29
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare 1. Pengertian Diare Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam suatu hari, (Depkes RI,2011:2). 2. Jenis-jenis Diare Penyakit diare di bagi menjadi beberapa bagian, yaitu berdasarkan lamanya diare, berdasarkan sudut pandang klinis praktis dan berdasarkan tingkat dehidrasi. a. Berdasarkan lamanya diare,diare di bagi menjadi : 1) Diare akut Diare akut adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari ) dan berlangsung kurang dari 14 hari. 2) Diare kronis atau Persisten Diare kronik adalah buang suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diarerepository.poltekkes-tjk.ac.id/528/4/BAB II .pdf · Imunodefisiensi : AIDS, (Widoyono,2008:147). 4. Cara Penularan Penyakit Diare Penyakit Diare sebagian

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Diare

    1. Pengertian Diare

    Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan

    konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih

    sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam suatu hari, (Depkes RI,2011:2).

    2. Jenis-jenis Diare

    Penyakit diare di bagi menjadi beberapa bagian, yaitu berdasarkan

    lamanya diare, berdasarkan sudut pandang klinis praktis dan berdasarkan tingkat

    dehidrasi.

    a. Berdasarkan lamanya diare,diare di bagi menjadi :

    1) Diare akut

    Diare akut adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan

    konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih

    sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam yang frekuensinya lebih sering dari

    biasanya (biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari ) dan berlangsung kurang dari

    14 hari.

    2) Diare kronis atau Persisten

    Diare kronik adalah buang suatu kondisi dimana seseorang buang air besar

    dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan

  • 6

    frekuensinya lebih sering (biasanya tig kali atau lebih) dengan jumlah lebih

    banyak dari normal dan berlangsung lebih dari 14 hari, (Depkes RI, 2011:2).

    b. Berdasarkan tingkat dehidrasi

    Berdasarkan tingkat dehidrasinya, diare dapat di bedakan menjadi tiga,

    yaitu :

    1) Diare tanpa dehidrasi

    Diare tanpa dehidrasi adalah buang air besar dengan konsistensi tinja

    cair/lembek serta frekuensi lebih sering dari biasanya, keadaan umunya baik,mata

    normal, rasa haus normal atau minum biasa, dan turgor kulit kembali cepat.

    2) Diare dengan dehidrasi ringan atau sedang

    Diare dengan dehidrasi ringan atau sedang adalah diare di sertai dua atau

    lebih tanda-tanda : gelisah,rewel/mudah marah, mata cekung,haus, serta sangat

    lahap apabila di berikan minum, cubitan kulit perut kembali lambat.

    3) Diare dengan dehidrasi berat

    Diare dengan dehidrasi berat adalah diare yang di sertai dua atau lebih

    tanda-tanda: lesu,lunglai atau tidak sadar, mata cekung, tidak bisa minum atau

    malas minum, cubitan kulit perut kembali sangat lambat, (Kemenkes RI,2011:19).

    3. Penyebab Diare

    Penyebab diare secara garis besar dapat di kelompokan menjadi tujuh

    golongan yaitu :

    a. Virus : Rotavirus (40-60%), Adenovirus

    b. Bakteri : Escherichia coli(20-30%), Shigella sp. (1-2%), Vibrio

    cholerae, dan lain-lain

  • 7

    c. Parasit : Entamoeba histolytica (

  • 8

    botol akan meningkatkan risiko pencemaran kuman, dan susu akan terkontaminasi

    oleh kuman dari botol. Kuman akan cepat berkembang bila susu tidak segera di

    minum, Menyimpan makanan pada suhu kamar. Kondisi tersebut akan

    menyebabkan permukaan makanan mengalami kontak dengan peralatan makan

    yang merupakan media yang sangat baik bagi perkembangan mikroba, dan Tidak

    mencuci tangan pada saat memasak, makan, atau sesudah buang air besar (BAB)

    akan memumgkinkan kontaminasi langsung, (Widoyono,2008:149).

    Gambar 2.1 Jalur pemindahan kuman penyakit dari tinja ke pejamu yang baru

    Sumber : Soeparman & Suparmin,2002:07.

    Dari gambar tersebut tampak jelas bahwa peranan tinja dalam penyebaran

    penyakit sangat besar. Menurut Anderson dan Arnsein terjadinya proses penularan

    penyakit di perlukan faktor yaitu kuman penyebab penyakit, sumber infeksi

    (reservoir) dari kuman penyebab, cara keluar dari sumber, cara berpindah dari

    sumber ke inang (host) baru yang potensial, cara masuk ke inang yang baru, inang

    Tinja

    sebagai

    sumber

    infeksi

    Air

    Tangan

    Tangan

    Tangan

    Makanan,

    susu, dan

    Sayuran

    inang

    baru

    Mati

    Ketidak mampuan

  • 9

    yang peka (susceptible). Proses pemindahan kuman penyakit dari tinja sebagai

    pusat infeksi sampai inang baru dapat melalui berbagai media perantara, antara

    lain air, tangan, serangga, tanah, makanan, susu, serta sayuran. Pembuangan tinja

    dan limbah cair yang di laksanakan secara saniter akan memutuskan rantai

    penularan penyakit dengan menghilangkan faktor keempat dari keenam faktor itu

    dan merupakan penghalang sanitasi (sanitation barrier) kuman penyakit untuk

    berpindah daritinja ke inang yang berpotensial, (Soeparman & suparmin,2002:07).

