22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bedah Mayor 1. Pengertian Bedah mayor adalah istilah yang di pakai untuk tindakan operasi besar yang biasanya dikerjakan dengan anastesi umum/general anastesi (Mansjoer, 2000). Bedah mayor adalah tindakan bedah yang dilakukan dalam rangka tindakan pengobatan terhadap adanya kelainan-kelainan pada organ tubuh (Nuraini, 2006). 2. Indikasi bedah mayor Bedah mayor diindikasikan untuk : a. Prosedur diagnostik seperti ketika dilakukan biopsi atau laparatomi eksploratif. b. Kuratif seperti untuk mengeksisi masa tumor atau mengangkat appendik yang mengalami inflamasi. c. Reparatif seperti untuk memperbaiki luka multiple. d. Rekonstruksi seperti ketika melakukan mamoplasti atau perbaikan wajah. e. Paliatif seperti pemasangan selang nasogastrik untuk mengkompensasi ketidak mampuan menelan. (Brunner & Suddart, 2002)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bedah Mayordigilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2007... · A. Bedah Mayor 1. Pengertian ... medula spinalis, kemudian isyarat nyeri tersebut

  • Upload
    hahanh

  • View
    265

  • Download
    11

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bedah Mayordigilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2007... · A. Bedah Mayor 1. Pengertian ... medula spinalis, kemudian isyarat nyeri tersebut

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bedah Mayor

1. Pengertian

Bedah mayor adalah istilah yang di pakai untuk tindakan operasi besar

yang biasanya dikerjakan dengan anastesi umum/general anastesi (Mansjoer,

2000). Bedah mayor adalah tindakan bedah yang dilakukan dalam rangka

tindakan pengobatan terhadap adanya kelainan-kelainan pada organ tubuh

(Nuraini, 2006).

2. Indikasi bedah mayor

Bedah mayor diindikasikan untuk :

a. Prosedur diagnostik seperti ketika dilakukan biopsi atau laparatomi

eksploratif.

b. Kuratif seperti untuk mengeksisi masa tumor atau mengangkat appendik

yang mengalami inflamasi.

c. Reparatif seperti untuk memperbaiki luka multiple.

d. Rekonstruksi seperti ketika melakukan mamoplasti atau perbaikan wajah.

e. Paliatif seperti pemasangan selang nasogastrik untuk mengkompensasi

ketidak mampuan menelan.

(Brunner & Suddart, 2002)

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bedah Mayordigilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2007... · A. Bedah Mayor 1. Pengertian ... medula spinalis, kemudian isyarat nyeri tersebut

3. Prinsip-prinsip pembedahan

a. Tiap tindakan pembedahan harus didasarkan atas indikasi yang tepat.

b. Perlu dipilih tindakan yang paling aman bagi klien yang akan dioperasi.

c. Tindakan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga sedapat mungkin

tidak timbul komplikasi pada klien.

(Nuraini, 2006)

4. Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam pembedahan

a. Persiapan pra bedah yang baik.

b. Asepsis dan antisepsis yang baik.

c. Analgetik yang baik.

d. Prosedur yang baik.

e. Evaluasi dan penatalaksanaan post bedah yang baik.

(Nuraini, 2006)

B. Nyeri Post Bedah

1. Pengertian

Menurut Melzak dan Wall (1965) yang dikutip dari Brunnert dan

Suddart, nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.

Sedangkan menurut ISPA (International Association of the Study of Pain),

nyeri adalah rasa indrawi dan pengalaman emosional yang tidak

menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang nyata atau berpotensi

rusak atau tergambarkan seperti itu. Nyeri adalah suatu mekanisme protektif

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bedah Mayordigilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2007... · A. Bedah Mayor 1. Pengertian ... medula spinalis, kemudian isyarat nyeri tersebut

bagi tubuh yang timbul bilamana jaringan sedang di rusak dan ia

menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan

nyeri tersebut (Guyton, 1995).

Nyeri post bedah adalah nyeri akut yang berhubungan dengan

kerusakan jaringan (Nuraini, 2005). Pengertian yang lain menyebutkan

bahwa nyeri post bedah merupakan nyeri akut yang berlangsung kurang dari

6 bulan dengan serangan yang muncul mendadak dengan sebab dan daerah

nyerinya yang dapat diketahui ( Brunner & Suddart, 2002 ). Nyeri post bedah

merupakan nyeri menetap selagi luka dalam masa penyembuhan yang

ditandai dengan nyeri yang berlebihan bila daerah luka tersebut terkena

rangsangan yang biasanya hanya sebabkan nyeri ringan (Ganong, 2003 ).

