18
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Makanan Sumber Lemak dan Karbohidrat 1. Definisi Pola Konsumsi Makanan Pola konsumsi makanan adalah susunan makanan yang merupakan suatu kebiasaan yang dimakan seseorang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata per orang per hari yang umum dikonsumsi /dimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu (Harap, VY. 2012). 2. Pengukuran Pola Konsumsi Makanan Survey konsumsi makanan merupakan metode yang dapat digunakan untuk menentukan status gizi perorangan atau kelompok. Tujuan survey konsumsi makanan adalah untuk pengukuran jumlah makanan yang dikonsumsi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan, sehingga diketahui kebiasaan makan dan dapat dinilai kecukupan makanan yang dikonsumsi seseorang. Berdasarkan jenis data yang didapat, metode survey konsumsi makanan dibagi dua yaitu yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Metode yang bersifat kualitatif antara lain : a) Metode frekuensi makanan (food frequency) b) Metode dietary history c) Metode telepon d) Metode pencatatan makanan (food list) Sedangkan metode kuantitatif antara lain : a) Metode recall 24 jam b) Penimbangan makanan (food weghting) c) Metode food account d) Metode perkiraan makanan (estimate food record) e) Metode inventaris (intentory method) f) Metode pencatatan (Household food Records)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Makanan Sumber …

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Makanan Sumber …

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsumsi Makanan Sumber Lemak dan Karbohidrat

1. Definisi Pola Konsumsi Makanan

Pola konsumsi makanan adalah susunan makanan yang

merupakan suatu kebiasaan yang dimakan seseorang mencakup jenis

dan jumlah bahan makanan rata-rata per orang per hari yang umum

dikonsumsi /dimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu (Harap,

VY. 2012).

2. Pengukuran Pola Konsumsi Makanan

Survey konsumsi makanan merupakan metode yang dapat

digunakan untuk menentukan status gizi perorangan atau kelompok.

Tujuan survey konsumsi makanan adalah untuk pengukuran jumlah

makanan yang dikonsumsi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan

perorangan, sehingga diketahui kebiasaan makan dan dapat dinilai

kecukupan makanan yang dikonsumsi seseorang.

Berdasarkan jenis data yang didapat, metode survey konsumsi

makanan dibagi dua yaitu yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.

Metode yang bersifat kualitatif antara lain :

a) Metode frekuensi makanan (food frequency)

b) Metode dietary history

c) Metode telepon

d) Metode pencatatan makanan (food list)

Sedangkan metode kuantitatif antara lain :

a) Metode recall 24 jam

b) Penimbangan makanan (food weghting)

c) Metode food account

d) Metode perkiraan makanan (estimate food record)

e) Metode inventaris (intentory method)

f) Metode pencatatan (Household food Records)

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Makanan Sumber …

5

Metode pengukuran konsumsi makanan individu antara lain :

a) Metode food recall 24 jam (Supariasa, I. 2001)

1) Pengertian food recall 24 jam

Prinsip dari metode food recall 24 jam, dilakukan

dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang

dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu.

Menurut E-Siong, Dop, Winichagoon (2004) untuk

survei konsumsi gizi individu lebih disarankan

menggunakan recall 24 jam konsumsi gizi dikarenakan dari

sisi kepraktisan dan kevalidan data masih dapat diperoleh

dengan baik selama yang melakukan terlatih.

Metode ini cukup akurat, cepat pelaksanaannya,

murah, mudah, dan tidak memerlukan peralatan yang mahal

dan rumit. Ketepatan menyampaikan ukuran rumah tangga

(URT) dari pangan yang telah dikonsumsi oleh responden,

serta ketepatan pewawancara untuk menggali semua

makanan dan minuman yang dikonsumsi responden beserta

ukuran rumah tangga (URT).

2) Tahapan melakukan Recall 24 jam Konsumsi Gizi

Recall konsumsi gizi memiliki unit analisis terkecil

selama 24 jam atau sehari. Jangka waktu minimal yang

dibutuhkan untuk recall 24 jam konsumsi gizi adalah satu

hari (dalam kondisi variasi konsumsi pangan dari hari ke

hari tidak beragam) dan maksimal 7 hari. Namun paling

ideal dilakukan dalam satu minggu atau 7 hari.

Pengulangan recall dapat dilakukan untuk

meningkatkan ketepatan data zat gizi yang diperoleh.