    5. Upaya Pencegahan Diare

    Kejadian diare dapat di cegah beberapa perilaku yang dapat di lakukan

    yang bertujuan untuk dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian yang di

    akibatkan oleh kejadian penyakit. Perilaku yang dapat di lakukan antara lain

    adalah dengan melakukan prilaku hidup sehat dan penyehatan lingkungan.

    a. Pemberian ASI

    ASI mempunyai khasiat preventif secara imunologik dengan adanya

    antibodi dan zat-zat lain yang dikandunganya. ASI turut memberikan

    perlindungan terhadap diare. Pada bayi yang baru lahir, pemberian ASI secara

    penuh mempunyai daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare daripada

    pemberian ASI yang di sertai dengan susu botol. Flora normal usus bayi yang di

    susui mencegah tumbuhnya bakteri penyebab botol untuk susu formula, berisiko

    tinggi menyebabkan diare yang dapat mengakibatkan terjadinya gizi buruk.

    b. Makanan Pendamping ASI

    Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahap

    mulai di biasakan dengan makanan orang dewasa. Perilaku pemberian makanan

    pendamping ASI yang baik meliputi perhatian terhadap kapan, apa dan bagaimana

  • 10

    makanan pendamping ASI di berikan.Ada beberapa saran untuk meningkatkan

    pemberian makanan pendamping ASI : Perkenalkan makan lunak, ketika anak

    berumur 6 bulan dan dapat teruskan pemberian ASI. Tambahkan macam makanan

    setelah anak berumur 9 bulan atau lebih, tambahkan minyak, lemak dan gula ke

    dalam nasi / bubur dan biji-bijian untuk energi. Tambahkan hasil olahan susu,

    telur, ikan, daging, kacang – kacangan, buah – buahan dan sayuran berwarna hijau

    ke dalam makananya, cuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan menyuapi

    anak. Suapi anak dengan sendok yang bersih, masak makanan dengan benar,

    simpan sisanya pada tempat yang dingin dan panaskan dengan benar sebelum di

    berikan pada anak.

    c. Menggunakan air bersih yang cukup

    Penularan kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui Faecal-

    Oralkuman tersebut dapat ditularkan bila masuk ke dalam mulut melalui

    makanan, minuman atau benda yang tercemar dengan tinja, misalnya jari-jari

    tangan, makanan yang wadah atau tempat makan-minum yang dicuci dengan air

    tercemar. Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar-benar

    bersih mempunyai risiko menderita diare lebih kecil dibanding dengan

    masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih. Yang harus diperhatikan oleh

    keluarga : Ambil air dari sumber air yang bersih, simpan air dalam tempat yang

    bersih dan tertutup, serta gunakan gayung khusus untuk mengambil air, agar

    sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anak-anak, minum air

    yang sudah matang (dimasak sampai mendidih), cuci semua peralatan masak dan

    peralatan makan dengan air yang bersih dan cukup.

    d. Mencuci tangan

  • 11

    Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting

    dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan

    sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum

    menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak dan sebelum makan,

    mempunyai dampak dalam kejadian diare (Menurunkan angka kejadian diare

    sebesar 47%).

    e. Menggunakan jamban

    Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya penggunaan

    jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan risiko terhadap penyakit

    diare.Keluarga yang tidak mempunyai jamban harus membuat jamban dan

    keluarga harus buang air besar di jamban. Yang harus diperhatikan oleh keluarga :

    Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat dipakai oleh

    seluruh anggota keluarga, bersihkan jamban secara teratur, gunakan alas kaki bila

    akan buang air besar, dan Membuang tinja bayi dengan besar.

    Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi itu tidak berbahaya.Hal ini

    tidak benar karena tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada anak-anak dan

    orang tuanya. Tinja bayi harus dibuang secara benar. Masyarakat dapat

    mengurangi risiko terhadap serangan diare yaitu dengan menggunakan air yang

    bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai

    penyimpanan di rumah. Yang harus diperhatikan oleh keluarga : Kumpulkan

    segera tinja bayi dan buang di jamban, bantu anak buang air besar di tempat yang

    bersih dan mudah dijangkau olehnya, bila tidak ada jamban, pilih tempat untuk

    membuang tinja seperti di dalam lubang atau di kebun kemudian ditimbun.

    Bersihkan dengan benar setelah buang air besar dan cuci tangan dengan sabun.

  • 12

    f. Pemberian Imunisasi Campak

    Pemberian imunisasi campak pada bayi sangat penting untuk mencegah

    bayi agar tidak terkena penyakit campak. Anak yang sakit campak sering di sertai

    diare, sehingga pemberian imunisasi campak juga dapat mencegah diare. Oleh

    karena itu berilah imunisasi campak segera setelah bayi berumur 9 bulan,

    (Kemenkes RI,2011:23-25).

    B. Faktor – faktor yang Mempengaruhi dengan kejadian Diare

    1. Faktor Lingkungan

    Lingkungan memiliki pengaruh dan peranan terbesar di ikuti perilaku,

    fasilitas kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat bervariasi, umunya di

    golongkan menjadi dua kategori, yaitu aspek berhubungan dengan aspek fisik dan

    aspek sosial.lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik contohnya

    sampah,air, udara, tanah, iklim, perumahan, dan sebagainya. Sedangkan

    lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan,

    pendidikan, ekonomi dan sebagainya. Faktor lingkungan untuk penyakit diare

    yaitu :

    a. Sarana Air bersih

    Air adalah kebutuhan dasar yang di gunakan sehari-hari untuk minum,

    memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur,

    mencuci pakaian dan sebagainya agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar

    dari sakit. Syarat-syarat air bersih : air bersih secara fisik dapat di bedakan

    memalui indra kita, antara lain (dapat di lihat, di rasa, di cium, dan di raba) air

    tidak berwarna harus bening / jernih, air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu,

    lumpur, sampah, busa dan kotoran lainnya air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak

  • 13

    berasa asam, tidak payau dan tidak pahit harus bebas dari bahan kimia beracun.

