Author
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diare
1. Pengertian Diare
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih
sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam suatu hari, (Depkes RI,2011:2).
2. Jenis-jenis Diare
Penyakit diare di bagi menjadi beberapa bagian, yaitu berdasarkan
lamanya diare, berdasarkan sudut pandang klinis praktis dan berdasarkan tingkat
dehidrasi.
a. Berdasarkan lamanya diare,diare di bagi menjadi :
1) Diare akut
Diare akut adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih
sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam yang frekuensinya lebih sering dari
biasanya (biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari ) dan berlangsung kurang dari
14 hari.
2) Diare kronis atau Persisten
Diare kronik adalah buang suatu kondisi dimana seseorang buang air besar
dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan
6
frekuensinya lebih sering (biasanya tig kali atau lebih) dengan jumlah lebih
banyak dari normal dan berlangsung lebih dari 14 hari, (Depkes RI, 2011:2).
b. Berdasarkan tingkat dehidrasi
Berdasarkan tingkat dehidrasinya, diare dapat di bedakan menjadi tiga,
yaitu :
1) Diare tanpa dehidrasi
Diare tanpa dehidrasi adalah buang air besar dengan konsistensi tinja
cair/lembek serta frekuensi lebih sering dari biasanya, keadaan umunya baik,mata
normal, rasa haus normal atau minum biasa, dan turgor kulit kembali cepat.
2) Diare dengan dehidrasi ringan atau sedang
Diare dengan dehidrasi ringan atau sedang adalah diare di sertai dua atau
lebih tanda-tanda : gelisah,rewel/mudah marah, mata cekung,haus, serta sangat
lahap apabila di berikan minum, cubitan kulit perut kembali lambat.
3) Diare dengan dehidrasi berat
Diare dengan dehidrasi berat adalah diare yang di sertai dua atau lebih
tanda-tanda: lesu,lunglai atau tidak sadar, mata cekung, tidak bisa minum atau
malas minum, cubitan kulit perut kembali sangat lambat, (Kemenkes RI,2011:19).
3. Penyebab Diare
Penyebab diare secara garis besar dapat di kelompokan menjadi tujuh
golongan yaitu :
a. Virus : Rotavirus (40-60%), Adenovirus
b. Bakteri : Escherichia coli(20-30%), Shigella sp. (1-2%), Vibrio
cholerae, dan lain-lain
7
c. Parasit : Entamoeba histolytica (
8
botol akan meningkatkan risiko pencemaran kuman, dan susu akan terkontaminasi
oleh kuman dari botol. Kuman akan cepat berkembang bila susu tidak segera di
minum, Menyimpan makanan pada suhu kamar. Kondisi tersebut akan
menyebabkan permukaan makanan mengalami kontak dengan peralatan makan
yang merupakan media yang sangat baik bagi perkembangan mikroba, dan Tidak
mencuci tangan pada saat memasak, makan, atau sesudah buang air besar (BAB)
akan memumgkinkan kontaminasi langsung, (Widoyono,2008:149).
Gambar 2.1 Jalur pemindahan kuman penyakit dari tinja ke pejamu yang baru
Sumber : Soeparman & Suparmin,2002:07.
Dari gambar tersebut tampak jelas bahwa peranan tinja dalam penyebaran
penyakit sangat besar. Menurut Anderson dan Arnsein terjadinya proses penularan
penyakit di perlukan faktor yaitu kuman penyebab penyakit, sumber infeksi
(reservoir) dari kuman penyebab, cara keluar dari sumber, cara berpindah dari
sumber ke inang (host) baru yang potensial, cara masuk ke inang yang baru, inang
Tinja
sebagai
sumber
infeksi
Air
Tangan
Tangan
Tangan
Makanan,
susu, dan
Sayuran
inang
baru
Mati
Ketidak mampuan
9
yang peka (susceptible). Proses pemindahan kuman penyakit dari tinja sebagai
pusat infeksi sampai inang baru dapat melalui berbagai media perantara, antara
lain air, tangan, serangga, tanah, makanan, susu, serta sayuran. Pembuangan tinja
dan limbah cair yang di laksanakan secara saniter akan memutuskan rantai
penularan penyakit dengan menghilangkan faktor keempat dari keenam faktor itu
dan merupakan penghalang sanitasi (sanitation barrier) kuman penyakit untuk
berpindah daritinja ke inang yang berpotensial, (Soeparman & suparmin,2002:07).
