16
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Struktur Modal Teori struktur modal berkaitan dengan bagaimana modal dialokasikan dalam aktivitas investasi aktiva riil perusahaan, yaitu dengan cara menentukan struktur modal antara modal hutang dan modal sendiri. Biasanya berkaitan dengan proyek proposal suatu investasi perusahaan dan tugas manajemen keuangan adalah menentukan struktur modal optimal untuk menentukan kegiatan investasi perusahaan. Keputusan pendanaan oleh manajemen akan berpengaruh pada penilaian perusahaan yang tercermin pada harga saham. Oleh karena itu, salah satu tugas manajer keuangan adalah menentukan kebijakan pendanaan yang dapat memaksimalkan harga saham yang menunjukkan nilai perusahaan (Harmono, 2011). 2. Teori Keagenan Teori keagenan menggambarkan perusahaan sebagai titik temu hubungan keagenan antara pemilik perusahaan (principal) dengan manajemen perusahaan sebagai agent. Hubungan ini muncul ketika satu orang atau lebih mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut (Atmaja, 2003). Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori ...repository.ump.ac.id/1639/3/FAUZIYYAH MULTA BAB II.pdfkeuntungan dimasa yang akan datang. Investasi dapat di bedakan menjadi 2

  • Upload
    lephuc

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Struktur Modal

Teori struktur modal berkaitan dengan bagaimana modal

dialokasikan dalam aktivitas investasi aktiva riil perusahaan, yaitu

dengan cara menentukan struktur modal antara modal hutang dan

modal sendiri. Biasanya berkaitan dengan proyek proposal suatu

investasi perusahaan dan tugas manajemen keuangan adalah

menentukan struktur modal optimal untuk menentukan kegiatan

investasi perusahaan. Keputusan pendanaan oleh manajemen akan

berpengaruh pada penilaian perusahaan yang tercermin pada harga

saham. Oleh karena itu, salah satu tugas manajer keuangan adalah

menentukan kebijakan pendanaan yang dapat memaksimalkan harga

saham yang menunjukkan nilai perusahaan (Harmono, 2011).

2. Teori Keagenan

Teori keagenan menggambarkan perusahaan sebagai titik temu

hubungan keagenan antara pemilik perusahaan (principal) dengan

manajemen perusahaan sebagai agent. Hubungan ini muncul ketika

satu orang atau lebih mempekerjakan orang lain (agent) untuk

memberikan jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang

pengambilan keputusan kepada agen tersebut (Atmaja, 2003).

Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

9

Konflik keagenan muncul dalam dua bentuk. Kedua bentuk

tersebut yaitu pemilik perusahaan (principal) dengan pihak manajemen

(agent), dan antara pemegang saham dan pemegang obligasi. Tujuan

normatif pengambilan keputusan keuangan yang menyatakan bahwa

keputusan diambil untuk memaksimumkan kemakmuran pemilik

perusahaan hanya benar apabila pengambilan keputusan keuangan

yang dilakukan oleh manajer adalah keputusan yang ditujukan untuk

kepentingan para pemilik perusahaan.

Atmaja (2003) menyebutkan masalah keagenan (agency problem)

dengan manajer potensial terjadi apabila manajemen tidak memiliki

saham mayoritas perusahaan. Pemegang saham tentu menginginkan

manajer bekerja dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran

pemegang saham, tetapi para manajer lebih cenderung untuk

memaksimumkan kemakmuran mereka sendiri, maka terjadilah

conflict of interest. Untuk meyakinkan bahwa manajer bekerja

sungguh-sungguh untuk kepentingan pemegang saham, pemegang

saham harus mengeluarkan biaya yang disebut agency cost yang

meliputi pengeluaran untuk memonitor kegiatan manajer, untuk

membuat suatu struktur oraganisasi yang meminimalkan tindakan-

tindakan manajer yang tidak diinginkan, serta oportunity cost yang

timbul akibat kondisi dimana manajer tidak dapat segera mengambil

keputusan tanpa persetujuan pemegang saham.

Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

10

Jensen dan Meckling (1976) mengelompokkan agency cost

menjadi tiga yaitu monitoring cost yang merupakan biaya untuk

memonitor perilaku manajer, bonding cost yaitu biaya untuk membuat

mekanisme agar manajer bertindak sesuai dengan kepentingan

pemegang saham, dan residual loss yaitu biaya untuk mendorong

manajer melakukan tindakan sesuai kemampuannya untuk kepentingan

pemegang saham.

