Author
hoangtram
View
213
Download
0
Embed Size (px)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DIARE
1. Pengertian diare
Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami
rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses
yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Di dunia diare
adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga
membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun. Diare kebanyakan
disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat
dari racun bakteria.Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan
makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya
sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling
lama satu minggu.Namun untuk individu yang sakit atau kurang
gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat
mengancam-jiwa bila tanpa perawatan (Wikipedia, 2011).
Tanda penyakit diare seperti:kehilangan cairan dan
elektrolit, mata cekung, haus, mulut kering, demam, letargis,
dankadang-kadang disertaimuntah. Beberapa pengertian lain diare
menurut beberapa ahliadalah keluarnya tinja air dan elektrolit yang
hebat. Bayi dikatakan diare bila volumetinja lebih dari 15
gram/kg/24 jam dan pada anak usia 3 tahun volume tinja lebih
8
Analisis Faktor Penyebab..., MUHAMMAD FAUZY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011
dari200 gram/24 jam. Volume tinja anak usia 3 tahun sama dengan
volume tinja orangdewasa ( Nelson, 2000). Sedangkan ahli lain
Robbins (1999) memberi batasan kasardiare sebagai produksi tinja
harian melebihi 250 gram, mengandung 70%-90% air,
yangmenyebabkan bertambahnya volume tinja dan frekuensi buang
air besar (Aditya, 2011).
2. Etiologi / Faktor Penyebab
Menurut Widjaja (2002), diare disebabkan oleh faktor
infeksi, malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi), makanan dan
faktor psikologi
a. Faktor infeksi
Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab
utama diare pada anak. Jenis-jenis infeksi yang umumnya
menyerang antara lain:
1) Infeksi oleh bakteri :Escherichia coli, Salmonella thyposa,
Vibrio cholera (kolera), dan serangan bakteri lain yang
jumlahnya berlebihandan patogenik seperti pseudomonas.
2) Infeksi basil (disentri),
3) Infeksi virus rotavirus,
4) Infeksi parasit oleh cacing (Ascaris lumbricoides),
5) Infeksi jamur (Candida albicans)
Analisis Faktor Penyebab..., MUHAMMAD FAUZY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011
6) Infeksi akibat organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis,
dan radang tenggorokan.
Faktor resiko yang dapat menyebabkan diare karena
faktor infeksi misalnya ketersediaan sumber air bersih,
ketersediaan jamban, dan kebiasaan tidak mencuci tangan.
1) Sumber Air Bersih
Sumber air bersih yang digunakan untuk minum
merupakan salah satu sarana sanitasi yang tidak kalah
pentingnya berkaitan dengan kejadian diare. Sebagian
kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui
jalur fekal oral. Mereka dapat ditularkan dengan
memasukkan ke dalam mulut, cairan atau benda yang
tercemar oleh tinja, misalnya air minum, jari-jari tangan
makanan, dan makanan yang disiapkan dalam panci yang
dicuci dengan air yang tercemar (Depkes RI, 2000).
Menurut Depkes RI (2000), hal - hal yang
perlu diperhatikan dalam penyediaan air bersih adalah :
a) Mengambil air dari sumber air yang bersih.
b) Mengambil dan menyimpan air dalam tempat yang
bersih dan tertutup serta menggunakan gayung khusus
untuk mengambil air.
c) Memelihara atau menjaga sumber air dari
pencemaran oleh binatang, anak-anak, dan sumber
Analisis Faktor Penyebab..., MUHAMMAD FAUZY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011
pengotoran. Jarak antara sumber air minum dengan
sumber pengotoran seperti septictank, tempat
pembuangan sampah dan air limbah harus lebih dari 10
meter.
d) Mengunakan air yang direbus.
e) Mencuci semua peralatan masak dan makan
dengan air yang bersih dan cukup
2) Ketersediaan Jamban Keluarga
Ketersediaan jamban atau pembuangan tinja
merupakan bagian yang penting dari kesehatan lingkungan.
Pembuangan tinja yang tidak menurut aturan
memudahkan terjadinya penyebaran penyakit tertentu yang
penulurannya melalui tinja antara lain penyakit diare.