5. Upaya Pencegahan Diare
Kejadian diare dapat di cegah beberapa perilaku yang dapat di lakukan
yang bertujuan untuk dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian yang di
akibatkan oleh kejadian penyakit. Perilaku yang dapat di lakukan antara lain
adalah dengan melakukan prilaku hidup sehat dan penyehatan lingkungan.
a. Pemberian ASI
ASI mempunyai khasiat preventif secara imunologik dengan adanya
antibodi dan zat-zat lain yang dikandunganya. ASI turut memberikan
perlindungan terhadap diare. Pada bayi yang baru lahir, pemberian ASI secara
penuh mempunyai daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare daripada
pemberian ASI yang di sertai dengan susu botol. Flora normal usus bayi yang di
susui mencegah tumbuhnya bakteri penyebab botol untuk susu formula, berisiko
tinggi menyebabkan diare yang dapat mengakibatkan terjadinya gizi buruk.
b. Makanan Pendamping ASI
Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahap
mulai di biasakan dengan makanan orang dewasa. Perilaku pemberian makanan
pendamping ASI yang baik meliputi perhatian terhadap kapan, apa dan bagaimana
10
makanan pendamping ASI di berikan.Ada beberapa saran untuk meningkatkan
pemberian makanan pendamping ASI : Perkenalkan makan lunak, ketika anak
berumur 6 bulan dan dapat teruskan pemberian ASI. Tambahkan macam makanan
setelah anak berumur 9 bulan atau lebih, tambahkan minyak, lemak dan gula ke
dalam nasi / bubur dan biji-bijian untuk energi. Tambahkan hasil olahan susu,
telur, ikan, daging, kacang – kacangan, buah – buahan dan sayuran berwarna hijau
ke dalam makananya, cuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan menyuapi
anak. Suapi anak dengan sendok yang bersih, masak makanan dengan benar,
simpan sisanya pada tempat yang dingin dan panaskan dengan benar sebelum di
berikan pada anak.
c. Menggunakan air bersih yang cukup
Penularan kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui Faecal-
Oralkuman tersebut dapat ditularkan bila masuk ke dalam mulut melalui
makanan, minuman atau benda yang tercemar dengan tinja, misalnya jari-jari
tangan, makanan yang wadah atau tempat makan-minum yang dicuci dengan air
tercemar. Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar-benar
bersih mempunyai risiko menderita diare lebih kecil dibanding dengan
masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih. Yang harus diperhatikan oleh
keluarga : Ambil air dari sumber air yang bersih, simpan air dalam tempat yang
bersih dan tertutup, serta gunakan gayung khusus untuk mengambil air, agar
sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anak-anak, minum air
yang sudah matang (dimasak sampai mendidih), cuci semua peralatan masak dan
peralatan makan dengan air yang bersih dan cukup.
d. Mencuci tangan
11
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting
dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan
sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum
menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak dan sebelum makan,
mempunyai dampak dalam kejadian diare (Menurunkan angka kejadian diare
sebesar 47%).
e. Menggunakan jamban
Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya penggunaan
jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan risiko terhadap penyakit
diare.Keluarga yang tidak mempunyai jamban harus membuat jamban dan
keluarga harus buang air besar di jamban. Yang harus diperhatikan oleh keluarga :
Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat dipakai oleh
seluruh anggota keluarga, bersihkan jamban secara teratur, gunakan alas kaki bila
akan buang air besar, dan Membuang tinja bayi dengan besar.
Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi itu tidak berbahaya.Hal ini
tidak benar karena tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada anak-anak dan
orang tuanya. Tinja bayi harus dibuang secara benar. Masyarakat dapat
mengurangi risiko terhadap serangan diare yaitu dengan menggunakan air yang
bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai
penyimpanan di rumah. Yang harus diperhatikan oleh keluarga : Kumpulkan
segera tinja bayi dan buang di jamban, bantu anak buang air besar di tempat yang
bersih dan mudah dijangkau olehnya, bila tidak ada jamban, pilih tempat untuk
membuang tinja seperti di dalam lubang atau di kebun kemudian ditimbun.
Bersihkan dengan benar setelah buang air besar dan cuci tangan dengan sabun.
12
f. Pemberian Imunisasi Campak
Pemberian imunisasi campak pada bayi sangat penting untuk mencegah
bayi agar tidak terkena penyakit campak. Anak yang sakit campak sering di sertai
diare, sehingga pemberian imunisasi campak juga dapat mencegah diare. Oleh
karena itu berilah imunisasi campak segera setelah bayi berumur 9 bulan,
(Kemenkes RI,2011:23-25).
B. Faktor – faktor yang Mempengaruhi dengan kejadian Diare
1. Faktor Lingkungan
Lingkungan memiliki pengaruh dan peranan terbesar di ikuti perilaku,
fasilitas kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat bervariasi, umunya di
golongkan menjadi dua kategori, yaitu aspek berhubungan dengan aspek fisik dan
aspek sosial.lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik contohnya
sampah,air, udara, tanah, iklim, perumahan, dan sebagainya. Sedangkan
lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan,
pendidikan, ekonomi dan sebagainya. Faktor lingkungan untuk penyakit diare
yaitu :
a. Sarana Air bersih
Air adalah kebutuhan dasar yang di gunakan sehari-hari untuk minum,
memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur,
mencuci pakaian dan sebagainya agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar
dari sakit. Syarat-syarat air bersih : air bersih secara fisik dapat di bedakan
memalui indra kita, antara lain (dapat di lihat, di rasa, di cium, dan di raba) air
tidak berwarna harus bening / jernih, air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu,
lumpur, sampah, busa dan kotoran lainnya air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak
13
berasa asam, tidak payau dan tidak pahit harus bebas dari bahan kimia beracun.
Air tidak berbau seperti amis, anyir, busuk atau belerang, (Anik,2013;86-87).