    Air tidak berbau seperti amis, anyir, busuk atau belerang, (Anik,2013;86-87).

    Sumber air bersih : Mata air, air sumur atau air sumur pompa, air ledeng

    atau perusahaan air minum, air hujan dan Air dalam kemasan. Dan Cara menjaga

    kebersihan sumber air bersih : Letak jarak sumber air dengan jamban dan tempat

    pembuangan sampah paling sedikit 10 meter, sumber mata air harus di lindungi

    dari pencemaran, sumur gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus di jaga

    bangunannya tidak rusak seperti sumur tidak boleh retak, bibir sumur harus di

    plester dan sumur di tutup, harus di jaga kebersihannya seperti tidak ada bercak -

    bercak kotoran, tidak berlumut pada lantai/ lantai dinding sumur. Ember/ gayung

    pengambil air harus tetap bersih dan di letakan di lantai (ember/ gayung di

    gantung di tiang sumur ), (Anik,2013:88-89).

    1) Air tanah dapat di manfaatkan untuk kepentingan manusia dengan

    cara membuat sumur atau pompa air, sumur di bagi menjadi dua :

    a) Sumur dangkal

    Merupakan cara mengambil air yang banyak di pakai di Indonesia sumur

    hendaknya terletak di tempat yang aliran air tanahnya tidak tercemar. Bila di

    sekeliling sumur terdapat sumber pencemaran air tanah, hendaknya sumur ini

    berada di hulu aliran air tanah dan sedikitnya berjarak 10 - 15 meter dan sumber

    pencemaran tersebut. Di perkirakan sampai kedalaman 3 meter tanah masih

    mengandung kuman - kuman. Lebih dalam dari 3 meter sudah dapat di katakan

    tanah bersih dari kuman – kuman. Oleh karena itu, dinding dalam yang melapisi

    sumur sebaiknya di buat sampai dengan 3 meter atau 5 meter.

    b) Sumur dalam (sumur artesis)

  • 14

    Sumur dalam mempunyai permukaan air yang lebih tinggi dari permukaan

    air tanah di sekelilingnya. Tingginya permukaan air ini di sebabkan oleh adanya

    tekanan akuifer. Air tanah berada akuifer yang terdapat di antara dua lapis yang

    tidak tembus, (Dr. Arif,2010 :30-31).

    2) Air Sumur

    Sumur merupakan sumber air yang banyak di pergunakan masyarakat

    indonesia (±45%). Agar sumur memenuhi syarat kesehatan sebagai air rumah

    tangga, maka air sumur harus di lindungi terhadap bahaya-bahaya pengotoran.

    Sumur yang baik harus memenuhi syarat - syarat :

    a) Syarat Lokalisasi

    Untuk menghindari pengotoran yang harus di perhatikan adalah jarak

    sumur dengan : cubluk (kakus), lubang galian sampah, lubang galian untuk

    limbah (cesspool : seepagepit) dan sumber - sumber pengotoran lainnya. Jarak ini

    tergantung pada keadaan tanah dan kemiringan tanah. Pada umumnya dapat di

    katakan jaraknya tidak kurang di bawah tempat-tempat sumber pengotoran seperti

    yang di sebutkan di atas. Di buat di tempat yang ada airnya dalam tanah. Jangan

    di buat yang ada airnya dalam tanah. Jangan di buat di tanah rendah yang

    mungkin terendam bila banjir (hujan).

    b) Syarat Kontruksi

    Syarat kontruksi : Sumur gali tanpa pompa adalah dinding sumur 3 meter

    dalamnya dari permukaan tanah di buat dari tembok yang tak tembus air ( di

    semen) agar perembesan air tidak terjadi dari lapisan ini, sebab tanahnya

    mengandung bakteri ( bakteri hanya hidup di lapisan tanah, sampai 3 meter bawah

    tanah). 1,5 meter dinding berikutnya (sebelah bawahnya) di buat dari bata yang

  • 15

    tidak di tembok. Untuk bidang perembesan dan agar bila di timba dinding sumur

    tidak runtuh. Kedalaman sumur di buat sampai mencapai lapisan tanah yang

    mengandung air cukup banyak walaupun musim kemarau. Di atas tanah di buat

    dinding tembok yang kedap air setinggi minimal 70 cm untuk mencegah

    pengotoran dari air permukaan dan untuk keselamatan, lantai sumur : di buat

    lantai sumur yang di tembok (kedap air) 1,5 meter lebarnya dari dinding sumur,

    di buat agak miring dan di tinggikan 20 cm di atas permukaan tanah bentuknya

    bulat atau segi empat. Dasar sumur di beri kerikil agar airnya tidak keruh bila di

    timba.permukaan tanah sekitar bangunan sumur di buat miring untuk

    memudahkan pengeringan. Sumur gali yang di lengkapi pompa adalah

    pembuatanya sama dengan sumur gali tanpa pompa hanya di sini air sumur di

    ambil dengan mempergunakan pompa. Dalam hal ini kemungkinan pengotoran

    pengotoran lebih sedikit karena sumur selalu tertutup. Pompa yang di pergunakan

    dapat dengan pompa tangan maupun pompa listrik. Sumur pompa adalah saringan

    atau pipa-pipa yang berlubang berada di dalam lapisan tanah yang mengandung

    air, lapisan yang kedap air antara permukaan tanah dan pipa saringan sekurang -

    kurangnya 3 meter, lantai sumur yang kedap air di tinggikan 20 cm dari

    permukaan tanah dan lebarnya ± 1½ meter sekeliling pompa, saluran pembuangan

    air limbah harus di tembok kedap air, minimal 10 meter panjangnya, untuk

    mengambil air dapat di pergunakan pompa tangan atau pompa listrik,

    (Entjang,2000:77-81).