Untuk mengurangi agency cost adalah dengan meningkatkan

kepemilikan saham perusahaan oleh manajer. Manajer akan merasakan

langsung manfaat dari keputusan yang mereka lakukan dan apabila

terjadi kerugian merupakan konsekuensi dari kesalahan pengambilan

keputusan. Kepemilikan ini akan mensejajarkan kepentingan

manajemen dengan kepentingan pemegang saham (Jensen dan

Meckling, 1976). Selain itu penggunaan hutang dapat mengurangi

agency cost. Utang dapat mengontrol manajer yang memiliki free cash

flow yang berlebihan dan investasi yang optimal.

3. Pengertian Investasi

Investasi pada hakekatnya didefinisikan sebagai penempatan

sejumlah dana pada masa sekarang dengan harapan memperoleh

keuntungan dimasa yang akan datang. Investasi dapat di bedakan

menjadi 2 (dua) yaitu investasi pada asset riil dan investasi pada asset

finansial. Investasi pada asset rill dapat berbentuk pembelian asset

produktif, misalnya pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, dan

Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

11

pembukaan perkebunan. Sedangkan investasi pada sektor finansial

dilakukan di pasar uang, misalnya berupa saham , obligasi, waran dan

opsi (Halim, 2005). Investasi mengharapkan keuntungan dari adanya

kenaikan dari nilai uang seiring dengan berjalannya waktu. Uang yang

diharapkan memberikan keuntungan tersebut dialokasikan dalam

bentuk aset (Kaweny, 2007).

4. Keputusan Investasi

Kebijakan investasi adalah kebijakan atau keputusan yang diambil

para manajer untuk menanamkan modal pada satu atau lebih asset

untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.

Manajemen keuangan berkewajiban untuk memutuskan pengalokasian

dana yang diperoleh perusahaan apakah akan ditanamkan pada asset

tetap atau asset lancar (Murtini, 2008). Dapat disimpulkan bahwa

keputusan investasi penting sebab untuk mencapai tujuan perusahaan

tersebut hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan.

Perusahaan merupakan sebuah kombinasi antara asset milik

perusahaan dengan investasi di masa yang akan datang.

5. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial merupakan kondisi di mana manajer

memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut

sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan (Christiawan dkk,

2007). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepemilikan

manajerial merupakan kondisi di mana manajer perusahaan merangkap

Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

12

jabatan sebagai manajemen perusahaan sekaligus pemegang saham

yang turut aktif dalam pengambilan keputusan.

Manajer dalam menjalankan operasi perusahaan seringkali

bertindak bukan untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang

saham, melainkan justru tergoda untuk meningkatkan

kesejahteraannya sendiri. Konflik yang disebabkan oleh pemisahan

antara kepemilikan dan fungsi pengelolaan dalam teori keuangan

disebut konflik keagenan atau agency conflict (Luciana Spica Almilia

dkk, 2006).

Di atas tentunya akan berbeda jika kondisi manajer juga sekaligus

sebagai pemegang saham. Secara teoritis ketika kepemilikan

manajerial rendah maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya

perilaku oportunistik manajer akan meningkat. Adanya kepemilikan

manajerial dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan

kepentingan antara pemegang saham luar dengan manajemen (Jensen

dan Meckling, 1976).

6. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional merupakann kondisi dimana institusi

memiliki saham dalam suatu perusahaan. Institusi tersebut dapat

berupa institusi pemerintah, institusi swasta, domestik maupun asing

(Wahyu Widarjo, 2010). Investor institusional tidak jarang menjadi

mayoritas dalam kepemilikan saham. Hal tersebut dikarenakan para

investor institusional memiliki sumber daya yang lebih besar daripada

Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

13

pemegang saham lainnya sehingga dianggap mampu melaksanakan

mekanisme pengawasan yang baik. Dari berbagai pengertian di atas

dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional merupakan kondisi

di mana institusi atau lembaga eksternal yang turut memiliki saham di

dalam perusahaan.

Kepemilikan institusional memiliki peranan yang sangat penting

dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara manajer

dan pemegang saham. Keberadaan investor institusional dianggap

mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap

keputusan yang diambil oleh manajer. Hal ini disebabkan investor

institusional terlibat dalam pengambilan keputusan strategis suatu

perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976).

Pengawasan yang dilakukan oleh investor institusional akan

menjamin kemakmuran pemegang saham. Pengaruh kepemilikan

institusional sebagai agen pengawas ditekan melalui investasi mereka

yang cukup besar dalam pasar modal (Vera Kusumawati, 2011).