Sumber air bersih : Mata air, air sumur atau air sumur pompa, air ledeng
atau perusahaan air minum, air hujan dan Air dalam kemasan. Dan Cara menjaga
kebersihan sumber air bersih : Letak jarak sumber air dengan jamban dan tempat
pembuangan sampah paling sedikit 10 meter, sumber mata air harus di lindungi
dari pencemaran, sumur gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus di jaga
bangunannya tidak rusak seperti sumur tidak boleh retak, bibir sumur harus di
plester dan sumur di tutup, harus di jaga kebersihannya seperti tidak ada bercak -
bercak kotoran, tidak berlumut pada lantai/ lantai dinding sumur. Ember/ gayung
pengambil air harus tetap bersih dan di letakan di lantai (ember/ gayung di
gantung di tiang sumur ), (Anik,2013:88-89).
1) Air tanah dapat di manfaatkan untuk kepentingan manusia dengan
cara membuat sumur atau pompa air, sumur di bagi menjadi dua :
a) Sumur dangkal
Merupakan cara mengambil air yang banyak di pakai di Indonesia sumur
hendaknya terletak di tempat yang aliran air tanahnya tidak tercemar. Bila di
sekeliling sumur terdapat sumber pencemaran air tanah, hendaknya sumur ini
berada di hulu aliran air tanah dan sedikitnya berjarak 10 - 15 meter dan sumber
pencemaran tersebut. Di perkirakan sampai kedalaman 3 meter tanah masih
mengandung kuman - kuman. Lebih dalam dari 3 meter sudah dapat di katakan
tanah bersih dari kuman – kuman. Oleh karena itu, dinding dalam yang melapisi
sumur sebaiknya di buat sampai dengan 3 meter atau 5 meter.
b) Sumur dalam (sumur artesis)
14
Sumur dalam mempunyai permukaan air yang lebih tinggi dari permukaan
air tanah di sekelilingnya. Tingginya permukaan air ini di sebabkan oleh adanya
tekanan akuifer. Air tanah berada akuifer yang terdapat di antara dua lapis yang
tidak tembus, (Dr. Arif,2010 :30-31).
2) Air Sumur
Sumur merupakan sumber air yang banyak di pergunakan masyarakat
indonesia (±45%). Agar sumur memenuhi syarat kesehatan sebagai air rumah
tangga, maka air sumur harus di lindungi terhadap bahaya-bahaya pengotoran.
Sumur yang baik harus memenuhi syarat - syarat :
a) Syarat Lokalisasi
Untuk menghindari pengotoran yang harus di perhatikan adalah jarak
sumur dengan : cubluk (kakus), lubang galian sampah, lubang galian untuk
limbah (cesspool : seepagepit) dan sumber - sumber pengotoran lainnya. Jarak ini
tergantung pada keadaan tanah dan kemiringan tanah. Pada umumnya dapat di
katakan jaraknya tidak kurang di bawah tempat-tempat sumber pengotoran seperti
yang di sebutkan di atas. Di buat di tempat yang ada airnya dalam tanah. Jangan
di buat yang ada airnya dalam tanah. Jangan di buat di tanah rendah yang
mungkin terendam bila banjir (hujan).
b) Syarat Kontruksi
Syarat kontruksi : Sumur gali tanpa pompa adalah dinding sumur 3 meter
dalamnya dari permukaan tanah di buat dari tembok yang tak tembus air ( di
semen) agar perembesan air tidak terjadi dari lapisan ini, sebab tanahnya
mengandung bakteri ( bakteri hanya hidup di lapisan tanah, sampai 3 meter bawah
tanah). 1,5 meter dinding berikutnya (sebelah bawahnya) di buat dari bata yang
15
tidak di tembok. Untuk bidang perembesan dan agar bila di timba dinding sumur
tidak runtuh. Kedalaman sumur di buat sampai mencapai lapisan tanah yang
mengandung air cukup banyak walaupun musim kemarau. Di atas tanah di buat
dinding tembok yang kedap air setinggi minimal 70 cm untuk mencegah
pengotoran dari air permukaan dan untuk keselamatan, lantai sumur : di buat
lantai sumur yang di tembok (kedap air) 1,5 meter lebarnya dari dinding sumur,
di buat agak miring dan di tinggikan 20 cm di atas permukaan tanah bentuknya
bulat atau segi empat. Dasar sumur di beri kerikil agar airnya tidak keruh bila di
timba.permukaan tanah sekitar bangunan sumur di buat miring untuk
memudahkan pengeringan. Sumur gali yang di lengkapi pompa adalah
pembuatanya sama dengan sumur gali tanpa pompa hanya di sini air sumur di
ambil dengan mempergunakan pompa. Dalam hal ini kemungkinan pengotoran
pengotoran lebih sedikit karena sumur selalu tertutup. Pompa yang di pergunakan
dapat dengan pompa tangan maupun pompa listrik. Sumur pompa adalah saringan
atau pipa-pipa yang berlubang berada di dalam lapisan tanah yang mengandung
air, lapisan yang kedap air antara permukaan tanah dan pipa saringan sekurang -
kurangnya 3 meter, lantai sumur yang kedap air di tinggikan 20 cm dari
permukaan tanah dan lebarnya ± 1½ meter sekeliling pompa, saluran pembuangan
air limbah harus di tembok kedap air, minimal 10 meter panjangnya, untuk
mengambil air dapat di pergunakan pompa tangan atau pompa listrik,
(Entjang,2000:77-81).