  • 16

    Gambar 2.2 Penyebaran mikroorganisme dan bahan kimia dalam suatu

    pencemaran terhadap air tanah di sekitar.

    5m 6m

    2m 9m

    Pencemaran bakteri

    25m 70m

    Pencemaran kimiawi

    Sumber : Sugiarto,2014:148.

    Dari gambar di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa : pencemaran yang di

    timbulkan oleh bakteri terhadap air yang ada di dalam tanah dapat mencapai jarak

    11 meter searah dengan arah aliran air tanah. Oleh karena itu, pembuatan sumur

    pompa tangan dan sumur gali untuk keperluan air rumah tangga sebaiknya

    berjarak 11 meter dari sumber pencemar. Keadaan ini dapat di perpendek jaraknya

    apabila pembuangan kotoran belum ada mencapai permukaan air tanah karena

    perjalanan bakteri di dalam tanah sangat di pengaruhi oleh aliran air di dalam

    tanah. Kalau pencemaran bakteri hanya mencapai 11 meter, maka pencemaran

    yang di akibatkan oleh kandungan bahan kimia dapat mencapai jarak sejauh 95

    meter. Dengan demikian, sumber air yang ada di masyarakat sabaiknya harus

    berjarak lebih besar dari 95 meter dari tempat pembuangan bahan kimia.

    Mengingat bahwa ada beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air

    antara lain adalah diare, kolera, disentri, hepatitis, penyakit kulit, penyakit mata,

  • 17

    dan berbagai penyakit lainnya, maka penyediaan air bersih baik secara kuantitas

    dan kualitas mutlak diperlukan dalam memenuhi kebutuhan air sehari-hari

    termasuk untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Untuk mencegah

    terjadinya penyakit tersebut, penyediaan air bersih yang cukup disetiap rumah

    tangga harus tersedia. Disamping itu perilaku hidup bersih harus tetap

    dilaksanakan, (Kemenkes RI,2011:25).

    b. Sarana Jamban Keluarga

    Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan

    kotoran maanusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan

    leher angsa (cemplung) yang di lengkapi dengan unit penampungan kotoran dan

    air untuk membersihkannya, (Anik , 2013 : 93).

    1) Jenis –jenis jamban yang di gunakan:

    a) Jamban cemplung

    Jamban cemplung adalah jamban yang penampungannya berupa lubang

    yang berfungsi menyimpan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan

    kotoran ke dasar lubang untuk jamban cemplung haruskan ada penutup agar tidak

    bau.

    b) Jamban tangki septik/leher angsa

    Jamban tangki septik/leher angsa adalah jamban yang bentuknya leher

    angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi

    sebagai wadah proses penguraian / dekomposisi kotoran manusia yang di lengkapi

    dengan resapan, (Anik,2013:94).

    Memilih jenis jamban: Jamban cemplung di gunakan untuk daerah yang

    sulit air, jamban tangki septik / leher angsa di gunakan untuk : daerah yang cukup

  • 18

    air, daerah yang padat penduduk, karena dapat menggunakan “multiple latrine”

    yaitu satu lubang penampungan tinja / tangki septik di gunakan oleh beberapa

    jamban (satu lubang dapat menampung kotoran/tinja dari 3-5 jamban). Daerah

    pasang surut, tempat penampungan kotoran / tinja hendaknya di tinggikan kurang

    lebih 60 cm dari permukaan air pasang, (Anik , 2013 : 94-95).

    Syarat-syarat jamban sehat : tidak mencemari sumber air minum ( jarak

    antara sumber air minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter ), tidak

    berbau, kotoran tidak dapat di jamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari

    tanah dan sekitarnya, mudah di bersihkan dan aman di gunakan, di lengkapi

    dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi yang cukup, lantai kedap air

    dan luas ruangan memadai, tersedia air, sabun, dan alat pembersih,

    (Anik,2013:96).

    Cara memilih jamban yang sehat : Lantai jamban hendaknya selalu bersih

    dan tidak ada genangan air, bersihkan jamban secara teratur sehingga ruangan

    jamban dalam keadaan bersih, di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat,

    tidak ada serangga, (kecoa,lalat) dan tikus yang berkeliaran, tersedia alat

    pembersih (sabun, sikat dan air bersih), bila ada kerusakan segera perbaiki,

    (Anik,2013:96).

    c. Sarana Pembuangan sampah

    Sampah merupakan sumber penyakit dan tempat berkembangbiaknya

    vektor penyakit seperti lalat, nyamuk, tikus, kecoa dan sebagainya. Selain itu

    sampah dapat mencemari tanah dan menimbulkan gangguan kenyamanan dan

    estetika seperti bau yang tidak sedap dan pemandangan yang tidak enak dilihat.

  • 19

    Oleh karena itu, pembuangan sampah sangat penting, untuk mencegah penularan

    penyakit tersebut. Tempat sampah harus disediakan, sampah harus dikumpulkan

    setiap hari dan dibuang ke tempat penampungan sementara. Bila tidak terjangkau

    oleh pelayanan pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir dapat

    dilakukan pemusnahan sampah dengan cara ditimbun atau dibakar. (Kemenkes

    RI,2011:25).

