33
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare Diare atau penyakit diare (Diarrheal disease) berasal dari bahasa Yunani yaitu “diarrai” yang berarti mengalir terus, merupakan keadaan abnormal dari pengeluaran tinja terlalu frekuen. Diare didefiniskan sebagau pasase feses cair lebih dari tiga kali dalam sehari disrtai kehilangan bayak cairan elektrolit melalui feses (Watson, dikutip Jones & Irving, 1996; Behrman, kligman, & Arvin, 1996).Diare adalah keadaan diama tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit melaui feses.Kelainan yang mengganggu penyerapan di usus halus cenderung lebih banyak menyebabkan diare, sedangkan kelainan penyerapan di kolon lebih sedikit menyebabkan diare. Epidemiologik biasanya diare didefinisikan dengan keluarnya feses lunak atau cair tiga kali atau lebih dalam satu hari, namun para ibu mungkin menggunakan istilah yang berbeda untuk menggambarkan diare. Depkes RI & DITJEN PPM & PLP (1999), lebih praktis mendefinisikan diare sebagai meningkatnya frekuensi feses atau konsistensinya menjadi lebih lunak sehingga dianggap abnormal oleh ibunya. Pada bayi yang minum ASI sering frekuensi buang air besarnya lebh dari 3-4 kali per hari, keadaan ini tidak dapat disebut diare, tetapi masih bersifat fisiologi atau normal. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong diare, tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya perkembangan saluran cerna. Untuk bayi yang minum ASI secara eksklusif definisi diare yang praktis adalah Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

  • Upload
    dangnga

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diare

Diare atau penyakit diare (Diarrheal disease) berasal dari bahasa

Yunani yaitu “diarrai” yang berarti mengalir terus, merupakan keadaan

abnormal dari pengeluaran tinja terlalu frekuen. Diare didefiniskan

sebagau pasase feses cair lebih dari tiga kali dalam sehari disrtai

kehilangan bayak cairan elektrolit melalui feses (Watson, dikutip Jones &

Irving, 1996; Behrman, kligman, & Arvin, 1996).Diare adalah keadaan

diama tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit melaui

feses.Kelainan yang mengganggu penyerapan di usus halus cenderung

lebih banyak menyebabkan diare, sedangkan kelainan penyerapan di

kolon lebih sedikit menyebabkan diare.

Epidemiologik biasanya diare didefinisikan dengan keluarnya feses

lunak atau cair tiga kali atau lebih dalam satu hari, namun para ibu

mungkin menggunakan istilah yang berbeda untuk menggambarkan

diare. Depkes RI & DITJEN PPM & PLP (1999), lebih praktis

mendefinisikan diare sebagai meningkatnya frekuensi feses atau

konsistensinya menjadi lebih lunak sehingga dianggap abnormal oleh

ibunya. Pada bayi yang minum ASI sering frekuensi buang air besarnya

lebh dari 3-4 kali per hari, keadaan ini tidak dapat disebut diare, tetapi

masih bersifat fisiologi atau normal.

Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak

tergolong diare, tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara akibat

belum sempurnanya perkembangan saluran cerna. Untuk bayi yang

minum ASI secara eksklusif definisi diare yang praktis adalah

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

meningkatnya frekuensi buang air besar atau konsistensinya menjadi cair

menurut ibunya abnormal atau tidak seperti biasanya. Kadang – kadang

pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari, tetpai

konsistensinya cair, keadaan inii sudah dapat disebut diare.

Patogenesis dari kebanyakan episode diare mungkin dari kelainan

sekretorik, osmotik, motilitas, atau kombinasi dari ketiganya.Diare

sekretorik umumnya menetap waaupun anak tidak diberi makanan per

oral (dipuasakan).

Beberapa asam lemak interalumen dan garam empedu menyebabkan

sekresi mukosa kolon melalui mekanisme ini.Diare tidak disertai dengan

zat pemicu sekresi eksogen juga mempunyai komponen sekretorik

(seperti penyakit inklusi mikrovili kongenital).Diare sekretorik cenderung

menjadi diare cair yang volumenya banyak, osmolalitas dapat dihitung

dengan adanya elektrolit.

1. Macam – Macam Diare

Secara klinik, diare dibedakan menjadi tiga macam sindrom,

masing – masing mencerminkan patogenesis berbeda dan

memerlukan pendekatan yang berlainan dalam pengobatannya.

a. Diare akut (gastroenteritis)

Diare akut ialah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi

dan anak yang sebelumnya sehat (Noerasid, Suratmadja & Asnil,

dikutip Suharyono, Boediarso & Halimun, 1998).Diare berangsung

kurang dari 14 hari (bahkan kebanyakan kurang dari tujuh hari)

dengan disertai pengeluaran feses lunak atau cair, sering tanpa

darah, mungkin disertai muntah dan panas (Depkes RI &DITJEN

PPM & PLP, 1999). Diare akut (berlangsung kurang dari tiga

minggu), penyebabnya infeksi dan bukti penyebabnya harus

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

dicari(perjalanan ke luar negri, memakan makanan mentah, diare

serentak dalam anggota keluarga dan kontak dekat), Wetson,

dikutip Jones & Irving, 1996; Behram, Kliegman, & Arvin, 1996.

Diare akut lebih sering terjadi pada bayi dari pada anak yang

lebih besar.Penyebab terpenting diare cair akut pada anak-anak di

negara berkembang adalah rotavirus, Escherichia coli

enterotoksigenik, Shigella, Campylobacter jejuni dan

Crytosporidium (Depkes RI & DITJEN PPM & PLP, 1999).

Penyakit diare akut dapat ditularkan dengan cara fekal-oral

melalui makanan dan minuman yang tercemar. Peuang

mengalami diare akut antara anak laki-laki dan perempuan hampir

sama. Diare cair akut menyebabkan dehidrasi dan apabila

masukan makanan berkurang, juga mengakibatkan kurang gizi,

bahkan kematian yang disebabkan oleh dehidrasi.

b. Disentri

Disentri didefinisikan dengan diare yang disertai darah dalam

feses, menyebabkan anoreksia, penurunan berat badan dengan

cepat, dang kerusakan mukosa usus karena bakteri invasif.

Peyebab utama disentri akut yaitu Shigella, penyebab lain adala

Campylobacter jejuni, dan penyebab yang jarang ditemuai adalah

E. Coli enteroinvasife atau Salmonela. Pada orang dewasa muda,

disentri yang serius disebabkan oleh Entamoeba histolytica, tetapi

jarang menjadi penyebab disentri pada anak-anak.

c. Diare persisten

Diare persisten adalah yang pada mulanya bersifat akut tetapi

berlangsung lebih dari 14 hari, kejadian dapat dimulai sebagai

diare cair atau disentri.Diare jenis ini mengakibatkan kehilangan

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

berat badan yang nyata, denngan volume feses dalam jumlah

yang banyak sehingga beresiko mengalami dehidrasi.Diare

persisten tidak bole dikacaukan dengan diare kronik, yaitu diare

intermitten atau diare yang hilang timbul, atau berlangsung lama

dengan penyebab noninfeksi-seperti penyakit sensitif terhadap

gluten atau gangguan metabolisme yang menurun.