7. Financial Leverage

Penggunaan hutang untuk pembiayaan investasi dapat dikatakan

sebagai financial leverage (Liono, 2009). Dalam penelitian Aliahmed

(2008) menyebutkan bahwa leverage adalah salah satu faktor yang

digunakan oleh perusahaan untuk pertimbangan dalam menentukan

tingkat investasinya. Menurut Dang (2010) leverage memberikan efek

yang negatif terhadap investasi perusahaan.

Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

14

8. Profitabilitas

Menurut Wahidahwati (2002) profitabilitas merupakan gambaran

dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Ukuran

profitabilitas dapat berbagai macam seperti laba operasi, laba bersih,

tingkat pengembalian investasi/aktiva, dan tingkat pengembalian

ekuitas pemilik. Rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas

menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan.

Kusumadilaga (2010) mengungkapkan bahwa rasio profitabilitas

atau rasio rentabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada

pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak. Semakin

besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan

perusahaan untuk membayarkan dividennya. Para manajer tidak hanya

mendapatkan dividen, tapi juga akan memperoleh power yang lebih

besar dalam menentukan kebijakan perusahaan.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Haruman (2008) dan Wahyuni, dkk

(2015) menemukan bahwa kepemilikan manajerial memiliki pengaruh

negatif terhadap keputusan investasi. Hal ini dikarenakan dengan adanya

kepemilikan manajerial maka akan menimbulkan rasa memiliki sehingga

manajer dalam pengambilan keputusan cenderung bertindak hati-hati,

karena segala hasil dari investasi yang dilakukan baik yang

Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

15

menguntungkan atau tidak menguntungkan akan berimbas pada manajer.

Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Wahyudi dan Hartini (2006)

yang menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berdampak positif

terhadap keputusan investasi perusahaan.

Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap keputusan

investasi. Semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin besar

pula pengawasan yang diberikan kepada pihak manajerial, maka pihak

institusional menginginkan adanya dividen yang besar pula sehingga

semakin besar dividen yang diberikan kepada pihak institusional maka

semakin besar pula investasi yang akan ditanamkan (Susanto, 2009).

Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh

Haruman (2008) dan Wahyuni, dkk (2015) menunjukkan bahwa variabel

kepemilikan institusional memiliki arah hubungan yang negatif dengan

keputusan investasi. Hal ini disebabkan karena tidak semua pemilik saham

institutional menginginkan investasi yang tinggi, karena mereka juga

menginkan kesejahteraan melalui pembayaran dividen. Sedangkan

investasi akan mengurangi dividen yang akan mereka terima.

Profitabilitas berpengaruh positif terhadap keputusan investasi hal

ini ditunjukkan dalam penelitian Saragih (2008), Wijaya Muwarni (2011)

dan Fitzsimmons et al. (2005). Fitzsimmons et al. (2005) menyebutkan

bahwa profitabilitas merupakan salah satu ukuran kinerja perusahaan.

Hubungan antara profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan adalah hal

yang berkelanjutan terutama apabila kesempatan untuk melakukan

Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

16

investasi kembali tinggi. Profitabilitas memberikan fleksibilitas bagi

manajer perusahaan untuk melakukan berbagai investasi yang dapat

memberikan keuntungan bagi perusahaan di masa depan. Berbanding

terbalik dengan hasil di atas Wahyuni, dkk, (2015) dan Machmud dan

Djakman (2008) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif.

Financial leverage yang tinggi menggambarkan kebijakan atau

keputusan investasi yang menyimpang (Sandiar, 2012). Hal ini sejalan

dengan hasil penelitian Wahyuni, dkk (2015) yang menunjukkan bahwa

financial leverage berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi.

Penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian Aliahmed (2008) yang

menunjukkan bahwa hubungan antara kebijakan utang dan investasi

perusahaan adalah positif. Hal ini karena perusahaan dapat menahan kas

dalam jumlah yang kecil dan menggunakan dana yang diperoleh dari utang

untuk investasi perusahaan.

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian landasan teori diatas dalam tinjauan pustaka

yang telah diuraikan sebelumnya, maka model kerangka kajian yang

digunakan untuk memudahkan pemahaman konsep yang digunakan

sebagai berikut:

Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

17

Gambar 2.1

Model Penelitian

H1(-)

H2(-)

H3(-)

H4(+)

H5

Agency theory menggambarkan hubungan antara manajer perusahaan

atau sebagai pihak agent dengan pemegang saham atau pihak principal.