2. Bentuk nyeri post bedah

Bentuk nyeri pada post bedah merupakan nyeri akut yang disebabkan

oleh kerusakan jaringan karena adanya insisi pada saat pembedahan yang

memiliki karakteristik nyeri sbb:

a. Awitannya mendadak.

b. Intensitas ringan sampai berat.

c. Durasinya singkat ( dari beberapa detik sampai 6 bulan ).

d. Meningkatkan respon otonum seperti: konsisten dengan stress simpatis,

frekuensi jantung meningkat, volume sekuncup meningkat, tekanan darah

meningkat, dilatasi pupil meningkat, tegangan otot meningkat, motilitas

gastrointestinal dan prodoksi saliva menurun.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bedah Mayordigilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2007... · A. Bedah Mayor 1. Pengertian ... medula spinalis, kemudian isyarat nyeri tersebut

e. Komponen psikologis yang berperan adalah ansietas.

f. Berhubungan dengan kerusakan jaringan.

( Brunner & Suddart, 2002, Kozier, Glenora, Berman, Snyder, 2004 ).

3. Mekanisme nyeri post bedah

Menurut Melzak dan Wall (1965), mekanisme nyeri berawal dari

reseptor nyeri (nosiseptor). Reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam

kulit yang hanya berespon pada stimulus yang kuat yang secara potensial

merusak jaringan (Brunner & Suddart, 2002). Antara kerusakan jaringan

(sumber rangsang nyeri) sampai dirasakan sebagai persepsi terdapat suatu

proses elektrofisiologis yang disebut nociceptive. Terdapat 4 proses yang

terjadin pada nociceptive:

a. Proses Transduksi, merupakan proses pengubahan rangsangan nyeri

menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima di ujung syaraf.

Rangsang ini dapat berupa rangsang fisik, tekanan, suhu dan kimia.

b. Proses Transmisi, merupakan penyaluran hasil isyarat listrik yang terjadi

pada proses transduksi melalui syaraf A delta bermielin dari perifer ke

medula spinalis, kemudian isyarat nyeri tersebut melalui medulasi

sebelum diteruskan ke thalamus melalui traktus spinotalamikus yang

selanjutnya disalurkan ke daerah somatosensorik di kortek serebri dimana

isyarat tersebut diterjemahkan

c. Proses Modulasi, adalah proses interaksi antara sistem analgetik endogen

yang dihasilkan oleh tubuh dengan isyarat nyeri yang masuk di medulla

spinalis. Proses modulasi inilah yang menyebabkan persepsi nyeri

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bedah Mayordigilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2007... · A. Bedah Mayor 1. Pengertian ... medula spinalis, kemudian isyarat nyeri tersebut

d. menjadi sangat subyektif bagi setiap individu dan sangat ditentukan oleh

makna atau arti dari asupan nyeri.

e. Proses Persepsi, merupakan hasil akhir proses interaksi yang kompleks

dari proses transduksi, transmisi dan modulasi yang diterjemahkan oleh

daerah somatosensorik kortek serebri yang menghasilkan suatu perasaan

subyektif sebagai persepsi nyeri (Sylvia & Lorraine, 2006).

Pada nyeri post bedah rangsangan nyeri disebabkan oleh rangsangan

mekanik yaitu luka (insisi) dimana insisi ini akan merangsang mediator-

mediator kimia dari nyeri seperti histamin, bradikinin, asetilkolin dan

subtansi prostaglandin dimana zat-zat ini diduga dapat meningkatkan

sensitifitas reseptor nyeri yang akan menimbulkan sensasi nyeri. Selain zat

yang mampu merangsang kepekaan nyeri, tubuh juga memiliki zat yang

mampu menghambat (inhibitor) nyeri yaitu endorfin dan enkefalin yang

mampu meredakan nyeri (Brunner & Suddart, 2002).