Pengulangan dapat dilakukan pada musim berbeda, missal

recall 24 jam konsumsi pangan yang pertama selama 7 hari

dilakukan saat musim kemarau, pengulangan recall 24 jam

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Makanan Sumber …

6

konsumsi pangan (recall 24 jam konsumsi pangan tahap

kedua) dilakukan selama 7 hari pada musim penghujan.

3) Latihan Recall 24 jam Konsumsi Gizi

Latihan recall 24 jam konsumsi gizi dapat dilakukan

sebagai berikut :

a) Melakukan informed consent

b) Menanyakan makanan dan minuman termasuk

suplemen yang dikonsumsi responden pada waktu

makan pagi kemarin sampai sebelum sarapan hari ini

beserta ukuran rumah tangga. Memperlihatkan model

makanan (food model)/pangan sesungguhnya kepada

responden/subjek atau melihat daftar URT yang ada

untuk memperkirakan URT

c) Menanyakan makanan selingan setelah makan pagi

kemarin hingga sebelum makan pagi hari ini beserta

URT dan dibantu dengan model makanan/melihat URT

yang ada. Semua total waktu kegiatan konsumsi

makanan, minuman dan suplemen berjumlah 24 jam

d) Menanyakan kepada responden/subjek apakah masih

ada makanan, minuman, suplemen yang terlewatkan

e) Memasukkan data pangan beserta URT ke formulir

dengan berat makanan

f) Melakukan pengolahan data untuk mengkonversi berat

makanan ke dalam zat gizi dengan bantuan Daftar

Komposisi Bahan Makanan (DKBM)

1. Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Makanan

Pola konsumsi makan di suatu daerah dapat berubah-ubah sesuai

dengan perubahan beberapa faktor atau kondisi setempat, yaitu

(Santoso, 2004) :

a. Faktor yang berhubungan dengan persediaan bahan makanan

termasuk faktor geografi, kesuburan tanah berkaitan dengan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Makanan Sumber …

7

produksi bahan makanan, daya perairan, kemajuan teknologi,

transportasi, distribusi dan persediaan pangan di suatu daerah

b. Faktor sosio-ekonomi dan kebiasaan yang berhubungan dengan

konsumen yang memegang peranan penting dalam pola konsumsi

penduduk.

c. Bantuan atau subsidi terhadap bahan-bahan tertentu.

2. Lemak

a. Definisi Lemak

Lemak adalah substansi yang tampak seperti lilin dan tidak

larut dalam air. Lemak yang terdapat dalam zat makanan kita

umumnya terdiri dari gabungan tiga gugus asam lemak dan gliserol

dan dikenal sebagai trigliserid (Soeharto, I. 2002).

b. Penggolongan Lemak Dalam Makanan

Penggolongan lemak dalam makanan dapat dibagi menjadi

tiga golongan, yaitu (Soeharto, I. 2002) :

1. Lemak Jenuh (saturated fat)

Lemak jenuh pada temperatur kamar berbentuk padat.

Lemak berasal dari hewan adalah sumber dari lemak jenuh.

Lemak jenis ini terdapat juga dalam susu, keju, mentega, es

krim, dan minyak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti

minyak kelapa, minyak palem dan lain-lain. Lemak jenuh juga

bisa dicampur dengan zat-zat lain. Semua makanan yang

digoreng dengan minyak tersebut diatas berarti bercampur

dengan lemak jenuh berkadar tinggi sehingga menjadi

makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi pula.

Misalnya, tempe sebenarnya mengandung sedikit lemak, tetapi

kalau digoreng dengan menggunakan minyak palem menjadi

makanan yang penuh dengan lemak jenuh.

Asam lemak jenuh tidak memiliki ikatan rangkap di

antara atom-atom karbin (c) di dalam molekulnya, dari sudut

ilmu kimia.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Makanan Sumber …

8

2. Lemak Tidak Jenuh Tunggal (mono-unsaturated fat)

Lemak jenuh tunggal adalah lemak yang sebagian asam

lemaknya mono-unsaturated, seperti minyak olive dan canola.

Minyak-minyak tersebut berbentuk cair pada temperatur

kamar.

Asam lemak tidak jenuh tunggal terdapat satu ikatan

rangkap, dari sudut ilmu kimia.