2. Cara Penularan dan Faktor Resiko

Cara penularan diare pada umumnya melalui cara fekal-oral yaitu

melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen,

aau kontak langsung tangan dengan penderita atau barang-barang

yang tercemar tinja penderita atau tidak langsung melalui lalat.

Faktor resiko dapat meningkatkan penularan eteropatogen antara

lain : tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama

kehidupan bayi , tidak memadainya persediaan air bersih,

pencemaran air oleh tinja, kurangnya sarana kebersihan (MCK),

kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk, penyiapan dan

penyimpanan makanan yang tidak higienis dan cara penyapihan yag

tidak baik. Selama hal-hal tersebut, beberapa faktor pada penderita

dapat meningkatkan kecenderunfan untuk dijangkiti diare antara lain:

gizi buruk, imunodefisiensi, berkurangnya keasaman lambung,

menurunnya motilitas usus, menderita capak dalam 4 minggu terakhir

dan faktor genetik.

a. Faktor umur

Sebagian besar episode diare terjadi pada 2 tahun pertama

kehidupan.Insidensi terjadi pada kelompok umur 6 – 11 bulan

pada saat diberikan makanan pendamping ASI. Pola ini

menggambarkn kombinasi efek penurunan kadar antibodi ibu,

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

kurangnya kekebalan aktif bayi, pengenalan makanan yang

mungkin terkontaminasi bakteri tinja dan kontak langsung dengan

tinja manusia atau binatang pada saat bayi mulai merangkak.

Kebanyakan enteropatogen merangsang paling tidak sebagai

kekebalan melawan infeksi atau penyakit yang berulang, yang

membantu menjelaskan menurunnya insiden penyakit pada anak

yang lebih besar dan pada orang dewasa.

b. Infeksi asimtomatik

Sebagian besar infeksi usus bersifat asimtomatik pada

proporsi asimtomatik ini meningkat setelah umur 2 tahun

dikarenakan pembentukan imunitas aktif.Pada infeksi asimtomatik

yang mungkin berulang beberapa hati atau minggu, tinja penderita

mengandung virus, bakteri atau kista protozoa yang infeksius.

Orang dengan infeksi asimtomatik berperan penting dalam

penyebaran banyak enteropatogen terutama bila mereka tidak

menyadari adanya infeksi, tidak menjga kebersihan dan

berpindah-pindah dari satu tempat ketempat yang lain.

c. Faktor musim

Variasi pola musiman diare dapat terjadi menurut letak

geografis. Didaerah sub tropik, diare karena bakteri lebih sering

terjadi pada musim panas., sedangkan diare karena virus

terutama rotavirus puncaknya terjadi paa musim dingin. Didaerah

tropik (termasuk Indonesia), diare yang disebabkan oleh retrovirus

dapat terjadi sepanjang tahun dengan peningkatan sepanjang

musim kemarau, sedangkan diare karena bakteri cenderung

meningkat pada musim hujan.

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

d. Epidemi dan pandemi

Vibrio cholera 0.1 dan Shigella dysentriae 1 dapat

menyebabkan epidemi dan pandemi yang mengakibatkan

tngginya angka kesakitan dan kematian pada semua golongan

usia. Sejak rahun 1961, kolera yang disebabkan oleh V. Cholera

0.1 biotipe Eltor telah menyebar ke negara-negara di Afrika,

Amerika Latin, Asia, Timur Tengah dan di beberapa daerah di

Amerika Utara dan Eropa. Dalam kurun waktu yang samaShigella

dysentriae tipe 1 menjadi penyebab wabah yang besar di Amerika

Tengah dan terakhir di Afrika Tengah dan Asia Selatan. Pada

akhir tahun 1922, dikenal strain baruvibrio cholera 0139 yang

menyebabkan epidemi di Asia dan lebih dari 11 negara

mengalami wabah.

3. Etiologi

Penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya adalah

golongan virus, bakteri dan parasit. Dua tipe dasar dari diareakut oleh

kareana infeksi adalah non inflammatory dan infflammatory.

Di negara berkembang kuman patogen penyebab penting diare

akut pada anak-anak yaitu: rotavirus, escherichia coli

enterotoksigenik, shigella, champylobacter jejuni dan cryptosporidium.

Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus

yang menyebabkan diare pada manusia secara selekif dan

menghancurkan sel-sell ujung-ujung villus pada usus halus.Biopsi

usus halus menunjukkan berbagai tingkat penumpulan villus dan

infiltrasi dengan keparahan gejala-gejala klinis dan biasanya sembuh

sebelum penyembuhan diare.Mukosa lambung tidak terkena

walaupun biasanya digunakan isitilah “gastroenteritis”, walaupun

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

pengosongan lambung tertunda telah didokumentasi selama infeksi

virus Norwalk.

Virus akan menginfeksi lapisan epithelium di usus halus dan

menyerang villus di usus halus. Hal ini menyebabakna fungsi absorbsi

usus halus tergantung.Sel-sell epitel usus halus yang rusak diganti

oleh enterosit yang baru, berbentuk kuboid yang belum matang

sehingga funfsinya beum baik.Villus mengalami atrofi dan tidak dapat

mengabsorbsi cairan dan makanan dengan baik. Selanjutnya, cairan

dan makanan yang tidak terserap/tercerna akan meningkatkan

tekanan koloid osmotik usus dan terjadi hiperperistaltik usus sehingga

cairan beserta makanan yang tidak terserap tertodong keluar usus

melalui anus, menimbulkan diare osmotik dari penyerapan air dan

nutrien yang tidak sempurna..

Pada hospes normal, infeksi ekstra-intestinal sangat jarang,

walaupun penderita terganggu imin dapat mengalami keterlibatan hati

dan ginjal. Kenaikan kerentanan bayi (dibanding dengan anak yang

ebih tua dan rang dewasa) sampai morbiditas berat dab mortalitas

gastroenteritis virus dapat berkaitan dengan sejumlah faktor termasuk

penurnan fungsi cadangan usus, tidak ada imunitas spesifik, dan

penurunan meknisme pertahanan hospes nonspesifik seperti asam

lambung dan mukus. Enteritis virus sangat memperbesar

permeambilitas usus terhadap makromolekul lumen dan telah

dirumuskan menaikkan resiko alergi makanan.

Patogenesis terjadinya diare oleh salmonella, E.coli agak berbeda

dengan patogenesis diare oleh virus, tetapi prinsipnya hampir sama.