4. Teori nyeri

Telah diajukan sejumlah teori untuk menjelaskan mekanisme

neurologik yang mendasari sensasi nyeri termasuk dua teori yang terbaru

yaitu:

a. Theory Kontrol Gerbang

Melzack dan Wall (1965) menciptakan teori pengendalian gerbang. Teori

ini berusaha menjelaskan variasi persepsi nyeri terhadap stimulus yang

identik dengan menggunakan suatu model skematik untuk

menggambarkan gagasan mereka. Teori pengendalian gerbang

menjelaskan mengapa aktivitas penggosokan, pemijatan, TENS, dan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bedah Mayordigilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2007... · A. Bedah Mayor 1. Pengertian ... medula spinalis, kemudian isyarat nyeri tersebut

teknik relaksasi napas dalam dapat menghilangkan nyeri karena karena

aktivitas-aktivitas di serat besar dirangsang oleh tindakan ini, sehingga

gebang untuk aktifitas serat berdiameter kecil (nyeri) tertutup. Prinsip

dasar pada teori kontrol gerbang adalah sbb: (price & Wilson, 2006)

1). Baik serat sensorik bermielin besar (L) yang membawa informasi

mengenai rasa raba dan propriosepsi dari perifer (A-a dan A-b)

maupun serat kecil (S) yang membawa informasi mengenai nyeri

(serat A-a dan C) menyatu di korno dorsalis medulla spinalis.

2). Transmisi impuls saraf dari serat-serat aferen ke sel-sel transmisi (T)

medula spinalis di korno dorsalis dimodifikasi oleh suatu mekanisme

gerbang di sel-sel subtansi gelatinosa. Apabila gerbang tertutup,

impuls nyeri tidak dapat dirasakan. Apabila gerbang terbuka atau

sedikit terbuka, impuls nyeri akan merangsang sel T di kornu dorsalis

dan kemudian naik melalui medula spinalis ke otak, tempat impuls

tersebut dirasakan sebagai nyeri.

3). Mekanisme gerbang spinal dipengaruhi oleh jumlah relatif aktifitas di

serat aferen primer berdiameter besar (L) dan berdiameter kecil (S).

Aktivitas di serat besar cenderung menghambat transmisi nyeri

(menutup gerbang), sedangkan aktivitas di serat kecil cenderung

mempermudah transmisi nyeri (membuka gerbang). Serat berdiameter

besar merangsang neuron-neuron substansi gelatinosa inhibitorik

sehingga input ke sel T berkurang sehingga nyeri dihambat.

Sebaliknya, serat berdiameter kecil menghambat substansi gelatinosa

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bedah Mayordigilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2007... · A. Bedah Mayor 1. Pengertian ... medula spinalis, kemudian isyarat nyeri tersebut

inhibitorik sehingga terjadi peningkatan transmisi nyeri dari aferen

primer ke sel T dan karenanya meningkatkan intensitas nyeri. Inhibisi

dan fasilitasi diperkirakan dilakukan oleh mekanisme prasinaps dan

pascasinaps.

4). Mekanisme gerbang spinal dipengaruhi oleh impuls saraf yang turun

dari otak. Aspek mekanisme ini didasarkan oleh banyaknya faktor

psikologis yang diketahui mempengaruhi nyeri dan pada fakta bahwa

kornu dorsalis medula spinalis dipengaruhi oleh beberapa jalur yang

turun dari otak. Berbagai sistem modulasi-nyeri desendens yang

melibatkan nukleus-nukleus batang otak dan neuron serotonergik dan

noradrenali nyang berproyeksi ke substansi gelatinosa di kornu

dorsalis

5). Apabila keluaran dari sel T medula spinalis melebihi suata ambang

kritis, terjadi pengaktivan “sistem aksi” untuk perasaan dan respon

nyeri. Apabila pengaktivan ini terjadi, input sensorik akan disaring

dan aktivitas sensorik dan afektif yang berkelanjutan terjadi ditingkat

SSP; sebagai contoh, terjadi interaksi antara sistem pengendalian

gerbang dan sistem aksi atau otak menganalisi dan bekerja

berdasarkan input sensorik yang diterimanya.

b. Theory Endorfin-Enkefalin

Pada tahun 1975, Hughes dan rekan-rekannya menemukan enkefalin

yang merupakan zat opioid endogen yang bersifat mirip morfin dan

berkaitan dengan reseptor opioid. Sampai saat ini terdapat 3 golongan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bedah Mayordigilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2007... · A. Bedah Mayor 1. Pengertian ... medula spinalis, kemudian isyarat nyeri tersebut

utama peptida opioid endogen yaitu: golongan enkifalin, beta-

endorfin, dan dimorfin. Enkifalin ditemukan di hipotalamus, sistem

limbik, PAG, RVM (yang banyak mengandung neuron serotonergik), dan

korno dorsalis medula spinalis. Diluar SSP enkefalin juga ditemukan di

saluran gastro intestinal dan kelenjar adrenal. Dipercaya bahwa enkifalin

mungkin menghambat pelepasan zat p di kornu dorsalis medula spinalis.

