkungan

    dalam perusahaan yaitu :

    1) Bukti kas masuk, adalah tanda bukti perusahaan menerima uang secara tunai atau cash.

    2) Bukti kas keluar, adalah tanda bukti perusahaan mengeluarkan uang tunai, misalnya pembayaran gaji,

    pembayaran utang.

    3) Memo, adalah bukti pencatatan antar bagian atau manager dengan bagian-bagian yang ada dillingkungan yang lainnya.

    b. Bukti transaksi eksternal perusahaan Adalah bukti transaksi yang berhubungan dengan pihak luar

    perusahaan, bukti transaksi eksternal terdiri dari :

    1) Faktur adalah tanda bukti telah terjadi pembelian atau penjualan secara kredit.

    2) Kuitansi adalah bukti penerimaan uang dengan pengesahan berupa tanda tangan penerima uang dan diserhakan kepada

    yang membayar sejumlah uang tersebut.

    3) Nota kontan adalah bukti atas pembelian sejumlah barang secara kontan atau tunai.

    4) Nota debet adalah bukti transaksi pengiriman barang yang sudah dibeli, namun barang yang sudah dibeli oleh

    perusahaan tersebut rusak atau tidak sesuai dengan yang

    dipesan.

    5) Nota kredit adalah bukti-bukti transaksi penerimaan kembali atas barang yang sudah dijual oleh perusahaan

    karena barang tersebut rusak atau tidak sesuai dengan

    pesanan.

    6) Cek adalah surat perintah yang ditujukan kepada bank dan dibuat oleh pihak yang mempunyai rekening di bank, agar

  • 20

    bank membayar sejumlah uang kepada pihak yang namanya

    tercantum dalam cek tersebut.

    V. Wiratna Sujarweni (2016:15-20)2

    8. Jurnal

    “Jurnal merupakan catatan akuntansi permanen yang pertama,

    yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan.”

    Mulyadi (2016:79)

    “Penjurnalan adalah meringkas transaksi secara sistematis. Di

    akuntansi, fungsi ini lazim disebut juga pencatatan pertama (the

    original entry). Disebut sistematis karena penjurnalan berlandas pada

    system pencatatan berpasangan.” Sony Warsono (2013:65)

    Menurut Hery (2016:29) jurnal dibedakan menjadi dua, yaitu

    jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal umum dibuat atas

    transaksi yang tidak dicatat dalam jurnal khusus. Contoh

    transaksi yang akan dicatat dalam jurnal umum adalah transaksi

    retur pembelian, retur penjualan, serta transaksi pembelian

    peralatan & perlengkapan kantor secara kredit.

    a. Jurnal Umum

    Tabel 8

    Format Jurnal Umum

    Halaman ___________

    JURNAL UMUM

    Tanggal Keterangan Nomor

    Bukti

    Nomor

    Akun

    Debet Kredit

    Sumber: Mulyadi (2016:80)

    “Jurnal ini digunakan untuk menampung transaksi

    penjualan, pembelian, penerimaan dan pengeluaran kas,

  • 21

    penyusutan asset tetap dan transaksi lainnya. Karena dalam

    perusahaan kecil volume transaksinya masih sedikit.” Mulyadi

    (2016:80)

    Keterangan :

    1) Kolom tanggal, dikolom ini diisi dengan tanggal terjadinya transaksi, yang diisi secara berurutan sesuai dengan

    kronologi terjadinya transaksi.

    2) Kolom keterangan, kolom ini diisi dengan keterangan lengkap mengenai transaksi yang terjadi, seperti nama akun

    yg didebit dan dikredit, serta penjelasan ringkas tentang

    transaksi yang bersangkutan.

    3) Kolom nomor bukti, kolom ini digunakan untuk mencatat nomor formulir (dokumen pendukung) yang dipakai sebagai

    dasar pencatatan data dalam jurnal tersebut.

    4) Kolom nomor akun, kolom ini diisi dengan nomor akun yang didebit dan nomor akun yang dikredit dengan adanya

    transaksi.