3. Lemak Tidak Jenuh Majemuk (poly-unsaturated fat)

Lemak tidak jenuh majemuk yang dominan adalah asam

lemak poly-unsaturated. Minyak yang kaya akan asam lemak

poly-unsaturated adalah minyak bunga matahari, minyak

jagung, dan minyak kedelai.

Asam lemak tidak jenuh majemuk terdapat dua ikatan

rangkap atau lebih, dari sudut ilmu kimia.

c. Fungsi Lemak Makanan

Fungsi lemak makanan bagi tubuh adalah sebagai berikut

(http://id.wikipedia.org/wiki/Lemak_makanan) :

1. Menyediakan energi jangka panjang

2. Memberikan rasa kenyang

3. Membantu pembentukan hormon

4. Membentuk bagian otak dan sistem syaraf

5. Membentuk membran sel untuk setiap sel di dalam tubuh

6. Mengangkut vitamin A, D, E, K ke seluruh tubuh

7. Membantu mengatur suhu tubuh

8. Menyediakan dua asam lemak essensial (asam linoleat dan

asam linolenat) yang tidak bisa dibuat sendiri oleh manusia

d. Makanan Sumber Lemak

Lemak dikelompokkan menjadi dua kelompok berdasarkan

sumbernya, yaitu lemak hewani dan lemak nabati. Lemak hewani

yaitu lemak yang berasal dari hewan. Bahan makanan yang

merupakan sumber lemak hewani antara lain telur, daging, susu,

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Makanan Sumber …

9

keju, dan mentega. Lemak nabati yaitu lemak yang berasal dari

tumbuhan. Bahan makanan sumber lemak nabati antara lain kacang

tanah, alpokat, kemiri, minyak wijen, dan biji bunga matahari.

Dalam proses pencernaan, bahan makanan yang

mengandung lemak akan disederhanakan menjadi asam lemak dan

gliserol. Apabila keperluan energi sudah tercukupi, lemak akan

disimpan tubuh di bawah lapisan kulit dan sekitar organ-organ

dalam.

Bahan makanan yang mengandung lemak dapat diuji

keberadaannya dengan menggunakan beberapa cara, antara lain

menggunakan kertas koran dan larutan deterjen. Bahan makanan

yang akan diuji dibuat larutan, kemudian diteteskan di kertas

koran. Apabila kertas transparan berarti makanan tersebut

mengandung lemak. Sedangkan dengan menggunakan deterjen,

caranya bahan makanan yang sudah dibuat larutan ditetesi larutan

deterjen kemudian dikocok-kocok. Jika terbentuk emulsi putih

keruh mengambang di atas, berarti bahan makanan tersebut

mengandung lemak (Soeharto, I. 2002).

e. Klasifikasi tingkat kecukupan lemak

Konsumsi lemak rata-rata per hari dibandingkan dengan

angka kecukupan gizi yang dianjurkan kali 100% dan dinyatakan

dalam persen (%) AKG.

Tabel 1 Kategori Tingkat Konsumsi Lemak

Kategori Tingkat Konsumsi (% AKG)

Kurang

Baik

Lebih

< 80% AKG

80-110% AKG

> 110% AKG

Sumber : WNPG, 2004

3. Karbohidrat

a. Definisi karbohidrat

Karbohidrat adalah zat gizi yang terdiri dari tiga elemen,

yaitu atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat merupakan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Makanan Sumber …

10

sumber energi terbesar dalam tubuh dan merupakan komponen

nutrient (zat gizi) terbesar dalam makanan sehari-hari. Namun,

karbohidrat dalam tubuh manusia hanya < 1 persen. (Devi, N.

2010)

b. Klasifikasi karbohidrat

Karbohidrat yang terdapat pada makanan dapat

dikelompokkan (Hutagalung, H. 2004) :

1. Avaible Carbohydrate

Avaible Carbohydrate (Karbohidrat yang tersedia), yaitu

karbohidrat yang dapat dicerna, diserap serta dimetabolisme

sebagai karbohidrat.

2. Unvaible Carbohydrate

Unvaible Carbohydrate (Karbohidrat yang tidak tersedia),

yaitu karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa oleh enzim-

enzim pencernaan manusia, sehingga tidak dapat diabsorpsi.

Tabel 2 Kategori Tingkat Konsumsi Karbohidrat

Kategori Tingkat Konsumsi (% AKG)

Kurang

Baik

Lebih

< 80% AKG

80-110% AKG

> 110% AKG

Sumber : WNPG, 2004

c. Anjuran Konsumsi Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia.