Menurut Notoatmodjo (2003), syarat pembuangan kotoran
yang memenuhi aturan kesehatan adalah :
a) Tidak mengotori permukaan tanah di sekitarnya
b) Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya
c) Tidak mengotori air dalam tanah di sekitarnya
d) Kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai
tempat lalat bertelur atau perkembangbiakan vector
penyakit lainnya
e) Tidak menimbulkan bau
Analisis Faktor Penyebab..., MUHAMMAD FAUZY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011
f) Pembuatannya murah, penggunaanya mudah dan
mudah dipelihara.
3) Kebiasaan Mencuci Tangan
Beberapa perilaku yang tidak sehat dalam keluarga
adalah kebiasaan tidak mencuci tangan. Mencuci tangan
yang baik sebaiknya menggunakan sabun sebagai
desifektan atau pembersih kuman yang melekat pada
tangan, kebiasaan mencuci tangan dapat dilakukan pada
saat sesudah membuang air besar, sesudah membuang tinja
anak, sebelum menyuapi makanan pada anak, dan sesudah
makan mempunyai dampak terhadap diare. Kemudian
kebiasaan membaung tinja juga dapat beresiko terhadap
diare misalnya membuang tinja (termasuk tinja bayi) harus
dilakukan secara bersih dan benar. Banyak orang yang
beranggapan bahwa tinja pada bayi tidaklah berbahaya,
padahal sesungguhnya mengandung virus atau bakteri
dalam jumlah besar sehingga dapat menimbulkan diare
pada anak.
a. Faktor malabsorpsi
Faktor malabsorpsi dibagi menjadi dua yaitu
malabsorpsi karbohidrat dan lemak. Malabsorpsi karbohidrat,
pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula
Analisis Faktor Penyebab..., MUHAMMAD FAUZY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011
dapat menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja
berbau sangat asam, dan sakit di daerah perut. Sedangkan
malabsorpsi lemak, terjadi bila dalam makanan terdapat
lemak yang disebut triglyserida. Triglyserida, dengan bantuan
kelenjar lipase, mengubah lemak menjadi micelles yang siap
diabsorpsi usus.Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan
mukosa usus, diare dapat muncul karena lemak tidak terserap
dengan baik.
b. Faktor makanan
Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan
yang tercemar, basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah
(sayuran) dan kurang matang. Makanan yang terkontaminasi
jauh lebih mudah mengakibatkan diare pada anak-anak balita.
c. Faktor psikologis
Rasa takut , cemas, dan tegang yang berlebihan, jika
terjadi pada anak bisa menyebabkan diare. Tetapi jarang
terjadi pada balita umumnya pada anak yang lebih besar.
3. Jenis dan Klasifikasi Diare
Menurut Depkes RI (2000) diare menurut jenisnya dibagi :
a. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari
14 hari atau dua minggu.Akibatnya adalah dehidrasi,
Analisis Faktor Penyebab..., MUHAMMAD FAUZY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011
sedangkan dehidrasi adalah penyebab utama kematian pada
penderita diare.
b. Diare Disentri
Diare disentri adalah diare yang disertai darah dalam
tinjanya.Akibat diare disentri adalah anoreksia, penurunan
berat badan dengan cepat, dan kemungkinan terjadinya
komplikasi pada mukosa.
c. Diare Persisten
Diare persisten yaitu diare yang berlangsung lebih dari
14 hari atau dua minggu dan terjadi secara terus-menerus.
Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan
gangguan metabolisme.
d. Diare dengan masalah lain
Anak yang menderita diare (diare akut atau diare
persisten) mungkin juga disertai dengan penyakit lain seperti
demam, gangguan gizi, atau penyakit lainnya.
4. Patofisiologi Diare
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang
pertama gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat
yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik
dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini
Analisis Faktor Penyebab..., MUHAMMAD FAUZY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011
akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare. Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada
dinding usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke
dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat
peningkatan isi rongga usus. Ketiga gangguan motalitas usus,
terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare
sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan
bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan
diare pula. Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya
mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati
rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang
biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut
terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare
(Latief, Abdul dkk, 2007)
Menurut Latief, Abdul dkk (2007) mekanisme dasar yang
menyebabkan diare adalah sebagai berikut :
a. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga
usus meningkat, sahingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini
Analisis Faktor Penyebab..., MUHAMMAD FAUZY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011
akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga
terjadilah diare.
b. Gangguan Seksresi
Akibat rangsangan tertentu (missal oleh toksin) pada
dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit
ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena
terdapat peningkatan isi rongga usus.
c. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul
diare. Sebaliknya jika peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya
akan menimbulkan diare juga.