    Agar sampah tidak membahayakan kesehatan manusia, maka perlu

    pengaturan pembuangannya. Dari sampah yang harus di perhatikan:

    1) Penyimpanan sampah

    Untuk tempat sampah di tiap-tiap rumah isinya cukup 1 meter kubik.

    Tempat sampah janganlah di tempatkan di dalam sampah atau di pojok dapur,

    karena akan merupakan gudang makanan bagi tikus-tikus sehingga rumah banyak

    tikus nya.tempat sampah sebaiknya : terbuat dari bahan yang mudah di bersihkan

    dan tidak mudah rusak, harus di tutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau

    binatang-binatang lainnya seperti tikus, ayam, kucing dan sebagainya. Di

    tempatkan di luar rumah bila pengumpulannya di lakukan oleh pemerintah,

    tempatkanlah tempat sampah sedemikian rupa sehingga karyawan pengumpul

    sampah mudah mencapainya.

    2) Pengumpulan sampah

    Pengumpulan sampah bisa di lakukan : perorangan yaitu tiap tiap keluarga

    mengumpulkan sampah dari rumahnya masing-masing untuk di buang pada

    tempat tertentu. Pemerintah yaitu pengumpulan sampah di kota-kota di lakukan

    pemerintah dengan menggunakan truk sampah atau gerobak sampah. Swasta

  • 20

    hanya mengambil sampah-sampah tertentu sebagai bahan baku pada

    perusahannya misalnya untuk pembuatan kertas, karto, dan plastik.

    3) Pembuangan sampah

    Pembuangan sampah di lakukan dengan :

    a) landfill

    Sampah yang di buang pada tanah yang rendah. Pembuangan sampah

    secara ini hanya baik untuk sampah - sampah jenis rubbish (tidak mudah

    membusuk), sedangkan bila jenis gerbage atau tercampur dengan gerbage, tempat

    pembuangan sampah ini akan menjadi tempat perkembangbiakan serangga, dan

    tikus juga menimbulkan bau-bau yang tidak sedap.

    b) Sanitary land fill

    Sampah yang di buang pada tanah yang rendah, kemudian di tutup lagi

    dengan tanah paling sedikit 60 cm, untuk mencegah pengorekan oleh anjing, tikus

    dan binatang- binatang lainnya. Cara ini memenuhi syarat kesehatan.

    c) Individual incineration

    Sampah dari rumah di kumpulkan sendiri, kemudian di bakar sendiri.

    Pembakaran sampah ini harus di lakukan dengan baik sebab bila tidak : asapnya

    mengotori udara, bila tak terbakar sempurna sisanya berceceran kemana - mana.

    d) Inceration denan incerator sempurna

    Cara ini di kerjakan oleh pemerintah. Sampah - sampah yang telah di

    kumpulkan dari truk. Truk / gerobak- gerobak sampah di bakar dalam incinerator

    khusus ( alat pembakaran sampah. Incenerator ini mempunyai bagian - bagian :

  • 21

    tempat pengumpulan sampah, ruang pengeringan, ruang pembakaran, cerobong

    asap. Cara pembuangan sampah ini baik sekali tapi biayanya mahal.

    e) Pulverisation

    Semua sampah baik gerbage maupun rubbish di- giling (di haluskan)

    dengan alat khusus, kemudian di buang ke laut. Dalam bentuk yang di giling ini,

    sampah menjadi tidak di sukai lagi baik oleh serangga maupun tikus-tikus.

    f) Composing ( di buat pupuk)

    Dari sampah yang terbuang masih dapat di buat pupuk sebagai penyubur

    tanah pertanian. Cara ini telah banyak di kerjakan di negara-negara maju misalnya

    di amerika serikat. Pada prinsipnya : mula – mula sampah - sampah dari gelas,

    logam dan bahan-bahan lainnya yang tak dapat di jadikan kompos di pisahkan

    terlebih dahulu. Setelah di pisah-pisahkan, sampah yang akan di jadikan kompos

    di giling menjadi halus agar proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri

    pembusuk berlangsung dengan baik. Kemudian sampah di letakan pada suatu

    tempat dimana proses pembusukan akan terjadi. Tempat ini di perlengkapi dengan

    alat pengatur suh, pengatur kelembapan dan pengaliran udara agar proses

    pembusukan terjadi secara optimum. Kadang-kadang di tambahkan strain mikro-

    organisme yang dapat mempercepat proses pembusukannya, tapi seringkali hal ini

    tidak perlu, karena pada sampah sendiri telat cukup mengandung mikroorganisme

    tersebut. Bila pada sampah yang sedang di busukan ini di tambahkan lumpur dari

    air limbah akan di hasilkan kompos baik sekali. Lama proses pembusukannya

    bervariasi antara 2 hari sampai 6 minggu. Untuk di jual ke pasaran, kompos ini di

    keringkan, di giling kembali dan di bungkus.