    5) Kolom debit dan kredit, kolom ini diisi dengan jumlah rupiah transaksi

    Mulyadi (2016:80-81)

    b. Jurnal Khusus

    “Jurnal khusus merupakan jurnal yang digunakan untuk

    mencatat transaksi-transaksi khusus dalam perusahaan yang

    berhubungan dengan penjualan dan pembelian.” Yayah Sinaga

    (2016:46)

    9. Buku Besar

    “Buku besar adalah akun-akun atau rekening-rekening yang

    dikelompokkan dan berdasarkan akun yang sudah dikelompokkan tadi

    dilakukan penjumlahan nilai uangnya” V. Wiratna

    Sujarweni(2016:38)2

  • 22

    “Pemindah-bukuan (posting) adalah mengklasifikasi /

    menggolongkan hasil pencatatan yang berasal dari penjumlahan.”

    Sony Warsono (2013:68)

    “Buku besar dibedakan menjadi dua, yaitu buku besar umum

    (general ledger) dan buku pembantu (subsidiary ledger).” Hery

    (2016:30)

    “Buku besar dibuat dengan urutan akun seperti yang tercantum

    pada bagan perkiraan (chart of accounts), yang dimulai dengan akun

    neraca (kas, piutang usaha, dan seterusnya)” Hery (2016:30)

    Menurut Mulyadi (2016:96) “Buku besar umumnya berbentuk

    T, yang merupakan catatan akuntansi yang dibagi dua secara vertikal,

    sebelah sebelah kiri disebut debit, dan sebelah kanan disebut kredit.”

    Tabel 9

    Nama Perusahaan

    Buku Besar

    Periode

    Nama Akun:…………. Kode Akun:………...

    Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Saldo

    Sumber: Lantip Susilowati (2016:67)

    10. Neraca Saldo

    “Neraca saldo adalah buku yang berisi daftar seluruh akun

    dengan saldo yang berasal dari masing-masing akun yang telah dibuat

    dalam buku besar dengan sejumlah uang yang diletakkan dalam sisi

    debet dan kredit.” V.Wiratna Sujarweni (2016:41)2

  • 23

    “Neraca saldo diperlukan untuk memastikan bahwa tidak adanya

    kesalahan didalam memposting jumlah debet/kredit dari jurnal ke

    buku besar.” Hery (2016:37)

    “Neraca saldo adalah sebuah daftar yang berisikan saldo akhir

    seluruh akun yang ada di kode akun perusahaan.” Catur Sasongko

    et.al (2016:40)

    Tabel 10

    Neraca Saldo

    (Nama perusahaan)

    Neraca Saldo

    (Periode)

    Nama Akun Debit Kredit

    Akun-akun Asset………………………...

    Akun-akun Liabilitas…………………….

    Akun-akun Ekuitas………………………

    Akun-akun Pendapatan………………….

    Akun-akun Beban………………………..

    Total

    Sumber : Catur Sasongko et.al (2016:41)

    Terdapat aturan yang harus ditaati dalam menyusun neraca

    saldo, yaitu sebagai beriku :

    a. Neraca saldo dimulai dengan akun-akun asset kemudian diteruskan dengan akun-akun liabilitas, akun-akun modal

    pemilik(ekuitas), akun-akun pendapatan, dan diakhiri dengan

    akun-akun beban.

    b. Jumlah keseluruhan sisi debit harus sama atau seimbang dengan jumlah sisi kredit. Jika ditemukan kondisi yang tidak sama maka

    haruslah dicarikan penyebabnya. Kita tidak akan dapat

    menyusun laporan keuangan jika neraca saldo tidak seimbang.

    Catur sasongko et.al (2016:41)

  • 24

    11. Jurnal Penyesuaian

    Jurnal penyesuaian yaitu jurnal yang digunakan untuk

    menyesuaikan saldo-saldo rekening yang ada di neraca saldo

    menjadi saldo yang sebenarnya sampai dengan akhir periode

    akuntansi, dengan tujuan akan mencerminkan keadaan aktiva,

    utang, modal, pendapatan, dan biaya yang sebenarnya.