Manajer keuangan harus mempunyai tujuan yang sejalan dengan tujuan

utama berdirinya perusahaan yaitu meningkatkan nilai kekayaan atau

memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Menurut Christiawan

dan Tarigan (2007) bahwa masalah utama dalam agency theory adalah

konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham.

Konflik keagenan (agency conflict) timbul apabila keputusan manajer

sudah tidak sejalan lagi dengan pemegang saham dan hanya

memaksimalkan kepentingannya sendiri. Hal tersebut merupakan suatu

Kepemilikan Institusional

(X2)

Financial Leverage (X3)

Keputusan

Investasi (Y)

Kepemilikan Manajerial

(X1)

Profitabilitas (X4)

Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

18

ancaman bagi pemegang saham. Dengan adanya kepemilikan manajerial

maka akan menimbulkan rasa memiliki sehingga manajer dalam

pengambilan keputusan cenderung bertindak hati-hati, karena segala hasil

dari investasi yang dilakukan baik yang menguntungkan atau tidak

menguntungkan akan berimbas pada manajer.

Agency theory di sini akan menggambarkan hubungan antara manajer

sebagai agent dan institusi sebagai pihak principal. Menurut Haruman

(2008) tidak semua pemilik saham institutional menginginkan investasi

yang tinggi, karena mereka juga menginginkan kesejahteraan melalui

pembayaran dividen, sedangkan investasi akan mengurangi dividen yang

akan mereka terima. Walaupun perannya di dalam perusahaan sebagai

controlling, tetapi tidak menutup kemungkinan para pemilik institutional

ini akan mementingkan kepentingan institusinya dibandingkan dengan

kepentingan perusahaan.

Teori struktur modal menggambarkan bagaimana modal dialokasikan

dalam aktivitas investasi yaitu dengan cara menentukan struktur modal

antara modal hutang dan modal sendiri. Di sinilah tugas manajemen

keuangan menentukan struktur modal optimal untuk menentukan kegiatan

investasi perusahaan. Kemampuan manajer dalam mengendalikan

fluktuasi arus kas dalam perusahaan harus dibatasi dengan penggunaan

utang. Penggunaan utang akan membuat manajer perusahaan membayar

bunga kepada pemegang obligasi sehingga dalam melakukan investasi

Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

19

manajer akan lebih berhati-hati dan tidak berinvestasi pada proyek yang

merugikan perusahaan.

D. Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan

financial leverage terhadap keputusan investasi.

Kepemilikan manajerial merupakan kondisi di mana manajer

memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut

sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan (Christiawan dkk,

2007). Kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap

keputusan investasi, tetapi tidak terhadap kebijakan deviden (Wahyudi,

dan Hartini 2006). Ini membuktikan bahwa pemegang saham yang

sekaligus sebagai pengelola perusahaan cenderung memilih

kompensasi berupa gaji dan bonus atau insentif jangka panjang lainnya

dibandingkan dengan dividen.

Kepemilikan institusional adalah persentase kepemilikan saham

perusahaan yang dimiliki oleh investor institusional seperti

pemerintah, perusahaan investasi, bank, perusahaan asuransi maupun

kepemilikan lembaga dan perusahaan lain (Iswandika, 2014). Hasil

penelitian Wahyuni, dkk (2015) menunjukkan bahwa kepemilikan

institusional berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi.

Menurut Aivazian et al. (2005), hubungan antara financial leverage

dan investasi adalah teori over investment yang merupakan konflik

Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

20

potensial antara manajer dan pemegang saham. Menurut teori ini,

manajer memiliki keinginan untuk memperbesar ukuran perusahaan

sehingga terkadang menerima proyek merugikan yang dapat

mengurangi kesejahteraan pemegang saham. Kemampuan manajer

dalam mengendalikan fluktuasi arus kas dalam perusahaan harus

dibatasi dengan penggunaan utang.

Penggunaan utang akan membuat manajer perusahaan membayar

bunga kepada pemegang obligasi sehingga dalam melakukan investasi

manajer akan lebih berhati-hati dan tidak berinvestasi pada proyek

yang merugikan perusahaan. Financial leverage merupakan sebuah

mekanisme yang digunakan untuk mengurangi terjadinya masalah over

investment dalam perusahaan. Hasil penelitian Wahyuni, dkk (2015)

menunjukkan bahwa financial leverage berpengaruh negatif terhadap

keputusan investasi.