5. Tanda dan Gejala Diare
Gambaran awal dimulai dengan bayi atau anak menjadi
cengeng, gelisah, suhu badan mungkin menigkat, nafsu makan
berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Feses makin
cair, mungkin mengandung darah atau lender, dan warna feses
berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
Akibat sering defekasi, anus dan sekitarnya menjadi lecet karena
sifat feses makin lama makin asam, hal ini terjadi akibat
Analisis Faktor Penyebab..., MUHAMMAD FAUZY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011
banyaknya asam laktat dari pemecahan laktosa yang tidak dapat
diabsorbsi oleh usus (Sodikin 2011).
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.
Apabila penderita telah banyak mengalami kehilangan air dan
elektrolit, maka terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun,
ubun-ubun besar cekung pada bayi, tonus otot dan tugor kulit
berkurang, dan selaput kering pada mulut bibir terlihat kering.
Gejala klinis menyesuaikan dengan derajat atau banyaknya
kehilangan cairan yang hilang (Sodikin 2011)
6. Akibat Diare
a. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih
banyak dari pemasukan (input), merupakan penyebab
terjadinya kematian pada diare. Gangguan keseimbangan asam
basa (metabolik asidosis). Hal ini terjadi karena kehilangan
Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak tidak
sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh,
terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexia
jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat
karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi
oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan
ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.
Analisis Faktor Penyebab..., MUHAMMAD FAUZY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011
b. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita
diare. Hal ini terjadi karena adanya gangguan
penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya
gangguan absorbsi glukosa. Gejala hipoglikemia akan muncul
jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi
dan 50% pada anak-anak.
c. Gangguan Gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat
disebabkan oleh karena asupan makanan sering dihentikan
oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang bertambah
hebat dan makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna
dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
d. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (syock)
hipovolemik, akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi
hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan
perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera
diatasi klien akan meninggal (Behrman, Kliegman & Arvin,
Nelson 2000).
Analisis Faktor Penyebab..., MUHAMMAD FAUZY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011
B. KEHILANGAN CAIRAN
Air (H20) merupakan komponen utama yang paling banyak
terdapat di dalam tubuh manusia. Sekitar 60% dari total berat badan
orang dewasa terdiri dari air. Namun bergantung kepada kandungan
lemak & otot yangterdapat di dalam tubuh, nilai persentase ini dapat
bervariasi antara 50-70% dari total berat badan orang dewasa (Irawan,
2007).
Presentase air tubuh total (ATT) terhadap berat badab berubah
sesuai umur, menurun cepat pada awal kehidupan. Pada masa
prenatal, ATT menurun selama kehamilan. Pada saat lahir, ATT 78%
berat badan. Pada beberapa bulan pertama kehidupan, ATT turun
cepat mendekati kadar dewasa 55-60% berat badan pada usia satu
tahun. Pada masa pubertas terjadi perubahan ATT selanjutnya. Karena
lemak mempunyai kadar air yang lebih rendah, presentase berat badan
pada wanita dewasa yang mempunyai lebih banyak lemak tubuh
(55%), daripada laki-laki, yang mempunyai sedikit lemak.
Peningkatan lemak tubuh pada anak gemuk usia berapapun
mempunyai efek yang serupa terhadap ATT (Behrman, Kliegman &
Arvin, Nelson, 1999)
Dalam proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh, air
mempunyai 2 fungsi utama yaitu sebagaipembawa zat-zat nutrisi
seperti karbohidrat, vitamin dan mineral serta juga akan berfungsi
sebagai pembawa oksigen (O2 ) kedalam sel-sel tubuh. Selain itu, air
Analisis Faktor Penyebab..., MUHAMMAD FAUZY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011
di dalam tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk
samping hasil metabolisme seperti karbon dioksida (CO2 dan juga
senyawa nitrat. Selain berperan dalam proses metabolisme, air yang
terdapat di dalam tubuh juga akan memiliki berbagai fungsi penting
antara lain sebagai pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti mata,
mulut & hidung, pelumas dalam cairan sendi tubuh, katalisator reaksi
biologik sel, pelindung organ dan jaringan tubuh serta juga akan
membantu dalam menjaga tekanan darah dan konsentrasi zat terlarut.