Oleh karena itu, harus tersedia setiap saat apabila diperlukan tubuh.

Karena terbagi dalam tiga klasifikasi, dalam mengkonsumsi

karbohidrat harus disesuaikan dengan kemampuan alat cerna.

Orang dewasa dapat mengkonsumsi ketiga jenis karbohidrat,

termasuk karbohidrat kompleks, karena enzim untuk mencernanya

telah tersedia.

Jumlah karbohidrat yang dikonsumsi disesuaikan dengan

kebutuhan tubuh sebagai sumber energi. Berdasrkan distribusi

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Makanan Sumber …

11

energi, kaborhidrat harus menyumbang sebanyak 50-65% energi

total (Devi, N. 2010).

d. Akibat Kekurangan dan Kelebihan konsumsi Karbohidrat

Kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan suplai energi

berkurang. Akibatnya, tubuh mencari alternatif zat gizi yang dapat

menggantikan karbohidrat, yaitu lemak dan protein. Apabila

peristiwa tersebut berlangsung terus tanpa suplai karbohidrat yang

cukup, lemak tubuh akan terpakai dan protein yang seharusnya

digunakan untuk pertumbuhan jadi berkurang. Akibatnya, tubuh

semakin kurus dan menderita Kurang Energi Protein (KEP).

Sebaliknya kelebihan konsumsi karbohidrat menyebabkan

suplai energi berlebih. Energi yang berlebih tersebut akan

disintesis menjadi lemak tubuh, sedangkan lemak yang telah

tersedia dalam tubuh tidak terpakai untuk energi. Akibatnya,

penimbunan lemak terus terjadi dan mengakibatkan kegemukan

atau obesitas. Efek dari obesitas adalah timbulnya penyakit

degeneratif, seperti hipertensi, jantung koroner, diabetes, dan

stroke (Devi, N. 2010).

e. Jenis Karbohidrat

Dalam makanan, karbohidrat terdapat dalam tiga jenis, yang

dibedakan atas strukturnya, yakni (Apriadji, WH. 2007) :

1. Zat Gula

Zat gula, merupakan jenis karbohidrat sederhana.

Karbohidrat jenis ini mudah dicerna dan mudah diserap tubuh.

Tinggi-rendahnya kandungan zat gula dalam makanan bisa

diketahui dari rasa manisnya. Contohnya, jagung manis lebih

tinggi kandungan zat gulanya daripada jagung biasa.

2. Selulosa

Selulosa, merupakan jenis karbohidrat berbentuk serat

yang tidak bisa dicerna. Banyak terdapat dalam beragam

sayuran (seperti bayam, kangkung, kacang panjang, wortel),

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Makanan Sumber …

12

kulit buah-buahan (terutama pada buah-buahan yang dimakan

bersama kulitnya, diantaranya jambu biji, apel, anggur, pir),

kacang-kacangan (khususnya dalam kacang hijau, kacang

merah, kedelai, kacang tolo), serta dalam kulit ari serealia

(seperti beras tumbuk, beras merah, jagung) dan biji-bijian

(antara lain wijen).

3. Zat Pati

Zat pati, termasuk jenis karbohidrat kompleks.

Karbohidrat jenis ini memerlukan proses penguraian lebih

rumit sebelum bisa diserap tubuh. Zat pati umumnya banyak

tersimpan dalam beragam makanan yang umum dijadikan

makanan pokok, khusus serealia (antara lain beras, gandum,

jagung) dan umbi-umbian (contohnya ubi jalar, singkong,

talas, gembili)

B. Aktivitas Fisik

1. Definisi Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik adalah gerakan fisik yang dilakukan oleh otot

tubuh dan sistem penunjangnya (Almatsier, 2003). Aktivitas fisik

adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang

memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik yang tidak ada

(kurang aktivitas fisik) merupakan faktor risiko independen untuk

penyakit kronis, dan secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan

kematian secara global (WHO, 2010).