    V.Wiratna Sujarweni (2016:43)2

    “Ayat jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo akun di

    buku besar pada akhir periode akuntansi disebut dengan Ayat Jurnal

    Penyesuaian.” Catur Sasongko et.al (2016:59)

    Menurut Catur Sasongko et.al (2016:60) “Berikut ini adalah

    ringkasan jenis penyesuaian dan ayat jurnal penyesuaian yang umum

    di perusahaan” :

    Tabel 11

    Ringkasan Jurnal Penyesuaian

    Jenis Penyesuaian Ayat Jurnal Penyesuaian

    Beban Dibayar dimuka Dr. Beban

    Cr. Aset

    Pendapatan Diterima di Muka Dr. Liabilitas

    Cr. Pendapatan

    Beban yang Masih Harus

    Dibayar

    Dr. Beban

    Cr. Liabilitas

    Pendapatan yang Masih Harus

    Dibayar

    Dr. Aset

    Cr. Pendapatan

    Aset Tetap (dikenal dengan

    penyusutan)

    Dr. Beban

    Cr. Lawan Akun Aset Tetap

    Sumber : Catur Sasongko et.al (2016:60)

    Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data dari neraca

    saldo. Yang perlu disesuaikan adalah :

    a. Pendapatan yang masih harus diterima (Piutang Pendapatan)

    Jurnal penyesuaiannya adalah:

    Piutang Rp xxx

    Pendapatan Rp xxx

    b. Biaya yang masih harus dibayar (utang biaya) Jurnal penyesuaiannya adalah:

  • 25

    Beban Rp xxx

    Utang Rp xxx

    c. Pendapatan Diterima Dimuka 1) Pendekatan Utang, jurnal penyesuaiannya adalah:

    Pendapatan diterima dimuka Rp xxx

    Pendapatan Rp xxx

    2) Pendekatan Pendapatan, jurnal penyesuaiannya adalah: Pendapatan sewa Rp xxx

    Sewa diterima dimuka Rp xxx

    d. Beban Dibayar Dimuka 1) Pendekatan asset, Jurnal penyesuaiannya adalah:

    Beban asset (asuransi/iklan/sewa/dll) Rp xxx

    Asset dibayar dimuka Rp xxx

    2) Pendekatan beban, jurnal penyesuaiannya adalah: Asset dibayar dimuka Rp xxx

    Beban asset (asuransi/iklan/sewa/dll) Rp xxx

    e. Piutang Tak Tertagih Jurnal penyesuaiannya adalah:

    Beban cadangan kerugian piutang Rp xxx

    Cad. kerugian piutang tak tertagih Rp xxx

    f. Depresiasi Aktiva Tetap Jurnal Penyesuaiannya adalah:

    Beban penyusutan asset tetap Rp xxx

    Akumulasi Penyusutan asset tetap Rp xxx

    g. Perlengkapan Jurnal penyesuaiannya adalah:

    Beban perlengkapan Rp xxx

    Perlengkapan Rp xxx

    V. Wiratna Sujarweni (2016:44)2

    Tabel 12

    Jurnal Penyesuaian

    (Nama Perusahaan)

    Jurnal Penyesuaian

    (Tahun periode)

    Tanggal Deskripsi PR Debit Kredit

    Sumber : Catur Sasongko et.al (2016:67)

  • 26

    12. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

    “Neraca saldo setelah penyesuaian adalah daftar saldo

    akun-akun yang ada pada tanggal tertentu terletak di buku besar

    setelah dilakukan pembaruan karena adanya jurnal penyesuaian.”

    V.Wiratna Sujarweni (2016:49)2

    Menurut V. Wiratna Sujarweni (2016:49)2 “Neraca saldo

    setelah penyesuaian menunjukkan keadaan yang benar-benar nyata.

    Berdasarkan neraca saldo stelah penyesuaian maka selanjutnya siap

    untuk dibuat laporan keuangan.

    Contoh neraca saldo setelah penyesuaian :

    Tabel 13

    Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

    Kode akun

    Nama Akun

    Neraca Saldo Jurnal Penyesuaian Neraca Saldo setelah

    Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit

    Total

    Sumber : V.Wiratna Sujarweni (2016:49)2

    13. Laporan Keuangan

    “Laporan Keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi

    keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu”

    Kasmir (2016:7)

    Secara umum, tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

    informasi tentang posisi keuangan, kinerja keuangan, dan

    laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah

    besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi atau

    siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

  • 27

    keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Rahmat

    Hidayat (2017:31)

    Dalam praktiknya sifat laporan keuangan dibuat :

    a. Bersifat historis, artinya bahwa laporan keuangan dibuat dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa

    sekarang.

    b. Bersifat menyeluruh, artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau dibuat

    selengkap mungkin.