Selain itu agar fungsi-fungsi tubuh dapat berjalan dengan normal, air
di dalam tubuh juga akan berfungsi sebagai pengatur panas untuk
menjaga agar suhu tubuh tetap berada pada kondisi ideal yaitu ± 37 C
(Irawan, 2007).
Di dalam cairan tubuh terkandung elektrolit dan mineral.
Secara umum elektrolit dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu
kation dan anion. Jika elektrolit mempunyai muatan positif (+) maka
elektrolit tersebut disebut sebagai kation sedangkan jika elektrolit
tersebut mempunyai muatan negatif (-) maka elektrolit tersebut
disebut sebagai anion. Contoh dari elektrolit adalah natrium (Na )
,kalium (K), korida (Cl ) dan bikarbonat (HCO2 ). Elektrolit-elektrolit
yang terdapat dalam jumlah besar di dalam tubuh antara lain adalah
natrium (Na ), kalium (K ), kalsium (Ca ), magnesium (Mg ), klorida
(Cl ), bikarbonat (HCO2 ), fosfat (HPO4 ) dan sulfat (Irawan, 2007).
Analisis Faktor Penyebab..., MUHAMMAD FAUZY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011
Sedangkan mineral dapat digolongkan menjadi 2 kelompok
utama yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah
mineral yang menyusun hampir 1% dari total berat badan manusia dan
dibutuhkan dengan jumlah lebih dari 1000 mg/hari, sedangkan
mineral mikro (Trace ) merupakan mineral yang dibutuhkan dengan
jumlah kurang dari 100 mg /hari dan menyusun lebih kurang dari
0.01% dari total berat badan. Mineral yang termasuk di dalam
kategori mineral makro utama adalah kalsium (Ca), fosfor (P),
magnesium (Mg), sulfur (S), kalium (K), klorida (Cl), dan natrium
(Na). Sedangkan mineral mikro terdiri dari kromium (Cr), tembaga
(Cu), fluoride (F), yodium (I) , besi (Fe), mangan (Mn), silisium (Si)
and seng (Zn). Dalam komposisi air keringat, tiga mineral utama yaitu
natrium, kalium& klorida merupakan mineral dengan konsentrasi
terbesar yang terdapat di dalamnya. Sehingga dengan semakin besar
laju pengeluaran keringat, maka laju kehilangan natrium , kalium dan
klorida dari dalam tubuh juga akan semakinbesar. Diantara ketiganya,
natrium dan klorida merupakan mineral dengan konsentrasi tertinggi
yang terbawa keluar tubuh melalui kelenjar keringat (sweat
glands)(Irawan, 2007).
Asupan cairan pada tubuh berasal dari air atau cairan dalam
makanan yang normalnya yaitu sekitar 2100 ml/hari, dan berasal dari
sintesis di tubuh sebagai hasil oksidasi karbohidrat yang menambah
sekitar 200 ml/hari. Akan tetapi, asupan cairan tubuh sangat bervariasi
Analisis Faktor Penyebab..., MUHAMMAD FAUZY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011
pada masing-masing orang karena bergantung pada cuaca, kebiasaan,
dan tingkat aktifitas fisik. ( Guyton, 2008).
Kehilangan cairan tubuh harian dapat melalui kulit, paru-paru,
keringat (insensible water loss), kehilangan air lewat feses, dan
kehilangan air melalui ginjal. Insensibel water loss (IWL) adalah
pengeluaran cairan yang tidak disadari dan tidak dapat diatur secara
tepat, contohnya kehilangan cairan yang berlangsung terus-menerus
melalui evaporasi dari traktus respiratorius dan difusi melalui kulit.
Normalnya kehilangan cairan tubuh karena IWL adalah 700 ml/hari.
(Guyton, 2008).