Bedanya bakteri ini dapat menembus (invasi) sel mukosa usus halus

sehingga dapat menyebabkan reaksi sistemik.Toksin shigella juga

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

dapat masuk ke dalam serabut saraf otak sehingga menimbulkan

kejang.Diare oleh kedua bakteri ini dapat menyebabkan adanya darah

dalam tinja yang disebut dengan disentri.

4. Patofisiologi

Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi:

a. Kehilangan air (dehidrasi).

Dehidrasi terjadi karena jehilangan air (output) lebih banyak dari

pada pemasukan air (input), merupakan penyebab terjadinya

kematian pada diare.

b. Gangguan keseimbangan asam-basa (Metabolik asidosis).

Metabolik asidosis ini terjadi karena:

1) Kehilangan Na-bikarbonat bersama tinja

2) Adanya ketosis kelaparan. Metabolisme lemak tidak sempurna

sehingga benda keton tertimbun dalam tubuh.

3) Terjadi penimbunan ama laktat karena adanya anoksia

jaringan.

4) Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena

tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria).

5) Pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler ke dalam cairan

intraseluler.

Menurut penelitian sutoto (1974), kehilangan komponen basa ini

(base defisit) pada penderita dehidrasi berat mencapai 17,7

mEq/L.

c. Hipoglekimia

Hipoglekimia terjadi pada 2-3% dari anak-anak yang

menderita diare. Pada anak-anak dengan gizi cukup/ baik,

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

hipoglikemia ini jarang terjadi, sering terjadi pada anak yang

sebelumya sudah menderita KKP. Hal ini terjadi karena :

1) Penyimpanan/persediaan glikogen dalam hari terganggu.

2) Adanya gangguan absobsi glukosa (walaupun jarang terjadi).

Gejala hipoglekimia akan muncul jika kadar glukosa darah

menurun sampai 40 mg5 pada bayi dan 50 mg% pada anak-anak.

Gejala: lemah, apatis, peka rangsang, tremor, berkeringat, pucat,

syok, kejang sampai koma. Terjadinya hipoglikemia ini perlu

dipertimbangkan jika terjadi kejang yang tiba-tiba tanpa adanya

panas atau penyakit lain yang disertai kejang, atau penderita

dipuaskan dalam waktu yang lama.

d. Gangguan gizi

Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi

dengan akibat terjadinya penurunan berat badan dalam waktu

yang singkat.

Hal ini disebabkan:

1) Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare

dan/atau muntahnya akan bertambah hebat. Orang tua sering

hanya memberikan air teh saja (teh diit).

2) Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan

pengeceran dan susu tang encer ini diberikan terlalu lama.

3) Makanan yang diberikan sering tidak dicerna dengan baik.

e. Gangguan sirkulasi

Sebagai akibat diare dengan/disertai muntah, dapat terjadi

gangguan sirkulasi darah berupa rejatan (syok)

hipovolemik.Akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi

hipoksia, asidosis bertambah hebat, dapat mengakibatkan

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

perdarahan dalam otak, kesadaran menurun (soporokomaterus)

dan bila tidak segera ditolong penderita dapat meninggal.

5. Mekanisme Diare

Secara umum diare disebabkan 2 hal yaitu gangguan pada proses

absorbsi atau sekresi. Terdapat beberapapembagian diare:

a. Pembagian diare menurut etiologi

b. Pembagian diare menurut mekanismenya yaitu gangguan.

c. Absorbsi

d. Gangguan sekresi

e. Pembagian diare menurut lamanya diare

1) Diare akut yang berlangsung kurang dari 14 hari.

2) Diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan

etiologi non-infeksi.

3) Diare peristen yang berlangsung lebh dari 14 hari dengan

etologi infeksi.

Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau

beberapa mekanisme yang saling tumpang tindih.Menurut

mekanisme diare maka dikenal.

Diare akibat gangguan absorbsi yaitu voleume cairan yang

berada di kolon lebih besar dari oada kapasitas

absorpsi.Disisni diare dapat terjadi akibat kelainan di ususu

halus, mengakibatkan absorpsi menurun atua sekresi yeng

bertambah.Apabila fungsi usus halus normal, diare dapat

terjadi akibat absopsi di kolon menurun atau sekresi di kolon

meningkat.Diare dapat juga dikaitkan dengan gangguan

mortalitas, inflamasi dan imunologi.

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

a) Gangguan absorpsi atau diare osmotik.

Secara umum terjadi penurunan fungsi absorpsi oleh

berbagai sebab seperti celiac spurue, atau karena:

(1) Mengonsumsi magnesium hidroksida.

(2) Difesiensi sukrase-isomaltase adanya laktase defisien

pada anak yang lebih besar.

Adanya bahan yang tidak diserap, menyebabakan bahan

intraluminal pada usus halus bagian proksimal tersebut

bersifat hipertonis dan menyebabkan hiperosmolaritas.

b) Malabsopsi umum.

Gangguan atau kegagalan ekskresi pankreas

menyebabkan kegagalan pemecahan kompleks protein,

karbohidrat, trigliserid, selanjutnya menyebabkan

maldigesti, malabsorbsi dan akhirnya menyebabkan diare

osmotik.

c) Gangguan sekresi atau diare sekretorik

(1) Hiperlasia kapita

Teoritis adanya hiperlasia kapita akibat pentyakit

apapun, dapat menyebabkan sekresi intestinal dan

diare. Pada umumnya penyakit ni menyebabkan atrofi

villi.

(2) Luminal secretagogues

Dikenal 2 bahan yang menstimulasi sekresi lumen

yaitu enterotoksin bakteri dan bahan kimia yang dapat

enstimulasi seperti laksansia, garam empedu bentuk

dihydroxy, serta asam lemak rantai panjang.

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

Penyakit malabsopsi seperti reseksi ileum dan

penyakit chon dapat menyebabkan kelainan sekresi

seperti menyebabkan peningkatan konsentrasi garam

empedu, lemak.

(3) Blood-Borne Secretagogues.

Diare sekretorik pada anak-anak di negara

berkembang, umumnya disebabkan enteretoksin E coli

atau Cholera.Berbeda dengan negara berkembang, di

negara maju, diare sekretotik jarang ditemukan,

apabila ada kemungkinan disebabkan obat atau tumor

seperti ganglioneuroma atau neuroblastoma yang

menghasilkan hormon seperti VIP.Pada orang dewasa,

diare sekretorik berat disebabkan neoplasma

pankreas, sel non-beta yang menghasilkan VIP,

Polipeptida pankreas, hormon sekretorik lainnya

(sindroma watery diarrhe hypokalemia achlorhydria

(WDHA). Diare yang disebabkan oleh tumor ini

termasuk jarang.5 Semua kelainan mukosa usus,

berakibat sekresi air dan mineral berlebihan pada virus

dan kripta serta semua enterosit terlibat dan dapat

terjadi mukosa usus dalam keadaan normal.