16
Gambar 2.2 Penyebaran mikroorganisme dan bahan kimia dalam suatu
pencemaran terhadap air tanah di sekitar.
5m 6m
2m 9m
Pencemaran bakteri
25m 70m
Pencemaran kimiawi
Sumber : Sugiarto,2014:148.
Dari gambar di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa : pencemaran yang di
timbulkan oleh bakteri terhadap air yang ada di dalam tanah dapat mencapai jarak
11 meter searah dengan arah aliran air tanah. Oleh karena itu, pembuatan sumur
pompa tangan dan sumur gali untuk keperluan air rumah tangga sebaiknya
berjarak 11 meter dari sumber pencemar. Keadaan ini dapat di perpendek jaraknya
apabila pembuangan kotoran belum ada mencapai permukaan air tanah karena
perjalanan bakteri di dalam tanah sangat di pengaruhi oleh aliran air di dalam
tanah. Kalau pencemaran bakteri hanya mencapai 11 meter, maka pencemaran
yang di akibatkan oleh kandungan bahan kimia dapat mencapai jarak sejauh 95
meter. Dengan demikian, sumber air yang ada di masyarakat sabaiknya harus
berjarak lebih besar dari 95 meter dari tempat pembuangan bahan kimia.
Mengingat bahwa ada beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air
antara lain adalah diare, kolera, disentri, hepatitis, penyakit kulit, penyakit mata,
17
dan berbagai penyakit lainnya, maka penyediaan air bersih baik secara kuantitas
dan kualitas mutlak diperlukan dalam memenuhi kebutuhan air sehari-hari
termasuk untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Untuk mencegah
terjadinya penyakit tersebut, penyediaan air bersih yang cukup disetiap rumah
tangga harus tersedia. Disamping itu perilaku hidup bersih harus tetap
dilaksanakan, (Kemenkes RI,2011:25).
b. Sarana Jamban Keluarga
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran maanusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan
leher angsa (cemplung) yang di lengkapi dengan unit penampungan kotoran dan
air untuk membersihkannya, (Anik , 2013 : 93).
1) Jenis –jenis jamban yang di gunakan:
a) Jamban cemplung
Jamban cemplung adalah jamban yang penampungannya berupa lubang
yang berfungsi menyimpan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan
kotoran ke dasar lubang untuk jamban cemplung haruskan ada penutup agar tidak
bau.
b) Jamban tangki septik/leher angsa
Jamban tangki septik/leher angsa adalah jamban yang bentuknya leher
angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi
sebagai wadah proses penguraian / dekomposisi kotoran manusia yang di lengkapi
dengan resapan, (Anik,2013:94).
Memilih jenis jamban: Jamban cemplung di gunakan untuk daerah yang
sulit air, jamban tangki septik / leher angsa di gunakan untuk : daerah yang cukup
18
air, daerah yang padat penduduk, karena dapat menggunakan “multiple latrine”
yaitu satu lubang penampungan tinja / tangki septik di gunakan oleh beberapa
jamban (satu lubang dapat menampung kotoran/tinja dari 3-5 jamban). Daerah
pasang surut, tempat penampungan kotoran / tinja hendaknya di tinggikan kurang
lebih 60 cm dari permukaan air pasang, (Anik , 2013 : 94-95).
Syarat-syarat jamban sehat : tidak mencemari sumber air minum ( jarak
antara sumber air minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter ), tidak
berbau, kotoran tidak dapat di jamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari
tanah dan sekitarnya, mudah di bersihkan dan aman di gunakan, di lengkapi
dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi yang cukup, lantai kedap air
dan luas ruangan memadai, tersedia air, sabun, dan alat pembersih,
(Anik,2013:96).
Cara memilih jamban yang sehat : Lantai jamban hendaknya selalu bersih
dan tidak ada genangan air, bersihkan jamban secara teratur sehingga ruangan
jamban dalam keadaan bersih, di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat,
tidak ada serangga, (kecoa,lalat) dan tikus yang berkeliaran, tersedia alat
pembersih (sabun, sikat dan air bersih), bila ada kerusakan segera perbaiki,
(Anik,2013:96).
c. Sarana Pembuangan sampah
Sampah merupakan sumber penyakit dan tempat berkembangbiaknya
vektor penyakit seperti lalat, nyamuk, tikus, kecoa dan sebagainya. Selain itu
sampah dapat mencemari tanah dan menimbulkan gangguan kenyamanan dan
estetika seperti bau yang tidak sedap dan pemandangan yang tidak enak dilihat.
19
Oleh karena itu, pembuangan sampah sangat penting, untuk mencegah penularan
penyakit tersebut. Tempat sampah harus disediakan, sampah harus dikumpulkan
setiap hari dan dibuang ke tempat penampungan sementara. Bila tidak terjangkau
oleh pelayanan pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir dapat
dilakukan pemusnahan sampah dengan cara ditimbun atau dibakar. (Kemenkes
RI,2011:25).