    Kasmir (2016:12)

    Menurut IAI (2016:45) “Komponen laporan keuangan SAK

    EMKM tidak meliputi laporan perubahan ekuitas maupun laporan arus

    kas karena :

    a. Pengguna laporan keuangan yang terbatas b. Relevansi informasi yang dihasilkan oleh laporan keuangan,

    dan

    c. Pertimbangan kemudahan dalam penerapan pengaturan SAK EMKM.

    Menurut IAI (2016:47) “Laporan keuangan entitas mikro, kecil,

    dan menengah terdiri dari :

    a. Laporan posisi keuangan b. Laporan laba rugi c. Catatan atas laporan keuangan

    14. Laporan Laba Rugi

    “Laporan Laba Rugi adalah sebuah laporan yang meyajikan

    hasil operasi perusahaan yang dituangkan dalam nilai pendapatan dan

    beban.” Catur Sasongko et.al (2016:83)

    Laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan

    kondisi usaha dalam suatu periode tertentu yang tergambar dari

    jumlah pendapatan yang diterima dan biaya yang telah

    dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam

    keadaan laba atau rugi. Kasmir (2016:29)

  • 28

    Tabel 15

    Laporan Laba Rugi

    ENTITAS

    LAPORAN LABA RUGI

    UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X8

    PENDAPATAN

    Pendapatan usaha xxxx

    Pendapatan lain-lain xxxx

    JUMLAH PENDAPATAN xxxx

    BEBAN

    Beban usaha xxxx

    Beban lain-lain xxxx

    JUMLAH BEBAN xxxx

    LABA (RUGI) SEBELUM

    PAJAK PENGHASILAN xxxx

    Beban pajak penghasilan xxxx

    LABA (RUGI) SETELAH

    PAJAK PENGHASILAN xxxx

    Sumber : IAI (2016:51)

    Secara umum, urutan klasifikasi akun nominal dalam laporan

    laba/rugi dapat dikelompokkan menjadi :

    a. Pendapatan (income,revenue) Pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan

    kewajiban perusahaan, yang berasal dari penjualan barang atau

    jasa pada satu periode akuntansi.Pendapatan dikelompokkan

    menjadi 3 yaitu:

    1) Pendapatan usaha (operating income) yaitu pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha pokok atau utama

    perusahaan. Contoh: pendapatan jasa/usaha, penjualan

    barang dagangan/hasil produksi

    2) Pendapatan di luar usaha/pendapatan lain-lain (The other income),yaitu pendapatan yang diperoleh dari hasil bukan

  • 29

    usaha pokok atau utama perusahaan. Contoh : pendapatan

    bunga, pendapatan sewa, penjualan aktiva tetap.

    b. Beban usaha (Expense) Beban adalah biaya yang dimanfaatkan untuk menghasilkan

    pendapatan satu periode. Beban dapat dikelompokkan menjadi 2

    yaitu:

    1) Beban usaha/operasional (operating expense) adalah biaya yang digunakan untuk mendapatkan pendapatan utama.

    Contoh : beban gaji, beban listrik, beban penyusutan.

    2) Beban di luar usaha (operating expense) biaya yang digunakan untuk mendapatkan pendapatan selain utama.

    Contoh: rugi penjualan aktiva tetap, beban bunga.