4) Diare akibat peristaltik

Meskipun motilitas jarang menjadi penyebab utama

malabsorbsi, tetapi perubahan motilitas mempunyai pengaruh

terhadap absorbsi.Baik peningkatan ataupun penurunan

motilitas, keduanya dapat menyebabkan diare.Penurunan

motilitas dapat mengakibatkan bakteri tumbuh lampau yang

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

menyebabkan diare. Perlambatan transit obat-obatan atau

nutrisi akan meningkatkan absorbsi. Kegagalan motilitas usus

yang berat mnyebabkan stasis intestinal berakibat inflamasi,

dekonjugasi garam empedu dan malabsorbsi.Diare akibat

hiperperistaltik pada anak jarang terjadi.Watery diare dapat

disebabkan karena hipermotilitas pada kasus kolon iritable

pada bayi. Gangguan motilitas mungkin merupakan penyebab

diare pada thyrotoksikosis, malabsorbsi asam empedu dan

berbagai penyakit lain.

5) Diare inflamasi

Proses inflamasi di usus halus dan kolon menyebabkan

diare pada beberapa keadaan. Akibat kehilangan sel epitel

dan kerusakan tight junction, tekanan hidrostatik dalam

pembuluh darah dan limphatic menyediakan air, elektrolik ,

mukus, protein dan seringkali sel darah merah dan sel darah

putih menumpuk dalam lumen. Biasanya diare akibat inflamasi

ini berhubungan dengan tipe diare lain seperti diare osmotik

dan diare sekretorik.

6) Diare terkait imunologi

Diare terkait imunologi dihubungkan dengan reaksi

hipersensitifitas tipe I, III, dan IV.Reaksi tipe I yaitu terjadi

reaksi antara sel mast dengan IgE dan elergen makanan.

Reaksi tipe III misalnya pada penyakit gastroenteropati,

sedangkan reaksi tipe IV terdapat pada Coeliac disease dan

protein loss enteropaties. Pada reaksi tipe I, elergen yang

masuk tubuh menimbulkan respon imun dengan dibentuknya

IgE yang selanjutnya akan diikat oleh reseptor spesifik pada

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

permukaan sel mast dan basofil. Bila terjadi aktifasi akibat

pajanan berulang dengan antigen yang spesifik, sel mast akan

melepaskan mediator seperti histamin, ECF-A, PAF, SRA-A

dan prostaglandin. Pada reaksi tipe III terjadi reaksi komplek

antigen-antibodi dalam jaringan atau pembuluh darah yang

mengaktifkan komplemen. Komplemen yang diaktifkan

kemudian melepaskan Macrophage Chemotactic Factor yang

akan merangsang sel mast dan basofil melepas berbagai

mediator. Pada reaksi tipe IV terjadi respon imun seluler,

disisni tidak terdapat peran antibodi.Antigen dari luar

dipresentasikan sel APC (Antigen Presenting Cell) ke sel Th1

yang MHC-II dependen. Terjadi pelepasan berbagai sitokin

seperti MIF, MAF dan IFN-y oleh Th1. Sitokin tersebut akan

mengaktifasi makrofag dan menimbulkan kerusakan jaringan.

Berbagai mediator diatas aan menyebabkan luas permukaan

mukosa berkurang akibat kerusakan jaringan, merangsang

sekresi klorida diikuti oleh natrium dan air.

6. Gambaran Klinis

Gambaran awal dimulai dengan bayi atau anak menjadi cengeng,

gelisah, suhu ban mungkin meningkat, nafsu makn berkurang atau

tidak ada, kemudian timbul diare.Feses makin cair, mungkin

mengandung darah dan atau lendir, dan warna feses berubah

menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.Akibat seringnya

defekasi, anus dan area sekitarnya menjadi lecet karena sifat feses

makin lama menjadi asam, hal ini terjadi akibat banyaknya asalm

laktat yang dihasilkan dari pemecahan laktosa yang tidak dapat

diabsorpsi oleh anus.

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.Apabila

penderita telah banyak mengalami kehilangan air dan elektrolit, maka

terjadilah gejala dehidrasi.Berat badan menurun, ubun-ubun besar

cekung pada bayi, tonus otot dan turgor kulit berkurang, dan selaput

lendir pada mulut dan bibir terlihat kering.Gejala klinis menyesuaikan

dengan drajat atau banyaknya kehilangan cairan. Apabila dilihat dari

banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi

berdasarkan kehilangan berat badan dan skor Maurice King

(Noerrasid, Suraatmadja & Asnil , 1988).

Berdasarkan kehilngan berat badan, dehidrasi terbagi menjadi

empat kategori yaitu tidak ada dehidrasi ( bila terjadi penurunan berat

badan 2,5%), dehidrasi ringan (bila terjadi pnurunan berat badan 2,5-

5%), dehidrasi sedang (bila terjadi penurunan berat badan 5-10%),

dan dehidrasi berat (bila terjadi penurunan berat badan 10%);

sedangkan menurut skor Maurice King dapat dijelaskan dalam Tabel

12-2 sebagai berikut.

TABEL 2.1 Skor Maurice King

Bagan yang Diperiksa Nilai untuk Gejala yang ditemukan

0 1 2

Keadaan Umum

Kekenyalan kulit

Mata

Ubun-ubun besar

Mulut

Denyut nadi/menit

Sehat

Normal

Normal

Normal

Normal

Kuat<12

0x/menit

Gelisah,cengeng,apatis,

ngantuk

Sedikit kurang

Sedikit cekung

Sedikit cekung

Kering

Sedang(120-

140)x/menit

Mengigau, koma, atau

syok

Sangat kurang

Sangat cekung

Sangat cekung

Kering dan sianosis

Lemah>140x/menit.

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat menentukan derajat

dehidrasi degan menggunakan Skor Maurice King.

a. Menentukan kekenyalan kulit, kulit perut “dijepit” antara ibu jari

dan telunjuk selama 30-60 detik, kemudian dilepas kembali.

Apabila kulit menjadi normal dalam waktu 1 detik (turgor agak

kurang/dehidrasi ringan), 1-2 detik (turgor kurang/dehidrasi

sedang), dan 2 detik (turgor sangat kurang/dehidrasi berat).

b. Berdasarkan skror yang terdapat pada seorang penderita maka

dapat ditentukan derajat dehidrasinya, bila mendapat nilai 0-2

(dehidrasi ringan), 3-6 (dehidrasi sedang), dan 7-12 (dehidrasi

berat). Niali atau gejala tersebut adalah nilai atau gejala yang

terlihat pada dehidrasi isotonik dan hipotonik, yang keadaan

dehidrasnya paling banyak, masing-masing 77,8% atau 9,5%.

c. Pada anak-anak dengan ubun-ubun besar sudah menutup, niai

untuk ubun-ubun besar diganti dengan banyaknya atau frekuensi

buang air kecil.