Agar sampah tidak membahayakan kesehatan manusia, maka perlu
pengaturan pembuangannya. Dari sampah yang harus di perhatikan:
1) Penyimpanan sampah
Untuk tempat sampah di tiap-tiap rumah isinya cukup 1 meter kubik.
Tempat sampah janganlah di tempatkan di dalam sampah atau di pojok dapur,
karena akan merupakan gudang makanan bagi tikus-tikus sehingga rumah banyak
tikus nya.tempat sampah sebaiknya : terbuat dari bahan yang mudah di bersihkan
dan tidak mudah rusak, harus di tutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau
binatang-binatang lainnya seperti tikus, ayam, kucing dan sebagainya. Di
tempatkan di luar rumah bila pengumpulannya di lakukan oleh pemerintah,
tempatkanlah tempat sampah sedemikian rupa sehingga karyawan pengumpul
sampah mudah mencapainya.
2) Pengumpulan sampah
Pengumpulan sampah bisa di lakukan : perorangan yaitu tiap tiap keluarga
mengumpulkan sampah dari rumahnya masing-masing untuk di buang pada
tempat tertentu. Pemerintah yaitu pengumpulan sampah di kota-kota di lakukan
pemerintah dengan menggunakan truk sampah atau gerobak sampah. Swasta
20
hanya mengambil sampah-sampah tertentu sebagai bahan baku pada
perusahannya misalnya untuk pembuatan kertas, karto, dan plastik.
3) Pembuangan sampah
Pembuangan sampah di lakukan dengan :
a) landfill
Sampah yang di buang pada tanah yang rendah. Pembuangan sampah
secara ini hanya baik untuk sampah - sampah jenis rubbish (tidak mudah
membusuk), sedangkan bila jenis gerbage atau tercampur dengan gerbage, tempat
pembuangan sampah ini akan menjadi tempat perkembangbiakan serangga, dan
tikus juga menimbulkan bau-bau yang tidak sedap.
b) Sanitary land fill
Sampah yang di buang pada tanah yang rendah, kemudian di tutup lagi
dengan tanah paling sedikit 60 cm, untuk mencegah pengorekan oleh anjing, tikus
dan binatang- binatang lainnya. Cara ini memenuhi syarat kesehatan.
c) Individual incineration
Sampah dari rumah di kumpulkan sendiri, kemudian di bakar sendiri.
Pembakaran sampah ini harus di lakukan dengan baik sebab bila tidak : asapnya
mengotori udara, bila tak terbakar sempurna sisanya berceceran kemana - mana.
d) Inceration denan incerator sempurna
Cara ini di kerjakan oleh pemerintah. Sampah - sampah yang telah di
kumpulkan dari truk. Truk / gerobak- gerobak sampah di bakar dalam incinerator
khusus ( alat pembakaran sampah. Incenerator ini mempunyai bagian - bagian :
21
tempat pengumpulan sampah, ruang pengeringan, ruang pembakaran, cerobong
asap. Cara pembuangan sampah ini baik sekali tapi biayanya mahal.
e) Pulverisation
Semua sampah baik gerbage maupun rubbish di- giling (di haluskan)
dengan alat khusus, kemudian di buang ke laut. Dalam bentuk yang di giling ini,
sampah menjadi tidak di sukai lagi baik oleh serangga maupun tikus-tikus.
f) Composing ( di buat pupuk)
Dari sampah yang terbuang masih dapat di buat pupuk sebagai penyubur
tanah pertanian. Cara ini telah banyak di kerjakan di negara-negara maju misalnya
di amerika serikat. Pada prinsipnya : mula – mula sampah - sampah dari gelas,
logam dan bahan-bahan lainnya yang tak dapat di jadikan kompos di pisahkan
terlebih dahulu. Setelah di pisah-pisahkan, sampah yang akan di jadikan kompos
di giling menjadi halus agar proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri
pembusuk berlangsung dengan baik. Kemudian sampah di letakan pada suatu
tempat dimana proses pembusukan akan terjadi. Tempat ini di perlengkapi dengan
alat pengatur suh, pengatur kelembapan dan pengaliran udara agar proses
pembusukan terjadi secara optimum. Kadang-kadang di tambahkan strain mikro-
organisme yang dapat mempercepat proses pembusukannya, tapi seringkali hal ini
tidak perlu, karena pada sampah sendiri telat cukup mengandung mikroorganisme
tersebut. Bila pada sampah yang sedang di busukan ini di tambahkan lumpur dari
air limbah akan di hasilkan kompos baik sekali. Lama proses pembusukannya
bervariasi antara 2 hari sampai 6 minggu. Untuk di jual ke pasaran, kompos ini di
keringkan, di giling kembali dan di bungkus.