    V.Wiratna Sujarweni (2016:31)2

    15. Laporan Posisi Keuangan

    “Laporan posisi keuangan adalah sebuah laporan yang

    menggambarkan posisi keuangan yaitu posisi asset, liabilitas, dan

    modal pemilik dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu” Catur

    Sasongko et.al (2016:85)

    “Laporan posisi keuangan merupakan laporan wajib

    dibuat/disusun oleh perusahaan untuk menggambarkan kekayaan dan

    kewajiban yang dimilikinya.” Indra Mahardika (2017:32)

  • 30

    Tabel 16

    Laporan Posisi Keuangan

    ENTITAS

    LAPORAN POSISI KEUANGAN

    31 DESEMBER 20X8

    ASET

    Kas dan setara kas

    Kas xxxx

    Giro xxxx

    Deposito xxxx

    Jumlah kas dan setara kas xxxx

    Piutang usaha xxxx

    Persediaan xxxx

    Beban dibayar dimuka xxxx

    Aset tetap xxxx

    Akumulasi penyusutan (xxxx)

    JUMLAH ASET xxxx

    LIABILITAS

    Utang usaha xxxx

    Utang Bank xxxx

    JUMLAH LIABILITAS xxxx

    EKUITAS

    Modal xxxx

    Saldo laba (debit) xxxx

    JUMLAH EKUITAS xxxx

    JUMLAH LIABILITAS & EKUITAS xxxx

    Sumber : IAI (2016:50)

  • 31

    16. Jurnal Penutup

    Jurnal penutup yaitu jurnal yang digunakan untuk menutup

    semua akun nominal (pendapatan dan beban) pada akhir

    periode, dilakukan dengan cara menjurnal akun-akun tersebut

    pada lawan saldo nominal. Atau dengan kata lain jurnal penutup

    dilakukan dengan maksud untuk mengenalkan saldo akun

    sementara (pendapatan dan beban), sehingga perusahaan dapat

    mengetahui laba atau rugi usaha selama satu periode. V. Wiratna

    Sujarweni (2016:63)2

    “Proses penutupan akun merupakan kegiatan yang harus

    dilakukan di akhir periode akuntansi setelah laporan keuangan selesai

    disusun. Proses penutupan akun menyiapkan akun untuk mencatat

    transaksi yang terjadi pada periode berikutnya.” Catur Sasongko et.al

    (2016:92)

    Hal-hal yang harus dilakukan pada proses penutupan adalah :

    a. Mengidentifikasi akun yang akan ditutup b. Membuat ayat jurnal penutup dan memposting-nya ke buku

    besar

    c. Menyiapkan neraca saldo setelah penutupan Catur Sasongko et.al (2016:92)

    “Tujuan dibuatnya jurnal penutup adalah untuk memindahkan

    saldo akhir dari akun-akun pendapatan, beban, dan prive ke akun

    modal pemilik.” Catur Sasongko et.al (2016:92)

    Terdapat beberapa jurnal penutup yang harus dibuat adalah

    sebagai berikut :

    1) Menutup akun-akun dengan saldo pendapatan (nominal kredit) Pendapatan Rp xxx

    Ikhtisar laba-rugi Rp xxx

    2) Menutup akun-akun dengan saldo beban (normal debet) Ikhtisar laba-rugi Rp xxx

    Beban-beban Rp xxx

    3) Menutup akun ikhtisar laba rugi jika laba Ikhtisar laba-rugi Rp xxx

    Modal/laba ditahan Rp xxx

  • 32

    4) Menutup akun ikhtisar laba rugi jika rugi Modal/laba ditahan Rp xxx

    Ikhtisar laba-rugi Rp xxx

    5) Menutup akun dividen/prive Modal/laba ditahan Rp xxx

    Prive/dividen Rp xxx

    V. Wiratna Sujarweni (2016:63)2

    17. Neraca Saldo Setelah Penutup

    Neraca saldo setelah penutupan adalah neraca saldo yang dibuat

    setelah akun nominal atau akun sementara ditutup atau saldonya

    di nol kan, dengan cara membuat jurnal penutup. Isi dari neraca

    saldo setelah penutupan adalah akun-akun riil (aktiva, hutang,

    modal) riil, yaitu akun yang saldonya terbawa dari periode ke

    periode akuntansi berikutnya. V. Wiratna Sujarweni (2016:65)2

    Hanya akun-akun permanen (akun-akun yang ada di laporan

    posisi keuangan) yang ada di neraca saldo setelah penutupan.