2. Manfaat Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik secara teratur memiliki efek yang

menguntungkan tehadap kesehatan, yaitu (Pusat Promosi Kesehatan

Departemen Kesehatan RI, 2006) :

a) Terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker,

tekanan darah tinggi, kencing manis, dan lain-lain

b) Berat badan terkendali

c) Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Makanan Sumber …

13

d) Bentuk tubuh menjadi ideal dan proporsional

e) Lebih percaya diri

f) Lebih bertenaga dan bugar

g) Secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik

3. Intensitas Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik dibagi 3 yaitu ringan, sedang dan berat. Aktivitas

fisik ringan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

menggerakkan tubuh, aktivitas fisik sedang adalah pergerakan tubuh

yang menyebabkan pengeluaran tenaga cukup besar, dengan kata lain

adalah bergerak yang menyebabkan nafas sedikit lebih cepat dari

biasanya, sedangkan aktivitas fisik berat adalah pergerakan tubuh

yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang cukup banyak

(pembakaran kalori) sehingga nafas jauh lebih cepat dari biasanya

(Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI, 2006).

Tabel 3 Klasifikasi Aktivitas Fisik

Klasifikasi Aktivitas Fisik Pengeluaran Energi Aktifitas Fisik

Aktifitas Fisik Ringan 2,5-4,9 kcal/menit Berjalan kaki, tenis

meja, golf,

mengetik,

membersihkan

kamar, berbelanja

Aktifitas Fisik Sedang 5-7,4 kcal/menit Bersepeda, ski,

menari, tennis,

menaiki tangga

Aktivitas Fisik Berat 7,5-12 kcal/menit Basket, sepak bola,

berenang, angkat

beban

4. Golongan Aktivitas Fisik

FAO mengelompokkan jenis pekerjaan, berdasarkan kebutuhan

gizinya sebagai berikut :

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Makanan Sumber …

14

Tabel 4 Pengelompokkan Jenis Pekerjaan Berdasarkan

Kebutuhan Energi

Kelompok Pekerjaan

Ringan Sedang Berat

1. Pegawai Kantor

2. Tenaga Profesional

3. Dokter

4. Akuntan

5. Pengacara

6. Guru

7. Perawat

1. Pekerjaan Industri

Ringan

2. Mahasiswa

3. Petani

4. Nelayan

5. Tentara

6. Penjaga Toko

1. Pekerja Kasar

2. Buruh Industri Berat

3. Buruh Tambang

4. Penarik Kaca

5. Pengemudi Bus dan

Truk

Sumber : Adriani, M dkk. 2012

5. Kategori Tingkat Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik dapat dibagi dalam 4 dimensi utama yaitu, tipe,

frekuensi, durasi, dan intensitas. Intensitas aktivitas fisik sering

dikelompokkan dengan istilah ringan, sedang, dan berat. Bisa

dikatakan intensitas aktivitas fisik adalah kegiatan yang dilakukan

setiap hari, seperti bersepeda, mencuci, makan, tidur, menulis dan

semua aktivitas yang dilakukan setiap hari.

Aktivitas fisik dapat pula dinilai dalam bentuk total volume

aktivitas fisik atau pengeluaran energi yang berkaitan dengan aktivitas

fisik. Pada saat pengkajian aktivitas fisik yang dilakukan, total volume

aktivitas fisik sangat berperan, karena faktor ini akan memberikan

dampak yang signifikan pada status kesehatan. Total volume aktivitas

fisik dapat diukur dengan satuan Metabolic Energy Turnover (MET)

baik perhari maupun perminggu. Cara perhitungan ini yang sering

digunakan dalam menghitung total aktivitas fisik dengan

menggunakan kuesioner.

Rumus Tingkat Aktivitas Fisik :

PAL = 𝛴 𝑃𝐴𝑅 𝑥 𝑎𝑙𝑜𝑘𝑎𝑠𝑖 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠

24 𝑗𝑎𝑚

Keterangan :

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Makanan Sumber …

15

PAL = Physical Activity Level (Tingkat Aktivitas Fisik)

PAR = Physical Activity Ratio (jumlah energi yang dikeluarkan

untuk jenis aktivitas per satuan waktu tertentu.

Tabel 5 Kategori Tingkat Aktivitas Fisik dengan

Nilai Physical Activity Level

Kategori Aktivitas Fisik Nilai PAL

Ringan

Sedang

Berat

1,40 ≤ PAL ≤ 1,69

1,70 ≤ PAL ≤ 1,99

2,00 ≤ PAL ≤ 2,40

Sumber : FAO/WHO/UNU, 2001

C. Penilaian Status Gizi Secara Langsung

Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi 4 penilaian,

yaitu : antropometri, klinis, biokimia dan biofisik (Wijono, D. 2009).