22
g) Hogfeeding ( sebagai makan ternak)
Yang dapat di pergunakan yaitu jenis garbage misal nya sisa sayuran,
ampas pembuatan tapioka, ampas pembuatan tahun dan sebagainya. Di berikan
kepada ternak sebagai makananya.
h) Recycling
Dengan cara ini di maksudkan : untuk mengurangi jumlah sampah, maka
bagian- bagian sampah yang masi dapat di pakai/ di gunakan, di ambil lagi : misal
nya kertas-kertas gelas-gelas, logam-logam dan sebagainya. Dari benda – benda
baru yang berguna misalnya : karton, plastik alat-alat dan sebagainya. Sangat
berbahaya untuk kesehatan bila kertas-kertas dari tempat sampah yang di
kumpulkan kaum tuna wisma, di pergunakan sebagai kantong pembungkus
makanan. Karena itu sebaiknya sampah- sampah dari kertas – kertas segera di
bakar setelah di buang (Entjang,2000:100-105).
d. Sarana saluran pembuangan air limbah
Limbah cair rumah tangga adalah limbah yang berbentuk cair yang
merupakan timbulan dari kegiatan rumah tangga. Limbah cair berasal dari kamar
mandi, peturasan, cucian barang / bahan dapur. Limbah cair rumah tangga volume
nya lebih sedikit di banding dengan luas lahan yang ada di desa tersebut. Namun
demikian limbah cair tersebut tetap harus di kelola karena apabila di buang
sembarangan akan membuat lingkungan kotor, brbau, dan mengurangi estetika
dan kebersihan lingkungan, (Anik,2013:127).
Pentingnya limbah cair di kelola dengan baik : Limbah cair harus di kelola
dengan baik dan benar karena bila tidak akan dapat menjadi tempat
23
perkembangbiakan bibit penyakit, Limbah cair akan menarik binatang-binatang
Sampah akan menarik binatang-binatang yang di kenal dalam aspek kesehatan
dapat menyebarluaskan penyakit, seperti lalat, kecoa, dan tikus. Penyakit -
penyakit yang berkaitan erat dengan limbah cair yang tidak di kelola dengan benar
antara lain : demam berdarah, disentri, thypus dan lain-lain. Tempat pembuangan
limbah cair : Limbah cair harus di buang pada sarana pengolahan limbah, SPAL
yang dapat di buat oleh masing-masing rumah tangga, bentuk SPAL dapat berupa
sumuran ataupun saluran dengan ukuran tertentu, sumuran atau saluran tersebut di
beri bahan-bahan yang dapat berfungsi untuk menyaring unsur yang terkandung
dalam limbah cair, bahan tersebut di susun dengan formasi urutan sebagai berikut
: batu belah ukuran diameter 5 - 10 meter, ijuk dan batu belah diameter 10 - 15
meter, (Anik,2013:128).
air limbah baik limbah pabrik atau limbah rumah tangga harus dikelola
sedemikian rupa agar tidak menjadi sumber penularan penyakit. Sarana
pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat akan menimbulkan bau,
mengganggu estetika dan dapat menjadi tempat perindukan nyamuk dan
bersarangnya tikus, kondisi ini dapat berpotensi menularkan penyakit seperti
leptospirosis, filariasis untuk daerah yang endemis filaria. Bila ada saluran
pembuangan air limbah di halaman, secara rutin harus dibersihkan, agar air
limbah dapat mengalir, sehingga tidak menimbulkan bau yang tidak sedap dan
tidak menjadi tempat perindukan nyamuk, (Kemenkes RI,2011:25).
2. Faktor Perilaku
Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat karena sehat atau tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu,
24
keluarga dan masyarakat sangat bergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Di
samping itu, juga di pengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan,
kepercayaan, pendidikan sosial ekonomi dan perilaku-perilaku lain yang melekat
pada dirinya, faktor perilaku pada penderita penyakit diare sebagai berikut :
a. CTPS
CTPS adalah mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. Alasan setiap
anggota keluarga harus mencuci tangan dengan air bersih dan sabun antara lain :
air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit.
Bila di gunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan
cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat
membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan
kuman masih tertinggal di tangan. waktu harus mencuci tangan : Setiap kali
tangan kita kotor (setelah : memegang uang,memegang binatang, berkebun, dll),
Setelah buang air besar, Setelah menceboki bayi atau anak, Sebelum makan dan
menyuapi anak, Sebelum memegang makanan, Sebelum menyusui bayi. Manfaat
mencuci tangan : Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan, Mencegah
penularan penyakit seperti diare, kolera di sentri, typus, kecacingan, penyakit
kulit, ISPA, flu burung, dan SARS, tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
Cara mencuci tangan yang benar : Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir
dan memakai sabun, Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan
punggung tangan, setelah itu keringkan dengan lap bersih, (Anik , 2013 : 90-91).
b. BAB
Buang air besar (biasanya disingkat menjadi BAB) atau defekasi adalah
suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran
atau tinja yang padat atau setengah - padat yang berasal dari sistem
https://id.wikipedia.org/wiki/Makhluk_hiduphttps://id.wikipedia.org/wiki/Tinjahttps://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pencernaan
25
pencernaan mahkluk hidup. Yang seharusnya menggunakan jamban adalah setiap
anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air besar/ buang
air kecil. Alasan mengapa harus menggunakan jamban adalah menjaga
lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau, tidak mencemari sumber air yang ada
di sekitarnya, tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat
menjadi penular penyakit diare, kolera di sentri, typus, kecacingan, penyakit
saluran pencernaan, penyakit kulit dan keracunan, (Anik , 2013 : 95).
c. Air Minum
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum. Air
minum yang aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika,
mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang di muat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan.parameter wajib contohnya seperti parameter mikrobiologi
E.coli, koliform. Parameter fisik tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa.