Beta-endorfin adalah suatu pragmen peptida yang berasal dari

proopiomelanokortin (POMC) di kelenjar hipofisis yang memiliki efek

analgetik. Beta-endorfin terdapat dalam jumlah signifikan di hipotalamus

dan PAG serta sedikit di medula spinalis. Dimorfin merupakan endorfin

yang paling akhir ditemukan yang memiliki efek analgetik yang paling

kuat. Dimorfin berasal dari pro-dimorfin yang dihasilkan oleh kelenjar

hipofisis posterior. Semua opioid endogen ini bekerja dengan mengikat

reseptor opioid, dengan efek analgetik serupa dengan yang ditemukan

oleh opioid eksogen. Dengan demikian reseptor opioid dan opioid

endogen membentuk suatu “sistem penekan nyeri” intrinsik. Bukti

eksperimental mengisyaratkan bahwa tindakan-tindakan untuk

mengurangi nyeri seperti plasebo, akupungtur, TENS dan teknik relaksasi

napas dalam mungkin bekerja karena tindakan-tindakan tersebut

merangsang pelepasan opioid endogen (Price & Wilson, 2005).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bedah Mayordigilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2007... · A. Bedah Mayor 1. Pengertian ... medula spinalis, kemudian isyarat nyeri tersebut

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi respon nyeri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi respon nyeri adalah sbb:

a. Ambang nyeri

Intensitas rangsangan terkecil yang akan menimbulkan sensasi nyeri

bila rangsangan tersebut digunakan untuk waktu yang lama disebut

dengan ambang nyeri (Guyton, 1995), karena hal inilah maka tidak semua

orang yang terpajang terhadap stimulus yang sama mengalami intensitas

nyeri yang sama. Bisa saja suatu sensasi yang sangat nyeri bagi seseorang

mungkin hampir tidak terasa bagi orang lain, hal ini disebabkan karena

masing-masing orang memiliki ambang nyeri yang berbeda ( Brunner &

Suddart, 2005 ).

b. Toleransi nyeri

Toleransi nyeri mengacu pada lama atau intensitas nyeri yang masih

dapat ditahan oleh pasien sampai secara ekplisit pasien tersebut mengaku

dan mencari pengobatan. Berbeda dengan ambang nyeri, toleransi nyeri

lebih besar kemungkinannya bervariasi antar individu. Faktor-faktor yang

menurunkan toleransi nyeri adalah pajanan nyeri yang berulang,

kelelahan, kurang tidur, rasa cemas dan ketakutan. Sedangkan yang

meningkatkan toleransi nyeri adalah keadaan hangat atau dingin, adanya

pengalihan, konsentrasi alcohol, hypnosis dan keberagamaan (Price &

Wilson, 2005)

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bedah Mayordigilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2007... · A. Bedah Mayor 1. Pengertian ... medula spinalis, kemudian isyarat nyeri tersebut

c. Arti nyeri

Nyeri mempunyai arti yang berbeda bagi orang, berbeda untuk

orang yang sama pada waktu yang berbeda. Pada umumnya orang

memandang nyeri sebagai pengalaman negatif.

d. Persepsi terhadap nyeri

Sistem yang terlibat dalam persepsi nyeri disebut sistem nosiseptif

yang terletak pada kortek cerebri. Sensitifitas dari sistem nosiseptor di

pengaruhi oleh berbagai faktor dan berbeda diantara individu oleh karena

itulah tidak semua orang yang terpajan terhadap stimulus yang sama

mengalami intensitas nyeri yang sama.

e. Pengalaman masa lalu

Cara seseorang berespon terhadap nyeri adalah akibat dari banyak

kejadian nyeri selama rentang hidupnya. Orang yang mempunyai

pengalaman yang multipel dan berkepanjangan dengan nyeri akan lebih

sedikit gelisah dan lebih toleran terhadap nyeri dibandingkan orang yang

hanya mengalami sedikit nyeri, namun bagi sebagian orang hal ini tidak

selalu benar.

f. Sosial budaya

Budaya dan etniksitas mempunyai pengaruh pada bagaimana

seseorang berespon terhadap nyeri, namun budaya dan etnik tidak

mempengaruhi persepsi nyeri ( Zatzik & Dimsdale, 1990 ).