1. Antropometri

Antropometri artinya ukuran dari tubuh manusia. Antropometri

gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh

dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi,

apabila ditinjau dari sudut pandang gizi. Antropometri digunakan untuk

melihat ketidakseimbangan asupan energi dan protein.

Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan

proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh

(Supariasa, I. 2001 dan Wijono, D. 2009).

I. Kelebihan Antropometri

a) Alat murah, mudah di dapat, dan digunakan

b) Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah

dan objektif

c) Pengukuan dapat dilakukan oleh tenaga lain setelah dilatih.

d) Prosedurnya mudah, sederhana, aman dan dapat dilakukan

dalam jumlah sampel yang besar.

e) Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas

(cut off points) dan baku rujukan yang pasti.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Makanan Sumber …

16

f) Dapat digunakan untuk menggambarkan dan mengevaluasi

perubahan status gizi pada waktu tertentu.

g) Metode ini tepat dan akurat. Secara ilmiah diakui

kebenarannya.

II. Kekurangan Antropometri

a) Tidak sensitif, tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi

tertentu

b) Faktor di luar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan

penggunaan sumber energi) dapat menurunkan spesifikasi dan

sensitivitas pengukuran antropometri

c) Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat

mempengaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran

antropometri gizi

d) Hanya mendapatkan data pertumbuhan, obesitas, malnutrisi,

kurang energi dan protein, tetapi tidak dapat memperoleh data

tentang defisiensi zat mikro.

Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan

dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran

tunggal dari tubuh manusia, antara lain : umur, berat badan, tinggi

badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar

pinggang panggul dan tebal lemak bawah kulit (Supariasa, I. 2001 dan

Wijono, D. 2009).

1.1 Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul

1) Rumus Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul (RLPP)

RLPP = 𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟 𝑃𝑖 𝑐𝑚

𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟 𝑃𝑎 𝑐𝑚

Keterangan :

RLPP = Rasio Lingkar Pinggang Panggul

Lingkar Pi = Lingkar Pinggang (cm)

Lingkar Pa = Lingkar Panggul (cm)

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Makanan Sumber …

17

Mengukur lingkar pinggang, dikatakan obesitas jika

(Gunawan, I. 2010):

Perempuan : > 80 cm

Laki-laki : > 90 cm

Menghitung rasio lingkar pinggang dan panggul (waist-hip

ratio), dikatakan obesitas jika (Gunawan, I. 2010) :

Perempuan : > 0,80 cm

Laki-laki : > 0,90 cm

Tabel 6 Standart Risiko Penyakit Degeratif Berdasarkan

Pengukuran RLPP Pada Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

Jenis

Kelamin

Kelompok

Umur

Risiko

Low Moderate High Very High

Pria 20-29

30-39

40-49

< 0,83

< 0,84

< 0,88

0,83-0,88

0,84-0,91

0,88-0,95

0,89-0,94

0,92-0,96

0,96-1,00

> 0,94

> 0,96

> 1,00

Wanita 20-29

30-39

40-49

< 0,71

< 0,72

< 0,73

0,71-0,77

0,72-0,78

0,73-0,79

0,78-0,82

0,79-0,84

0,80-0,87

> 0,82

> 0,84

> 0,87

Sumber : Sirajuddin, 2012

2) Pengukuran Lingkar Pinggang

a. Responden menggunakan pakaian yang longgar (tidak

menekan) sehingga alat ukur dapat diletakkan dengan

sempurna. Sebaiknya pita pengukur tidak berada di atas

pakaian yang digunakan

b. Responden berdiri tegak dengan perut dalam keadaan rileks.

c. Pengukur menghadap ke subjek dan meletakkan alat ukur

melingkar pinggang secara horizontal dimana merupakan

bagian paling kecil dari tubuh atau pada bagian tulang rusuk

paling terakhir. Seseorang pembantu diperlukan untuk

meletakkan alat ukur dengan tepat

d. Pengukuran dilakukan di akhir dari ekspresi yang normal

dan alat ukur tidak menekan kulit

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Makanan Sumber …

18

e. Dibaca dengan teliti hasil pengukuran pada pita hingga 0,1

cm terdekat

3) Pengukuran Lingkar Panggul

1. Responden mengenakan pakaian yang tidak terlalu

menekan

2. Responden berdiri tegak dengan kedua lengan berada pada

kedua sisi tubuh dan kaki rapat

3. Pengukur jongkok di samping responden sehingga tingkat

maksimal dari panggul terlihat

4. Alat pengukur dilingkarkan secara horizontal tanpa

menekan kulit. Seseorang pembantu diperlukan untuk

meletakkan alat ukur dengan tepat

5. Dibaca dengan teliti hasil pengukuran pada pita hingga 0,1

cm terdekat.