Parameter kimiawi seperti kadar alumunium, kadar besi, kesadahan, klorida dan
PH, (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010).
d. Pembuangan Sampah
Sampah adalah limbah yang bersifat padat, terdiri dari bahan yang
membusuk (organik) dan tidak membusuk (anorganik). Beberapa alasan kenapa
sampah harus di kelola dengan baik : Sampah harus di kelola dengn baik dan
benar karena bila tidak akan dapat menjadi perkembangbiakan bibit penyakit,
Sampah akan menarik binatang-binatang yang di kenal dalam aspek kesehatan
dapat menyebarluaskan penyakit, seperti lalat, kecoa, tikus dan anjing, Sampah
tidak di kelola dengan baik dan benar dapat menimbulkan penyakit - penyakit
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pencernaanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Air
26
yang berkaitan erat dengan sampah antara lain : demam berdarah, disentri, thypus
dan lain-lain. Berbagai cara pembuangan dan pengelolaan sampah:
1) cara pembuangan sampah dahulu
untuk pedesaan pada umumnya sampah biasanya di tangani dengan
beberapa cara : seperti dengan di bakar, di buang ke lubang galian, dan di buat
kompos.
2) Cara pembuangan sampah sekarang
dengan perkembangan dunia usaha dan juga pengetahuan, sekarang ini
sampah dapat di kelola dengan lebih menguntungkan yaitu yang di kenal dengan
istilah 3R : Reduce adalah upaya pegelolaan sampah dengan cara mengurangi
volume sampah itu sendiri cara ini lebih ke pencegahan misalnya bila membeli
sayuran pilihlah sayuran yang sesedikit mungkin di buang. Reuse adalah suatu
cara untuk menggunakan kembali sampah yang ada, untuk keperluan yang sama
dan fungsinya sama misalnya botol sirup di gunakan kembali untuk botol sirup,
untuk boto kecap dengan proses pencucian yang benar. Recycle adalah daur ulang
adalah pemanfaatan kembali melauli pengolahan fisik atau kimia, untuk
mengahasilkan produk yang sama atau produk yang lain misalnya sampah organik
di olah menjadi kompos, besi bekas di olah kembali menjadi barang - barang seni
dari besi, dan lain-lain, (Anik,2013:125-126).
3. Faktor Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan merupakan menurut undang-undang kesehatan pasal
52 ayat 1 dan 2 pelayanan kesehatan terdiri atas : pelayanan kesehatan
perseorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan
27
sebagimana pada ayat 1 meliputi kegiatan pendekatan promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif. Pada pasal 53 ayat 1,2 dan 3 pelayanan kesehatan perseorangan
di tujukan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan dan keluarga, pelayanan kesehatan masyarakat di tujukan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu
kelompok dan masyarakat, pelaksanaan pelayanan kesehatan sebagaimana di
maksud pada ayat 1 harus mendahului pertolongan keselamatan nyawa pasien di
bandingkan yang lain, (Undang-Undang Rebuplik Indonesia no 36 tahun 2009).
4. Faktor Keturunan
Keturunan (Genetik) merupakan faktor yang telah ada dalam diri manusia
yang dibawa sejak lahir, misalkan dari golongan penyakit keturunan seperti
diabetes melitus dan asma bronkial.
28
C. Kerangka Teori
Gambar 2.3
Sumber : Teori Hendrik L.Blum.
Faktor Keturunan
Faktor Pelayanan
Kesehatan
Faktor Perilaku
Kejadian diare Faktor Lingkungan
29
D. Kerangka Konsep
Gambar 2.4
Faktor ingkungan :
-Sumber air bersih
- Sarana Jamban keluarga
- Pengelolaan sampah rumah tangga
-Saluran pembuangan air limbah
Faktor ingkungan :
-Sarana air bersih
- Sarana Jamban keluarga
- Sarana Pembuangan sampah rumah
tangga
-Saluran pembuangan air limbah
Kejadian diare
Faktor Perilaku :
-CTPS
-BAB
-Air Minum
-Pembuangan Sampah
30
E. Definisi Operasional
Tabel 2.1 Definisi Operasional
No VARIABEL DEFINISI
OPERASIONAL
CARA
UKUR
ALAT
UKUR
HASIL
UKUR
SKALA
1. Sarana air
bersih
a.Jenis SAB
Sarana air bersih yang
digunakan oleh
masyarakat untuk
kebutuhan sehari-hari.
Observasi Cheklist 1= sumur gali
2=sumur bor
Ordinal
b.Kondisi
SAB
-Jarak
Keadaan SAB yang
menyangkut persyaratan
kontruksi dan lokasi
sesuai jenis SAB.