Tabel 2.2 Gejala Klinis

Gejala klinis Gejala klinis Ringan Sedang Berat

Keadaan umum Kesadaran Rasa haus Sirkulasi Nadi (x/menit) Respirasi Pernapasan Kulit Ubun-ubun besar Mata Turgor atau tonus Diuresis Selaput lendir

Compos mentis + Normal(120) Biasa Agak cekung Agak cekung Biasa Normal Normal

Gelisah ++ Cepat Agak cepat Cekung Cekung Agak cekung Oliguria Agak kering

Apatis-koma +++ Cepat sekali Kusmaull(cepat&dalam) Cekung sekali Cekung sekali Kurang sekali Anuri Kering/asidosis

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

Menurut tonisitas darah, dehidrasi dapat dibagi atas tiga macam,

yaitu dehodrasi isotonik (bila kadar Na dalam plasma 131-150

mEq/L), dehidrasi hipotonik (bila kadar Na plasma <131 mEq/L), dan

dehidrasi hipertonik (bila kadar Na plasma >150 mEq/L).

Tabel 2.3 Gejala-Gejala Dehidrasi

Gejala Hipotonik Isotonik Hipertonik

Rasa haus

Berat badan

Turgor kulit

Kulit/selaput lendir

Gejala SSP

Sirkulasi

Nadi

Tekanan darah

Banyaknya kasus

-

Menurun sekali

Menurun sekali

Basah

Apatis

Jelek sekali

Sangat lemah

Sangat rendah

20-30%

+

Menurun

Menurun

Kering

Koma

Jelek

Cepat&lemah

Rendah

70%

+

Menurun

Tidak jelas

Kering sekali

Irritabel, kejang-

kejang, hiperfleksi.

Relatif masih baik.

Cepat dan keras

Rendah

10-20%

7. Penyebaran Kuman Penyebab Diare

Kuman penyebab diare menyebar melalui mulut (orofecal) antara

lain melalui makanan atau minuman akibat tercemar oleh feses

dan/atau kontak langsung dengan feses penderita, akan tetapi ada

beberapa perilaku khusus yang dapat menyebabkan penyebaran

kuman enterik dan meningkatkan resiko terjadinya diare, pelaku yang

dimaksud adalah :

a. Tidak memberikan ASI secara penuh untuk waktu 4-6 bulan

pertama kehidupan. Risiko untuk penderita diare berat beberapa

kali lebih besar pada bayi yang tidak diberi ASI dibandingkan

dengan bayi yang diberi ASI penuh, risiko kematian karena diare,

juga lebih besar;

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

b. Penggunaan botol susu yang tidak bersih. Penggunaan botol ini

memudahkan pencemaran oleh kuman yang berasal dari feses

dan sukar dibersihkan. Sewaktu susu dimasukkan kedlam botol

yang tidak bersih, maka akan terjadi kontaminasi kuman dan bila

tidak segera diminum kuman akan tumbuh.

c. Menyimpan makanan masak pada suhu kamar. Kalau makanan

dimasak dan disimpan untuk digunakan kemudian, keadaan ini

memudahkan terjadinya pencemaran, seperti kontak dengan

permukaan alat-alat yang terpapar, karena makanan yang

disimpan beberapa jam pada suhu kamar, kuman dapat

berkembang biak;

d. Penggunaan air minum yang tercemar bakteri dari feses. Air

mungkin terpapar dari sumbernya atau pada saat disimpan

dirumah. Pencemaran dirumah dapat terjadi kalau tempat

penyimpanan tidak tertutup, atau apabila tangan yang tercemar

kuman mengenai iar sewaktu mengambilnya dari tempat

pengmbilan;

e. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah

membuang feses, atau sebelum memasak makanan;

f. Membuang feses (termasuk feses bayi) dengan tidak benar. Ada

anggapan dimasyarakat bahwa feses bayi tidak membahayakan

kesehatan, padahal sebenarnya feses bayi mengandung virus

atau bakteri dalam jumlah besar. Feses binatang dapat pula

menyebabkan infeksi pada manusia.

8. Diagnosis atau Masalah Keperawatan

Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi pada anak

dengan diare antara lain :

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

a. Kurang volume cairan

b. Kurang nutrisi (kurang dari kebuuhan)

c. Gangguan integritas kulit

d. Kurang pengetahuan (keluarga)

e. Kecemasan atau ketakutan

9. Penatalaksanaan

Rencana Tindakan Keperawatan

a. Kurang Volume Cairan

Kurang volume cairan ini disebabkan hilangnya cairan dala tubuh

atau juga masukan cairan yang kurang. Rencana yang diharapkan

adalah volume cairan yang dapat teratasi dengan kriteria turgor

kulit membaik, berat badan kembali dalam batas normal, frekuensi

buang air besar menurun sesuai dengan kebiasaan (normal),

jumlah cairan yang masuk seimbang dengan yang keluar,

membran mukosa nasah. Tanda vital dalam batas normal.

1) Tindakan:

a) Lakukan rehidrasi pada pasien. Tindakan rehidrasi

dilakukan berdasarkan tingkat atau derajat dehidrasi.

Apabila terjadi dehidrasi ringan sampai sedang dapat

dilakukan rehidrasi secaraoral dengan memberikan cairan

pedialyte, ricelite kemudian meningkatkan ke makanan

bias untuk aknak yang mudah dicerna seperti pisang nasi,

roti bakar, biji-bijian kering dan ASI. Pada dasarnya

arehidrasi dilakukan berdasarkan derajat dehidrasinya

dengan ketentuan pemberian sebagai berikut:

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

(1) Dehidrasi ringan

1 jam pertama 25-50 ml/kg bb selanjutnya 125 ml/kg

bb/hari.

(2) Dehidrasi sedang

1 jam pertama 50-100 ml/kg bb selanjutnya 125 ml/kg

bb/hari.

(3) Dehidrasi berat

• Bayi baru lahir (berat badan 2-3 kg).

Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml: 250

ml/kg bb/24 jam dengan pemberian cairan 4:1 (4

glukosa 5% + 1 NaHCO3 11/2%) dengan pemberian 4

jam pertama 25 ml/kg bb/jam, 20 jam berikutnya

150ml/kg bb/20 jam.

• Bayi berat badan lahir rendah (berat badan <2 kg).

Kebutuhan cairan: 25o ml/kg bb/24 jam, pemberian

cairan dalah 4 glukosa 10% + 1 NaHCO3 11/2%,

dengan pemberian 4 jam pertama 25 ml/kg bb/jam,

20 jam berikutnya 150 ml/kg bb/20 jam.

• Umur 1 bulan-2 tahun (berat badan 3-10kg).