    Akun-akun temporer (ikhtiar laba rugi, pendapatan, beban, dan

    prive) telah ditutup sehingga tidak akan pernah ada dineraca

    saldo setelah penutupan. Catur Sasongko et.al (2016:97)

    Tabel 17

    Neraca Saldo Setelah Penutupan

    (nama perusahaan)

    Neraca Saldo Setelah Penutupan

    (tahun periode)

    Debit Kredit

    Total

    Sumber : Catur Sasongko et.al (2016:97)

    18. Jurnal Pembalik

    Jurnal pembalik atau sering disebut jurnal penyesuaian kembali

    adalah jurnal yang biasanya dibuat pada awal periode, dibuat

    kebalikan dari jurnal penyesuaian sebelumnya. Jurnal ini

    bersifat opsional artinya boleh dibuat atau tidak. Jika dibuat

    maka akan memberi manfaat, diperiode berikutnya akan labih

    praktis pencatatannya. Tidak semua ayat jurnal penyesuaian

  • 33

    dilakukan pembalikan. Jurnal penyesuaian yang perlu dibalik

    adalah :

    1) Pendapatan yang masih harus diterima 2) Beban dibayar dimuka (jika diakui sebagai beban) 3) Beban yang masih harus dibayar 4) Penghasilan diterima dimuka (jika diakui sebagai

    pendapatan).

    V. Wiratna Sujarweni (2016:66)2

    Pencatatan pembalik dilakukan karena 2 (dua) pertimbangan.

    Pertimbangan pertama, pencatatan pembalik dilakukan dalam rangka

    mencegah ketidakkonsistenan pencatatan di masa datang.

    Pertimbangan kedua, pencatatan pembalik dilakukan untuk menjaga

    konsistensi pencatatan uang merupakan keharusan. (Sony Warsono

    2013:119)

    19. Penyusutan

    “Penyusutan adalah alokasi biaya perolehan asset tetap selama

    masa manfaatnya. Beban depresiasi akan dibebankan di laporan laba

    rugi pada periode terjadinya.” Catur Sasongko et.al (2016:257)

    “Depresiasi adalah proses pengalokasian biaya perolehan asset

    tetap menjadi beban selama masa manfaatnya dengan cara yang

    rasional dan sistematis.” Haryono Jusup (2014:144)

    Ada tiga factor yang berpengaruh dalam penghitungan

    depresiasi, yaitu :

    a. Biaya perolehan adalah semua pengeluaran yang diperlukan untuk memperoleh sebuah asset sampai asset tersebut siap

    digunakan.

    b. Masa manfaat adalah jangka waktu pemakaian asset yang diharapkan oleh perusahaan. Masa manfaat dapat juga

    dinyatakan dalam suatu waktu, unit aktivitas (misalnya jam

  • 34

    kerja mesin), atau satuan hasil yang diharapkan dari suatu

    asset.

    c. Nilai residu atau nilai sisa adalah taksiran nilai tunai asset pada akhir masa manfaat asset tersebut. Nilai ini bisa

    didasarkan pada taksiran nilai asset sebagai barang bekas,

    atau bisa juga atas dasar taksiran bla asset ditukar dengan

    asset lain diakhir masa manfaat.

    Haryono Jusup (2014:146-147)

    Metode yang digunakan dalam akuntansi dan laporan keuangan

    bisa saja berbeda dengan metode yang digunakan dalam pajak.

    Metode yang sering kali digunakan adalah metode garis lurus. Catur

    Sasongko et.al (2016:258)

    “Tiga metode yang seringkali digunakan adalah Metode Garis

    Lurus, Metode Unit Produksi, dan Metode Saldo Menurun.” Catur

    Sasongko et.al (2016:258)

    a. Metode garis lurus Menghasilkan jumlah beban depresiasi yang sama setiap

    tahunnya selama masa manfaat asset.