Kontruksi sumur gali :
-cincin/bibir sumur > 70
cm
-dinding sumur sedalam
> 3 meter dari
permukaan tanah
-Lantai sumur
berdiameter > 1 meter
-suatu angka yang
menunjukan seberapa
jauh sumber pencemar
dengan sarana air bersih.
(Depkes, 2002)
Observasi Cheklist Memenuhi
syarat apabila
semua
komponen
penilaian baik
Tidak
memenuhi
syarat apabila
ada
komponen
penilaian
yang kurang
baik
Jarak ≥ 10
meter dari
sumber
pencemar =
memenuhi
syarat
Jarak < 10
meter dari
sumber
pencemar =
tidak
memenuhi
syarat
Ordinal
2. Sarana
jamban
keluarga
a.Jenis sarana
JAGA
Sarana jamban keluarga
yang digunakan oleh
masyarakat untuk
kebutuhan sehari-hari
observasi Cheklist 1.kloset
duduk leher
angsa
2.kloset
jongkok leher
angsa
3.cemplung
Ordinal
31
b.kondisi
sarana JAGA
-jarak dengan
SAB
Keadaan JAGA yang
menyangkut persyaratan
kontruksi dan lokasi
sesuai jenis JAGA yang
memenuhi syarat dan
tidak memenuhi syarat
kesehatan .
-tidak menjadi sarang
vektor
-lantai kedap air
-tidak menimbulkan bau
-Suatu angka yang
menunjukan seberapa
jauh sumber air dengan
jamban.
Observasi Cheklist Memenuhi
syarat apabila
semua
komponen
penilaian baik
Tidak
memenuhi
syarat apabila
ada
komponen
penilaian
yang kurang
baik
Jarak ≥ 10
meter dari
sumber air =
memenuhi
syarat
Jarak < 10
meter dari
sumber air =
tidak
memenuhi
syarat
3. Sarana
Pembuangan
sampah di
rumah tangga
a.jenis sarana
P. Sampah
Sarana pembuangan
sampah yang digunakan
oleh masyarakat untuk
kebutuhan sehari-hari
Observasi Cheklist 1.dibuang
sembarangan
2.di bakar
3.di buang
kolektif
Ordinal
b.kondisi
sarana P.
Sampah
Keadaan pembuangan
sampah yang
menyangkut persyaratan
kontruksi dan lokasi
sesuai jenis pembuangan
sampah yang memenuhi
Observasi Cheklist -Kuat,kedap
air dan
tertutup =
memenuhi
syarat
Tidak
kuat,tidak
32
-waktu lama
tinggal
sampah
-adanya
vektor
syarat dan tidak
memenuhi syarat
kesehatan .
-bentuk atau bangunan
secara keseluruhan
-lamanya sampah berada
di tps
-binatang pembawa
penyakit seperti
lalat,kecoa dll.
kedap air dan
tidak tertutup
= tidak
memenuhi
syarat.
-24 jam=
tidak
memenuhi
syarat
-Tidak ada
vektor
=memenuhi
syarat
Ada vektor=
tidak
memenuhi
syarat
4. Sarana
Saluran
pembuangan
air limbah
a.jenis SPAL
Sarana saluran
pembuangan limbah
yang digunakan oleh
masyarakat untuk
kebutuhan sehari-hari
observasi Cheklist 1.ke selokan
2. Halaman
belakang
3.ke SPAL
4. ke lubang
tanah
Ordinal
b.kondisi
SPAL
-jarak dengan
SAB
Keadaan pembuangan
air limbah yang
menyangkut persyaratan
kontruksi dan lokasi
sesuai jenis pembuangan
air limbah. yang
memenuhi syarat dan
tidak memenuhi syarat
kesehatan .
-bentuk atau bangunan
secara keseluruhan
- Suatu angka yang
menunjukan seberapa
jauh sumber air dengan
SPAL.
Observasi Cheklist Kuat,kedap
air dan
tertutup =
memenuhi
syarat
Tidak
kuat,tidak
kedap air dan
tidak tertutup
= tidak
memenuhi
syarat
Jarak ≥ 10
meter dari
sumber air =
memenuhi
syarat
Jarak < 10
Ordinal
33
meter dari
sumber air =
tidak
memenuhi
syarat
5. Cuci Tangan
Pakai Sabun
Kegiatan cuci tangan
pakai sabun sebelum
makan dan sesudah BAB
-CTPS Sebelum makan
-CTPS Sesudah BAB
wawancara Kuisioner
1.selalu
2.kadang-
kadang
3.tidak
pernah
1.selalu
2.kadang-
kadang
3.tidak
pernah
Ordinal
6. Buang Air
Besar
Kegiatan buang air besar
di jamban yang
memenuhi syarat
wawancara Kuisioner 1.selalu
2.kadang-
kadang
3.tidak
pernah
Ordinal
7. Penggunaan
Air minum
Sumber air yang
digunakan untuk minum
sehari hari
-sumber air minum
wawancara Kuisioner 1.air masak
3.air mentah Ordinal
8. Pembuangan
Sampah
Kegiatan membuang
sampah sisa aktifitas
masyarakat
wawancara Kuisioner 1.di buang
sembrangan
2. di buang
kolektif
3.di bakar
Ordinal