H1: Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, financial

leverage, dan profitabilitas secara simultan berpengaruh terhadap

keputusan investasi.

2. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap keputusan investasi

Kepemilikan manajerial bertujuan untuk mengontrol keputusan

investasi. Dengan adanya kepemilikan manajerial maka akan

menimbulkan rasa memiliki sehingga manajer dalam pengambilan

keputusan cenderung bertindak hati-hati, karena segala hasil dari

investasi yang dilakukan baik yang menguntungkan atau tidak

Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

21

menguntungkan akan berimbas pada manajer (Wahyuni, dkk, 2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Haruman (2008) sejalan dengan hasil

penelitian Wahyuni, dkk (2015) yang menyatakan bahwa kepemilikan

manajerial berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi. Menurut

Haruman (2008) tidak semua pemilik saham manajerial menginginkan

investasi yang tinggi, karena mereka juga menginkan kesejahteraan

melalui pembayaran dividen. Sedangkan investasi akan mengurangi

dividen yang akan mereka terima. Inilah salah satu tindakan

opportunistik para pemegang saham managerial. Mereka mengabaikan

kepentingan perusahaan dan pemegang saham lainnya untuk

kepentingan pribadi.

H2: Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap keputusan

investasi.

3. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap keputusan investasi

Menurut penelitian Haruman (2008) dan Wahyuni, dkk (2015)

kepemilikan institusional memiliki arah hubungan yang negatif

terhadap keputusan investasi. Hal ini disebabkan karena tidak semua

pemilik saham institutional menginginkan investasi yang tinggi, karena

mereka juga menginginkan kesejahteraan melalui pembayaran dividen,

sedangkan investasi akan mengurangi dividen yang akan mereka

terima. Walaupun perannya di dalam perusahaan sebagai controlling,

tetapi tidak menutup kemungkinan para pemilik institutional ini akan

Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

22

mementingkan kepentingan institusinya dibandingkan dengan

kepentingan perusahaan.

H3: Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap keputusan

investasi.

4. Pengaruh financial leverage terhadap keputusan investasi

Dampak financial leverage terhadap keputusan investasi

perusahaan merupakan isu sentral dalam perusahaan keuangan.

Financial leverage yang tinggi menggambarkan kebijakan/ keputusan

investasi yang menyimpang (Sandiar, 2012). Dalam penelitian

Wahyuni dkk (2015) dan Aivazian et al. (2005) yang menunjukkan

bahwa financial leverage berpengaruh negatif terhadap keputusan

investasi.

Aivazian et al. (2005) menemukan adanya hubungan negatif antara

financial leverage dan investasi tetapi hanya untuk perusahaan yang

memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah atau tidak ada sama sekali.

Menurut Aivazian et al. (2005), hubungan antara financial leverage

dan investasi adalah teori overinvestment yang merupakan konflik

potensial antara manajer dan pemegang saham. Menurut teori ini,

manajer memiliki keinginan untuk memperbesar ukuran perusahaan

sehingga terkadang menerima proyek merugikan yang dapat

mengurangi kesejahteraan pemegang saham. Kemampuan manajer

dalam mengendalikan fluktuasi arus kas dalam perusahaan harus

dibatasi dengan penggunaan utang. Penggunaan utang akan membuat

Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

23

manajer perusahaan membayar bunga kepada pemegang obligasi

sehingga dalam melakukan investasi manajer akan lebih berhati-hati

dan tidak berinvestasi pada proyek yang merugikan perusahaan

H4: Financial leverage berpengaruh negatif terhadap keputusan

investasi.

5. Pengaruh profitabilitas terhadap keputusan investasi

Laba yang besar akan menarik investor karena perusahaan

memiliki tingkat pengembalian yang semakin tinggi. Dengan kata lain,

semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam

memperoleh keuntungan bersih. Perusahaan dengan profitabilitas

tinggi memiliki ketersediaan kas yang lebih besar, sehingga semakin

tinggi kesempatan investasinya. Laba yang besar akan memberikan

manajer fleksibilitas keuangan yang memberikan manajer kesempatan

dalam melakukan investasi lebih luas. Profitabilitas berpengaruh

positif terhadap keputusan investasi perusahaan. Hasil ini sejalan

dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Saragih (2008), Wijaya

Muwarni (2011) dan Fitzsimmons et al. (2005) yang menunjukkan

bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap keputusan investasi.

H5: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap keputusan investasi.

Pengaruh Kepemilikan Manajerial..., Fauziyyah Multa, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017