Sejak dini pada masa kanak-kanak individu belajar dari sekitar

mereka tentang respon nyeri yang bagaimana yang dapat diterima atau

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bedah Mayordigilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2007... · A. Bedah Mayor 1. Pengertian ... medula spinalis, kemudian isyarat nyeri tersebut

tidak diterima, misalnya budaya pasien mungkin saja menerima orang

untuk menangis ketika merasa nyeri dan menggunakan kata-kata sifat

seperti “ tidak tertahankan” dalam menggambarkan istilah nyeri. Namun

pada budaya lain bisa bertingkah secara berbeda seperti diam seribu

bahasa ketimbang mengekspresikan nyeri dengan suara keras.

g. Usia

Persepsi nyeri pada lansia mungkin berkurang sebagai akibat dari

perubahan patologis yang berkaitan dengan beberapa penyakit, tetapi

pada lansia yang sehat persepsi nyeri mungkin tidak berubah. Lansia juga

cenderung untuk mengabaikan nyeri dan menahan nyeri yang berat dalam

waktu yang lama.

h. Efek plasebo

Efek plasebo terjadi ketika seseorang berespon terhadap pengobatan

atau tindakan lain karena suatu harapan bahwa pengobatan atau tindakan

tersebut akan memberikan hasil bukan karena tindakan atau pengobatan

tersebut benar-banar bekerja. Efek flasebo ditimbulkan oleh endorfin

yang mampu menurunkan intensitas nyeri.

6. Tingkat nyeri

Rentang intensitas nyeri dapat di tentukan dengan 4 cara yaitu

dengan menggunakan skala intensitas nyeri baik yang berupa skala

intensitas nyeri diskriptif sederhana, skala intensitas nyeri numerik 0

sampai dengan 10, dengan skala analog visual dan dengan menggunakan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bedah Mayordigilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2007... · A. Bedah Mayor 1. Pengertian ... medula spinalis, kemudian isyarat nyeri tersebut

kuesioner McGill. Penggunaan skala intensitas nyeri ini didasarkan pada

pertimbangan bahwa individu merupakan penilai terbaik dari nyeri yang

dialaminya dan karenanya individu diminta untuk memverbalkan atau

menunjukkan tingkat nyerinya. Berdasarkan kuesioner McGill nyeri

dibagi menjadi lima (5) tingkatan, yaitu:

a. Nilai 0 : tidak nyeri

b. Nilai 1 : nyeri ringan

c. Nilai 2 : tidak nyaman

d. Nilai 3 : menderita

e. Nilai 4 : sangat menderita

f. Nilai 5 : menyiksa

(Kozier, Glenora, Berman, Snyder, 2004)

7. Stategi penatalaksanaan nyeri

Menghilangkan nyeri merupakan tujuan dari penatalaksanaan nyeri

yang dapat dicapai dengan dua (2) pendekatan yaitu: pendekatan farmakologi

dan non farmakologi. Pendekatan ini diseleksi berdasarkan pada kebutuhan

dan tujuan klien secara individu.

a. Pendekatan farmakologis

Pendekatan farmakologi merupakan suatu pendekatan yang

digunakan untuk menghilangkan nyeri dengan menggunakan obat-obatan.

Obat merupakan bentuk pengendalian nyeri yang paling sering diberikan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bedah Mayordigilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2007... · A. Bedah Mayor 1. Pengertian ... medula spinalis, kemudian isyarat nyeri tersebut

yang diberikan oleh perawat dengan berkolaborasi dengan dokter.

Terdapat 4 kelompok obat nyeri yaitu:

1). Analgetik Nonopioid (Obat Anti Inflamasi Non Steroid/ OAISN)

Efektif untuk penatalaksanaan nyeri ringan sampai dengan sedang

terutama asetaminofen (Tylenol) dan OAISN dengan efek anti peritik,

analgetik dan anti inflamasi. Asam asetilsalisilat (Aspirin) dan

ibuprofin (Morfin, Advil) merupakan OIANS yang sering digunakan

untuk mengatasi nyeri akut derajat ringan. OAINS menghasilkan

analgetik dengan bekerja ditempat cedera melalui inhibisi sintesis

prostaglandin dari prekorsor asam arakidonat. Prostaglandin

mensintesis nosiseptor dan bekerja secara sinergis dengan prodok

inflamatorik lain ditempat cedera, misalnya bradikinibin dan histamin

untuk menimbulkan hiperanalgetik. Dengan demikian OAINS

mengganggu mekanisme transduksi di nosiseptor aferen primer

dengan menghambat sintisis prostaglandin.