Cara pemberiannya adalah 1 jam pertama 40ml/kg

bb/jam kemudian dilanjutkan 7 jam berikutnya 12

ml/kg bb/menit dan 16 jam kemudian 125 ml/kg bb.

• Umur 2-5 tahun (berat badan 10-15kg)

Cara pemberiannya adalah 1 jam pertama 30 ml/kg

bb/jam kemudian dilanjutkan 7 jam berikutnya 10

ml/kg bb/Menit dan 16 jam kemudian 125 ml/kg bb.

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

• Umur 5-10 tahun (berat badan 15-25 kg).

Cara pemberiannya dalah 1 jam pertama 20 ml/kg

bb/jam kemudian dilanjutkan 7 jam berikutnya

10mlkg bb/menit dan 16 jam kemudian 105 ml/kg

bb (FKUI, 1985).

b) Lakukan monitoring atau observasi terhadap jumlah cairan

yang masuk dan keluar (mengukur status dehidrasi)

seperti turgor kulit, muntahan, membran mukosa, berat

badan, mata, dan uun-ubun besar.

c) Monitr adanya tanda renjatan hipovolemik seperti denyut

jantung cepa nadai kecil, tekaan darah menurun, dan

kesadaran menurun.

d) Monitor adanya tanda asidosis metabolik.

e) Berikan penjelasan kepada keluarga tentang hal-hal yang

menyebabkan terjadinya diare, dan lain-lain.

f) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian:

1) Antibiotik hanya diberikan apabila ada penyebab yang

jelas seperti kolera maka diberikan tetrisiklin 25-50

mg/kg bb/hari atau antibiotik lainnya yang sesuai

dengan jenis penyebabnya.

2) Obat spasmolitik seperti papaverin.

3) Obat antisekresi seperti asetosal, klorpromazin.

b. Kurang Nutrisi (kurang dari kebutuhan).

Kekurangan nutrisi daat disebabkan karena menurunnya nafsu

makan dan kurangnya asupan, gangguan absopsi, dan lain-lain.

Rencana yang dapat dilakukan adalah terpenuhinya kebutuhan

nutrisis sehingga perubahan nutrisi dapat teratasi dengan kriteria

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

sebagai berikut: perubahan atau peningkatan berat badan dari

penurunan selama nutrisis kurang (20% atau lebih), adanya

asupan yang cukup, perbaikan turgor kulit, tidak dijumpai

kelemahan otot dalam menelan atau mengunyah, status gizi

membaik sesuai standar, bising usus dalambatas normal, tanda-

tanda vial (tekanan darah, pernapasan, denyut nadi dan suhu)

dalam batas normal .

Tindakan:

1) Berikan nutrisi (makanan) setelah dehidrasi teratasi yang

mengandung cukup kalori, protein, mineral, dan vitamin atau

selama diare perlu ditambahkan umlah kalori sebanyak 30%

protein 3-5 g/kg bb/hari yang pada umumnya adalah 2,5 g/kg

bb/hari.

2) Pada bayi pertahankan pemberian ASI atau lakukan

pemberian pengganti air susu ibu (bagi yang tidak minum ASI)

akan tetapi lakukan pengenceran seperi pada pemberian PASI

pada hari perama diencerkan 1/3, hari kedua 2/3, apabila

efekasi membaik maka berikan penuh sesuai dengan

ketenuan PASI. Adapun suus formula yang dianjurkan

mengandung kadar laktosa rendah, asam lemak tidak jenuh

seperti LLM, almiron, dan lain-lain.

3) Berikan makanan dengan mepertimbangkan usia, berat

badan, dan kemampuan menerima anak seperti pada anak

usia 1 tahun. Dan apabila anak sudah akan biasa, dianjurkan

makan bubur tanpa sayuran dan hindari atau kurangi makanan

yang mengandung banyak lemak dengan ketentuan

pemberian: pada hari pertama seteah dehidrasi berikan makan

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

peroral dengan selang-seling menggunakan oralit, pada hari

ke 2-4 berikan susu formula rendah laktosa penuh. Dan

apabila defekasi membaik makanan biasa disesuaikan dengan

usia.

4) Lakukan mentoring dan pengukuran status gizi atau tanda

perubahan nutrisi seperti berat badan, tugor kulit, bising usus,

kemampuan menelan, dan jumah asupan.

5) Berikan penjelasan kepada keluarga dalam mencegah

makanan yang dapat menyebabkan diare, cara mensterilkan

botol susu, dan higiene lingkungan.

c. Gangguan integritas kulit

Gangguan integritas kuit ini disebabkan oleh karena terlalu

seringnya defekasi, kotoran yang bersifat asam yang berasal dari

laktosa yang tidak mampu diserap oleh usus selama

diare.Rencana yang dapat dilakukan adalah mengatasi segera

agar tidak terjadi gangguan integritas pada kulut dengan

ketentuan keadaan kulit membaik yaitu tidak ditemukan

kemerahan (lecet), hidrasi baik, dan tidak lembap.

Tindakan :

1) Lakukan penggantian popok dengan sering dan mengkajinya

setiap saat setelah buang air besar atau kecil.

2) Berikan salep peluma atau bedak pada daerah rektum dan

perineum.

3) Ajarkan kepada keluarga untuk menjaga kebersihan atau

higiene pada daerah sekitar rektum dan perineum, serta cara

mengganti popok, memberikan bedak, dan salep pelumas.

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

d. Kurang pengetahuan (Keluarga)

Masalah kurang pengetahuan (keluarga) pada anak dengan diare

ini dapat disebabkan oleh karena informasi yang kurang atau

budaya yang menyebabkan tidak mementngkan pola hidup yang

sehat.Sehingga rasa ingin tahu masih kurang, khususnya dalam

penanganan atau pencegahan diare. Untuk itu rencana yang

dapat dilakukan mengatasi pengetahuan agar keluarga

memahami atau mengetahui cara mengatasi masalah diare.

Tindakan :

1) Berikan penjelasan tentang masalah yang kurang dipahami

untuk tidak dimengerti khususnya masalah diare.

2) Ajarkan dengan cara mendemonstrasikan upaya mengatasi

diare khususnya alam penanganan dare serta cara

mencegahnya.

e. Kecemasan atau ketakutan

Masalah kecemasan atau ketakuan pada anak sering dijumpai

karena dampak dari hospitalisasi (rawat inap).Rencana

keperawatan yang ingin dicapai adalah meminimalkan kecemasan

atau ketakutan sebagai dampak dari hspitalisasi.

Tindakan:

1) Sediakan mainan sesuai dengan usia tumbuh kembang serta

dalam melakukakn tindakan pengobatan dengan menjelaskan

dan mengizinkan untuk memegang alat-alat selama alat dalam

kategori dapat dipegang.