  • 22

    g) Hogfeeding ( sebagai makan ternak)

    Yang dapat di pergunakan yaitu jenis garbage misal nya sisa sayuran,

    ampas pembuatan tapioka, ampas pembuatan tahun dan sebagainya. Di berikan

    kepada ternak sebagai makananya.

    h) Recycling

    Dengan cara ini di maksudkan : untuk mengurangi jumlah sampah, maka

    bagian- bagian sampah yang masi dapat di pakai/ di gunakan, di ambil lagi : misal

    nya kertas-kertas gelas-gelas, logam-logam dan sebagainya. Dari benda – benda

    baru yang berguna misalnya : karton, plastik alat-alat dan sebagainya. Sangat

    berbahaya untuk kesehatan bila kertas-kertas dari tempat sampah yang di

    kumpulkan kaum tuna wisma, di pergunakan sebagai kantong pembungkus

    makanan. Karena itu sebaiknya sampah- sampah dari kertas – kertas segera di

    bakar setelah di buang (Entjang,2000:100-105).

    d. Sarana saluran pembuangan air limbah

    Limbah cair rumah tangga adalah limbah yang berbentuk cair yang

    merupakan timbulan dari kegiatan rumah tangga. Limbah cair berasal dari kamar

    mandi, peturasan, cucian barang / bahan dapur. Limbah cair rumah tangga volume

    nya lebih sedikit di banding dengan luas lahan yang ada di desa tersebut. Namun

    demikian limbah cair tersebut tetap harus di kelola karena apabila di buang

    sembarangan akan membuat lingkungan kotor, brbau, dan mengurangi estetika

    dan kebersihan lingkungan, (Anik,2013:127).

    Pentingnya limbah cair di kelola dengan baik : Limbah cair harus di kelola

    dengan baik dan benar karena bila tidak akan dapat menjadi tempat

  • 23

    perkembangbiakan bibit penyakit, Limbah cair akan menarik binatang-binatang

    Sampah akan menarik binatang-binatang yang di kenal dalam aspek kesehatan

    dapat menyebarluaskan penyakit, seperti lalat, kecoa, dan tikus. Penyakit -

    penyakit yang berkaitan erat dengan limbah cair yang tidak di kelola dengan benar

    antara lain : demam berdarah, disentri, thypus dan lain-lain. Tempat pembuangan

    limbah cair : Limbah cair harus di buang pada sarana pengolahan limbah, SPAL

    yang dapat di buat oleh masing-masing rumah tangga, bentuk SPAL dapat berupa

    sumuran ataupun saluran dengan ukuran tertentu, sumuran atau saluran tersebut di

    beri bahan-bahan yang dapat berfungsi untuk menyaring unsur yang terkandung

    dalam limbah cair, bahan tersebut di susun dengan formasi urutan sebagai berikut

    : batu belah ukuran diameter 5 - 10 meter, ijuk dan batu belah diameter 10 - 15

    meter, (Anik,2013:128).

    air limbah baik limbah pabrik atau limbah rumah tangga harus dikelola

    sedemikian rupa agar tidak menjadi sumber penularan penyakit. Sarana

    pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat akan menimbulkan bau,

    mengganggu estetika dan dapat menjadi tempat perindukan nyamuk dan

    bersarangnya tikus, kondisi ini dapat berpotensi menularkan penyakit seperti

    leptospirosis, filariasis untuk daerah yang endemis filaria. Bila ada saluran

    pembuangan air limbah di halaman, secara rutin harus dibersihkan, agar air

    limbah dapat mengalir, sehingga tidak menimbulkan bau yang tidak sedap dan

    tidak menjadi tempat perindukan nyamuk, (Kemenkes RI,2011:25).

    2. Faktor Perilaku

    Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan

    masyarakat karena sehat atau tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu,

  • 24

    keluarga dan masyarakat sangat bergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Di

    samping itu, juga di pengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan,

    kepercayaan, pendidikan sosial ekonomi dan perilaku-perilaku lain yang melekat

    pada dirinya, faktor perilaku pada penderita penyakit diare sebagai berikut :

    a. CTPS

    CTPS adalah mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. Alasan setiap

    anggota keluarga harus mencuci tangan dengan air bersih dan sabun antara lain :

    air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit.

    Bila di gunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan

    cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat

    membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan

    kuman masih tertinggal di tangan. waktu harus mencuci tangan : Setiap kali

    tangan kita kotor (setelah : memegang uang,memegang binatang, berkebun, dll),

    Setelah buang air besar, Setelah menceboki bayi atau anak, Sebelum makan dan

    menyuapi anak, Sebelum memegang makanan, Sebelum menyusui bayi. Manfaat

    mencuci tangan : Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan, Mencegah

    penularan penyakit seperti diare, kolera di sentri, typus, kecacingan, penyakit

    kulit, ISPA, flu burung, dan SARS, tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.

    Cara mencuci tangan yang benar : Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir

    dan memakai sabun, Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan

    punggung tangan, setelah itu keringkan dengan lap bersih, (Anik , 2013 : 90-91).

    b. BAB

    Buang air besar (biasanya disingkat menjadi BAB) atau defekasi adalah

    suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran

    atau tinja yang padat atau setengah - padat yang berasal dari sistem

    https://id.wikipedia.org/wiki/Makhluk_hiduphttps://id.wikipedia.org/wiki/Tinjahttps://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pencernaan

  • 25

    pencernaan mahkluk hidup. Yang seharusnya menggunakan jamban adalah setiap

    anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air besar/ buang

    air kecil. Alasan mengapa harus menggunakan jamban adalah menjaga

    lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau, tidak mencemari sumber air yang ada

    di sekitarnya, tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat

    menjadi penular penyakit diare, kolera di sentri, typus, kecacingan, penyakit

    saluran pencernaan, penyakit kulit dan keracunan, (Anik , 2013 : 95).

    c. Air Minum

    Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

    pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum. Air

    minum yang aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika,

    mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang di muat dalam parameter wajib dan

    parameter tambahan.parameter wajib contohnya seperti parameter mikrobiologi

    E.coli, koliform. Parameter fisik tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa.