2). Analgetik Opioid

Merupakan analgeti yang kuat yang tersedia dan digunakan dalam

penatalaksanaan nyeri dengan skala sedang sampai dengan berat.

Obat-obat ini merupakan patokan dalam pengobatan nyeri pasca

operasi dan nyeri terkait kanker. Morfin merupakan salah satu jenis

obat ini yang digunakan untuk mengobati nyeri berat. Berbeda dengan

OAINS yang bekerja di perifer, morfin menimbulkan efek

analgetiknya di sentral. Morfin menimbulkan efek dengan mengikat

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bedah Mayordigilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2007... · A. Bedah Mayor 1. Pengertian ... medula spinalis, kemudian isyarat nyeri tersebut

reseptor opioid di nukleus modulasi nyeri di batang otak yang

menghambat nyeri pada sistem assenden.

3). Antagonis dan Agonis-Antagonis Opioid

Merupakan obat yang melawan obat opioid dan menghambat

pengaktifannya. Nalakson merupakan salah satu contoh obat jenis ini

yang efektif jika diberikan tersendiri dan lebih kecil kemungkinannya

menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan dibandingkan

dengan opioid murni.

4). Adjuvan atau Koanalgetik

Merupakan obat yang memiliki efek analgetik atau efek

komplementer dalam penatalaksanaan nyeri yang semula

dikembangkan untuk kepentingan lain. Contoh obat ini adalah

Karbamazopin (Tegretol) atau Fenitoin (Dilantin) (Price & Wilson,

2006).

b. Penatalaksanaan non farmakologis

Banyak pasien dan anggota tim kesehatan cenderung untuk

memandang obat sebagai satu-satunya metode untuk menghilangkan

nyeri. Namun begitu banyak aktifitas keperawatan non farmakologi yang

dapat membantu dalam menghilangkan nyeri. Bentuk-bentuk

penatalaksanaan non farmakologi menurut brunnert dan suddart (2002)

meliputi:

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bedah Mayordigilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2007... · A. Bedah Mayor 1. Pengertian ... medula spinalis, kemudian isyarat nyeri tersebut

1). Stimulasi dan Massage Kutaneus

Massage adalah stimulasi kutaneus tubuh secara umum, sering

dipusatkan pada pinggang dan bahu. Massage menstimulasi reseptor

tidak nyeri. Massage juga membuat pasien lebih nyaman karena

membuat pasien lebih nyaman karena membuat relaksasi otot.

2). Terapi Es dan Panas

Terapi es dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat

sensitifitas reseptor nyeri. Agar efektif es harus diletakkan di area

sekitar pembedahan. Penggunaan panas dapat meningkatkan aliran

darah yang dapat mempercepat penyembuhan dan penurunan nyeri

3). Stimulasi Syaraf Elektris Transkutan (TENS)

TENS menggunakan unit yang dijalankan oleh baterai dengan

elektrode yang dipasang pada kulit untuk menghasilkan sensasi

kesemutan atau menggetar pada area nyeri. Mekanisme ini sesuai

dengan teori gate kontrol dimana mekanisme ini akan menutup

transmisi sinyal nyeri ke otak pada jaras asenden sistem syaraf pusat

untuk menurunkan intensitas nyeri.

4). Distraksi

Dilakukan dengan memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu

selain pada nyeri. Distraksi diduga dapat menurunkan persepsi nyeri

dengan menstimulasi sistem kontrol desenden, yang mengakibatkan

lebih sedikit stimulus nyeri yang di transmisikan ke otak. Keefektifan

transmisi tergantung pada kemampuan pasien untuk menerima dan

membangkitkan input sensori selain nyeri.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bedah Mayordigilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2007... · A. Bedah Mayor 1. Pengertian ... medula spinalis, kemudian isyarat nyeri tersebut

5). Teknik Relaksasi

Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari

ketegangan dan stress yang mampu memberikan individu kontrol

ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri/stress fisik dan emosi pada

nyeri.