Kehilangan cairan tubuh melalui feses secara normalnya hanya
sejumlah cairan kecil yang dikeluarkan yaitu sekitar 100ml/hari.
Jumlah ini dapat meningkat sampai beberapa liter sehari pada pasien
dengan diare berat. Sedangkan kehilangan cairan tubuh yang lainnya
adalah lewat urin yang disekresikan oleh ginjal. Ada berbagai
mekanisme yang mengatur kecepatan eksresi urin. Bahkan, cara
terpenting yang dilakukan oleh tubuh dalam mempertahankan
keseimbangan asupan dan keluaran cairan serta keseimbangan antara
asupan dan keluaran sebagian besar elektrolit di tubuh adalah dengan
mengatur eksresi dari zat-zat tersebut dari ginjal. misalnya volume
urin dapat berkurang sampai 0,5 liter/hari pada orang yang mengalami
dehidrasi atau bisa sebanyak 20 liter/hari pada orang yang meminum
Analisis Faktor Penyebab..., MUHAMMAD FAUZY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011
sejumlah banyak air. Normalnya kehilangan cairan lewat urin yang
disekresikan melalui ginjal sekitar 1400 ml/hari. (Guyton, 2008).
Diare pada balita menyebabkan kehilangan garam (natrium)
dan air secara cepat, yang sangat penting untuk hidup. Jika air dan
garam tidak digantikan cepat, tubuh akan mengalami dehidrasi.
Kematian terjadi jika kehilangan sampai 10% cairan tubuh. Diare
berat dapat menyebabkan kematian. Derajat dehidrasi dapat dinilai
dari tanda dan gejala yang menggambarkan kehilangan cairan tubuh.
Pada tahap awal, yang ada hanya mulut kering dan rasa haus. Seiring
meningkatnya dehidrasi, muncul tanda-tanda seperti: meningkatnya
rasa haus, gelisah, elastisitas (turgor) kulit berkurang, membran
mukosa kering, matatampak cekung, ubun-ubun mencekung (pada
bayi), dan tidak adanya air mata sekalipun menangis keras (Behrman,
Kliegman & Arvin, Nelson, 2000 ).
Derajat dehidrasi dibagi menjadi 3 macam yaitu dehidrasi
minimal atau tanpa dehidrasi ( kehilangan cairan tubuh kurang dari
5%), dehidrasi ringan-sedang (kehilangan cairan tubuh 5-10%), dan
dehidrasi berat (kehilangan cairan tubuh lebih dari 10%). Ciri-ciri
dehidrasi menurut tingkatannya yaitu :
Analisis Faktor Penyebab..., MUHAMMAD FAUZY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011
Tabel 2.1 Gejala-gejala dehidrasi system Maurice king
Bagian tubuh yang diperiksa
Nilai untuk gejala yang ditemukan 0 1 2
Keadaan umum Sehat Gelisah, cengeng, apatis, ngantuk
Mengigau, koma atau syok
Kekenyalan kulit Normal Sedikit kurang Sangat kurang Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung Ubun-ubun besar Normal Sedikit cekung Sangat Cekung Mulut Normal Kering Kering dan
sianosis Denyut nadi/menit Kuat <120 Sedang (120-140) Lemah >140
Keterangan : nilai 0-2 dehidrasi ringan, nilai 3-6 dehidrasi sedang,
nilai 7-12 dehidrasi berat.