    Parameter kimiawi seperti kadar alumunium, kadar besi, kesadahan, klorida dan

    PH, (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010).

    d. Pembuangan Sampah

    Sampah adalah limbah yang bersifat padat, terdiri dari bahan yang

    membusuk (organik) dan tidak membusuk (anorganik). Beberapa alasan kenapa

    sampah harus di kelola dengan baik : Sampah harus di kelola dengn baik dan

    benar karena bila tidak akan dapat menjadi perkembangbiakan bibit penyakit,

    Sampah akan menarik binatang-binatang yang di kenal dalam aspek kesehatan

    dapat menyebarluaskan penyakit, seperti lalat, kecoa, tikus dan anjing, Sampah

    tidak di kelola dengan baik dan benar dapat menimbulkan penyakit - penyakit

    https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pencernaanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Air

  • 26

    yang berkaitan erat dengan sampah antara lain : demam berdarah, disentri, thypus

    dan lain-lain. Berbagai cara pembuangan dan pengelolaan sampah:

    1) cara pembuangan sampah dahulu

    untuk pedesaan pada umumnya sampah biasanya di tangani dengan

    beberapa cara : seperti dengan di bakar, di buang ke lubang galian, dan di buat

    kompos.

    2) Cara pembuangan sampah sekarang

    dengan perkembangan dunia usaha dan juga pengetahuan, sekarang ini

    sampah dapat di kelola dengan lebih menguntungkan yaitu yang di kenal dengan

    istilah 3R : Reduce adalah upaya pegelolaan sampah dengan cara mengurangi

    volume sampah itu sendiri cara ini lebih ke pencegahan misalnya bila membeli

    sayuran pilihlah sayuran yang sesedikit mungkin di buang. Reuse adalah suatu

    cara untuk menggunakan kembali sampah yang ada, untuk keperluan yang sama

    dan fungsinya sama misalnya botol sirup di gunakan kembali untuk botol sirup,

    untuk boto kecap dengan proses pencucian yang benar. Recycle adalah daur ulang

    adalah pemanfaatan kembali melauli pengolahan fisik atau kimia, untuk

    mengahasilkan produk yang sama atau produk yang lain misalnya sampah organik

    di olah menjadi kompos, besi bekas di olah kembali menjadi barang - barang seni

    dari besi, dan lain-lain, (Anik,2013:125-126).

    3. Faktor Pelayanan Kesehatan

    Pelayanan Kesehatan merupakan menurut undang-undang kesehatan pasal

    52 ayat 1 dan 2 pelayanan kesehatan terdiri atas : pelayanan kesehatan

    perseorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan

  • 27

    sebagimana pada ayat 1 meliputi kegiatan pendekatan promotif, preventif, kuratif

    dan rehabilitatif. Pada pasal 53 ayat 1,2 dan 3 pelayanan kesehatan perseorangan

    di tujukan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan

    perseorangan dan keluarga, pelayanan kesehatan masyarakat di tujukan untuk

    memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu

    kelompok dan masyarakat, pelaksanaan pelayanan kesehatan sebagaimana di

    maksud pada ayat 1 harus mendahului pertolongan keselamatan nyawa pasien di

    bandingkan yang lain, (Undang-Undang Rebuplik Indonesia no 36 tahun 2009).

    4. Faktor Keturunan

    Keturunan (Genetik) merupakan faktor yang telah ada dalam diri manusia

    yang dibawa sejak lahir, misalkan dari golongan penyakit keturunan seperti

    diabetes melitus dan asma bronkial.

  • 28

    C. Kerangka Teori

    Gambar 2.3

    Sumber : Teori Hendrik L.Blum.

    Faktor Keturunan

    Faktor Pelayanan

    Kesehatan

    Faktor Perilaku

    Kejadian diare Faktor Lingkungan

  • 29

    D. Kerangka Konsep

    Gambar 2.4

    Faktor ingkungan :

    -Sumber air bersih

    - Sarana Jamban keluarga

    - Pengelolaan sampah rumah tangga

    -Saluran pembuangan air limbah

    Faktor ingkungan :

    -Sarana air bersih

    - Sarana Jamban keluarga

    - Sarana Pembuangan sampah rumah

    tangga

    -Saluran pembuangan air limbah

    Kejadian diare

    Faktor Perilaku :

    -CTPS

    -BAB

    -Air Minum

    -Pembuangan Sampah

  • 30

    E. Definisi Operasional

    Tabel 2.1 Definisi Operasional

    No VARIABEL DEFINISI

    OPERASIONAL

    CARA

    UKUR

    ALAT

    UKUR

    HASIL

    UKUR

    SKALA

    1. Sarana air

    bersih

    a.Jenis SAB

    Sarana air bersih yang

    digunakan oleh

    masyarakat untuk

    kebutuhan sehari-hari.

    Observasi Cheklist 1= sumur gali

    2=sumur bor

    Ordinal

    b.Kondisi

    SAB

    -Jarak

    Keadaan SAB yang

    menyangkut persyaratan

    kontruksi dan lokasi

    sesuai jenis SAB.

    Kontruksi sumur gali :

    -cincin/bibir sumur > 70

    cm

    -dinding sumur sedalam

    > 3 meter dari

    permukaan tanah

    -Lantai sumur

    berdiameter > 1 meter

    -suatu angka yang

    menunjukan seberapa

    jauh sumber pencemar

    dengan sarana air bersih.