6). Imajinasi Terbimbing

Dilakukan dengan menggunakan imajinasi seseorang dalam

suatu cara yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif

tertentu. Individu di instruksikan untuk membayangkan bahwa dengan

setiap napas yang diekhalasikan (dihembuskan) secara lambat akan

menurunkan ketegangan otot dan ketidak nyamanan dikeluarkan.

7). Hipnosis

Efektif untuk menurunkan nyeri akut dan kronis. Teknik ini

mungkin membantu pereda nyeri terutama dalam periode sulit

8. Efek nyeri post bedah

Menurut Yeagar (1987) dan Benedetti (1984) yang dikutip dari brunnert

dan suddart selain ketidaknyamanan nyeri yang tidak dikelola dengan baik

akan menimbulkan efek yang membahayakan yaitu mempengaruhi sistem

pulmonal, kardiovaskuler, gastrointestinal, endogrin dan imonologik, efek

tersebut dapat berupa peningkatan laju metabolisme dan curah jantung,

kerusakan respon insulin, peningkatan prodiksi kortisol, dan retensi cairan.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bedah Mayordigilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2007... · A. Bedah Mayor 1. Pengertian ... medula spinalis, kemudian isyarat nyeri tersebut

C. Teknik Relaksasi Napas Dalam

1. Pengertian

Teknik relaksasi napas dalam merupakan suatu bentuk asuhan

keperawatan pra bedah, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada

klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan

inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara

perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas

dalam juga dapat meningkatkkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi

darah ( Brunner dan Suddart, 2002 ).

2. Indikasi

Teknik relaksasi napas dalam di indikasikan pada klien yang akan

menjalani pembedahan, klien yang mengalami gangguan ventilasi paru

seperti pada penderita PPOM dan klien yang mengalami kecemasan.

3. Tujuan

Menurut Alimul (2006), Burnner dan Suddart (2005). Tujuan teknik

relaksasi napas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli,

memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efisiensi

batuk, mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu

menurunkan intensitas nyeri dan menurunkantingkat kecemasan.

4. Prosedur teknik relaksasi napas dalam

Bentuk pernapasan yang digunakan pada prosedur ini adalah pernapan

diafragma yang mengacu pada pendataran kubah diafragma selama inspirasi

yang mengakibatkan pembesaran abdomenbagian atas sejalan dengan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bedah Mayordigilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2007... · A. Bedah Mayor 1. Pengertian ... medula spinalis, kemudian isyarat nyeri tersebut

desakan udara masuk selama inspirasi. Adapun langkah-langkah teknik

relaksasi napas dalam adalah sbb :

a. Atur posisi: Lakukan dalam posisi yang sama seperti posisi anda ditempat

tidur nanti setelah pembedahan yaitu posisi semi fowler (posisi setengah

duduk dengan sudut antara 15 derajat sampai 30 derajat) atau berbaring di

tempat tidur dengan punggung dan bahu tersangga baik dengan bantal.

b. Dengan tangan dalam posisi ganggam kendur, biarkan tangan berada di

atas iga paling bawah. Jari-jari tangan menghadap dada bagian bawah

untuk merasakan gerakan.

c. Keluarkan napas dengan perlahan dan penuh bersamaan dengan gerakan

iga menurun dan kedalam mengarah pada garis tengah.

d. Kemudian ambil napas dalam melalui hidung dan mulut anda, biarkan

abdomen mengembang bersamaan dengan paru-paru terisi udara.

e. Tahan napas dalam hitungan ketiga.

f. Hembuskan dan keluarkan semua udara melalui hidung dan mulut anda

g. Ulangi 15 kali dengan istirahat singkat setelah setiap lima kali

h. Lakukan hal ini 2 kali pra operasi

(Potter & Perry, 2006)

D. Pengaruh Teknik Relaksasi Napas Dalam Terhadap Penurunan Intensitas

Nyeri

Teknik relaksasi napas dalam dipercaya dapat menurunkan intensitas nyeri

melalui tiga (3) mekanisme yaitu:

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bedah Mayordigilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2007... · A. Bedah Mayor 1. Pengertian ... medula spinalis, kemudian isyarat nyeri tersebut

1. Dengan merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang

disebabakan oleh insisi (trauma) jaringan pada saat pembedahan.