    Berikut ini adalah rumus metode garis lurus :

    Beban Depresiasi = Harga Perolehan – Nilai Sisa

    Masa Manfaat

    Catur Sasongko et.al (2016:258)

    Metode garis lurus mudah dan banyak digunakan, selain itu

    juga memberikan alasan yang masuk akal untuk

    mentransfer biaya perolehan asset ke beban depresiasi

    sesuai dengan periode penggunaan asset dan perolehan

    pendapatan, serta menghasilkan nilai beban depresiasi yang

    sama dari periode satu ke periode lainnya. Catur Sasongko

    et.al (2016:258)

    Menurut IAI (2016:58) perhitungan beban penyusutan

    metode garis lurus adalah sebagai berikut :

    Tarif penyusutan tahun ke-1 : 100% / Tahun manfaat

  • 35

    Beban penyusutan pertahun : harga perolehan x tarif

    penyusutan

    Beban penyusutan perbulan : 1/12 x beban penyusutan

    pertahun

    b. Metode unit produksi Menghasilkan nilai beban depresiasi yang sama untuk

    setiap unit yang di produksi atau setiap kapasitas yang

    digunakan oleh asset tetap yang bersangkutan.

    Berikut ini adalah rumus metode garis lurus :

    B. Dep = Harga Perolehan – Nilai Sisa

    Jmlh unit yg akan diproduksi selama masa manfaat

    Catur Sasongko et.al (2016:259)

    c. Metode saldo menurun Menghasilkan penurunan terhadap beban depresiasi per

    periodenya sepanjang masa manfaat asset tetap yang

    berasangkutan. Dalam menggunakan metode ini, tarif

    tahunan metode garis lurus dua kali. Misalkan tarif saldo

    menurun untuk asset dengan masa manfaat 5 tahun adalah

    40%, yaitu dua kali dari tarif garis lurus 20% (100%/5).

    Catur Sasongko et.al (2016:259)

    Tabel berikut menggambarkan kelompok harta berwujud,

    metode, serta tarif penyusutannya berdasarkan pasal 11 Undang-

    undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

    Tabel 18

    Tarif penyusutan harta berwujud

    Kelompok Harta

    Berwujud

    Masa

    Manfaat

    Tarif

    Penyusutan

    Berdasarkan

    Metode Garis

    Lurus

    Tarif

    Penyusutan

    Berdasarkan

    Metode Saldo

    Menurun

    1. Bukan Bangunan

    Kelompok 1 4 tahun 25 % 50 %

    Kelompok 2 8 tahun 12,50 % 25 %

    Kelompok 3 16 tahun 6,25 % 12,5 %

    Kelompok 4 20 tahun 5 % 10 %

    2. Bangunan Permanen 20 tahun 5 %

    Tidak Permanen 10 tahun 10 %

    Sumber : Waluyo (2012:135)

  • 36

    B. Hasil Penelitian Terdahulu

    Tabel 18

    Hasil Penelitian Terdahulu

    Identitas

    Peneliti

    Aspek

    Lisna Maulida

    A03130032

    Politeknik Negeri

    Banjarmasin

    Lintang Retty Dewi

    A03140021

    Politeknik Negeri

    Banjarmasin

    Judul Penerapan Akuntansi

    Pokok Pada PT Mumtaz

    Karima Banjarmasin

    Penerapan Akuntansi

    Pokok Untuk

    Menyusun Laporan

    Keuangan Pada CV

    Raditya

    Objek

    Penelitian

    PT Mumtaz Karima

    Banjarmasin

    CV Raditya

    Permasalahan Bagaimana penerapan

    akuntansi pokok pada PT

    Mumtaz Karima

    Banjarmasin?

    Bagaimana penerapan

    akuntansi pokok untuk

    menyusun laporan

    keuangan pada CV

    Raditya?

    Tujuan

    Penelitian

    Untuk menerapkan

    akuntansi pokok pada PT

    Mumtaz Karima

    Banjarmasin.

    Untuk menerapkan

    akuntansi pokok dalam

    penyusunan laporan

    keuangan pada CV

    Raditya.

    Metode

    Penelitian

    Wawancara dan

    Dokumentasi

    Wawancara,

    Dokumentasi dan Studi

    Pustaka.

    Hasil

    Penelitian

    Penulis menyusun

    laporan keuangan pada

    periode 01 Oktober s/d

    31 Desember 2015

    Penulis menyusun

    laporan keuangan pada

    periode 01 Oktober s/d

    31 Desember 2016

    Sumber : Lisna Maulida (2016), Lintang Retty Dewi (2017)

    B. Hasil Penelitian Terdahulu