4) Kelebihan Metode Rasio Lingkar Pinggang Panggul

Pengukuran lingkar pinggang juga dapat digunakan

sebagai estimasi lemak tubuh, dan ini juga dapat memprediksi

resiko terjadinya penyakit kardiovaskuler (Gibson, 2000)

5) Kelemahan Metode Rasio Lingkar Pinggang Panggul

Pengukuran lingkar pinggang dan pinggul harus

dilakukan oleh tenaga terlatih dan posisi pengukuran harus

tepat, karena perbedaan posisi pengukuran memberikan hasil

yang berbeda (Seidell dkk, 1980).

Untuk individu tertentu (atlet olahraga) pengukuran

RLPP, belum dapat menggambarkan potur tubuh yang ideal,

dan memerlukan pengukuran lain yang lebih spesifik

(wartawarga.gunadarma.ac.id).

D. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Rasio Lingkar Pinggang Panggul

Beberapa penelitian sebelumnya menemukan bahwa penurunan

aktivitas fisik berhubungan dengan peningkatan lingkar pinggang (Erem et

al. 2004; Slentz et al. 2004; Zhang et al. 2008; Besson et al. 2009).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Makanan Sumber …

19

Mustelin et al. (2009) menemukan bahwa terdapat hubungan kuat antara

aktivitas fisik dan lingkar pinggang. Hanley et al (2000) menjelaskan

bahwa tingginya aktivitas fisik memiliki potensi perlindungan melawan

obesitas dengan memelihara keseimbangan energi dan mencegah

penumpukan jaringan lemak yang berlebihan. Aktivitas fisik secara nyata

memodifikasi efek dari faktor genetik seseorang. Peningkatan aktivitas

fisik lebih berhubungan secara nyata dengan lingkar pinggang daripada

IMT.

E. Hubungan Konsumsi Makanan Sumber Lemak dengan Rasio Lingkar

Pinggang Panggul

Penelitian yang dilakukan oleh Drapeau et al. 2004 menunjukkan

bahwa konsumsi makanan berlemak dapat meningkatkan lingkar pinggang

panggul dan berat tubuh. Garaulet et al. (2001) terhadap 85 sampel

obesitas tingkat 1 dan tingkat 2 berumur 30-70 tahun menunjukkan bahwa

konsumsi makanan berlemak merupakan faktor yang berhubungan dengan

obesitas sentral.

Asupan lemak memiliki densitas energi lebih tinggi dibandingkan

zat gizi makro lain. Satu gram lemak menyumbang 9 kilokalori. Efek

stimulasi makanan berlemak pada asupan energi karena rasa enak di mulut

ketika mengonsumsi makanan berlemak. Makanan berlemak mengatur

sinyal yang mengontrol rasa kenyang dengan cara melemahkan, menunda,

dan mencegah pada waktu seseorang mengonsumsi makanan berlemak

(WHO, 2000).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Makanan Sumber …

20

F. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP)

Sumber : World Bank 2011, diadaptasi dari UNICEF 1990 dan Ruel 2008

G. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

4.

Gambar 2. Kerangka Konsep

Keterangan :

: di analisa

: tidak di analisa

Status Gizi

Asupan Infeksi

Tingkat Konsumsi

(Lemak dan

Karbohidrat)

Aktivitas

Fisik

Sosial

Ekonomi

Faktor

Geografi

Diukur dengan

Indeks (RLPP)

Tingkat Konsumsi Lemak

Tingkat Konsumsi Karbohidrat Status Gizi

Aktivitas Fisik

Diukur dengan

Indeks (RLPP)

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Makanan Sumber …

21

B. Hipotesis

1. Ada hubungan tingkat konsumsi lemak dengan rasio lingkar pinggang

panggul

2. Ada hubungan tingkat konsumsi karbohidrat dengan rasio lingkar

pinggang panggul

3. Ada hubungan aktivitas fisik dengan rasio lingkar pinggang panggul