2) Monitor terhadap perubahan tanda kecemasan seperti

ungkapan perasaan, gelisah, diaforesis, frekuensi jantung, dan

pernafasan serta ketegangan otot.

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

3) Berikan dorongan untuk mengungkapkan perasaan.

4) Berikan dukungan pada keluarga untuk mengekspresikan

perasaannya.

B. Asi Eksklusif

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan

garam-garaman organic yang disekresi oleh kedua belah kelenjar

payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi.

Komposisi ASI ini ternyata tidak konstan dan tidak sama dari waktu ke

waktu.

1. Faktor-faktor yang memepengaruhi komposisi air susu ibu adalah :

a. Stadium laktasi

b. Ras

c. Keadaan nutrisi

d. Diit ibu

2. Jenis ASI

a. Kolostrum

Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar

payudara, menggunakan tissue debris dan residual material yang

terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum

dan setelah masa puerperium.disekresi oleh kelenjar payudara

dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat, merupakan

cairan viscous kental dengan warna kekuning-kuningan, lebih

kuning dibandingkan dengan susu yang matur.

b. Air Susu Masa Peralihan

Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang

matur.Disekresi dari hari keempat sampai dengan hari kesepuluh

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

dari masa laktasi, tetapi ada pula pendapat yang mengatakan

bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu ketiga sampai minggu

kelima.

c. Air Susu Matur

Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya,

komposisi relatif konstan (ada pula yang menyatakn bahwa

komposisi ASI relatife konstan baru mulai minggu ke-3 sampai

minggu ke-5).Pada ibu yang sehat dimana produksi ASI cukup,

ASI ini merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan

cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan.

Laktoferin merupakan suatu iron binding protein yang bersifat

bakteriostatik kuat terhadap Escherchia coli dan juga menghambat

pertumbuhan candida albican.

Laktobasilus bifidus merupakan koloni kuman yang memetabolisir

laktosa menjadi asam laktat yang menyebabkan rendahnya Ph

sehingga pertumbuhan kuman pathogen akan dihambat.

Imunoglonulin memberikan mekanisme pertahanan yang efektif

terhadap bakteri dan virus (terutama IgA) dan bila bergabung dengan

komplemen dan lisozim dan komplemen ini adalah suatu antibacterial

yang langsung terhadap E. Coli.faktor lisozim dan komplemen ini

adalah suatu antibacterial non spesifik yang mengatur pertumbuhan

flora usus. Factor lekosit dan Ph ASI mempunyai pengaruh mencegah

pertumbuhan kuman pathogen (efek bakteriostatis dicapai pada Ph

sekitar 7,20).

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

Komposisi ASI

a. Protein di dalam ASI

ASI mengandung protein yang lebih rendah dari Air Susu Sapi

(ASS), tetapi ASI ini mempunyai nilai nutrisi yang tinggi (lebih

mudah dicerna).

b. Karbohidrat dalam ASI

ASI mengandung karbohidrat relative lebih tinggi dibandingkan

dengan ASS.Karbihidrat yang paling utama dalam ASI adalah

laktosa. Kadar laktosa yang yang tinggi ini sangat menguntungkan

karena laktosa ini oleh fermentasi akan diubah menjadi asam

laktat. Adanya asam laktat ini memberikan suasana asam di

dalam usus bayi. Dengan suasana asam diusus bayi ini

memberikan beberpa keuntungan :

1) Penghambat pertumbuhan bakteri yang patologis.

2) Memacu pertumbuhan mikroorganisme yang memproduksi

asam organic dan mensintesis vitamin.

3) Memudahkan terjadinya pengendapan dari Ca-caseinat.

4) Memudahkan absorpsi dan mineral misalnya kalsium, fosfor

dan magnesium.

c. Lemak dalam ASI

Kadar lemak dalam ASI dan ASS relative sama, merupakan

sumber kalori yang utama bagi bayi dan sumber vitamin yang larut

cdalam lemak (A,D,E dan K) dan sumber asam lemakyang

esensial.

d. Mineral dalam ASI

ASI mengandung mineral yang lengkap.Walaupun kadarnya

relative rendah tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Total

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

mineral selama masa laktasi adalah konstan tetapi beberapa

mineral yang spesifik kadarnya tergantung dari diit dan stadium

laktasi.

e. Air dalam ASI

Kira-kira 80% dari ASI terdiri dari air.Air ini berguna untuk

melarutkan zat-zat yang terdapat di dalamnya. ASI merupakan

sumber air yang secara metabolic adalah aman. Air yang relative

tinggi dalam ASI ini akan meredakan rangsangan haus dari bayi.

f. Vitamin dalam ASI

Vitamin dalam ASI dapat dikatakan lengkap.Vitamin A, D dan C

cukup, sedangkan golkongan vitamin B, kecuali flavindan asam

pantothenic adalah kurang.

g. Kalori dalam ASI

Kalori ASI relative rendah, hanya 77 kalori/100 ml ASI.Sembilan

puluh persen berasal dari karbohidrat dan lemak, sedangkan 105

berasal dari protein.

3. Komponen Imunologik dan Anti-Infeksi Pada ASI

Pada waktu lahir samapi beberapa bulan sesudahnya, bayi belum

dapat membentuk kekebalan sendiri secara sempurna.ASI

merupakan substansi bahan yang hidup dengan kompleksitas biologis

yang luas yang merupakan memberikan daya perlindungan, baik

secara aktif maupun melalui pengaturan imunologis.ASI tidak hanya

menyediakan perlindungan yang unik terhadap infeksi dan alergi,

tetapi juga menstimuli perkembangan yang menandai dari system

imunologi bayi sendiri.ASI memberikan zat-zat kekebalan yang belum

dibuat oleh bayi tersebut.Selain itu ASI juga mengandung beberapa

komponen antiinflamasi, yang berfungsi belum banyak yang

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

diketahui.Sehingga bayi yang minum ASI lebih jarang sakit, terutama

pada awal dari kehidupannya.

Dari penelitian di Meksiko, menunjukkan bahwa ASI melindungi

bayi terhadap infeksi Giardia lamblia pada umur 18 bulan pertama

kehidupan.Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan di

Bangladesh, ternyata ASI dapat mencegah infeksi Shigela pada 3

tahun pertama kehidupan.

4. Anti Alergi dalam ASI

SIgA pada kolostrum dan ASI matur selain bekerja sebagai

antibakteri juga mencegah terabsorbpsinya makromolekul asing ,

sementara system imun pada bayi belum sempurna dan usus bayi

masih bersifat permeabel. Sehingga bayi-bayi yang mendapat

kolostrum dan ASI jarang terkena alergi.