2. Relaksasi otot-otot skelet akan meningkatkan aliran darah ke daerah yang

mengalami trauma sehingga mempercepat penyembuhan dan menurunkan

(menghilangkan) sensasi nyeri karena nyeri post bedah merupakan nyeri yang

disebabkan oleh trauma jaringan oleh karena itu jika trauma (insisi) sembuh

maka nyeri juga akan berkurang (hilang).

3. Teknik relaksasi napas dalam dipercayai mampu merangsang tubuh untuk

melepaskan opoiod endogen yaitu endorfin dan enkefalin.

(Brunner & Suddart, 2002, Price & Wilson, 2006)

E. Penelitian Terkait

Penelitian tentang nyeri yang penulis temukan adalah penelitian milik

Irawati dengan judul Perbedaan Intensitas Nyeri Kala I Persalinan Normal

Sebelum dan Sesudah Diberikan Teknik Relaksasi Napas Dalam di Puskesmas

Srondol Semarang (skripsi). Universitas Diponegoro tahun 2003. Hasil dari

penelitian yang dilakukan adalah: Ada perbedaan secara bermakna intensitas

nyeri kala I persalinan normal sebelum dan setelah diberikan teknik relaksasi

napas dalam. Nyeri persalinan kala I yang dirasakan ibu sebelum pemberian

teknik relaksasi napas dalam yaitu tidak nyaman (skala nyeri 2) 13,3 %,

menderita (skala nyeri 3) 16,7%, sangat menderita (skala 4) dan manyiksa (skala

nyeri 5) 30%, sedangkan setelah pemberian teknik relaksasi napas dalam yaitu

kondisi tidak nyaman (skala nyeri 2) 6,7%, menderita (skala nyeri 3) 53,3%,

sangat menderita (skala nyeri 4) 26,7%, dan menyiksa (skala nyeri 5) 13,3%.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bedah Mayordigilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2007... · A. Bedah Mayor 1. Pengertian ... medula spinalis, kemudian isyarat nyeri tersebut

Selain penelitian milik Irawati penulis juga menemukan penelitian milik

Maya Dewi Yustini dengan judul Hubungan Relaksasi Pernapasan Dalam dengan

Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pemasangan Kateter Menetap Program Sectio

Sesaria di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang (skripsi). Universitas

Diponegoro tahun 2002. Hasil dari penelitian yang dilakukan adalah: Ada

hubungan yang bermakana antara pemberian teknik relaksasi pernapasan dalam

dengan penurunan intensitas nyeri yang dirasakan ibu pada pemasangan kateter

menetap program section sesaria yaitu dari 30 sample yang dilakukan teknik

relaksasi pernapas dalam 22 sample mengeluh nyeri sedang dan 8 sample

mengerasa nyeri berat, sedangkan pada 30 sample yang tidak dilakukan teknik

relaksasi pernapasan dalam 9 sample mengeluh nyeri sedang dan 21 sample

mengeluh nyeri berat.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bedah Mayordigilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2007... · A. Bedah Mayor 1. Pengertian ... medula spinalis, kemudian isyarat nyeri tersebut

E. Kerangka Teori

Skema 2. 1: kerangka teori penelitian

(Sumber: Brunner & Suddart, 2002, Price & Wilson, 2006)

Post bedah mayor

Kerusakan jaringan (luka insisi)

Nyeri

Factor yang mempengaruhi: - Ambang nyeri - Toleransi nyeri - Arti nyeri - Persepsi nyeri - Pengalaman masa lalu - Sosial budaya - Usia - Efek flasebo Perawat

Perubahan intensitas nyeri

Berdasarkan kuesionerMcGill nyeri dibagi: 0 : tidak nyeri

1 : nyeri ringan

2 : tidak nyaman

3 : menderita

4 : sangat menderita

5 menyiksa

Penatalaksanaan non farmakologi:

pemberian teknik relaksasi napas dalam

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bedah Mayordigilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2007... · A. Bedah Mayor 1. Pengertian ... medula spinalis, kemudian isyarat nyeri tersebut

G. Kerangka Konsep

Skema 2. 2: Kerangka konsep penelitian

H. Hipotesis

Uraian ringkas dalam latar belakang masalah yang telah ditulis memberi dasar

bagi peneliti dalam merumuskan hipotesa sebagai berikut: Ada penurunan

intensitas nyeri sesudah dilakukan teknik relaksasi napas dalam pada klien post

bedah mayor.

Intensitas nyeri sebelum dilakukan teknik relaksasi

napas dalam

Intensitas nyeri sesudah dilakukan teknik relaksasi

napas dalam