Tabel 2.2 Gejala Klinis Dehidrasi menurut Sodikin 2011
Gejala Klinis Gejala Klinis Ringan Sedang Berat Keadaan Umum Kesadaran Baik / compos
mentis Gelisah,
cengeng,apatis
Koma,syok
Rasa haus + ++ +++ Sirkulasi Nadi (x/menit) Normal (120) Cepat Cepat sekali Respirasi Pernapasan Biasa Agak cepat Kusmaull (cepat dan
dalam) Kulit Ubun-ubun
besar Agak cekung Cekung Cekung sekali
Mata Agak cekung Cekung Cekung sekali Tugor dan tonus Biasa Agak kurang Kurang sekali Diuresis Normal Origuria Anuri Selaput lendir Normal Agak kering Kering/ asidosis
Analisis Faktor Penyebab..., MUHAMMAD FAUZY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011
Table 2.3 Jumlah cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi pada anak di
bawah umur 2 tahun
Derajat dehidrasi
PWL * NWL** CWL*** Total
Ringan 50 100 25 175 Sedang 75 100 25 200 Berat 125 100 25 250
Keterangan : * PWL : Previous Water Loss (ml/kgbb)
** NWL : Normal Water Loss ( ml/kgbb)
***CWL : Concomitant Water Loss (ml/kgbb)
Table 2.4 Jumlah cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi pada anak
umur 2-5 tahun
Derajat Dehidras
i
PWL* NWL** CWL*** Total
Ringan 30 80 25 135 Sedang 50 80 25 155 Berat 80 80 25 185
Keterangan : * PWL : Previous Water Loss (ml/kgbb)
** NWL : Normal Water Loss ( ml/kgbb)
***CWL : Concomitant Water Loss (ml/kgbb)
Analisis Faktor Penyebab..., MUHAMMAD FAUZY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011
Table 2.3 Jumlah cairan yang hilang pada dehidrasi berat menurut berat
badan penderita dan umur
Berat Badan
Umur PWL* NWL** CWL*** Total
- 3kg - 1bln 150 125 25 300 3-10 kg 1-2 tahun 125 100 25 250 10-15 kg 2-5 tahun 100 80 25 205 15-25 kg 5-10 tahun 80 65 25 170
Keterangan : * PWL : Previous Water Loss (ml/kgbb)
** NWL : Normal Water Loss ( ml/kgbb)
***CWL : Concomitant Water Loss (ml/kgbb)
C. Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow
Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima
kebutuhan yang membentuk tungkatan-tingkatan atau juga disebut
dengan hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak pentingdan
dari yang paling mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat.
Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mandasar yang
perlu dipenuhi. Kebutuhan Maslow harus harus memenuhi kebutuhan
yang paling terpenting dahulu seperti kebutuhan fisiologis atau
kebutuhan dasar manusia yang meliputi : bernapas, makan (pangan),
air ( cairan), seks, tidur, system biologis seperti buang air kecil atau
besar, dan lain-lain sampai pada yang tidak terlalu penting. Untuk
merasakan suatu nikmat dari kebutuhan maka perlu dipuaskan dahulu
ke kebutuhan yang berada pada tingkat dibawahnya.
Analisis Faktor Penyebab..., MUHAMMAD FAUZY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan landasan teori
hirarki kebutuhan Maslow karena terdapat suatu kebutuhan fisiologis
atau kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi yaitu kebutuhan akan air
(cairan) atau terjadinya kehilangan cairan. Kehilangan cairan dalam
penelitian ini terjadi karena penyakit diare yang khususnya dialami
pada batita kerena beberapa factor tertentu yang dapat mengakibatkan
fatal jika kehilangan cairan tersebut tidak terpenuhi kebutuhannya.
Oleh karena itu peneliti menggunakan teori ini sebagai landasan
dalam penelitiannya.
Analisis Faktor Penyebab..., MUHAMMAD FAUZY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011
D. KERANGKA TEORI
Kerangka Teori Analisa Faktor Penyebab Diare dengan
Tingkat Kehilangan Cairan pada Batita :
Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow
Faktor Infeksi
Faktor makanan
Faktor malabsorbsi
Faktor psikologi
Kehilangan cairan dan elektrolit akibat
diare
Kebutuhan Fisiologis/ Dasar Cairan dan Elektrolit
Faktor Penyebab Diare
Analisis Faktor Penyebab..., MUHAMMAD FAUZY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011
Gambar 2.1 Kerangka teori Abraham Maslow ( Hall, Calvin & Lindzey
Gardner 2006
E. KERANGKA KONSEP
Gambar 2.2
F. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis penelitian ini adalah :
Ada hubungan faktor penyebab diare dengan tingkat
kehilangan cairan pada batita di RSUD dr. R Goenteng Purbalingga.
Variable Independen Faktor Penyebab Diare
1. Faktor infeksi
2. Faktor malabsorbsi
3. Faktor makanan
4. Faktor Psikologis
Variable Dependen Kehilangan Cairan Pada Balita
Analisis Faktor Penyebab..., MUHAMMAD FAUZY, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011