5. Imunoglobulin dalam ASI

Immunoglobulin yang utama pada ASI adalah SIgA.Selama 4

bulan pertama kehidupan, bayi yang minum ASI menerima 500-

600mg IgA setiap hari darai ASI.IgA ibu yang ditransfer melalui ASI

melindungi bayi dari mikroorganisme petogen yang berasal dari

sekitarnya, misalnya mikroba pathogen yang berasal dari flora

intestinal ibunya dan saluran pernapasan antara lain virus, V.Kolera,

E.Coli pathogen, Steptokokus, Stafilokokus, dan Kandida albikan.Di

samping itu SIgA juga melindungi bayi dari protein asing, sehingga

bayi tidak mudah terjadi alergi.SIgA adalah molekul yang resisten

terhadap enzim proteolitik dari saluran pencernaan dan Ph lambung,

dan masih menunjukkan antibody yang aktif pada tinja bayi yang

minum ASI.

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

6. Kelebihan ASI

Sudah tidak terbantahkan lagi bahwapemberian ASI memberikan

berbagai keuntungan bagi semua pihak, pemberian ASI dini dan

Eksklusif memberikan keuntungan –keuntungan sebagai berikut.

a. ASI mengandung zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

dan perkembangan bayi.

b. ASI mudah dicernadan digunakan secara efisiensi oleh tubuh

bayi.

c. ASI mencegah berbagai serangan infeksi terhadap bayi.

d. Pemberian ASI dapat digunakan sebagai metode keluarga

berencana (metode amenore laktasi).

e. ASI mendekatkan hubungan kasih sayang ibu dan anak

(bounding).

Keuntungan menyusui meningkat sejalan dengan lama menyusui

eksklusif sampai 6 Bulan. Setelah usia bayi lebih dari enam bulan,

maka pemberian makanan tambahan pendamping ASI dapat

diberikan. Keuntungan menyusui meningkatkan seiring dengan

meningkatnya lama pemberian ASI sampai 2 tahun atau lebih

(Roesli,2008).

Menyusui bayi selalu dianjurkan apabila bayi dan ibunya dalam

keadaan sehat dan tidak terhadap kelainan – kelainan yang

menghambat untuk menyusui, sekurang – kurangnya selama bebrapa

hari setelah bayilahir. Pemberian ASI diberikan sedini mungkin atau

disebut dengan inisiasi menyusui dini. Inisiasi menyusui dini adalah

bayi muali menyusu sedari segera setelah lahir.

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

7. Status Gizi

Seperti halnya gizi pada umumnya, ASI mengandung komponen

mikro dan makro nutrien. yang termasuk makro nutrien adalah

karbohidrat, protein dan lemak. sedangkan mikronutrien adalh vitamin

dan mineral. ASI hampir 90%nya terdiri dari air. volume dan

komposisi gizi ASI berbeda untuk setiap ibu, setiap ibu bergantung

pada setiap kebutuhan bayi. perbedaan volume dan komposisi diatas

juga terlihat pada masa menyusui (kolostrum, ASI transisi, ASI

matang dan ASI pada saat penyapihan). kandungan zat gizi ASI awal

dan akhir pada setiap ibu yang menyusui juga berbeda. kolostrum

yang diproduksi antara hari 1-5 menyusui kaya akan zat gizi terutama

protein.

ASI transisi mengandung banyak lemak dan gula susu (laktosa).

ASI yang berasal dari ibu yang melahirkan bayi kurang bulan

mengandung tinggi lemak dan protein, serta rendah laktosa dibanding

ASI yang berasal dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. pada

saat penyapihan kadar lemak dan protein meningkat seiring

bertambah banyaknya kelenjar payudara. walaupun kadar protein,

laktosa dan nutrien yang larut dalam air sama pada setiap kali periode

menyusui, tetapi kadar lemak meningkat.

jumlah total produksi ASI dan asupan ke bayi berfariasi untuk

setiap waktu menyusui, dengan jumlah berkisar antara 450-1200 ml

dengan rata-rata antara 750-850 ml/hari. banyaknya ASI yang berasal

dari ibu yang mempunyai status gizi buruk dapat menurun samapi

jumlah 100-200 ml/hari. (Hendarto dan Pringgadini, 2008).

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

C. Hubungan antara Pemberian Asi Ekslusif dengan Kejadian Diare

Pada waktu bayi lahir secara alami mendapat zat kekebalan tubuh

dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut akan cepat turun

setelah kelahiran bayi, padahal dari waktu bayi lahir sampai bayi berusia

beberapa bulan, bayi belum dapat membentuk kekebalan sendiri secara

sempurna. Sehingga kemampuan bayi membantu daya tahan tubuhnya

sendiri menjadi lambat selanjutnya akan terjadi lambat selanjutnya akan

terjadi kesenjangan daya tahan tubuh. Kesenjangan daya tahan tubuh

dapat diatasi apabila bayi diberi ASI. (Roesli, 2005).

Menurut Soekirman (1991) Pemberian makanan berupa ASI sampai

bayi berusia 6 bulan, akan memberikan kekebalan kepada bayi terhadap

berbagai macam penyakit karena ASI adalah cairan yang mengandung

kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit

infeksi bakteri, virus, jamur dan parasit. Oleh karen aitu, dengan adanya

zat anti infeksi dari ASI, maka bayi ASI ekslusif akan dilindungi dari

berbagai macam infeksi baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur

dan parasit. Ada perbedaan yang signifikan antara bayi yang mendapat

ASI ekslkusif minimal 4 bulan dengan bayi hanya diberi susu formula.

Bayi yang diberikan susu formula biasanya mudah sakit dan sering

mengalami problem kesehatan seperti sakit diare dan lain-lain yang

memerlukan pengobatan sedangkan bayi yang diberikan ASI ekslusif

biasanya jarang sakit dan kalaupun sakit biasanya ringan dan jarang

perawatan.

Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian di Filipina yang

menegaskan tentang manfaat pemberian ASI esklusif serta dampak

negatif pemberian cairan tambahan tanpa nilai gizi terhadap timbilnya

penyakit diare. Seorang bayi yang diberi air putih atau minuman herbal,

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1966/3/Okiana Nurul Hikmah BAB II.pdf · pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,

lainnya beresiko terkena diare 2-3 kali lebih banyak dibandingkan bayi

yang diberi ASI eksklusif (BKKBN, 2004).

Penelitian lain juga menyimpilkan ada hubungan yang signifikan

antara pemberian ASI Eksklusif terhadap kejadian diare paba bayi 0-6.

Hal ini menunjukkan bahwa kejadian diare pada bayi dipengaruhi oleh

pemberian ASI Eksklusif kepada bayi. (Nabila).

D. Kerangka Teori

Faktor yang mempengaruhi komposisi ASI :

- Stadium Laktasi - Ras - Keadaan Nutrisi - Diit Ibu

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Pemberian ASI Eksklusif

Laktosa

Status Gizi

Diare

Hubungan Pemberian Asi..., Okiana Nurul Hikmah, Kebidanan DIII UMP, 2014