    (Depkes, 2002)

    Observasi Cheklist Memenuhi

    syarat apabila

    semua

    komponen

    penilaian baik

    Tidak

    memenuhi

    syarat apabila

    ada

    komponen

    penilaian

    yang kurang

    baik

    Jarak ≥ 10

    meter dari

    sumber

    pencemar =

    memenuhi

    syarat

    Jarak < 10

    meter dari

    sumber

    pencemar =

    tidak

    memenuhi

    syarat

    Ordinal

    2. Sarana

    jamban

    keluarga

    a.Jenis sarana

    JAGA

    Sarana jamban keluarga

    yang digunakan oleh

    masyarakat untuk

    kebutuhan sehari-hari

    observasi Cheklist 1.kloset

    duduk leher

    angsa

    2.kloset

    jongkok leher

    angsa

    3.cemplung

    Ordinal

  • 31

    b.kondisi

    sarana JAGA

    -jarak dengan

    SAB

    Keadaan JAGA yang

    menyangkut persyaratan

    kontruksi dan lokasi

    sesuai jenis JAGA yang

    memenuhi syarat dan

    tidak memenuhi syarat

    kesehatan .

    -tidak menjadi sarang

    vektor

    -lantai kedap air

    -tidak menimbulkan bau

    -Suatu angka yang

    menunjukan seberapa

    jauh sumber air dengan

    jamban.

    Observasi Cheklist Memenuhi

    syarat apabila

    semua

    komponen

    penilaian baik

    Tidak

    memenuhi

    syarat apabila

    ada

    komponen

    penilaian

    yang kurang

    baik

    Jarak ≥ 10

    meter dari

    sumber air =

    memenuhi

    syarat

    Jarak < 10

    meter dari

    sumber air =

    tidak

    memenuhi

    syarat

    3. Sarana

    Pembuangan

    sampah di

    rumah tangga

    a.jenis sarana

    P. Sampah

    Sarana pembuangan

    sampah yang digunakan

    oleh masyarakat untuk

    kebutuhan sehari-hari

    Observasi Cheklist 1.dibuang

    sembarangan

    2.di bakar

    3.di buang

    kolektif

    Ordinal

    b.kondisi

    sarana P.

    Sampah

    Keadaan pembuangan

    sampah yang

    menyangkut persyaratan

    kontruksi dan lokasi

    sesuai jenis pembuangan

    sampah yang memenuhi

    Observasi Cheklist -Kuat,kedap

    air dan

    tertutup =

    memenuhi

    syarat

    Tidak

    kuat,tidak

  • 32

    -waktu lama

    tinggal

    sampah

    -adanya

    vektor

    syarat dan tidak

    memenuhi syarat

    kesehatan .

    -bentuk atau bangunan

    secara keseluruhan

    -lamanya sampah berada

    di tps

    -binatang pembawa

    penyakit seperti

    lalat,kecoa dll.

    kedap air dan

    tidak tertutup

    = tidak

    memenuhi

    syarat.

    -24 jam=

    tidak

    memenuhi

    syarat

    -Tidak ada

    vektor

    =memenuhi

    syarat

    Ada vektor=

    tidak

    memenuhi

    syarat

    4. Sarana

    Saluran

    pembuangan

    air limbah

    a.jenis SPAL

    Sarana saluran

    pembuangan limbah

    yang digunakan oleh

    masyarakat untuk

    kebutuhan sehari-hari

    observasi Cheklist 1.ke selokan

    2. Halaman

    belakang

    3.ke SPAL

    4. ke lubang

    tanah

    Ordinal

    b.kondisi

    SPAL

    -jarak dengan

    SAB

    Keadaan pembuangan

    air limbah yang

    menyangkut persyaratan

    kontruksi dan lokasi

    sesuai jenis pembuangan

    air limbah. yang

    memenuhi syarat dan

    tidak memenuhi syarat

    kesehatan .

    -bentuk atau bangunan

    secara keseluruhan

    - Suatu angka yang

    menunjukan seberapa

    jauh sumber air dengan

    SPAL.

    Observasi Cheklist Kuat,kedap

    air dan

    tertutup =

    memenuhi

    syarat

    Tidak

    kuat,tidak

    kedap air dan

    tidak tertutup

    = tidak

    memenuhi

    syarat

    Jarak ≥ 10

    meter dari

    sumber air =

    memenuhi

    syarat

    Jarak < 10

    Ordinal

  • 33

    meter dari

    sumber air =

    tidak

    memenuhi

    syarat

    5. Cuci Tangan

    Pakai Sabun

    Kegiatan cuci tangan

    pakai sabun sebelum

    makan dan sesudah BAB

    -CTPS Sebelum makan

    -CTPS Sesudah BAB

    wawancara Kuisioner

    1.selalu

    2.kadang-

    kadang

    3.tidak

    pernah

    1.selalu

    2.kadang-

    kadang

    3.tidak

    pernah

    Ordinal

    6. Buang Air

    Besar

    Kegiatan buang air besar

    di jamban yang

    memenuhi syarat

    wawancara Kuisioner 1.selalu

    2.kadang-

    kadang

    3.tidak

    pernah

    Ordinal

    7. Penggunaan

    Air minum

    Sumber air yang

    digunakan untuk minum

    sehari hari

    -sumber air minum

    wawancara Kuisioner 1.air masak

    3.air mentah Ordinal

    8. Pembuangan

    Sampah

    Kegiatan membuang

    sampah sisa aktifitas

    masyarakat

    wawancara Kuisioner 1.di buang

    sembrangan

    2. di buang

    kolektif

    3.di bakar

    Ordinal